Anda di halaman 1dari 26

Distosia

Dr Syamsul A. Nasution Mked Og Spog subsp FER


RSUD Pirngadi Medan
Distosia
• adalah gangguan persalinan, yang menyebabkan ibu sulit melahirkan.
Jika seorang ibu mengalami distosia, waktu persalinannya akan panjang
dan bahkan, ada yang tidak mengalami kemajuan sama sekali. Kondisi ini
tak hanya berdampak pada janin melainkan ibu juga.
• Penyebab distosia adalah dengan melihat hubungan 3P yakni
• Power (tenaga)
• Passage (jalan lahir)
• Passengger (bayi).
• Psikis
• Penolong
3P
• 1. Power (Tenaga)
• Power adalah tenaga ibu mendorong bayi keluar. Jika tenaga ibu kuat, maka
persalinan lancar. Sebaliknya, jika tenaga ibu tidak ada, maka akan sulit melahirkan.
• 2. Passage (Jalan Lahir)
• Passage adalah kondisi jalan lahir yang terdiri dari mulut rahim dan juga ukuran
panggul ibu. Apabila kondisi panggul ibu tidak baik, dan pembukaan tidak lengkap
maka bisa mengalami distosia.
• 3. Passenger (Bayi)
• Passenger adalah bayi. Dalam persalinan, ukuran bayi sangat penting untuk
diperhatikan. Ukuran bayi yang besar (di atas 4 kg) bisa menyebabkan ibu mengalami
distosia saat keluarnya kepala dan macet saat melahirkan bahu. Batas atas berat bayi
saat dilahirkan adalah 3,5 kg atau 3.500 gram.
3P
• 3P ini baik, dan didukung dengan tenaga(Power Pke 4) ibu ada untuk
mengejan, kondisi panggul ibu adekuat, dan ukuran bayinya 2500-3500 gr
maka persalinan biasanya akan berjalan lancar dan mudah dilahirkan.
Kondisi lain yang berhubungan dengan 3P:
Malposisi dan Malpresentasi
• Persalinan normal terjadi ketika bagian kepala janin terletak di bagian
bawah panggul.
• Kelainan posisi atau malposisi dapat menyebabkan distosia
• contohnya pd karena janin letak lintang yang dapat terjadi pada
• bayi besar, terlilit tali pusat, dan kelainan panggul.
Bayi sungsang ;

• Kelainan bagian terbawah janin terjadi pada bayi sungsang.


• Bayi sungsang atau bagian terbawah janin adalah bokong dapat menyebabkan
persalinan tiga kali lebih sulit dari persalinan dengan posisi bayi normal
• Bayi sungsang dapat terjadi pada :
• Keadaan posisi plasenta berada di bawah (dekat jalan lahir),
• Bayi berukuran besar,
• Ada Tumor atau kista.
Diabetes Gestasional ;
• Ibu yang mengalami diabetes gestasional bisa memiliki bayi yang berukuran besar atau
makrosomi. Bayi makrosomi biasanya memiliki bobot di atas 4 kg. Kalau makrosomi
maka dianjurkan operasi karena bisa mengalami distosia bahu.
Usia terlalu muda dan tua

Usia terlalu muda (<17 thn) bisa menjadi penyebab persalinan menjadi sulit.
Apabila usia ibu belum terlalu matang, belum siap juga bisa menyebabkan
distosia.
Begitu juga saat usia ibu semakin tua,(>35 thn) maka kemungkinan semakin
lemas tenaganya, dan otot dasar panggulnya kendur, dibandingkan ibu yang
melahirkan di usia muda (matang).
• Tindakan saat ibu mengalami distosia
• Tindakan yang dilakukan biasanya disesuaikan dengan penyebab,
• Persalinan dengan distosia akibat adanya kelainan
ukuran panggul atau kelainan bentuk panggul
sebaiknya dilakukan melalui perabdominam.(seksio
sesarea)
• Persalinan pervaginam dapat dilakukan tetapi
memiliki resiko kegagalan yang cukup besar dan
dapat menimbulkan terjadinya cedera pada kepala
janin.
Distosia Karena Kelainan Passenger

1.Posisi
Tindakan saat mengalami distosia
• Tindakan yang dilakukan biasanya disesuaikan dengan penyebab, dan ditinjau lagi 3P
tadi. Berikut penjelasan lengkapnya:
• Ukuran bayi besar
• Apabila ukuran bayi besar maka tindakan yang akan dilakukan adalah caesar. Operasi
caesar adalah jalan satu-satunya agar bayi dan ibu selamat apabila mengalami distosia.
• CPD
• Cephalopelvic disproportion (CPD) merupakan komplikasi kehamilan dimana terdapat
ketidaksesuaian ukuran antara panggul ibu dengan kepala janin. Tindakan yang bisa
dilakukan menggunakan vakum/ seksio sesarea
• 2. Tenaga ibu kurang (Power)
• Jika tenaga ibu kurang, maka diberikan obat penambah kontraksi yakni oksitosin. Dengan
begitu akan ada rangsangan tenaga untuk mendorong bayi bisa keluar dari jalan lahir.

• 3. Kelainan di panggul
• Apabila kondisi panggul tidak imbang, ada kelainan di panggul ibu. Kemudian jalan lahir
juga sempit, maka tindakannya juga harus melalui operasi caesar.
• Bayi sungsang
• Bayi sungsang dalam kandungan dan bayi itu adalah anak pertama maka
disarankan untuk operasi caesar. Ini karena bayi sungsang biasanya yang
lahir dahulu adalah bagian bokongnya kemudian kepala. Apabila kepala
bayi masih berada di dalam jalan lahir lebih dari 5 menit, dikhawatirkan
bayi bisa meninggal.atau resiko kepala bayi sangkut di jalan lahir atau
after coming head
• Jika bayi sungsang ditemui di trimester kedua, maka bayi masih bisa
diupayakan untuk dapat diputar. Namun, ada risiko bayinya mati di dalam
kandungan dan sekarang metode itu sudah ditinggalkan. Ibu hamil
biasanya diminta senam hamil dengan gerakan nungging.(KCP)
Dampak distosia untuk ibu dan bayi

1. Bahu bayi patah


• Ukuran bayi yang terlalu besar bisa menyebabkan distosia bahu. Kondisi ini
biasanya kepala bayi lahir tapi bahu tidak lahir. Untuk bisa mengeluarkan bayi,
maka bahu bayi akan dipatahkan. ( jgn lupa inform consent dahulu) Untuk itu,
sebisa mungkin hal ini dicegah.
2. Kematian bayi
• Distosia juga bisa menyebabkan bayi mati dalam kandungan. Apabila kondisi bayi,
terutama bagian kepala sudah keluar, dalam durasi 5-10 menit tidak segera
dikeluarkan maka bayi bisa mati.
3. Dinding rahim robek

• Dinding rahim robek atau ruptur uteri,


• bisa menjadi salah satu komplikasi dari distosia. Dinding rahim yang robek terjadi
karena adanya tindakan dalam usaha pervaginal untuk melahirkan janin pada
uterus yang segmen bawahnya telah teregang karena adanya distosia.
• Jika dibiarkan, maka ibu akan mengalami perdarahan hebat. Darah akan masuk ke
dalam perut, ini bisa menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan, dan bisa
menyebabkan kematian pada ibu. Namun, kemajuan dalam bidang kebidanan,
dinding rahim robek bisa dicegah.Cepat dipersiapkan untk persiapan Seksio
sesarea terutama pada pasien bekas ops Sc
4. Fistula ureter /Ani
• Distosia bisa sebabkan ibu mengalami fistula. Kondisi ketika
kencing keluar terus karena kandung kemihnya bolong fistula
ureter.
• Kena dinding anus sehingga feses keluar melalui anus kevagina
fistel ani ,Ini diakibatkan tekanan kepala bayi akibat bayi besar,
ibu yang terlalu banyak dan lama mengedan selama
persalinan.
• Terjadi karena gesekan / Tekanan yg lama puncak kepala
dengan jalan lahir
Pencegahan Distosia
• Distosia sebenarnya bisa dicegah sejak kehamilan. Itu sebabnya, sangat penting
melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan / bidan (ANC) agar bisa
mengontrol berat badan janin secara rutin. Serta diatur beberapa hal berikut ini:
• 1.Makanan ibu hamil
• Bayi bisa berukuran besar itu biasanya disebabkan oleh diet makanan ibu selama
kehamilan. Makan ibu hamil yang terlalu banyak, melebihi kebutuhan per hari
bisa berakibat bayinya berukuran besar. Apabila usia kehamilan masih muda,
namun bayi berukuran besar maka makanan dibatasi/ diet .
• Makanan yang harus dibatasi biasanya adalah karbohidrat. Kebanyakan ibu
hamil suka ngemil yang tinggi karbohidrat. Untuk mencegah kenaikan berat
badan bayi yang besar, jika ibu hamil ingin camilan maka yang diperbolehkan
hanya buah.
• Jika ibu hamil ingin minum susu, pilih susu kehamilan yang rendah gula.
Intinya, pilih makanan yang tidak terlalu tinggi karbohidrat untuk mencegah bayi
berukuran besar. Seperti misalnya mengatur asupan nasi, roti dan tepung-
tepungan, serta snack dari kentang.
• Kemudian di trimester tiga, gizi ibu hamil juga diperiksa kembali. Ibu hamil
harus memiliki gizi yang baik, TKTP (tinggi kalori tinggi protein) karena salah
satu gizi yaitu protein, bisa membantu ibu memiliki kekuatan untuk mendorong
bayi lahir.
3. Rutin kontrol kehamilan

• Kontrol hamil itu penting, dari trimester pertama, kedua, dan ketiga.
Selama kontrol kehamilan, ibu hamil akan diukur berat badannya, tinggi
fundus uterinya, dan berat bayinya.
• Sebagai panduan,
• Berat bayi normal di 28 minggu sekitar 1.000 gram.
• Berat bayi normal di usia 36 minggu itu antara 2.500 gram hingga 3.000
gram (2,5 kg-3 kg).
• Berat bayi di usia 38 minggu itu antara 3.200 gram hingga 3.500 gram.
• Berat bayi mulai dipantau jika usia kehamilan mencapai 34 minggu.
• Tiga hal tadi diukur apakah sesuai dengan usia kehamilan atau tidak.
Apabila tidak rajin kontrol, dan bayi dalam kondisi besar, maka
kemungkinan akan operasi caesar.
• 4. Kontrol diabetes
• Ibu hamil yang mengalami diabetes dan tidak dikontrol, maka bisa
menyebabkan bayi berukuran besar. Untuk itu, jika ibu hamil mengalami
diabetes atau memiliki riwayat diabetes maka harus dikontrol agar berat
badan bayi normal.
• 5. Senam kehamilan
• Menjelang persalinan, ibu hamil sudah bisa melakukan senam kehamilan di usia
34 minggu. Boleh melakukan senam atau yoga yang bisa melancarkan kehamilan
dan bisa membalikkan posisi bayi yang sungsang.
• 6. Pijat perineum
• Pijat perineum juga bisa menjadi salah satu pencegahan distosia. Di usia 36
minggu, ibu hamil sudah boleh melakukan pijat perineum. Ibu hamil bisa
melakukan pijat perineum tiga kali dalam sehari dengan durasi 5 menit.
• 7. Periksa ke dokter mata
• Ibu hamil yang memiliki minus tinggi, minus di atas 5 maka lebih baik
diperiksakan dahulu ke dokter spesialis mata. Karena, risikonya jika mengejan
retinanya bisa lepas (ablasio retina). Jadi periksakan dahulu ke dokter dari usia 36
minggu
POPP (Posisi oksipitalis posterior Persisten)
• Kelainan Passenger
• 1.Posisi Oksipitalis Posterior Persisten Definisi Secara
normal pada presentasi belakang kepala, kepala yang
pertama sampai kedasar panggul adalah bagian
oksiput, sehingga oksiput berputar kedepan karena
panggul luas didepan, pada POPP, oksiput ini tidak
berputar kedepan sehingga tetap dibelakang.
• Etiologi
Etiologi
• dapat disebabkan karena beberapa hal,
• Diantaranya bentuk panggul antropoid,
• panggul android karena memiliki segmen
depan yang sempit, otot panggul yang sudah
lembek biasanya hal ini terjadi pada multipara,
dan karena kepala janin yang kecil dan bulat.
• Proses persalinan pada kasus POPP ini
• Apabila dengan presentasi kepala dan panggung
longgar, maka dapat dilahirkan dengan spontan
namun dengan proses yang lama sehingga perlu
adanya pengawasan ketat dengan harapan janin
dapat dilahirkan spontan pervaginam.
• Tindakan baru dilakukan apabila kala II terlalu lama
atau adanya kala 2 memanjang => E.Vakum / Seksio
Tanda-tanda kegawatan pada j a n i n .

Pada persalinan dapat terjadi robekan perineum


yang teratur atau ekstensi dari episiotomi karena
mekanisme persalinan pervaginam pada POPP
yaitu ketika kepala sudahsampai pada dasar panggul,
ubun-ubun besar dibawah symphisis sebagai
hipomoklion oksiput lahir melewati perineum, jalan lahir
dengan Sirkum Farensia Frontooksipitalis lebih besar
dari Sirkum Suboksipito Bregmatika sehingga
kerusakan perineum atau vagina lebih luas .
• Sebelumnya periksa ketuban pasien, apabila masih intake
maka pecahkan terlebih dahuluketubannya, apabila
penurunan kepala sudah lebih dari 3/5 diatas PAP atau diatas
2 maka sebaiknya dilakukan seksio sesaria
• Apabila pembukaan serviks belum lengkap dan tidak ada
tanda obstruksi maka diberikan oksitosin drip,
• Pada pembukaan lengkap dan tidak adakemajuan pada fase
pengeluaran, dipastikan kembali tidak adanya obstruksi
kemudian apabila tidak ada tanda obstruksi diberikan oksitosin
drip, namun bila pembukaan lengkap
• apabila pembukaan serviks dan kepala masuk
tidak kurang dari 1/5 PAP atau pada kala II bila
kepala turun sampai dengan Hodge III dan atau
UUK lintang sudah dipimpin namun tak ada
kemajuan sehingga menyebabkan
deeptransvered arrest maka dilakukan vacum
ekstraksi atau forceps, namun apabila ada tanda
obstruksi serta gawat janin maka akhiri kehamilan
dengan seksio sesaria.
• Prognosis persalinan dengan POPP ini
persalinan menjadi lebih lama dan menjadi lebih
lama dan kerusakan jalan lahir lebih besar,
selain itu kematian perinatal lebih besar pada
POPP dari pada presentasi kepala dengan UUK
di bagian depan.
• Presentasi Puncak Kepala
• Definisi adalah keadaan dimana puncak kepala janin
merupakanbagian terendah, hal ini terjadi apabila
derajat defleksinya ringan atau kepala dengan
defleksi/ekstensi minimal dengan sinsiput merupakan
bagian terendah.

• Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai