Usia terlalu muda (<17 thn) bisa menjadi penyebab persalinan menjadi sulit.
Apabila usia ibu belum terlalu matang, belum siap juga bisa menyebabkan
distosia.
Begitu juga saat usia ibu semakin tua,(>35 thn) maka kemungkinan semakin
lemas tenaganya, dan otot dasar panggulnya kendur, dibandingkan ibu yang
melahirkan di usia muda (matang).
• Tindakan saat ibu mengalami distosia
• Tindakan yang dilakukan biasanya disesuaikan dengan penyebab,
• Persalinan dengan distosia akibat adanya kelainan
ukuran panggul atau kelainan bentuk panggul
sebaiknya dilakukan melalui perabdominam.(seksio
sesarea)
• Persalinan pervaginam dapat dilakukan tetapi
memiliki resiko kegagalan yang cukup besar dan
dapat menimbulkan terjadinya cedera pada kepala
janin.
Distosia Karena Kelainan Passenger
1.Posisi
Tindakan saat mengalami distosia
• Tindakan yang dilakukan biasanya disesuaikan dengan penyebab, dan ditinjau lagi 3P
tadi. Berikut penjelasan lengkapnya:
• Ukuran bayi besar
• Apabila ukuran bayi besar maka tindakan yang akan dilakukan adalah caesar. Operasi
caesar adalah jalan satu-satunya agar bayi dan ibu selamat apabila mengalami distosia.
• CPD
• Cephalopelvic disproportion (CPD) merupakan komplikasi kehamilan dimana terdapat
ketidaksesuaian ukuran antara panggul ibu dengan kepala janin. Tindakan yang bisa
dilakukan menggunakan vakum/ seksio sesarea
• 2. Tenaga ibu kurang (Power)
• Jika tenaga ibu kurang, maka diberikan obat penambah kontraksi yakni oksitosin. Dengan
begitu akan ada rangsangan tenaga untuk mendorong bayi bisa keluar dari jalan lahir.
• 3. Kelainan di panggul
• Apabila kondisi panggul tidak imbang, ada kelainan di panggul ibu. Kemudian jalan lahir
juga sempit, maka tindakannya juga harus melalui operasi caesar.
• Bayi sungsang
• Bayi sungsang dalam kandungan dan bayi itu adalah anak pertama maka
disarankan untuk operasi caesar. Ini karena bayi sungsang biasanya yang
lahir dahulu adalah bagian bokongnya kemudian kepala. Apabila kepala
bayi masih berada di dalam jalan lahir lebih dari 5 menit, dikhawatirkan
bayi bisa meninggal.atau resiko kepala bayi sangkut di jalan lahir atau
after coming head
• Jika bayi sungsang ditemui di trimester kedua, maka bayi masih bisa
diupayakan untuk dapat diputar. Namun, ada risiko bayinya mati di dalam
kandungan dan sekarang metode itu sudah ditinggalkan. Ibu hamil
biasanya diminta senam hamil dengan gerakan nungging.(KCP)
Dampak distosia untuk ibu dan bayi
• Kontrol hamil itu penting, dari trimester pertama, kedua, dan ketiga.
Selama kontrol kehamilan, ibu hamil akan diukur berat badannya, tinggi
fundus uterinya, dan berat bayinya.
• Sebagai panduan,
• Berat bayi normal di 28 minggu sekitar 1.000 gram.
• Berat bayi normal di usia 36 minggu itu antara 2.500 gram hingga 3.000
gram (2,5 kg-3 kg).
• Berat bayi di usia 38 minggu itu antara 3.200 gram hingga 3.500 gram.
• Berat bayi mulai dipantau jika usia kehamilan mencapai 34 minggu.
• Tiga hal tadi diukur apakah sesuai dengan usia kehamilan atau tidak.
Apabila tidak rajin kontrol, dan bayi dalam kondisi besar, maka
kemungkinan akan operasi caesar.
• 4. Kontrol diabetes
• Ibu hamil yang mengalami diabetes dan tidak dikontrol, maka bisa
menyebabkan bayi berukuran besar. Untuk itu, jika ibu hamil mengalami
diabetes atau memiliki riwayat diabetes maka harus dikontrol agar berat
badan bayi normal.
• 5. Senam kehamilan
• Menjelang persalinan, ibu hamil sudah bisa melakukan senam kehamilan di usia
34 minggu. Boleh melakukan senam atau yoga yang bisa melancarkan kehamilan
dan bisa membalikkan posisi bayi yang sungsang.
• 6. Pijat perineum
• Pijat perineum juga bisa menjadi salah satu pencegahan distosia. Di usia 36
minggu, ibu hamil sudah boleh melakukan pijat perineum. Ibu hamil bisa
melakukan pijat perineum tiga kali dalam sehari dengan durasi 5 menit.
• 7. Periksa ke dokter mata
• Ibu hamil yang memiliki minus tinggi, minus di atas 5 maka lebih baik
diperiksakan dahulu ke dokter spesialis mata. Karena, risikonya jika mengejan
retinanya bisa lepas (ablasio retina). Jadi periksakan dahulu ke dokter dari usia 36
minggu
POPP (Posisi oksipitalis posterior Persisten)
• Kelainan Passenger
• 1.Posisi Oksipitalis Posterior Persisten Definisi Secara
normal pada presentasi belakang kepala, kepala yang
pertama sampai kedasar panggul adalah bagian
oksiput, sehingga oksiput berputar kedepan karena
panggul luas didepan, pada POPP, oksiput ini tidak
berputar kedepan sehingga tetap dibelakang.
• Etiologi
Etiologi
• dapat disebabkan karena beberapa hal,
• Diantaranya bentuk panggul antropoid,
• panggul android karena memiliki segmen
depan yang sempit, otot panggul yang sudah
lembek biasanya hal ini terjadi pada multipara,
dan karena kepala janin yang kecil dan bulat.
• Proses persalinan pada kasus POPP ini
• Apabila dengan presentasi kepala dan panggung
longgar, maka dapat dilahirkan dengan spontan
namun dengan proses yang lama sehingga perlu
adanya pengawasan ketat dengan harapan janin
dapat dilahirkan spontan pervaginam.
• Tindakan baru dilakukan apabila kala II terlalu lama
atau adanya kala 2 memanjang => E.Vakum / Seksio
Tanda-tanda kegawatan pada j a n i n .
• Terimakasih