Bab 2
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Remaja
2.3 Pengetahuan
2.4. Sikap
Metode FFQ adalah metode survei konsumsi makanan yang digunakan untuk menguukur
satatus gizi secara tidak langsung. FFQ merupakan kuesioner yang menggambarkan
frekuensi responden dalam mengonsumsi beberapa jenis makanan dan minuman.Frekunsi
makan dapat dilihat dalam satu hari, satu minggu, satu bulan atau satu tahun (Departmen Gizi
dan Kesehatan Masyarakat, 2007).
Kegunaan metode FFQ adalah memiliki keterkaitan antara asupan makanan tertentu dan
kandungan zat gizi tertentu terhadap resiko kejadian penyakit. FFQ tidak ditunjukan untuk
menilai asupan zat gizi saja, tetapi lebih dikhususkan menilai adanya korelasi antara
panjanan konsumsi makanan tertentu terhadap timbulnya kasus kelainan gizi. Pajanan asupan
zat gizi dalam waktu lama berimplikasi pada kondisi kesehatan tubuh secara umum
(Sirajadin dkk., 2014).
Katagori nilai atau skor yang bisa dipakai menurut (Laksmi Widajanti, 2009) adalah A
(Sering dikonsumsi)= lebih 1 kali sehari (tiap kali makan), skor 50; B (Sering dikonsumsi)=
1 kali sehari (4-6 kali seminggu), skor 25; C (biasa dikonsumsi)= tiga kali perminggu, skor
15; D (kadang-kadang dikonsumai)= kurang tiga kali perminggu (1-2 kali perminggu) skor
10; E (jarang dikonsumsi)= kurang dari satu kali perminggu, skor 1;F (tidak dikonsumai)
skor= 0
2.6.2 Kelebihan dan Kekurangan Food Frequency Questionaire (FFQ)
1. Kelebihan motode food frequency, antara lain: relative murah, sederhana, dapat dilakukan
sendiri oleh responden.
2. Kekurangan metode food frequency, antara lain: tidak dapat menghitung intake zat gizi,
sulit mengembangkan kueisioner pengumpulan data, membuat pewawancara bosan, dan
responden harus jujur serta memiliki motivasi tinggi (Supariasa,2002).