Anda di halaman 1dari 106

Ke-NU-an

AHLU SUNNAH WALJAMA`AH AN-


NAHDLIYYAH

KELAS
XI

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-ASY’ARIYAH


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) AL-
ASY’ARIYAH LOSARI
NSS : 32.2.02.17.03.002 NPSN : 69934870
KATA PENGANTAR

S
egala Puji Millik Allah SWT, yang atas karunia-Nya buku Aswaja
Ke-NU-an ini selesai dalam waktu singkat. Aswaja atau
Ahlussunah Waljamaah atau Ke-NU-an merupakan mata pelajaran
wajib di sekolah/madrasah yang berhaluan NU. Melalui mata pelajaran
Aswaja, faham Ahlussunah Waljamaah Annahdliyah diajarkan dan
ditumbuhkan dalam diri anak didik. Kader-kader muda NU atau
masyarakat umum yang menimba ilmu di SMK Al-Asy`ariyah atau
sejenisnya memperoleh kesempatan mengenal dan memahami
bagaimana Aswaja diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. melalui buku
ini pula, peserta didik dapat belajar bagaimana NU meletakkan landasan
berinteraksi, berjual-beli, bermasyarakat, berpolitik, beragama,
berbangsa, dan bernegara.
Sejarah membuktikan bahwa Nu dengan Aswaja-nya berhasil
membawa bangsa Indonesia ke peri kehidupan yang damai, adil,
demokratis, dan berkeadilan. Ahlussunah waljamaah memiliki tiga aspek
penting yang menjai dasar berperikehidupan dalam beragama,
berbangsa, dan bernegara, yakni aspek aqidah, syariah atau fiqh, dan
akhlak atau karakter. Dengan ketiga aspek inilah NU memberikan
kontribusinya bagi Indonesia. Warga NU hidup dengan aqidah, syariah,
dan karakter yang khas.
Buku ini merupakan bunga rampai yang ditulis oleh guru- guru
Aswaja. Oleh karena itu, penulis buku ditampilkan pada awal Bab. Hal ini
dimaksudkan agar tingkat kesulitan buku, kedalaman, serta keterbacaan
buku ini lebih mendekati tingkat kemampuan siswa. Selain itu, sudah
saatnya guru Aswaja memperoleh kesempatan untuk menuangkan
pengetahuan dan kemampuan mereka. Hal ini akan mendorong para
guru Aswaja untuk terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Kelemahan adalah keniscayaan. Oleh karena itu, segala tegur sapa
dan masukan terhadap buku ini akan diterima dengan tangan terbuka
dan akan dijadikan dasar bagi perbaikan edisi kedua. Tegur sapa ilmiah
sangat dinantikan dari para Kyai, Nyai, Dosen, sesama Guru Aswaja, pun
dari pembaca umum. Semoga Allah merodloi kita. Semoga Aswaja, LP
Ma'arif, dan NU semakin jaya. Aamiin.

Cirebon, 08 Juli 2023


TIM PENYUSUN

SAMBUTAN KEPALA SEKOLAH


SMK AL-ASY`ARIYAH

Alhamdulillaah wa syukrulillaah alaa ni'matillah... kami


panjatkan syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta'ala atas limpahan
berkah, rahmah, hidayah, maunah, dan inayah-Nya semoga tercurah
melimpah kepada kita semua, aamin.
Buku ke-NU-an (Ahlussunnah Wal Jama'ah An-Nahdliyyah) yang ada
di tangan pembaca ini merupakan buku yang sudah disiapkan oleh
Pengurus Wilayah LP Maarif NU Daerah Istimewa Yogyakarta, buku ini
selanjutnya kita tetapkan sebagai buku yang amat penting sebagai salah
satu referensi wajib bagi guru dan siswa di lingkungan sekolah-sekolah
Ma'arif NU di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara strategis buku
ini dirancang mampu memuat tentang nilai keyakinan, prinsip,
karakteristik, dan ajaran aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah An-
Nahdliyyah beserta praktek amaliyah ibadah yang dimiliki oleh jamaah
Nahdlatul Ulama. Dengan demikian buku ini diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang terbaik kepada komunitas masyarakat
pendidikan NU khususnya para guru dan siswa sekolah-sekolah Maarif
NU di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam membantu tentang
pemahaman aqidah yang benar sesuai ajaran Rasulullah SAW yang
disebut Ahlus Sunnah wal Jama'ah An-Nahdliyah dengan cara
memberikan motivasi dalam membangun pendidikan yang lebih
berkualitas dan berakhlaq.
Kami selaku Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Daerah
Istimewa Yogyakarta, menyampaikan selamat dan sukses atas terbitnya
buku ini, semoga buku ini dapat memberikan manfaat dan keberkahan
seluas-luasnya. Semoga Allah Subkhanahu Wata'ala menerima semua
amal baik dan memberikan imbalan pahala yang melimpah kepada kita
semua. Amin ya robbal alamiin…

Kepala Sekolah SMK Al-ASY`ARIYAH


Ahmad Hisyam M.Hum
MARS SYUBBANUL WATHON
(Cinta Tanah Air)

‫َيا َل ْل َو َطن َيا َل ْل َو َطن َيا َل ْل َو َطن‬


Yaa Lal Wathon Yaa lal Wathon Yaa lal Wathon

‫حُبُّ ْال َو َطن م َِن اِإْل ْي َمان‬


Hubbul Wathon Minal Iman

‫َواَل َت ُكنْ م َِن ْال ِحرْ َمان‬


Wa Laa Takumminal Khirmaan

‫ِا ْن َهض ُْوا َأهْ َل ْال َو َطن‬


Inhadluu Ahlal Wathon

‫ِإ ْن ُدو َنيْس َيا ِب ْياَل دِي‬


Indunesiya Biilaadii

َ ‫َأ ْن‬
‫ت ُع ْن َوانُ ْال َف َخا َما‬
Anta ‘Unwaanul Fakhoomaa

َ ‫ُك ُّل َمنْ َيْأ ِتي‬


‫ْك َي ْو َما‬
Kullu Mayya’tiika Yaumaa

‫َطا ِمحً ا َي ْل َق ِح َما َم‬


Thomikhayyalqo Khimaama
BAB I
NILAI-NILAI DASAR NAHDLATUL ULAMA

Kompetensi Inti:
1. Meyakini, menghayati, dan mengamalkan ajaran Ahlussunnah WalJamaah
Annahdliyyah
2. menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dan menunjukkan sikap
tawasuth, tawazun, ta’adul dan tasammuh dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan, factual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingin tahu nya tentang tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan perdabanterkaitpenyebabfenomenadankejadian
serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajiannya spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah dalam persepektif
Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrfak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di madrasah/sekolah
secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah
keilmuan dalam persepektif Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyyah
Kopetensi Dasar:
1. Menjelaskan ajaran ahlusunnah waljamaah
2. Menjelaskan perilaku jujur disiplin dan sikap tawasuth, tawazun,
taadul dan tasammuh
3. Memahami kaidah keilmuan ahlusunnah wal jamaah.
A. PENYAMPAIAN AJARAN AHLUSSUNNAH KEPADA GENERASI
PENERUS
Ajaran Islam yang terkandung dalam Al Qur’an dan Al Hadits

disampaikan di Makkah dan Madinah lebih dari lima belas abad yang lalu.

Kemudian, disebarluaskan dan diwariskan kepada seluruh umat manusia. Al

Qur’an dan Al Hadits disampaikan untuk umat manusia sepanjang zaman

dengan segala perubahan dan perkembangannya.

Pada zaman Nabi masih hidup, para sahabat mendapatkan ajaran Agama

Islam dari Nabi. Pada waktu itu wahyu masih turun dan jika ada pertanyaan-

pertanyaan tentang agama mereka bisa menanyakan kepada Rasulullah.

Meskipun demikian, ada pula ijtihad sahabat jika memang permasalahan itu

tidak terdapat dalam Al-Qur’an atau hadits Nabi sebagaimana yang dilakukan
oleh Mu’adz bin Jabbal ketika diutus ke Yaman.

Setelah Nabi wafat, penyampaian ajaran Islam dilanjutkan oleh para

sahabat. Di antara sahabat itu ada yang hidup berdampingan dengan Rasulullah

dan ada yang rumahnya jauh dari Rasulullah, ada yang selalu bersama dengan

Rasulullah dan ada yang jarang bertemu Rasulullah. Ada yang cerdas namun

ada pula yang biasa saja. Para sahabat yang hidup bersama dengan Rasulullah,

sering bersama Rasulullah, dan cerdas sering menjadi tempat bertanya para

sahabat yang lain.

Setelah para sahabat wafat, estafet pengajaran Agama Islam disampaikan

oleh para tabi’in. Merekalah yang menggantikan para sahabat. Mereka yang

meriwayatkan hadits-hadits Nabi yang didapatkan dari para sahabat. Dan

setelah tabi’in wafat, pengajaran Agama Islam disampaikan oleh tabi’it tabi’in.

Pada masa tabi’in ini permasalahan menjadi bertambah kompleks. Banyak

hal yang terjadi yang belum terjadi pada masa Nabi dan sahabat tetapi terjadi

pada masa tabi’in. Selain itu, pada masa tabi’in umat Islam sudah terpecah-

pecah, ada jumhur, ada Syi’ah, ada Muktazilah, dan sebagainya. Pada masa

tabi’in juga sudah ada pemalsuan hadits Rasulullah. Akan tetapi, pada masa

tabi’in dan sesudahnya ini juga muncul para ulama mujtahid. Ada Imam Abu

Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafii, dan Imam Hanbali. Ada pula

penulis dan penyeleksi hadits seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu

Dawud, Imam Tirmidzi, Imam Nasa’i, Imam Ibnu Majah, dan lain-lain. Para

ulama mujtahid tersebut mendirikan madzhab dan yang paling masyhur ada

empat madzhab. Merekalah yang disebut mujtahid mustaqil.


Problem umat semakin kompleks, sementara keempat imam madzhab

sudah wafat. Akhirnya ijtihad diteruskan oleh mujtahid muntashib (mujtahid

terbatas) dan dilanjutkan oleh ashhabul fatwa lalu dilanjutkan oleh para ulama

hingga sampai kepada orang awam.

Ajaran dari Nabi Muhammad SAW


diteruskan kepada sahabat kemudian para
tabi’in. Pada masa tabi’in dan sesudahnya
ini juga muncul para ulama mujtahid mustaqil
(yang paling masyhur ada empat madzhab).

B. TANTANGAN YANG DIHADAPI DALAM MELESTARIKAN


AJARAN AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH
Jaminan penjagaan Allah terhadap Agama Islam sampai hari kiamat, bukan

berarti kemudian umat Islam tidak wajib berjuang mempertahankannya.

Rasulullah SAW saja harus berjuang demi mempertahankan Agama Islam ini

dari serangan orang-orang kafir.

Peperangan antara umat Islam dan orang-orang kafir masih terus

berlangsung sampai saat ini. Peperangan tersebut mencakup perang fisik dan

perang non fisik. Peperangan fisik dengan mengerahkan tenaga dan senjata

seperti terjadi di Palestina. Sedangkan peperangan non fisik mencakup perang


ideologi, politik, dan kebudayaan (Ghoswah Al-Fikr).

Ilmu pengetahuan juga merupakan salah satu senjata bagi kaum kafir untuk

melenyapkan ajaran Islam. Berikut ini upaya-upaya kaum kafir dalam

melenyapkan ajaran Islam melalui ilmu pengetahuan:

1. Mengaburkan al-hadits, yang diawali dengan membayangkan sesuatu yang

pantas diragukan, seperti: meragukan kemampuan Abu Hurairah

meriwayatkan banyak hadits dan meragukan kemampuan Az-Zuhri dalam

mengumpulkan hadits yang berserakan. Jika keraguan terhadap hadits

sudah tertanam, maka ditanamkanlah keraguan terhadap al-Qur’an.

2. Menganjurkan penggunaan akal yang sebebas-bebasnya karena Islam pun

menghargai akal dan pikiran. Mereka menumbuhkan pendapat bahwa akal

manusia cukup untuk mengatur segala- galanya. Sasaran

akhirnyaadalahagarumat Islam lebih menampilkan akalnya dan

mengesampingkan agamanya. Kalau sasaran ini sudah tercapai, maka

dengan mudah mereka akan memompa otak kaum muslimin dengan teori-

teori, paham-paham, dan doktrin ciptaan mereka, antara lain:

Istilah Arti
Intelektualisme paham yang menyatakan bahwa
dengan akal saja manusia akan dapat
mencapai segala tujuan hidupnya
Materialisme paham yang mengajarkan bahwa
yang paling menentukan hidup
manusia adalah benda
Sekulerisme paham yang mengajarkan bahwa
manusia harus dapat memisahkan
masalah duniawi yang harus
dijadikan urusan pokok dan masalah
ukhrawi yang diragukan
kebenarannya

Bahaya-bahaya tersebut merupakan bahaya yang datang dari luar. Adapun

bahaya-bahaya yang muncul dari dalam umat Islam sendiri, antara lain:

1 Sikap memihak yang berlebihan kepada seseorang atau sekelompok


orang, baik karena motif kekeluargaan atau kekuasaan atau
motif lainnya, sehingga cenderung mencari dalih dan dalil untuk
membenarkan sikap sendiri.
2 Sikap “menentang yang lama” secara berlebihan sehingga tergelincir
pada sikap “serba anti lama”, anti madzhab, anti taqlid, anti ziarah
kubur, dan sebagainya.
3 Masih adanya siswa-siswa kepercayaan lama, seperti Israiliyat dan
Majusi, yang ditambah dan dikobarkan kembali dengan sengaja oleh
kaum munafiqin.
Oleh karena itu, untuk melestarikan ajaran Ahlussunah Waljama’ah, kita

harus mengetahui hakekat Ahlussunnah Waljama’ah, bagaimana prinsip-

prinsip ajarannya, apa saja landasan hukumnya. Di samping itu, kita hendaknya

juga mengerti ilmu-ilmu sosial, seperti: ekonomi, politik, dan sosiologi.

Untuk melestarikan ajaran Ahlussunah Waljama’ah, kita harus


mengetahui hakekat Ahlussunnah Waljama’ah, prinsip-prinsip
ajarannya, dan apa saja landasan hukumnya. Di samping itu,
kita hendaknya juga mengerti ilmu- ilmu sosial, seperti:
ekonomi, politik, dan sosiologi.
B. PERANAN ULAMA DALAM MELESTARIKAN AJARAN NABI
MUHAMMAD SAW
Al-Qur’an dan Al-Hadits merupakan dua sumber pokok hukum Islam yang

ditulis dalam Bahasa Arab. Untuk memahami kedua sumber tersebut umat

Islam hendaknya menguasai bahasa Arab dengan baik. Pada sisi lain, Islam

sudah tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Saat ini mayoritas umat Islam

tidak menguasai bahasa Arab dengan baik, bahkan yang buta huruf Al-Qur’an

pun masih sangat banyak. Fenomena di atas menunjukkan bahwa untuk

memahami ajaran agama Islam secara langsung dari sumber aslinya, yaitu Al-

Qur’an dan hadits tidaklah dapat dilakukan oleh setiap orang. Bagaimana

mungkin seseorang yang tidak bisa berbahasa Arab akan menafsirkan Al

Qur’an dan hadits secara langsung tanpa mengikuti penafsiran para ulama

mufassirin terdahulu? Bagaimana mungkin orang akan berijtihad dalam suatu

masalah hukum jika ia tidak memiliki alat ijtihad yang komplet?

Bagaimanapun juga baik diakui maupun tidak ada hirarki dalam

penyampaian ajaran Agama Islam dari masa Nabi hingga sekarang, bahkan

hingga akhir zaman. Dahulu ajaran Islam dijelaskan oleh Nabi kepada para

sahabat, lalu setelah Nabi wafat, para sahabat yang mengajarkan ajaran agama

Islam kepada para tabi’in, para tabi’it tabi’in pun mengajarkan ajaran Agama

Islam kepada generasi-generasi sesudahnya, dan akhirnya agama Islam sampai

kepada kita melalui para ulama yang mendidik dan mengajar kita.

Berhukum langsung kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits tanpa diiringi


kemampuan berijtihad yang sempurna bukan mendekatkan kepada kebenaran

tetapi justru bisa membuat orang tersesat. Hal itu disebabkan karena

kemampuan orang pada zaman sekarang untuk menghafal ratusan ribu hadits

dengan mengerti sanad dan para perawinya, mengetahui asbabul wurudnya,

nasikh dan mansukhnya, dan segala yang berkaitan adalah tidak mudah.

Apalagi pada zaman sekarang banyak orang yang bahasa Arab saja tidak

paham, tetapi mereka enggan memperhatikan pendapat ulama karena ingin

mengambil hukum langsung dari sumbernya, yaitu Al-Qur’an dan hadits.

Yang menjadi masalah, mampukah dia untuk melakukan itu? Apakah orang

yang berbuat demikian menganggap bahwa para ulama mujtahid itu tidak

mengggunakan Al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar ijtihadnya? Alangkah

naifnya orang yang mengetahui Al-Qur’an dan Al-Hadits hanya dari buku-

buku yang sudah diterbitkan namun merasa lebih piawai daripada para ulama

mujtahid dan mengecam para muqallid. Pada hakikatnya orang yang bersumber

langsung dari terjemahan Al-Qur’an dan terjemahan hadits adalah taklid

kepada para penerjemah.

Dengan melalui ilmu para ulama yang tidak diragukannya itulah, Islam

terus berkembang hingga kini dan bahkan hingga akhir zaman.


Berhukum langsung kepada Al-Qur’an
dan Al-Hadits tanpa diiringi kemampuan
berijtihad yang sempurna bukan
mendekatkan kepada kebenaran tetapi
justru bisa membuat orang tersesat.

C. STRATEGI NU DALAM MELESTARIKAN AJARAN AHLUSSUNNAH


WALJAMA’AH
Latar belakang berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) adalah untuk

mempertahankan ajaran Ahlussunnah Waljama’ah yang eksistensinya terancam

ketika pemerintah Arab Saudi hendak menyatukan dunia Islam dengan paham

Wahabinya. NU didirikan sebagai wadah para ulama untuk menyuarakan

aspirasi umat Islam dunia agar paham Ahlussunnah Waljama’ah tidak terusik

keberadaannya. Pemerintah Arab Saudi pun menyetujui hal itu.

Meskipun tujuan awal untuk berdirinya NU sudah berhasil, tetapi bukan

berarti kemudian NU dibubarkan. NU tetap eksis dan tetap berusaha

melestarikan dan mengembangkan ajaran Ahlussunnah Waljama’ah. Selain itu,

sebagai organisasi NU membentuk beberapa badan atau badan khusus.

Diantaranya adalah:

1. Bidang Dakwah, karena pada hakikatnya NU adalah gerakan dakwah.

2. Bidang Ma’arif, pendidikan, karena sekolah/madrasah adalah salah

satu pengejawantahan amal Nahdlatul Ulama bagi masyarakat dan

sekaligus merupakan saluran pengembangan ajaran Islam ‘ala

madzhabi Ahlissunnah Waljama’ah.


3. Bidang Mabarat, sosial, dengan program kerja mengembangkan gairah

dan kepekaan sosial sebagaimana diajarkan oleh Islam dan sekaligus

mengusahakan kesejahteraan masyarakat lahir batin duniawi dan

ukhrawi.

4. Bidang Muamalah (ekonomi) dengan program pokok mem- bimbing

umat untuk bermuamalah sesuai dengan hukum dan ajaran agama

Islam dan sekaligus berusaha meningkatkan potensi ekonomi umat

sebagai salah satu sarana untuk mencapai ‘Izzul Islam wal Muslimin.

Selain itu, NU juga mendirikan banyak pesantren di seluruh Indonesia. Di

pesantren itulah para santri NU digembleng dalam ilmu agama Islam,

khususnya yang berpahamkan Ahlussunnah Waljama’ah.

Biaya pesantren dibuat semurah mungkin agar rakyat kecil dan orang miskin

bisa belajar di pesantren. Di sana para santri bukan hanya dididik dengan

pendidikan Islam, tetapi karakternya pun dibentuk dengan karakter Islami. Para

santri bukan hanya diberi ilmu pengetahuan tetapi juga dibangun

kepribadiannya. Jadi, pesantren bukan hanya wahana untuk transfer of

knowledge (mentransfer pengetahuan) tetapi juga transfer of value

(mentransfer nilai maksudnya nilai-nilai Islami) dan character building

(pembangun karakter).

NU didirikan sebagai wadah para ulama untuk menyuarakan


aspirasi umat Islam dunia
agar paham Ahlussunnah Waljama’ah tidak terusik
keberadaannya.
D. LATIHAN SOAL

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan jawaban yang baik dan benar!

1. Bagaimanakah urutan generasi yang menerima ajaran

Ahlussunnah Waljama’ah?

2. Sebutkan beberapa tantangan dari dalam dan dari luar dalam

menyebarkan akidah Islamiyah!

3. Jelaskan peranan ulama dalam menjaga akidah Islamiyah!

4. Jelaskan strategi NU dalam melestarikan ajaran Ahlussunnah

Waljama’ah!
BAB 2
TAHLIL

Kompetensi Inti (KI)


KI-1 Meyakini, menghayati, dan mengamalkan ajaran Ahlussunnah
WalJamaah Annahdliyyah
KI-2 menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dan menunjukkan sikap tawasuth, tawazun, ta’adul dan tasammuh
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan, factual,
konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahu nya tentang tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaaan, kebangsaan, kenegaraan, dan perdaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajiannya spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah dalam persepektif Ahlussunnah
Wal Jamaah Annahdliyyah
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrfak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
madrasah/sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode
sesuai dengan kaidah keilmuan dalam persepektif Ahlussunnah Wal
Jamaah Annahdliyyah
Kompetensi Dasar:
A. Menjelaskan pengertian tahlil
B. Menjelaskan dalil tentang tahlil
A. Tahlil
Secara bahasa tahlilan berakar dari kata hallala ( ‫) هَلَّ َل‬yuhallilu ( ‫) يُهَلِّ ُل‬

tahlilan ( ً‫ ) تَ ْهلِ ْيال‬artinya adalah membaca “Laila illallah.” Istilah ini kemudian

merujuk pada sebuah tradisi membaca kalimat dan doa- doa tertentu yang

diambil dari ayat al- Qur’an, dengan harapan pahalanya dihadiahkan untuk

orang yang meninggal dunia. Biasanya tahlilan dilakukan selama 7 hari dari

meninggalnya seseorang, kemudian hari ke 40, 100, dan pada hari ke 1000 nya.

Begitu juga tahlilan sering dilakukan secara rutin pada malam jum’at dan

malam-malam tertentu lainnya.Bacaan ayat-ayat al-Qur’an yang dihadiahkan

untuk mayit menurut pendapat mayoritas ulama’ boleh dan pahalanya bisa

sampai kepada mayit tersebut. Berdasarkan beberapa dalil, diantaranya hadits

yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan lainnya;


ُ‫ يس قَ ْلب‬: ‫ال‬
َ َ‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّم ق‬ َ ‫ض َي هللا َع ْنهُ اَ َّن َرس‬
َ ‫ُول هللا‬ ِ ‫ع َْن َسيِّ ِدنَا َم ْعقَلْ بِ ْن يَ َسارْ َر‬

,‫ َعلَى َموْ تَا ُك ْم ) َر َواهُ اَبُوْ دَا ُو ْد‬r‫ار ْاالَ ِخ َرة اِالَّ َغفَ َر هللاُ لَهُ اِ ْق َرُؤ هَا‬ ْ ْ‫ْالقُر‬
َ ‫ان الَ يَق َرُؤ هَا َر ُج ٌل ي ُِر ْي ُد هللاَ َوال َّد‬

ْ َ‫ َوابْنُ ِحب‬,‫ اَ ْلبَ ْيهَقِ ْى‬,‫ اَلطَّب َْرانِ ْى‬,‫ اِبْنُ اَبِ ْى َش ْيبَ ْة‬, ْ‫ اَ ْلبَغ َِوى‬,‫ اَ ْل َح ِكيْم‬,‫ اَحْ َم ْد‬,‫ اَلنِّ َساِئى‬,ْ‫اِبْنُ َما َجه‬
‫ان‬

Dari sahabat Ma’qal bin Yasar r.a. bahwa Rasulallah s.a.w.

bersabda : surat Yasin adalah pokok dari al-Qur’an, tidak dibaca oleh

seseorang yang mengharap ridha Allah kecuali diampuni dosadosanya.

Bacakanlah surat Yasin kepada orang-orang yang meninggal dunia di antara

kalian. (H.R. Abu Dawud, dll) Adapun beberapa ulama juga berpendapat

seperti Imam Syafi’i yang mengatakan bahwa

‫ َواِ ْن خَت ُموْ ا ْالقرْ أن ِع ْن َدهُ َكانَ َح َسنًا‬, ‫َويُ ْستَ َحبُّ اَ ْن يُق َرا َء ِعن َدهُ شيٌْئ ِمنَ ْالقرْ أن‬

Bahwa, disunahkanmembacakan ayat-ayat al-Qur’an kepada mayit, dan

jika sampai khatam al-Qur’an maka akan lebih baik. Bahkan Imam Nawawi

dalam kitab Majmu’-nya menerangkan bahwa tidak hanya tahlil dan doa, tetapi

juga disunahkan bagi orang yang ziarah kubur untuk membaca ayat-ayat Al-

Qur’an lalu setelahnya diiringi berdoa untuk mayit. Begitu juga Imam al-

Qurthubi memberikan penjelasan bahwa, dalil yang dijadikan acuan oleh

ulama’ kita tentang sampainya pahala kepada mayit adalah bahwa, Rasulallah

saw pernah membelah pelepah kurma untuk ditancapkan di atas kubur dua

sahabatnya sembari bersabda “Semoga ini dapat meringankan keduanya di


alam kubur sebelum pelepah ini menjadi kering”. Imam al-Qurtubi kemudian

berpendapat, jika pelepah kurma saja dapat meringankan beban si mayit, lalu

bagaimanakah dengan bacaan-bacaan al-Qur’an dari sanak saudara dan teman-

temannya Tentu saja bacaan-bacaan al-Qur’an dan lainlainnyaakan lebih

bermanfaat bagi si mayit. Abul Walid Ibnu Rusyd juga mengatakan:

ِ ِّ‫ص َل لِ ْل َمي‬
ُ‫ت اَجْ ُره‬ ِ ِّ‫اب قِ َرأتِ ِه لِ ْل َمي‬
َ ِ‫ت َجا َز ذال‬
َ ‫ك َو َح‬ َ ‫َواِن ق َرَأ ال َّر ُج ُل َواَ ْهدَى ث َو‬

Seseorang yang membaca ayat al-Qur’an dan menghadiahkan pahalanya

kepada mayit, maka pahala tersebut bisa sampai kepada mayit tersebut.

Dengan demikian, inti tahlilan adalah: Pertama, menghadiahkan pahala

bacaan Al-Qur’an dan kalimat thayyibah kepada mayit. Kedua,

mengkhususkan bacaan itu pada waktu-waktu tertentu, yaitu tujuh hari

berturut-turut dari kematian seseorang, hari ke-40, ke-100, dan sebagainya.

Ketiga, bersedekah untuk mayit, berupa pemberian makanan untuk peserta

tahlilan. Lalu, bagaimanakah pendapat para ulama terkait ketiga masalah

tersebut?

1. Hukum menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an dan kalimat thayyibah kepada

mayit.

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum menghadiahkan pahala

bacaan Al-Qur’an dan kalimat thayyibah kepada mayit. Pertama, ulama

mazhab Hanafi, sebagian ulama mazhab Maliki, ulama mazhab Syafi’i, dan
ulama mazhab Hanbali menegaskan, menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an

serta kalimat thayyibah kepada mayit hukumnya boleh, dan pahalanya sampai

kepada sang mayit. Syekh Az-Zaila’i dari mazhab Hanafi menyebutkan:  

ْ‫ صَ اَل ًة َكانَ َأوْ صَ وْ مًا َأوْ حَ ًّجا َأو‬،‫سنَّ ِة وَ ا ْلجَ مَاعَ ِة‬
ُّ ‫ ِع ْن َد َأ ْه ِل ال‬،‫َأنَّ اِإْل ْنسَانَ لَ ُه َأنْ ي َْج َع َل َثوَ ابَ عَ َم ِل ِه ِل َغي ِْر ِه‬

ِ ّ‫َص ُل َذلِكَ إلَى ا ْل َم ِي‬


‫ت وَ يَ ْن َف ُع ُه‬ ِ ‫ وَ ي‬، ّ‫اع ا ْل ِب ِر‬ ‫ صَ َد َق ًة َأوْ قِرَ ا َء َة ُقرْ آن َأوْ اَأْل ْذ َكارَ إلَى َغيْر َذلِكَ مِنْ جَ ِم َأ‬ 
ِ َ‫يع ْنو‬
ِ ِ ٍ

Bahwa seseorang diperbolehkan menjadikan pahala amalnya untuk orang

lain, menurut pendapat Ahlussunnah wal Jama’ah, baik berupa shalat, puasa,

haji, sedekah, bacaan Qur’an, zikir, atau sebagainya, berupa semua jenis amal

baik. Pahala itu sampai kepada mayit dan bermanfaat baginya. (Lihat: Usman

bin Ali Az-Zaila’i, Tabyinul Haqaiq Syarh Kanzud Daqaiq, juz 5, h. 131).  

Sedangkan, Syekh Ad-Dasuqi dari mazhab Maliki menyebutkan:

  ‫ت َأ ْجرُ ُه‬ ِ ّ‫ وَ َأ ْهدَى ثَوَ ابَ قِرَ ا َء ِت ِه ِل ْل َم ِي‬،ُ‫ وَ ِإنْ َقرَ َأ الرَّ ُجل‬ 
ِ ّ‫ وَ حَ صَ َل ِل ْل َم ِي‬، َ‫ جَ ازَ َذلِك‬،‫ت‬

Jika seseorang membaca Al-Qur’an, dan menghadiahkan pahala bacaannya

kepada mayit, maka hal itu diperbolehkan, dan pahala bacaannya sampai

kepada mayit. (Lihat: Muhammad bin Ahmad bin Arafah Ad-Dasuqi,

Hasyiyatud Dasuqi Alas Syarhil Kabir, juz 4, h. 173).  

Senada dengan kedua ulama di atas, imam Nawawi dari mazhab Syafi’i
menuturkan:

  َ‫ وَ اَأل ْفضَ ُل َأنْ َي ُكوْ ن‬،ِ‫ وَ يَدْعُ وْ ِلمَنْ يَزُ وْ رُ ُه وَ لِجَ ِمي ِْع َأ ْه ِل ا ْل َم ْقبَرَ ة‬،‫س ِلّ َم عَ لَى ا ْل َمق َِاب ِر‬
َ ُ‫ستَحَ بُّ لِلزَّ اِئ ِر َأنْ ي‬
ْ ُ‫وَ ي‬

‫ وَ يَدْعُ و لَ ُه ْم عَ ِقبَ َها‬، َ‫آن مَا َتيَسَّر‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬


ِ ْ‫ستَحَ بُّ نْ يَ ْقرَ مِنَ ا ْلقُر‬ ِ ‫ساَل ُم وَ الدُّعَ ا ُء ِبمَا ثَبَتَ ِفي ا ْلحَ ِدي‬
ْ ُ‫ وَ ي‬،‫ْث‬ َّ ‫ ال‬ 

Dan disunnahkan bagi peziarah kubur untuk mengucapkan salam kepada

(penghuni) kubur, serta mendoakan mayit yang diziarahi dan semua penghuni

kubur. Salam serta doa lebih diutamakan menggunakan apa yang sudah

ditetapkan dalam hadis Nabi. Begitu pula, disunnahkan membaca apa yang

mudah dari Al-Qur’an, dan berdoa untuk mereka setelahnya. (Lihat: Yahya bin

Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu’, juz 5, h. 311).   Syekh Ibnu Qudamah dari

mazhab Hanbali juga menuturkan:  

ْ ‫ وَ ااِل‬،ُ‫ َأمَّا الدُّعَ اء‬.ُ‫ إنْ شَا َء اللَّه‬، َ‫ َن َف َع ُه َذلِك‬،‫س ِل ِم‬


،‫ وَ الصَّ َد َق ُة‬، ُ‫س ِت ْغ َفار‬ ْ ‫ت ا ْل ُم‬ ُّ ‫وَ َأ‬
ِ ّ‫ وَ جَ َع َل َثوَ ابَ َها ِل ْل َم ِي‬،‫ي ُقرْ بَ ٍة َف َعلَ َها‬

‫ فَاَل َأعْ لَ ُم ِفي ِه ِخاَل ًفا‬،‫َات‬


ِ ‫ وَ َأدَا ُء ا ْلوَ ا ِجب‬ 

Dan apapun ibadah yang dia kerjakan, serta dia hadiahkan pahalanya

kepada mayit muslim, akan memberi manfaat untuknya. Insya Allah. Adapun

doa, istighfar, sedekah, dan pelaksanaan kewajiban maka saya tidak melihat

adanya perbedaan pendapat (akan kebolehannya). (Lihat: Abdullah bin Ahmad

bin Muhammad bin Qudamah, Al-Mughni, juz 5, h. 79).   Di antara ulama yang

membolehkan menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an dan kalimat thayyibah


kepada mayit adalah Syekh Ibnu Taimiyyah. Dalam kitab Majmu’ul Fatawa

disebutkan:  

ُّ ‫وَ َأمَّا ا ْلقِرَ ا َء ُة وَ الصَّ َد َق ُة وَ َغيْرُ ُهمَا مِنْ َأعْ مَا ِل ا ْل ِب ِرّ فَاَل نِزَ اعَ بَيْنَ عُ لَمَا ِء ال‬
ِ ‫سنَّ ِة وَ ا ْلجَ مَاعَ ِة ِفي وُصُ و ِل ثَوَ ا‬
‫ب‬

ْ ‫َص ُل إلَ ْي ِه َأيْضً ا الدُّعَ ا ُء وَ ااِل‬


‫س ِت ْغ َفارُ وَ الصَّ اَل ُة عَ لَ ْي ِه صَ اَل ُة ا ْل ِجنَازَ ِة‬ ِ ‫َات ا ْلمَا ِليَّ ِة َكالصَّ َد َق ِة وَ ا ْل ِعت‬
ِ ‫ َكمَا ي‬،‫ْق‬ ِ ‫ا ْل ِعبَاد‬

َ‫ وَ الصَّ وَ ابُ َأنَّ ا ْلجَ مِيع‬.ِ‫ َكالصَّ وْ ِم وَ الصَّ اَل ِة وَ ا ْلقِرَ ا َءة‬،‫ وَ تَنَازَ عُ وا ِفي وُصُ و ِل اَأْلعْ مَا ِل ا ْلبَ َد ِنيَّ ِة‬.‫وَ الدُّعَ ا ُء ِع ْن َد َقب ِْر ِه‬

‫َص ُل إلَ ْي ِه‬


ِ ‫ي‬

Dan adapun bacaan, sedekah, dan sebagainya, berupa amal-amal kebaikan,

maka tidak ada perselisihan di antara para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah

akan sampainya pahala ibadah harta, seperti sedekah dan pembebasan

(memerdekakan budak). Sebagaimana sampai kepada mayit juga, pahala doa,

istighfar, shalat jenazah, dan doa di samping kuburannya. Para ulama berbeda

pendapat soal sampainya pahala amal jasmani, seperti puasa, shalat, dan

bacaan. Menurut pendapat yang benar, semua amal itu sampai kepada mayit.

(Lihat: Ahmad bin Abdul Halim bin Taimiyyah, Majmu’ul Fatawa, juz 24, h.

366).   Kedua, sebagian ulama mazhab Maliki yang lain menyatakan, pahala

bacaan Al-Qur’an dan kalimat thayyibah tidak sampai kepada mayit, karenanya

hal itu tidak diperbolehkan. Syekh Ad-Dasuqi dari mazhab Maliki menulis:  

ُ‫شي ُْخ ابْن‬ ِ َ‫ي ِفي َقو‬


َّ ‫اع ِد ِه وَ ال‬ ُّ ‫ت حَ َكا ُه ا ْل َقرَ ا ِف‬ ِ ‫ ا ْل َم ْذ َهبُ َأنَّ ا ْلقِرَ ا َء َة اَل ت‬: ِ ّ‫ب ا ْلحَ ج‬
ِ ّ‫َص ُل ِل ْل َم ِي‬ ِ ‫يح ِفي بَا‬
ِ ‫ض‬ِ ْ‫َقا َل ِفي التَّو‬

‫ َأ ِبي جَ مْ رَ َة‬ 
Penulis kitab At-Taudhih berkata dalam kitab At-Taudhih, bab Haji:

Pendapat yang diikuti dalam mazhab Maliki adalah bahwa pahala bacaan tidak

sampai kepada mayit. Pendapat ini diceritakan oleh Syekh Qarafi dalam kitab

Qawaidnya, dan Syekh Ibnu Abi Jamrah. (Lihat: Muhammad bin Ahmad bin

Arafah Ad-Dasuqi, Hasyiyatud Dasuqi Alas Syarhil Kabir, juz 4, h. 173).   Dari

paparan di atas, para ulama berbeda pendapat tentang hukum menghadiahkan

bacaan Al-Qur’an dan kalimat thayyibah kepada mayit. Mayoritas ulama

meliputi ulama mazhab Hanafi, sebagian ulama mazhab Maliki, ulama mazhab

Syafi’i, ulama mazhab Hanbali, dan Syekh Ibnu Taimiyyah membolehkannya.

Sedangkan, sebagian ulama mazhab Maliki yang lain melarangnya.   Baca

juga: Pentingnya Mengenal Fiqih Perbandingan  

2. Hukum mengkhususkan waktu tertentu untuk membaca Al-Qur’an dan kalimat

thayyibah.  

Mayoritas ulama membolehkan pengkhususan waktu tertentu untuk

beribadah atau membaca Al-Qur’an dan kalimat thayyibah, seperti malam

Jumat atau setelah melaksanakan shalat lima waktu. Mereka berpegangan

kepada hadis riwayat Ibnu Umar:  

‫َاشيًا‬
ِ ‫ْت م‬
ٍ ‫سب‬ ْ ‫سلَّ َم يَْأ تِيْ َم‬
َ ‫س ِج َد ُقبَا ٍء ُك َّل‬ َ َ‫هللا عَ لَ ْي ِه و‬ ُّ ‫ َكانَ الن َِّب‬:َ‫هللا عَ ْن ُهمَا َقال‬
ُ ‫ى صَ لَّى‬ ُ ‫ي‬ َ ‫ض‬
ِ َ‫ْن عُ مَرَ ر‬
ِ ‫عَ ِن اب‬

‫هللا عَ ْن ُهمَا َي ْف َعلُ ُه‬


ُ ‫ي‬ ِ َ‫ وَ َكانَ عَ ْب ُد اللَّ ِه ر‬.‫وَ رَ ا ِكبًا‬.  
َ ‫ض‬
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, ia berkata: Nabi shallallahu alaihi

wasallam selalu mendatangi masjid Quba’ setiap hari Sabtu, dengan berjalan

kaki dan berkendara. Abdullah ibnu Umar radhiyallahu anhuma juga selalu

melakukannya.   Mengomentari hadits tersebut, al-Hafidz Ibnu Hajar al-

Asqalani berkata, hadits ini menunjukkan kebolehan mengkhususkan sebagian

hari atau sebagian waktu untuk melaksanakan amal saleh, dan

melanggengkannya. (Lihat: Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Fathul Bari,

juz 4, h. 197).   Artinya, mengkhususkan hari tertentu seperti tujuh hari

berturut-turut dari kematian seseorang, hari ke-40, ke-100, ke-1000, malam

Jumat, atau malam lainnya untuk membaca Al-Qur’an dan kalimat thayyibah,

hukumnya boleh.  

3. Hukum bersedekah untuk mayit.  

Para ulama sepakat bahwa bersedekah untuk mayit hukumnya boleh, dan

pahala sedekah sampai kepadanya. Mereka berpedoman pada hadits riwayat

Aisyah radhiyallahu anha:

  ْ‫ُوص وَ َأظُنُّ َها لَو‬


ِ ‫ وَ لَ ْم ت‬،‫س َها‬ َ ‫ يَا رَ سُو َل اللَّ ِه ِإنَّ ُأ ِّم‬:َ‫سلَّ َم َفقَال‬
َ ‫ي ا ْفتُ ِلتَتْ نَ ْف‬ َ َ‫هللا عَ لَ ْي ِه و‬ َّ ‫َأنَّ رَ ُجالً َأتَى الن َِّب‬
ُ ‫ي صَ لَّى‬

‫ َقا َل نَ َع ْم‬.‫ َأ َفلَ َها َأ ْجرٌ ِإنْ تَصَ َّد ْقتُ عَ ْن َها‬. ْ‫ َت َكلَّ َمتْ تَصَ َّد َقت‬ 

Seseorang mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam, lalu berkata: “Hai

Rasulullah. Sesungguhnya ibuku meninggal dalam keadaan tiba-tiba, dan

belum berwasiat. Saya rasa seandainya sebelum meninggal dia sempat


berbicara, dia akan bersedekah. Apakah dia mendapatkan pahala jika saya

bersedekah untuknya?” Rasul bersabda: “Ya.”   Mengomentari hadits di atas,

Imam Nawawi berkata, hadits ini menjelaskan bahwa bersedekah untuk mayit

bermanfaat, dan pahala sedekah sampai kepadanya. Para ulama bersepakat

tentang sampainya pahala sedekah kepada mayit. (Lihat: Yahya bin Syaraf An-

Nawawi, Shahih Muslim bi Syarhi An-Nawawi, juz 7, h. 90).   Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa Tahlilan diperbolehkan dalam Islam, sebab

mayoritas ulama menegaskan kebolehan menghadiahkan pahala bacaan Al-

Qur’an dan kalimat thayyibah kepada mayit, sebagaimana mereka menyatakan

kebolehan mengkhususkan waktu tertentu untuk membaca Al-Qur’an dan

kalimat thayyibah. Para ulama juga sepakat akan kebolehan bersedekah untuk

mayit. 

E. LATIHAN SOAL

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan jawaban yang baik dan benar!

1. Tahlil dalam segi bahsa adalah ?

2. Jelaskan tahlil secara istilah

3. Sebutkan dalil tentang Tahlil ?

4. Apa hukumnya menghadiahkan bacaan Quraan kepada mayit?

5. jelaskan bagaimana hokum sedekah mayit!


BAB 3
ZIARAH KUBUR
Kompetensi Inti (KI)
KI-1 Meyakini, menghayati, dan mengamalkan ajaran Ahlussunnah
WalJamaah Annahdliyyah
KI-2 menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dan menunjukkan sikap tawasuth, tawazun, ta’adul dan tasammuh
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan, factual,
konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahu nya tentang tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaaan, kebangsaan, kenegaraan, dan perdaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajiannya spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah dalam persepektif Ahlussunnah
Wal Jamaah Annahdliyyah
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrfak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
madrasah/sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode
sesuai dengan kaidah keilmuan dalam persepektif Ahlussunnah Wal
Jamaah Annahdliyyah
Kompetensi Dasar:
C. Menjelaskan pengertian Ziarah kubur
D. Menjelaskan dalil tentang ziarah kubur
E. Manfaat ziarah kubur
F. Adab ziarah kubur
A. Ziarah Kubur
Ziarah kubur merupakan salah satu perbuatan yang mengalami perubahan

(nasikh-mansukh). Pada zaman awal-awal Islam, Rasulullah melarang

melakukan praktik ini, tapi kemudian larangan tersebut mansukh (diubah)

menjadi suatu perbuatan yang diperbolehkan untuk dilakukan.

Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah bersabda dalam salah satu haditsnya:

ِ ‫م ع َْن ِزيَا َر ِة ْالقُب‬rْ ‫ت نَهَ ْيتُ ُك‬


‫ُور فَ ُزورُوهَا‬ ُ ‫ُك ْن‬
“Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah

kalian,” (HR. Muslim).

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah tidak hanya memerintahkan ziarah

kubur, tapi beliau juga menjelaskan manfaat-manfaat dalam melaksanakan

ziarah kubur. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam hadits berikut:

‫ َواَل تَقُولُوا‬،َ‫ َوتُ َذ ِّك ُر اآْل ِخ َرة‬، َ‫ع ْال َع ْين‬rُ ‫ َوتُ ْد ِم‬،‫ب‬
َ ‫ق ْالقَ ْل‬
ُّ ‫ فَِإنَّهُ ي ُِر‬،‫ُور َأاَل فَ ُزورُوهَا‬
ِ ‫ت نَهَ ْيتُ ُك ْم ع َْن ِزيَا َر ِة ْالقُب‬
ُ ‫ُك ْن‬

‫هُجْ ًر‬

“Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang)

berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati,

menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian

berkata buruk (pada saat ziarah),” (HR. Hakim).

Perilaku ziarah kubur juga dilakukan oleh Rasulullah, hal ini beliau

lakukan setelah malaikat Jibril menemui Rasulullah seraya berkata:

‫ك َأ ْن تَْأتِ َي َأ ْه َل ْالبَقِي ِْع فَتَ ْستَ ْغفِ ُر لَهُ ْم‬


َ ‫ك يَْأ ُم ُر‬
َ َّ‫ِإ َّن َرب‬

“Tuhanmu memerintahkanmu agar mendatangi ahli kubur baqi’ agar

engkau memintakan ampunan buat mereka” (HR. Muslim) Setelah adanya

perintah dari Allah untuk menziarahi kuburan Ahli Baqi’, Rasulullah

membiasakan menziarahi tempat tersebut pada saat giliran menginap di rumah

Aisyah radliyallahu ‘anha. Hal ini seperti tercantum dalam hadits yang

diriwayatkan oleh Sayyidah ‘Aisyah:

‫ يَ ْخ ُر ُج‬- -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ ُكلَّ َما َكانَ لَ ْيلَتُهَا ِم ْن َرسُو ِل هَّللا‬- -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬

‫َار قَوْ ٍم ُمْؤ ِمنِينَ َوَأتَا ُك ْم َما تُو َع ُدونَ َغدًا ُمَؤ َّجلُونَ َوِإنَّا ِإ ْن َشا َء هَّللا ُ بِ ُك ْم‬ ِ ِ‫ِم ْن آ ِخ ِر اللَّ ْي ِل ِإلَى ْالبَق‬
َ ‫يع فَيَقُو ُل ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم د‬

‫يع ْالغَرْ قَ ِد‬


ِ ِ‫الَ ِحقُونَ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ َأل ْه ِل بَق‬

“Rasulullah setiap kali giliran menginap di rumah ‘Aisyah, beliau keluar


rumah pada akhir malam menuju ke makam Baqi’ seraya mengucapkan salam:

‘Salam sejahtera atas kalian wahai penghuni kubur dari kalangan kaum

mukmin. Segera datang apa yang dijanjikan pada kalian besok. Sungguh, kami

Insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah ampunilah penghuni kubur Baqi’

Gharqad,” (HR. Muslim). Berdasarkan dalil-dalil dalam hadits di atas, tidak

dapat disangsikan lagi bahwa ziarah kubur adalah hal yang diperbolehkan

bahkan tergolong sebagai hal yang dianjurkan (sunnah). Anjuran melaksanakan

ziarah kubur ini bersifat umum, baik menziarahi kuburan orang-orang shalih

ataupun menziarahi kuburan orang Islam secara umum. Hal ini seperti

ditegaskan oleh Imam Al-Ghazali:

‫زيارة القبور مستحبة على الجملة للتذكر واالعتبار وزيارة قبور الصالحين مستحبة ألجل التبرك مع‬

‫االعتبار‬

“Ziarah kubur disunnahkan secara umum dengan tujuan untuk mengingat

(kematian) dan mengambil pelajaran, dan menziarahi kuburan orang-orang

shalih disunnahkan dengan tujuan untuk tabarruk (mendapatkan barakah) serta

pelajaran,” (Al-Ghazali, Ihya’ Ulum ad-Dien, juz 4, hal. 521).

Bahkan legalitas melaksanakan ziarah kubur ini telah disepakati oleh

seluruh mazhab umat islam. Hal ini seperti disampaikan dalam kitab Hujjah

Ahlissunnah Wal Jama’ah:

‫زيارة القبور تجيزها مذاهب المسلمين كلها‬

“Ziarah kubur diperbolehkan oleh seluruh mazhab umat islam,” (Hujjah

Ahlissunnah Wal Jama’ah, hal. 53).

Maka dapat disimpulkan bahwa praktek ziarah kubur merupakan salah satu

ajaran agama Islam yang secara tegas dianjurkan oleh syariat. Dan sebaiknya
seseorang pada saat melaksanakan ziarah kubur agar senantiasa menjaga adab-

adab dalam berziarah kubur, agar ziarah kubur yang dilakukannya

mendapatkan pahala dan kemanfaatan serta dilakukan dengan cara yang benar.

B. adab ziarah kubur

menziarahi kubur adalah mendoakan orang yang berada dalam kubur,

sebab doa dan zikir-zikir yang dibacakan oleh peziarah dengan niat pahalanya

ditujukan pada orang yang telah meninngal, menurut kesepakatan para ulama

pasti sampai pada mayit (orang meninggal). Seperti yang dijelaskan dalam

kitab Al-Adzkar:

  ‫قال النووي في األذكار أجمع العلماء على أن الدعاء لألم••وات ينفعهم ويص••لهم ثواب••ه اه روي‬

‫عن النبي صلى هللا عليه وسلم أن••ه ق••ال م••ا الميت في ق••بره إال ك••الغريق المغ••وث بفتح ال••واو المش••ددة أي‬

‫الطالب ألن يغاث ينتظر دعوة تلحقه من ابنه أو أخيه أو صديق له فإذا لحقته كانت أحب إليه من الدنيا وم••ا‬

‫فيها‬

“Imam Nawawi berkata dalam kitabnya, Al-Adzkar, ‘Para Ulama sepakat

bahwa doa pada orang yang meninggal, bermanfaat dan sampai pada mereka‘

diriwayatkan dari Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bahwa sesungguhnya beliau bersabda, ‘Tidak

ada perumpamaan mayit di kuburnya kecuali seperti orang tenggelam yang ingin

ditolong, mayit menunggu doa yang ditujukan padanya baik dari anaknya, saudaranya

atapun temannya. Ketika doa itu telah tertuju padanya, maka doa itu lebih ia cintai

daripada dunia dan seisinya” (Syekh Nawawi Al-Bantani, Nihayat al-Zain, hal. 281(  
Selain membacakan doa serta zikir-zikir pada saat ziarah kubur yang

merupakan tujuan utama dalam berziarah, hendaknya bagi para peziarah juga

menjaga adab-adab yang berlaku pada saat ziarah kubur. Adab-adab dalam

berziarah ini secara rinci dijelaskan dalam kitab Tafsir As-Siraj Al-Munir:

  ‫ وال يكون حظه منها الطواف‬،‫وينبغي لمن زار القبور أن يتأدّب بآدابها ويحضر قلبه في إتيانها‬

‫ ونفع‬،‫ بل يقصد بزيارته وجه هللا تعالى وإصالح فساد قلبه‬،‫عليها فقط فإنّ هذه حالة يشاركه فيها البهائم‬

‫ «السالم‬:‫ ويسلم إذا دخل المقابر فيقول‬.‫ ويتجنب الجلوس عليها‬،‫الميت بما يتلوه عنده من القرآن والدعاء‬

‫ وإذا وصل على قبر ميته الذي يعرفه سلم عليه‬.»‫ وإنا إن شاء هللا بكم الحقون‬،‫عليكم دار قوم مؤمنين‬

‫ وانقطع عن‬،‫ ثم يعتبر بمن صار تحت التراب‬،‫ وأتاه من قبل وجهه ألنه في زيارته كمخاطبه حي ًا‬،‫أيض ًا‬

‫• ومجيء‬،‫ ويتأ ّمل حال من مضى من إخوانه كيف انقطعت آمالهم ولم تغن عنهم أموالهم‬،‫األهل واألحباب‬

‫ وشمل ذل‬،‫• وترمل من بعدهم نساؤهم‬،‫ وافترقت في التراب أجزاؤهم‬،‫التراب على محاسنهم ووجوههم‬

‫• وأنّ حاله كحالهم وماله كمالهم‬،‫اليتم أوالدهم وأنه ال ب ّد صائر إلى مصيرهم‬.

“Hendaknya bagi orang yang berziarah di kuburan untuk berperilaku sesuai

dengan adab-adab ziarah kubur dan menghadirkan hatinya pada saat

mendatangi kuburan. Tujuannya datang ke kuburan bukan hanya sebatas

berkeliling saja, sebab perilaku ini adalah perilaku binatang. Tetapi tujuan

ziarahnya karena untuk menggapai ridha Allah ‫ﷻ‬, memperbaiki keburukan

hatinya, memberikan kemanfaatan pada mayit dengan membacakan di sisinya

Al-Qur’an dan doa-doa. Dan juga ia menjauhi duduk di atas kuburan.   Ketika

telah masuk di area sekitar kuburan ia mengucapkan salam 'Assalamu alaika


dara qaumi mu’minin, wa inna insya Allahu bikum lahiqun (semoga

kesalamatan tertuju pada engkau wahai rumah perkumpulan orang-orang

mukmin, sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki akan menyusul kalian.’ 

Ketika sampai di kuburan mayit yang ia kenal, maka ucapkan salam padanya

dan datangilah dari arah wajah mayit itu, karena menziarahi kuburannya sama

seperti berbicara dengannya sewaktu hidup. Lalu orang yang berziarah

merenungkan keadaan orang yang telah dikubur di bawah tanah, yang telah

terpisah dari keluarga serta orang-orang yang dicintainya.    Orang yang

berziarah hendaknya juga merenungkan bagaimana keadaan teman-temannya

yang telah meninggal. Bagaimana impian mereka telah pupus dan bagaimana

harta mereka sudah tidak lagi menolong mereka. Debu-debu telah bertaburan

pada keindahan tubuh dan wajah mereka, organ tubuh mereka telah terpisah-

pisah dalam tanah, lalu istri mereka menjanda, anak-anak mereka menjadi

yatim. Dan nantinya giliran bagi dirinya untuk menjadi seperti teman-temannya

akan tiba. Keadaannya di kubur sama persis seperti keadaan temannya, dan

hartanya nantinya juga sama persis seperti harta teman-temannya (tidak dapat

menolongnya)” (Syekh Khatib Asy-Syirbini, Tafsir as-Siraj al-Munir, hal.

5277)  

Begitulah adab-adab yang semestinya dilakukan pada saat ziarah kubur,

dengan mengetahui dan mengamalkannya seseorang yang hendak berziarah

tidak akan lagi bertingkah laku sewenang-wenang pada saat berziarah, terlebih

maqbarah yang diziarahi adalah orang-orang saleh, semestinya penekanan

dalam menjalankan adab saat berziarah semakin dipegang secara kuat, agar

bisa mendapatkan barokah dalam ziarah yang dilakukannya.


Adapun berikut ini adalah susunan bacaan tahlil yang dikutip secara utuh

dari Kitab Majmu’ Syarif. Semoga susunan zikir, tahlil, dan doa tahlil berikut

ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Kami juga menyertakan susunan

zikir dan tahlil:

1. menghadiahkan fatihah kepada Nabi Muhammad SAW

ُ‫صحْ بِ ِه َش ْي ٌء هلِل ِ لَهُ ُم ْالفَاتِ َحة‬


َ ‫صلَّى هللاُ َعلَي ِه َو َسلَّ َم َواَلِ ِه و‬
َ ‫اِلَى َحضْ َر ِة النَّبِ ِّي‬

َ ‫د َو ِاي‬1ُ ‫َّاك َنعْ ُب‬


‫َّاك‬ ِ ‫ َمالِكِ َي ْو ِم ال ِّدي‬.‫ اَلرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم‬.‫ اَ ْل َح ْم ُد هلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬.‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم‬
َ ‫ ِاي‬.‫ْن‬ ِ ‫ِبسْ ِم‬

ِ ‫ت َعلَي ِْه ْم َغي ِْر ْال َم ْغض ُْو‬


.‫ب َعلَي ِْه ْم َواَل الضَّالِّي َْن‬ َ ‫ صِ َرا َط الَّ ِذ ي َْن اَ ْن َع ْم‬.‫ اِهْ ِد َنا الص َِّرا َط الَّمُسْ َتقِ ْي َم‬. ُ‫َنسْ َت ِعيْن‬

ْ‫اَمِين‬

2. membaca surah Al-Ikhlas tiga kali

‫ َولَ ْم َي ٌكنْ لَ ُه ُكفُ ًوا اَ َح ٌد‬.‫ لَ ْم َيل ِْد َولَ ْم ي ُْولَ ْد‬.‫ص َم ُد‬
َّ ‫ هللَا ُ ال‬.‫ قُ ْل ه َُو هللاُ اَ َح ٌد‬.‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم‬
ِ ‫ِبسْ ِم‬

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha

penyayang. Katakanlah, ‘Dialah yang maha esa. Allah adalah tuhan tempat

bergantung oleh segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan

tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.’” (3 kali).  

3. Tahlil dan Takbir.

  ‫الَ ِالَ َه ِاالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْك َب ُر‬


Artinya, “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah maha

besar.”  

5. Surat Al-Falaq.  

َ ‫ َومِنْ َشرِّ َغاسِ ٍق ِا َذا َو َق‬.‫ مِنْ َشرِّ َما َخلَ َق‬.‫ قُ ْل اَع ُْو ُذ ِب َربِّ ْال َفلَ ِق‬.‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم‬
ِّ‫ َومِنْ َشر‬.‫ب‬ ِ ‫ِبسْ ِم‬

‫ َومِنْ َشرِّ َحاسِ ٍد ِا َذا َح َس َد‬.‫ت فِى ْال ُع َق ِد‬


ِ ‫ال َّن َفاثا‬

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha

penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada tuhan yang menguasai waktu

subuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dari kejahatan malam apabila telah gelap

gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus

nafasnya pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan orang-orang yang dengki

apabila ia mendengki.’”  

6. Tahlil dan Takbir.

  ‫الَ ِالَ َه ِاالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْك َب ُر‬

Artinya, “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah maha

besar.”  

7. Surat An-Nas.  

ِ ‫اس ْال َخ َّن‬


.‫اس‬ ِ ‫ مِنْ َشرِّ ْال َوسْ َو‬.‫اس‬
ِ ‫ ِالَ ِه ال َّن‬.‫اس‬
ِ ‫ َملِكِ ال َّن‬.‫اس‬ ُ ‫ قُ ْل اَع‬.‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْم‬
ِ ‫ُوذ ِب َربِّ ال َّن‬ ِ ‫ِبسْ ِم‬
ِ

ِ ‫ م َِن ْال ِج َّن ِة َوال َّن‬.‫اس‬


‫اس‬ ُ ‫الَّذِى ي َُوسْ ِوسُ فِى‬
ِ ‫ص ُد ْو ِر ال َّن‬

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada tuhan manusia, raja manusia.

Sesembahan manusia, dari kejahatan bisikan setan yang biasa bersembunyi.

Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. Dari setan dan

manusia.’”  

8. Tahlil dan Takbir.

  ‫الَ ِالَ َه ِاالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْك َب ُر‬

Artinya, “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah maha

besar.  

9. Surat Al-Fatihah.

  .‫ اَلرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم‬.‫ اَ ْل َح ْم ُد هلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬.‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم‬ ِ ‫اَع ُْو ُذ ِبا‬
ِ ‫هلل م َِن ال َّش ْي َط‬
ِ ‫ ِبسْ ِم‬.‫ان الرَّ ِجي ِْم‬

َ ‫ صِ َرا َط الَّ ِذي َْن اَ ْن َع ْم‬.‫ اِهْ ِد َنا الص َِّرا َط الَّمُسْ َتقِ ْي َم‬. ُ‫ك َنسْ َت ِعيْن‬
‫ت َعلَي ِْه ْم َغي ِْر‬ َ ‫د َو ِايَّا‬1ُ ‫َّاك َنعْ ُب‬ ِ ‫َمالِكِ َي ْو ِم ال ِّدي‬
َ ‫ ِاي‬.‫ْن‬

ِ ‫ْال َم ْغض ُْو‬


ْ‫ اَمِين‬.‫ب َعلَي ِْه ْم َواَل الضَّالِّي َْن‬

Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan

menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji

bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya

kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan

yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada

mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang

sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami.”  


10. Awal Surat Al-Baqarah.

ِ ‫ون ِب ْال َغ ْي‬


َ ‫ب َو ُيقِ ْيم‬
‫ُون‬ َ ‫ الَّ ِذي َْن يُْؤ ِم ُن‬.‫ْب فِ ْي ِه ُه َدى ل ِْل ُم َّتقِي َْن‬
َ ‫ َذل َِك الكِتابُ الَ َري‬.‫ ال ّم‬.‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم‬
ِ ‫ِبسْ ِم‬

َ ‫ْك َو َما ا ُ ْن ِز َل مِن َق ْبل َِك َو ِبااْل َخ َِر ِة ُه ْم يُوقِ ُن‬


.‫ون‬ َ ‫ َوالَّ ِذي َْن يُْؤ ِم ُن‬.‫ون‬
َ ‫ون ِب َما ا ُ ْن ِز َل ِالَي‬ َ ُ‫صاَل َة َو ِممَّا َر َز ْق َنا ُه ْم ُي ْنفِق‬
َّ ‫ال‬

َ ‫ِئك ُه ُم ْال ُم ْفلِح‬


‫ُون‬ َ َ‫ َواُول‬،‫ك َعلَى ه ًُدى مِّن رَّ ب ِِّه ْم‬
َ ‫اُولَِئ‬ 

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha

penyayang. Alif lam mim. Demikian itu kitab ini tidak ada keraguan padanya.

Sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman

kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki

yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada

kitab Al-Qur’an yang telah diturunkan kepadamu (Muhammad SAW) dan

kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya

kehidupan akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya.

Merekalah orang orang yang beruntung.”  

11. Surat Al-Baqarah ayat 163.  

‫َو ِالَ ُه ُك ْم ِالَ ٌه َّوا ِح ٌد الَ ِالَ َه ِاالَّ ه َُو الرَّ حْ َمنُ الرَّ حِي ُم‬

Artinya, “Dan Tuhan kalian adalah Tuhan yang maha esa. Tiada tuhan

yang layak disembah kecuali Dia yang maha pengasih lagi maha penyayang.”  

12. Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah ayat 255)


‫هللاُ الَ ِالَ َه ِاالَّ ه َُو ْال َحىُّ ْال َقيُّو ُم‪ ،‬الَ َتاْ ُخ ُذهُ سِ َن ٌة َوالَ َن ْو ٌم‪ ،‬لَّ ُه َما فِى ال َّس َم َوا ِ‬
‫ت َو َما فِى ااْل َرْ ِ‬
‫ض‪َ ،‬منْ َذا ‪ ‬‬

‫ون ِب َشيْ ٍء مِّنْ عِ ْل ِم ِه ِاالَّ ِب َما َشا َء‪،‬‬


‫ط َ‬ ‫ِ‬ ‫الَّذِى َي ْش َف ُع عِ ْن َدهُ ِاالَّ ِبا ِْذ ِنهِ‪َ ،‬يعْ لَ ُم َما َب َ‬
‫ين اَ ْي ِدي ِْهم َو َما َخ ْل َف ُه ْم‪َ ،‬والَ يُحْ ِي ُ‬

‫ض‪َ ،‬والَ َيُئو ُدهُ ِح ْف ُ‬


‫ظ ُهمُا‪َ ،‬وه َُو ْال َعلِىُّ ْال َعظِ ْي ُم‬ ‫ت َوااْل َرْ َ‬
‫‪َ  ‬وسِ َع ُكرْ سِ ُّي ُه ال َّس َم َوا ِ‬

‫‪Artinya, “Allah, tiada yang layak disembah kecuali Dia yang hidup kekal‬‬

‫‪lagi berdiri sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada‬‬

‫‪di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberikan syafa’at di sisi-Nya‬‬

‫‪kecuali dengan izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan dan di‬‬

‫‪belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya kecuali apa‬‬

‫‪yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa‬‬

‫‪berat menjaga keduanya. Dia maha tinggi lagi maha agung.”  ‬‬

‫‪13. Surat Al-Baqarah ayat 284-286.  ‬‬

‫هَّلِل ِ َما فِى ال َّس َم َوا ِ‬


‫ت َو َما فِى ااْل َرْ ِ‬
‫ض‪َ .‬واِنْ ُت ْب ُد ْوا َما فِى اَ ْنفُسِ ُك ْم اَ ْو َت ْخفُ ْوهُ ي َُحاسِ ْب ُك ْم ِب ِه هللاُ‪َ .‬ف َي ْغفِ ُر لَمِنْ‬

‫َّي َشا ُء َويُعْ ِّذبُ َمنْ َّي َشا ُء‪َ .‬وهللاُ َعلَى ُك ِّل َشىْ ٍء َق ِد ْي ٌر‪ٰ .‬ا َم َن الرَّ س ُْو ُل ِب َما ا ُ ْن ِز َل ِالَ ْي ِه مِنْ رَّ ِّب ِه َو ْالمُْؤ ِم ُن ْو َن‪ُ .‬ك ٌّل‬

‫ك َر َّب َنا َو ِالَي َ‬


‫ْك‬ ‫ٰا َم َن ِبا ِ‬
‫هلل َو َماَل ِئ َك ِت ِه َو ُك ُت ِب ِه َو ُر ُسلِ ِه‪ .‬اَل ًن َفرِّ ُق َبي َْن اَ َح ٍد مِّنْ رُّ ُسلِ ِه‪َ .‬و َقالُ ْوا َسمِعْ َنا َواَ َطعْ َنا ُغ ْف َرا َن َ‬

‫ت‪َ .‬ر َّب َنا اَل ُتَؤ اخ ِْذ َنا اِنْ َنسِ ْي َنا اَ ْو‬ ‫ْالمَصِ ْي ُر‪ .‬اَل ُي َكلِّفُ هللاُ َن ْفسًا ِااَّل وُ سْ َع َها‪ .‬لَ َها َما َك َس َب ْ‬
‫ت َو َعلَ ْي َها َما ْاك َت َس َب ْ‬

‫اَ ْخ َطاْ َنا‪َ .‬ر َّب َنا َواَل َتحْ ِم ْل َعلَ ْي َنا اِصْ رً ا َك َما َح َم ْل َت ُه َعلَى الَّ ِذي َْن مِنْ َق ْبلِ َنا‪َ .‬ر َّب َنا َواَل ُت َحم ِّْل َنا َما اَل َطا َق َة لَ َنا ِب ِه‪.‬‬

‫ت َم ْواَل َنا َفا ْنصُرْ َنا َعلَى ْال َق ْو ِم ْال َكاف ِِري َْن‬
‫اغفِرْ لَ َنا َوارْ َح ْم َنا اَ ْن َ‬
‫‪َ  ‬واعْ فُ َع َّنا َو ْ‬

‫‪Artinya, “Hanya milik Allah segala yang ada di langit dan yang ada di‬‬

‫‪bumi. Jika kamu menyatakan atau merahasiakan apa saja yang di hatimu, maka‬‬

‫‪kamu dengan itu semua tetap akan diperhitungkan oleh Allah. Dia akan‬‬
mengampuni dan menyiksa orang yang dikehendaki. Allah maha kuasa atas

segala sesuatu. Rasulullah dan orang-orang yang beriman mempercayai apa

saja yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Semuanya beriman kepada

Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan kepada para utusan-Nya. ‘Kami

tidak membeda-bedakan seorang rasul dari lainnya.’ Mereka berkata, ‘Kami

mendengar dan kami menaati. Ampunan-Mu, wahai Tuhan kami, yang kami

harapkan. Hanya kepada-Mu tempat kembali.’ Allah tidak membebani

seseorang kecuali dengan kemampuannya. Ia mendapat balasan atas apa yang

dia perbuat dan siksaan dari apa yang dia lakukan. ‘Tuhan kami, janganlah Kau

siksa kami jika kami terlupa atau salah. Tuhan kami, jangan Kau tanggungkan

pada kami dengan beban berat sebagaimana Kaubebankan kaum sebelum kami.

Jangan pula Kaubebankan pada kami sesuatu yang kami tidak mampu.

Ampunilah kami. Kasihanilah kami. Kau pemimpin kami. Tolonglah kami

menghadapi golongan kafir,” (Surat Al-Baqarah ayat 284-286).  

14. Surat Hud ayat 73.

  ‫ َيا اَرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬،‫ارْ َح ْم َنا‬

Artinya, “Kasihani kami, wahai Tuhan yang maha kasih.” (3 kali).

ِ ‫هللا َو َب َر َكا ُت ُه َعلَ ْي ُك ْم اَهْ َل ْال َب ْي‬


‫ت ِا َّن ُه َح ِم ْي ٌد َّم ِج ْي ٌد‬ ِ ‫ت‬ ُ ‫َرحْ َم‬

Artinya, “Dan rahmat Allah serta berkah-Nya (kami harapkan) melimpah

di atas kamu sekalian wahai ahlul bait. Sungguh Dia maha terpuji lagi maha
pemurah,” (Surat Hud ayat 73).  

15. Surat Al-Ahzab ayat 33.

  ‫ُطه َِّر ُك ْم َت ْط ِهيْرً ا‬ ِ ‫س اَهْ َل ْال َب ْي‬


َ ‫ت َوي‬ َ ‫ُري ُد هللاُ لِي ُْذه‬
َ ْ‫ِب َع ْن ُك ُم الرِّ ج‬ ِ ‫ ِا َّن َما ي‬ 

Artinya, “Sungguh Allah berkehendak menghilangkan segala kotoran

padamu, wahai ahlul bait, dan menyucikanmu sebersih-bersihnya,” (Surat Al-

Ahzab ayat 33).  

16. Surat Al-Ahzab ayat 56.  

َ ‫ َيا َأ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا‬، ِّ‫ون َعلَى ال َّن ِبي‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لِ ْيمًا‬ َ ُّ‫ُصل‬
َ ‫هللا َو َمالَِئ َك َت ُه ي‬
َ َّ‫اِن‬ 

Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk nabi.

Wahai orang-orang yang beriman, bacalah shalawat untuknya dan ucapkanlah

salam penghormatan kepadanya.”  

17. Shalawat Nabi (3 kali).

َ ‫ َعدَدَ َمعْ لُ ْو َما ِت‬،‫صحْ ِب ِه َو َسلِّ ْم‬


 ‫ك‬ َ ‫صاَل ٍة َعلَى َأسْ َع ِد َم ْخلُ ْو َقا ِت‬
َ ‫ك َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َو‬ َ ‫ص ِّل َأ ْف‬
َ ‫ض َل‬ َ ‫اَلَّل ُه َّم‬

‫ك ْال َغافِلُ ْو َن‬ َّ ‫ك‬


َ ‫الذا ِكر ُْو َن َو َغ َف َل َعنْ ِذ ْك ِر‬ َ ‫ك ُكلَّ َما َذ َك َر‬
َ ‫َو ِمدَا َد َكلِ َما ِت‬

Artinya, “Ya Allah, tambahkanlah rahmat dan kesejahteraan untuk

pemimpin dan tuan kami Nabi Muhammad SAW, serta keluarganya, sebanyak

pengetahuan-Mu dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Mu pada saat zikir orang-


orang yang ingat dan pada saat lengah orang-orang yang lalai berzikir kepada-

Mu.”  

18. Salam Nabi  

‫هللا اَجْ َم ِعي َْن‬ ِ ‫َو َسلِّ ْم َو َرضِ َي هللاُ َت َعالَى َعنْ اَصْ َحا‬
ِ ‫ب َس ِّي ِد َنا َرس ُْو ِل‬

Artinya, “Semoga Allah yang maha suci dan tinggi meridhai para sahabat

dari pemimpin kami (Rasulullah).”  

19. Surat Ali Imran ayat 173 dan Surat Al-Anfal ayat 40.  

‫ نِعْ َم ْال َم ْولَى َونِعْ َم ال َّنصِ ْي ُر‬.‫ َحسْ ُب َنا هللاُ َونِعْ َم ْال َو ِك ْي ُل‬ 

Artinya, “Cukup Allah bagi kami. Dia sebaik-baik wakil. (Surat Ali Imran

ayat 173). Dia sebaik-baik pemimpin dan penolong,” (Surat Al-Anfal ayat 40).

20. Hauqalah.  

‫هلل ال َعلِيِّ ْال َعظِ ي ِْم‬


ِ ‫َواَل َح ْو َل َواَل قُوَّ َة ِااَّل ِبا‬

Artinya, “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah

yang maha tinggi dan agung.”  

21. Istighfar (3 kali).

‫اَسْ َت ْغفِ ُرهللاَ ْال َعظِ ْي َم‬


Artinya, “Saya mohon ampun kepada Allah yang maha agung.” (3 kali).

(Allah) yang tiada tuhan selain Dia yang maha hidup, lagi terjaga. Aku bertobat

kepada-Nya.”  

22. Hadits Keutamaan Tahlil.

ِّ ‫ض ُل‬
  ‫ َحيٌّ َم ْوج ُْو ٌد‬،ُ‫الذ ْك ِر َفاعْ لَ ْم اَ َّن ُه اَل ِالَ َه ِااَّل هللا‬ َ ‫ اَ ْف‬،ِ‫الحيُّ ال َقي ُّْو ُم َوَأ ُت ْوبُ ِإلَ ْيه‬
َ ‫الَّذِيْ اَل ِالَ َه ِااَّل ه َُو‬

Artinya, “Sebaik-baik zikir–ketahuilah–adalah lafal ‘La ilāha illallāh’,

tiada tuhan selain Allah, zat yang hidup dan ujud.”

  ‫ َحيٌّ َمعْ ب ُْو ٌد‬،ُ‫اَل ِالَ َه ِااَّل هللا‬

Artinya, “Tiada tuhan selain Allah, zat yang hidup dan disembah.”

ُ ‫اق الَّذِيْ اَل َيم ُْو‬


 ‫ت‬ ٍ ‫ َحىٌّ َب‬،ُ‫اَل ِالَ َه ِااَّل هللا‬

Artinya, “Tiada tuhan selain Allah, zat kekal yang takkan mati.”  

22. Tahlil 160 kali.  

ُ‫اَل ِالَ َه ِااَّل هللا‬


Artinya, “Tiada tuhan selain Allah.” (160 kali).  

23. Dua Kalimat Syahadat.  

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ‫اَل ِالَ َه ِااَّل هللاُ م َُح َّم ٌد رَّ س ُْو ُل‬
َ ‫هللا‬

Artinya, “Tiada tuhan selain Allah. Nabi Muhammad SAW utusan-Nya.”

ُ ‫ت َو َعلَ ْي َها ُن ْب َع‬


  ‫ث ِإنْ َشا َء هللاُ َت َعالَى م َِن اآل ِم ِني َْن‬ ُ ‫َعلَ ْي َها َنحْ َيا َو َعلَ ْي َها َنم ُْو‬

Artinya, “Dengan kalimat itu, kami hidup. Dengannya, kami wafat.

Dengannya pula insya Allah kelak kami dibangkitkan termasuk orang yang

aman.”  

24. Doa Tahlil.  

َ ‫ك ْال َح ْم ُد َك َما َي ْن َبغِيْ ل َِجاَل ِل َوجْ ِه‬


‫ك‬ َ َ‫ َيا َر َّب َنا ل‬،ُ‫ْال َح ْم ُد هلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن َح ْم ًدا ي َُّوافِى ِن َع َم ُه َو ُي َكافِى ُء َم ِز ْي َده‬

َ ِّ‫الحمْ ُد َق ْب َل الر‬
‫ضى‬ َ ‫ك‬ َ َ‫ َفل‬،‫ك‬ َ ‫ت َك َما َأ ْث َني‬
َ ِ‫ْت َعلَى َن ْفس‬ َ ‫ْك َأ ْن‬
َ ‫ك اَل ُنحْ صِ ى َث َنا ًء َعلَي‬ َ ‫َوعَظِ ي ِْم س ُْل َطا ِن‬
َ ‫ ُسب َْحا َن‬،‫ك‬

‫ْت َع َّنا دَاِئمًا َأ َب ًدا‬


َ ‫الح ْم ُد ِإ َذا َرضِ ي‬
َ ‫ك‬ َ َ‫ضى َول‬
َ ِّ‫الح ْم ُد َبعْ َد الر‬
َ ‫ك‬ َ َ‫َول‬

Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang dilontar. Dengan

nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah,

Tuhan seru sekalian alam sebagai pujian orang yang bersyukur, pujian orang
yang memperoleh nikmat sama memuji, pujian yang memadai nikmat-Nya, dan

pujian yang memungkinkan tambahannya. Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala

puji sebagaimana pujian yang layak bagi kemuliaan dan keagungan kekuasaan-

Mu. Maha suci Engkau, kami tidak (dapat) menghitung pujian atas diri-Mu

sebagaimana Kaupuji diri sendiri. Hanya bagi-Mu pujian sebelum ridha. Hanya

bagi-Mu pujian setelah ridha. Hanya bagi-Mu pujian ketika Kau meridhai kami

selamanya.”  

25. Shalawat Zat Mukammalah.

  ‫صحْ ِب ِه َو َسلِّ ْم‬


َ ‫ت ال ُم َك َّملَ ِة َوالرَّ حْ َم ِة ال ُم َن َّزلَ ِة َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َو‬ َّ ‫ص ِّل علَى‬
ِ ‫الذا‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬

Artinya, “Ya Allah, limpahkan shalawat dan salam untuk zat yang

disempurnakan dan rahmat yang diturunkan, yaitu Nabi Muhammad SAW,

keluarga, dan sahabatnya.”

  ‫الجاَل ِل ُب ْك َر ًة َوَأصِ ْياًل‬


َ ‫ص ِّل اللَّ ُه َّم َعلَ ْي ِه َيا َذا ال َب َها ِء َو‬
َ ‫َو‬

Artinya, “Ya Allah, wahai zat yang indah dan agung, limpahkanlah

shalawat kepada Nabi Muhammad SAW pada pagi dan sore hari.”  

26. Doa Kebaikan Lahir dan Batin.

  ،َ‫ وَأصْ لِحْ ِب ِه ِم َّنا َج ِمي َْع َما َف َسد‬،‫اطك المُسْ َتقِي ِْم‬ َ ‫اللَّ ُه َّم َك َما َخصَّصْ َت َنا ِب ِك َت ِاب‬
َ ‫ك ال َك ِري ِْم َو َه َد ْي َت َنا ِإلَى صِ َر‬

‫َو َطهِّرْ ِب ِه ِم َّنا َما َظ َه َر َو َما َب َط َن‬


‫‪Artinya, “Ya Allah, sebagaimana Kaumuliakan kami dengan Kitab suci-‬‬

‫‪Mu yang mulia dan Kautunjuki kami ke jalan yang lurus, maka berikanlah‬‬

‫‪kemaslahatan untuk kami sebagai pengganti mafsadat dan sucikan kami dari‬‬

‫‪kotoran yang tampak dan tersembunyi.”  ‬‬

‫‪27. Doa Keberkahan Al-Qur‘an.  ‬‬

‫ص ُد ْو َر َنا َو َيسِّرْ ِب ِه ُأم ُْو َر َنا َو َع ِّظ ْم ِب ِه ُأج ُْو َر َنا َو َحسِّنْ بِ ِه َأ ْخاَل َق َنا َو َو ِّس‪1‬عْ بِ ِه‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْش َرحْ ِبالقُرْ ِ‬
‫آن ُ‬

‫َأرْ َزا َق َنا َو َنوِّ رْ ِب ِه قُب ُْو َر َنا‬

‫‪Artinya, “Ya Allah, dengan Al-Qur’an lapangkanlah hati kami, mudahkan‬‬

‫‪urusan kami, lipatgandakanlah pahala kami, perbaiki akhlak kami, luaskan‬‬

‫‪rezeki kami, dan terangilah kubur kami.”  ‬‬

‫‪28. Doa Wahbah untuk Para Sahabat Rasul dan Wali Allah.  ‬‬

‫ص‪1‬لَّى هللاُ َعلَيْ‪ِ 1‬ه َو َس‪1‬لَّ َم َو َما َهلَ ْل َنا‬ ‫ب َما َق َرْأ َناهُ َو َب َر َك َة َما َتلَ ْو َناهُ َو َ‬
‫ص‪1‬لَّ ْي َناهُ َعلَى َن ِب ِّي َ‬
‫ك م َُح َّم ٍد َ‬ ‫اللَّ ُه َّم اجْ َع ْل َث َواَ َ‬

‫ت ال َّن ِبيِّ اَأل ْك َر ِم َ‬


‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس‪1‬لَّ َم‪ُ ،‬ث َّم ِالَى‬ ‫ازلَ ًة ُن َق ِّد ُم َها َو ُن ْه ِد ْي َها ِالَى َح َ‬
‫ض َرا ِ‬ ‫َه ِدي ًَّة َبالِ َغ ًة َو َرحْ َم ًة ِم ْنك َن ِ‬
‫َأ‬ ‫َأرْ َواح آبَاِئ ِه َوِإ ْخ َوانِ ِه م َِن ال َّن ِب ِّيي َْن َوالمُرْ َس‪111‬لِي َْن َوِإلَى َماَل ِئ َك‪ِ 111‬ة ِ ْ‬
‫هللا ال ُم َق‪111‬رَّ ِبي َْن َوال َك‪111‬رُّ ْو ِب ِّيي َْن‪َ ،‬و ِالَى رْ َو ِ‬
‫اح‬ ‫ِ‬
‫الص ‪َ 1‬حا َب ِة َوال َق َرا َب‪ِ 1‬ة‬
‫اِئر َّ‬ ‫الع ْش َر ِة ال ُم َب َّش َر ِة ِب َ‬
‫الج َّن ِة َو َس ‪ِ 1‬‬ ‫َسادَا ِت َنا َأ ِبي َب ْك ٍر َو ُع َم َر َوع ُْث َم َ‬
‫ان َو َعلِيٍّ ‪َ ،‬وِإلَى ال َبقِ َّي ِة َ‬

‫ْن َوُأم ِِّه َما َس ِّي َد ِت َنا َفاطِ َم َة َّ‬


‫الزهْ َرا ِء َو َس ِّي َد ِت َنا َخ ِدي َْج َة ال ُكب َْرى َو َس ‪ِّ 1‬ي ِد َنا‬ ‫الح َس ِن َوال ُح َسي ِ‬
‫اح َ‬ ‫َأ‬
‫َوال َّت ِاب ِعي َْن َوِإلَى رْ َو ِ‬

‫اح الخِضْ ِر َوِإ ْل َي َ‬ ‫َأ‬ ‫ُأل‬


‫َّاس‬
‫ْن َعب ٍ‬ ‫اس َو َس‪ِّ 1‬ي ِد َنا َع ْب‪ِ 1‬د ِ‬
‫هللا اب ِ‬ ‫َّاس َوال ُّش َهدَا ِء ال َب ْد ِر ِّيي َ‪ْ1‬ن َوا ُح ِد ِّيي َ‪ْ1‬ن َوِإلَى رْ َو ِ‬
‫َح ْم َز َة َوال َعب ِ‬
‫رَّ ا ِء َوَأِئ َّم ِة‬11ُ‫اح ال ُعلَ َما ِء ال َعا ِملِي َْن َوالق‬ ‫َأ‬ ‫َأل‬ ‫َو لَى َأرْ َو َأل‬
ِ ‫ْن َو ُم َقلِّ ِدي ِْه ْم فِي ال ِّدي‬1َ ‫اح ا رْ َب َع ِة ا ِئ َّم ِة المُجْ َت ِه ِدي‬
ِ ‫ْن َوِإلَى رْ َو‬ ِ ‫ِإ‬

ْ‫ص َمدَ انِيِّ َس ِّيدِي‬


َّ ‫ارفِ ال‬
ِ ‫الع‬ ِ ‫ث َوال ُم َفس ِِّري َْن َو َسادَا ِت َنا الص ُّْوفِ َّي ِة الم َُح ِّققِي َْن َوِإلَى ر ُْو ِح القُ ْط‬
َ ‫ب الرَّ بَّانِيِّ َو‬ ِ ‫الح ِد ْي‬
َ

ْ‫ ِّيدِي‬1‫ ْوقِيِّ َو َس‬1‫َّس‬ َ ‫ ِّيدِيْ ِإب‬1‫اعِ يِّ َو َس‬1‫ َد الرِّ َف‬1‫الج ْياَل نِيّ َو َس ِّيدِيْ َأحْ َم َد ال َبد َِويِّ َو َس ِّيدِيْ َأحْ َم‬
ُ ‫را ِه ْي َم الد‬1ْ َ ‫َع ْب ِد ال َقاد ِِر‬

ٍّ‫ ِّل َولِي‬1‫اح ُك‬ ‫َأ‬ ٍ ِ‫ ال‬1‫ ِّيدِيْ َأ ِبي َط‬1‫ان َو َس‬ ِ ‫ َد اب‬1‫َأ ِبي ال َقاسِ ِم ال ُج َن ْي ِد ال َب ْغدَادِيِّ َو َس ِّيدِيْ َأحْ َم‬
َ ‫و‬1َ 1‫ْن َع ْل‬
ِ ‫ب ال َم ِّكيِّ َوِإلَى رْ َو‬
ْ َّ‫مِك َو َحل‬
‫ت‬ َ ‫ا ُن ْوا َو َك‬111‫ار ِب َها َبرِّ َها َو َبحْ ِر َها َأ ْي َن َما َك‬
َ ‫اِئنُ فِي عِ ْل‬111‫ان ال َك‬111 ِ ْ‫ار ِق اَألر‬
ِ ‫ض َو َم َغ‬ ِ 111‫َو َولِ َّي ٍة هلِل ِ مِنْ َم َش‬

‫َأرْ َوا ُح ُه ْم َيا َربَّ ال َعالَ ِمي َْن‬

Artinya, “Ya Allah, jadikanlah pahala dan keberkahan bacaan kami,

shalawat kami, dan tahlil kami sebagai hadiah yang sampai dan rahmat-Mu

yang turun, yang kami persembahkan dan hadiahkan untuk Nabi Muhammad

SAW termulia, arwah bapak moyangnya, saudaranya dari kalangan para nabi

dan rasul, malaikat muqarrabin dan karubiyyin, pemimpin kami Abu Bakar

RA, Umar RA, Ustman RA, Ali RA, sepuluh sahabat yang dijanjikan masuk

surge, seluruh sahabat, kerabat, tabi‘in, arwah Hasan, Husein, Ibu keduanya

yaitu Sayyidah Fathimah Az-Zahra, Sayyidah Khadijah Al-Kubra, Sayyidina

Hamzah, Abbas RA, syuhada Badar dan Uhud, arwah Khidhir, Ilyas, Sayyidina

Abdullah bin Abbas RA, arwah empat imam mujtahid dan pengikut mereka

perihal agama, arwah ulama, ahli qira‘ah, imam hadits, mufasir, pemuka sufi

ahli hakikat, roh quthub rabbani dan arif as-shamadani Syekh Abdul Qadir Al-

Jailani, Sayyid Ahmad Badawi, Sayyid Ahmad Ar-Rifa‘i, Sayyid Ibrahim Ad-

Dasuqi, Sayyid Abul Qasim Al-Junaid Al-Baghdadi, Sayyid Ahmad bin

Alwan, Sayyid Abu Thalib Al-Makki, seluruh wali Allah baik laki-laki dan

perempuan dari Timur ke Barat baik di daratan maupun di lautan; di mana saja

mereka dan roh mereka berada. Sementara semua yang ada berada dalam
pengetahuan-Mu, waha Tuhan sekalian alam.”  

29. Doa untuk Arwah Penghuni Makam Mualla, Syubaikah, Baqi‘, dan Mereka yang

Tidak Pernah Diziarahi.

ِ ‫اح َسادَا ِت َنا َأهْ ِل ال ُم َعاَّل َوال ُّش َب ْي َك ِة َوال َبقِي ِْع َوَأمْ َوا‬
َ ‫ت المُسْ لِ ِمي َْن َكا َّف ًة َعام ًَّة َوفِي‬
  ‫ص َحاِئفِ َمنْ اَل‬ ‫َأ‬
ِ ‫َوِإلَى رْ َو‬
‫ك َيا َأرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬ َ ‫اِئر لَ ُه َواَل َذاك َِر لَ ُه ُع َّم‬
َ ‫الج ِمي َْع ِب َرحْ َم ِت‬ َ ‫َز‬

Artinya, “Dan kepada arwah pemimpin kami, yaitu ahli kubur Mualla,

Syubaikah, Baqi‘, semua arwah umat Islam, dan pada lembaran ahli kubur

yang tidak diziarahi dan tidak diingat, ratakanlah semuanya dengan rahmat-

Mu, wahai zat yang maha penyayang.”  

30. Doa Permohonan Rahmat Berkah Al-Qur’an.  

َ ِ‫اغفِرْ لَ ُه َم ْغف َِر ًة َجام َِع ًة َيا َمال‬


َّ‫ك ال ُّد ْن َيا َواآلخ َِر ِة َيا َرب‬ ْ ‫ َو‬،‫آن ال َعظِ ي ِْم َرحْ َم ًة َواسِ َع ًة‬
ِ ْ‫اللَّ ُه َّم ارْ َح ْم ُه ِبالقُر‬

‫العالَ ِمي َْن‬


َ

Artinya, “Ya Allah, turunkanlah rahmat yang luas kepadanya (arwah ahli

kubur) dengan berkat Al-Qur’an yang agung, ampunilah ia dengan ampunan

yang luas, wahai Penguasa dunia dan akhirat, Tuhan sekalian alam.”  

32 Doa Ketenteraman untuk Ahli Kubur.


  ‫ مِنْ َي ْو ِم َنا َه َذا‬،‫ان َوال ُّسر ُْو َر‬ ِّ ‫اللَّ ُه َّم َأ ْن ِز ْل فِيْ َقب ِْر ِه الرَّ حْ َم َة َوال‬
َ ‫ َوال َبه َْج َة َو‬،‫ض َيا َء َوال ُّن ْو َر‬
َ ‫الر ْو َح َو‬
َ ‫الري َْح‬

‫ك َربٌّ َغفُ ْو ٌر‬ ُ ‫ث َوال ُّن‬


َ ‫ ِإ َّن‬،‫ش ْو ِر‬
ٌ ِ‫ك َمل‬ ِ ْ‫ِإلَى َي ْو ِم ال َبع‬

Artinya, “Ya Allah, turunkanlah di kuburnya (almarhum fulan) rahmat,

sinar, cahaya, kegembiraan, kesenangan, keharuman, dan kebahagiaan sejak

hari ini hingga hari kebangunan dan kebangkitan. Sungguh, Kau penguasa,

tuhan yang maha pengampun.”  

33. Doa Meminta Syafa‘at Al-Qur’an.

  ، ‫الح ْش ِر ضِ َيا ًء َوظِ اًّل َودَ لِ ْياًل‬ َ ْ‫اللَّ ُه َّم اجْ َع ِل القُر‬
َ ‫ َوفِي‬،‫ َوفِي القِ َيا َم ِة َشافِعً ا‬،‫آن ال َعظِ ْي َم فِي َقب ِْر ِه مُْؤ ِنسًا‬

‫الج َّن ِة َرفِ ْي ًقا‬


َ ‫ َوفِي‬،‫ار سِ ْترً ا َوح َِجابًا‬
ِ ‫ َو َع ِن ال َّن‬،‫ َو َعلَى الص َِّراطِ ُن ْورً ا َو َقاِئ ًدا‬،‫ان َرا ِجحً ا‬
ِ ‫ َوفِي ال ِمي َْز‬.

Artinya, “Ya Allah, jadikanlah Al-Qur’an di kuburnya sebagai teman, di

Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat, di tempat berkumpul (mahsyar) kelak

sebagai sinar, naungan, dan petunjuk, di mizan sebagai pemberat timbangan

amal baik, di sirath sebagai cahaya dan penuntun, dari api neraka sebagai tabir

dan hijab, dan di surga sebagai kawan.”  

34. Doa Pengantar untuk Penghuni Baru Kubur.

  ‫ك َخ َر َج مِنْ رَّ ْو ِح ال ُّد ْن َيا َو َس َع ِت َها َو َمحْ ب ُْو ِب ِه َواَ ِحبَّاِئ ِه فِ ْي َها ِالَى ظـ ُ ْـل َم ِة ْال َقب ِْر َو َما‬ َ ‫اللَّ ُه َّم َع ْب ُد‬
1َ ‫ك َواب َْن َع ْب َد ْي‬

َ ‫ك َواَ ْن‬
‫ت اَعْ لَ ُم ِب ِه‬ َ ‫ان َي ْش َهـ ُد اَنْ اَل ِالَ َه ِااَّل اَ ْن‬
َ ‫ت َواَنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُد‬
َ ‫ك َو َرس ُْولـُـ‬ َ َ‫ه َُو اَل قِ ْي ِه كـ‬
Artinya, “Ya Allah, ini hamba-Mu dan anak dari kedua hamba-Mu. Ia

keluar dari kebahagiaan dan keluasan dunia, orang yang dicintai, dan para

kekasihnya di dunia menuju kegelapan kubur dan apa yang akan ia jumpai di

dalamnya. Ia dulu pernah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau dan Nabi

Muhammad SAW adalah hamba dan utusan-Mu. Kau pun lebih tahu akan hal

ini.”  

35. Doa Kelapangan Kubur.

  ‫ت َغنِيٌّ َعنْ َع َذ ِاب ِه َوقـَ ْـد‬


َ ‫ َواَ ْن‬،‫ِك‬
َ ‫ت َخ ْي ُر َم ْن ُز ْو ٍل ِب ِه َواَصْ َب َح فـَـقِـيْرً ا اِلـَى َرحْ َمت‬ َ ‫اللَّ ُه َّم ِا َّن ُه َن َز َل ِب‬
َ ‫ك َواَ ْن‬

‫ان مُسِ ْيًئ ا َف َت َج َاو ْز َع ْن ُه‬


َ َ‫ان مُحْ سِ ًنا َف ِز ْد فِيْ اِحْ َسا ِن ِه َواِنْ كـ‬ ُ ‫ك‬
َ ‫ الل ٰـ ّ ُه َّم اِنْ َك‬،ُ‫شفـَـ َعا َء لـَـه‬ َ ‫ِجْئ َن‬
َ ‫اك َراغِ ِبي َْن اِلـَـ ْي‬

‫ض َعنْ َج ْن َب ْي ِه‬
َ ْ‫ك َوقِ ِه فِ ْت َن َة ْالقـَـب ِْر َو َعــَذا َب ُه َوا ْف َسحْ لـَـ ُه فِيْ قـَــب ِْر ِه َو َجافِ ْاالَر‬
َ ‫ضا‬ َ ‫َولـَـقـِّـ ِه ِب َرحْ َم ِت‬
َ ‫ك ِر‬

‫ك َيااَرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬ َ ‫ك َح َّتى َت ْب َع َثــ ُه آ ِم ًنا اِلـَى َج َّن ِت‬
َ ‫ك ِب َرحْ َم ِت‬ َ ‫ك ْاالَم َْن مِنْ َع َذ ِاب‬
َ ‫َولـَــقـِّـ ِه ِب َرحْ َم ِت‬

Artinya, “Ya  Allah, dia kembali kepada-Mu. Engkau adalah sebaik-baik

tempat kembali. Ia membutuhkan rahmat-Mu. Sementara Engkau tidak perlu

menyiksanya. Kami mendatangi-Mu seraya mengharap kepada-Mu agar dapat

memberikan syafa’at baginya. Ya Allah, jika ia orang baik, maka

tambahkanlah kebaikannya. Jika ia orang jahat, maka maafkanlah

keburukannya. Pertemukan ia dan ridha-Mu berkat rahmat-Mu. Peliharalah ia

dari fitnah dan azab kubur. Lapangkanlah kuburnya. Jauhkanlah dinding bumi

dari kedua sisi badannya. Pertemukanlah ia dan keamanan berkat rahmat-Mu

dari azab-Mu hingga Engkau membangkitkannya dalam keadaan aman menuju


surga-Mu berkat rahmat-Mu, wahai Zat Yang Maha Pengasih.  

36. Doa untuk Ahli Kubur.

  ‫اغفِرْ لَ ُه َوارْ َح ْم ُه َو َعافِ ِه َواعْ فُ َع ْن ُه‬


ْ ‫الل ُه َّم‬

Artinya, “Ya Allah, ampunilah dirinya, kasihanilah dirinya, afiatkan dirinya, dan

maafkanlah dirinya.”   Untuk jenazah perempuan, kata ganti penanda maskulin/mudzakkar

diganti dengan kata ganti feminin/mu’annats. 

  ‫اغفِرْ لَها َوارْ َحمْها َو َعافِها َواعْ فُ َع ْنها َيا َربَّ ال َعالَ ِمي َْن‬
ْ ‫الل ُه َّم‬

Artinya, “Ya Allah, ampunilah dirinya (perempuan), kasihanilah dirinya,

afiatkan dirinya, dan maafkanlah dirinya, wahai Tuhan sekalian alam.”

31.   37. Doa Khusus untuk Ahli Kubur yang Diziarahi.

ِ ‫ص َحاِئفِ َوالِ ِد ْي َنا َو َم َشاِئ ِخ َنا َوالسَّادَا‬


 ‫ت‬ َ ‫ص َحاِئفِ َنا َوفِي‬
َ ‫ك فِي‬ ِ ‫َواجْ َع ِل الل ُه َّم َث َوابًا م ِْث َل َث َوا‬
َ ِ‫ب َذال‬

ِ ‫الحاضِ ِري َْن َو َوالِ ِدي ِْه ْم َو َم َشاِئخ ِِه ْم َخاص ًَّة َوِإلَى َأ ْم َوا‬
‫ت المُسْ لِ ِمي َْن َعام ًَّة‬ َ

Artinya, “Ya Allah, jadikanlah pahala ini sebagaimana pahala demikian

yang tercatat pada lembaran kami, lembaran orang tua kami, guru kami, para

pemuka yang hadir, orang tua mereka, dan guru mereka khususnya, dan arwah

umat Islam secara umum.”  


38. Doa agar Ingat dan Paham Al-Qur’an.  

‫ َواجْ َع ْل ُه حُجَّ ًة لَّ َنا‬،‫ار‬ َ ‫الل ُه َّم َذ ِّكرْ َنا ِم ْن ُه َما َنسِ ْي َنا َو َعلِّ ْم َناهُ َما َج ِه ْل َنا َوارْ ُز ْق َنا ِتاَل َو َت ُه آ َنا َء اللَّي ِْل َوَأ ْط َر‬
ِ ‫اف ال َّن َه‬

‫َواَل َتجْ َع ْل ُه حُجَّ ًة َعلَ ْي َنا‬

Artinya, “Ya Allah, ingatkan kami ayat-ayat Al-Qur‘an yang kami terlupa.

Beritahukan kami sesuatu yang kami tidak ketahui. Anugerahkan kami

kesempatan untuk membacanya sepanjang malam dan di tepi-tepi siang.

Jadikanlah Al-Qur‘an sebagai pembela kami. Jangan jadikan Al-Qur‘an

sebagai penghujat kami kelak.”  

39. Doa Kemurahan dan Keridhaan Allah.

ْ ‫ َو‬،‫اض َع َّنا‬
  ‫اخ ِت ْم‬ َ ‫ان َجمْ ًعا َت َو َّف َنا َوَأ ْن‬
ٍ ‫ت َر‬ َ ِ‫ َو ِبلُ ْطف‬،‫ك ُع َّم َنا‬
ِ ‫ َو َعلَى اِإلسْ اَل ِم َواِإل ْي َم‬،‫ك ُح َّف َنا‬ َ ِ‫الل ُه َّم ِب َفضْ ل‬

‫ِك َيا َأرْ َح َم‬ َ ‫ َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي اآْل خ َِر ِة َح َس َن ًة َوقِ َنا َع َذ‬.‫ت َأعْ َمالَ َنا‬
ِ ‫اب ال َّن‬
َ ‫ ِب َرحْ َمت‬،‫ار‬ ِ ‫ِبالصَّال َِحا‬

‫الح ْم ُد هلِل ِ َربِّ ال َعالَ ِمي َْن‬


َ ‫ َو‬،‫الرَّ ا ِح ِمي َْن‬

Artinya, “Ya Allah, ratakanlah keutamaan-Mu. Selimuti kami dengan

kelembutan-Mu. Atas Islam dan iman sekaligus, matikanlah kami sementara

Kaumeridhai kami. Akhiri amal kami dengan kesalehan. Tuhan kami,

berikanlah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami

dari siksa neraka, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan maha penyayang. Segala

puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”   Susunan bacaan zikir, tahlil, dan doa
arwah ini diharapkan dapat memudahkan bagi para pembaca sekalian sebagai

pemandu pembacaan tahlil atau sekadar pengingat bila mana Kitab Majmu'

Syarif tertinggal ketika diperlukan. Semoga Allah menerima bacaan zikir dan

tahlil kita, serta menyampaikan pahalanya untuk ahli kubur yang kita tuju.

F. LATIHAN SOAL

1. Jelaskan pengrtian ziarah kubur ?

2. Apa hokum ziarah kubur ?

3. Sebutkan dalil tentang ziarah kubur?

4. Sebutkan adab ziarah kubur?

5. jelaskan adab ziarah kubur!


Kompetensi Inti (KI)
KI-1 Meyakini, menghayati, dan mengamalkan ajaran Ahlussunnah
WalJamaah Annahdliyyah
KI-2 menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dan menunjukkan sikap tawasuth, tawazun, ta’adul dan tasammuh
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan, factual,
konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahu nya tentang tentang
C. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan Maulid Nabi
wawasan kemanusiaaan, kebangsaan, kenegaraan, dan perdaban terkait Dalam
penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan Perspektif
procedural pada bidang kajiannya spesifik sesuai dengan bakat dan Ahlulsunnah
minatnya untuk memecahkan masalah dalam persepektif Ahlussunnah
Waljama’ah.
Wal Jamaah Annahdliyyah
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrfak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
madrasah/sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode
sesuai dengan kaidah keilmuan dalam persepektif Ahlussunnah Wal
Jamaah Annahdliyyah
Kompetensi Dasar:
G. Menjelaskan pengertian maulid nabi
H. Menjelaskan dalil tentang maulid nabi
I. Manfaat ziarah maulid nabi
J. Memahami sejarah maulid nabi
K. Membaca Maulid Al-Barzanji
Maulid Nabi atau Maulud saja bahasa Arab adalah :‫د ال بي‬rr‫ مول‬،‫د‬rr‫مول‬
BAB 4
peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW,yang dalam tahun Hijriyah
MAULID NABI
jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kata maulid atau milad adalah dalam

bahasa Arab berarti hari lahir.Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang

berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad

Sawwafat.Secara subtansi peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan

penghormatan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Bulan Rabiul Awal ini merupakan bulan yang istimewa. Bagaimana tidak

istimewa?, pada bulan tersebut manusia terbaik, hamba Allah dan utusan Allah

termulia dilahirkan di dunia. Pada 1400 abad yang lalu, tepatnya pada hari

Senin 12 Rabiul Awal 576 M, baginda Nabi Muhammad Saw dilahirkan dari

pasangan Sayyid Abdullah dan Sayyidah Aminah Radliya Allahu ‘anhuma.

Setiap tahun hari kelahirannya dirayakan oleh umat Muslim di seluruh penjuru

dunia. Berbagai acara mulai di tingkat desa hingga istana negara

menyelenggaraan perayaan maulid. Lantas bagaimana pendapat para ulama’ 4

madzhab mengenai tradisi perayaan maulid tersebut? Berikut ini kami rangkum

beberapa statemen ulama’ mengenai tradisi tahunan tersebut. Al-Imam al-

Suyuthi dari kalangan ulama’ Syafi’iyyah mengatakan:

‫هللا عَ لَ ْي ِه وَ آ ِل ِه‬
ُ ‫ى‬ ِ ّ ‫ْظي ِْم َقد ِْر الن َِّب‬
َّ ‫ي صَ ل‬ ِ ‫سنَ ِة الَّتِيْ يُثَابُ عَ لَ ْي َها صَ ا ِحبُ َها ِلمَا ِف ْي ِه مِنْ َتع‬
َ َ‫ُهوَ مِنَ ا ْل ِبد َِع ا ْلح‬

‫ْف‬
ِ ‫َار ِبمَوْ ِل ِد ِه الش َِّري‬ ْ ِ ‫ار ا ْل َفرَ ِح وَ ااْل‬
ِ ‫س ِت ْبش‬ ِ ‫سلَّ َم وَ ِإظْ َه‬
َ َ‫و‬

“Perayaan maulid termasuk bid’ah yang baik, pelakunya mendapat

pahala. Sebab di dalamnya terdapat sisi mengagungkan derajat Nabi Saw dan

menampakan kegembiraan dengan waktu dilahirkannya Rasulullah Saw”.


Dalam kesempatan yang lain, beliau mengatakan:

ِ ‫سلَّ َم وَ ااْل ِ ْج ِتمَاعُ وَ ِإطْعَا ُم الطَّع‬


َ‫َام وَ ن َْحوُ َذلِك‬ َ َ‫هللا عَ لَ ْي ِه وَ آ ِل ِه و‬
ُ ‫ى‬ ُّ ‫ستَحَ بُّ لَنَا ِإظْ َهارُ ال‬
َّ ‫ش ْك ِر ِبمَوْ ِل ِد ِه صَ ل‬ ْ ُ‫ي‬

ِ َّ‫ار ا ْل َمسَر‬
‫ات‬ ِ ‫َات وَ ِإظْ َه‬
ِ ‫مِنْ وُ ُجوْ ِه ا ْل ُقرُ ب‬

“Sunah bagi kami untuk memperlihatkan rasa syukur dengan cara

memperingati maulid Rasulullah Saw, berkumpul, membagikan makanan dan

beberapa hal lain dari berbagai macam bentuk ibadah dan luapan

kegembiraan”. Dari kalangan Hanafiyyah, Syaikh Ibnu ‘Abidin mengatakan:

‫هللا عَ لَ ْي ِه وَ آ ِل ِه‬
ُ ‫ى‬ َّ ‫ش ْه ِر الَّ ِذيْ وُ ِل َد ِف ْي ِه صَ ل‬ ِ ‫اِعْ لَ ْم َأنَّ مِنَ ا ْل ِبد َِع ا ْلم َْحمُوْ َد ِة عَ َم َل ا ْلمَوْ ِل ِد الش َِّري‬
َّ ‫ْف مِنَ ال‬

‫سلَّ َم‬
َ َ‫و‬

“Ketahuilah bahwa salah satu bid’ah yang terpuji adalah perayaan maulid

Nabi pada bulan dilahirkan Rasulullah Muhammad Saw”. Bahkan setiap

tempat yang di dalamnya dibacakan sejarah hidup Nabi Saw, akan dikelilingi

malaikat dan dipenuhi rahmat serta ridla Allah Swt. Al-Imam Ibnu al-Haj

ulama’ dari kalangan madzhab Maliki mengatakan:

‫َّت ا ْل َمالَِئ َك ُة‬ َ َ‫هللا عَ لَ ْي ِه وَ آ ِل ِه و‬


ِ ‫سلَّ َم ِإاَّل حَ ف‬ ُ ‫ى‬ ْ ‫ْت َأوْ مَحَ ٍ ّل َأوْ َم‬
ِ ّ ‫س ِج ٍد ُق ِرَئ ِف ْي ِه مَوْ ِل ُد الن َِّب‬
َّ ‫ي صَ ل‬ ٍ ‫مَا مِنْ بَي‬

‫َأ‬
‫ان‬ ِ َ‫هللا تَعَالَى ِبالرَّ ْح َم ِة و‬
ِ َ‫الرّ ضْ و‬ ِ ‫ْه َل َذلِكَ ا ْل َم َك‬
ُ ‫ان وَ عَ َّم ُه ُم‬

“Tidaklah suatu rumah atau tempat yang di dalamnya dibacakan maulid

Nabi Saw, kecuali malaikat mengelilingi penghuni tempat tersebut dan Allah

memberi mereka limpahan rahmat dan keridloan”.

Al-Imam Ibnu Taimiyyah dari kalangan madzhab Hanbali mengatakan:

‫ْن َقصْ ِد ِه‬ ‫َأ‬


ِ ‫َّاس وَ يَ ُكوْ نُ لَ ُه ِف ْي ِه ْجرٌ عَ ِظ ْي ٌم ِل ُحس‬
ِ ‫ْظ ْي ُم ا ْلمَوْ ِل ِد وَ ا ِتّخَ ا ُذ ُه مَوْ ِسمًا َق ْد َي ْف َعلُ ُه بَعْضُ الن‬
ِ ‫َفتَع‬

َ َ‫هللا عَ لَ ْي ِه وَ آ ِل ِه و‬
‫سلَّ َم‬ ُ ‫ى‬ َّ ‫هللا صَ ل‬ ِ ‫وَ تَع‬
ِ ‫ْظ ْي ِم ِه لِرَ سُوْ ِل‬
“Mengagungkan maulid Nabi dan menjadikannya sebagai hari raya

telah dilakukan oleh sebagian manusia dan mereka mendapat pahala besar atas

tradisi tersebut, karena niat baiknya dan karena telah mengagungkan

Rasulullah Saw”. Bahkan merayakan maulid Nabi bisa menjadi wajib bila

menjadi sarana dakwah yang efektif untuk menandingi perayaan-perayaan lain

yang terdapat banyak kemunkaran. Al-Syaikh al-Mubasyir al-Tharazi

menegaskan:

ِ ‫ْف َأصْ بَحَ وَ ا ِجبَا َأس‬


ْ ‫َاسيًّا ِلمُوَ اجَ َه ِة مَا ا‬
َ‫ستُ ِج َّد مِن‬ ِّ ‫ِإنَّ ااْل ِ ْح ِتفَا َل ِب ِذ ْكرَ ى ا ْلمَوْ ِل ِد النَّب َِو‬
ِ ‫ي الش َِّري‬

‫ت الضَّ ارَّ ِة فِيْ َه ِذ ِه اَأْلي َِّام‬


ِ ‫ااْل ِ ْح ِت َفااَل‬.

“Sesungguhnya perayaan maulid Nabi menjadi wajib yang bersifat siyasat

untuk menandingi perayaan-perayaan lain yang membahayakan pada hari ini”.

Dari beberapa keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa tradisi merayakan

maulid Nabi Saw merupakan bid’ah yang baik (disunahkan), meski tidak

pernah dilakukan pada zaman Nabi Saw, karena di dalamnya terdapat sisi

mengagungkan dan kecintaan kepada Rasulullah Saw. Bahkan, hukum

merayakan maulid bisa menjadi wajib bila menjadi sarana dakwah yang paling

efektif untuk mengimbangi acara-acara yang membahayakan moral bangsa.

Sayyid Muhammad al-Maliki dalam kitab Syarh Maulid ad-Diba’i

menyimpulkan, setidaknya ada lima alasan mengapa kita harus merayakan

Maulid Nabi, yaitu:

Pertama, merayakan Maulid Nabi sebagai wujud rasa bahagia dan gembira

atas kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw pasti bermanfaat di dunia dan

akhirat. Bagaimana tidak? Abu Lahab, seorang yang membenci dakwah Nabi,
saja diringankan siksanya di neraka setiap hari Senin. Hal ini dikarenakan Abu

Lahab bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad. Bahkan, Abu Lahab

memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibah sebagai wujud rasa

bahagianya.

‫قال عروة وثويبة موالة ألبي لهب كان أبو لهب أعتقها فأرضعت النبي صلى هللا عليه و سلم فلما‬

‫مات أبو لهب أريه بعض أهله بشرحيبة قال له ماذا لقيت ؟ قال أبو لهب لم ألق بعدكم غير أني سقيت في‬

‫هذه بعتاقتي ثويبة‬.

Artinya, “Urwah mengatakan, ‘Tsuwaibah adalah budak perempuan milik

Abu Lahab. (Ketika Nabi Muhammad lahir) Abu Lahab memerdekakan

Tsuwaibah kemudian Tsuwaibah menyusui Nabi Muhammad (yang baru lahir).

Maka, ketika Abu Lahab wafat, sebagian keluarganya bermimpi bertemu Abu

Lahab. Sayangnya, Abu Lahab terlihat sangat memprihatinkan keadaanya.

Keluarganya bertanya, ‘Apa yang telah terjadi denganmu?’ Abu Lahab

menjawab ‘Tidak ada kenikmatan bagiku setelah berpisah dengan kalian

kecuali aku diberikan minum di tempat ini (alam akhirat) karena aku telah

memerdekakan Tsuwaibah” (HR al-Bukhari). Al-Hafidh Muhammad bin

Nashir ad-Din ad-Dimsyaqi mendendangkan sebuah puisi yang sangat indah

mengenai hal ini.

۞ ‫إذا كان هذا كافرا جاء ذمه ۞ بتبت يداه في الجحيم مخلدا أتى أنه في يوم اإلثنين دائما‬
‫يخفف عنه للسرور بأحمدا فما الظن بالعبد الذي كان عمره ۞ بأحمد مسرورا ومات موحدا‬

Apabila seorang kafir (Abu Lahab) yang dihinakan Dengan ayat “Tabbat

Yadâ (sungguh sangat celaka bagimu)” menetap abadi di neraka Jahim

Diceritakan dalam sebuah riwayat bahwa setiap hari Senin datang Dia (Abu

Lahab) diringankan siksanya karena gembira dengan kelahiran nabi Ahmad

Lantas, bagaimana pendapatmu dengan seorang yang sepanjang umurnya

gembira dengan kelahiran Nabi dan ia wafat dalam keadaan beriman? Baca

juga: Jawaban Metodologis untuk Orang yang Gemar Menvonis Bid’ah

Kedua, Nabi Muhammad saja banyak bepuasa di hari Senin sebagai ungkapan

rasa syukur atas kelahirannya. Karena dengan kelahiran Baginda Nabi

Muhammad-lah manusia menemukan cahaya agama Islam. Tentu, kita sebagai

umat Nabi harus merasa sangat bersyukur dengan kelahiran Baginda Nabi.

‫عن أبي قتادة األنصاري رضي هللا عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه و سلم سئل عن صوم‬

‫االثنين ؟ فقال فيه ولدت وفيه أنزل علي‬

“Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari bahwa suatu ketika

Rasulullah ditanyai mengenai kebiasaannya berpuasa di hari Senin. Rasulullah

pun bersabda ‘Di hari Senin-lah aku dilahirkan dan di hari Senin-lah

diturunkan (Al-Qur’an) kepadaku” (HR Muslim). Ketiga, Allah

memerintahkan kita untuk berbahagia dengan sebab rahmat dan pertolongan

yang Allah berikan. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

‫ُق ْل ِب َفضْ ِل ال ٰلّ ِه وَ ِبرَ ْح َم ِت ٖه َف ِب ٰذلِكَ َف ْليَ ْفرَ ُحوْ ا‬

Artinya, “Katakanlah (Muhammad), ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-


Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira” (QS Yunus: 58). Dan rahmat

terbesar yang Allah berikan bagi kita adalah lahirnya Baginda Nabi

Muhammad saw. Al-Qur’an menegaskan bahwa diutusnya Baginda Nabi

Muhammad adalah sebagai bentuk kasih sayang Allah bagi alam semesta

َ ْ‫وَ مَا َأر‬


َ‫س ْلنَاكَ ِإاَّل رَ ْح َم ًة ِل ْلعَالَ ِميْن‬

Artinya, “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan

untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam semesta” (QS Al-Anbiya’: 107).

Keempat, perayaan Maulid Nabi diwarnai dengan pembacaan sejarah

kehidupan nabi. Mulai dari kelahiran, budi pekerti, ciri-ciri fisik, kemuliaan

serta mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi. Tentu hal ini akan

menambah rasa kecintaan kita kepada Nabi Muhammad serta memantapkan

keimanan kita. Selain itu, perayaan Maulid Nabi juga sebagai wadah untuk

mengajak umat Islam membaca shalawat kepada Nabi. Allah telah berfirman

dalam Al-Qur’an agar umat Islam banyak membaca shalawat:

ٰ
ْ ‫س ِلّمُوْ ا َت‬
‫س ِل ْيمًا‬ ِ ّ ۗ ‫اِنَّ اللّ َه وَ م َٰۤل ِٕى َكتَهٗ يُصَ لُّوْ نَ عَ لَى الن َِّب‬
َ َ‫ي يٰ ٓ َايُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوْ ا صَ لُّوْ ا عَ لَ ْي ِه و‬

Artinya, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk

Nabi. Wahai orang-orang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan

ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya” (QS Al-Ahzab:

56).

Kelima, perayaan Maulid Nabi adalah bid’ah hasanah (baik) yang telah

diajarkan turun-temurun oleh umat Islam. Belum lagi, perayaan Maulid Nabi

umumnya diiringi dengan ceramah agama dan nasihat yang bermanfaat serta

suguhan makanan yang diberikan kepada para hadirin. Para ulama mengambil
dalil bid’ah hasanah dari nasihat Sahabat Abdullah bin Mas’ud:

‫قال عبد هللا بن مسعود ما رأى المسلمون حسنا فهو عند هللا حسن و ما رآه المسلمون سيئا‬

‫فهو عند هللا سيىء‬

Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Perkara yang dilihat umat Islam

sebagai perkara yang baik maka perkara tersebut baik di sisi Allah, dan perkara

yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang buruk maka perkara tersebut

buruk disisi Allah” (HR Ahmad). Di sisi yang lain, para ulama fiqh

menetapkan kaedah, ‫للوسائل حكم المقاصد‬ “Setiap wasilah perbuatan dihukumi

sesuai dengan tujuannya” Perayaan Maulid Nabi dihukumi sunnah karena

tujuannya adalah meneladani Baginda Nabi serta bershalawat kepadanya.

Tidak semua yang tidak dilakukan oleh Nabi adalah tercela. Contoh lain yang

juga berupa bid’ah hasanah yaitu pembukuan Al-Qur’an yang dilaksanakan di

zaman khalifah Utsman bin Affan. Kita tahu bahwa jerih payah pembukuan Al-

Qur’an tidak diperintahkan langsung oleh Rasulullah akan tetapi manfaatnya

bisa kita rasakan hingga hari ini. Begitu juga dengan perayaan Maulid Nabi

yang telah terbukti sejak dahulu berdampak positif bagi masyarakat luas.

Menurut Syekh Jalaluddin As-Suyuthi dalam Al-Hawi lil Fatawa, perayaan

maulid Nabi SAW besar-besaran dilakukan pertama kali oleh Raja Mudzafar,

penguasa wilayah Irbil. Ia seorang raja pemberani, pahlawan, alim, dermawan,

dan adil. Sampai sekarang tradisi baik ini terus berlanjut dan tetap

dipertahankan oleh sebagian besar umat Islam, khususnya Indonesia.

Syekh Jalaluddin al-Suyuthi pernah ditanya terkait hukum perayaan maulid

Nabi Muhammad SAW. Dalam kitabnya Al-Hawi lil Fatawa dijelaskan:


‫عندي أن أصل عمل المولد الذي هو اجتماع الناس وقراءة ما تيسر من القرآن ورواية‬

‫ ثم يمد لهم سماط‬،‫األخبارالواردة في مبدأ أمر النبي صلى هللا عليه وسلم وما وقع في مولده من اآليات‬

‫يأكلونه وينصرفون من غير زيادة على ذلك هو من البدع الحسنة التي يثاب عليها صاحبها لما فيه من‬

‫تعظيم قدر النبي صلى هللا عليه وسلم وإظهار الفرح واالستبشار بمولده الشريف‬

Artinya, "Menurut saya, hukum pelaksanaan maulid Nabi, yang mana pada

hari itu masyarakat berkumpul, membaca Al-Qur’an, dan membaca kisah Nabi

SAW pada permulaan perintah Nabi SAW serta peristiwa yang terjadi pada

saat beliau dilahirkan, kemudian mereka menikmati hidangan yang disajikan

dan kembali pulang ke rumah masing-masing tanpa ada tambahan lainnya,

adalah bid’ah hasanah. Diberi pahala orang yang memperingatinya karena

bertujuan untuk mengangungkan Nabi SAW serta menunjukkan kebahagiaan

atas kelahiran Beliau.”

Sebab itu, perayaan maulid tidak tepat dikatakan bid’ah sayyi'ah (bid’ah

tercela), sebab tidak ada unsur maksiat sedikit pun dalam pelaksanaannya.

Hampir semua aktivitas yang terdapat dalam peringatan maulid Nabi SAW

memiliki landasan syariatnya. Tidak ada satu pun ulama yang mengatakan baca

Al-Qur’an, mendengar ceramah keagamaan, membaca kisah perjalanan

Rasulullah SAW, dan berbagi makanan itu adalah bid’ah dan haram dilakukan.

Ulama sepakat aktivitas di dalam peringatan maulid tidak mengandung satu

kemungkaran.
D. Bentuk pelaksanaan dan manfaat melaksanakan Maulid Nabi Saw

Beberapa bentuk peringatan maulid yang sering dilaksanakan masyarakat adalah:

a. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an

Surat atau ayat yang dibacakan tergantung kepada pembaca (qari’)maupun

keinginan pelaksana acara.Pembacaannya dilaksanakan dengan hukum tajwid

yang yang benar. Selain membaca dengan tartil, Qari’ yang dipilih biasanya

memiliki suara yang merdu, sehingga bagi jamaah atau orang yang

mendengarkan dapat mengkhayatinya.Setelah itu apa yang di bacakan oleh

Qari’ bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ia dengan gaya bacaan

deklamasi.

b. Tahlilan

Tahlilan adalah seperangkat kalimah thayyibah, surat-surat pendek dari Al-

Qur’an,maupun kalimah-kalimah lain rumusan ulama yang keseluruhannya

dibaca secara berjamaah,acara tahlilan biasanya diakhiri dengan makan

bersama.

c. Doa bersama

Doa biasanya dipimpin oleh seorang ulama maupun ustadz, materi doa

yang berisi hal-hal yang cukup komrehensif dalam lingkup kehidupan,yang

hampir tidak pernah ditinggalkan adalah permohonan ampunan kepada Allah,

syafaat Rasulullah,dan hasanah dunia-akhirat.


d. Ceramah ke agamaan tentang sejarah Nabi

Penceramah biasanya adalah ustadz ataupun tokoh masyarakat yang

terkenal keluasan ilmu pengetahuan tentang agama.biasanya ceramah

dilaksanakan di dalam mesjid atau musholla yang luas,kadang jika keadaan

tidak memungkinkan ceramah juga dilaksanakan di tempat terbuka seperti

lapangan yang sudah diberi alas maupun tenda seadanya.

E. Manfaat pelaksanaan Maulid Nabi Saw

Diantara Manfaat yang timbul dari peringatan Maulid adalah Membuat

generasi muda lebih mengenal kepribadn Rasulullah SAW, perjuanganyang

penuh pelajaran untuk dipetik,dan misi yang diembandari Allah SWT kepada

alam semesta.Para sahabat kerap menceritakan pribadi Rasulullah Sawdalam

berbagai kesempatan.Salah satu misal, perkataan Sa’d bin Abi Waqash

radhiyAllahu anhu, “Kami selalu mengingatkan anak- anaktentang peperangan

yang dilakukan Rasulullah SAW, sebagaimanamenuntun menghafal satu surat

dalam Al-Qur’an .”

Ungkapan ini menjelaskan bahwa para sahabat sering menceritakan apa

yang terjadi dalam perang Badar,Uhud dan lainnya, kepada anak-

anak,termasuk peristiwa saat perang Khandaq dan Bai’atur Ridhwan, Sebagai

sarana umat Islam untuk berkumpul dan saling menjalin

silaturahim.Masyarakat yang tadinya tidak kenal bisa jadi saling kenal yang

tadinya jauh bisa menjadi dekat. pun akan lebih mengenal Nabi dengan

membaca Maulid, dan tentunya, berkat Rasul Saw juga akan lebih dekat

kepada Allah SWT.


Dengan demikan Maulid Nabi Dalam Perspektif Ahlulsunnah Waljama’ah

adalah peringatan sebagai rasa syukur dan ungkapan tahadduts binni'mah para

umatnya kepada Allah Azza wa Jalla yang telah mengutus seorang hambanya

yang terpilih dan terkasih Muhammad bin Abdullah. Rasulullah sendiri pernah

merayakan hari kelahiransendiri yaitu dengan berpuasa pada hari senin.Ketika

ditanyakan oleh para shahabatmenjawab:“itu adalah hari kelahiranku dan hari

diturunkan wahyu atasku”.

F. Sejarah maulid nabi

Dalam bangsa Arab, perayaan untuk memperingati kelahiran Nabi

Muhammad SAW menurut catatan Ahmad Tsauri dalam Sejarah Maulid

Nabi (2015) menjelaskan bahwa perayaan Maulid Nabi sudah dilakukan

oleh masyarakat Muslim sejak tahun kedua hijriah. Catatan tersebut merujuk

pada Nuruddin Ali dalam kitabnya Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa.

Dalam catatan tersebut dijelaskan bahwa seorang bernama Khaizuran (170

H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan

al-Rasyid datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk mengadakan

perayaan kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.

Dari Madinah, Khaizuran juga menyambangi Makkah dan melakukan


perintah yang sama kepada penduduk Makkah untuk merayakan kelahiran

Nabi Muhammad. Jika di Madinah bertempat di masjid, Khaizuran

memerintahkan kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid di

rumah-rumah mereka. Khaizuran merupakan sosok berpengaruh selama

masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa

Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suami), Khalifah al-Hadi dan

Khalifah al-Rasyid (putra). Karena pengaruh besarnya tersebut, Khaizuran

mampu menggerakkan masyarakat Muslim di Arab. Hal ini dilakukan agar

teladan, ajaran, dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad bisa terus

menginspirasi warga Arab dan umat Islam pada umumnya.

Pada masa Dinasti Abbasiyah, pembaruan pemikiran memang banyak

terjadi di semua sektor kehidupan, dari perkembangan ilmu-ilmu umum,

arsitektur, hingga situs-situs sejarah. Khaizuran merupakan salah satu sosok

yang mempunyai perhatian besar terhadap Nabi Muhammad beserta situs-

situs sejarah peninggalan Nabi. Termasuk memprakarsai penghormatan


terhadap kelahiran Rasulullah SAW.

Muhammad diyakini lahir pada 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah (570

Masehi). Namun dalam catatan Muhammad Husain Haekal dalam Sejarah

Hidup Muhammad (2006) ada juga pendapat-pendapat lain yang

menyatakan bahwa Nabi lahir lima belas tahun sebelum peristiwa gajah. Ada

juga yang mengatakan ia dilahirkan beberapa hari atau beberapa bulan atau

juga beberapa tahun sesudah Tahun Gajah. Ada yang menaksir tiga puluh

tahun, dan ada juga yang menaksir sampai tujuhpuluh tahun. Di Jazirah

Arab, masa sebelum Islam didakwahkan Nabi Muhammad sering disebut

sebagai zaman Jahiliyah atau masa ketidaktahuan, sesat, atau bodoh.

Menurut M. Quraish Shihab dalam bukunya Lentera Hati (2007), kondisi

ini kerap dilekatkan dengan keputusan Allah yang menurunkan Rasul

terakhirnya di tanah tersebut. Masyarakat Arab berada di tengah impitan

imperium Romawi dan Persia. Kedua kekuatan ini memperebutkan wilayah

Hijaz di Timur Tengah yang waktu itu belum terkuasai. Letak Hijaz atau
Jazirah Arab yang berada di tengah itulah yang dijadikan patokan para

mufasir dan sejarawan Islam untuk menafsirkan ‘teka-teki ketuhanan’

mengapa Muhammad lahir di daerah ini. Menurut Quraish Shihab, jika

pesan hendak disampaikan ke seluruh penjuru, maka si penyampai pesan

mesti berdiri di tengah agar pesan mudah tersebar dan menghindari

kekuatan yang dapat menghalangi tersebarnya pesan tersebut. Timur Tengah

adalah jalur penghubung Timur dan Barat, maka wajar jika kawasan tersebut

menjadi tempat menyampaikan pesan Ilahi yang terakhir. Quraish Shihab

juga menerangkan, Makkah sebagai tempat kelahiran Nabi merupakan pusat

Hijaz yang menjadi simpul pertemuan para pedagang dan seniman dari

pelbagai penjuru. Muhammad berasal dari suku Quraisy yang berpengaruh

di Makkah. Suku ini mempunyai dua keluarga besar yakni Hasyim dan

Umayyah. Al-Aqqad dalam Mathla’ Al-Nur seperti dikutip Quraish Shihab,

menyatakan bahwa keluarga Hasyim (Bani Hasyim) terkenal gagah,

berwibawa, simpatik, budiman, dan religius. Sementara keluarga Umayyah


‫‪adalah politikus yang pandai melakukan tipu daya, pekerja yang ambisius,‬‬

‫‪dan tidak gagah. Menurut Al-Aqqad, hal ini disepakati para sejarawan dan‬‬

‫‪tidak dibantah oleh Umayyah bahkan setelah mereka berkuasa.‬‬

‫‪G.‬‬ ‫‪Berikut bacaan maulid Al-Barzanji:‬‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ُ‬
‫ِم َو ُيبَا ِر ُ‬ ‫صل ّ ْ‬
‫ِي َو ُي َ‬ ‫ن ُي َ‬
‫م ْ‬
‫د لِ َ‬
‫س ْع ٌ‬
‫ها َ‬
‫م َ‬
‫ة َو نَع ِْي ُ‬ ‫ا ْل َ‬
‫ج َّن ُ‬

‫َّحي ِْم‬ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ ِ‬


‫من الر ِ‬

‫ت َعلَى َما َأنَالَهُ َو َأوْ اَل هُ‬


‫ْض ْالبَ َر َكا ِ‬
‫ت ْال َعلِيَّ ِة ُم ْستَ ِدرًا فَي َ‬ ‫َأ ْبتَ ِدُئ اِإْل ْماَل َء بِاس ِْم َّ‬
‫الذا ِ‬

‫ار ُدهُ َساِئ َغةٌ هَنِيَّةٌ‬ ‫ُأ‬


‫َو ثَنِّ ْي بِ َح ْم ٍد َم َو ِ‬

‫ُم ْمت َِطيًا ِمنَ ال ُّش ْك ِر ْال َج ِمي ِْل َمطَايَاهُ‬

‫صلِّ ْي َو ُأ َسلِّ ُم َعلَى النُّوْ ِر ْال َموْ صُوْ ِ‬


‫ف بِالتَّقَ ُّد ِم َو اَأْل َّولِيَّ ِة‬ ‫َو ُأ َ‬

‫ْال ُم ْنتَقِ ِل فِي ْال ُغ َر ِر ْال َك ِر ْي َم ِة َو ْال ِجبَا ِه‬

‫َو اَ ْستَ ْمنِ ُح هللاَ تَ َعالَى ِرضْ َوانًا يَ ُخصُّ ْال ِع ْت َرةَ الطَّا ِه َرةَ النَّبَ ِويَّةَ‬

‫ص َحابَةَ َو اَأْل ْتبَا َع َو َم ْن َوااَل هُ‬


‫َو يَ ُع ُّم ال َّ‬

‫اض َح ِة ْال َجلِيَّ ِة‬


‫َو اَ ْستَجْ ِد ْي ِه ِهدَايَةً لِ ُسلُوْ ِك ال ُّسب ُِل ْال َو ِ‬

‫َو ِح ْفظًا ِمنَ ْال َغ َوايَ ِة فِ ْي ِخطَ ِط ْال َخطَِإ َو ُخطَاهُ‬

‫ص ِة ْال َموْ لِ ِد النَّبَ ِويِّ بُرُوْ دًا ِح َسانًا َع ْبقَ ِريَّةً‬


‫َو اَ ْن ُش ُر ِم ْن قِ َّ‬
‫ْف ِع ْقدًا تُ َحلَّى ْال َم َسا ِم ُع بِ ُحاَل هُ‬
‫ب ال َّش ِري ِ‬
‫َاظ ًما ِمنَ النَّ َس ِ‬
‫ن ِ‬

‫َو اَ ْستَ ِعيْنُ بِ َحوْ ِل هللاِ تَ َعالَى َوقُ َّوتِ ِه ْالقَ ِويَّ ِة‬

‫فَِإنَّهُ اَل َحوْ َل َو اَل قُ َّوةَ ِإاَّل بِاهللِ‬


‫‪ ‬‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسل ِْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يم ْ‬
‫ذ ٍّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫صالُهُ ال َّسنِيَّةُ‬ ‫ب َو ا ْس ُمهُ َش ْيبَةُ ْال َح ْم ِد ُح ِمد ْ‬


‫َت ِخ َ‬ ‫َو بَ ْع ُد فََأقُوْ لُ‪ :‬هُ َو َسيِّ ُدنَا ُم َح َّم ُد بْنُ َع ْب ِد هللاِ ب ِْن َع ْب ِد ْال ُمطَّلِ ِ‬

‫َاف َوا ْس ُمهُ ْال ُم ِغ ْي َرةُ الَّ ِذيْ يَ ْنتَ ِمي ااْل ِ رْ تِقَا ُء لِع ُْليَاهُ‬
‫َاش ٍم َوا ْس ُمهُ َع ْمرُو بْنُ َع ْب ِد َمن ٍ‬
‫اِب ِْن ه ِ‬

‫ضا َعةَ‪ْ r‬القَ ِ‬


‫صيَّ ِة‬ ‫اص ْي ِ‪r‬ه فِ ْي بِاَل ِد قُ َ‬ ‫ص ِّي َوا ْس ُمهُ ُم َج ِّم ٌع ُس ِّم َي بِقُ َ‬
‫ص ِّي لِتَقَ ِ‬ ‫اِب ِْن قُ َ‬

‫ِإلَى َأ ْن َأعَا َدهُ هللاُ تَ َعالَى ِإلَى ْال َح َر ِم ْال ُمحْ تَ َر ِم فَ َح َمى ِح َماهُ‬

‫ب ب ِْن فِه ٍْر َوا ْس ُمهُ قُ َريْشٌ َو ِإلَ ْي ِه تُ ْن ِسبُ ْالبُطُوْ ِن ْالقُ َر ِشيَّةُ‬
‫ب ب ِْن لَُؤيِّ ب ِْن غَالِ ٍ‬ ‫اِب ِْن ِكاَل ٍ‬
‫ب َوا ْس ُمهُ َح ِك ْي ُم بْنُ ُم َّرةَ ب ِْن َك ْع ِ‬

‫َو َما فَوْ قَهُ ِكنَانِ ٌّي َك َما َجنَ َح ِإلَ ْي ِه ْال َكثِ ْي ُر َوارْ تَ َ‬
‫ضاهُ‬

‫ب ْال َح َر ِميَّ ِة‬


‫اس َو هُ َو َأ َّو ُل َم ْن َأ ْهدَى ْالبُ ْدنَ ِإلَى الرِّ َحا ِ‬
‫اِب ِْن َمالِ ِك ب ِْن النَّضْ ِر ب ِْن ِكنَانَةَ ب ِْن ُخ َز ْي َمةَ ب ِْن ُم ْد ِر َكةَ اب ِْن ِإ ْليَ َ‬

‫َو ُس ِم َع ِف ْي ص ُْلبِ ِه النَّبِ ُّي َ‬


‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َذ َك َر هللاَ تَ َعالَى َو لَبَّاهُ‬

‫ت فَ َراِئ ُدهُ بَنَانَ ال ُّسنَّ ِة ال َّسنِيَّ ِة‬ ‫َار ب ِْن َم َع ِّد ب ِْن َع ْدنَانَ ‪َ ،‬و ه َذا ِس ْل ٌ‬
‫ك نَّظَ َم ْ‬ ‫ض َر ب ِْن نِز ِ‬
‫اِب ِْن ُم َ‬

‫ع َو َأبَاهُ‬ ‫َو َر ْف ُعهُ ِإلَى ْال َخلِي ِْل ِإ ْب َرا ِه ْي َم َعلَ ْي ِه ال َّساَل ُم َأ ْم َس َ‬
‫ك َع ْنهُ ال َّش ِ‬
‫ار ُ‬

‫ب ِع ْن َد َذ ِوي ْال ُعلُوْ م ِالنَّ َسبِيَّ ِة‬


‫َو َع ْدنَانُ بِاَل َر ْي ٍ‬
‫ِإلَى ال َّذبِي ِ‬
‫ْح ِإ ْس َما ِع ْي َ‪r‬ل َعلَ ْي ِه ال َّساَل ُم نِ ْسبَتُهُ َو ُم ْنتَ َماهُ‬

‫فََأ ْع ِظ ْم بِ ِه ِم ْن ِع ْق ٍد تََألَّقَ ْ‬
‫ت َك َوا ِكبُهُ ال ُّدرِّ يَّةُ‬

‫اسطَتُهُ ْال ُم ْنتَقَاةُ‪r‬‬ ‫َو َك ْيفَ اَل َو ال َّسيِّ ُد اَأْل ْك َر ُم َ‬


‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو ِ‬

‫نَ َسبٌ تَحْ ِسبُ ْال ُعاَل بِ ُحاَل هُ‬

‫قَلَّ َد ْتهَا نُجُوْ َمهَا‪ْ r‬ال َجوْ زَا ُء‬

‫َحبَّ َذا ِع ْق ُد ُسْؤ َد ٍد َو فَخ ٍ‬


‫َار‬

‫َأ ْنتَ فِ ْي ِه ْاليَتِ ْي َمةُ ْال َعصْ َما ُ‪r‬ء‬

‫اح ْال َجا ِهلِيَّ ِة‬ ‫َو َأ ْك ِر ْم بِ ِه ِم ْن نَ َس ٍ‬


‫ب طَهَّ َرهُ هللاُ تَ َعالَى ِم ْن ِسفَ ِ‬

‫ار َدهُ فِ ْي َموْ ِر ِد ِه ْالهَنِ ِّي َو َر َواهُ‬


‫َأوْ َر َد ال َّزيْنُ ْال ِع َراقِ ُّي َو ِ‬

‫َحفِظَ اِإْل ٰلهُ َك َرا َمةً لِ ُم َح َّم ٍد‬

‫آبَا َءهُ اَأْل ْم َجا َد َ‬


‫صوْ نًا اِل ْس ِم ِه‬

‫تَ َر ُكوا ال ِّسفَا َح فَلَ ْم ي ِ‬


‫ُص ْبهُ ْم عَا ُرهُ‬

‫ِم ْن آ َد َم َو ِإلَى َأبِ ْي ِه َو ُأ ِّم ِه‬

‫اري ِْر ُغ َر ِر ِه ُم ْالبَ ِهيَّ ِة‬


‫َس َراةٌ َس َرى نُوْ ُر النُّبُ َّو ِة فِ ْي َأ َس ِ‬

‫َو بَ َد َر بَ ْد ُرهُ فِ ْي َجبِي ِْن َج ِّد ِه َع ْب ِد ْال ُمطَّلِ ِ‬


‫ب َو ا ْبنِ ِه َع ْب ِد هللاِ‬
‫‪ ‬‬
‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسلِ ْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يٍ م ْ‬
‫ذ ّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫ك َو تَ َعالَى ِإ ْب َرا َز َحقِ ْيقَتِ ِه ْال ُم َح َّم ِديَّ ِة‬


‫َو لَ َّما َأ َرا َد هللاُ تَبَا َر َ‬

‫َو ِإ ْ‬
‫ظهَا َرهُ‪ِ r‬ج ْس ًما َو رُوْ حًا بِصُوْ َرتِ ِه َو َم ْعنَاهُ‪r‬‬

‫ص َدفَ ِة آ ِمنَةَ ُّ‬


‫الز ْه ِريَّ ِة‬ ‫نَقَلَهُ ِإلَى َمقَرِّ ِ‪r‬ه ِم ْن َ‬

‫صهَا ْالقَ ِريْبُ ْال ُم ِجيْبُ بَِأ ْن تَ ُكوْ نَ ُأ ّمًا لِ ُمصْ طَفَاهُ‪r‬‬
‫َو َخ َّ‬

‫الذاتِيَّ ِة‬ ‫ض بِ َح ْملِهَا َأِل ْن َو ِ‬


‫ار ِه َّ‬ ‫ت َو اَأْلرْ ِ‬ ‫َو نُوْ ِد َ‬
‫ي فِي السَّم َوا ِ‬

‫صبَاهُ‬
‫ب ن َِسي ِْم َ‬ ‫صبَا ُكلُّ َ‬
‫صبٍّ لِهُبُوْ ِ‬ ‫َو َ‬

‫ت اَأْلرْ ضُ بَ ْع َد طُوْ ِل َج ْدبِهَا ِمنَ النَّبَا ِ‬


‫ت ُحلَاًل ُس ْند ُِسيَّةً‬ ‫َو ُك ِسيَ ِ‬

‫ت الثِّ َما ُر َوَأ ْدنَى ال َّش َج ُر لِ ْل َجانِ ْي جنَاَهُ‬


‫َو َأ ْينَ َع ِ‬

‫اح اَأْل ْلس ُِن ْال َع َربِيَّ ِة‬


‫ص ِ‬ ‫ت بِ َح ْملِ ِه ُكلُّ دَابَّ ٍة لَقُ َر ْي ٍ‬
‫ش بِفِ َ‬ ‫َو نَطَقَ ْ‬

‫ت اَأْل ِس َّرةُ َو اَأْلصْ نَا ُم َعلَى ْال ُوجُوْ ِه َو اَأْل ْف َواهُ‬


‫َو َخ َّر ِ‬

‫ب َو َد َوابُّهَا ْالبَحْ ِريَّةُ‬ ‫ق َو ْال َمغ ِ‬


‫َار ِ‬ ‫ت ُوحُوْ شُ ْال َمش ِ‬
‫َار ِ‬ ‫َو تَبَا َش َر ْ‬

‫ت ْال َع َوالِ ُم ِمنَ ال ُّسرُوْ ِر َكْأ َ‬


‫س ُح َميَّاهُ‬ ‫َواحْ تَ َس ِ‬

‫ت ْال َكهَانَةُ َو َرهَبَ ِ‬


‫ت ال َّر ْهبَانِيَّةُ‬ ‫ت ْال ِج ُّن بِِإ ْ‬
‫ظاَل ِل َز َمنِ ِه َوا ْنتُ ِه َك ِ‬ ‫َو بُ ِّش َر ِ‬

‫َو لَ ِه َج بِ َخبَ ِر ِه ُكلُّ َحب ٍْر َخبِي ٍْر َو فِ ْي ُحاَل ُح ْسنِ ِه تَاهَ‬
‫ت ُأ ُّمهُ فِي ْال َمن َِام فَقِ ْي َل لَهَا‪ِ :‬إنَّ ِك قَ ْد َح َم ْل ِ‬
‫ت بِ َسيِّ ِد ْال َعالَ ِم ْينَ َو َخي ِْر ْالبَ ِريَّ ِة‬ ‫َو ُأوْ تِيَ ْ‬

‫ض ْعتِ ِه ُم َح َّمدًا َأِلنَّهُ َستُحْ َم ُد ُع ْقبَاهُ‪r‬‬


‫َو َس ِّم ْي ِه ِإ َذا َو َ‬
‫‪ ‬‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسلِ ْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يم ْ‬
‫ذ ٍّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫ال ْال َمرْ ِويَّ ْة‬


‫ان َعلَى َم ْشهُوْ ِر اَأْل ْق َو ِ‬
‫َو لَ َّما تَ َّم ِم ْن َح ْملِ ِه َش ْه َر ِ‬

‫تُ ُوفِّ َي بِ ْال َم ِد ْينَ ِة ْال ُمنَ َّو َر ِة َأبُوْ هُ َع ْب ُد هللاِ‬

‫َو َكانَ قَ ِد اجْ تَا َز بَِأ ْخ َوالِ ِه بَنِ ْي َع ِديٍّ ِمنَ الطَّاِئفَ ِة النَّج ِ‬
‫َّاريَّ ِة‬

‫ث فِ ْي ِه ْم َش ْهرًا َسقِ ْي ًما يُ َعانُوْ نَ ُس ْق َمهُ َو َش ْك َواهُ‬


‫َو َم َك َ‬

‫ح تِ ْس َعةُ َأ ْشه ٍُر قَ َم ِريَّ ٍة‬ ‫َو لَ َّما تَ َّم ِم ْن َح ْملِ ِه َعلَى الر ِ‬
‫َّاج ِ‬

‫ان َأ ْن يَ ْن َجلِ َي َع ْنهُ َ‬


‫صدَاهُ‬ ‫َو آنَ لِل َّز َم ِ‬

‫ض َر ُأ َّمهُ لَ ْيلَةَ َموْ لِ ِد ِه ِ‬


‫آسيَةُ َو َمرْ يَ ُم ِف ْي نِ ْس َو ٍة ِمنَ ْال َح ِظ ْي َر ِة ْالقُ ْد ِسيَّ ِة‬ ‫َح َ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نُوْ رًا يَتَْأَلُأَل َسنَاهُ‬


‫َو َأ َخ َذهَا ْال َمخَاضُ فَ َولَ َدتُههُ َ‬

‫ض ْي ٌء‬ ‫س ِم ْن َ‬
‫ك ُم ِ‬ ‫َو ُم َحيًّا َكال َّش ْم ِ‬

‫َأ ْسفَ َر ْ‬
‫ت َع ْنهُ لَ ْيلَةٌ َغرَّا ُء‬

‫لَ ْيلَةُ ْال َموْ لِ ِد الَّ ِذيْ َكانَ لِل ِّدي ِْن ُسرُوْ ٌر بِيَوْ ِم ِه َو ْ‬
‫از ِدهَا ُء‬

‫َار َما لَ ْم تَن َْلهُ النّ َسا ُء‬ ‫ت بِ َوضْ ِع ِه ا ْبنَةُ َوهَ ٍ‬
‫ب ِم ْن فَخ ٍ‬ ‫يَوْ َم نَالَ ْ‬
‫ت قَ ْب ُل َمرْ يَ ُم ْال َع ْذ َرا ُء‬ ‫َت قَوْ َمهَا بَِأ ْف َ‬
‫ض َل ِم َّما َح َملَ ْ‬ ‫َو َأت ْ‬

‫َموْ لِ ٌد َكانَ ِم ْنهُ فِ ْي طَالِ ِع ْال ُك ْف ِر َو بَا ٌل َعلَ ْي ِه ُم َو َوبَا ُء‬

‫ق ْالهَنَا ُء‬
‫ف َأ ْن قَ ْد ُولِ َد ْال ُمصْ طَفَى َو َح َّ‬
‫ت بُ ْش َرى ْالهَ َواتِ ِ‬
‫َو تَ َوالَ ْ‬

‫ْف َأِئ َّمةٌ َذوُوْ ا ِر َوايَة ٍو َر ِويَّ ٍة‬


‫ه َذا َو قَ ِد ا ْستَحْ َسنَ ْالقِيَا َم ِع ْن َد ِذ ْك ِر َموْ لِ ِد ِه ال َّش ِري ِ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم غَايَةَ َم َرا ِم ِه َو َمرْ َماهُ‪r‬‬ ‫فَطُوْ بَى لِ َم ْن َكانَ تَع ِ‬
‫ْظ ْي ُمهُ َ‬
‫‪ ‬‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسل ِْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يم ْ‬
‫ذ ٍّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫ض َرافِعًا َرْأ َسهُ ِإلَى ال َّس َما ِء ْال َعلِيَّ ِة‬


‫اضعًا يَ َد ْي ِه َعلَى اَأْلرْ ِ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو ِ‬
‫َو بَ َر َز َ‬

‫ك ال َّر ْف ِع ِإلَى ُسْؤ َد ِد ِه َو َعاَل هُ‬


‫ُموْ ِميًا بِذلِ َ‬

‫َو ُم ِش ْيرًا ِإلَى ِر ْف َع ِة قَ ْد ِر ِه َعلَى َساِئ ِر ْالبَ ِريَّ ِة‬

‫َو َأنَّهُ ْال َحبِيْبُ الَّ ِذيْ َح ُسن ْ‬


‫َت ِطبَا ُعهُ‪َ r‬و َس َجايَاهُ‬

‫ك ْالبَنِيَّ ِة‬ ‫َت ُأ ُّمهُ َع ْب َد ْال ُمطَّلِ ِ‬


‫ب َو هُ َو يَطُوْ فُ بِهَاتِ ْي َ‬ ‫َو َدع ْ‬

‫فََأ ْقبَ َل ُمس ِ‬


‫ْر ًعا‪َ r‬و نَظَ َر ِإلَ ْي ِه َو بَلَ َغ ِمنَ ال ُّسرُوْ ِر ُمنَاهُ‬

‫َو َأ ْد َخلَهُ ْال َك ْعبَةَ ْال َغرَّا َء َو قَا َم يَ ْد ُعوْ بِ ُخلُوْ ِ‬


‫ص النِّيَّ ِة‬

‫َو يَ ْش ُك ُر هللاَ تَ َعالَى َعلَى َما َم َّن بِ ِه َعلَ ْي ِه َو َأ ْعطَاهُ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ن َِظ ْيفًا َم ْختُوْ نًا َم ْقطُوْ َع ال ُّس َّر ِة بِيَ ِد ْالقُ ْد َر ِة اِإْل ل ِهيَّ ِة‬
‫َو ُولِ َد َ‬
‫طَيِّبًا َد ِه ْينًا َم ْكحُوْ اًل بِ ُكحْ ِل ْال ِعنَايَ ِة َع ْينَاهُ‬

‫َو ِق ْي َل خَ تَنَهُ َج ُّدهُ ( َع ْب ُد ْال ُمطَّلِ ِ‬


‫ب) بَ ْع َد َسب ِْع لَيَ ٍ‬
‫ال َس ِويَّ ٍة‬

‫َو َأوْ لَ َم َو َأ ْ‬
‫ط َع َم َو َس َّماهُ ُم َح َّمدًا َو َأ ْك َر َم َم ْث َواهُ‬
‫‪ ‬‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسل ِْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يم ْ‬
‫ذ ٍّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫‪ ‬‬

‫ق َو َغ َراِئبُ َغ ْيبِيَّةٌ‬ ‫َو ظَهَ َر ِع ْن َد ِواَل َدتِ ِه َخ َو ِ‬


‫ار ُ‬

‫ِإرْ هَاصًا لِنُبُ َّوتِ ِه َو ِإعْاَل ًما بَِأنَّهُ ُم ْختَا ُر هللاِ تَ َعالَى َو ُمجْ تَبَاهُ‬

‫ت ال َّس َما ِء ِح ْفظًا َو ُر َّد َع ْنهَا ْال َم َر َدةُ َو َذ ُووا النُّفُوْ ِ‬


‫س ال َّش ْيطَانِيَّ ِة‬ ‫فَ ِز ْي َد ِ‬

‫ت ُكلِّ َر ِجي ٍْم فِ ْي َح ِ‬


‫ال َمرْ قَاهُ‬ ‫َو َر َج َم ْ‬
‫ت نُجُوْ ُم النِّ ْي َرا ِ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَأْل ْن ُج ُم ُّ‬


‫الز ْه ِريَّةُ‬ ‫َو تَدَلَّ ْ‬
‫ت ِإلَ ْي ِه َ‬

‫ت بِنُوْ ِرهَا ِوهَا ُد ْال َح َر ِم َو َربَاهُ‬


‫َوا ْستَنَا َر ْ‬

‫ت لَهُ قُصُوْ ُر ال َّش ِام ْالقَ ْي َ‬


‫ص ِريَّ ِة‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نُوْ ٌر َأ َ‬
‫ضا َء ْ‬ ‫َو َخ َر َج َم َعهُ َ‬

‫اح َم َّكةَ دَا ُرهُ َو َم ْغنَاهُ‪r‬‬


‫فَ َرآهَا َم ْن بِبِطَ ِ‬

‫الَّ ِذيْ َرفَ َع َأنُوْ شَرْ َوانَ َس ْم َكهُ َو َسوَّاهُ‬

‫َو َسقَطَ َأرْ بَ َع َع ْش َرةَ ِم ْن ُش َرفَاتِ ِه ْالع ُْل ِويَّ ِة‬


‫ك ِك ْس َرى لِهَوْ ِل َما َأ َ‬
‫صابَهُ َو ُع َراهُ‬ ‫َو ُك ِس َر ُم ْل ُ‬

‫ت النِّ ْي َرانُ ْال َم ْعبُوْ َدةُ بِ ْال َم َمالِ ِك ْالفَ ِ‬


‫ار ِسيَّ ِة‬ ‫َو َخ ِم َد ِ‬

‫ع بَ ْد ِر ِه ْال ُمنِي ِْر َو ِإ ْش َر ِ‬


‫اق ُم َحيَّاهُ‬ ‫لِطُلُوْ ِ‬

‫َت بَ ْينَ هَ َم َذانَ َو قُ َّم ِمنَ ْالبِاَل د ِْال َع َج ِميَّ ِة‬


‫ت بُ َح ْي َرةُ َسا َوةَ َو َكان ْ‬
‫ض ْ‬
‫َو غَا َ‬

‫ك ْال ِميَا ِه‬ ‫ت ِإ ْذ َك َّ‬


‫ف َوا ِكفُ َموْ ِجهَا الثَّجَّا َج يَنَابِ ْي ُع هَاتِ ْي َ‬ ‫َو َجفَّ ْ‬

‫اض َوا ِديْ َس َما َوةَ َو ِه َي َمفَا َزةٌ فِ ْي فَاَل ٍة َو بَ ِريَّ ٍة‬
‫َو فَ َ‬

‫‪.‬لَ ْم يَ ُك ْن بِهَا قَ ْب ُل َما ٌء يَ ْنقَ ُع لِلظَّ ْم ِ‬


‫آن اللَّهَاةَ‬

‫اص ْال َم ِّكيَّ ِة‬


‫ف بِ ْال َع َر ِ‬
‫ض ِع ْال َم ْعرُوْ ِ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِ ْال َموْ ِ‬
‫َو َكانَ َموْ لِ ُدهُ َ‬

‫َو ْالبَلَ ِد الَّ ِذيْ اَل يُ ْع َ‬


‫ض ُد َش َج ُرهُ َو اَل ي ُْختَلَى خُاَل هُ‬

‫ال لِ ْل ُعلَ َما ِء َمرْ ِويَّ ٍة‬


‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو فِ ْي َشه ِْرهَا َو فِ ْي يَوْ ِمهَا َعلَى َأ ْق َو ٍ‬ ‫َو ْ‬
‫اختُلِفَ ِف ْي ع ِ‬
‫َام ِواَل َدتِ ِه َ‬

‫ص َّدهُ هللاُ تَ َعالَى ع َِن ْال َح َر ِم َو َح َماهُ‬


‫َام ْالفِي ِْل الَّ ِذيْ َ‬
‫َّاج ُح َأنَّهَا قُبَ ْي َل فَجْ ِر يَوْ ِم اِإْل ْثنَي ِْن ثَانِ َي َع َش َر َشه ِْر َربِ ْي ُع اَأْلو َِّل ِم ْن ع ِ‬
‫‪.‬و الر ِ‬
‫َ‬
‫‪ ‬‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسل ِْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يم ْ‬
‫ذ ٍّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُأ ُّمهُ َأيَّا ًما ثُ َّم َأرْ َ‬


‫ض َع ْتهُ ثُ َو ْيبَةُ اَأْل ْسلَ ِميَّةُ‬ ‫َو َأرْ َ‬
‫ض َع ْتهُ َ‬

‫صاَل ةُ َو ال َّساَل ُم بِبُ ْش َراهُ‬ ‫الَّتِ ْي َأ ْعتَقَهَا َأبُوْ لَهَ ٍ‬


‫ب ِح ْينَ َوافَ ْتهُ ِع ْن َد ِميْاَل ِد ِه َعلَ ْي ِه ال َّ‬

‫ح َو َأبِ ْي َسلَ َمةَ َو ِه َي بِ ِه َحفِيَّةٌ‬ ‫فََأرْ َ‬


‫ض َع ْتهُ َم َع ا ْبنِهَا َم ْسرُوْ ٍ‬
‫ت قَ ْبلَهُ َح ْم َزةَ الَّ ِذيْ ُح ِم َد فِ ْي نُصْ َر ِة ال ِّدي ِْن ُس َراهُ‬ ‫َو َأرْ َ‬
‫ض َع ْ‬

‫ث ِإلَ ْيهَا ِمنَ ْال َم ِد ْينَ ِة بِ ِ‬


‫صلَ ٍة َو ِك ْس َو ٍة ِه َي بِهَا َح ِريَّةٌ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَ ْب َع ُ‬
‫َو َكانَ َ‬

‫ْح َو َوا َراهُ‬ ‫ِإلَى َأ ْن َأوْ َر َد هَ ْي َكلَهَا َراِئ ُد ْال َمنُوْ ِن الض ِ‬
‫َّري ِ‬

‫قِ ْي َل َعلَى ِدي ِْن قَوْ ِمهَا‪ْ r‬الفَِئ ِة ْال َجا ِهلِيَّ ِة‬

‫ت َأ ْثبَتَ ْال ِخاَل ِ‬


‫ف ابْنُ َم ْن َد ْة َو َح َكاهُ‬ ‫َو قِ ْي َل َأ ْسلَ َم ْ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ْالفَتَاةُ َحلِ ْي َمةُ ال َّس ْع ِديَّةُ‬ ‫ثُ َّم َأرْ َ‬
‫ض َع ْتهُ َ‬

‫َو َكانَ قَ ْد َر َّد ُكلٌّ ِمنَ ْالقَوْ ِم ثَ ْديَهَا لِفَ ْق ِرهَا َو َأبَاهُ‬

‫ب َع ْي ُشهَا‪ r‬بَ ْع َد ْال َمحْ ِل قَ ْب َل ْال َع ِشيَّ ِة‬ ‫فََأ ْخ َ‬


‫ص َ‬

‫َو َد َّر ثَ ْديَهَا بِ ُدرِّ دَرٍّ لَبَنَهُ ْاليَ ِميْنُ ِم ْنهُ َما‪َ r‬و لَبَنُهُ اآْل َخ ُر َأخَاهُ‬

‫َال َو ْالفَ ْق ِر َغنِيَّةً‬


‫ت بَ ْع َد ْالهُز ِ‬
‫َو َأصْ بَ َح ْ‬

‫ت ال َّش ِ‬
‫ارفُ لَ َد ْيهَا َو ال ِّشيَاهُ‬ ‫َو َس ِمنَ ِ‬

‫َو ا ْن َج َ‬
‫اب ع َْن َجانِبِهَا‪ُ r‬كلُّ ُملِ َّم ٍة َو َر ِزيَّ ٍة‬

‫َو طَ َّر َز ال َّس ْع ُد بُرْ َد َعي ِْشهَا ْالهَنِ ِّي َو َوشَاهُ‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسل ِْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يم ْ‬
‫ذ ٍّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫‪ ‬‬

‫صبِ ِّي فِي ال َّشه ِْر بِ ِعنَايَ ٍة َربَّانِيَّ ٍة‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَ ِشبُّ فِي ْاليَوْ ِم َشبَ َ‬
‫اب ال َّ‬ ‫َو َكانَ َ‬
‫ق قُ َواهُ‬ ‫صيْح النُّ ْ‬
‫ط ِ‬ ‫ْع ِمنَ ال ُّشهُوْ ِر بِفَ ِ ِ‬ ‫س‪َ ،‬و قَ ِويَ ْ‬
‫ت فِ ْي تِس ٍ‬ ‫فَقَا َم َعلَى قَ َد َم ْي ِه فِ ْي ثَاَل ٍ‬
‫ث َو َمشَى فِ ْي َخ ْم ٍ‬

‫ص ْد َرهُ ال َّش ِر ْيفَ لَ َد ْيهَا َو َأ ْخ َر َجا ِم ْنهُ َعلَقَةً َد َم ِويَّةً‬ ‫ق ْال َملَ َك ِ‬
‫ان َ‬ ‫َو َش َّ‬

‫ان َو بِالثَّ ْل ِ‬
‫ج َغ َساَل هُ‬ ‫َو َأ َزااَل ِم ْنهُ َحظَّ ال َّش ْيطَ ِ‬

‫َو َمآَل هُ ِح ْك َمةً َو َم َعانِ َي ِإ ْي َمانِيَّةً‬

‫ثُ َّم خَاطَاهُ َو بِخَات َِم النُّبُ َّو ِة َختَ َماهُ‬

‫ف ِم ْن ُأ َّمتِ ِه ُأ َّم ِة ْال َخي ِْريَّ ِة‬


‫َو َو َزنَاهُ فَ َر َج َح بَِأ ْل ٍ‬

‫صبَاهُ‬ ‫اف ِم ْن َح ِ‬
‫ال َ‬ ‫ص ِ‬‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َعلَى َأ ْك َم ِل اَأْلوْ َ‬
‫َو نَ َشَأ َ‬

‫ثُ َّم َر َّد ْتهُ ِإلَى ُأ ِّم ِه َو ِه َي بِ ِه َغ ْي ُر َس ِخيَّ ٍة‬

‫ث ت َْخشَاهُ‬
‫اب َحا ِد ٍ‬
‫ص َ‬‫اب بِ َم َ‬
‫ص َ‬‫َح َذرًا ِم ْن َأ ْن يُ َ‬

‫َت َعلَ ْي ِه َحلِ ْي َمةُ ال َّس ْع ِديَّةُ فِ ْي َأي َِّام خَ ِد ْي َجةَ ال َّسيِّ َد ِة ْال َو ِ‬
‫ضيَّ ِة‬ ‫َو َوفَد ْ‬

‫فَ َحبَاهَا ِم ْن ِحبَاِئ ِه ْال َوافِ ِر بِ ِحبَاهُ‬

‫ت َعلَ ْي ِه يَوْ َم ُحنَي ٍْن فَقَا َم ِإلَ ْيهَا َو َأ َخ َذ ْتهُ اَأْلرْ يَ ِحيَّةُ‬
‫َو قَ ِد َم ْ‬

‫َو بَ َسطَ لَهَا ِم ْن ِردَاِئ ِه ال َّش ِري ِ‬


‫ْف بِ َساطَ بِرِّ ِه َو نَدَاهُ‬

‫ت َم َع َزوْ ِجهَا َو ْالبَنِ ْينَ َو ُّ‬


‫الذرِّ يَّ ِة‬ ‫َّح ْي ُح َأنَّهَا َأ ْسلَ َم ْ‬
‫َو الص ِ‬

‫ص َحابَ ِة َج ْم ٌع ِم ْن ثِقَا ِ‬
‫ت الرُّ َوا ِة‬ ‫َو قَ ْد َع َّدهُ َما فِي ال َّ‬
‫‪ ‬‬
‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسلِ ْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يٍ م ْ‬
‫ذ ّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫ت بِ ِه ُأ ُّمهُ ِإلَى ْال َم ِد ْينَ ِة النَّبَ ِويَّ ِة‬


‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأرْ بَ َع ِسنِ ْينَ َخ َر َج ْ‬
‫َو لَ َّما بَلَ َغ َ‬

‫ب ْال َحجُوْ ِن ْال َوفَاةُ‬


‫َت فَ َوافَ ْتهَا بِاَأْل ْب َوا ِء َأوْ بِ ِش ْع ِ‬
‫ثُ َّم عَاد ْ‬

‫اضنَتُهُ ُأ ُّم َأ ْي َمنَ ْال َحبَ ِشيَّةُ‬


‫َو َح َملَ ْتهُ َح ِ‬

‫الَّتِ ْي َز َّو َجهَا بَ ْع ُد ِم ْن َز ْي ِد ب ِْن َح ِ‬


‫ارثَةَ َموْ اَل هُ‬

‫ق لَهُ َو َأعْاَل ُرقِيَّهُ‬


‫ض َّمهُ ِإلَ ْي ِه َو َر َّ‬ ‫َو َأ ْد َخلَ ْتهُ َعلَى َج ِّد ِه َع ْب ِد ْال ُمطَّلِ ِ‬
‫ب فَ َ‬

‫خ لِ َم ْن َوقَّ َرهُ َو َوااَل هُ‬ ‫َو قَا َل ِإ َّن اِل ْبنِ ْي ه َذا َشْأنًا ع ِ‬
‫َظ ْي ًما‪ ،‬فَبَ ٍ‬
‫خ بَ ٍ‬

‫ط نَ ْف ُسهُ اَأْلبِيَّةُ‬ ‫صبَاهُ جُوْ عًا َو اَل ع ْ‬


‫َط ًشا قَ ُّ‬ ‫َو لَ ْم تَ ْش ُ‬
‫ك فِ ْي َ‬

‫َو َكثِ ْيرًا َما َغ َذى فَا ْغتَ َذى بِ َما ِء َز ْم َز َم فََأ ْشبَ َعهُ َو َأرْ َواهُ‬

‫ب َمطَايَا ْال َمنِيَّ ِة‬ ‫َو لَ َّما ُأنِ ْيخ ْ‬


‫َت بِفِنَا ِء َج ِّد ِه َع ْب ِد ْال ُمطَّلِ ِ‬

‫ق َأبِ ْي ِه َع ْب ِد هللاِ‬ ‫َكفَلَهُ َع ُّمهُ َأبُوْ طَالِ ٍ‬


‫ب َشقِ ْي ٌ‬

‫فَقَا َم بِ َكفَالَتِ ِه بِ َع ْز ٍم قَ ِويٍّ َو ِه َّم ٍة َو َح ِميَّ ٍة‬

‫س َو ْالبَنِ ْينَ َو َربَّاهُ‬


‫َو قَ َّد َمهُ َعلَى النَّ ْف ِ‬

‫ب ِإلَى ْالبِاَل ِد ال َّشا ِميَّ ِة‬


‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َع ُّمهُ َأبُوْ طَالِ ٍ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ ْثنَى َع َش َر َسنَةً َر َح َل بِ ِه َ‬
‫َو لَ َّما بَلَ َغ َ‬

‫ف النُّبُ َّو ِة َو َح َواهُ‬


‫َو َع َرفَهُ الرَّا ِهبُ بُ َح ْي َرا بِ َما َحا َزهُ ِم ْن َوصْ ِ‬
‫َو قَا َل ِإنِّ ْي َأ َراهُ َسيِّ َد ْال َعالَ ِم ْينَ َو َرسُوْ َل هللاِ َو نَبِيَّهُ‬

‫َان ِإاَّل لِنَبِ ٍّي َأوَّا ٍه‬


‫قَ ْد َس َج َد لَهُ ال َّش َج ُر َو ْال َح َج ُر َو اَل يَ ْس ُجد ِ‬

‫ب ْالقَ ِد ْي َمة ال َّس َم ِ‬


‫اويَّ ِة‬ ‫َو ِإنَّا لَن َِج ُد نَ ْعتَهُ فِي ْال ُكتُ ِ‬

‫َو بَ ْينَ َكتِفَ ْي ِه خَاتَ ُم النُّبُ َّو ِة قَ ْد َع َّمهُ النُّوْ ُر َو َعاَل هُ‬

‫َو َأ َم َر َع َّمهُ بِ َر ِّد ِه ِإلَى َم َّكةَ تَ َخوُّ فًا َعلَ ْي ِه ِم ْن َأ ْه ِل ِدي ِْن ْاليَهُوْ ِديَّ ِة‬

‫او ْز ِمنَ ال َّش ِام ْال ُمقَ َّد ِ‬


‫س بُصْ َراهُ‬ ‫فَ َر َج َع بِ ِه َو لَ ْم يُ َج ِ‬
‫‪ ‬‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسل ِْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يم ْ‬
‫ذ ٍّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َخ ْمسًا َو ِع ْش ِر ْينَ َسنَةً َسافَ َر ِإلَى بُصْ َرى فِ ْي تِ َجا َر ٍة لِ َخ ِد ْي َجةَ ْالفَتِيَّ ِة‬
‫َو لَ َّما بَلَ َغ َ‬

‫صاَل ةُ َو ال َّساَل ُم َو يَقُوْ ُم بِ َما َعنَاهُ‬


‫َو َم َعهُ غُاَل ُمهَا‪َ r‬م ْي َس َرةُ يَ ْخ ُد ُمهُ َعلَ ْي ِه ال َّ‬

‫صوْ َم َع ِة نَ ْسطُوْ َر َرا ِه ِ‬


‫ب النَّصْ َرانِيَّ ِة‬ ‫فَنَ َز َل تَحْ تَ َش َج َر ِة لَدَى َ‬

‫فَ َع َرفَهُ الرَّا ِهبُ ِإ ْذ َما َل ِإلَ ْي ِه ِظلُّهَا ْال َو ِ‬


‫ارفُ َو آ َواهُ‬

‫صفَا ٍ‬
‫ت نَقِيَّ ٍة‬ ‫َو قَا َل َما نَ َز َل تَحْ تَ ه ِذ ِه ال َّش َج َر ِة قَ ُّ‬
‫ط ِإاَّل نَبِ ٌّي ُذوْ ِ‬

‫صهُ هللاُ تَ َعالَى بِ ْالفَ َ‬


‫ضاِئ ِ‪r‬ل َو َحبَاهُ‬ ‫َو َرسُوْ ٌل قَ ْد َخ َّ‬

‫ثُ َّم قَا َل ِل َم ْي َس َرةَ‪َ r‬أفِ ْي َع ْينَ ْي ِه ُح ْم َرةٌ ِا ْست ْ‬


‫َظهَارًا لِ ْل َعاَل َم ِة ْال َخفِيَّ ِة‬

‫فََأ َجابَهُ بِنَ َع ْم فَ َح َّ‬


‫ق لَ َد ْي ِه َما ظَنَّهُ فِ ْي ِه َو تَ َو َّخاهُ‬
‫ق ع َْز ٍم َو ُحس ٍْن طَ ِويَّ ٍة‬ ‫ار ْقهُ َو ُك ْن َم َعهُ بِ ِ‬
‫ص ْد ِ‬ ‫ثُ َّم قَا َل لِ َم ْي َس َرةَ‪ r‬اَل تُفَ ِ‬

‫فَِإنَّهُ ِم َّم ْ‪r‬ن َأ ْك َر َمهُ هللاُ تَ َعالَى بِالنُّبُ َّو ِة َواجْ تَبَاهُ‬

‫ثُ َّم عَا َد ِإلَى َم َّكةَ فَ َرَأ ْتهُ َخ ِد ْي َجةُ ُم ْقبِاًل َو ِه َي بَ ْينَ نِ ْس َو ٍة فِ ْي ِعلِّيَّ ٍة‬

‫س قَ ْد َأظَاَّل هُ‬
‫َج ال َّش ْم ِ‬ ‫ان َعلَى َرْأ ِس ِه ال َّش ِري ِ‬
‫ْف ِم ْن َوه ِ‬ ‫َو َملَ َك ِ‪r‬‬

‫ك فِي ال َّسفَ ِر ُكلَّهُ َو بِ َما قَا َل لَهُ الرَّا ِهبُ َو َأوْ َد َعهُ لَ َد ْي ِه ِمنَ ْال َو ِ‬
‫صيَّ ِة‬ ‫َو َأ ْخبَ َرهَا َم ْي َس َرةُ بَِأنَّهُ َرَأى ذلِ َ‬

‫ضاعَفَ هللاُ فِ ْي تِ ْل َ‬
‫ك التِّ َجا َر ِة ِر ْب َحهَا َو نَ َّماهُ‪r‬‬ ‫َو َ‬

‫ت َأنَّهُ َرسُوْ ُل هللاِ تَ َعالَى ِإلَى ْالبَ ِريَّ ِة‬ ‫فَبَانَ لِ َخ ِد ْي َجةَ بِ َما َرَأ ْ‬
‫ت َو َما َس ِم َع ْ‬

‫الَّ ِذيْ َخ َّ‬


‫صهُ هللاُ تَ َعالَى بِقُرْ بِ ِه َواصْ طَفَاهُ‬

‫ْب َريَّاهُ‪r‬‬ ‫فَ َخطَبَ ْتهُ لِنَ ْف ِسهَا لِتَ ُش َّم ِمنَ اِإْل ْي َم ِ‬
‫ان بِ ِه ِطي َ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْع َما َمهُ‪ r‬بِ َما َد َع ْتهُ ِإلَ ْي ِه ه ِذ ِه ْالبَ َّرةُ النَّقِيَّةُ‬
‫فََأ ْخبَ َر َ‬

‫ب ُكلٌّ ِمنَ ْالقَوْ ِم يَ ْه َواهُ‬


‫ب َو نَ َس ٍ‬
‫ال َو َح َس ٍ‬ ‫فَ َر ِغبُوْ ا فِ ْيهَا لِفَضْ ٍل َو ِدي ٍْن َو َج َم ٍ‬
‫ال َو َم ٍ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بَ ْع َد َأ ْن َح ِم َد هللاَ بِ َم َحا ِم َد َسنِيَّ ٍة‬


‫ب َو َأ ْثنَى َعلَ ْي ِه َ‬
‫ب َأبُوْ طَالِ ٍ‬
‫َو َخطَ َ‬

‫َو قَا َل‪ :‬هُ َو َوهللاِ بَ ْع ُد لَهُ نَبَأ ٌع ِ‬


‫َظ ْي ٌم‪ ،‬يُحْ َم ُد فِ ْي ِه َم ْس َراهُ‬

‫ق َس َعا َدتِهَا‪ r‬اَأْل َزلِيَّ ِة‬


‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأبُوْ هَا‪َ ،‬و قِ ْي َل‪َ :‬ع ُّمهَا‪َ ،‬و قِ ْي َل‪َ :‬أ ُخوْ هَا لِ َسابِ ِ‬
‫فَ َز َّو َجهَا ِم ْنهُ َ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إاَّل الَّ ِذيْ بِاس ِْم ْال َخلِي ِْل َس َّماهُ‬
‫‪َ .‬و َأوْ لَ َدهَا ُك َّل َأوْ اَل ِد ِه َ‬
‫‪ ‬‬
‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسلِ ْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يٍ م ْ‬
‫ذ ّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫‪ ‬‬

‫صدَا ِعهَا بِال ُّسيُوْ ِل اَأْل ْبطَ ِحيَّ ِة‬


‫َت قُ َريْشٌ ْال َك ْعبَةَ اِل ْن ِ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َخ ْمسًا َو ثَاَل ثِ ْينَ َسنَةً بَن ْ‬
‫َو لَ َّما بَلَّ َغ َ‬

‫َو تَنَا َز ُعوْ ا فِ ْي َر ْف ِع ْال َح َج ِر اَأْل ْس َو ِد‪ ،‬فَ ُكلٌّ َأ َرا َد َر ْف َعهُ َو َر َجاهُ‬

‫ت ْال َع َ‬
‫صبِيَّةُ‬ ‫َو َعظُ َم ْالقِ ْي ُل َو ْالقَالُ‪َ ،‬و تَ َحالَفُوْ ا َعلَى ْالقِت ِ‬
‫َال‪َ ،‬و قَ ِويَ ِ‬

‫ب َو َأنَا ٍة‬ ‫ْأ‬


‫صاِئ ٍ‬ ‫اف‪َ ،‬و فَ َّوضُوا اَأْل ْم َر ِإلَى ِذيْ َر ٍ‬
‫ي َ‬ ‫ص ِ‬‫ثُ َّم تَدَا ُعوْ ا ِإلَى اِإْل ْن َ‬

‫ب ال َّس َدنَ ِة ال َّش ْيبِيَّ ِة‬ ‫فَ َح َك َم بِتَحْ ِكي ِْم َأو َِّل د ِ‬
‫َاخ ٍل ِم ْن بَا ِ‬

‫َاخ ٍل‪ ،‬فَقَالُوْ ا‪ :‬ه َذا اَأْل ِميْنُ ‪َ ،‬و ُكلُّنَا نَ ْقبَلُهُ َو نَرْ َ‬
‫ضاهُ‪r‬‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ َّو َل د ِ‬
‫فَ َكانَ النَّبِ ُّي َ‬

‫ب ْال ُح ْك ِم فِ ْي ه َذا ْال ُملِ ِّم َو َولِيَّهُ‬


‫اح َ‬
‫ص ِ‬‫َو َأ ْخبَرُوْ هُ بَِأنَّهُ ْم َرضُوْ هُ َأ ْن يَ ُكوْ نَ َ‬

‫ب‪ ،‬ثُ َّم َأ َم َر َأ ْن تَرْ فَ َعهُ ْالقَبَاِئ ُل َج ِم ْيعًا ِإلَى ُمرْ تَقَاهُ‬
‫ض َع ْال َح َج َر فِ ْي ثَوْ ٍ‬
‫فَ َو َ‬

‫ك ْالبَنِيَّ ِة‬
‫فَ َر ْفعُوْ هُ ِإلَى َمقَرِّ ِ‪r‬ه ِم ْن ُر ْك ِن هَاتِ ْي َ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِيَ ِد ِه ال َّش ِر ْيفَ ِة فِ ْي َموْ ِ‬


‫ض ِع ِه اآْل نَ َو بَنَاهُ‬ ‫ض َعهُ َ‬
‫‪.‬و َو َ‬
‫َ‬
‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسل ِْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يم ْ‬
‫ذ ٍّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫‪ ‬‬
‫ال لِ َذ ِوي ْال َعالِ ِميَّ ِة‬
‫ق اَأْل ْق َو ِ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأرْ بَعُوْ نَ َسنَةً َعلَى َأوْ فَ ِ‬
‫‪،‬و لَ َّما َك ُم َل َ‬
‫َ‬

‫بَ َعثَهُ هللاُ تَ َعالَى لِ ْل َعالَ ِمي َ‪ْr‬ن بَ ِش ْيرًا َو نَ ِذ ْيرًا فَ َع َّمهُ ْم بِرُحْ َماهُ‪r‬‬

‫َو بُدَِئ ِإلَى تَ َم ِام ِستَّ ِة َأ ْشه ٍُر بِالرُّ ْؤ يَا الصَّا ِدقَ ِة ْال َجلِيَّ ِة‬

‫ْح َأ َ‬
‫ضا َ‪r‬ء َسنَاهُ‬ ‫صب ٍ‬ ‫ت ِم ْث َل فَلَ ِ‬
‫ق ُ‬ ‫فَ َكانَ اَل يَ َرى ُرْؤ يَا ِإاَّل َجا َء ْ‬

‫َو ِإنَّ َما ا ْبتُدَِئ بِالرُّ ْؤ يَا تَ ْم ِر ْينًا لِ ْلقُ َّو ِة ْالبَش ِ‬
‫َريَّ ِة‬

‫ْح النُّبُ َّو ِة‪ ،‬فَاَل تَ ْق َواهُ قُ َواهُ‬


‫ص ِري ِ‬ ‫لَِئاَّل يَ ْف َجَأهُ ْال َملَ ُ‬
‫ك بِ َ‬

‫ِّب ِإلَ ْي ِه ْالخَاَل ُء‪ ،‬فَ َكانَ يَتَ َعبَّ ُد بِ َح َرا َء اللَّيَالِ َي ْال َع َد ِديَّةَ‬
‫َو ُحب َ‬

‫ص ِر ْي ُح ْال َح ِّ‬
‫ق َو َوافَاهُ‬ ‫ِإلَى َأ ْن َأتَاهُ فِ ْي ِه َ‬

‫ت ِم ْن َشه ِْر اللَّ ْيلَ ِة ْالقَ ْد ِريَّ ِة‬


‫ك فِ ْي يَوْ ِم اِإْل ْثنَي ِْن لِ َس ْب َع َع ْش َرةَ لَ ْيلَةً خَلَّ ْ‬
‫َو ذلِ َ‬

‫َو ثَ َّم َأ ْق َوالٌ‪ :‬لِ َسب ٍْع‪َ ،‬أوْ َأِلرْ بَ ٍع َو ِع ْش ِر ْينَ ِم ْنهُ‪َ ،‬أوْ لِثَ َم ٍ‪r‬‬
‫ان ِم ْن َشه ِْر َموْ لِ ِد ِه الَّ ِذيْ بَدَا فِ ْي ِه بَ ْد ُر ُم َحيَّاهُ‬

‫فَقَا َل لَهُ‪ :‬اِ ْق َرْأ‪ ،‬فََأبَى فَغَطَّهُ غَطّةً قَ ِويَّةً‬

‫ثُ َّم قَا َل لَهُ‪ :‬اِ ْق َرْأ‪ ،‬فََأبَى فَغَطَّهُ ثَانِيَةً َحتَّى بَلَ َغ ِم ْنهُ ْال َج ْه ُد َو غَطَّاهُ‬

‫ثُ َّم قَا َل لَهُ‪ :‬اِ ْق َرْأ‪ ،‬فََأبَى فَغَطَّهُ ثَالِثَةً لِيَتَ َو َّجهَ ِإلَى َما َسي ُْلقَى ِإلَ ْي ِه بِ َج ْم ِعيَّ ِة‬

‫َو يُقَابلُهُ بِ ِج ٍّد َواجْ تِهَا ٍد َو يَتَلَقَّاهُ‬

‫ت ال َّش ِذيَّ ِة‬


‫ك النَّفَ َحا ِ‬ ‫ث ِسنِ ْينَ ‪َ ،‬أوْ ثَاَل ثِ ْينَ َش ْهرًا‪ ،‬لِيَ ْشتَا َ‬
‫ق ِإلَى ا ْنتِش ِ‬
‫َاق هَاتِ ْي َ‬ ‫ثُ َّم فَتَ َر ْال َوحْ ُ‬
‫ي ثَاَل َ‬

‫ثُ َّم ُأ ْن ِزلَ ْ‬


‫ت َعلَ ْي ِه { يَا َأيُّهَا ْال ُم َّدثِّر } فَ َجا َءهُ ِجب ِْر ْي ُل بِهَا َو نَادَاهُ‬
‫فَ َكانَ لِنُبُ َّوتِ ِه فِ ْي تَقَ ُّد ِم { اِ ْق َرْأ بِاس ِْم َربِّ َ‬
‫ك } شَا ِه ٌد َعلَى َأ َّن لَهَا السَّابِقِيَّةَ‬

‫‪.‬و التَّقَ ُّد َم َعلَى ِر َسالَتِ ِه بِ ْالبَشَا َر ِة َو النَّ َذا َر ِة لِ َم ْن َدعَاهُ‬


‫َ‬
‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسل ِْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يم ْ‬
‫ذ ٍّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫‪ ‬‬

‫احبُ ْالغ ِ‬
‫َار َو الصِّ ِّد ْيقِيَّ ِة‬ ‫ص ِ‬‫ال‪َ :‬أبُوْ بَ ْك ٍر َ‬
‫َو َأ َّو ُل َم ْن آ َمنَ بِ ِه ِمنَ الرِّ َج ِ‬

‫َلي‪َ ،‬و ِمنَ النِّ َسا ِء‪َ :‬خ ِد ْي َجةُ الَّتِ ْي ثَبَّتَ هللاُ بِهَا قَ ْلبَهُ َو َوقَاهُ‬ ‫َو ِمنَ الصِّ ْبيَ ِ‬
‫ان‪ r:‬ع ٌّ‬

‫ارثَةَ‪َ ،‬و ِمنَ اَأْل ِرقَّا ِء‪ :‬بِاَل ٌل الَّ ِذيْ ع ََّذبَهُ فِي هللاِ ُأ َميَّةُ‬
‫َو ِمنَ ْال َم َوالِ ْي‪َ :‬ز ْي ُد ابْنُ َح ِ‬

‫ق َما َأوْ اَل هُ‬


‫َو َأوْ اَل هُ َموْ اَل هُ َأبُوْ بَ ْك ٍر ِمنَ ْال ِع ْت ِ‬

‫صفِيَّةُ‬ ‫ثُ َّم َأ ْسلَ َم‪ :‬ع ُْث َمانُ ‪َ r،‬و َس ْع ٌد‪َ ،‬و َس ِع ْي ٌد‪َ ،‬و طَ ْل َحةٌ‪َ ،‬و ابْنُ عَوْ ٍ‬
‫ف‪َ ،‬و ابْنُ َع َّمتِ ِه َ‬

‫ق التَّصْ ِدي ِ‬
‫ْق َو َسقَاهُ‬ ‫َو َغ ْي ُرهُ ْم ِم َّم ْ‪r‬ن َأ ْنهَلَهُ الصِّ ِّد ْي ُ‬
‫ق َر ِح ْي َ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َأصْ َحابِ ِه َم ْخفِيَّةً‬ ‫َو َما زَالَ ْ‬
‫ت ِعبَا َدتُهُ َ‬

‫ُأ‬
‫َحتَّى ْن ِز َل َعلَ ْي ِه { فَاصْ َد ْع بِ َما تُْؤ َم ُر } فَ َجهَ َر بِ ُدعَا ِء ْالخ َْل ِ‬
‫ق ِإلَى هللاِ‬

‫ض َما ِس َوى ْال َوحْ دَانِيَّ ِة‬


‫َاب آلِهَتَهُ ْم َو َأ َم َر بِ َر ْف ِ‬
‫َو لَ ْم يَ ْب ُع ْد ِم ْنهُ قَوْ ُمهُ َحتَّى ع َ‬

‫فَتَ َجرَُّؤا َعلَى ُمبَا َر َزتِ ِه بِ ْال َعدَا َو ِة َو َأ َذاهُ‬


‫احيَ ِة النَّ َج ِ‬
‫اشيَّ ِة‬ ‫َو ا ْشتَ َّد َعلَى ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ْالبَاَل ُء‪ ،‬فَهَا َجرُوْ ا فِ ْي َسنَ ِة َخ ْم ٍ‬
‫س ِإلَى النَّ ِ‬

‫ب‪ ،‬فَهَابَهُ ُكلٌّ ِمنَ ْالقَوْ ِم َو تَ َحا َماهُ‪r‬‬


‫ب َعلَ ْي ِه َع ُّمهُ َأبُوْ طَالِ ٍ‬
‫َو َح ِد َ‬

‫ت اللَّ ْيلِيَّ ِة‬ ‫َو فُ ِر َ‬


‫ض َعلَ ْي ِه قِيَا ُم بَع ٍ‬
‫ْض السَّاعَا ِ‬

‫ثُ َّم نُ ِس َخ بِقَوْ لِ ِه تَ َعالَى‪ { :‬فَا ْق َرءُوْ ا َما تَيَ َّس َر ِم ْنهُ َو َأقِ ْي ُموا ال َّ‬
‫صاَل ةَ}‬

‫َان بِ ْال َع ِشيَّ ِة‬


‫َان بِ ْال َغدَا ِة َو َر ْك َعت ِ‬ ‫َو فُ ِر َ‬
‫ض َعلَ ْي ِه َر ْك َعت ِ‬

‫ت ْال َخ ْم ِ‬
‫س فِ ْي لَ ْيلَ ِة َم ْس َراهُ‬ ‫صلَ َوا ِ‬ ‫ثُ َّم نُ ِس َخ بِِإ ْي َجا ِ‬
‫ب ال َّ‬

‫َّزيَّةُ‬ ‫َاش ِر ْالبِ ْعثَ ِة َو َعظُ َم ْ‬


‫ت بِ َموْ تِ ِه الر ِ‬ ‫َّال ِم ْن ع ِ‬
‫ف َشو ٍ‬ ‫َو َماتَ َأبُوْ طَالِ ٍ‬
‫ب فِ ْي نِصْ ِ‬

‫َو تَلَ ْتهُ َخ ِد ْي َجةُ بَ ْع َد ثَاَل ثَ ِة َأي ٍَّام‪َ ،‬و َش َّد ْالبَاَل ُء َعلَى ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ُع َراهُ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُك َّل َأ ِذيَّ ٍة‬ ‫َو َأوْ قَ َع ْ‬


‫ت قُ َريْشٌ بِ ِه َ‬

‫َو َأ َّم الطَّاِئفَ يَ ْد ُعوْ ا ثَقِ ْيفًا‪ ،‬فَلَ ْم يُحْ ِسنُوْ ا بِاِإْل َجابَ ِة ِق َراهُ‬

‫فََأ ْغ َروْ ا بِ ِه ال ُّسفَهَا َء َو ْال َعبِ ْي َد فَ َسبُّوْ هُ بَِأ ْل ِسنَ ٍة بَ ِذيَّ ٍة‬

‫خَضبَ ْ‬
‫ت بِال ِّد َما ِء نَعْاَل هُ‬ ‫ِ‬ ‫َو َر َموْ هُ بِ ْال ِح َجا َر ِة َحتَّى‬

‫ك ْال ِجبَا ُل فِ ْي ِإهْاَل ِك َأ ْهلِهَا َذ ِوي ْال َع َ‬


‫صبِيَّ ِة‬ ‫ثُ َّم عَا َد ِإلَى َم َّكةَ َح ِز ْينًا‪ ،‬فَ َسَألَهُ َملَ ُ‬

‫فَقَا َل‪ِ ( :‬إنِّ ْي َأرْ جُوْ َأ ْن ي ُْخ ِر َج هللاُ ِم ْن َأصْ اَل بِ ِه ْم َم ْن يَتَ َواَّل هُ )‬
‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬
‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسلِ ْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يٍ م ْ‬
‫ذ ّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫‪ ‬‬

‫صى َو ِر َحابِ ِه ْالقُ ْد ِسيَّ ِة‬


‫ْج ِد اَأْل ْق َ‬
‫ْج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َمس ِ‬
‫ي بِرُوْ ِح ِه َو َج َس ِد ِه يَقَظَةً ِمنَ ْال َمس ِ‬ ‫ُأ‬
‫ثُ َّم س ِ‬
‫ْر َ‬

‫ت‪ ،‬فَ َرَأى آ َد َم فِي اُأْلوْ لَى‬


‫ُر َج بِ ِه ِإلَى السَّم َوا ِ‬
‫َو ع ِ‬

‫َو قَ ْد َجلَّلَهُ ْال َوقَا ُر َو َعاَل هُ‬

‫َو فِي الثَّانِيَ ِة ِع ْي َسى ا ْبنَ َمرْ يَ َم ْالبَتُوْ ِل ْالبَ َّر ِة التَّقِيَّ ِة‬

‫َو ا ْبنَ خَالَتِ ِه يَحْ يَى الَّ ِذيْ ُأوْ ت َي ْال ُح ْك َم فِ ْي ِ‬


‫صبَاهُ‪r‬‬

‫َو َرَأى فِي الثَّالِثَ ِة يُوْ سُفَ (الصِّ ِّد ْيقَ) بِصُوْ َرتِ ِه ْال َج َمالِيَّ ِة‬

‫ْس الَّ ِذيْ َرفَ َع هللاُ َم َكانَهُ َو َأعْاَل هُ‬


‫َو فِي الرَّابِ َع ِة ِإ ْد ِري َ‬

‫َّب فِي اُأْل َّم ِة اِإْل ْس َراِئ ْيلِيَّ ِة‬


‫َو فِي ْالخَا ِم َس ِة هَارُوْ نَ ْال ُم َحب َ‬

‫َو ِفي السَّا ِد َس ِة ُموْ َسى الَّ ِذيْ َكلَّ َمهُ هللاُ َو نَا َجاهُ‬

‫ب َو ( ُحس ِْن) الطَّ ِويَّ ِة‬


‫َو فِي السَّابِ َع ِة ِإ ْب َرا ِه ْي َم الَّ ِذيْ َجا َء َربَّهُ بِ َساَل َم ِة ْالقَ ْل ِ‬

‫َو َحفِظَهُ (هللاُ) ِم ْن ن ِ‬


‫َار نَ ْمرُوْ ِد َو عَافَاهُ‬

‫ص ِر ْيفَ اَأْل ْقاَل ِم بِاُأْل ُموْ ِر ْال َم ْق ِ‬


‫ضيَّ ِ‪r‬ة‬ ‫ثُ َّم ُرفِ َع ِإلَى ِس ْد َر ِة ْال ُم ْنتَهَى ِإلَى َأ ْن َس ِم َع َ‬

‫ِإلَى َمقَ ِام ْال ُم َكافَ َح ِة الَّ ِذيْ قَ َّربَهُ هللاُ فِ ْي ِه َو َأ ْدنَاهُ‬

‫ار ْال َجاَل لِيَّ ِة‬


‫ُب اَأْل ْن َو ِ‬
‫َو َأ َماطَ لَهُ ُحج َ‬
‫َو َأ َراهُ بِ َع ْين َْي َرْأ ِس ِه ِم ْن َحضْ َر ِة الرُّ بُوْ بِيَّ ِة َما َأ َراهُ‬

‫َو بَ َسطَ لَهُ بِ َساطَ (بُ ُسطَ) اِإْل دْاَل ِل فِي ْال َم َج ِ‬
‫ال ال َّذاتِيَّ ِة‬

‫ت ِإلَى َخ ْم ٍ‬
‫س َع َملِيَّ ٍة‬ ‫ض َعلَ ْي ِه َو َعلَى ُأ َّمتِ ِه َخ ْم ِس ْينَ َ‬
‫صاَل ةً‪ .‬ثُ َّم ا ْنهَ َّل َس َحابُ ْالفَضْ ِل فَ ُر َّد ْ‬ ‫َو فَ َر َ‬

‫َو لَهَا َأجْ ُر ْال َخ ْم ِس ْينَ َك َما شَا َءهُ فِي اَأْلز َِل َو قَ َ‬
‫ضاهُ‬

‫ثُ َّم عَا َد فِ ْي لَ ْيلَتِ ِه َو َ‬


‫ص َّدقَهُ الصِّ ِّد ْي ُ‬
‫ق بِ َم ْس َراهُ‬

‫َو ُكلُّ ِذيْ َع ْق ٍل َو َر ِويَّ ٍة‬

‫ضلَّهُ ال َّش ْيطَانُ َو َأ ْغ َواهُ‬


‫‪.‬و َك َّذبَ ْتهُ قُ َريْشٌ ‪َ ،‬و ارْ تَ َّد َم ْن َأ َ‬
‫َ‬
‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسل ِْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يم ْ‬
‫ذ ٍّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫‪ ‬‬

‫ض نَ ْف َسهُ َعلَى ْالقَبَاِئ ِل بَِأنَّهُ َرسُوْ ُل هللاِ فِي اَأْلي َِّام ْال َموْ ِس ِميَّ ِة‬
‫ثُ َّم َع َر َ‬

‫ضاهُ‪r‬‬
‫صهُ ُم هللا بِ ِر َ‬ ‫ار ْ‬
‫اختَ َّ‬ ‫فَآ َمنَ بِ ِه ِستَّةٌ ِمنَ اَأْل ْن َ‬
‫ص ِ‬

‫َو َح َّج ِم ْنهُ ْم فِي ْالقَابِ ِل ْاثنَا َع َش َر َر ُجاًل َو بَايَعُوْ هُ بَ ْي َعةً خَ فِيَّةً‬

‫َت َم ْعقِلَهُ َو َمْأ َواهُ‬


‫ص َرفُوْ ا‪َ ،‬و ظَهَ َر اِإْل سْاَل ُم بِ ْال َم ِد ْينَ ِة‪ ،‬فَ َكان ْ‬
‫ثُ َّم ا ْن َ‬

‫َان ِمنَ ْالقَبَاِئ ِل اَأْلوْ ِسيَّ ِة َو ْالخ َْز َر ِجيَّ ِة‬


‫ث َس ْبعُوْ نَ ‪َ ،‬أوْ ثَاَل ثَةٌ‪َ ،‬و ا ْم َرَأت ِ‬
‫َو قَ ِد َم َعلَ ْي ِه فِي الثَّالِ ِ‬
‫فَبَايَعُوْ هُ َو َأ َّم َر َعلَ ْي ِه ُم ْاثنَا َع َش َر نَقِ ْيبًا َج َح ِ‬
‫اج َحةً َس َراهً‬

‫فَهَا َج َر ِإلَ ْي ِه ْم ِم ْن َم َّكةَ ُذو ْال ِملَّ ِة اِإْل سْاَل ِميَّ ِة‬

‫َو فَا َرقُوا اَأْلوْ طَانَ ‪َ ،‬ر ْغبَةً فِ ْي َما ُأ ِع َّد لِ َم ْن هَ َج َر ْال ُك ْف َر َو نَا َواهُ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بَِأصْ َحابِ ِه َعلَى ْالفَوْ ِريَّ ِة‬ ‫ت قُ َريْشٌ َأ ْن يَ ْل َح َ‬
‫ق َ‬ ‫َو خَافَ ْ‬

‫فَْأتَ َمرُوْ ا بِقَ ْتلِ ِه‪ ،‬فَ َحفِظَهُ هللاُ ِم ْن َك ْي ِد ِه ْم َو نَ َجاهُ‬

‫اض ْال َمنِيَّ ِة‬


‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فِي ْال ِهجْ َر ِة‪ ،‬فَ َرقِبَهُ ْال ُم ْش ِر ُكوْ نَ لِيُوْ ِر ُدوْ هُ بِ َز ْع ِم ِه ْم ِحيَ َ‬
‫َو َأ ِذنَ لَهُ َ‬

‫فَ َخ َر َج َعلَ ْي ِه ْم َو نَثَ َر َعلَى رُُؤ وْ ِس ِه ُم التُّ َر َ‬


‫اب َو َحثَاهُ‬

‫ق فِ ْي ِه بِ ْال َم ِعيَّ ِة‬


‫َو َأ َّم غَا َر ثَوْ ٍر َو فَا َز الصِّ ِّد ْي ُ‬

‫َو َأقَا َما فِ ْي ِه ثَاَل ثًا تَحْ ِمي ْال َح َماِئ ُم َو ْال َعنَا ِكبُ ِح َماهُ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َعلَى َخي ِْر َم ِطيَّ ٍة‬


‫ثُ َّم َخ َر َجا ِم ْنهُ َو هُ َو َ‬

‫َّض لَهُ ُس َراقَةُ‪ ،‬فَا ْبتَهَ َل فِ ْي ِه ِإلَى هللاِ َو َدعَاهُ‬


‫َو تَ َعر َ‬

‫ض الص َّْلبَ ِة القَ ِويَّة‬


‫َت قَ َواِئ ُم يَ ْعبُوْ بِ ِه فِي اَأْلرْ ِ‬
‫فَ َساخ ْ‬

‫َو َسَألَهُ اَأْل َمانَ ‪ ،‬فَ َمنَ َحهُ ِإيَّاهُ‬


‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسل ِْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يم ْ‬
‫ذ ٍّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬
‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫‪ ‬‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بقُ َد ْي ٍد َعلَى ُأ ِّم َم ْعبَ ٍد ْال ُخزَا ِعيَّ ِة‬
‫َو َم َّر َ‬

‫َو َأ َرا َد ا ْبتِيَا َع لَحْ ٍم لَبَ ٍن َأوْ ِم ْنهَا‪ ،‬فَلَ ْم يَ ُك ْن ِخبَاُؤ هَا ل َّش ْي ٍء ِم ْن ذلِ َ‬
‫ك قَ ْد َح َواهُ‬

‫ت قَ ْد َخلَّفَهَا ْال َج ْه ُد ع َِن ال َّر ِعيَّ ِة‬


‫فَنَظَ َر ِإلَى شَا ٍة فِي ْالبَ ْي ِ‬

‫ت‪ :‬لَوْ َكانَ بِهَا َحلَبٌ َأَل َ‬


‫ص ْبنَاهُ‬ ‫فَا ْستَْأ َذنَهَا فِ ْي َح ْلبِهَا‪ ،‬فََأ ِذن ْ‬
‫َت َو قَالَ ْ‬

‫فَ َم َس َح الضَّرْ َع ِم ْنهَا َو َدعَا هللاَ َموْ اَل هُ َو َولِيَّهُ‬

‫ب‪َ ،‬و َسقَى ُكاًّل ِمنَ ْالقَوْ ِم َو َأرْ َواهُ‬ ‫فَ َدر ْ‬
‫َّت َو َحلَ َ‬

‫ب َو َمَأَل اِإْل نَا َء َو غَا َد َرهُ لَ َد ْيهَا آيَةً َجلِيَّةً‬


‫ثُ َّم َحلَ َ‬

‫َب بِ ِه ْال َع َجبُ ِإلَى َأ ْق َ‬


‫صاهُ‬ ‫فَ َجا َء َأبُوْ َم ْعبَ ٍد َو َرَأى اللَّبَنَ ‪ ،‬فَ َذه َ‬

‫ت تَبِضُّ بقَ ْ‬
‫ط َر ٍة لَبَنِيَّة‬ ‫ب بِ ْالبَ ْي ِ‬
‫َو قَا َل‪َ :‬أنِّ ْي لَ ِك ه َذا‪َ ،‬و اَل َحلُوْ َ‬

‫ك َك َذا َو َك َذا ج ُْث َمانُهُ َو َم ْعنَاهُ‪!r‬‬ ‫فَقَالَ ْ‬


‫ت‪َ :‬م َّر بِنَا َر ُج ٌل ُمبَا َر ٌ‬

‫احبُ قُ َريْش‪َ ،‬و َأ ْق َس َم بِكلِّ آل ِهيَّ ٍة‬


‫ص ِ‬‫فَقَا َل ه َذا َ‬

‫بَِأنَّهُ لَوْ َرآهُ‪ ،‬آَل َمنَ بِ ِه َو اتَّبَ َعهُ َو َدنَاهُ‬

‫ت بِ ِه َأرْ َجاُؤ هَا ال َّز ِكيَّةُ‬


‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ْال َم ِد ْينَةَ يَوْ َم ااْل ِ ْثنَي ِْن ثَانِ ْي َع َش َر َربِي ِْع اَأْلو َِّل‪َ ،‬و َأ ْش َرقَ ْ‬
‫َو قَ ِد َم َ‬

‫ْج َدهَا َعلَى تَ ْق َواهُ‬ ‫صارُ‪َ ،‬و نَ َز َل بِقُبَّا َء َو َأس َ‬


‫َّس َمس ِ‬ ‫َو تَلَقَّاهُ اَأْل ْن َ‬
‫‪ ‬‬
‫‪ ‬‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسلِ ْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يٍ م ْ‬
‫ذ ّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫‪ ‬‬

‫صفَا ٍ‬
‫ت َسنِيَّ ٍة‬ ‫اس خ َْلقًا َو ُخلُقًا َذا َذا ٍ‬
‫ت َو ِ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْك َم َل النَّ ِ‬
‫‪َ ،‬و َكانَ َ‬

‫َب اَأْل ْشفَ ِ‬


‫ار قَ ْد ُمنِ َح ال َّز َج َج َح ِ‬
‫اجبَاهُ‬ ‫اس َع ْال َع ْينَي ِْن َأ ْك َحلَهُ َما‪َ ،‬أ ْهد َ‬ ‫َمرْ بُوْ َع ْالقا َم ِة‪َ ،‬أ ْبيَ َ‬
‫ض اللَّوْ ِن ُم َش َّربًا بِ ُح ْم َر ٍة َو ِ‬

‫اس َع ْال َجبِي ِْن َذا َج ْبهَ ٍة ِهاَل لِيَّ ٍة‬


‫اس َع ْالفَ ِم َح َسنَهُ‪َ ،‬و ِ‬ ‫‪ُ ،‬مفَلَّ َج اَأْل ْسن ِ‬
‫َان‪َ ،‬و ِ‬

‫ب‪َ ،‬ح َسنَ ْال ِعرْ نَي ِْن َأ ْقنَاهُ‬


‫َس ْه َل ْال َخ َّدي ِْن يُ َرى فِ ْي َأ ْنفِ ِه بَعْضُ احْ ِد ْيدَا ٍ‬

‫س‪َ ،‬ش ْع ُرهُ ِإلَى ال َّشحْ َم ِة اُأْل ُذنِيَّ ِة‬ ‫ْأ‬ ‫ْس‪ ،‬قَلِ ْي َل لَحْ ِم ْال َعقِ ِ‬
‫ث اللِّحْ يَ ِة‪ ،‬ع ِ‬
‫َظ ْي َم ال َّر ِ‬ ‫ب‪َ ،‬ك َّ‬ ‫ض ْخ َم ْال َك َرا ِدي ِ‬
‫‪،‬بَ ِع ْي َد َما بَ ْينَ ْال َم ْن َكبَي ِْن‪َ r،‬س ْبطَ ْال َكتِفَي ِْن‪َ ،‬‬

‫َو بَ ْينَ َكتِفَ ْي ِه خَاتَ ُم النُّبُ َّو ِة قَ ْد َع َّمهُ النُّو ُر َو َعاَل هُ‬

‫ت ْال ِم ْس ِكيَّ ِة‬ ‫‪،‬و َع َرقُهُ َكاللُّْؤ لُِؤ ‪َ ،‬و َعرْ فُهُ َأ ْ‬
‫طيَبُ ِمنَ النَّفَ َحا ِ‬ ‫َ‬

‫ب ارْ تَقَاهُ‬ ‫َو يَتَ َكفَُّأ فِ ْي َم ْشيَتِ ِه‪َ ،‬كَأنَّ َما يَ ْن َح ُّ‬
‫ط ِم ْن َ‬
‫صبَ ٍ‬

‫صافِ ُح ْال ُم َ‬
‫صافِ َح بِيَ ِد ِه ال َّش ِر ْيفَ ِة‬ ‫َو َكانَ يُ َ‬

‫‪،‬فَيَ ِج ُد ِم ْنهَا َساِئ َر ْاليَوْ ِم َراِئ َحةً َع ْبهَ ِريَّةً‬

‫ْأ‬
‫صبِ ِّي‬ ‫ض ُعهَا‪َ r‬علَى َر ِ‬
‫س ال َّ‬ ‫‪،‬و يَ َ‬
‫َ‬

‫فَيُ ْع َرفُ َم ُّسهُ لَهُ ِم ْن بَي ِْن الصِّ ْبيَ ِة َو يُ ْد َراهُ‬

‫‪،‬يَتَْأَلُأَل َوجْ هُهُ ال َّش ِريْفُ تَْأَللَُؤ ْالقَ َم َر فِي اللَّ ْيلَ ِة البَ ْد ِريَّ ِة‬
‫يَقُوْ ُل نَا ِعتُهُ‪ :‬لَ ْم َأ َر قَ ْبلَهُ َو اَل بَ ْع َدهُ ِم ْثلَهُ‪َ ،‬و اَل بَ َش ٌر يَ َراهُ‬
‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسلِ ْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يم ْ‬
‫ذ ٍّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ُّه َّ‬
‫عَ ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬ ‫الل ّ ُه َّ‬
‫م َ‬

‫‪ ‬‬

‫صفُ نَ ْعلُهُ‪َ ،‬و يَرْ قَ ُع ثَوْ بَهُ‪َ ،‬و يَحْ لِبُ شَاتَهُ‪َ ،‬و يَ ِس ْي ُر فِ ْي ِخ ْد َم ِة َأ ْهلِ ِه بِ ِس ْي َر ٍة َس ِريَّ ٍة‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َش ِد ْي َد ْال َحيَا ِء َو التَّ َواض ِ‬
‫ُع يَ ْخ ِ‬ ‫‪َ ،‬و َكانَ َ‬

‫ضاهُ ْم َو يُ َشيَّ ُع َجنَاِئ َزهُ ْم‪َ ،‬و اَل يَحْ قِ ُر فَقِ ْيرًا َأ ْدقَ َعهُ ْالفَ ْق ُر َو َأ ْش َواهُ‬
‫َو ي ُِحبُّ ْالفُقَ َرا َء َو ْال َم َسا ِكي َ‪ْr‬ن َو يَجْ لِسُ َم َعهُ ْم‪َ ،‬و يَعُوْ ُد َمرْ َ‬

‫‪َ ،‬و يَ ْقبَ ُل ْال َم ْع ِذ َر ِة‪َ ،‬و اَل يُقَابِ ُل َأ َحدًا بِ َما يَ ْك َرهُ‪َ ،‬و يَ ْم ِش ْي َم َع اَأْلرْ ِملَ ِة َو َذ ِوي ْال ُعبُوْ ِديَّة‬

‫ضاهُ‬
‫ضى لِ ِر َ‬ ‫َو اَل يَهَابُ ْال ُملُوْ ك‪َ ،‬و يَ ْغ َ‬
‫ضبُ هللِ تَ َعالَى َو يَرْ َ‬

‫َو يَ ْم ِش ْي خ َْلفَ َأصْ َحابِ ِه َو يَقُوْ لُ‪( :‬خَلُّوْ َ‬


‫ظه ِْريْ‬

‫‪)،‬لِ ْل َماَل ِئ َك ِة الرُّ وْ َحانِيَّ ِة‬

‫س‪َ ،‬و ْالبَ ْغلَةَ‪َ ،‬و ِح َمارًا بَعْضُ ْال ُملُوْ ِك ِإلَ ْي ِه َأ ْهدَاهُ‬
‫َو يَرْ َكبُ ْالبَ ِع ْي َر‪َ ،‬و ْالفَ َر َ‬

‫ع‪َ ،‬و قَ ْد ُأوْ تِ َي َمفَاتِ ْي َح ْال َخزَاِئ ِن اَأْلرْ ِ‬


‫ضيَّ ِة‬ ‫ْ‬
‫ْصبُ َعلَى بَطنِ ِه ْال َح َج َر ِمنَ ْالجُوْ ِ‬
‫‪،‬و يَع ِ‬
‫َ‬

‫َو َرا َو َد ْتهُ ْال ِجبَا ُل بَِأ ْن تَ ُكوْ نَ لَهُ َذهَبًا فََأبَاهُ‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يُقِلُّ اللَّ ْغ َو‪َ ،‬و يَ ْب َدُأ َم ْن لَقِيَهُ بِال َّساَل ِم‬
‫‪َ ،‬و َكانَ َ‬

‫ب ْال ُج َم ِعيَّةَ‬
‫ص ُر ْال ُخطَ َ‬
‫صاَل ةَ َو يَ ْق ُ‬
‫‪،‬و ي ُِط ْي ُل ال َّ‬
‫َ‬
‫ف‪َ ،‬و يُ ْك ِر ُم َأ ْه َل ْالفَضْ ِل‪َ ،‬و يَ ْم َز ُح َو اَل يَقُوْ ُل ِإاَّل َحقًّا ي ُِحبُّهُ هللاُ تَ َعالَى َو يَرْ َ‬
‫ضاهُ‬ ‫َو يَتََألَّفُ َأ ْه َل ال َّش َر ِ‬

‫ال ع َِن ْالطِّ َرا ِد فِي ْال َح ْلبَ ِة ْالبَيَانِيَّة‬


‫‪َ ،‬و هَا هُنَا َوقَفَ بِنَا َج َوا ُد ْال َمقَ ِ‪r‬‬

‫اح ُم ْنتَهَاهُ‪r‬‬
‫ض ِ‬‫َو بَلَ َغ ظَا ِعنُ اِإْل ْماَل ِء فِ ْي فَدَافِ ِد اِإْل ْي َ‬
‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬

‫م‬ ‫صاَل ة ٍ َو ت ْ‬
‫َسل ِْي ٍ‬ ‫ِن َ‬
‫يم ْ‬
‫ذ ٍّ‬
‫ش ِ‬
‫ف َ‬ ‫م بِ َ‬
‫ع ْر ٍ‬ ‫ك ِر ْي َ‬ ‫م َ‬
‫ق ْب َر ُه ا ْل َ‬ ‫ط ّ ِر الل ّ ُه َّ‬ ‫َ‬
‫ع ِ‬

‫ك عَ لَ ْي ِ‬
‫ه‬ ‫سل ّ ْ‬
‫ِم َو بَا ِر ْ‬ ‫ل َو َ‬
‫ص ِّ‬
‫م َ‬
‫الل ُّه َّ‬

‫‪ ‬‬

‫اسطَ ْاليَ َدي ِْن بِ ْال َع ِطيَّ ِة‬


‫اللَّهُ َّم يَا بَ ِ‬

‫ف ْال َع ْب ِد َكفَاهُ‬
‫ت ِإلَ ْي ِه َأ ُك ُّ‬
‫يَا َم ْن ِإ َذا ُرفِ َع ْ‬

‫صفَاتِ ِه اَأْل َح ِديَّ ِة‬


‫يَا َم ْن تَنَ َّزهَ فِ ْي َذاتِ ِه َو ِ‬

‫ع َْن َأ ْن يَ ُكوْ نَ لَهُ فِ ْيهَا نَظَاِئ ُر َو َأ ْشبَاهُ‬

‫يَا َم ْن تَفَ َّر َد بِ ْالبَقَا ِء َو ْالقِد َِم َو اَأْل َزلِيَّ ِة‬

‫يَا َم ْن اَل يُ َرجَّى َغ ْي ُرهُ‪َ ،‬و اَل يُ َع َّو ُل َعلَى ِس َواهُ‬

‫يَا َم ِن ا ْستَنَ َد اَأْلنَا ُم ِإلَى قُ ْد َرتِ ِه ْالقَيُّوْ ِميَّ ِة‬

‫َو َأرْ َش َد بِفَضْ لِ ِه َم ِن ا ْستَرْ َش َدهُ َو ا ْستَ ْهدَاهُ‬

‫ك ْالقُ ْد ِسيَّ ِة‬ ‫ك اللّهُ َّم بَِأ ْن َو ِ‬


‫ار َ‬ ‫نَ ْسَألُ َ‬
‫الَّتِ ْي َأزَا َح ْ‬
‫ت ِم ْن ظُلُ َما ِ‬
‫ت ال َّشكِّ ُد َجاهُ‬

‫ت ْال ُم َح َّم ِديَّ ِة‬


‫ف ال َّذا ِ‬ ‫َو نَتَ َو َّس ُل ِإلَ ْي َ‬
‫ك بِ َش َر ِ‬

‫آخ ُر اَأْل ْنبِيَا ِء بِصُوْ َرتِ ِه َو َأ َّولُهُم بِ َم ْعنَاهُ‪r‬‬


‫َو َم ْن هُ َو ِ‬

‫َو بِآلِ ِه َك َوا ِكبُ َأ ْم ِن ْالبَ ِريَّ ِة‬

‫َو َسفِ ْينَ ِة ال َّساَل َم ِة َو النَّ َجا ِة‬

‫َو بَِأصْ َحابِ ِه ُأوْ لِي ْال ِهدَايَ ِة َو اَأْل ْف َ‬


‫ضلِيَّ ِة‬

‫الَّ ِذ ْينَ بَ َذلُوْ ا نُفُوْ َسهُ ْم هللِ يَ ْبتَ ُغوْ نَ فَضْ اًل ِمنَ هللاِ‬

‫صيَّ ِة‬ ‫َر ْي َعتِ ِه ُأوْ لِي ْال َمنَاقِ ِ‬


‫ب َو ْال ُخصُوْ ِ‬ ‫َو بِ َح َملَ ِة ش ِ‬

‫الَّ ِذ ْينَ ا ْستَ ْب َشرُوْ ا بِنِ ْع َم ٍة َو فَضْ ٍل ِمنَ هللاِ‬

‫ال َو اَأْل ْع َم ِ‬
‫ال ِإِل ْخاَل ٍ‬
‫ص النَّيَّ ِة‬ ‫َأ ْن تُ َوفِّقَنَا فِي اَأْل ْق َو ِ‬

‫اض ِري َ‪ْr‬ن َو ْالغَاِئبِ ْينَ َم ْ‬


‫طلَبَهُ َو ُمنَاهُ‬ ‫‪َ .‬و تُ ْن ِج َح لِ ُكلٍّ ِمنَ ْال َح ِ‬

‫ت َو اَأْل ْد َوا ِء ْالقَ ْلبِيَّ ِة‬ ‫صنَا ِم ْن َأس ِ‬


‫ْر ال َّشهَ َوا ِ‬ ‫‪.‬و تُ َخلِّ َ‬
‫َ‬

‫ك ظَنَنَّاهُ‬ ‫ق لَنَا ِم ْن اآْل َم ِ‬


‫ال َما بِ َ‬ ‫‪.‬و تُ َحقِّ َ‬
‫َ‬

‫‪َ .‬و تَ ْكفِ ْينَا ُك َّل ُم ْدلَ ِه َّم ٍة َو بَلِيَّ ِة‬

‫‪.‬و اَل تَجْ َع ْلنَا ِم َّم ْن َأ ْه َواهُ هَ َواهُ‬


‫َ‬

‫قين قُطُوفا ً دانِيَة ً َجنِيَّة‬


‫‪.‬وتُدني لنا من ُحس ِْن اليَ ِ‬
‫‪.‬وتَ ْمحُو َعنَّا ُك َّل ذ ْن ٍ‬
‫ب َجنَيْناه‬

‫‪.‬و تَ ْستُ ُر لِ ُكلٍّ ِمنَّا َع ْيبَهُ َو َعجْ َزهُ َو ِعيَّهُ‬


‫َ‬

‫ح اَأْل ْع َم ِ‪r‬‬
‫ال َما َع َّز ُذ َراهُ‬ ‫َو تُ َسهِّ َل لَنَا ِم ْن َ‬
‫صالِ ِ‬

‫‪َ .‬و تَ ُع َّم َج ْم َعنَا ه َذا ِم ْن َخزَاِئ ِن ِمن َِح َ‬


‫ك ال َّسنِيَّ ِة‬

‫‪.‬بِ َرحْ َم ٍة َو َم ْغفِ َر ٍة‪َ ،‬و تُ ِد ْي َم َع َّم ْ‪r‬ن ِس َوا َ‬


‫ك ِغنَاهُ‬

‫اج َما َأ َّملَهُ ِف ْي َ‬


‫ك َو َر َجاهُ‬ ‫ك َج َع ْلتَ لِ ُكلِّ َساِئ ٍل َمقَا ًما َو َم ِزيَّةً َو لِ ُكلِّ َر ٍ‬
‫‪.‬اللّهُ َّم ِإنَّ َ‬

‫ك اللَّ ُدنِيَّةَ‬
‫اج ْينَ َم َوا ِهبَ َ‬ ‫‪.‬و قَ ْد َس َْئلنَا َ‬
‫ك َر ِ‬ ‫َ‬

‫‪.‬فَ َحقِّ ْق لَنَا َما ِم ْن َ‬


‫ك َر َجوْ نَاهُ‬

‫ت‪َ ،‬و َأصْ لِ ِ‬


‫ح الرُّ عَاةَ َو ال َّر ِعيَّةَ‬ ‫‪،‬اللّهُ َّم آ ِم ِن الرَّوْ عَا ِ‬

‫‪،‬و َأ ْع ِظ ِم اَأْلجْ َر لِ َم ْن َج َع َل ه َذا ْال َخ ْي َر فِ ْي (ه َذا ْاليَوْ َم َوَأجْ َراهُ) اللّهُ َّم اجْ َعلْ ه َذا ْالبَ ْل َد َو َساِئ َر بِاَل ِد اِإْل سْاَل ِم آ ِمنَةً َر ِخيَّة‬
‫َ‬

‫َوا ْسقِنَا َغ ْيثًا يَ ُع ُّم ا ْن ِسيَابُ َس ْيبِ ِه ال َّس ْب َس َ‬


‫ب َو ُربَاهُ‬

‫ج ه ِذ ِه ْالبُرُوْ ِد ْال ُم َحبَّر ِة ْال َموْ لِ ِديَّ ِة‬ ‫‪َ ،‬و ا ْغفِرْ لِ ِ‬
‫ناس ِ‬

‫‪َ ،‬سيِّ َدنَا َج ْعفَ ٍر َم ْن ِإلَى ْالبَرْ َز ْن ِج ْي نِ ْسبَتَهُ َو ُم ْنتَ َماهُ‬

‫ك َو ال َّر َجا َء َو اُأْل ْمنِيَّةَ‬


‫‪،‬و َحقِّ ْق لَهُ ْالفَوْ َز بِقُرْ بِ َ‬
‫َ‬

‫َو اجْ َعلْ َم َع ْال ُمقَ َّربِي َ‪ْr‬ن َمقِ ْيلَهُ َو ُس ْكنَاهُ‪r‬‬

‫‪َ ،‬و ا ْستُرْ لَهُ َع ْيبَهُ‪َ ،‬و َعجْ َزهُ‪َ ،‬و َحصْ َرهُ‪َ ،‬و ِعيَّهُ‬
‫صا َخ َس ْم َعهُ ِإلَ ْي ِه َو َأصْ غَاهُ‬
‫ارِئهَا‪َ ،‬و َم ْن َأ َ‬
‫َو لِ َكاتِبِهَا َو قَ ِ‬

‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َأو َِّل قَابِ ٍل لِلتَّ َجلِّ ْي ِمنَ ْال َحقِ ْيقَ ِة ْال ُكلِّيَّ ِة‬
‫‪،‬اللّهُ َّم َ‬

‫ص َرهُ َو َوااَل هُ‬ ‫‪،‬و َعلَى آلِ ِه َو َ‬


‫صحْ بِ ِه َو َم ْن نَ َ‬ ‫َ‬

‫فت اآْل َذانُ ِم ْن َوصْ فِ ِه ال ُّدرِّ يِّ بَِأ ْق َر ٍ‬


‫اط َجوْ ه َِريَّ ٍة‬ ‫‪َ ،‬ما ُشنِّ ْ‬

‫ص ُدوْ ُر ْال َم َحافِ ِل ْال ُمنِ ْيفَ ِة بِ ُعقُوْ ِد ُحاَل هُ‬ ‫َو تَ َحلَّ ْ‬
‫ت ُ‬

‫صاَل ِة َو التَّ ْسلِي ِْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد خَات َِم النَّبِيِّ ْينَ َو ْال ُمرْ َسلِ ْينَ‬ ‫َو َأ ْف َ‬
‫ض ُل ال َّ‬

‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعي َ‪ْr‬ن‬


‫َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬

‫ك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬


‫صفُوْ نَ‬ ‫‪ُ ،‬س ْب َحانَ َربِّ َ‬

‫‪َ ،‬و َساَل ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِ ْينَ‬

‫‪.‬و ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬


‫َ‬
‫‪ ‬‬

‫ل ا ْل ِقيَا ِ‬
‫م‬ ‫ح ُّ‬
‫م َ‬
‫‪َ   ‬‬

‫)‪(MAHALLUL QIYAM‬‬

‫م‬
‫ح ْي ِ‬
‫الر ِ‬
‫من َّ‬
‫ح ِ‬ ‫م هللاِ َّ‬
‫الر ْ‬ ‫س ِ‬
‫بِ ْ‬

‫يَا َرسُوْ لْ َساَل ٌم َعلَ ْي َ‬


‫ك‬ ‫يَا نَبِ ْي َساَل ٌم َعلَ ْيكَ‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫صلَ ُ‬
‫وات هللاِ َعلِ ْيكَ ‪.‬‬ ‫َ‬ ‫يَا َحبِيْبْ َساَل ْم َعلَ ْي َ‬
‫ك‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬ ‫ت ِم ْنهُ ْالبُ ُدوْ ُر‬ ‫ق ْالبَ ْد ُر َعلَ ْينَا‬ ‫‪ ‬‬


‫اختَفَ ْ‬
‫فَ ْ‬ ‫َأ ْش َر َ‬
‫قَ ُّ‬
‫ط يَا َوجْ هَ ال ُّسرُوْ ِر‬ ‫ِم ْث َل ُح ْسنِ ْك َما َرَأ ْينَا‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫َأ ْنتَ نُوْ ٌر فَوْ َ‬


‫ق نُوْ ِر‬ ‫َأ ْنتَ َش ْمسٌ َأ ْنتَ بَ ْد ٌر‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫َأ ْنتَ ِمصْ بَا ُح الصُّ ُدوْ ِر‬ ‫َأ ْنتَ ِإ ْك ِس ْي ٌر َو غَالِ ْي‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫س ْالخَافِقَ ْي ِن‬
‫يَا َعرُوْ َ‬ ‫يَا َحبِ ْيبِ ْي يَا ُم َح َّم ْد‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫يَا ِإ َما َم ْالقِ ْبلَت ِ‬


‫َين‬ ‫يَا ُمَؤ يَّ ْد يَا ُم َم َّج ْد‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫يَا َك ِر ْي َم ْ‬
‫اال َوالِ َدي ِْن‬ ‫َم ْن َرَأى َوجْ هَ َ‬
‫ك يَ ْس َع ْد‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫ِورْ ُدنَا يَوْ َم النُّ ُشوْ ِر‬ ‫َحوْ ضُكَ الصَّافِي ْال َمبَ َّر ْد‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫بِال ُّس َرى ِإاَّل ِإلَ ْيكَ‬ ‫َما َرَأ ْينَا ْال ِعي َ‬
‫ْس َحنَّ ْ‬
‫ت‬
‫‪ ‬‬

‫َو ْال َماَل َ‬


‫صلُّوْ ا َعلَ ْيكَ‬ ‫َو ْال َغ َما َم ْة قَ ْد َأظَلَّ ْ‬
‫ت‬
‫‪ ‬‬

‫َو تَ َذلَّلْ بَ ْينَ يَ َدي َ‪r‬‬


‫ْك‬ ‫ك ْالعُوْ ُد يَ ْب ِك ْي‬
‫َو َأتَا َ‬
‫‪ ‬‬

‫ِع ْندَكَ الظَّ ْب ُي النُّفُوْ ُر‬ ‫َو َأ ْست ََجا َر ْ‬


‫ت يَا َحبِ ْيبِ ْي‬
‫‪ ‬‬

‫َو تَنَادَوْ ا لِل َّر ِح ْي ِل‬ ‫ِع ْن َد َما َش ُّدوْ ا ْال َم َحا ِملْ‬
‫‪ ‬‬

‫قُ ْل ُ‬
‫ت قِ ْ‬
‫ف لِ ْي يَا َدلِ ْي ُل‬ ‫ِجْئتُهُ ْم َو ال َّد ْم ُع َساِئلْ‬
‫‪ ‬‬

‫ق ْال َج ِز ْي ُل‬
‫َأيُّهَا ال َّشوْ ُ‬ ‫هَلْ تُ َح ِّملْ لِ ْي َر َساِئلْ‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬ ‫بِ ْال َع ِش ِّي َو ْالبُ ُكوْ ِر‬ ‫‪ ‬‬


‫ك ْال َمن ِ‬
‫َازلْ‬ ‫نَحْ ُو هَاتِ ْي َ‬
‫ك يَا بَا ِهي ْال َجبِي ِْن‬
‫فِ ْي َ‬ ‫ُكلُّ َم ْن فِي ْال َكوْ ِن هَا ُموْ ا‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫َو ا ْشتِيَا ٌ‬
‫ق َو َحنِي ٌْن‬ ‫َو لَهُ ْم فِ ْي َ‬
‫ك َغ َرا ٌم‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫قَ ْد تَبَ َّد ْ‬


‫ت َحاِئ ِر ْينَ‬ ‫ك اَأْلنَا ُم‬
‫فِ ْي َم َعانِ ْي َ‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫َأ ْنتَ لِ ْل َموْ لَى َش ُكوْ ُر‬ ‫َأ ْنتَ لِلرُّ س ُِل ِختَا ٌم‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫ك ْال َج َّم ْال َغفِ ْي ُر‬


‫فَضْ لَ َ‬ ‫ك ْال ِم ْس ِكيْنُ يَرْ جُوْ‬
‫َع ْب ُد َ‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫يَا بَ ِش ْي ُر يَا نَ ِذ ْي ُر‬ ‫فِ ْيكَ قَ ْد َأحْ َس ْن ُ‬


‫ت ظَنِّ ْي‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫يَا ُم ِج ْي ُر ِمنَ الس َِّعي ِْر‬ ‫فََأ ِغ ْثنِ ْي َو َأ ِجرْ نِ ْي‬


‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫ت اُأْل ُموْ ِر‬


‫فِ ْي ُملِ َّما ِ‬ ‫يَا ِغيَاثِ ْي يَا َماَل ِذيْ‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫َو ا ْن َجلَى َع ْنهُ ْال َح ِزيْنُ‬ ‫َس ْع َد َع ْب ٌد قَ ْد تَ َملَّى‬


‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫ك ْال َوصْ فُ ْال َح ِس ْي‬


‫فَلَ َ‬ ‫ك يَا بَ ْد ٌر تَ َجلَّى‬
‫فِ ْي َ‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫ط يَا َج َّد ْال ُح َسي ِْن‬


‫قَ ُّ‬ ‫ْس َأ ْز َكى ِم ْنكَ َأصْ اًل‬
‫لَي َ‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫دَاِئ ًما طُوْ َل ال ُّدهُوْ ِر‬ ‫صلَّى‬


‫فَ َعلَ ْيكَ هللاُ َ‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫يَا َرفِ ْي َع ال َّد َر َجا ِ‬


‫ت‬ ‫ي ْال َح َسنَا ِ‬
‫ت‬ ‫يَا َولِ َّ‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫َو ا ْغفِرْ َعنِّي ال َّسيَِّئا ِ‬


‫ت‬ ‫َكفِّرْ َعنِّي ُّ‬
‫الذنُوْ َ‬
‫ب‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬
‫ب ْال ُموْ بِقَا ِ‬
‫ت‬ ‫َو ُّ‬
‫الذنُوْ ِ‬ ‫َأ ْنتَ َغفَّا ُر ْال َخطَايَا‬
‫َو ُمقِ ْي ُل ْال َعثَ َرا ِ‬
‫ت‬ ‫َأ ْنتَ َستَّا ُر ْال َم َس ِ‬
‫اويْ‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫ُم ْستَ ِجيْبُ ال َّدع ََوا ِ‬


‫ت‬ ‫عَالِ ُم ال ِّس ِّر َو َأ ْخفَى‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫ت‬
‫بِ َج ِمي ِْع الصَّالِ َحا ِ‬ ‫َربِّ فَارْ َح ْمنَا َج ِم ْيعًا‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬

‫َع َّد تَحْ ِري ِْر ال ُّسطُوْ ِر‬ ‫صاَل ةُ هللاِ تَ ْغ َشا‬
‫َو َ‬
‫‪ ‬‬

‫ب ْال َوجْ ِه ْال ُمنِي ِْر‪.‬‬


‫صا ِح َ‬
‫َ‬ ‫َأحْ َم َد ْالهَا ِديْ ُم َح َّم ْد‬
‫‪ ‬‬

‫‪ ‬‬
‫‪ ‬‬
‫م‬
‫ح ْي ِ‬
‫الر ِ‬
‫من َّ‬
‫ح ِ‬ ‫م هللاِ َّ‬
‫الر ْ‬ ‫س ِ‬
‫بِ ْ‬

‫ص ِّل َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم‬


‫يَا َربِّ َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ْد‬
‫يَا َربِّ َ‬

‫صهُ بِ ْالفَ ِ‬
‫ض ْيلَ ْة‬ ‫يَا َربِّ ُخ َّ‬ ‫يَا َربِّ بَلِّ ْغهُ ْال َو ِس ْيلَ ْة‬

‫ض َع ِن ال ُّساَل لَ ْة‬
‫يَا َربِّ َو ارْ َ‬ ‫ص َحابَ ْة‬ ‫يَا َربِّ َو ارْ َ‬
‫ض َع ِن ال َّ‬

‫يَا َربِّ فَارْ َح ْم َوالِ ِد ْينَا‬ ‫ض َع ِن ْال َم َشايِ ْخ‬


‫يَا َربِّ َو ارْ َ‬

‫يَا َربِّ َو ارْ َح ْم ُك َّل ُم ْسلِ ْم‬ ‫يَا َربِّ َو ارْ َح ْمنَا َج ِم ْيعًا‬

‫يَا َربِّ اَل تَ ْقطَ ْع َر َجانَا‬ ‫يَا َربِّ َو ا ْغفِرْ لِ ُكلِّ ُم ْذنِبْ‬

‫يَا َربِّ بَلِّ ْغنَا نَ ُزوْ ُر ْه‬ ‫يَا َربِّ يَا َسا ِم ْع ُدعَانَا‬
‫يَا َربِّ ِح ْفظَان َْك َو َأ َمان َْك‬ ‫يَا َربِّ تَ ْغ َشانَا بِنُوْ ِر ْه‬

‫يَا َربِّ َأ ِجرْ نَا ِم ْن َع َذابِ ْك‬ ‫يَا َربِّ َو ا ْس ِكنَّا ِجنَان َْك‬

‫يَا َربِّ ِح ْ‬
‫طنَا بِال َّس َعا َد ْة‬ ‫يَا َربِّ َو ارْ ُز ْقنَا ال َّشهَا َد ْة‬

‫ف ُك َّل ُمْؤ ِذيْ‬


‫يَا َربِّ َوا ِك ْ‬ ‫يَا َربِّ َو اصْ لِحْ ُك َّل ُمصْ لِحْ‬

‫ص ِّل َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم‪.‬‬


‫يَا َربِّ َ‬ ‫يَا َربِّ ن َْختِ ْم بِ ْال ُم َشفَّ ْع‬

‫‪ ‬‬
‫‪ ‬‬
‫م‬
‫ح ْي ِ‬
‫الر ِ‬
‫من َّ‬
‫ح ِ‬ ‫م هللاِ َّ‬
‫الر ْ‬ ‫س ِ‬
‫بِ ْ‬

‫يَا َرفِ ْي َع ال َّش ِ‬


‫ان َو ال َّد َر ِ‬
‫ج‬ ‫يَا َرسُوْ َل هللاِ َساَل ٌم َعلَ ْي َ‬
‫ك‬

‫يَا ُأهَ ْي َل ْالجُوْ ِد َو ْال َك َر ِم‬ ‫ع ْ‬


‫َطفَةً يَا ِج ْي َرةَ ْال َعلَ ِم‬

‫ان َو ْال َح َس ِ‬
‫نن‬ ‫َح َر ِم اِإْل حْ َس ِ‬ ‫ان بِ َذا ْال َح َر ِم‬
‫نَحْ نُ ِج ْي َر ٌ‬

‫‪.‬و بِ ِه ِم ْن َخوْ فِ ِه ْم آ ِمنُوْ ا‬


‫َ‬ ‫نَحْ نُ ِم ْن قَوْ ٍم بِ ِه َس َكنُوْ ا‬

‫فَاتَِّئ ْد فِ ْينَا َأخَا ْال َوه َِن‬ ‫ت ْالقُرْ ِ‬


‫آن ُعنُوْ ا‬ ‫َو بِآيَا ِ‬

‫ْت يَْألَفُنَا‬
‫صفَا َو ْالبَي ُ‬
‫َو ال َّ‬ ‫ْرفُنَا‬ ‫ْرفُ ْالبَ ْ‬
‫ط َحا َو تَع ِ‬ ‫نَع ِ‬

‫فَا ْعلَ َم ْ‪r‬ن ه َذا َو ُك ْن َو ُك ِن‬ ‫َو لَنَا ْال َم ْعلَى َو َخيْفُ ِمنَى‬

‫‪.‬و َعلِ ُّي ْال ُمرْ تَ َ‬


‫ضى َح َسبُ‬ ‫َ‬ ‫َو لَنَا َخ ْي ُر اَأْلن َِام َأبُ‬

‫نَ َسبًا َما فِ ْي ِه ِم ْن َذخ ِ‬


‫َن‬ ‫َو ِإلَى ال ِّس ْبطَي ِْن نَ ْنت َِسبُ‬
‫ُرفُوْ ا‬ ‫ِم ْنهُ َساد ٌ‬
‫َات بِ َذا ع ِ‬ ‫َك ْم ِإ َم ٍام بَ ْع َدهُ َخلَفُوْ ا‬

‫ِم ْن قَ ِدي ِْم ال َّد ْه ِر َو ال َّز َم ِن‬ ‫صفُوْ ا‬ ‫َو بِه َذا ْال َوصْ ِ‬
‫ف قَ ْد ُو ِ‬

‫َو ا ْبنِ ِه ْاليَاقِ ِر َخي ِْر َولِ ْي‬ ‫ِم ْث َل َزي ِْن ْال َعابِ ِد ْينَ َعلِ ْي‬

‫َو َعلِ ِّي ِذي ْال ُعاَل ْاليَقِي ِْن‬ ‫ق ْال َحفِ ِل‬
‫َو اِإْل َم ِام الصَّا ِد ِ‬

‫َو بِفَضْ ِل هللاِ قَ ْد َس ِع ُدوْ ا‬ ‫فَهُ ُم ْالقَوْ ُم الَّ ِذ ْينَ هُ ُدوْ ا‬

‫َو َم َع ْالقُرْ ِ‬
‫آن فِ ْي قَ َر ِن‬ ‫َو لِ َغي ِْر هللاِ َما قَ َ‬
‫ص ُدوْ ا‬

‫هُ ْم َأ َمانُ اَأْلرْ ِ‬


‫ض فَا َّد ِك ِر‬ ‫ت ْال ُمصْ طَفَى ُّ‬
‫الطه ُِر‬ ‫َأ ْه ُل بَ ْي ِ‬

‫ِم ْث َل َما قَ ْد َجا َء ِفي ال ُّسن َِن‬ ‫ُشبِّهُوْ ا بِاَأْل ْنج ُِم ُّ‬
‫الزه ُِر‬

‫ان ُكلِّ َأ َذى‬


‫ِخ ْفتَ ِم ْن طُوْ فَ ِ‬ ‫َو َسفِي ٌْن لِلنَّ َجا ِة ِإ َذا‬

‫َو ا ْعت ِ‬
‫َص ْم بِاهللِ َو ا ْستَ ِع ِن‬ ‫فَا ْن ُج فِ ْيهَا اَل تَ ُكوْ نُ َك َذا‬

‫َو ا ْه ِدنَا ْال ُح ْسنَى بِحُرْ َمتِ ِه ْم‬ ‫َربِّ فَا ْنفَ ْعنَا بِبَرْ َكتِ ِه ْم‬

‫َو ُم َعافَا ٍ‪r‬ة ِمنَ ْالفِت َِن‬ ‫َو َأ ِم ْتنَا فِ ْي طَ ِر ْيقَتِ ِه ْم‬

‫‪ ‬‬
‫م‬
‫ح ْي ِ‬
‫من ال َّر ِ‬
‫ح ِ‬‫م هللاِ ال َّر ْ‬
‫س ِ‬
‫بِ ْ‬

‫َعلَى طه َرسُوْ ِل هللاِ‬ ‫صاَل ةُ ْ‬


‫هللا َساَل ُم ْ‬
‫هللا‬ ‫َ‬

‫هللا‬
‫ب ْ‬ ‫َعلَى يس َحبِ ْي ِ‬ ‫هللا‬ ‫صاَل ةُ ْ‬
‫هللا َساَل ُم ْ‬ ‫َ‬

‫َو بِ ْالهَا ِديْ َرسُوْ ِل ْ‬


‫هللا‬ ‫تَ َوس َّْلنَا بِبِس ِْم ْ‬
‫هللا‬
‫بَِأ ْه ِل ْالبَ ْد ِر يَا ْ‬
‫هللا‬ ‫َو ُكلِّ ُم َجا ِه ٍد هللِ‬

‫ت َو النِّ ْق َم ْة‬
‫ِمنَ اآْل فَا ِ‬ ‫ِإل ِه ْي َسلِّ ِم اُأْل َّم ْة‬

‫بَِأ ْه ِل ْالبَ ْد ِر يَا ْ‬


‫هللا‬ ‫َو ِم ْن هَ ٍّم َو ِم ْن ُغ َّم ْة‬

‫َج ِم ْي َع َأ ِذيَّ ٍة َو اصْ ِر ْ‬


‫ف‬ ‫ِإل ِه ْي نَ ِّجنِ ْي َو ا ْك ِش ْ‬
‫ف‬

‫بَِأ ْه ِل ْالبَ ْد ِر يَا ْ‬


‫هللا‬ ‫َم َكاِئ ِد ْال ِعدَا َو ْالطُ ْ‬
‫ف‬

‫ص ْينَ َو ْال َع ْ‬
‫طبَا‬ ‫ِمنَ ْال َعا ِ‬ ‫س ْال ُكرْ بَا‬
‫ِإل ِه ْي نَفِّ ِ‬

‫بَِأ ْه ِل ْالبَ ْد ِر يَا ْ‬


‫هللا‬ ‫َو ُك َّل بَلِيَّ ٍة َو َوبَا‬

‫ت‬ ‫َو َك ْم ِم ْن ِذلَّ ٍة فَ َ‬


‫صل َ ْ‬ ‫صل َ ْ‬
‫ت‬ ‫فَ َك ْم ِم ْن َرحْ َم ٍة َح َ‬

‫بَِأ ْه ِل ْالبَ ْد ِر يَا ْ‬


‫هللا‬ ‫صل َ ْ‬
‫ت‬ ‫َو َك ْم ِم ْن نِ ْع َم ٍة َو َ‬

‫َو َك ْم َأوْ لَيْتَ َذا ْالفَ ْق ِر‬ ‫َو َك ْم َأ ْغنَيْتَ َذا ْال ُع ْم ِر‬

‫بَِأ ْه ِل ْالبَ ْد ِر يَا ْ‬


‫هللا‬ ‫َو َك ْم عَافَيْتَ َذا ْال ِو ْز ِر‬

‫َج ِم ْي ُع اَأْلرْ ِ‬
‫ض َم ْع َرحْ ِ‬
‫ب‬ ‫ت َعلَى ْالقَ ْل ِ‬
‫ب‬ ‫ضاقَ ْ‬
‫لَقَ ْد َ‬

‫بَِأ ْه ِل ْالبَ ْد ِر يَا ْ‬


‫هللا‬ ‫فَا ْن ُج ِمنَ ْالبَاَل ال َّ‬
‫ص ْع ِ‬
‫ب‬

‫َو ُج ِّل ْالخَ ي ِْر َو ال َّس ْع ِد‬ ‫َأتَ ْينَا َ‬


‫طالِبِي ال ِّر ْف ِد‬

‫بَِأ ْه ِل ْالبَ ْد ِر يَا ْ‬


‫هللا‬ ‫فَ َو ِّس ْع ِم ْن َحةَ اَأْل ْي ِديْ‬
‫بَ ِل اجْ َع ْلنَا َعلَى الطَّ ْيبَ ْة‬ ‫فَاَل تَرْ ُد ْد َم َع ْال َخ ْيبَ ْة‬

‫بَِأ ْه ِل ْالبَ ْد ِر يَا ْ‬


‫هللا‬ ‫َأيَا َذا ْال ِع ِّز َو ْالهَ ْيبَ ْة‬

‫بِنَ ْي ِل َجم ِمي ِْع َح َ‬


‫اجاتِ ْي‬ ‫َو ِإ ْن تَرْ ُد ْد فَ َم ْن نَْأتِ ْي‬

‫بَِأ ْه ِل ْالبَ ْد ِر يَا ْ‬


‫هللا‬ ‫َأيَا َجالِي ْال ُملِ َّما ِ‬
‫ت‬

‫ب ِمنَّا‬
‫بِنَ ْي ِل َمطَالِ ٍ‬ ‫ِإل ِه ْي ا ْغفِرْ َو َأ ْك ِر ْمنَا‬

‫بَِأ ْه ِل ْالبَ ْد ِر يَا ْ‬


‫هللا‬ ‫َو َد ْف ِع َم َسا َء ٍة َعنَّا‬

‫ف‬ ‫َو ُذوْ فَضْ ٍل َو ُذوْ ع ْ‬


‫َط ٍ‬ ‫ف‬ ‫ِإل ِه ْي َأ ْنتَ ُذوْ لُ ْ‬
‫ط ٍ‬

‫بَِأ ْه ِل ْالبَ ْد ِر يَا ْ‬


‫هللا‬ ‫َو َك ْم ِم ْن ُكرْ بَ ٍة تَ ْنفِ ْي‬

‫بِاَل َع ٍّد َو اَل َحصْ ِر‬ ‫ص ِّل َعلَى النَّبِ ِّي ْالبَ ِّر‬
‫َو َ‬

‫بَِأ ْه ِل ْالبَ ْد ِر يَا ْ‬


‫هللا‬ ‫َو آ ِل َسا َد ٍة ُغرِّ‬

‫‪ ‬‬

‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى النَّبِ ِّي َخي ِْر ْالبَشَرْ‬


‫َ‬

‫َو اآْل ِل َو ْالبَ ْد ِر قِنَا ِم ْن ُكلِّ َش ّْر‬

‫َؤاخ ْذنَا بِ ْال َج ِر ْي َر ْة‬


‫اللّهُ َّم اَل تُ ِ‬
‫َو َأصْ لِحْ لَنَا ْال َعاَل نِيَةَ َو الس َِّر ْي َر ْة‬

A. LATIHAN SOAL

1. Jelaskan pengertian maulid nabi ?

2. Apa hukum melaksan maulid nabi?

3. Sebutkan dalil tentang maulid nabi dan jelaskan?

4. apa manfaat mempelajari maulid nabi ?

5. jelaskan tentang sejarah maulid nabi!

Anda mungkin juga menyukai