Bandung,
Oktober 2019
i
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Masalah
2
D. Metode Penulisan
2
ii
B. Karakteristik Perencanaan Pembelajaran
5
C. Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran
6
D. Urgensi Perencanaan Pembelajaran
6
E. Fungsi dan Manfaat Rencana Pembelajaran
7
F. Prinsip-prinsip Perencanaan Pembelajaran
7
iii
I. Model Hanafian & Peck
14
J. Model PPSI
14
BAB IV PENUTUP
16
A. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas.
Apabila penyusun cermati secara keseluruhan maka Perencanaan
Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum
mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu
situasi interaksi guru – murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Karena dengan perencanaan itu, maka seorang guru akan bisa
memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di
dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel.
Karena membuat perencanaan yang baik, maka seseorang akan
tumbuh menjadi seorang guru yang baik. Seseorang bisa menjadi guru
yang baik adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan akibat dari
hasil belajar yang terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula
berpengaruh.
Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan
dialami manusia sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh
berkembang dari anak-anak, remaja, sehingga menjadi dewasa sampai
keliang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat. Oleh
sebab itu, tidak lah heran jika konsep belajar dan pembelajaran
perencanaan lah yang dahulu lebih ditekankan kepada istilah mengajar
atau pengajaran, yang berfokus pada aktivitas guru (teacher-centered)
menuju pembelajaran yang berfokus kepada aktivitas siswa (student-
centered). Karena aktivitas mengajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
belajar karena sambil mengajar pada hakikatnya guru juga belajar.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran dan
fungsinya?
2) Apa saja kompetensi penyusun perencanaan pemelajaran?
3) Apa saja model-model perencanaan pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah
mempelajari tentang Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran serta
pembahasan yang mencakup ruang lingkup di dalamnya kemampuan
dalam perencanaan beserta model-model yang menjadi acuan untuk
merealisasikan perencanaan tersebut
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun adalah dengan
menggunakan metode pustaka (Library research) yaitu mencari dan
mengumpulkan data-data ilmiah yang relevan dangan tema yang akan
dibahas, terutama yang terdapat dalam referensi yang mempelajari tentang
Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran.
6
BAB II
KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung :PT Remaja Rosdakarya,2012) hal 15-16.
7
1. Menurut Prajudi Atmusudirdjo [erencanaan adalah perhitungan dan
penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujun
tertentu, oleh siapa, dan bagaimana (Abin, 2000)
2. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses
mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang aka dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu (Bintoro Tjokroamidjojo, 1977)
3. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai
keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan itu dapat pula diberi
arti sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk
mengendalikan masa depan sesuai yang ditentukan. Perencanaan dapat
diartikan juga sebagai upaya untuk memadukan antara cita-cita nasional
yang tersedia yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut
(M.Fakry, 1987).2
Secara luas, Tjokroamidjoyo (dalam Syah, 2007) menyatakan bahwa
perencanaan mencakup tiga pengertian berikut.
• Suatu proses persiapan sistematik mengenai kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
• Perencanaan adalah suatu cara untuk mencapai tujuan sebaik-baiknya
dengan sumber yang ada secara efisien dan efektif .
• Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan
dilakukan bagaimana, bilamana, dan oleh siapa.3
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran (intruction) bermakna sebagai upaya untuk
membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya
(effort) dan berbagai stategi, metode, dan pendekatan ke arah pencapaian
tujuan yang telah direncanakan.4
2
Udin Syaefudin Sa’ud, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) hal 4.
3
Umin Abdillah, MAKALAH KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN, http://umin-
abdilah.blogspot.co.id/2015/10/makalah-konsep-dasar-perencanaan.html ,07-10-2019.
4
Majid Abdul. Belajar dan Pembelajaran.Bandung : PT Remaja Roskadaya, 2012. Hal 109
8
Pembelajaran sebagai suatu sistem memerlukan langkah
perencanaan program pembelajaran, agar rencana pembelajaran yang
disusun oleh guru dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas tentu saja
memiliki pedoman yang komprehensif tentang skenario pembelajaran
yang diinginkan oleh guru. Hal ini bertujuan agar pembela.jaran dapat
berjalan lebih efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa.
(Anwar dan Hendra Harmi, 2011: 24)
9
metode/strategi, media, evaluasi, fasilitas, potensi akademik siswa dan
sumber/referensi.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah teknologi adalah suatu
perencanaan yang mendorong penggunaan teknik yang dapat
mengembangkan kemampuan kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap
solusi dari problem pengajaran. (Sagala, 2003: 136-137)
10
Dalam perencanaan pembelajaran tentu hal itu memiliki ruang
lingkup. Secara umum ruang lingkup rencana pembelajaran meliputi:
Program pengajaran, proses pelaksanaan pengajaran dan hasil belajar yang
akan dicapai.
11
sebagai alat yang memperjelas tindakan apa yang harus dilakukan oleh
guur untuk mencapai ketentuan kompetensi serta tindakan selanjutnya
setelah pertemuan selesai.
Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam
memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam
melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pembelajaran juga
dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran
berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses
belajar mengajar yaitu sebagai berikut.
1. Sebagai dasar, alat kontrol dan petunjuk arah kegiatan dalam mencapai
tujuan;
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap
unsur yang terlibat dalam kegiatan;
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun
unsur murid;
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja;
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja;
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.
12
5) Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada pihak
yang berkepentingan.
Jika prinsip-prinsip itu terpenuhi, secara teoretik perencanaan
pembelajaran itu akan memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai
skenario yang sudah disusun.
Sedangkan berdasarkan asumsi Jumhana (2006). Prinsip-prinsip yang
harus dijadikan dasar dalam merancang pembelajaran, baik untuk
perencanaan pembelajaran yang masih bersifat umum maupun
perencanaan pembelajaran yang lebih spesifik adalah bahwa perencanaan
tersebut harus memenuhi unsur :
1) Ilmiah yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau di rancang
oleh guru termasuk kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan
rencana pelaksanaan dan pembelajaran, harus benar dan dapat di
pertanggung jawabkan secara keilmuan.
2) Relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan
dan sistematikanya atau urutan penyajianya.
3) Sistematis yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis
silabus maupun perencanaan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran,
antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya harus saling terkait,
mempengaruhi, menentukan dan suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai
tujuan atau kompetensi.
4) Konsisten yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi
dasar. Indikator, materi pokok pengalaman belajar, sumber belajar dan
sistem penilaian.
5) Memadai yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber
belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
6) Aktual dan kontekstual yaitu cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajaran sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
13
perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan peristiwa yang terjadi.
7) Fleksibel yaitu keseluruhan kompenen silabus maupun rencana
pelaksanaan pembelajaran harus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi yang di sekolah dan
tuntutan masyarakat.
8) Menyeluruh yaitu komponen silabus rencana pelaksanaan
pembelajaran harus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).
14
BAB III
KOMPETENSI PENYUSUN DAN MODEL-MODEL
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Kemampuan Analitik
Kemampuan menganalisa adalah kemampuan mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran dalam rangka
memprediksi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.
B. Kemampuan Pengembangan
Kemampuan pengembangan adalah kemampuan untuk memilih,
menetapkan, dan mengembangkan strategi pembelajaran yang paling
optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan.
C. Kemampuan Pengukuran
Kemampuan pengukuran adalah kemampuan untuk menetapkan
tingkat keefektifan, efisiensi, dan daya tarik rancangan pembelajaran.
Kemampuan ini meliputi memilih, menetapkan, dan mengembangkan alat
ukur yang paling tepat untuk mengukur pencapaian tujuan/indikator.
15
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.
16
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pembelajaran
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
F. Model Kemp
Model desain system interuksional yang dikembangkan oleh Kemp
merupakan model yang membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan
desain sistem pembelajaran terdiri atas komponen-komponen, yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan berbagai kendala yang
timbul.
Model system intruksional yang dikembangkan Kemp ini tidak
ditentukan dari komponen mana seharusnya guru memulai proses
pengembangan. Mengembangkan sistem instruksional, menurut Kemp dari
mana saja bisa, asal saja urutan komponen tidak diubah, dan setiap
komponen itu memerlukan revisi untuk mencapai hasil yang maksimal.
Oleh karena itu model Kemp, dilihat dari kerangka sistem merupakan
model yang sangat luwes.
Komponen-komponen dalam suatu desain instruksional menurut
Kemp adalah:
Hasil yang ingin dicapai
Analisi tes mata pelajaran
Tujuan khusus belajar
Aktivitas belajar
Sumber belajar
Layanan pendukung
Evaluasi belajar
Tes awal
Karakteristik belajar
17
Kesembilan komponen itu merupakan suatu siklus yang terus-
menerus direvisi setelah dievaluasi baik evaluasi sumatife maupun
formatife dan diarahkan untuk menentukan kebutuhan siswa, tujuan yang
ingin dicapai, prioritas, dan berbagai kendala yang muncul.
G. Model ASSURE
Model desain pembelajaran Assure ini adalah suatu model desain
pembelajaran yang merupakan sebuah formulasi untuk kegiatan belajar
mengajar (KBM) yang beriorientasi kelas. Heinich mengungkapkan bahwa
model desain pembelajaran ini terdiri atas enam tahap kegiatan sebagai
berikut:
Analyze learners
Analyze Learners, perlu diketahui bagaimana kebutuhan dan tingkat
kemampuan siswa. Ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal
mereka, yaitu berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan
gaya belajar.
States objectivies
States Objectives , menyatakan tujuan pembelajaran harus
difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk
dipelajari.
18
Utilize media and materials
Utilize Media and materials , ada lima langkah bagi penggunaan
media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan
persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.
H. Model ADDIE
Salah satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih
generik adalah model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-
Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh
Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman
dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang
efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1) Analysis
2) Design
3) Development
4) Implementation
19
5) Evaluation
Analysis (analisa), yaitu melakukan needs assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan
analisis tugas (task analysis).
Design (desain/perancangan), yang kita lakukan dalam tahap desain
ini, pertama, merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik,
measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana
tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah
dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran media
danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain
itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber
belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan
lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print
yang jelas dan rinci.
Development (pengembangan), pengembangan adalah proses
mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika
dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran,
maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu langkah penting
dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan.
Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah
ADDIE, yaitu evaluasi. Implementation (implementasi/eksekusi) ,
implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang
telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan
peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Evaluation (evaluasi/
umpan balik), yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran
yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.
Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas.
Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan
evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.
20
I. Model Hanafin & Peck
Model Hannafin dan Peck adalah model desainp embelajaran yang
terdiri dari pada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, fase
pengembangan dan implementasi (Hannafin& Peck, 1988). Dalam model
ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model
ini lebih berorientasi produk, melalui tiga fase:
a. Fase pertama,
Adalah analisis kebutuhan dilakukan dengan mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran
termasuklah di dalamnya tujuan dan objektif media pembelajaran yang
dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok
sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran.
b. Fasa kedua
Adalah fase desain, informasi dari fase analisis dipindahkan ke
dalam bentuk dokumen yang akan menjadi tujuan pembuatan media
pembelajaran. Fase desain bertujuan untuk mengidentifikasikan dan
mendokumenkan kaidah yang paling baik untuk mencapai tujuan
pembuatan media tersebut. Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam
fase ini adalah dokumen story board yang mengikut urutan aktifitas
pembelajaran berdasarkan keperluan pelajaran dan objektif media
pembelajaran seperti yang diperoleh dalam fase analisis keperluan.
c. Fase ketiga
Adalah fase pengembangan dan implementasi, terdiri dari
penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan penilaian
sumatif. Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi pembuatan
diagram alir yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran.
Untuk menilai kelancaran media yang dihasilkan seperti kesinambungan
link, penilaian dan pengujian dilaksanakan pada fase ini. Model
Hannafindan Peck (1988) menekankan proses penilaian dan pengulangan
21
harus mengikut sertakan proses-proses pengujian dan penilaian media
pembelajaran yang melibatkan ketiga fase secara berkesinambungan.
J. Model PPS
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) adalah
model yang dikembangkan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan
kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk mengefektifkan perencanaan dan
pelaksanaan program pengajaran secara sistemis, untuk dijadikan sebagai
pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. PPSI
terdiri dari 5 tahap yakni:
1) Merumuskan tujuan, yakni kemampuan yang harus dicapai oleh sisiwa,
ada 4 syarat dalam perumusan tujuan ini yakni tujuan harus operasional,
artinya tujuan yang dirumuskan harus spesifik atau dapat diukur,
berbentuk hasil belajar bukan proses belajar, berbentuk perubahan tingkah
laku dan dalam setiap rumusan tujuan hanya satu bentuk tingkah laku.
2) Mengembangkan alat evaluasi, yakni menentukan jenis tes dan
menyusun item soal untuk masing-masing tujuan. Alat evaluasi disimpan
pada tahap 2setelah perumusan tujuan untuk meyakinkan ketepatan tujuan
sesuai dengan kriteria yang telah di tentukan.
3) Mengembangkan kegiatan belajar mengajar, yakni merumuskan semua
kemungkinan kegiatan belajar dan menyeleksi kegiatan belajar perlu
ditempuh.
4) Mengembangkan program kegiatam pembelajaran yakni merumuskan
materi pelajaran. Menetapkan metode dan memilih alat dan sumber
pelajaran.
5) Pelaksanaan program, yaitu kegiatan mengadakan pra tes,
menyampaikan materi pelajaran, mengadakan psikotes, dan melakukan
perbaikan.
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan
pembelajaran secara sistematik yang menggunakan secara khusus teori-teori
pembelajaran untuk menjamin berlangsungnya kualitas pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran ini akan menganalisis tentang kebutuhan dari
proses belajar secara sistemik yang dimulai dari proses perancangan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar.Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Dalam proses pengajaran, seorang guru sangat memerlukan arah yang
jelas, sehingga dalam melakukan pembelajaran secara baik dan sesuai dengan
ketentuan kompetensi. Jadi, rencana pembelajaran berfungsi sebagai alat yang
memperjelas tindakan apa yang harus dilakukan oleh guur untuk mencapai
ketentuan kompetensi serta tindakan selanjutnya setelah pertemuan selesai.
23
Kemampuan penyusun perencanaan pembelajaran ialah kemampuan
analitik, pengembangan, dan pengukuran.
Macam-macam model perencanaan pembelajaran
1) Model Assure
2) Model Addie
3) Model Kemp
4) Model Dick & Carrey
6) Model PPSI
DAFTAR PUSTAKA
http://habibidaeng.blogspot.com/2011/04/pengertian-fungsi-tujuan-serta-
ruang.html?m=1
https://m.liputan6.com/hot/read/3929031/cara-menulis-daftar-pustaka-dari-jurnal-
dilengkapi-pengertiannya
http://belajarpendidikanku.blogspot.com/2013/02/model-model-pengembangan-
bahan-ajar.html?m=
24
http://dyaandari.blogspot.com/2017/11/model-pembelajaran-dan-peck-
model.html?m=
MAKALAH KEL 2
BAB I PENDAHULUAN
25
Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap
Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-
hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian
penguasaan suatu Kompetensi Dasar.
Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang
memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP
secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode
Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan
Penilaian.
26
BAB II PEMBAHASAN
27
4. Keputusan presiden nomor 187 tahun 2004 mengenai pembentukan
kabinet Indonesia bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan keputusan presiden nomor 31 tahun 2007.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
NASIOANAL TENTANG STANDAR PROSES UNTUK
SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Pasal 1
1. Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran.
2. Standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada
lampiran peraturan menteri ini.
28
didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu kali
pertemuan atau lebih.
a. Pengertian menurut pendapat para ahli
1. Majid. A mengemukakan bahwa “Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam satandar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
2. Hojanah. E mengemukan bahwa Rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebeleum
mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun
persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan
belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajaran untuk mau
terlibat secara penuh.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan RPP adalah perangkat yang wajib
ada ketika seorang guru akan melaksanakan pembelajaran karena perencanaan
pelaksanaan pembelajaran ini mengandung berbagai hal yang akan di laksanakan
saat proses pembelajaran dari awal kegiatan sampai kegiatan penutup untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang tercantum pula dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Penyusunan RPP dapat dilakukan dengan lebih baik apabila terlebih dahulu
mengkaji prinsip-prinsip penyusunan RPP sebagaiman tercantum dalam
Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang proses pendidikan dasar dan menengah
bahwa prinsip penyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
29
2. Partisifasi aktif peserta didik,
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman, beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindakan lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan baik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedy.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
30
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran
dirancang untuk mengembangkan kegeraman membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi.
5. Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikan
keterkaitan dan keterpadun antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengkombinasikan berbagai mata pelajaran menjadi keterpaduan yang
melibatkan berbagai aspek belajar dan keberagaman budaya.
6. menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Sedangkan menurut Abdul dalam Azizah, S.N. (2015, hlm. 62) menjelaskan
bahwa prinsip-prinsip yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan atau
penyusunan RPP, sebagai berikut :
31
atau dilaksanakan diluar kelas, agar tidak mengganggu jam-jam pelajaran
lain.
32
11. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup.
13. Penilaian hasil pembelajaran.
b. Format RPP
Komponen-komponen yang sudah disebutkan di atas secara operasional
diwujudkan dalam bentuk format sebagai berikut ini.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas / Semester :
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran regular
2. Materi pembelajaran Pengayaan
3. Materi pembelajaran remedial
E. Metode Pembelajaran
F. Media dan Bahan
G. Sumber Belajar
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
a. Kegiatan pendahuluan
b. Kegiatan inti
c. Kegiatan penutup
I. Penilaian
33
1. Teknik penilaian
a. Sikap spiritual
b. Sikap sosial
c. Pengetahuan
d. Keterampilan
2. Pembelajaran Remedial
3. Pembelajaran Pengayaan
34
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri,
peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam
ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Petunjuk:
1. Rumuskan 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian kompetensi untuk
setiap KD
2. Indikator merupakan jabaran dari KD.
3. Indikator pencapaian kompetensi adalah: (a) perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti
(KI)-3 dan KI-4; dan (b) perilaku yang dapat diobservasi untuk
disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI-1 dan KI-2.
4. Indikator KD dari KI-3 mencakup pengetahuan faktual, konseptual,
procedural dan/atau metakognitif sesuai tuntutan/kandungan KD dengan
kemampuan kognitif mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan/atau mencipta.
CONTOH
KD Indikator
KD dari KI-1 (bila ada) Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian
35
kompetensi (bila ada KD-nya).
Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian
KD dari KI-2 (bila ada)
kompetensi (bila ada KD-nya).
Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian
KD dari KI-3
kompetensi.
Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian
KD dari KI-4
kompetensi.
A. Tujuan Pembelajaran
Petunjuk :
1. Rumuskan 1 atau lebih tujuan pembelajaran untuk setiap indikator
pencapaian kompetensi.
2. Dalam hal indikator pencapaian kompetensi sangat spesifik dan tidak
dapat diuraikan lagi, rumusan tujuan pembelajaran sama dengan
indikator pencapaian kompetensi tersebut.
3. Apabila sebuah indikator pencapaian masih dapat dirinci lagi,
indikator pencapaian kompetensi tersebut dijabarkan ke dalam lebih
dari 1 tujuan pembelajaran.
4. Tujuan pembelajaran mengandung unsur :
a. Audience
b. Condition
c. Degree
5. Tujuan pembelajaran dirumuskan untuk masing-masing pertemuan.
CONTOH
Pertemuan pertama
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran pesrta didik
dapat :
1. Memahami pelajaran
2. Mengaplikasikan pembelajaran
Dst
36
B. Materi Pembelajaran
Petunjuk:
CONTOH
Materi pembelajaran
C. Metode Pembelajaran
Petunjuk:
37
2. Metode pembelajaran yang dipilih adalah pembelajaran aktif yang efektif
dan efisien memfasilitasi peserta didik mencapai indikator-indikator KD
beserta kecakapan abad ke-21.
CONTOH
Pembelajaran dengan Metode Ilmiah Bahasa Indonesia SMP Kelas VII 2017
Petunjuk:
a. Media
Contoh:
Tulis spesifikasi (misalnya nama, jumlah, ukuran) semua bahan yang diperlukan.
E. Sumber Belajar
Petunjuk:
Tulis spesifikasi semua sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah,
koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dan sebagainya.).
Contoh:
38
1. Buku siswa: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota
penerbitan: Penerbit (halaman).
2. Buku referensi: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota
penerbitan: Penerbit (halaman).
3. Majalah: Penulis artikel. Tahun terbit. Judul artikel. Nama majalah,
Volume, Nomor,
Tahun, (halaman).
4. Koran: Judul artikel, Nama koran, Edisi (tanggal terbit), Halaman, Kolom
5. Situs internet: Penulis. Tahun. Judul artikel. (Tersedia di situs internet
lengkap dengan tanggal pengunduhan).
6. Lingkungan sekitar: Nama dan lokasi lingkungan sekitar yang dimaksud.
7. Narasumber: Nama narasumber yang dimaksud beserta bidang keahlian
dan/atau profesinya.
8. Lainnya (sesuai dengan aturan yang berlaku).
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Petunjuk:
39
5. Tulis jumlah jam pertemuan (JP) untuk setiap pertemuan dan alokasi
waktu untuk kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
Contoh:
1. Pertemuan Pertama: 2 JP
a. Kegiatan Pendahuluan (8 menit)
1. Guru bisa mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
2. Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya, yaitu dengan cara menanyakan materi sebelumnya
3. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, dan menunjukkan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan.
5. Guru menyampaikan lingkup penilaian, dengan teknik penilaian yang
akan digunakan.
1. Mengamati
Misal : Peserta didik mengamati gunung Merapi yang meletus yang disajikan
melalui tayangan video dan mencatat apa saja yang belum diketahui terkait
dengan fenomena meletusnya gunung Merapi (IPS); menyaksikan video
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan mencatat apa saja yang belum
diketahui terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman (untuk IPA).
Catatan:
40
Fenomena yang diamati oleh peserta didik dapat berupa fenomena
sebagaimana adanya di alam (pada situasi alami) dan/atau dalam bentuk model,
gambar/foto, teks, grafik/tabel, diagram, chart, audio, video, dan/atau animasi.
2. Menanya
41
1. Sikap spiritual
Tulis satu atau lebih teknik penilaian sikap spiritual dan tuangkan dalam tabel.
Contoh:
Contoh
Bentuk Waktu
No. Teknik Butir Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
Instrumen
Penilaian untuk
dan pencapaian
Lihat Saat
pembelajaran
Observasi Jurnal Lampiran . pembelajaran
(assessment for
.. berlangsung
and
of learning)
Penilaian
Lihat Saat sebagai
Penilaian
Lampiran . pembelajaran pembelajaran
diri
.. usai (assessment as
learning)
Penilaian
Penilaian Lihat Setelah sebagai
antar Lampiran . pembelajaran pembelajaran
teman .. usai (assessment as
learning)
2. Sikap sosial
Tulis satu atau lebih teknik penilaian sikap sosial dan tuangkan dalam tabel.
Contoh:
Contoh
Bentuk Waktu
No. Teknik Butir Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
Instrumen
42
Penilaian
untuk dan
Lihat Saat pencapaian
Observasi Jurnal Lampiran pembelajaran pembelajaran
... berlangsung (assessment
for and
of learning)
Penilaian
Lihat Saat sebagai
Penilaian
Lampiran pembelajaran pembelajaran
diri
... usai (assessment as
learning)
Penilaian
Penilaian Lihat Setelah sebagai
antar Lampiran pembelajaran pembelajaran
teman ... usai (assessment as
learning)
Contoh
Bentuk Waktu
No. Teknik Butir Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
Instrumen
Penilaian
Pertanyaan untuk
Lihat Saat
(lisan) dengan pembelajaran
Lisan Lampiran pembelajaran
jawaban (assessment
... berlangsung
terbuka for
learning)
43
Pertanyaan
Penilaian
dan/atau
untuk
tugas
pembelajaran
tertulis
(assessment
berbentuk
Lihat Saat for
esei, pilihan
Penugasan Lampiran pembelajaran learning) dan
ganda, benar
... berlangsung sebagai
salah,
pembelajaran
menjodohkan,
(assessment
isian,
as
dan/atau
learning)
lainnya
Pertanyaan
dan/atau
tugas
tertulis Penilaian
berbentuk pencapaian
Lihat Setelah
esei, pilihan pembelajaran
Tertulis Lampiran pembelajaran
ganda, benar (assessment
... usai
salah, of
menjodohkan, learning)
isian,
dan/atau
lainnya
Portofolio Sampel Saat Data untuk
pekerjaan pembelajaran penulisan
terbaik hasil usai deskripsi
dari pencapaian
penugasan pengetahuan
atau tes (assessment
tertulis of
44
learning)
4. Keterampilan
Contoh
Bentuk Butir Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Instrume Pelaksanaan
n
Penilaian
untuk,
Saat sebagai,
pembelajara dan/atau
Tugas Lihat n pencapaian
Praktik (keterampilan Lampiran berlangsung pembelajara
) ... dan/atau n
setelah (assessment
usai for, as,
and of
learning)
Penilaian
untuk,
Saat sebagai,
pembelajara dan/atau
Tugas Lihat n pencapaian
Produk (keterampilan Lampiran berlangsung pembelajara
) ... dan/atau n
setelah (assessment
usai for, as,
and of
learning)
Proyek Tugas besar Lihat Selama atau Penilaian
45
untuk,
sebagai,
dan/atau
usai pencapaian
Lampiran pembelajara pembelajara
... n n
berlangsung (assessment
for, as,
and of
learning)
Penilaian
Sampe untuk
l pembelajara
produk n dan
Saat
Portofoli terbaik sebagai data
pembelajara
o dari untuk
n usai
tugas penulisan
atau deskripsi
proyek pencapaian
keterampilan
……., .............................
Mengetahui
Kepala SMP ...... Guru Mata
Pelajaran
46
………………………….
……………………..
NIP. .................................. NIP
…………………
Berdasarkan wawancara dan angket terbuka diperoleh hasil bahwa semua guru
Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Bantul telah melaksanakan penyusunan
RPP. Penyusunan RPP guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Bantul dilakukan
setiap awal semester. Dari 4 guru, 2 guru membuat RPP secara mandiri dan 2 guru
membuat RPP dengan cara mengganti/merevisi RPP yang telah ada
kemudian disesuaikan dengan kondisi sekolah. Sebagai panduan dalam membuat
RPP, guru Bahasa Indonesia menggunakan buku panduan penyusunan RPP.
Selain itu, guru juga telah mengikuti pelatihan perencanaan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh MGMP Bahasa Indonesia tingkat Kabupaten. Menurut 4
guru, fungsi RPP yaitu: untuk mengetahui pembelajaran berhasil atau
tidaknya pembelajaran, untuk menyusun langkah yang akan dilakukan dalam
pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran
menjadi lebih sistematis, dan untuk memberi ruang lingkup peserta didik agar
lebih aktif. Dalam penyusunan indikator, guru menyesuaikan dengan SK dan
KD yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran dikembangkan berdasarkan
kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi yang digunakan yaitu dari buku
pegangan siswa, LKS (Lembar Kerja Siswa), buku penunjang, dan Buku
Sekolah Elektronik. Metode dan strategi yang digunakan guru dalam
pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Guru
menggunakan metode ceramah dan mengutamakan agar siswa berpartisipasi
aktif saat pembelajaran. Dalam langkah pembelajaran, semua guru telah
menerapkan langkah eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam penilaian,
47
guru menggunakan penilaian tulis dan lisan. Peran kepala sekolah dalam
penyusunan RPP guru yaitu (1) sebagai pembina yang bertugas membina dan
memberi contoh dalam penyusunan RPP guru, (2) sebagai supervisi yang
bertugas memberi arahan dan masukan dalam penyusunan RPP guru.
3.1. Kesimpulan
48
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unpas.ac.id/29092/5/BAB%20II%20YUNI.pdf
https://www.catatanmatematika.com/2018/01/komponen-dan-format-
rpp.html
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&cd=6&ved=2ahUKEwj7o96B1pDlAhXy7HMBHTigCPEQFjAFegQIAxA
B&url=https%3A%2F%2Fdjarotbleank28.wordpress.com
%2F2015%2F11%2F14%2F501%2Famp%2F&usg=AOvVaw3YHfPKTDNho7NCerIZHd7b
https://zuhriindonesia.blogspot.com/2017/05/pedoman-terbaru-penyusunan-
rpp.html?m=1
49
https://greenpendidikan.blogspot.com/2017/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html
MAKALAH KEL 3
50
Disusun Oleh :
Desi Suciani : 2018110025
Gilang Ramadan : 2018110038
Siti Jaenab : 2018110078
51
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 4
A. Latar Belakang............................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan.......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 4
A. PPK dan Implementasinya ........................................................... 5
F. Integrasi 4C................................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya membangun bangsa Indonesia yang berdaulat, berkarakter,
dan sejajar dengan bangsa-bangsa maju di dunia, Presiden Joko Widodo-Jusuf
Kalla (Jokowi-JK) menetapkan visi: Jalan Perubahan untuk Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian. Untuk mewujudkan visi tersebut
Jokowi-JK menetapkan tujuh misi dan Nawacita yang semuanya terkait
dengan peningkatan mutu pendidikan menuju terbentuknya manusia Indonesia
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, adil, makmur, aman, damai, sentosa, sejahtera, dan madani. ‘
Dalam konteks itu, pewujudan visi, misi, dan Nawacita Jokowi
menyiratkan mengenai arti pentingnya pendidikan yang dapat mendorong
ketersediaan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang kompeten,
profesional, sejahtera, dan bermartabat. SDM Indonesia yang berdaya saing
tinggi, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. SDM Indonesia yang
mampu mendorong terwujudnya generasi muda Indonesia yang berkarakter,
berbudi pekerti luhur, dan siap mengawal pembangunan negara dan bangsa
Indonesia di masa mendatang. Hal ini menegaskan pentingnya peran guru
dalam pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 pasal 4
menyebutkan bahwa: Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah
dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun
pelajaran 2019/2020. Hal ini berarti bahwa seluruh sekolah diharapkan
mampu mengimplementasikan.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di
rumuskan beberapa rumusan masalah tentang Bimbingan Psikoedukatif
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 , diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan PPK beserta implementasinya?
2. Sebutkan macam-macam karakter serta indikator apa saja didalam
nya?
3. Apa yang dimaksud dengan HOTS beserta implementasinya?
4. Apa yang dimaksud dengan literasi beserta implementasinya?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah
mempelajari tentang Bimbingan Psikoedukatif Perencanaan Pelaksanaan
Pembelajaran Kurikulum 2013 serta pembahasan yang mencakup ruang
lingkup di dalamnya mengenai materi tersebut beserta implementasi maupun
indikator terhadap pendidikan yang menjadi penunjang untuk memenuhi
kebutuhan mereka terutama dalam hal pendidikan.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun makalah adalah dengan
menggunakan metode pustaka (Library Research) yaitu mencari dan
mengumpulkan data-data ilmiah yang relevan dengan tema yang akan
dibahas, terutama yang terdapat dalam referensi yang mempelajari tentang
Bimbingan Psikoedukatif Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Kurikulum 2013.
BAB II
PEMBAHASAN
1) SENYUM, menggerakan sedikit raut muka serta bibir agar orang lain
atau lawan bicara merasa nyeman melihat kita ketika berjumpa.
2) SALAM, salam yang dilakukan dengan ketulusan mampu mencairkan
suasana kaku, salam dalam hal ini bukan hanya berararti berjabat
tangan saja, namun seperti megucapkan salam menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
3) SAPA, tegur sapa ramah yang kita ucapkan membuat suasana menjadi
akrab dan hangat, sehingga lawan bicara kita merasa hargai. Dengan
kita menyapa orang lain maka orang itu akan merasa dihargai. Di
dalam salam dan sapa akan memebrikan nuansa tersendiri.
4) SOPAN, sopan ketika duduk, sopan santun ketika lewat didepan orang
tua, sopan santun kepada guru, sopan santun ketika berbica maupun
ketika berinteraksi dengan orang lain.
5) SANTUN, adalah sifat yang dimiliki olah orang yang istimewa, yaitu
orang-orang yang mendahulukan kepentingan orang lain daripada
kepentingan dirinya, orang-orang yang mengalah memberikan haknya
untuk kepentingan orang lain semata-mata untuk kebaikan.
Implementasi PPK dapat dilakukan dengan tiga pendekatan utama,yaitu
berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat.
Ketiga pendekatan ini saling terkait dan merupakan satu kesatuan yang
utuh. Pendekatan ini dapat membantu satuan pendidikan dalam
merancang dan mengimplementasikan program dan kegiatan PPK.
1. PPK Berbasis Kelas
a. Integrasi dalam mata pelajaran/kurikulum
Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti
bahwa pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke
dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran.
5
Buku Konsep dan Pedoman PPK. Penasihat : Prof. Dr. Muhadjir.Effendy.M.A.P Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan.
16. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif adalah berpikir serta
melakukan sesuatu berdasarkan kenyataan atau logika untuk
menghasilkan cara baru dari apa yang telah dimiliki.
17. Peduli lingkungan adalah sikap atau tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, serta
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi.
18. Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
19. Tanggung jawab adalah sikap atau perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dilakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara maupun Tuhan Yang Maha Esa.
Implementasiannya :
a. Penyusunan soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan dapat
diimplementasikan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut.
1) Kepala sekolah memberikan arahan teknis kepada
guru-guru/MGMPsekolah tentang strategi penyusunan soal-soal
HOTS yang mencakup:
o Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal-soal- HOTS
o Menyusunkisi-kisi soal HOTS.
o Menulisbutir soal HOTS.
o Membuat pedoman penilaian HOTS.
o Menelaah dan memperbaiki butir soal HOTS
o Menggunakan beberapa soal HOTS dalam Penilaian.
2) Wakasek kurikulum dan Tim Pengembang Kurikulum Sekolah
menyusun rencana kegiatan untuk masing-masing MGMP sekolah
yang memuat antara lain uraian kegiatan, sasaran/hasil, pelaksana,
jadwal pelaksanaan kegiatan.Kepala sekolah menetapkan dan
menandatangani rencana kegiatan dan rambu-rambu tentang
penyusunan soal-soal HOTS.
3) Kepala sekolah menugaskan guru/MGMP sekolah melaksanakan
kegiatan sesuai rencana kegiatan.
4) Guru/MGMP sekolah melaksanakan kegiatan sesuai penugasan
darikepala sekolah;
7
Widana, Wayan,2017.Modul Penyusunan Soal HOTS. Jakarta : Penerbit Direktorat Pembinaan SMA
hlm 25-26
8
Saryono, Djoko.2017. Gerakan Literasi Nasional. Jakarta : Penerbit : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
F. Integrasi 4C
Strategi belajar mengajar yang efektif dan relevan dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan net generation (generasi milenial) pada abad 21. Selain
membutuhkan sumber daya digital untuk mengakses informasi, komunikasi
dan pemecahan masalah, hal terpenting yang harus dimiliki oleh generasi
milenial adalah soft skills yang meliputi :
o Keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical
Thinking Skills and Problem Solving).
Kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit,
mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lainnya, sehingga
akhirnya muncul berbagai perspektif, dan menemukan solusi dari
suatu permasalahan. Critical Thinking dimaknai juga kemampuan
menalar, memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami
introkoneksi antar sistem, menyusun, mengungkapkan, menganalisis,
dan menyelesaikan masalah.
o Keterampilan berpikir kreativitas dan Inovasi (Creativity Thinking
Skill and Innovation)
Kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan
menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain, bersikap
terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
Kreativitas juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang
dalam menciptakan penggabungan baru. Kreativitas akan sangat
bergantung pada
Pemikiran kreatif seseorang, yakni proses akal budi seseorang
dalam menciptakan gagasan baru. Kreativitas yang bisa menghasilkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. PPK merupakan singkatan dari penguatan pendidikan karakter yang
merupakan amanat Nawa Cita yang dirancangkan Presiden. PPK juga
menyangkut kepribadian atau akhlak siswa. Dalam implementasiannya,
PPK membentuk suatu karakter peserta didik disekolah salah satunya
dengan budaya 5S yaitu salam,sapa,senyum,sopan dan santun. Macam-
macam karakter menurut Kementrian Pendidikan Nasional diantaranya : a).
Religius, b). Jujur, c). Toleransi, d). Disiplin, e). Kerjasama ataupun yang
lainnya.
2. Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir
yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau
merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS pada
konteks asesmen mengukur kemampuan. Implementasi HOTS bagi guru
SD/MI mempunyai implikasi diantaranya, implikasi bagi guru, implikasi
bagi siswa, serta implikasi terhadap sarana dan prasarana, sumber belajar
dan media. Selain HOTS ada juga Literasi yang berarti penggunaan
praktik-praktik situasi sosial, historis, serta kultural dalam menciptakan dan
menginterpretasikan makna melalui teks. Dalam implementasinya literasi
bisa dilakukan dengan pembiasaan, pengembangan, pembelajaran.
3. Macam-macam literasi menurut Ibnu Adji Setyawan terdapat 9 macam
diantaranya, literasi kesehatan, literasi finansial, literasi data, literasi
kritikal, literasi visual, literasi teknologi, literasi statistik, dan literasi
informasi. Strategi belajar mengajar yang efektif dan relevan dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan net generation atau generasi milenial pada
abad 21. Selain membutuhkan sumber daya digital untuk mengakses
informasi, komunikasi dan pemecahan masalah, hal yang harus dimiliki
oleh generasi milenial adalah soft skill yang meliputi dalam 4C diantaranya
: keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah (Critical Thinking
Skills and Problem Solving), keterampilan berpikir kreativitas dan Inovasi
(Creativity Thinking Skill and Innovation), keterampilan berkomunikasi
(Communication Skills), keterampilan berkolaborasi (Collaboration Skills).
B. Saran
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan disebabkan karena keterbatasan poengetahuan kami, untuk itu
saran, masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
dijadikan pedoman dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan makalah ini
dan mungkin untuk pembuatan tugas sejenis dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH KEL 4
PENGEMBANGAN KALENDER AKADEMIK DAN ANALISIS
HARI/MINGGU EFEKTIF
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Indra Prayoga, S.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 4
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Kalender Akademik 3
B. Penyusunan Kalender Sekolah 3
C. Prosedur dan Langkah Penyusunan Kalender Sekolah 5
D. Pengertian Analisis Hari/Minggu Efektif 6
E. Prosedur dan Langkah Analisis Hari/Minggu Efektif 6
F. Simulasi Penyusunan Kalender Sekolah 9
G. Penyusunan Analisis Hari/Minggu Efektif 12
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kalender akademik?
2. Bagaimana cara penyusunan kalender sekolah?
3. Bagaimana prosedur dan langkah penyusunan kalender akademik?
4. Apa yang dimaksud dengan analisis hari/minggu efektif?
5. Bagaimana prosedur dan langkah analisis hari/minggu efektif?
6. Apa yang dimaksud dengan simuasi penyusunan kalender sekolah?
7. Bagaimana cara penyusunan analisis hari/minggu efektif?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah mempelajari
tentang Pengembangan Kalender Akademik dan Analisis Hari/Minggu Efektif serta
pembahasan yang mencakup ruang lingkup di dalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Minggu efektif belajar reguler, setiap tahun untuk kelas I-V untuk jenjang SD/MI,
dan kelas VII-VIII jenjang SMP/MTs dan kelas X-XI jenjang SMA/MA dengan
alokasi waktu minimal 36 minggu. Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif
pada setiap satuan pendidikan.
2. Minggu efektif semester ganjil, tahun terakhir setiap satuan pendidikan bagi kelas
VI, IX dan XII dengan alokasi waktu minimal 18 minggu. Digunakan untuk
pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan.
3. Minggu efektif semester genap, tahun terakhir setiap satuan pendidikan bagi kels VI,
IX dan XII dengan alokasi waktu minimal 14 minggu. Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan.
4. Jeda tengah semester dengan alokasi maksimal 2 minggu dengan rincian satu
minggu setiap semester.
5. Jeda antar semester dengan alokasi waktu maksimal 2 minggu pada antara semester I
dan II.
6. Libur akhir tahun pelajaran dengan alokasi waktu maksimal 3 minggu, digunakan
untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
7. Hari libur keagamaan dengan alokasi waktu maksimal 4 minggu per tahun. Daerah
khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri
tanppa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
8. Hari libur umum/nasional dengan alokasi waktu maksimal 2 minggu pertahun,
disesuaikan dengan peraturan pemerintah.
14
http://pendyrafadigital.blogspot.com/2016/11/makalah-prota-prosem-dan-kalender.html?m=1
17
https://akhmadff.blogspot.com/2019/07/cara-menghitung-minggu-efektif.html
JUMLAH
NAMA JUMLAH HARI
MINGGU
NO BULAN MINGGU KETERANGAN
EFEKTIF
2 Agustus 4 4
3 September 4 4
4 Oktober 5 5
5 November 4 4
Jumlah 26 18
1 Januari 5 5
2 Februari 4 4
5 Mei 4 4
Jumlah 26 17
Semester 1 (Ganjil)
a. Jumlah Minggu Efektif : 26 Minggu
b. Jumlah Jam Efektif KBM : 18 Minggu x 2 JP = 36 JP
c. Jumlah Jam Untuk Ulangan Harian + UAS = 8 JP
d. Cadangan = 0 JP
e. Jumlah Jam Efektif : 18 Minggu x 2 JP = 36 JP
Semester 2 (Genap)
a. Jumlah Minggu Efektif : 26 Minggu
b. Jumlah Jam Efektif KBM : 17 Minggu x 2 JP = 34 JP
c. Jumlah Jam Untuk Ulangan Harian + UAS = 8 JP
d. Cadangan = 0 JP
e. Jumlah Jam Efektif : 17 Minggu x 2 JP = 36 JP
N KEGIATAN TANGGAL
O
18
https://www.amongguru.com/download-rincian-minggu-efektif-semester-1-tahun-pelajaran-2019-2020/
*) Kepastian libur awal Ramadan menyesuaikan dengan penetapan awal Ramadan 1441
H. Oleh pemerintah.
**) Khusus bagi peserta didik kelas terakhir, tanggal penetapan rapor semester 2 adalah
tanggal rapat penentuan kelulusan dari satuan pendidikan.
***) Libur akhir tahun pelajaran digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi
akhir dan awal tahun pelajaran.
Hal-hal lain seperti jeda tengah semester (pekan kreativitas), penilaian akhir
semester, penilaian akhir tahun, dan lain-lain disajikan dalam matriks kalender terlampir
sebagai jadwal prakiraan. Daerah atau satuan pendidikan dapat mengatur lebih lanjut
jadwal pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut pada kalender pendidikan daerah/satuan
pendidikan, sesuai dengan karakteristik dan kondisi masing-masing, dengan tetap
mengacu pada ketentuan yang berlaku. Jadwal ujian disajikan pula sebagai prakiraan
sementara, sambil menunggu kebijakan lebih lanjut dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tentang penyelenggaraan ujian nasional dan ujian sekolah. Daerah dan
satuan pendidikan diharapkan melengkapi kalender pendidikan dengan menjadwalkan
kegiatan lomba dan pembinaan prestasi/kreativitas yang merupakan agenda tahunan
nasional di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai program pada
direktorat yang relevan. Jenis kegiatan tersebut pada masing-masing satuan pendidikan
di antaranya:
Taman Kanak-kanak
Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi
Sekolah Dasar (SD)
Olimpiade Sains Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Festival Lomba Seni
Siswa Nasional, Lomba Sekolah Sehat, Lomba Adiwiyata, Lomba Perpustakaan
Sekolah.
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Olimpiade Sains Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Festival Lomba Seni
Siswa Nasional, Festival/Olimpiade Literasi Sekolah, Gala siswa, Lomba Motivasi
Belajar Mandiri (SMP Terbuka), Lomba Sekolah Sehat, Lomba Adiwiyata, Lomba
Perpustakaan Sekolah.
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Olimpiade Sains Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Festival Lomba Seni
Siswa Nasional, National School Debating Championship, Lomba Debat Bahasa
Indonesia, Lomba Sekolah Sehat, Lomba Adiwiyata, Lomba Tata Upacara Bendera,
Festival Literasi Sekolah, Lomba Perpustakaan Sekolah, Gelar Aksi Karakter Siswa
Indonesia (Galaksi).
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Festival Lomba Seni Siswa Nasional, Lomba
Sekolah Sehat, Lomba Adiwiyata, Lomba Kompetensi Siswa, Ekspo Pendidikan dan
Teknologi (Epitech).
Sekolah Luar Biasa (SLB)
Festival Lomba Seni Siswa Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Lomba
Keterampilan Siswa Berkebutuhan Khusus (LKSBK), Festival ABK Berseri, Lomba
Literasi.
Lomba Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pemilihan Pendidik/Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi, Olimpiade
Guru Nasional (OGN), Lomba Inovasi Pembelajaran (Inobel), SD, SMP, SMA, SMK,
dan SLB.
Jumlah minggu efektif dalam tiap semester dihitung berdasarkan rumus berikut.
Jam pelajaran (JP) tiap minggu sudah diatur sesuai kurikulum yang berlaku,
misalnya jam pelajaran IPA per minggu untuk kelas IX SMP = 5 JP, jam
pelajaran IPS untuk kelas VII SMP = 4 JP, dan seterusnya.
Jumlah Jam Pelajaran Efektif
Jumlah jam pelajaran efektif (JP Efektif) dihitung berdasarkan rumus berikut.
1 … …
2 … …
3 … …
4 … …
5 … …
6 … …
Jumlah
1 … …
2 … …
3 … …
4 … …
5 … …
6 … …
Jumlah
1 … … JP
2 … … JP
3 … … JP
4 … … JP
…………………………, ………… 20 ……
Mengetahui,
Kepala Sekolah/Madrasah Guru Kelas/Mata Pelajaran,
.
NIP ……………………… NIP………………………
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kalender akademik (pendidikan) adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar dan hari libur.
Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam seminggu dan
struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah, analisis berapa
minggu efektif dalam satu semester, seperti yang telah ditetapkan dalam gambar
alokasi waktu efektif dan melalui analisis tersebut kita dapat menentukan berapa
minggu waktu yang tersedia untuk pelaksanaan proses pembelajaran
B. Saran
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan disebabkan karena keterbatasan poengetahuan kami, untuk itu saran,
masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk dijadikan pedoman
dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan makalah ini dan mungkin untuk
pembuatan tugas sejenis dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
https://akhmadff.blogspot.com/2019/07/cara-menghitung-minggu-efektif.html
https://gurugeografi.id/2018/09/pengertian-contoh-kalender-akademik.html?m=1
http://pendyrafadigital.blogspot.com/2016/11/makalah-prota-prosem-dan-kalender.html?m=1
http://rizkiamaliahromadhona.blogspot.com/2018/01/pengertian-rincian-pekan-efektif.html?
m=1
https://www.academia.edu18743425/pengertian_kalender_pendidikan
http://www.al-maududy.com/2018/07/petunjuk-pembuatan-kalender-pendidikan.html?m=1
https://www.amongguru.com/download-rincian-minggu-efektif-semester-1-tahun-pelajaran-
2019-2020/
MAKALAH KEL 5
MAKALAH
ANALISIS SKL, KI, KD, IPK DAN SILABUS
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam
Dosen Pengampu:
Indra Prayoga, S.Pd.
Disusun Oleh:
Eli Siti Nuriah 2018110029
Rizki Dhafin Somantri 2018110070
Siti Ummu Kulsum 2018110007
SEMESTER III
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL-JAWAMI
BANDUNG
Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
Rahmat dan Ridho-Nya Kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Analisis SKL, KI, KD, IPK dan Silabus”. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta
tabi’it tabi’innya dan kepada kita selaku ummatnya yang Insya Allah selalu tunduk dan patuh
terhadap ajarannya, Amiin.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Perencannan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang
saya susun ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memerlukan masukkan dari rekan–
rekan sekalian untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga Makalah kami ini sekiranya dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi
kami sebagai penyusun dan umumnya bisa bermanfaat bagi kita semua di masa yang akan
datang. Amiin
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan Masalah..........................................................................................
BAB II PEMBAHASA...........................................................................................
A. Pengertian SKL, dan Dimensi Kompetensi Kurtilas..............................
B. Pengertian KI, KD, IPK, dan Silabus.......................................................
C. Peraturan Menteri Tentang SKL, KI, KD, dan Silabus.........................
D. Keterkaitan antara SKL, KI, KD, dan Silabus.......................................
E. Pengembangan Indikator .........................................................................
F. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Meteri Pembelajaran. . .
G. Penggunaan Dokumen Kerja Operasional..............................................
H. Langkah Analisis Kompetensi dan Pengembangan Idikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)......................................................................................
I. Membuat Analisis Keterkaitan SKL, KI, KD dan IPK..........................
J. Menyusun Silabus......................................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................
A. Simpulan.....................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan akan
diperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam pembentukan kepribadian, baik melalui
bimbingan dan pengarahan dari orang tua dan guru. Sekolah merupakan lembaga pendidikan
formal yang didalamnya terjadi proses pembelajaran antara guru dan siswa.
Menurut Sutikno (2013:31) pembelajaran yaitu segala upaya yang dilakukan oleh guru
(pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran,
ada kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk
mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran,
menyampaikan materi pelajaran, dan mengelola pembelajaran.
Pembelajaran saat ini berpedoman pada kurikulum 2013 dan KTSP. Kurikulum 2013
merupakan langkah lanjutan pemerintah dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Aspek yang disempurnakan dalam Kurikulum 2013 adalah standar
kompetensi lulusan (SKL), kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), selanjutnya akan
dijelaskan mengenai keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.
Pengembangan kompetensi guru dalam mendesain pembelajaran adalah
cerminan upaya pengembangan profesi guru. Guru yang profesional akan membantu siswa
mencapai potensi yang optimal. Tuntutan profesional tersebut telah diamanahkan oleh
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sebagai berikut:
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah jalur pendidikan formal”.
Tuntutan profesional tersebut sebagai penghargaan bahwa pekerjaan guru
adalah pekerjaan profesional. Hal itu juga ditegaskan juga oleh Undang-Undang
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa:
“profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.”
Pemenuhan standar itu adalah kemampuan mengakomodasi kebutuhan
belajar dari siswa yang diasuh. Guru yang profesional mampu memberikan
yang terbaik bagi peserta didiknya sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Melihat semua hal yang melatar belakangi pembahasan ini, penulis menarik beberapa
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian SKL, dan Dimensi Kompetensi Kurtilas?
2. Apa pengertian KI, KD, IPK, dan silabus?
3. Bagaimana peraturan menteri tentang SKL, KI, KD, dan silabus?
4. Baimana keterkaitan antara SKL, KI, KD, dan Silabus?
5. Bagamana pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan meteri
pembelajaran?
6. Bagaimana penggunaan Dokumen Kerja Operasional?
7. Bagimana langkah analisis kompetensi dan pengembangan Idikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)
8. Bagaimana menganalisi keterkaitan SKL, KI, KD dan IPK?
9. Bagimana menyusun Silabus?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisa n ini adalah untuk mengetahui berbagi hal sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana peraturan menteri tentang SKL, KI dan KD.
2. Untuk mengetahui cara-cara mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi
dalam mata pelajaran.
3. Untuk mengetahui langkah mengananlisis kompetensi dan pengembangan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK).
4. Untuk mengetahui langkah menganalisis keterkaitan antara SKl, KI, KD dan IPK.
5. Untuk mengetahui cara-cara menyusun silabus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertia SKL & Dimensi Kompetensi Kurtilas
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang
akan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan
Permendikbud RI Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah elemen-elemen yang harus dicapai dapat dilihat dalam tabel berikut
ini :
dunia
Mengamati+menanya+mencoba+mengolah +
Proses
menyaji + menalar + mencipta
Cakupan Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini :
Mengetahui+memahami+menerapkan+ menganalisis +
mengevaluasi
Mengamati+menanya+mencoba+mengolah+ menyaji +
menalar + mencipta
KETERAMPILAN
Pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif
dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam
sekitar, serta dunia dan peradabannya. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui
proses: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
1. Kompetensi Inti (KI-3 dan KI-4) memberikan arah tingkat kompetensi pengetahuan
dan keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik.
2. Kompetensi Dasar dari KI-3 adalah dasar pengembangan materi pembelajaran,
sedangkan kompetensi dasar dari KI-4 mengarahkan keterampilan dan pengalaman
belajar yang perlu dilakukan peserta didik. Dari sinilah pendidik dapat
mengembangkan proses belajar dan cara penilaian yang diperlukan melalui
pembelajaran langsung.
3. Dari proses belajar dan pengalaman belajar, peserta didik akan memperoleh
pembelajaran tidak langsung berupa pengembangan sikap sosial dan spiritual yang
relevan dengan berpedoman pada kompetensi dasar dari KI-2 dan KI-1.
4. Rangkaian dari KI-KD sampai dengan penilaian tertuang dalam silabus, kecuali untuk
tujuan pembelajaran, tidak diwajibkan dicantumkan baik dalam RPP maupun dalam
Silabus.
E. Pengembangan Indikator Pencapaian
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: (1) tuntutan kompetensi
yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; (2) karakteristik mata
pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan (3) potensi dan kebutuhan peserta didik, dan
lingkungan sekolah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator,
yaitu: (1) indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator; dan (2) indikator
penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai
indikator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan
materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Kata kerja operasional pada IPK
pencapaian kompetensi aspek pengetahuan dapat mengacu pada ranah kognitif taksonomi
Bloom, aspek sikap dapat mengacu pada ranah afektif taksonomi Bloom, aspek keterampilan
dapat mengacu pada ranah psikomotor taksonomi Bloom.
Fungsi Indikator yaitu sebagai berikut:
1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang
dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam
pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
2. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai
secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan
indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan
pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut
kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran
dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi
discovery-inquiry.
3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi
peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga
dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi
hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan
jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator
penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan
tuntutan SK dan KD.
Kebenaran dalam matematika adalah kebenaran secara logika bukan empiris. Artinya
kebenarannya tidak dapat dibuktikan melalui eksperimen seperti dalam ilmu fisika
atau biologi. Contohnya nilai tidak dapat dibuktikan dengan kalkulator, tetapi secara
logika ada jawabannya sehingga bilangan tersebut dinamakan bilangan imajiner
(khayal).
3. Pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu
Pemberian atau penyajian materi matematika disesuaikan dengan tingkatan
pendidikan dan dilakukan secara terus-menerus. Artinya dalam mempelajari
matematika harus secara berulang melalui latihan- latihan soal.
4. Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya
Materi yang akan dipelajari harus memenuhi atau menguasai materi sebelumnya.
Contohnya ketika akan mempelajari tentang volume atau isi suatu bangun ruang
maka harus menguasai tentang materi luas dan keliling bidang datar.
5. Menggunakan bahasa simbol
Dalam matematika penyampaian materi menggunakan simbol-simbol yang telah
disepakati dan dipahami secara umum. Misalnya penjumlahan menggunakan simbol
“+” sehingga tidak terjadi dualisme jawaban.
6. Diaplikasikan di bidang ilmu lain
Materi matematika banyak digunakan atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain.
Misalnya materi fungsi digunakan dalam ilmu ekonomi untuk mempelajari fungsi
permintan dan fungsi penawaran.
Berdasarkan karakteristik tersebut maka matematika merupakan suatu ilmu yang penting
dalam kehidupan bahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini yang harus
ditekankan kepada peserta didik sebelum mempelajari matematika dan dipahami oleh guru.
G. Penggunaan Dokumen Kerja Operasional
1. Ranah kognitif, memiliki enam aspek antara lain: ingatan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
a. Ingatan, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: menyebutkan, menggambarkan, mendefinisikan, member ciri, menyusun
daftar, mengingat kembali, memproduksi.
b. Pemahaman, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: mengubah, menjelaskan, mengikhtisarkan, menyusun kembali,
menafsirkan, membedakan, memperkirakan, memperluas, menyimpulkan,
menganulir.
c. Penerapan, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: memperhitungkan, mendemonstrasikan, mengubah struktur,
mengembangkan, menerapkan, menggunakan, menemukan, menyiapkan,
memproduksi, menghubungkan, meramalkan, menangani.
d. Analisis, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: membedakan dan mendiskriminasikan, mendiagramkan, memilih,
memisahkan, membagi-bagikan, mengilustrasikan, mengklasifikasikan.
e. Sintesis, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: mengatagorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan,
mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun
kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan,
mengatur.
f. Evaluasi, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: menyimpulkan, mengkritik, mendukung, menerangkan,
mengikhtisarkan, membandingkan, mempertentangkan, membenarkan,
mendiskriminasikan, menghubungkan, meringkaskan.
2. Ranah Kognitif, memiliki lima aspek antara lain: penerimaan, memberi
respon, penilaian, pengorganisasian, dan karakteristik.
a. Penerimaan, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: bertanya, menggambarkan, mengikuti, memberi, menyelenggarakan,
mengidentifikasi, menempatkan, menanamkan, memilih, menggunakan.
b. Memberi Respon, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam
indikator RPP adalah: menjawab, menaati, menyetujui, membantu,
menceritakan, melaksanakan, mempersembahkan, menuliskan, menunjukkan.
c. Penilaian, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: menggambarkan, menerangkan, mengikuti, mengajak, bergabung,
memohon, melapor, bekerja.
d. Pengorganisasian, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam
indikator RPP adalah: mematuhi, mengatur, menggabungkan,
mempertahankan, menggeneralisasikan, mengembangkan.
e. Karakteristik, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: mengorganisasikan, menyintesiskan, mempergunakan, mendengarkan,
melaksanakan, mempergunakan, mendengarkan, melaksanakan, mempraktekkan,
Dalam KD mengandung dua materi (konsep) yaitu perbandingan senilai dan berbalik
nilai yang diajarkan melalui tabel data, grafik dan persamaan. Kata kerja “membedakan”
memiliki arti menyatakan ada bedanya (tak sama) antara perbandingan senilai dan
berbalik nilai melalui (1) tabel data, (2) grafik dan (3) persamaan. Peserta didik akan
mampu membedakan dua konsep perbandingan ini, apabila mereka secara berturut-turut
mampu: mengenali fakta dua perbandingan, memberikan contoh, menentukan hubungan
dua perbandingan, membanding-bandingkan, serta membedakan dua perbandingan
melalui tabel data, grafik serta persamaan. Target kompetensi dasar yang harus dikuasai
oleh peserta didik pada KD ini adalah sebagai berikut:
Target Kompetensi Dasar (KD)
Kemudian kata kerja operasional pada target KD pengetahuan dirujuk pada tabel kata
kerja operasional (kko) Taksonomi Bloom, mencari padanan kata kerja yang identik
maknanya yaitu pada kko di C5 (mengevaluasi) sebagai target KD, secara hirarkis kata
kerja diturunkan ke C4 dengan padanan KKO: menentukan hubungan, C3 dengan
padanan Kata Kerja Operasional (KKO) menyusun/menggambar.
Bloom
Analisa selanjutnya menghasilkan kata kerja operasional pada Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) dimulai dari yang paling rendah yaitu menjelaskan, memberikan
contoh (IPK penunjang) kemudian sebagai IPK kunci: menyusun perbandingan melalui
tabel, grafik dan persamaan, menentukan hubungan, diakhiri dengan membedakan dua
perbandingan. Sedangkan IPK untuk KD keterampilan adalah peserta didik dapat
menyelesaikan permasalahan perbandingan senilai dan berbalik nilai.
I. Membuat Analisis Keterkaitan SKL, KI, KD, dan IPK
Guru dan rencana pembelajaran adalah bagaikan dua orang sahabat yang selalu bersama
yang tidak terpisahkan. Guru yang sudah baik cara mengajarnya akan semakin baik dalam
mengajar jika ditangan dan pikirannya sudah tertera peta yang berbentuk tulisan Silabus.
Secara umum proses penyusunan silabus terdiri atas delapan langkah utama sebagai berikut:
1. Mengisi Kolom Identitas Mata Pelajaran
Pada bagian ini perlu dituliskan dengan jelas nama sekolah, mata pelajaran, ditujukan
untuk kelas berapa, pada semester mana, dan alokasi waktu yang dibutuhkan. Perlu
juga dituliskan standar kompetensi mata pelajaran yang akan dicapai.
2. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi pada dasarnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa
yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran
tertentu. Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini berlaku secara nasional,
ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Para pengembang
silabus perlu mengkaji secara teliti standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi;
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
3. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Materi pokok/pembelajaran ini merupakan pokok-pokok materi pembelajaran yang
harus dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator. Jenis materi
pokok bisa berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, atau keterampilan. Materi pokok
dalam silabus biasanya dirumuskan dalam bentuk kata benda atau kata kerja yang
dibendakan. Untuk mengidentifikasi m-teri pokok/pembelajaran yang menunjang
pencapaian kompetensi dasar dila-kukan dengan mempertimbangkan:
a. Potensi peserta didik;
b. Relevansi dengan karakteristik daerah,
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik;
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan,
dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam
silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Silabus mata pelajaran disusun
berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama
penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus
memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi
waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester
menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur
kurikulum.
8. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan (Buku Ajar), objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber,
serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan
pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Untuk lebih jelasnya,
silahkan baca juga, buku yang berhubungan dengan Silabus
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan dengan dimensi
kompetensi kurtilas yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi Inti
yaitu penggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Sedangkan
Idikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, proses yang menggambarkan ketercapaian
suatu Kompetensi Dasar (KD).
B. Saran
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
disebabkan karena keterbatasan pengetahuan kami, untuk itu saran, masukan dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk dijadikan pedoman dalam rangka perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini dan mungkin untuk pembuatan tugas sejenis dimasa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/15/pengembangan-indikator-dalam-ktsp/
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2016/07/14/permendikbud-no-20-21-22-dan-23-
tahun-2016/
http://sakura-ilmi.blogspot.com/2015/01/pengertian-dan-hakikat-standar-isi.html
https://www.amongguru.com/keterkaitan-skl-ki-kd-dan-silabus-dalam-kurikulum-2013/
https://www.ekaikhsanudin.net/2014/06/standar-kompetensi-lulusan-
kurikulum.html#ixzz63QNCHc3h
https://www.matematrick.com/2016/09/keterkaitan-antara-skl-ki-kd.html
https://www.silabus.web.id/indikator-pencapaian-kompetensi-ipk/
https://www.silabus.web.id/teori-silabus-dan-rpp/
MAKALAH KEL 6
MAKALAH
Sahrul (2018110072)
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah Swt Tuhan semesta alam yang telah
memberikan nikmat yang tak terhingga, sehinga penulis mampu menyelesaikan makalah ini
dengan benar. Tak lupa shalawat serta salam penulis tujukan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya dari jaman jahiliah menuju jaman ilmiah .
Terima kasih pula kepada orang-orang yang selalu mendukung dan memberikan motivasi
bagi penulis dalam menyelsaikan tugas ini dengan baik .Penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Buku Teks Pelajaran.........................................................................................................2
2.2 Pengembangan Materi Pembelajaran...............................................................................2
2.3 Analisis Materi Pelajaran (AMP).....................................................................................3
2.4......... Keterkaitan Antara Sumber Belajar dan Teknologi Pembelajaran /Teknologi
Pendidikan.....................................................................................................................5
2.5 Analisis Materi Dalam Buku Teks Pembelajaran............................................................6
2.6 Menentukan Formal Analisis.........................................................................................15
BAB III PENUTUP 17
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17
3.2 Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Buku Teks Pelajaran
a) Pengertian Buku Teks Pelajaran
Buku teks merupakan buku panduan yang digunakan oleh peserta
didik maupun guru dalam pelakasanaan pembelajaran. Buku teks
yang digunakan merupakan buku yang bahasannya mudah dipahami,
mengaitkan pengalaman sehari-hari peserta didik sehingga dapat
lebih mudah dimengerti. Menurut Husnita dan Zulva (dalam jurnal
Pelangi, hlm. 150) “Buku Teks atau buku pelajaran merupakan buku
pegangan yang digunakan oleh guru dalam mengajar, selain itu buku
teks juga digunakan oleh siswa sebagai penunjang kegiatan
pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.”
Selain itu menurut Tarigan dan Tarigan (1986, hlm. 13) Buku teks
adalah buku pelajaran dalam bidang tertentu, yang merupakan buku
standar, yang disusun oleh para pakar. Dalam hal itu untuk maksud
dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana- sarana
pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh pemaikainya di
sekolah- sekolah maupun perguruan tinggi sehingga dapat
menunjang sesuatu program pengajaran.” Jadi dapat disimpulkan
bahwa buku teks merupakan buku panduan yang digunakan baik
untuk peserta didik maupun guru dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya buku teks mempermudah pengajaran dimana
melibatkan semua peserta didik didalam kelas. Peserta didik juga
lebih mudah dalam memahami dan menangkap materi yang
dijelaskan karena materi yang disampaikan tertera dengan jelas
didalam buku teks.
didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi inti terdiri atas sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran
minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata
pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu
pada kompetensi inti.
Materi Prasyarat
Materi prasyarat adalah materi yang harus atau sudah dikuasai oleh
peserta didik agar mempermudah peserta didik untuk memahami
dan menguasai materi inti.
Submateri
Submateri adalah substansi dari materi pembelajaran yang akan
disampaikan.
IPCK
IPCK adalah indikator prasyarat capaian kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta didik sebelum mempelajari materi baru.
ICK
ICK adalah indikator capaian kompetensi dari materi inti yang harus
dicapai oleh peserta didik pada saat mengikuti kegiatan
pembelajaran
Aspek Materi
(1) Kedalaman Materi
(2) Keluasan Materi
(3) Keterkaitan Materi
Materi Lanjutan
Materi lanjutan adalah materi yang memiliki tingkatan lebih tinggi
dari materi inti dan dapat ditemukan pada Kompetensi Dasar (KD)
selanjutnya ataupun pada kelas berikutnya
pula dikemukakan bahwa sumber belajar itu tidak lagi terbatas pada
guru tetapi jauh lebih luas dari pada guru. Dengan kemajuan teknologi
pembelajaran/teknologi pendidikan yang begitu pesat saat ini dan juga
didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
maka Proses Belajar Mengajar (PBM) disekolah tidak hanya bersumber
pada guru saja tetapi sudah aneka sumber. Sumber belajar dapat
dirancang secara khusus untuk digunakan bagi kepentingan
pembelajaran (learning resources by design) tetapi sumber belajar dapat
juga sebagai sesuatu yang tinggal dimanfaatkan karena sudah tersedia di
lingkungan (learning resources by utilization). Kemudian, istilah belajar
dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara seseorang dengan
sumber belajar yang menghasilkan terjadinya perubahan tingkah laku.
Jadi belajar sangat terkait dengan sumber belajar apalagi dengan
teknologi pembelajaran/Teknologi pendidikan yang salah satu
definisinya (AECT,1994) menyatakan bahwa Teknologi Instruksional
adalah teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan,
memanfaatkan, mengelola, dan menilai proses-proses maupun sumber-
sumber belajar .Definisi ini menegaskan adanya lima domain (kawasan)
teknologi pembelajaran, yaitu kawasan desain, kawasan pengembangan,
kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan penilaian
baik untuk proses maupun sumber belajar.Teknologi pendidikan adalah
satu bidang/disiplin dalam memfasilitasi belajar manusia melalui
identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara
sistematis seluruh sumber belajar dan melalui pengelolaan proses
kesemuanya itu.
Kualifikasi
Urutan sub topik
/materi sesuai Deskripsi pada
Komponen Buku Alasan Tindak lanjut
dengan KD dan buku
sistematika
keilmuan
Komponen
penilaian sesuai
tuntutan penilaian
autentik
B. Uraian Materi
Pendahuluan bab
memotivasi siswa
untuk belajar
Cakupan materi
setiap sub topik/sub
bab memenuhi
kebutuhan
pencapaian KD
Kegiatan pada buku
memfasilitasi
pembelajaran
dengan Pendekatan
Saintifik
C. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian
Pengetahuan
Penilaian Sikap
Penilaian
Keterampilan
Tugas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Buku teks merupakan buku panduan yang digunakan oleh
peserta didik maupun guru dalam pelakasanaan pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung
pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Dengan
kemajuan teknologi pembelajaran dan sumber belajar dapat
dirancang secara khusus untuk digunakan bagi kepentingan
pembelajaran.
Analisis materi pelajaran adalah kegiatan pemilihan materi
esensial dari keseluruhan materi suatu pelajaran yang merupakan
materi pelajaran minimal yang harus dikuasai dan dimiliki dalam
proses pelajarannya, seperti : konsep pembelajaran, deskripsi yang
berisi tentang indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, dan analisa formal siswa.
3.2 Saran
Tak ada gading yang tak retak, begitulah yang dikatakan
seorang pepatah.Kami juga sebagai penyusun menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk perbaikan makalah ini agar penyusun dapat terus
belajar ke arah yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH KEL 7
Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Adah Halimatussa’adah : 2018110002
2. Fitri Anisa Kusrini : 2018110035
3. Wisda Dwi Nurbayti : 2018110089
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 2
D. Metode Penulisan 2
BAB II ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN 3
A. Pengertian Analisis, Penerapan, dan Pembelajaran 3
B. Karakteristik dan Prinsip Pembelajaran Berbasis
Aktivitas 3
C. Higher Order Thinking Skills (HOTS) 5
BAB III MODEL - MODEL PEMBELAJARAN 8
A. Pengertian Model – Model Pembelajaran 8
B. Discovery Learning 9
C. Problem Based Learning 10
D. Project Based Learning 11
E. Inquiry Learning 12
F. Model – Model Lainnya 14
G. Pemilihan Model Pembelajaran yang tepat 16
H. Menyusun Rencana Berbasis Model Pembelajaran 18
BAB IV PENUTUP 27
A. Kesimpulan 27
DAFTAR PUSTAKA 28
A. Latar Belakang
Seiring dengan implementasi kurikulum 2013, diharapkan adanya
perubahan paradigma pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Guru
sebagai ujung tombak perubahan dapat mengubah pola pikir dan strategi
pembelajaran yang pada awalnya berpusat pada guru (teacher centered)
berubah menjadi berpusat pada siswa (student centered).
Guru diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi
pelajaran. Terciptanya manusia Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif
dapat terwujud melalui pelaksanaan pembelajaran yang dapat dilaksanakan di
berbagai lingkup dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran dengan
memberdayakan untuk berfikir tingkat tinggi (high order thinking).
Kurikulum 2013 telah mengadopsi taksonomi Bloom yang direvisi oleh
Anderson dimulai dari level mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Karena tuntutan Kurikulum 2013
harus sampai pada taraf mencipta, maka siswa harus terus menerus dilatih
untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang cukup baik.
Diperlukan model – model pembelajaran yang harus disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik. Yang mencakup pada karakteristik dan prinsip
pembelajaran, penerapan HOTS pada model pembelajaran dan deeskripsi
model – model pembelajaran itu sendiri, serta cara memilih dan menyusunnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa karakteristik dan prinsip pembelajaran berbasis aktivitas?
2. Apa itu HOTS (Higher Order Thinking Skills)?
3. Apa pengertian dari model – model pembelajaran?
4. Bagaimana model Discovery Learning ?
Analisis Penerapan Model Pembelajaran
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah
mempelajari tentang Analisis dalam Penerapan Model Pembelajaran serta
pembahasan yang mencakup ruang lingkup di dalamnya, tentang kemampuan
dalam mengetahui berbagai model-model pembelajaran yang bisa
dipergunakan oleh seorang pendidik.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun adalah dengan
menggunakan metode pustaka (Library research) yaitu mencari dan
mengumpulkan data-data ilmiah yang relevan dangan tema yang akan dibahas,
terutama yang terdapat dalam referensi yang mempelajari tentang Model –
Model Pembelajaran.
BAB II
ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
BAB III
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN
persaudaraan (ukhuwah)
yang dilakukan orang-
orang dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Meminta satu atau dua
orang peserta didik untuk
melafalkan kembali ayat-
ayat tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa :
1. Karakteristik pembelajaran berbasis aktivitas, yakni peserta didik lebih
aktif dan Konsep pembelajarannya, yaitu : i2m3 (interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi), dan PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
Sedangkan prinsipnya ditinjau dari guru dan siswa.
2. Higher Order of Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat
tinggi merupakan suatu kemampuan berpikir yang kreatif dan kritis.
3. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
4. Model pembelajaran Discovery Learning ialah model penyingkapan,
model Problem Based Learning yaitu model yang berbasis pada masalah,
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH KEL 8
MAKALAH
Disusun Oleh:
Kelompok 8
FAKULTAS TARBIYAH
BANDUNG
2019/2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Kami sadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
Untuk itu, kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi yang membacanya. Aamiin.
Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarokatuh.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3. Tujuan Makalah...............................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1. Konsep Dasar Penilaian Hasil Belajar............................................................3
2.2. Jenis-jenis Penilaian.........................................................................................5
2.3. Jenis-jenis Penilaian Sikap..............................................................................6
2.4. Intrumen Penilaian Sikap..............................................................................11
2.5. Jenis-jenis Penilaian Pengetahuan................................................................17
2.6. Intrumen Penilaian Pengetahuan..................................................................19
2.7. Jenis-jenis Penilaian Keterampilan...............................................................29
2.8. Intrumen Penilaian Keterampilan................................................................30
2.9. Tahapan-tahapan Penilaian...........................................................................37
2.10. Pengelolaan Penilaian................................................................................39
2.11. Pemanfaatan Penilaian..............................................................................46
BAB III...........................................................................................................................48
PENUTUP.......................................................................................................................48
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................48
3.2. Saran...............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................49
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2. Penilaian sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu
satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat
berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan penilaian
sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran
tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan
dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.
3. Penilaian diagnostik
4. Penilaian selektif
5. Penilaian penempatan
a. Ulangan Harian
Sebagai tindak lanjut ulangan harian, yang diperoleh dari hasil tes
tertulis, pengamatan, atau tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini
dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa pada setiap kompetensi dasar
lebih dini diketahui oleh pendidik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti
dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga
perkembangan belajar siswa dapat segera diketahui sebelum akhir semester.
e. Ujian Sekolah
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada ujian
nasional, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang diatur dalam
Permendiknas yang dikeluarkan oleh Depdiknas untuk tahun yang
bersangkutan dan Prosedur Operasional Standar (POS) ujian sekolah yang
diterbitkan oleh BSNP.
f. Ujian Nasional
a. Penilaian individual
b. Penilaian kelompok
1) Penilaian Formatif
2) Penilaian Sumatif
3) Penilaian Diagnostik
4) Penilaian Selektif
5) Penilaian Penempatan
Matapelajaran : …………………………………………………………
Kelas/Semester : …………………………………………………………
Topik/Subtopik : …………………………………………………………
1
2
3
4
5
6
7
Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut:
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
2. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai
rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala
semantic differential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan skala semantic differential
yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda
maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban
yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat
negatif terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic
differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk
mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.
Kriteria penyusunan lembar penilaian diri:
a. Pertanyaan tentang pendapat, tanggapan dan sikap, misal: sikap resonden
terhadap sesuatu hal
b. Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden.
c. Usahakan pertanyaan yang jelas dan khusus
d. Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian
e. Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
f. Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden
Petunjuk:
Lembar ini diisi oleh peserta didik sendiri untuk menilai sikap social peserta
didik dalam percaya diri. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap
percaya diri yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut:
Jawaban
No Pertanyaan Tidak
Kadang Sering Selalu
Pernah
Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan
1
aktivitas
2 Teman saya beribadah tepat waktu
Teman saya tidak mengganggu teman saya
3 yang beragama lain saat berdoa berdoa sesuai
agamanya
Teman saya tidak menyontek saat
4
mengerjakan ujian/ulangan
Teman saya tidak menjiplak/ mengambil/
5 menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber dalam mengerjakan setiap tugas
4. Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan
segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan
untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat. sementara itu, kelemahan
yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut waktu
yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga
dapat mengganggu perhatian dan tugas guru, apabila pencatatan tidak
dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang.
Terkait dengan pencatatan jurnal, maka guru perlu mengenal dan
memperhatikan perilaku peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Aspek-aspek pengamatan ditentukan terlebih dahulu oleh guru sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran yang diajar. Aspek-aspek pengamatan
yang sudah ditentukan tersebut kemudian dikomunikasikan terlebih dahulu
dengan peserta didik di awal semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
a. Catatan atas pengamatan guru harus objektif
b. Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah
kejadian / peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
c. Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)
d. Pedoman umum penyekoran jurnal:
e. Penyekoran pada jurnal dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert.
Sebagai contoh skala 1 sampai dengan 4.
Berikut ini contoh lembar jurnal penilaian sikap pada peserta didik:
a) Tes tulis: Memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan benar-salah, ya-
tidak), menjodohkan, sebab-akibat.
b) Mensuplai jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek,
uraian)
c) Tes Lisan: soal (pertanyaan yang menuntut siswa menjawab secara
lisan/formatif tes)
d) Penugasan: Tugas yang dilakukan secara individu atau kelompok.
2.6. Intrumen Penilaian Pengetahuan
1. Tes Tulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis
untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes.
Tes tertulis menuntut adanya respons dari peserta tes yang dapat dijadikan
sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya.
Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian.Pengembangan instrumen tes tertulis
mengikuti langkah-langkah berikut:
Bentuk soal yang sering digunakan di SMA adalah pilihan ganda (PG) dan uraian.
Contoh Kisi-Kisi
No Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal
No Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal
... PG
30 PG
32 Uraian
33 Uraian
Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban
(option). Untuk tingkat SMA biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari
kelima pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang
benar atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).
Substansi/Materi
Konstruksi
Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar
kecilnya angka atau kronologis kejadian.
Bahasa
Pengamatan pada
Larutan
No
Elektroda Lampu
Pengamatan pada
Larutan
No
Elektroda Lampu
Pasangan senyawa yang merupakan larutan elektrolit kuat dan non elektrolit
berturut-turut ditunjukkan oleh larutan nomor ….
Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut siswa untuk mengorganisasikan
dan menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri.
Substansi/Materi
Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat
kelas
Konstruksi
Bahasa
Berikut ini adalah data dan interpretasi hasil percobaan yang disajikan oleh
kelompok 3.
Jawaban Skor
Data nomor 2 dan nomor 3 2
Alasan: 8
1. Kepolaran senyawa dipengaruhi oleh keelektronegatifan dan 1
bentuk molekul 1
2. Adanya perbedaan keelektronegatifan dapat menyebabkan kepolaran 1
3. Bentuk molekul yang simetris dapat menyebabkan suatu senyawa menjadi 1
tidak polar,
1
karena kutub yang terbentuk akan saling meniadakan
4. Pada semua bahan yang diperiksa ada perbedaan keelektronegatifan sehingga 1
faktor utama yang berpengaruh adalah bentuk molekul
5. Bentuk molekul bahan 2 adalah tidak simetris, bersifat polar dan 1
bentuk molekul bahan 3 adalah simetris, bersifat non polar 1
Skor maksimal 10
2. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal pada waktu
pembelajaran. Jawaban siswa dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.Tes
lisan menumbuhkan sikap siswa untuk berani berpendapat.
Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan:
Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of learning) dan
dapat juga digunakan sebagai fungsi diagnostik untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap kompetensi dan materi pembelajaran (assessment for learning).
Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi pada
kompetensi dasar yang dinilai
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengonstruksi jawabannya
sendiri.
3. Penugasan
Rambu-rambu penugasan:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh siswa, selama proses pembelajaran atau merupakan
bagian dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara
kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
Contoh penugasan
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelas/Semester : XII /1
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Kompetensi Dasar:
3.1. Menganalisis variasi dan kombinasi keterampilan gerak salah satu
permainan bola besar untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik.
Indikator:
Menganalisis taktik danstrategi (pola menyerangdan bertahan) permainan
sepakbola.
Rincian tugas:
1. Amatilah/tontonlah pertandingan sepak bola di lapangan/televisi/internet,
atau media lain.
2. Perhatikan taktik dan strategi yang muncul, baik pertahananmaupun
penyerangan dalam pertandingan tersebut.
3. Buatlah laporan hasil pengamatanmu dengan tampilan yang menarik dan
menggunakan bahasa Indonesia yang benar sehingga mudah dipahami.
Laporan meliputipendahuluan (tujuan penyusunan laporan, nama
pertandingan, tempat, waktu dan tim yang bertanding) dan pelaksanaan
(hasil pengamatan taktik dan strategi permainan).
Contoh rubrik penilaian laporan tugas PJOK
Juml Nilai
skor
Keterbacaan
Pelaksanaan
Kesimpulan
Pendahulua
Tampilan
1 Adi 4 2 2 3 3 14 70
... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Skor maksimal = banyaknya kriteria x skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 5 x 4= 20.
Nilai tugas = (Jumlah skor perolehan: skor maks) x 100.
Pada contoh di atas nilai tugas Adi = (14 : 20) x 100 = 70.
4. Observasi
Observasi bukan hanya dilakukan untuk menilai sikap, namun penilaian
terhadap pengetahuan siswa dapat juga dilakukan melalui observasi selama
proses pembelajaran, misalnya pada waktu diskusi atau kegiatan
kelompok.Teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik.
K-3 Mencoba
K-4 Menalar
K-5 Menyaji
K-6 Mencipta
b. Keterampilan Konkrit
a) Persepsi (perception): perhatian untuk melakukan suatu gerakan.
b) Kesiapan (set): kesiapan mental dan fisik untuk melakukan suatu
gerakan.
c) Meniru (guided response): gerakan secara terbimbing.
d) Membiasakan gerakan (mechanism): gerakan mekanistik
e) Mahir (complex or overt): gerakan kompleks dan termodifikasi
f) Menjadi gerakan alami (adaptation): gerakan alami yang diciptakan
sendiri atas dasar gerakan yang sudah dikuasai.
g) Menjadi tindakan orisinal (origination): gerakan baru yang orisinal,
sukar ditiru orang lain, dan menjadi ciri khasnya.
2. Proses dan Hasil Penilaian Keterampilan
a) Hasil penilaian pada setiap KD adalah nilai optimal dengan teknik dan
objek KD yang sama.
b) Penilaian KD keterampilan yang dilakukan dengan dua teknik
penilaian seperti proyek an produk atau praktik dan produk, maka
nilai KD dapat dirata-rata
c) Nilai akhir keterampilan pada setiap pada mata pelajaran adalah rerata
dari semua nilai KD keterampilan dalam satu semester.
d) Penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada
skala 0-100, predikat dan deskripsi singkat pada capaian kompetensi.
2.8. Intrumen Penilaian Keterampilan
1. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran
yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Penilaian kinerja
yang menekankan pada hasil (produk) biasa disebut penilaian produk,
sedangkan penilaian kinerja yang menekankan pada proses dan produk dapat
disebut penilaian praktik. Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja adalah
proses pengerjaannya atau kualitas produknya atau kedua-duanya. Sebagai
contoh: (1) keterampilan menggunakan alat dan atau bahan serta prosedur
kerja dalam menghasilkan suatu produk; (2) kualitas produk yang dihasilkan
berdasarkan kriteria teknis dan estetik.
Contoh penilaian kinerja yang menekankan pada proses adalah
berpidato, membaca karya sastra, memanipulasi peralatan laboratorium sesuai
keperluan, dan memainkan alat musik. Contoh penilaian proses yang
melibatkan aktivitas fisik adalahmelempar/menendang bola, bermain tenis,
berenang, koreografi, dan menari. Contoh penilaian kinerja yang menekankan
pada produk misalnyamenyusun karangan, melukis, dan menyulam. Contoh
penilaian kinerja yang menekankan pada proses dan produk misalnya
pembuatan makanan tradisional.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penilaian kinerja adalah:
1) mengidentifikasi semua langkah-langkah penting yang akan
mempengaruhi hasil akhir (output).
2) menuliskan dan mengurutkan semua aspek kemampuan spesifik yang
penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan
hasil akhir (output) yang terbaik.
3) mendefinisikan dengan jelas semua aspek kemampuan yang akan diukur.
Kemampuan atau produk yang akan dihasilkan tersebut tidak perlu
terlalu banyak atau rinci, yang pentingharus dapat diamati (observable).
4) memeriksa dan membandingkan kembali semua aspek kemampuan yang
sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan (jika ada
pembandingnya).
Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan format observasi dan
rubrik penilaian untuk mengamati perilaku siswa dalam melakukan praktik atau
produk yang dihasilkan.
Contoh penilaian kinerja/praktik
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI /2
3 Simpulan tepat
2 Simpulan kurang tepat
1 Simpulan tidak tepat
1 Adi 3 5 4 2 14 74
Keterangan:
Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 3 + 7 + 6 + 3= 19.
2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yangharus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, inovasi dan kreativitas,kemampuan penyelidikan dan kemampuan
siswa menginformasikan matapelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD, satu mata
pelajaran, beberapa mata pelajaran serumpun atau lintas mata pelajaran yang
bukan serumpun.
Relevansi yaitu kesesuaian topik, data, dan hasilnya dengan KD atau mata
pelajaran.
Keaslian. Proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya sendiri
dengan mempertimbangkan kontribusi guru dan pihak lain berupa bimbingan
dan dukungan terhadap proyek yang dilakukan siswa.
Inovasi dan kreativitas. Proyek yang dilakukan siswa terdapat unsur-unsur baru
(kekinian) dan sesuatu yang unik, berbeda dari biasanya.
2 Pelaksanaan 12
a.Pengumpulan data/informasi (akurat = 3; kurang akurat = 2; tidak
akurat = 1)
b. Kelengkapan data (lengkap= 3; kurang lengkap = 2; tidak lengkap = 1)
c. Pengolahan/analisis data (sesuai = 3; kurang sesuai = 2; tidak sesuai =
1)
d.Kesimpulan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
3 Pelaporan hasil 12
a. Sistematika laporan (baik = 3; kurang baik = 2; tidak baik = 1)
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah= 3; kurang sesuai kaidah = 2;
tidak sesuai kaidah = 1)
c. Penulisan/ejaan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat/banyak
kesalahan =1)
d. Tampilan (menarik= 3; kurang menarik= 2; tidak menarik= 1)
Skor maksimal 30
3. Penilaian Portofolio
Pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai
oleh guru bersama siswa.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru
dan siswa dapat menilai perkembangan kemampuan siswa dan terus
melakukan perbaikan.Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan
perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya.
catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan siswa perlu diberi
tanggal, sehingga dapat dilihat perkembangan kemajuan belajar siswa.
Setiap pendidik atau guru dituntut untuk melakukan suatu tindakan evaluasi
secara tertib dan terus menerus untuk mengetahui perkembangan dan hasil belajar
anak didiknya. Adapun proses evaluasi yang harus dilakukan oleh guru adalah:
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini meliputi:
a. menentukan tujuan mengadakan penilaian
b. Menentukan pembatasan terhadap bahan ynag akan dinilai
c. Merumuskan tujuan intruksional khusus dari tiap bahan/sub pokok
bahasan
d. Membuat kisi-kisi yang menggambarkan pokok bahasan untuk
penyusunan soal, yang mencakup jenis dan jenjang prilaku yang dinilai
yang meliputi aspek 3 H
e. Menyusun soal berdasarkan TIK-TIK aspek tingkah laku yang dicakup
f. Menyusun kunci penilaian serta standar penilaian, baik pada tes ormatis,
sub sumatif maupun pada tes sumatifnya. yang berupa yaitu dalam bentuk
angka, pernyataan (lulus, tidak lulus) atau berupa komentar (baik, baik
sekali, dll)
2. Tahap Pelaksanaan Penilaian
a. Melaksanakan penilaain sesuai jadwal pengajaran yang telah ditetapkan
Kepala Sekolah
b. Penilaian dilaksankan secara berkesinambungan.
3. Tahap Pengolahan
a. Cara kuantitatif, yaitu apabila hasil yang telah dicapai siswa disajikan
dalam bentuk angka.
b. Cara kualitatif, yaitu apabila hasi belajar siswa disajikan dalam bentuk
pernyataan atau penggolongan seperti:
Lulus, belum lulus (BL). Dan tidak lulus.
Baik sekali, baik, cukup, kurang, dan gagal.
Sangat memuaskan, baik sekali, baik, cukup, kurang, dan jelek.
Cumlaude, amat baik, baik, cukup, dan tidak lulus.
Capaian
Kompetensi Dasar
No Rata-rata Tindakan Keterangan
dari Individual
Kelas
1 KI. 3 dan KI. 4 < 2,66 Remedial
secara
individual
< 2,66 Remedial
(75% secara klasikal
siswa )
≥ 2,66 ≥ 2,66 Melanjutkan ke
KD berikutnya
2 KI. 1 dan KI. 2 < Baik Pembinaan
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap
kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan.
peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang
berharga dalam proses pembelajarannya.
Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 4 4
SB
A- 3.66 3.66
B+ 3.33 3.33
B 3 3 B
B- 2.66 2.66
C+ 2.33 2.33
C 2 2 C
C- 1.66 1.66
D+ 1.33 1.33
K
D 1 1
Keterangan:
B = Baik K = Kurang
Contoh untuk SD
66-70 2.66 B-
61-65 2.33 C+
56-60 2 C C
51-55 1.66 C-
46-50 1.33 D+
K
0-45 1 D
Apabila peserta didik memperoleh nilai antara 66 sd. 70, dia ada pada
posisi predikat B- untuk kategori pengetahuan atau keterampilan. Artinya,
peserta didik tersebut sudah mencapai ketuntasan dalam menguasai
kompetensi tertentu.
INTERVAL
HASIL KONVERSI PREDIKAT KRITERIA
SKOR
96– 100 4.00 A
SB
91 – 95 3.66 A-
86 – 90 3.33 B+
81 – 85 3.00 B B
75 – 80 2.66 B-
70 – 74 2.33 C+
65 – 69 2.00 C C
60 – 64 1.66 C-
55 – 59 1.33 D+
K
< 54 1.00 D
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai
berikut:
1) Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap
kelas!
2) Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan
dengan kemampuan masing-masing aspek:
a) Aspek Kompleksitas: Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya
semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin
tinggi. Tingkat kesulitan materi dipandang dari sudut penguasaan guru
terhadap materi tersebut. Semakin baik penguasaan guru terhadap
materi semakin kecil tingkat kompleksitasnya.
b) Aspek Sumber Daya Pendukung: Semakin tinggi sumber daya
pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c) Aspek intake: Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka
nilainya semakin tinggi.
3) Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk
menentukan KKM setiap KD!
4) Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD
untuk menentukan KKM mata pelajaran!
5) KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi (Inteks) siswa.
3. Teknik Rekapitulasi Nilai
Bila guru kelas untuk tingkat satuan pendidikan SD atau guru mata
pelajaran untuk satuan pendidikan SMP, SMA, dan SMK sudah menyusun
nilai secara sempurna untuk setiap siswa yang diajarnya, maka tugas
pengawas sekolah adalah menyusun rekapitulasi hasil dari nilai setiap kelas
pada satuan pendidikan yang dipimpinnya. Rekapitulasi nilai dapat dibuat
dalam bentuk rekapitulasi ketercapaian KKM siswa di dalam kelas.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://mheivhy.blogspot.com/2015/03/konsep-dasar-penilaian-hasil-belajar.html?
m=1
https://www.google.com/jenis+jenis+penilaian&oq=jenis+jenis+penilaian/amp=1
http://www.al-maududy.com/2014/10/teknik-dan-bentuk-penilaian-sikap-
pada.html?m=1
https://www.slideshare.net/mobile/231268/penilaian-kompetensi-sikapk13
https://zuhriindonesia.blogspot.com/2017/04/penilaian-sikap-pengetahuan-
dan.html
http://12tugas.blogspot.com/2016/09/tahap-tahap-penilaian.html
https://www.academia.edu/32450784/
TAHAP_DAN_PROSEDUR_PENILAIAN_PROSES_DAN_HASIL_PEM
BELAJARAN?auto=download
https://www.academia.edu/9575330/2-pengelolaan-penilaian
http://staffnew.uny.ac.id/upload/130693812/penelitian/pemanfaatan-hasil-
penilaian.pdf
MAKALAH KEL 9
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Perencanaan Pembeajaran
Dosen Pengampu : Indra Prayoga, S.Pd.
Disusun Oleh :
1) Komala (2018110045)
2) Mega Nurul Aqobah (2018110049)
3) Nina Siti Nurhadia Ningrum (2018110055)
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL-JAWAMI
BANDUNG
2019 M / 1441 H
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuasaan-Nya menjadi bentuk kesempurnaan yang tak terkira serta
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui
Penyusunan Program Tahunan dan Program Semeseter.
Tak lupa juga sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan
kita, sang revolusioner ternama yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah gagah
berani melawan kecongkakan dan kemunafikan di muka bumi. Juga menuntun
umat manusia kepada jalan yang benar yang diridhai Allah SWT. Dan kepada
para sahabat, keluarga, serta umatnya hingga akhir zaman.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun. Semoga segala
partisipasi dan bantuan dari semua pihak dalam penyusunan makalah ini baik itu
secara materil ataupun non materil menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT., dan
mendapat balasan yang tak terhingga. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi seluruh mahasiswa.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1
D. Metode Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Program Tahunan 3
B. Langkah-langkah Penyusunan Program Tahunan 3
C. Praktek Penyusunan Program Tahunan 5
D. Program Semester 6
E. Langkah Penyusunan Program Semester 6
F. Praktek Penyusunan Program Semester 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika mendengar tentang guru sudah pasti yang kita ingat atau pikirkan adalah kegiatan
pembelajaran yang guru lakukan kepada peserta didiknya. Dalam kegiatan pendidikan
seharusnya para pendidik mengetahui tentang perencanaan untuk memperlancar suatu
sistem pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan efisien, dan dengan perencanaan
yang matang maka kegiatan pendidikan akan mampu berjalan dengan baik dan dapat
mencapai tujuan yang ingin dicapai. Yang termasuk perencanaan tersebut diantaranya
adalah program tahunan dan program semester.
Kita sebagai calon guru juga harus bisa menyusun program tahunan, program
semester, dan juga kalender pendidikan , sehingga nantinya proses kegiatan belajar
mengajar (pembelajaran) yang kita inginkan dapat tercapai sesuai dengan tujuannya.
Dengan adanya kebutuhan ini maka kami akan menjelaskan mengenai program tahunan,
program semester, dan juga kalender pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan program tahunan?
2. Apa saja langkah-langkah penyusunan program tahunan?
3. Apa yang dimaksud dengan program semester?
4. Apa saja langkah-langkah penyusunan program semester?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah mempelajari
tentang Penyusunan Program Tahunan dan Program Semester serta pembahasan yang
mencakup pengertian, langkah-langkah, dan praktek dalam penyusunan program tersebut.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun adalah dengan menggunakan
metode pustaka (Library research) yaitu mencari dan mengumpulkan data-data ilmiah
yang relevan dangan tema yang akan dibahas, terutama yang terdapat dalam referensi
yang mempelajari tentang Penyusunan Program Tahunan dan Program Semester
BAB II
PEMBAHASAN
Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu
tahun dan memasukkan dalam format matrik yang tersedia.
Minggu Belajar Efektif adalah hitungan hari-hari efektif yang ada pada satu
tahun pelajaran berlangsung. Adapun cara menentukan MBE adalah sebagai
berikut:
Menentukan jumlah minggu selama satu tahun.
Menghitung jumlah minggu tidak efektif selama satu tahun.
Menghitung jumlah minggu efektif engan cara jumlah minggu dalam satu
tahun dikurang jumlah minggu tidak efektif.
Menghitung jumlah jam efektif selama satu tahun dengan cara jumlah
minggu efektif dikali jumlah jam pelajaran pe minggu.
Mendistribusikan lokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran, pada
setiap KD dan topik bahasanya pada minggu efektif, sesuai ruang lingkup
cakupan materi, tingkat kesulitan dan pentingnya materi tersebut, serta
mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi.(Ahmad Sodiqiy &
Djunaidatul Munawwarah, Modul Pengembangan Perangkat Pembelajaran PAI,
(Samarinda:T.tp, 2011)hal. 22).
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program tahunan
adalah :
1. Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam seminggu
dan struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan pemerintah, analisis
berapa minggu efektif dalam satu semester, seperti yang telah ditetapkan
dalam gambar alokasi waktu efektif.
2. Melalui analisis tersebut kita dapat menentukan berapa minggu waktu yang
tersedia untuk pelaksanaan proses pembelajaran.
C. Praktek Penyusunan Program Tahunan
Komponen dalam program tahunan meliputi:
1. Identitas (satuan pendidikan, kelas, muatan pelajaran, tahun pelajaran)
2. Format isian (KD atau tema, sub tema, dan alokasi waktu).
Berikut contoh format program tahunan (prota):
PROGRAM TAHUNAN
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/Program Semester :
Tahun Pelajaran :
(…………….) (………………)
(………….) (…………..)
sikap, keterampilan sebagai satu kesatuan utuh. Program semester dijabarkan dari
garis-garis Besar Program Pengajaran pada masing-masing bidang studi atau mata
pelajaran, di dalamnya terdiri atas pokok bahasan atau sub-pokok bahasan, alokasi
waktu, dan alokasi pertemuan kapan pokok bahasan atau sub-pokok bahasan
tersebut disajikan.
E. Langkah Penyusunan Program Semester (Prosem)
Promes memuat alokasi waktu untuk setiap KD atau topik satuan bahasan
secara terperinci pada setiap semester. Setiap KD atau topik satuan bahasan
dikembangkan menjadi indikator atau sub-sub topik dan ditentukan alokasi
waktunya untuk setiap minggu efektif pada setiap bulan selama satu semester.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program semester
adalah:
1. Tentukan standar kompetensi (sk) dan kompetensi dasar (kd) yang ingin
dicapai. Dalam hal ini guru tidak perlu merumuskan SK dan KD, sebab
semuanya sudah ditentukan dalam standar isi (si), yakni pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan (ktsp) yang sudah kita kenal, kecuali kalau kita
memang diharuskan merumuskan sk dsn kd sendiri, misalnya dalam
merumuskan kurikulum muatan lokal (mulok).
2. Lihat program tahunan yang telah kita susun utnuk menentukan alokasi waktu
atau jumlah jam pelajaran setiap sk dank d itu.
3. Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran KD itu akan
dilaksanakan.
4. Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian yang membutuhkan
penjelasan.
PROGRAM SEMESTER
Kelas/program : X/Ganjil
Novemb
Juli Agustus September Oktober Desember
Kom er
peten
N Materi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
si
o Pokok
Dasa
r
Penilaian
Harian
Ke-1
Novemb
Juli Agustus September Oktober Desember
Kom er
peten
N Materi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
si
o Pokok
Dasa
r
Penilaian
Harian
Ke-2
Remedial
/
Pengay
aan
Penilaian
Akhir
Semest
er
Bandung,
Juli 2017
Mengetahui:
Kepala Guru
Madrasah, Bidang
Studi
(………….)
Secara sederhana teknik pengisian program semester di atas juga sama seperti program
tahunan. Beberapa komponen yang sudah ada dalam program tahunan tinggal memindah saja
(SK, KD, Materi Pokok). Yang perlu pencermatan adalah perumusan indikator dan pemerian
materi ke dalam bulan selama satu semester.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk
mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu
diperlukan agar seluruh kompetensi asar yang ada di dalam kurikulum seluruhnya
dapat tercapai. Program semester merupakan salah satu bagian dari program
pembelajaran yang memuat alokasi waktu untuk setiap topik satuan bahasan pada
setiap semester. Pengalokasian waktu pada program semester diberikan secara
lebih rinci daripada prota. Sedangkan pekan efektif adalah hitungan hari-hari
efektif yang ada pada tahun pelajaran berlangsung. Cara menentukan pekan
efektif yaitu dengan cara mengurangi jumlah minggu pada satu tahun dengan
jumlah minggu tidak efektif selama satu tahun.
Langkah-langkah menentukan program tahunan:
1. Menelaah kalender pendidikan.
2. Menandai hari-hari libur.
3. Menghitung jumlah minggu efektif.
4. Mendistribusikan alokasi waktu.
Langkah-langkah menentukan program semester:
1. Memasukkan KD, dan topik bahasan dalam format Prosem
2. Menentukan jumlah jam pada setiap kolom minggu.
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH KEL 10
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Perencanaan Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu:
Indra Prayoga, S.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 10
Nisa Siti Khodijah (0218110065)
Nurul Fauziah (2018110059)
JURUSAN TARBIYAH
SEMESTER III
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL-JAWAMI
BANDUNG 2019 M / 1441 H
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
udah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................1
C. TUJUAN MASALAH...................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. PENGERTIAN KKM (KRETERIA KETUNTASAN MINIMAL).................................................2
B. FUNGSI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL..........................................................................2
C. KETENTUAN PENETAPAN KKM................................................................................................2
D. YANG BERHAK MENYUSUN KKM..............................................................................................3
E. LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN KKM..................................................................................4
F. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENILAIAN KELAS...................................................8
BAB III......................................................................................................................................................11
PENUTIP..................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................................11
B. Saran...............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk menentukan dan melihat keberhasilan peserta didik maka dapat ditunjau
dari kemampuan peserta didik terhadap KKM. Kriteria ketuntasan minimal (KKM)
adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan.
Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan awal pelaksanaan
penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi yang menggunakan acuan kriteria
dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan menetapkan kriteria
minimal yang menjadi tolak ukur pencapaian kompetensi. Oleh karena itu, diperlukan
panduan yang dapat memberikan informasi tentang penetapan kriteria ketuntasan
minimal yang dilakukan di satuan pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang dimaksud dengan KKM?
B. fungsi KKM?.
C. Ketentuan penetapan KKM?
D. Yang berhak dalam membuat dan menyusun KKM?
E. Langkah-langkah penetapan KKM?
F. langkah-langkah pelaksanaan penilaian kelas
C. TUJUAN MASALAH
1. Memberikan pemahaman lebih luas cara menetapkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) mata pelajaran di satukan pendidikan, serta melakukan analisis
terhadap hasil belajar yang dicapai.
2. Mendorong peningkatan mutupendidikan melalui penetapan KKM yang
optimal sehingga meningkatkan secara bertahap.
3. Mendorong pendidik dan suatu pendidikan melakukan analisis secara teliti dan
cermat dalam menetapkan KKM memimdaklanjutinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KKM (KRETERIA KETUNTASAN MINIMAL)
Istilah kriteria dalam penilaian sering juga disebut sebagai tolak ukur atau
standar. Kriteria, tolak ukur, standar adalah sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau
batas minimal untuk sesuatu yang diukur. Kriteria Ketuntasan Minimal adalah salah satu
prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi, yakni menggunakan kriteria
tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria yang digunakan adalah nilai
yangpaling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria
Ketuntasan Minimal biasanya menggunakan sepuluh jenjang penilaian yaitu dari 1
sampai 10 atau dari 1 sampai 100.
B. FUNGSI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
Fungsi pembuatan KKM adalah:
menuntut kemampuan berfikir tingkat tinggi, penalaran dan kecermatan siswa. Semakin
tinggi tingkat kompleksitas mata pelajaran maka semakin sulit untuk dicapai, sehingga
rata-rata nilainya sangat rendah. Semakin rendah tingkat kompleksitas mata
pelajaran maka semakin mudah untuk dicapai sehingga rata-rata nilainya semakin
tinggi.
b. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah/madrasah yang
bersangkutan. Kondisi rata-rata kemampuan peserta didik dijadikan acuan standar
keberhasilan pembelajaran. Semakin tinggi rata-rata kemampuan peserta didik, maka
semakin mudah untuk mencapai hasil belajar sehingga nilainya sangat tinggi. Semakin
rendah rata-rata kemampuan peserta didik maka semakin sulit untuk dapat mencapai
sehingga nilai rata-ratanya sangat rendah.
c. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
pada masig-msaing sekolah/madrasah. Semakin tercukupi sumber daya baik yang berupa
sumber daya manusia maupun yang lainnya, semakin tinggi tingkat keefektifan
pembelajaran. Semakin tinggi tingkat ketercukupan dan kesesuaian daya dukung
sekolah/madrasah maka semakin mudah mencapai hasil belajar sehngga nilainya sangat
tinggi. Semakin rendah tingkat ketercukupan dan kesesuaian daya dukung
sekolah/madrasah maka semakin sulit untuk mencapai hasil belajar yang ditetapkan
sehingga rata-rata nilainya sangat rendah.
E. Mulyasa juga menegaskan bahwa pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila telah mencapai 75% dari jumlah kompetensi yang disampaikan.
Peserta didik harus terlibat secara aktif baik dalam fisik, mental maupun sosial dalam
proses pembelajaran, serta menunjukkan semangat belajar yang besar dan percaya pada
diri sendiri.
D. YANG BERHAK MENYUSUN KKM
KKM atau tolak ukur sebaiknya dibuat bersama dan sebaiknya dibuat oleh orang-
orang yang membutuhkannya atau menggunakannya, yaitu calon evaluator, dengan
maksud agar pada waktu menerapkannya tidak ada masalah karena mereka telah
memahami, bahkan tau apa yang melatar belakanginya.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil
musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan
yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum
MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria
ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan
dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria
ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75.
Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target
nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
E. LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran.
Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
dihasilkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan
penilaian.
4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada
orang tua/wali peserta didik.
1. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.
2.Tentukan kekuatan/ nilai untuk setiap aspek / komponen sesuai dengan
kemampuan masing-masing aspek
Mapel : Kimia
Kelas/Semester : X/2
Sekolah :
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit,
serta reaksi oksidasi-reduksi.
Kriteria
Kompetensi Kriteria pencapaian ketuntasan
Ketuntasan
Dasar/Indikator belajar siswa (KD/indicator)
Minimal
Daya
Kompleksitas intake KD Mapel
dukung
A. Mengidentifikasi
sifat larutan non
elektrolit
berdasarkan data
hasil percobaan Rendah (80) Tinggi Sedang 77
1. menyimpulkan (80) (70)
gejala-gejala
hantaran arus
listrik dalam
berbagai larutan Sedang (70) Tinggi Sedang 73
berdasarkan hasil (80) (70)
pengamatan.
2. mengelompokkan
larutan ke dalam
larutan elektrolit
dan non elektrolit Tinggi (65) Tinggi Rendah 65
berdasarkan sifat (80) (65)
hantaran
listriknya
3. menjelaskan Tinggi (65) Tinggi Rendah 70
penye-bab (80) (65)
kemampuan laru-
tan elektrolit
meng-hantarkan
arus listrik.
4. menjelaskan
bahwa larutan
elektrolit dapat
berupa senyawa
ion dan senyawa
kovalen polar
Langkah penghitungannya:
Untuk mencari KKM per KD
∑bobot soal
3
a. 80+80+70
3
=76,6
b. 70+80+70
3
=73,3
c. 65+80+65
3
= 70
d. 65+80+65
3
=70
Mencari nilai KKM Mapel:
∑KKM KD
∑KD/indikator
77+73+70+70 = 290 =72,5
4 4
Nilai KKM Mapel merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,5 dibulatkan
menjadi 73
BAB III
PENUTIP
A. Kesimpulan
1. Istilah kriteria dalam penilaian sering juga disebut sebagai tolak ukur atau
standar. Kriteria, tolak ukur, standar adalah sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau
batas minimal untuk sesuatu yang diukur. Kriteria Ketuntasan Minimal adalah salah satu
prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi, yakni menggunakan kriteria
tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.
2. Salah satu fungsi dari KKM adalah Memudahkan evaluator (guru) dalam
melakukan penilaian terhadap objek yang akan dinilai karena ada patokan yang diikuti.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penetapan KKM adalah:
a. Tingkat Kompeksitas
b. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembeelajaran pada masing-masing sekolah.
c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang
yang bersangkutan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan disebabkan karena keterbatasan pengetahuan kami, untuk itu saran,
masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk dijadikan pedoman
dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan makalah ini dan mungkin untuk pembuatan
tugas sejenis dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://soegiri93.blogspot.com/2017/01/kriteria-ketuntasan-minimal-kkm.html
http://zhenhal.blogspot.com/2015/12/makalah-kriteria-ketuntasan-minimal-kkm.html