Anda di halaman 1dari 262

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas karunia dan rahmat-Nya
kita dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tak lupa pula shalawat dan salam
mudah-mudahan tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi
Muhammad SAW sebagai uswatun Hasanah dalam akitifitas kita di dunia beserta
seluruh keluarga dan para sahabatnya serta sekalian hamba  Allah SWT. yang masih
tetap istiqamah di jalan – Nya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah Allah SWT., kami dapat
menyelesaikan penulisan tugas makalah “Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran”
ini sesuai dengan waktu ya ng telah ditentukan serta sebagai syarat untuk memenuhi
nilai mata kuliah Perencanaan Pembelajaran di Semester III Perkuliahan STAI
Yapata Al-Jawami Bandung.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun. Semoga segala
partisipasi dan bantuan dari semua pihak dalam penyusunan makalah ini baik itu
secara materil ataupun non materil menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT., dan
mendapat balasan yang tak terhingga. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi seluruh mahasiswa.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung,
Oktober 2019

i
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Masalah
2
D. Metode Penulisan
2

BAB II KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN


3
A. Pengertian Perencanaan, Pembelajaran, dan Perencanaan Pembelajaran
3

ii
B. Karakteristik Perencanaan Pembelajaran
5
C. Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran
6
D. Urgensi Perencanaan Pembelajaran
6
E. Fungsi dan Manfaat Rencana Pembelajaran
7
F. Prinsip-prinsip Perencanaan Pembelajaran
7

BAB III KOMPETENSI PENYUSUN DAN METODE-METODE


9
A. Kemampuan Analitik
9
B. Kemampuan Pengembangan
9
C. Kemampuan Pengukuran
9
D. Pengertian Model Perencanaan Pembelajaran
9
E. Model Dick & Carey
9
F. Model Kemp
10
G. Model ASSURE
11
H. Model ADDIE
12

iii
I. Model Hanafian & Peck
14
J. Model PPSI
14

BAB IV PENUTUP
16
A. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
17

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas.
Apabila penyusun cermati secara keseluruhan maka Perencanaan
Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum
mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu
situasi interaksi guru – murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Karena dengan perencanaan itu, maka seorang guru akan bisa
memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di
dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel.
Karena membuat perencanaan yang baik, maka seseorang akan
tumbuh menjadi seorang guru yang baik. Seseorang bisa menjadi guru
yang baik adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan akibat dari
hasil belajar yang terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula
berpengaruh.
Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan
dialami manusia sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh
berkembang dari anak-anak, remaja, sehingga menjadi dewasa sampai
keliang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat. Oleh
sebab itu, tidak lah heran jika konsep belajar dan pembelajaran
perencanaan lah yang dahulu lebih ditekankan kepada istilah mengajar
atau pengajaran, yang berfokus pada aktivitas guru (teacher-centered)
menuju pembelajaran yang berfokus kepada aktivitas siswa (student-
centered). Karena aktivitas mengajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
belajar karena sambil mengajar pada hakikatnya guru juga belajar.

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran dan
fungsinya?
2) Apa saja kompetensi penyusun perencanaan pemelajaran?
3) Apa saja model-model perencanaan pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah
mempelajari tentang Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran serta
pembahasan yang mencakup ruang lingkup di dalamnya kemampuan
dalam perencanaan beserta model-model yang menjadi acuan untuk
merealisasikan perencanaan tersebut

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun adalah dengan
menggunakan metode pustaka (Library research) yaitu mencari dan
mengumpulkan data-data ilmiah yang relevan dangan tema yang akan
dibahas, terutama yang terdapat dalam referensi yang mempelajari tentang
Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran.

6
BAB II
KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Perencanaan, Pembelajaran, dan Perencanaan


Pembelajaran
1. Pengertian Perencanaan
Berkenaan dengan Perencanaan, William H. Newman dalam
bukunya Administrate Action Techniques of Organization and
Management : mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah
menentukan apa yang akan dilakukan.
Terry (1993:17) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan
pekerjaan yang harus dilakukan oleh kelompok untuk mencapai tujuan
yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan.
Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan
melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa
mendatang.
Banghart dan Trull, (1973) mengemukakan bahwa perencanaan
adalah awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat
optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapatvmengatasi
berbagai macam permasalahan. Nana Sudjana (2000:61) mengatakan
bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan
keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan
datang.1
Perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan didefinisikan
dalam bernagai macam ragam tergantung dari sudut pandang mana
melihat, serta latar belakang apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam
merumuskan definisi. Di antara beberapa definisi tersebut dirumuskan
sebagai berikut.

1
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung :PT Remaja Rosdakarya,2012) hal 15-16.

7
1. Menurut Prajudi Atmusudirdjo [erencanaan adalah perhitungan dan
penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujun
tertentu, oleh siapa, dan bagaimana (Abin, 2000)
2. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses
mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang aka dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu (Bintoro Tjokroamidjojo, 1977)
3. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai
keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan itu dapat pula diberi
arti sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk
mengendalikan masa depan sesuai yang ditentukan. Perencanaan dapat
diartikan juga sebagai upaya untuk memadukan antara cita-cita nasional
yang tersedia yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut
(M.Fakry, 1987).2
Secara luas, Tjokroamidjoyo (dalam Syah, 2007) menyatakan bahwa
perencanaan mencakup tiga pengertian berikut.
• Suatu proses persiapan sistematik mengenai kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
• Perencanaan adalah suatu cara untuk mencapai tujuan sebaik-baiknya
dengan sumber yang ada secara efisien dan efektif .
• Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan
dilakukan bagaimana, bilamana, dan oleh siapa.3

2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran (intruction) bermakna sebagai upaya untuk
membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya
(effort) dan berbagai stategi, metode, dan pendekatan ke arah pencapaian
tujuan yang telah direncanakan.4

2
Udin Syaefudin Sa’ud, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) hal 4.
3
Umin Abdillah, MAKALAH KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN, http://umin-
abdilah.blogspot.co.id/2015/10/makalah-konsep-dasar-perencanaan.html ,07-10-2019.
4
Majid Abdul. Belajar dan Pembelajaran.Bandung : PT Remaja Roskadaya, 2012. Hal 109

8
Pembelajaran sebagai suatu sistem memerlukan langkah
perencanaan program pembelajaran, agar rencana pembelajaran yang
disusun oleh guru dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas tentu saja
memiliki pedoman yang komprehensif tentang skenario pembelajaran
yang diinginkan oleh guru. Hal ini bertujuan agar pembela.jaran dapat
berjalan lebih efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa.
(Anwar dan Hendra Harmi, 2011: 24)

3. Pengertian Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah
pengembangan pembelajaran secara sistematik yang menggunakan secara
khusus teori-teori pembelajaran untuk menjamin berlangsungnya kualitas
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran ini akan menganalisis tentang
kebutuhan dari proses belajar secara sistemik yang dimulai dari proses
perancangan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang
dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian
dan teori-teori tentang strategi pembelajaran dan implementasinya dalam
kegiatan mengajar.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah sains adalah mengkreasi
secara detail spesifikasi dari pengembangan implementasi, evaluasi,
pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide
pengajaran yang dikembangkan dengan melakukan pengecekan dan
perbaikan dari waktu ke waktu untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem yang terdiri dari
gabungan berbagai subsistem yakni terkait dengan tujuan, materi,

9
metode/strategi, media, evaluasi, fasilitas, potensi akademik siswa dan
sumber/referensi.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah teknologi adalah suatu
perencanaan yang mendorong penggunaan teknik yang dapat
mengembangkan kemampuan kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap
solusi dari problem pengajaran. (Sagala, 2003: 136-137)

B. Karakteristik Perencanaan (Pembelajaran)


Ada beberapa karakteristik yang dapat dijadikan sebagai
pertimbangan guru dalam menyusun suatu rencana pembelajaran, yaitu
sebagai berikut.
Penyusunan perencanaan pembelajaran ditujukan terhadap siswa
yang belajar, baik dari segi kebutuhan siswa, perkembangan siswa, norma
positif bagi siswa, dan minat serta perhatian siswa.
Memiliki tahapan-tahapan yang meliputi; (1) tahap persiapan melalui
penguasaan terhadap bidang keilmuan yang menjadi wewenangnya,
perhatian terhadap tujuan, metode, media, sumber, evaluasi, dan kegiatan
belajar siswa itu sendiri; (2) tahap pelaksanaan melalui kegiatan belajar
yang dinamis dan menyenangkan (joyfull learning) dengan menggunakan
metode belajar yang bervariasi untuk meraih kesuksesan dan kemajuan
belajar; (3) tahap evaluasi melalui alat evaluasi yang tepat (valid), dapat
dipercaya (reliable) dan memadai (adequate), dan; (4) tahap tindak lanjut
melalui promosi guru untuk melanjutkan materi pembelajaran dan
kenaikan kelas atau rehabilitasi (perbaikan) atas kekurangan yang telah
terjadi dalam proses pembelajaran, yang lebih dikenal dengan istilah
remedial teaching,dengan tujuan memperkuat penguasaan siswa berupa
penambahan jam pembelajaran, pengulangan materi, atau penambahan
tugas khususnya bagi siswa yang belum mencapai nilai minimal
ketuntasan (KKM).

C. Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaraan

10
Dalam perencanaan pembelajaran tentu hal itu memiliki ruang
lingkup. Secara umum ruang lingkup rencana pembelajaran meliputi:
Program pengajaran, proses pelaksanaan pengajaran dan hasil belajar yang
akan dicapai.

D. Urgensi Perencanaan Pembelajaraan


Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas,
dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan
pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi berikut:
a. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan peren-
canaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembe-
lajaran;
b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan
sistem;
c. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang
belajar;
d. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa
secara perseorangan;
e. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran,
dan tujuan pengiring dari pembelajaran;
Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya
siswa untuk belajar;
Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran;
Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

E. Fungsi dan manfaat Rencana Pembelajaraan


Dalam proses pengajaran, seorang guru sangat memerlukan arah
yang jelas, sehingga dalam melakukan pembelajaran secara baik dan
sesuai dengan ketentuan kompetensi. Jadi, rencana pembelajaran berfungsi

11
sebagai alat yang memperjelas tindakan apa yang harus dilakukan oleh
guur untuk mencapai ketentuan kompetensi serta tindakan selanjutnya
setelah pertemuan selesai.
Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam
memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam
melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pembelajaran juga
dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran
berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses
belajar mengajar yaitu sebagai berikut.
1. Sebagai dasar, alat kontrol dan petunjuk arah kegiatan dalam mencapai
tujuan;
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap
unsur yang terlibat dalam kegiatan;
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun
unsur murid;
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja;
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja;
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.

F. Prinsip-prinsip Rencana Pembelajaraan


Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan
perencanaan, harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang
dikemukakan oleh Sagala (Hermawan, 2007) yang meliputi :
1) Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana
cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran.
2) Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan
menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal
melalui proses penentuan target pembelajaran.
3) Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi
pembelajaran.
4) Mengumpulkan dan menganalisis iniformasi yang penting untuk
mendukung kegiatan pembelajaran.

12
5) Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada pihak
yang berkepentingan.
Jika prinsip-prinsip itu terpenuhi, secara teoretik perencanaan
pembelajaran itu akan memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai
skenario yang sudah disusun.
Sedangkan berdasarkan asumsi Jumhana (2006). Prinsip-prinsip yang
harus dijadikan dasar dalam merancang pembelajaran, baik untuk
perencanaan pembelajaran yang masih bersifat umum maupun
perencanaan pembelajaran yang lebih spesifik adalah bahwa perencanaan
tersebut harus memenuhi unsur :
1) Ilmiah yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau di rancang
oleh guru termasuk kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan
rencana pelaksanaan dan pembelajaran, harus benar dan dapat di
pertanggung jawabkan secara keilmuan.
2) Relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan
dan sistematikanya atau urutan penyajianya.
3) Sistematis yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis
silabus maupun perencanaan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran,
antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya harus saling terkait,
mempengaruhi, menentukan dan suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai
tujuan atau kompetensi.
4) Konsisten yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi
dasar. Indikator, materi pokok pengalaman belajar, sumber belajar dan
sistem penilaian.
5) Memadai yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber
belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
6) Aktual dan kontekstual yaitu cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajaran sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan

13
perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan peristiwa yang terjadi.
7) Fleksibel yaitu keseluruhan kompenen silabus maupun rencana
pelaksanaan pembelajaran harus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi yang di sekolah dan
tuntutan masyarakat.
8) Menyeluruh yaitu komponen silabus rencana pelaksanaan
pembelajaran harus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).

14
BAB III
KOMPETENSI PENYUSUN DAN MODEL-MODEL
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Kemampuan Analitik
Kemampuan menganalisa adalah kemampuan mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran dalam rangka
memprediksi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.

B. Kemampuan Pengembangan
Kemampuan pengembangan adalah kemampuan untuk memilih,
menetapkan, dan mengembangkan strategi pembelajaran yang paling
optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan.

C. Kemampuan Pengukuran
Kemampuan pengukuran adalah kemampuan untuk menetapkan
tingkat keefektifan, efisiensi, dan daya tarik rancangan pembelajaran.
Kemampuan ini meliputi memilih, menetapkan, dan mengembangkan alat
ukur yang paling tepat untuk mengukur pencapaian tujuan/indikator.

D. Pengertian Model Perencanaan Pembelajaran


Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

15
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.

E. Model Dick & Carey


Seperti desain model banathy, dalam mendesain pembelajaran model
Dick and Cery harus dimulai dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran
umum. Menurut model ini, sebelum desainer merumuskan tujuan khusus
yakni performance goals, perlu menganalisis pembelajaran serta
menentukan kemampuan awal siswa terlebih dahulu. Mengapa hal ini
perlu dirumuskan? Oleh sebab rumusan kemampuan khusus harus berpijak
dari kemampuan dasar atau kemampuan awal. Manakala telah dirumuskan
tujuan khusus yang harus dicapai selanjutnya dirumuskan tes dalam
bentuk Criterion Reference Test, artinya tes yang mengukur kemampuan
penguasaan tujuan khusus.
Untuk mencapai tujuan khusus selanjutnya dikembangkan strategi
pembelajaran, yakni scenario pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan
dapat mencapai tujuan secara optimal, setelah itu dikembangkan bahan-
bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Langkah akhir dari desain
adalah melakukan evaluasi, yakni evaluasi formatife dan evaluasi
sumative. Evalusi formative berfungsi untuk menilai evektivitas program
dan evaluasi sumatife berfungsi untuk menentukan kedudukan setiap siswa
dalam penguasaan materi pelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi inilah
selanjutnyadilakukan umpan balik dalam merevisi program pembelajaran.
[[7]]
Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah
Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:
1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
2. Melaksanakan analisi pembelajaran
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
4. Merumuskan tujuan performansi
5. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan

16
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pembelajaran
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

F. Model Kemp
Model desain system interuksional yang dikembangkan oleh Kemp
merupakan model yang membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan
desain sistem pembelajaran terdiri atas komponen-komponen, yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan berbagai kendala yang
timbul.
Model system intruksional yang dikembangkan Kemp ini tidak
ditentukan dari komponen mana seharusnya guru memulai proses
pengembangan. Mengembangkan sistem instruksional, menurut Kemp dari
mana saja bisa, asal saja urutan komponen tidak diubah, dan setiap
komponen itu memerlukan revisi untuk mencapai hasil yang maksimal.
Oleh karena itu model Kemp, dilihat dari kerangka sistem merupakan
model yang sangat luwes.
Komponen-komponen dalam suatu desain instruksional menurut
Kemp adalah:
 Hasil yang ingin dicapai
 Analisi tes mata pelajaran
 Tujuan khusus belajar
 Aktivitas belajar
 Sumber belajar
 Layanan pendukung
 Evaluasi belajar
 Tes awal
 Karakteristik belajar

17
Kesembilan komponen itu merupakan suatu siklus yang terus-
menerus direvisi setelah dievaluasi baik evaluasi sumatife maupun
formatife dan diarahkan untuk menentukan kebutuhan siswa, tujuan yang
ingin dicapai, prioritas, dan berbagai kendala yang muncul.

G. Model ASSURE
Model desain pembelajaran Assure ini adalah suatu model desain
pembelajaran yang merupakan sebuah formulasi untuk kegiatan belajar
mengajar (KBM) yang beriorientasi kelas. Heinich mengungkapkan bahwa
model desain pembelajaran ini terdiri atas enam tahap kegiatan sebagai
berikut:
 Analyze learners
Analyze Learners, perlu diketahui bagaimana kebutuhan dan tingkat
kemampuan siswa. Ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal
mereka, yaitu berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan
gaya belajar.

 States objectivies
States Objectives , menyatakan tujuan pembelajaran harus
difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk
dipelajari.

 Select methods, media, and material


Select Methods, Media, and Material, ada tiga hal penting dalam
pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai
dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang
sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir
adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.

18
 Utilize media and materials
Utilize Media and materials , ada lima langkah bagi penggunaan
media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan
persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.

 Require learners participation


Require Learner Participation, sebelum pelajar dinilai secara formal,
pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan
masalah, simulasi, kuis atau presentasi.

 Evaluate and revise


Evaluate and Revise, penilaian yang dimaksud melibatkan beberaoa
aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang
dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru
dan penggunaan pelajar.

H. Model ADDIE
Salah satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih
generik adalah model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-
Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh
Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman
dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang
efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1) Analysis
2) Design
3) Development
4) Implementation

19
5) Evaluation
Analysis (analisa), yaitu melakukan needs assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan
analisis tugas (task analysis).
Design (desain/perancangan), yang kita lakukan dalam tahap desain
ini, pertama, merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik,
measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana
tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah
dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran media
danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain
itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber
belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan
lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print
yang jelas dan rinci.
Development (pengembangan), pengembangan adalah proses
mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika
dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran,
maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu langkah penting
dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan.
Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah
ADDIE, yaitu evaluasi. Implementation (implementasi/eksekusi) ,
implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang
telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan
peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Evaluation (evaluasi/
umpan balik), yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran
yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.
Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas.
Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan
evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.

20
I. Model Hanafin & Peck
Model Hannafin dan Peck adalah model desainp embelajaran yang
terdiri dari pada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, fase
pengembangan dan implementasi (Hannafin& Peck, 1988). Dalam model
ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model
ini lebih berorientasi produk, melalui tiga fase:

a. Fase pertama,
Adalah analisis kebutuhan dilakukan dengan mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran
termasuklah di dalamnya tujuan dan objektif media pembelajaran yang
dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok
sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran.
b. Fasa kedua
Adalah fase desain, informasi dari fase analisis dipindahkan ke
dalam bentuk dokumen yang akan menjadi tujuan pembuatan media
pembelajaran. Fase desain bertujuan untuk mengidentifikasikan dan
mendokumenkan kaidah yang paling baik untuk mencapai tujuan
pembuatan media tersebut. Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam
fase ini adalah dokumen story board yang mengikut urutan aktifitas
pembelajaran berdasarkan keperluan pelajaran dan objektif media
pembelajaran seperti yang diperoleh dalam fase analisis keperluan.
c. Fase ketiga
Adalah fase pengembangan dan implementasi, terdiri dari
penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan penilaian
sumatif. Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi pembuatan
diagram alir yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran.
Untuk menilai kelancaran media yang dihasilkan seperti kesinambungan
link, penilaian dan pengujian dilaksanakan pada fase ini. Model
Hannafindan Peck (1988) menekankan proses penilaian dan pengulangan

21
harus mengikut sertakan proses-proses pengujian dan penilaian media
pembelajaran yang melibatkan ketiga fase secara berkesinambungan.

J. Model PPS
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) adalah
model yang dikembangkan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan
kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk mengefektifkan perencanaan dan
pelaksanaan program pengajaran secara sistemis, untuk dijadikan sebagai
pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. PPSI
terdiri dari 5 tahap yakni:
1) Merumuskan tujuan, yakni kemampuan yang harus dicapai oleh sisiwa,
ada 4 syarat dalam perumusan tujuan ini yakni tujuan harus operasional,
artinya tujuan yang dirumuskan harus spesifik atau dapat diukur,
berbentuk hasil belajar bukan proses belajar, berbentuk perubahan tingkah
laku dan dalam setiap rumusan tujuan hanya satu bentuk tingkah laku.
2) Mengembangkan alat evaluasi, yakni menentukan jenis tes dan
menyusun item soal untuk masing-masing tujuan. Alat evaluasi disimpan
pada tahap 2setelah perumusan tujuan untuk meyakinkan ketepatan tujuan
sesuai dengan kriteria yang telah di tentukan.
3) Mengembangkan kegiatan belajar mengajar, yakni merumuskan semua
kemungkinan kegiatan belajar dan menyeleksi kegiatan belajar perlu
ditempuh.
4) Mengembangkan program kegiatam pembelajaran yakni merumuskan
materi pelajaran. Menetapkan metode dan memilih alat dan sumber
pelajaran.
5) Pelaksanaan program, yaitu kegiatan mengadakan pra tes,
menyampaikan materi pelajaran, mengadakan psikotes, dan melakukan
perbaikan.

22
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan
pembelajaran secara sistematik yang menggunakan secara khusus teori-teori
pembelajaran untuk menjamin berlangsungnya kualitas pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran ini akan menganalisis tentang kebutuhan dari
proses belajar secara sistemik yang dimulai dari proses perancangan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar.Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Dalam proses pengajaran, seorang guru sangat memerlukan arah yang
jelas, sehingga dalam melakukan pembelajaran secara baik dan sesuai dengan
ketentuan kompetensi. Jadi, rencana pembelajaran berfungsi sebagai alat yang
memperjelas tindakan apa yang harus dilakukan oleh guur untuk mencapai
ketentuan kompetensi serta tindakan selanjutnya setelah pertemuan selesai.

23
Kemampuan penyusun perencanaan pembelajaran ialah kemampuan
analitik, pengembangan, dan pengukuran.
Macam-macam model perencanaan pembelajaran
1) Model Assure
2) Model Addie
3) Model Kemp
4) Model Dick & Carrey
6) Model PPSI

DAFTAR PUSTAKA

Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung :PT Remaja


Rosdakarya,2012) hal 15-16.
Udin Syaefudin Sa’ud, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009) hal 4.
Umin Abdillah, Makalah Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran,
http://umin-abdilah.blogspot.co.id/2015/10/makalah-konsep-dasar-
perencanaan.html ,07-10-2019.
Majid Abdul. Belajar dan Pembelajaran.Bandung : PT Remaja Roskadaya, 2012.
Hal 109

http://habibidaeng.blogspot.com/2011/04/pengertian-fungsi-tujuan-serta-
ruang.html?m=1

https://m.liputan6.com/hot/read/3929031/cara-menulis-daftar-pustaka-dari-jurnal-
dilengkapi-pengertiannya

http://belajarpendidikanku.blogspot.com/2013/02/model-model-pengembangan-
bahan-ajar.html?m=

24
http://dyaandari.blogspot.com/2017/11/model-pembelajaran-dan-peck-
model.html?m=

MAKALAH KEL 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan


pembelajran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai kompetensi dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menysun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD
atau subtema yang dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih.

Dunia pendidikan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman,


perkembangan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di
Indonesia.  Perubahan penting yang telah terjadi dalam dunia pendidikan di
Indonesia salah satunya adalah perubahan kurikulum, telah kita ketahuai bersama
perubahan kurikulum juga diikuti perubahan perangkat pembelajaran salah
satunya RPP. Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang
sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan

25
Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap
Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-
hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian
penguasaan suatu Kompetensi Dasar.
Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang
memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP
secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode
Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan
Penilaian.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa dasar hukum RPP ?
2. Apa pengertian RPP ?
3. Apa prinsip-prinsip RPP

4. Apa saja komponen dan Format RPP ?


5. Apa saja penulisan isi setiap komponen RPP ?
6. Bagaimana komponen penunjang penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran ?

26
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Dasar Hukum Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA NOMOE 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR
PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
NASIONAL.
Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 24 peraturan
pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, perlu
menetapkan peraturan menteri pendidikan nasional tentang standar proses
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Mengingat :
1. Undang- undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional Lembaga Negara Republik Indonesia tahun 2003 nomor 78,
tambahan lembaran Negara republic Indonesia nomor 4301
2. Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan (lembaran negara republik Indonesia tahun 2005 nomor 41,
tambahan lembaran negara republik Indonesia nomor 4496)
3. Peraturan presiden nomor 9 tahun 2005 tentang kedudukan, tugas,
fungsi, susunan organisasi, dan tatakerja kementrian negara republik
Indonesia sebagaimana telah diubah dengan peraturan presiden nomor
62 tahun 2005.

27
4. Keputusan presiden nomor 187 tahun 2004 mengenai pembentukan
kabinet Indonesia bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan keputusan presiden nomor 31 tahun 2007.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
NASIOANAL TENTANG STANDAR PROSES UNTUK
SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Pasal 1
1. Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran.
2. Standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada
lampiran peraturan menteri ini.

1.1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menysun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat,minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

28
didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu kali
pertemuan atau lebih.
a. Pengertian menurut pendapat para ahli
1. Majid. A mengemukakan bahwa “Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam satandar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
2. Hojanah. E mengemukan bahwa Rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebeleum
mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun
persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan
belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajaran untuk mau
terlibat secara penuh.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan RPP adalah perangkat yang wajib
ada ketika seorang guru akan melaksanakan pembelajaran karena perencanaan
pelaksanaan pembelajaran ini mengandung berbagai hal yang akan di laksanakan
saat proses pembelajaran dari awal kegiatan sampai kegiatan penutup untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang tercantum pula dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran.

2.3. Prinsip Penyusunan RPP

Penyusunan RPP dapat dilakukan dengan lebih baik apabila terlebih dahulu
mengkaji prinsip-prinsip penyusunan RPP sebagaiman tercantum dalam
Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang proses pendidikan dasar dan menengah
bahwa prinsip penyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :

1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat


intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik.

29
2. Partisifasi aktif peserta didik,
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman, beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindakan lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan baik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedy.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Sebagaimana pendapat Majid, A. (2014, hlm. 226) menyatakan berbagai


prinsip dalam pengembangkan RPP atau penyusunan RPP dapat dijelaskan
sebagai berikut :

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan


memperhatikan perbedaan peserta didik terkait dengan kecepatan belajar,
perbedaan jenis kelamin, kemampuan intelektual, kemampuan minat,
motivasi, bakat potensi, gaya belajar, emosi latar belakang budaya norma
nilai dan lingkungan peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. Proses pembelajaran dirancang
agar peserta didik menjadi pusat pembelajaran sehingga mendorong
motivasi, inspirasi, inisiatif, kreatifitas, minat, kemandirian dan semangat
belajar peserta didik.

30
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran
dirancang untuk mengembangkan kegeraman membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi.
5. Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikan
keterkaitan dan keterpadun antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengkombinasikan berbagai mata pelajaran menjadi keterpaduan yang
melibatkan berbagai aspek belajar dan keberagaman budaya.
6. menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Sedangkan menurut Abdul dalam Azizah, S.N. (2015, hlm. 62) menjelaskan
bahwa prinsip-prinsip yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan atau
penyusunan RPP, sebagai berikut :

1. kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, makin konkret


kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan untuk membentuk kompetensi berikut.
2. RPP harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran, dan pembentuk kompetensi peserta didik.
3. Kegiatan yang disusun dan dkembangkan dalam RPP harus menunjang
dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan.
4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas
pencapaiannya.
5. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksanaan program di madrasah,
terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching)

31
atau dilaksanakan diluar kelas, agar tidak mengganggu jam-jam pelajaran
lain.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa prinsip


pengembangan RPP harus memiliki kompetensi yang jelas, melihat karakteristik
siswa, bersifat fleksibel, mengembangkan kemampuan siswa, berpusat pada anak
dan menumbuhkan kreativitas, aktifitas siswa yang positif.

2.4. Komponen dan format RPP (Rancangan pelaksanaan


pembelajaran)
a. Komponen RPP
1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema
3. Kelas/semester
4. Materi pokok
5. Lokasi waktu yang ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah
jam pelajaran yang tersedia dalam dalam silabus dan KD yang harus
dicapai
6. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
7. Kompetensi dasar dan indicator pencapaian kompetensi
8. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan tertulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indicator ketercapaian kompetensi
9. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang
akan dicapai.
10. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pembelajaran.

32
11. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup.
13. Penilaian hasil pembelajaran.
b. Format RPP
Komponen-komponen yang sudah disebutkan di atas secara operasional
diwujudkan dalam bentuk format sebagai berikut ini.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas / Semester :
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran regular
2. Materi pembelajaran Pengayaan
3. Materi pembelajaran remedial
E. Metode Pembelajaran
F. Media dan Bahan
G. Sumber Belajar
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
a. Kegiatan pendahuluan
b. Kegiatan inti
c. Kegiatan penutup
I. Penilaian

33
1. Teknik penilaian
a. Sikap spiritual
b. Sikap sosial
c. Pengetahuan
d. Keterampilan
2. Pembelajaran Remedial
3. Pembelajaran Pengayaan

Mengetahui kepala sekolah Guru Mata Pelajaran

2.5. Penulisan Isi Setiap Komponen

Di bawah ini adalah petunjuk cara menulis RPP berdasarkan contoh


format dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses dan
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran padaPendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah,

A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1)


Sekolah : SMP Negeri 2 Bantur
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII
Materi Pokok : Teks Deskripsi
Alokasi Waktu : 3 Pertemuan 6 JP
A. Kompetensi Inti
Petunjuk : Tulis keempat KI
CONTOH
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

34
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri,
peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam
ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Petunjuk:
1. Rumuskan 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian kompetensi untuk
setiap KD
2. Indikator merupakan jabaran dari KD.
3. Indikator pencapaian kompetensi adalah: (a) perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti
(KI)-3 dan KI-4; dan (b) perilaku yang dapat diobservasi untuk
disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI-1 dan KI-2.
4. Indikator KD dari KI-3 mencakup pengetahuan faktual, konseptual,
procedural dan/atau metakognitif sesuai tuntutan/kandungan KD dengan
kemampuan kognitif mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan/atau mencipta.
CONTOH

KD Indikator
KD dari KI-1 (bila ada) Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian

35
kompetensi (bila ada KD-nya).
Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian
KD dari KI-2 (bila ada)
kompetensi (bila ada KD-nya).
Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian
KD dari KI-3
kompetensi.
Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian
KD dari KI-4
kompetensi.

A. Tujuan Pembelajaran
Petunjuk :
1. Rumuskan 1 atau lebih tujuan pembelajaran untuk setiap indikator
pencapaian kompetensi.
2. Dalam hal indikator pencapaian kompetensi sangat spesifik dan tidak
dapat diuraikan lagi, rumusan tujuan pembelajaran sama dengan
indikator pencapaian kompetensi tersebut.
3. Apabila sebuah indikator pencapaian masih dapat dirinci lagi,
indikator pencapaian kompetensi tersebut dijabarkan ke dalam lebih
dari 1 tujuan pembelajaran.
4. Tujuan pembelajaran mengandung unsur :
a. Audience
b. Condition
c. Degree
5. Tujuan pembelajaran dirumuskan untuk masing-masing pertemuan.
CONTOH
Pertemuan pertama
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran pesrta didik
dapat :
1. Memahami pelajaran
2. Mengaplikasikan pembelajaran
Dst

36
B. Materi Pembelajaran

Petunjuk:

1. Tulis tema/sub-tema/jenis teks dan/atau butir-butir materi yang dicakup


untuk materi

pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial.

2. Butir-butir materi yang dimaksud harus relevan dengan indikator


pencapaian kompetensi yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan/atau metakognitif sesuai tuntutan/ kandungan KD.

CONTOH

Materi pembelajaran

(Tulis tema/sub-tema/jenis teks dan/atau butir-butir materi sebagaimana dicakup


oleh KD).

a. Teks ... (contoh teks terlampir)


b. Fungsi sosial teks ... (uraian singkat terlampir)
c. Struktur teks ... (uraian singkat terlampir)
d. Ciri kebahasaan: ... (uraian singkat terlampir)
e. Tanda baca/pengucapan/intonasi ... (uraian singkat terlampir)

C. Metode Pembelajaran

Petunjuk:

1. Tulis satu atau lebih metode pembelajaran yang diterapkan.

37
2. Metode pembelajaran yang dipilih adalah pembelajaran aktif yang efektif
dan efisien memfasilitasi peserta didik mencapai indikator-indikator KD
beserta kecakapan abad ke-21.

CONTOH

Pembelajaran dengan Metode Ilmiah Bahasa Indonesia SMP Kelas VII 2017

D. Media dan Bahan

Petunjuk:

a. Media

Tulis spesifikasi semua media pembelajaran (video/film, rekaman audio, model,


chart, gambar, realia, dan sebagainya).

Contoh:

a. Video/film: Judul. Tahun. Produser. (Tersedia di situs internet lengkap


dengan tanggal pengunduhan).
b. Rekaman audio: Judul. Tahun. Produser. (Tersedia di situs internet
lengkap dengan tanggal pengunduhan).
c. Model: Nama model yang dimaksud
d. Gambar: Judul gambar yang dimaksud
e. Realia: Nama benda yang dimaksud
f. Bahan

Tulis spesifikasi (misalnya nama, jumlah, ukuran) semua bahan yang diperlukan.

E. Sumber Belajar

Petunjuk:

Tulis spesifikasi semua sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah,
koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dan sebagainya.).

Contoh:

38
1. Buku siswa: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota
penerbitan: Penerbit (halaman).
2. Buku referensi: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota
penerbitan: Penerbit (halaman).
3. Majalah: Penulis artikel. Tahun terbit. Judul artikel. Nama majalah,
Volume, Nomor,

Tahun, (halaman).

4. Koran: Judul artikel, Nama koran, Edisi (tanggal terbit), Halaman, Kolom
5. Situs internet: Penulis. Tahun. Judul artikel. (Tersedia di situs internet
lengkap dengan tanggal pengunduhan).
6. Lingkungan sekitar: Nama dan lokasi lingkungan sekitar yang dimaksud.
7. Narasumber: Nama narasumber yang dimaksud beserta bidang keahlian
dan/atau profesinya.
8. Lainnya (sesuai dengan aturan yang berlaku).
F. Langkah-langkah Pembelajaran

Petunjuk:

1. Tulis kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang mencakup


kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
2. Kegiatan pembelajaran pada Kegiatan Pendahuluan dan Kegiatan Penutup
ditulis dalam rumusan kegiatan yang dilakukan oleh guru yang dapat
dilengkapi dengan rumusan kegiatan peserta didik secara terintegrasi –
tidak dalam kalimat terpisah.
3. Kegiatan pembelajaran pada Kegiatan Inti ditulis dalam rumusan kegiatan
peserta didik yang dapat dilengkapi dengan rumusan kegiatan guru –
dalam kalimat terpisah.
4. Langkah-langkah dan aktivitas pembelajaran pada Kegiatan Inti
menyesuaikan sintaks dan prinsip-prinsip belajar dari metode yang
diterapkan.

39
5. Tulis jumlah jam pertemuan (JP) untuk setiap pertemuan dan alokasi
waktu untuk kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

Contoh:

1. Pertemuan Pertama: 2 JP
a. Kegiatan Pendahuluan (8 menit)
1. Guru bisa mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
2. Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya, yaitu dengan cara menanyakan materi sebelumnya
3. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, dan menunjukkan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan.
5. Guru menyampaikan lingkup penilaian, dengan teknik penilaian yang
akan digunakan.

a. Kegiatan Inti (60 menit)

Bahasa Indonesia SMP Kelas VII 2017

Contoh dengan Metode Saintifik:

1. Mengamati

Misal : Peserta didik mengamati gunung Merapi yang meletus yang disajikan
melalui tayangan video dan mencatat apa saja yang belum diketahui terkait
dengan fenomena meletusnya gunung Merapi (IPS); menyaksikan video
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan mencatat apa saja yang belum
diketahui terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman (untuk IPA).

Catatan:

40
Fenomena yang diamati oleh peserta didik dapat berupa fenomena
sebagaimana adanya di alam (pada situasi alami) dan/atau dalam bentuk model,
gambar/foto, teks, grafik/tabel, diagram, chart, audio, video, dan/atau animasi.

2. Menanya

Misal: Peserta didik merumuskan pertanyaan tentang hal-hal yang belum


diketahui terkait dengan meletusnya gunung Merapi (untuk IPS), pertumbuhan
dan perkembangan tanaman (untuk IPA).

3. Mengumpulkan informasi/data/mencoba menalar/mengasosiasi


mengomunikasikan 1 (misalnya untuk pertanyaan 1, 2, dan 3) Misal IPS:
Peserta didik mewawancarai ahli kegunungapian dan/atau membaca buku
siswa halaman … untuk mengetahui kapan gunung Merapi meletus (tahun
berapa saja dan dalam periode berapa tahunan), korban letusan terdahsyat,
dan tanda-tanda gunung Merapi akan meletus (fenomena gunung meletus).
Kemudian peserta didik menuliskannya pada selembar kertas untuk
ditempelkan pada papan pajang pekerjaan peserta didik.
b. Kegiatan Penutup (12 menit)
1. Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir simpulan mengenai
pembelajaran yang dilakukan.
2. Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan
kekurangan kegiatan pembelajaran. (yaitu kegiatan mengamati
pembelajaran, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi dan
menjawab pertanyaan dengan informasi yang diperoleh, dan
mengomunikasikan jawaban.
3. Guru guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil
pembelajaran.
4. Guru menyampaikan kegiatan belajar yang dikerjakan sebagai PR.
5. Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada
pertemuan berikutnya.
G. Penilaian
a. Teknik penilaian

41
1. Sikap spiritual

Tulis satu atau lebih teknik penilaian sikap spiritual dan tuangkan dalam tabel.

Contoh:

Contoh
Bentuk Waktu
No. Teknik Butir Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
Instrumen
Penilaian untuk
dan pencapaian
Lihat Saat
pembelajaran
Observasi Jurnal Lampiran . pembelajaran
(assessment for
.. berlangsung
and
of learning)
Penilaian
Lihat Saat sebagai
Penilaian
Lampiran . pembelajaran pembelajaran
diri
.. usai (assessment as
learning)
Penilaian
Penilaian Lihat Setelah sebagai
antar Lampiran . pembelajaran pembelajaran
teman .. usai (assessment as
learning)

2. Sikap sosial
Tulis satu atau lebih teknik penilaian sikap sosial dan tuangkan dalam tabel.
Contoh:

Contoh
Bentuk Waktu
No. Teknik Butir Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
Instrumen

42
Penilaian
untuk dan
Lihat Saat pencapaian
Observasi Jurnal Lampiran pembelajaran pembelajaran
... berlangsung (assessment
for and
of learning)
Penilaian
Lihat Saat sebagai
Penilaian
Lampiran pembelajaran pembelajaran
diri
... usai (assessment as
learning)
Penilaian
Penilaian Lihat Setelah sebagai
antar Lampiran pembelajaran pembelajaran
teman ... usai (assessment as
learning)

Bahasa Indonesia SMP Kelas VII 2017


3. Pengetahuan

Contoh
Bentuk Waktu
No. Teknik Butir Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
Instrumen
Penilaian
Pertanyaan untuk
Lihat Saat
(lisan) dengan pembelajaran
Lisan Lampiran pembelajaran
jawaban (assessment
... berlangsung
terbuka for
learning)

43
Pertanyaan
Penilaian
dan/atau
untuk
tugas
pembelajaran
tertulis
(assessment
berbentuk
Lihat Saat for
esei, pilihan
Penugasan Lampiran pembelajaran learning) dan
ganda, benar
... berlangsung sebagai
salah,
pembelajaran
menjodohkan,
(assessment
isian,
as
dan/atau
learning)
lainnya
Pertanyaan
dan/atau
tugas
tertulis Penilaian
berbentuk pencapaian
Lihat Setelah
esei, pilihan pembelajaran
Tertulis Lampiran pembelajaran
ganda, benar (assessment
... usai
salah, of
menjodohkan, learning)
isian,
dan/atau
lainnya
Portofolio Sampel Saat Data untuk
pekerjaan pembelajaran penulisan
terbaik hasil usai deskripsi
dari pencapaian
penugasan pengetahuan
atau tes (assessment
tertulis of

44
learning)

4. Keterampilan

Contoh
Bentuk Butir Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Instrume Pelaksanaan
n
Penilaian
untuk,
Saat sebagai,
pembelajara dan/atau
Tugas Lihat n pencapaian
Praktik (keterampilan Lampiran berlangsung pembelajara
) ... dan/atau n
setelah (assessment
usai for, as,
and of
learning)
Penilaian
untuk,
Saat sebagai,
pembelajara dan/atau
Tugas Lihat n pencapaian
Produk (keterampilan Lampiran berlangsung pembelajara
) ... dan/atau n
setelah (assessment
usai for, as,
and of
learning)
Proyek Tugas besar Lihat Selama atau Penilaian

45
untuk,
sebagai,
dan/atau
usai pencapaian
Lampiran pembelajara pembelajara
... n n
berlangsung (assessment
for, as,
and of
learning)
Penilaian
Sampe untuk
l pembelajara
produk n dan
Saat
Portofoli terbaik sebagai data
pembelajara
o dari untuk
n usai
tugas penulisan
atau deskripsi
proyek pencapaian
keterampilan

……., .............................

Mengetahui
Kepala SMP ......                                                                                 Guru Mata
Pelajaran

46
………………………….                                                                  
……………………..
NIP. ..................................                                                                 NIP
…………………

2.6. Komponen Penunjang Isi penyusunan rencana


pelaksanaan pembelajaran
a. Penyusunan RPP Guru Bahasa Indonesia di SMP N 2 Bantul

Berdasarkan wawancara dan angket terbuka diperoleh hasil bahwa semua guru
Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Bantul telah melaksanakan penyusunan
RPP. Penyusunan RPP guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Bantul dilakukan
setiap awal semester. Dari 4 guru, 2 guru membuat RPP secara mandiri dan 2 guru
membuat RPP dengan cara mengganti/merevisi RPP yang telah ada
kemudian disesuaikan dengan kondisi sekolah. Sebagai panduan dalam membuat
RPP, guru Bahasa Indonesia menggunakan buku panduan penyusunan RPP.
Selain itu, guru juga telah mengikuti pelatihan perencanaan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh MGMP Bahasa Indonesia tingkat Kabupaten. Menurut 4
guru, fungsi RPP yaitu: untuk mengetahui pembelajaran berhasil atau
tidaknya pembelajaran, untuk menyusun langkah yang akan dilakukan dalam
pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran
menjadi lebih sistematis, dan untuk memberi ruang lingkup peserta didik agar
lebih aktif. Dalam penyusunan indikator, guru menyesuaikan dengan SK dan
KD yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran dikembangkan berdasarkan
kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi yang digunakan yaitu dari buku
pegangan siswa, LKS (Lembar Kerja Siswa), buku penunjang, dan Buku
Sekolah Elektronik. Metode dan strategi yang digunakan guru dalam
pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Guru
menggunakan metode ceramah dan mengutamakan agar siswa berpartisipasi
aktif saat pembelajaran. Dalam langkah pembelajaran, semua guru telah
menerapkan langkah eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam penilaian,

47
guru menggunakan penilaian tulis dan lisan. Peran kepala sekolah dalam
penyusunan RPP guru yaitu (1) sebagai pembina yang bertugas membina dan
memberi contoh dalam penyusunan RPP guru, (2) sebagai supervisi yang
bertugas memberi arahan dan masukan dalam penyusunan RPP guru.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang


menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam
silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi
dasar yang terdiri atas satu indicator atau beberapa indicator untuk satu kali
pertemuan atau lebih. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru
sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun
persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang
produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh.

48
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unpas.ac.id/29092/5/BAB%20II%20YUNI.pdf

https://www.catatanmatematika.com/2018/01/komponen-dan-format-
rpp.html

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&cd=6&ved=2ahUKEwj7o96B1pDlAhXy7HMBHTigCPEQFjAFegQIAxA
B&url=https%3A%2F%2Fdjarotbleank28.wordpress.com
%2F2015%2F11%2F14%2F501%2Famp%2F&usg=AOvVaw3YHfPKTDNho7NCerIZHd7b

https://zuhriindonesia.blogspot.com/2017/05/pedoman-terbaru-penyusunan-
rpp.html?m=1

49
https://greenpendidikan.blogspot.com/2017/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

MAKALAH KEL 3

BIMBINGAN PSIKOEDUKATIF PERENCANAAN PELAKSANAAN


PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Perencanaan Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu : Indra Prayoga, S.Pd

50
Disusun Oleh :
Desi Suciani : 2018110025
Gilang Ramadan : 2018110038
Siti Jaenab : 2018110078

JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL-JAWAMI
BANDUNG
2019 M/ 1441 H

Alamat : Jl.Komp. Al-Jawami No.87 Cileunyi – Bandung


Telp : 022-63700176

51
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh


Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
Rahmat dan Ridho-Nya Kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Bimbingan Psikoedukatif Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Kurikulum 2013”. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta tabi’it tabi’innya dan
kepada kita selaku ummatnya yang Insya Allah selalu tunduk dan patuh terhadap
ajarannya.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah
Perencanaan Pembelajaran PAI. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah
yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memerlukan masukkan
dari rekan – rekan sekalian untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga Makalah kami ini sekiranya dapat berguna dan bermanfaat khususnya
bagi kami sebagai penyusun dan umumnya bisa bermanfaat bagi kita semua di masa
yang akan datang. Amiin

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Bandung, 15 Oktober 2019


53

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 4
A. Latar Belakang............................................................................. 5

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan.......................................................................... 3

D. Metode Penulisan ........................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 4
A. PPK dan Implementasinya ........................................................... 5

B.Macam-macam Karakter dan Indikatornya .................................. 6


C. HOTS dan Implementasinya ........................................................ 5

D. Literasi dan Implementasinya....................................................... 5

E. Macam-macam Literasi dan Indikatornya..................................... 5

F. Integrasi 4C................................................................................... 5

BAB III PENUTUP......................................................................................... 4


A. Kesimpulan................................................................................... 5
B. Saran ............................................................................................ 5

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 4

Perencanaan Pembelajaran- 2019


54

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam upaya membangun bangsa Indonesia yang berdaulat, berkarakter,
dan sejajar dengan bangsa-bangsa maju di dunia, Presiden Joko Widodo-Jusuf
Kalla (Jokowi-JK) menetapkan visi: Jalan Perubahan untuk Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian. Untuk mewujudkan visi tersebut
Jokowi-JK menetapkan tujuh misi dan Nawacita yang semuanya terkait
dengan peningkatan mutu pendidikan menuju terbentuknya manusia Indonesia
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, adil, makmur, aman, damai, sentosa, sejahtera, dan madani. ‘
Dalam konteks itu, pewujudan visi, misi, dan Nawacita Jokowi
menyiratkan mengenai arti pentingnya pendidikan yang dapat mendorong
ketersediaan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang kompeten,
profesional, sejahtera, dan bermartabat. SDM Indonesia yang berdaya saing
tinggi, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. SDM Indonesia yang
mampu mendorong terwujudnya generasi muda Indonesia yang berkarakter,
berbudi pekerti luhur, dan siap mengawal pembangunan negara dan bangsa
Indonesia di masa mendatang. Hal ini menegaskan pentingnya peran guru
dalam pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 pasal 4
menyebutkan bahwa: Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah

Perencanaan Pembelajaran- 2019


55

dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun
pelajaran 2019/2020. Hal ini berarti bahwa seluruh sekolah diharapkan
mampu mengimplementasikan.

Kurikulum 2013 secara menyeluruh selambat-lambatnya pada Juli 2019.


Kurikulum 2013 telah diimplementasikan secara bertahap di seluruh
Indonesia sejak tahun pelajaran 2013/2014. Pada tahun pelajaran 2017/2018
ditargetkan 60% sekolah telah menerapkan Kurikulum 2013 dan selanjutnya
pada tahun pelajaran 2018/2019 diharapkan 100% sekolah menerapkan
Kurikulum 2013. Dengan demikian, pencapaian target 100% implementasi
Kurikulum 2013 dapat dipercepat dari rencana sebelumnya.
Pelatihan Kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 dan
2017 belum menyentuh materi manajemen dan supervisi akademik sehingga
Instruktur maupun Narasumber yang telah dilatih perlu memperoleh tambahan
pengetahuan dan keterampilan mengenai hal tersebut dalam bentuk pelatihan
maupun penyegaran.

B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di
rumuskan beberapa rumusan masalah tentang Bimbingan Psikoedukatif
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 , diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan PPK beserta implementasinya?
2. Sebutkan macam-macam karakter serta indikator apa saja didalam
nya?
3. Apa yang dimaksud dengan HOTS beserta implementasinya?
4. Apa yang dimaksud dengan literasi beserta implementasinya?

Perencanaan Pembelajaran- 2019


56

5. Sebutkan macam-macam literasi serta indikator apa saja yang ada


didalam nya?
6. Hal apa saja yang terdapat dalam integrasi 4C?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah
mempelajari tentang Bimbingan Psikoedukatif Perencanaan Pelaksanaan
Pembelajaran Kurikulum 2013 serta pembahasan yang mencakup ruang
lingkup di dalamnya mengenai materi tersebut beserta implementasi maupun
indikator terhadap pendidikan yang menjadi penunjang untuk memenuhi
kebutuhan mereka terutama dalam hal pendidikan.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun makalah adalah dengan
menggunakan metode pustaka (Library Research) yaitu mencari dan
mengumpulkan data-data ilmiah yang relevan dengan tema yang akan
dibahas, terutama yang terdapat dalam referensi yang mempelajari tentang
Bimbingan Psikoedukatif Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Kurikulum 2013.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


57

BAB II
PEMBAHASAN

A. PPK dan Implementasinya


Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan amanat Nawa Cita yang
dicanangkan Presiden. Nawa Cita tersebut tertuang pada butir ke delapan
yaitu tentang mengadakan revolusi karakter. PPK juga menyangkut
kepribadian atau akhlak siswa. Bisa dipahami bagaimana Presiden memiliki
perhatian dengan PPK karena generasi sekarang adalah generasi emas yang 30
tahun mendatang akan menjadi pemimpin. Jadi, dengan karakter yang kuat
dan bagus, dapat dipastikan kepemimpinan mendatang akan dipastikan hebat.
Peraturan Presiden No. 87 tahun 2017 tentang PPK merupakan pembuka
ruang untuk sinergi antara antara sekolah dan komunitas yang bergerak dalam
pengembangan nilai-nilai luhur. Kalangan guru dan sekolah menyambut baik
perpres itu, sebagaimana tegas M Ramli Rahim (Ketua Ikatan Guru Indonesia
di Harian Kompas, 8 September 2017).
Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa guru merupakan salah satu
pembentuk karakter peserta didk di sekolah. Banyak cara yang dapat
dilakukan guru dalam membentuk karakter peserta didik di sekolah salah
satunya adalah dengan cara sederhana yaitu menerapkan budaya 5 S
“Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun). Budaya 5S adalah budaya untuk
membiasakan diri agar selalu senyum, salam, sapa, sopan dan santun saat
berinteraksi dengan orang lain. Budaya 5S ini terdiri dari:

Perencanaan Pembelajaran- 2019


58

1) SENYUM, menggerakan sedikit raut muka serta bibir agar orang lain
atau lawan bicara merasa nyeman melihat kita ketika berjumpa.
2) SALAM, salam yang dilakukan dengan ketulusan mampu mencairkan
suasana kaku, salam dalam hal ini bukan hanya berararti berjabat
tangan saja, namun seperti megucapkan salam menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
3) SAPA, tegur sapa ramah yang kita ucapkan membuat suasana menjadi
akrab dan hangat, sehingga lawan bicara kita merasa hargai. Dengan
kita menyapa orang lain maka orang itu akan merasa dihargai. Di
dalam salam dan sapa akan memebrikan nuansa tersendiri.
4) SOPAN, sopan ketika duduk, sopan santun ketika lewat didepan orang
tua, sopan santun kepada guru, sopan santun ketika berbica maupun
ketika berinteraksi dengan orang lain.

5) SANTUN, adalah sifat yang dimiliki olah orang yang istimewa, yaitu
orang-orang yang mendahulukan kepentingan orang lain daripada
kepentingan dirinya, orang-orang yang mengalah memberikan haknya
untuk kepentingan orang lain semata-mata untuk kebaikan.
Implementasi PPK dapat dilakukan dengan tiga pendekatan utama,yaitu
berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat.
Ketiga pendekatan ini saling terkait dan merupakan satu kesatuan yang
utuh. Pendekatan ini dapat membantu satuan pendidikan dalam
merancang dan mengimplementasikan program dan kegiatan PPK.
1. PPK Berbasis Kelas
a. Integrasi dalam mata pelajaran/kurikulum
Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti
bahwa pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke
dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


59

Langkah-langkah menerapkan PPK melalui pembelajaran


terintegrasi dalam kurikulum, dapat dilaksanakan dengan cara.
o Melakukan analisis KD melalui identifikasi nilai-nilai
yang terkandungdalam materi pembelajaran.
o Mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter
dengan memilih metode pembelajaran dan pengelolaan
(manajemen) kelas yang relevan.
o Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dalam
RPP.
o Melaksanakan penilaian otentik atas pembelajaran yang
dilakukan.
o Melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan
proses pembelajaran
b. Manajemen kelas
Manajemen kelas (pengelolaan kelas) adalah momen
pendidikan yang menempatkan para guru sebagai individu
yang berwenang dan memiliki otonomi dalam proses
pembelajaran untuk mengarahkan, membangun kultur
pembelajaran, mengevaluasi dan mengajak seluruh komunitas
kelas membuat komitmen bersama agar proses pembelajaran
menjadi lebih efektif dan berhasil.
Berikut ini contoh pengelolaan kelas yang berusaha
memberikan penguatan karakter.
 Peserta didik menjadi pendengar yang baik atau
menyimak saat guru memberikan penjelasan di dalam
kelas (dapat menguatkan nilai salingmenghargai dan
toleransi).

Perencanaan Pembelajaran- 2019


60

 Peserta didik mengangkat tangan/mengacungkan jari


kepada gurus ebelum mengajukan
pertanyaan/tanggapan, setelah diizinkan oleh guru ia
baru boleh berbicara (dapat menguatkan nilai saling
menghargai dan percaya diri).
 Pemberian sanksi yang mendidik kepada peserta didik
sebagai konsekuensi dan bentuk tanggung jawab bila
terjadi keterlambatan dalam mengerjakan atau
mengumpulkan tugas (dapat menguatkan nilai disiplin,
bertanggung jawab, dan komitmen diri).
 Guru mendorong peserta didik melakukan tutor teman
sebaya, siswa yang lebih pintar diajak untuk membantu
temannya yang kurang dalam belajar dan dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru (dapat
menguatkan nilai gotong royong, kepedulian sosial,
percaya diri, dan bertanggung jawab).
c. Pilihan dan Penggunaan Metode Pembelajaran
Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam
kurikulum dilakukan melalui pembelajaran di kelas dengan
menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Guru harus
pandai memilih agarmetode pembelajaran yang digunakan
secara tidak langsung menanamkan pembentukan karakter
peserta didik.
2. PPK berbasis Budaya Sekolah
a) Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah
b) Keteladanan pendidik
c) Ekosistem sekolah
d) Norma, peraturan, dan tradisi sekolah

Perencanaan Pembelajaran- 2019


61

3. PPK berbasis masyarakat


Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari kemungkinan
berkolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di
luar lingkungan sekolah. Pelibatan publik dibutuhkan karena
sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan misinya sendiri. Karena
itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan kerja sama
antarkomunitas dan satuan pendidikan diluar sekolah sangat
diperlukan dalam penguatan pendidikan karakter.5

B. Macam-macam Karakter dan Indikatornya


Menurut Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional (2010:9-10),
macam-macam karakter antara lain:
1. Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya,toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain dan hidup rukun dengan agama lain.
2. Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.
3. Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
4. Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5
Buku Konsep dan Pedoman PPK. Penasihat : Prof. Dr. Muhadjir.Effendy.M.A.P Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


62

5. Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-


sungguh dalam mengatasi berbagi hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya serta orang lain.
9. Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,
serta didengar.
10. Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan diri serta
kelompoknya
11. Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap, serta berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, maupun
politik bangsa.
12. Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta damai adalah sikap, perkataan, atau tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


63

16. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif adalah berpikir serta
melakukan sesuatu berdasarkan kenyataan atau logika untuk
menghasilkan cara baru dari apa yang telah dimiliki.
17. Peduli lingkungan adalah sikap atau tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, serta
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi.
18. Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
19. Tanggung jawab adalah sikap atau perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dilakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara maupun Tuhan Yang Maha Esa.

Indikator Karakter Religius dan Disiplin


a) Indikator karakter religius. Menurut Kemendiknas (2010:25),
indikator implementasi karakter religius sebagai berikut:
 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.
 Merayakan hari-hari besar keagamaan.
 Memiliki fasilitas yang digunakan untuk beribadah.
 Hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b) Indikator karakter disiplin. Menurut Sulhan (2011:38),
disebutkan bahwa indikator disiplin yaitu:
 Membiasakan tepat waktu, tidak terlambat dalam
aktivitas
 Menghentikan bermain untuk melaksanakan kewajiban
 Mentaati peraturan yang berlaku
 Menjalankan tugas sesuai jadwal yang ditentukan

Perencanaan Pembelajaran- 2019


64

 Membiasakan untuk menata diri


 Menerapkan disiplin dalam segala hal
 Memiliki kesadaran tentang tugas dan tanggung jawab
 Berfikir, bekerja, dan bertindak dalam aturan.

C. HOTS dan Implementasinya


Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang
tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk
tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen
mengukur kemampuan:
1) Transfer satu konsep ke konsep lainnya
2) Memproses dan menerapkan informasi
3) Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda,
4) Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah,
5) Menelaah ide dan informasi secara kritis.
Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang
lebih sulit daripada soal recall.
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur
dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual,
atau prosedural saja. Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan
menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan,
memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan
masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan
mengambil keputusan yang tepat.6
Tujuan utama dari high order thinking skills adalah bagaimana
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada level yang lebih tinggi,
6
Widana, Wayan,2017.Modul Penyusunan Soal HOTS. Jakarta : Penerbit Direktorat Pembinaan SMA
hlm 4-5

Perencanaan Pembelajaran- 2019


65

terutama yang berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir secara kritis


dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam memecahkan
suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta membuat
keputusan dalam situasisituasi yang kompleks (Saputra, 2016:91- 92).

Implementasiannya :
a. Penyusunan soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan dapat
diimplementasikan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut.
1) Kepala sekolah memberikan arahan teknis kepada
guru-guru/MGMPsekolah tentang strategi penyusunan soal-soal
HOTS yang mencakup:
o Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal-soal- HOTS
o Menyusunkisi-kisi soal HOTS.
o Menulisbutir soal HOTS.
o Membuat pedoman penilaian HOTS.
o Menelaah dan memperbaiki butir soal HOTS
o Menggunakan beberapa soal HOTS dalam Penilaian.
2) Wakasek kurikulum dan Tim Pengembang Kurikulum Sekolah
menyusun rencana kegiatan untuk masing-masing MGMP sekolah
yang memuat antara lain uraian kegiatan, sasaran/hasil, pelaksana,
jadwal pelaksanaan kegiatan.Kepala sekolah menetapkan dan
menandatangani rencana kegiatan dan rambu-rambu tentang
penyusunan soal-soal HOTS.
3) Kepala sekolah menugaskan guru/MGMP sekolah melaksanakan
kegiatan sesuai rencana kegiatan.
4) Guru/MGMP sekolah melaksanakan kegiatan sesuai penugasan
darikepala sekolah;

Perencanaan Pembelajaran- 2019


66

5) Kepala sekolah dan wakasek kurikulum melakukan evaluasi


terhadap hasil penugasan kepada guru/MGMP sekolah;
6) Kepala sekolah mengadministrasikan hasil kerja penugasan
guru/MGMP sekolah, sebagai bukti fisik kegiatan penyusunan
soal-soal HOTS.7

b. Implementasi HOTS Kurikulum 2013 bagi Guru SD/MI


Dalam implementasi pembelajaran khususnya bagi guru kelas 1
sampai 3 di sekolah dasar mempunyai implikasi antara lain :
a. Implikasi bagi guru
Implikasi HOTS pada Kurikulum 2013 memerlukan seorang
pendidik yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman
belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata
pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh mengigat harus
mengintegrasikan pelajaran IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, IPS
dan lain-lain dalam pembelajarannya.
b. Implikasi bagi siswa
Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual,
pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal dan siswa harus siap
mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya
melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan
pemecahan masalah Jurnal Inventa Vol III. No 1 Maret 2019 9 ISSN :
2598-6244 P-ISSN: 2622-819X
c. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media

7
Widana, Wayan,2017.Modul Penyusunan Soal HOTS. Jakarta : Penerbit Direktorat Pembinaan SMA
hlm 25-26

Perencanaan Pembelajaran- 2019


67

Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa


baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari,
menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik
dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan
berbagai sarana dan prasarana belajar. Pembelajaran ini perlu
memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain
secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design),
maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat
dimanfaatkan (by utilization). Pembelajaran ini juga perlu
mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi
sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang
abstrak. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat
menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing
mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku
suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.
d. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu
melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan.
Pengaturan ruang tersebut meliputi:
o Ruang perlu ditata disesuaikan dengan topik yang sedang
dilaksanakan.
o Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan
dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
o Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di
tikar/karpet
o Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di
dalam kelas maupun di luar kelas

Perencanaan Pembelajaran- 2019


68

o Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya


peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
o Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga
memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan
menyimpannya kembali.
e. Implikasi terhadap Pemilihan metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran terintegrasi, maka dalam
pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan
dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain
peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.

D. Literasi dan Implementasinya


Kern (2000), mendefinisikan istilah literasi secara komprehensif sebagai
berikut: “Literasi adalah penggunaan praktik-praktik situasi sosial, dan
historis, serta kultural dalam menciptakan dan menginterpretasikan makna
melalui teks. Literasi memerlukan setidaknya sebuah kepekaan yang tak
terucap tentang hubungan-hubungan antara konvensi-konvensi tekstual dan
konteks penggunaanya serta idealnya kemampuan untuk berefleksi secara
kritis tentang hubungan-hubungan itu. Karena peka dengan maksud/tujuan,
literasi itu bersifat dinamis – tidak statis – dan dapat bervariasi di antara dan di
dalam komunitas dan kultur diskursus/wacana. Literasi memerlukan
serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuan bahasa tulis dan lisan,
pengetahuan tentang genre, dan pengetahuan kultural”.
Keberaksaraan atau literasi dapat diartikan melek teknologi, melek
informasi, berpikir kritis, peka terhadap lingkungan, bahkan juga peka
terhadap politik. Seorang dikatakan literat jika ia sudah bisa memahami
sesuatu karena membaca informasi yang tepat dan melakukan sesuatu
berdasarkan pemahamannya terhadap isi bacaan tersebut (Naibaho, 2007).

Perencanaan Pembelajaran- 2019


69

Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan


kegiatan insidental. Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi
yaitu tahap pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Berikut skema
pelaksanaan strategi literasi di sekolah (Kemdikbud 2017).
1) Pembiasaan, Penumbuhan minat baca melalui kegiatan membaca 15
menit tanpa tagihan. Di beberapa sekolah telah dilakukan strategi
literasi tahap kedua, yakni memberikan tagihan setelah siswa
melakukan kegiatan membaca.
2) Pengembangan, Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan
menanggapi buku pengayaa; ada tagihan non-akademik.
3) Pembelajaran, Meningkatkan kemampuan di semua mata pelajaran:
menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata
pelajaran.

E. Macam-macam Literasi dan Indikatornya


Menurut Ibnu Adji Setyawan (2018: 1) istilah literasi sudah mulai
digunakan dalam skala yang lebih luas tetapi tetap merujuk pada
kemampuan atau kompetensi dasar literasi yakni kemampuan membaca
serta menulis. Intinya, hal yang paling penting dari istilah literasi adalah
bebas buta aksara supaya bisa memahami semua konsep secara fungsional,
sedangkan cara untuk mendapatkan kemampuan literasi ini adalah dengan
melalui pendidikan. sejauh ini, terdapat 9 macam literasi, antara lain :
1. Literasi Kesehatan merupakan kemampuan untuk memperoleh,
mengolah serta memahami informasi dasar mengenai kesehatan
serta layananlayanan apa saja yang diperlukan di dalam membuat
keputusan kesehatan yang tepat.
2. Literasi Finansial yakni kemampuan di dalam membuat penilaian
terhadap informasi serta keputusan yang efektif pada penggunaan
dan juga pengelolaan uang, dimana kemampuan yang dimaksud

Perencanaan Pembelajaran- 2019


70

mencakup berbagai hal yang ada kaitannya dengan bidang


keuangan.
3. Literasi Digital merupakan kemampuan dasar secara teknis untuk
menjalankan komputer serta internet, yang ditambah dengan
memahami serta mampu berpikir kritis dan juga melakukan
evaluasi pada media digital dan bisa merancang konten komunikasi.
4. Literasi Data merupakan kemampuan untuk mendapatkan informasi
dari data, lebih tepatnya kemampuan untuk memahami
kompleksitas analisis data.
5. Literasi Kritikal merupakan suatu pendekatan instruksional yang
menganjurkan untuk adopsi perspektif secara kritis terhadap teks,
atau dengan kata lain, jenis literasi yang satu ini bisa kita pahami
sebagai kemampuan untuk mendorong para pembaca supaya bisa
aktif menganalisis teks dan juga mengungkapkan pesan yang
menjadi dasar argumentasi teks.
6. Literasi Visual adalah kemampuan untuk menafsirkan, menciptakan
dan menegosiasikan makna dari informasi yang berbentuk gambar
visual. Literasi visual bisa juga kita artikan sebagai kemampuan
dasar di dalam menginterpretasikan teks yang tertulis menjadi
interpretasi dengan produk desain visual seperti video atau gambar.
7. Literasi Teknologi adalah kemampuan seseorang untuk bekerja
secara independen maupun bekerja sama dengan orang lain secara
efektif, penuh tanggung jaab dan tepat dengan menggunakan
instrumen teknologi untuk mendapat, mengelola, kemudian
mengintegrasikan, mengevaluasi, membuat serta
mengkomunikasikan informasi.
8. Literasi Statistik adalah kemampuan untuk memahami statistik.
Pemahaman mengenai ini memang diperlukan oleh masyarakat

Perencanaan Pembelajaran- 2019


71

supaya bisa memahami materi-materi yang dipublikasikan oleh


media.
9. Literasi Informasi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang di dalam mengenali kapankah suatu informasi diperlukan
dan kemampuan untuk menemukan serta mengevaluasi, kemudian
menggunakannya secara efektif dan mampu mengkomunikasikan
informasi yang dimaksud dalam berbagai format yang jelas dan
mudah dipahami.8
Indikator literasi dalam pembelajaran dapat dibagi menjadi tiga
hal, yakni tahap sebelum, selama, dan setelah membaca.
Penjelasannya :
1. Pada tahap sebelum membaca, siswa dapat diminta untuk
membuat tujuan membaca dan memprediksi isi bacaan.
2. Pada tahap selama membaca, siswa melakukan kegiatan
mengidentifikasi informasi yang relevan, mengidentifikasi
kosakata baru, kata kunci, dan/atau kata sulit dalam teks,
Mengidentifikasi bagian teks yang sulit (jika ada) dan/atau
membaca kembali bagian itu, memvisualisasi dan/atau think
aloud, membuat inferensi, membuat pertanyaan tentang isi
teks dan hal-hal yang terkait dengan topik tersebut (dapat
menggunakan sumber di luar teks atau buku pengayaan),
membuat keterkaitan antarteks.
3. Pada tahap setelah membaca, siswa membuat ringkasan,
mengevaluasi teks, mengubah dari satu moda ke moda yang
lain, memilih, mengombinasikan, dan/atau menghasilkan

8
Saryono, Djoko.2017. Gerakan Literasi Nasional. Jakarta : Penerbit : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


72

teks multimoda untuk mengomunikasikan konsep tertentu,


mengonfirmasi, merevisi, atau menolak prediksi.

F. Integrasi 4C
Strategi belajar mengajar yang efektif dan relevan dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan net generation (generasi milenial) pada abad 21. Selain
membutuhkan sumber daya digital untuk mengakses informasi, komunikasi
dan pemecahan masalah, hal terpenting yang harus dimiliki oleh generasi
milenial adalah soft skills yang meliputi :
o Keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical
Thinking Skills and Problem Solving).
Kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit,
mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lainnya, sehingga
akhirnya muncul berbagai perspektif, dan menemukan solusi dari
suatu permasalahan. Critical Thinking dimaknai juga kemampuan
menalar, memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami
introkoneksi antar sistem, menyusun, mengungkapkan, menganalisis,
dan menyelesaikan masalah.
o Keterampilan berpikir kreativitas dan Inovasi (Creativity Thinking
Skill and Innovation)
Kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan
menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain, bersikap
terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
Kreativitas juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang
dalam menciptakan penggabungan baru. Kreativitas akan sangat
bergantung pada
Pemikiran kreatif seseorang, yakni proses akal budi seseorang
dalam menciptakan gagasan baru. Kreativitas yang bisa menghasilkan

Perencanaan Pembelajaran- 2019


73

penemuan-penemuan baru yang biasanya bernilai ekonomis sering


disebut sebagai inovasi.
o Keterampilan berkomunikasi (Communication Skills)
Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi
baik secara lisan maupun tulisan. Namun, tidak semua orang bisa
melakukan komunikasi dengan baik. Supaya komunikasi antar
manusia terjalin secara efektif dibutuhkan teknik berkomunikasi yang
tepat. Teknik komunikasi adalah suatu cara yang digunakan dalam
menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dengan
media tertentu.
o Keterampilan berkolaborasi (Collaboration Skills).
Kemampuan berkolaborasi atau bekerja sama, saling bersinergi,
beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara
produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya dan
menghormati perspektif berbeda. Kolaborasi juga memiliki arti
mampu menjalankan tanggungjawab pribadi dan fleksibitas secara
pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat, menetapkan dan
mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk didi sendiri dan orang
lain.
Strategi pedagogik untuk memberdayakan Integrasi 4C adalah
dengan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan lingkungan
belajar yang lebih kaya dan dapat membangun keterampilan. Strategi
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menjadi sadar dan melek akan teknologi
b. Menugaskan permasalahan yang terjadi di dunia nyata bagi
siswa untuk diselesaikan dengan menggunakan teknologi
c. Menciptakan pengalaman belajar berbasis masalah kolaboratif
menggunakan sumber daya yang didapat melalui internet.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


74

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. PPK merupakan singkatan dari penguatan pendidikan karakter yang
merupakan amanat Nawa Cita yang dirancangkan Presiden. PPK juga
menyangkut kepribadian atau akhlak siswa. Dalam implementasiannya,
PPK membentuk suatu karakter peserta didik disekolah salah satunya
dengan budaya 5S yaitu salam,sapa,senyum,sopan dan santun. Macam-
macam karakter menurut Kementrian Pendidikan Nasional diantaranya : a).
Religius, b). Jujur, c). Toleransi, d). Disiplin, e). Kerjasama ataupun yang
lainnya.
2. Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir
yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau
merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS pada
konteks asesmen mengukur kemampuan. Implementasi HOTS bagi guru
SD/MI mempunyai implikasi diantaranya, implikasi bagi guru, implikasi
bagi siswa, serta implikasi terhadap sarana dan prasarana, sumber belajar

Perencanaan Pembelajaran- 2019


75

dan media. Selain HOTS ada juga Literasi yang berarti penggunaan
praktik-praktik situasi sosial, historis, serta kultural dalam menciptakan dan
menginterpretasikan makna melalui teks. Dalam implementasinya literasi
bisa dilakukan dengan pembiasaan, pengembangan, pembelajaran.
3. Macam-macam literasi menurut Ibnu Adji Setyawan terdapat 9 macam
diantaranya, literasi kesehatan, literasi finansial, literasi data, literasi
kritikal, literasi visual, literasi teknologi, literasi statistik, dan literasi
informasi. Strategi belajar mengajar yang efektif dan relevan dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan net generation atau generasi milenial pada
abad 21. Selain membutuhkan sumber daya digital untuk mengakses
informasi, komunikasi dan pemecahan masalah, hal yang harus dimiliki
oleh generasi milenial adalah soft skill yang meliputi dalam 4C diantaranya
: keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah (Critical Thinking
Skills and Problem Solving), keterampilan berpikir kreativitas dan Inovasi
(Creativity Thinking Skill and Innovation), keterampilan berkomunikasi
(Communication Skills), keterampilan berkolaborasi (Collaboration Skills).
B. Saran
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan disebabkan karena keterbatasan poengetahuan kami, untuk itu
saran, masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
dijadikan pedoman dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan makalah ini
dan mungkin untuk pembuatan tugas sejenis dimasa yang akan datang.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


76

DAFTAR PUSTAKA

Buku Konsep dan Pedoman PPK. Penasihat : Prof. Dr. Muhadjir.Effendy.M.A.P


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Saryono, Djoko, 2017. Gerakan Literasi Nasional. Jakarta : Penerbit : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Widana, Wayan, 2017. Modul Penyusunan Soal HOTS. Jakarta : Penerbit
Direktorat Pembinaan SMA.
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/pendas/article/download/2928/1716
http://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/jurnal_inventa/article/download/1803/1625
https://www.researchgate.net/publication/332469989_Mengenal_4C_Learning
_and_Innovation_skills_untuk_menghadapi_era_revolusi_industri_40_1

Perencanaan Pembelajaran- 2019


77

MAKALAH KEL 4
PENGEMBANGAN KALENDER AKADEMIK DAN ANALISIS
HARI/MINGGU EFEKTIF
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Indra Prayoga, S.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Perencanaan Pembelajaran- 2019


78

Dita Nur Lathifah 2018110028


Moch. Syahrul Ramdani 2018110051
Siti Solihah 2018110065

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI YAPATA ALJAWAMI BANDUNG
TAHUN 2019 M/1441 H

Perencanaan Pembelajaran- 2019


i

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran dengan judul “PENGEMBANGAN KALENDER AKADEMIK
DAN ANALISIS HARI/MINGGU EFEKTIF”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu,kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Terakhir kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Bandung, 27 Oktober 2019

Penyusun

Perencanaan Pembelajaran- 2019


ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Kalender Akademik 3
B. Penyusunan Kalender Sekolah 3
C. Prosedur dan Langkah Penyusunan Kalender Sekolah 5
D. Pengertian Analisis Hari/Minggu Efektif 6
E. Prosedur dan Langkah Analisis Hari/Minggu Efektif 6
F. Simulasi Penyusunan Kalender Sekolah 9
G. Penyusunan Analisis Hari/Minggu Efektif 12

BAB III PENUTUP 17


A. Simpulan 17
B. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

Perencanaan Pembelajaran- 2019


i

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Jika kita mendengar tentang guru sudah pasti yang kita ingat atau pikirkan adalah
kegiatan pembelajaran yang guru lakukan kepada peserta didiknya. Dalam kegiatan
pembelajaran tersebut, guru tidak hanya asal menyampaikan materi yang ada tetapi
ternyata terdapat beberapa hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang guru sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran dikelas. Hal tersebut diantaranya seperti rencana untuk
memperlancar suatu sistem pendidikan dan pembelajaran yang efektif maka diperlukan
adanya perencanaan yang matang, seperti program semester, program tahunan juga
kalender pendidikan. Kita sebagai calon guru juga harus bisa dan terbiasa menyusun hal-
hal tersebut diatas sehingga nantinya proses kegiatan belajar mengajar (pembelajaran)
yang kita inginkan dapat tercapai sesuai dengan tujuannya.
Dengan adanya kebutuhan ini, maka dalam makalah ini penulis akan menjelaskan
mengenai pengembangan kalender pendidikan dan analisis hari/minggu efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kalender akademik?
2. Bagaimana cara penyusunan kalender sekolah?
3. Bagaimana prosedur dan langkah penyusunan kalender akademik?
4. Apa yang dimaksud dengan analisis hari/minggu efektif?
5. Bagaimana prosedur dan langkah analisis hari/minggu efektif?
6. Apa yang dimaksud dengan simuasi penyusunan kalender sekolah?
7. Bagaimana cara penyusunan analisis hari/minggu efektif?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah mempelajari
tentang Pengembangan Kalender Akademik dan Analisis Hari/Minggu Efektif serta
pembahasan yang mencakup ruang lingkup di dalamnya.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


ii

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalender Akademik


Kalender akademik (pendidikan) merupakan sebuah pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang meliputi permulaan
tahun ajar, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.9
Kalender akademik memuat hal-hal berikut.10
1. Permulaan tahun pelajaran yaitu waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
2. Minggu efektif belajar yaitu jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada satuan pendidikan.
3. Waktu pembelajaran efektif yaitu jumlah jam pembelajaran setiap minggu meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
4. Waktu libur yaitu waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satan pendidikan yang dimaksud.

B. Penyusunan Kalender Sekolah


Acuan yang dipakai dalam penyusunan kalender akademik adalah dari
Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang satuan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.11
Kalender pendidikan ini biasa akan dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan
(SD/SMP/SMA) dan Kementrian Agama Provinsi (MI/MTs/MA). Bagi sekolah yang
akan menyusun kalender akademik, maka yang perlu diperhatikan adalah12 :
1. Jadwal libur nasional dan cuti bersama
2. Jadwal penerimaan peserta didik baru dan masa pengenalan peserta didik
3. Jadwal kegiatan penilaian tengah semester, akhir semester dan prakira UN
4. Jadwal libur semester 1, semester 2, dan jadwal libur peringatan hari besar.
Alokasi waku minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya adalah
sebagai berikut 13:
9
https://gurugeografi.id/2018/09/pengertian-contoh-kalender-akademik.html?m=1
10
Ibid
11
http://www.al-maududy.com/2018/07/petunjuk-pembuatan-kalender-pendidikan.html?m=1
12
https://gurugeografi.id, Loc.cit.
13
http://www.al-maududy.com, Loc.cit.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


iii

1. Minggu efektif belajar reguler, setiap tahun untuk kelas I-V untuk jenjang SD/MI,
dan kelas VII-VIII jenjang SMP/MTs dan kelas X-XI jenjang SMA/MA dengan
alokasi waktu minimal 36 minggu. Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif
pada setiap satuan pendidikan.
2. Minggu efektif semester ganjil, tahun terakhir setiap satuan pendidikan bagi kelas
VI, IX dan XII dengan alokasi waktu minimal 18 minggu. Digunakan untuk
pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan.
3. Minggu efektif semester genap, tahun terakhir setiap satuan pendidikan bagi kels VI,
IX dan XII dengan alokasi waktu minimal 14 minggu. Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan.
4. Jeda tengah semester dengan alokasi maksimal 2 minggu dengan rincian satu
minggu setiap semester.
5. Jeda antar semester dengan alokasi waktu maksimal 2 minggu pada antara semester I
dan II.
6. Libur akhir tahun pelajaran dengan alokasi waktu maksimal 3 minggu, digunakan
untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
7. Hari libur keagamaan dengan alokasi waktu maksimal 4 minggu per tahun. Daerah
khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri
tanppa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
8. Hari libur umum/nasional dengan alokasi waktu maksimal 2 minggu pertahun,
disesuaikan dengan peraturan pemerintah.

C. Prosedur dan Langkah Penyusunan Kalender Sekolah


Langkah-langkah menyusun kalender akademik (pendidikan) adalah sebagai
berikut14 :
1. Melihat kalender pendidikan nasional yang telah dikeluarkan oleh pemeritah
(Kemendiknas/Kemenag) sebagai acuan untuk menentukan kalender pendidikan
masing-masing satuan pendidikan.
2. Menentukan minggu efektif, libur tengah semester, libur antar semester, serta libur
akhir tahun dengan acuan jumlah yang telah ditetapkan.
3. Menyesuaikan kalender dengan keadaan hari-hari libur umum maupun agama.

14
http://pendyrafadigital.blogspot.com/2016/11/makalah-prota-prosem-dan-kalender.html?m=1

Perencanaan Pembelajaran- 2019


iv

4. Menentukan periode efektif pembelajaran dengan mempertimbangkan hari-hari


yang akan tersita untuk kegiatan-kegiatan pengembangan diri, baik ekstrakulikuler
maupun bimbingan dan konseling terpadu.
5. Menentukan bobot dan alokasi hari-hari pembelajaran efektif setelah disesuaikan
dengan hari efektif fakultatif (misal : hari-hari pembelajaran di bulan Ramadhan)
serta hari libur fakutatif (misal : hari libur awal puasa dan libur hari raya).
6. Merekap kalender selama satu tahun penuh atau dapat ditambah kalender
pendidikan per semester dan per bulan dengan rapi dan teliti oleh tim perumus
kalender pendidikan.

D. Pengertian Analisis Hari/Minggu Efektif


Pekan efektif adalah hitungan hari-hari efektif yang ada pada tahun pelajaran
berlangsung, untuk membantu kemajuan belajar peserta didik.15 Di samping modul perlu
dikembangkan program mingguan dan harian. Program ini merupakan program
penjabaran semester dan program modul. Melalui program ini dapat diketahui tujuan-
tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang, bagi setiap peserta didik, sehingga
dapat diketahui peserta didik yang mendapat kesulitan dalam setiap modul yang
dikerjakan dan peserta didik yang memiliki kecepatan belajar diatas rata-rata kelas. Bagi
peserta didik yang cepat bisa diberikan pengayaan, sedang bagi yang lambat dilakukan
pengulangan modul untuk mencapai tujuan yang belum dicapai dengan menggunakan
waktu cadangan
RPE (Rencana Pekan Efektif) merupakan hitungan hari mengajar, baik itu hari
efektif maupun hari libur.16 Semua dihitung dalam RPE sebagai perencanaan
pembelajaran. Pentingnya RPE sama seperti pentingnya jadwal pelajaran. Tanpa adanya
RPE maka pembelajaran tidak mungkin bisa terlaksana dan terselesaikan dengan baik.
Seseorang bisa mengetahui kapan hari libur dan kapan hari kerja dengan melihat
kalender atau penanggalan.

E. Prosedur dan Langkah Analisis Hari/Minggu Efektif


15
http://rizkiamaliahromadhona.blogspot.com/2018/01/pengertian-rincian-pekan-efektif.html?m=1
16
Ibid

Perencanaan Pembelajaran- 2019


v

Langkah-langkah dalam analisis hari/minggu efektif adalah sebagai berikut17:


1. Langkah awal dalam menghitung jumlah minggu efektif adalah perlu kita sediakan
kalender pendidikan, biasanya kalender pendidikan ini di keluarkan oleh dinas
pendidikan atau kantor kementerian agama setempat dimana kita satuan kerja kita
berada. Ini adalah awal pertama yang harus kita siapkan dalam menghitung minggu
efektif. Kalender itu merupakan pedoman baik untuk menyusun program
pembelajaran maupun program-program yang lainnya. Jadi dengan demikian perlu
kita siapkan kalender pendidikan yang terbaru yang di dapat dari pemerintah.
2. Langkah yang kedua ini, kita menghitung jumlah seluruh pekan dalam satu bulan.
Dimulai dari bulan Juli (karena awal tahun pelajaran) sampai bulan Desember
(karena akhir semester pertama atau ganjil). Kemudian kita hitung lagi jumlah
seluruh pekan dalam bulan Januari sampai dengan bulan Juni. Dan sekedar
tambahan semester kedua atau genap adalah dimulai bulan Januari sampai bulan
Juni tahun kalender berikutnya.
3. Selanjutnya kita menghitung dan membuat rekapitulasi jumlah hari libur dan tanggal
merah (hari minggu lewatkan saja) serta hari ketika ada kegiatan sekolah yang tidak
masuk kelas misalkan MOS, Pasca PAS (Penilaian Akhir Semester).
4. Langkah ini kita menghitung pekan yang tidak aktif, caranya jika dalam satu pekan
itu ada empat hari tidak masuk kelas maka dianggap tidak efektif. dan jika jumlah
hari dalam satu pekan itu berjumlah tiga hari atau kurang maka dianggap minggu
tidak efektif. Hitunglah perpekan kemudian rekap perbulan.
5. Setelah kita mendapatkan pekan tidak efektif selanjutnya kita menghitung jumlah
minggu efektif. Caranya adalah jumlah pekan dalam satu semester dari Juli sampai
dengan Desember dikurangi dengan Jumlah minggu tidak efektif yang sudah kita
hitung. Dan dengan hasil pengurangan tadi maka ditemukanlah jumlah minggu
efektif dalam satu semester.
6. Langkah yang terakhir adalah menghitung jumlah jam alokasi belajar yaitu dengan
mengalikan jumlah minggu efektif dengan jumlah jam pelajaran satu minggu dalam
satu kelas misalkan mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat JP (jam pelajaran)
dikalikan dengan jumlah pekan efektif yang dihitung tadi.

Berikut adalah contoh dari analisis hari/minggu efektif.

17
https://akhmadff.blogspot.com/2019/07/cara-menghitung-minggu-efektif.html

Perencanaan Pembelajaran- 2019


vi

JUMLAH
NAMA JUMLAH HARI
MINGGU
NO BULAN MINGGU KETERANGAN
EFEKTIF

Libur Kenaikan Kelas,


Hari Besar Idul Fitri, Hari
1 Juli 5 1
Pertama Masuk Sekolah

2 Agustus 4 4

3 September 4 4

4 Oktober 5 5

5 November 4 4

6 Desember 4 0 Penilaian Akhir Semester


& Porsenitas, Libur
Semester

Jumlah 26 18

1 Januari 5 5

2 Februari 4 4

3 Maret 4 2 UASBN, Ujian Sekolah

4 April 5 2 Ujian Nasional, UN


susulan

5 Mei 4 4

Penilaian Akhir Tahun,


Libur Kenaikan Kelas,
6 Juni 4 0
Hari Besar Idul Fitri,
Libur Idul Fitri

Jumlah 26 17

Perencanaan Pembelajaran- 2019


vii

Jumlah Jam Efektif Per Semester

Semester 1 (Ganjil)
a. Jumlah Minggu Efektif : 26 Minggu
b. Jumlah Jam Efektif KBM : 18 Minggu x 2 JP = 36 JP
c. Jumlah Jam Untuk Ulangan Harian + UAS = 8 JP
d. Cadangan = 0 JP
e. Jumlah Jam Efektif : 18 Minggu x 2 JP = 36 JP

Semester 2 (Genap)
a. Jumlah Minggu Efektif : 26 Minggu
b. Jumlah Jam Efektif KBM : 17 Minggu x 2 JP = 34 JP
c. Jumlah Jam Untuk Ulangan Harian + UAS = 8 JP
d. Cadangan = 0 JP
e. Jumlah Jam Efektif : 17 Minggu x 2 JP = 36 JP

F. Simulasi Penyusunan Kalender Sekolah


Seiring dengan pergantian tahun pelajaran, setiap satuan pendidikan perlu segera
mempersiapkan agenda kegiatan yang disusun dalam kalender pendidikan. Pedoman ini
disusun dengan mengacu pada Keputusan Mendiknas nomor 125/U/2002 tentang
Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Efektif di Sekolah, Permendikbud No. 61
Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah, Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 617 Tahun 2018,
Nomor 262 Tahun 2018, Nomor 16 Tahun 2018 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti
Bersama Tahun 2019, serta peraturan lain yang relevan. Beberapa kegiatan dalam
kalender pendidikan, dipandang perlu untuk dilaksanakan secara serempak, guna
mewujudkan kebersamaan dan kemaslahatan bagi banyak pihak. Kegiatan dimaksud
antara lain18:

N KEGIATAN TANGGAL
O

1 Hari pertama masuk sekolah semester 1 15 Juli 2019

18
https://www.amongguru.com/download-rincian-minggu-efektif-semester-1-tahun-pelajaran-2019-2020/

Perencanaan Pembelajaran- 2019


viii

2 Tanggal penetapan rapor semester 1 20 Desember 2019

3 Pembagian rapor semester 1 20/21 Desember 2019

4 Libur semester 1 22 Des 2019 – 5 Januari 2020

5 Hari pertama masuk sekolah semester 2 6 Januari 2020

6 Prakiraan libur awal Ramadan 1441 H.*) 23 – 25 April 2020

7 Libur Iedul Fitri 1441 H. 18 – 30 Mei 2020

8 Tanggal penetapan rapor semester 2 **) 19 Juni 2020

9 Pembagian rapor semester 2 19/20 Juni 2020

10 Libur akhir tahun pelajaran ***) 21 Juni – 12 Juli 2020

*) Kepastian libur awal Ramadan menyesuaikan dengan penetapan awal Ramadan 1441
H. Oleh pemerintah.
**) Khusus bagi peserta didik kelas terakhir, tanggal penetapan rapor semester 2 adalah
tanggal rapat penentuan kelulusan dari satuan pendidikan.
***) Libur akhir tahun pelajaran digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi
akhir dan awal tahun pelajaran.

Hal-hal lain seperti jeda tengah semester (pekan kreativitas), penilaian akhir
semester, penilaian akhir tahun, dan lain-lain disajikan dalam matriks kalender terlampir
sebagai jadwal prakiraan. Daerah atau satuan pendidikan dapat mengatur lebih lanjut
jadwal pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut pada kalender pendidikan daerah/satuan
pendidikan, sesuai dengan karakteristik dan kondisi masing-masing, dengan tetap
mengacu pada ketentuan yang berlaku. Jadwal ujian disajikan pula sebagai prakiraan
sementara, sambil menunggu kebijakan lebih lanjut dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tentang penyelenggaraan ujian nasional dan ujian sekolah. Daerah dan
satuan pendidikan diharapkan melengkapi kalender pendidikan dengan menjadwalkan
kegiatan lomba dan pembinaan prestasi/kreativitas yang merupakan agenda tahunan
nasional di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai program pada

Perencanaan Pembelajaran- 2019


ix

direktorat yang relevan. Jenis kegiatan tersebut pada masing-masing satuan pendidikan
di antaranya:
 Taman Kanak-kanak
Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi
 Sekolah Dasar (SD)
Olimpiade Sains Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Festival Lomba Seni
Siswa Nasional, Lomba Sekolah Sehat, Lomba Adiwiyata, Lomba Perpustakaan
Sekolah.
 Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Olimpiade Sains Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Festival Lomba Seni
Siswa Nasional, Festival/Olimpiade Literasi Sekolah, Gala siswa, Lomba Motivasi
Belajar Mandiri (SMP Terbuka), Lomba Sekolah Sehat, Lomba Adiwiyata, Lomba
Perpustakaan Sekolah.
 Sekolah Menengah Atas (SMA)
Olimpiade Sains Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Festival Lomba Seni
Siswa Nasional, National School Debating Championship, Lomba Debat Bahasa
Indonesia, Lomba Sekolah Sehat, Lomba Adiwiyata, Lomba Tata Upacara Bendera,
Festival Literasi Sekolah, Lomba Perpustakaan Sekolah, Gelar Aksi Karakter Siswa
Indonesia (Galaksi).
 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Festival Lomba Seni Siswa Nasional, Lomba
Sekolah Sehat, Lomba Adiwiyata, Lomba Kompetensi Siswa, Ekspo Pendidikan dan
Teknologi (Epitech).
 Sekolah Luar Biasa (SLB)
Festival Lomba Seni Siswa Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Lomba
Keterampilan Siswa Berkebutuhan Khusus (LKSBK), Festival ABK Berseri, Lomba
Literasi.
 Lomba Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pemilihan Pendidik/Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi, Olimpiade
Guru Nasional (OGN), Lomba Inovasi Pembelajaran (Inobel), SD, SMP, SMA, SMK,
dan SLB.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


x

G. Penyusunan Analisis Hari/Minggu Efektif


Format rincian minggu efektif pada dasarnya terdiri dari tiga bagian, yaitu identitas
mata pelajaran, perhitungan alokasi waktu, dan distribusi alokasi waktu.19
a. Identitas Mata Pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi komponen berikut.
 Satuan Pendidikan
 Mata Pelajaran
 Kelas/Program
 Semester
 Tahun Pelajaran
b. Perhitungan Alokasi Waktu
Di dalam melakukan perhitungan alokasi waktu, maka perlu diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut.
 Jumlah Bulan Dalam Tiap Semester
Jumlah bulan dalam tiap semester selalu tetap, yaitu enam bulan per semester.
Semester Ganjil dimulai dari bulan Juli sampai dengan Desember, sedangkan
semester Genap dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni.
 Jumlah Minggu Dalam Setiap Bulan
Jumlah pekan dalam setiap bulan disesuaikan dengan kalender resmi dari
pemerintah. misalnya bulan Januari tahun 2017 terdiri dari lima minggu, bulan
Februari tahun 2017 terdiri dari empat minggu, dan seterusnya.
 Jumlah Minggu Dalam Tiap Semester
Jumlah minggu dalam tiap semester ditentukan oleh total seluruh minggu tiap
bulan pada satu semester.
 Jumlah Minggu Tidak Efektif Dalam Tiap Semester
Jumlah minggu tidak efektif dalam tiap semester dihitung dengan
memperhatikan, beberapa kegiatan sesuai yang ditetapkan dalam kalender
pendidikan.
Misalnya, libur awal semester, libur ujian nasional, libur awal puasa, libur awal
puasa, libur hari raya idul fitri, dan seterusnya.
 Jumlah Minggu Efektif Dalam Tiap Semester
19
Ibid

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xi

Jumlah minggu efektif dalam tiap semester dihitung berdasarkan rumus berikut.

Jumlah Minggu Efektif =


(Jumlah Minggu Per Semester – Jumlah Minggu Tidak Efektif)

Jam pelajaran (JP) tiap minggu sudah diatur sesuai kurikulum yang berlaku,
misalnya jam pelajaran IPA per minggu untuk kelas IX SMP = 5 JP, jam
pelajaran IPS untuk kelas VII SMP = 4 JP, dan seterusnya.
 Jumlah Jam Pelajaran Efektif
Jumlah jam pelajaran efektif (JP Efektif) dihitung berdasarkan rumus berikut.

JP Efektif = Jumlah Minggu Efektif x Jumlah JP Per Minggu

c. Distribusi Alokasi Waktu


Distribusi alokasi waktu berisi rencana pembagian waktu (alokasi waktu) dalam
pembelajaran tiap kompetensi dasar yang akan disusun dalam Rencana
Pelaksanaan Pelajaran (RPP). Misalnya sebuah Kompetensi Dasar membutuhkan 5
jam pembelajaran, maka alokasi waktunya adalah 5 JP dengan dua kali pertemuan
dalam satu minggu.
Berikut ini adalah contoh format Rincian Minggu Efektif.

RINCIAN MINGGU EFEKTIF


Satuan Pendidikan : ……………………….
Mata Pelajaran : ……………………….
Kelas/Program : ……………………….
Semester : ……………………….
Tahun Pelajaran : ……………………….

A. Perhitungan Alokasi Waktu


Jumlah Minggu dalam Satu Semester
N NAMA BULAN JUMLAH MINGGU
O

1 … …

2 … …

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xii

3 … …

4 … …

5 … …

6 … …

Jumlah

Jumlah Minggu Tidak Efektif

N NAMA KEGIATAN JUMLAH MINGGU


O

1 … …

2 … …

3 … …

4 … …

5 … …

6 … …

Jumlah

Perhitungan Jumlah Minggu Efektif


 Jumlah Minggu Efektif = Jumlah Minggu Dalam Semester – Jumlah Minggu
Tidak Efektif
Jumlah Minggu Efektif = ….. minggu – ….. minggu
Jumlah Minggu Efektif = ….. minggu
 Jumlah Jam Efektif
Jumlah jam efektif = Jumlah Minggu Efektif x JP per minggu
Jumlah jam efektif = ….. x …. JP

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xiii

Jumlah jam efektif = …. JP

B. Distribusi Alokasi Waktu

N KOMPETENSI DASAR ALOKASI WAKTU


O

1 … … JP

2 … … JP

3 … … JP

4 … … JP

Jumlah Jam Pelajaran … JP

…………………………, ………… 20 ……

Mengetahui,
Kepala Sekolah/Madrasah Guru Kelas/Mata Pelajaran,

.
NIP ……………………… NIP………………………

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xiv

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kalender akademik (pendidikan) adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar dan hari libur.
Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam seminggu dan
struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah, analisis berapa
minggu efektif dalam satu semester, seperti yang telah ditetapkan dalam gambar
alokasi waktu efektif dan melalui analisis tersebut kita dapat menentukan berapa
minggu waktu yang tersedia untuk pelaksanaan proses pembelajaran

B. Saran
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan disebabkan karena keterbatasan poengetahuan kami, untuk itu saran,
masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk dijadikan pedoman
dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan makalah ini dan mungkin untuk
pembuatan tugas sejenis dimasa yang akan datang.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xv

DAFTAR PUSTAKA

https://akhmadff.blogspot.com/2019/07/cara-menghitung-minggu-efektif.html
https://gurugeografi.id/2018/09/pengertian-contoh-kalender-akademik.html?m=1
http://pendyrafadigital.blogspot.com/2016/11/makalah-prota-prosem-dan-kalender.html?m=1
http://rizkiamaliahromadhona.blogspot.com/2018/01/pengertian-rincian-pekan-efektif.html?
m=1
https://www.academia.edu18743425/pengertian_kalender_pendidikan
http://www.al-maududy.com/2018/07/petunjuk-pembuatan-kalender-pendidikan.html?m=1
https://www.amongguru.com/download-rincian-minggu-efektif-semester-1-tahun-pelajaran-
2019-2020/

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xvi

MAKALAH KEL 5

MAKALAH
ANALISIS SKL, KI, KD, IPK DAN SILABUS
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam
Dosen Pengampu:
Indra Prayoga, S.Pd.

Disusun Oleh:
Eli Siti Nuriah 2018110029
Rizki Dhafin Somantri 2018110070
Siti Ummu Kulsum 2018110007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xvii

SEMESTER III
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL-JAWAMI
BANDUNG
Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
Rahmat dan Ridho-Nya Kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Analisis SKL, KI, KD, IPK dan Silabus”. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta
tabi’it tabi’innya dan kepada kita selaku ummatnya yang Insya Allah selalu tunduk dan patuh
terhadap ajarannya, Amiin.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Perencannan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang
saya susun ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memerlukan masukkan dari rekan–
rekan sekalian untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga Makalah kami ini sekiranya dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi
kami sebagai penyusun dan umumnya bisa bermanfaat bagi kita semua di masa yang akan
datang. Amiin

Bandung, 6 Juni 2019

Penyusun

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xviii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan Masalah..........................................................................................
BAB II PEMBAHASA...........................................................................................
A. Pengertian SKL, dan Dimensi Kompetensi Kurtilas..............................
B. Pengertian KI, KD, IPK, dan Silabus.......................................................
C. Peraturan Menteri Tentang SKL, KI, KD, dan Silabus.........................
D. Keterkaitan antara SKL, KI, KD, dan Silabus.......................................
E. Pengembangan Indikator .........................................................................
F. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Meteri Pembelajaran. . .
G. Penggunaan Dokumen Kerja Operasional..............................................
H. Langkah Analisis Kompetensi dan Pengembangan Idikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)......................................................................................
I. Membuat Analisis Keterkaitan SKL, KI, KD dan IPK..........................
J. Menyusun Silabus......................................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................
A. Simpulan.....................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan akan
diperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam pembentukan kepribadian, baik melalui
bimbingan dan pengarahan dari orang tua dan guru. Sekolah merupakan lembaga pendidikan
formal yang didalamnya terjadi proses pembelajaran antara guru dan siswa.
Menurut Sutikno (2013:31) pembelajaran yaitu segala upaya yang dilakukan oleh guru
(pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran,
ada kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk
mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran,
menyampaikan materi pelajaran, dan mengelola pembelajaran.
Pembelajaran saat ini berpedoman pada kurikulum 2013 dan KTSP. Kurikulum 2013
merupakan langkah lanjutan pemerintah dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Aspek yang disempurnakan dalam Kurikulum 2013 adalah standar
kompetensi lulusan (SKL), kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), selanjutnya akan
dijelaskan mengenai keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.
Pengembangan kompetensi guru dalam mendesain pembelajaran adalah
cerminan upaya pengembangan profesi guru. Guru yang profesional akan membantu siswa
mencapai potensi yang optimal. Tuntutan profesional tersebut telah diamanahkan oleh
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sebagai berikut:
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah jalur pendidikan formal”.
Tuntutan profesional tersebut sebagai penghargaan bahwa pekerjaan guru
adalah pekerjaan profesional. Hal itu juga ditegaskan juga oleh Undang-Undang
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa:

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xx

“profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.”
Pemenuhan standar itu adalah kemampuan mengakomodasi kebutuhan
belajar dari siswa yang diasuh. Guru yang profesional mampu memberikan
yang terbaik bagi peserta didiknya sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Melihat semua hal yang melatar belakangi pembahasan ini, penulis menarik beberapa
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian SKL, dan Dimensi Kompetensi Kurtilas?
2. Apa pengertian KI, KD, IPK, dan silabus?
3. Bagaimana peraturan menteri tentang SKL, KI, KD, dan silabus?
4. Baimana keterkaitan antara SKL, KI, KD, dan Silabus?
5. Bagamana pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan meteri
pembelajaran?
6. Bagaimana penggunaan Dokumen Kerja Operasional?
7. Bagimana langkah analisis kompetensi dan pengembangan Idikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)
8. Bagaimana menganalisi keterkaitan SKL, KI, KD dan IPK?
9. Bagimana menyusun Silabus?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisa n ini adalah untuk mengetahui berbagi hal sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana peraturan menteri tentang SKL, KI dan KD.
2. Untuk mengetahui cara-cara mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi
dalam mata pelajaran.
3. Untuk mengetahui langkah mengananlisis kompetensi dan pengembangan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK).
4. Untuk mengetahui langkah menganalisis keterkaitan antara SKl, KI, KD dan IPK.
5. Untuk mengetahui cara-cara menyusun silabus.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertia SKL & Dimensi Kompetensi Kurtilas
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang
akan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan
Permendikbud RI Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah elemen-elemen yang harus dicapai dapat dilihat dalam tabel berikut
ini :

DOMAIN Elemen SD SMP SMA-SMK

Menerima + menjalankan + menghargai +


Proses
menghayati + mengamalkan

Beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin,


Individu tanggung jawab, peduli, santun), rasa ingin

SIKAP tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal

Toleransi, gotong royong, kerjasama, dan


Sosial
musyawarah

Pola hidup sehat, ramah lingkungan,


Alam
patriotik, dan cinta perdamaian

Mengetahui + memahami + menerapkan +


Proses
menganalisis + mengevaluasi

PENGETAHUAN Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan


Objek
budaya

Subyek Manusia, bangsa, negara, tanah air, dan

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxii

DOMAIN Elemen SD SMP SMA-SMK

dunia

Mengamati+menanya+mencoba+mengolah +
Proses
menyaji + menalar + mencipta

KETERAMPILA Membaca, menulis, menghitung,


Abstrak
N menggambar, mengarang

Menggunakan, mengurai, merangkai,


Konkret
memodifikasi, membuat, mencipta

Cakupan Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini :

DOMAIN SD SMP SMA-SMK

Menerima+menjalankan + menghargai + menghayati +


mengamalkan

Pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan


SIKAP
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya

Mengetahui+memahami+menerapkan+ menganalisis +
mengevaluasi

PENGETAHUAN Pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,


seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban

Mengamati+menanya+mencoba+mengolah+ menyaji +
menalar + mencipta
KETERAMPILAN
Pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif
dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret

1. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap Dari tabel di atas, cakupan kompetensi


lulusan secara holistik dirumuskan sebagai berikut:

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxiii

Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam
sekitar, serta dunia dan peradabannya. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui
proses: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

2. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan


Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
3. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan
Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui
proses: mengamati, menanya, mencoba, dan mengolah, menalar, mencipta, menyajikan
dan mengkomunikasikan.

Perumusan kompetensi lulusan antar satuan pendidikan mempertimbangkan gradasi


setiap tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut:

a. Perkembangan psikologis anak,


b. Lingkup dan kedalaman materi,
c. Kesinambungan, dan
d. Fungsi satuan pendidikan.
Dengan cakupan kompetensi lulusan di atas, Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
SD/MI/SDLB/Paket A diharapkan menjadi manusia yang memiliki sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, sebagai berikut:
DIMENSI KOMPETENSI LULUSAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri,
SIKAP dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam di
sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain.
PENGETAHUAN Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan,

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxiv

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait


fenomena dan kejadian di lingkungan rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan
KETERAMPILAN
konkret sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya.
B. Pengertian KI, KD, IPK dan Silabus
1. KI (Kompetensi Inti)
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi
utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat
untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi
vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas
atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang diatasnya sehingga memenuhi prinsip belajar
yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari
siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu
mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda
dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan
dengan sikap keagamaan (KI-1), sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan penerapan
pengetahuan (KI-4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan
harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung
(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (KI-3)
dan penerapan pengetahuan (KI-4).

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxv

2. Kompetesi Dasar (KD)


Kompetensi Dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam
suatu pelajaran. Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK peserta didik yang
cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK peserta didik. Kurikulum 2013:
Istilah SK-KD ini akan digantikan menjadi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi
yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada Kompetensi
Inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran.
3. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Idikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, proses yang menggambarkan
ketercapaian suatu Kompetensi Dasar (KD). Indikator dirumuskan dengan mengguakan
Kata Kerja Operasional (KKO) yang dapat diukur, misalnya : megidentifikasi,
menghitung, membedakan, menceritakan, menyimpulkan, mempraktekkan,
mendeskripsikan, dan mendemonstrasikan.
Indikator merupakan penanda pencapaian Kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan prilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara khusus..
IPK pada Kurikulum 2013 untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan
dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat
diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4. IPK untuk KD yang
diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat
diamati dan terukur.
4. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran
atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Kunandar, 2011: 244).
Sedangkan silabus menurut Yulaelawati adalah seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis, memuat tentang

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxvi

komponen-komponen yang saling berkaitan dalam mencapai penguasaan kompetensi


dasar.
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi
untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Trianto, 2010:96).
C. Peraturan menteri tentang SKL, KI, & KD
1. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah yang digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar
isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan. Dengan diberlakukanya    Peraturan Menteri ini, maka Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
2. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah  yang memuat tentang  Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai
dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kompetensi Inti meliputi sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Ruang lingkup materi yang
spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi
dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
3. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah yang merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi
lulusan. Dengan diberlakukanya    Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
4. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang
merupakan kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar
dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxvii

menengah. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun
2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
D. Keterkaitan antara SKL, KI, KD dan Silabus
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan muara utama pencapaian yang dituju
dari semua mata pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan Kompetensi Inti (KI)
merupakan pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat
kompetensi tertntu. Penjabaran kompetensi Inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam
rumusann kompetensi Dasar (KD).
Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) melalui proses pembelajaran dan penilaian diilustrasikan dalam skema gambar
berikut:

1. Kompetensi Inti (KI-3 dan KI-4) memberikan arah tingkat kompetensi pengetahuan
dan keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik.
2. Kompetensi Dasar dari KI-3 adalah dasar pengembangan materi pembelajaran,
sedangkan kompetensi dasar dari KI-4 mengarahkan keterampilan dan pengalaman
belajar yang perlu dilakukan peserta didik. Dari sinilah pendidik dapat
mengembangkan proses belajar dan cara penilaian yang diperlukan melalui
pembelajaran langsung.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxviii

3. Dari proses belajar dan pengalaman belajar, peserta didik akan memperoleh
pembelajaran tidak langsung berupa pengembangan sikap sosial dan spiritual yang
relevan dengan berpedoman pada kompetensi dasar dari KI-2 dan KI-1.

4. Rangkaian dari KI-KD sampai dengan penilaian tertuang dalam silabus, kecuali untuk
tujuan pembelajaran, tidak diwajibkan dicantumkan baik dalam RPP maupun dalam
Silabus.
E. Pengembangan Indikator Pencapaian
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: (1) tuntutan kompetensi
yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; (2) karakteristik mata
pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan (3) potensi dan kebutuhan peserta didik, dan
lingkungan sekolah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator,
yaitu: (1) indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator; dan (2) indikator
penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai
indikator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan
materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Kata kerja operasional pada IPK
pencapaian kompetensi aspek pengetahuan dapat mengacu pada ranah kognitif taksonomi
Bloom, aspek sikap dapat mengacu pada ranah afektif taksonomi Bloom, aspek keterampilan
dapat mengacu pada ranah psikomotor taksonomi Bloom.
Fungsi Indikator yaitu sebagai berikut:
1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang
dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam
pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
2. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxix

Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai
secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan
indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan
pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut
kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran
dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi
discovery-inquiry.
3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi
peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga
dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi
hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan
jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator
penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan
tuntutan SK dan KD.

F. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Materi Pembelajaran


Pengembangan indikator dan materi pembelajaran merupakan merupakan dua
kemampuan yang harus dikuasai seorang guru sebelum mengembangkan RPP dan
melaksanakan pembelajaran. Pemahaman guru terhadap keterkaitan SKL, KI dan KD dapat
merumuskan indikator pencapaian kompetensi pengetahuan terkait dengan dimensi
pengetahuan dan dimensi proses kognitif serta indikator keterampilan berkaitan tidak hanya
keterampilan bertindak tetapi juga keterampilan berfikir yang juga dikatakan sebagai
keterampilan konkret dan abstrak.
Contohnya pendidikan matematika dapat diartikan sebagai proses perubahan baik sikap,
pengetahuan, dan keterampilan kearah kedewasaan sesuai dengan kebenaran logika. Ada
beberapa karakteristik matematika, antara lain :
1. Objek yang dipelajari abstrak
Sebagian besar yang dipelajari dalam matematika adalah angka atau bilangan yang
secara nyata tidak ada atau merupakan hasil pemikiran otak manusia.
2. Kebenaranya berdasarkan logika

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxx

Kebenaran dalam matematika adalah kebenaran secara logika bukan empiris. Artinya
kebenarannya tidak dapat dibuktikan melalui eksperimen seperti dalam ilmu fisika
atau biologi. Contohnya nilai tidak dapat dibuktikan dengan kalkulator, tetapi secara
logika ada jawabannya sehingga bilangan tersebut dinamakan bilangan imajiner
(khayal).
3. Pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu
Pemberian atau penyajian materi matematika disesuaikan dengan tingkatan
pendidikan dan dilakukan secara terus-menerus. Artinya dalam mempelajari
matematika harus secara berulang melalui latihan- latihan soal.
4. Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya
Materi yang akan dipelajari harus memenuhi atau menguasai materi sebelumnya.
Contohnya ketika akan mempelajari tentang volume atau isi suatu bangun ruang
maka harus menguasai tentang materi luas dan keliling bidang datar.
5. Menggunakan bahasa simbol
Dalam matematika penyampaian materi menggunakan simbol-simbol yang telah
disepakati dan dipahami secara umum. Misalnya penjumlahan menggunakan simbol
“+” sehingga tidak terjadi dualisme jawaban.
6. Diaplikasikan di bidang ilmu lain
Materi matematika banyak digunakan atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain.
Misalnya materi fungsi digunakan dalam ilmu ekonomi untuk mempelajari fungsi
permintan dan fungsi penawaran.
Berdasarkan karakteristik tersebut maka matematika merupakan suatu ilmu yang penting
dalam kehidupan bahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini yang harus
ditekankan kepada peserta didik sebelum mempelajari matematika dan dipahami oleh guru.
G. Penggunaan Dokumen Kerja Operasional
1. Ranah kognitif, memiliki enam aspek antara lain: ingatan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
a. Ingatan, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: menyebutkan, menggambarkan, mendefinisikan, member ciri, menyusun
daftar, mengingat kembali, memproduksi.
b. Pemahaman, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: mengubah, menjelaskan, mengikhtisarkan, menyusun kembali,
menafsirkan, membedakan, memperkirakan, memperluas, menyimpulkan,
menganulir.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxxi

c. Penerapan, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: memperhitungkan, mendemonstrasikan, mengubah struktur,
mengembangkan, menerapkan, menggunakan, menemukan, menyiapkan,
memproduksi, menghubungkan, meramalkan, menangani.
d. Analisis, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: membedakan dan mendiskriminasikan, mendiagramkan, memilih,
memisahkan, membagi-bagikan, mengilustrasikan, mengklasifikasikan.
e. Sintesis, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: mengatagorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan,
mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun
kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan,
mengatur.
f. Evaluasi, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: menyimpulkan, mengkritik, mendukung, menerangkan,
mengikhtisarkan, membandingkan, mempertentangkan, membenarkan,
mendiskriminasikan, menghubungkan, meringkaskan.
2. Ranah Kognitif, memiliki lima aspek antara lain: penerimaan, memberi
respon, penilaian, pengorganisasian, dan karakteristik.
a. Penerimaan, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: bertanya, menggambarkan, mengikuti, memberi, menyelenggarakan,
mengidentifikasi, menempatkan, menanamkan, memilih, menggunakan.
b. Memberi Respon, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam
indikator RPP adalah: menjawab, menaati, menyetujui, membantu,
menceritakan, melaksanakan, mempersembahkan, menuliskan, menunjukkan.
c. Penilaian, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: menggambarkan, menerangkan, mengikuti, mengajak, bergabung,
memohon, melapor, bekerja.
d. Pengorganisasian, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam
indikator RPP adalah: mematuhi, mengatur, menggabungkan,
mempertahankan, menggeneralisasikan, mengembangkan.
e. Karakteristik, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: mengorganisasikan, menyintesiskan, mempergunakan, mendengarkan,
melaksanakan, mempergunakan, mendengarkan, melaksanakan, mempraktekkan,

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxxii

memohon, menanyakan, merevisi, memecahkan masalah, menelaah kembali


kebenaran sesuatu.
3. Ranah Psikomotorik, memiliki lima aspek antara lain: peniruan, manipulasi,
ketetapan, artikulasi, dan pengalamiahan.
a. Peniruan, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: merakit, membersihkan, mengubah, membetulkan, mengencangkan,
mengikuti, memegang, memanipulasi, menepatkan, memukul.
b. Manipulasi, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: merakit, membangun, melapisi, mengebor, menguatkan, menggurinda,
memalu, memperbaiki, mengampelas, menggergaji.
c. Ketetapan, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: sama dengan manipulasi, tetapi dengan control yang lebih dan kesalahan
lebih sedikit.
d. Artikulasi, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: memeriksa skala, mengalami, mengidentifikasi, menempatkan,
memanipulasi, menjahit, menajamkan, membungkus, menulis.
e. Penalamiahan, kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator RPP
adalah: merakit, mendemonstrasikan, menampilkan, menjalankan, membangun,
mengarang.
H. Langkah Analisis Kompetensi dan Pengembanan IPK
Berikut ini langkah-langkah merumuskan indikator 
1. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan pada KD
a. Memahami Kata Kerja Operasional dalam Taxonomi Bloom.
b. KD yang akan diturunkan menjadi indikator.
c. Menentukan kata kerja dari Kompetensi Dasar sesuai dengan Taxonomi Bloom.
2. Menganalisis Indikator berdasarkan tingkat UKRK (Urgensi,Kontinuitas, Relevansi,
Keterpakaian) kompetensi pada KD.
a. UKRK dijadikan kiteria dalam memilih dan memilah ketepatan indikator kunci
atau indikator penunjang.
b. Kategorikan Indikator:
1) Indikator Kunci
 Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK.

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxxiii

 Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada


KD.
 Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD.
 Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus
teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
2) Indikator Pendukung atau indikator prasyarat
 Membantu peserta didik memahami indikator kunci.
 Kompetensi yang sebelumnya telah dikuasai siswa dikaitkan dengan
indikator kunci yang dipelajari.
3) Indikator Pengayaan
 Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi
dari standar minimal.
 Tidak harus selalu ada.
 Dirumuskan apabila siswa berpotensi memiliki kompetensi yang lebih
tinggi dan perlu peningkatan dari standar minimal.
Analisis kompetensi dan pengembangan IPK dapat dilakukan dengan langkah sebagai
berikut :
Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah kemampuan kognitif (berpikir) tingkat
tinggi yang dalam taksonomi tujuan pendidikan ranah kognitif terdiri atas kemampuan
analisis, evaluasi, dan mencipta. Setiap jenjang HOTS memiliki kemampuan yang berbeda
sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut
Higher Order Thinking Skills (HOTS) digunakan dalam rumusan kompetensi dalam SKL
dan Standar Isi. Di SMA, kompetensi yang tercantum dianalisis dan evaluasi sebagai
kemampuan minimal HOTS. Dalam RPP, guru dapat mengembangkan HOTS yang terdapat
pada setiap KD sampai tingkat tertinggi yaitu mencipta.
Langkah pertama pada pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (selanjutnya disebut RPP HOTS) adalah menganalisa
Kompetensi Dasar untuk menentukan target KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
kunci. Analisa KD ini dikaitkan dengan dimensi pengetahuan : faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif dan dimensi keterampilan. Langkah pertama ini sangat
menentukan dalam mempertimbangkan model pembelajaran apa yang akan diterapkan dalam
implementasi di kelas. Berikut contoh analisa KD pada mata pelajaran matematika SMP:
 Kata Kerja Operasional (KKO)

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxxiv

Dalam KD mengandung dua materi (konsep) yaitu perbandingan senilai dan berbalik
nilai yang diajarkan melalui tabel data, grafik dan persamaan. Kata kerja “membedakan”
memiliki arti menyatakan ada bedanya (tak sama) antara perbandingan senilai dan
berbalik nilai melalui (1) tabel data, (2) grafik dan (3) persamaan. Peserta didik akan
mampu membedakan dua konsep perbandingan ini, apabila mereka secara berturut-turut
mampu: mengenali fakta dua perbandingan, memberikan contoh, menentukan hubungan
dua perbandingan, membanding-bandingkan, serta membedakan dua perbandingan
melalui tabel data, grafik serta persamaan. Target kompetensi dasar yang harus dikuasai
oleh peserta didik pada KD ini adalah sebagai berikut:
 Target Kompetensi Dasar (KD)
Kemudian kata kerja operasional pada target KD pengetahuan dirujuk pada tabel kata
kerja operasional (kko) Taksonomi Bloom, mencari padanan kata kerja yang identik
maknanya yaitu pada kko di C5 (mengevaluasi) sebagai target KD, secara hirarkis kata
kerja diturunkan ke C4 dengan padanan KKO: menentukan hubungan, C3 dengan
padanan Kata Kerja Operasional (KKO) menyusun/menggambar.
 Bloom
Analisa selanjutnya menghasilkan kata kerja operasional pada Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) dimulai dari yang paling rendah yaitu menjelaskan, memberikan
contoh (IPK penunjang) kemudian sebagai IPK kunci: menyusun perbandingan melalui
tabel, grafik dan persamaan, menentukan hubungan, diakhiri dengan membedakan dua
perbandingan. Sedangkan IPK untuk KD keterampilan adalah peserta didik dapat
menyelesaikan permasalahan perbandingan senilai dan berbalik nilai.
I. Membuat Analisis Keterkaitan SKL, KI, KD, dan IPK

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxxv

Stanadar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kriteria mengenai kualifikasi


kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar
kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan. Secara spesifik, fungsi Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) untuk masing-masing satuan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan meletakkan
dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
3. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai berikut:
a. Standar kompetensi lulusan (SKL) satuan pendidikan

b. Standar kompetensi lulusan (SKL) kelompok mata pelajaran

c. Standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran


J. Menyusun Silabus

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxxvi

Guru dan rencana pembelajaran adalah bagaikan dua orang sahabat yang selalu bersama
yang tidak terpisahkan. Guru yang sudah baik cara mengajarnya akan semakin baik dalam
mengajar jika ditangan dan pikirannya sudah tertera peta yang berbentuk tulisan Silabus.
Secara umum proses penyusunan silabus terdiri atas delapan langkah utama sebagai berikut:
1. Mengisi Kolom Identitas Mata Pelajaran
Pada bagian ini perlu dituliskan dengan jelas nama sekolah, mata pelajaran, ditujukan
untuk kelas berapa, pada semester mana, dan alokasi waktu yang dibutuhkan. Perlu
juga dituliskan standar kompetensi mata pelajaran yang akan dicapai.
2. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi pada dasarnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa
yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran
tertentu. Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini berlaku secara nasional,
ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Para pengembang
silabus perlu mengkaji secara teliti standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi;
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
3. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Materi pokok/pembelajaran ini merupakan pokok-pokok materi pembelajaran yang
harus dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator. Jenis materi
pokok bisa berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, atau keterampilan. Materi pokok
dalam silabus biasanya dirumuskan dalam bentuk kata benda atau kata kerja yang
dibendakan. Untuk mengidentifikasi m-teri pokok/pembelajaran yang menunjang
pencapaian kompetensi dasar dila-kukan dengan mempertimbangkan:
a. Potensi peserta didik;
b. Relevansi dengan karakteristik daerah,
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik;

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxxvii

d. Kebermanfaatan bagi peserta didik;


e. Struktur keilmuan;
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
h. Alokasi waktu.
4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk/pola umum kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini dapat
berupa kegiatan tatap muka maupun bukan tatap muka. Kegiatan tatap muka, berupa
kegiatan pembelajaran dalam bentuk interaksi langsung antara guru dengan siswa
(ceramah, tanya jawab, diskusi, kuis, tes). Kegiatan non tatap muka, berupa kegiatan
pembelajaran yang bukan interaksi langsung guru-siswa (mendemonstrasikan,
mempraktikkan, mengukur, mensimulasikan, mengadakan eksperimen,
mengaplikasikan, menganalisis, menemukan, mengamati, meneliti, menelaah),
kegiatan pembelajaran kontekstual, dan kegiatan pembelajaran kecakapan hidup.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar baik di dalam maupun di luar
kelas. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.
5. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxxviii

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh


perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai
dasar untuk menyusun alat penilaian.
6. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian, yaitu:
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk
menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis
untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan siswa.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik
yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada
proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil
melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
7. Menentukan Alokasi Waktu

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xxxix

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan,
dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam
silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Silabus mata pelajaran disusun
berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama
penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus
memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi
waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester
menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur
kurikulum.
8. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan (Buku Ajar), objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber,
serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan
pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Untuk lebih jelasnya,
silahkan baca juga, buku yang berhubungan dengan Silabus

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan dengan dimensi
kompetensi kurtilas yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi Inti
yaitu penggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Sedangkan
Idikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, proses yang menggambarkan ketercapaian
suatu Kompetensi Dasar (KD).

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xl

Silabus menurut Yulaelawati adalah seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan


pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis, memuat tentang komponen-
komponen yang saling berkaitan dalam mencapai penguasaan kompetensi dasar. Sedangkan
Peraturan menteri tentang SKL, KI, dan KD terdapat di Permendikbud No. 20 Tahun 2016
Keterkaitan antara SKL, KI, dan KD yaitu SKL merupakan sumber utama pencapaian
yang dituju. Sedangkan KI merupakan pijakan pertama pencapaian pada tingkat kompetensi
tertentu. Dan penjabaran KI untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan KD. Langkah-
langkah merumuskan indikator  yaitu menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan pada
KD dan Menganalisis Indikator berdasarkan tingkat UKRK (Urgensi,Kontinuitas, Relevansi,
Keterpakaian) kompetensi pada KD.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: (1) tuntutan kompetensi
melalui KKO yang digunakan dalam KD; (2) karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan
sekolah; dan (3) potensi dan kebutuhan peserta didik, dan lingkungan sekolah.
Pengembangan indikator dan materi pembelajaran merupakan merupakan dua kemampuan
yang harus dikuasai seorang guru sebelum mengembangkan RPP dan melaksanakan
pembelajaran. Indikator dirumuskan dengan mengguakan Kata Kerja Operasional (KKO)
operasional yang dalam teori Bloom yaitu mencakup ranah apektif, kognitif, dan
psikomotorik.

B. Saran
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
disebabkan karena keterbatasan pengetahuan kami, untuk itu saran, masukan dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk dijadikan pedoman dalam rangka perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini dan mungkin untuk pembuatan tugas sejenis dimasa yang akan
datang.

DAFTAR PUSTAKA

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/15/pengembangan-indikator-dalam-ktsp/
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2016/07/14/permendikbud-no-20-21-22-dan-23-
tahun-2016/
http://sakura-ilmi.blogspot.com/2015/01/pengertian-dan-hakikat-standar-isi.html
https://www.amongguru.com/keterkaitan-skl-ki-kd-dan-silabus-dalam-kurikulum-2013/

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xli

https://www.ekaikhsanudin.net/2014/06/standar-kompetensi-lulusan-
kurikulum.html#ixzz63QNCHc3h
https://www.matematrick.com/2016/09/keterkaitan-antara-skl-ki-kd.html
https://www.silabus.web.id/indikator-pencapaian-kompetensi-ipk/
https://www.silabus.web.id/teori-silabus-dan-rpp/

MAKALAH KEL 6

MAKALAH

ANALISIS MATERI DALAM BUKU TEKS PELAJARAN

Perencanaan Pembelajaran- 2019


xlii

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Indra Prayoga, S.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 6

Erna Sabrina (2018110030)

Sahrul (2018110072)

Syilfa Siti Nabiila (2018110083)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL-JAWAMI

BANDUNG

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Perencanaan Pembelajaran- 2019


i

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah Swt Tuhan semesta alam yang telah
memberikan nikmat yang tak terhingga, sehinga penulis mampu menyelesaikan makalah ini
dengan benar. Tak lupa shalawat serta salam penulis tujukan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya dari jaman jahiliah menuju jaman ilmiah .
Terima kasih pula kepada orang-orang yang selalu mendukung dan memberikan motivasi
bagi penulis dalam menyelsaikan tugas ini dengan baik .Penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun.

Bandung, 20 Oktober 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1

Perencanaan Pembelajaran- 2019


ii

BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Buku Teks Pelajaran.........................................................................................................2
2.2 Pengembangan Materi Pembelajaran...............................................................................2
2.3 Analisis Materi Pelajaran (AMP).....................................................................................3
2.4......... Keterkaitan Antara Sumber Belajar dan Teknologi Pembelajaran /Teknologi
Pendidikan.....................................................................................................................5
2.5 Analisis Materi Dalam Buku Teks Pembelajaran............................................................6
2.6 Menentukan Formal Analisis.........................................................................................15
BAB III PENUTUP 17
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17
3.2 Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18

Perencanaan Pembelajaran- 2019


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan
manusia yang dinamis. Karena itu, perubahan dalam bidang pendidikan
adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Misi dunia pendidikan adalah melahirkan generasi-
generasi penerus yang memiliki intelektualitas tinggi serta menciptakan
peradaban yang berkarakter kuat. Hasil ini tertuang dalam bunyi pasal 3
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Namun untuk penyelenggaraan pendidikan dalam mencapai
tujuan tersebut diperlukan kurikulum. Menurut Nasution (2008, hlm. 5)
“Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan
proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan beserta stafnya”. Kurikulum dijadikan
pedoman untuk terlaksananya proses pembelajaran yang terarah,
sistematis, dimana di dalam kurikulum tersebut terdapat komponen-
komponen yang mempengaruhi penulisan buku teks buku teks. Menurut
Safdar (dalam International Journal of Academy Research, 2011, hlm.
45) bahwa “buku teks adalah dasar dan pelengkap pembelajaran guru
dalam proses belajar mengajar. Buku teks menjadi dasar dan pendukung
pada aktivitas pembelajaran di kelas”. Dengan begitu buku yang
digunakan baik untuk peserta didik maupun guru harus jelas baik itu
berkaitan dengan informasi, konsep dan mengembangkan kemampuan
sehingga dapat dipahami oleh peserta didik dalam menguasai
kompetensi tertentu dan menunjnag aktivitas pembelajaran di kelas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan buku teks pelajaran dalam
pembelajaran?
2. Bagaimana pengembangan materi pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan analisis materi pelajaran?
4. Apa keterkaitan antara sumber belajar dan teknologi pembelajaran?
5. Bagaimana menganalisis materi dalam buku teks pembelajaran?
6. Bagaimana menentukan formal analisis untuk buku teks pelajaran?
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Buku Teks Pelajaran
a) Pengertian Buku Teks Pelajaran
Buku teks merupakan buku panduan yang digunakan oleh peserta
didik maupun guru dalam pelakasanaan pembelajaran. Buku teks
yang digunakan merupakan buku yang bahasannya mudah dipahami,
mengaitkan pengalaman sehari-hari peserta didik sehingga dapat
lebih mudah dimengerti. Menurut Husnita dan Zulva (dalam jurnal
Pelangi, hlm. 150) “Buku Teks atau buku pelajaran merupakan buku
pegangan yang digunakan oleh guru dalam mengajar, selain itu buku
teks juga digunakan oleh siswa sebagai penunjang kegiatan
pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.”
Selain itu menurut Tarigan dan Tarigan (1986, hlm. 13) Buku teks
adalah buku pelajaran dalam bidang tertentu, yang merupakan buku
standar, yang disusun oleh para pakar. Dalam hal itu untuk maksud
dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana- sarana
pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh pemaikainya di
sekolah- sekolah maupun perguruan tinggi sehingga dapat
menunjang sesuatu program pengajaran.” Jadi dapat disimpulkan
bahwa buku teks merupakan buku panduan yang digunakan baik
untuk peserta didik maupun guru dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya buku teks mempermudah pengajaran dimana
melibatkan semua peserta didik didalam kelas. Peserta didik juga
lebih mudah dalam memahami dan menangkap materi yang
dijelaskan karena materi yang disampaikan tertera dengan jelas
didalam buku teks.

2.2 Pengembangan Materi Pembelajaran


Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung
pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari
Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan
dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis besar dapat
dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional materials)
adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta
didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari
keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai


dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai
oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan
pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya
indikator . Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk
membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan
pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar guru
dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut
memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi
pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun
prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan
tersebut.

2.3 Analisis Materi Pelajaran (AMP)


a) Pengertian Analisis Materi Pelajaran (AMP)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, analisis adalah penguraian
suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian
yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.Sedangkan menurut
Kesuma (2016:15) Analisis Materi Pelajaran (AMP) adalah
pencarian dan penentuan materi yang cocok yang menjamin sebuah
kompetensi dasar (KD) dicapai oleh peserta didik bersamaan dengan
kaitan-kaitannya: materi prasyarat dan materi.
Analisis materi pelajaran adalah kegiatan pemilihan materi esensial
dari keseluruhan materi suatu pelajaran yang merupakan materi
pelajaran minimal yang harus dikuasai dan dimiliki dalam proses
pelajarannya. Materi pelajaran yang esensial itu mencakup tentang
konsep kunci keilmuwan, tema-tema utama, dan nilai-nilai dasar
yang memiliki karakteristik Universal, Adaptif, Transferable,
Aplikatif, and Meaningful.
Seorang pendidik sebelum memberikan pembelajaran kepada
peserta didik harus membuat analisis materi pelajaran (AMP)
terlebih dahulu. Pembuatan analisis materi pelajaran (AMP) ini
dilakukan agar pendidik dapat mengetahui lebih dalam mengenai
materi yang akan diajarkannya kepada peserta didik. Apabila
pendidik tidak mengetahui secara rinci isi dari materi pelajaran maka
tidak mungkin ia dapat mengajar dengan baik. Seperti yang

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

dianalogikan oleh Kesuma bahwa pendidik sebagai pemandu wisata


yang harus tahu banyak dan mendalam mengenai berbagai objek
wisata di dalam sebuah daerah yang akan dikunjungi, materi
pelajaran adalah objek wisata terrsebut. Apabila pemandu wisata
tidak tahu objek-objek wisata yang akan akan dikunjunginya
bersama wisatawan maka dapat diprediksikan bahwa perjalanan
wisata itu akan kacau dan tanpa arah.
b) Prosedur Analisis Materi Pelajaran
Sebelum memberikan materi pembelajaran kepada peserta diidik,
terlebih dahulu perlu dilakukan analisis materi pelajaran. Adapun
hal-hal yang harus dilakukan dalam menganalisis materi pelajaran
adalah sebagai berikut:
 Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti
dan kompetensi dasar
 Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
 Memilih jenis materi yang sesuai dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar
 Berorientasi pada kebutuhan peserta didik
 Berorientasi pada perkembangan peserta didik
 Masalah absolescence yang mengangkut validitas dan signifikansi
isi kurikulum
 Materi harus konsisten
c) Unsur-unsur Analisis Materi Pelajaran
Unsur-unsur yang biasanya ditemui dalam analisis materi pelajaran
(AMP) adalah sebagai berikut :
 Mata Pelajaran
Mata pelajaran yaitu bidang-bidang keilmuan yang dipelajari oleh
peserta didik di sekolah yang terdapat di dalam kurikulum.
 Materi Pelajaran
Materi pelajaran adalah segala sesuatu yang diberikan kepada
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan
kemampuan dirinya baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun
sikap.
 Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi inti terdiri atas sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
 Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran
minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata
pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu
pada kompetensi inti.
 Materi Prasyarat
Materi prasyarat adalah materi yang harus atau sudah dikuasai oleh
peserta didik agar mempermudah peserta didik untuk memahami
dan menguasai materi inti.
 Submateri
Submateri adalah substansi dari materi pembelajaran yang akan
disampaikan.
 IPCK
IPCK adalah indikator prasyarat capaian kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta didik sebelum mempelajari materi baru.
 ICK
ICK adalah indikator capaian kompetensi dari materi inti yang harus
dicapai oleh peserta didik pada saat mengikuti kegiatan
pembelajaran
 Aspek Materi
(1) Kedalaman Materi
(2) Keluasan Materi
(3) Keterkaitan Materi
 Materi Lanjutan
Materi lanjutan adalah materi yang memiliki tingkatan lebih tinggi
dari materi inti dan dapat ditemukan pada Kompetensi Dasar (KD)
selanjutnya ataupun pada kelas berikutnya

2.4 Keterkaitan Antara Sumber Belajar dan Teknologi


Pembelajaran /Teknologi Pendidikan.
Belajar itu dapat terjadi di mana-mana, baik di sekolah, di rumah,
perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum, di warung internet, di
sebuah taman atau pendeknya di mana saja? Belajar sudah jelas, tidak
lagi hanya terbatas di lingkungan sekolah. Oleh karena belajar tidak
hanya terjadi di sekolah tetapi dapat terjadi di mana saja, maka dapat

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

pula dikemukakan bahwa sumber belajar itu tidak lagi terbatas pada
guru tetapi jauh lebih luas dari pada guru. Dengan kemajuan teknologi
pembelajaran/teknologi pendidikan yang begitu pesat saat ini dan juga
didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
maka Proses Belajar Mengajar (PBM) disekolah tidak hanya bersumber
pada guru saja tetapi sudah aneka sumber. Sumber belajar dapat
dirancang secara khusus untuk digunakan bagi kepentingan
pembelajaran (learning resources by design) tetapi sumber belajar dapat
juga sebagai sesuatu yang tinggal dimanfaatkan karena sudah tersedia di
lingkungan (learning resources by utilization). Kemudian, istilah belajar
dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara seseorang dengan
sumber belajar yang menghasilkan terjadinya perubahan tingkah laku.
Jadi belajar sangat terkait dengan sumber belajar apalagi dengan
teknologi pembelajaran/Teknologi pendidikan yang salah satu
definisinya (AECT,1994) menyatakan bahwa Teknologi Instruksional
adalah teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan,
memanfaatkan, mengelola, dan menilai proses-proses maupun sumber-
sumber belajar .Definisi ini menegaskan adanya lima domain (kawasan)
teknologi pembelajaran, yaitu kawasan desain, kawasan pengembangan,
kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan penilaian
baik untuk proses maupun sumber belajar.Teknologi pendidikan adalah
satu bidang/disiplin dalam memfasilitasi belajar manusia melalui
identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara
sistematis seluruh sumber belajar dan melalui pengelolaan proses
kesemuanya itu.

2.5 Analisis Materi Dalam Buku Teks Pembelajaran


a) Konsep
Materi pembelajaran adalah bagian dari isi rumusan Kompetensi
Dasar (KD), merupakan obyek dari pengalaman belajar yang
diinteraksikan di antara peserta didik dan lingkungannya untuk
mencapai kemampuan dasar berupa perubahan perilaku sebagai hasil
belajar dari mata pelajaran. Materi pembelajaransangat berpengaruh
pada tingkat keberhasilan ataupun ketercapaian siswa di dalam
belajar.
Indikator pencapaian kompetensi merupakan rumusan kemampuan
yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD). Tujuan
pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI pengetahuan dan

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

KD dari KI keterampilan dengan mengaitkan dimensi sikap yang


akan dikembangkan.
b) Deskripsi
Materi pembelajaran dikembangkan dari Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) sesuai dengan tuntutan KD dari KI-3
(Pengetahuan) dan KD dari KI-4 (Keterampilan), disesuaikan
dengan silabus. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks
pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan
lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar
yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler,
pengayaan, dan remedial (Permendikbud … ). Selain berdasarkan
IPK, pengembangan materi pembelajaran juga mempertimbangkan
hal-hal berikut.
1. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan.
2. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan
spiritual peserta didik.
3. Kebermanfaatan bagi peserta didik.
4. Struktur keilmuan.
5. Berbagai sumber belajar (referensi yang relevan dan termutakhir)
6. Alokasi waktu.
Pengembangan materi pembelajaran dapat berupa content
knowledge (isi pengetahuan) dan paedagogical knowledge (dimensi
pengetahuan).Kegiatan pengembangan materi pembelajaran
dilakukan untuk menghasilkan ruang lingkup materi
pembelajaran.Ruang lingkup materi mata pelajaran disusun dengan
tujuan untuk memberi pengalaman kongkret dan abstrak kepada
peserta pelatihan.
Salah satu pembelajaran Simulasi dan Komunikasi
Digitaldiarahkan untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam
menyajikan gagasan dan pengetahuan kongkret dan abstrak,
menyelesaikan permasalahan abstrak terkait, dan latihan berpikir
rasional, kritis dan kreatif.Ruang lingkup mata pelajaran Simulasi
dan Komunikasi Digital meliputi:
a. Komunikasi dalam jaringan (daring/online)
b. Kelas maya
c. Presentasi video

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

d. Presentasi video untuk branding dan marketing


e. Simulasi visual
f. Aplikasi pengolah simulasi visual tahap produksi dan
pascaproduksi
g. Buku digital.

1. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator pencapaian kompetensi (IPK) dimaksudkan menjadi
acuan penilaian mata pelajaran yang terdiri atas beberapa Kompetensi
Dasar (KD).Indikator pencapaian kompetensi merupakan tolok ukur
ketercapaian suatu KD.Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapatdiukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dapat didefinisikan bahwa indikator pencapaian kompetensi adalah:
A. Kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai
pemenuhan kompetensi dasar pada kompetensi inti 1 dan kompetensi
inti 2
B. Kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
disimpulkan sebagai pemenuhan kompetensi dasar pada kompetensi
inti 3 dan kompetensi inti 4.
Untuk merumuskan ipk dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut.
A. Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (kd dari ki-3)
dan perilaku keterampilan (kd dari ki-4) yang dapat diukur dan atau
diobservasi.
B. Perilaku sikap spiritual dari ki-1 dan sikap sosial dari ki-2 tidak
diturunkan ke dalam kd dan juga tidak memiliki indikator
pencapaian kompetensi pada rpp, tetapi perilaku sikap spiritual dan
sikap sosial harus dikaitkan pada perumusan tujuan pembelajaran.
C. Rumusan indikator pencapaian kompetensi menggunakan dimensi
proses kognitif (dari memahami sampai dengan mengevaluasidan
dimungkinkan sampai kreasi untuk kelas xii jika ketercapaian hasil
belajar siswa di atas rata-rata) dan dimensi bentuk pengetahuan
(faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif) yang sesuai

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

dengan KD, namun tidak menutup kemungkinan perumusan


indikator dimulai dari serendah-rendahnyaC2sampai setara dengan
KD hasil analisis dan rekomendasi.
Ipk dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Tentukan kedudukan kd dari ki-3 dan kd dari ki-4 berdasarkan
gradasinya dan tuntutan ki
2) Tentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif)
3) Tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan abstrak atau
keterampilan konkret
4) Untuk keterampilan kongkret pada kelas X cenderung menggunakan
kata kerja operasional sampai tingkat membiasakan/manipulasi.
Sedangkan untuk kelas XI minimai sampai pada tingkat
mahir/presisi. Selanjutnya untuk kelas XII minimal sampai pada
tingkat ‘menjadi gerakan mahir/presisihingga alami/artikulasi serta
kelas XIII orisinal/naturalisasi pada taksonomi psikomotor Simpson
atau Dave
5) Rumusan IPK pada setiap KD dari KI-3 dan pada KD dari KI-4
minimal memiliki 2 (dua) indikator.
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah rumusan hasil belajar (tingkah laku-
behavior) yang harus dicapai oleh peserta didik sesuai dengan KD yang
dipelajarinya.Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai tolak ukur
tercapainya setiap sintak atau langkah model pembelajaran pada
kegiatan inti setiap kegiatan pembelajaran.Rumusan tujuan
pembelajaran merupakan jabaran lebih rinci dari indikator (IPK).Setelah
membuat IPK dari setiap KD dilanjutkan dengan membuat rumusan
tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI
pengetahuan dan KD dari KI keterampilan dengan mengaitkan dimensi
sikap yang akan dikembangkan. Perumusan tujuan pembelajaran
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan atau diukur,
mencakup ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah
keterampilan.Mager dalam Dick dan Carey (1990) mengemukakan

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

bahwa dalam penyusunan Tujuan Pembelajaran harus mengandung tiga


komponen, yaitu; (1) perilaku (behavior), (2) kondisi (condition), dan
(3) derajat atau kriteria (degree).Instructional Development Institute
(IDI) menambahkan komponen sasaran (audience).Perumusan tujuan
pembelajaran mengandung komponen Audience, Behaviour, Condition
dan Degree (ABCD), yaitu:
a. Audience adalah peserta didik
b. Behaviour merupakan perubahan perilaku peserta didik yang
diharapkan dicapai setelah mengikuti pembelajaran
c. Condition adalah prasyarat dan kondisi yang harus disediakan agar
tujuan pembelajaran tercapai
d. Degree adalah ukuran tingkat atau level kemampuan yang harus
dicapai peserta didik mencakup aspek afektif dan attitude.
Berdasarkancontoh IPK dari mata pelajaran simulasi digital yang
tersebut di atas, maka rumusan tujuan pembelajarannya yaitu:
a. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat
menjelaskan pengertian komunikasi daring online sesuai dengan
buku teks secara santun.
b. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat
menjelaskan 4 simbul yang digunakan pada pengelolaan informasi
digital daring online sesuai dengan buku teks secara santun.
c. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat
menjelaskan 2 jenis pengelolaan informasi digital melalui
komunikasi daring onlinesecara bertanggungjawab.
d. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat
menentukankebutuhan pokok fasilitas yang diperlukanuntuk
pengelolaan informasi digital daring online secara mandiri.
e. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat
menjelaskan cara melakukan komunikasi daring online sesuai
prosedur dengan percaya diri.
f. Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet, peserta didik
dapat melakukankomunikasi daring asinkron dan sinkron
berdasarkan contoh dengan percaya diri.

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

g. Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet, peserta didik


dapat mendemonstrasikan komunikasi daring asinkron dan sinkron
berdasarkan tugas sesuai prosedur dengan percaya diri.
3. Contoh
Tabel 1 berikut merupakan contoh penjabaran KI dan KD ke dalam
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), Tujuan Pembelajaran dan
Materi Pembelajaran yang dikutipdari Permendikbud ….).
Tabel 1. Penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK), Tujuan Pembelajaran dan Materi Pembelajaran
(Permendikbud ….)
Mata Pelajaran: Simulasi dan Komunikasi Digital
KI Program Pendidikan 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-
jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian
nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
Kompeten Tujuan Materi
si Dasar IPK Pembelajaran Pembelajaran
3.2 Menerangkan Melalui diskusi dan Konsep
Menerapk komunikasi menggali informasi, Komunikasi

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

KI Program Pendidikan 3 Tahun


an daring peserta didik dapat: daring asinkron.
pengetahu asinkron. a. Mengelompokk
an an bentuk
pengelolaa
komunikasi
n
informasi daring asinkron
digital. sesuai
karakteristik
dengan
bertanggungjaw
ab.
b. Menjelaskan
komunikasi
daring asinkron
sesuai prinsip
dengan cermat
c. Menjelaskan 2
jenis
pengelolaan
informasi
digital melalui
komunikasi
daring online
dengan santun
Menerangkan Setelah berdiskusi dan Konsep
komunikasi menggali informasi, Komunikasi
daring sinkron. peserta didik dapat: daring sinkron
a. Menjelaskan
terjadinya
komunikasi
daring sinkron
sesuai prinsip

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

KI Program Pendidikan 3 Tahun


dengan cermat.
b. Menentukan
kebutuhan
pokok fasilitas
yang diperlukan
untuk
pengelolaan
informasi
digital daring
online secara
mandiri.
Menerapkan Melalui diskusi dan Teknik 
komunikasi menggali informasi, Komunikasi
daring peserta didik dapat daring asinkron
asinkron dan melakukan dan komunikasi
komunikasi carakomunikasi daring daring sinkron.
daring sinkron. online sesuai
prosedurdengan
percaya diri.
4. Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat,
informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang kerja.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi
kerja.Menunjukkanketerampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempresepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami, dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

KI Program Pendidikan 3 Tahun


sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Kompetensi IPK Tujuan Materi
Dasar Pembelajaran Pembelajaran
4.2 Mengikuti(Menir ·Disediakan Mendemontrasik
Menyajikan u) komunikasi peralatan an Komunikasi
hasil daring asinkron komunikasi dan daring asinkron
penerapan dan sinkron jaringan internet, dan sinkron
pengelolaan berdasarkan peserta didik dapat
informasi contoh. melakukan
digital komunikasi daring
melalui asinkron dan
komunikasi sinkron
daring berdasarkan
online. contoh dengan
percaya diri
Mendemonstrasi Disediakan
kan komunikasi peralatan
daring asinkron komunikasi dan
dan sinkron jaringan internet,
berdasarkan peserta didik dapat
tugas mendemonstrasika
n komunikasi
daring asinkron
dan sinkron
berdasarkan tugas
sesuai prosedur
dengan percaya
diri

Kurikulum 2013 mengharuskan adanya analisis dan integrasi Muatan Lokal


dan Ekstrakurikuler Kepramukaan pada setiap mata pelajaran. Integrasi
Muatan Lokal pada mata pelajaran Simulasi Digital dimaknai sebagai materi
yang kontekstual sesuai lingkungan sekitar dan atau topik kekinian. Tabel 2
di bawah ini merupakan contoh bagaimana integrasi Muatan Lokal ke dalam
mata pelajaran simulasi digital.

Tabel 2.Pengintegrasian Muatan Lokal (Nilai Kontekstual)

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Ke dalam Mata Pelajaran Simulasi Digital


Integrasi Muatan Lokal ke dalam
Kompetensi Dasar
Materi Mata Pelajaran
3.2 Menerapkan pengetahuan
pengelolaan informasi digital
Menggunakan komunikasi daring
melalui pemanfaatan komunikasi
asinkron dan komunikasi daring
daring (online).
sinkron pada bidang usaha
3.3  Menyajikan hasil penerapan
pertambangan yang ada di wilayah
pengelolaan informasi pengelolaan
Kabupaten Bangka Tengah.
informasi digital melalui
komunikasi daring (online).

Setiap pengampu mata pelajaran harus melakukan analisis pengintegrasian


muatan lokal ke dalam mata pelajaran yang diampunya. Lebih lanjut
dikoordinasikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai bahan untuk
penentuan kegiatan pembelajaran.
Integrasi ekstrakurikuler Pramuka dimaknai dengan pemanfaatan kegiatan
kepramukaan sebagai wahana aktualisasi materi pembelajaran. Kegiatan
integrasi ekstrakurikuler Pramuka, diawali dengan menganalisis Kompetensi
Dasar dari KD yang akan dipelajari, apakah ada kegiatan yang dapat
dipraktikan pada kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Atas dasar analisis
tersebut jika KD yang dipelajari dimungkinkan dapat diintegrasikan pada
kegiatan Kepramukaan, maka tentukan bentuk kegiatannya dan lakukan
komunikasi dengan pembina Pramuka pada rapat dewan guru untuk
dijadikan materi program aktualisasi pembinaan ekstrakurikuler Pramuka
yang dilakukan 2 jam/minggu. Tabel 3 di bawah ini merupakan contoh
bagaimana integrasi mata pelajaran Simulasi Digital pada kegiatan
aktualisasi Kepramukaan.

Tabel 3.Pengintegrasian Mata Pelajaran Simulasi Digital pada Kegiatan


Aktualisasi Kepramukaan
Integrasi materi mata pelajaran
Kompetensi Dasar pada Aktualisasi Ekstrakurikuler
Kepramukaan
3.2  Menerapkan pengetahuan Menggunakan kompetensi
pengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring (online) dalam
pemanfaatan komunikasi daring kegiatan kepramukaan (mengirim
(online). dan menerima email, chatting,
4.2  Menyajikan hasil penerapan dst).
pengelolaan informasi digital melalui

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

komunikasi daring (online).

Setiap pengampu mata pelajaran harus melakukan analisis pengintegrasian


mata pelajaranyang diampunya pada kegiatan aktualisasi kepramukaan.
Lebih lanjut dikoordinasikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai bahan
untuk penentuan kegiatan aktualiasi ekstrakurikuler Kepramukaan.
4. Latihan/Tugas
1. Buat analisis keterkaitan KI, KD, Indikator Pencapaian Kompetensi,
Tujuan Pembelajaran, dan MateriPembelajaran seperti contoh
(Tabel 1) dari pasangan KD-3 dan KD-4 sesuai dengan mata
pelajaran yang diampu.
2. Buat analisis integrasi materi KD Mata Pelajaran dengan Muatan
Lokal/nilai-nilai kontekstual seperti contoh (Tabel 2)dari pasangan
KD-3 dan KD-4 sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
3. Buat analisis integrasi materi KD Mata Pelajaran dengan
Ekstrakurikuler Kepramukaan seperti contoh (Tabel 3) dari
pasangan KD-3 dan KD-4 sesuai dengan mata pelajaran yang
diampu.

2.6 Menentukan Formal Analisis


FORMAT ANALISIS BUKU SISWA
Judul Buku
: .....................................................................................................
Kelas : .............................................................................................
.......
Jenjang : ..............................................................................................
.......
Topik : ..............................................................................................
.......

Deskripsi pada Kualifikasi


Komponen Buku Alasan Tindak lanjut
buku Kurang Cukup Baik
A. Sistematika
Judul sesuai
dengan KD yang
harus dicapai

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Kualifikasi
Urutan sub topik
/materi sesuai Deskripsi pada
Komponen Buku Alasan Tindak lanjut
dengan KD dan buku
sistematika
keilmuan
Komponen
penilaian sesuai
tuntutan penilaian
autentik
B. Uraian Materi
Pendahuluan bab
memotivasi siswa
untuk belajar

Cakupan materi
setiap sub topik/sub
bab memenuhi
kebutuhan
pencapaian KD
Kegiatan pada buku
memfasilitasi
pembelajaran
dengan Pendekatan
Saintifik
C. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian
Pengetahuan
Penilaian Sikap
Penilaian
Keterampilan
Tugas

Deskripsi Rekomendasi Hasil Analisis Buku Siswa


....................................................................................................................... ..................................
.....................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Buku teks merupakan buku panduan yang digunakan oleh
peserta didik maupun guru dalam pelakasanaan pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung
pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Dengan
kemajuan teknologi pembelajaran dan sumber belajar dapat
dirancang secara khusus untuk digunakan bagi kepentingan
pembelajaran.
Analisis materi pelajaran adalah kegiatan pemilihan materi
esensial dari keseluruhan materi suatu pelajaran yang merupakan
materi pelajaran minimal yang harus dikuasai dan dimiliki dalam
proses pelajarannya, seperti : konsep pembelajaran, deskripsi yang
berisi tentang indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, dan analisa formal siswa.

3.2 Saran
Tak ada gading yang tak retak, begitulah yang dikatakan
seorang pepatah.Kami juga sebagai penyusun menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk perbaikan makalah ini agar penyusun dapat terus
belajar ke arah yang lebih baik

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, Dasim dan Siti Komariah. (2012). Belajar dan Pembelajaran


Sosiologi. Bandung: Prodi Pendidikan Sosiologi FPIPS UPI Firdaus, Aziz dan Siti
Samhati. (2014).
Analisis Kelayakan Isi Buku Teks Bahasa Indonesia Terbitan Erlangga Kelas Vii
Smp/Mts. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya), 2 (2), hlm. 2 – 14
http://muhsyamsularifin.blogs.uny.ac.id/wpcontent/uploads/sites/1979/2015/12/
PENGEMBANGAN-MATERI-PEMBELAJARAN.pdf
file:///C:/Users/S%20a%20n%20d%20r%20a%20_%202017/Downloads/10347-
21303-1-SM%20(1).pdf
Http://nardibinjai.blogspot.com/2010/01/keterkaitan-belajarsumber-
belajardan.html

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

MAKALAH KEL 7

ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


MAKALAH
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Perencanaan Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu : Udin Juhrodin, S.Pd.I. M.M.Pd.
Indra Prayoga, S.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Adah Halimatussa’adah : 2018110002
2. Fitri Anisa Kusrini : 2018110035
3. Wisda Dwi Nurbayti : 2018110089

JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL - JAWAMI
BANDUNG
2019 M/ 1441 H

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Alamat : Komp. Al-Jawami No. 87, Cileunyi - Bandung


Telp : (022) - 63700176

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh


Maha suci Allah swt., dan segala puji hanya milik-Nya. Penggenggam segala
sesuatu yang telah memberikan kemudahan kepada hamba-hamba-Nya dalam
melakukan segala aktivitas. Shalawat beserta salam semoga di limpahkan selalu
kepada sebaik-baiknya manusia yaitu Nabi Muhammad saw., dan kepada para
sahabatnya, keluarganya, Thabi’in, Thabi’ut-thabiin dan pada umatnya yang tetap
berpegang teguh memegang risalahnya.
Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah Allah swt., kami dapat
menyelesaikan penulisan tugas makalah “Analisis Penerapan Model
Pembelajaran” ini sesuai dengan waktu yang telah di tentukan serta sebagai syarat
untuk memenuhi nilai mata kuliah Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan
Agama Islam) di Semester III Perkuliahan STAI YAPATA AL-JAWAMI,
BANDUNG.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Semoga segala partisipasi dan bantuan dari semua pihak dalam penyusunan
makalah ini baik itu secara materiil ataupun non-materiil, semoga menjadi amal
ibadah di sisi Allah swt., dan mendapat balasan yang tak terhingga. Akhir kata
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, dan umumnya bagi
seluruh mahasiswa.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Bandung, November 2019

Penyusun

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 2
D. Metode Penulisan 2
BAB II ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN 3
A. Pengertian Analisis, Penerapan, dan Pembelajaran 3
B. Karakteristik dan Prinsip Pembelajaran Berbasis
Aktivitas 3
C. Higher Order Thinking Skills (HOTS) 5
BAB III MODEL - MODEL PEMBELAJARAN 8
A. Pengertian Model – Model Pembelajaran 8
B. Discovery Learning 9
C. Problem Based Learning 10
D. Project Based Learning 11
E. Inquiry Learning 12
F. Model – Model Lainnya 14
G. Pemilihan Model Pembelajaran yang tepat 16
H. Menyusun Rencana Berbasis Model Pembelajaran 18
BAB IV PENUTUP 27
A. Kesimpulan 27
DAFTAR PUSTAKA 28

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) / PAI-Reguler


Semester III ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan implementasi kurikulum 2013, diharapkan adanya
perubahan paradigma pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Guru
sebagai ujung tombak perubahan dapat mengubah pola pikir dan strategi
pembelajaran yang pada awalnya berpusat pada guru (teacher centered)
berubah menjadi berpusat pada siswa (student centered).
Guru diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi
pelajaran. Terciptanya manusia Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif
dapat terwujud melalui pelaksanaan pembelajaran yang dapat dilaksanakan di
berbagai lingkup dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran dengan
memberdayakan untuk berfikir tingkat tinggi (high order thinking).
Kurikulum 2013 telah mengadopsi taksonomi Bloom yang direvisi oleh
Anderson dimulai dari level mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Karena tuntutan Kurikulum 2013
harus sampai pada taraf mencipta, maka siswa harus terus menerus dilatih
untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang cukup baik.
Diperlukan model – model pembelajaran yang harus disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik. Yang mencakup pada karakteristik dan prinsip
pembelajaran, penerapan HOTS pada model pembelajaran dan deeskripsi
model – model pembelajaran itu sendiri, serta cara memilih dan menyusunnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa karakteristik dan prinsip pembelajaran berbasis aktivitas?
2. Apa itu HOTS (Higher Order Thinking Skills)?
3. Apa pengertian dari model – model pembelajaran?
4. Bagaimana model Discovery Learning ?
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

5. Bagaimana model Problem Based Learning ?


6. Bagaimana model Project Based Learning ?
7. Bagaimana model Inquiry Learning ?
8. Apa saja model- model pembelajaran yang lainnya ?
9. Bagaimana pemilihan model pembelajaran yang tepat ?
10. Bagaimana contoh menyusun rencana berbasis model pembelajaran ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah
mempelajari tentang Analisis dalam Penerapan Model Pembelajaran serta
pembahasan yang mencakup ruang lingkup di dalamnya, tentang kemampuan
dalam mengetahui berbagai model-model pembelajaran yang bisa
dipergunakan oleh seorang pendidik.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun adalah dengan
menggunakan metode pustaka (Library research) yaitu mencari dan
mengumpulkan data-data ilmiah yang relevan dangan tema yang akan dibahas,
terutama yang terdapat dalam referensi yang mempelajari tentang Model –
Model Pembelajaran.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 5


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

BAB II
ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

A. Pengertian Analisis, Penerapan dan Pembelajaran


Analisis atau analisa berasal dari kata Yunani kuno “analusis” yang berarti
melepaskan/menguraikan. Secara umum, arti analisis adalah aktivitas yang
memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu
untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu
kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya.
Menurut Komaruddin (2001:53), analisis adalah kegiatan berpikir untuk
menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehinga dapat mengenal
tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-
masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.
Adapun menurut Lukman Ali (2007:104), “penerapan adalah
mempraktekkan atau memasangkan”. Penerapan dapat juga diartikan sebagai
pelaksanaan. Sedangkan Riant Nugroho (2003:158) “penerapan pada
prinsipnya cara yang dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang dinginkan”.
Dalam dunia pendidikan, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa analisis penerapan model pembelajaran
ialah aktivitas penguraian terhadap suatu praktek dengan berbagai model/pola
belajar yang diaplikasikan dilingkungan belajar.

B. Karakteristik dan Prinsip Pembelajaran Berbasis Aktivitas


Karakteristik atau ciri dalam proses pembelajaran berbasis aktivitas, yaitu :

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 6


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

- Melibatkan peserta didiknya secara aktif baik dalam segi kemampuan


mental maupun intelektual dan emosionalnya. Sehingga dikenal dengan
Active Learning.
- Konsep pembelajarannya, yaitu : i2m3 (interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi), dan PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana yang memotivasi siswa agar aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran
yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan
dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di
pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan
dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan
pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Kemudian, keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika
proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang
harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif,
maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
- Cara belajar mengajar berdasarkan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif),
memusatkan pada peranan, inisiatif, dan keikutsertaan anak didik yang
tinggi dalam menetapkan masalah, mencari informasi, dan memusatkan
cara pemecahan masalah. Sedangkan cara belajar mengajar yang tidak
berdasarkan CBSA pada dasarnya memusatkan aktivitas pada guru.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 7


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Gurulah yang mengambil inisiatif, melakukan aktivitas, dan menentukan


cara pemecahan masalah. Strategi semacam ini akan menghasilkan
manusia-manusia yang konsumtif, kurang kreatif, dan berkurangnya
kemampuan untuk menghadapi tantangan-tantangan hidup di masa depan.
Adapun Prinsip Pembelajaran Berbasis Aktivitas, yaitu :
- Ditinjau dari siswa, pada prinsipnya adalah mengurangi dominasi guru dan
mengarahkan kebiasaan siswa belajar sendiri, sehingga murid terbiasa
belajar teratur, murid mampu memanfaatkan sumber informasi, murid
mandiri dalam belajar, murid berani mewujudkan minat, keinginan dan
gagasan, murid berani berperan dalam persiapan PBM, timbul rasa ingin
tahu, dll.
- Ditinjau dari peran guru, yaitu guru harus dapat membuat perencanaan
belajar sehingga murid aktif secara mental, fisik dan sosial secara penuh
dengan cara memberi kesempatan anak dapat melakukan kegiatan belajar,
menciptakan aneka situasi belajar, mendorong keterlibatan siswa dalam
belajar, mendorong interaksi siswa, mendorong anak bergaul, melayani
perbedaan individu.
Upaya untuk mengaktifkan siswa, perlu selalu kita lakukan mengingat
setiap individu memiliki potensi seperti rasa ingin tau, kemampuan
menganalisis, memecahkan masalah, melakukan sintesis, dan aspek aktivitas
lainnya.

C. Higher Order Thinking Skills (HOTS)


Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis,
logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Higher Order of Thinking Skill (HOTS) atau
kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan suatu kemampuan berpikir
yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja, namun
membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir
kreatif dan kritis.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 8


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Kurikulum 2013 telah mengadopsi taksonomi Bloom yang direvisi oleh


Anderson dimulai dari level mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Karena tuntutan Kurikulum 2013
harus sampai pada taraf mencipta, maka siswa harus terus menerus dilatih
untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Adapun karakteristik pembelajaran pada HOTS (Higher Order of Thinking
Skill) yaitu:
1. Berfokus pada pertanyaan
2. Menganalisis / menilai argumen dan data
3. Mendefinisikan konsep
4. Menentukan kesimpulan
5. Menggunakan analisis logis
6. Memproses dan menerapkan informasi
7. Menggunakan informasi untuk memecahkan masalah
Soal-soal HOTS (Higher Order of Thinking Skill) bukan berarti soal yang
sulit, redaksinya panjang dan berbelit-belit sehingga banyak membuang
banyak waktu membacanya dan sekaligus memusingkan siswa, tetapi soal
tersebut disusun secara proporsional dan sistematis untuk mengukur Indikator
Ketercapaian Kompetensi (IKK) secara efektif serta memiliki kedalaman
materi sehingga siswa pun terangsang untuk menjawab pertanyaan dengan
baik.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dikenal sebagai Higher Order
Thinking Skill (HOTS) itu dipicu oleh empat kondisi, yaitu:
a. Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran
yang spesifik dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya.
b. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak
dapat diubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi dan kesadaran
dalam belajar.
c. Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki
atau spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 9


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

d. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran,


kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis
dan kreatif.
Pada prakteknya, penerapan pembelajaran HOTS bukan hal yang mudah
dilaksanakan oleh guru. Disamping guru harus benar-benar menguasai materi
dan strategi pembelajaran, guru pun dihadapkan pada tantangan dengan
lingkungan dan intake siswa yang diajarnya.
Penerapan beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran berbasis
proyek (Project based learning), pembelajaran berbasis masalah (Problem
based learning), belajar penemuan (Discovery/ inquiry) menjadi peluang bagi
guru untuk menerapkan kegiatan pembelajaran pada level HOTS (Higher
order thinking skill).

BAB III
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN

A. Pengertian Model - Model Pembelajaran

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 10


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan


prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar yaitu :20
(1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran,
(2) social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam
pembelajaran,
(3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru
memandang, memperlakukan, dan merespon siswa,
(4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang
mendukung pembelajaran, dan
(5) instructional dan nurturant effects yang merupakan hasil belajar yang
diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional
effects) dan hasil belajar di luar yang ditetapkan (nurturant effects)
Pengertian model pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 103
Tahun 2014 tentang Pembelajaran adalah kerangka konseptual dan
operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan,
dan budaya. Sedangkan pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang
yang digunakan seorang guru untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Cara pandang tersebut perlu direalisasikan dalam pembelajaran
dengan menggunakan model atau metode pembelajaran tertentu.
Model pembelajaran sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor
103 Tahun 2014 dan Permendibud Nomor 22 Tahun 2016 adalah model
pembelajaran yang menonjolkan aktivitas dan kreativitas, menginspirasi,
menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada siswa, otentik, kontekstual, dan
bermakna bagi kehidupan siswa sehari-hari, antara lain:21
(1) Model Penyingkapan (Discovery learning),
(2) Model Penemuan (Inquiry learning),
20
(Naskah Model Pembelajaran Kajian Konstitusionalitas yang dikeluarkan oleh Dit. PSMA, 2016).
21
Direktorat Pembinaan SMA, Model Model Pembelajaran. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Juni 2019, hal 10

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 11


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

(3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning),


(4) Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), dan
(5) Model pembelajaran lain yang telah lama dikenal dan digunakan oleh guru
seperti Jigsaw, TPS (Think Pair Share), GI (Group Investigation), NHT
(Number Head Together), Picture and Picture, TSTS (Two Stay and Two
Stray), dan lain-lain yang bukan berbasis ceramah atau hafalan.

B. Discovery Learning (Model Penyingkapan)


Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyingkap atau
mencari tahu tentang suatu permasalahan atau sesuatu yang sebenarnya ada
namun belum mengemukakan dan menemukan solusinya berdasarkan hasil
pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri, sehingga siswa
memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakannya dalam memecahkan
persoalan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Alur kegiatan pembelajarannya sebagai berikut, yaitu :22
 Memberi stimulus (Stimulation): guru memberikan stimulus berupa
masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui kegiatan membaca,
mengamati situasi atau melihat gambar, dan lain-lain.
 Mengidentifikasi masalah (Problem Statement): siswa menemukan
permasalahan, mencari informasi terkait permasalahan, dan merumuskan
masalah.
 Mengumpulkan data (Data Collecting): siswa mencari dan mengumpulkan
data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan
masalah yang dihadapi (mencari atau merumuskan berbagai alternatif
pemecahan masalah, terutama jika satu alternatif mengalami kegagalan).
 Mengolah data (Data Processing): siswa mencoba dan mengeksplorasi
kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada
kehidupan nyata (melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif).
 Memverifikasi (Verification): siswa mengecek kebenaran atau keabsahan
hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber
22
Ibid. Hal 11

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 12


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya


sehingga menjadi suatu kesimpulan.
 Menyimpulkan (Generalization): siswa digiring untuk
menggeneralisasikan hasil berupa kesimpulan pada suatu kejadian atau
permasalahan yang sedang dikaji.

C. Problem Based Learning (PBL)


Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, atau permasalahan
yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya.
Permasalahan yang diajukan pada model PBL, bukanlah permasalahan “biasa”
atau bukan sekedar “latihan” yang diberikan setelah contoh-contoh soal
disajikan oleh guru.
Permasalahan dalam PBL menuntut penjelasan atas sebuah fenomena.
Fokusnya adalah bagaimana siswa mengidentifikasi isu pembelajaran dan
selanjutnya mencarikan alternatif-alternatif penyelesaian. Pada pembelajaran
ini melatih siswa terampil menyelesaikan masalah. Oleh karenanya
pembelajarannya selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan
kontekstual.
Alur kegiatan PBL sebagai berikut.
 Mengorientasi peserta didik pada masalah; Tahap ini untuk memfokuskan
peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
 Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; Pengorganisasian
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik
menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah
yang dikaji.
 Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok; Pada tahap ini peserta
didik mengumpulkan informasi/melakukan percobaan untuk memperoleh
data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 13


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; Peserta didik mengasosiasi


data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari
berbagai sumber.
 Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah; Setelah peserta didik
mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan
dievaluasi.

D. Project Based Learning (PjBL)


Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang
dapat digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih
berbagai keterampilan berpikir, sikap, dan keterampilan konkret. Sedangkan
pada permasalahan kompleks, diperlukan pembelajaran melalui investigasi,
kolaborasi dan eksperimen dalam membuat suatu proyek, serta
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam pembelajaran.
Alur Kegiatan pembelajaran dalam PjBL yaitu:
 Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah
awal agar siswa mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul
dari fenomena yang ada.
 Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab
pertanyaan yang ada, disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui
percobaan.
 Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan
sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang
tersedia dan sesuai dengan target.
 Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan
monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Siswa
mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
 Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan
dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 14


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

 Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk


mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada
mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.

E. Inquiry Learning (Model Penemuan)


Model penemuan merupakan suatu kegiatan belajar yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistemik, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya. Siswa dilatih dapat mengumpulkan informasi tambahan,
membuat hipotesis dan mengujinya. Peran guru selain sebagai pengarah dan
pembimbing, juga dapat menjadi sumber informasi data yang diperlukan.
Pembelajaran inquiry banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif,
menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental dan proses
berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu
secara optimal.
Teori belajar lain yang mendasari pembelajaran inquiry adalah teori
belajar konstruktivistik. Menurut Piaget (Sanjaya,2006:194) pengetahuan itu
dapat bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Setiap
individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri
melalui skema yang ada dalam struktur kognitifnya. Skema itu secara terus
menerus diperbarui dan diubah melalui proses asimilasi dan akomodasi. Di
sisi lain (Kunandar, 2007:309) pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh
siswa diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta, tetapi hasil dari
menemukan sendiri. Dengan demikian tugas guru adalah merancang kegiatan
yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya,
dan juga mendorong siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk
melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Adapun menurut Muslich (2008), ada beberapa hal yang menjadi
karakteristik atau ciri-ciri utama pembelajaran inquiry yaitu:

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 15


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

1. Pembelajaran inquiry menekankan pada aktifitas siswa secara maksimal


untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inquiry
menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan sendiri sesuatu yang dipertanyakan sehingga dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
3. Membuka intelegensi siswa dan mengembangkan daya kreativitas siswa.
4. Memberikan kebebasan pada siswa untuk berinisiatif dan bertindak.
5. Mendorong siswa untuk berfikir intensif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri.
6. Proses interaksi belajar mengajar mengarahkan pada perubahan dari
teacher centered kepada student centered.
Sedangkan, alur kegiatan pembelajaran dalam menggunakan model
penemuan, yaitu:
 Mengamati berbagai fenomena alam yang akan memberikan pengalaman
belajar kepada siswa bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena,
 Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi untuk melatih
siswa mengeksplorasi fenomena melalui berbagai sumber,
 Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban dapat melatih siswa
dalam mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan
jawaban dari pertanyaan yang diajukan,
 Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang
diajukan, sehingga siswa dapat memprediksi dugaan yang paling tepat
sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan,
 Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah
atau dianalisis, sehingga siswa dapat mempresentasikan atau menyajikan
hasil temuannya

F. Model – Model Lainnya


1. Contextual Teaching Learning/ CTL

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 16


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang


mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan
situasi dunia nyata peserta didik. Dan juga mendorong peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2. Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan
peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil yang memiliki
kemampuan heterogen. Mereka saling membantu menyelesaikan
permasalahan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan sebutan
active teaching atau juga whole class teaching. Penyebutan tersebut
mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung
isi pembelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara
langsung kepada seluruh kelas. Model pembelajaran langsung mempunyai
ciri-ciri, antara lain :
 Proses pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru.
 Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi.
 Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses terjadinya
pembelajaran.
 Materi ajar bersumber dari guru.
4. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di
Belanda dengan pola guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-
aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal
(tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk digunakan dalam
menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal
(reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio,
pengemabngan mateastika).

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 17


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas


(kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam
konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-
intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial,
sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).
5. NHT (Numbered Head Together)
NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks:
pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor
tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama
tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa
dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja
kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama sesuai
tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan
buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.
6. Jigsaw
Model pembelajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan
sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan, iformasi bahan ajar, buat
kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa
bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota
kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap kelompok bahan
belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama
sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal,
pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
7. TPS (Think Pairs Share)
Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru
menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa
bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-
pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor
perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
8. GI (Group Investigation)

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 18


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok


heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap
kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal
mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam
sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru
dan staf sekolah), pengoalahn data penyajian data hasi investigasi,
presentasi, kuis individual, buat skor perkem\angan siswa, umumkan hasil
kuis dan berikan reward.
9. TS-TS (Two Stay – Two Stray)
Pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan
dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok,
dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di
kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja
kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, laporan kelompok.
10. Picture and Picture
Sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar
kegiatan berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar
sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru
menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan
refleksi.

G. Pemilihan Model Pembelajaran yang Tepat


Cara menentukan sebuah model pembelajaran yang akan dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata pelajaran,
karena menyesuaikan dengan karakteristik materi pada masing-masing mata
pelajaran.
Secara umum, hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan
model pembelajaran yang akan digunakan adalah sebagai berikut.
1. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik pasangan KD pada
KI 1 dan/atau KD pada KI 2 yang dapat mengembangkan kompetensi
sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan pada pasangan

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 19


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

KD pada KI 3 dan/atau KD pada KI 4 untuk mengembangkan kompetensi


pengetahuan dan/atau keterampilan.
2. Kesesuaian model pembelajaran dengan Indikator Pencapaian
Kompetensi/IPK yang dikembangkan dari KD.
3. Kesesuaian model pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang spesifik
dalam mengembangkan potensi dan kompetensi, misalnya untuk
mengembangkan interaksi sosial, atau mengolah informasi.
4. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik dan modalitas siswa,
dan sarana pendukung belajar lainnya karena bukan hanya karakter siswa
yang berbeda tetapi kemampuan siswa dapat berpengaruh terhadap
kebermanfaatan penggunaan model pembelajaran.
5. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan yang
akan digunakan, misalkan menyesuaikan dengan pendekatan berbasis
keilmuan yang mengembangkan pengalaman belajar peserta didik melalui
kegiatan mengamati/ menanya/ mengumpulkan data/ mengasosiasi/
mengomunikasikan, ataupun dengan menyesuaikan pendekatan berbasis
genre yang bertujuan mengoptimalkan kompetensi berbahasa siswa, dan
lain-lain.
6. Kesesuaian dengan tuntutan dimensi pengetahuan, misalnya untuk
mendorong kemampuan siswa menghasilkan karya kontekstual maka
disarankan menggunakan model Project Based Learning, menyingkap
sesuatu konsep yang belum mengemuka menggunakan Discoveri
Learning, menemukan sesuatu konsep secara sistematis menggunakan
Inquiry Learning, melatihkan keterampilan menyelesaikan masalah
menggunakan Problem Based Learning, melatih kerjasama menggunakan
Cooperatif Learning, dan lain-lain.
7. Kesesuaian penilaian hasil belajar dengan model pembelajaran dan/atau
metode pembelajaran.

H. Menyusun Rencana Berbasis Model Pembelajaran

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 20


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Proses penyusunan bisa kita aplikasikan dengan contoh dalam penggunaan


Model Penyingkapan (Discovery Learning) dalam Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti melalui langkah-langkahnya.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) merupakan mata
pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat
dalam agama Islam, sehingga PAIBP merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari ajaran Islam. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
(PAIBP) adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan siswa dapat
menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi lebih menekankan bagaimana
siswa mampu menguasai kajian keislaman tersebut, sekaligus dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.
Dengan demikian, PAIBP tidak hanya menekankan pada aspek
pengetahuan saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek sikap dan
keterampilannya. Oleh karena sangat tepat jika pembelajarannya
menggunakan pendekatan kenabian (Propherhood). Tujuan akhir dari mata
pelajaran PAIBP di SMA adalah terbentuknya siswa yang memiliki akhlak
yang mulia (budi pekerti yang luhur). Memperhatikan karakteristik PAIBP
tersebut di atas, berikut adalah contoh langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Model Discovery Learning pada mata pelajaran PAIBP.
a. Kompetensi Dasar
1.1 Terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa kontrol diri
(mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan
(ukhuwah) adalah perintah agama
2.1 Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka
baik (husnuz-zan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi
perintah Q.S. al- Hujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait
3.1 Menganalisis Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis tentang
kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan
persaudaraan (ukhuwah).
4.1.1 Membaca Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, sesuai dengan kaidah
tajwid dan makharijul huruf.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 21


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12 dengan


fasih dan lancar.
4.1.3 Menyajikan hubungan antara kualitas keimanan dengan kontrol
diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan
persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49:
10 dan 12, serta Hadis terkait.
b. Langkah-langkah Pembelajaran dari pasangan KD tersebut sebagai
berikut.
Kegiatan
Keterangan
No Guru Siswa
Pendahuluan
1.  Memberi salam, Memberi salam, berdoa Disesuaikan
mengabsen, dengan kondisi dan
mengkondisikan peserta situasi atau
didik dalam materi yang karakteristik
akan dipelajari guru/sekolah
 Meminta siswa untuk masing-masing.
duduk dalam kelompok
yang telah ditetapkan
sebelumnya
 Menjelaskan KD yang
akan dicapai siswa
 Menjelaskan tugas
kelompok yang harus
dilakukan, yaitu:
a. memperhatikan cara
melafalkan bacaan,
sesuai dengan kaidah
tajwid dan mahkrajul
huruf, serta
memberikan pendapat

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 22


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

tentang tafsir ayat


tersebut dikaitkan
dengan norma
kehidupan yang laku
b. memberikan tanggapan
terhadap isi film yang
berkaitan dengan
ukuwah islamiah,
selanjutnya dikaitkan
dengan tafsir ayat Al-
Qur’an tersebut.
Inti
1 Memberi stimulus  Mengamati video
(Stimulation) dan mencermati cara
melafalkan ayat
a. Menayangkan film yang
disesuaikan dengan
dimulai dengan
tulisannya.
penampilan seseorang
 Mencermati situasi
sedang melantunkan Q.S.
atau alur cerita film
Al-Anfal (8) : 72); Q.S.
berkaitan KD.
Al-Hujurat (49) : 12; dan
QS Al-Hujurat (49) : 10)
disertai dengan tampilan
“tulisan berjalan” pada
layar sesuai ayat yang
dibacakan dan dilanjutkan
dengan suatu kondisi yang
berkaitan dengan kontrol
diri (mujahadah an-nafs),
prasangka baik
(husnuzzhan), dan

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 23


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

persaudaraan (ukhuwah)
yang dilakukan orang-
orang dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Meminta satu atau dua
orang peserta didik untuk
melafalkan kembali ayat-
ayat tersebut.

 Satu atau dua orang


siswa melafalkan
salah satu dari ayat-
ayat tersebut, yang
lain mengamati.
Setelah satu ayat
selesai dilafalkan,
yang lain
memberikan
masukkan
(pembenaran atau
memperbaiki cara
lafalannya)
c. Meminta siswa untuk
 Mencari terjemahan
mencari terjemahan atau
atau tafsir dari ayat
tafsir dari ayat Al-Qur’an
tersebut dari
yang dibacakan.
berbagai sumber,
antara lain buku
agama, buku tafsir,
atau dari internet

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 24


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

2 Mengidentifikasi Masalah  Diskusi kelompok


(Problem Statement) tentang tingkah laku
orang-orang yang
Memancing pertanyaan dari
tergambar dalam
siswa untuk menemukan
film, kaitanya
permasalahan yang terdapat
dengan aturan atau
dalam kehidupan manusia
norma yang berlaku
berdasarkan isi film yang
dalam masyarakat.
diamati, yaitu tentang
 Memberikan
hubungan antara ayat Al-
jawaban dan
Qur’an yang dibacakan
tanggapan terhadap
dengan tingkah laku orang-
pertanyaan guru
orang dalam film, serta
secara individual,
kaitannya dengan kehidupan
kelompok, atau
sehari-hari, baik yang
diskusi kelas
dialaminya atau yang
dilihatnya dilingkungan
sekitar, atau dari
media/internet.
3 Mengumpulkan Data (Data  Mencari ayat-ayat
Collecting) Al-Qur’an atau
hadits, internet, atau
a. Meminta siswa untuk
sumber lain yang
mencari dan
relevan, atau
mengumpulkan
menanyakan suatu
data/informasi yang dapat
kejadian, baik yang
digunakan untuk
dialaminya maupun
menemukan solusi
yang dilihatnya
terhadap masalah yang
dikaitkan dengan
berkaitan dengan dari Al-
tatanan atau norma
Qur’an atau hadits dari
yang berlaku.
berbagai sumber.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 25


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

b. Mencari ayat-ayat lain atau


hadits yang berkaitan
dengan kontrol diri
(mujahadah an-nafs),
prasangka baik
(husnuzzhan), dan
persaudaraan (ukhuwah)
sesuai dengan isi film yang
ditayangkan.
4. Mengolah data  Menyelesaikan tugas
sesuai hasil temuan
(Data Procession)
berdasarkan ayat-
Membimbing siswa ayat Al-Qur’an atau
melakukan kegiatan mengolah hadits, internet, atau
data melalui diskusi dan sumber lain dan
membandingkan dengan hasil hasil diskusi
data dari tafsir Al-Qur’an dan kelompok
hadits, atau norma masyarakat
yang berlaku
5. Memferifikasi (Verification)  Mendiskusikan lagi
hasil simpulan yang
a. Meminta siswa untuk
dibuatnya, serta
mengecek kebenaran atau
kemungkinan untuk
keabsahan hasil
menambah sumber
pengolahan data melalui
lain untuk lebih
diskusi dengan kelompok
mendapatkan hasil
lain yang menggunakan
yang lebih akurat
berbagai tafsir Al-Qur’an
 Mengemukakan
dan hadits dari berbagai
tanggapan dan
ahli.
ulasan terhadap isi
b. Meminta kelompok yang
film berkaitan

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 26


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

sudah siap untuk dengan (mujahadah


mengemukakan hasil an-nafs), prasangka
diskusinya, baik secara baik (husnuzzhan),
lisan, presentasi, atau dan persaudaraan
tulisan. (ukhuwah), sesuai
c. Memberikan tanggapan hasil diskusi dalam
dan masukan apabila kelompoknya.
diperlukan.  Menyebutkan ayat-
ayat Al-Qur’an,
hadits, atau sumber
lain yang relevan.
 Saling memberikan
tanggapan atau
sanggahan, dan
tambahan pendapat
sesuai hasil temuan
dan diskusi
kelompoknya
masing-masing
 Menyanggah atau
menerima masukan,
baik dari guru
maupun kelompok
lainnya berdasarkan
kepada sumber yang
jelas dan dapat
dipertanggung-
jawabkan
6. Generalization • Menggeneralisasikan
(menyimpulkan). hasil simpulannya
pada suatu kejadian

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 27


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

a. Menggiring siswa untuk atau permasalahan


menggeneralisasikan hasil yang serupa,
simpulannya pada suatu sehingga dapat
kejadian atau melatih keterampilan
permasalahan yang serupa, metakognisi.
sehingga dapat melatih • Menyusun
keterampilan metakognisi. kesimpulan tentang
b. Membimbing siswa untuk bagaimana
menyusun kesimpulan seharusnya
tentang bagaimana menjalankan sikap
seharusnya menjalankan ukuwah islamiah
sikap ukuwah islamiah sesuai dengan ajaran
sesuai dengan ajaran Islam Islam dan norma
dan norma masyarakat masyarakat yang
yang berlaku berlaku.
Penutup
1  Memberikan apresiasi atas  Siswa mendapatkan
kerja keras sehingga bisa apresiasi dari guru
terbiasa membaca al-  Siswa menyimak
Qur’an dan bertumbuh penjelasan guru
perilaku kontrol diri,
prasangka baik, dan
persaudaraan sebagai
implementasi perintah
Q.S. al- Hujurat/49: 10 dan
12 serta Hadis terkait.
 Menjelaskan tindaklanjut
pertemuan berikutnya.
 Memberi salam

c. Penilaian Hasil Belajar

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 28


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Untuk kegiatan pembelajaran di atas, penilaian hasil belajar dapat


dilakukan dengan cara berikut.
1. Observasi yang dilaksanakan pada saat siswa melafalkan ayat dan pada
saat diskusi. Penilaian ini dapat mencakup penilaian sikap (disesuaikan
dengan penilaian sikap yang direncanakan guru), pengetahuan, dan
keterampilan. Nilai pengetahuan dan keterampilan diberikan kepada
siswa yang memberikan masukkan dengan benar.
2. Pada saat observasi juga dilakukan penilaian untuk setiap langkah yang
dilakukan siswa, mulai cara mengidentifikasi permasalahan,
menentukan alternatif solusi, sampai mengkomunikasikan hasilnya.
Penilaian ini mencakup:
a) penilaian sikap atas kerja keras sehingga bisa terbiasa membaca al-
Qur’an dan bertumbuh perilaku kontrol diri, prasangka baik, dan
persaudaraan sebagai implementasi perintah Q.S. al- Hujurat/49:
10 dan 12 serta Hadis terkait,
b) penilaian pengetahuan, misalnya pemahaman terhadap tanda-tanda
bacaan atau tajwid dan menyebutkan ayat-ayat Al-Qur’an yang
berhubungan dengan ukuwah islamiyah atau sesuai dengan IPK,
dan
c) penilaian keterampilan, misalnya keterampilan siswa dalam
melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an yang relevan atau keterampian
siswa dalam menyampaikan hubungan antara kualitas keimanan
dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik
(husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan
Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta Hadis terkait.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 29


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa :
1. Karakteristik pembelajaran berbasis aktivitas, yakni peserta didik lebih
aktif dan Konsep pembelajarannya, yaitu : i2m3 (interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi), dan PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
Sedangkan prinsipnya ditinjau dari guru dan siswa.
2. Higher Order of Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat
tinggi merupakan suatu kemampuan berpikir yang kreatif dan kritis.
3. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
4. Model pembelajaran Discovery Learning ialah model penyingkapan,
model Problem Based Learning yaitu model yang berbasis pada masalah,

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 30


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

sedangkan Project Based Learning merupakan model berbasis proyek.


Adapun Inquiry Learning yakni melalui model penemuan. Dari semuanya,
terdapat langkahnya masing-masing yang disesuaikan dengan karakter
terhadap mata kuliah yang akan diterapkan tersebut.
5. Adapun model – model lainnya, diantaranya contextual learning,
cooperative learning, Pembelajaran Langsung, RME, NHT, Jigsaw, TPS,
GI, TS-TS, Picture and Picture.
6. Untuk memilih model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan
pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata pelajaran, karena
menyesuaikan dengan karakteristik materi pada masing-masing mata
pelajaran.
7. Adapun proses penyusunannya yang diterapkan pada salah satu contoh
materi dengan satu model pembelajaran, seperti model Discovery Learning
pada materi PAI dan Budi Pekerti.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan SMA, Model Model Pembelajaran. Jakarta : Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan. Juni 2017.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 31


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Agus Krisno Budiyanto, Sintaks 45 Metode Pembelajaran dalam Student


Centered Learning. Malang : PT. UMM PRESS. Juli 2016
https://www.zonareferensi.com/pengertian-analisis-menurut-para-ahli-dan-secara-
umum/
http://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/03/pengertian-penerapan-dan-
unsur-unsur.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran
http://wayandevilbat.blogspot.com/2011/04/pengajaran-berbasis-aktivitas-bab-
i.html
https://pgsd.binus.ac.id/2018/11/23/mengintegrasikan-higher-order-of-thinking-
skill-hots-pada-pembelajaran-sains-di-sd/
https://www.rijal09.com/2018/11/model-model-pembelajaran-hots-higher-order-
thinking-skill.html
http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/08/pengertian-model-pembelajaran-
inquiry.html
https://suaidinmath.wordpress.com/2015/01/22/model-model-pembelajaran-dan-
langkah-langkahnya/

MAKALAH KEL 8

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 32


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

MAKALAH

ANALISIS PENILAIAN HASIL BELAJAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Matakuliah Sejarah Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Indra Prayoga, S.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Ani Mulyaningsih (2018110012)

Hasna Nurlaela (2018110039)

Wulan Marwati (2018110090)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL-JAWAMI

BANDUNG

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 33


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

2019/2020

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 34


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang


telah memberikan kesehatan dan keteguhan hati kepada kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang menjadi tauladan para umat
manusia yang merindukan keindahan syurga.

Kami ucapkan terimakasih pula kepada Dosen Pengampu: Indra Prayoga,


S.Pd. yang telah membimbing kami serta semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah yang kami beri judul “Analisis Penilaian Hasil
Belajar”.

Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan,


terutama disebabkan kurangnya pengetahuan kami. Namun berkat kerjasama yang
baik dan kesungguhan dalam pengerjaannya, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami sadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
Untuk itu, kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi yang membacanya. Aamiin.

Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarokatuh.

Bandung, 4 Desember 2019

Penulis

Analisis Penilaian Hasil Belajar | i


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3. Tujuan Makalah...............................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1. Konsep Dasar Penilaian Hasil Belajar............................................................3
2.2. Jenis-jenis Penilaian.........................................................................................5
2.3. Jenis-jenis Penilaian Sikap..............................................................................6
2.4. Intrumen Penilaian Sikap..............................................................................11
2.5. Jenis-jenis Penilaian Pengetahuan................................................................17
2.6. Intrumen Penilaian Pengetahuan..................................................................19
2.7. Jenis-jenis Penilaian Keterampilan...............................................................29
2.8. Intrumen Penilaian Keterampilan................................................................30
2.9. Tahapan-tahapan Penilaian...........................................................................37
2.10. Pengelolaan Penilaian................................................................................39
2.11. Pemanfaatan Penilaian..............................................................................46
BAB III...........................................................................................................................48
PENUTUP.......................................................................................................................48
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................48
3.2. Saran...............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................49

Analisis Penilaian Hasil Belajar | ii


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Analisis Penilaian Hasil Belajar | iii


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam setiap proses belajar mengajar akan selalu terkandung di dalamnya


unsur penilaian. dalam penilaian tersebut terdapat suatu keputusan yang
didasarkan atas nilai-nilai. Evaluasi merupakan kegitan yang akan dapat
menggambarkan seberapa besar peserta didik dapat menguasai tujuan
pembelajaran yang telah di tentukan sebelumnya. Dalam melihat sangat
pentingnya suatu kegiatan proses evaluasi dalam kegiatan proses belajar
mengajar, penulis sebagai calon pendidik dirasa sangat perlu mengetahui
bagaimana cara menilai peserta yang tepat, tahapan-tahapan evaluasi dan lain
sebagaianya yang berhubungan dengan analisis penilaian hasil belajar, agar
nantinya penulis dapat mengevaluasi peserta didik dengan cepat dan tepat. untuk
itulah penulis menyusun makalah ini dengan judul Analisis Penilaian Hasil
Belajar.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dasar penilaian hasil belajar?
2. Apa saja jenis-jenis penilaian?
3. Apa saja jenis-jenis penilaian sikap?
4. Bagaimana intrumen penilaian sikap?
5. Apa saja jenis-jenis penilaian pengetahuan?
6. Bagaimana intrumen penilaian pengetahuan?
7. Apa saja jenis-jenis penilaian keterampilan?
8. Bagaimana intrumen penilaian keterampilan?
9. Bagaimana tahapan-tahapan penilaian?
10. Bagaimana pengelolaan penilaian?
11. Bagaimana pemanfaatan penilaian?

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 4


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

1.3. Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui konsep dasar penilaian hasil belajar.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis penilaian.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis penilaian sikap.
4. Untuk mengetahui intrumen penilaian sikap.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis penilaian pengetahuan.
6. Untuk mengetahui intrumen penilaian pengetahuan.
7. Untuk mengetahui jenis-jenis penilaian keterampilan.
8. Untuk mengetahui intrumen penilaian keterampilan.
9. Untuk mengetahui tahapan-tahapan penilaian.
10. Untuk mengetahui pengelolaan penilaian.
11. Untuk mengetahui pemanfaatan penilaian.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 5


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Penilaian Hasil Belajar


1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar

Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh


informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan
hasil belajar yang dicapai siswa, yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk
menentukan perlakuan selanjutnya (Depdiknas,2011). Hal ini berarti penilaian
tidak hanya untuk mencapai target sesaat atau satu aspek saja, melainkan
menyeluruh dan mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendapat
lain juga dikemukakan oleh Jihad dan Haris (2012) bahwa penilaian adalah
proses memberikan atau menentukan terhadap hasil belajar tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Selanjutnya Abdurrahman (dalam Jihad &
Haris,2012:14) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hal ini dimaksudkan agar guru
dapat mengetahui tingkat kemampuan sisiwa atau peserta didik dalam
mengikuti proses belajar.

Dari beberapa definisi di atas kami dapat menyimpulkan bahwa penilaian


hasil belajar merupakan suatu kegiatan mengukur atau menilai kemampuan dan
perkembangan belajar siswa secara menyeluruh baik dari aspek pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Hal ini berarti Penilaian dapat digunakan sebagai cara
atau tindak lanjut untuk mengukur tingkat penguasaan atau hasil belajar siswa..

2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 yang


dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan belajar dan perbaikan
hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan yang digunakan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 6


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Adapun fungsi penilaian


hasil belajar adalah sebagai berikut.

 Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.


 Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
 Meningkatkan motivasi belajar siswa.
 Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.

Fungsi penilaian hasil belajar juga dikemukakan oleh Nana Sudjana


(dalam Jihad & Haris,2012:56) yaitu:

 Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional.


 Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.
 Dasar dalam menyusun laporan kemajuan siswa kepada orangtuanya.

Dengan demikian, penilaian berfungsi sebagai cara untuk memantau


kinerja siswa dan komponen pembelajaran lainnya dalam proses belajar
mengajar guna peningkatan mutu proses belajar mengajar.

3. Tujuan dan Manfaat Penilaian Hasil Belajar


a. Tujuan Umum:
1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
2) Memperbaiki proses pembelajaran;
3) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.
b. Tujuan Khusus:
1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa;
2) Mendiagnosis kesulitan belajar;
3) Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar;
4) Penentuan kenaikan kelas;
5) Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri
dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 7


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

2.2. Jenis-jenis Penilaian


1. Penilaian formatif

Penilaian formatif adalah penilaian hasil belajar yang bertujuan untuk


mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai
dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa
istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti “bentuk”.
(Sudijono, 2005: 71)

2. Penilaian sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu
satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat
berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan penilaian
sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran
tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan
dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan setelah sekumpulan


program pelajaran selesai diberikan. Dengan kata lain penilaian yang
dilaksanakan setelah seluruh unit pelajaran selesai diajarkan. Adapun tujuan
utama dari penilaian sumatif ini adalah untuk menentukan nilai yang
melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh
program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono, 2007: 23)
Seperti halnya penilaian formatif yang dikatakan Ahmad Rohani dan Abu
Ahmadi dalam bukunya “Pengelolaan Pengajaran”, (Rohani dan Ahmadi,
1991: 176-179),

3. Penilaian diagnostik

Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui


kelemahan-kelemahan siswa serta faktor-faktor penyebabnya. Pelaksanaan
penilaian semacam ini biasanya bertujuan untuk keperluan bimbingan belajar,

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 8


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

pengajaran remedial, menemukan kasus-dasus dan lain-lain. Soal-soalnya


disusun sedemikian rupa agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang
dihadapi oleh para siswa.

4. Penilaian selektif

Penilaian selektif adalah penilaian yang dilaksanakan dalam rangka


menyeleksi atau menyaring. Memilih siswa untuk mewakili sekolah dalam
lomba-lomba tertentu termasuk jenis penilaian selektif. Untuk kepentingan
yang lebih luas penilaian selektif misalnya seleksi penerimaan mahasiswa
baru atau seleksi yang dilakukan dalam rekrutmen tenaga kerja.

5. Penilaian penempatan

Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui


keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan
penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan
belajar untuk program itu. Dengan perkataan lain, penilaian ini berorientasi
kepada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan
program belajar dengan kemampuan siswa,dan penilaian dilaksanakan
bilamana ada kebutuhan untuk menempatkan setiap murid pada program
pendidikan / program belajar mengajar yang sesuai dengan kemampuannya.

2.3. Jenis-jenis Penilaian Sikap

Penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi berdasarkan cakupan kompetensi


yang diukur dan sasaran pelaksanaannya.

1. Jenis Penilaian Berdasarkan Cakupan Kompetensi yang Diukur

Sebagaimana dijelaskan dalam PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian


hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

a. Ulangan Harian

Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik


secara periodik untuk menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 9


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan Harian


merujuk pada indikator dari setiap KD. Bentuk Ulangan harian selain tertulis
dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Frekuensi dan
bentuk ulangan harian dalam satu semester ditentukan oleh pendidik sesuai
dengan keluasan dan kedalaman materi.

Sebagai tindak lanjut ulangan harian, yang diperoleh dari hasil tes
tertulis, pengamatan, atau tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini
dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa pada setiap kompetensi dasar
lebih dini diketahui oleh pendidik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti
dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga
perkembangan belajar siswa dapat segera diketahui sebelum akhir semester.

Dalam rangka memperoleh nilai tiap mata pelajaran selain dengan


ulangan harian dapat dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek,
pengamatan dan produk. Tugas-tugas tersebut dapat didokumentasikan
dalam bentuk portofolio. Ulangan harian ini juga berfungsi sebagai diagnosis
terhadap kesulitan belajar siswa.

b. Ulangan Tengah Semester

Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh


pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah
semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periode tersebut. Bentuk Ulangan Tengah Semester selain tertulis dapat juga
secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk.

Sebagai tindak lanjut ulangan tengah semester, nilai ulangan tersebut


diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan
belajar siswa dapat diketahui sedini mungkin. Dengan demikian ulangan ini
dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan,
sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir semester.

c. Ulangan Akhir Semester

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 10


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik


untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester satu.
Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester satu. Ulangan akhir semester
dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan pengamatan, tugas,
produk.

Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester adalah mengolah dan


menganalisis nilai ulangan akahir semester. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat
diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga
kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir tahun pelajaran.

d. Ulangan Kenaikan Kelas

Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik


di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
di akhir semester genap. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.

Ulangan kenaikan kelas dapat berbentuk tes tertulis, lisan,


praktik/perbuatan, pengamatan, tugas dan produk. Sebagai tindak lanjut
ulangan kenaikan kelas adalah mengolah dan menganalisis nilai ulangan
kenaikan kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar
siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak
lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa untuk
hal-hal yang bersifat esensial dapat diketahui sedini mungkin sebelum
menamatkan sekolah.

e. Ujian Sekolah

Ujian sekolah adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi peserta


didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan
atas prestasi belajar peserta didik dan merupakan salah satu syarat kelulusan
dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah kelompok mata

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 11


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada ujian
nasional, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang diatur dalam
Permendiknas yang dikeluarkan oleh Depdiknas untuk tahun yang
bersangkutan dan Prosedur Operasional Standar (POS) ujian sekolah yang
diterbitkan oleh BSNP.

f. Ujian Nasional

Ujian Nasional adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi


peserta didik yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperoleh pengakuan
atas prestasi belajar peserta didik dan merupakan salah satu syarat lulus dari
satuan pendidikan. Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) mengikuti
Permendiknas yang dikeluarkan setiap tahun oleh Depdiknas dan Prosedur
Operasional Standar (POS) yang diterbitkan oleh BSNP.

2. Jenis Penilaian Berdasarkan Sasaran

Berdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas


penilaian individual dan penilaian kelompok.

a. Penilaian individual

Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai


pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara perorangan. Penilaian
individual perlu memperhatikan nilai universal seperti: disiplin, jujur, tekun,
cermat, teliti, tanggungjawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran,
sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.

b. Penilaian kelompok

Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai


pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara kelompok. Penilaian
kelompok perlu memperhatikan nilai universal seperti: kerjasama,
menghargai pendapat orang lain, kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran,
dan lain-lain.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 12


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Dilihat dari fungsinya penilaian dibedakan menjadi lima jenis yaitu


penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif, dan
penilaian penempatan.

1) Penilaian Formatif

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan guru pada saat


berlangsungnya proses pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan
proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif
berorientasi kepada proses belajar-mengajar untuk memperbaiki program
pengajaran dan strategi pelaksanaannya.

2) Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit


program, yakni akhir caturwulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya
adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh
kompetensi siswa dan kompetensi mata pelajaran dikuasai oleh para siswa.
Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan kepada proses.

3) Penilaian Diagnostik

Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat


kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini
dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial
(remedial teaching), menemukan kasus-kasus, dll. Soal-soalnya disusun
sedemikian rupa agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi
oleh para siswa.

4) Penilaian Selektif

Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan


seleksi, misalnya tes atau ujian saringan masuk ke sekolah tertentu.

5) Penilaian Penempatan

Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk


mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 13


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai


kegiatan belajar untuk program itu. Dengan perkataan lain, penilaian ini
berorientasi kepada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan
kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa.

2.4. Intrumen Penilaian Sikap


1. Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator
perilaku yang diamati. Observasi langsung dilaksanakan oleh guru secara
langsung tanpa perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak langsung
dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, orang tua, peserta didik, dan
karyawan sekolah.
Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman
observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik. Daftar cek digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu
sikap atau perilaku. Sedangkan skala penilaian menentukan posisi sikap atau
perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap. Pedoman observasi secara
umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan hasil
pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan. Pernyataan memuat sikap
atau perilaku yang positif atau negatif sesuai indikator penjabaran sikap dalam
kompetensi inti dan kompetensi dasar. Rentang skala hasil pengamatan antara
lain berupa:
 Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah
 Sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik.
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran.
Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek.
Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberikan skor dan mengolah
skor menjadi nilai akhir. Agar observasi lebih efektif dan terarah hendaknya:
 Dilakukan dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencanaan
mencakup indikator atau aspek yang akan diamati dari suatu proses.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 14


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

 Menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian.


 Pencatatan dilakukan selekas mungkin.
 Kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan.

Berikut adalah contoh dari lembar penilaian sikap memnggunakan Teknik


observasi:

Lembar Penilaian Sikap-Observasi pada Kegiatan Praktikum

Matapelajaran : …………………………………………………………

Kelas/Semester : …………………………………………………………

Topik/Subtopik : …………………………………………………………

Indikator : Peserta didik menujukkan perilaku ilmiah disiplin,


tanggung jawab, jujur, teliti, dalam melakukan
percobaan…………………………………………….

N Nama Tanggun Peduli


Disiplin Kerjasama Teliti Kreatif Keterangan
o Siswa g Jawab Lingkungan

1                

2                

3                

4                

5                

6                

7                

Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut:

4 = Sangat Baik

3 = Baik

2 = Cukup

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 15


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

1 = Kurang

2. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai
rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala
semantic differential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan skala semantic differential
yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda
maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban
yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat
negatif terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic
differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk
mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.
Kriteria penyusunan lembar penilaian diri:
a. Pertanyaan tentang pendapat, tanggapan dan sikap, misal: sikap resonden
terhadap sesuatu hal
b. Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden.
c. Usahakan pertanyaan yang jelas dan khusus
d. Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian
e. Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
f. Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 16


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Adapun contoh dari lembar penilaian diri adalah sebagai berikut:

Lembar Penilaian Diri

Sikap Percaya Diri

Petunjuk:

Lembar ini diisi oleh peserta didik sendiri untuk menilai sikap social peserta
didik dalam percaya diri. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap
percaya diri yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut:

4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pertanyaan

3 = Sering, apabila sering melakukan dan kadang-kadang melakukan sesuai


pertanyaan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak


melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik : ……………………………


Kelas : ……………………………
Tanggal Pengamatan : ……………………………
Materi Pokok : ……………………………
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Saya melakukan segala sesuatu tanpa ragu        
saya berani mengambil keputusan secara
2
cepat dan bisa dipertanggungjawabkan        
3 Saya tidak mudah putus asa        

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 17


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Saya berani menunjukkan kemampuan yang


4
dimiliki di depan orang banyak        
5 Saya berani mencoba hal-hal yang baru        
Jumlah Skor        

3. Penilaian Antarpeserta didik


Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian antarpeserta didik
adalah daftar cek dan skala penilaian (rating scale) dengan teknik sosiometri
berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari keduanya atau
menggunakan dua-duanya.
Berikut adalah contoh lembar penilaian antarpeserta didik atau antar
teman:
Lembar Penilaian Antar Teman
Nama Teman yang Dinilai : …………………………….
Nama Penilai : …………………………….
Kelas : …………………………….
Semester : …………………………….
Petunjuk:
Berilah tanda centang (v) pada kolom “tidak pernah”, “Kadang”, “Sering”,
atau “Selalu” sesuai fakta yang kalian ketahui.

Jawaban
No Pertanyaan Tidak
Kadang Sering Selalu
Pernah
Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan
1
aktivitas        
2 Teman saya beribadah tepat waktu        
Teman saya tidak mengganggu teman saya
3 yang beragama lain saat berdoa berdoa sesuai
agamanya        
Teman saya tidak menyontek saat
4
mengerjakan ujian/ulangan        
Teman saya tidak menjiplak/ mengambil/
5 menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber dalam mengerjakan setiap tugas        

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 18


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Teman saya mengemukakan perasaan


6
terhadap sesuatu apa adanya        
Teman saya melaporkan data atau informasi
7
apa adanya        
Dst.        
Jumlah        

4. Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan
segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan
untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat. sementara itu, kelemahan
yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut waktu
yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga
dapat mengganggu perhatian dan tugas guru, apabila pencatatan tidak
dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang.
Terkait dengan pencatatan jurnal, maka guru perlu mengenal dan
memperhatikan perilaku peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Aspek-aspek pengamatan ditentukan terlebih dahulu oleh guru sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran yang diajar. Aspek-aspek pengamatan
yang sudah ditentukan tersebut kemudian dikomunikasikan terlebih dahulu
dengan peserta didik di awal semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
a. Catatan atas pengamatan guru harus objektif
b. Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah
kejadian / peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
c. Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)
d. Pedoman umum penyekoran jurnal:
e. Penyekoran pada jurnal dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert.
Sebagai contoh skala 1 sampai dengan 4.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 19


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

f. Guru menentukan aspek-aspek yang akan diamati.


g. Pada masing-masing aspek, guru menentukan indikator yang diamati.
h. Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta
didik diberi skor 1, sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0.
i. Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
j. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan
k. Nilai Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan
dengan cara menhitung rata-rata skor dan membandingkan dengan
kriterian penilaian

Berikut ini contoh lembar jurnal penilaian sikap pada peserta didik:

Jurnal Penilaian Sikap

Satuan Pendidikan : Kelas/Semester :

Mata Pelajaran : Tahun Pelajaran :

Hari, Tanggal : Pengamatan Sikap :

Nama Aspek yang Kejadia


No Hari/Tanggal Keterangan
Siswa Dinilai n

           

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 20


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

2.5. Jenis-jenis Penilaian Pengetahuan


1. Proses Kognitif
a) Mengingat (remember), mengingat kembali pengetahuan dari memorinya.
b) Memahami (understand), mengkonstruksi makna dari pesan baik secara
lisan tulisan dan grafis.
c) Menerapkan (apply), penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan
atau situasi yang baru.
d) Menganalisis (analysis), penguraian materi ke dalam bagian-bagian dan
bagaimana bagian-bagian itu saling berhubungan satu sama lain dalam
keseluruhan struktur.
e) Mengevaluasi (evaluate) membuat keputusan berdasarkan kriteria dan
standar
f) Mengkreasi (create) menempatkan elemen-elemen secara bersamaan
kedalam bentuk modifikasi atau mengorganisasi elemen-elemen ke dalam
pola baru (struktur baru).
2. Dimensi Pengetahuan
a) Pengetahuan factual; pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail
yang spesifik dan elemen.
b) Pengetahuan konseptual; pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk
klasifikasi, kategori, prinsip dan generalisasi.
c) Pengetahuan procedural; pengetahuan tentang bagaimana melakukan
sesuatu.
d) Pengetahuan metakognitif; pengetahuan tentang kognisi, merupakan
tindakan atas dasar suatu pemahaman, meliputi kesadaran berfikir dan
penetapan keputusan tentang sesuatu.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 21


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

3. Proses dan Hasil Penilaian Pengetahuan.


a) Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian selama satu
semester, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester.
b) Nilai akhir pencapaian pengetahuan rerata dari hasil pencapaian
kompetensi setiap KD selama satu semester.
c) Nilai pada rapor ditulis dalam bentuk angka skala 0-100 dan dilengkapi
dengan deskripsi singkat kompetensi yang menonjol tertinggi dan terendah
berdasarkan pencapaian KD selama satu semester.
d) Deskripsi nilai didasarkan pada nilai tertinggi dan terendah pada capaian
KD per semester.

4. Teknik Penilaian Pengetahuan

Teknik Penilaian: Keterangan

a) Tes tulis: Memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan benar-salah, ya-
tidak), menjodohkan, sebab-akibat.
b) Mensuplai jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek,
uraian)
c) Tes Lisan: soal (pertanyaan yang menuntut siswa menjawab secara
lisan/formatif tes)
d) Penugasan: Tugas yang dilakukan secara individu atau kelompok.
2.6. Intrumen Penilaian Pengetahuan
1. Tes Tulis

Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis
untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes.
Tes tertulis menuntut adanya respons dari peserta tes yang dapat dijadikan
sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya.

Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian.Pengembangan instrumen tes tertulis
mengikuti langkah-langkah berikut:

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 22


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

1) Menetapkan tujuan tes, apakah tujuan tes untuk seleksi, penempatan,


diagnostik, formatif, atau sumatif.
2) Menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang digunakan
sebagai acuan menulis soal. Di dalam kisi-kisi tertuang rambu-rambu
tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur,
materi, indikator soal, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-
kisi, penulisan soal lebih terarahkarena sesuai dengan tujuan tes dan
proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat.
3) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
4) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan.
Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat
disediakan kunci jawaban karena jawabannya sudah pasti dan dapat diskor
dengan objektif.Untuk soal uraian disediakan pedoman penskoran yang
berisi alternatif jawaban dan rubrik dengan rentang skornya.
5) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan.

Bentuk soal yang sering digunakan di SMA adalah pilihan ganda (PG) dan uraian.

Contoh Kisi-Kisi

Nama Sekolah : SMA Cipete – Jakarta selatan


Kelas/Semester : X /Semester 2
Tahun pelajaran : 2014/2015
Mata Pelajaran : Kimia

No Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal

1 3.8 Menganalisis sifat Sifat Disajikan tabel hasil 1 PG


larutan berdasarkan larutan percobaan uji larutan,
daya hantar siswa dapat menentukan
listriknya. senyawa yang
merupakan larutan
elektrolit dan non
elektrolit dengan tepat.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 23


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

No Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal

... PG

30 PG

2 3.5 Membandingkan Ikatan Disajikan hasil uji 31 Uraian


ikatan ion, ikatan Kimia kepolaran senyawa,
kovalen, dan ikatan siswa dapat menyimpul-
logam serta sifat kan kepolaran senyawa
zatnya dengan benar

32 Uraian

33 Uraian

Selanjutnya dalam mengembangkan butir soal perlu memperhatikan kaidah


penulisan butir soal yang meliputi substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.

a. Tes tulis bentuk pilihan ganda

Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban
(option). Untuk tingkat SMA biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari
kelima pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang
benar atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).

Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut.

 Substansi/Materi

 Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).

 Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: Urgensi,


Keberlanjutan, Relevansi, dan Keterpakaian).

 Pilihan jawaban homogen dan logis.

 Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat.

 Konstruksi

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 24


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

 Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.

 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang


diperlukan saja.

 Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.

 Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.

 Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas dan berfungsi.

 Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.

 Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar” atau


“semua jawaban salah”.

 Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar
kecilnya angka atau kronologis kejadian.

 Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

 Bahasa

 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.

 Menggunakan bahasa yang komunikatif.

 Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali


merupakan satu kesatuan pengertian.

 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

Contoh butir soal pilihan ganda mata pelajaran kimia berdasarkan


contoh kisi-kisi di atas

Rumusan butir soal:

Perhatikan data percobaan uji larutan berikut!

Pengamatan pada
Larutan
No
Elektroda Lampu

(1) tidak ada gelembung padam

(2) sedikit gelembung padam

(3) sedikit gelembung redup

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 25


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Pengamatan pada
Larutan
No
Elektroda Lampu

(4) banyak gelembung redup

(5) banyak gelembung menyala

Pasangan senyawa yang merupakan larutan elektrolit kuat dan non elektrolit
berturut-turut ditunjukkan oleh larutan nomor ….

A. (1) dan (2)


B. (2) dan (3)
C. (3) dan (5)
D. (4) dan (5)
E. (5) dan (1) Kunci: E

b. Tes tulis bentuk uraian

Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut siswa untuk mengorganisasikan
dan menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri.

Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut.

 Substansi/Materi

 Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian)

 Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai

 Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK)

 Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat
kelas

 Konstruksi

 Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 26


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

 Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah


yang menuntut jawaban terurai

 Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi

 Ada pedoman penskoran

 Bahasa

 Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif

 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku

 Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda


atau salah pengertian

 Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan

 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

Contoh Rumusan butir soal uraian berdasarkan contoh kisi-kisi di atas:

Perhatikan informasi berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 31.

Siswa kelas X SMA Cipete Jakarta Selatan secara berkelompok melakukan


percobaan “Uji Kepolaran Senyawa” terhadap berbagai bahan. Setelah
melakukan pengamatan hasil percobaan, mereka mencatat data, mengolah, dan
menginterpretasikannya. Selanjutnya perwakilan kelompok menyajikan hasil
percobaan di depan kelas dan ditanggapi kelompok lain.

Berikut ini adalah data dan interpretasi hasil percobaan yang disajikan oleh
kelompok 3.

Bahan Aliran zat cair terhadap penggaris


No Kesimpulan
dibelokkan tidak dibelokkan
1 C2H5OH V Polar
2 CH3COOH V Tidak Polar
3 CCl4 V Polar
4 H2O V Polar
5 CH4 V Tidak Polar

Kelompok 1 menanggapi hasil percobaan kelompok 3 yang berbeda


dengan hasil percobaan mereka. Menurut kelompok 1 ada bahan yang

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 27


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

perlu diperiksa ulang karena hasil pengamatannya kurang tepat, sehingga


kesimpulannya meragukan.
Pertanyaan:
Tunjukkan data pengamatan yang kurang tepat dan beri 5 alasan terhadap
jawabanmu yang berkaitan dengan kepolaran!
Pedoman penskoran

Jawaban Skor
Data nomor 2 dan nomor 3 2
Alasan: 8
1. Kepolaran senyawa dipengaruhi oleh keelektronegatifan dan 1
bentuk molekul 1
2. Adanya perbedaan keelektronegatifan dapat menyebabkan kepolaran 1
3. Bentuk molekul yang simetris dapat menyebabkan suatu senyawa menjadi 1
tidak polar,
1
karena kutub yang terbentuk akan saling meniadakan
4. Pada semua bahan yang diperiksa ada perbedaan keelektronegatifan sehingga 1
faktor utama yang berpengaruh adalah bentuk molekul
5. Bentuk molekul bahan 2 adalah tidak simetris, bersifat polar dan 1
bentuk molekul bahan 3 adalah simetris, bersifat non polar 1
Skor maksimal 10

2. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal pada waktu
pembelajaran. Jawaban siswa dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.Tes
lisan menumbuhkan sikap siswa untuk berani berpendapat.
Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan:
 Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of learning) dan
dapat juga digunakan sebagai fungsi diagnostik untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap kompetensi dan materi pembelajaran (assessment for learning).
 Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi pada
kompetensi dasar yang dinilai
 Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengonstruksi jawabannya
sendiri.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 28


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

 Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih komplek.


Contoh pertanyaan untuk tes lisan dalam pembelajaran.
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester :X/1
Kompetensi Dasar : 3.1 Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan
pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi
kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja
berdasarkan pengamatan dan percobaan.
Indikator : 1. Siswa dapat menyebutkan cabang-cabang biologi yang
berhubungan dengan informasi yang diberikan.
2. Siswa dapat menjelaskan urutan tingkat organisasi
kehidupan.
Pertanyaan : 1. Salah satu penyakit degeneratif pada manusia usia lanjut
(manula) adalah diabetes mellitus yang berkaitan dengan
menurunnya fungsi pankreas untuk menghasilkan
insulin. Sebutkanlah cabang-cabang biologi yang berhubungan
dengan penyakit tersebut.
2. Jelaskan organisasi kehidupan dari tingkat yang paling
kecil sampai tingkat paling besar!

3. Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur dan/atau


meningkatkan pengetahuan.Penugasan yang digunakan untuk mengukur kompetensi
pengetahuan (assessment of learning)dapat dilakukan setelah proses pembelajaran
sedangkan penugasan yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
(assessment for learning)diberikan sebelum dan/atau selama proses
pembelajaran.Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.Penugasan lebih ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas produktif
lainnya.

Rambu-rambu penugasan:
 Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 29


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

 Tugas dapat dikerjakan oleh siswa, selama proses pembelajaran atau merupakan
bagian dari pembelajaran mandiri.
 Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa.
 Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
 Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara
kelompok.
 Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.
 Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
 Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

Contoh penugasan
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelas/Semester : XII /1
Tahun Pelajaran : 2014/2015

Kompetensi Dasar:
3.1. Menganalisis variasi dan kombinasi keterampilan gerak salah satu
permainan bola besar untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik.

Indikator:
Menganalisis taktik danstrategi (pola menyerangdan bertahan) permainan
sepakbola.

Rincian tugas:
1. Amatilah/tontonlah pertandingan sepak bola di lapangan/televisi/internet,
atau media lain.
2. Perhatikan taktik dan strategi yang muncul, baik pertahananmaupun
penyerangan dalam pertandingan tersebut.
3. Buatlah laporan hasil pengamatanmu dengan tampilan yang menarik dan
menggunakan bahasa Indonesia yang benar sehingga mudah dipahami.
Laporan meliputipendahuluan (tujuan penyusunan laporan, nama
pertandingan, tempat, waktu dan tim yang bertanding) dan pelaksanaan
(hasil pengamatan taktik dan strategi permainan).
Contoh rubrik penilaian laporan tugas PJOK

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 30


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Kriteria Skor Indikator


Memuat: (1) tujuan penyusunan laporan, (2) nama
Pendahuluan 4
pertandingan, (3) tempat, (4) waktu, dan (5) tim yang
bertanding
Memuat tujuan dan 3 dari 4 butir lainnya
3
Memuat tujuan dan 2 dari 4 butir lainnya
2
Tidak memuat tujuan penyusunan laporan, ada salah
1
satu atau lebih dari 4 butir lainnya
0 Tidak memuat tujuan dan 4 butir lainnya

Taktik dan strategi pertahanan dan penyerangan diulas


Pelaksanaan 4
dengan lengkap
Taktik atau strategi pertahanan dan penyerangan
3
diulas dengan lengkap
Taktik atau strategi pertahanan atau penyerangan
2
diulas dengan lengkap
Taktik dan strategi pertahanan dan penyerangan diulas
1
tidak lengkap

Terkait dengan pelaksanaan tugas dan ada saran untuk


Kesimpulan 4
perbaikan penugasan berikutnya yang feasible
Terkait dengan pelaksanaan tugas dan ada saran untuk
3
perbaikan penugasan berikutnya tetapi kurangfeasible
Terkait dengan pelaksanaan tugas tetapi tidak ada
2
saran
Tidak terkait dengan pelaksanaan tugas dan tidak ada
1
saran

Laporan rapi dan menarik, dilengkapi cover dan


Tampilan 4
foto/gambar
laporan
Laporan rapi dan menarik, dilengkapi cover atau
3
foto/gambar
Laporan dilengkapi cover atau foto/gambar tetapi
2
kurang rapi atau kurang menarik
Laporan kurang rapi dan kurang menarik, tidak
1
dilengkapi cover dan foto/gambar

Mudah dipahami, pilihan kata tepat, dan ejaan semua


Keterbacaan 4
benar
Mudah dipahami, pilihan kata tepat, beberapa ejaan
3
salah
Kurang dapat dipahami, pilihan kata kurang tepat, dan
2
beberapa ejaan salah
Tidak mudah dipahami, pilihan kata kurang tepat, dan
1
banyak ejaan yang salah
Contoh pengisian hasil penilaian tugas
No Nama Skor untuk

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 31


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Juml Nilai
skor

Keterbacaan
Pelaksanaan

Kesimpulan
Pendahulua

Tampilan
1 Adi 4 2 2 3 3 14 70
... ... ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan:
 Skor maksimal = banyaknya kriteria x skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 5 x 4= 20.
 Nilai tugas = (Jumlah skor perolehan: skor maks) x 100.
 Pada contoh di atas nilai tugas Adi = (14 : 20) x 100 = 70.
4. Observasi
Observasi bukan hanya dilakukan untuk menilai sikap, namun penilaian
terhadap pengetahuan siswa dapat juga dilakukan melalui observasi selama
proses pembelajaran, misalnya pada waktu diskusi atau kegiatan
kelompok.Teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik.

Contoh format observasi terhadap diskusikelompok


Pernyataan/Indikator
Kebenaran Ketepatan
Nama Gagasan ....
konsep istilah
Y T Y T Y T Y T
Adi   
Aulia   
Budi   
...

Keterangan: Diisi tanda cek (): Y = ya/benar/tepat; T = tidak tepat


Hasil yang diperoleh dari observasi digunakan untuk mendeteksi
kelemahan/kekuatan penguasaan kompetensi pengetahuan dan memperbaiki
proses pembelajaran khususnya pada indikator yang belum muncul.

2.7. Jenis-jenis Penilaian Keterampilan


1. Dimensi Keterampilan
a. Keterampilan abstrak
 K-1 Mengamati
 K-2 Menanya

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 32


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

 K-3 Mencoba
 K-4 Menalar
 K-5 Menyaji
 K-6 Mencipta
b. Keterampilan Konkrit
a) Persepsi (perception): perhatian untuk melakukan suatu gerakan.
b) Kesiapan (set): kesiapan mental dan fisik untuk melakukan suatu
gerakan.
c) Meniru (guided response): gerakan secara terbimbing.
d) Membiasakan gerakan (mechanism): gerakan mekanistik
e) Mahir (complex or overt): gerakan kompleks dan termodifikasi
f) Menjadi gerakan alami (adaptation): gerakan alami yang diciptakan
sendiri atas dasar gerakan yang sudah dikuasai.
g) Menjadi tindakan orisinal (origination): gerakan baru yang orisinal,
sukar ditiru orang lain, dan menjadi ciri khasnya.
2. Proses dan Hasil Penilaian Keterampilan
a) Hasil penilaian pada setiap KD adalah nilai optimal dengan teknik dan
objek KD yang sama.
b) Penilaian KD keterampilan yang dilakukan dengan dua teknik
penilaian seperti proyek an produk atau praktik dan produk, maka
nilai KD dapat dirata-rata
c) Nilai akhir keterampilan pada setiap pada mata pelajaran adalah rerata
dari semua nilai KD keterampilan dalam satu semester.
d) Penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada
skala 0-100, predikat dan deskripsi singkat pada capaian kompetensi.
2.8. Intrumen Penilaian Keterampilan
1. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran
yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Penilaian kinerja
yang menekankan pada hasil (produk) biasa disebut penilaian produk,
sedangkan penilaian kinerja yang menekankan pada proses dan produk dapat

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 33


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

disebut penilaian praktik. Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja adalah
proses pengerjaannya atau kualitas produknya atau kedua-duanya. Sebagai
contoh: (1) keterampilan menggunakan alat dan atau bahan serta prosedur
kerja dalam menghasilkan suatu produk; (2) kualitas produk yang dihasilkan
berdasarkan kriteria teknis dan estetik.
Contoh penilaian kinerja yang menekankan pada proses adalah
berpidato, membaca karya sastra, memanipulasi peralatan laboratorium sesuai
keperluan, dan memainkan alat musik. Contoh penilaian proses yang
melibatkan aktivitas fisik adalahmelempar/menendang bola, bermain tenis,
berenang, koreografi, dan menari. Contoh penilaian kinerja yang menekankan
pada produk misalnyamenyusun karangan, melukis, dan menyulam. Contoh
penilaian kinerja yang menekankan pada proses dan produk misalnya
pembuatan makanan tradisional.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penilaian kinerja adalah:
1) mengidentifikasi semua langkah-langkah penting yang akan
mempengaruhi hasil akhir (output).
2) menuliskan dan mengurutkan semua aspek kemampuan spesifik yang
penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan
hasil akhir (output) yang terbaik.
3) mendefinisikan dengan jelas semua aspek kemampuan yang akan diukur.
Kemampuan atau produk yang akan dihasilkan tersebut tidak perlu
terlalu banyak atau rinci, yang pentingharus dapat diamati (observable).
4) memeriksa dan membandingkan kembali semua aspek kemampuan yang
sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan (jika ada
pembandingnya).
Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan format observasi dan
rubrik penilaian untuk mengamati perilaku siswa dalam melakukan praktik atau
produk yang dihasilkan.
Contoh penilaian kinerja/praktik
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI /2

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 34


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Tahun Pelajaran : 2014/2015


Kompetensi Dasar : 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada
struktur dan fungsi jaringan pada organ-organ
pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem
pencernaan dan teknologi terkait sistem pencernaan,
serta melakukan uji zat makanan yang terkandung
dalam berbagai jenis bahan makanan serta
mengaitkannya dengan kebutuhan energi bagi setiap
individu melalui berbagai bentuk media informasi.

Indikator : Siswa dapat melakukan uji zat makanan yang terkandung


dalam berbagai jenis bahan makanan

Rubrik penilaian kinerja/praktik Biologi


Kriteria Skor Indikator
3 Pemilihan alat dan bahan tepat
Persiapan
2 Pemilihan alat atau bahan tepat
(Skor maks = 3)
1 Pemilihan alat dan bahan tidak tepat
0 Tidak menyiapkan alat dan/atau bahan

3 Merangkai alat tepat dan rapi


2 Merangkai alat tepat atau rapi
1 Merangkai alat tidak tepat dan tidak rapi
0 Tidak membuat rangkaian alat

2 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat


1 Langkah kerja atau waktu pelaksanaan tepat
Pelaksanaan Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak
(Skor maks = 7) 0
tepat

Memperhatikan keselamatan kerja dan


2
kebersihan
Memperhatikan keselamatan kerja atau
1
kebersihan
Tidak memperhatikan keselamatan kerja dan
0
kebersihan

Hasil 3 Mencatat dan mengolah data dengan tepat


(Skor maks = 6) 2 Mencatat atau mengolah data dengan tepat
1 Mencatat dan mengolah data tidak tepat
0 Tidak mencatat dan mengolah data

3 Simpulan tepat
2 Simpulan kurang tepat
1 Simpulan tidak tepat

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 35


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Kriteria Skor Indikator


0 Tidak membuat simpulan

Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan


3
dan Isi laporan benar
Laporan Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan
2
(Skor maks = 3) atau Isi laporan benar
Sistematika tidak sesuai dengan kaidah
1
penulisan dan Isi laporan tidak benar
0 Tidak membuat laporan

Contoh pengisian format penilaian kinerja/praktik Biologi.

Skor untuk Juml


No Nama skor Nilai
Persiapan Pelaksanaan Hasil Laporan

1 Adi 3 5 4 2 14 74

... .. ... ... ... ... .. ...

Keterangan:
 Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 3 + 7 + 6 + 3= 19.

 Nilai praktik = (Jumlah skor perolehan: skor maks) x 100.


 Pada contoh di atas nilai praktik Adi = (14 : 19) x 100 = 73,68 dibulatkan
menjadi 74.
Dalam penilaian kinerja dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang
dinilai, misalnya persiapan 20%, Pelaksanaan dan Hasil 50%, serta
Pelaporan 30%.

2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yangharus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, inovasi dan kreativitas,kemampuan penyelidikan dan kemampuan
siswa menginformasikan matapelajaran tertentu secara jelas.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 36


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD, satu mata
pelajaran, beberapa mata pelajaran serumpun atau lintas mata pelajaran yang
bukan serumpun.

Penilaian proyek umumnya menggunakan metode belajar pemecahan


masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara
nyata.Dalam penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, keaslian, serta inovasi dan
kreativitas.

 Pengelolaan yaitu kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi


dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

 Relevansi yaitu kesesuaian topik, data, dan hasilnya dengan KD atau mata
pelajaran.

 Keaslian. Proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya sendiri
dengan mempertimbangkan kontribusi guru dan pihak lain berupa bimbingan
dan dukungan terhadap proyek yang dilakukan siswa.

 Inovasi dan kreativitas. Proyek yang dilakukan siswa terdapat unsur-unsur baru
(kekinian) dan sesuatu yang unik, berbeda dari biasanya.

Contoh Penilaian Proyek


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester :X/1
Kompetensi Dasar : 4.4 Kemampuan melakukan penelitian sosial yang
sederhana untuk mengenali ragam gejala sosial dan
hubungan sosial di masyarakat.
Indikator : Siswa dapat melakukan penelitian mengenai
permasalahan sosial yang terjadi pada masyarakat di
lingkungan sekitarnya.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 37


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Rumusan tugas proyek:


a. Lakukan penelitian mengenai permasalahan sosial yang berkembang pada
masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalmu, misalnya pengaruh
keberadaan mal bagi masyarakat sekitarnya (kamu bisa memilih masalah
lain yang sedang berkembang di lingkunganmu).
b. Tugas dikumpulkan sebulan setelah hari ini. Tuliskan rencana
penelitianmu, lakukan, dan buatlah laporannya. Dalam membuat laporan
perhatikan latar belakang, perumusan masalah, kebenaran informasi/data,
kelengkapan data, sistematika laporan, penggunaan bahasa, dan tampilan
laporan!
Rubrik penilaian proyek:
Skor
No Aspek yang dinilai
maks
1 Perencanaan 6
Latar Belakang (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
Rumusan masalah (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)

2 Pelaksanaan 12
a.Pengumpulan data/informasi (akurat = 3; kurang akurat = 2; tidak
akurat = 1)
b. Kelengkapan data (lengkap= 3; kurang lengkap = 2; tidak lengkap = 1)
c. Pengolahan/analisis data (sesuai = 3; kurang sesuai = 2; tidak sesuai =
1)
d.Kesimpulan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
3 Pelaporan hasil 12
a. Sistematika laporan (baik = 3; kurang baik = 2; tidak baik = 1)
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah= 3; kurang sesuai kaidah = 2;
tidak sesuai kaidah = 1)
c. Penulisan/ejaan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat/banyak
kesalahan =1)
d. Tampilan (menarik= 3; kurang menarik= 2; tidak menarik= 1)

Skor maksimal 30

Nilai proyek = (skor perolehan : skor maksimal) x 100.

Dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang dinilai, misalnya


perencanaan 20%, pelaksanaan 40%, dan pelaporan 40%.

3. Penilaian Portofolio

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 38


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

kumpulan informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan


perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Ada beberapa
tipe portofolio yaitu portofolio dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio
pameran. Guru dapat memilih tipe portofolio yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dasar dan/atau konteks mata pelajaran.

Pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai
oleh guru bersama siswa.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru
dan siswa dapat menilai perkembangan kemampuan siswa dan terus
melakukan perbaikan.Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan
perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya.

Portofolio siswa disimpan dalam suatu folder dan diberi tanggal


pembuatan sehingga dapat dilihat perkembangan kualitasnya dari waktu ke
waktu.

Dalam kurikulum 2013, portofolio digunakan sebagai salah satu bahan


penilaian. Hasil penilaian portofolio bersama dengan penilaian yang lain
dipertimbangkan untuk pengisian rapor/laporan penilaian kompetensi siswa.
Portofolio merupakan bagian dari penilaian autentik, yang langsung dapat
menyentuh sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa.

Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai karya-karya siswasecara


bertahap dan pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan
dipilihbersama oleh guru dan siswa. Karya-karya terpilih yang menurut guru
dan siswaadalah karya-karya terbaik disimpan dalam buku
besar/album/stofmap sebagai dokumen portofolio. Guru dan siswa harus
sama-sama memahami alasan mengapa karya-karyatersebut disimpan di
dalam koleksi portofolio.Setiap karya pada dokumen portofolio harus
memiliki makna atau kegunaan bagi siswa, guru, dan orang lain yang
mengamati.Selain itu, diperlukan komentar dan refleksi dari guru,orangtua
siswa,atau pengamat pendidikan yang memiliki keterkaitan dengan karya-
karya yang dikoleksi.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 39


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Karya siswa yang dapat disimpan sebagi dokumen portofolio antara


lain: karangan, puisi, gambar/lukisan,surat penghargaan/piagam, foto-foto
prestasi, dsb.

Dokumen portofolio dapat menumbuhkan rasa bangga yang mendorong


siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Guru dapat memanfaatkan
portofolio untuk mendorong siswamencapai sukses dan membangun
kebanggaan diri. Secara tidak langsung, hal ini berdampak pada peningkatan
upaya siswauntuk mencapai tujuan individualnya. Di samping ituguru pun
akan merasa lebih mantap dalam mengambil keputusan penilaian karena
didukung oleh bukti-bukti autentik yang telah dicapai dan dikumpulkan
siswanya.

Agar penilaian portofolio menjadi efektif, gurudan siswa perlu


menentukan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio
sebagai berikut:

 setiap siswa memiliki dokumen portofolio sendiri yang di dalamnya


memuat hasil belajar pada setiap mata pelajaran atau setiap kompetensi.

 menentukan hasil kerja/karya apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.

 guru memberi catatan berisi komentar dan masukan untuk


ditindaklanjuti siswa.

 siswa harus membaca catatan guru dan dengan kesadaran sendiri


danmenindaklanjuti masukan yang diberikanguru dalam rangka
memperbaiki hasil kayanya.

 catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan siswa perlu diberi
tanggal, sehingga dapat dilihat perkembangan kemajuan belajar siswa.

Rambu-rambu penyusunan dokumen portofolio.


a. Dokumen portofolio berupa karya/tugas siswa dalam periode
tertentu dikumpulkan dan digunakan oleh guru untuk
mendeskripsikan capaian kompetensi keterampilan.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 40


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

b. Dokumen portofolio disertakan pada waktu penerimaan rapor


kepada orangtua/wali siswa, sehingga orangtua/wali mengetahui
perkembangan belajar putera/puterinya. Orangtua/wali siswa
diharapkan dapat memberi komentar/catatan pada dokumen
portofolio sebelum dikembalikan ke sekolah.
c. Gurupada kelas berikutnya menggunakan portofolio sebagai
informasi awal siswa yang bersangkutan.
2.9. Tahapan-tahapan Penilaian

Setiap pendidik atau guru dituntut untuk melakukan suatu tindakan evaluasi
secara tertib dan terus menerus untuk mengetahui perkembangan dan hasil belajar
anak didiknya. Adapun proses evaluasi yang harus dilakukan oleh guru adalah:

1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini meliputi:
a. menentukan tujuan mengadakan penilaian
b. Menentukan pembatasan terhadap bahan ynag akan dinilai
c. Merumuskan tujuan intruksional khusus dari tiap bahan/sub pokok
bahasan
d. Membuat kisi-kisi yang menggambarkan pokok bahasan untuk
penyusunan soal, yang mencakup jenis dan jenjang prilaku yang dinilai
yang meliputi aspek 3 H
e. Menyusun soal berdasarkan TIK-TIK aspek tingkah laku yang dicakup
f. Menyusun kunci penilaian serta standar penilaian, baik pada tes ormatis,
sub sumatif maupun pada tes sumatifnya. yang berupa yaitu dalam bentuk
angka, pernyataan (lulus, tidak lulus) atau berupa komentar (baik, baik
sekali, dll)
2. Tahap Pelaksanaan Penilaian
a. Melaksanakan penilaain sesuai jadwal pengajaran yang telah ditetapkan
Kepala Sekolah
b. Penilaian dilaksankan secara berkesinambungan.
3. Tahap Pengolahan

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 41


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Kegiatan didalam pengolahan terhadap hasil evaluasi peserta didik atau


siswa yang telah dilaksanakan tersebut, guru dapat mengolah dan memberi
bobot dengan melakukan tindakan berikut yang terdiri dari dua cara
penyajian, yaitu:

a. Cara kuantitatif, yaitu apabila hasil yang telah dicapai siswa disajikan
dalam bentuk angka.
b. Cara kualitatif, yaitu apabila hasi belajar siswa disajikan dalam bentuk
pernyataan atau penggolongan seperti:
 Lulus, belum lulus (BL). Dan tidak lulus.
 Baik sekali, baik, cukup, kurang, dan gagal.
 Sangat memuaskan, baik sekali, baik, cukup, kurang, dan jelek.
 Cumlaude, amat baik, baik, cukup, dan tidak lulus.

2.10. Pengelolaan Penilaian


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai
berikut:
a. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
b. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indicator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
c. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 42


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan


program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.
d. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus
diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk
berupa hasil melakukan observasi lapangan.
Pada bagian ini akan membahas tentang rekap hasil penilaian dan pengolahan
data hasil penilaian. Diharapkan pengawas sekolah dapat membuat rekap hasil
penilaian di satuan pendidikannya masing-masing dan melakukan peta
pencapaian hasil belajar.
1. Rekap Hasil Penilaian Kelas
Pengawas sekolah melakukan rekap hasil penilaian ketercapaian hasil
pembelajaran pada satuan pendidikan yang dipimpinnya. Diharapkan dengan
melakukan rekap penilaian pengawas sekolah memiliki gambaran secara
menyeluruh mengenai ketercapaian Ketuntasan belajar minimal (KKM) yang
telah ditentukan di sekolah yang dipimpinnya. Berdasarkan Permendikbud 81
a tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Lampiran IV Pedoman umum
pembelajaran dinyatakan bahwa:
1) Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi
pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-)
2) Untuk KD-KD yang terdapat pada KI-3 dan KI-4, peserta didik
dinyatakan tuntas belajar apabila menunjukkan pencapaian nilai ≥ 2.66
dari hasil tes formatif.
3) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilihat
dari sikap seluruh matapelajaran, jika profil sikap peserta didik secara
umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan
satuan pendidikan yang bersangkutan maka ia dinyatakan tuntas.
Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 43


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai


dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai
kurang dari 2.66;
b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk
melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik
yang memperoleh nilai 2.66 atau lebih dari 2.66; dan
c) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai
dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh
nilai kurang dari 2.66.
d) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, peserta didik yang secara umum
profil sikapnya belum berkategori baik, maka dilakukan pembinaan
secara holistik (paling tidak oleh guru kelas, matapelajaran, guru
BK, dan orang tua). Secara ringkas penjelasan terdapat dalam table
berikut

Capaian
Kompetensi Dasar
No Rata-rata Tindakan Keterangan
dari Individual
Kelas
1 KI. 3 dan KI. 4 < 2,66 Remedial
secara
individual
< 2,66 Remedial
(75% secara klasikal
siswa )
≥ 2,66 ≥ 2,66 Melanjutkan ke
KD berikutnya
2 KI. 1 dan KI. 2 < Baik Pembinaan
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap
kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan.

KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan


belum dikuasai secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan
peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat
segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta
didik tidak sempat merasa frustasi, kehilangan motivasi, dan sebaliknya

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 44


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang
berharga dalam proses pembelajarannya.

Ketuntasan belajar ditentukan seperti pada tabel berikut:

Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 4 4
SB
A- 3.66 3.66
B+ 3.33 3.33
B 3 3 B
B- 2.66 2.66
C+ 2.33 2.33
C 2 2 C
C- 1.66 1.66
D+ 1.33 1.33
K
D 1 1
Keterangan:

SB = Sangat Baik C = Cukup

B = Baik K = Kurang

Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum tuntas


menguasai suatu kompetensi dasar dapat dilihat dari posisi nilai yang
diperoleh berdasarkan tabel konversi berikut.

Contoh untuk SD

Tabel konversi nilai

Konversi nilai akhir Predikat


(Pengetahuan
Sikap
Skala 0 -100 Skala1- 4 dan
Keterampilan)
86 -100 4 A
SB
81- 85 3.66 A-
76 – 80 3.33 B+
71-75 3.00 B B

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 45


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

66-70 2.66 B-
61-65 2.33 C+
56-60 2 C C
51-55 1.66 C-
46-50 1.33 D+
K
0-45 1 D
Apabila peserta didik memperoleh nilai antara 66 sd. 70, dia ada pada
posisi predikat B- untuk kategori pengetahuan atau keterampilan. Artinya,
peserta didik tersebut sudah mencapai ketuntasan dalam menguasai
kompetensi tertentu.

Pernyataan di atas adalah penentuan KKM berdasarkan standar minimal


yang diberlakukan oleh pemerintah. Satuan pendidikan berhak untuk
menentukan KKM di atas KKM yang telah ditentukan oleh pemerintah.

KKM adalah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yang ditentukan oleh


satuan pendidikan. Penentuan KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran
melalui musyawarah antara guru, pengawas sekolah, dan stake holder
lainnya. KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan (sekolah) dengan
memperhatikan:

1) Intake (Kemampuan rata-rata peserta didik)


2) Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya
kompetensi dasar)
3) Kemampuan daya dukung (berorientasi pada sumber belajar)

Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan


mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas
kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga
sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan
pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus
menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Contoh Untuk SMP

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 46


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 – 4 (berlaku kelipatan 0,33)


digunakan untuk Nilai Pengetahuan (KI 3) dan Nilai Keterampilan (KI 4).
Indeks Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 – 4 adalah:

No. Rentang Nilai Keterangan


Nilai D = lebih dari 0 dan kurang
1 0 ˂ D ≤ 1,00
dari atau sama dengan 1.
+
+ Nilai D = lebih dari 1 dan kurang
2 1,00 ˂ D ≤ 1,33
dari atau sama dengan 1,33.
-
Nilai C = lebih dari 1,33 dan
-
3 1,33 ˂ C ≤ 1,66 kurang dari atau sama dengan
1,66.
Nilai C = lebih dari 1,66 dan
4 1,66 ˂ C ≤ 2,00 kurang dari atau sama dengan
2,00.
+
Nilai C = lebih dari 2,00 dan
+
5 2,00 ˂ C ≤ 2,33 kurang dari atau sama dengan
2,33.
-
Nilai B = lebih dari 2,33 dan
-
6 2,33 ˂ B ≤ 2,66 kurang dari atau sama dengan
2,66.
Nilai B = lebih dari 2,66 dan
7 2,66 ˂ B ≤ 3,00 kurang dari atau sama dengan
3,00.
+
Nilai B = lebih dari 3,00 dan
+
8 3,00 ˂ B ≤ 3,33 kurang dari atau sama dengan
3,33.
-
- Nilai A = lebih dari dan kurang
9 3,33 ˂ A ≤ 3,66
dari 3,33 atau sama dengan 3,66.
Nilai A = lebih dari 3,66 dan
10 3,66 ˂ A ≤ 4,00 kurang dari atau sama dengan
4,00.
Contoh Untuk SMA

Capaian Kompetensi Pengetahuan merupakan rerata RNH, NTS, dan


NAS. Dalam LCK, capaian kompetensi pengetahuan diisi angka
menggunakan skala 1– 4, dengan dua desimal dan diberi predikat sebagai
berikut:

3.83 - 4.00 : A 2.33 - 2.65 : C+


3.66 - 3.82 : A- 2.00 - 2.32 : C
3.33 - 3.65 : B+ 1.66 - 1.99 : C-
3.00 - 3.32 : B 1.33 - 1.65 : D+

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 47


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

2.66 - 2.99 : B- < 1.33 : D

Contoh Untuk SMK.

Konversi dari skor (1 – 100) ke (1 – 4)

INTERVAL
HASIL KONVERSI PREDIKAT KRITERIA
SKOR
96– 100 4.00 A
SB
91 – 95 3.66 A-
86 – 90 3.33 B+
81 – 85 3.00 B B
75 – 80 2.66 B-
70 – 74 2.33 C+
65 – 69 2.00 C C
60 – 64 1.66 C-
55 – 59 1.33 D+
K
< 54 1.00 D
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai
berikut:
1) Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap
kelas!
2) Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan
dengan kemampuan masing-masing aspek:
a) Aspek Kompleksitas: Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya
semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin
tinggi. Tingkat kesulitan materi dipandang dari sudut penguasaan guru
terhadap materi tersebut. Semakin baik penguasaan guru terhadap
materi semakin kecil tingkat kompleksitasnya.
b) Aspek Sumber Daya Pendukung: Semakin tinggi sumber daya
pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c) Aspek intake: Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka
nilainya semakin tinggi.
3) Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk
menentukan KKM setiap KD!
4) Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD
untuk menentukan KKM mata pelajaran!

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 48


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

5) KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi (Inteks) siswa.
3. Teknik Rekapitulasi Nilai

Bila guru kelas untuk tingkat satuan pendidikan SD atau guru mata
pelajaran untuk satuan pendidikan SMP, SMA, dan SMK sudah menyusun
nilai secara sempurna untuk setiap siswa yang diajarnya, maka tugas
pengawas sekolah adalah menyusun rekapitulasi hasil dari nilai setiap kelas
pada satuan pendidikan yang dipimpinnya. Rekapitulasi nilai dapat dibuat
dalam bentuk rekapitulasi ketercapaian KKM siswa di dalam kelas.

Fungsi rekap nilai disusun pada setiap satuan pendidikan adalah:

1) untuk mengetahui keadaan nilai peserta didik di satuan pendidikan


2) sebagai salah satu patokan untuk melihat ketercapaian KKM pada hasil
pembelajaran
3) sebagai bahan pembuatan peta hasil belajar peserta didik di satuan
pendidikan
4) sebagai dasar pembuatan kebijakan oleh pengawas sekolah
4. Teknik rekapitulasi nilai yang dapat dilakukan oleh pengawas sekolah adalah:
1) mendata nilai perolehan siswa setiap mata pelajaran pada setiap kelas
2) membuat format rekapitulasi nilai
3) Mengisi nilai perolehan siswa setiap mata pelajaran pada format
rekapitulasi yang telah dibuat

Berikut merupakan contoh rekapitulasi pencapaian ketuntasan belajar


minimal:

Rekapitulasi Pencapaian Ketuntasan Belajar Minimal

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 49


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

2.11. Pemanfaatan Penilaian

Penilaian digunakan untuk mengolah informasi dan mengukur pencapaian


hasil belajar peserta didik, meliputi:

1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif


untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran.
2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik
secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
3) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya
pada sikap/perilaku dan keterampilan.
4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 50


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik


untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8
– 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode
tersebut.
7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester tersebut.
8) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah
Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat
kompetensi tersebut.
9) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui
pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah
Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat
kompetensi tersebut.
10) Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran
kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai
pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
11) Ujian Sekolah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di
luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 51


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,


menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Jadi penilaian
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh informasi untuk
dijadikan sebagai pengambil keputusan tentang hasil belajar peserta didik.

Kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat


pencapaian Kompetensi Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan
dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan proses pembelajaran
yang telah dilakukan. Oleh sebab itu proses pembelajaran yang baik perlu
didukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana, dan berkesinambungan.

Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 yang menekankan pada


pembelajaran berbasis aktivitas, maka penilaiannya lebih menekankan pada
penilaian proses yakni pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pengawas sekolah bertanggung jawab terhadap terlaksananya penilaian tersebut.

3.2. Saran

Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam makalah ini, baik


dari ejaan penulisan, tata kalimat, tata bahasa maupun yang lainnya. Tetapi
setidaknya penulis telah berusaha menguraikan maksud dari Analisis Penilaian
Hasil Belajar.  Oleh karena banyaknya kekurangan dalam makalah ini, penulis
mengharapkan adanya wujud apresiasi pembaca untuk memberikan koreksi dan
masukkan agar penulis mampu memperbaikinya dan tidak melakukan kesalahan
sama untuk yang kedua kalinya. Terima kasih.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 52


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

http://mheivhy.blogspot.com/2015/03/konsep-dasar-penilaian-hasil-belajar.html?
m=1

https://www.google.com/jenis+jenis+penilaian&oq=jenis+jenis+penilaian/amp=1

http://www.al-maududy.com/2014/10/teknik-dan-bentuk-penilaian-sikap-
pada.html?m=1

https://www.slideshare.net/mobile/231268/penilaian-kompetensi-sikapk13

https://zuhriindonesia.blogspot.com/2017/04/penilaian-sikap-pengetahuan-
dan.html

http://12tugas.blogspot.com/2016/09/tahap-tahap-penilaian.html

https://www.academia.edu/32450784/
TAHAP_DAN_PROSEDUR_PENILAIAN_PROSES_DAN_HASIL_PEM
BELAJARAN?auto=download

https://www.academia.edu/9575330/2-pengelolaan-penilaian

http://staffnew.uny.ac.id/upload/130693812/penelitian/pemanfaatan-hasil-
penilaian.pdf

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 53


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

MAKALAH KEL 9

PENYUSUNAN PROGRAM TAHUNAN DAN PROGRAM


SEMESTER

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Perencanaan Pembeajaran
Dosen Pengampu : Indra Prayoga, S.Pd.

Disusun Oleh :
1) Komala (2018110045)
2) Mega Nurul Aqobah (2018110049)
3) Nina Siti Nurhadia Ningrum (2018110055)

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 54


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL-JAWAMI
BANDUNG
2019 M / 1441 H

Alamat : Kom. Al-Jawami No.87 Cileunyi - Bandung


Telp : 022-63700176

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 55


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuasaan-Nya menjadi bentuk kesempurnaan yang tak terkira serta
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui
Penyusunan Program Tahunan dan Program Semeseter.

Tak lupa juga sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan
kita, sang revolusioner ternama yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah gagah
berani melawan kecongkakan dan kemunafikan di muka bumi. Juga menuntun
umat manusia kepada jalan yang benar yang diridhai Allah SWT. Dan kepada
para sahabat, keluarga, serta umatnya hingga akhir zaman.

Kami menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun. Semoga segala
partisipasi dan bantuan dari semua pihak dalam penyusunan makalah ini baik itu
secara materil ataupun non materil menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT., dan
mendapat balasan yang tak terhingga. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi seluruh mahasiswa.

Bandung, Desember 2019

Penyusun

Analisis Penilaian Hasil Belajar | i


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1

D. Metode Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Program Tahunan 3
B. Langkah-langkah Penyusunan Program Tahunan 3
C. Praktek Penyusunan Program Tahunan 5
D. Program Semester 6
E. Langkah Penyusunan Program Semester 6
F. Praktek Penyusunan Program Semester 7

BAB III PENUTUP 11


1. Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12

Analisis Penilaian Hasil Belajar | ii


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika mendengar tentang guru sudah pasti yang kita ingat atau pikirkan adalah kegiatan
pembelajaran yang guru lakukan kepada peserta didiknya. Dalam kegiatan pendidikan
seharusnya para pendidik mengetahui tentang perencanaan untuk memperlancar suatu
sistem pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan efisien, dan dengan perencanaan
yang matang maka kegiatan pendidikan akan mampu berjalan dengan baik dan dapat
mencapai tujuan yang ingin dicapai. Yang termasuk perencanaan tersebut diantaranya
adalah program tahunan dan program semester.
Kita sebagai calon guru juga harus bisa menyusun program tahunan, program
semester, dan juga kalender pendidikan , sehingga nantinya proses kegiatan belajar
mengajar (pembelajaran) yang kita inginkan dapat tercapai sesuai dengan tujuannya.
Dengan adanya kebutuhan ini maka kami akan menjelaskan mengenai program tahunan,
program semester, dan juga kalender pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan program tahunan?
2. Apa saja langkah-langkah penyusunan program tahunan?
3. Apa yang dimaksud dengan program semester?
4. Apa saja langkah-langkah penyusunan program semester?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah mempelajari
tentang Penyusunan Program Tahunan dan Program Semester serta pembahasan yang
mencakup pengertian, langkah-langkah, dan praktek dalam penyusunan program tersebut.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun adalah dengan menggunakan
metode pustaka (Library research) yaitu mencari dan mengumpulkan data-data ilmiah

Analisis Penilaian Hasil Belajar | i


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

yang relevan dangan tema yang akan dibahas, terutama yang terdapat dalam referensi
yang mempelajari tentang Penyusunan Program Tahunan dan Program Semester

Analisis Penilaian Hasil Belajar | ii


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

A. Program Tahunan (Prota)


Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk
mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu
diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya
dapat dicapai oleh siswa. Penentuan alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam
pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum ynag berlaku serta keluasan materi yang
harus dikuasai oleh siswa.
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas, berisi tentang garis-garis besar yang hendak dicapai dalam satu tahun dan
dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan program ini perlu
dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai, karena
merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, yakni
program semester, mingguan dan harian serta pembuatan silabus dan sistem
penilaian.
B. Langkah Penyusunan Progam Tahunan
Langkah-langkah penyusunan program tahunan :
1. Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/madrasah berdasarkan
kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
2. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif, belajar,
waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur meliputi :
 Jeda tengah semester
 Jeda antar semester
 Libur akhir tahun pelajaran
 Hari libur keagamaan
 Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional
 Hari libur khusus

Analisis Penilaian Hasil Belajar | iii


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

 Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu
tahun dan memasukkan dalam format matrik yang tersedia.
Minggu Belajar Efektif adalah hitungan hari-hari efektif yang ada pada satu
tahun pelajaran berlangsung. Adapun cara menentukan MBE adalah sebagai
berikut:
 Menentukan jumlah minggu selama satu tahun.
 Menghitung jumlah minggu tidak efektif selama satu tahun.
 Menghitung jumlah minggu efektif engan cara jumlah minggu dalam satu
tahun dikurang jumlah minggu tidak efektif.
 Menghitung jumlah jam efektif selama satu tahun dengan cara jumlah
minggu efektif dikali jumlah jam pelajaran pe minggu.
Mendistribusikan lokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran, pada
setiap KD dan topik bahasanya pada minggu efektif, sesuai ruang lingkup
cakupan materi, tingkat kesulitan dan pentingnya materi tersebut, serta
mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi.(Ahmad Sodiqiy &
Djunaidatul Munawwarah, Modul Pengembangan Perangkat Pembelajaran PAI,
(Samarinda:T.tp, 2011)hal. 22).
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program tahunan
adalah :
1. Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam seminggu
dan struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan pemerintah, analisis
berapa minggu efektif dalam satu semester, seperti yang telah ditetapkan
dalam gambar alokasi waktu efektif.
2. Melalui analisis tersebut kita dapat menentukan berapa minggu waktu yang
tersedia untuk pelaksanaan proses pembelajaran.
C. Praktek Penyusunan Program Tahunan
Komponen dalam program tahunan meliputi:
1. Identitas (satuan pendidikan, kelas, muatan pelajaran, tahun pelajaran)
2. Format isian (KD atau tema, sub tema, dan alokasi waktu).
Berikut contoh format program tahunan (prota):

PROGRAM TAHUNAN

Analisis Penilaian Hasil Belajar | iv


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/Program Semester :
Tahun Pelajaran :

No. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu Keterangan

*)Diisi dengan jumlah jam pelajaran per semester

Mengetahui, ……, …………..

Kepala SMP…. Guru Bidang Studi

(…………….) (………………)
(………….) (…………..)

D. Program Semester (Prosem)


Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan
program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan untuk penyelenggaraan
program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam satu semester itu ialah
kegiatan tatap muka, pratikum, kerja lapangan, mid semester, ujian semester dan
berbagai kegiatan lainnya yang diberi penilaian keberhasilan. Satu semester terdiri
dari 19 minggu kerja termasuk penyelenggaraa tatap muka, mid semester dan
ujian semester.
Program Semester adalah program pengajaran yang harus dicapai selama satu
semester, selama periode ini diharapkan para siswa menguasai pengetahuan,

Analisis Penilaian Hasil Belajar | v


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

sikap, keterampilan sebagai satu kesatuan utuh. Program semester dijabarkan dari
garis-garis Besar Program Pengajaran pada masing-masing bidang studi atau mata
pelajaran, di dalamnya terdiri atas pokok bahasan atau sub-pokok bahasan, alokasi
waktu, dan alokasi pertemuan kapan pokok bahasan atau sub-pokok bahasan
tersebut disajikan.
E. Langkah Penyusunan Program Semester (Prosem)
Promes memuat alokasi waktu untuk setiap KD atau topik satuan bahasan
secara terperinci pada setiap semester. Setiap KD atau topik satuan bahasan
dikembangkan menjadi indikator atau sub-sub topik dan ditentukan alokasi
waktunya untuk setiap minggu efektif pada setiap bulan selama satu semester.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program semester
adalah:
1. Tentukan standar kompetensi (sk) dan kompetensi dasar (kd) yang ingin
dicapai. Dalam hal ini guru tidak perlu merumuskan SK dan KD, sebab
semuanya sudah ditentukan dalam standar isi (si), yakni pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan (ktsp) yang sudah kita kenal, kecuali kalau kita
memang diharuskan merumuskan sk dsn kd sendiri, misalnya dalam
merumuskan kurikulum muatan lokal (mulok).
2. Lihat program tahunan yang telah kita susun utnuk menentukan alokasi waktu
atau jumlah jam pelajaran setiap sk dank d itu.
3.  Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran KD itu akan
dilaksanakan.
4. Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian yang  membutuhkan
penjelasan.

F. Praktek Penyusunan Program Semester


Komponen-komponen dalam prosem meliputi:
1. Identitas: satuan pendidikan, muatan pelajaran, kelas/semester, dan tahun
pelajaran.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | vi


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

2. Format isian: tema, subtema, pembelajaran ke alokasi waktu, bulan yang


terperinci per minggu, keterangan yang berisi kapan pembelajaran
berlangsung.
Berikut contoh format program semester :

PROGRAM SEMESTER

Satuan Pendidikan       : Mts….

Mata pelajaran             : Pendidikan Agama Islam

Kelas/program             : X/Ganjil

Tahun ajaran                : 2018/2019

Novemb
Juli Agustus September Oktober Desember
Kom er
peten
N Materi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
si
o Pokok
Dasa
r

Penilaian
Harian
Ke-1

Analisis Penilaian Hasil Belajar | vii


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Novemb
Juli Agustus September Oktober Desember
Kom er
peten
N Materi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
si
o Pokok
Dasa
r

Penilaian
Harian
Ke-2

Remedial
/
Pengay
aan

Penilaian
Akhir
Semest
er

Bandung,
Juli 2017

Mengetahui:

Kepala Guru
Madrasah, Bidang
Studi

(………….)

Secara sederhana teknik pengisian program semester di atas juga sama seperti program
tahunan. Beberapa komponen yang sudah ada dalam program tahunan tinggal memindah saja

Analisis Penilaian Hasil Belajar | viii


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

(SK, KD, Materi Pokok). Yang perlu pencermatan adalah perumusan indikator dan pemerian
materi ke dalam bulan selama satu semester.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk
mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu
diperlukan agar seluruh kompetensi asar yang ada di dalam kurikulum seluruhnya
dapat tercapai. Program semester merupakan salah satu bagian dari program
pembelajaran yang memuat alokasi waktu untuk setiap topik satuan bahasan pada
setiap semester. Pengalokasian waktu pada program semester diberikan secara
lebih rinci daripada prota. Sedangkan pekan efektif adalah hitungan hari-hari
efektif yang ada pada tahun pelajaran berlangsung. Cara menentukan pekan
efektif yaitu dengan cara mengurangi jumlah minggu pada satu tahun dengan
jumlah minggu tidak efektif selama satu tahun.
Langkah-langkah menentukan program tahunan:
1. Menelaah kalender pendidikan.
2. Menandai hari-hari libur.
3. Menghitung jumlah minggu efektif.
4. Mendistribusikan alokasi waktu.
Langkah-langkah menentukan program semester:
1. Memasukkan KD, dan topik bahasan dalam format Prosem
2. Menentukan jumlah jam pada setiap kolom minggu.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | ix


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

3. Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan.


4. Membuat catatan atau keterangan bila diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya Wina, Perencanaan Dan Desain System Pembelajaran. 2008. Jakarta:


Prenada Media Grup.
http://pendidikan.blogspot.co.id/2010/05/pengertian-program-tahunan.html
http://andybudicahyono.blogspot.com/2018/06/langkah-penyusunan-prota-promes-
dan.html?m=1
http://tutorialsusanto.blogspot.com/2017/09/makalah-langkah-langkah-
menyusun.html.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | x


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

MAKALAH KEL 10

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Perencanaan Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu:
Indra Prayoga, S.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 10
Nisa Siti Khodijah (0218110065)
Nurul Fauziah (2018110059)

Analisis Penilaian Hasil Belajar | xi


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

JURUSAN TARBIYAH
SEMESTER III
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL-JAWAMI
BANDUNG 2019 M / 1441 H

Analisis Penilaian Hasil Belajar | xii


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

udah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Bandung, 17 Desember 2019

Penyusun

Analisis Penilaian Hasil Belajar | xiii


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................................1
B.       RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................1
C. TUJUAN MASALAH...................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A.    PENGERTIAN KKM (KRETERIA KETUNTASAN MINIMAL).................................................2
B. FUNGSI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL..........................................................................2
C.   KETENTUAN PENETAPAN KKM................................................................................................2
D. YANG BERHAK MENYUSUN KKM..............................................................................................3
E. LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN KKM..................................................................................4
F. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENILAIAN KELAS...................................................8
BAB III......................................................................................................................................................11
PENUTIP..................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................................11
B. Saran...............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12

Analisis Penilaian Hasil Belajar | xiv


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk menentukan dan melihat keberhasilan peserta didik maka dapat ditunjau
dari kemampuan peserta didik terhadap KKM. Kriteria ketuntasan minimal (KKM)
adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan.
Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan awal pelaksanaan
penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi yang menggunakan acuan kriteria
dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan menetapkan kriteria
minimal yang menjadi tolak ukur pencapaian kompetensi. Oleh karena itu, diperlukan
panduan yang dapat memberikan informasi tentang penetapan kriteria ketuntasan
minimal yang dilakukan di satuan pendidikan.
B.       RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang dimaksud dengan KKM?
B. fungsi  KKM?.
C. Ketentuan penetapan KKM?
D. Yang berhak dalam membuat dan menyusun KKM?
E. Langkah-langkah penetapan KKM?
F. langkah-langkah pelaksanaan penilaian kelas
C. TUJUAN MASALAH
1. Memberikan pemahaman lebih luas cara menetapkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) mata pelajaran di satukan pendidikan, serta melakukan analisis
terhadap hasil belajar yang dicapai.
2. Mendorong peningkatan mutupendidikan melalui penetapan KKM yang
optimal sehingga meningkatkan secara bertahap.
3. Mendorong pendidik dan suatu pendidikan melakukan analisis secara teliti dan
cermat dalam menetapkan KKM memimdaklanjutinya.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 15


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN KKM (KRETERIA KETUNTASAN MINIMAL)
Istilah kriteria dalam penilaian sering juga disebut sebagai  tolak ukur atau
standar. Kriteria, tolak ukur, standar adalah  sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau
batas minimal untuk sesuatu yang diukur. Kriteria Ketuntasan Minimal adalah salah satu
prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi, yakni menggunakan kriteria
tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria yang digunakan adalah nilai
yangpaling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria
Ketuntasan Minimal biasanya menggunakan sepuluh jenjang penilaian yaitu dari 1
sampai 10 atau dari 1 sampai 100.
B. FUNGSI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
Fungsi pembuatan KKM adalah:

a. Memudahkan evaluator (guru) dalam melakukan penilaian terhadap objek


yang akan dinilai karena ada patokan yang diikuti.
b. Untuk menjawab dan mempertanggungjawabkan hasil penilaian yang sudah
dilakukan.
c.   Untuk mengekang masuknnya unsur subjektif yang ada pada diri penilai.
d.  Dengan adanya KKM, maka hasil evaluasi akan sama meskipun dilakukan
dalam waktu yang berbeda dan dalam kondisi fisik penilai yang  berbeda pula.
e.   Memberikan arahan kepada evaluator (guru) apabila evaluatornya lebih dari
satu.
C.   KETENTUAN PENETAPAN KKM
Dalam penetapan nilai ketuntasan belajar minimum dilakukan melalui analisis
ketuntasan minimum pada setiap indikator, KD dan SK.  Ketuntasan belajar ideal untuk
setiap indikator adalah 1-100 %, dengan batas minimal ideal minimum 75 %. Dalam
menetapkan KKM sekolah harus mempertimbangkan kompleksitas, kemampuan rata-rata
siswa, dan Sumber Daya pendukung.
a. Tingkat kompleksitas (kerumutan dan kesulitan) setiap indikator, KD dan SK
per mata pelajaran yang harus dicapai siswa. Tingkat kompleksitas tinggi maka akan

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 16


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

menuntut kemampuan berfikir tingkat tinggi, penalaran dan kecermatan siswa. Semakin
tinggi tingkat kompleksitas mata pelajaran maka semakin sulit untuk dicapai, sehingga
rata-rata nilainya        sangat rendah. Semakin rendah tingkat kompleksitas mata
pelajaran  maka semakin mudah untuk dicapai sehingga  rata-rata nilainya semakin
tinggi.
b. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah/madrasah yang
bersangkutan. Kondisi rata-rata kemampuan peserta didik  dijadikan acuan standar
keberhasilan pembelajaran. Semakin tinggi  rata-rata kemampuan peserta didik, maka
semakin mudah untuk mencapai hasil belajar sehingga nilainya sangat  tinggi. Semakin
rendah rata-rata kemampuan peserta didik maka semakin sulit untuk dapat mencapai
sehingga nilai rata-ratanya sangat rendah.
c. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
pada masig-msaing sekolah/madrasah. Semakin tercukupi sumber daya baik yang berupa
sumber daya manusia maupun yang lainnya, semakin tinggi tingkat keefektifan
pembelajaran. Semakin tinggi tingkat ketercukupan dan kesesuaian daya dukung
sekolah/madrasah maka semakin mudah mencapai hasil belajar sehngga nilainya sangat
tinggi. Semakin rendah tingkat ketercukupan dan kesesuaian daya dukung
sekolah/madrasah maka semakin sulit untuk mencapai hasil belajar yang ditetapkan
sehingga rata-rata nilainya sangat rendah.
E. Mulyasa juga menegaskan bahwa pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila telah mencapai 75% dari jumlah kompetensi yang disampaikan.
Peserta didik harus terlibat secara aktif baik dalam fisik, mental maupun sosial dalam
proses pembelajaran, serta menunjukkan semangat belajar yang besar dan percaya pada
diri sendiri.
   D. YANG BERHAK MENYUSUN KKM
KKM atau tolak ukur sebaiknya dibuat bersama dan sebaiknya dibuat oleh orang-
orang yang membutuhkannya atau menggunakannya, yaitu calon evaluator, dengan
maksud agar pada waktu menerapkannya tidak ada masalah karena mereka telah
memahami, bahkan tau apa yang melatar belakanginya.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil
musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 17


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum
MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria
ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan
dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria
ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75.
Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target
nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.  
E. LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran.
Langkah penetapan KKM  adalah sebagai berikut:

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan


mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas. Hasil penetapan KKM
indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran;

2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran

dihasilkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan
penilaian.

3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,


yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;

4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada
orang tua/wali peserta didik.

Pedoman yang selanjutnya dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal


atau sering disingkat dengan KKM ini, dikonstruk dari berbagai hal yang mana hal
tersebut berkaitan erat dengan faktor yang harus dilibatkan dalam mencapai kompetensi
di setiap mata pelajaran. Hal tersebut antara lain: tingkat kesukaran materi, sarana yang
tersedia dan kemampuan siswa. Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM):

1. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.
2.Tentukan kekuatan/ nilai untuk setiap aspek / komponen sesuai dengan
kemampuan masing-masing aspek

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 18


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

3. Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin


rendah, dan semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
4. Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya
pendukung maka nilainya semakin tinggi.
5. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya
semakin tinggi pula
6 Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan KKM
Setiap KD
7. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk
menentukan KKM mata pelajaran
8. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.
Berikut  contoh tabelnya:
Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Rendah 80-
Kompleksitas Tinggi < 65 Sedang 65-79
100
Daya dukung Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65
Intake siswa Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65
Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan
Aspek yang dianalisis Kriteria Penskoran
Kompleksitas Tinggi (1) Sedang (2) Rendah (3)
Daya dukung Tinggi (3) Sedang (2) Rendah (1)
Intake siswa Tinggi (3) Sedang (2) Rendah (1)
 Contoh:

Mapel                          : Kimia

Kelas/Semester            : X/2

Sekolah                       :
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit,
serta reaksi oksidasi-reduksi.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 19


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Kriteria
Kompetensi Kriteria pencapaian ketuntasan
Ketuntasan
Dasar/Indikator belajar siswa (KD/indicator)
Minimal
Daya
Kompleksitas intake KD Mapel
dukung
A.    Mengidentifikasi
sifat larutan non
elektrolit
berdasarkan data
hasil percobaan Rendah (80) Tinggi Sedang 77
1.      menyimpulkan (80) (70)
gejala-gejala
hantaran arus
listrik dalam
berbagai larutan Sedang (70) Tinggi Sedang 73
berdasarkan hasil (80) (70)
pengamatan.
2.      mengelompokkan
larutan ke dalam
larutan elektrolit
dan non elektrolit Tinggi (65) Tinggi Rendah 65
berdasarkan sifat (80) (65)
hantaran
listriknya
3.      menjelaskan Tinggi (65) Tinggi Rendah 70
penye-bab (80) (65)
kemampuan laru-
tan elektrolit
meng-hantarkan
arus listrik.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 20


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

4.      menjelaskan
bahwa larutan
elektrolit dapat
berupa senyawa
ion dan senyawa
kovalen polar

Langkah penghitungannya:
Untuk mencari KKM per KD
     ∑bobot soal
       3
a.       80+80+70
3
         =76,6
b.      70+80+70
3
=73,3
c.       65+80+65
3
= 70
d.      65+80+65
3
=70
Mencari nilai KKM Mapel:
 ∑KKM KD
 ∑KD/indikator
77+73+70+70    =   290   =72,5      
4                    4
Nilai KKM Mapel merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,5 dibulatkan
menjadi 73

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 21


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

  F. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENILAIAN KELAS


           Menurut Sarwiji Suwandi dan Asep Jihad langkah-langkah penilaian adalah:
1. Penetapan indikator pencapaian belajar Indikator dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi,
menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mendemonstrasikan,
mempraktikkan, dan mendeskripsikan. Indikator ini dikembangkan oleh guru dengan
memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik. Indikator-indikator
pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan
acuan untuk melakukan penilaian.Contoh penetapan SK, KD dan indikator.
SK  : memahami identitas diri dan keluarga, serta sikap saling    
                       menghormati dalam   kemajemukan keluarga.
KD  : 1.1 mengidentifikasi identitas diri, keluarga, dan kerabat.
                         1.2 menceritakan pengalaman diri
Indikator   : · siswa dapat meyebutkan identitas diri secara lisan di depan teman-
temannya.
· Siswa dapat menceritakan pengalamannya dalam bentuk karangan
sederhana.
2. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator

Pemetaan standar kompetensi dilakukan untuk untuk memudahkan guru dalam


memnentukan tehnik penilaian.
3.      Penetapan tehnik penilaian
Dalam memilih tehnik penilaian, harus memeperhatikan ciri indikator.
Contah:
a. Apabila tuntutan indikator melakuan sesuatu, maka tehnik penilaiannya adalah
unjuk kerja.
b. Apabila tuntutan indikatorny berkaitan dengan pemahaman konsep, maka
tehnik penilaiannya adalah tertulis.
c. Apabila tuntutan indikatornya memuat unsur penyelidikan, maka tehnik
penilaiannya adalah proyek.
Menurut Daryanto langkah-langkah penilaian adalah:

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 22


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

1. Perencanaan. Perencanaan evaluasi belajar mencakup perencanaan tujuan


pelaksanaan evaluasi, menetapkan aspek-aspek yang dinilai (kognitif, afektif dan
psikomotorik), memilih tehnik yang akan dipergunakan dalam evaluasi, menyusun alat-
alat ukur yang dipergunakan (angket, wawancara, check list dll), menentukan kriteria
yang akan dijadikan peganga atau patokan dalam evaluasi dan menentukan frekuensi dari
kegiatan evaluasi (kapan dan berapa kali evaluasi dilaksanakan).
2. Pengumpulan Data. Pengumpulan data dilaksanakan dengan  melaksanakan
pengukuran. Misalnya dengan melaksanakan wawancara, tes belajar,  chek list. Suatu tes belajar
dapat dikatakan sebagai tes yang baik apabila materi yang tercamtum dalam item-item tes
tersebut merupakan  pilihan yang cukup representatif terhadap materi pelajaran yang diberikan di
kelas yang bersangkutan. Langkah-langkah daalam menyusun tes belajar adalah sebagai berikut:
a)      Menyusun lay-out (ruang lingkup, proporsi jumlah item dari tiap-tiap sub
materi, jenis aspek yang akan diuji, dan tipe tes yang dipergunakan misalnya
multiple-chioce, essay)
b)      Menulis soal, banyaknya item yang akan ditulis hendaknya  lebih banyak
daripada item yang diperlukan, sehingga nanntinya dapat dipilih item-item yang
baik.
c)      Menata soal, pengelompokan soal-soal menurut bentuknya (kelompok soal
multiple-choice, kelompok soal essay dll)
d)     Menetapkan skor. Cara menetapkan skor yang biasanya adalah 1 point untuk
setiap jawaban benar.
3. Penelitian Data (Verifikasi Data). Data yang berhasil dihimpun harus disaring
lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Verifikasi ini dilakukan untuk  memilih data
yang baik dan data yang kurang baik.
4. Pengolahan dan Analisis Data. Analisis ini dilakukan untuk memberikan makna
terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Tehnik  yang
digunakan dalam analisis data ini bisa berupa tehnik statistik dan non-statistik, tergantung
pada data yang diolah dan dianalisis.
5. Penafsiran Data. Penafsiran data ini merupakan verbalisasi dari makna yang
terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan yang pada
akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan-kesimpulan
ini harus mengacu pada tujuan dilakukannya evaluasi.
Analisis Penilaian Hasil Belajar | 23
Analisis Penerapan Model Pembelajaran

6. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi. Tindakan evaluasi harus senantiasa diikuti


dengan adanya tindak lanjut yang yang konkret untuk memperbaiki kegiatan dan hasil
belajar yang kurang memuaskan. Hasil pengukuran memiliki fungsi utama untuk
memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik. Hasil pengukuran secara umum dapat
dikatakan bisa membantu, memperjelas tujuan instruksional, menentukan kebutuhan
peserta didik, dan menentukan keberhasilan peserta didik dalam suatu proses
pembelajaran.
7. Laporan Hasil Evaluasi. Laporan ini memberikan bukti sejauh mana tujuan
pendidikan yang  diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua dapat
tercapai. Laporan hasil belajar siswa ini disampaikan oleh wali kelas kepada orang tua
siswa yang memuat didalamnya prestasi siswa (pencapaian kompetensi). Selain itu wali
kelas juga menyampaikan laporan hasil evaluasi itu kepada sekolah tentang pencapaian
kompetensi siswa dan hambatan yang dihadapinya selama mengajar.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 24


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

BAB III

PENUTIP
A. Kesimpulan
1. Istilah kriteria dalam penilaian sering juga disebut sebagai  tolak ukur atau
standar. Kriteria, tolak ukur, standar adalah  sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau
batas minimal untuk sesuatu yang diukur. Kriteria Ketuntasan Minimal adalah salah satu
prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi, yakni menggunakan kriteria
tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.
2. Salah satu fungsi dari KKM adalah Memudahkan evaluator (guru) dalam
melakukan penilaian terhadap objek yang akan dinilai karena ada patokan yang diikuti.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penetapan KKM adalah:
a. Tingkat Kompeksitas
b. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembeelajaran pada masing-masing sekolah.
c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang
yang bersangkutan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan disebabkan karena keterbatasan pengetahuan kami, untuk itu saran,
masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk dijadikan pedoman
dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan makalah ini dan mungkin untuk pembuatan
tugas sejenis dimasa yang akan datang.

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 25


Analisis Penerapan Model Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA
http://soegiri93.blogspot.com/2017/01/kriteria-ketuntasan-minimal-kkm.html
http://zhenhal.blogspot.com/2015/12/makalah-kriteria-ketuntasan-minimal-kkm.html

Analisis Penilaian Hasil Belajar | 26

Anda mungkin juga menyukai