Pedoman Pelayanan Laboratorium 2023
Pedoman Pelayanan Laboratorium 2023
Tgl. Terbit :
PEDOMAN
PELAYANAN LABORATORIUM
PUSKESMAS MIJEN I
KABUPATEN DEMAK
Tahun 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Pedoman Pelayanan Laboratorium ini
dapat selesai tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentu kami tidak dapat
menyelesaikan Pedoman Pelayanan Laboratorium ini dengan baik.
Akreditasi bagi Puskesmas Mijen I Kabupaten Demak sangatlah penting
untukmeningkatkanmutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat.Untuk
menunjang pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Mijen I Kabupaten Demak maka
diperlukan pedoman pelayanan laboratorium di Puskesmas Mijen I. Kami tentu
menyadari bahwa Pedoman ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu kami akan selalu
menerima kritik dan saran untuk kemudian Pedoman ini dapat kami revisi menjadi lebih
baik lagi.
Harapan kami mudah mudahan Pedoman Pelayanan Laboratorium ini dapat
memberi manfaat dan berguna bagi semua pihak terutama Puskesmas Mijen I.
Demak,
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
3
penting untuk disusun suatu buku pedoman sebagai bahan acuan bekerja di
labotarorium.
B. TUJUAN PEDOMAN
C. SASARAN PEDOMAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait,
yaitu :Tenaga Pelaksana di Puskesmas Mijen I.
E. BATASAN OPERASIONAL
4
- Pemeriksaan syphilis
- Pemeriksaan Leptotek
- Pemeriksaan widal
c. Bakteriologi
- Pemeriksaan BTA sputum / kusta
d. Parasitologi
- Pemeriksaan malaria
e. Kimia darah
- Pemeriksaan gula darah sewaktu
- Pemeriksaan gula darah puasa
- Pemeriksaan gula darah 2 jam pp
- Pemeriksaan asam urat
- Pemeriksaan kolesterol
- Pemeriksaan trigliserida
- Pemeriksaan SGOT
- Pemeriksaan SGPT
- Pemeriksaan ureum
- Pemeriksaan creatinin
f. Urine
- Pemeriksaan urine 11 parameter
- Tes kehamilan
2. Pelayanan m a n a j e m e n laboratorium adalah pelayanan
administratif, informasi,m a n a j e m e n k e t e n a g a a n d a n l o g i s t i k
laboratorium.
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
6
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
e. Apabila dokter tidak dapat menjalankan tugasnya karena sesuatu hal,
maka tugas tersebut didelegasikan kepada pelaksana laboratorium.
2. Tenaga Teknis
Persyaratan kompetensi :
a. Memiliki ijazah DIII ATLM / DIV ATLM
b. Memiliki STR dan SIP
c. Bersedia bekerja sesuai SOP yang berlaku di Laboratorium Puskesmas
Mijen 1
d. Mampu bekerjasama dengan unit kerja yang lain
e. Mempunyai rasa empati, ramah dan bertanggung jawab
Tupoksi :
Tupoksi :
7
Dalam rangka penyiapan dan pengembangan ketrampilan tenaga medisdan
paramedis makaPuskesmas menyelenggarakan aktivitas sebagai berikut:
a. Setiap tenaga medis dan paramedis mempunyai kesempatan yang sama
untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
b. Tenaga medis harus memberi masukan pada pimpinannya dalam
menyusun program pengembangan staf.
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas,fungsi wewenang
dantanggung jawabnya.
d. Staf baru mengikuti pelatihan guna menyamakan kompetensi.
e. Melakukan analisa kebutuhan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan
bagi tenaga medis dan para medis.
f. Tenaga medis dan para medis difasilitasi untuk mengikuti program yang di
adakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan
berkelanjutan.
g. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan
praktik ,magang dan penelitian tentang pelayanan kesehatan di
puskesmas.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
KEPALA PUSKESMAS
drg. Fx. Titik Purwaningsih
PELAYANAN PERSALINAN
PEMERIKSAAN PONED
GIGI
8
C. JADWAL KEGIATAN
Jam Pelayanan
BAB III
STANDAR FASILITAS
Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung terkait
denganPelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat ,fasilitas dan
peralatan yang secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam
upaya mendukung pelayanan di puskesmas diperlukan sarana dan prasarana
yang memadai.
1 7
8
6
3 2
6
2 5
4
R. Linen
2
9
KETERANGAN :
9
1. Refregarator spesimen
2. Kursi
3. Almari
4. Meja sampling
5. Wastafel
6. Meja kerja/praktek
7. Almari reagen dan BHP
8. Refrigerator reagen
9. Meja BHP
B. STANDAR FASILITAS
12 Rak Westergren 1 1
16 Bak Pengecatan 1 1
17 Bunsen 1 1
18 Pipet Otomatis 2 6
10
22 Cover Glass 1 box 1 box
23 Yellowtip 50 50
24 Bluetip 50 50
29 Gelas ukur 1 1
33 Meja 2 2
34 Kursi 3 3
35 Laptop 1 1
36 Printer 1 1
37 Wastafel 2 2
38 Tempat sampah 3 3
39 Bed pasien 1 1
40 Kulkas 1 1
41 Almari 1 2
42 UPS 3 3
43 Alat TCM 1 1
11
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Upaya Pelayanan Kesehatan Umum di Indonesia dilaksanakan baik oleh
pemerintah maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan umum yang
dilaksanakan oleh pemerintah selama ini mengacu pada pendekatan level of
care (kebijakan WHO) yaitu tindakan Promotif, Preventif, Kuratif dan
Rehabilitatif yang merumuskan pelayanan kesehatan berjenjang untuk
memberikan pelayanan yang menyeluruh dikaitkan dengan sumber daya
yang ada.
B. METODE
PASIEN
PENDAFTARAN
1. PELAYANA
N UMUM
2. PELAYANA
N GIGI
3. KIA
1.UGD
2.RAWAT
INAP
3.PERSALINA
N
PEMBAYARA
N / KASIR
12
PELAYANAN
LABORATORIUM
Keterangan :
1. Petugas laboratorium menerima blanko permintaan laboratorium.
2. Petugas laboratorium mengidentifikasi asal permintaan apakah dari rawat
jalan ( pelayanan pemeriksaan umum, pelayanan pemeriksaan
gigi,pelayanan KIA) atau rawat inap ( UGD, persalinan PONED, Rawat Inap ).
3. Bagi pasien rawat jalan, petugas memanggil pasien sesuai identitas.
4. Petugas mengecek kwitansi pembayaran laboratorium.
5. Bagi pasien rawat inap, UGD dan Poned, petugas laboratorium mendatangi
ruangan untuk mengambil sampel.
6. Petugas memastikan ketepatan identitas pasien dengan yang tertera di
blanko permintaan laboratorium ( pasien rawat jalan maupun rawat inap).
7. Petugas lab mengidentifikasi jenis-jenis pemeriksaan yang diminta.
8. Petugas memberi label identitas pada wadah sampel.
9. Petugas mengerjakan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan permintaan.
10. Petugas menyerahkan hasil laboratorium kepada pasien rawat jalan atau ke
petugas ruangan bagi pasien rawat inap, UGD, dan PONED.
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Pre Analitik
a. Alat pelindung diri
Sebelum melakukan pemeriksaan petugas harus menggunakan APD.APD
bertujuan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko
pejanan darah, semua jenis cairan, kulit yang tidak utuh.APD ada beberapa
jenis yaitu sarung tangan, masker, kacamata, penutup kepala, jas
laboratorium, sepatu pelindung.Tidak semua alat pelindung diri dipakai
13
tergantung tindakan dan kegiatan yang dikerjakan.Pada plebotomi cukup
menggunakan sarung tangan dan jas laboratorium.
b. Pengambilan spesimen
- Darah
Untuk mendapatkan sampel darah pasien dilakukan dengan cara
pengambilan darah vena dan kapiler. Lokasi vena yang digunakan untuk
tempat penusukan adalah 3 vena utama di lengan yaitu vena cevalika, vena
mediana cubiti, dan vena mediana basilica.Pada umumnya vena mediana
cubiti merupakan pilihan karena terfiksasi baik dan tidak bergerak saat
ditusuk.
Pada pengambilan sampel darah untuk anak usia 1-12 tahun, sebelum
diambil darahnya, pasien anak diberi penjelasan dengan bahasa yang
mudah dimengerti tentang proses pengambilan sampel darah. Untuk
mengalihkan perhatian anak dan membuat anak menjadi rileks , petugas
laboratorium memberikan tontonan berupa video anak.
- Urine
Jenis urine yang diperlukan ada 2 yaitu urin sewaktu dan urin pagi.Urine
sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan
sedangkan urin pagi adalah urin yang dikeluarkan pertama kali pada pagi
hari setelah bangun tidur.
- Sputum
Sputum yang dimaksud adalah sputum yang purulen, warna kuning
kehijauan. Menggunakan wadah bermulut lebar, bersih dan kering dan
bertutup ulir tiga.
c. Rujukan
Jika Laboratorium tidak dapat melaksanakan Pemeriksaan Karena suatu hal
( Alat Rusak, Listrik Mati, dll) maka darah akan dikirim ke Laboratorium Lain.
2. Analitik
a. Darah Rutin
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan hemoglobin, leukosit, trombosit,
hematokrit. Ada beberapa cara pemeriksaan darah lengkap yaitu cara
manual dan cara menggunakan alat auto analyzer. Alat ini menggunakan
sampel darah segar dengan langkah-langkah sebagai berikut. Langkah
pertama menekan tombol F1kemudian isi ID pasien. Lalu sampel di( Buku
Manual alat Mindray Hematologi Analyzer)
b. Golongan darah
14
Penetapan golongan darah adalah menentukan jenis aglutinogen
yang ada dalam sel, disamping itu juga dikenal jenis agglutinin yang ada
dalam serum.Darah diteteskan sebanyak 2 tetes pada kaca obyek di
tempat yang berbeda. Kemudian ke masing-masing tetesan darah ditetesi
dengan antisera A, B, AB, dan Anti D. Selanjutnya dicampur dan digoyang
dan diamati adanya aglutinas.( Petunjuk Praktikum Laboratorium,
Gandhasoebrata Tahun 1984)
c. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV menggunakan sampel serum dengan cara
diteteskan pada rapid test sebanyak 10 ul. Kemudian ditambah 4 tetes
buffer lalu ditunggu 10-20 menit untuk membaca hasilnya ( Lembar
prosedur pada box kemasan reagent)
d. HbsAg
PemeriksaanHbsAg rapid menggunakan sampel serum dengan cara
diteteskan pada rapid test sebanyak 3 tetes (75µl). Kemudian ditambah 1
tetes buffer lalu ditunggu 10-20 menit untuk membaca hasilnya (lembar
prosedur pada box kemasan reagent)
e. Pemeriksaan Syphilis
Pemeriksaan syphilis rapid menggunakan sampel serum dengan cara
diteteskan pada rapid test sebanyak 10 ul. Kemudian ditambah 3 tetes
buffer lalu ditunggu 10-20 menit untuk membaca hasilnya (lembar
prosedur pada box kemasan reagent)
f. Pemeriksaan Leptotex
Pemeriksaan leptotek menggunakan sampel serum dengan cara
diteteskan pada rapid test sebanyak 5 ul. Kemudian ditambah 1 tetes
buffer lalu ditunggu tidak lebih dari 15 menit untuk membaca hasilnya
( lembar prosedur pada box kemasan reagent)
g. Widal
Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi adanya penyakit typus.Pemeriksaan ini dilakukan jika pasien
sudah mengalami panas 3-4 hari.Sampel dari pemeriksaan ini adalah
serum atau plasma.Serum diteteskan sebanyak 4 tetes di tempat terpisah
di atas kaca obyek. Kepada masing-masing tetesan serum ditambah
reagent typho O, typhi H, paratyphi A, paratyphi B. Dilakukan
pencampuran lalu digoyangkan dan diamati adanya aglutinasi di bawah
15
mikroskop.( Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun
1984)
h. Pemeriksaan BTA Kusta
Cara pengambilan sediaan yaitu bagian yang akan diambil dibersihkan
dengan kapas alcohol 70%. Bagian tersebut dijepit dengan dua jari lalu
disayat sepanjang 0,5 cm dan sedalam 2 mm. Lalu cairan yang keluar
dibuat apusan lalu dicat dengan cat Ziehl Nielsen. Setelah kering diamati
di bawah mikroskop.( Modul Pelatihan Skean Smear UPT RS. Kusta
Kediri).
i. Pemeriksaan BTA Paru
Gold standar pemeriksaan BTA adalah dengan menggunakan metode
Tes Cepat Molekuler menggunakan alat TCM. Untuk pemeriksaan pasien
TB follow up dengan membuat hapusan dahak dengan ukuran 2x3 cm.
Kemudian hapusan ini dicat dengan reagent Ziehl Nielsen lalu diamati di
bawah mikroskop. ( Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis,
Depkes RI Tahun 2005)
j. Pemeriksaan Malaria
Pemeriksaan ini menggunakan darah kapiler kemudian dibuat
sediaan tetes tebal dan apusan darah tepi(ADT). Pada ADT difiksasi
dengan metanol. Kemudian kedua sediaan dicat dengan giemza
didiamkan selama 50menit. Sediaan dibaca menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 100x.
k. Pemeriksaan kimia klinik( Gula Darah, Asam Urat)
Pemeriksaan kimia klinik dilakukan dengan alat elektrometer dengan
menggunakan darah segar. Darah diteteskan pada stik yang telah
disiapkan pada alat. Setelah itu ditunggu beberapa detik kemudian hasil
akan muncul pada layar alat.
l. Pemeriksaan kolesterol dan trigliserida
Pemeriksaan ini menggunakan sampel serum sebanyak 10 ul
ditambah 1000 ul reagent. Diinkubasi selama 30 menit kemudian dibaca
dengan fotometer pada panjang gelombang 546 nm.
m. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
Pemeriksaan ini menggunakan sampel serum sebanyak 100 ul
ditambah 1000 ul reagent. Dibaca dengan fotometer pada panjang
gelombang 546 nm.
n. Pemeriksaan Ureum
16
Pemeriksaan ini menggunakan sampel serum sebanyak 10 ul
ditambah 1000 ul reagent . Dibaca dengan fotometer pada panjang
gelombang 480 nm.
o. Pemeriksaan Creatinin
Pemeriksaan ini menggunakan sampel serum sebanyak 50 ul
ditambah 1000 ul reagent. Dibaca dengan fotometer pada panjang
gelombang 480 nm.
p. Pemeriksaan urin
Pemeriksaan urin dapat digunakan untuk pemeriksaan test kehamilan
dan pemeriksaan urin rutin.Tempat urin harus bermulut lebar tertutup,
bersih, kering, dan diberi label.Volume urin yang ditampung kurang lebih
20 ml. Pemeriksaan urin meliputi makroskopis dan
mikroskopis.Pemeriksaan makroskopis meliputi warna, kejernihan, berat
jenis, bilirubin, reduksi, protein, keton, urobilinogen. Sedangkan
pemeriksaan mikroskopis berupa pemeriksaan sediment urine dimana
pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan centrifuge terhadap urin
kemudian sediment diperiksa di bawah mikroskop.( Petunjuk Pemeriksaan
Laboratorium Puskesmas, Departemen Kesehatan RI Tahun 1991).
3. Pasca Analitik
a. Pencatatan
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk evaluasi. Macam-
macam pencatatan antara lain :
- Buku Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
- Buku register Laboratorium
- Blangko Pemeriksaan Laboratorium.
- Buku bukti Pengambilan Hasil Laboratorium
- Buku Stok Reagent.
b. Pelaporan
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi
pencatan harian. Laporan triwulan, semesteran dan tahunan sesuai
ketentuan yang berlaku. Pelaporan untuk penyakit tertentu menggunakan
formulir baku yang sudah ditentukan oleh program.
17
BAB V
LOGISTIK
18
3. Kontrol kadaluarsa reagen
a. Reagen yang baru datang diperiksa tanggal kadaluarsanya.
b. Bila mendekati masa kadaluarsa (3bulan) maka segera dilaporkan ke
bagian farmasi.
4. Pemesanan reagen
a. Petugas laboratorium mengecek persediaan reagen yang akan habis.
b. Reagen yang akan habis dicatat dan dilaporkan.
c. Petugas lab mengajukan pemesanan reagen ke bagian farmasi.
No NAMA JUMLAH
3 Reagen Cholesterol 50 ml
4 Reagent Trigliserida 50 ml
5 Reagent SGOT 50 ml
6 Reagent SGPT 50 ml
7 Reagent Ureum 50 ml
8 Reagent Creatinin 50 ml
9 Diluent 10 liter
10 Ez cleanser 50 ml
11 Probe cleanser 10 ml
12 Lyse 250 ml
19
13 Anti A 1 Vial
14 Anti B 1 Vial
16 Na citrat 50 ml
24 Metanol 50 ml
25 Giemza 50 ml
26 Imersi oil 2 ml
27 EDTA 50 ml
28 Reagen ZN 1 box
29 Katrid TCM 50
30 Buffer TCM 50
20
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
21
operasi
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami
oleh resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau
tertulis. Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah
diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telpon. Komunikasi lain yang
mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan
Laboratorium, seperti laboratorium menelpon unit pelayanan untuk melaporkan
hasil pemeriksaan segera/ cito.
22
a. Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
Enam langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada lima
keadaan, yaitu:
23
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Level 1
• Pelayanan triase
Penutup kepala • Rawat jalan non COVID-19
Masker bedah • Rawat inap non COVID-19
Baju scrub/pakaian jaga
• Tempat praktik umum
Sarung tangan- lateks
Pelindung wajah • Kegiatan yang tidak mengandung aerosol
Pelindung kaki
Level 2
24
Penutup kepala
Pelindung mata dan wajah • Pemeriksaan pasien dengan gejala infeksi
Masker bedah pernapasan
Baju/pakaian jaga • Ruang perawatan COVID-19
Gown
• Pengambilan spesimen non pernapasan yang
Sarung tangan lateks
Pelindung kaki tidak menimbulkan aerosol
• Pemeriksaan pencitraan pada
suspek/probable/terkonfirmasi COVID-19
Level 3
Penutup kepala • Digunakan pada prosedur dan tindakan
Pelindung mata dan operasi pada pasien suspek/probable/terkonfirmasi
face shield
COVID-19
Masker N95 atau
ekuivalen • Pemeriksaan gigi, mulut, mata THT
Baju/pakaian jaga • Kegiatan yang menimbulkan aerosol (intubasi,
Coverall/gown & apron
ekstubasi, trakeotomi, resusitasi jantung paru,
Sarung tangan bedah lateks
Boots/sepatu karet bronkoskopi, pemasangan NGT, endoskopi
dengan pelindung sepatu gastrointestinal) pada pasien
suspek/probable/terkonfirmasi COVID-19.
• Tindakan otopsi pada pasien
suspek/probable/terkonfirmasi COVID-19.
• Pengambilan spesimen pernapasan
2. Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Enam
langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan,
yaitu:
25
5. Pengelolaan limbah laboratorium :
Limbah medis padat di masukkan ke dalam tempat sampah medis dan limbah
tajam di masukkan ke safetybox. Kemudian penanganannya dilimpahkan pada
pihak ke tiga.
Petugas menggunakan IPAL untuk penanganan limbah cair sisa hasil
pemeriksaan laboratorium.
6. Petugas mematikan sentrifuge dan tidak membuka selama 30 menit jika diduga
ada tabung yang pecah saat sentrifugasi.
7. Petugas menggunakan sarung tangan yang tebal untuk mengambil forsep/
pecahan untuk mencegah penularan specimen yang infeksius.
8. Petugas menggunakan pipet otomatis dan tidak menggunakan pemipetan mulut
karena dapat menyebabkan tertelannya organisme pathogen.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
26
laboratorium pada saat tertentu, secara periodik, serentak dan
berkesinambungan yang dilakukan oleh pihak luar laboratorium dengan jalan
membandingkan hasil pemeriksaan lab peserta terhadap nilai target.
Pemantapan mutu laboratorium melalui beberapa tahap, yaitu :
9. Pra analitik, meliputi kegiatan :
a. Mempersiapkan pasien
b. Menerima spesimen
c. Mengambil spesimen
d. Memberi identitas spesimen
e. Menguji mutu reagensia
10. Analitik , meliputi kegiatan :
a. Pengolahan spesimen
b. Pemeliharaan dan kalibrasi alat
c. Pelaksanaan pemeriksaan
d. Pengawasan ketelitian dan ketepatan pemeriksaan
11. Pasca analitik, meliputi kegiatan :
a. Pencatatan hasil pemeriksaan
b. Pelaporan hasil pemeriksaan
27
1. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
28
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah hasil lab yang diverifikasi hasilnya oleh dokter
umum yang terlatih dalam satu bulan.
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan lab dalam satu bulan
Sumber data Register di unit pelayanan laboratorium
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala unit pelayanan laboratorium
4. Kepuasan pelanggan
29
yang disurvey ( dalam persen )
Denominator Jumlah total pasien yang disurvey ( n minimal 50 )
Sumber data Survey
Standar ≥ 80%
Penanggung jawab Kepala unit pelayanan laboratorium
BAB IX
PENUTUP
30
Demak,
DAFTAR PUSTAKA
31
10. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Depkes RI Tahun 1991
11. Modul Pelatihan Program P2 Kusta, Subdirektorat Kusta dan Frambusia
12. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Depkes RI Tahun 2005
32