Anda di halaman 1dari 7

Kelas : Hukum B

Nama : Tauhidz Septian Dwi Atmaja

NIM : 202110110311101

Urgensi Perlindungan Data dan Privasi Konsumen Online Shop Era Digital 4.0
A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara yang berkeyakinan bahwa, untuk menciptakan
suatu tindakan, kebijakan, dan aturan bagi kesejahteraan warga negara, harus disesuaikan
dengan hukum yang berlaku. Indonesia sebagai negara hukum ditegaskan dalam Pasal 1 ayat
3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “Negara
Indonesia adalah negara hukum”. 1 Sebagai usaha untuk mewujudkan negara hukum yang
menjunjung tinggi kesejahteraan rakyat, maka harus dilakukan secara adil dan setara tanpa
membedakan suku, ras, bahasa, golongan dan agama sesuai dengan Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin hari berkembang


semakin pesat, membawa banyak perubahan diberbagai bidang, salah satunya dibidang e-
commerce atau online shop. Peningkatan frekuensi belanja online dikalangan masyarakat,
Tidak hanya berdampak positif, kemudahan akses belanja online ini juga dapat memberikan
resiko keamanan. Oleh karenanya, dibutuhkan perlindungan data dan privasi konsumen
khususnya di era digital 4.0 saat ini. Perlindungan data dan privasi konsumen merupakan hal
penting yang harus dijaga oleh para pelaku usaha sebagaimana yang tertera dalam pasal 1365
KUHPerdata, bahwasanya pelaku usaha atau instansi dapat dimintai pertanggungjawaban atas
kerugian pelanggan atau konsumen.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Mengapa dibutuhkan perlindungan data dan privasi bagi konsumen online shop di
era digital 4.0?
2. Bagaimana cara melindungi data dan privasi konsumen online shop di era digital
4.0?
C. PEMBAHASAN
1. Perkembangan Online Shop di Indonesia

Online shop merupakan kegiatan jual beli barang atau jasa secara daring, yang tidak
melibatkan penjual dan pembeli secara langsung. Belanja toko online pertama kali dilakukan

1
Fahmiyeni Adriati, Negara Hukum Indonesia,
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:lNEF2rw-
3QgJ:https://osf.io/kcns4/download/%3Fformat%3Dpdf+&cd=15&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d,
diakses tanggal 30 Juli 2022 pada pukul 13.45 WIB.
di Inggris pada tahun 1979 oleh Michael Aldrich dari Redifon Computers. Ia menyambungkan
televisi berwarna dengan komputer yang mampu memproses transaksi secara realtime melalui
sarana kabel telepon. 2 Pada awalnya kegiatan belanja online enggan dilakukan karena beberapa
pertimbangan, diantaranya: 1) Keterbatasan pengetahuan dan praktik teknologi; 2) Tidak dapat
melihat barang yang akan dibeli secara langsung; dan 3) Adanya kekhawatiran serta rasa
waspada terjadinya penipuan. Seiring berkembangnya zaman, belanja online mulai banyak
dilakukan khususnya oleh generasi milenial melalui beberapa platform belanja terpercaya
dengan kemudahan transaksi pembayaran yang beragam. Adapun ketentuan transaksi
perdagangan yang ada di Indonesia baik secara daring maupun luring, diatur dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia No. 7 tahun 2014 tentang perdagangan, pada bab I
pasal 1 ayat 24 tentang definisi perdagangan elektronik dan bab VIII pasal 65 tentang
perdagangan melalui sistem elektronik.

Berdasarkan info dari para informan yang sudah lebih lama mengenal aktivitas online
shop, aktivitas belanja online diawali dengan penggunaan perangkat komputer laptop,
kemudian setelah beberapa diantara mereka memiliki smartphone atau blackberry, mereka
beralih pada perangkat yang disebut terakhir sebagai sarana belanja dengan alasan lebih praktis
dibawa kemanapun, demikian pula aktivitas belanja online dapat dilakukan setiap saat yang
diinginkan.3 Saat ini bisnis online shop atau e-commerce menjadi top global industri yang
menjanjikan dan banyak dipilih oleh masyarakat, seperti home industri, UMKM, pabrik, dan
sebagainya khususnya pada saat pandemi COVID-19. Online shop memiliki banyak
keuntungan, salah satunya dapat menghubungkan penjual dan pembeli yang berada diluar
negeri dengan memberikan deskripsi lengkap tentang barang yang akan diperjualbelikan
seperti kutipan berikut:

“Product descriptions most often include a description from the manufacturer, another
description from the vendor, specific technical and size details, reviews from
professional magazines and journals, and reviews from people who have bought the
product.”4

Berdasarkan survei terbaru persaingan industri online shop yang ada di Indonesia
selama akhir tahun 2021 lalu, terdapat tiga platform yang menjadi tempat favorit berbelanja
online, yaitu Shopee pada tingkat pertama 54 persen, diikuti oleh Tokopedia 27 persen, dan
Lazada 12 persen. 5

2
Sonny Indrajaya, Analisa Pengaruh Kemudahan Belanja, Kualitas Produk Belanja di Toko Online, Jurnal Ilmu
Ekonomi dan Sosial, Jilid 5, Nomor 2, Juli 2016, Hlm. 134.
3
Sri Budi Lestari, Shopping Online sebagai Gaya Hidup, Jurnal Ilmu Sosial, Vol. 14 No. 2 November 2015, Hlm
7.
4
Community Workshop Series Digital Literacy For All Learners, Online Shopping,
https://ils.unc.edu/cws/Handouts/Online%20Shopping/Online-Shopping.pdf, diakses tanggal 31 Juli 2022 pada
pukul 15.00 WIB.
5
Miftahul Munir, Hasil Survei, Inilah Tiga Aplikasi Online Shopping yang Paling Banyak digunakan Tahun
2021, https://wartakota.tribunnews.com/2022/01/28/hasil-survei-inilah-tiga-aplikasi-online-shopping-yang-
paling-banyak-digunakan-tahun-2021, diakses pada 1 Agustus 2022, pukul 08.03 WIB.
2. Konsep Era Digital 4.0
Era digital 4.0 atau fenomena digital industri 4.0, merupakan era dimana suatu
informasi dapat selalu terhubung satu sama lain melalui teknologi internet yang canggih dan
serba cepat. Fenomena ini dapat ditemui di berbagai keseharian masyarakat, seperti teknologi
digital komputer, permainan digital, digitalisasi pemakaian mata uang (e-money) pemakaian
media digital (e-media), hingga berkembang pesatnya film berbasis digital. 6

Paradigma digitalisasi 4.0 yang berkembang dari zaman ke zaman mulai berkembang
dan mengintegrasikan dunia digital dengan fisik dalam kegiatan sehari-hari. Dengan bantuan
internet, manusia dapat mengakses informasi tanpa batas dimanapun dan kapanpun.
Digitalisasi 4.0 memiliki keterkaitan yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena
meningkatkan operasi bisnis, produktivitas, dan pertumbuhan ekonomi dimasyarakat.
Tentunya, untuk mengimbangi proses transformasi digital yang diberlakukan diberbagai sektor
kehidupan, harus diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkualifikasi unggul, seperti
adanya pengusahaan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang
berpijak pada realitas sosial, dan budaya yang sangat beragam (multikultural) agar dapat
bersaing di era revolusi digital 4.0. 7 Sejalan dengan usaha pengembangan sumber daya manusia
untuk mengimbangi proses transformasi digital, terdapat tinjauan yuridis yang mengatur
tentang interaksi manusia terhadap digital sekaligus sebagai upaya penanggulangan tindak
kejahatan dunia teknologi digital (cyber crime) dalam Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (UU ITE) dan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP).8

3. Perlindungan Data Pribadi dalam Perspektif Hukum Perdata Indonesia


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, saat ini menjadi
tantangan tersendiri di era revolusi industri dan revolusi digital 4.0 yang membentuk pola pikir
serta perilaku masyarakat. Terdapat banyak hal baru yang tercipta melalui teknologi digital,
salah satunya adalah munculnya perusahaan-perusahaan start up yang mendominasi pasar
Indonesia sebagai salah satu pengguna internet terbanyak didunia. Start up merupakan suatu
perusahaan yang masih baru dan sedang mencari bentuk. Perusahaan start up mengintegrasikan
digitalisasi baik pada produknya maupun prosesnya.9 Semakin bertambahnya pengguna
internet, maka semakin naik pula pengguna media elektronik yang menggunakan data
pribadinya untuk mendaftar pada layanan start up yang ada di Indonesia.

Data pribadi merupakan data perseorangan yang benar adanya dan dapat diidentifikasi
melalui sistem elektronik dan non elektronik. Dalam Peraturan Pemerintah no. 82 pasal 1, ayat
27, tahun 2012 tentang penyelenggaraan sistem dan transaksi elektronik, data pribadi adalah

6
Farid Abdullah, Fenomena Digital Era Revolusi Industri 4.0, Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain Vol
4 No 1 April 2019, Hlm. 48.
7
Benny Riyanto, Pembangunan Hukum Nasional di Era 4.0, Jurnal Rechtsvinding Media Pembinaan Hukum
Nasional, Vol 9 No 2, Agustus 2020, Hlm. 164.
8
Ari Dermawan dkk, Tinjauan Yuridis Interaksi Manusia terhadap Digital dalam Penegakan Hukum di Era
Revolusi Industri 4.0, Prosiding Seminar Nasional Riset Information Science (SENARIS) September 2019. Hlm.
1044.
9
Rudi Hardiansyah dan Dodie Tricahyono, Identifikasi Faktor-Faktor Kesuksesan Start Up Digital di Kota
Bandung, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 27 No 2 Juni 2019, Hlm. 135-136.
data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran serta dilindungi
kerahasiaannya.10 Data pribadi yang dimaksud berupa nama lengkap, alamat, riwayat hidup,
informasi kontak, riwayat penyakit, akses kartu kredit, dan sebagainya yang harus dijaga
kerahasiaannya oleh pihak yang bersangkutan. Kerahasiaan data pribadi sebagai privasi setiap
orang telah diatur lebih dahulu sebagai hak asasi manusia yang terdapat pada Pasal 12 UDHR
yang berbunyi “No one shall be subjected to arbitrary interference with his privacy, family,
home or correspondence, nor to attacks upon his honour and reputation.”11
Faktanya, internet merupakan pedang bermata dua yang apabila disalahgunakan akan
menimbulkan dampak negatif seperti kebocoran data pribadi, pelanggaran privasi, penipuan,
phising, cyber crime, dan tindak kejahatan digital lainnya. Penyalahgunaan dan penyebaran
data pribadi seseorang, merupakan salah satu tindakan kriminal yang banyak ditemukan di
Indonesia dan harus dihindari guna melindungi hak dan privasi pengguna. Untuk menghindari
penyalahgunaan tersebut, dibutuhkan perlindungan data pribadi yang diatur dalam Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia, diantaranya: 1) Undang-Undang nomor 24 tahun 2013
tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi
kependudukan; 2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 28 G
ayat 1; 3) Undang-Undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik; dan 4)
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-
Undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik.
Dalam hukum perdata Indonesia disebutkan bahwa berdasarkan ketentuan pada pasal
26 UU ITE bahwa penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut
data pribadi, harus dilakukan berdasarkan perjanjian dan persetujuan dari pihak pemilik atau
pihak yang bersangkutan. Artinya, apabila terjadi pelanggaran dikemudian hari, maka pihak
yang dirugikan berhak menggugat atas kerugian yang ditimbulkan. Hal ini juga dikatakan oleh
para ahli hukum, bahwa untuk menempatkan hukum perjanjian Indonesia pada posisi yang
tepat didalam hukum perdata Indonesia, hendaknya perlu dipahami ajaran umum hukum
perikatan yang dimaksud dalam KUHPERDATA buku ke III s.d ke 1V. Suatu perjanjian akan
dianggap sah apabila memenuhi pasal 1320 KUHPERDATA dan harus memenuhi empat
syarat, diantaranya: 1) Sepakat mereka yang mengikatnya dirinya; 2) Kecakapan untuk
membuat suatu perikatan; 3) Suatu hal tertentu; dan 4) Suatu sebab yang halal. 12
4. Kasus Pelanggaran Hukum Data Pribadi dan Privasi Konsumen Online Shop

Kegiatan belanja daring merupakan bentuk komunikasi tidak langsung dan dapat
diakses melalui media elektronik seperti smartphone, laptop, komputer, dan sebagainya. Tidak
hanya berdampak positif, kemudahan akses internet juga dapat memberikan resiko keamanan.

10
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
Transaksi Elektronik,
https://jdih.kominfo.go.id/produk_hukum/unduh/id/6/t/peraturan+pemerintah+republik+indonesia+nomor+82+t
ahun+2012, diakses tanggal 2 Agustus 2022 pada pukul 08.00 WIB.
11
Thiara Dewi Purnama dan Abdurrakhman Alhakim, Pentingnya UU Perlindungan Data Pribadi sebagai Bentuk
Perlindungan Hukum terhadap Privasi di Indonesia, e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan
Ganesha, Vol. 4 No. 3 November 2021, Hlm. 1060.
12
Mega Lois Aprilia dan Endang Prasetyawati, Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Konsumen
Pengguna Gojek, Mimbar Keadilan Jurnal Ilmu Hukum, Februari 2017, Hlm. 94.
Banyak sekali oknum dan pihak yang bertanggungjawab menyalahgunakan internet untuk
perbuatan yang merugikan orang lain, diantaranya scam, phising, peretasan, penipuan, cyber
crime, pencurian identitas, dan penyalahgunaan data pribadi. Berikut adalah beberapa contoh
kasus pelanggaran hukum data pribadi dan pencurian identitas dibeberapa platform e-
commerce Indonesia:
a. Kasus kebocoran data platform Lazada sebanyak 1,1 juta data pada tahun
202013.
b. Kasus kebocoran dan upaya pencurian data pengguna Tokopedia, sebanyak 91
juta data yang ditawarkan seharga US$5000 di forum hacker pada 1 Mei 2020.
c. Kasus kebocoran data pengguna Bukalapak sebanyak 12,9 juta data pada 6 Mei
2020.
d. Kasus kebocoran data pengguna toko online Bhinneka sebanyak 1,2 juta data
yang diduga dijual di forum pasar gelap online (dark web).14
5. Perkembangan Hukum Perlindungan Data dan Privasi Konsumen Online
Shop Era Digital 4.0
Perlindungan hukum merupakan sebuah tindakan pengayoman terhadap pelanggaran
hak asasi manusia agar dapat difungsikan kembali sebagaimana mestinya. Perlindungan data
pribadi menjadi salah satu aspek penting yang perlu diterapkan dalam penyelenggaraan sistem
pemerintahan berbasis elektronik (SPBE). Hal ini salah satunya dilihat dari rencana pemerintah
dalam menggunakan dan mengelola data masyarakat, termasuk data pribadi, melalui
pemanfaatan berbagai teknologi baru seperti Big Data, Internet Of Things, Artificial
Intelligence, dan lain sebagainya, serta beberapa kasus pelanggaran atau penyalahgunaan data
pribadi beberapa waktu silam. 15 Perlindungan data pribadi dan privasi konsumen online shop
merupakan salah satu bentuk pemenuhan hak masyarakat yang harus dijalankan sesuai dengan
regulasi yang berlaku. Kerahasiaan pribadi (privasi) merupakan suatu kemampuan seseorang
dalam menjaga aset pribadi dan mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari
publik atau data juga dikatakan kemampuan seseorang untuk mengontrol keluar masuknya
informasi mengenai dirinya kepada orang lain.16
Perdebatan mengenai pentingnya perlindungan terhadap hak atas privasi seseorang
awalnya dikemukakan dalam putusan pengadilan di Inggris dan Amerika Serikat. Samuel
Warren dan Louis Brandeis, kemudian menulis konsepsi hukum hak atas privasi dalam Harvard
Law Review dengan judul “The Right to Privacy” sebagai tulisan yang pertama kali
mengkonseptualisasi hak privasi merupakan hak privat yang berhak dimiliki oleh setiap
individu dan ditentukan sebagai sebuah hak hukum pada ketentuan pasal 8 konvensi Eropa.

13
Caesar Akbar, 6 Kasus Kebocoran Data Pribadi di Indonesia, https://nasional.tempo.co/read/1501790/6-
kasus-kebocoran-data-pribadi-di-indonesia, diakses tanggal 2 Agustus 2022, pada pukul 12.25 WIB.
14
Rahmawati Nafi’ah, Pelanggaran Data Dan Pencurian Identitas Pada E-Commerce, Cyber Security dan
Forensik Digital Vol 3 No 1, Mei 2020, Hlm. 4.
15
Faiz Rahman, Kerangka Hukum Perlindungan Data Pribadi dalam Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik di Indonesia, Jurnal Legislasi Indonesia Vol 18 No 1 Maret 2021, Hlm. 81.
16
Komang Pande Angga Tridipta dkk, Perlindungan Hukum terhadap Pelanggar Privasi Konsumen dalam Jual
Beli Online, Jurnal Analogi Hukum Vol 2 No 3 Tahun 2020, Hlm. 258.
Hukum perlindungan data pribadi berkembang sejatinya bersamaan dengan perkembangan
teknologi itu sendiri, khususnya teknologi informasi dan komunikasi. 17

Adapun terkait hukum perlindungan data pribadi konsumen di Indonesia diatur dalam
pasal 4 UUPK yang menyebutkan bahwa, konsumen memiliki hak untuk memilih barang
dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan
kondisi serta jaminan yang dijanjikan; hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa; hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi
dan.atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan
perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; dll. 18
Hal lain yang mengatur tentang perlindungan hukum kepada konsumen jual beli online
ditetapkan pada: 1) KUHPerdata, antara lain ketentuan umum jual beli dalam BW Indonesia
dari pasal 1474 sampai pasal 1540, dan pasal 1457 BW tentang perjanjian jual beli. 2) Undang-
Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; dan 3) Undang-Undang Nomor
11 tahun 2008 sebagaimana yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016
tentang informasi dan transaksi elektronik. 19
D. Daftar Pustaka
Abdullah, Farid. 2019. Fenomena Digital Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain
Vol 4 No 1.
Adriati, Fahmiyeni. Negara Hukum Indonesia.
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:lNEF2rw-
3QgJ:https://osf.io/kcns4/download/%3Fformat%3Dpdf+&cd=15&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firef
ox-b-d, diakses tanggal 30 Juli 2022 pada pukul 13.45 WIB.
Akbar, Caesar. 6 Kasus Kebocoran Data Pribadi di Indonesia. https://nasional.tempo.co/read/1501790/6-kasus-
kebocoran-data-pribadi-di-indonesia, diakses tanggal 2 Agustus 2022, pada pukul 12.25 WIB.
Angga Tridipta, Komang Pande dkk. 2020. Perlindungan Hukum terhadap Pelanggar Privasi Konsumen dalam
Jual Beli Online. Jurnal Analogi Hukum Vol 2 No 3.
Aprilia, Mega Lois dan Prasetyawati, Endang. 2017. Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Konsumen
Pengguna Gojek. Mimbar Keadilan Jurnal Ilmu Hukum.
Community Workshop Series Digital Literacy For All Learners, Online Shopping,
https://ils.unc.edu/cws/Handouts/Online%20Shopping/Online-Shopping.pdf, diakses tanggal 31 Juli
2022 pada pukul 15.00 WIB.
Dermawan, Ari dkk. 2 Tinjauan Yuridis Interaksi Manusia terhadap Digital dalam Penegakan Hukum di Era
Revolusi Industri 4.0. Prosiding Seminar Nasional Riset Information Science (SENARIS).
Djafar, Wahyudi. 2019. Hukum Perlindungan Data Pribadi di Indonesia: Lanskap, Urgensi dan Kebutuhan
Pembaruan. Universitas Gadjah Mada.
Hardiansyah, Rudi dan Tricahyono, Dodie. Identifikasi Faktor-Faktor Kesuksesan Start Up Digital di Kota
Bandung. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 27 No 2 Juni 2019, Hlm. 135-136.
Indrajaya, Sonny. 2016. Analisa Pengaruh Kemudahan Belanja, Kualitas Produk Belanja di Toko Online. Jurnal
Ilmu Ekonomi dan Sosial. Jilid 5. Nomor 2.

17
Wahyudi Djafar, Hukum Perlindungan Data Pribadi di Indonesia: Lanskap, Urgensi dan Kebutuhan
Pembaruan, Universitas Gadjah Mada 2019, Hlm. 4.
18
Cindy Aulia Khotimah, Perlindungan Hukum bagi Konsumen dalam Transaksi Jual Beli Online (E-Commerce),
Business Law Review, Vol 1, 2016, Hlm. 15.
19
Emma V.T Senewe dan Donna O, Setiabudhi, Perlindungan Konsumen Jual Beli Online dalam Era Digital 4.0,
Lex Et Societatis Vol VIII No 3 Juli-Sept 2020, Hlm. 97.
Khotimah, Cindy Aulia. 2016. Perlindungan Hukum bagi Konsumen dalam Transaksi Jual Beli Online (E-
Commerce). Business Law Review Vol 1.
Lestari, Sri Budi. 2015. Shopping Online sebagai Gaya Hidup. Jurnal Ilmu Sosial. Vol. 14 No. 2.
Munir, Miftahul. Hasil Survei, Inilah Tiga Aplikasi Online Shopping yang Paling Banyak digunakan Tahun 2021,
https://wartakota.tribunnews.com/2022/01/28/hasil-survei-inilah-tiga-aplikasi-online-shopping-yang-
paling-banyak-digunakan-tahun-2021, diakses pada 1 Agustus 2022, pukul 08.03 WIB.
Nafi’ah, Rahmawati. 2020. Pelanggaran Data Dan Pencurian Identitas Pada E-Commerce. Cyber Security dan
Forensik Digital Vol 3 No 1.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik.
https://jdih.kominfo.go.id/produk_hukum/unduh/id/6/t/peraturan+pemerintah+republik+indonesia+no
mor+82+tahun+2012. diakses tanggal 2 Agustus 2022 pada pukul 08.00 WIB.
Purnama, Thiara Dewi. dan Alhakim, Abdurrakhman. 2021. Pentingnya UU Perlindungan Data Pribadi sebagai
Bentuk Perlindungan Hukum terhadap Privasi di Indonesia. e-Journal Komunitas Yustisia Universitas
Pendidikan Ganesha. Vol. 4 No. 3.
Rahman, Faiz. 2021. Kerangka Hukum Perlindungan Data Pribadi dalam Penerapan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik di Indonesia. Jurnal Legislasi Indonesia Vol 18 No 1.
Riyanto, Benny. 2020. Pembangunan Hukum Nasional di Era 4.0, Jurnal Rechtsvinding Media Pembinaan
Hukum Nasional. Vol 9 No 2.
Senewe, Emma V.T dan Setiabudhi, Donna O. 2020. Perlindungan Konsumen Jual Beli Online dalam Era Digital
4.0. Lex Et Societatis Vol VIII No 3.

Anda mungkin juga menyukai