Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………........................................................................ 4
B. Tujuan Pedoman……………………………………............................................. 4
C. Sasaran Pedoman…………………………………………………………………… 5
D. Ruang Lingkup Pedoman…………………………………………………………… 5
E. Batasan Operasional………………………………………………………………… 5

BAB II STANDAR KETENAGAAN


A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia………….……………………………………… 7
B. Distribusi Ketenagaan………………………………………………………………… 7
C. Jadwal Kegiatan………………………………………………………………………. 7

BAB III STANDAR FASILITAS


A. Denah Ruang……………………………………………………………………………8
B. Standar Fasilitas………………………………………………………………………9

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN


A. Lingkup Kegiatan……………………………………………………………………...10
B. Metode …………………………………………………………………………….11
C. Langkah Kegiatan…………………………………………………………………….11

BAB V LOGISTIK………………………………………………………… ………........14


BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM………………….... 15
BAB VII KESELAMATAN KERJA………………………………………………….... 16
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU………………………………………………........ 17
BAB IX PENUTUP…………………………………………………………………….... 18

Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya buku “ Pedoman Pelayanan ISPA“ dapat diselesaikan pada waktunya.
Penyusunan pedoman ini melibatkan banyak Pihak dari Tim UKM dan Tim UKP
Puskesmas puhjarak Kecamatan Plemahan.
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi Tenaga Kesehatan Tim UKM dan
Tim UKP dalam melakukan kegiatan sehari –hari. Dengan adanya pedoman ini
diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada semua pihak terkait dalam
Pelaksanaan Program Pelayanan ISPA di Puskesmas Puhjaraka Kecamatan
Plemahan.
Dalam kesempatan ini saya sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi, serta Kepala
UPTD Puskesmas Puhjarak yang telah memfasilitasi dalam proses penyusunan
pedoman ini.

Kediri, 11 Januari 2022


Penanggung Jawab Program

Arim Mistin, AM.d,Keb


NIP. 19710612 199203 2 008

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas sebagaimana tertuang dalam Permenkes No. 75 Tahun


2014 adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Sebagai penanggung jawab kesehatan di wilayah kerjanya, Puskesmas turut
mendukung terwujudnya “Kecamatan Sehat”.

Berdasarkan prinsip paradigma sehat, Puskesmas mendorong seluruh


pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan
mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Tokoh Masyarakat dan aparat lintas sektor memiliki peran
penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program di lapangan.
Semua kegiatan yang dilakukan semata-mata bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja, sesuai dengan Visi
Puskesmas Puhjarak yaitu Tercapaianya Kecamatan Plemahan Sehat
Menuju Terwujudnya Indonesia Sehat.

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu


penyakit yang sering terjadi pada anak. Ispa merupakan salah satu
penyebab utama pasien di puskesmas dan rumah sakit. Ispa termasuk
dalam upaya kesehatan P2P Puskesmas,agar program kesehatan dapat
dikelola dengan baik dari setiap manajemen tingkat puskesmas maupun
pelayanan yang mencakup promotip, preventip, dan kuratip maka diperlukan
suatu pedoman pelayanan kesehatan Ispa di puskesmas.

B. Tujuan.

a. Tujuan Umum
sebagai acuan bagi seluruh aktifitas upaya kesehatan masyarakat
khususnya program P2P ISPA yang dilaksanakan di Puskesmas Puhjarak,
sehingga pada akhirnya pelayanan upaya kesehatan dapat meningkatkan
3
cakupan program P2P ISPA dan mendukung pencapaian standar pelayanan
minimal (SPM)

b. Tujuan Khusus
1. Menurunkan angka kasus ispa secara dini.
2. Meningkatkan cakupan tata laksana ispa secara dini..

C. Sasaran Pedoman
penanggung jawab program P2P ISPA, semua unit pelayanan kesehatan
serta petugas kesehatan di jaringan pelayanan Puskesmas Puhjarak.

D. Ruang Lingkup Pedoman

1. Pengendalian Pneumonia Balita.

2. Pengendalian ISPA umur ≥ 5 tahun.

E. Batasan Operasional
1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran
napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga
telinga tengah, pleura).
2. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli). Pneumonia Balita ditandai dengan adanya gejala batuk dan atau
kesukaran bernapas seperti napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam (TDDK), atau gambaran radiologi foto thorax/dada menunjukkan
infiltrat paru akut. Demam bukan merupakan gejala yang spesifik pada Balita.
Dalam penatalaksanaan pengendalian ISPA semua bentuk pneumonia seperti
bronkopneumonia, bronkiolitis disebut pneumonia saja.
3. Kunjungan Rumah
Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
keluarga balita pneumonia dalam pencarian pelayanan kesehatan. kegiatan
ini dapat dipadukan dengan tindak lanjut atau pelacakan penderita pneumonia
yang tidak kontrol ulang setelah dua hari pengobatan. Pada saat kunjungan
ke rumah penderita diharapkan petugas kesehatan/ispa dapat melaksanakan
penyuluhan tentang pneumonia kepada keluarga penderita dan sekitarnya.
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Tenaga penanggung jawab program ISPA minimal D3 Kebidanan / D3
Keperawatan dan telah mendapatkan pelatihan seperti :
- Pelatihan Penanggulangan Penyakit ISPA
- Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
- Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM)
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM realisasi tenaga program P2P
ISPA yang ada di Puskesmas Puhjarak :

No Nama Jabatan Kompetensi

1 Arim Penanggung Jawab Program Lulusan DIII Kebidanan


Mistin,Amd.Keb ISPA Pelatihan MTBM/MTBS
2 3 dokter Unit Pelayanan Puskesmas Lulusan S1 Profesi
2 Perawat Puhjarak dokter
DIII Keperawatan
S1 Keperawatan + ners
3 Bidan dan perawat Jaringan Puskesmas D IV Kebidanan
Puhjarak DIII Kebidanan
DIII Keperawatan

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pelaksanaan kegiatan Program P2P ISPA di Puskesmas Puhjarak yaitu
NO UNIT PETUGAS PROFESI
1 Penanggung jawab Arim Mistin,AMd.Keb Bidan
Program P2P ISPA
2 Unit Pelayanan dr. Dewi Retno P Dokter
Puskesmas Puhjarak dr.Silvia rosa Dokter
dr. Andhin Dokter
Titisari Luberingtyas. Perawat
S.Kep.NERS
5
Anita,AMd.Kep
Perawat
3 Jaringan Puskesmas Ninik Sumintarti. A.Md.Keb. Bidan
Puhjarak Lilik Dhuriyah. A.Md.Keb. Bidan
Tutik Kholifah. A.Md.Keb. Bidan
Sulastriningrum. A.Md.Keb. Bidan
Tri Siswanti. A.Md.Keb. Bidan
Fitria Arohma. A.Md.Keb. Bidan
Heni Budiarti A.Md.Keb. Bidan
Sunartiyani, A.Md.Keb. Bidan
Erna Hidayati, A.Md.Keb. Bidan
Yanti Purwanti. A.Md.Keb. Bidan
Rita Puji Asmara. A.Md.Keb. Bidan
Ana Farhiyati. A.Md.Keb. Bidan
Sri Wijanatin, A.Md.Keb. Bidan
Dewi Agustina. A.Md.Keb. Bidan
Lia kristyaningsih. A.Md.Keb. Bidan
Eni Purwanti, A.Md.Keb. Bidan
Astri Puspitarini. A.Md.Kep. Perawat
Barlianto Nugroho, S.Kep.NS Perawat
Sasongko.S.Kep.NERS perawat

C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan dalam Upaya Pelayanan ISPA disusun berdasarkan
kesepakatan dengan Pelaksana Kegiatan di Puskesmas.
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pelayanan ISPA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Penguatan Jejaring √ √

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

1. Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Puhjarak

B. Standar Fasilitas:
a. Alat pemeriksaan medis. Untuk melakukan pemeriksaan penderita ispa
dan pneumonia (ari timer, stetoskop).
b. Alat Pencatatan dan Pelaporan 1. Laptop atau computer dapat
digunakan sebagi sarana mencatat laporan dan mengirimkan laporan ke
DINKES Kabupaten.
7
c. Form MTBS, register ISPA.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
1. Pelayanan/deteksi dini kasus ispa dan pneumonia balita
Mendeteksi dini balita yang mengalami penyakit ISPA dan
pneumonia dengan cara menggunakan ARI time untuk menghitung napas
Berdasarkan P2 ISPA mengklasifikasi ISPA sebagai berikut :
a. Pneumonia berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding
dada ke dalam (chest indrawing) pada saat bernafas
b. Pneumonia : ditandai secara klinis oleh adanya nafas cepat
c. Bukan pneumonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa
disertai demam, tanpa tarikan dinding dada ke dalam, tanpa nafas
cepat. Rinofaringitis, faringitis, dan tonsilitis tergolong bukan
pneumonia.

.
B. METODE
1. Penemuan/ deteksi dini kasus ispa dan pneumonia balita
Anamnesa dan Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh puskesmas
puhjarak dan jejaringnya. Penyuluhan ISPA dan rujukan kasus
2. Kunjungan rumah

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Penemuan/Deteksi dini Kasus ISPA dan Pneumonia Balita
Penemuan dan tatalaksana Pneumonia merupakan kegiatan inti dalam
pengendalian Pneumonia Balita.
a. Penemuan penderita secara pasif
Dalam hal ini penderita yang datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
b. Penemuan penderita secara aktif

8
Petugas kesehatan bersama kader secara aktif menemukan
penderita baru dan penderita pneumonia yang seharusnya datang
untuk kunjungan ulang 2 hari setelah berobat.
Penemuan penderita pasif dan aktif melalui proses sebagai berikut:
a. Menanyakan Balita yang batuk dan atau kesukaran bernapas
b. Melakukan pemeriksaan dengan melihat tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam (TDDK) dan hitung napas.
c. Melakukan penentuan tanda bahaya sesuai golongan umur <2 bulan
dan 2 bulan - <5 tahun
d. Melakukan klasifikasi Balita batuk dan atau kesukaran bernapas;
Pneumonia berat, pneumonia dan batuk bukan pneumonia.

2. Tatalaksana Pneumonia Balita


Pola tatalaksana penderita yang dipakai dalam pelaksanaan Pengendalian ISPA
untuk pengendalian pneumonia pada Balita didasarkan pada pola tatalaksana penderita
ISPA yang diterbitkan Kementerian Kesehatan Tahun 2012

Tatalaksana untuk Balita umur < 2 bulan :


9
Setelah penderita pneumonia Balita ditemukan dilakukan tatalaksana sebagai
berikut:
a. Pengobatan dengan menggunakan antibiotik: kotrimoksazol, amoksisilin
selama 3 hari dan obat simptomatis yang diperlukan seperti parasetamol,
salbutamol (dosis dapat dilihat pada bagan terlampir).
b. Tindak lanjut bagi penderita yang kunjungan ulang yaitu penderita 2 hari
setelah mendapat antibiotik di fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Rujukan bagi penderita pneumonia berat atau penyakit sangat berat

Tatalaksana untuk balita umur 2 bulan - < 5 tahun:

10
BAB V
LOGISTIK

A. PENGERTIAN
Dukungan logistik sangat diperlukan dalam menunjukan pelayanaan
program P2 ISPA. Aspek logistic pembrantasan penyakait ISPA mencakup
peralatan, bahan, dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanakan
kegiatan – kegiatan program P2 ISPA, sampai saat ini logistik kegiatan
pembrantasan penyakit ISPA yang telah distandarisasi oleh program P2
ISPA terdiri dari logistic untuk kegiatan penemuan dan tatalaksana
penderita. dan logistic untuk kegiatan komunikasi dan penyebaran
informasi

B. TUJUAN
Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam
material dalam jumlah yang tepat pada waktu di butuhkan.

C. LOGISTIK DALAM PELAYANAN ISPA


1. Sound timer
2. Obat
a. Tablet Kotrimoksazol 480 mg
b. Sirup Kotrimoksazol 240 mg/5 ml
c. Sirup kering Amoksisilin 125 mg/5 ml
d. Tablet Parasetamol 500 mg
e. Sirup Parasetamol 120 mg/5 ml.
2. PedomanTatalaksana pneumonia balita
3. Lembar balik
4. Register harian
5. Formulir laporan bulanan
6. APD

11
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program


kesehatan ISPA perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan
melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan. upaya tersebut yaitu penjangkauan pasien yang telah
mendapatkan pengobatan sehingga kesehatannya terpantau (tidak
menularkan penyakit ke anggota keluarga yang lain). Pemeriksaan
kesehatan tersebut berupa pemeriksaan fisik yaitu suhu tubuh, nadi,
respirasi (pernafasan), dan lain-lain.

12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program


kesehatan ISPA perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan
lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Resiko yang
mungkin terjadi pada penanggungjawab program ISPA yaitu:
1. Resiko penularan penyakit infeksi nosokomial dari pasien
2. Resiko kecelakaan di jalan saat melakukan kegiatan luar gedung
Upaya pencegahan terhadap resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan seminimal mungkin agar kegiatan yang dilaksanakan berjalan
lancar.

13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Pengendalian Mutu
Kinerja pelaksanaan program kesehatan ISPA dimonitor dan
dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut ;
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metode yang di gunakan
4. Tercapainya target program kesehatan ISPA

14
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas program
/lintas sektor terkait dalam pelaksanaan program kesehatan ISPA dipuskesmas.
Kesehatan program ISPA tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak
sehingga dapat tercapai target dengan meningkatnya kesadaran, sikap, dan
prilaku masyarakat untuk memelihara kesehatan dalam menanggulangi penyakit
ISPA.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. DirektoratJenderal Pengendalian Penyakit dan


Penyehatan Lingkungan. Pedoman pengendalian infeksi saluran
pernapasan akut. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2011

16

Anda mungkin juga menyukai