Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN KEUANGAN

BADAN KEBIJAKAN FISKAL

DAN
26 Juni s.d 2 Juli 2023
Highlight Minggu Ini
Perubahan (%)
• Mayoritas indeks saham di kawasan Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Indikator 30 Juni 2023
WoW YoY Ytd
Asia ditutup menguat setelah adanya perlambatan inflasi di beberapa T1 ---- Nilai Tukar/USD ----
kawasan. Euro 0,92 0,13 3,90 1,86
Yen 144,31 (0,42) (6,33) (10,06)
• Yield US Treasury meningkat, sementara indeks Dolar AS cenderung GBP 0,79 (0,08) 4,13 4,88
Rupiah 14.993,00 0,01 (0,64) 3,69
stabil di tengah beragamnya sentimen pada pekan lalu. Yuan 7,25 (1,03) (8,28) (5,15)
SGD 1,35 (0,04) 2,74 (0,96)
• Harga minyak mentah dan batu bara menguat karena meningkatnya Ringgit 4,67 0,25 (5,85) (5,96)
prospek permintaan. Baht 35,46 (0,67) (0,29) (2,46)
T2 ----- Pasar Modal ------
• Di pasar keuangan domestik, IHSG menguat sebesar 0,33% (wow)
DJIA 34.407,60 2,02 11,80 3,80
dengan yield SUN seri benchmark bergerak turun antara 1 hingga 5 S&P500 4.450,38 2,35 17,57 15,91
bps dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Sementara itu, nilai FTSE 100 7.531,53 0,93 5,05 1,07
tukar Rupiah menguat sebesar 0,01%. DAX 16.147,90 2,01 26,32 15,98
KOSPI 2.564,28 (0,23) 9,93 14,66
• Likuiditas perekonomian terpantau masih tumbuh positif, tecermin Nikkei 33.189,04 1,24 25,75 27,19
JCI 6.661,88 0,33 (3,61) (2,76)
dari tren uang beredar (M2) yang terus tumbuh sebesar 6,1% (yoy) Hangseng 18.916,43 0,14 (13,46) (4,37)
pada bulan Mei 2023. Lebih lanjut, kinerja APBN terjaga dengan Shanghai 3.202,06 0,13 (5,78) 3,65
kuatnya pertumbuhan penerimaan dan akselerasi belanja serta STI 3.205,91 0,45 3,34 (1,40)
pembiayaan yang terkendali. FTSE KLCI 1.376,68 (1,02) (4,68) (7,94)
T3 ------ Surat Berharga Negara ------
Yield 5 th, (FR95) 5,89 (1) (n/a) (67)
I. Pasar Global Yield 10 th, (FR96) 6,22 (5) (n/a) (72)
T4 ------ Komoditas ------
Indeks saham mayoritas Amerika Serikat (AS) ditutup menguat dengan Brent Oil 74,90 1,42 (34,76) (12,82)
kepercayaan pasar yang meningkat atas keberhasilan The Fed CPO 804,07 3,22 (30,39) (15,09)
Gold 1.919,35 (0,10) 6,20 5,23
mengendalikan inflasi. Pasar mencermati indeks Dow Jones Industrial Coal 128,05 2,03 (66,82) (68,32)
Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq yang menguat di akhir kuartal sebagai Nickel 20.516,00 (3,73) (9,61) (31,72)
awal yang baik untuk tahun ini. Sentimen utama berasal dari penurunan laju
Gambar 1. Mayoritas Saham Global Menguat
personal consumption expenditure (PCE) price index ke 3,8 persen (yoy).
Personal spending juga hanya naik tipis sebesar 0,1 persen pada bulan Mei
2023. Situasi ini cenderung dipandang pasar sebagai keberhasilan kebijakan
pengetatan The Fed. Sentimen positif ini juga diperkuat oleh The University
of Michigan consumer sentiment for the US dan The University of Michigan
consumer expectations yang meningkat ke 64,4 dan 61,5 di bulan Juni 2023.
Sementara itu, pesanan baru untuk barang tahan lama manufaktur
(manufactured durable goods) AS juga meningkat sebesar 1,7 persen (mom)
di bulan Mei 2023, setelah revisi naik di bulan April 2023 (1,2 persen).
Kenaikan ini terutama didorong oleh peningkatan 3,9 persen pada peralatan
transportasi, yaitu pesawat dan suku cadang non-defense sebesar 32,5
persen dan kendaraan bermotor 2,2 persen.
Bursa saham kawasan Eropa menguat diwarnai sentimen penurunan
laju inflasi Zona Euro. Beberapa perekonomian utama Eropa seperti Italia
dan Prancis mengalami penurunan laju inflasi harga konsumen masing-
masing ke 6,4 persen (yoy) dan 4,5 persen (yoy) pada bulan Juni 2023. Gambar 2. Yield UST Tenor 10 Tahun Naik
Kondisi ini juga tecermin pada inflasi harga konsumen Euro Area yang turun
ke 5,5 persen (yoy). Pasar melihat hal ini sebagai efek yang diinginkan dari
pengetatan oleh Bank Sentral Eropa (ECB). Namun demikian, kedepannya
terdapat kekhawatiran atas kebijakan moneter yang lebih ketat dan
lemahnya pemulihan Tiongkok pasca-COVID. Situasi yang dialami Tiongkok
terlihat pada pemangkasan perkiraan pertumbuhan ekonomi Tiongkok oleh
S&P Global menjadi 5,2% pada tahun 2023 dari 5,5%. Disamping itu,
indikator Iklim Bisnis Ifo untuk Jerman turun menjadi 88,5 di bulan Juni 2023.
Level ini merupakan yang terendah sejak bulan Desember 2022 (88,6) dan
di bawah ekspektasi pasar sebesar 90,7. Penurunan ini secara umum
menggambarkan ketidakpastian pemulihan ekonomi terbesar Eropa,
dimana pesanan baru (new orders) turun sebagai efek peredaman inflasi.
Indeks saham Asia yang dicermati ditutup menguat di tengah tren
moderasi inflasi negara-negara kawasan. Beberapa negara Asia seperti
Vietnam, Sri Lanka, dan Kazakhtan mengalami penurunan laju inflasi Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 1
KEMENTERIAN KEUANGAN
BADAN KEBIJAKAN FISKAL

Gambar 3. US Fed Balance Sheet masing-masing ke 2 persen (yoy), 12 persen (yoy), dan 14,6 persen (yoy) pada
bulan Juni 2023. Dari Jepang, sentimen positif berasal dari consumer confidence
index dan Business Confidence yang masing-masing naik ke 36,2 di bulan Juni
2023 dan ke 5 di triwulan II 2023. Dari Tiongkok, NBS Manufacturing PMI naik ke
49 pada bulan Juni 2023. Namun demikian, situasi positif ini diimbangi oleh
kekhawatiran investor atas terbatasnya kebijakan pemerintah Tiongkok dalam
mendukung pertumbuhan karena penurunan suku bunga PBoC saja dianggap
tidak cukup untuk mendukung pemulihan pasca-pandemi.
Pasar Obligasi. Yield US Treasury tenor 10 tahun pada akhir pekan lalu (30/6)
ditutup pada level 3,84% atau naik 11 bps dibandingkan dengan penutupan
pekan sebelumnya. Yield US Treasury mengalami kenaikan di tengah
menurunnya permintaan terhadap safe haven asset. Investor cenderung meyakini
bahwa laju inflasi di AS akan semakin terkendali sehingga the Fed diperkirakan
Gambar 4. Slope US Yield Curve dan Resesi hanya akan menaikkan suku bunga sebanyak dua kali sampai akhir tahun 2023
mendatang. Keyakinan investor tersebut sedikit meredakan kecemasan di pasar
obligasi yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Pasar Uang. Indeks Dolar AS relatif tidak berubah dalam sepekan terhadap
enam mata uang utama dunia pada level 102,91 pada akhir perdagangan
pekan lalu (30/6). Beragamnya sentimen di pasar uang berakibat pada
pergerakan indeks Dolar AS yang cenderung sideway pada pekan lalu. Pernyataan
Chairman of the Fed, Jerome Powell, yang mengisyaratkan masih adanya kenaikan
suku bunga menjadi sentimen negatif bagi pasar uang. Sementara itu, indeks
keyakinan konsumen yang terus menguat dan membaiknya beberapa indikator
ekonomi utama menjadi sentimen positif bagi pasar uang.
Pasar Komoditas. Harga minyak mentah acuan global ditutup menguat di
Gambar 5. Harga Minyak Mentah dan Batu Bara tengah permintaan yang kuat di AS, meskipun masih dibayangi kekhawatiran
kenaikan suku bunga. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan persediaan
minyak mentah AS turun 9,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 23 Juni 2023,
jauh melebihi perkiraan analis berupa penarikan 1,8 juta barel cadangan minyak
mentajdalam jajak pendapat Reuters. Pasar juga merespon berita penarikan stok
minyak karena Arab Saudi berencana untuk memangkas produksi lebih lanjut
sebesar 1 juta barel per hari pada bulan Juli 2023 serta kesepakatan OPEC+ yang
lebih luas untuk membatasi pasokan hingga tahun 2024. Sementara itu,
perusahaan energi AS pekan lalu memangkas jumlah rig minyak dan gas alam
yang beroperasi selama sembilan minggu beruntun untuk pertama kalinya sejak
Juli 2020.
Harga CPO Malaysia Derivative Exchange ditutup menguat dipengaruhi
pergerakan harga minyak saingan di tengah libur hari Raya Idul Adha. Di sisi
Gambar 6. Harga Hard Commodities penawaran, ekspor produk minyak sawit dari Malaysia untuk 1-25 Juni 2023 turun
4,5 persen dibandingkan periode yang sama di bulan Mei 2023, menurut surveyor
kargo Intertek Testing Services. Sepanjang semester-I 2023, harga CPO telah anjlok
12 persen. Meskipun harga CPO telah turun dari level tertingginya pada akhir 2022,
posisi saat ini masih terhitung sangat tinggi dibandingkan dengan puncak siklus
CPO sebelum pandemi covid.
Harga komoditas batu bara ICE Newcastle menguat dalam sepekan didukung
sentimen produksi baja Tiongkok yang menunjukkan penguatan. Selain itu,
permintaan dari Tiongkok juga naik akibat peningkatan suhu serta gelombang
panas. Sementara itu, data Reuters menunjukkan impor batu bara Tiongkok pada
periode 1-14 Juni 2023 tercatat 12,5 juta ton atau melonjak 57 persen (yoy).
Namun demikian, secara bulanan turun 8 persen. Impor batu bara Tiongkok pada
Gambar 7. Harga Soft Commodities periode Januari-Mei 2023 mencapai 180 juta ton atau 89,6 persen (yoy).
II. Pasar Domestik
IHSG menguat sebesar 0,33% secara mingguan ke level 6.661,88 pada Selasa
(27/6) dan diperdagangkan di kisaran 6.622,18 – 6.679,63 pada pekan lalu.
Secara mtd, IHSG tercatat menguat sebesar 0,43% dan secara ytd IHSG melemah
sebesar 2,76%. Investor non-residen mencatatkan net buy pada perdagangan
pekan lalu dengan total mencapai Rp0,19 triliun. Dengan demikian, secara mtd
investor non-residen tercatat melakukan net sell sebesar Rp4,38 triliun dan secara
ytd tercatat melakukan net buy sebesar Rp16,21 triliun. Sementara itu, nilai rata-
rata transaksi perdagangan harian selama sepekan terpantau turun dari Rp8,28
triliun menjadi Rp7,41 triliun pada pekan lalu.
Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 2
KEMENTERIAN KEUANGAN
BADAN KEBIJAKAN FISKAL
Dari pasar SBN, yield SUN seri benchmark pada Selasa pekan lalu (27/6) bergerak
Gambar 8. Pasar Keuangan Indonesia Sepekan
turun antara 1 hingga 5 bps dibandingkan dengan Jumat (23/6). Secara rinci, yield
SUN tenor 5, 10, 15, dan 20 tahun mengalami penurunan masing-masing sebesar 1, 5,
5, dan 5 bps. Berdasarkan data settlement BI, kepemilikan non-residen mengalami
penurunan sebesar Rp3,74 triliun (0,06%) dari Rp846,36 triliun (15,50%) pada 23 Juni
2023 menjadi Rp842,62 (15,44%) pada 26 Juni 2023. Kepemilikan non-residen naik
Rp80,43 triliun secara ytd dan naik Rp13,26 triliun secara mtd.
Nilai tukar Rupiah pada akhir pekan lalu (27/6) berada pada level Rp14.993 per
USD atau menguat sebesar 0,01% dibandingkan dengan posisi Jumat (23/6).
Secara ytd, Rupiah tercatat menguat sebesar 3,69% terhadap USD. Tekanan terhadap
nilai tukar Rupiah meningkat selama sepekan lalu, tecermin dari perkembangan spread
harian antara nilai spot dan non-deliverable forward 1 bulan yang bergerak dalam
rentang Rp-13 sampai Rp79 per USD atau lebih tinggi dibandingkan dengan spread Gambar 9. Tekanan Terhadap Rupiah Meningkat
Rp5 sampai Rp59 per USD pada pekan sebelumnya. Rupiah diperdagangkan di kisaran
Rp14.990 – 15.008 per USD. Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada
pada level Rp15.058 per USD.
III. Perekonomian Internasional
Kinerja manufaktur di berbagai negara masih terus melemah. Berdasarkan rilis
data PMI Manufaktur bulan Juni 2023, banyak negara kembali mengalami kontraksi
aktivitas manufaktur atau bahkan mengalami tingkat kontraksi yang semakin dalam,
seperti Jepang (49,8 vs 50,6: Mei 2023), Korea Selatan (47,8 vs 48,4: Mei 2023), Malaysia
(47,7 vs 47,8: Mei 2023), dan Vietnam (46,2 vs 45,3: Mei 2023). Beberapa negara lain
masih mampu menunjukkan ekspansi manufaktur, namun dengan tingkat ekspansi
Gambar 10. Mata Uang Kawasan Asia
yang menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. PMI Manufaktur Tiongkok
bulan Juni tercatat 50,5 (vs 50,9: Mei 2023), Filipina sebesar 50,9 (vs Mei: 52,2), dan
Thailand 53,2 (vs Mei: 58,2). Pelemahan aktivitas manufaktur secara garis besar
disebabkan oleh penurunan permintaan, output, dan ekspor di tengah perlambatan
ekonomi global dan di masing-masing negara. Sementara itu, perkembangan positif
terlihat dari perbaikan rantai pasok dan penurunan tekanan harga. Hal ini sejalan
dengan tingkat inflasi yang konsisten melambat, misalnya di Zona Eropa (5,5% dari
6,1% di Mei, flash data) dan Kanada (turun ke 3,4% dari 4,4% di April).
IV. Perekonomian Domestik
Likuiditas perekonomian terpantau masih tumbuh positif, tecermin dari tren
uang beredar (M2) yang terus tumbuh sebesar 6,1% (yoy) pada bulan Mei 2023.
Pertumbuhan M2 tersebut mengalami peningkatan dari bulan April 2023 yang tumbuh
Gambar 11. PMI Manufaktur Beberapa Negara
sebesar 5,6% (yoy). Pertumbuhan M2 bulan Mei 2023 terutama ditopang oleh tumbuh
tingginya uang kuasi sebesar 9,9% (yoy) di tengah stabilnya pertumbuhan M1 yang
sebesar 3,4% (yoy). Sementara itu, kondisi perbankan nasional terpantau tetap terjaga Batas Ekspansi Jepang
Korsel Malaysia
dan fungsi intermediasi masih melanjutkan perbaikan. Penyaluran kredit tetap tumbuh 60 Vietnam Tiongkok
positif sebesar 9,4% (yoy) di bulan Mei 2023, meningkat dari 8,1% (yoy) pada bulan Thailand

sebelumnya. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan
perorangan. Selain itu, simpanan masyarakat/DPK pada bulan Mei 2023 kembali 50
menurun tipis ke level 6,9% setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 7,0% (yoy).
Pertumbuhan positif kredit ini diharapkan terus berlanjut sejalan dengan membaiknya
40
perekonomian domestik serta didukung juga oleh sumber dana dari DPK yang relatif
masih longgar.
Kinerja APBN masih terjaga dengan kuatnya pertumbuhan penerimaan dan
akselerasi belanja serta pembiayaan yang terkendali. Dari rilis APBN Kita, tercatat
bahwa realisasi Pendapatan Negara dan Hibah hingga akhir Mei 2023 mencapai
Rp1.209,31 triliun atau telah mencapai 49,10% dari target APBN 2023. Capaian Gambar 12. Realisasi APBN (Rp T)
tersebut lebih tinggi Rp139,18 triliun atau tumbuh 13,01% (yoy) dibandingkan dengan
capaian periode yang sama tahun lalu. Realisasi penerimaan perpajakan sampai Pendapatan Negara 1.070,1
1.209,3
dengan akhir Mei 2023 bersumber dari penerimaan Pajak sebesar Rp830,29 triliun atau
48,33% dari pagu APBN 2023, dan penerimaan Kepabeanan dan Cukai sebesar 938,2
Belanja Negara
Rp118,36 triliun atau mencapai 39,04% dari pagu APBN 2023. Di sisi lain, realisasi 1.005,0
Belanja Pemerintah Pusat hingga akhir Mei 2023 mencapai Rp1.004,99 triliun atau
Surplus / (Defisit) 132,0 0,67% PDB
32,83% dari pagu APBN. Pertumbuhan belanja ini merupakan kontribusi pemerintah Anggaran 204,3 0,97% PDB
yang ditujukan untuk mempertahankan daya beli masyarakat terutama menghadapi
kenaikan harga sepanjang bulan puasa dan lebaran. Berdasarkan realisasi pendapatan Pembiayaan 83,6
dan belanja negara, hingga akhir Mei 2023 terdapat surplus anggaran sebesar Anggaran 118,4
Rp204,32 triliun atau sekitar 0,97% dari PDB. Dengan posisi anggaran mengalami s.d. 31 Mei 2022 s.d. 31 Mei 2023
surplus sepanjang tahun 2023, pemerintah akan terus menjaga realisasi hingga akhir
tahun 2023 tetap di bawah outlook dengan defisit tidak lebih dari 2,84% dari PDB. Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 3
KEMENTERIAN KEUANGAN
BADAN KEBIJAKAN FISKAL

Tajuk Minggu Ini:


Rapor Positif Semester I-2023
Bulan Juni 2023 baru saja berlalu. Artinya, separuh perjalanan tahun sejumlah negara maju. Sektor Energi (-23,76%/ytd) masih menjadi
2023 telah terlewati. Dalam kurun waktu setengah tahun tersebut, pemberat pada IHSG di tengah adanya moderasi harga komoditas
sejumlah catatan positif berhasil ditorehkan. Di sisi makroekonomi, energi global. Sementara itu, sektor Transportasi dan Logistik
pertumbuhan ekonomi Indonesia konsisten berada di atas 5%. Pada (+14,37%/ytd) menjadi penopang IHSG sejalan dengan pulihnya
kuartal I-2023, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai mobilitas masyarakat.
5,03% (yoy). Dari sisi produksi, sektor Transportasi dan Pergudangan
Di sisi fiskal, berbagai catatan positif juga berhasil ditorehkan. Per
merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar
Mei 2023, penerimaan pajak mencapai Rp830,29 triliun, atau 48,83%
15,93%. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, Ekspor Barang dan Jasa
dari target pada APBN 2023. Dalam kurun waktu Januari hingga Mei
mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,68%.
2023, penerimaan pajak mampu tumbuh sebesar 17,7%
Apabila dibandingkan dengan sejumlah negara lain, tren dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk salah satu yang terbaik. Berdasarkan jenisnya, mayoritas jenis penerimaan pajak tumbuh
Bahkan, beberapa negara di kawasan Asia, seperti Korea Selatan dan positif. Sebagai contoh, penerimaan PPh Badan, yang merupakan
Singapura memiliki tren pertumbuhan ekonomi yang melambat pada salah satu kontributor utama penerimaan pajak, tumbuh sebesar
kuartal I-2023. Negara lain seperti Jerman bahkan mengalami 24,8% (yoy). Sementara itu, dari sisi sektoral, penerimaan pajak dari
kontraksi ekonomi, di mana pada kuartal I-2023 pertumbuhan sektor pertambangan tumbuh paling kuat, ditopang tingginya harga
ekonominya minus 0,5% (yoy). komoditas tahun 2022 yang mengakibatkan peningkatan
profitabilitas perusahaan. Secara umum, pendapatan negara hingga
Dari sisi inflasi, di tengah kekhawatiran banyak negara terhadap laju
31 Mei 2023 mencapai Rp1.209,3 triliun, atau mencapai 49,1% dari
inflasi tinggi yang persisten, Indonesia relatif bisa mengendalikan
tingkat inflasi dan menjaga daya beli masyarakat. Pada Juni 2023, laju target APBN 2023, atau tumbuh sebesar 13,0% (yoy).

inflasi berada pada level 3,52% (yoy), atau telah kembali ke target Selanjutnya, belanja negara mencapai Rp1.005,0 triliun per 31 Mei
inflasi Bank Indonesia, yakni sebesar 3%±1%. Dilihat dari 2023, atau sebesar 32,8% dari belanja negara pada APBN 2023.
komponennya, laju inflasi inti relatif cukup stabil dengan Realisasi tersebut didukung oleh realisasi pada belanja Pemerintah
kecenderungan menurun. Sementara itu, kelompok volatile food pusat yang sebesar Rp714,6 triliun (31,8%). Sementara itu, Transfer
cenderung terpengaruh oleh moment hari raya Idul Adha 2023. ke Daerah mencapai Rp290,3 triliun (35,6%). Secara umum, realisasi

Dengan inflasi yang telah kembali ke level sasaran, Bank Indonesia belanja negara pada bulan Mei 2023 meningkat sebesar 7,1% (yoy)

menahan tingkat suku bunga BI7DRR pada level 5,75%, suku bunga dibandingkan dengan periode bulan yang sama pada tahun
sebelumnya. Hal ini sejalan dengan upaya Pemerintah untuk
Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility
mengoptimalkan belanja negara, utamanya bagi belanja yang
sebesar 6,50%. Kebijakan moneter ini diharapkan dapat mendorong
memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, seperti belanja
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjaga inflasi dan
stabilitas sistem keuangan nasional. Selain itu, bauran kebijakan bantuan sosial, pendidikan, dan infrastruktur.

moneter yang diambil oleh Bank Indonesia diharapkan dapat Dengan capaian pendapatan dan belanja negara tersebut, APBN per
mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan industri jasa 31 Mei 2023 mengalami surplus sebesar Rp204,3 triliun, atau 0,97%
keuangan. terhadap PDB. Selanjutnya, keseimbangan primer tercatat berada
pada area positif, yakni sebesar Rp390,5 triliun. Hal ini
Per Mei 2023, laju penyaluran kredit perbankan kembali membaik,
mengindikasikan bahwa kinerja APBN per Mei 2023 semakin solid.
yaitu tumbuh sebesar 9,39% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 8,08%. Bank Indonesia Solidnya kinerja APBN merupakan hal yang sangat penting untuk

mencatat kenaikan penyaluran kredit terjadi pada semua jenis kredit menjaga perekonomian Indonesia di tengah risiko ketidakpastian

di sebagian besar sektor, terutama pada sektor Jasa, Pertambangan, perekonomian global.

dan Industri. Di sisi pembiayaan, penyaluran pembiayaan syariah Sebagai penutup, rapor makro ekonomi, sektor keuangan, dan fiskal
tumbuh sebesar 19,45% (yoy) ditopang oleh pembiayaan di sektor hingga pertengahan tahun 2023 perlu disyukuri. Hal tersebut
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sementara itu, tingkat menandakan bahwa perekonomian Indonesia dikelola secara
risiko kredit terjaga pada level yang rendah sebagaimana tecermin sungguh-sungguh dan kredibel. Namun demikian, ke depan, arah
dari Non-Performing Loan (NPL) bruto yang sebesar 2,53%. perekonomian global masih diliputi ketidakpastian. Risiko
ketidakpastian perekonomian global yang masih cukup tinggi
Di sisi pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah
tersebut harus terus diwaspadai karena dapat berdampak negatif
sebesar 2,76% (ytd). Namun demikian, kinerjanya sejalan dengan tren
pada perekonomian nasional. (RF)
pasar saham global yang sedang melemah karena adanya
kekhawatiran investor terhadap pengetatan moneter lebih lanjut di
Pengarah: Kepala Badan Kebijakan Fiskal
Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan dan Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro
Penyusun: Martini Hasni, Risyaf Fahreza, Masyitha Mutiara, Indah Kurnia JE, Zerah A. Pasimbong, Dwika D., M. Bara Ampera, Ilham Rahmansyah, M. Afdi Nizar, Afif H, Dwi Anggi N., Widiani P., Cipto A. Setiawan, Ika K.
Sumber Data: Bloomberg, Reuters, CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN Money, Channel News Asia, BBC, New York Times, BPS, Kontan, Kompas, Media Indonesia, Tempo, Antara News
Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas
tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 4

Anda mungkin juga menyukai