Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN KEUANGAN

BADAN KEBIJAKAN FISKAL

DAN
8 s.d. 14 Agustus 2022
Highlight Minggu Ini
12 Agustus Perubahan (%)
• Mayoritas bursa saham global menguat didorong oleh melambatnya Indikator 2022 WoW YoY Ytd
laju inflasi dan spekulasi bahwa the Fed akan mulai mengurangi T1 ---- Nilai Tukar/USD ----
agresivitas kebijakan moneter. Euro 0,97 0,74 (14,33) (10,85)
Yen 133,42 1,18 (20,84) (15,94)
• Indeks Dolar AS melemah dan yield US treasury tidak berubah di GBP 0,82 (13,59) (13,75) (11,46)
tengah optimisme investor bahwa inflasi telah mencapai puncaknya. Rupiah 14.668,00 1,51 (1,98) (2,91)
Yuan 6,74 0,28 (4,06) (6,08)
• Harga komoditas global mayoritas menguat dipengaruhi oleh prospek SGD 1,37 0,70 (1,02) (1,68)
Ringgit 4,44 0,15 (5,02) (6,67)
permintaan yang meningkat dan terbatasnya pasokan. Baht 35,19 1,07 (5,52) (5,34)
• Di pasar keuangan domestik, IHSG menguat 0,63% dengan yield SUN T2 ----- Pasar Modal ------
seri benchmark bergerak turun antara 8 bps hingga 16 bps apabila DJIA 33.761,05 2,92 (4,90) (7,09)
S&P500 4.280,15 3,26 (4,05) (10,20)
dibandingkan pekan sebelumnya. Sementara itu, nilai tukar Rupiah FTSE 100 7.500,89 0,82 4,28 1,58
menguat tajam sebesar 1,51%. DAX 13.795,85 1,63 (13,44) (13,15)
KOSPI 2.527,94 1,49 (21,21) (15,10)
• Kinerja pertumbuhan ekonomi Malaysia dan Jepang menunjukkan Nikkei 28.546,98 1,32 1,90 (0,85)
perbaikan pada Q2 2022. Sementara dari dalam negeri, tren JCI 7.129,28 0,63 16,12 8,32
Hangseng 20.175,62 (0,13) (23,92) (13,77)
menguatnya perekonomian terus berlanjut, tercermin dari sejumlah Shanghai 3.276,89 1,55 (7,03) (9,97)
indikator konsumsi masyarakat hingga bulan Juli yang tetap kuat. STI 3.269,27 (0,41) 2,72 4,66
FTSE KLCI 1.506,19 0,31 0,28 (3,91)
T3 ------ Surat Berharga Negara ------
I. Pasar Global Yield 5 th, (FR90) 6,38 (16) n/a 130
Yield 10 th, (FR91) 7,11 (16) n/a 69
Pasar Saham. Laju inflasi mulai melambat, indeks saham Amerika T4 ------ Komoditas ------
Brent Oil 98,15 3,40 37,64 26,19
Serikat (AS) menguat tajam. Indeks Dow Jones menguat 2,92% dan indeks CPO 997,08 10,37 (7,97) (19,64)
S&P 500 menguat sebesar 3,26% (WoW). Penguatan indeks saham AS Gold 1.802,40 1,52 2,82 (1,47)
didorong oleh melambatnya laju inflasi bulan Juli 2022. Pada pekan lalu, AS Coal 407,65 12,92 138,04 140,36
Nickel 23.036,00 3,69 17,06 10,98
mengumumkan tingkat inflasi berada pada level 8,5% yoy, atau lebih rendah
dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 9,1%. Capaian tersebut juga Gambar 1. Mayoritas Pasar Saham Global Menguat
lebih rendah dibandingkan dengan market consensus yang sebesar 8,7%.
Investor memandang bahwa inflasi yang mulai melambat dapat mengurangi
agresivitas kebijakan moneter the Fed ke depan.
Inflasi yang mulai melambat di sejumlah negara juga mendorong
penguatan indeks saham di kawasan Eropa. Di Jerman, tingkat inflasi
bulan Juli 2022 mencapai 7,5% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan bulan
sebelumnya yang sebesar 7,6% (yoy). Hal ini menandai penurunan inflasi 2
bulan berturut-turut. Di Italia, inflasi bulan Juli 2022 juga mengalami
penurunan ke level 7,9% (yoy), dari bulan sebelumnya yang sebesar 8%
(yoy). Data ekonomi lainnya menunjukkan adanya peningkatan aktivitas
ekonomi di kawasan Eropa. Sebagai contoh, industrial production di Inggris
pada bulan Juli meningkat sebesar 2,4%, melebihi ekspektasi pasar sebesar
1,6% dan bulan sebelumnya sebesar 1,4%.
Di kawasan Asia, mayoritas indeks saham menguat dalam sepekan.
Selain didorong oleh menguatnya bursa saham global karena tekanan inflasi Gambar 2. Yield UST Tenor Tidak Berubah
yang mulai mereda, sejumlah indikator ekonomi di kawasan Asia juga
meningkatkan optimisme investor di pasar saham kawasan Asia. Dari
Tiongkok, angka Producer Price Index (PPI) bulan Juli turun ke level 4,2%
(yoy), atau yang terendah dalam 17 bulan terakhir. Selanjutnya, Jepang juga
mencatatkan penurunan PPI dari 9,4% (yoy) pada bulan Juni menjadi 8,6%
(yoy) pada bulan Juli di tengah melambatnya harga material industri.
Pasar Obligasi. Yield US Treasury tenor 10 tahun pada akhir pekan lalu
(12/8) ditutup pada level 2,83%, tidak berubah dibandingkan
penutupan pekan sebelumnya. Imbal hasil bergerak cukup stabil di tengah
rilis data inflasi AS. Data menunjukkan harga produsen AS turun sebesar
0,5% (mtm) pada bulan Juli, pertama kalinya dalam dua tahun, didorong oleh
penurunan harga bensin di AS. Sementara itu, harga konsumen AS pada
bulan Juli naik 8,5% (yoy), namun melambat dibandingkan dengan bulan
sebelumnya yang sebesar 9,1% (yoy).
Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 1
KEMENTERIAN KEUANGAN
BADAN KEBIJAKAN FISKAL

Gambar 3. US Fed Balance Sheet Pasar Uang. Indeks Dolar AS melemah sebesar 0,93% dalam sepekan
terhadap enam mata uang utama dunia menjadi 105,67 pada akhir
perdagangan pekan lalu (12/8). Dolar AS melemah setelah harga produsen
dan konsumen AS tumbuh lebih rendah dari perkiraan sehingga mendorong
spekulasi bahwa inflasi telah mencapai puncaknya. Pasar memperkirakan
bahwa kenaikan suku bunga the Fed akan melambat menjadi 50 bps pada
bulan September 2022. Sementara itu, Poundsterling Inggris relatif stabil di
tengah rilis data PDB Inggris yang terkontraksi 0,6% (mtm) pada Juni 2022.
Pasar Komoditas. Harga minyak naik signifikan meski dunia sedang
dibayangi kekhawatiran terhadap resesi. Sentimen positif berasal dari
pertumbuhan lapangan kerja AS dan ekspor Tiongkok, serta berhentinya aliran
pipa minyak Dhruzba Rusia ke Eropa. Namun, prospek kenaikan pasokan
menahan kenaikan harga minyak lebih lanjut. Pemulihan ladang minyak
Gambar 4. Slope US Yield Curve dan Resesi Kazakstan, kenaikan prospek IEA atas pasokan minyak Rusia menjadi 500 ribu
bph pada paruh kedua tahun 2022, serta kembali berproduksinya anjungan
minyak Teluk Meksiko pasca perbaikan mendorong prospek kenaikan pasokan
ke depan. Selain itu, terdapat isu jangka panjang yang menahan kenaikan
harga minyak lebih lanjut, yaitu disetujuinya US bill senilai US$430 miliar untuk
memerangi perubahan iklim.
Harga CPO di bursa komoditas Malaysia naik ke level tertinggi dalam
delapan hari terakhir. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan permintaan
CPO yang signifikan dari India dan Turki. Kenaikan tersebut terjadi setelah
produk substitusi, seperti minyak bunga matahari mengalami kelangkaan di
kawasan Laut Hitam, salah satu sentra perdagangan minyak nabati. Selain itu,
optimisme terhadap perlambatan laju inflasi global juga memberikan sentimen
positif di pasar CPO. Namun kedepannya terdapat potensi pelemahan harga
Gambar 5. Harga Minyak Mentah dan Batu Bara karena peningkatan ekspor CPO oleh Indonesia, kembalinya minyak bunga
matahari ke pasar global dengan dibukanya blokir ekspor laut Ukraina, serta
kebijakan Rusia untuk menurunkan pajak ekspor minyak bunga matahari.
Harga batu bara menguat tajam dipengaruhi oleh isu keterbatasan
pasokan dan subtitusi gas. Sentimen positif terutama berkaitan dengan
konflik geopolitik Rusia dan Ukraina yang mendorong pelemahan pasokan,
terutama di kawasan Eropa. Lebih lanjut, larangan Uni Eropa terhadap impor
batu bara Rusia diperkirakan meningkatkan permintaan impor dari negara
produsen lainnya seperti Indonesia dan Australia. Begitu pula dengan langkah
penggantian impor gas Rusia yang memaksa negara lain untuk menggunakan
bahan bakar lain, salah satunya adalah batu bara. Sedangkan dari sisi
permintaan, terjadi peningkatan permintaan terutama dari India dan Tiongkok
yang mendorong prospek harga batu bara ke depan.
Gambar 6. Harga Hard Commodities II. Pasar Domestik
IHSG tercatat menguat 0,63% secara mingguan ke level 7.129,28 pada
Jumat (12/8) dan diperdagangkan di kisaran 7.021,67 – 7.181,10 pada
pekan lalu. Secara mtd, IHSG menguat 2,56%, sementara secara ytd menguat
sebesar 8,32%. Investor non residen mencatatkan net buy pada perdagangan
pekan lalu dengan total mencapai Rp4,20 triliun. Dengan demikian, secara mtd
investor non residen tercatat melakukan net buy sebesar Rp1,45 triliun dan
secara ytd tercatat net buy sebesar Rp60,34 triliun. Secara rata-rata, nilai
transaksi perdagangan harian selama sepekan terpantau turun dari Rp15,40
triliun menjadi Rp13,99 triliun pada pekan lalu.
Dari pasar SBN, yield SUN seri benchmark pada Jumat pekan lalu (12/8)
bergerak turun antara 8 bps hingga 16 bps dibandingkan pekan
Gambar 7. Harga Soft Commodities sebelumnya. Secara rinci, yield SUN tenor 5 dan 10 tahun turun sebesar 16
bps. Sementara itu, yield SUN tenor 15 tahun dan 20 tahun masing-masing
turun 8 bps dan 9 bps dalam sepekan. Berdasarkan data setelmen BI tanggal
12 Agustus 2022, kepemilikan investor non residen naik sebesar Rp3,68 triliun
dibandingkan posisi Jumat (5/8), dari posisi Rp761,97 triliun (15,52%) ke posisi
Rp765,65 triliun (15,58%). Secara mtd, kepemilikan non residen naik sebesar
Rp14,41 triliun, sementara secara ytd turun Rp125,69 triliun.
Nilai tukar Rupiah pada akhir pekan lalu (12/8) berada pada level
Rp14.668 per USD atau menguat sebesar 1,51% dibandingkan Jumat
(5/8). Namun, tekanan terhadap nilai tukar Rupiah masih meningkat selama
Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 2
KEMENTERIAN KEUANGAN
BADAN KEBIJAKAN FISKAL

sepekan lalu, tercermin dari perkembangan spread harian antara nilai spot dan Gambar 8. Pasar Keuangan Indonesia Sepekan
non-deliverable forward 1 bulan yang bergerak dalam rentang Rp14 sampai Rp85
per USD atau lebih tinggi dibandingkan spread Rp6 sampai Rp71 per USD pada
pekan sebelumnya. Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.660 – 14.932 per USD
dalam sepekan. Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada pada level
Rp14.551 per USD, dan tercatat melemah sebesar 2,91% (ytd) terhadap USD.
III. Perekonomian Internasional
Kinerja pertumbuhan ekonomi Malaysia dan Jepang menunjukkan
perbaikan pada Q2 2022. Pertumbuhan ekonomi Malaysia Q2 2022 melesat ke
8,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan Q1 2022 di level 5,0% (yoy). Pada
saat yang sama, pertumbuhan ekonomi Jepang juga meningkat sebesar 1,1% Gambar 9. Tekanan Terhadap Rupiah Meningkat
(yoy), lebih tinggi dari kuartal sebelumnya di level 0,7% (yoy). Perbaikan kinerja
ekonomi Malaysia dan Jepang terutama ditopang oleh tingginya konsumsi rumah
tangga, yang masing-masing tumbuh 18,2% (yoy) dan 2,0% (yoy), seiring
pelonggaran restriksi COVID-19. Di sisi lain, data inflasi AS menunjukkan
penurunan ke 8,5% (yoy) pada bulan Juli dibandingkan dengan 9,1% (yoy) pada
bulan Juni (angka tertinggi dalam 40 tahun). Inflasi AS yang lebih rendah
disebabkan oleh penurunan harga gas dan bensin (-7,7% mtm), offsetting inflasi
yang masih terjadi di kelompok makanan dan perumahan. Perlambatan inflasi AS
ini sedikit mengurangi tekanan pada volatilitas pasar keuangan global seiring
ekspektasi pasar bahwa kenaikan FFR ke depan tidak akan seagresif periode
sebelumnya. Gambar 10. Mata Uang Kawasan Asia
IV. Perekonomian Domestik
Tren menguatnya perekonomian terus berlanjut, tercermin dari sejumlah
indikator konsumsi masyarakat hingga bulan Juli yang tetap kuat. Indeks
Keyakinan Konsumen (IKK) konsisten berada di zona optimis (indeks > 100), yaitu
sebesar 123,2 pada bulan Juli 2022, meski tidak setinggi indeks pada bulan
sebelumnya yang sebesar 128,2. Optimisme konsumen pada bulan Juli 2022 yang
tetap terjaga ini didorong oleh tetap kuatnya optimisme terhadap kondisi
ekonomi ke depan, seiring dengan ekspektasi terhadap penghasilan. Hal ini
terindikasi dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) bulan Juli yang tetap kuat
mencapai 135,5, meskipun lebih rendah daripada capaian bulan sebelumnya yang Gambar 11. Pert. Ekonomi Malaysia dan Jepang (% yoy)
sebesar 141,8. Konsumen juga mempersepsikan kondisi ekonomi saat ini tetap
Malaysia Jepang
baik, meski sedikit menurun dari capaian pada bulan sebelumnya. Selain itu,
Indeks Penjualan Riil (IPR) di bulan Juli 2022 meningkat sebesar 8,7% (yoy), 20,0
15,0
8,9
melanjutkan tren peningkatan sebelumnya ke level 204,9. Kinerja positif penjualan 10,0
5,0
0,0
eceran ini terutama didukung oleh peningkatan penjualan subkelompok Sandang, -5,0
-10,0 1,1
kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Suku Cadang dan Aksesori. -15,0
-20,0
Q4-2020

Q1-2021
Q1-2019

Q2-2019

Q3-2019

Q4-2019

Q1-2020

Q2-2020

Q3-2020

Q2-2021

Q3-2021

Q4-2021

Q1-2022

Q2-2022
Secara bulanan, penjualan eceran didorong oleh peningkatan penjualan
kelompok Bahan Bakar Kendaraan bermotor serta kelompok Budaya dan Rekreasi.

Di sisi lain, kinerja APBN juga terus melanjutkan tren positif dalam Gambar 12. Perkembangan IKK dan IPR
mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional. Dari rilis APBN Kita, tercatat
bahwa realisasi Pendapatan Negara dan Hibah hingga akhir Juli 2022 mencapai
140 250
130 240

Rp1.550,97 triliun atau 68,44% dari target APBN 2022. Capaian tersebut lebih
120 230
110 220

tinggi Rp519,30 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Realisasi
100 210
90 200

penerimaan perpajakan sampai dengan akhir Juli 2022 bersumber dari


80 190
70 180
60 170
penerimaan Pajak sebesar Rp1.028,46 triliun atau 69,26% dari pagu APBN 2022,
dan penerimaan Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp185,07 triliun atau 61,89% dari
pagu APBN 2022. Capaian penerimaan pajak terutama berasal dari penerimaan Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Penjualan Riil (rhs)

PPh Nonmigas (Rp595,02 triliun atau 79,44% dari pagu APBN 2022) dan
PPN/PPnBM (Rp377,57 triliun atau 59,09% dari pagu APBN 2022). Di sisi lain, Gambar 13. Realisasi APBN (Rp Triliun)
realisasi Belanja Pemerintah Pusat hingga 31 Juli 2022 mencapai Rp1.444,84 triliun
atau 46,51% dari pagu APBN. Realisasi belanja salah satunya didukung oleh
peningkatan realisasi Belanja Subsidi (40,97% dari pagu APBN 2022). Berdasarkan Pendapatan Negara 1.031,7
1.551,0
perkembangan tersebut, hingga akhir Juli 2022 terdapat surplus anggaran sebesar
Belanja Negara 1.368,4
Rp106,12 triliun atau sekitar 0,57% dari PDB. Surplus yang berlanjut ini 1.444,8

memberikan indikasi adanya support untuk terus menjaga kinerja ekonomi -336,7
Surplus / (Defisit) Anggaran 106,1
dengan melindungi masyarakat dari guncangan harga dan pelemahan ekonomi Pembiayaan Anggaran 449,3
196,7
global. s.d. 31 Juli 2021 s.d. 31 Juli 2022

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 3


KEMENTERIAN KEUANGAN
BADAN KEBIJAKAN FISKAL

Tajuk Minggu Ini:


Mengembangkan Swamedikasi Untuk Membangun Generasi Indonesia Yang Sehat
Menurut World Health Organization (WHO), swamedikasi adalah Provinsi Banten (88,77%) dan Provinsi Jawa Barat (88,28%). Provinsi
pemilihan dan penggunaan obat modern, herbal maupun tradisional dengan persentase penduduk yang melakukan swamedikasi
oleh seorang individu dalam mengatasi penyakit atau gejala penyakit. terendah adalah Provinsi Papua (59,66%), Provinsi Sumatera Barat
Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan dan (69,02%) dan Provinsi Aceh (73,68%). Penduduk yang melakukan
penyakit ringan seperti demam, nyeri, pusing, batuk, pilek, maag, diare, swamedikasi sebagian besar berada di desil 5 sampai 10 atau
sakit kulit, dan lain-lain. Dalam melakukan swamedikasi, hal yang perlu menengah ke atas (62,74%) dan sisanya berada di desil 1 sampai 4
diperhatikan adalah pasien tersebut harus mengenali gejala yang (37,26%). Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dari penduduk
dirasakan dan memilih produk atau obat yang sesuai dengan yang melakukan swamedikasi adalah sebesar Rp1.271.859,30, lebih
kondisinya. Selain itu, pasien tersebut juga harus memiliki informasi tinggi dari rata-rata nasional. Sebanyak 51,21% orang yang
yang tepat tentang obat yang akan dikonsumsi. melakukan swamedikasi adalah perempuan dan sisanya yaitu
Di Indonesia, persentase penduduk yang melakukan swamedikasi atau 48,79% berjenis kelamin laki-laki. Sebagian orang yang melakukan
yang mengobati sendiri selalu meningkat. Pada tahun 2015, sebanyak swamedikasi tinggal di perkotaan yaitu 63,41% dan sisanya yaitu
61,35% dari penduduk yang sakit melakukan swamedikasi. Kemudian 36,59% tinggal di perdesaan. Sebagian besar orang yang melakukan
pada tahun 2021 dari 73,96 juta orang sakit, sebanyak 62,30 juta atau swamedikasi adalah berusia produktif yaitu usia 15 tahun sampai 64
84,23% melakukan swamedikasi. tahun yaitu sebanyak 85,56%. Sementara itu, sebanyak 51,44%
orang yang melakukan swamedikasi tidak bekerja dan sisanya yaitu
Secara umum, orang melakukan swamedikasi bukan karena kendala
48,56% berstatus bekerja.
biaya berobat atau waktu pelayanan yang lama, tetapi semata-mata
kehendak ingin mengobati sendiri. Menurut Susenas Maret 2021, Untuk menghitung penghematan yang diperoleh dari swamedikasi
sebanyak 71,26% responden melakukan swamedikasi karena ingin dapat dilakukan dengan menghitung potensi biaya rawat jalan yang
mengobati sendiri, 13,93% karena khawatir terpapar Covid-19 apabila tidak dilakukan karena beralih ke swamedikasi. Meskipun belum ada
ke rumah sakit atau ke dokter, dan 12,24% karena merasa tidak perlu perhitungan yang presisi, angka potensial biaya rawat jalan yang
berobat ke dokter atau ke rumah sakit. Kendala biaya atau tidak tidak dilakukan karena beralih ke swamedikasi tersebut secara
memiliki biaya berobat hanya disampaikan oleh 0,64% dari responden umum bisa diambil dari rata-rata biaya rawat jalan per orang per
atau orang yang melakukan swamedikasi. tahun dikalikan dengan jumlah orang yang melakukan swamedikasi.
Tentunya berapa jumlah penghematan tersebut perlu perhitungan
Dasar hukum swamedikasi adalah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
dan kajian lebih lanjut. Manfaat lain dari meningkatnya tren
919/MENKES/PER/X/1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan
swamedikasi ini juga dapat dilihat dari berkurangnya antrian rawat
Tanpa Resep. Obat yang dapat diserahkan tanpa resep tersebut harus
jalan dan rujukan di fasilitas kesehatan.
memenuhi kriteria: (a) tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan
pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas Mengingat semakin meningkatnya tren swamedikasi, ke depan
65 tahun, (b) pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak Pemerintah perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas swamedikasi.
memberikan risiko pada kelanjutan penyakit, (c) penggunaannya tidak Hal tersebut dilakukan misalnya dengan meningkatkan efektivitas
memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh dan optimalisasi sistem pengawasan obat dan makanan. Selain itu,
tenaga kesehatan, (d) penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang Pemerintah perlu meningkatkan kegiatan pemberdayaan
prevalensinya tinggi di Indonesia, dan (e ) obat yang dimaksud memiliki masyarakat yang dapat digunakan dalam mengedukasi masyarakat
rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk untuk memilih dan menggunakan obat yang benar pada
pengobatan sendiri. swamedikasi. Edukasi dan pemberdayaan swamedikasi perlu
dilakukan juga terhadap tenaga kesehatan termasuk apoteker yang
Obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter namun harus
menjadi pintu terdepan dalam pelayanan swamedikasi.
diserahkan oleh apoteker di apotek sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 919/MENKES/PER/X/1993 Terakhir, Pemerintah juga dapat menambah daftar obat OWA
disebut dengan Obat Wajib Apotek (OWA). OWA diatur dengan seperti misalnya obat antibiotik yang belum terdapat dalam daftar
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 347/MENKES/SK/VII/1990 OWA dapat dimasukkan ke dalam daftar OWA sehingga layanan
tentang Daftar Obat Wajib Apotek Nomor 1, Keputusan Menteri kesehatan yang bisa dilakukan dengan swamedikasi dapat
Kesehatan Nomor 924/MENKES/PER/X/1993 tentang Daftar OWA meningkat. Dalam jangka menengah dan panjang, Pemerintah
Nomor 2, dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor dapat memasukkan pengembangan swamedikasi dalam rencana
1176/MENKES/SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek Nomor 3. strategis Pemerintah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Pada tahun 2021 Pemerintah memperbarui penggolongan obat Nasional (RPJMN) maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2021 tentang (RPJP). Sebagai penutup, potensi ekonomi dari adanya swamedikasi
Perubahan Penggolongan, Pembatasan, dan Kategori Obat. diperkirakan cukup besar mengingat pelaku swamedikasi terus
meningkat dari waktu ke waktu. Dengan adanya swamedikasi, beban
Dari sisi wilayah, persentase penduduk yang melakukan swamedikasi
fiskal ke depan, terutama di sektor kesehatan, diharapkan dapat
tertinggi ada di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 91,91%,
semakin terkendali. Sebab, generasi yang sehat dapat menopang
kemudian berturut-turut adalah Provinsi Kalimantan Tengah (89,46%),
fiskal yang kuat. (YM)
Pengarah: Kepala Badan Kebijakan Fiskal
Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan dan Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro
Penyusun: Subkhan, Risyaf Fahreza, Masyitha Mutiara, M. Fajar N, Indah Kurnia JE, Zerah A. Pasimbong, M. Afdi Nizar, Afif H, Dedy S, Dwi Anggi N., Restu R, Galuh C., W, Ika K, Wignyo
Parasian, Rizki Saputri, Andi Yoga Trihartanto, Yusuf Munandar
Sumber Data: Bloomberg, Reuters, CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN Money, Channel News Asia, BBC, New York Times, BPS, Kontan, Kompas, Media Indonesia, Tempo, Antara News
Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada
kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.
Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 4

Anda mungkin juga menyukai