Anda di halaman 1dari 6

TUGAS EKONOMI

Perdagangan Internasional

Disusun Oleh :
Antya Catra Denira
XI IPS 1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 8 BANDUNG


TAHUN AJARAN 2010-2011
1. HUBUNGAN DAGANG INDONESIA – CINA

Komoditi ekspor utama Indonesia ke China mencakup 131 jenis, 5 komoditi utama adalah
minyak bumi, kayu lapis, besi baja batangan, kertas dan kertas karton, serta pupuk buatan.
Sedangkan komoditi impor Indonesia dari China mencakup 262 jenis dengan 5 komoditi
utama berupa kapas, jagung, biji-biji buah yang mengandung lemak, mesin produksi kulit dan
tekstil, dan minyak mentah.
Neraca perdagangan antara China dan Indonesia selama ini selalu surplus bagi Indonesia,
baik untuk mata dagangan migas maupun non-migas, dimana pada tahun 2002 mencapai US$
1,07 milyar. Surplus Indonesia pada bulan Januari-November 2003 mencapai nilai US$ 1,29
milyar. Surplus perdaganan non-migas bagi Indonesia mencapai nilai US$ 2.050,34 juta. Hal
ini menandakan bahwa produk non-migas Indonesia yang masuk pasar China tumbuh lebih
cepat dibandingkan dengan produk non-migas China yang masuk pasar Indonesia.
Dari sudut pandang perdagangan luar negeri China, saat ini Indonesia merupakan negara
tujuan ekspor urutan ke-17 dengan nilai US$ 3,59 milyar atau 1,01% dari total ekspor China
yang mencapai nilai US$ 390,41 milyar, dan negara asal impor urutan ke 16 dengan nilai
US$ 5,24 milyar atau 1,41% dari total impor China yang mencapai nilai US$ 370,76 milyar.
Dalam hubungan investasi langsung timbal balik RI-RRC, berdasarkan sumber RRC
terlihat investasi Indonesia dalam tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Pada
tahun 2000 nilai aktual investasi Indonesia di RRC sebesar US$ 146,94 juta dengan 60
proyek, tahun 2001 nilai aktual investasi meningkat menjadi US$ 159,64 juta dengan 82
proyek dan pada tahun 2002 nilai aktual investasi mencapai US$ 14,12 milyar dengan jumlah
proyek sebanyak 94 buah.
Menurut data BKPM, investasi RRC di Indonesia di luar sektor Migas, Perbankan,
Lembaga Non Bank, Asuransi dan Sewa Guna Usaha dalam tiga tahun terakhir mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2000, investasi RRC senilai US$ 153.9 juta dengan 43 proyek, pada
tahun 2001, investasi RRC mengalami peningkatan secara drastis dengan nilai US$ 6,054
milyar dengan jumlah proyek sebanyak 34 buah. Peningkatan arus investasi RRC di
Indonesia ini merupakan wujud nyata dari kebijakan Pemerintah RRC yang kin mendorong
perusahaannya untuk melakukan investasi ke luar (going-out strategy/go to the world).
Namun dalam tahun berikutnya (2002), investasi RRC menurun, juga secara drastis menjadi
SU$ 58,8 juta dengan 41 buah pryek karena kekhawatiran masalah keamanan di Indonesia.
Dalam bidang migas, Pemerintah Indonesia telah mendapatkan tender proyek menyediaan
LNG ke Propinsi Fujian dengan nilai tender US$ 8,5 billion pada tahun 2002.  Proyek ini
akan mulai beroperasi pada 2006 dan akan menyuplai gas ke RRC selama 25 tahun.
Struktur Perdagangan Indonesia-China, 2003-2009 (%)

URAIAN 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009  

EKSPOR (Juta USD) 3803 4605 6662 8344 9676 10295 9055.0  

Minyak dan Gas 25.9 25.4 40.57 34.5 31.1 34.2 24.5  

Industri 49.0 48.8 36.91 40.0 40.5 38.6 42.3  

Pertanian 7.7 8.5 8.05 9.0 10.3 9.9 12.2  

Pertambangan 17.4 17.3 14.48 16.5 18.1 17.2 21.1  

                 

IMPOR (Juta USD) 2958 4101 5843 6637.0 8558 13108 11020  

Minyak dan Gas 21.0 18.1 22.1 17.1 7.0 1.8 2.4  

Industri 63.8 66.2 63.5 67.2 75.9 79.6 80.1  

Pertanian 11.6 15.5 13.8 15.4 16.5 18.0 17.2  

Pertambangan 3.6 0.2 0.6 0.2 0.6 0.6 0.2  

Sumber: dihitung dari Statistik Perdagangan Luar Negeri

Paling tidak ada dua permasalahan yang muncul dari tidak simetrisnya struktur
perdagangan diantara Indonesia dengan China. Pertama, produk primer memiliki harga yang
relatif murah dibandingkan dengan produk industri pengolahan. Ini berarti bahwa
perdagangan Indonesia dengan China menimbulkan term of trade yang tidak terlalu
menguntungkan Indonesia.
Kedua, mengandalkan produk primer sebagai komoditas ekspor dengan harga murah
membuat Indonesia kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari proses nilai
tambah. Tetap mengandalkan produk primer juga bisa menjadi bumerang bagi perkembangan
industri nasional. Ini terjadi tidak saja karena produsen barang primer lebih suka memasarkan
produknya ke China sehingga membuat industri nasional sering tidak kebagian faktor input
(seperti CPO, gas, dan batubara) untuk menjalankan proses produksi, tetapi juga karena
barang primer yang diekspor ke China digunakan untuk menghasilkan beragam produk
industri yang nantinya dipasarkan ke Indonesia.
Terlepas dari permasalahan di atas, data mengenai struktur perdagangan Indonesia-
China sebagaimana tersaji di Tabel 2 memberikan sinyalemen cukup kuat bahwa sektor
industrilah yang akan menerima dampak negatif dari pemberlakuan ACFTA. Memang,
Indonesia mengimpor berbagai macam barang industri dari China mulai dari tekstil sampai
dengan besi-baja.
2. NILAI KURS MATA UANG ASING

Masa Berlaku : 12 Mei 2011


Kurs Transaksi

Mata Uang Satuan Nilai Jual Nilai Beli Nilai Tengah


Dolar Australia [ AUD ] 1 9109.18 9008.53 9058.86
Dolar Brunei D. [ BND ] 1 6942.62 6867.47 6905.05
Dolar Canada [ CAD ] 1 8925.30 8833.99 8879.65
Franc Swiss [ CHF ] 1 9695.98 9592.27 9644.13
Yuan China [ CNY ] 1 1319.74 1306.51 1313.13
Kroner Denmark [ DKK ] 1 1637.28 1620.77 1629.03
EURO [ EUR ] 1 12209.63 12082.14 12145.89
Poundsterling Inggris [ 1 14048.97 13904.74 13976.86
GBP ]
Dolar Hongkong [ HKD ] 1 1103.65 1092.45 1098.05
Yen Jepang [ JPY ] 100 10580.91 10468.38 10524.65
Korean Won [ KRW ] 1 7.92 7.84 7.88
Ringgit Malaysia [ MYR ] 1 2861.57 2831.00 2846.29
Kroner Norwegia [ NOK ] 1 1559.76 1542.47 1551.12
Dolar Selandia Baru [ 1 6782.56 6707.77 6745.17
NZD ]
Kina Papua Nugini [ 1 3757.60 3456.65 3607.13
PGK ]
Peso Philipina [ PHP ] 1 199.60 197.51 198.56
Kroner Swedia [ SEK ] 1 1359.01 1343.02 1351.02
Dolar Singapura [ SGD ] 1 6942.62 6867.47 6905.05
Baht Thailand [ THB ] 1 284.36 280.85 282.61
Dolar Amerika Serikat [ 1 8579.00 8493.00 8536.00
USD ]

Contoh Soal :
Bu Tika mendapat kiriman uang dari anaknya yang bekerja di Amerika Serikat sebesar
US$2000. Kurs jual US$1 = Rp 8.579,00 dan kurs beli US$1 = Rp 8.493,00. Berapa rupiah
uang yang akan diterima Bu Tika? Oleh karena Bu Tika sebagai pemilik valuta asing, Bu
Tika sebagai orang yang berniat untuk menukar Valuta asing nya atau menjualnya kepada
bank atau Money Changer.

Dengan begitu, kurs yang berlaku adalah kurs beli. Adapun uang yang akan diterima Bu
Tika adalah :

US$2000 x Rp 8.493,00 = Rp 16.986.000,00

3. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PADA POSISI AKHIR

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan pada awal Bursa Efek
Indonesia Kamis (5/5/2011) pagi bergerak di zona merah. IHSG kembali ke bawah 3.800.
Hingga pukul 09.40, indeks turun 0,54 persen atau 20,41 poin menjadi 3.794,513. Sektor
perbankan memimpin keterpurukan indeks dengan turn 1,54 persen dari sembilan sektor yang
merah. Sedangkan perkebunan menjadi satu-satunya sektor yang positif.
Pada perdagangan kemarin, IHSG berhasil ditutup pada area positif, setelah
berkubang di zona merah. Kenaikan tersebut didorong oleh aksi beli investor asing. Meski
demikian, analis riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono, melihat indeks tetap berada dalam
tekanan profit taking (ambil untung) pasca-menembus level 3.800.
"Saham perbankan menjadi sasaran jual pemodal. Melemahnya harga minyak mentah juga
turut menyeret saham berbasis komoditas turun. Hari ini kami perkirakan indeks akan
bergerak fluktuatif dengan kisaran support-resistance 3.802-3.825," paparnya.
 JAKARTA, KOMPAS.com - Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank
Jakarta, Kamis (5/5/2011) pagi melemah 12 poin ke posisi Rp 8.562 per dollar dibanding
penutupan hari sebelumnya Rp 8.550, karena pelaku pasar berlanjut melepas rupiah.
Direktur Currency Management Group, Farial Anwar di Jakarta, Kamis mengatakan,
rupiah masih terkoreksi karena pelaku pasar berlanjut melepas rupiah, akibat faktor negatif
dari pasar eksternal masih kuat. "Membaiknya dollar AS terhadap euro dan memburuknya
saham-saham di Wall Street memicu pelaku kembali melepas rupiah," katanya.
Wall Street melemah karena laporan emiten kuartal pertama 2011 memburuk,
sejumlah perusahaan Amerika Serikat mengalami kerugian.    "Karena itu aksi lepas rupiah
masih terjadi, meski faktor fundamental ekonomi Indonesia masih kuat," ucapnya.
Meski demikian rupiah masih dapat bergerak naik lagi, karena Bank sentral AS masih
tetap menerapkan suku bunga rendah. Para pelaku asing masih berminat untuk bermain di
pasar domestik, karena imbal hasil yang diperoleh dari pasar domestik lebih tinggi dari pasar
Asia lainnya.
Ia mengatakan, rupiah sebelumnya sempat mencapai Rp 8.545 per dollar yang
diperkirakan akan terus menguat hingga mencapai Rp 8.500 per dollar.
Posisi rupiah di level tersebut menimbulkan kekhawatiran para eksportir yang
meminta Bank Indonesia (BI) segera melakukan intervensi pasar. "Karena itu koreksi
terhadap rupiah pada saat ini juga karena BI ikut aktif melepas rupiah untuk menekan agar
tidak terlalu cepat mencapai Rp 8.500 per dollar," tuturnya.
Rupiah, menurut dia memang masih berpeluang untuk naik lagi mencapai Rp 8.500 per
dollar, karena minat beli asing masih tetap tinggi untuk bermain di pasar domestik. "Kami
optimis rupiah akan dapat mencapai Rp 8.500 per dollar pada akhir tahun," ucapnya 
4. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI SEKITAR KITA

Perkembangan perekonomian masyarakat pada masa kini semakin luas dan berkembang
dengan dibukanya usaha baru yang banyak menyerap tenaga kerja, contohnya sedang
dibangun nya TRANS STUDIO di area BSM (Bandung Super Mall) sehingga dapat
menyerap banyak tenaga kerja yang tentunya dapat meningkatkan penghasilan masyarakat.
Hal hal baru yang mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat pada masa kini yaitu
jenis lapangan usaha pada zaman sekarang lebih maju dan lebih modern seperti dibuka nya
bidang usaha sejenis wahana permainan. Dari arena permainan itu berkembang usaha kuliner.
Sangat jelas dimana ada wahana permainan disitu pasti ada usaha kuliner atau usaha restoran.
Sehingga penghasilan masyarakat meningkatkan. Hal tersebut juga berefek pada
meningkatnya usaha parkir yang juga menyerap tenaga kerja. Dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dimana jenis bidang usaha terbatas dan belum se-modern seperti saat ini.
Contoh lainnya yaitu pembangunan TAN RISE CITY, yaitu sejenis pusat perbelanjaan
yang memungkinkan masyarakat membuka usaha di tempat itu sehingga dapat menyerap
tenaga kerja jadi pendapatan masyarakat pun meningkat.
Namun adapula sisi negatif nya seperti adanya sebagian masyarakat yang menjadi
konsumtif.

Anda mungkin juga menyukai