Anda di halaman 1dari 8

8/16/23, 11:18 AM Masyarakat Ekonomi Asean Mea | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

    Cari 

 Beranda \ ASEAN \Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

ASEAN BERITA
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) TERBARU

 Tuesday, 17/March/2015 15/08/2023 Kemlu-Kemkeu


Berkolaborasi Perkuat
Diplomasi Ekonomi
Jakarta, Indonesia – Kementerian
Luar Negeri dan Kementerian
Keuangan berkolaborasi untuk

14/08/2023 Pemulangan 17 WNI Korban


TPPO dari Myanmar: Upaya
Indonesia dalam Menangani
Kasus Eksploitasi
Jakarta, Indonesia - Kementerian
Luar Negeri telah memulangkan 17
WNI terduga korban Tindak Pidana

14/08/2023 ASEAN Fun Walk 2023:


Semangat Persatuan
Masyarakat ASEAN di
Vietnam
Ho Chi Minh, Vietnam - Hampir
seribu orang yang berasal dari
komunitas masyarakat ASEAN di

Latar Belakang 12/08/2023 Indonesia Expo 2023:


Perayaan Perdagangan
Empat Pilar MEA yaitu : Berkelanjutan dan Ketahanan
Ekonomi Indonesia - Filipina
Pasar dan basis produksi tunggal;
​Manila - Filipina, KBRI Manila akan
Kawasan ekonomi berdaya saing tinggi;
menyelenggarakan Indonesia Expo
Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata dan berkeadilan; dan
2023 yang akan berlangsung selama
Kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi global.
12/08/2023 ASEAN Day ke-56: Toronto
Keempat pilar termuat dalam dokumen  Blueprint  yang disepakati dalam Pertemuan Merayakan Kekuatan
ke-38 ASEAN Economic Ministers Meeting (AEM) di Kuala Lumpur pada Agustus 2006. Kolaborasi ASEAN dan
Kanada
Pada tahun 2015, negara anggota ASEAN telah menyetujui Cetak Biru Masyarakat
Toronto, Kanada - Wisma Indonesia
Ekonomi ASEAN 2025. Cetak Biru MEA 2025 akan terbangun di atas Cetak Biru MEA menjadi saksi penting perayaan
2015 yang terdiri dari lima karakteristik yang saling terkait dan saling menguatkan,
“ASEAN Day" ke-56, yang
yaitu:

(a) ekonomi yang terpadu dan terintegrasi penuh;

(b) ASEAN yang berdaya saing, inovatif, dan dinamis; APA YANG BARU 

(c) Peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral;

(d) ASEAN yang tangguh, inklusif, serta berorientasi dan berpusat pada
masyarakat; dan

(e) ASEAN yang global. MEA 2015 bertujuan meningkatkan kesejahteraan


ASEAN yang memiliki karakteristik sebagai pasar dan basis produksi tunggal,
kawasan ASEAN yang lebih dinamis dan berdaya saing, memiliki pembangunan
yang setara, serta mempercepat keterpaduan ekonomi di kawasan ASEAN dan
dengan kawasan di luar ASEAN.

Untuk mengimplementasikan  Blueprint  MEA 2015, ditentukan  scorecard  yang


berisikan deliverables yaitu:

611 langkah aksi kategori Full Scorecard


506 langkah aksi kategori Focused Base

Per 31 Desember 2017, tercatat 72 dari 118 prioritas (61%) implementasi MEA di tahun
2017 telah berhasil diimplementasikan. Dari 46 prioritas yang belum diimplementasi,
12 di antaranya telah diimplementasi oleh beberapa negara anggota ASEAN. Adapun
Indonesia sejauh ini telah mengimplementasikan 85 dari 118 prioritas tersebut.

MEA 2025 merupakan kelanjutan dari MEA 2015, dan bertujuan untuk membuat
ekonomi ASEAN semakin terintegrasi dan kohesif; berdaya saing dan dinamis;
peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral; tangguh, inklusif, berorientasi serta
berpusat pada masyarakat; serta ASEAN yang global. 

https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/113/halaman_list_lainnya/masyarakat-ekonomi-asean-mea 1/8
8/16/23, 11:18 AM Masyarakat Ekonomi Asean Mea | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

Cakupan kerja sama ekonomi ASEAN : Kerja sama ekonomi ASEAN mencakup bidang
perindustrian, perdagangan, investasi, jasa dan transportasi, telekomunikasi, 
pariwisata, serta keuangan. Selain itu, kerja sama ini mencakup bidang pertanian dan
kehutanan, energi dan mineral, serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dapat
kita lihat profil perekonomian ASEAN sebagai berikut:
a. Negara ASEAN kaya akan komoditas sumber daya alam berupa energi, mineral
dan tanaman pangan;
b. Jumlah penduduk ASEAN yang besar, yaitu 632 Juta Jiwa (2015), mayoritas
adalah usia produktif;
c. Pertumbuhan ekonomi negara ASEAN relatif tinggi, rata-rata 5% - 6% per
tahun.  Untuk mendorong kesetaraan pembangunan antarnegara anggota
(narrowing the development gap), ASEAN memiliki  Initiative for ASEAN
Integration  (IAI)  atau Inisiatif Integrasi ASEAN (IIA). IIA bertujuan menciptakan
pembangunan merata antara ASEAN-6 (Brunei Darussalam, Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) dengan CLMV (Kamboja, Laos,
Myanmar, dan Vietnam).

Pelaksanaan  Initiative for ASEAN Integration:  Initiative for ASEAN


Integration  dilaksanakan dalam bentuk, proyek pelatihan peningkatan
kapasitas, bantuan pembangunan lembaga, saran kebijakan, dan studi
kelayakan.
Pendanaan proyek  Initiative for ASEAN Integration:  Pelaksanaan proyek pada
umumnya mendapat pendanaan dari ASEAN-6, mitra wicara, atau lembaga
internasional dalam rangka IIA serta secara bilateral.
Proyek-proyek  Initiative for ASEAN Integration:  Pada awalnya proyek  Initiative
for ASEAN Integration  dilaksanakan di bidang ekonomi seperti, pembangunan
infrastruktur, SDM, peningkatan kapasitas integrasi kawasan, energi, iklim
investasi, pariwisata, pengentasan masyarakat miskin, dan peningkatan kualitas
hidup. Dalam perkembangannya, proyek IIA diperluas mencakup bidang politik-
keamanan dan sosial budaya.
Di samping itu, atas usulan Indonesia, ASEAN telah menyetujui  ASEAN
Framework on Equitable Economic Development  (AFEED) atau Kerangka Kerja
ASEAN mengenai Pembangunan Ekonomi yang Setara. Kerangka kerja tersebut
mengedepankan upaya, antara lain, pengurangan kesenjangan pembangunan,
penguatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan kesejahteraan sosial,
pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan partisipasi yang
lebih luas dalam proses integrasi ASEAN.

​Isu-Isu yang dibahas di Pilar Ekonomi ASEAN 

1. Perdagangan ASEAN​

 a.    Perdagangan Barang ASEAN ​

​Li​beralisasi perdagangan ASEAN dimulai sejak terbentuknya ASEAN Free


Trade Area (AFTA) pada tahun 1992. Untuk memfasilitasi perdagangan yang
lebih lancar, disahkan ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) pada
Februari 2009. ASEAN secara keseluruhan telah mengeliminasi 96,01%
pos tarif.
Negosiasi perdagangan barang ASEAN dilakukan dalam  Coordinating
Committee on ATIGA  (CCA). CCA membahas isu-isu terkait praktik
perdagangan barang oleh tiap negara anggota ASEAN dan kesesuaiannya
dengan ATIGA, seperti isu transposisi tarif,  non-tariff measures  (NTMs),
dan rules of origin(ROO).
AEC 2025 Trade Facilitation Strategic ActionPlan (ATF-SAP) telah diadopsi
pada  31st AFTA Council Meeting di bulan September 2017, dengan tujuan
untuk merealisasikan target dari mandat AEM yaitu pengurangan biaya
transaksi perdagangan sebesar 10% di tahun 2020, dan menggandakan
jumlah perdagangan intra-ASEAN antara tahun 2017 dan 2025.
Untuk memfasilitasi perdagangan di kawasan, ASEAN telah
meluncurkan  ASEAN Solutions for Investments, Services, and
Trade  (ASSIST) yang dapat digunakan secara langsung oleh pelaku usaha
untuk menyampaikan keluhan atas  Non-Tariff Barriers  (NTB) maupun
kendala lain yang dihadapi ketika melakukan hubungan bisnis dengan
AMS lainnya.
ASEAN juga memiliki  ASEAN Trade Repository  (ATR) yang
mengkompilasi National Trade Repository masing-masing A
MS. ATR ini berisikan kebijakan dan regulasi AMS terkait perdagangan
barang. ASEAN juga telah meluncurkan  Tariff Finder  yang merupakan
mekanisme online untuk mendapatkan informasi terkait preferensi tarif
yang masuk dalam skema ATIGA maupun ASEAN+1  Free Trade
Agreement (FTA). 

https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/113/halaman_list_lainnya/masyarakat-ekonomi-asean-mea 2/8
8/16/23, 11:18 AM Masyarakat Ekonomi Asean Mea | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

Untuk  ASEAN Single Window,  sejak 1 Januari 2018, 5 (lima) negara AMS
yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam telah 
melaksanakan  Live Operation e-Form D. Diharapkan agar AMS lain yang
belum bergabung dapat mempercepat penyelesaian proses internalnya
agar dapat segera bergabung sehingga ASEAN dapat segera
mengimplementasikannya secara penuh.
Strategic Action Plan  (SAP)  Trade in Goods  (TIG)
mengandung  outcome  untuk meliberalisasi tarif yang belum 0%,
berdampak pada produk minuman beralkohol yang masih Indonesia taruh
dalam  General Exclusion List(GEL) dan produk beras dan gula
dalam  Highly Sensitive List  (HSL). Terdapat keinginan para negara
anggota ASEAN untuk review ATIGA guna mengakomodasi MEA 2025.

b.    Perdagangan Jasa ASEAN

Dalam upaya meningkatkan kerja sama ekonomi melalui liberalisasi


perdagangan di bidang jasa, negara-negara ASEAN telah menyepakati
dan mengesahkan  ASEAN Framework Agreement on Services  (AFAS)
pada tanggal 15 Desember 1995 di Bangkok, Thailand. Sejak disepakatinya
AFAS pada tahun 1995, liberalisasi jasa dilakukan melalui negosiasi
ditingkat  Coordinating Committee on Services  (CCS) dalam bentuk
paket.
Saat ini perundingan perdagangan jasa telah memasuki  ASEAN
Framework Agreement on Services  (AFAS)  Package 10. Sementara itu,
khusus untuk jasa keuangan dan transportasi udara negosiasinya
dilakukan di tingkat Menteri terkait lainnya (Menteri Perhubungan dan
Menteri Keuangan). Perundingan liberalisasi jasa keuangan sedang
menegosiasikan AFAS 8 sementara jasa transportasi sudah
menandatangani AFAS ke-10.Perundingan liberalisasi perdagangan jasa
ASEAN digunakan pendekatan positif.
Dengan demikian, sektor jasa yang dibuka terbatas pada sektor-sektor
yang dikomitmenkan setiap negara. Sektor yang dibuka setiap negara
dicantumkan dalam Schedule of Commitment (SOC).
Hingga Desember 2017, sudah 5 (lima) negara yang telah memenuhi Paket
ke-10 AFAS yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Myanmar, Singapura dan
Thailand.

2.    PerpindahanTenaga Kerja Terampil

Pergerakan tenaga kerja terampil di ASEAN diatur melalui  Mutual


Recognition Agreement  (MRA). ASEAN saat ini telah memiliki 8 (delapan)
MRA yakni untuk profesi insinyur, arsitek, surveyor, dokter umum, dokter
gigi, perwawat, jasa pariwisata dan akuntan.
ASEAN juga mengatur pergerakan tenaga kerja profesional lainnya
melalui penandatanganan  ASEAN Agreement on the Movement of
Natural Persons(MNP) pada November 2012. Kesepakatan ini
memberikan jaminan hak dan aturan tambahan yang sudah diatur di AFAS
tentang MNP dan juga memfasilitasi MNP dalam menjalankan pergdangan
dalam jasa dan investasi.

3.    Investasi

Kerja sama investasi dipandu oleh  ASEAN Comprehensive Investment


Agreement (ACIA) yang telah berlaku (entry into force/EIF) mulai tanggal
29 Maret 2012. Tujuan utama yang hendak dicapai adalah menciptakan
kawasan investasi ASEAN yang liberal dan transparan sehingga dapat
meningkatkan arus investasi ke kawasan. Indonesia telah meratifikasi
ACIA tanggal 8 Agustus 2011 melalui Perpres No. 49 Tahun 2011 tentang
Pengesahan ASEAN Comprehensive Investment Agreement
ACIA memuat empat pilar kerja sama investasi ASEAN, yakni liberalisasi,
proteksi, fasilitasi, dan promosi. Prinsip utamanya adalah
keterbukaan/transparansi, perlakuan yang sama, dan  international best
practices.
Forum kerja sama investasi di ASEAN berada di bawah ASEAN Investment
Area(AIA)  Council  yang merupakan  Ministerial Body  yang berada
dibawah koordinasi ASEAN  Economic Ministers yang bertanggung jawab
untuk mengawal implementsi ACIA. Dalam melaksanakan tugasnya AIA
dibantu oleh Coordinating Committee on Investment (CCI).
Negara-negara ASEAN 6 (Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura
dan Thailand) tetap menjadi sumber utama dalam intra - ASEAN FDI,
dengan rata - rata share sebesar 97.6% sejak tahun 2008-
2016.  Coordinating Commitee on Investment  (CCI) telah
menyusun  Protocol to Amend ACIA.  Indonesia dalam hal ini, telah 

https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/113/halaman_list_lainnya/masyarakat-ekonomi-asean-mea 3/8
8/16/23, 11:18 AM Masyarakat Ekonomi Asean Mea | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

meratifikasi  Protocol to Amend ACIA  tersebut pada tanggal 12 Agustus


2015 melalui Perpres No. 92 Tahun 2015 tentang Pengesahan  Protocol to 
Amend ACIA.
Empat prioritas capaian  CCI  untuk dapat disepakati oleh kepala negara
ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (KTT ASEAN) tahun 2017
yaitu: (i) penyelesaian penandatangan  the Second Protocol to
Amend  ACIA oleh seluruh negara ASEAN, (ii) penyelesaian ketentuan  the
Third Protocol to Amend the ACIAkhususnya oleh Thailand, (iii)
menyelenggarakan  Regional Forum on Investment Disputes, Resolution,
and Prevention, serta (iv) Focused and Strategic (FAST) Action Agenda on
Investment.

4.    Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC)

Untuk meningkatkan konektivitas antarnegara anggota, ASEAN telah


menyusun  Master Plan on ASEAN Connectivity  (MPAC) atau Rencana Induk
Konektivitas ASEAN (RIKA) yang berisikan berbagai proyek dan program
pengembangan infrastruktur, kelembagaan, dan hubungan antar masyarakat
negara anggota. ASEAN juga membentuk ASEAN Infrastructure Fund (AIF)  atau
Dana Infrastruktur ASEAN (DIA) untuk menunjang konektivitas antar negara
anggota ASEAN.

5.    RegionalComprehensive Economic Partnership (RCEP)

Pada  KTT ASEAN ke-19 tahun 2011 saat  Keketuaan Indonesia, para
Pemimpin ASEAN  sepakat untuk  mengkonsolidasikan  perjanjian
ASEAN  Free Trade Agreement  + 1 (FTA +1) yang telah ada dan
membentuk Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
RCEP memiliki arti penting untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi
di kawasan melalui integrasi  Free Trade Agreements  ASEAN yang telah
ada. RCEP akan mencakup 3,4 milyar penduduk dunia (48%), PDB USD
21,7 trilyun (29% PDB dunia), dan total ekspor USD 5,1 trilyun (29% ekspor
dunia).
Cakupan RCEP antara lain meliputi  Trade in Goods  (TIG),  Trade in
Services  (TIS),  Investment, Economic and Technical
Cooperation  (ETC),  Intellectual Property  (IP),  Competition, Legal and
Institutional Issue  (LII),  E-Commerce,  SME,  Government
Procurement, dan Movement of Natural Persons (MNP).
Perundingan RCEP telah memasuki putaran ke-21 di Yogyakarta,
Indonesia pada tanggal 5-9 Februari 2018. Dari 18 chapter yang
direncanakan, perundingan baru berhasil menyelesaikan 2 chapter yaitu
mengenai Economic and Technical Cooperation (ECOTECH) pada putaran
ke-15 di Tianjin, Oktober 2016 dan  chapter  mengenai  Small and Medium
Enterprises (SMEs) pada putaran ke-16 di Banten, Desember 2016.

6.    Pariwisata

Kerja sama ASEAN di bidang pariwisata diatur dalam  ASEAN Tourism


Strategic Plan (ATSP) 2016 - 2025. ATSP mengusung visi ASEAN as single
destination, dengan tagline “One Community Towards Sustainability".
Indonesia telah meratifikasi  Agreement on the Establishment of the
ASEAN Regional Secretariat on the Implementation of MRA TP  melui
Perpres Nomor 61 Tahun 2017. Sebagai tindak lanjut Agreement tersebut,
saat ini rancanganHost Country Agreement (HCA)  yang disusun oleh
Indonesia, selaku tuan rumah, masih dinegosiasikan
dengan  Regional  Secretariat  yang diwakili oleh negara ASEAN
sebagai  Governing Council. Per negosiasi terakhir pada Desember 2017
di Nay Pyi Taw,  HCA  disepakati tidak memuat pasal tentang  tax
exemption  dan  privilieges and immunities  bagi  Regional Secretariat  dan
pejabatnya. Negosiasi HCA masih berlanjut di tahun 2018.

7.    KerjaSama Ekonomi ASEAN dengan Mitra Eksternal

ASEAN memiliki kerja sama ekonomi dengan pihak eksternal yang diwujudkan
dalam ASEAN+1  Free Trade Area Partners  (AFPs), yakni perdagangan bebas
dengan Tiongkok (RRT), Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru,
serta India.    Sedangkan FTA antara ASEAN dan Hong Kong telah selesai
dinegosiasikan pada tahun 2017.

8.    UMKM

Sejak tahun 2016, Kementerian Koperasi dan UKM bertindak sebagai  focal
point  dalam kerja sama  ASEAN Coordinating Committee on Micro, Small, and
Medium Enterprises (ACCMSME).  Forum kerja sama tersebut menjembatani 
sinergi dan integrasi program-program kerja di level ASEAN dengan program

https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/113/halaman_list_lainnya/masyarakat-ekonomi-asean-mea 4/8
8/16/23, 11:18 AM Masyarakat Ekonomi Asean Mea | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

kerja nasional, khusunya dalam pengembangan UMKM. Partisipasi Kementerian


Koperasi dan UKM dalam ACCMSME diwujudkan melalui    keterlibatan  dalam  
  kegiatan    dan  program-program pengembangan UMKM yang
diimplementasikan di negara anggota ASEAN, yang mengacu pada Rencana
Aksi Strategis Pengembangan UMKM ASEAN  (Strategic Action Plan on
SMEs Development).

ASEAN SME Online Academy

Pada tahun 2016 ASEAN telah meluncurkan ASEAN SME Academy (www.asean-


sme-ademy.org),      sebuah      website yang berisi pelatihan online yang
diperuntukkan bagi UKM khususnya di kawasan ASEAN. Tujuan dari
pembentukan website ini adalah sebagai  platform  untuk meningkatkan
kemampuan UKM dalam mendapatkan akses keuangan, akses pasar, dan
informasi mengenai teknologi dan inovasi, dengan harapan dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh UKM. ASEAN SME Academy menyediakan 50 jenis
pelatihan yang ditawarkan dari 500 perusahaan dan anggota  US-ASEAN
Business Alliance for Competitive SMEs. Terdapat juga sebanyak 350  links  yang
berisi informasi bisnis yang relevan   dengan  kebutuhan   UKM,   seperti
 informasi  akses  keuangan,  program- program perusahaan dan jaringan yang
dapat diakses secara langsung oleh UKM.

Sebagai salah satu upaya dalam mempromosikan dan menyebarluaskan


informasi mengenai ASEAN SME Academy, ASEAN telah
menyelenggarakan  Training of Facilitators (ToF)   pada tahun 2016 di sejumlah
negara ASEAN, termasuk Indonesia. Pelatihan  tersebut  dilaksanakan   pada
 tanggal 26-27  Oktober  2016  bertempat  di Jakarta, dan dihadiri oleh sebanyak
30 fasilitator, termasuk di antaranya pendamping Pusat Layanan Usaha Terpadu
(PLUT). Para peserta pelatihan dipilih dan dikoordinir oleh Kementerian
Koperasi dan UKM, sebagai  focal point ASEAN Coordinating Committee on
Micro, Small, and Medium Enterprises (ACCMSME) di Indonesia.

Keterlibatan    pendamping    PLUT    dalam    Training    of    Facilitators 


 (ToF)  dimaksudkan   agar   para   pendamping  PLUT  dapat   menyebarluaskan
  informasi  mengenai ASEAN SME Academy kepada para pelaku UKM yang
berada di bawah bimbingannya di daerah masing-masing. Selain itu diharapkan
pendamping PLUT mampu membantu dan membimbing UKM dalam
menggunakan dan mengakses ASEAN SME Academy, sehingga UKM dapat
memperoleh wawasan dan keterampilan dalam upaya peningkatan kapasitas
UKM melalui ASEAN SME Academy.

Agar lebih memudahkan dalam penggunaan ASEAN SME Academy, ASEAN dan


US- ACTI telah meluncurkan booklet, yang berisi panduan dalam mengakases
ASEAN SME Academy. Booklet ini akan disebarluaskan di negara ASEAN dan
saat ini telah tersedia dalam Bahasa Indonesia.

ASEAN SME Service Center (SME Portal)

ASEAN    SME    Service    Center (SME Portal)  (www.aseansme.org)merupakan


  sebuah  website   yang dibuat   sebagai   portal   layanan   untuk memperluas
akses informasi terintegrasi bagi UKM di ASEAN. Sejak peluncurannya pada
tahun 2015, webiste tersebut digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
UKM untuk dapat berkembang melalui berbagai layanan yang dapat secara
langsung diakses dan dimanfaatkan oleh UKM. Layanan yang dapat diakses
yang tersaji dalam portal    tersebut    antara    lain    layanan    keuangan, 
  investasi,    sales    &    marketing, peningkatan kualitas,  research & technology
(R&D), science & technology, peningkatan kapasitas, perizinan, pendaftaran &
perizinan, dsb. Selain itu terdapat pula layanan informasi mengenai  Free Trade
Area (FTA),  konsultasi, pameran, berita, serta layanan dan informasi dan
kegiatan lainnya yang ada di setiap negara anggota ASEAN. Selain itu terdapat
direktori yang dapat dimanfaatkan sebagai media pemasaran produk- produk
UKM, di mana para UKM dapat memasarkan produknya melalui portal tersebut.

ASEAN SME Portal ini tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh UKM namun
juga  bagi pemerintah, pihak swasta, dan lembaga maupun organisasi lainnya
dalam menyeberluaskan informasi mengenai program, layanan dan kegiatan
yang dilakukan yang bermanfaat bagi UKM. Berbagai jenis layanan dukungan
UKM yang dibuat oleh penyedia layanan UKM dimuat dalam suatu laman yang
berisi layanan-layanan yang dapat diakses oleh seluruh UKM dari 10 negara
anggota ASEAN yang telah terdaftar di portal tersebut. UKM yang ingin
mengakses layanan dapat mencari jenis layanan yang sesuai dengan

kebutuhannya masing-masing.

https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/113/halaman_list_lainnya/masyarakat-ekonomi-asean-mea 5/8
8/16/23, 11:18 AM Masyarakat Ekonomi Asean Mea | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

Saat ini ASEAN SME Portal tengah terus dikembangkan agar manfaat dari portal
tersebut dapat lebih dirasakan oleh UKM. Salah satu langkah yang ditempuh 
oleh Kementerian  Koperasi  dan  UKM  dalam hal  ini  Deputi Bidang Produksi
  dan Pemasaran adalah dengan melakukan koordinasi dan sosialisasi
bersama  stakeholder  terkait agar informasi mengenai website tersebut dapat
disebarluaskan sehinggga kebermanfaatannya oleh UKM dapat lebih maksimal.

ASEAN Task Force on Starting a Business

ASEAN Task Force on Starting a Business  merupakan satuan tugas yang


dibentuk dari kerangka kerja sama ACCMSME, di mana anggotanya terdiri dari
perwakilan 10 negara anggota ASEAN (AMS). Tujuan pembentukan task force ini
adalah untuk membantu optimalisasi perizinan berusaha di negara ASEAN.
Setiap tahunnya, anggota task force berkumpul untuk melakukan pertemuan di
mana dilakukan pembahasan mengenai progres dari implementasi  workplan
task force  dan  sharing best practice  serta update terkini mengenai kebijakan
maupun program pendaftaran usaha di masing-masing AMS.

Pada   tahun   ini,   pertemuan   3rd    ASEAN   Task   Force   on   Starting   a


  Business  dilaksanakan di Luang Prabang, Laos. Dalam pertemuan tersebut,
Deputi Bdang Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi dan UKM
bertindak sebagai Chair, karena status Indonesia sebagai  country
champion  pada strategic goal D  (Enhance policy regulation and
environment)  dalam  Strategic Action Plan for SMEs Development. Dalam
 pertemuan  tersebut,  delegasi  Indonesia  memaparkan   best  practice   terkait
sistem  online single submission, sebagai sebuah sistem terintegrasi bagi
pendaftaran usaha di Indonesia.

Sistem ini dibuat dalam rangka tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 91
Tahun 2017 tentang percepatan prosedur perizinan berusaha yang sudah
diberlakukan di Indonesia. Sistem terintegrasi ini nantinya diharapkan dapat
menjadi langkah awal dalam rangka mencapai target  workplan task force
2025  yaitu  Single Identification Number, yang merupakan sistem identifikasi
penomoran tunggal bagi pelaku usaha di ASEAN.

Pertemuan 5th  ASEAN Coordinating Committee on Micro, Small, and


Medium Enterprises (ACCMSME)

Pertemuan ACCMSME merupakan pertemuan regional komite UMKM yang


beranggotakan 10 negara ASEAN. Pertemuan tersebut dilaksanakan dua kali
dalam setahun, di mana dilakukan pembahasan mengenai isu-isu strategis
UMKM dan program-program ASEAN terkait UMKM, serta progres kerja sama
dan kemitraan ASEAN dengan organisasi lainnya. Beberapa pokok pembahasan
yang penting antara lain sebagai berikut:

a.     ASEAN SME Policy Index (ASPI) 2018

ASPI   2018   merupakan  program   kerja   sama  ASEAN   -  OECD   yang   sudah
berjalan sejak tahun 2017, di mana sesuai dengan yang disepakati dalam
ACCMSME, OECD selaku organisasi mitra melakukan penilaian terhadap
kebijakan UMKM di seluruh AMS. Penilaian kebijakan ini sebagai kajian yang
bertujuan untuk menggambarkan indeks kebijakan UMKM dan memberikan
rekomendasi bagi pemerintah dalam menyusun dan mengimplementasikan
kebijakan. Pada tahun 2018 Indonesia mendapatkan skor indeks sebesar 4,11
dan berada di peringkat ke-4, setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Saat ini
OECD tengah menyusun laporan akhirnya di mana nantinya hasil resminya akan
  dipublikasi   pada  akhir   tahun 2018   dan akan   disosialisasikan   melalui
workshop yang dihadiri oleh sejumlah K/L terkait yang memiliki kebijakan
pengembangan UMKM dan terlibat dalam penyusunan ASPI 2018.

b.     Indonesia Policy Review on SME and Entrepreneurship

Indonesia Policy Review on SME and Entrepreneurship, sebuah program reviu


kebijakan pengembangan UMKM dan kewirausahaan di Indonesia yang
merupakan bagian dari kerangka kerja sama ASEAN-OECD.

Reviu dilakukan terhadap seluruh aspek kebijakan mulai dari karakteristik


definisi, ketersediaan data, program nasional, kerangka strategi dan koordinasi
antar KL serta antar pemerintah pusat dan daerah, kondisi lingkungan bisnis

https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/113/halaman_list_lainnya/masyarakat-ekonomi-asean-mea 6/8
8/16/23, 11:18 AM Masyarakat Ekonomi Asean Mea | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

(perijinan usaha, kebijakan keuangan, pembiaayan, perpajakan, dan


sebagainya), Business Development Services, serta dimensi lokal 
pengembangan UMKM dan Kewirausahaan di Indonesia.

Reviu tersebut bertujuan untuk mendapatkan gambaran utuh bagaimana


pemerintah Indonesia mengelola potensi UMKM dan kewirausahaan yang ada,
yang selama ini terbukti tangguh menopang perekonomian bangsa. Selain itu,
reviu juga bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan arah kebijakan
nasional pengembangan UMKM dan kewirausahaan, sehingga kebijakan
pemerintah dapat lebih berdampak pada meningkatnya daya saing UMKM dan
wirausaha Indonesia. Dalam prosesnya, Indonesia Policy Review on SME and
Entrepreneurship telah melibatkan 24 K/L,   Pemerintah   Daerah,   perwakilan
 pelaku  usaha,  sektor  swasta,  dan akademisi.

Saat ini draft laporan hasil reviu sedang dibahas dalam pertemuan  Working
Party on SMEs and Entrepreneurship di Paris dalam, di mana turut hadir dalam
pertemuan tersebut delegasi Indonesia perwakilan dari Kementerian Koperasi
dan UKM. Setelah draft laporan dibahas dan diberikan masukan maupun
tanggapan dalam sidang tersebut,    OECD akan segera menyusun laporan
akhirnya untuk dapat segera dipublikasikan akhir tahun 2018.

c.     ASEAN Business Incubator Network (ABINeT) Project

ASEAN Business Incubator Network (ABINeT) Project  merupakan project yang


lahir dari kerja sama ASEAN dan Jepang, dengan sumber pendanaan bersal dari
JAIF.    Tujuan utama dari project ini adalah mengembangkan pusat-pusat
inkubator bisnis dan teknologi untuk peningkatan kapasitas dan daya saing
UMKM di ASEAN.

Project ini akan dimulai pada pertengahan tahun 2018 sampai 2020, di mana
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi   dan   UKM 
bertindak sebagai  project   proponent    dengan menggandeng Asosiasi
Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) dalam implementasi project tersebut. 

Program yang akan dilaksanakan dalam project tersebut antara lain: (1)
Implementasi ASEAN model business incubation, (2) Pengembangan  database
informasi (3) Menyelenggarakan business matching bagi UKM yang diinkubasi,
(4) Melaksanakan   program  co-incubation   ASEAN,   (5)   Mengadopsi
program  virtual business incubation, dan (6) Mengidentifikasi pakar/ahli
inkubator UKM yang dapat dimanfaatkan oleh inkubator ASEAN.

Dengan adanya project ini diharapan dapat lebih mengembangkan dan


mengoptimalkan peran dan fungsi inkubator bisnis dalam menjalankan program
inkubasi bagi UKM, yang nantinya akan berdampak pada peningkatan kapasitas
dan daya saing UKM yang lebih tinggi di ASEAN dalam rangka menuju ASEAN
Economic Community.

d.     ASEAN Mentorship for Entrepreneurs Network (AMEN)

ASEAN Mentorship for Entrepreneurs Network (AMEN)  merupakan program


jaringan mentor bisnis ASEAN yang melibatkan private sector dan pemerintah
diinisiasi   oleh Filipina. Project   ini  direncanakan dimulai  pada pertengahan
tahun 2018 dan akan diimplementasikan di seluruh AMS. Project ini bertujuan
untuk   meningkatan kapasitas UMKM   melalui  program   capacity
 building dengan bimbingan dari sejumlah mentor UKM dari ASEAN.

Program mentorship ini tidak hanya diharapkan untuk dapat mencetak mentor
UKM yang handal dan berkualifikasi namun juga dapat membuka kesempatan
bagi UMKM untuk   mendapatkan  akses   terhadap   pasar   global dan
menjalin business networking di antara UMKM di ASEAN.​

e.Future of ASEAN-50 Success Stories of Digitalized MSMEs

Sebagaimana telah disepakati dalam Sidang 5th ACCMSME bahwa ASEAN akan
kembali bekerja sama dengan Jepang dalam menyusun buku success story
UKM ASEAN.  Penyusunan  Future of ASEAN 50 Success Stories of Digitalised
MSMEs  kali ini akan memuat profil dari 50 UKM di ASEAN yang telah sukses,
terutama bagi UKM digital dan start-up, yang telah memanfaatkan teknologi
sebagai basis menjalankan usahanya.

Sebagai langkah awal penyusunan, Kementerian Koperasi dan UKM selaku focal


point  ACCMSME   ditugaskan  untuk   mengusulkan   sejumlah   UKM Indonesia 
yang telah memanfaatkan platform digital untuk dapat dimuat dalam
daftar success story tersebut. Apabila ada UKM yang ingin berpartisipasi untuk
dimasukkan ke dalam profil 50 UKM ASEAN tersebut dapat mengisi profil UKM 

https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/113/halaman_list_lainnya/masyarakat-ekonomi-asean-mea 7/8
8/16/23, 11:18 AM Masyarakat Ekonomi Asean Mea | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

melalui form di link  berikut  bit.ly/50SSDigitalisedMSME-ID​  untuk selanjutnya


diseleksi dan diproses oleh Kementerian Koperasi dan UKM c.q. Deputi Bidang 
Produksi dan Pemasaran.

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK


Tentang Kami Karir INDONESIA
Kontak Kami Tautan  Jl. Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Peta Situs FAQ 10110 Indonesia
Agenda  (+62) 21 344 1508
 kontak-kami@kemlu.go.id

Hak Cipta @ 2018 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. All Right Reserved.

https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/113/halaman_list_lainnya/masyarakat-ekonomi-asean-mea 8/8

Anda mungkin juga menyukai