Anda di halaman 1dari 8

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pengukuran Diameter Filamen Komposit


Hasil pengukuran diameter dari sampel pengujian tarik ditunjukkan pada Gambar 5.1.
Filamen komersial memiliki diameter rata-rata yang paling akurat, yaitu 1,745 mm. Filamen
komersial juga memiliki diameter yang seragam, hal tersebut ditunjukkan dengan nilai standar
deviasi yang sangat kecil yaitu 0,004 mm. Tabel 5.1 menunjukkan bahwa semua sampel
filamen hasil ekstrusi menggunakan mesin ekstruder Wellzoom Type B memiliki diameter
rata-rata yang lebih besar dibandingkan dengan diameter nozzle dari mesin ekstrusi yang
memiliki lubang sebesar 1,75 mm. Berdasarkan berbagai metode yang dilakukan ketika
melakukan ekstrusi filamen, dapat dikatakan bahwa diameter membesar dikarenakan setelah
filamen keluar dari nozzle, filamen seharusnya ditarik oleh sebuah roller yang dipasangkan
motor, dimana kecepatan tarik oleh motor tersebut harus sesuai dengan kecepatan motor pada
mesin ekstruder. Namun ketika proses pembuatan filamen, penulis menarik manual filamen
yang keluar dari ekstruder, dan berdasarkan hasil diameter filamen, penulis menarik filamen
dengan kecepatan lebih lambat ketimbang kecepatan motor pada mesin ekstruder. Secara
keragaman diameter, filamen hasil ekstrusi memiliki diameter yang lebih beragam ketimbang
filamen komersial, dengan standar deviasi terbesar adalah 0,101 pada sampel PLA-1.

Tabel 5.1. Hasil pengukuran diameter filamen komposit PLA/NCC.

Kode Sampel Rata-Rata Diameter (mm) Standar Deviasi


(mm)

PLA-K 1,74 0,004


PLA-0 2,05 0,023
PLA-0.5 2,02 0,063
PLA-0.75 2,1 0,032
PLA-1 1,94 0,101

40
2,5

2,05 2,1
2,02
1,94
2
1,74
DIAMETER (mm)

1,5

0,5

0
PLA-K PLA-0 PLA-0.5 PLA-0.75 PLA-1
SAMPEL

Gambar 5.1. Diameter rata-rata dari filamen PLA dan filamen komposit PLA/NCC.

5.2. Sifat Tarik Filamen Komposit


Rata-rata dari kekuatan tarik untuk filamen komposit PLA/NCC dengan beragam
komposisi ditunjukkan dalam Gambar 5.2. Kekuatan tarik terjadi pada sampel PLA-0.5
dengan kekuatan tarik adalah 35,241% lebih tinggi daripada sampel PLA-0. Nilai kekuatan
tarik filamen komposit dengan NCC 0,5% bahkan lebih tinggi dari pada kekuatan tarik
filamen komersil. Kenaikan yang signifikan pada filamen dengan kandungan 0,5% NCC
dibandingkan dengan persentase kandungan NCC lainnya disebabkan dengan penyebaran
NCC yang lebih homogen dan merata di matriks PLA sehingga mengakibatkan ikatan yang
yang lebih kuat antara NCC dengan rantai polimer PLA. Selanjutnya, hal ini akan
memberikan efek transfer tegangan yang tinggi dan efektif dari NCC ke matriks PLA
sehingga memiliki kekuatan tarik yang tinggi pada filamen komposit dengan kandungan NCC
0,5%. Selanjutnya, penambahan NCC 0,75 dan 1% menimbulkan penurunan kekuatan tarik.
Penurunan kekuatan tarik pada kandungan 0,75 dan 1% disebabkan karena adanya aglomerasi
NCC yang menjadikan konsentrasi tegangan dan retak awal yang selanjutnya menurunkan
kekuatan tarik.

41
Secara berturut-turut, modulus Young dan regangan patah dari filamen komposit
PLA/NCC ditunjukkan pada Gambar 5.3 dan 5.4. Sampel PLA-1 memiliki rata-rata modulus
Young tertinggi dibandingkan yang lain, bernilai 1843,873 MPa, 87,216% lebih dari nilai
modulus Young sampel PLA-0. Ini berarti bahwa penambahan NCC telah mampu
meningkatkan kekakuan matriks PLA. Kenaikan ini disebabkan karena adanya partikel NCC
yang relatif kaku sehingga mampu menahan deformasi plastis dari matrik PLA.
Gambar 5.4 menyajikan regangan patah untuk filamen PLA murni dan filamen
komposit PLA/NCC. Filamen PLA-K memiliki nilai regangang patah yang sangat tinggi, jauh
melebihi sampel-sampel yang lain. Ini mengindikasikan bahwa filamen PLA komersial (PLA-
K) bersifat sangat ulet. Sementara untuk filamen yang difabrikasi dengan mesin ekstruder,
PLA-1 memiliki regangan patah tertinggi. Regangan patah yang rendah dari filamen komposit
PLA/NCC mungkin disebabkan karena filamen komposit PLA/NCC hasil ekstrusi banyak
mengandung porositas dan juga aglomerasi dari partikel NCC di dalam matriks PLA. Tabel
5.1. menunjukkan hasil dari pengujian tarik sampel PLA-K, PLA-0, PLA-0.5, PLA-0.75 dan
PLA-1.

60

50
KEKUATAN TARIK (MPa)

48,90
45,02 44,12
41,74
40
36,15
30

20

10

0
PLA-K PLA-0 PLA-0.5 PLA-0.75 PLA-1
SAMPEL

Gambar 5.2. Kekuatan tarik rata-rata dari filamen PLA dan filamen komposit PLA/NCC.

42
2500

MODULUS YOUNG (MPa)


2000 1843,873

1465,995 1465,722
1500

929,203 984,892
1000

500

0
PLA-K PLA-0 PLA-0.5 PLA-0.75 PLA-1

SAMPEL

Gambar 5.3. Modulus Young rata-rata dari filamen PLA dan filamen komposit
PLA/NCC.

100
90
REGANGAN PATAH (%)

80 72,50
70
60
50
40
30
19,67 18,67
20 15,40
10,67
10
0
PLA-K PLA-0 PLA-0.5 PLA-0.75 PLA-1

SAMPEL

Gambar 5.4. Regangan patah rata-rata dari filamen PLA dan filamen komposit
PLA/NCC.

43
Tabel 5.2. Hasil pengujian tarik filamen komposit PLA/NCC

Sampel Kekuatan Tarik Modulus Young Regangan Patah


(MPa) (MPa) (%)
PLA-K 41,737 ± 0,849 929,203 ± 78,116 72,5 ± 19,906
PLA-0 36,154 ± 5,291 984,892 ± 99,114 15,4 ± 1,631
PLA-0.5 48,895 ± 0,979 1465,995 ± 201,206 19,667 ± 1,972
PLA-0.75 45,02 ± 0 1465,722 ± 148,053 18,667 ± 2,719
PLA-1 44,118 ± 3,466 1843,873 ± 134,903 10,667 ± 1,599

Data-data hasil penelitian menunjukkan penambahan NCC pada filamen PLA


meningkatkan kekuatan tarik dan modulus Young dari filamen. Kekuatan tarik terbaik dicapai
pada sampel PLA-0.5, dengan peningkatan kekuatan tarik sebesar 35,241%. Peningkatan
kekuatan tarik serta modulus Young dari filamen PLA-0.5 tersebut diakibatkan penyebaran
NCC yang seragam dalam matriks PLA yang menghasilkan luas permukaan kontak yang
membesar antara penguat NCC dan matriks PLA, sehingga ikatan antar NCC dengan matriks
PLA semakin kuat.

Gambar 5.5. Tampilan makro dari filamen a) PLA-K, b) PLA-0, c) PLA-0.5, d) PLA-
0.75, dan e) PLA-1

44
Pada konsentrasi NCC 0,75 dan 1 wt%, filamen PLA tetap mengalami kenaikan
modulus Young dan kekuatan tarik. Bahkan modulus Young tertinggi terjadi pada PLA-1.
Namun kenaikan kekuatan tarik semakin rendah seiring meningkatknya jumlah penguat NCC
dalam filamen. Fenomena ini disebabkan oleh meningkatnya daerah penumpukan penguat
dalam filamen ketika konsentrasi NCC meningkat dalam filamen. Pada Gambar 5.5.,
dikarenakan varian konsentrasi yang rendah, tidak mudah untuk melihat perbedann secara
kasat mata. Namun terdapat tingkat kekasaran yang lebih tinggi pada filament dengan
konsentrasi NCC lebih. Daerah filamen yang lebih kasar dari yang lain merupakan daerah
yang lebih lemah dari segi kekuatan tarik akibat penumpukan NCC berlebihan ketimbang
daerah lain yang memiliki penyebaran NCC lebih seragam. Penelitian yang dilakukan oleh
Cataldi dkk (2018) juga menunjukkan hasil yang mirip, dimana filamen PVOH/NCC mulai
mengalami penumpukan penguat pada konsentrasi NCC sebesar 20 wt% yang mengakibatkan
penurunan kekuatan tarik filamen tersebut.

5.3. Analisis FT-IR


FT-IR digunakan untuk mengetahui ikatan kimia atau gugus fungsi yang ada. Struktur
kimia dari filamen komposit PLA/NCC diamati dengan menggunakan FT-IR. Pada Gambar
5.6 terdapat spektrum FT-IR dari filamen komposit untuk filamen PLA murni dan filamen
PLA/NCC dengan jumlah NCC 1%. Pada sampel PLA-0 terdapat puncak gelombang yang
didapati pada panjang gelombang 3504.33 dan 3448.30 cm-1, sementara pada sampel PLA-1
puncak gelombang terjadi pada 3422.04, 2971.73, 1381.31 dan 1129.53 cm -1. Puncak
gelombang pada sampel PLA-0 menunjukkan terdapat gugus hidroksil (-OH) yang
menunjukkan identitas dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan PLA. Sementara pada sampel
PLA-1 puncak gelombang pada 3422.04 cm-1 menunjukkan terdapat gugus hidroksil (-OH)
yang menunjukkan identitas dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan PLA. Puncak gelombang
pada 2971.73 cm-1 menunjukkan teradapat gugus alkana (-CH) yang menujukkan identitas
dari lignin dan PLA. Puncak gelombang pada 1129.53 cm-1 menunjukkan gugus C-O yang
terdapat pada lignin. Gugus C-O ini berasal dari adanya NCC dalam sampel PLA-1, dan ini
tidak didapati pada PLA-0 karena PLA-0 tidak mengandung NCC. Muncul puncak baru pada
bilangan gelombang 951 cm-1 pada filamen nanokomposit di mana puncak 951 cm-1 adalah
ciri dari pectin yang terkandung di dalam NCC. Ini mengindikasikan adanya NCC di dalam
filamen nanokomposit PLA-1. Tabel 5.2. menunjukkan rangkuman dari pengujian FT-IR.

45
Gambar 5.6. Spektrum FT-IR sampel PLA-0 dan PLA-1

Tabel 5.3. Analisis pengujian FT-IR filamen komposit PLA/NCC

Bilangan Gelombang (cm-1) Ikatan Kimia Identitas

3504.3, 3448.30, dan 3422.04 Gugus Hidroksil (-OH) Selulosa, hemiselulosa,


lignin, dan PLA

2971.73 Gugus Alkana (-CH) Lignin, PLA


1129.53 Gugus C-O Stretching Lignin

46
5.4. Analisis Hasil Uji Serap Air

Pada pengujian serap air pada filamen komposit PLA/NCC didapati bahwa tidak
terjadi perubahan massa pada semua sampel kecuali pada sampel-sampel PLA-0.5. Data-data
massa dari sampel-sampel diolah dengan persamaan 3.10 lalu hasil dari pengolahan data-data
massa ditampilkan dalam Gambar 5.7. Pada Gambar 5.7 terlihat bahwa sifat filamen PLA
murni sendiri merupakan hydrophobic, yaitu tidak menyerap air. Penambahan NCC pada
filamen tidak merubah sifat hydrophobic PLA. Kasus khusus terjadi pada sampel PLA-0.5
dimana pada menit 180, sampel menyerap air sebanyak 3,12%. Ini dikarenakan sifat
hydrophobic PLA tidaklah 100%, sehingga air masih bisa dapat terserap. Namun dilihat dari
hasil penyerapan air dari sampel-sampel lainnya, menunjukkan bahwa NCC secara umum
tidak memengaruhi sifat serap air dari PLA

3,5

2,5
Penyerapan Air (%)

PLA-K
2
PLA-0
1,5
PLA-
1 0.5
PLA-
0,5 0.75

0
30 60 90 120 150 180

Lama Perendaman (menit)

Gambar 5.7. Penyerapan air filamen komposit PLA/NCC

47

Anda mungkin juga menyukai