Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS INDONESIA

PRAKTIKUM METALURGI PROSES


LAPORAN AKHIR

MODUL PASIR CETAK

ANDY KURNIA W
1606838956
KELOMPOK 2

LABORATORIUM METALURGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK

DEPOK
MARET 2019
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui sifat-sifat pasir cetak dan hubungannya antara sifat-sifat pasir cetak dengan
proses penuangan yang meliputi:
a. Distribusi besar butir pasir
b. Kadar air atau kadar aditif dalam pasir cetak
c. Hubungan antara permeabilitas, kekuatan geser, dan kekuatan tekan terhadap kadar air
serta bahan aditif dalam pasir cetak
d. Mampu bentuk(flowability)dari pasir cetak
e. Perbedaan karakteristik antara pasir basah(green sand), pasir kering(dry sand) dan
pasir kering tanpa dengan pemanasan (holding sand)

B. DATA PERCOBAAN
Tabel 1. Persentase komposisi pasir
Komposisi Persentase (%) Berat (gram)
Air 5 60
Bentonit 5 60
Aditif 5 60 (50)
Silika 56,5 678
RCS 28,5 342
Total 1200

Tabel 2. Data percobaan pengujian tekan dan geser


Jenis pasir Kekuatan Geser (Mpa) Kekuatan Tekan (Mpa)
Green sands 0,08 1,45
Dry sands 8 25,5
Hold sands 0,2 2,7

Tabel 3. Data pembanding sampel hoding sand


Kelompok Kekuatan Geser (Mpa) Kekuatan Tekan (Mpa)
1 0,15 2,2
4 0,1 2,4
8 0,05 1,6
12 0,75 4,2
14 0,08 1,23
15 0,07 2,5
A1 0,12 3,15
A2 0,18 2,79

Tabel 4. Data pembanding sampel dry sand


Kelompok Kekuatan Geser (Mpa) Kekuatan Tekan (Mpa)
1 4,5 19,5
4 5 25,5
8 2 12
12 7,5 27,5
14 1 15
15 12,25 25,5
A1 10,75 25
A2 4,75 18

Tabel 5. Data pembanding sampel green sand


Kelompok Kekuatan Geser (Mpa) Kekuatan Tekan (Mpa)
1 0,15 1,35
4 0,5 2,1
8 0,05 0,15
12 0,05 0,75
14 0,4 0,5
15 0,1 1,4
A1 0,05 1,85
A2 0,1 1,30

C. GRAFIK PERCOBAAN
 Grafik distribusi pasir

Grafik Distribusi Pasir


350 308
300
250
Wn (gram)

200
150
100 60 67
18 34
50 0 1 15
0
16 20 30 40 80 120 200 Dasar
No. Sieve

Grafik Kumulatif Pasir


600 503
488
500 454
387
Wn (gram)

400
300
200
79
100 19
0 1
0
16 20 30 40 80 120 200 Dasar
No. Sieve
 Grafik pengaruh kadar air terhadap kekuatan geser

Grafik Pengaruh Kadar Air Terhadap Kekuatan


Geser
10
Kekuatan Tekan Mpa 8 7.5
8
6 5

4
2 0.5 0.1 0.4 0.75 1
0.4 0.08
0.050.2
0
Kel 4 (4%) Kel 2 (5%) Kel 12 (5%) Kel 14 (6%)
Kadar air %

Green Hold Dry

 Grafik pengaruh kadar bentonit terhadap kekuatan geser

Grafik Pengaruh Kadar Bentonit Terhadap


Kekuatan Geser
14 12.25
12 10.75
kekuatan geser Mpa

10 8 7.5
8
Green
6
Hold
4
2 Dry
0.05 0.12 0.08 0.05 0.75 0.1
0.07
0.2
0
A1 (4%) Kel 2 (5%) Kel 12 (5%) Kel 15 (6%)
Kadar bentonit %

 Grafik pengaruh kadar aditif terhadap kekuatan geser

Grafik Pengaruh Kadar Aditif Terhadap Kekuatan


Geser
9 8
8
Kekuatan geser Mpa

7
6 4.75
4.5
5
Green
4
3 2 Hold
2 Dry
1 0.15 0.18 0.2 0.05
0.05 0.1 0.08 0.05
0
Kel 1 (4%) A2 (5%) Kel 2 (5%) Kel 8 (6%)
Kadar aditif %
 Grafik pengaruh kadar air terhadap kekuatan tekan

Grafik Pengaruh Kadar Air Terhadap Kekuatan


Tekan
30 27.5
25.5 25.5

Kekuatan tekan Mpa


25
20
15
15 Green
10 Hold
4.2
2.4 2.7
1.45 1.23
5 2.1 Dry
0.5 0.5
0
Kel 4 (4%) Kel 2 (5%) Kel 12 (5%) Kel 14 (6%)
Kadar air %

 Grafik pengaruh kadar bentonit terhadap kekuatan tekan

Grafik Pengaruh Kadar Bentonit Terhadap


Kekuatan Tekan
30 27.5
25 25.5 25.5
Kekuatan tekan Mpa

25
20
15 Green
10 4.2 Hold
3.15 2.7 2.5
5 1.85 1.45 0.5 1.4 Dry
0
A1 (4%) Kel 2 (5%) Kel 12 (5%) Kel 15 (6%)
Kadar bentonit %

 Grafik pengaruh kadar aditif terhadap kekuatan tekan

GRAFIK PENGARUH KADAR ADITIF


TERHADAP KEKUATAN TEKAN
Green Hold Dry

30 25.5
KEKUATAN TEKAN MPA

19.5 18
20
12
10 2.79 2.7
2.2 1.3 1.45 1.6
0.15
1.3
0
KEL 1 (4%) A2 (5%) KEL 2 (5%) KEL 8 (6%)
KADAR ADITIF %
 Grafik pengaruh perubahan aditif

Pengaruh Perubahan Aditif


Kekuatan Tekan (Mpa) Terhadap Kekuatan Tekan

41.5
25.5
1.45 5.02 2.7 4.60

GREEN HOLD DRY

Molases Tepung Jagung

Pengaruh Perubahan Aditif Terhadap


Kekuatan Geser
25
KEKUATAN GESER (MPA)

19.25
20
15
10 8

5 2.80
0.08 0.66 0.2
0
Green Hold Dry

Molases Tepung Jagung

D. ANALISIS
- Analisis distribusi pasir
Jenis pasir yang digunakan pada percobaan ini merupakan pasir silica. Pasir
silica umumnya memiliki ukuran butir beragam. Berdasarkan teori distribusi pasir
mendekat ideal jika 2/3 total jumlah pasir digunakan pada tig anomor ayakan yang
berurutan. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan mesin pengguncang (sieving
machine) dengan nomor sieve yang digunakan dari ukuran 16 hingga 200. Nomor sieve
terkecil diletakkan di bagian paling atas, sehingga pasir tersaring dengan baik.
Distribusi pasir memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas coran
karena jika semakin halus pasir yang digunakan maka akan memperhalus permukaan
produk coran, namun akan menyebabkan gas akan sulit untuk keluar dari cetakan pasir.
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan pasir sebanyak 503 gram dan waktu
pengayakan 15 menit.
Grain fine number merupakan suatu nilai kehalusan butir pasir, yang dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
∑(𝑊𝑛 𝑥 𝑆𝑛) 26936
𝐺𝐹𝑁 = = = 𝟓𝟑, 𝟓𝟓
∑𝑊𝑛 503

Dengan mengetahui grain fine number dari pasir yang digunakan, maka dapat
diketahui penggunaan pasir untuk suatu produk tertentu, yang ditunjukkan oleh Tabel
7. Berdasarkan grain fine number yang diperoleh kelompok praktikan, pasir yang
digunakan sesuai digunakan untuk pengecoran baja.
Tabel 6. Grain fine number dan aplikasinya
Jenis Logam Nilai GFN
Steel casting 45 – 55
Cast iron casting 55 – 70
Non-ferrous casting 65 – 90

Untuk menentukan pasir yang diuji ideal atau tidak, maka diambil tiga nomor
sieve yang berdekatan yang menghasilkan akumulasi massa pasir yang paling banyak.
Jumlah pasir pada tiga nomor sieve yang berurutan (40, 80, dan 120) sebanyak 435
gram. Jumlah pasir dengan tiga nomor sieve yang berurutan pada percobaan ini telah
memenuhi syarat dua per tiga dari jumlah pasir yang digunakan, sehingga pasir yang
digunakan dapat dikatakan telah memenuhi distribusi yang mendekati ideal.

- Analisis pengaruh kadar air terhadap terhadap kekuatan geser


Kadar air akan memengaruhi mempengaruhi sifat plastisitas bentonite, juga
permeabilitas dan densitas cetakan pasir. Hasil dari percobaan ini menghasilkan bahwa
semakin tinggi kadar air yang digunakan akan meningkatkan kekuatan geser dari
cetakan pasir yang terlihat pada grafik, namun akan turun apabila telah melewati kadar
optimum yang digunakan. Dapat dilihat bahwa dengan kadar air 6% kekuatan geser
cetakan pasir yang digunakan menurun. Hasil yang didapatkan telah sesuai dengan
literatur, dimana penambahan kadar air yang berlebih akan menyebabkan air akan
mengisi rongga – rongga pada pasir, sehingga menurunkan permeabilitas dan kekuatan
dari cetakan pasir.

- Analisis pengaruh kadar bentonit terhadap kekuatan geser


Bentonit bertujuan untuk meningkatkan pplastisitas cetakan bila bertemu air
karea terjadinya penggelembungan. Percobaan ini dilakukan dengan menambahkan
kadar bentonit sebesar 4% pada A1, 5% pada kelompok 12, 5% pada kelompok
praktikan, dan 6% pada kelompok 15. Hasil dari percobaan ini menghasilkan bahwa
kadar optimum bentonit pada green sand yaitu sebesar 6%, pada holding sand yaitu
sebesar 5%, dan pada dry sand yaitu sebesar 6%. Grafik pengaruh kadar bentonit
terhadap kekuatan geser menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar bentonit maka
semakin tinggi kekuatan geser pasir untuk green sand. Pada percobaan dry sand, terjadi
penurunan kekuatan geser seiring dengan peningkatan kadar bentonit, hal ini
disebabkan oleh komposisi pasir yang berbeda pada kelompok 2, dimana komposis
silika yang digunakan yaitu 56,5% sedangkan kelompok lainnya 55,5%. Perbedaan
komposisi silika tentunya akan menyebabkan perbedaan kekuatan geser dari cetakan
pasir yang dihasilkan. Peningkatan kembali kekuatan geser pada kelompok 15 dengan
kadar 6% terjadi akibat penambahan kadar bentonit namun dengan kadar air yang
sesuai, sehingga didapatkan kekuatan geser yang maksimum. Hasil percobaan yang
didapatkan praktikan sesuai dengan literatur, dimana kekuatan geser akan meningkat
seiring dengan peningkatan kadar bentonit, namun dipengaruhi juga oleh kadar air dan
kadar silika yang optimum pada pasir.

- Analisis pengaruh kadar aditif terhadap kekuatan geser


Percobaan ini dilakukan dengan menambahkan kadar molases sebesar 4% pada
kelompok 1, 5% pada A2, 5% pada kelompok 2, dan 6% pada kelompok 8. Hasil dari
percobaan ini yaitu pada green sand, holding sand, maupun dry sand memiliki kekuatan
geser tertinggi dengan kadar 5%, namun pada kadar aditif 6% terjadi penurunan
kekuatan geser yang menandakan bahwa kadar 6% telah melewati batas optimum yang
dapat mengurangi sifat dan fungsi dari sebuah cetakan pasir. Hasil yang didapatkan
sesuai dengan literatur, dimana aditif ditambahkan dengan kadar tertentu untuk
mendapatkan hasil atau fungsi yang maksimal.

- Analisis pengaruh kadar air terhadap kekuatan tekan


Pada percobaan yang dilakukan terhadap tiga jenis pasir, pasir basah atau green
sand memiliki kekuatan tekan tertinggi pada kadar air 4%, sedangkan dry sand dan
holding sand memilki kekuatan tekan tertinggi pada 5%. Hal ini sesuai literatur karena
pada green sand memiliki sifat pasir yang masih mengandung air, sehingga kekuatan
tertinggi pada kadar 4%. Namun ketika menambahkan sampai 6% akan terjadi
penurunan karena tidak optimum yang menyebabkan air mengisi rongga – rongga pada
pasir, sehingga menurunkan permeabilitas dan kekuatan dari cetakan pasir. Kadar air
yang sedikit akan berimplikasi pada buruknya kemampuan bentonit untuk mengikat
butir pasir, namun ketika kadar air yang ditambahkan berlebih, maka ruang antar pasir
akan diisi oleh air akan menurunkan kekuatan dan densitas cetakan pasir. Untuk dry
sand tidak sesuai dengan literatur karena pada grafik dibawah ini. Seharusnya dry sand
memiliki nilai kekuatan tekan bertambah seiring penambahan air. Hal ini tidak sesuai
dengan hasil percobaan yang dapat disebabkan karena penambahan zat aditif dan
bentonit yang menaikkan kekuatan tekan optimum.
- Analisis pengaruh kadar bentonit terhadap kekuatan tekan
Pada percobaan ini, dry sand dan holding sand memiliki kekuatan tekan yang
maksimal ketika diberikan kadar bentonit sebesar 5%. Sedangkan green sand memiliki
kekuatan tekan maksimum ketika diberikan kadar bentonit sebesar 4%. Penambahan
bentonit pada campuran pasir cukup dipengaruhi oleh kadar air dari pasir, apabila kadar
air yang ditambahkan berlebih, maka ruangan antar butir pasir akan terisi oleh bentonit
yang berlebihan kadar airnya. Bentonit dengan tambahan kadar air yang sesuai akan
menghasilkan plastisitas yang baik, sehingga mampu mengikat antar butir yang satu
dengan yang lain. Kandungan pasir silika pada kelompok 2 yang lebih banyak akan
memiliki kekuatan tekan yang berbeda, meskipun kadar bentonit yang digunakan sama.
Hasil yang didapatkan sesuai dengan literatur, yang memberitahu bahwa dengan kadar
bentonit yang sama, kandungan silika yang lebih banyak akan memiliki kekuatan yang
lebih rendah, karena bentonit akan tidak mengikat butir pasir lebih banyak
dibandingkan dengan kandungan silika yang lebih sedikit. Begitu halnya dengan air,
ketika air yang digunakan lebih sedikit, maka tidak mampu untuk memengaruhi sifat
plastisitas bentonit agar mampu mengikat butir pasir dengan baik.

- Analisis pengaruh kadar aditif terhadap kekuatan tekan


Pada percobaan ini, diperoleh data kekuatan tekan meningkat dengan
peningkatan kadar aditif maksimal saat 5%. Ketika kadar aditif 6%, green sand, holding
sand, dan dry sand mengalami penurunan kekuatan tekan karena telah melewati batas
optimum yang dapat mengurangi sifat dan fungsi dari sebuah cetakan pasir. Hal ini
sesuai literatur karena aditif ditambahkan dengan kadar tertentu untuk mendapatkan
hasil atau fungsi yang maksimal. Dapat dilihat dari grafik, bahwa kelompok 8 memiliki
nilai kekuatan tekan yang sangat rendah pada dikarenakan komposisi silika yang lebih
sedikit, yaitu 54,5% sedangkan sisanya memiliki komposisi silika 56,5%. Komposisi
ini tentunya akan membuat kekuatan tekan yang berbeda satu sama lain.

- Analisis pengaruh perubahan aditif


Pada praktikum pasir cetak, aditif yang digunakan merupakan molases (gula
cair), dan data tepung jagung sebagai aditif yang telah disediakan kepada praktikan.
Tepung jagung yang digunakan memiliki kadar air, bentonit, dan aditif berturut – turut
adalah 5%, 5%, dan 5%. Kedua zat ini memiliki fungsi untuk meningkatkan
collapsibility dari suatu cetakan pasir. Pada percobaannya, penggunaan molases dan
tepung jagung sebagai aditif memiliki perbedaan fungsi. Pada segala jenis pasir (dry
sand, green sand, dan holding sand), penggunaan tepung jagung sebagai aditif
menghasilkan kekuatan tekan dan geser yang lebih baik dibandingkan penggunaan
molases sebagai aditif. Hal tersebut sesuai dengan literatur bahwa tepung jagung
memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan molases sehingga akan
berpengaruh pada sifat collapsibilitynya juga.

E. TUGAS TAMBAHAN
1. Bagaimana cara agar bisa menggunakan pasir cetak diatas temperatur leleh logam?
Jawab :
Memiliki sifat tahan terhadap temperatur logam cair selama penuangan. Sehingga
jenis pasir dan dilakukan penambahan bahan pengikat harus yang tahan api atau
panas seperti zircon, sehingga dinding dalam cetakan tidak rontok selama
penuangan logam cair.
2. Mengapa pasir pantai tidak boleh menjadi bahan pada pasir cetak?
Jawab
Karena pasir pantai mengandung banyak hewan-hewan kecil dan organisme lain
yang berada di dalamnya sehingga akan lama untuk memisahkan antara pasir
dengan benda lain selain pasir tersebut sehingga akan lama dalam pengayakan
sehingga penggunaan pasir pantai tidak efektif. Selain itu, daya ikat pasir pantai
tidak memadai untuk dijadikan pasir cetak, sehingga akan sangat mudah untuk
ambruk
3. Perbedaan gravity casting dan sand casting?
Jawab
Gravity casting adalah pengecoran dimana logam cair yang dituangkan ke dalam
saluran masuk menggunakan gravitasi. Karena adanya tekanan gravitasi, cairan
logam mengisi ke seluruh ruang dalam rongga cetakan. Berbeda dengan sand
casting yang dilakukan dengan penuangan biasa pada logam cairnya.
4. Mengapa coating di crucible hanya ditaruh didalam saja?
Jawab
Karena meningkatkan ketahan logam cair saat terkena efek panas crucible atau
tingginya temperatur crucible. Sehingga coating ini hanya berpengaruh pada logam
cairnya bukan kepada hasil akhir produk castingnya.
5. Apa saja perlengkapan proses squeeze casting?
Jawab
Punch, ejector pin (direct), die, cavity, pouring hole, injection chamber plunger dan
gating system (indirect).

F. KESIMPULAN
- Distribusi pasir tidak memenuhi ketentuan ideal karena kurang dar 2/3 bagian dari 3
sieve yang berurutan
- Nilai GFN dari hasil percobaan distribusi pasir adalah 53,55 yang menunjukkan bahwa
pasir cetak percobaan memiliki ukuran butir kasar dan cocok untuk pengecoran baja
- Kombinasi dari kadar air dan bentonite akan mempengaruhi kekuatan tekan, kekuatan
geser, flowabilitas, dan permeabilitas sehingga perlu kombinasi dengan komposisi yang
tepat untuk mendapatkan hasil yang optimum
- Kekuatan tekan dan geser dry sand secara umum lebih tinggi dari pada green sand dan
holding sand karena pada dry sand terjadi efek sintering yang menyebabkan butir-butir
pasir terikat semakin kuat satu sama lain.

G. LITERATUR
- Bambang, Suharno. 2019. Diktat Kuliah Pengecoran Logam 2019. Departemen
Metalurgi dan Material FTUI: Depok.
- Departemen Metalurgi dan Material. Modul Praktikum Pasir Cetak. Depok :
Departemen Metalurgi dan Material. 2019.
- Surdia, Tata; Kenji Chijiwa. 2006. Teknik Pengecoran Logam. PT Pradnya Paramitha
: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai