Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SEJARAH

“Proklamasi Berkumandang Dan Dukungan Dari Berbagai Lapisan”

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2

 Anisa Arianti
 Dian Holina
 Imelda Tinambunan
 Khanaya Ananta Feris
 M. Fauzi isnanto
 Nefia Novandra
 Rahma Wulandari
 Saumaya Fadila

Kelas: XI MIPA 5

Guru Pembimbing: Lasmi Purnama Sari, S. Pd

SMA NEGERI 2 TUALANG


2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan.sayaucapkan terima kasih kepada
guru pembimbing yang telah membersamai saya dalam proses pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat bertujuan untuk melengkapi tugas SEJARAH agar lebih mengenal
tentang proklamasi berkumandang dan dukungan dari berbagai lapisan. Harapan saya
makalah ini dapat memberikan informasi yang aktual dan dapat dijadikan sebagai sarana
media pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun penulis. Jika ada salah kata saya memohon maaf. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Tualang, 07 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
2.1 Proklamasi Berkumandang.................................................................................... 3
2.2 Fakta Unik Peristiwa Proklamasi.......................................................................... 7
2.3 Dukungan Dari Berbagai Lapisan......................................................................... 8
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan............................................................................................................ 14
3.2 Saran...................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemerdekaan Republik Indonesia tidak lepas dari usaha dan perjuangan para
tokoh. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan pada Jumat 17 Agustus 1945 yang
dibacakan langsung oleh Proklamator Indonesia atau Presiden Pertama Indonesia yaitu Ir
Soekarno didampingi oleh Drs Moh Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56,
Jakarta Pusat. Tanggal tersebut merupakan titik balik dari sejarah kemerdekaan Indonesia
yang cukup panjang. Sebelumnya penduduk Indonesia dijajah selama bertahun tahun baik
oleh Belanda ataupun Jepang. Latar belakang pembacaan Teks Proklamasi dimulai atas
menyerahnya Jepang terhadap Sekutu. Sebelumnya di tahun 1944 Jepang mengumumkan
Hindia Timur yakni Indonesia, diperbolehkan merdeka di kemudian hari. Pengumuman
tersebut dilakukan karena tentara Jepang semakin terdesak. Bahkan Kepulauan Saipan juga
berhasil direbut dari Jepang.
Sultan Syahrir yang termasuk dalam golongan muda merupakan tokoh pertama
yang mendesak Soekarno-Hatta untuk segera melakukan Proklamasi . Selanjutnya rapat
resmi dilangsungkan di Pegangsaan Timur Jakarta pada 15 Agustus 1945. Yang dihadiri
oleh Djohar Nur, Subianto, Armansyah, Chairul Saleh, Kusnandar, Wikana, Margono, dan
Subadio. Proklamasi Kemerdekaan pun di selenggarakan di jalan pegangsaan timur no 56,
Jakarta pusat.
Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia cepat tersebar ke berbagai daerah di
indonesia, Rakyat pun antusias memperingati Kemerdekaan Indonesia. Dalam kesempatan
kali ini penulis akan membahas tentang Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan
Peristiwa peristiwa penting yang terjadi setelah proklamasi kemerdekaan terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana proses proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia berlangsung ?
2. Mengapa proklamasi tidak jadi di laksanakan di lapangan Ikada ?
3. Bagaimana proklamasi kemerdekaan bisa disebarluaskan sampai ke daerah
terpencil di Indonesia ?
4. Mengapa rapat raksasa diadakan setelah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia?

1
5. Bagaimana Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII bergabung ke
Republik Indonesia ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
berlangsung
2. Untuk mengetahui kenapa proklamasi tidak jadi di laksanakan di lapangan kaeda
3. Untuk mengetahui cara proklamasi kemerdekaan bisa disebar luaskan sampai ke
daerah terpencil di Indonesia
4. Untuk mengetahui kenapa rapat raksasa diadakan setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia
5. Untuk mengetahui cara Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII
bergabung ke Republik Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari makalah ini bagi pembaca dan bagi penulis sebagai berikut :
1. Memberikan informasi mengenai peristiwa Proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia
2. Memberikan informasi mengenai tokoh tokoh yang berperan penting dalam
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
3. Memberikan informasi mengenai peristiwa peristiwa yang terjadi setelah
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proklamasi Berkumandang


Pada pukul 5 pagi tanggal 17 agustus 1945, para pemimpin dan pemuda keluar dari
rumah Laksamana Maeda dengan diliputi kebanggaan. Mereka telah sepakat untuk
memproklamasikan kemerdekaan di rumah Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur No 56
pada pukul 10 pagi. Sementara itu ,malam hari nya pemuda melakukan kegiatan kegiatan
untuk penyelenggaraan pembacaan naskah proklamasi. masing masing kelompok pemuda
mengirim kurir untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa saat proklamasi telah
tiba. Semua alat komunikasi digunakan untuk penyambutan proklamasi,pamflet,pengeras
suara dan lain lain di kerahkan ke segenap penjuru kota.
Pada malam itu juga barisan pemuda berbondong bondong menuju lapangan ikada.
Para pemuda datang ke tempat itu, karena informasi yang disampaikan dari mulut ke mulut
mengatakan bahwa proklamasi akan dilaksanakan di lapangan ikada. Ternyata jepang telah
mencium kegiatan pemuda pada malam itu, sehingga mereka berusaha menghalang
halanginya. Karena hal itu proklamasi tidak diselenggarakan di lapangan ikada, tetapi
dilaksanakan di pegangsaan timur no 56. Pada pagi hari itu, rumah Sukarno dipadati oleh
sejumlah massa. Untuk menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi
meminta Latif hedraningrat beserta beberapa anak buahnya untuk berjaga jaga di sekitar
rumah Sukarno.

(Gambar 1. Dr Muwardi dan Latif Hedraningrat)

Sementara itu, walikota Jakarta, Suwiryo memerintahkan kepada Wilopo. Untuk


mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon. Sedangkan sudiro
memerintahkan kepada S. Suhud untuk menyiapkan bendera dan sekaligus mencari tiang

3
bendera. S. Suhud mendapatkan bendera merah putih dari Ibu Fatmawati. Bendera dijahit
Ibu Fatmawati sendiri dengan ukuran yang sangat besar (Tidak Standar).

(Gambar 2. Suwiryo, Wilopo, Soediro, S Suhud)

Bendera merah putih yang dijahit Fatmawati dikenal dengan bendera pusaka. Sejak
tahun 1969 tidak lagi dikibarkan dan diganti dengan bendera duplikat. Sementara tiang
bendera menggunakan sebatang bambu ( Semacam bekas jemuran pakaian).

(Gambar 3. Bendera Duplikat Dan Bendera Pusaka)

Sejak pagi hari itu, sudah banyak orang yang berdatangan di rumah Sukarno di
Jalan Pegangsaan Timur No 56. Tokoh tokoh yang sudah hadir antara lain Mr. A. A.
Maramis, dr. Buntaran Martoatmojo, Mr. Laturharhary, Abikusno Cokrosuyoso, Otto
iskandardinata, Ki Hajar Dewantoro, Sam Ratualangie, Sartono, Sayuti Melik, Pandu
Kartawiguna, M Tabrani, dr. Muwardi, Ny. Sk. Trimurti, dan AG. Pringgodigdo.

(Gambar 4. Mr. A. A. Maramis, dr. Buntaran Martoatmojo, Mr. Laturharhary)

4
(Gambar 5. Abikusno Cokrosuyoso, Otto iskandardinata, Ki Hajar Dewantoro)

(Gambar 6. Sam Ratualangie, Sartono, Sayuti Melik)

(Gambar 7. Pandu Kartawiguna, M Tabrani, dr. Muwardi)

(Gambar 8. Ny. Sk. Trimurti, dan AG. Pringgodigdo)

5
Acara yang dilaksanakan pada upacara bersejarah itu adalah
1. Pertama,pembacaan teks proklamasi
2. Kedua,pengibaran bendera merah putih
3. Ketiga,sambutan walikota Suwiryo dan dr. Muwardi dari keamanan.

Hari jumat legi, tepat pada pukul 10.00 WIB, Sukarno dan Moh Hatta keluar ke
serambi depan, diikuti oleh Ibu Fatmawati. Sukarno dan Moh Hatta maju beberapa
langkah. Sukarno mendekati mikrofon untuk membacakan teks proklamasi.

(Gambar 9. Pembacaan Teks Proklamasi oleh IR. Soekarno )

Acara berikutnya adalah pengibaran bendera merah putih yang dilakukan oleh
Latief Hedradiningrat dan S. Suhud bersamaan dengan naiknya bendera Merah Putih, para
hadirin secara spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya tanpa ada yang memimpin.

(Gambar 10. Pengibaran Bendera Merah Putih)

Setelah itu, Suwiryo memberikan sambutan dan kemudia disusul sambutan dr.
Muwardi. Sekitar pukul 11.00 WIB, upacara telah selesai. Kemudian dr. Muwardi

6
menunjuk beberapa anggota Barisan Pelopor yang di pimpin S. Brata untuk menjaga
keselamatan Sukarno dan Moh Hatta.

(Gambar 11. Anggota Barisan Pelopor)

2.2 Fakta Unik Peristiwa Proklamasi


1. Sayuti melik sempat membuang naskah asli yang merupakan konsep awal. Namun
insting wartawan seorang BM Diah, tergerak. Diah memungutnya lalu
mengamankan dalam sakunya. Berkat kejelian BM Diah, hingga kini kita masih
bisa menyaksikan naskah bersejarah ini. Naskah dalan bentuk ketikan ini kemudia
di tanda tangan Sukarno-Hatta di atas sebuah piano

(Gambar 12. BM diah)

2. Karena begitu tergesa gesa para tokoh ini tidak sempat menyiapkan bendera
negara. Konon pada malam itu juga, mereka membuang bendera dari kain sprei
putih dan kain merah milik dari seorang penjual soto yang kebetulan mangkal di
sekitat rumah sukarno. Kain itu dijahil oleh ibu Fatmawati sehingga jadi bendera.
Begitu juga tiang bendera yang pertama ini terbuat dari bambu.
3. Situasi begitu kritis, ketika menjelang pembacaan, Sukarno dikabarkan menderita
Malaria. Hingga pukul 08.00 WIB pagi, Presiden pertama republik indonesia ini
masih belum bisa bangun

7
4. Suara Pembacaan Teks Proklamasi adalah Rekaman Ulang. Rekaman teks
proklamasi yang biasa kita dengar adalah hasil rekaman ulang. Disebutkan dalam
laman resmi Kemdikbud, teknologi pada saat itu belum secanggih sekarang,
sehingga belum bisa merekam video dengan suara. Perekaman suara asli Bung
Karno baru dilakukan 6 tahun setelahnya. Di studio RRI, Soekarno kembali
membacakan teks proklamasi untuk direkam
5. Bersamaan dengan BM Diah, Frans Mendur adalah salah satu fotografer yang turut
mengabadikan momen kemerdekaan Indonesia. Hasil rekaman proklamasi Frans
tanam tepat di bawah pohon yang berada di kantor Harian Asia Raja supaya tidak
ditemukan oleh Jepang.

(Gambar 13. Frans Mendur)


6. Teks Proklamasi Dikumandangkan Ketika Bulan Ramadhan.Pembacaan teks
proklamasi bertepatan dengan bulan Ramadhan. Tepatnya Jumat, 9 Ramadhan
1364 Hijriah.

2.3 Dukungan Dari Berbagai Lapisan


Berita proklamasi kemerdekaan indonesia cepat bergema ke berbagai daerah.
Rakyat di Jakarta maupun di kota kota lain menyambut dengan antusias. Karena alat
komunikasi yang terbatas, informasi ke daerah daerah tidak secepat di Jakarta. Saat
tersiarnya berita tentang proklamasi kemerdekaan, banyak rakyat indonesia yang tinggal
jauh dari jakarta tidak mempercayainya.
Pada tanggal 22 agustus, Jepang akhirnya secara resmi mengumumkan
penyerahannya kepada sekutu. Baru pada bulan Seltember 1945, Proklamasi diketahui di
wilayah wilayah yang terpencil. Keempat penguasa kerajaan yang ada di Jawa Tengah

8
menyatakan dukungan mereka kepada republik, yaitu Yogyakarta, Surakarta, Pakualaman,
dan mangkunegaraan.
Euforia revolusi segera mulai melanda negeri ini, khusus nya kaum muda yang
merespon kegairahan dan tantangan kemerdekaan. Para komandan pasukan jepang
memperbolehkan pemuda pemuda indonesia memperoleh senjata. Antara tanggal 3-11
September, para pemuda di Jakarta mengambil alih kekuasaan atas stasiun stasiun kereta
api, sistem listrik, dan stasiun pemancar radio tanpa mendapat perlawan dari pihak Jepang.

(Gambar 14. Gedung ANTARA)

Pada akhir bulan September, instalasi instalasi penting di Yogyakarta, Surakarta,


Malang dan Bandung juga sudah berada di tangan para pemuda di Indonesia. Selain itu,
juga terlihat adanya semangat revolusi di dalam kesusasteraan dan kesenian. Surat surat
kabar dan majalah republik bermunculan di berbagai daerah, terutama di Jakarta,
Yogyakarta, dan Surakarta. Aktivitas kelompok sastrawan yang bernama "Angkatan 45",
mengalami masa puncak nya pada zaman revolusi. Lukisan lukisan modern juga mulai
berkembang pesat di era revolusi.

(Gambar 15. Karya karya ANGKATAN 45)

9
Banyak pemuda bergabung dengan badan badan perjuangan. Para mantan prajurit
Peta dan Heiho membentuk kelompok kelompok yanh paling disiplin. Laskar Masyumi
dan Barisan Hizbullah, menerima banyak pejuan baru dan ikut bergabung dalam kelompok
kelompok bersenjata islam lainnya yang umumnya disebut Barisan Sabillah, yang
kebanyakan dipimpim oleh para Kiai.

(Gambar 16. Organisasi Politik)

Proklamasi kemerdekaan akan disebarluaskan melalui radio, tetapi Jepang


menentang upaya tersebut, dan malah memerintahkan agar para penyiar meralat berita
proklamasi sebagai sesuatu kekeliruan. Tampaknya para penyiar tetap tidak mau
memenuhi seruan pihak jepang. Oleh karena itu, pada tanggal 20 Agustus 1945
pemancarnya disegel dan para pegawainya dilarang masuk. Mereka kemudian membuat
pemancar baru di Menteng 31. Di samping melalui siaran radio, para wartawan juga
menyebarluaskan berita proklamasi melalui media cetak, seperti surat kabar, selebaran,
dan penerbitan penerbitan lainnya.
Pada tanggal 3 september 1945, para pemuda mengambil alih kereta api termasuk
bengkel Di Manggarai. Tanggal 5 September 1945, Gedung Radio Jakarta dapat Dikuasai.
Tanggal 11 September 1945, seluruh jawatan radio berhasil dikuasai oleh republik. Oleh
karena itu, tanggal 11 september dijadikan hari lahir Radio Republik Indonesia (RRI).

(Gambar 17. Gedung Radio Jakarta)

10
Para pemuda memprakarsai diadakannya rapat raksasa di Lapangan
Ikada(Sekarang Monas). Rapat yang digagas oleh para pemuda dan mahasiswa yang
tergabung dalam "kesatuan van aksi", untuk melakukan rapat raksasa di lapangan Ikada,
yang semula di gagas tanggal 17 September 1945, mundur menjadi 19 september 1945.
Presiden Sukarno sudah di hubungi dan bersedia menyampaikan pidato di dalam rapat
raksasa pada tanggal 19 september 1945. Sejak pagi, rakyat Jakarta sudah mulai
berdatangan dan memenuhi lapangan Ikada. Rapat itu untuk memperingati sebulan
kemerdekaan indonesia
Bermula dari ketidakpuasan rakyat terhadap sikap Jepang yang belum juga
mengakui Negara Republik Indonesia dan bahkan Jepang malah mempertahankan status
quo nya dengan mengatasnamakan sekutu. Kondisi itu mendorong rakyat Indonesia yang
baru saja merdeka untuk segera membentuk pemerintah yang baru dan mengambil
langkah-langkah yang nyata. Ketidakpuasan rakyat semakin bertambah ketika mengetahui
pendaratan pasukan sekutu di bawah pimpinan mayor Geenhalgh, di Kemayoran pada
tanggal 8 September 1945. Rakyat dari berbagai penjuru dengan tertib berdatangan ke
lapangan Ikada dengan membawa poster dan bendera merah putih. Mereka menuntut
kebulatan tekad untuk mengisi kemerdekaan Indonesia. Mereka juga bertekad untuk
menunjukkan pada dunia internasional bahwa kemerdekaan Indonesia bukan atas bantuan
Jepang, tetapi merupakan tekad seluruh rakyat Indonesia.
Melihat tekad rakyat yang menggelora dan tidak dapat dihalangi meskipun oleh
tentara Jepang sekalipun, pemerintah terdorong untuk mengadakan sidang kabinet. Setelah
itu, diputuskan Presiden Soekarno dan Moh Hatta dan para menteri untuk datang ke
lapangan Ikada. Pada kesempatan itu Soekarno menyampaikan pidatonya yang disambut
dengan gegap gempita oleh rakyat. Rapat itu berlangsung tertib dan damai.

(Gambar 18. IR. Soekarno berpidato)

11
Pada tanggal 19 Agustus 1945 itu juga Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri
Paku Alam VIII telah mengirim kawat ucapan selamat kepada Presiden Soekarno dan
wakil presiden Moh Hattam atas berdirinya negara Republik Indonesia dan atas terpilihnya
dua tokoh tersebut sebagai presiden dan wakil presiden. Ucapan selamat itu tersirat bahwa
Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII mengakui kemerdekaan RI dan siap
membantu mereka. Kemudian, pagi itu sekitar pukul 10.00 tanggal 19 Agustus 1945 Sri
Sultan Hamengkubuwono IX mengundang kelompok kelompok pemuda di Bangsai
Kepatihan.

(Gambar 19. Sultan Hamengkubuwono Datang Ke Bangsal Kepatihan)

Kemudian untuk mempertegas sikapnya, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri


Paku Alam VIII Pada Tanggal 5 September 1945 mengeluarkan amanat antara lain
sebagai berikut :
1. Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat bersifat kerajaan dan merupakan daerah
istimewa dari negara Indonesia.
2. Sri Sultan sebagai kepala daerah dan memegang kekuasaan atas Negeri
Ngayogyakarta Hadiningrat.
3. Hubungan antara Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dengan pemerintah pusat
negara RI bersifat langsung. Sultan selaku kepala daerah Istimewa bertanggung
jawab kepada Presiden.

Amanat Sri Paku Alam VIII dan amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Hanya
saja kata ' Sri Sultan Hamengkubuwono IX' diganti dengan ' Sri Paku Alam VIII' dan '
Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat' diganti dengan 'Negeri Paku Alaman'.

12
(Gambar 20. Sri Sultan Hamengkubuwono Dan Sri Paku Alam)

Sementara di Surabaya,memasuki bulan September 1945,terjadi gerakan perebutan


senjata di gudang Don Bosco. Rakyat Surabaya juga merebut markas pertahanan Jepang di
Jawa Timur, serta pangkalan Angkatan Laut di ujung sekaligus merebut pabrik-pabrik
yang tersebar di sana.
Orang-orang Inggris dan Belanda yang sebagian telah datang, langsung
berhubungan dengan Jepang. Mereka menginap di Hotel Yamato atau hotel Oranye pada
zaman Belanda. Pada tanggal 19 September 1945, seorang bernama Ploegman dibantu
kawan kawannya mengibarkan bendera merah putih biru di atas Hotel Yamato. Residen
sudirman segera memperingatkan agar Ploegman dan kawan kawannya menurunkan
benders tersebut. Peringatan itu tidak mendapat tanggapan. Hal ini telah mendorong
kemarahan para pemuda Surabaya. Para pemuda Surabaya kemudian menyerbu Hotel
Yamato. Beberapa pemuda berhasil memanjat atap hotel dan menurunkan bendera merah
putih biru, kemudia merobek warna birunya. Setelah itu, bendera tersebut dikibarkan
kembali sebagai bendera merah putih. Dengan berkibarnya bendera merah putih maka
dengan penuh semangat dan tetap menjaga kewaspadaan, para pemuda itu satu persatu
meninggalkan Hotel Yamato.

(Gambar 21. Pemuda Merobek Bendera).

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan perjuangan bersama rakyat Indonesia.
Banyak tokoh yang berperan dalam proses perjuangan tersebut. Peranan para tokoh dalam
proklamasi kemerdekaan berbeda beda. Mereka berperan sesuai dengan kemampuan dan
kesempatan yang harus dilakukan. Rakyat Indonesia di berbagai daerah mendukung
proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibuktikan dengan reaksi mereka yang sangat
heroik. Keberanian dan kerelaan berkorban ditunjukkan rakyat di berbagai daerah dalam
rangka mengambil alih kekuasaan Jepang.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat di berikan penulis yakni kita sebagai rakyat Indonesia
harus menghargai dan bisa meniru apa yang dilakukan oleh para pejuang terdahulu seperti
berjuang dan berkorban tanpa lelah agar Indonesia bisa terus bertahan untuk generasi di
masa depan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Wildan,Dadan, 25 maret 2023,Detik detik proklamasi 17 agustus 1945,setneg.go.id

Ningsih,Lestari, 15 Februari 2022,Nama Nama tokoh penting yang hadir pada acara
pembacaan teks proklamasi,amg.kompas.com

Mardatila.Ani, 26 Juli 2021, makna satus quo,merdeka.com

Wikipedia, 28 juni 2022, gambar gambar wajah tokoh tokoh penting


proklamasi,id.wikipedia.org

Abidin, 2 agustus 2022,komite van aksi,inforedaksi.com

iii

Anda mungkin juga menyukai