Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELAKSANAAN PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO INFEKSI


ATAU ICRA (INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT) PROGRAM

TIM MUTU

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS GARUT
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS GARAWANGSA
Jl. Pataruman Rt.02 Rw.02 Desa Sukaratu Kec. Suinaraja
Kabupaten Garut
e-mail : garawangsa15@gmail.com

KERANGKA JUDUL KAK/KAP


ACUAN No. Dokumen : …../KAKatKAP/PKM.GARAWANGSA/…/2023
KEGIATAN Revisi ke :
(KAK)/PROGRAM Tanggal Terbit :

A. Pendahuluan

Berdasarkan Permenkes 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi di Fasyankes serta Pedoman Teknis Penerapan PPI di FKTP dijelaskan bahwa
Penilaian dan Pengendalian Risiko Infeksi atau Infection Control Risk Assessment (ICRA)
adalah merupakan suatu sistem pengontrolan pengendalian infeksi yang terukur dengan
melihat kontinuitas dan probabilitas aplikasi pengendalian infeksi di lapangan, berbasiskan
hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. ICRA adalah proses multidisiplin yang berfokus
pada pengurangan infeksi, pendokumentasian bahwa dengan mempertimbangkan populasi
pasien, fasilitas dan program:
(1) Fokus pada pengurangan risiko dari infeksi,
(2) Tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi, pemeliharaan
fasilitas, dan
(3) Pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi, dan lingkungan perawatan, yang
memungkinkan organisasi untuk mengantisipasi dampak potensial.

Selanjutnya dijelaskan bahwa pembagian ICRA terbagi atas ICRA Program dan ICRA
Konstruksi dalam penyelengaraan pelananan. Puskesmas Garawangsa sebagai salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan bertanggungjawab dalam menerapkan standar PPI saat
memberikan pelayanan, sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Data di Puskesmas Garawangsa menujukkan bahwa risiko infeksi atau prevalensi kejadian
HAIs (….bisa mengambil data dari kegiatan surveilan PPI yang di puskesmas masing-
masing, atau data Kabupaten/Kota jika tersedia, untuk mendukung narasi yang dibuat dalam
pendahuluan ini)

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………dst.
Standar Akreditasi Puskesmas, menyaratkan dilakukan identifikasi dan kajian risiko infeksi
terkait dengan penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas, yang mencakup ICRA Program
dan ICRA Konstruksi.

B. Latar Belakang

C. Tujuan
a. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak risiko infeksi dari paparan kuman patogen
melalui petugas, pasien dan pengunjung aatau penularan melalui tindakan/prosedur medis
yang dilakukan baik melalui peralatan, tehnik pemasangan, ataupun perawatan terhadap
HAIs di Puskesmas Garawangsa.
2
b. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindak lanjuti
berdasarkan hasil penilaian skala prioritas Puskesmas Garawangsa.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

Secara umum Langkah pengkajian ICRA, sebagai berikut:


1. Identifikasi risiko yaitu melihat seberapa beratnya dampak potensial,
seberapa sering munculnya kejadian yang berisiko, identifikasi aktifitas yang
dilakukan terhadap risiko infeksi berdasarkan cara transmisinya.
2. Analisa risiko yaitu mengapa terjadi, seberapa sering terjadi, siapa yang
berkontribusi, dimana kejadiannya dan apa dampak serta biaya untuk
mencegahnya.
3. Kontrol risiko dengan melakukan strategi pengurangan atau mengeliminasi
kemungkinan risiko yang menjadi masalah.
4. Monitoring risiko dengan memastikan rencana pengurangan risiko
dilaksanakan dan dapat menjadi umpan balik perbaikan.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan

B. TAHAPAN PENILAIAN RISIKO INFEKSI UNTUK PROGRAM PELAYANAN


(ICRA PROGRAM) DI PUSKESMAS GARAWANGSA

1. Langkah pertama :
Identifikasi risiko yaitu melihat seberapa beratnya dampak potensial, seberapa
sering munculnya kejadian yang berisiko, identifikasi aktifitas yang dilakukan
terhadap risiko infeksi berdasarkan cara transmisinya, dengan catatan, sbb:
 Identifikasi di prioritaskan pelayanan yang berisiko tinggi (Jumlah
kunjungan, sarana prasarana dan SDM)
 Identifikasi risiko infeksi berdasarkan kaidah PPI, kesesuainnya dengan
KEWASPADAAN ISOLASI baik Standar maupun Transmisi.
 Jika perlu gunakan alat bantu (catatan, ceklist, dll) pengamatan saat
mengunjungi unit pelayanan untuk identifikasi masalah.
 Identifikasi semua masalah setidaknya
Contoh- - - -Silahkan Puskesmas menentukan berdasarkan catatan diatas, dibawa
ini akan diberi contoh hasil identifikasi masalah untuk Pelayanan Gigi Mulut, sbb:

1) Peralatan Kritikal, semi kritikal, non kritikal masih belum terpisahkan pada
saat pelayanan
2) Petugas menggunakan APD belum sesuai standar pelayanan
3) Tempat pencucian alat kesehatan masih di tempat wastafel cuci tangan
4) Kebersihan Lingkungan : Meja, Lampu dll, banyak debu.
5) Air kumur yang digunakan belum sesuai ketentuan

2. Langkah kedua:

Penilaian probabilitas yaitu penilaian awal dilakukan untuk menilai seberapa


sering kejadian muncul, semakin sering terjadi semakin banyak risiko infeksi,
dengan cara :

5 item masalah yang sudah di identifikasi pada pelayanan Gigi dan Mulut diatas
selanjutnya dilakukan penilaian dan pentuan skoring masing-masing,
berdasarkan matriks berikut ini :
3
 Probabilitas (matrik penilaian probabilitas)
 Dampak (matriks penilaian dampak)
 Sistem (matriks penilaian system)

Tabel Deskripsi tingkat risiko terhadap frekwensi kejadian

TINGKAT
DESKRIP FREKUENSI KEJADIAN
RISIKO
SI
Sang 0-5% extremely unlikely or virtually
1 impossible. Hampir tidak mungkin
at
terjadi (terjadi dalam lebih dari 5
rend tahun).
ah

Jarang (frekuensi 1-2 x/tahun), Jarang tapi


2 Rendah bukan tidak mungkin terjadi (terjadi dalam
2-5 tahun).
Kadang (frekuensi 3-4 x/tahun) , 31-
3 Medium 70% fairly likely to occur . Mungkin
terjadi/ bisa terjadi (dapat terjadi tiap 1-
2 tahun).
Agak sering (frekuensi 4-6 x/tahun), Sangat
4 Tinggi mungkin terjadi (terjadi setiap
bulan/beberapa kali dalam setahun).
Sang Sering (frekuensi > 6 x/tahun), hampir pasti
5 akan terjadi (terjadi dalam minggu/bulan).
at
Ting
gi

Contoh: Penilaian berdasarkan Probabilitas

IDENTIFIKASI MASALAH PADA TINGKAT


PELAYANAN GIGI MULUT RISIKO
Peralatan Kritikal, semi kritikal, non kritikal masih belum terpisahkan 5
pada saat pelayanan
Petugas menggunakan APD belum sesuai standar pelayanan 4
Tempat pencucian alat kesehatan masih di tempat wastafel cuci tangan 2

Kebersihan Lingkungan : Meja, Lampu dll, banyak debu. 3


Air kumur yang digunakan belum sesuai ketentuan 2

4
3. Penilaian dampak yaitu penilaian terhadap risiko keparahan akibat kejadian
yang muncul.

Tabel Deskrip si tingkat risiko terhadap dampak

TINGKAT
DESKRIPSI DAMPA
RISIKO K
1 Minimal Tidak ada cedera.
Klinis
Cedera ringan, misalnya lecet, dapat
2 Moderate
klinis diatasi dengan P3K.
Cedera sedang (luka robek),
berkurangnya fungsi
Lama hari motorik/sensorik/ psikologis atau
3
rawat intelekteual tidak berhubungan
panjang dengan penyakitnya dan Setiap
kasus akan memperpanjang hari
perawatan
Cedera luas/berat (cacat atau
Kehilang
lumpuh), kehilangan fungsi
4 an fungsi
motorik/sensorik/ psikologis atau
tubuh
intelektual ) tidak
sementar
berhubungan dengan penyakit
a
Kematian yang tidak berhubungan
5 Katastropik dengan
perjalanan penyakit

Contoh penilaian berdasarkan Dampak:


IDENTIFIKASI MASALAH TINGK
PADA PELAYANAN GIGI AT
MULUT RISIK
O
Peralatan Kritikal, semi kritikal, non kritikal masih belum 3
terpisahkan
pada saat pelayanan
Petugas menggunakan APD belum sesuai standar pelayanan 3
Tempat pencucian alat kesehatan masih di tempat wastafel cuci 2
tangan
Kebersihan Lingkungan : Meja, Lampu dll, banyak debu. 3
Air kumur yang digunakan belum sesuai ketentuan 2

4. Penilaian tingkat risiko terhadap sistem yang ada yaitu penilian terhadap
adanya peraturan, pelaksanaan dan ketersediaan fasilitas.

Tabel Deskripsi tingkat risiko terhadap sistem, peraturan dan pelaksanaannya


5
TINGK DESKR SISTEM, PERATURAN
AT IP DAN PELAKSANAAN
RISIKO SI
1 Soli Peraturan ada, fasilititas ada, dilaksanakan
d
Peraturan ada, fasilititas ada, tidak
2 Go
selalu dilaksanakan
od
Peraturan ada, fasilititas ada,
3 Fair
tidak dilaksanakan
Peraturan ada, fasilititas tidak ada,
4 Poo
tidak dilaksanakan
r
5 No Tidak ada peraturan
ne

Contoh penilian berdasarkan sistem, peraturan dan pelaksanaan

IDENTIFIKASI MASALAH TINGK


PADA PELAYANAN GIGI AT
MULUT RISIK
O
Peralatan Kritikal, semi kritikal, non kritikal masih belum 2
terpisahkan
pada saat pelayanan
Petugas menggunakan APD belum sesuai standar pelayanan 3
Tempat pencucian alat kesehatan masih di tempat wastafel cuci 4
tangan
Kebersihan Lingkungan : Meja, Lampu dll, banyak debu. 3
Air kumur yang digunakan belum sesuai ketentuan 2

5. Kemudian dilakukan perhitungan dengan cara:

(1) Lakukan penilaian: probabilitas, dampak , dan sistem.


(2) Lakukan perkalian: probabilitas x dampak x sistem.
(3) Tentukan nilai prioritas sesuai grading nilai tertinggi atau kasus yang paling
berdampak dan berisiko.

6
Tabel Penentuan rangking tingkat risiko

Rangking
Probabilty Dampak Sistem
N Urai

Score
o an
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Peralatan Kritikal, semi 5 3 2 3 I
kritikal, non kritikal 0 I
masih belum
terpisahkan pada saat
pelayanan
2 Petugas menggunakan 4 3 3 3 I
APD belum sesuai 6
standar pelayanan
3 Tempat pencucian alat 2 2 4 1 I
kesehatan masih di 6 V
tempat wastafel cuci
tangan
Kebersihan 3 3 2 1 I
Lingkungan : Meja, 8 I
Lampu dll, banyak I
debu
Air kumur yang 2 2 2 6 V
digunakan belum
sesuai ketentuan

Keterangan:
 No adalah no urut masalah yang ditemukan
 Uraian adalah masalah yang ada dan terjadi di lapangan berdasarkan data hasil
laporan bulanan
 Probability adalah nilai sering nya kejadian muncul atau ditemukan di lapangan
 Dampak adalah akibat yang kemungkinan akan terjadi akibat masalah yang ada
 Sistem adalah peraturan atau kebijakan yang ada, fasilitas yang ada dan
pelaksanaan di lapangan
 Score risiko adalah nilai akhir dari perkalian antara probability, dampak dan sistem
yang ada
 Rangking score adalah urutan nilai tertinggi dari score Risiko untuk dijadikan
masalah prioritas

7
6. Selanjutnya buat Plan of Action (POA) untuk meningkatkan mutu dalam
program PPI dengan menggunakan fish bone atau sistem perbaikan mutu yang
lain.

Tabel contoh matriks Plan of Action (POA) PP

KELOMPOK

PRIORITAS
NO

STRATE EVALUA PROGRE

POTENSI

TUJUAN

TUJUAN
KHUSUS
RISIKO

RISIKO
GI SI S

UMUM
JENIS

1 SKOR

Silahkan memindahkan hasil skoring berdasarkan rangking lalu lengkapi POAnya.

8
C. TAHAPAN PENILAIAN RISIKO INFEKSI UNTUK ICRA
KONSTRUKSI DI PUSKESMAS GARAWANGSA

Contoh untuk ICRA Bangunan-----bisa dibuat sendiri oleh masing-masing


Puskesmas berdasarkan tahapan seperti pada KAK atau berikut ini, :

Penilaian Risiko Infeksi Pada Fasilitas dan Bangunan (ICRA Konstruksi)

1) Langkah Penilaian Risko Infeksi Kontruksi (ICRA Konstruksi)


Penilaian risiko dalam PPI terkait perencanaan fasilitas dan kontruksi bangunan
dilakukan dengan langkah-langkah, berikut ini:

(i) Tentukan type konstruksi baru atau renovasi bangunan berdasarkan tingkat
risiko, sebagai berikut:
 Type A: kegiatan renovasi/konstruksi dengan risiko rendah misalnya
pemindahan plafon.
 Type B: kegiatan renovasi skala kecil, durasi pendek dengan risiko debu
minimal misalnya pemotongan dinding plafon dimana penyebaran debu
dapat dikontrol.
 Type C: kegiatan pembongkaran gedung dan renovasi gedung yang
menghasilkan debu yang banyak dan tinggi misalnya konstruksi
pembongkaran dan pembangunan dinding baru.
 Type D: kegiatan pembangunan proyek konstruksi dan pembongkaran
gedung dengan skala besar misalnya konstruksi baru atau pembangunan
gedung baru.
(ii) Identifikasi tingkat risiko area dan pengelompokan pasien berdasarkan
tingkat risiko, misalnya:
 Risiko rendah contoh renovasi pada area perkantoran.
 Risiko sedang contoh area rawat jalan.
 Risiko tinggi pada pelayanan pasien dengan kondisi rentan
misalnya: ruang pelayanan kesehatan gigi dan mulut, ruang
tindakan, ruang IGD, ruang perawatan pasien.
 Risiko sangat tinggi dengan area pelayanan pasien dengan
imunitas rentan misalnya di ICU dan unit luka bakar (tidak tersedia
di FKTP).

(iii) Tentukan kelas kewaspadaan dan intervensi PPI


Tabel Risiko berdasarkan type konstruksi

Kelomp TYPE Konstruksi


ok
Pasien TYPE A TYPE B TYPE C TYPE D
Berisik
9
o
Rendah I II II III/
IV
Sedang I II III IV
Tinggi I II III/ IV
IV
Sangat Tinggi II III/ III/ IV
IV IV

Keterangan: cara menentukan kelas intervensi sebagai


berikut:
a) Tarik garis lurus sesuai tingkat risiko pasien ke arah type
kontruksi yang sesuai, kolom dimana ketemu kedua garis
menunjukkan kelas intervensi.
b) Jika ketemu pada kolom kelas yang terdapat dua nilai maka
diambil yang tertinggi.
c) Lihat contoh berikut ini → terpilih sebagai kelas IV

Tabel 55. Risiko berdasarkan type konstruksi

(iv) Tentukan
Langkah-
Langkah
Intervensi PPI
berdasarkan kelas yang telah diperoleh sebelumnya, sebagai berikut :
(a) Kelas I, sebagai berikut:
 Lakukan pekerjaan dengan metode meminimalkan debu.
 Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan
selesai.
(b) Kelas II, sebagai berikut:
 Menyediakan sarana penghalang penyebaran debu ke udara (contoh:
pemasangan terpal plastik, dan lain-lain).
 Memberikan kabut air (penyemprotan) pada permukaan lingkungan
kerja untuk menghalangi dan mengendalikan debu selama proyek
konstruksi berlangsung.
 Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan
selesai.
(c) Kelas III, sebagai berikut:
 Membuat penghalang debu dengan menutup area masuknya debu
secara rapat (misalnya menggunakan lakban pada sela-sela pintu,
jendela, dan lain-lain).

10
 Menutup ventilasi udara.
 Menutup sistem pengaturan aliran udara (AC, Exhaust, kipas
angin, dan lain-lain).
 Limbah konstruksi ditempatkan dalam tempat tertutup rapat dan
segera dibuang serta dilakukan pembersihan.
 Setelah selesai pekerjaan semua debu di bersihkan dari seluruh
permukaan.
(d) Kelas IV, sebagai berikut:
 Buat pembatas area kerja dan harus dipasang sampai proyek
selesai serta dibersihkan.
 Menutup jendela pada area perawatan pasien yang dinilai rentan
untuk meminimalkan masuknya spora jamur yang dihasilkan oleh
pekerjaan bangunan di dekatnya.
 Jika penyedot debu digunakan, pastikan mereka memiliki filter
efisiensi tinggi.
 Mengisolasikan (menutup rapat) sistem pengaturan aliran udara
(AC, kipas angin, exhaust)) di area kerja untuk mencegah
kontaminasi sistem saluran udara ke dalam ruangan pasien.
 Mengangkut puing-puing dalam kantong atau tempat tertutup
rapat, atau menutupi puing-puing dengan kain basah.
 Jangan mengangkut puing-puing melalui area perawatan pasien
tetapi melalui pintu keluar yang berbeda.

F. Sasaran
a. Specific
b. Measurable
c. Aggressive but Suinable
d. Result oriented
e. Time bound
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Pelaksanaan monitoring terhadap kegiatan ICRA perlu dilakukan terutama
pada pelaksanaan dan tindak lanjutnya.
 Puskesmas dapat mengembangkan sendiri tools Monev atau ceklist
monev berdasarkan kebutuhan masing-masing.
 Periode monev
 Tim yang melakukan monev (dibawa koordinasti PPI)
 dst
I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai