Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, kehidupan manusia semakin dimudahkan dengan

adanya teknologi, namun tanpa disadari, perkembangan teknologi berbanding lurus

dengan perkembangan penyakit. Hal ini disebabkan pola hidup masyarakat yang

sering kali membawa dampak negatif pada kebiasaan hidup yang tidak sehat, seperti

mengkonsumsi makanan instant, merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol

alkohol. Hal itu memicu terbentuknya radikal bebas di dalam tubuh manusia. Radikal

bebas merupakan salah satu bentuk senyawa reaktif, yang secara umum diketahui

sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak berpasangan di kulit terluarnya

(Winarsi, 2007).

Adanya radikal bebas di dalam tubuh manusia dapat menimbulkan berbagai

penyakit degenerative (Prabowo, 2009; Salamah, dkk., 2008). Radikal bebas dapat

ditangkal atau diredam dengan pemberian antioksidan atau dengan mengkonsumsi

antioksidan (Salimi, 2005; Halliwell, 2007; Kubola & Siriamornpun, 2008; Mohsen

& Ammar, 2009). Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (elektron

donor) atau reduktan.Antioksida juga merupakan senyawa yang dapat menghambat


reaksi oksidasi dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif.

Akibatnya kerusakan sel akan dihambat (Sunardi, 2007).

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi,

dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Yang termasuk

senyawa oksigen reaktif adalah radikal bebas, senyawa ini terbentuk di dalam tubuh

dan dipicu oleh bermacam-macam faktor (Winarsi, 2007). Antioksidan dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik, Antioksidan

alami berasal dari ekstraksi bahan alami yang berpotensi menangkap radikal bebas,

sedangkan antioksigen sintetik diperoleh dari sintesis secara kimia (Isfahlan,

dkk.,2010) Antioksidan alami telah lama diketahui menguntungkan untuk digunakan

dalam bahan pangan umumnya derajat toksisitasnya rendah (Cahyadi, 2006). Namun,

adanya kekhawatiran terhadap efek samping penggunaan antioksidan sintetik

menyebabkan banyak penelitian tentang potensi antioksidan alami yang berasal dari

tanaman salah satunya berasal tanaman salah satu contohnya berasal dari tanaman

bambu (YC Tripatathi dkk. 2015).

Di Indonesia Bambu surat (Gigantochloa pseudoarundinacae) umumnya

hanya dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan dan kerangka bangunan tradisional

sebagai sumber nilai ekonomi yang masyarakat biasanya memanfaatkan dari tanaman

ini hanya batang dan tunas. Tidak hanya batangnya dan tunasnya saja yang dapat

dimanfaatkan tetapi semua bagian dari bambu mulai dari akar, batang, daun, kelopak,

dapat dimanfaatkan untuk berbagi keperluan (Berlian & Rahayu,1995). Daun bambu
memiliki potensi sebagai obat, daun bambu mengandung komponen bioaktif cukup

tinggi, antara lain mengandung flavon, lakton dan asam fenolat yang bersifat

antioksidan dan antimicrobial. (Zhang et al. 2005)

Sebuah penelitian yang telah dilakuna oleh YC Tripatathi dkk. (2015),

menyebutkan pada tanaman daun bambu berjenis (Bambusa nutans) dan bambu

kuning (Bambusa vulgaris). Studi selanjutnya menunjukkan aktivitas antioksidan

pada ekstrak daun B. nutans mencapai (320,24µ/ml).Sedangkan pada B. vulgaris

mencapai (398,23µ/ml) mengandung khasiat antioksidan.

Dari hasil penelitian sebelumnya, mendorong peneliti melakukan penelitian

untuk menganalisis kadar antioksidan dalam ekstrak daun bambu surat

(Gigantochloa pseudoarundinacae). Pengukuran kadar antioksidan dari ekstrak daun

bambu surat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis yang

merupakan metode yang cepat dan sederhana dalam menentukan kandungan

antioksidan (Chaurasiya dan Hebbar,2013).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang diatas, dapat dirumuskan masalah “Bagaimana

gambaran kadar antioksidan dalam ekstrak etanol daun bambu surat (Gigantochloa

pseudoarundinacae)?”
C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penyusunan karya tulis ini yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah “Mengetahui gambaran kadar

antioksidan dalam ekstrak daun bambu surat (Gigantochloa pseudoarundinacae)”

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kadar antioksidan pada ekstrak etanol 96% dalam daun

bambu surat (Gigantochloa pseudoarundinacae)

b. Untuk mengetahui kadar antioksidan pada ekstrak etanol 70% dalam daun

bambu surat (Gigantochloa pseudoarundinacae)

c. Untuk mengetahui kadar antioksidan pada ekstrak etanol 50% dalam daun

bambu surat (Gigantochloa pseudoarundinacae)

d. Untuk mengetahui kadar antioksidan pada ekstrak etanol 30 % dalam daun

bambu surat (Gigantochloa pseudoarundinacae)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan maanfat secara teoritis,

sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumber pemikiran tentang

kandungan kadar antioksidan dalam ekstrak daun bambu surat (Gigantochloa

pseudoarundinacae).
2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan informasi

kepada masyarakat mengenai manfaat daun bambu surat (Gigantochloa

pseudoarundinacae).

Anda mungkin juga menyukai