Anda di halaman 1dari 4

PENEMUAN KASUS BUTA KATARAK

No.Dokumen : 440/ .SOP/436.7.2.3.3/2023


No. Revisi : 02
SOP
Tanggal Terbit : 07 Januari 2019
Halaman : 1/3
UPTD PUSKESMAS dr. Lolita Riamawati, M.Kes
MANUKAN KULON NIP 196908262002122003
a. Katarak adalah proses degenerative berupa kekeruhan alami
lensa bola mata sehingga menyebabkan menurunnya
kemampuan penglihatan sampai kebutaan.
1. Pengertian b. Penemuan kasus buta katarak terjadi pada usia lebih dari 45
tahun.
c. Penemuan kasus buta katarak dilakukan di dalam dan luar
Puskesmas
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penemuan kasus
2. Tujuan buta katarak dalam rangka peningkatan mutu dan kinerja
Puskesmas Manukan Kulon
1. SP Kepala UPTD Puskesmas Manukan kulon Nomor
3. Kebijakan 440/041.SP/436.7.2.3.3.2022 Tentang Pelayanan Klinis.

Pedoman Pelayanan kesehatan Indera Penglihatan Puskesmas,


4. Referensi
Kemenkes RI, Tahun 2010
1. Penemuan Kasus Buta Katarak di Dalam Puskesmas
a. Petugas melakukan anamnesa terhadap keluhan pasien
- Apakah ada penurunan penglihatan/pandangan
buram, kabur tertutup seperti kabut / asap ?
- Apakah peka terhadap sinar/cahaya ?
- Apakah ada riwayat trauma/riwayat penyakit lainnya?
- Sudah berapa lama terjadi kekeruhan pada lensa
mata?
5. Prosedur
b. Petugas melakukan pemeriksaan dengan shadow test
dengan menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
c. Petugas merujuk ke faskes lanjutan bila hasil pemeriksaan
katarak
2. Penemuan Kasus Buta Katarak di Luar Puskesmas melalui
Skreening katarak di posyandu lansia
a. Petugas melakukan koordinasi dengan penanggung jawab
posyandu lansia terkait sasaran skreening
b. Petugas menyusun jadwal skreening
c. Petugas konsultasi jadwal dengan Kepala Puskesmas
d. Petugas menyiapkan peralatan skreening
e. Petugas datang ke posyandu lansia sesuai jadwal
f. Petgas menyampaikan maksud dan tujuan pada sasaran
g. Petugas melakukan pemeriksaan skreening katarak
h. Petugas mencatat hasil skreening pada form yang ada
i. Petugas memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
sasaran
j. Petugas merujuk ke puskesma bila hasil pemerikasaan
katarak

1. Penemuan Kasus Buta Katarak di Dalam Puskesmas

Melakukan anamnesa
terhadap keluhan pasien

Mmelakukan pemeriksaan dengan shadow test


dengan menjelaskan tujuan dan prosedur
pemeriksaan melakukan pemeriksaan visus

Merujuk ke faskes lanjutan


bila hasil pemeriksaan
katarak

2. Penemuan Kasus Buta Katarak di Luar Puskesmas melalui


6. Bagan Alir
Skreening katarak di posyandu lansia

Melakukan koordinasi dengan


penanggung jawab posyandu lansia
terkait sasaran skreening

Menyusun jadwal skreening

Konsultasi jadwal dengan Kepala Puskesmas


Datang ke posyandu lansia sesuai jadwal

Menyampaikan maksud dan tujuan pada sasaran

Melakukan pemeriksaan skreening katarak

Mencatat hasil skreening pada form yang ada

Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada sasaran

Merujuk ke puskesma bila hasil


pemerikasaan katarak

3. Hal- hal yang Melakukan rujukan bila ditemukan kasus buta katarak
perlu
diperhatikan
1. Poli Umum
2. Poli Lansia
4. Unit Terkait
3. Indera
4. Posyandu Lansia

a. Rekam Medis

9. Dokumen b. Form Informed Consent

Terkait c. Register Poli Umum


d. Register UGD
10. Rekaman Histori Perubahan

Tgl. Mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan
1. Hal hal yang
perlu
diperhatikan
2 Unit terkait

3 Dokumen
terkait
4 Pada nomer
dokumen
5 Bagan Alir sebelum : adanya subjek pada setiap point alir
Menjadi : meniadakan subjek pada setiap point
alir
6 Hal yang perlu
diperhatikan
7 Unit terkait sebelum : pada unit terkait ada kata poli
Menjadi : mengganti kata poli menjadi
pelayanan

Anda mungkin juga menyukai