Manajemen Kegawatdaruratan Berbagai Sistem - 2023
Manajemen Kegawatdaruratan Berbagai Sistem - 2023
KEGAWAT DARURATAN
BERBAGAI SISTEM
Miftafu Darussalam,M.Kep.,Sp.Kep.MB.
Novita Nirmalasari, Ns., M.Kep
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Pokok Bahasan
• Manajemen Kegawatan NON
TRAUMA : SYOK Termasuk AMI
(Kardiogenik)
• Manajemen Kegawatan Trauma :
Fraktur
NON
TRAUMA
Definisi
• Syok adalah kondisi mengancam jiwa yang diakibatkan
ketidakmampuan sistem sirkulasi menyuplai
oksigen & nutrien ke jaringan, ditandai dengan
hipoksia dan ketidakadekuatan fungsi sel yang
menyebabkan kegagalan organ dan potensial kematian.
(Kleinpell dalam Garretson, 2007).
Syok
Syok
Obstruktif Kardiogenik
Syok
Distributif
•Syok
neurogenik
•Syok
anafilaktik
Ta ap Syok (the st ages of shock)
h
• Pelepasan aldosteron:
↓output urin (<30 menit)
• ↑frekuensi jantung
• ↑kadar glukosa
1. Syok Hipovolemik
↓ curah jantung
Perembesan cairan
interstisial Pelepasan
↑ volume katekolamin
Aldosteron, ADH
↑ SVR
↑ curah jantung
Kehilangan cairan
berlanjut
↓ tekanan sistemik &
↓ curah jantung pulmonal
SVR = systemic vascular resistance
ADH = antidiuretic hormone ↓ perfusi jaringan
↓ curah jantung
↓ perfusi jaringan
iskemia
Modifikasi dari: Sole, et al Kerusakan
(2006). Introduction to Critical metabolisme sel
Care Nursing. 4th Ed. St.
Louis: Elsevier
Disfungsi miokard
3. Syok Distributif
Dilatasi
arteriol/venula
↓ Tekanan darah
↓ venous return
↓ stroke volume
↓ curah jantung
Kompresi Struktural
↓ stroke volume
↓ curah jantung
Hangat
Kulit Dingin (Dingin pd Dingin Dingin
syok berat)
CRT Lambat Lambat Lambat Lambat
Diagnosis Keperawatan pada Syok
• Perfusi jaringan perifer tidak efektif,
berhubungan dgn:
– Penurunan volume darah
– Penurunan kontraktilitas jantung
– Gangguan aliran darah sirkulasi
– Vasodilatasi yang luas
Penanganan Lanjut
•Pertahankan patensi airway
•Pertahankan oksigen sesuai kebutuhan pasien
•Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik (jika
perlu), kebanyakan tidak perlu.
•Pertahankan kateter IV. Akses vena sentral jika
memungkinkan
•Beri cairan sesuai order (kristaloid, koloid,
produk darah)
•Beri posisi syok (modified Tredelenburg)
Pemberian Posisi pada Syok
• Angkat kaki setinggi ±30 cm
• 300-500 cc darah dari kaki pindah ke
sirkulasi sentral
• Kontraindikasi pada trauma servikal
Sumber : firstaidcourses.ca
• Dapatkah tekanan
darah diprediksi
60
hanya dengan
meraba nadi?
• Jika merasakan
70
denyutan nadi pada
80
area tersebut
prediksi TD lebih
tinggi dari angka
90 tersebut
Intervensi Keperawatan (lanjutan ...)
• Monitor:
– Status kardiopulmonal : HR dan irama; RR; TD;
MAP; warna, suhu, kelembapan kulit, CRT, bunyi
paru.
– Status oksigensi: oksimetri nadi, AGD
– Status cairan: I & O; BB harian, jumlah & tipe
drainage (chest tube, nasogastrik, luka).
– Status neurologis: tingkat kesadaran
– Nilai serum serial: Ht, Hb, aPTT
• Beri dukungan psikososial
• Monitor perkembangan komplikasi
Intervensi Keperawatan (lanjutan ...)
• Syok Hipovolemik
– Hentikan kehilangan cairan
– Kembalikan volume sirkulasi
– Resusitasi cairan dengan 3:1 rule
(3 mL kritaloid untuk tiap 1 mL estimasi kehilangan darah)
Penanganan Spesifik (lanjutan ...)
• Syok Kardiogenik
– Perlu dinilai masalah utamanya: volume, pompa atau irama?
– Masalah volume : Beri cairan dan nilai kecukupan cairan
– Masalah pompa:
• Bila TDS > 100 mmHg vasodilator (nitrogliserin)
• Bila TDS 70-100 mmHg tanpa disertai gejala/tanda syok
inotropik (dobutamine)
• Bila TDS 70-100 mmHg disertai gejala/tanda syok vasopressor
(dopamine)
• Bila TDS < 70 mmHg disertai gejala/tanda syok vasopressor
kuat (norepinefrin)
– Masalah irama: disesuaikan takiaritmia atau bradiaritmia?
– Tatalaksana lanjutan setelah diatasi (pompa balon intra-aorta,
angiografi, intervensi kardiovaskuler perkutan, bedah).
Obat yang digunakan pada pasien syok kardiogenik
Obat Kelas Dosis Efek Nursing Implication
Dobutamine Inotropik 2-40 mcg/kg/mnt ↑ kontraktilitas dan • Berikan via central line
cardiac output • Monitor HR, TD
(memperburuk hipotensi,
Dopamine Inotropik 5-20 mcg/kg/mnt ↑ kontraktilitas &
perlu tambahan vasopressor)
vasokonstriksi
• Hentikan jika takidisritmia
•Monitor vasokontriksi perifer
pada dosis sedang - berat
Nitrogliserin Vasodilator Mulai 5 mcg/mnt ↓ preload & • Monitor TD dan HR. Refleks
Dosis max. 200 kebutuhan oksigen takikardia dapat terjadi
mcg/mnt miokard.
Memperbaiki aliran
darah koroner
•Syok Anafilaktik
– Epinephrine vasokonstriksi perifer,
bronkhodilatasi dan menekan efek
histamine
– Diphenhydramine (Benadryl) memblok
pelepasan histamin akibat reaksi alergi
– Pertahankan keadekuatan airway:
• Bronkodilator dgn nebulizer lebih efektif
• Intubasi endotrakeal atau
krikotiroidotomi (jika perlu)
Krikotiroidotomi Intubasi Endotracheal
Sumber:http://razimaulana.files.wordpress.com Sumber:http://www.amicusvisual
/2012/11/surgical1.png solutio
ns.com/obrasky/05001_09X.jpg
Penanganan Spesifik (lanjutan ...)
• Syok Neurogenik
– Stabilisasi spinal (misal cervical collar)
mencegah bertambahnya kerusakan
spinal cord
– Vasopressor (phenilephrine)
mempertahankan TD dan perfusi organ
– Atropine mengatasi bradikardia
– Hati-hati pemberian cairan karena
hipotensi bukan akibat kehilangan
cairan
– Pantau hipotermia akibat disfungsi
hipotalamus
– Methylprednisolone cegah
kerusakan sekunder spinal cord akibat
pelepasan mediator kimia
Penanganan Spesifik (lanjutan ...)
• Syok Obstruktif
– Kenali sedini mungkin agar
obstruksi dapat diatasi segera
– Atasi penyebab obstruksi:
• Cardiac tamponade Pericardiosentesis
Sumber: http://img.webmd.boots.com
pericardiosentesis
• Tension pneumothorax needle
decompression atau chest tube
insertion
• Emboli paru terapi trombolitik
untuk mengembalikan sirkulasi paru
dan sisi kiri jantung
Needle decompression
Sumber:www.civiliandefenseforce.com
Resusitasi Cairan Berdasarkan Kelas Syok Hemoragik
KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV
Persentase
kehilangan darah
<15% 15% - 30% 30% - 40% >40%
Kehilangan darah
< 750 750 – 1500 1500 – 2000 > 2000
(ml)*
Frekuensi nadi <100 >100 >120 >140
Tekanan darah Normal Normal Menurun Menurun
Frekuensi napas 14 – 20 20 – 30 30 – 40 >35
Capillary Reffill Normal Lambat (>2 dtk) Lambat (>2 dtk) Tdk terdeteksi
Ekstremitas Normal Pucat Pucat Pucat & dingin
Produksi urin
>30 20 – 30 10 - 20 0 - 10
(ml/jam)
Gelisah, agresif, Gelisah, Ngantuk, bingung,
Status mental Sadar, haus
haus agresif, ngantuk tdk sadar
Penggantian cairan Kristaloid Kristaloid dan
(hukum 3:1) Kristaloid Kristaloid
dan darah darah
Jenis Keterangan
Kristaloid Ringer lactate (RL) • Lebih Murah
Normal saline (NaCl) • Efek sampingminimal
• Waktu paruh pendek
Koloid Gelofusine Haemaccel • Lebih mahal
Dextran 70 Hetastarch • Efek samping lbh banyak
Plasma / albumin • Waktu paruh 4-6 jam
Estimasi
kehilangan Penggantian cairan
darah
3000 ml kristaloid ,atau 1000 ml koloid
1000 ml
40
Jenis Fraktur
41
Nyeri pada
bagian yang
fraktur
Tanda dan
Gejala
Eccymosis/memar
42
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan
Mengkaji ABC
Memasang bidai pada area yang fraktur Jika terjadi
perdarahan, lakukan padding
43
Sindroma Kompartemen
TANDA DAN GEJALA
SINDROMA
KOMPARTEMEN
PARESTESIA
(NYERI KESEMUTAN ATAU PULSELESSNESS
TERBAKAR) (TANDA TERLAMBAT DAN
TIDAK
MENYENANGKAN)
46
HEMATHORAX
47
PENYEBAB UMUM
HEMOTHORAX
48
KEMATIAN
JARINGAN
PARU- PARU
PENYEBAB
HEMOTHORAX
MENUSUK TRAUMA
DADA TUMPUL
DADA
OPERASI
JANTUNG TUBERKULOSIS
49
PENANGANAN
HEMOTHORAX
PEMASANGAN CHEST
RESUSITASI CAIRAN TUBE (WSD)
KOMPLIKASI
HEMOTHORAX
Shock
Gagal nafas
Pneumothoraks
Fibrosis
Pneumonia
Atelektasis
Septicemia
Trauma Kepala
52
KLASIFIKASI CEDERA
KEPALA
CEDERA KEPALA
CEDERA KEPALA
TERBUKA
TERTUTUP
53
GEJALA
Gejala cedera kepala dapat langsung terjadi. Atau gejala
dapat berkembang perlahan selama beberapa jam atau
hari. Bahkan jika tengkoraknya tidak retak, otak bisa
terkena dan mengalami memar. Kepala mungkin
terlihat baik-baik saja, tetapi masalah bisa terjadi
akibat pendarahan atau pembengkakan di dalam
tengkorak.
PENANGANAN PERTAMA
TRAUMA KEPALA
55
Luka Bakar
• Luka yang disebabkan oleh transfer energi dari sumber
panas ke tubuh, jaringan tubuh, sehingga cukup untuk
menyebabkan kerusakan.
• Secara lokal, panas mengubah sifat protein seluler dan
mengganggu suplai darah.
56
Bahan yang terbakar
57
DERAJAT LUKA BAKAR
58
Komplikasi
Kompromi
Neurovaskular
Cedera Inhalasi
59
Penatalaksanaan
Fase Krisis
Pada saat cedera, proses pembakaran harus dihentikan. Pasien harus distabilkan
dalam hal patah tulang, perdarahan, imobilisasi tulang belakang, dan cedera
lainnya.
60
Fase Akut
Pasien terus diberi obat untuk nyeri yang diperlukan, terutama sebelum
perawatan yang menyakitkan
61
Latihan Kasus
• Seorang laki-laki berusia 24 tahun masuk IGD setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas. Tampak deformitas
pada femur dextra. Pemeriksaan fisik didapatkan
frekuensi nadi 124 x/menit, frekuensi napas 32 x/menit,
tekanan darah 90/65 mmHg, CRT >2 detik, produksi
urine 10 mL/jam ekstremitas pucat, gelisah dan
kesadaran menurun, BB 50 kg.