Trigonometri
Wildan Bagus Wicaksono
Updated 24 Desember 2021
Daftar Isi
1 Dasar Trigonometri 2
1.1 Definisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.2 Nilai-Nilai Sudut Istimewa dan Kuadran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 Identitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
3 Contoh Soal 23
4 Latihan Soal 26
1
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
§1 Dasar Trigonometri
§1.1 Definisi
Perhatikan 4ABC berikut dengan ∠A = 90◦ . Maka
CA BA sin B CA
sin B = , cos B = , tan B = = ,
BC BC cos B BA
BA CA sin C BA
sin C = , cos C = , tan C = = .
BC BC cos C CA
A B
Perlu diingat bahwa bentuk diatas hanya berlaku untuk segitiga siku-siku. Selain itu,
perlu diingat pula:
sin θ 1 1 1
tan θ = , csc θ = , sec θ = , cot θ = .
cos θ sin θ cos θ tan θ
Selain itu, perlu diingat bahwa 180◦ = π rad. Biasanya, cukup dituliskan π saja. Misalnya, 30◦
π
dituliskan dengan .
6
Sebenarnya juga bisa dilanjutkan hingga 360◦ , namun penulis cukup menghafalkan yang
diatas. Yang tidak terdapat pada tabel, akan dijelaskan lebih lanjut dengan menggunakan
beberapa identitas trigonometri. Penulis juga cukup menghafalkan sudut yang berkelipatan 90◦ ,
seperti 0◦ , 90◦ , 180◦ , 270◦ , 360◦ karena nilai sin dan cos dari sudut tersebut hanya bernilai ±1
atau 0.
2
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Dari 0◦ hingga 360◦ , dibagi menjadi empat kuadran: Kuadran I, Kuadran II, Kuadran III,
dan Kuadran IV seperti pada gambar berikut. Fungsi kuadran disini menentukan tanda positif
atau negatif pada nilai sin, cos, maupun tan.
Kuadran II Kuadran I
sin(+) sin(+)
cos(−) cos(+)
tan(−) tan(+)
tan(+) tan(−)
cos(−) cos(+)
sin(−) sin(−)
Sudut antara 0◦ dan 90◦ berada di Kuadran I. Artinya, jika 0 < θ < 90◦ , maka sin θ, cos θ,
dan tan θ akan bernilai positif (+). Sudut antara 90◦ dan 180◦ berada di Kuadran II. Artinya,
jika 90◦ < θ < 180◦ , maka sin θ akan bernilai positif (+), sedangkan cos θ dan tan θ akan bernilai
negatif (−). Sudut antara 180◦ dan 270◦ berada di Kuadran III, maka sin θ dan cos θ akan
bernilai negatif (−), sedangkan tan θ akan bernilai positif. Sudut antara 270◦ dan 360◦ berada
di Kuadran IV, maka sin θ dan tan θ akan bernilai negatif (−), sedangkan cos θ akan bernilai
positif (+).
§1.3 Identitas
Theorem 1.1
Bukti. Tinjau segitiga siku-siku ABC dengan ∠A = 90◦ dan ∠B = x. Misalkan panjang
BC = a, CA = b, dan AB = c. Berdasarkan Teorema Pythagoras, kita punya b2 + c2 = a2 .
Maka 2
2 2 b c 2 b2 + c 2 a2
sin (x) + cos (x) = + = = = 1.
a a a2 a2
Dalam penggunaan identitas diatas perlu hafal tanda positif-negatif dari sin, cos, tan
pada masing-masing kuadran. Dalam kondisi tertentu, kita menemukan sin x, namun tidak
mengetahui nilai cos x. Untuk mendapatkannya, kita bisa menggunakan
q
2 2 2 2
sin (x) + cos (x) = 1 ⇐⇒ cos (x) = 1 − sin (x) ⇐⇒ cos(x) = ± 1 − sin2 (x).
3
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Dengan menggunakan identitas diatas, kita dapat menurunkannya ke bentuk sin(2x), sin(−x),
atau mencari sin 15◦ , sin 18◦ , dan seterusnya.
Exercise 1.1. Tentukan sin 15◦ , cos 15◦ , dan tan 15◦ .
Bukti. Hal ini cukup mudah dilakukan dengan menggunakan Theorem 1.2.
4
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Berdasarkan pengalaman penulis, Theorem 1.4 tidak dapat diingat dengan baik. Bi-
asanya yang penulis lakukan adalah sebagai berikut. Misalkan α = x + y dan β = x − y.
Berdasarkan Theorem 1.2 (atau langsung Theorem 1.3),
α+β
Dengan melakukan eliminasi-subtitusi pada α = x + y dan β = x − y, diperoleh x = dan
2
α−β
y= . Dengan mensubtitusikan x dan y, kita peroleh sebagaimana pada Theorem 1.4.
2
Karena penulis tipe orang yang malas hafalan rumus, jadi cukup hafalkan rumus yang dapat
diturunkan ke bentuk lainnya :D.
5
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
√
Maka k = a2 + b2 . Kita punya juga
b k sin(θ)
= = tan(θ).
a k cos(θ)
Perlu diingat bahwa pada fungsi trigonometri, bentuk sin−1 (x), cos−1 (x), dan tan−1 (x) berturut-
turut bukan menyatakan 1/ sin(x), 1/ cos(x), dan 1/ tan(x). Melainkan menyatakan fungsi
invers dari sin(x), cos(x), dan tan(x). Dengan kata lain, berlaku
6
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Bukti. Misalkan AX adalah diameter (ABC). Maka ∠ABX = 90◦ menurut hubungan sudut
pusat-sudut keliling.
C
A B
a2 = b2 + c2 − 2bc cos A,
b2 = c2 + a2 − 2ca cos B,
c2 = a2 + b2 − 2ab cos C.
7
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Bukti. Proyeksikan dari titik C ke AB, misalkan P sebagai kaki tingginya. Misalkan ∠ACP = γ1
dan ∠BCP = γ2 . Misalkan pula panjang AP = c1 , BP = c2 , CP = p. Maka
p c1 p c2
cos γ1 = , sin γ1 = , cos γ2 = , sin γ2 = .
b b a a
Maka
p 2 − c1 c2
cos C = cos(γ1 + γ2 ) = cos γ1 cos γ2 − sin γ1 sin γ2 =
ab
C
A P B
c2 = a2 + b2 − 2ab cos C.
Secara analog, kita juga peroleh a2 = b2 + c2 − 2bc cos A dan b2 = c2 + a2 − 2ca cos B. Untuk
∠A atau ∠B lebih besar dari 90◦ , maka titik P terletak di perpanjangan AB. Bukti pada kasus
ini diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.
Exercise 2.1 (Perbandingan Luas). Diberikan 4ABC. Titik A0 dan B 0 berturut-turut pada
CA dan CB. Buktikan bahwa
[CA0 B 0 ] CA0 · CB 0
= .
[CAB] CA · CB
8
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
AD2 · BC = AB 2 · CD + AC 2 · BD − CD · BD · BC.
B D C
Tinjau
cos(180◦ − x) = cos (180◦ ) cos(x) + sin (180◦ ) sin(x) = − cos x.
9
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Kita punya
d2 + a21 − c2
0 = c2 − b2 + 2ad · + aa2 − aa1
2da1
ad2 + aa21 − ac2
0 = c 2 − b2 + + aa2 − aa1
a1
0 = c2 a1 − b2 a1 + ad2 + aa21 − ac2 + aa1 a2 − aa21
ad2 = b2 a1 − c2 a1 + ac2 − aa1 a2
ad2 = b2 a1 + c2 (a − a1 ) − aa1 a2
ad2 = b2 a1 + c2 a2 − aa1 a2
Bukti. Misalkan ∠BAD = x, karena ABCD siklis berakibat ∠BDC = 180◦ −x. Dari Theorem
2.2 pada 4ABD, maka
BD2 = a2 + d2 − 2ad cos x. (1)
Kalikan persamaan (1) dengan bc dan persamamaan (2) kalikan dengan ad, lalu jumlahkan dan
diperoleh
10
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Diberikan 4ABC dan M pada BC sehingga AM merupakan garis berat dari 4ABC.
Misalkan panjang BC = a, CA = b, dan AB = c. Maka
2 2b2 + 2c2 − a2
AM = .
4
Bukti. Cukup mudah dilakukan dengan Theorem 2.3 dan diserahkan kepada pembaca sebagai
latihan.
Bukti. Untuk konfigurasi garis bagi dalam. Misalkan ∠BAD = ∠CAD = α dan ∠ADB =
x =⇒ ∠ADC = 180◦ − x.
C
A B
11
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Maka
BD
AB sin α
· sin x BD
= CD ◦
=
AC sin α
· sin (180 − x) CD
seperti yang ingin dibuktikan. Untuk garis bagi luar.
E
A
D B F C
Maka
BD
AB
sin(x)
· sin(90◦ − y) AB sin(90◦ − y)
= AC
= · .
CD sin(x)
· sin(90◦ + y) AC sin(90◦ + y)
Dari Theorem 1.2, maka
Exercise 2.2. Diberikan 4ABC dan garis bagi dalam ∠A memotong BC di D. Buktikan
AD2 = AB · AC − BD · CD.
12
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Diberikan 4ABC yang tak siku-siku dengan panjang jari-jari lingkaran (ABC) adalah R.
Jika H adalah titik tinggi dari 4ABC, maka
AH BH CH
= = = 2R.
| cos A| | cos B| | cos C|
Bukti. Akan kita tinjau dua kasus: 4ABC merupakan segitiga lancip dan 4ABC merupakan
segitiga tumpul.
Untuk kasus pertama, yaitu 4ABC lancip. Misalkan ∠CAD = α, ∠BAD = β, ∠ACF = γ.
Perhatikan bahwa ∠AEB = ∠ADB, maka AEDB siklis. Akibatnya, ∠DBE = ∠DAE = α.
Secara analog, kita peroleh AF DC dan BF EC siklis sehingga diperoleh ∠F CD = ∠F AD = β
dan ∠F BE = ∠F CE = γ.
C
A F B
Secara analog, kita peroleh juga BH = 2R cos B dan CH = 2R cos C. Karena pada segitiga
lancip kita punya 0 < A, B, C < 90◦ , maka cos A, cos B, cos C > 0 dan kita peroleh yang
diminta.
Untuk kasus kedua, yaitu 4ABC tumpul. W.L.O.G. ∠A > 90◦ .
13
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
E
A B
F
H
Seperti bagian sebelumnya, kita punya AEDB, BF EC, CDF H siklis. Maka kita peroleh
∠DBE = ∠DHE = α, ∠F CD = ∠F HD = β, ∠F CE = ∠F BE = γ.
Tinjau
cos ∠F HE = cos(180◦ − ∠∠F AE) = cos(180◦ − A).
BH BD BD
= ⇐⇒ BH = AC · = AC cot B.
AC AD AD
Dari Theorem 2.1, maka
AC
= 2R ⇐⇒ AC = 2R sin B.
sin B
Kita punya
BH = AC cot B = 2R sin(B) cot(B) = 2R cos B.
Secara analog, kita peroleh juga CH = 2R cos C. Karena ∠B, ∠C < 90◦ , kita bisa tuliskan
cos B = | cos B| dan cos C = | cos C| sehingga kita peroleh yang diminta.
14
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Diberikan empat titik berbeda A, B, C, dan D. Maka garis AB dan garis CD berpotongan
tegak lurus jika dan hanya jika
CA2 − CB 2 = DA2 − DB 2 .
C
B B
A C A
C
B B
X X
A C A
• Pembuktian dari kiri ke kanan. Untuk AB ⊥ CD. Dari Teorema Pythagoras dari 4AXD
dan 4BXD, maka
AC 2 − AX 2 = CX 2 = BC 2 − BX 2 =⇒ AC 2 − AX 2 = BC 2 − BX 2 . (1.1.2)
15
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Berdasarkan Theorem 1.2, maka cos(180◦ − θ) = − cos θ. Maka ketiga persamaan diatas
ekuivalen dengan
DA2 − DB 2 = CA2 − CB 2
a2 + d2 − 2ad cos(θ) − b2 + d2 + 2bd cos(θ) = a2 + c2 + 2ac cos θ − b2 + c2 − 2bc cos(θ)
Exercise 2.4. Buktikan bahwa diagonal dari masing-masing bangun datar persegi, belah
ketupat, dan layang-layang berpotongan tegak lurus.
16
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Diberikan 4ABC dan titik P yang terletak di dalam dan tidak terletak segaris dengan sisi
4ABC. Maka terdapat suatu titik unik P ∗ sedemikian sehingga
(1). Cerminkan garis AP, BP, CP berturut-turut terhadap garis bagi dalam dari ∠A, ∠B, ∠C
dari 4ABC.
(2). Ketiga garis dari hasil pencerminan tersebut akan berpotongan di satu titik P ∗ . Titik P ∗
disebut sebagai isogonal konjugat dari P .
Adapun pembuktian dari (2) akan dijelaskan lebih lanjut pada Teorema Ceva.
P P∗
B C
Diberikan 4ABC, misalkan titik D dan E pada BC sehingga AD dan AE isogonal. Maka
2
BD BE AB
· = .
DC EC AC
Exercise 2.6. Buktikan isogonal dari titik tinggi suatu segitiga merupakan titik pusat lingkaran
luar dari segitiga tersebut.
17
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
§2.11 Symmedian
Diberikan 4ABC. Garis singgung dari (ABC) di titik B dan C berpotongan di P . Maka
AP disebut sebagai A−symmedian dari 4ABC.
A
B C
Bukti. Akan kita gunakan Phantom Point Method. Misalkan NA pada BC sedemikian sehingga
ANA adalah isogonal dari A−symmedian.
A
B NA C
Misalkan ∠BAP = ∠CANA = α dan ∠P ANA = β. Dari Theorem 2.1 pada 4ABNA , maka
BNA ANA sin(α + β)
= ⇐⇒ BNA = ANA . (1)
sin ∠BANA sin ∠NA BA sin B
18
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
sin ∠P CA = sin (180◦ − ∠B) = sin (180◦ ) cos B − cos (180◦ ) sin B = sin B.
karena panjang P C = P B (mengapa?). Maka panjang BNA = CNA sehingga NA adalah titik
tengah BC. Maka NA = MA seperti yang ingin dibuktikan.
Diberikan 4ABC, misalkan X adalah perpotongan dari garis singgung (ABC) di titik B
dan C. Misalkan AX memotong (ABC) dan BC berturut-turut di titik K dan D. Titik
M adalah titik tengah BC.
B C
D M
19
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
(d). Berlaku
2
BD AB
= .
DC AC
(g). BC adalah garis bagi dalam dari ∠AM K, dan M X adalah garis bagi luar ∠AM K.
§2.12 Jarak Titik Pusat Lingkaran Luar dengan Titik Tinggi Segitiga
Lemma 2.6: Jarak Titik Pusat Lingkaran Luar dengan Titik Tinggi Segitiga
Diberikan 4ABC lancip. Misalkan O dan H berturut-turut titik pusat lingkaran luar
(ABC) dan titik tinggi 4ABC. Misalkan panjang jari-jari (ABC) adalah R. Maka
Di sini saya tidak memberikan bukti secara resmi. Melainkan metode cara mundur untuk
mengerjakan soal pembuktian.
Misalkan garis tinggi dari titik A ke BC memotong (ABC) dan BC berturut-turut di
titik D dan E.
A
O
H
B E C
20
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Dari Modul 1, titik D merupakan bayangan pencerminan titik H terhadap BC. Maka panjang
HE = HD. Dari Teorema Power of Point dari H terhadap (ABC), maka
AH · HD = Pow(ABC) (H) = R2 − OH 2 =⇒ OH 2 = R2 − AH · HD.
Dari Theorem 2.8, maka AH = 2R cos A. Sehingga sekarang ekuivalen dengan membuktikan
HD = 4R cos B cos C.
AB · AC = AE · 2R.
Lemma 2.7: Jarak Titik Pusat Lingkaran Luar dengan Titik Tinggi Segitiga
Diberikan 4ABC. Misalkan O dan H berturut-turut titik pusat lingkaran luar (ABC)
dan titik tinggi 4ABC. Misalkan panjang jari-jari (ABC) adalah R. Maka
OH 2 = 9R2 − AB 2 + BC 2 + CA2 .
Bukti. Kita tinjau untuk 4ABC lancip dan W.L.O.G. panjang AC ≥ AB. Misalkan pula
panjang BC = a, AC = b, dan AB = c. Kita punya ∠BAE = 90◦ −∠B dan ∠CAE = 90◦ −∠C.
Karena AO isogonal AH, maka ∠CAO = ∠BAH = 90◦ − ∠B. Maka
Berdasarkan Theorem 2.8, maka AH = 2R cos ∠A. Dari Theorem 2.2 dari 4OAH, maka
21
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
O
H
B E C
Dari Theorem 1.2, maka cos(180◦ − B − C) = − cos(B + C). Dari Theorem 1.1, Exercise
1.3, dan Theorem 1.3, maka
OH 2 = 9R2 − a2 + b2 + c2 .
22
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
§3 Contoh Soal
Contoh Soal 3.1
sin2 (x) + cos2 (x) + 2 (sin(x) cos(y) + cos(x) sin(y)) + cos2 (y) + sin2 (y) = 1.
S = sin 10◦ sin 50◦ sin 70◦ = sin 10◦ cos 20◦ cos 40◦ .
S · cos 10◦ = sin 10◦ cos 10◦ cos 20◦ cos 40◦
1
= sin 20◦ cos 20◦ cos 40◦
2
1
= sin 40◦ cos 40◦
4
1
= sin 80◦
8
1
= cos 10◦
8
1
S= .
8
1
Jadi, sin 10◦ sin 50◦ sin 70◦ = .
8
23
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Pada 4ABC lancip, titik O adalah titik pusat lingkaran luar dan ketiga garis tinggi
berpotongan di H. Misalkan D pada (ABC) sehingga AD ⊥ BC. Diketahui AB =
m
6, DB = 2, dan [ABC] = 5[HBC]. Jika OA2 dapat dinyatakan dalam dengan m dan n
n
adalah dua bilangan asli yang relatif prima, tentukan m + n.
Misalkan AD memotong BC di X.
A
O
H
B X C
Kita ingin mencari panjang OA. Dengan kata lain, kita ingin mencari panjang jari-jari dari
(ABC), misalkan R. Dari Modul 1, kita punya bahwa titik D merupakan bayangan dari refleksi
H terhadap BC. Maka [BDC] = [BHC] = 5[ABC] dan panjang HX = XD = t. Tinjau
1
[ABC] 2
· AX · BC AX
5= = 1 = =⇒ AX = 5t.
[BDC] 2
· DX · BC t
Dari Teorema Pythagoras 4ABX dan 4BDX, kita punya
BD2 − DX 2 = BX 2 = AB 2 − AX 2 =⇒ BD2 − DX 2 = AB 2 − AX 2 .
Kita punya r √
32 2 3
4 − t2 = 36 − 25t2 ⇐⇒ 24t2 = 32 ⇐⇒ t = = .
24 3
Subtitusikan, kita peroleh
√
√ √
r r
4 8 2 6
BX = BD2 − DX 2 = 4 − t2 = 4− = = .
3 3 3
Kita punya √
2 6
√
BX 3 6
sin ∠BDA = sin ∠BDX = = = .
BD 2 3
Berdasarkan Theorem 2.1 pada 4ABD, maka
√
AB 6 √ 3 6 27
2R = = √ = 3 6 =⇒ R = =⇒ R2 = .
sin ∠BDA 6 2 2
3
24
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Titik C dan D terletak berseberangan (pada belahan sisi yang berbeda dalam bidang)
terhadap AB dan panjang AB = 6. Titik X merupakan perpotongan AB dan CD serta
panjang CD = 9. Misalkan M dan N berturut-turut titik tengah AX dan BX. Jika
panjang AD = 8 dan BC = 4 serta ∠ADC = ∠BCD, tentukan nilai dari DM 2 + 2 · CN 2 .
Karena ∠ADX = ∠BCX, ∠AXD = ∠BXC, dan ∠XAD = ∠CBX, maka 4AXD ∼ 4BXC.
A M X
N B
D
Sehingga
AX DX AD 8
= = = =2
XB XC BC 4
Maka kita peroleh panjang AX = 4, BX = 2, dan DX = 6, CX = 3. Dengan Teorema Stewart
pada 4ADX, diperolehlah
AD2 · M X + DX 2 · AM − M X · AM · AX
2 128 + 72 − 16 184
DM = = = = 46
AX 4 4
25
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
§4 Latihan Soal
Problem 4.1 (OSK 2004). Tentukan perbandingan panjang diagonal terpendek dan diagonal
terpanjang dari sebuah segienam beraturan.
Problem 4.2. Diberikan 4ABC. Titik D, E, dan F berturut-turut terletak pada BC, CA,
dan AB sedemikian sehingga
AF 2 BD 1 CE 1
= , = , = .
FB 3 DC 2 EA 2
Jika [ABC] = 81, tentukan [DEF ].
Problem 4.3. Diberikan persegi ABCD dengan panjang sisi 6. Titik M dan N berturut-turut
terletak pada sisi DA dan BC sehingga panjang DM = M A dan N C = 1. Titik O merupakan
titik tengah dari M N . Tentukan panjang BO.
Problem 4.6 (OSK 2006). Pada segitiga ABC tumpul di C, titik M adalah titik tengah AB.
Melalui C dibuat garis tegak lurus pada BC yang memotong AB di titik E. Dari M tarik garis
memotong BC tegak lurus di D. Jika [ABC] = 54, tentukan [BED].
26
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Problem 4.11 (OSP 2006). Pada 4ABC, garis-garis berat dari titik sudut B dan titik sudut
C saling berpotongan tegak lurus. Tentukan nilai minimum cot B + cot C.
Problem 4.12 (OSP 2003). Titik P terletak di dalam persegi ABCD sedemikian rupa, sehingga
AP : BP : CP = 1 : 2 : 3. Tentukan besar ∠AP B.
Problem 4.15 (IRC 2021). Diberikan sebuah segitiga di mana M merupakan titik tengah sisi
BC. Titik D merupakan titik pada lingkaran luar ABC sehingga AD ⊥ BC. Terlebih lagi,
DM ⊥ AC. Apabila AM =20 dan ∠BCA = 15◦ , maka jari-jari lingkaran luar segitiga ABC
√ √
dapat dinyatakan dalam a b + c di mana a, b, c merupakan bilangan asli dan b, c tidak
habis dibagi oleh bilangan kuadrat yang lebih besar dari 1. Tentukan nilai a + b + c.
Problem 4.16. Diketahui terdapat bilangan real a dan b sehingga untuk semua bilangan real
positif x berlaku
−1 x−4 π
tan + tan−1 (ax) + tan−1 (bx) = .
4x 2
Tentukan a2 + b2 .
Problem 4.17 (OSP 2007). Diberikan 4ABC siku-siku di A. Titik D pada AC dan titik F
pada BC. Jika AF ⊥ BC dan BD = DC = F C = 1, tentukan panjang AC.
Problem 4.18 (OSP 2008). Diberikan 4ABC, dengan BC = a, AC = b, dan ∠C = 60◦ . Jika
a √
= 2 + 3, tentukan besar ∠B.
b
Problem 4.19 (OSP 2009). Jika tan(x) + tan(y) = 25 dan cot(x) + cot(y) = 30, tentukan
tan(x + y).
Problem 4.20. Tentukan nilai minimum f (x) untuk 0 < x < π di mana
27
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Problem
π 4.22. Terdapat enam bilangan real x berbeda, katakan x1 , x2 , x3 , · · · , x6 , pada interval
0, yang memenuhi
2
tan(15x) = 15 tan(x).
6
X 1
Tentukan nilai 2
.
i=1
tan (xi )
Problem 4.23 (AIME 1996). Tentukan bilangan asli n terkecil yang memenuhi
cos 96◦ + sin 96◦
tan 19n◦ = .
cos 96◦ − sin 96◦
Problem 4.24. Diberikan segitiga ABC, dengan BC = 5, AC = 12, dan AB = 13. Titik D
dan E berturut-turut pada AB dan AC sedemikian rupa sehingga DE membagi segitiga ABC
menjadi dua bagian dengan luas yang sama. Tentukan panjang minimum DE.
Problem 4.25 (OSK 2009). Tentukan banyaknya solusi real x dari persamaan
1 √
3 2 +log3 (cos(x)−sin(x)) + 2log2 (cos(x)+sin(x)) = 2.
Problem 4.26 (OSP 2009). Diketahui segitiga siku-siku ABC dengan panjang sisi-sisinya a, b,
dan c serta a < b < c. Misalkan r dan R berturut-turut menyatakan panjang jari-jari lingkaran
r(a + b + c) √ r
dalam dan lingkaran luarnya. Jika = 3, tentukan nilai .
R2 a+b+c
Problem 4.27. Diberikan a, b, c, d bilangan real pada interval [0, π] yang memenuhi
Problem 4.28 (OSP 2009). Jika x1 , x2 , · · · , x2009 bilangan real, tentukan nilai minimum
Problem 4.30 (AIME 2000). Tentukan bilangan asli terkecil n yang memenuhi
1 1 1 1
+ + ··· + = .
sin 45◦ sin 46◦ ◦
sin 47 sin 48◦ ◦
sin 133 sin 134◦ sin n◦
Problem 4.31 (OSK 2010). Tentukan nilai x yang memenuhi 0 ≤ x ≤ π dan
1 2010
√ x x x
x
= 2 2 cos cos · · · cos .
sin 22010 2 4 22010
Problem 4.32 (OSP 2010). Pada 4ABC, dimisalkan a, b, dan c berturut-turut merupakan
panjang sisi BC, CA, dan AB. Jika
2a b
= ,
tan A tan B
sin2 A − sin2 B
tentukan nilai .
cos2 A + cos2 B
28
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono
Problem 4.33 (OSP 2010). Jika a, b, dan c menyatakan panjang sisi-sisi suatu segitiga yang
memenuhi
(a + b + c)(a + b − c) = 3ab,
Problem 4.35 (AHSME 1999). Misalkan x ∈ R yang memenuhi sec(x) − tan(x) = 2, tentukan
nilai sec(x) + tan(x).
Problem 4.36 (OSK 2005). Tentukan nilai sin8 75◦ − cos8 75◦ .
Problem 4.42 (M2KM Carabao Cup Season 2). Diberikan segitiga ABC dengan panjang
AB = 4, BC = 3, dan CA = 6. Titik D merupakan perpotongan garis singgung lingkaran luar
segitiga ABC di titik A dan titik B. Misalkan E dan F berturut-turut adalah perpotongan
CD dengan AB dan lingkaran luar segitiga ABC. Tentukan panjang dari EF .
29