Anda di halaman 1dari 29

Modul 2 - Geometri

Trigonometri
Wildan Bagus Wicaksono
Updated 24 Desember 2021

Daftar Isi

1 Dasar Trigonometri 2
1.1 Definisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.2 Nilai-Nilai Sudut Istimewa dan Kuadran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 Identitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

2 Penerapan Trigonometri Pada Geometri 7


2.1 Aturan Sinus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2.2 Aturan Cosinus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2.3 Luas Segitiga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
2.4 Teorema Stewart . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2.5 Bentuk Yang Lebih Kuat dari Teorema Ptolemy . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.6 Teorema Garis Berat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
2.7 Teorema Garis Bagi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
2.8 Jarak Titik Tinggi ke Titik Sudut Segitiga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
2.9 Perpendicularity Lemma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
2.10 Isogonal Konjugat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
2.11 Symmedian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
2.12 Jarak Titik Pusat Lingkaran Luar dengan Titik Tinggi Segitiga . . . . . . . . . . 20

3 Contoh Soal 23

4 Latihan Soal 26

1
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

§1 Dasar Trigonometri

§1.1 Definisi
Perhatikan 4ABC berikut dengan ∠A = 90◦ . Maka
CA BA sin B CA
sin B = , cos B = , tan B = = ,
BC BC cos B BA
BA CA sin C BA
sin C = , cos C = , tan C = = .
BC BC cos C CA

A B

Perlu diingat bahwa bentuk diatas hanya berlaku untuk segitiga siku-siku. Selain itu,
perlu diingat pula:
sin θ 1 1 1
tan θ = , csc θ = , sec θ = , cot θ = .
cos θ sin θ cos θ tan θ
Selain itu, perlu diingat bahwa 180◦ = π rad. Biasanya, cukup dituliskan π saja. Misalnya, 30◦
π
dituliskan dengan .
6

§1.2 Nilai-Nilai Sudut Istimewa dan Kuadran

0◦ 30◦ 45◦ 60◦ 90◦


1 1√ 1√
sin 0 2 3 1
2 2 2
1√ 1√ 1
cos 1 3 2 0
2 2 2
1√ √
tan 0 3 1 3 Tak terdefinisi
3

Sebenarnya juga bisa dilanjutkan hingga 360◦ , namun penulis cukup menghafalkan yang
diatas. Yang tidak terdapat pada tabel, akan dijelaskan lebih lanjut dengan menggunakan
beberapa identitas trigonometri. Penulis juga cukup menghafalkan sudut yang berkelipatan 90◦ ,
seperti 0◦ , 90◦ , 180◦ , 270◦ , 360◦ karena nilai sin dan cos dari sudut tersebut hanya bernilai ±1
atau 0.

2
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Dari 0◦ hingga 360◦ , dibagi menjadi empat kuadran: Kuadran I, Kuadran II, Kuadran III,
dan Kuadran IV seperti pada gambar berikut. Fungsi kuadran disini menentukan tanda positif
atau negatif pada nilai sin, cos, maupun tan.

Kuadran II Kuadran I

sin(+) sin(+)
cos(−) cos(+)
tan(−) tan(+)

tan(+) tan(−)
cos(−) cos(+)
sin(−) sin(−)

Kuadran III Kuadran IV

Sudut antara 0◦ dan 90◦ berada di Kuadran I. Artinya, jika 0 < θ < 90◦ , maka sin θ, cos θ,
dan tan θ akan bernilai positif (+). Sudut antara 90◦ dan 180◦ berada di Kuadran II. Artinya,
jika 90◦ < θ < 180◦ , maka sin θ akan bernilai positif (+), sedangkan cos θ dan tan θ akan bernilai
negatif (−). Sudut antara 180◦ dan 270◦ berada di Kuadran III, maka sin θ dan cos θ akan
bernilai negatif (−), sedangkan tan θ akan bernilai positif. Sudut antara 270◦ dan 360◦ berada
di Kuadran IV, maka sin θ dan tan θ akan bernilai negatif (−), sedangkan cos θ akan bernilai
positif (+).

§1.3 Identitas
Theorem 1.1

Untuk setiap bilangan real x, berlaku sin2 (x) + cos2 (x) = 1.

Bukti. Tinjau segitiga siku-siku ABC dengan ∠A = 90◦ dan ∠B = x. Misalkan panjang
BC = a, CA = b, dan AB = c. Berdasarkan Teorema Pythagoras, kita punya b2 + c2 = a2 .
Maka  2  
2 2 b c 2 b2 + c 2 a2
sin (x) + cos (x) = + = = = 1.
a a a2 a2

Dalam penggunaan identitas diatas perlu hafal tanda positif-negatif dari sin, cos, tan
pada masing-masing kuadran. Dalam kondisi tertentu, kita menemukan sin x, namun tidak
mengetahui nilai cos x. Untuk mendapatkannya, kita bisa menggunakan
q
2 2 2 2
sin (x) + cos (x) = 1 ⇐⇒ cos (x) = 1 − sin (x) ⇐⇒ cos(x) = ± 1 − sin2 (x).

3
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Tanda + atau − tergantung letak kuadran dari x.

Theorem 1.2: Jumlah dan Selisih Sudut

Untuk setiap bilangan real a dan b, maka

sin(α ± β) = sin(α) cos(β) ± cos(α) sin(β),


cos(α ± β) = cos(α) cos(β) ∓ sin(α) sin(β),
tan(α) ± tan(β)
tan(α ± β) = .
1 ∓ tan(α) tan(β)

Dengan menggunakan identitas diatas, kita dapat menurunkannya ke bentuk sin(2x), sin(−x),
atau mencari sin 15◦ , sin 18◦ , dan seterusnya.

Exercise 1.1. Tentukan sin 15◦ , cos 15◦ , dan tan 15◦ .

Exercise 1.2. Buktikan sin(−x) = − sin(x) dan cos(−x) = cos(x).

Exercise 1.3. Buktikan bahwa



2 2
 cos (x) − sin (x)


cos(2x) = 2 cos2 (x) − 1 .

1 − 2 sin2 (x)

Theorem 1.3: Perkalian Dua Fungsi Trigonometri

Untuk sembarang bilangan real α dan β, maka


1
sin(α) cos(β) = (sin (α + β) + sin (α − β)) ,
2
1
cos(α) cos(β) = (cos (α + β) + cos (α − β)) ,
2
1
sin(α) sin(β) = − (cos (α + β) − cos (α − β)) .
2

Bukti. Hal ini cukup mudah dilakukan dengan menggunakan Theorem 1.2.

4
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Theorem 1.4: Penjumlahan Dua Fungsi Trigonometri

Untuk sembarang bilangan real α dan β, maka


   
α+β α−β
sin(α) + sin(β) = 2 sin cos ,
2 2
   
α+β α−β
cos(α) + cos(β) = 2 cos cos ,
2 2
   
α+β α−β
sin(α) − sin(β) = 2 cos sin ,
2 2
   
α+β α−β
cos(α) − cos(β) = −2 sin sin .
2 2

Bukti. Hal ini cukup mudah dilakukan dengan Theorem 1.3.

Berdasarkan pengalaman penulis, Theorem 1.4 tidak dapat diingat dengan baik. Bi-
asanya yang penulis lakukan adalah sebagai berikut. Misalkan α = x + y dan β = x − y.
Berdasarkan Theorem 1.2 (atau langsung Theorem 1.3),

sin(x + y) + sin(x − y) = 2 sin(x) cos(y)


sin(x + y) − sin(x − y) = 2 cos(x) sin(y)
cos(x + y) + cos(x − y) = 2 cos(x) cos(y)
cos(x + y) − cos(x − y) = −2 sin(x) sin(y).

α+β
Dengan melakukan eliminasi-subtitusi pada α = x + y dan β = x − y, diperoleh x = dan
2
α−β
y= . Dengan mensubtitusikan x dan y, kita peroleh sebagaimana pada Theorem 1.4.
2
Karena penulis tipe orang yang malas hafalan rumus, jadi cukup hafalkan rumus yang dapat
diturunkan ke bentuk lainnya :D.

Theorem 1.5: Penjumlah Fungsi Trigonometri sin dan cos

Untuk sembarang bilangan real a, b, x, maka


√ b
a sin(x) + b cos(x) = a2 + b2 · sin(x + θ), tan θ = .
a

Bukti. Pertama, tuliskan sebagai

a sin(x) + b cos(x) = k sin(x + θ).

Berdasarkan Theorem 1.2, maka

a sin(x) + b cos(x) = k sin(x) cos(θ) + k cos(x) sin(θ).

5
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Ambil a = k cos(θ) dan b = k sin(θ). Dari Theorem 1.1, maka

a2 + b2 = k 2 cos2 (θ) + k 2 sin2 (θ) = k 2 cos2 (θ) + sin2 (θ) = k 2 · 1 = k 2 .





Maka k = a2 + b2 . Kita punya juga

b k sin(θ)
= = tan(θ).
a k cos(θ)

Kita telah mendapatkan sesuai yang diminta.


b
Perhatikan kembali bentuk tan θ = . Kita juga dapat menuliskannya sebagai
a
 
−1 b
θ = tan .
a

Perlu diingat bahwa pada fungsi trigonometri, bentuk sin−1 (x), cos−1 (x), dan tan−1 (x) berturut-
turut bukan menyatakan 1/ sin(x), 1/ cos(x), dan 1/ tan(x). Melainkan menyatakan fungsi
invers dari sin(x), cos(x), dan tan(x). Dengan kata lain, berlaku

sin sin−1 (x) = x, cos cos−1 (x) = x, tan tan−1 (x) = x.


  

Theorem 1.6: Kesamaan Trigonometri

Untuk suatu bilangan real α dan β, maka

sin α = sin β ⇐⇒ α = β + 2πk atau α = π − β + 2πk,


cos α = cos β ⇐⇒ α = ±β + 2πk,
tan α = tan β ⇐⇒ α = β + πk,

dengan k bilangan bulat.



7 π
Exercise 1.4. Diberikan sin θ = di mana < x < π. Tentukan cos θ dan tan θ.
4 2
Exercise 1.5. Tentukan nilai 4 sin 75◦ sin 15◦ .

Exercise 1.6. Tentukan semua bilangan real x yang memenuhi


sin 24◦ − sin 12◦
= tan x.
cos 24◦ + cos 12◦
Exercise 1.7. Tentukan semua bilangan real x yang memenuhi

sin(x) + cos(x) = 2.

6
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

§2 Penerapan Trigonometri Pada Geometri

§2.1 Aturan Sinus


Theorem 2.1: Aturan Sinus Pada Segitiga

Diberikan 4ABC, R merupakan panjang jari-jari (ABC), dan panjang BC = a, CA =


b, AB = c. Maka
a b c
= = = 2R.
sin A sin B sin C

Bukti. Misalkan AX adalah diameter (ABC). Maka ∠ABX = 90◦ menurut hubungan sudut
pusat-sudut keliling.
C

A B

Karena ABXC siklis, maka ∠ACB = ∠AXB. Kita punya


AB c
sin C = sin ∠AXB = =⇒ = 2R.
AX sin C
Secara analog, kita punya
b c
= 2R dan = 2R.
sin B sin C
Maka kita dapatkan kesimpulan sebagaimana yang diinginkan.

§2.2 Aturan Cosinus


Theorem 2.2: Aturan Cosinus Pada Segitiga

Diberikan 4ABC dengan panjang BC = a, CA = b, AB = c. Maka

a2 = b2 + c2 − 2bc cos A,
b2 = c2 + a2 − 2ca cos B,
c2 = a2 + b2 − 2ab cos C.

7
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Bukti. Proyeksikan dari titik C ke AB, misalkan P sebagai kaki tingginya. Misalkan ∠ACP = γ1
dan ∠BCP = γ2 . Misalkan pula panjang AP = c1 , BP = c2 , CP = p. Maka
p c1 p c2
cos γ1 = , sin γ1 = , cos γ2 = , sin γ2 = .
b b a a
Maka
p 2 − c1 c2
cos C = cos(γ1 + γ2 ) = cos γ1 cos γ2 − sin γ1 sin γ2 =
ab
C

A P B

Perhatikan juga bahwa c21 = b2 − p2 dan c22 = a2 − p2 . Selain itu, c = c1 + c2 . Maka

c21 + c22 = a2 + b2 − 2p2


(c1 + c2 )2 − 2c1 c2 = a2 + b2 − 2p2
c2 = a2 + b2 − 2p2 + 2c1 c2
c 2 = a2 + b 2 − 2 p 2 − c 1 c 2


c2 = a2 + b2 − 2ab cos C.

Secara analog, kita juga peroleh a2 = b2 + c2 − 2bc cos A dan b2 = c2 + a2 − 2ca cos B. Untuk
∠A atau ∠B lebih besar dari 90◦ , maka titik P terletak di perpanjangan AB. Bukti pada kasus
ini diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.

§2.3 Luas Segitiga


Theorem 2.3: Luas Segitiga

Diberikan 4ABC dengan panjang BC = a, CA = b, dan AB = c. Maka


ab bc ca
[ABC] = sin C = sin A = sin B.
2 2 2

Exercise 2.1 (Perbandingan Luas). Diberikan 4ABC. Titik A0 dan B 0 berturut-turut pada
CA dan CB. Buktikan bahwa
[CA0 B 0 ] CA0 · CB 0
= .
[CAB] CA · CB

8
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

§2.4 Teorema Stewart


Theorem 2.4: Teorema Stewart

Diberikan 4ABC dan D pada BC. Maka

AD2 · BC = AB 2 · CD + AC 2 · BD − CD · BD · BC.

Bukti. Misalkan ∠BDA = x, maka ∠CDA = 180◦ − x.


A

B D C

Misalkan panjang AB = c, AC = b, AD = d, BD = a1 , dan DC = a2 . Maka a = a1 + a2 . Dari


Theorem 2.2 pada 4ABD, maka

c2 = a21 + d2 − 2a1 d cos x ⇐⇒ d2 = c2 + 2a1 d cos x − a21 . (1)

Dari Theorem 2.2 pada 4ACD, maka

b2 = a22 + d2 − 2ad2 cos(180◦ − x) ⇐⇒ d2 = b2 + 2ad2 cos(180◦ − x) − a22 . (2)

Tinjau
cos(180◦ − x) = cos (180◦ ) cos(x) + sin (180◦ ) sin(x) = − cos x.

Maka persamaan (2) menjadi


d2 = b2 − 2a2 d cos x − a22 . (3)

Kurangkan (1) dan (3), maka

0 = c2 − b2 + 2a1 d cos(x) + 2a2 d cos x − a21 + a22


0 = c2 − b2 + 2d cos(x)(a1 + a2 ) + (a2 − a1 )(a1 + a2 )
0 = c2 − b2 + 2ad cos(x) + a(a2 − a1 ).

Dari (1), maka


d2 + a21 − c2
cos(x) = .
2da1

9
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Kita punya

d2 + a21 − c2
0 = c2 − b2 + 2ad · + aa2 − aa1
2da1
ad2 + aa21 − ac2
0 = c 2 − b2 + + aa2 − aa1
a1
0 = c2 a1 − b2 a1 + ad2 + aa21 − ac2 + aa1 a2 − aa21
ad2 = b2 a1 − c2 a1 + ac2 − aa1 a2
ad2 = b2 a1 + c2 (a − a1 ) − aa1 a2
ad2 = b2 a1 + c2 a2 − aa1 a2

seperti yang ingin dibuktikan.

§2.5 Bentuk Yang Lebih Kuat dari Teorema Ptolemy


Theorem 2.5

Diberikan segiempat talibusur ABCD dengan panjang AB = a, BC = b, CD = c, dan


DA = d. Maka
r r
(ac + bd)(ad + bc) (ac + bd)(ab + cd)
AC = dan BD = .
ab + cd ad + bc

Bukti. Misalkan ∠BAD = x, karena ABCD siklis berakibat ∠BDC = 180◦ −x. Dari Theorem
2.2 pada 4ABD, maka
BD2 = a2 + d2 − 2ad cos x. (1)

Dari Theorem 2.2 pada 4BCD, maka

BD2 = b2 + c2 − 2bc cos(180◦ − x) = b2 + c2 + 2bc cos x. (2)

Kalikan persamaan (1) dengan bc dan persamamaan (2) kalikan dengan ad, lalu jumlahkan dan
diperoleh

BD2 · bc + BD2 · ad = a2 bc + d2 bc − 2abcd cos x + b2 ad + c2 ad + 2abcd cos x


BD2 (ad + bc) = (ac + bd)(ab + cd)
r
(ac + bd)(ab + cd)
BD = .
ad + bc
Secara analog, dapat diperoleh AC seperti yang diinginkan.

10
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

§2.6 Teorema Garis Berat


Theorem 2.6: Teorema Garis Berat

Diberikan 4ABC dan M pada BC sehingga AM merupakan garis berat dari 4ABC.
Misalkan panjang BC = a, CA = b, dan AB = c. Maka

2 2b2 + 2c2 − a2
AM = .
4

Bukti. Cukup mudah dilakukan dengan Theorem 2.3 dan diserahkan kepada pembaca sebagai
latihan.

§2.7 Teorema Garis Bagi


Theorem 2.7: Teorema Garis Bagi

Diberikan 4ABC dan garis bagi dalam dari ∠A memotong BC di D. Maka


BD AB
= .
CD AC
Terlebih lagi, jika garis bagi luar ∠A memotong perpanjangan BC di D, berlaku
BD AB
= .
CD AC

Bukti. Untuk konfigurasi garis bagi dalam. Misalkan ∠BAD = ∠CAD = α dan ∠ADB =
x =⇒ ∠ADC = 180◦ − x.
C

A B

Berdasarkan Theorem 2.1 pada 4ABD, maka


AB BD BD
= ⇐⇒ AB = · sin x.
sin ∠ADB sin ∠BAD sin α
Berdasarkan Theorem 2.1 pada 4ACD, maka
AC CD CD
= ⇐⇒ AC = · sin(180◦ − x).
sin ∠ACD sin ∠CAD sin α

11
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Dari Theorem 1.2, maka

sin (180◦ − x) = sin (180◦ ) cos(x) − cos (180◦ ) sin(x) = sin(x).

Maka
BD
AB sin α
· sin x BD
= CD ◦
=
AC sin α
· sin (180 − x) CD
seperti yang ingin dibuktikan. Untuk garis bagi luar.
E
A

D B F C

Misalkan AF merupakan garis bagi dalam ∠A. Kita punya


∠EAB + ∠BAC
∠DAF = ∠DAB + ∠BAF = = 90◦ .
2
Misalkan ∠ADC = x. Misalkan pula ∠BAF = y, maka ∠BAC = 2y dan ∠DAB = 90◦ − y.
Dari Theorem 2.1 pada 4ABD, maka
DB AB AB
= ⇐⇒ DB = · sin(90◦ − y).
sin ∠DAB sin ∠ADC sin(x)

Dari Theorem 2.1 pada 4ACD, maka


AC CD AC
= ⇐⇒ DC = · sin(90◦ + y).
sin ∠ADC sin ∠DAC sin(x)

Maka
BD
AB
sin(x)
· sin(90◦ − y) AB sin(90◦ − y)
= AC
= · .
CD sin(x)
· sin(90◦ + y) AC sin(90◦ + y)
Dari Theorem 1.2, maka

sin(90◦ − y) sin(90◦ ) cos(y) − cos(90◦ ) sin(y) cos(y)



= ◦ ◦
= = 1.
sin(90 + y) sin(90 ) cos(y) + cos(90 ) sin(y) cos(y)

Maka kita dapatkan kesimpulan seperti yang ingin dibuktikan.

Exercise 2.2. Diberikan 4ABC dan garis bagi dalam ∠A memotong BC di D. Buktikan
AD2 = AB · AC − BD · CD.

12
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

§2.8 Jarak Titik Tinggi ke Titik Sudut Segitiga


Theorem 2.8: Jarak Titik Tinggi ke Titik Sudut Segitiga

Diberikan 4ABC yang tak siku-siku dengan panjang jari-jari lingkaran (ABC) adalah R.
Jika H adalah titik tinggi dari 4ABC, maka
AH BH CH
= = = 2R.
| cos A| | cos B| | cos C|

Bukti. Akan kita tinjau dua kasus: 4ABC merupakan segitiga lancip dan 4ABC merupakan
segitiga tumpul.
Untuk kasus pertama, yaitu 4ABC lancip. Misalkan ∠CAD = α, ∠BAD = β, ∠ACF = γ.
Perhatikan bahwa ∠AEB = ∠ADB, maka AEDB siklis. Akibatnya, ∠DBE = ∠DAE = α.
Secara analog, kita peroleh AF DC dan BF EC siklis sehingga diperoleh ∠F CD = ∠F AD = β
dan ∠F BE = ∠F CE = γ.
C

A F B

Perhatikan bahwa ∠F AH = ∠F CB dan ∠AF H = ∠BF C, maka 4AF H ∼ 4BF C (AA).


Kita punya
AH AF AF
= ⇐⇒ AH = BC · = BC · cot ∠BAC = BC cot A.
BC BF FC
Dari Theorem 2.1, kita punya
BC
= 2R ⇐⇒ BC = 2R sin A.
sin A
Maka
AH = BC cot A = 2R sin(A) · cot(A) = 2R cos A.

Secara analog, kita peroleh juga BH = 2R cos B dan CH = 2R cos C. Karena pada segitiga
lancip kita punya 0 < A, B, C < 90◦ , maka cos A, cos B, cos C > 0 dan kita peroleh yang
diminta.
Untuk kasus kedua, yaitu 4ABC tumpul. W.L.O.G. ∠A > 90◦ .

13
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

E
A B

F
H

Seperti bagian sebelumnya, kita punya AEDB, BF EC, CDF H siklis. Maka kita peroleh

∠DBE = ∠DHE = α, ∠F CD = ∠F HD = β, ∠F CE = ∠F BE = γ.

Tinjau
cos ∠F HE = cos(180◦ − ∠∠F AE) = cos(180◦ − A).

Dari Theorem 1.2, maka

cos(180◦ − A) = cos(180◦ ) cos(A) + sin(180◦ ) sin(A) = − cos A = | cos A|

karena cos A < 0 untuk 90◦ < ∠A < 180◦ .


Selanjutnya, tinjau 4BHD dan 4ACD. Karena ∠BHD = ∠ACD dan ∠BDH = ∠ADC,
maka 4BHD ∼ 4ACD (AA). Maka berlaku

BH BD BD
= ⇐⇒ BH = AC · = AC cot B.
AC AD AD
Dari Theorem 2.1, maka
AC
= 2R ⇐⇒ AC = 2R sin B.
sin B
Kita punya
BH = AC cot B = 2R sin(B) cot(B) = 2R cos B.

Secara analog, kita peroleh juga CH = 2R cos C. Karena ∠B, ∠C < 90◦ , kita bisa tuliskan
cos B = | cos B| dan cos C = | cos C| sehingga kita peroleh yang diminta.

14
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

§2.9 Perpendicularity Lemma


Lemma 2.1: Perpendicularity Lemma

Diberikan empat titik berbeda A, B, C, dan D. Maka garis AB dan garis CD berpotongan
tegak lurus jika dan hanya jika

CA2 − CB 2 = DA2 − DB 2 .

C
B B

A C A

Misalkan garis AB dan garis CD berpotongan di X.


D

C
B B
X X

A C A

Kasus pertama (gambar kiri).

• Pembuktian dari kiri ke kanan. Untuk AB ⊥ CD. Dari Teorema Pythagoras dari 4AXD
dan 4BXD, maka

AD2 − AX 2 = DX 2 = BD2 − BX 2 =⇒ AD2 − AX 2 = BD2 − BX 2 . (1.1.1)

Dengan cara yang sama pada 4ACX dan 4BCX, maka

AC 2 − AX 2 = CX 2 = BC 2 − BX 2 =⇒ AC 2 − AX 2 = BC 2 − BX 2 . (1.1.2)

Kurangkan (1.1.1) dan (1.1.2), diperoleh AD2 − AC 2 = BD2 − BC 2 ⇐⇒ CA2 − CB 2 =


DA2 − DB 2 .

• Pembuktian dari kanan ke kiri. Untuk CA2 − CB 2 = DA2 − DB 2 . Misalkan ∠AXD = θ.


Maka
∠BXC = ∠AXD = θ dan ∠AXC = ∠BXD = 180◦ − θ.

15
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Misalkan panjang AX = a, BX = b, CX = c, dan DX = d. Dari Theorem 2.2 pada


4AXD, maka
DA2 = a2 + d2 − 2ad cos θ. (1.2.1.)

Dengan cara yang sama pada 4BXD, 4AXC, 4BXC, memberikan

DB 2 = b2 + d2 − 2bd cos(180◦ − θ),


CA2 = a2 + c2 − 2ac cos(180◦ − θ),
CB 2 = b2 + c2 − 2bc cos θ.

Berdasarkan Theorem 1.2, maka cos(180◦ − θ) = − cos θ. Maka ketiga persamaan diatas
ekuivalen dengan

DB 2 = b2 + d2 + 2bd cos(θ), (1.2.2)


CA2 = a2 + c2 + 2ac cos(θ), (1.2.3)
CB 2 = b2 + c2 − 2bc cos(θ). (1.2.4)

Dengan mensubtitusikan persamaan (1.2.1), (1.2.2), (1.2.3), dan (1.2.4), maka

DA2 − DB 2 = CA2 − CB 2
a2 + d2 − 2ad cos(θ) − b2 + d2 + 2bd cos(θ) = a2 + c2 + 2ac cos θ − b2 + c2 − 2bc cos(θ)
 

−2ad cos(θ) − 2bd cos(θ) = 2ac cos(θ) + 2bc cos(θ)


0 = (2ad + 2bd + 2ac + 2bc) cos(θ).
π
Karena 2ad + 2bd + 2ac + 2bc > 0, maka haruslah cos(θ) = 0 = cos . Berdasarkan
2
Theorem 1.6, maka
π
θ = ± + 2πk, k ∈ Z.
2
π
Karena 0 < θ < π, maka satu-satunya kemungkinan yang memenuhi adalah θ = .
2
Artinya, AB ⊥ CD.

Untuk kasus yang lain diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.

Exercise 2.3. Lengkapi bukti Lemma 2.1.

Exercise 2.4. Buktikan bahwa diagonal dari masing-masing bangun datar persegi, belah
ketupat, dan layang-layang berpotongan tegak lurus.

16
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

§2.10 Isogonal Konjugat


Pada bagian ini akan dibahas salah satu konfigurasi saja, yaitu ketika titik P terletak di
dalam 4ABC.

Lemma 2.2: Isogonal Konjugat

Diberikan 4ABC dan titik P yang terletak di dalam dan tidak terletak segaris dengan sisi
4ABC. Maka terdapat suatu titik unik P ∗ sedemikian sehingga

∠BAP = ∠CAP ∗ , ∠ABP = ∠CAP ∗ , ∠BCP = ∠ACP ∗ .

Titik P ∗ diperoleh sebagai berikut:

(1). Cerminkan garis AP, BP, CP berturut-turut terhadap garis bagi dalam dari ∠A, ∠B, ∠C
dari 4ABC.

(2). Ketiga garis dari hasil pencerminan tersebut akan berpotongan di satu titik P ∗ . Titik P ∗
disebut sebagai isogonal konjugat dari P .

Adapun pembuktian dari (2) akan dijelaskan lebih lanjut pada Teorema Ceva.

P P∗

B C

Lemma 2.3: Rasio Isogonal

Diberikan 4ABC, misalkan titik D dan E pada BC sehingga AD dan AE isogonal. Maka
 2
BD BE AB
· = .
DC EC AC

Exercise 2.5. Buktikan Lemma 2.3.

Exercise 2.6. Buktikan isogonal dari titik tinggi suatu segitiga merupakan titik pusat lingkaran
luar dari segitiga tersebut.

17
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

§2.11 Symmedian
Diberikan 4ABC. Garis singgung dari (ABC) di titik B dan C berpotongan di P . Maka
AP disebut sebagai A−symmedian dari 4ABC.
A

B C

Lemma 2.4: Isogonal Symmedian

Diberikan 4ABC. Misalkan MA , MB , dan MC berturut-turut adalah titik tengah dari


BC, CA, dan AB. Maka AMA , BMB , dan CMC berturut-turut adalah isogonal dari
A−symmedian, B−symmedian, dan C−symmedian.

Bukti. Akan kita gunakan Phantom Point Method. Misalkan NA pada BC sedemikian sehingga
ANA adalah isogonal dari A−symmedian.
A

B NA C

Misalkan ∠BAP = ∠CANA = α dan ∠P ANA = β. Dari Theorem 2.1 pada 4ABNA , maka
BNA ANA sin(α + β)
= ⇐⇒ BNA = ANA . (1)
sin ∠BANA sin ∠NA BA sin B

18
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Dari Theorem 2.1 pada 4CANA , maka


CNA ANA sin α
= ⇐⇒ CNA = ANA . (2)
sin ∠CANA sin ∠NA CA sin C
Dari (1) ÷ (2), maka
sin(α+β) sin ∠CAP
BNA sin B
ANA sin(α + β) sin C sin B
= sin α
= · = sin ∠BAP
.
CNA sin C
ANA sin α sin B sin C
Dari Alternate Angle Theorem, kita punya ∠P CB = ∠CAB = ∠P BC. Maka

∠P CA = ∠P CB + ∠BCA = ∠CAB + ∠BCA = 180◦ − ∠CBA = 180◦ − ∠B.

Dari Theorem 1.2, maka

sin ∠P CA = sin (180◦ − ∠B) = sin (180◦ ) cos B − cos (180◦ ) sin B = sin B.

Secara analog, sin ∠P BA = sin C. Kita punya


sin ∠CAP sin ∠CAP PC
BNA sin B sin ∠P CA AP
= sin ∠BAP
= sin ∠BAP
= PB
= 1,
CNA sin C sin ∠P CA AP

karena panjang P C = P B (mengapa?). Maka panjang BNA = CNA sehingga NA adalah titik
tengah BC. Maka NA = MA seperti yang ingin dibuktikan.

Lemma 2.5: Properti Symmedian

Diberikan 4ABC, misalkan X adalah perpotongan dari garis singgung (ABC) di titik B
dan C. Misalkan AX memotong (ABC) dan BC berturut-turut di titik K dan D. Titik
M adalah titik tengah BC.

B C
D M

(a). KA adalah A−symmedian dari 4ABC dan K−symmedian dari 4KBC.

19
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

(b). AM isogonal dari AX.

(c). 4ABK ∼ 4AM C.

(d). Berlaku
 2
BD AB
= .
DC AC

(e). (BCX) melalui titik tengah AK.

(f). BC adalah B−symmedian dari 4BAK, dan C−symmedian dari 4CAK.

(g). BC adalah garis bagi dalam dari ∠AM K, dan M X adalah garis bagi luar ∠AM K.

Bukti. Saya yakin Anda bisa membuktikannya dan semangat :D.

Exercise 2.7. Buktikan Lemma 2.5.

§2.12 Jarak Titik Pusat Lingkaran Luar dengan Titik Tinggi Segitiga
Lemma 2.6: Jarak Titik Pusat Lingkaran Luar dengan Titik Tinggi Segitiga

Diberikan 4ABC lancip. Misalkan O dan H berturut-turut titik pusat lingkaran luar
(ABC) dan titik tinggi 4ABC. Misalkan panjang jari-jari (ABC) adalah R. Maka

OH 2 = R2 (1 − 8 cos A cos B cos C) .

Di sini saya tidak memberikan bukti secara resmi. Melainkan metode cara mundur untuk
mengerjakan soal pembuktian.
Misalkan garis tinggi dari titik A ke BC memotong (ABC) dan BC berturut-turut di
titik D dan E.
A

O
H

B E C

Akan kita buktikan


OH 2 = R2 − 8R2 cos A cos B cos C.

20
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Dari Modul 1, titik D merupakan bayangan pencerminan titik H terhadap BC. Maka panjang
HE = HD. Dari Teorema Power of Point dari H terhadap (ABC), maka

AH · HD = Pow(ABC) (H) = R2 − OH 2 =⇒ OH 2 = R2 − AH · HD.

Maka sekarang ekuivalen dengan membuktikan

AH · HD = 8R2 cos A cos B cos C.

Dari Theorem 2.8, maka AH = 2R cos A. Sehingga sekarang ekuivalen dengan membuktikan

HD = 4R cos B cos C.

Karena HE = HD, maka HD = 2DE. Sehingga sekarang ekuivalen dengan membuktikan


DE = 2R cos B cos C. Tinjau bahwa
BE CE BE · CE
cos B · cos C =
· = .
AB AC AB · AC
Dari Teorema Power of Point dari E terhadap (ABC), maka BE · CE = AE · DE. Kita
punya
BE · CE AE · DE
2R cos B cos C = · 2R = · 2R.
AB · AC AB · AC
Sekarang, ekuivalen dengan membuktikan

AB · AC = AE · 2R.

Tinjau dari Theorem 2.1 dari 4ABC, maka


AC AC AC · AB
2R = = AE =
sin B AB
AE
seperti yang ingin dibuktikan.

Lemma 2.7: Jarak Titik Pusat Lingkaran Luar dengan Titik Tinggi Segitiga

Diberikan 4ABC. Misalkan O dan H berturut-turut titik pusat lingkaran luar (ABC)
dan titik tinggi 4ABC. Misalkan panjang jari-jari (ABC) adalah R. Maka

OH 2 = 9R2 − AB 2 + BC 2 + CA2 .


Bukti. Kita tinjau untuk 4ABC lancip dan W.L.O.G. panjang AC ≥ AB. Misalkan pula
panjang BC = a, AC = b, dan AB = c. Kita punya ∠BAE = 90◦ −∠B dan ∠CAE = 90◦ −∠C.
Karena AO isogonal AH, maka ∠CAO = ∠BAH = 90◦ − ∠B. Maka

∠OAH = ∠CAE − ∠CAO = 90◦ − ∠C − (90◦ − ∠B) = ∠B − ∠C.

Berdasarkan Theorem 2.8, maka AH = 2R cos ∠A. Dari Theorem 2.2 dari 4OAH, maka

OH 2 = AH 2 + AO2 − 2 · AH · AO · cos ∠OAH


= 4R2 cos2 A + R2 − 2 · 2R cos A · R · cos(B − C)
= 4R2 cos2 A + R2 − 4R2 cos(180◦ − B − C) cos(B − C).

21
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

O
H

B E C

Dari Theorem 1.2, maka cos(180◦ − B − C) = − cos(B + C). Dari Theorem 1.1, Exercise
1.3, dan Theorem 1.3, maka

OH 2 = 4R2 cos2 A + R2 + 2R · 2 cos(B + C) cos(B − C)


= 4R2 1 − sin2 A + R2 + 2R2 (cos(B + C + B − C) + cos(B + C − (B − C)))


= 5R2 − 4R2 sin2 A + 2R2 (cos(2B) + cos(2C))


= 5R2 − 4R2 sin2 A + 2R2 1 − 2 sin2 B + 1 − 2 sin2 C


= 9R2 − 4R2 sin2 A + sin2 B + sin2 C .




Dari Theorem 2.1, maka


a
= 2R ⇐⇒ 4R2 sin2 A = a2 .
sin A
Secara analog, kita peroleh 4R2 sin2 B = b2 dan 4R2 sin2 C = c2 . Maka

OH 2 = 9R2 − a2 + b2 + c2 .


Untuk kasus 4ABC tumpul diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.

22
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

§3 Contoh Soal
Contoh Soal 3.1

Tentukan nilai dari sin(x + y) jika


1
sin(x) + cos(y) =
2√
3
cos(x) + sin(y) = .
2

Kuadratkan masing-masing persamaan, diperoleh


1
sin2 (x) + 2 sin(x) cos(y) + cos2 (y) = (1)
4
3
cos2 (x) + 2 cos(x) sin(y) + sin2 (y) = . (2)
4
Dengan menjumlahkan (1) dan (2), maka

sin2 (x) + cos2 (x) + 2 (sin(x) cos(y) + cos(x) sin(y)) + cos2 (y) + sin2 (y) = 1.

Berdasarkan Theorem 1.1 dan Theorem 1.2, maka


1
1 + 2 sin(x + y) + 1 = 1 ⇐⇒ sin(x + y) = − .
2

Contoh Soal 3.2

Tentukan nilai dari sin 10◦ sin 50◦ sin 70◦ .

Berdasarkan sin(90◦ − x) = cos x, maka

S = sin 10◦ sin 50◦ sin 70◦ = sin 10◦ cos 20◦ cos 40◦ .

Dengan menggunakan sin(2x) = 2 sin(x) cos(x), maka

S · cos 10◦ = sin 10◦ cos 10◦ cos 20◦ cos 40◦
1
= sin 20◦ cos 20◦ cos 40◦
2
1
= sin 40◦ cos 40◦
4
1
= sin 80◦
8
1
= cos 10◦
8
1
S= .
8
1
Jadi, sin 10◦ sin 50◦ sin 70◦ = .
8

23
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Contoh Soal 3.3

Pada 4ABC lancip, titik O adalah titik pusat lingkaran luar dan ketiga garis tinggi
berpotongan di H. Misalkan D pada (ABC) sehingga AD ⊥ BC. Diketahui AB =
m
6, DB = 2, dan [ABC] = 5[HBC]. Jika OA2 dapat dinyatakan dalam dengan m dan n
n
adalah dua bilangan asli yang relatif prima, tentukan m + n.

Misalkan AD memotong BC di X.
A

O
H

B X C

Kita ingin mencari panjang OA. Dengan kata lain, kita ingin mencari panjang jari-jari dari
(ABC), misalkan R. Dari Modul 1, kita punya bahwa titik D merupakan bayangan dari refleksi
H terhadap BC. Maka [BDC] = [BHC] = 5[ABC] dan panjang HX = XD = t. Tinjau
1
[ABC] 2
· AX · BC AX
5= = 1 = =⇒ AX = 5t.
[BDC] 2
· DX · BC t
Dari Teorema Pythagoras 4ABX dan 4BDX, kita punya

BD2 − DX 2 = BX 2 = AB 2 − AX 2 =⇒ BD2 − DX 2 = AB 2 − AX 2 .

Kita punya r √
32 2 3
4 − t2 = 36 − 25t2 ⇐⇒ 24t2 = 32 ⇐⇒ t = = .
24 3
Subtitusikan, kita peroleh

√ √
r r
4 8 2 6
BX = BD2 − DX 2 = 4 − t2 = 4− = = .
3 3 3
Kita punya √
2 6

BX 3 6
sin ∠BDA = sin ∠BDX = = = .
BD 2 3
Berdasarkan Theorem 2.1 pada 4ABD, maka

AB 6 √ 3 6 27
2R = = √ = 3 6 =⇒ R = =⇒ R2 = .
sin ∠BDA 6 2 2
3

Maka m = 27 dan n = 2 sehingga m + n = 29 .

24
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Contoh Soal 3.4: MaQC 2021

Titik C dan D terletak berseberangan (pada belahan sisi yang berbeda dalam bidang)
terhadap AB dan panjang AB = 6. Titik X merupakan perpotongan AB dan CD serta
panjang CD = 9. Misalkan M dan N berturut-turut titik tengah AX dan BX. Jika
panjang AD = 8 dan BC = 4 serta ∠ADC = ∠BCD, tentukan nilai dari DM 2 + 2 · CN 2 .

Karena ∠ADX = ∠BCX, ∠AXD = ∠BXC, dan ∠XAD = ∠CBX, maka 4AXD ∼ 4BXC.

A M X
N B
D

Sehingga
AX DX AD 8
= = = =2
XB XC BC 4
Maka kita peroleh panjang AX = 4, BX = 2, dan DX = 6, CX = 3. Dengan Teorema Stewart
pada 4ADX, diperolehlah

AD2 · M X + DX 2 · AM − M X · AM · AX
2 128 + 72 − 16 184
DM = = = = 46
AX 4 4

Dengan cara sama kita peroleh 2 · CN 2 = 23. Maka DM 2 + 2 · CN 2 = 46 + 23 = 69 .

25
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

§4 Latihan Soal
Problem 4.1 (OSK 2004). Tentukan perbandingan panjang diagonal terpendek dan diagonal
terpanjang dari sebuah segienam beraturan.

Problem 4.2. Diberikan 4ABC. Titik D, E, dan F berturut-turut terletak pada BC, CA,
dan AB sedemikian sehingga
AF 2 BD 1 CE 1
= , = , = .
FB 3 DC 2 EA 2
Jika [ABC] = 81, tentukan [DEF ].

Problem 4.3. Diberikan persegi ABCD dengan panjang sisi 6. Titik M dan N berturut-turut
terletak pada sisi DA dan BC sehingga panjang DM = M A dan N C = 1. Titik O merupakan
titik tengah dari M N . Tentukan panjang BO.

Problem 4.4. Diberikan 4ABC dengan panjang AB = 8, BC = 10, dan CA = 6. Titik


D pada AB sedemikian sehingga CD garis bagi ∠ACB. Titik E pada garis AB sedemikian
sehingga EC ⊥ CD. Tentukan panjang CE.

Problem 4.5. Tentukan nilai dari


s  ◦  ◦ s  ◦  ◦
4 15 15 15 2 15
sin + 4 cos2 − cos4 + 4 sin .
2 2 2 2

Problem 4.6 (OSK 2006). Pada segitiga ABC tumpul di C, titik M adalah titik tengah AB.
Melalui C dibuat garis tegak lurus pada BC yang memotong AB di titik E. Dari M tarik garis
memotong BC tegak lurus di D. Jika [ABC] = 54, tentukan [BED].

Problem 4.7. Diberikan 4ABC dengan AB = 8, BC = 9, dan CA = 11. Jika titik O


merupakan titik pusat lingkaran luar 4ABC dan H merupakan titik potong ketiga garis tinggi
4ABC, maka tentukan OH 2 .

Problem 4.8. Diberikan segiempat talibusur ABCD dengan panjang AB = 6, BC = 12, CD =


3, dan DA = 6. Garis BA dan CD berpotongan di titik E dan garis AD dan BC berpotongan
di titik F . Tentukan panjang EF .

Problem 4.9. Tentukan semua bilangan real x dengan 0 ≤ x ≤ π yang memenuhi


1
= cos(x) cos(2x) cos(4x) cos(8x) cos(16x).
32
Problem 4.10 (AMC 1999). Pada suatu 4ABC berlaku

3 sin A + 4 cos B = 6 dan 3 sin B + 3 cos A = 1.

Tentukan besar sudut C.

26
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Problem 4.11 (OSP 2006). Pada 4ABC, garis-garis berat dari titik sudut B dan titik sudut
C saling berpotongan tegak lurus. Tentukan nilai minimum cot B + cot C.

Problem 4.12 (OSP 2003). Titik P terletak di dalam persegi ABCD sedemikian rupa, sehingga
AP : BP : CP = 1 : 2 : 3. Tentukan besar ∠AP B.

Problem 4.13. Tentukan nilai dari

(1 − cot 23◦ ) (1 − cot 22◦ ) .

Problem 4.14 (TO KSN-P Heuristic). Diberikan 4ABC dengan panjang AB = 8, BC = 9,


dan CA = 7. Misalkan H dan O berturut-turut merupakan titik tinggi dan titik pusat lingkaran
a√
luar dari 4ABC. Jika D titik tengah dari CH dan panjang OD dapat dinyatakan dalam c
b
di mana a, b, c bilangan asli, gcd(a, b) = 1, dan c tidak habis dibagi oleh bilangan kuadrat
sempurna apapun yang lebih besar dari 1, tentukan nilai a + b + c.

Problem 4.15 (IRC 2021). Diberikan sebuah segitiga di mana M merupakan titik tengah sisi
BC. Titik D merupakan titik pada lingkaran luar ABC sehingga AD ⊥ BC. Terlebih lagi,
DM ⊥ AC. Apabila AM =20 dan ∠BCA = 15◦ , maka jari-jari lingkaran luar segitiga ABC
√ √ 
dapat dinyatakan dalam a b + c di mana a, b, c merupakan bilangan asli dan b, c tidak
habis dibagi oleh bilangan kuadrat yang lebih besar dari 1. Tentukan nilai a + b + c.

Problem 4.16. Diketahui terdapat bilangan real a dan b sehingga untuk semua bilangan real
positif x berlaku  
−1 x−4 π
tan + tan−1 (ax) + tan−1 (bx) = .
4x 2
Tentukan a2 + b2 .

Problem 4.17 (OSP 2007). Diberikan 4ABC siku-siku di A. Titik D pada AC dan titik F
pada BC. Jika AF ⊥ BC dan BD = DC = F C = 1, tentukan panjang AC.

Problem 4.18 (OSP 2008). Diberikan 4ABC, dengan BC = a, AC = b, dan ∠C = 60◦ . Jika
a √
= 2 + 3, tentukan besar ∠B.
b
Problem 4.19 (OSP 2009). Jika tan(x) + tan(y) = 25 dan cot(x) + cot(y) = 30, tentukan
tan(x + y).

Problem 4.20. Tentukan nilai minimum f (x) untuk 0 < x < π di mana

9x2 + 4 − 9(x cos(x))2


f (x) = .
x sin(x)
17
X 1
Problem 4.21. Tentukan .
i=1
1 + tan3 (5i)

27
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Problem
 π 4.22. Terdapat enam bilangan real x berbeda, katakan x1 , x2 , x3 , · · · , x6 , pada interval
0, yang memenuhi
2
tan(15x) = 15 tan(x).
6
X 1
Tentukan nilai 2
.
i=1
tan (xi )
Problem 4.23 (AIME 1996). Tentukan bilangan asli n terkecil yang memenuhi
cos 96◦ + sin 96◦
tan 19n◦ = .
cos 96◦ − sin 96◦
Problem 4.24. Diberikan segitiga ABC, dengan BC = 5, AC = 12, dan AB = 13. Titik D
dan E berturut-turut pada AB dan AC sedemikian rupa sehingga DE membagi segitiga ABC
menjadi dua bagian dengan luas yang sama. Tentukan panjang minimum DE.

Problem 4.25 (OSK 2009). Tentukan banyaknya solusi real x dari persamaan
1 √
3 2 +log3 (cos(x)−sin(x)) + 2log2 (cos(x)+sin(x)) = 2.

Problem 4.26 (OSP 2009). Diketahui segitiga siku-siku ABC dengan panjang sisi-sisinya a, b,
dan c serta a < b < c. Misalkan r dan R berturut-turut menyatakan panjang jari-jari lingkaran
r(a + b + c) √ r
dalam dan lingkaran luarnya. Jika = 3, tentukan nilai .
R2 a+b+c
Problem 4.27. Diberikan a, b, c, d bilangan real pada interval [0, π] yang memenuhi

sin(a) + 7 sin(b) = 4 (sin(c) + 2 sin(d)) ,


cos(a) + 7 cos(b) = 4 (cos(c) + 2 cos(d)) .

Tentukan nilai 2 cos(a − d) − 7 cos(b − c).

Problem 4.28 (OSP 2009). Jika x1 , x2 , · · · , x2009 bilangan real, tentukan nilai minimum

cos(x1 ) sin(x2 ) + cos(x2 ) sin(x3 ) + · · · + cos(x2009 ) sin(x1 ).

Problem 4.29. Tentukan nilai sin 18◦ .

Problem 4.30 (AIME 2000). Tentukan bilangan asli terkecil n yang memenuhi
1 1 1 1
+ + ··· + = .
sin 45◦ sin 46◦ ◦
sin 47 sin 48◦ ◦
sin 133 sin 134◦ sin n◦
Problem 4.31 (OSK 2010). Tentukan nilai x yang memenuhi 0 ≤ x ≤ π dan
1 2010
√ x x  x 
x
 = 2 2 cos cos · · · cos .
sin 22010 2 4 22010
Problem 4.32 (OSP 2010). Pada 4ABC, dimisalkan a, b, dan c berturut-turut merupakan
panjang sisi BC, CA, dan AB. Jika
2a b
= ,
tan A tan B
sin2 A − sin2 B
tentukan nilai .
cos2 A + cos2 B

28
Modul 2 - Geometri Wildan Bagus Wicaksono

Problem 4.33 (OSP 2010). Jika a, b, dan c menyatakan panjang sisi-sisi suatu segitiga yang
memenuhi
(a + b + c)(a + b − c) = 3ab,

maka tentukan besar sudut yang menghadap sisi dengan panjang c.

Problem 4.34 (OSP 2010). Diberikan segitiga ABC siku-siku di C, AC = 3, dan BC = 4.


Segitiga ABD siku-siku di A, AD = 12, dan titik-titik C dan D letaknya berlawanan terhadap
DE m
sisi AB. Garis sejajar AC melalui D memotong perpanjangan CB di E. Jika = dengan
DB n
m dan n bilangan asli yang relatif prima, tentukan m + n.

Problem 4.35 (AHSME 1999). Misalkan x ∈ R yang memenuhi sec(x) − tan(x) = 2, tentukan
nilai sec(x) + tan(x).

Problem 4.36 (OSK 2005). Tentukan nilai sin8 75◦ − cos8 75◦ .

Problem 4.37 (Penting!). Pada 4ABC, buktikan bahwa

tan A + tan B + tan C = tan A tan B tan C.

Problem 4.38. Tentukan nilai eksak dari

tan 1◦ · tan 2◦ · tan 3◦ · . . . · tan 89◦ .


5
Problem 4.39 (AIME 1995). Jika (1 + sin t)(1 + cos t) = , tentukan (1 − sin t)(1 − cos t).
4
Problem 4.40 (OSK 2008). Diberikan a dan b merupakan besar dua sudut pada sebuah
segitiga. Jika
1√ 1√
sin(a) + sin(b) = 6 dan cos(a) + cos(b) = 2,
2 2
tentukan sin(a + b).

Problem 4.41 (OSP 2011). Jika


 x  x   x √ x
1 − tan2 2011 1 − tan2 2010 · · · 1 − tan2 = 22011 3 tan 2011 ,
2 2 2 2
tentukan sin(2x).

Problem 4.42 (M2KM Carabao Cup Season 2). Diberikan segitiga ABC dengan panjang
AB = 4, BC = 3, dan CA = 6. Titik D merupakan perpotongan garis singgung lingkaran luar
segitiga ABC di titik A dan titik B. Misalkan E dan F berturut-turut adalah perpotongan
CD dengan AB dan lingkaran luar segitiga ABC. Tentukan panjang dari EF .

29

Anda mungkin juga menyukai