Anda di halaman 1dari 19

KARYA TULIS ILMIAH

“ PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA

PANDEMI COVID 19 ”

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kenaikan ke Kelas XII

Disusun Oleh :
Nama : Qori Nur Fitri
Kelas : XI Sosial 1
NISN : 0054322092

SEKOLAH MENENGAH ATAS PASUNDAN 2


KOTA CIMAHI
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH


PENGARUH PEMBELAJARAN DARING
MASA PANDEMI COVID 19

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kenaikan ke Kelas XII

Cimahi, Mei 2022

Mengetahui,
Wali Kelas Penulis,
Annis Mayangsari S.Pd Qori Nur Fitri
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah merupakan satu kata yang pantas diucapkan kepada


Tuhan Yang Maha Esa yang karena Bimbingan – Nya maka saya dapat
menyelesaikan sebuah karya tulis ilmiah dengan judul “Dampak Pembelajaran Daring
Masa Pandemi Covid 19” dapat di pertanggung jawabkan hasilnya.
Saya ucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam makalah ini. Oleh
karena itu kritik dan sarn dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya
harapkan
Terima kasih dan Semoga Makalah ini dapat memberikan masukan yang
positif bagi kita semua.

Cimahi, Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
Bab 1 Pendahuluan................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3 Tujuan........................................................................................................... 2
1.4 Manfaat......................................................................................................... 3
Bab 2 Pembahasan.................................................................................................. 4
2.1 Pengaruh Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan...................................... 4
2.2 Keadaan Buruk Pendidikan Di Indonesia.................................................... 6
2.3 Penyesuaian Pendidikan Indonesia Di Era Globalisasi................................ 8
2.4 Pentingnya Globalisasi Pada Pendidikan..................................................... 9
2.5 Elemen Yang Bisa Menghadapi Globalisasi Pada Pendidikan.................... 9
Bab 3 Penutup......................................................................................................... 12
3.1 Simpulan....................................................................................................... 12
3.2 Saran............................................................................................................. 12
Daftar Pustaka......................................................................................................... 13
Lampiran................................................................................................................. 14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Lalu arti Globalisasi adalah proses integrasi
internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran,
dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan
telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor
utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan
(interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.
Arti Globalisasi juga adalah suatu proses yang mendunia, tidak kenal batas
ruang dan waktu. Proses globalisasi berlangsung melalui 2 dimensi, yaitu dimensi
ruang dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti
bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan.
Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam
globalisasi. Teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan
berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh
karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam bidang
pendidikan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin
cepatnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia
pendidikan. Banyak sekolah di Indonesia mulai melakukan globalisasi dalam
sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah – sekolah yang
dikenal dengan Billingual School, dengan diterapkannya bahasa asing seperti
bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah.
Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas
internasional selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat
kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah
garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat menikmati pendidikan dengan
kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar. Tentu saja
hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan belum dirasakan oleh
semua kalangan masyarakat. Hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas
atas yang mapan. Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yang
terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi
yang semakin kencang yang dapat menyeret mereka dalam jurang kemiskinan.

1.2 Rumusan Masalah


Secara umum, rumusan masalah pada makalah “Dampak Globalisasi
Terhadap Pendidikan” ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut :
1. Apa dampak dari globalisasi untuk dunia pendidikan?
2. Apa Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi?
3. Bagaimana cara penyesuaian pendidikan di Indonesia pada era globalisasi?
4. Mengapa Globalisasi penting bagi pendidikan?
5. Siapa yang bisa menghadapi arus globalisasi dalam dunia pendidikan?

1.3 Tujuan 
1. Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru
dalam ujian praktek bahasa indonesia. Lalu, bagi saya pribadi makalah ini
juga bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi pelajar, baik dalam
belajar maupun kehidupan.

2. Bagi Pembaca
Pembaca bisa juga mengunakan makalah ini untuk langkah menuju ke
pengetahuan yang lebih luas, sehingga kedepannya tercipta sumber daya
manusia yang unggul.
3. Bagi Masyarakat
Supaya masyarakat bisa lebih memahami tentang arti penting
globalisasi sehingga dampak negatif yang sudah ada bisa lebih di tinggalkan.
Dan juga diharapkan agar realisasi kegiatan positif terhadap adanya
pendidikan semakin lebih baik.

1.4 Manfaat
Supaya bisa memperluas kesempatan studi ke luar negeri. Lalu, bisa juga
menjadi pembanding untuk tenaga yang tidak berkualitas yang akhirnya jadi
pagar sekaligus semangat untuk lebih serius dan berkembang.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan


Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia
pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga
pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia.
Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan
bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah
globalisasi, menimbulkan dampak positif dan negatif dari dari pengaruh
globalisasi dalam pendidikan dijelaskan dalam poin-poin berikut:
1. Pengajaran Interaktif Multimedia
Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola
pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah
menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan
computer. Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali
membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana
sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi.
Sekarang sudah ada komputer sehingga tulisan, film, suara, music, gambar
hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi.
Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat
mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang
bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan
multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru
tentu akan menjelaskan dengan contoh-contohnya tetapi mendengar tak
seefektif melihat.
2. Perubahan Corak Pendidikan
IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan
pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya
UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa
perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis.
Kemudahan Dalam Mengakses Informasi Dalam dunia pendidikan,
teknologi hasil dari melambungnya globalisasi seperti internet dapat
membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan
serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjuauhan tempat
tinggalnya. Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa Dulu, kurikulum
terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru.

3. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia


Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak
didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John
Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang
mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna”
bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa
depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria
yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens.

4. Bahaya Dunia Maya


Seperti viagra, alkohol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet.
Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa
Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia
kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya pada
proses belajar mengajar.
5. Ketergantungan
Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet
dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru
ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa
bantuan alat-alat tersebut.

2.2 Keadaan Buruk Pendidikan di Indonesia 


Paradigma Pendidikan Nasional yang gagal melahirkan manusia yang sholeh
yang berkepribadian sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan
melalui penguasaan sains dan teknologi. Secara kelembagaan, sekularisasi
pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institusi agama,
dan pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama; sementara pendidikan
umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, kejurusan serta perguruan tinggi
umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan
(iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang sebagai tidak berhubungan
dengan agama. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting
dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan
sekadar salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan
seluruh aspek.
Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang
yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan
tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta
didik dan penguasaan ilmu agama. Seperti halnya yang dapat memicu antara lain:
1. Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal, itulah kalimat yang sering terlontar di
kalangan masyarakat. Mereka menganggap begitu mahalnya biaya untuk
mengenyam pendidikan yang bermutu. Mahalnya biaya pendidikan dari
Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi membuat masyarakat
miskin memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Makin mahalnya biaya
pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang
menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), dimana di Indonesia
dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, komite
sekolah yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur
pengusaha.
Asumsinya pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas.
Hasilnya, setelah komite sekolah terbentuk, segala pungutan disodorkan
kepada wali murid sesuai keputusan komite sekolah. Namun dalam
penggunaan dana, tidak transparan. Karena komite sekolah adalah orang-
orang dekat kepada sekolah. Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya
RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status
pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki
jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang
sosoknya tidak jelas.
Pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk
mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataan Pemerintah justru
ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat
dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’. Fandi achmad
menjelaskan bahwa “mencermati konteks pendidikan dalam praktik seperti
itu, tujuan pendidikan menjadi bergeser. Awalnya, pendidikan adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan tidak membeda-bedakan kelas sosial.
Pendidikan adalah untuk semua. Namun, pendidikan kemudian menjadi
perdagangan bebas (free trade).

2. Kualitas SDM yang Rendah


Akibat paradigma pendidikan nasional yang sekular-materialistik,
kualitas kepribadian anak didik di Indonesia semakin memprihatinkan. Dari
sisi keahlian pun sangat jauh jika kualitas SDM yang mencengangkan. Jika
Indonesia masih dibayang-bayangi pengusiran dan pemerkosaan tenaga kerja
tak terdidik yang dikirim ke luar negeri, banyak orang India mendapat posisi
bergengsi di pasar Internasional.
Dalam menghadapi era globalisasi, kita tidak hanya membutuhkan
sumber daya manusia dengan latar belakang pendidikan formal yang baik,
tetapi juga diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai latar belakang
pendidikan non formal.

2.3 Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi


Satu tantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yang
kompetitif dan tangguh. Kedua, dunia pendidikan kita menghadapi banyak
kendala dan tantangan. Namun dari uraian di atas, kita optimis bahwa masih ada
peluang. Ketiga, alternatif yang ditawarkan di sini adalah penguatan fungsi
keluarga dalam pendidikan anak dengan penekanan pada pendidikan informal
sebagai bagian dari pendidikan formal anak di sekolah. Kesadaran yang tumbuh
bahwa keluarga memainkan peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak
akan membuat kita lebih hati-hati untuk tidak mudah melemparkan kesalahan
dunia pendidikan nasional kepada otoritas dan sektor-sektor lain dalam
masyarakat, karena mendidik itu ternyata tidak mudah dan harus lintas sektoral.
Semakin besar kuantitas individu dan keluarga yang menyadari urgensi
peranan keluarga ini, kemudian mereka membentuk jaringan yang lebih luas
untuk membangun sinergi, maka semakin cepat tumbuhnya kesadaran kompetitif
di tengah-tengah bangsa kita sehingga mampu bersaing di atas gelombang
globalisasi ini. Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning
(pandangan), repositioning strategy (strategi) , dan leadership (kepemimpinan).
Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah 2020 bukan tidak mungkin Indonesia
juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang lebih bermartabat dan jaya
sebagai pemenang dalam globalisasi.

2.4 Pentingnya Globalisasi Pada Pendidikan


Karena Globalisasi sangat erat kaitannya dengan pendidikan yang didalamnya
terdapat proses mempengaruhi dalam segala bidang terutama dalam ranah
pendidikan, yang berimbas pada nlai-nilai moral, sosial, budaya dan kepribadian
yang dapat berdampak positif dan negatif. Pendidikan tidak mungkin menisbikan
proses globalisasi yang akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju
era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan,
dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komperehensif dan
fleksibel. Dan dalam merespon globalisasi, kita hendaknya tidak terjebak ke
dalam sikap-sikap ekstrem, mendukung dan menerimanya tanpa reserve atau
menolaknya mentah-mentah. Akan tetapi, hendaknya kita bisa bersikap lebih
kritis dan kreatif dengan melakukan penelaahan terhadap setiap sisi.

2.5 Elemen Yang Bisa Menghadapi Globalisasi Pada Pendidikan


1. Pendidik (Guru)
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral
pelajar dan juga kemerosotannya. Untuk itu tugas guru tidak terbatas pada
pengajaran mata pelajaran, tapi yang paling penting adalah pencetakan
karakter murid. Tantangan persoalan ini memang sangat sulit bagi seorang
guru karena keterbatasan kontrolling pada murid kerap membuatnya
kecolongan.
Disamping itu, dalam menghadapi era globalisasi guru dituntut
meningkatkan profesionalitasnya sebagai pengajar dan pendidik. Guru juga
harus siap menghadapi kata kunci dunia pendidikan, seperti: kompetisi,
transparansi, efsiensi, dan kualitas tinggi. Dengan demikian kualitas mutu
pendidikan harus sangat diperhatikan oleh para guru untuk menyelamatkan
profesinya. Untuk itu dalam peningkatan kualitas pengajaran, guru harus bisa
mengembangun tiga intelegensi dasar siswa semakin mendorong dalam
kemajuan bidang ilmu pengetahuan, sehingga dunia pendidikan harus
memiliki kemampuan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin.

2. Peserta Didik (Siswa)


Selain tugas utama seorang siswa yaitu belajar, seorang siswa juga
harus mampu memilah dan memilih segala pengaruh yang masuk dalam
dirinya, baik itu pengaruh dari teman sebayanya, lingkungannya, maupun
media masa. Dampak dari pengaruh globalisasi terhadap siswa akan sangat
mungkin berdampak negativ dan menghancurkan dirinya jika tidak segera
ditanggulangi.
Baik pengaruh positif maupun negatif dari globalisasi akan sangat
terlihat jelas bagi siswa dalam perilaku dan tingkah lakunya sehari-hari. Hal
itu dikarenakan mereka masih dalam masa-masa labil, dan masa-masa dimana
selalu ingin mencoba sesuatu hal yang dianggap baru. Hal ini yang perlu
diperhatikan bagi orang-rang dewasa yang ada disekitarnya. Dua hal yang
saling kontradiktif namun sangat dekat sekali, sehingga tidak jarang yang
menyalahgunkan dalam pemanfaatan kemajuan teknologi bagi siswa. Maka
dari itu tiga unsur dasar bagi siswa, yaitu intelektual, emosional, dan moral
sangat penting untuk mereka miliki.
Intelektual murid harus luas, agar ia bisa menghadapi arus globalisasi
dan tidak ketinggalan zaman, apalagi sampai terbawa arus. Selain itu, dimensi
emosional dan spiritual siswa juga harus terdidik dengn baik, agar bisa
melahirkan perilaku yang baik dan bisa bertahan diantara pengaruh
demoralisasi di era globalisasi dengan prinsip spiritualnya.

3. Orang Tua
Orang tua atau keluarga dianggap sebagai pendidikan pertama bagi
anak sebelum mereka dikenalkan dengan dunia luar.Pengaruh keluarga juga
sangat besar dalam pertumbuhan seorang anak, karena disamping mempunyai
kedekatan secara emosional, mereka juga mempunyai tingkat kebersamaan
yang lebih karena tinggal dalam satu atap atau satu rumah. Peran orang tua
untuk mencari tau segala kegiatan yang sampai disitu saja karena kontrol dari
sekolah terbatas hanya dalam jam pelajaran sekolah.
Mencari tahu segala kegiatan anak tidak harus dengan mengikutinya
setiap detik dan setiap waktu. Namun bisa dilakukan dengan banyak hal dan
cara, seperti dengan memberikan perhatian, menanyakan dengan siapa teman
bermain, menanyakan keadaan anak kepada guru-guru nya di sekolah, dan
lain sebagainya. Hal seperti ini sangat mudah dilakukan, namun terkadang
orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing bahan tidak mau tahu
sehingga anak seringkali terabaikan.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pengetahuan saya (penulis) serta rujukan atau referensi yang saya(penulis)
peroleh. Saya berharap kritik dan saran yang bersifat membangun dan lugas dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini
bermanfaat bagi pembaca.

3.2  Saran
Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk:
1. Masyarakat agar para orang tua memperhatikan kepentingan anaknya dalam
hal pendidikan sehingga pendidikan berjalan dengan lancar.
2. Pemerintah harus menganggarkan dana yang cukup untuk keperluan
pendidikan dan menambah beasiswa bagi guru untuk training.
DAFTAR PUSTAKA

(https://anggaradian.wordpress.com/2011/12/30/)
( www.seocontoh.com/2014/03/contoh-karya-ilmiah-tentang-pendidikan.html)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi)

Referensi
https://123dok.com/document/yd9p6wgz-dampak-globalisasi-terhadap-
pendidikan.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai