Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH

“DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PENDIDIKAN”

Disusun Oleh:
1. Mysel Dara Zulia

2. Marda Tilla

3. Iva Mazelina

4. Ayu Sriwahyuni

5. Wine Anesa Nanda

Kelas: XI IPA 1

Pembimbing: Ukhti Rahmi, S.pd.

SMA N 1 Bonjol
TP 2020/2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah merupakan satu kata yang pantas diucapkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang karena Bimbingan – Nya maka saya dapat menyelesaikan sebuah karya tulis ilmiah
dengan judul “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan”

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah yang dapat di pertanggung jawabkan hasilnya. Saya
ucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu kami dalam menghadapi
berbagai tantangan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam makalah ini. Oleh
karena itu kritik dan sarn dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan

Terima kasih dan Semoga Makalah ini dapat memberikan sumbangan positif bagi kita
semua.

Tangerang, 1 Februari 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………………………………………. i

Kata Pengantar……………………………..………………………………………………………… ii

Daftar isi ………………….…………………………………………………………………………… iii

Bab 1

Pendahuluan……………….……………………………………………………………………………

Belakang………………………………………………………………………………………

Rumusan Masalah……………………..……………………………………………………………

Tujuan…………….………………………….……………………………………………………….

Manfaat……….……………………………….…………………………………………………….

Bab 2

Pembahasan……………..………………………………………………………………………………

Pengaruh globalisasi terhadap pendidikan…………………………………………………………..

Keadaan buruk pendidikan di Indonesia……………………………..……………………………….

Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi………………………………………………

Pentingnya Globalisasi Pada Pendidikan…………………………….………………………………

Elemen Yang Bisa Menghadapi Globalisasi Pada Pendidikan………………………………………

Bab 3

Penutup………………………………………………………………………………………………………….

Kesimpulan…..…………………………………………………………………………………………

Saran……………………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah
universal. Lalu arti Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.
Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan
Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling
ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya. Arti Globalisasi juga adalah
suatu proses yang mendunia, tidak kenal batas ruang dan waktu. Proses globalisasi
berlangsung melalui 2 dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu. Globalisasi berlangsung di
semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama pada
bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama
dalam globalisasi. Teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai
bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi
tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam bidang pendidikan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin cepatnya arus
globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di
indonesia mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini
terlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya
bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah.
Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi
baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas internasional.

2. RUMUSAN MASALAH
Secara umum, rumusan masalah pada makalah “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan”
ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut :

1 .Apa dampak dari globalisasi untuk dunia pendidikan?

2. Apa Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi?

3. Bagaimana cara penyesuaian pendidikan di Indonesia pada era globalisasi?

4. Mengapa Globalisasi penting bagi pendidikan?

5. Siapa yang bisa menghadapi arus globalisasi dalam dunia pendidikan?


3.TUJUAN
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan
dan menambah ilmu pengetahuan mengenai globalisasi. Pembaca bisa juga digunakan
makalah ini untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sehingga kedepannya
tercipta sumber daya manusia yang unggull

4. MANFAAT
Supaya bisa memperluas kesempatan studi ke luar negeri. Lalu, bisa juga menjadi
pembanding untuk tenaga yang tidak berkualitas yang akhirnya jadi pagar sekaligus
semangat untuk lebih serius dan berkembang.

Untuk memperluas wawasan, dan semakin canggihnya ilmu pengetahuan. Selain itu, pikiran
kita bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman sekarang. Dan juga pikiran kita
semakin berkembang dari zaman ke zaman. Dan juga kita gak kalah terhadap pendidikan
terhadap Negara lain.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan


1.Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia:

Pengajaran Interaktif Multimedia

Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia
pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis
teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang
kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana
sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah
ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan
menjadi suatu proses komunikasi. Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa
daya itu dapat mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang
bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para
siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan
contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad
(2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata,
visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih
baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-
hubungkan fakta dengan konsep.

Perubahan Corak Pendidikan

Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi
dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia
politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya
UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan
dari corak sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak
mengatur kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya.
Kemudahan Dalam Mengakses Informasi Dalam dunia pendidikan, teknologi hasil dari
melambungnya globalisasi seperti internet dapat membantu siswa untuk mengakses
berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan
mereka yang berjuauhan tempat tinggalnya. Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa
Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang,
kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah
tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa
terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada
tingkat satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-
mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas.
Sedangkan siswa hanya mendngarkan dan mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak
mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa
menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.

2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia:

Komersialisasi Pendidikan

Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah


dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah
kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya
“Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan
kembali ke masa depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria
yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini
harus membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga
pemegang saham.(John Micklethwait, 2007:166).

Bahaya Dunia Maya

Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat
memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang
berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme,
kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan
pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang
seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober
2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah
demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini
sangat berbahaya pada proses belajar mengajar.

Ketergantungan

Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan


kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak
bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.

B. Keadaan Buruk Pendidikan di Indonesia


Paradigma Pendidikan Nasional yang Sekular-Materialistik

Sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institusi agama,
dan pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama; sementara pendidikan umum melalui
sekolah dasar, sekolah menengah, kejurusan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh
Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan
ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang sebagai tidak
berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian
terpenting dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan
sekadar salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan seluruh
aspek.

Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang menguasai
sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam
itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan ilmu agama.
Banyak lulusan pendidikan umum yang ‘buta agama’ dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya,
mereka yang belajar di lingkungan pendidikan agama memang menguasai ilmu agama dan
kepribadiannya pun bagus, tetapi buta dari segi sains dan teknologi. Sehingga, sektor-sektor
modern diisi orang-orang awam. Sedang yang mengerti agama membuat dunianya sendiri,
karena tidak mampu terjun ke sektor modern.

Mahalnya Biaya Pendidikan

Pendidikan bermutu itu mahal, itulah kalimat yang sering terlontar di kalangan masyarakat.
Mereka menganggap begitu mahalnya biaya untuk mengenyam pendidikan yang bermutu.
Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi membuat
masyarakat miskin memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.

Kualitas SDM yang Rendah

Akibat paradigma pendidikan nasional yang sekular-materialistik, kualitas kepribadian anak


didik di Indonesia semakin memprihatinkan. Dari sisi keahlian pun sangat jauh jika
dibandingkan dengan Negara lain. Jika dibandingkan dengan India, sebuah Negara dengan
segudang masalah (kemiskinan, kurang gizi, pendidikan yang rendah), ternyata kualitas SDM
Indonesia sangat jauh tertinggal. India dapat menghasilkan kualitas SDM yang
mencengangkan. Jika Indonesia masih dibayang-bayangi pengusiran dan pemerkosaan
tenaga kerja tak terdidik yang dikirim ke luar negeri, banyak orang India mendapat posisi
bergengsi di pasar Internasional.

C. Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi


Dari beberapa takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap menghadapi globalisasi.
Belum siap tidak berarti bangsa kita akan hanyut begitu saja dalam arus global tersebut. Kita
harus menyadari bahwa Indonesia masih dalam masa transisi dan memiliki potensi yang
sangat besar untuk memainkan peran dalam globalisasi khususnya pada konteks regional.
Inilah salah satu tantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yang kompetitif
dan tangguh. Kedua, dunia pendidikan kita menghadapi banyak kendala dan tantangan.
Namun dari uraian di atas, kita optimis bahwa masih ada peluang.

Ketiga, alternatif yang ditawarkan di sini adalah penguatan fungsi keluarga dalam pendidikan
anak dengan penekanan pada pendidikan informal sebagai bagian dari pendidikan formal
anak di sekolah. Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga memainkan peranan yang sangat
penting dalam pendidikan anak akan membuat kita lebih hati-hati untuk tidak mudah
melemparkan kesalahan dunia pendidikan nasional kepada otoritas dan sektor-sektor lain
dalam masyarakat, karena mendidik itu ternyata tidak mudah dan harus lintas sektoral.
Semakin besar kuantitas individu dan keluarga yang menyadari urgensi peranan keluarga ini,
kemudian mereka membentuk jaringan yang lebih luas untuk membangun sinergi, maka
semakin cepat tumbuhnya kesadaran kompetitif di tengah-tengah bangsa kita sehingga
mampu bersaing di atas gelombang globalisasi ini.

Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy
(strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah
beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan
yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai
itu, tahun 2020 bukan tidak mungkin Indonesia juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa
yang lebih bermartabat dan jaya sebagai pemenang dalam globalisasi.

D. Pentingnya Globalisasi pada Pendidikan

Karena Globalisasi sangat erat kaitannya dengan pendidikan yang didalamnya terdapat
proses mempengaruhi dalam segala bidang terutama dalam ranah pendidikan, yang
berimbas pada nlai-nilai moral, sosial, budaya dan kepribadian yang dapat berdampak positif
dan negatif. Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang akan mewujudkan
masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi
dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih
komperehensif dan fleksibel. Dan dalam merespon globalisasi, kita hendaknya tidak terjebak
ke dalam sikap-sikap ekstrem, mendukung dan menerimanya tanpa reserve atau
menolaknya mentah-mentah. Akan tetapi, hendaknya kita bisa bersikap lebih kritis dan
kreatif dengan melakukan penelaahan terhadap setiap sisi dari globalisasi.

E. Elemen yang Bisa Menghadapi Globalisasi pada Pendidikan


Pendidik (Guru)

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar dan juga
kemerosotannya. Untuk itu tugas guru tidak terbatas pada pengajaran mata pelajaran, tapi
yang paling penting adalah pencetakan karakter murid. Tantangan persoalan ini memang
sangat sulit bagi seorang guru karena keterbatasan kontrolling pada murid kerap
membuatnya kecolongan.

Disamping itu, dalam menghadapi era globalisasi guru dituntut meningkatkan


profesionalitasnya sebagai pengajar dan pendidik. Guru juga harus siap menghadapi kata
kunci dunia pendidikan, seperti: kompetisi, transparansi, efisiensi, dan kualitas tinggi.
Dengan demikian kualitas mutu pendidikan harus sangat diperhatikan oleh para guru untuk
menyelamatkan profesinya.
Untuk itu dalam peningkatan kualitas pengajaran, guru harus bisa mengembangun tiga
intelegensi dasar siswa. Yaitu: intelektual, emosional, dan moral. Tiga unsur itu harus
ditanamkan pada diri murid sekuat-kuatnya agar terpatri dalam dirinya. Kemudian system
pembelajaran yang kreatif dan inovatif juga menjadi penting bagi guru, sehingga dapat
megembangkan seluruh potensi diri siswa, dan memunculkan keinginan bagi siswa untuk
maju yang diikuti ketertarikan untuk menemukan hal-hal baru pada bidang yang diminati
melalui belajr mandiri (self study) yang kuat. Dengan perkembangan bidang teknologi
informasi semakin mendorong dalam kemajuan bidang ilmu pengetahuan, sehingga dunia
pendidikan harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin.

Peserta Didik (Siswa)

Selain tugas utama seorang siswa yaitu belajar, seorang siswa juga harus mampu memilah
dan memilih segala pengaruh yang masuk dalam dirinya, baik itu pengaruh dari teman
sebayanya, lingkungannya, maupun media masa. Dampak dari pengaruh globalisasi terhadap
siswa akan sangat mungkin berdampak negativ dan menghancurkan dirinya jika tidak segera
ditanggulangi.

Intelektual murid harus luas, agar ia bisa menghadapi arus globalisasi dan tidak ketinggalan
zaman, apalagi sampai terbawa arus. Selain itu, dimensi emosional dan spiritual siswa juga
harus terdidik dengn baik, agar bisa melahirkan perilaku yang baik dan bisa bertahan
diantara pengaruh demoralisasi di era globalisasi dengan prinsip spiritualnya.

Orang Tua

Orang tua atau keluarga dianggap sebagai pendidikan pertama bagi anak sebelum mereka
dikenalkan dengan dunia luar. Pengaruh keluarga juga sangat besar dalam pertumbuhan
seorang anak, karena disamping mempunyai kedekatan secara emosional, mereka juga
mempunyai tingkat kebersamaan yang lebih karena tinggal dalam satu atap atau satu
rumah.

BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang telah menjadi bahasan
dalam makalah ini. Tentu juga makalah ini banyak kesalahan karena terbatasnya
pengetahuan saya (penulis) serta rujukan atau referensi yang saya(penulis) peroleh. Saya
berharap kritik dan saran yang bersifat membangun dan lugas dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

Saran
Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk:

Masyarakat agar para orang tua memperhatikan kepentingan anaknya dalam hal pendidikan
sehingga pendidikan berjalan dengan lancar.

Pemerintah harus menganggarkan dana yang cukup untuk keperluan pendidikan dan
menambah beasiswa bagi guru untuk training

DAFTAR PUSTAKA
https://anggaradian.wordpress.com/2011/12/30/pengaruh-globalisasi-terhadap-
pendidikan-di-indonesia/

www.seocontoh.com/2014/03/contoh-karya-ilmiah-tentang-pendidikan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi

Anda mungkin juga menyukai