Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I
PENDAHULUAN

Setiap manusia pasti mati. Tidak ada yang mampu menolak dan mengingkari
takdir Allah yang satu ini. Kematian harus diterima, khususnya oleh yang bersangkutan
dengan selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian, atau oleh orang lain,
baik itu saudara, kerabat atau tetangga, dengan mengurus kematian yang sesuai dengan
ketentuan yang diajarkan oleh agama Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman,

        


     
        
       
 
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah kepada Kami kamu
dikembalikan. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh,
Sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang Tinggi di dalam
syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah
Sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal. (Yaitu) yang bersabar dan
bertawakkal kepada Tuhannya.” (QS. Al-Ankabut: 57-59)

Menurut hukum Islam, mengurus jenazah adalah suatu kewajiban bagi yang
hidup (fardhu kifayah1) sebagai amal shalih, mulai dari memandikan, mengkafankan,
menshalatkan, dan menguburkan. Tanggung jawab itu umumnya dibebankan kepada
pihak keluarga yang notabene sedang dirundung duka dan kesedihan karena  ditinggal
orang yang sangat disanyangi, dikasihi, dan dihormati. Baru saja mereka kehilangan
salah satu anggota keluarganya.

1
fardlu kifayah adalah perbuatan yang dituntut oleh syariat kepada orang-orang mukallaf secara kolektif.
Artinya, jika ada salah seorang yang mengerjakan perbuatan tersebut, maka gugurlah kewajiban bagi
yang lain. Namun, jika sama sekali tidak ada yang mengerjakan, maka berdosalah seluruhnya. Termasuk
kategori perbuatan ini adalah merawat mayyit (tajhīz al-mayyit). fardlu kifayah dapat berubah menjadi
fardlu ‘ain. Hal tersebut disebabkan oleh dua hal. Pertama, ketika yang mampu melaksanakan perbuatan
fardlu kifayah hanya satu orang. Misalnya, jika ada orang tenggelam, dan hanya seorang yang mampu
menyelamatkannya, maka ia hukumnya fardlu ‘ain untuk menyelamatkan orang yang tenggelam itu.
Kedua, ketika perbuatan fardlu kifayah itu telah dikerjakan. Jika telah mengerjakan perbuatan yang fardlu
kifayah, maka itu sama dengan fardlu ‘ain, artinya sama-sama harus diselesaikan (Wahbah az-Zuhaily,
Ushūl al-Fiqh al-Islāmy, juz 1, h. 64; Jalaluddīn al-Mahalli, Syarh Jam’ul Jawāmi’, juz 1, h. 186-187)
2

Bila saat itu mereka harus sibuk dengan urusan pengurusan surat-surat,
pengkafanan, pemandian serta pemakamannya, hal itu bisa jadi hanya akan menambah
beban, ditambah ketidaktahuan mereka dalam pengurusan jenazah di daerah perkotaan
seperti di Kota Cireboni. Padahal saat itu yang mereka butuhkan adalah penghibur atau
paling tidak mendapat ucapan duka cita dan do’a atau bela sungkawa dari saudara,
kerabat, tetangga dan rekanan. Karena itu perlu ada pertolongan, minimal membantu
proses pengurusannya yang membutuhkan perlengkapan mulai dari pengetahuan,
material,  juga waktu, sehingga beban yang dirasakan bisa berkurang.

Hal yang mengkhawatirkan di Wilayah Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon


adalah kebanyakan pihak yang mengurusi Jenazah (lebe) sudah berusia lanjut, maka
dipandang penting untuk melatih masyarakat secara umum tentang pengurusan jenazah,
sehingga mereka tidak bergantung pada lebe sepenuhnya, dan dalam kondisi tertentu
mereka mampu melakukannya secara mandiri secara cepat, tepat dan benar. Jangan
sampai terjadi jenazah tidak diurus dalam waktu lama karena menunggu lebe.

Tidak sedikit masyarakat yang belum memahami dengan baik tata cara
pengurusan jenazah, maka menjadi kewajiban Penyuluh Agama Islam untuk
mengajarkannya. Dalam Hal ini Penyuluh Agama Islam Kecamatan Harjamukti Kota
Cirebon yang terdiri dari fingsional dan honorer bekerjasama dengan majelis ta’lim
yang ada di Wilayah Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon menyusun program pelatihan
dan pembentukan Tim Siaga di setiap Rukun Warga (RW). Wilayah Kecamatan
Harjamukti adalah wilayah terluas di Kota Cirebon2, kalau pengurusan jenazah
diserahkan sepenuhnya kepada lebe yang ada, maka tidak menutup kemungkinan terjadi
keterlambatan dalam pengurusan jenazah.

Selain itu, yang tidak kalah penting adalah menanamkan pemahaman kepada
masyarakat bahwa mengurus jenazah akan mendapatkan pahala yang besar dengan dua
syarat:
1. hendaklah dalam mengurus jenazah seseorang benar-benar ikhlas dan tidak
bertujuan untuk memperoleh upah atau ucapan terima kasih

2
Kecamatan Harjamukti sebagai bagian dari wilayah Kota Cirebon memiliki luas sekitar 17,62 kilometer
persegi (km2) atau sekitar 47,175 persen dari total wilayah Kota Cirebon yang memiliki luas sekitar
37,3.5 kilometer persegi (km2)
3

2. benar-benar menutupi jenazah dengan rapat dan tidak menyebarluaskan keburukan


yang telah dilihatnya dari jenazah tersebut, sebagaimana hadits Nabi:

‫َم ْن َغ َس َل ُم ْسلِ ًما فَ َكتَ َم َعلَْي ِه َغ َفَر لَهُ اهللُ َْأربَعِنْي َ َمَّر ًة َو َم ْن َح َفَر‬
‫ىل َي ْوِم اْ ِلقيَ َام ِة‬
َ
‫َأس َكنَهُ ِإيَّاهُ ِإ‬
ْ ‫ن‬ٍ ِ ‫لَه فََأجنَه َأج ِري علَي ِه َكَأج ِر مس‬
‫ك‬ ْ ُ ْ َْ ْ َ ْ ُ
‫استَْبَر ِق اْجلَن َِّة‬ ‫و‬ ‫س‬ٍ ‫د‬ُ ‫ن‬
ْ ‫س‬ ‫ن‬ ‫م‬ِ ‫ومن َك َفنَه َكساه اهلل يوم اْ ِلقيام ِة‬
ْ َ ُ ْ َ َ َ َْ ُ ُ َ ُ ْ َ َ
)‫ باب من رأى شيئا من امليت فكتمه ومل يتحدث به‬,395 :3 ‫(رواه احلاكم‬
"Barang siapa yang memandikan seorang muslim, seraya dia menyembunyikan dengan
baik, maka Allah akan memberikan ampunan 40 kali kepadanya. Dan barangsiapa
membuatkan lubang untuknya lalu menutupinya maka akan diberlakukan baginya
pahala seperti pahala orang yang memberinya tempat tinggal kepadanya sampai hari
kiamat kelak. Dan barang siapa mengkafaninya, niscaya Allah akan memakaikan
kepadanya dihari kiamat kelak, pakaian dari kain sutra tipis dan pakaian sutera tebal
surga.” (HR. Hakim)
4

BAB II
PELATIHAN PENGURUSAN JENAZAH DI RUKUN WARGA
SE KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON

A. Penyelenggara Pelatihan
Penyuluh Agama Islam Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, baik yang
fungsional maupun honorer berperan sebagai koordinator dalam pelaksanaan pelatihan
pengurusan jenazah di 76 RW se Kecamatan Harjamukti, dengan mengajak pengurus
majelis ta’lim di setiap RW sebagai penyelenggaranya. Daftar penyelenggara dapat
dilihat dalam tabel berikut:

Kelurahan Rukun Warga Majelis Ta’lim Penyelenggara


RW 01 As-Syafi'iyah
RW 02 Al-Munawaroh
RW 03 Baitus Salam
RW 04 Nur Fattah
RW 05 Al-Hikmah
Argasunya RW 06 Nurul Huda
RW 07 Rohmatul Ummah
RW 08 Al-Falah
RW 09 Ar-Rohim
RW 10 At-Tauhid
RW 11 Sholawatan
RW 01 Ar-Risalah
RW 02 Nurul Huda
RW 03 Nurul Amin
RW 04 Al-Munawaroh
RW 05 Al-Waqiah
RW 06 Al-Istiqomah
RW 07 Asy-Syifa
Kalijaga RW 08 Al-Ittihad
RW 09 Darul Ilmi
RW 10 Darul Masholeh
RW 11 Roudotul Munawaroh
RW 12 Miftahul Huda
RW 13 Al-Manar Penggung
RW 14 Al-Maunah
RW 15 Nur Rohmah
RW 01 As-Syuhada
RW 02 At-Taufiq
Harjamukti
RW 03 Aziyaadah
RW 04 Uswatun Hasanah
5

Kelurahan Rukun Warga Majelis Ta’lim Penyelenggara


RW 05 Al-Furqon
RW 06 At-Taufiq
RW 07 As-Sifa
RW 08 Al-Wasilah
Harjamukti RW 09 Siti Fatimah
RW 10 Thoriqul Jannah
RW 11 Ar-Ridho
RW 12 Al-Huda
RW 13 Dzikrul Ghofilin
RW 01 Bumi Darussalam
RW 02 At-Tauhid
RW 03 Mathlaun Najah
RW 04 Al-Ikhlas
RW 05 Al-Istiqomah
RW 06 Riyadhul Ulum
RW 07 Nurul Iman
RW 08 Nur Fattah
RW 09 Nurul Madinnah
Kecapi
RW 10 Jamihatul Huda
RW 11 Al-Ikhlas
RW 12 Az-Zahra
RW 13 Husnul Khotimah
RW 14 An'Nisa
RW 15 Wali Songo
RW 16 Khairunnissa
RW 17 Al-Islam
RW 18 Adz-Dzikro
RW 01 Minhajul Hayyah
RW 02 Al-Ikhwan
RW 03 Al-Hidayah
RW 04 Miftahul Jannah
RW 05 Al-Muhajirin
RW 06 Al-Muchlisin
RW 07 Toriqul Jannah
RW 08 Rasa Sejati
RW 09 Istiqomah
Larangan RW 10 Nurjannah
RW 11 Nur Fattah
RW 12 Nurul Madinnah
RW 13 Jamihatul Huda
RW 14 Al-Ikhlas
RW 15 Az-Zahra
RW 16 Husnul Khotimah
RW 17 An'Nisa
RW 18 Gunung Jati
RW 19 Ar-Rohmah
6

Adapun pemateri atau pelatih dalam kegiatan ini adalah:


1. Penyuluh Agama Islam Fungsional dan Honorer Kecamatan Harjamukti
2. Lebe kelurahan se Kecamatan Harjamukti
3. Pembina Majelis Ta’lim se Kecamatan Harjamukti

B. Waktu Pelaksanaan Pelatihan


Kegiatan dilaksanakan pada Tahun 2014 mulai bulan Januari sampai Mei,
ditentukan Hari Sabtu dan Minggu dimana kebanyakan Masyarakat dapat meluangkan
waktunya untuk menghadiri Majelis Ta’lim, dapat dilihat dalam tabel berikut:

Majelis Ta’lim
Hari Tanggal Waktu
Penyelenggara
Sabtu 18 Januari 2014 15.30 – 17.30 WIB. As-Syafi'iyah
Sabtu 18 Januari 2014 19.30 – 21.30 WIB. Al-Munawaroh
Minggu 19 Januari 2014 10.00 – 12.00 WIB. Baitus Salam
Minggu 19 Januari 2014 15.30 – 17.30 WIB. Nur Fattah
Sabtu 25 Januari 2014 15.30 – 17.30 WIB. Al-Hikmah
Sabtu 25 Januari 2014 19.30 – 21.30 WIB. Nurul Huda
Minggu 26 Januari 2014 10.00 – 12.00 WIB. Rohmatul Ummah
Minggu 26 Januari 2014 15.30 – 17.30 WIB. Al-Falah
Sabtu 1 Pebruari 2014 15.30 – 17.30 WIB. Ar-Rohim
Sabtu 1 Pebruari 2014 19.30 – 21.30 WIB. At-Tauhid
Minggu 2 Pebruari 2014 10.00 – 12.00 WIB. Sholawatan
Minggu 2 Pebruari 2014 15.30 – 17.30 WIB. Ar-Risalah
Sabtu 8 Pebruari 2014 15.30 – 17.30 WIB. Nurul Huda
Sabtu 8 Pebruari 2014 19.30 – 21.30 WIB. Nurul Amin
Minggu 9 Pebruari 2014 10.00 – 12.00 WIB. Al-Munawaroh
Minggu 9 Pebruari 2014 15.30 – 17.30 WIB. Al-Waqiah
Sabtu 15 Pebruari 2014 15.30 – 17.30 WIB. Al-Istiqomah
Sabtu 15 Pebruari 2014 19.30 – 21.30 WIB. Asy-Syifa
Minggu 16 Pebruari 2014 10.00 – 12.00 WIB. Al-Ittihad
Minggu 16 Pebruari 2014 15.30 – 17.30 WIB. Darul Ilmi
Sabtu 22 Pebruari 2014 15.30 – 17.30 WIB. Darul Masholeh
Sabtu 22 Pebruari 2014 19.30 – 21.30 WIB. Roudotul Munawaroh
Minggu 23 Pebruari 2014 10.00 – 12.00 WIB. Miftahul Huda
Minggu 23 Pebruari 2014 15.30 – 17.30 WIB. Al-Manar Penggung
Sabtu 1 Maret 2014 15.30 – 17.30 WIB. Al-Maunah
Sabtu 1 Maret 2014 19.30 – 21.30 WIB. Nur Rohmah
Minggu 2 Maret 2014 10.00 – 12.00 WIB. As-Syuhada
Minggu 2 Maret 2014 15.30 – 17.30 WIB. At-Taufiq
Sabtu 8 Maret 2014 15.30 – 17.30 WIB. Aziyaadah
Sabtu 8 Maret 2014 19.30 – 21.30 WIB. Uswatun Hasanah
Minggu 9 Maret 2014 10.00 – 12.00 WIB. Al-Furqon
Minggu 9 Maret 2014 15.30 – 17.30 WIB. At-Taufiq
Sabtu 15 Maret 2014 15.30 – 17.30 WIB. As-Sifa
7

Hari Tanggal Waktu Majelis Ta’lim


Penyelenggara
Sabtu 15 Maret 2014 19.30 – 21.30 WIB. Al-Wasilah
Minggu 16 Maret 2014 10.00 – 12.00 WIB. Siti Fatimah
Minggu 16 Maret 2014 15.30 – 17.30 WIB. Thoriqul Jannah
Sabtu 22 Maret 2014 15.30 – 17.30 WIB. Ar-Ridho
Sabtu 22 Maret 2014 19.30 – 21.30 WIB. Al-Huda
Minggu 23 Maret 2014 10.00 – 12.00 WIB. Dzikrul Ghofilin
Minggu 23 Maret 2014 15.30 – 17.30 WIB. Bumi Darussalam
Sabtu 29 Maret 2014 15.30 – 17.30 WIB. At-Tauhid
Sabtu 29 Maret 2014 19.30 – 21.30 WIB. Mathlaun Najah
Minggu 30 Maret 2014 10.00 – 12.00 WIB. Al-Ikhlas
Minggu 30 Maret 2014 15.30 – 17.30 WIB. Al-Istiqomah
Sabtu 5 April 2014 15.30 – 17.30 WIB. Riyadhul Ulum
Sabtu 5 April 2014 19.30 – 21.30 WIB. Nurul Iman
Minggu 6 April 2014 10.00 – 12.00 WIB. Nur Fattah
Minggu 6 April 2014 15.30 – 17.30 WIB. Nurul Madinnah
Sabtu 12 April 2014 15.30 – 17.30 WIB. Jamihatul Huda
Sabtu 12 April 2014 19.30 – 21.30 WIB. Al-Ikhlas
Minggu 13 April 2014 10.00 – 12.00 WIB. Az-Zahra
Minggu 13 April 2014 15.30 – 17.30 WIB. Husnul Khotimah
Sabtu 19 April 2014 15.30 – 17.30 WIB. An'Nisa
Sabtu 19 April 2014 19.30 – 21.30 WIB. Wali Songo
Minggu 20 April 2014 10.00 – 12.00 WIB. Khairunnissa
Minggu 20 April 2014 15.30 – 17.30 WIB. Al-Islam
Sabtu 26 April 2014 15.30 – 17.30 WIB. Adz-Dzikro
Sabtu 26 April 2014 19.30 – 21.30 WIB. Minhajul Hayyah
Minggu 27 April 2014 10.00 – 12.00 WIB. Al-Ikhwan
Minggu 27 April 2014 15.30 – 17.30 WIB. Al-Hidayah
Sabtu 3 Mei 2014 15.30 – 17.30 WIB. Miftahul Jannah
Sabtu 3 Mei 2014 19.30 – 21.30 WIB. Al-Muhajirin
Minggu 4 Mei 2014 10.00 – 12.00 WIB. Al-Muchlisin
Minggu 4 Mei 2014 15.30 – 17.30 WIB. Toriqul Jannah
Sabtu 10 Mei 2014 15.30 – 17.30 WIB. Rasa Sejati
Sabtu 10 Mei 2014 19.30 – 21.30 WIB. Istiqomah
Minggu 11 Mei 2014 10.00 – 12.00 WIB. Nurjannah
Minggu 11 Mei 2014 15.30 – 17.30 WIB. Nur Fattah
Sabtu 17 Mei 2014 15.30 – 17.30 WIB. Nurul Madinnah
Sabtu 17 Mei 2014 19.30 – 21.30 WIB. Jamihatul Huda
Minggu 18 Mei 2014 10.00 – 12.00 WIB. Al-Ikhlas
Minggu 18 Mei 2014 15.30 – 17.30 WIB. Az-Zahra
Sabtu 24 Mei 2014 15.30 – 17.30 WIB. Husnul Khotimah
Sabtu 24 Mei 2014 19.30 – 21.30 WIB. An'Nisa
Minggu 25 Mei 2014 10.00 – 12.00 WIB. Gunung Jati
Minggu 25 Mei 2014 15.30 – 17.30 WIB. Ar-Rohmah
8

C. Peserta Pelatihan
Kegiatan diikuti oleh jama’ah majelis ta’lim dan masyarakat umum yang
berminat menambah pengetahuannya tentang pengurusan jenazah. Antusiasme
masyarakat terlihat dari tingkat kehadiran peserta, Masyarakat Kecamatan Harjamukti
pada umumnya adalah masyarakat urban, sehingga pengetahuan tentang pengurusan
jenazah menjadi suatu kebutuhan mereka dalam menangani jenazah dari keluarganya
sendiri. Jumlah peserta dapat dilihat dalam tabel berikut:

Peserta
Majelis Ta’lim Penyelenggara
Laki-laki Perempuan Jumlah
As-Syafi'iyah 10 18 28
Al-Munawaroh 9 13 22
Baitus Salam 14 11 25
Nur Fattah 11 16 27
Al-Hikmah 7 18 25
Nurul Huda 22 10 32
Rohmatul Ummah 6 17 23
Al-Falah 15 9 24
Ar-Rohim 12 14 26
At-Tauhid 17 13 30
Sholawatan 8 6 14
Ar-Risalah 13 6 19
Nurul Huda 4 23 27
Nurul Amin 15 9 24
Al-Munawaroh 12 24 36
Al-Waqiah 10 18 28
Al-Istiqomah 8 12 20
Asy-Syifa 14 11 25
Al-Ittihad 11 16 27
Darul Ilmi 7 18 25
Darul Masholeh 20 11 31
Roudotul Munawaroh 6 17 23
Miftahul Huda 14 6 20
Al-Manar Penggung 12 14 26
Al-Maunah 17 13 30
Nur Rohmah 8 6 14
As-Syuhada 13 6 19
At-Taufiq 4 23 27
Aziyaadah 15 9 24
Uswatun Hasanah 12 24 36
Al-Furqon 17 13 30
At-Taufiq 8 6 14
As-Sifa 13 6 19
Al-Wasilah 4 23 27
Siti Fatimah 15 9 24
Thoriqul Jannah 12 24 36
9

Ar-Ridho 10 18 28

Peserta
Majelis Ta’lim Penyelenggara
Laki-laki Perempuan Jumlah
Al-Huda 8 12 20
Dzikrul Ghofilin 14 11 25
Bumi Darussalam 13 6 19
At-Tauhid 4 23 27
Mathlaun Najah 15 9 24
Al-Ikhlas 12 24 36
Al-Istiqomah 10 18 28
Riyadhul Ulum 8 12 20
Nurul Iman 14 11 25
Nur Fattah 11 16 27
Nurul Madinnah 7 18 25
Jamihatul Huda 20 11 31
Al-Ikhlas 6 17 23
Az-Zahra 14 6 20
Husnul Khotimah 12 14 26
An'Nisa 17 13 30
Wali Songo 8 6 14
Khairunnissa 13 6 19
Al-Islam 4 23 27
Adz-Dzikro 15 9 24
Minhajul Hayyah 12 24 36
Al-Ikhwan 17 13 30
Al-Hidayah 8 6 14
Miftahul Jannah 13 6 19
Al-Muhajirin 4 23 27
Al-Muchlisin 6 17 23
Toriqul Jannah 15 9 24
Rasa Sejati 12 14 26
Istiqomah 17 13 30
Nurjannah 8 6 14
Nur Fattah 13 6 19
Nurul Madinnah 4 23 27
Jamihatul Huda 14 11 25
Al-Ikhlas 11 16 27
Az-Zahra 7 18 25
Husnul Khotimah 22 10 32
An'Nisa 6 17 23
Gunung Jati 15 9 24
Ar-Rohmah 8 7 15
862 1023 1885
Jumlah
Laki-laki perempuan orang
10

Dari jumlah peserta tersebut menunjukan antusiasme masyarakat yang cukup


signifikan, walaupun masih didominasi perempuan, namun jumlah peserta laki-laki
tidak mengecewakan. Sebagaimana yang ditargetkan dalam kegiatan ini, minimal ada
dua orang dari peserta mewakili laki-laki dan perempuan dari setiap RW yang mampu
mempraktekan apa yang telah dipelajarinya dari pelatihan pengurusan jenazah. Dan
target kegiatan ini bagi peserta umumnya, yaitu mampu membantu tugas lebe dalam
pelaksanaan pengurusan jenazah di lingkungan keluarganya tanpa ragu karena ketiadaan
ilmu.

D. Materi Pelatihan
1. Persiapan sebelum memandikan mayit
a. Orang yang berhak memandikan Jenazah:
- Ayahnya atau kakeknya atau anak laki-lakinya (jika yang meninggal itu
laki-laki)
- Ibunya atau neneknya atau anak perempuannya (jika yang meninggal itu
wanita)
- Jika tidak ada yang mampu, keluarga si mayit boleh menunjuk
orang yang amanah lagi terpercaya untuk memandikannya
- Tempat memandikan jenazah harus tertutup baik dinding maupun
atapnya.
- Dianjurkan agar yang memandikan jenazah tersebut memilih dua orang
dari keluarga  jenazah, seorang diantaranya terlihat tanda-tanda ketaatan
dan seorang lagi yang tampak tanda-tanda maksiat dan dosa pada dirinya
b. Perlengkapan penyelenggaraan jenazah
-  Kain kafan sesuai kebutuhan.
-  Kapas secukupnya
-  Jarum dan benang
-  Kapur barus 2 bungkus kecil.
-  Sabun dan shampo
-  Gunting
-  Tali rapia
-  Parfum
-  Sarung tangan
-  Tikar plastik
11

c. Tatacara menyediakan air


- Menyediakan air yang sesuai dengan kebutuhan
- Campuran air dan perasan daun bidara atau sabun
- Campuran air dan kapur barus
d. Menutup  aurat mayit dengan sarung panjang
- Mulai dari pusar sampai  lututnya ( jika dia jenazah pria )
- Mulai dari pundak  sampai kakinya ( jika dia jenazah wanita )
e. Melepaskan pakaian yang masih melekat di tubuh jenazah. Dalam hal ini
ada beberapa langkah :
- Apabila tubuh si mayit lunak atau persendiannya lemas, maka 
membukanya cukup dengan perlahan-lahan,
- Apabila tubuh si mayit mengeras setelah wafat atau baru saja dikeluarkan
dari peti es, maka perlu menggunakan gunting untuk melepas pakainnya.
- Cara melepas pakaian si mayit; dimulai dari lengan baju sebelah kanan
sampai kerah bajunya, selanjutnya dari lobang bajunya (kerah tempat
memasukkan kepala) dari atas sampai ke bawah, setelah itu bagian depan
ditarik dengan perlahan dari bawah handuk penutup auratnya.
- Cara melepas Celana si mayit; digunting sisi sebelah kanan dari atas
sampai ke bawah, lalu sisi sebelah kiri, setelah itu bagian depan ditarik
dengan perlahan dengan tetap menjaga handuk penutup aurat
- Cara mengambil pakaian sebelah belakang si mayit; tubuh mayit di balik
ke sebelah kiri lalu pakaiannya digeser ke sebelah kiri, setelah itu 
tubuhnya dibalik ke sebelah kanan, lalu pakaian tersebut dapat diambil
dengan perlahan

2. Cara memandikan Jenazah


a. Menggunting kuku tangan dan kakinya jika kuku tersebut panjang.
b. Mencukur bulu ketiaknya jika lebat, jika tidak lebat cukup dicabut saja
c. Merapikan kumisnya
d. Membersihkan hidung dan mulutnya serta menutup dengan kapas ketika
dimandikan lalu dibuang setelah selesai
e. Apabila kotoran melekat sudah begitu tebal sehingga susah untuk
dihilangkan dengan air perasan daun bidara ( sabun mandi ), maka bahan
bahan yang harus dipersiapkan  adalah: sabung wangi, shampo, cairan
12

pembersih, Air, kemudian bahan tersebut dicampur menjadi satu, cara


membersihkannya:
- Tubuh si mayit dibasuh dengan campuran tersebut dengan
mempergunakan handuk
- Dimulai dari kepala, lalu wajahnya, lalu menyeka tubuh bagian kanan
dengan membalik tubuhnya kesebelah kiri
- Demikian pula cara membersihkan bagian tubuhnya sebelah kiri
- Kemudian menyeka bagian tubuh antara pusar dan lutut, penyekaan
tersebut dapat  dilakukan dengan tangan kiri.
- Penyiraman dilakukan sampai bahan-bahan campuran serta kotoran
tesebut hilang
f. Membersihkan kotoran yang ada dalam perut si mayit dengan tangan kiri 
yang terlebih dahulu memakai sarung tangan,  caranya:
- Angkatlah sedikit tubuh si  Mayit ( setengah duduk )
- Tekanlah perutnya dengan perlahan-lahan sampai  kotoran yang ada
dalam perutnya keluar.
- Setelah itu bersihkanlah kotoran tersebut dengan tangan kiri sambil
menyiramkan air padanya.
- Apabila tubuh jenazah itu keras, tidak melemas persendiannya, maka
cukup dengan melebarkan kedua kakinya kemudian membersihkan
kotorannya,
- Jika kotoran itu masih terus keluar dari duburnya, maka hendaklah dicuci
sampai bersih
- Jika masih tetap saja keluar, maka duburnya disumbat dengan kapas atau
plester.
- Setelah  dimandikan, bersihkan sisa-sisa kotoran yang masih tersisa di
bagian bawah jenazah sebelum diwudhu’kan
g. Mewudhu’kan jenazah, caranya :
- Bacalah basmalah
- Cucilah kedua telapak tangannya masing-masing 3 kali
- Bersihkan mulut dan hidung 3 kali
- Basuhlah wajahnya  3 kali
- Cucilah  tangan kanan dan kiri sampai ke siku
13

- Usaplah kepalanya dimulai dari bagian depan sampai kebelakang serta


kedua telinganya
- Cucilah kaki kanan dan kirinya
Untuk Jenazah Perempuan :
Dengan mengurai rambutnya telebih dahulu kemudian mencucinya, setelah
itu mengepang rambutnya menjadi tiga bagian, dua kepangan bagian sisi-
sisi kepalanya dan satu lagi di bagian depannya kemudian kebelakankan
ketiga kepangan itu. Barulah dimulai dari bagian sebelah kanannya dan
anggota-anggota badan yang biasa dibasuh apabila berwudhu’
h. Cara menyiramkan air perasan daun  bidara atau sabun  dan  air kapur barus:
- Siramlah dari kepala si mayit dan wajahnya  dengan air sampai ke
telapak kakinya
- Siramlah kepala si mayit dan wajahnya sambil membasuhnya dengan 
buih perasan daun bidara atau dengan air sabun.
- Basuhlah bagian tubuh sebelah kanan si mayit dari pundak sampai ke
telapak kakinya dengan membalikkan tubuhnya ke sebelah kiri, demikian
sebaliknya.
i. Mengeringkan tubuh si mayit dengan handuk, mulai dari wajah, dada,
punggung. Kedua pundak dan tangannya serta kedua kakinya, lalu handuk
tersebut diletakkan di atas handuk penutup aurat yang sudah
basah tadi untuk menggantinya.
j. Catatan:
- Cara memandikan jenazah yang terdapat luka disekujur tubuh si mayit
dibalut terlebih dahulu dengan kapas dan perban lalu dibungkus dengan
gips yang dapat melindungi luka tersebut dari siraman air, kemudian
setelah dimandikan, luka yang dibalut tadi ditayammumkan sebagai
pengganti wudhu’,  jika luka-luka simayit sangat parah sehingga sulit
untuk dimandikan, maka    cukup ditayammumkan saja setelah dikafani
- Jenazah yang berusia 7 tahun ke bawah, maka tidak ada batasan aurat
terhadapnya dan tidak perlu di wudhu’kan.
- Janin yang berusia di bawah 4 bulan tidak perlu dimandikan

3. Cara Mengkafani Jenazah


14

Mengafani jenazah hukumnya wajib, dan hendaklah membeli kain kafan  dari
harta warisan si mayit sebelum melunasi hutang-hutangnya, menunaikan
wasiatnya dan membagi harta warisannya. Hendaklah kain kafan tersebut
menutupi seluruh anggota badan dan dianjurkan mengafani dengan 3 (tiga)
lembar untuk laki-laki dan 5 (lima) lembar untuk wanita yang berwarna putih
lalu kain kafan tersebut dibubuhi wewangian.
a. Persiapan Mengafani Jenazah 
- Mempersiapkan tali pengikat untuk mengikat pembungkus dan pengikat 
kain kafan sebanyak 5 ( lima ) utas atau sesuai kebutuhan.
- Mempersiapkan kain kafan; persiapkan 3 (tiga) lembar kain kafan yang
berukuran lebar 180 cm  (2 x  90 cm) dan panjang disesuaikan dengan
panjang mayit ditambah lebih kurang 50 cm, kemudian ketiga lembar
kain kafan tersebut diletakkan sama rata di atas tali pengikat yang sudah
terlebih dahulu diletakkan. Letakkan kapas di atas kain kafan kemudian
dibubuhi parfum atau wewangian dan kapur barus yang telah dihaluskan
- Mempersiapkan kain penutup aurat; kain kafan dengan panjang 100 cm
dan lebar 25 cm, potonglah  dari atas dan bawah sehingga berbentuk
seperti popok bayi. Kemudian  letakkanlah di atas  ketiga  lembar  kain
kafan tepat di bawah tempat duduk si mayit, letakkan kapas kain kafan
tesebut.
b. Memakaikan penutup aurat
- Pindahkan jenazah ke atas kain kafan yang telah di sediakan bersama
dengan handuk penutup auratnya
- Lalu letakkanlah kapas yang telah dibubuhi wewangian pada
selangkangnya dan untuk menutupi aurat  dengan melilitkannya agar
tidak  menyebar bau busuk darinya.
- Hendaklah membubuhi wewangian pada lekuk-lekuk wajah si mayit 
seperti kedua mata, telinga dan ketujuh anggota sujudnya dan juga  
diperbolehkan untuk seluruh anggota badannya.
- Lalu ikatlah kain penutup auratnya seperti mengikat popok bayi dimulai 
dari sebelah kanan lalu sebelah kiri.
c. Membalut / melipat kain kafan jenazah
Balutlah tubuh si mayit dengan ketiga lembar kain kafan. Mulailah dengan
melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan   dan   balutlah dari
15

kepala sampai kakinya secara merata, kemudian  sebelah kiri  dan demikian
juga untuk lembaran kedua. Dan untuk lembaran yang ketiga pertemukan
kedua sisi kain, kemudian angkat lalu gulung kedua sisi kain  kafan tersebut
sampai rapat ke tubuh jenazah.
d. Mengikat tali pengikat
- Mulailah dengan pengikat tali bagian atas kepala si mayit, kemudian tali 
bagian bawah kaki si mayit, setelah itu ikatlah tali yang lainnya dengan 
arah yang sama.
- Perlu diperhatikan, mengikat tali tersebut jangan terlalu kencang dan
diusahakan ikatannya terletak disisi sebelah kiri tubuh si mayit, agar
mudah  di buka ketika jenazah  dibaringkan di liang lahad
e. Untuk mengkafani jenazah wanita
- Jenazah wanita dibalut dengan (5) lima lembar kain kafan yang terdiri
dari dua lembar kain, sebuah baju kurung dan selembar sarung beserta
kerudungnya.
- Mempersiapkan baju kurung; ukurlah mulai dari pundak sampai ke betis,
lalu ukuran tersebut dikalikan dengan dua, kemudian persiapkanlah kain
baju kurung sesuai  dengan ukuran tersebut. Lalu buatlah potongan kerah
tepat ditengah-tengah kain agar baju kurung tersebut mudah dimasukkan
melalui kepalanya. Biarkanlah lembaran bawah baju kurung itu
terbentang, dan lipatlah terlebih dahulu lembaran atasnya.
- Cara mempersiapkan kain sarung; ukuran kain sarung jenazah adalah 90
cm x 150 cm,  kemudian kain  tersebut dibentangkan diatas bagian bawah
baju kurungnya.
- Mempersiapkan kerudung; ukuran  kerudung adalah 90 cm x 90 cm,
kemudian kerudung tersebut  dibentangkan di atas bagian atas baju
kurung.
- Mempersiapkan kain penutup aurat  (sama dengan kain penutup aurat
pada  laki-laki).
- Cara memakaikan kain penutup aurat, kain sarung, dan kerudung.
Memakaikan kain penutup aurat sama dengan laki-laki.; Setelah itu
balutlah jenazah dengan kain sarung, mulailah dengan melipat  sisi
sebelah kanan, kemudian sebelah kiri sambil menarik handuk penutup
aurat. Selanjutnya pakaikanlah baju kurungnya, mulai dengan
16

memasukkan kepalanya melalui potongan kerah yang telah dibuat tadi,


lalu lembaran  bagian atas baju kurung tadi dibentangkan sampai
menutupi tubuh si mayit, kemudian lipatlah sisi kanan dan sisi  kiri  baju
kurung tadi di bawah sisi tubuhnya. Setelah itu pakaikanlah
kerudungnya, sehingga menutupi kepala, rambut,dan sebagian wajah.
- Cara membalut / melipat kain kapan (sama dengan laki-laki)
- Cara mengikat tali (sama dengan laki-laki)

4. Cara menshalatkan jenazah


a. Posisi jenazah
- Jenazah berada didepan imam shalat jenazah dengan   menghadap ke
kiblat.
- Jika jenazah tersebut laki-laki, imam berdiri selurus dengan kepala  
jenazah, jika jenazah wanita, imam berdiri  selurus dengan bagian tengah
jenazah.
b. Dianjurkan memperbanyak shaf pada shalat jenazah, minimal tiga shaf
c. Shalat jenazah dilaksanakan dengan 4 (empat) takbir, dan dianjurkan 
mengangkat tangan setiap kali takbir.
- Takbir pertama,membaca ta’awwudz lalu basmalah kemudian membaca
alfatihah
- Takbir kedua bacalah shalawat nabi seperti yang biasa dibaca dalam
tasyahud.
- Takbir ketiga hendaklah membaca doa yang diajarkan Rasulullah, seperti:

‫واع((ف‬ْ }‫ وعاف((ه {ه((ا‬، }‫وارمحْه {ها‬ ْ }‫اللّهم ا ْغ ْفر له {هلا‬


}‫(رم نزل ((ه {ه ((ا} وو ّس( ( ْع م ْدخلَ ((ه {ه ((ا‬ ْ (‫ وأ ْك‬، }‫عْن ((ه {ه ((ا‬
‫والث ْلج والْ((ربد ون ّق((ه ِم َن اخلَطَايَ(ا( كم((ا‬
ّ ‫وا ْغسله {ه((ا} بالْم((اء‬
‫ينقى الثّ ((وب الالبيض( من ال ( ّدنس وابدل ((ه {ه ((ا} دارا خ ((ريا‬ ِّ
‫من داره {ه((ا} وأهال خ((ريا من أهل((ه {ه((ا} وزوج((ا خ((ريا‬
17

‫من زوج ((ه {ه ((ا} وأدخل ((ه {ه ((ا} اجلنّ ((ة وأع ((ذه {ه ((ا} من‬
.‫عذاب القرب ومن عذاب النار‬
Artinya: “Ya Allah ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia,
maafkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya,
mandikanlah dia dengan air, salju, dan embun, dan bersihkanlah dia
dari kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari noda kotoran.
Dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya,
keluarga yang lebih baik dari keluarganya, dan istri yang lebih baik dari
istrinya, dan masukkanlah dia kedalam jannah, dan lindungilah dia dari
azab kubur dan azab neraka.”

- Takbir keempat hendaklah berdoa dengan doa yang dikehendaki lalu


mengucapkan salam
5. Menguburkan jenazah
a. Keutamaan menguburkan jenazah (H.R. Bukhari: 1335 dan Muslim: 945)
Adab dan etika dipekuburan; mengucapkan salam kepada jenazah kaum
muslimin di pekuburan. Tidak memakai sandal atau sepatu di pekuburan.
Tidak duduk diatas kuburan atau menginjaknya. Selalu mengingat akhirat
dan bersiap untuk menghadapi kematian. Menjaga ketenangan, takut kepada
Allah I, dan tidak berbicara mengenai urusan dunia
b. Cara menggali kubur
Ukuran kuburan besar; Panjang  + 200 cm, Lebar + 75 cm, Kedalaman +
130 cm, Liang lahad + 50 cm
c. Cara menguburkan jenazah;
- memasukkan jenazah kekuburan dari arah kakinya jika memungkinkan
sambil membaca  ‫ول هللا‬LL‫ة رس‬LL‫م هللا وعلى مل‬LL‫بس‬     ( H.R. Ahmad:2712,Abu
Dawud:3213,Ibnu Majah:1550, At-Tirmidzi:1046)
- menghadapkan jenazah kearah kiblat.
- menutup jenazah dengan papan penutup liang lahad
- menimbun dengan tanah.
- boleh meninggikan tanah kuburan sejengkal dari permukaan tanah.
- boleh memberi tanda pada kuburan dengan batu atau kayu.
- mendoakan keteguhan hati bagi mayit untuk menjawab pertanyaan
malaikat.
18

‫استغفرواْ ألخيكم و اسألوا له التّثبيت فإنّه الآلن يسأل‬


Artinya: “Mohonlah ampunan bagi saudaramu ini mintalah agar Allah
memberikan  keteguhan baginya karena dia sekarang ditanya (oleh
malaikat Mungkar dan Nakir ).” ( H.R.Abu Daud no. 3221 )

BAB III
PEMBENTUKAN TIM SIAGA PENGURUSAN JENAZAH
DI RUKUN WARGA SE KECAMATAN HARJAMUKTI

A. Tugas Tim Siaga


Dari 1885 peserta Pelatihan Pengurusan Jenazah se Kecamatan Harjamukti,
dipilih 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan dari setiap RW. Terbentuk 76 Tim
Siaga Pengurusan Jenazah yang mewakili 76 RW. Tugas utama tim adalah membantu
tugas lebe dalam pengurusan jenazah terutama dalam situasi darurat dan mendesak di
wilayah RW nya masing-masing.
Adapun syarat menjadi Tim Siaga adalah:
1. menyatakan diri siap mengabdi untuk kemaslahatan umat demi ibadah karena Allah
2. sehat jasmani dan rohani
3. dinyatakan lulus dengan baik dalam pelatihan pengurusan jenazah

B. Susunan Tim Siaga


Tim siaga di setiap RW terdiri dari 4 orang anggota, 2 laki-laki dan 2
perempuan, namun tidak semua RW dapat terpenuhi 4 orang anggota, beberapa RW
kurang dari jumlah tersebut karena ketiadaan orang yang sanggup melaksanakan
tugasnya, sebagaimana dalam tabel berikut:

Kelurahan Rukun Warga Tim Siaga


Argasunya Musthofa
Zaenal Abidi
RW 01
Salimah
Sri Yani
Sukarya
Solihin
RW 02
Maemunah
Zahro
RW 03 Abdul Fatah
19

Sulaiman
Rodiyah
Wuryasih
Hasyim
Yudi Permana
RW 04
Siti Ruqoyyah
Tohiroh
Lukman
Kusnadi
RW 05
Badriyah
Nunung
Arif Hasan
Kadmari
RW 06
-
-
Gunawan
Jayadi
RW 07
Maryam
Ruwiyati
Ahmad Subhan
Jaelani
RW 08
-
-
Ismail
Sofyan
RW 09
Marfu’ah
-
Kurniawan
Bambang
RW 10
Sulastri
Nurhasanah
Fadlol Umar
Nasikin
RW 11
Jubaedah
-
Kalijaga Suryadi
Kadmari
RW 01
Isnayanti
-
Nasirudin
-
RW 02
Rokhiyatun
Lilis
Badri
Marzuki
RW 03
Dahliana
Fitri
RW 04 Idham Kholid
20

Jumhur
Harnipah
Juhariyah
Hasan
Maika
RW 05
Nurhidayah
Zaenab
Mahdi
Surya
RW 06
Sopiyah
-
Darma
Rustiawan
RW 07
-
-
Abdul Ghoni
Fauzi
RW 08
Jamilah
Hasanah
Badruzzaman
Firmansyah
RW 09
Endang
Laeliyah
Nur Kholis
Hadi Permana
RW 10
Masruroh
Gayatri
Holil
Hayat
RW 11
Sri Wulandari
-
Faisal
Adi Nugraha
RW 12
Muslimah
Salimah
Indra Gunawan
Johari
RW 13
-
-
Yayat Suryatna
Suparman
RW 14
Mursyidah
-
Jaelani
Diki Permana
RW 15
Jumroh
Karimah
Harjamukti RW 01 Purwanto
21

Saeroji
Lisnawati
Tohiroh
Muhammad Said
Baidowi
RW 02
-
-
Rahmat
-
RW 03
Kurniasih
-
Sukarya
Solihin
RW 04
Syarifah
-
Abdurrahman
Sulaiman
RW 05
Rodiyah
Maemunah
Hasyim
Yudistira
RW 06
-
Tohiroh
Purnomo
Sutisna
RW 07
-
-
Sudirman
Masta
RW 08
Imas Maslahah
-
Mahmud
Karyadi
RW 09
Juwiati
Khodijah
Usman
Suhendi
RW 10
-
-
Kidah
Tosari
RW 11
Indah
-
Masdi Zubaedi
Jalaludin
RW 12
-
-
RW 13 Turbana
22

-
Aminah
-
Kecapi Wawan
Gunadi
RW 01
Yayah Nurhidayah
-
Lukman Hakim
-
RW 02
Latifah
-
Nur Hadi
Permana
RW 03
Masruroh
Gayatri
Holil
Hayat
RW 04
Sri Wulandari
-
Faisal
Adi Nugraha
RW 05
Muslimah
Salimah
-
-
RW 06
Ernawati
Siti Maryam
Taryono
Amin
RW 07
Suwartini
Kurniasih
Didin Hasanudin
-
RW 08
Siti AMinah
-
Zaenal Abidin
Karnadi
RW 09
Nafiah
-
Sukiman
Mukti Ali
RW 10
-
-
Holil
Hayat
RW 11
Sri Wulandari
-
RW 12 Faisal
23

Adi Nugraha
Muslimah
Salimah
Rifa’i
Yahya
RW 13
-
-
Said Hudori
-
RW 14
Mahmudah
Iis Dahliana
Abdul Karim
Izuddin
RW 15
Irnawati
-
Moh. Holil
Hayat
RW 16
Wulandari
-
Ahmad Faisal
Nunu Nugraha
RW 17
Muslihah
Salimah
Casmin
-
RW 18
Rahayu
-
Larangan Mustofa Amin
Marhali
RW 01
-
-
Yusuf
Syatori
RW 02
Iin Inayasih
Damayanti
Abdul Ghofar
Solihin
RW 03
Syarifah
Uci Sugiarti
Abdurrahman
Sulaiman
RW 04
Rodiyah
Maemunah
Hasyim
Suyanto
RW 05
-
Amirah
RW 06 Kosasih
24

Masykur
Ahliyati
Munawaroh
Gunadi
Saefullah
RW 07
-
-
Ghozali
Nur Hasan
RW 08
Tri Utami
-
Holil
Hayat
RW 09
Sri Wulandari
-
Faisal
Adi Nugraha
RW 10
Muslimah
Salimah
Abdullah
Jaka Saputra
RW 11
Yuniarti
-
Agus Hamdani
Sudira
RW 12
Maemunah
-
Junaedi
Arief Hakim
RW 13
Juju Jubaedah
Rohanah
Turnida
Subagja
RW 14
-
-
Amrullah
Muhamad Yusuf
RW 15
Ine Kurniasih
-
Nur Kholis
Hadi Permana
RW 16
Masruroh
Gayatri
Holil
Hayat
RW 17
Sri Wulandari
-
RW 18 Bambang Iriawan
25

Faisal Hakim
Muslimah
Salimah
Joko
Adi Nugraha
RW 19
Marwah
-
Ada 243 orang yang bersedia menjadi anggota Tim Siaga Pengurusan Jenazah di
Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, jumlah ini cukup signifikan dalam upaya
membantu para lebe dalam menjalankan tugasnya. Hal yang terpenting adalah
menghindari sedini mungkin adanya jenazah yang dibiarkan lama tidak terurus dengan
alasan ketiadaan atau keterlambatan petugas dan Tim Siaga dapat membantu
pengurusan jenazah sehingga lebih efektif.

C. Pencapaian Hasil Kerja Tim Siaga


Selama Tahun 2014 Tim Siaga telah menunjukan keterliban aktif dalam
pengurusan jenazah di Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, sebagaimana terangkum
dalam tabel berikut:

Kelurahan Jumlah Jenazah yang ditangani

Argasunya 14 jenazah

Kalijaga 8 jenazah

Harjamukti 11 jenazah

Kecapi 5 jenazah

Larangan 9 jenazah

Jumlah 47 jenazah

Keberadaan Tim Siaga mendapat respons yang positif dari masyarakat, sebagai
langkah awal untuk mewujudkan masyarakat yang memahami, peduli dan mandiri
dalam pengurusan jenazah.
26

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pelatihan pengurusan jenazah sangat penting dilakukan secara terus menerus agar
masyarakat secara umum memahami dan peduli dalam kegiatan ini. Sehingga
pengurusan jenazah tidak hanya dibebankan atau menjadi kewajiban bagi petugas
(lebe) yang ada.
2. Pembentukan Tim Siaga pengurusan jenazah akan sangat membantu masyarakat
yang mengalami kesulitan dalam pengurusan jenazah keluarganya. Tim Siaga yang
terbentuk dari anggota lingkungannya akan menciptakan suasana ukhuwah
islamiyyah yang makin erat.

B. Saran

1. Kementerian Agama hendaklah mendukung Program Pelatihan Pengurusan Jenazah


dengan memberikan anggaran yang rutin untuk pelaksanaannya.
2. Program pelatihan Pengurusan Jenazah perlu dikemas dalam kegiatan yang lebih
menarik minat masyarakat dan menumbuhkan kesadaran tentang ukhuwah
islamiyyah dan kematian
27

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan Penyelenggara


Penerjemah Al-Qur’an, 1986)

Jalaluddīn al-Mahalli, Syarh Jam’ul Jawāmi’, juz 1

Nashiruddin Al-Albani, Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah (Jakarta: Gema Insani,


1999)

Wahbah az-Zuhaily, Ushūl al-Fiqh al-Islāmy

http://disdukcapil.cirebonkota.go.id/
28

DAFTAR ISI

halaman

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….… 1

BAB II PELATIHAN PENGURUSAN JENAZAH DI RUKUN WARGA SE


KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON ………………..
A. Penyelenggara Pelatihan ………………….…………………….… 4
B. Waktu Pelaksanaan Pelatihan ………………….………………… 6
C. Peserta Pelatihan ………………….……………………………… 6
D. Materi Pelatihan …………………………………………………... 7

BAB III PEMBENTUKAN TIM SIAGA PENGURUSAN JENAZAH DI


RUKUN WARGA SE KECAMATAN HARJAMUKTI ……….….
A. Tugas Tim Siaga …….……………………..…………………….. 18
B. Susunan Tim Siaga …………………………………………….… 18
C. Pencapaian Hasil Kerja Tim Siaga ……………………………….. 25

BAB IV PENUTUP …..………………………………….……………….. 26


A. Kesimpulan …………………………………………………..
B. Saran …………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………..…………………………….. 27


29

PROGRAM PELATIHAN DAN PEMBENTUKAN TIM SIAGA


PENGURUSAN JENAZAH DI RUKUN WARGA
SE WILAYAH KECAMATAN HARJAMUKTI
KOTA CIREBON
KERJASAMA PENYULUH AGAMA ISLAM DAN MAJELIS TA’LIM
SE KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON

Disusun oleh:

EDI JUNAEDI, SE.


Penyuluh Agama Islam
30

Kementerian Agama Kantor Kota Cirebon

Seleksi Penyuluh Teladan Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai