Anda di halaman 1dari 49

KISI-KISI TES INTELEGENSI UMUM (TIU)

Tes Intelegensi Umum (TIU) merupakan tes yang bertujuan untuk

menilai penguasaaan pengetahuan dan kemampuan

mengimplementasikan:

a) Kemampuan verbal, yang meliputi:

i. Analogi, dengan tujuan mengukur kemampuan individu

dalam bernalar melalui perbandingan dua konsep kata

yang memiliki hubungan tertentu kemudian menggunakan

konsep hubungan tersebut pada situasi yang lain;

ii. Silogisme, dengan tujuan mengukur kemampuan individu

untuk menarik kesimpulan dari dua pernyataan yang

diberikan; dan

iii. Analitis, dengan tujuan mengukur kemampuan individu

untuk menganalisis informasi yang diberikan dan menarik

kesimpulan.

b) Kemampuan Numerik, yang meliputi :

i. Berhitung, dengan tujuan mengukur kemampuan hitung

sederhana;

ii. Deret angka, dengan tujuan mengukur kemampuan

individu untuk dalam melihat pola hubungan angka-angka;

iii. Perbandingan kuantitatif, dengan tujuan mengukur

kemampuan individu untuk menarik kesimpulan

berdasarkan dua data kuantitatif; dan


iv. Soal cerita, dengan tujuan mengukur kemampuan individu

untuk melakukan analisis kuantitatif dari informasi yang

diberikan.

c) Kemampuan figural, yang meliputi :

i. Analogi, dengan tujuan mengukur kemampuan individu

dalam bernalar melalui perbandingan dua gambar yang

memiliki hubungan tertentu kemudian menggunakan

konsep hubungan tersebut pada situasi lain;

ii. Ketidaksamaan, dengan tujuan mengukur kemampuan

individu untuk melihat eprbedaan beberapa gambar;

iii. Serial, dengan tujuan mengukur individu dalam melihat

pola hubungan dalam bentuk gambar.


Kemampuan Numerik
1. OPERASI ALJABAR DAN PECAHAN

A. Menyelesaikan operasi hitung aljabar

Sifat – sifat operasi hitung aljabar:

1. Komutatif

a+b=b+a

axb=bxa

2. Asosiatif

(a+b)+c=a+(b+c)

(axb)xc=ax(bxc)

3. Distributif

- Perkalian terhadap penjumlahan


(a+b)xc=(axc)+(bxc)
- Perkalian terhadap pengurangan
(a-b)xc=(a:c)-(bxc)
- Pembagian terhadap penjumlahan
(a+b):c=(a:c)+(b:c)
- Pembagian terhadap pengurangan
(a-b):c=(a:c)-(b:c)

B. Macam – macam bilangan

1. Bilangan bulat

Bilangan yang terdiri atas bilangan bulat positif, bilangan nol, dan
bilangan bulat negative. Contoh: ….-1, 0, 1…
2. Bilangan asli
Merupakan bilangan bulat positif yang diawali angka 1 sampai tak
hingga. Contoh: 1, 2, 3,…

3. Bilangan cacah

Bilangan bulat positif yang diawali dari angka nol sampai tak hingga.
Contoh: 0, 1, 2, 3,…..

4. Bilangan rasional

Bilangan yang dapat dinyatakan sebagai suatu pembagian antara


dua bilangan bulat. Contoh: ½, 1/7

5. Bilangan irrasional

Bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam pembagian dua


bilangan bulat. Contoh: log 3

6. Bilangan prima

Yaitu bilangan asli yang hanya dapat dibagi dengan angka 1 dan
bilangan itu sendiri. Contoh: 2, 3, 5, 7, 11, 13

7. Bilangan riil

Adalah penggabungan bilangan rasional dengan bilangan


irrasional. Contoh: ½ , √2, log 5.
C. Pecahan

Pecahan terdiri dari pembilang dan penyebut. Hakikat transaksi dalam


bilangan pecahan adalah bagaimana cara menyederhanakan
pembilang dan penyebut. Penyederhanaan pembilang dan penyebut
akan memudahkan dalam operasi aritmetika sehingga tidak
menghasilkan angka yang terlalu besar tetapi tetap mempunyai nilai yang
sama.

1. Penjumlahan

Pembilang dapat langsung dijumlahkan apabila penyebut kedua


pecahan adalah bilangan yang sama.

Contoh:

𝑎 𝑏 𝑎+𝑏
+ =
𝑐 𝑐 𝑐

Dengan syarat c tidak sama dengan 0 (nol)

2. Pengurangan

Ketentuan pada penjumlahan berlaku juga pada operasi


pengurangan.

Contoh:

𝑎 𝑏 𝑎−𝑏
− =
𝑐 𝑐 𝑐

Dengan syarat c tidak sama dengan 0 (nol)

3. Perkalian

Dalam operasi perkalian, pembilang langsung dikalikan dengan


pembilang dan penyebut dikalikan dengan penyebut.
Contoh:

𝑎 𝑏 𝑎×𝑏
× =
𝑐 𝑑 𝑐×𝑑

4. Pembagian

Pembagian pecahan 1 dengan pecahan 2 sama dengan


mengalikan pecahan 1 dengan kebalikan dari pecahan 2.

Contoh:

𝑎 𝑏 𝑎 𝑑 𝑎𝑑
÷ = × =
𝑐 𝑑 𝑐 𝑏 𝑐𝑏

Contoh soal :
𝑦 𝑦 12
1. Jika 7 + 5 = 35 , maka y sama dengan...

a. 1 c. 12

b. √6 d. 16

Jawab : a

5y + 7y = 12 (kedua ruas dikalikan 35)

Maka y = 1

2. 0,875 : 0,25 + 0,44 : 2,75 = ….

a. 3,42 d. 3,66

b. 3,58
c. 3,60

Jawab : d

Untuk memudahkan perhitungan, maka kita buat:

(875 : 250) + (44 : 275) = 3,5 + 0,16 = 3,66

3. Jika 10n = 4, maka nilai dari 102n + 1 adalah…

a. 16 d. 40

b. 160

c. 100

Jawab : b

Jika 10n = 4

102n + 1 = (10n)2 x 10

= 42 x 10 = 160

4. Dari pecahan berikut ini yang terkecil adalah.....

7 8
𝑎. 𝑏.
8 9

1 6
𝑐. 𝑑.
2 7

Jawab : c
✓ Cara 1

- Hitung manual :

7/8 = 0,875

8/9 = 0,889

½ = 0,5

6/7 = 0,875

✓ Cara 2

Samakan penyebutnya terlebih dahulu, maka dapat diketahui bahwa


pecahan yang terkecil adalah ½

✓ Cara 3

- Lihat mana selisih (penyebut dikurangkan pembilang) yang terkecil, bila


selisih nya sama

Contoh :

½ = 0,5 (2-1 = 1) memiliki selisih satu

¾ = 0,75 (4-3 = 1)selisih satu juga

7/8 = 0,875 (8-7 = 1)selisih satu juga

kesimpulan : jika memiliki selisih yang sama, maka cari pembilang dan
penyebut yang lebih tinggi.

1 1 1 1
5. 1 − 10 − 100 − 1000 − 10000 = ⋯
8889 8989
𝑎. 𝑏.
10000 10000

8899 9889
𝑐. 𝑑.
10000 10000

Jawab : a

1 1 1 1 10000 − 1000 − 100 − 10 − 1 8889


1− − − − = =
10 100 1000 10000 10000 10000
2. PERBANDINGAN

Perbandingan adalah membandingkan dua nilai atau lebih dengan cara


yang sederhana.

𝐴 𝑝
Ditulis: A : B = p : q atau 𝐵 = 𝑞

✓ Mencari A jika B diketahui

𝒑
A:B=p:q→A= 𝒙B
𝒒

Contoh:
Uang Adam dibandingkan uang Bani adalah 3: 5. Jika uang Bani Rp 75
.000, berapakah uang Adam?

Penyelesaian:

A:B = 3: 5

3
A = 5 x 75.000 = 45.000

Jadi, uang Bani Rp 45.000,00.

✓ Mencari perbandingan jika jumlahnya (A + B) diketahui

A:B = p:q

Jika A+B diketahui, maka

𝒑 𝒒
A = 𝒑+𝒒 x (A+B) atau B = = 𝒑+𝒒 x (A+B)
Contoh:
Perbandingan bola R dan T adalah 5 : 10. Jika jumlah bola keduanya adal
ah 450. Tentukan jumlah

bola R ?

Penyelesaian:

R : T = 5 : 10

R + T = 450

5 5
R = 5+10 x 450 = = 15 x 450 = 150

✓ Mencari nilai perbandingan jika selisihnya (A – B) diketahui

A:B p:q

Jika A-B diketahui, maka

𝒑 𝒒
A = 𝒑−𝒒 x (A-B) atau B = = 𝒑−𝒒 x (A-B)

Catatan : Nilai p-q selalu positif karena hanya menunjukkan selisih di antara
keduanya

Contoh :
Perbandingan kelereng Vani: Zaki= 3: 5. Jika selisih kelereng Vani dan Zaki
adalah 50, berapakah jumlah kelereng Zaki?

Penyelesaian:
Vani : Zaki = 3: 5

Vani – Zaki = 50

3 3
Vani = = 3−5 x 50 = = 2 x 50 = 75

Jadi jumlah kelereng Vani adalah 75

➢ Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai

✓ Perbandingan Senilai ( Lurus)


Perbandingan senilai adalah perbandingan yang apabila nilai awa
lnya diperbesar, maka nilai akhir juga akan semakin besar. Sebalikny
a, apabila nilai awal diperkecil maka nilai akhir juga akan menjadi sem
akin kecil
𝑨 𝑨′
Rumus : = 𝑩′
𝑩

Contoh :

Sebuah tiang
yang panjangnya 15 m terletak tegak lurus di lapangan terbuka, baya
ngan tiang 3
m. Di tempat yang sama, tentukan panjang bayangan suatu pohon jik
a pohon tersebut tingginya 30 m.

Pembahasan:

𝑨 𝑨′ 𝟏𝟓 𝟑
= 𝑩′ = = 𝑩′
𝑩 𝟑𝟎

= 15B’ = 3.30

𝟗𝟎
= B’= =6
𝟏𝟓

Jadi, panjang bayangan tersebut 6 m


✓ Perbandingan berbalik nilai (Terbalik )
Perbandingan berbalik nilai adalah perbandingan yang bercirikan
bila nilai awal diperbesar maka nilai akhir menjadi lebih kecil.
Sebaliknya, bila nilai awal diperkecil maka nilai akhir menjadi lebih
besar.

Rumus : A. B = A’. B’

Banyak pekerja dan lama waktu pengerjaannya merupakan jenis


perbandingan berbalik nilai. Semakin banyak pekerja semakin pendek
waktu pengerjaannya.

Contoh :

Dengan jumlah pekerja sebanyak 12 orang sebuah proyek dapat


menyelesaikan selama 15 hari. Agar proyek dapat selesai selama 10
hari, maka banyak pekerja adalah…

Pembahasan

12.15 = A’. 10

180 = 10A’

180
= A’
10

18 = A’

A’= 18, jadi banyak pekerja yang dibutuhkan adalah 18 orang.

PERBANDINGAN BERVARIASI

Yaitu jika melibatkan 3 buah subjek yang di dalamnya terdapat perbandingan


lurus sekaligus

perbandingan terbalik.

𝑂1 𝑂2
Rumus : = 𝑆2𝑡2
𝑆1𝑡1
Ket: O= Objek (sesuatu yang dikenai pekerjaan)

S= Subjek (orang yang melakukan pekerjaan)

t= waktu

BEKERJA BERSAMA-SAMA

1 1 1
Rumus : = 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 1 + 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 2 t= waktu
𝑡

Contoh soal :

1. Sebuah mesin fotokopi dengan kecepatan konstan dapat


menghasilkan/memfotokopi 500 lembar dalam 10 menit. Berapa lama
diperlukan untuk memfotokopi 80 lembar ?
a. 80/ (500 x 10)
b. (80 x 500)/10
c. (500 x 10)/80
d. (80 x 10)/500

Jawab : d
Jumlah A/jumlah B = waktu A/waktu B
Waktu A = (jumlah A x waktu B)/jumlah B
= (80 x 10)/500

Jadi jawaban yang paling tepat adalah (80x10)/500


2. Jarak kota A dengan B di peta dengan perbandingan 1:25.000.000
adalah 3,8 cm. Berapa jarak sesungguhnya ?
a. 1000 km
b. 975 km
c. 950 km
d. 930 km

Jawab : c
Jarak sesungguhnya adalah :
3,8 x 25.000.000 / 100.000 =950

Jadi jawaban yang paling tepat adalah 950 km

3. Seorang siswa mengikuti kuis dan tidak dapat menjawab 30 soal. Jika
siswa tersebut memporeleh skor 85%, maka berapa soal yang bisa
dijawab oleh siswa tersebut ?
a. 170
b. 200
c. 85
d. 100

Jawab : b
Jika mampu menjawab seluruh soal berarti bisa mengerjakan 100%, jika
tidak bisa mengerjakan 30 soal bisa mengerjakan 85% artinya ia tidak
sanggup 15%. Jumlah soal seluruhnya adalah : 100/15 x 30 = 200

Jadi jawaban yang paling tepat adalah 200


4. Seorang anak yang tingginya 160 sentimeter difoto dalam ukuran kecil
dengan skala 1:20, kemudian foto tersebut diperbesar dengan skala 5:2,
maka tinggi anak di foto terakhir adalah ...
a. 16
b. 20
c. 36
d. 40

Jawab : b
Tinggi anak setelah diperkecil adalah : 1/20 x 160 =8
Tinggi anak setelah foto diperbesar : 5/2 x 8 =20

Jadi jawaban yang paling tepat adalah 20

5. Sebuah pohon tingginya 3,6 meter menghasilkan bayangan sepanjang


6 meter. Jika pada saat yang sama seseorang yang tingginya 1,71
menyebabkan bayangan. Berapa panjang bayangan ?
a. 2,75
b. 2,80
c. 2,85
d. 2,90

Jawab : c
3,6/6 = 1,71/A
A = (6x1,71) / 3,6
A = 2,85

Jadi jawaban yang paling tepat adalah 2,85


3. BARISAN DAN DERET
✓ Barisan dan Deret Aritmatika
A. BARISAN ARITMATIKA
Perhatikan barisan bilangan berikut :
a. 1, 2, 3, 4, 5, …
b. 2, 4, 6, 8, 10, …
c. 1, 3, 5, 7, 9, …
Dari barisan bilangan di atas tampak bahwa antara suku-suku yang
berurutan memiliki selisih yang sama. Barisan yang memiliki pola tersebut
dinamakan barisan aritmatika.
Barisan aritmatika adalah suatu barisan bilangan yang memiliki selisih dua
suku yang berurutan (beda) selalu tetap.

Suku ke-n dari barisan aritmatika ditentukan dengan rumus :

Un = a + (n – 1)b

Keterangan
Un = suku ke-n
a = suku pertama
b = beda = Un – Un – 1

DERET ARITMATIKA
Deret aritmatika adalah penjumlahan dari suku-suku pada barisan aritmatika
U1 + U2 + U3 + U4 + …+ Un
Jumlah n suku pertama dari deret aritmatika ditentukan dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
Sn = Jumlah n suku
a = suku pertama
b = beda

✓ BARISAN DAN DERET GEOMETRI


A. BARISAN GEOMETRI
Perhatikan barisan bilangan berikut :
a. 2, 4, 8, 16, …
b. 3, 9, 27, 81, …
c. 40, 20, 10, 5, …
Barisan bilangan di atas memiliki keteraturan dengan pola tertentu
Pada barisan (a) setiap suku yang berurutan diperoleh dengan mengalikan
bilangan 2 dari sebelumnya
Pada barisan (b) setiap suku yang berurutan diperoleh dengan mengalikan
bilangan 3 dari sebelumnya
Pada barisan (c) setiap suku yang berurutan diperoleh dengan mengalikan
bilangan dari sebelumnya
Barisan yang disusun dengan pola seperti itu disebut barisan geometri.
Dalam hal ini 2 dan 3 disebut rasio.

Barisan Geometri adalah suatu barisan bilangan yang memiliki


perbandingan (rasio) antara dua buah suku selalu tetap. Rumus suku ke-n
dari barisan geometri:
Un = arn – 1
Keterangan :
a = suku pertama
n = banyaknya suku
r = rasio
B. DERET GEOMETRI
Deret geometri adalah penjumlahan suku-suku dari barisan geometri. Secara
umum deret geometri ditulis sebagai berikut.
U1 + U2 + U3 + U4 + …+ Un

DERET GEOMETRI TAK HINGGA


Perhatikan deret geometri berikut :
4 + 2 + 1 + + …..

Contoh soal :

1. 8, 32, 97, 196, 199, …

Jawab : 4
Pola irama bilangan tersebut adalah {n1}, {(n1x4) +0}, {(n2x3) +1},
{(n3x2) + 2}, {(n4x1) + 3}, {(n5x0) + 4} sehingga pada titik yang kosong
adalah 4

2. 4, 10, 22, 52, 108, …

Jawab : 240
Pola dari deret ini adalah biilang awal ditambah (bilangan prima +
kuadrat bilangan prima tersebut). 4 +(2+4) 10 +(3+9) 22 +…..108
+(11+121) 240

3. 2, 4, 10, 22, 42, 72, …

Jawab : 114
Pola irama bilangan di atas adalah {n1}, {n1 + 1 + 1^2}, {n2 + 2 +2^2},
{n + 3 + 3^2}, {n4 + 4 + 4^2}, {n5 + 5 + 5^2}, {n6 + 6 + 6^2}, sehingga

(n + Bilangan Berurutan + Bilangan Berurutan Kuadrat)


2 + 0 + 0² = 2
2 + 1 + 1² = 4
4 + 2 + 2² = 10
10 + 3 + 3² = 22
22 + 4 + 4² = 42
42 + 5 + 5² = 72
72 + 6 + 6² = 114

Maka, titik yang kosong yaitu 114


4. 2, 12, 42, 132, 402, …

Jawab : 1212
Pola irama bilangan tersebut adalah {n1}, {(n1+2) x 3}, {(n2 +2) x 3},
{(n3+2) x 3}, {(n4+2) x 3}, {(n5+2) x 3} sehingga pada titik yang kosong
yaitu 1212

5. 3, 3, 5, 11, 23, 43, …

Jawab : 73
Pola irama bilangan di atas adalah {n1}, {n1 - 1 + 12}, {n2 – 2 +22}, {n3 –
3 + 32}, {n4 – 4 + 42}, {n5 – 5 + 52}, {n6 – 6 + 62}, sehingga pada titik
yang kosong yaitu 73

4. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

A. Persamaan

1. Pengertian
Persamaan adalah kalimat terbuka dalam matematika yang
memuat tanda “sama dengan ( = )”.

2. Jenis – jenis Persamaan


a.) Persamaan Linear
1.) Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
Bentuk umum:

𝑎𝑥 + 𝑏 = 0

Keterangan:
𝑎 = koefisien x yang berupa konstanta
B = konstanta
X = variabel
dimana a,b Є R dan a ≠ 0.

Sifat yang berlaku pada persamaan linear satu variabel :


- Nilai persamaan tidak berubah apabila kedua ruas ditambah
atau dikurangi dan dikali atau dibagi dengan bilangan yang
sama
- Jika unsur dari persamaan dipindahkan ruasnya maka akan
berlaku penjumlahan berubah menjadi pengurangan dan
perkalian berubah menjadi pembagian.

Contoh penyelesaian:
Tentukan penyelesaian dari persamaan berikut 2x + 5 = 10!
↔ 2x + 5 = 10
↔ 2x = 10 - 5 (kedua ruas dikurangi dengan 5)
10
↔ x = (kedua ruas dibagi dengan 2)
2

Maka, x adalah 5

2.) Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV)


Bentuk umum:

𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0

Keterangan:
a = koefisien x
b = koefisien y
c = konstanta
x,y = variabel
dimana a,b,c Є R dan a ≠ 0, b≠0

Ada 3 cara dalam penyelesaian SPLDV, perhatikan contoh


berikut.
Soal:
Tentukan penyelesaian x dan y dari persamaan 4x – 5y = 6!
Penyelesaian:

Cara 1: Eliminasi
Yaitu menghilangkan salah satu variabel dari kedua
persamaan, yaitu mengalikan salah satu atau kedua
persamaan dengan bilangan bukan nol sehingga salah satu
koefisien variabelnya sama, kemudian dijumlahkan atau
dikurangkan kedua persamaan tersebut, sehingga :
4x – 5y = 6 │x3│12x – 15y = 18
2x + 3y = 14 │x5│10x + 15y = 70 +
22x = 88
x=4

4x – 5y = 6 │x1│ 4x – 5y = 6
2x + 3y = 14 │x2│ 4x + 6y = 28 –
–11y = –22
y= 2

jadi nilai x = 4 dan y = 2

Cara 2: Substitusi
Yaitu dengan mengubah suatu persamaan menjadi
persamaan lain yang ekuivalen, kemudian masukkan
persamaan tersebut ke persamaan lainnya, sehingga :
4x – 5y = 6 ………………(1)
2x + 3y = 14 ...……………(2)

Dari persamaan (1)


↔ 4x = 6 + 5y
6+5𝑦
↔ x= ………………(3)
4

masukkan persamaan (3) ke persamaan (2), sehingga :


↔ 2𝑥 + 3𝑦 = 14
6 + 5𝑦
↔ 2( ) + 3𝑦 = 14
4
6 + 5𝑦
↔ + 3𝑦 = 14
2
↔ 6 + 5𝑦 + 6𝑦 = 28 …..kedua ruas dikalikan 2
↔ 11𝑦 = 22 …..kedua ruas dikurangi 6
y = 2

Cara 3: Campuran/Gabungan
Yaitu menggabungkan langkah eleminasi kemudian substitusi
atau sebaliknya, sehingga :
4x – 5y = 6 ………………(1)
2x + 3y = 14 ………………(2)
- Pertama, gunakan eliminasi
4x – 5y = 6 │x1│ 4x – 5y = 6
2x + 3y = 14 │x2│ 4x + 6y = 28 –
–11y = –22
y = 2
…………………. (3)
- Kemudian gunakan substitusi
4x – 5(2) = 6
↔ 4x – 10 = 6
↔ 4x = 16
↔ x= 4
Jadi, nilai x = 4 dan y = 2

b.) Pertidaksamaan
Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang menggunakan tanda <,
>,≤,≥
Dalam variabel x, pertidaksamaan linear ini memiliki 4 macam bentuk
baku sebagai berikut.
■ ax + b < 0
■ ax + b ≤ 0
■ ax + b > 0
■ ax + b ≥ 0
dengan a dan b bilangan real dan a ≠ 0

Contoh:
5 + x >10
x – 4 < 12
3x – 2 ≤ 7
2x + 6 ≥ 4
Ketidaksamaan adalah kalimat tertutup yang menggunakan tanda <,
>, ≤, ≥
Penyelesaian Pertidaksamaan adalah konstanta pengganti variabel
yang menyebabkan suatu pertidaksamaan menjadi kalimat yang
benar. Himpunan penyelesaian pertidaksamaan adalah himpunan
yang memuat semua penyelesaian Pertidaksamaan linier.

Sifat-sifat pertidaksamaan :
- Suatu pertidaksamaan tidak berubah tandanya jika kedua ruas
pertidaksamaan ditambah atau dikurangi dengan bilangan
yang sama misal x > y maka x + a > y + a
- Suatu pertidaksamaan tidak berubah tandanya jika kedua ruas
dikali atau dibagi dengan bilangan positif yang sama, misalnya
x ≤ y maka a .x ≤ y. a dengan a > 0
- Suatu pertidaksamaan akan berubah tandanya jika kedua ruas
dikali atau dibagi dengan bilangan negatif yang sama misal x ≤
y maka –x a ≥ -y a (berubah tanda karena kedua ruas dikali
dengan bilangan negatif yang sama) misal x ≤ y maka (berubah
tanda karena kedua ruas dibagi dengan bilangan negatif yang
sama.)

Contoh soal :

1. Uang Amir Rp. 20.000 lebih banyak daripada uang Budi ditambah dua
kali uang Hasan. Uang Amir, Budi, dan Hasan adalah Rp. 100.000.
Selisih uang Budi dan Hasan adalah Rp. 5000. Uang Amir adalah....
A. Rp. 22.000
B. Rp. 33.000
C. Rp. 51.000
D. Rp. 67.000

Jawab : D
A = 20.000 + B + 2H
A+B+H = 100.000
Substitusikan menjadi
-2B – 3H = - 80.000

B – H = 5.000
B = H +5000
Substitusikan menjadi
-2(H +5.000) – 3H = - 80.000
H= 14.000
JADI A = 67.000

2. Dua orang ibu berbelanja pada pasar tradisional. Ibu A harus


membayar Rp 10.700,- untuk 4 bungkus mie instan dan 3 kaleng susu
kental manis. Ibu B harus harus membayar Rp 14.900,- untuk 3 bungkus
mie instan dan 5 kaleng susu kental manis. Berapakah harga
sebungkus mie instan?
A. Rp 950,-
B. Rp 800,-
C. Rp 750,-
D. Rp 700,

Jawab : B
Misal : harga mie instan = x dan harga susu kental manis = y
4x + 3y = 10.700 (x5) ➔ 20x + 15y = 53.500
3x + 5y = 14.900 (x3) ➔ 9x + 15y = 44.700 -
11x = 8. 800
x = 800
3. Jika x = y = 2z dan x.y.z = 256, maka x sama dengan.......
A. 2
B. 4
C. 8
D. 16

Jawab : C
x = y = 2z
x.y.z = 256
x.x.1/2 x = 256
x3 = 512
x=8

4. Ani, Nia, dan Ina pergi bersama – sama ke toko buah. Ani membeli 2
kg apel, 2 kg anggur, dan I kg jeruk dengan harga Rp 67.000,00. Nia
membeli 3 kg apel, 1 kg anggur, dan I kg jeruk dengan harga Rp
61.000,00. Ina membeli 1 kg apel, 3 kg anggur, dan 2 kg jeruk dengan
harga Rp 80.000,00. Harga 1 kg apel, 1 kg anggur, dan 4 kg jeruk
seluruhnya adalah ….
A. Rp 37.000,00
B. Rp 44.000,00
C. Rp 51.000,00
D. Rp 55.000,00

Jawab : C
2a+2b+c= 67.000
3a+b+c= 61.000 +
5a+3b+2c=128.000..........(1)

5a+3b+2c=128.000
a+3b+2c= 80.000 +
a= 12.000

maka b= 18.000 dan c=7.000


jadi a+ b+4c = 12.000 + 18.000 + 7.000x4 = 58.000

5. Jika x = 3 dan (x-y)2 = 4, maka nilai y adalah...


A. -5
B. -1
C. 5
D. 4

Jawab : C
(x-y)2 = 4
(3-y)2 = 4
Maka 3-y = ± 2
y = 1 atau y = 5
5. GEOMETRI

A. Garis dan Sudut

1. Garis
Garis merupakan bangun paling sederhana dalam geometri,
karena garis adalah bangun berdimensi satu. Garis terbentuk dari
dua titik.
a. Garis sejajar
Garis sejajar adalah garis – garis yang terletak pada suatu
bidang datar dan tidak akan bertemu maupun berpotongan
jika garis tersebut diperpanjang sampai tak berhingga.
Perhatikan contoh
A B
C D
Dua garis di atas merupakan garis sejajar, dinotasikan dengan “
// “.

b. Garis berpotongan
Garis berpotongan adalah garis – garis yang terletak dalam
suatu bidang datar dan mempunyai suatu titik temu atau titik
potong.
Contoh:

Titik O merupakan titik potong kedua garis.

c. Garis berhimpit
Garis berhimpit adalah garis - garis yang terletak pada satu garis
lurus saja, sehingga terlihat sebagai satu garis lurus saja.

d. Garis bersilangan
Garis bersilangan adalah garis - garis yang tidak terletak pada
satu bidang datar dan t idak akan berpotongan satu sama lain
jika diperpanjang.
Perhatikan gambar berikut.

Terlihat kedua garis tidak terletak pada satu bidang datar. Garis
AC terletak pada bidang datar ABCD, sedangkan garis HF
terletak pada bidang datar EFGH.
Jika kedua garis tersebut masing-masing diperpanjang, kedua
garis tersebut tidak akan pernah bertemu. Atau dengan kata
lain, kedua garis tersebut tidak memiliki titik potong.

e. Garis vertical
Garis vertikal adalah garis yang membujur dari atas ke bawah
atau dari bawah ke atas.
f. Garis horizontal
Sedangkan garis horizontal adalah garis yang membujur dari kiri
ke kanan atau kanan ke kiri.

2. Sudut
sudut adalah daerah yang dibentuk oleh pertemuan antara dua
buah sinar atau dua buah garis lurus. Perhatikan gambar di bawah
ini.
Sudut dinotasikan dengan ” ∠ ”. Sudut di atas bisa diberi nama
dengan:
• Sudut ABC atau ∠ ABC
• Sudut CBA atau ∠ CBA
• Sudut B atau ∠B

a. Besar sudut
Besar suatu sudut dapat dinyatakan dalam suatu derajat ( ̊ ),
menit ( ‘ ), dan detik ( ‘’ ). Hubungan antara derajat, menit, dan
detik dapat dituliskan sebagai berikut.
1 ̊ = 60’
1’ = 60 ‘’
1 ̊ = 60’ x 60 ‘’ = 3600’’

b. Jenis sudut
- Sudut lancip : sudut yang besarnya kurang dari 90 ̊
- Sudut siku – siku : sudut yang besarnya 90 ̊
- Sudut tumpul : sudut yang besarnya lebih dari 90 ̊
- Sudut lurus : sudut yang besarnya 180 ̊
- Sudut reflex : sudut yang besarnya antara 180 ̊ dan 360 ̊

c. Hubungan antarsudut
1.) Sudut Berpelurus
C

A O B

Pada gambar diatas, garis AB merupakan garis lurus, sehingga


besar ∠AOB = 180 ̊. Pada garis AB, dari titik O dibuat garis
melalui titik C, sehingga terbentuk ∠AOC dan ∠COB. ∠AOC
merupakan pelurus atau suplemen dari ∠COB, begitu juga
sebaliknya. Sehingga diperoleh ∠AOC+∠COB=∠AOB.
Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah dua sudut yang saling
berpelurus adalah 180 ̊. Sudut yang satu merupakan pelurus
dari sudut yang lain.

2.) Sudut Berpenyiku

Gambar di atas menunjukkan bahwa ∠PQR merupakan sudut


siku-siku (90 ̊). Jika pada ∠PQR ditarik garis dari titik sudut Q,
akan terbentuk dua sudut yang baru, yaitu ∠RQS dan ∠PQS.
∠RQS merupakan penyiku (komplemen) dari ∠PQS. Sehingga
∠PQS+∠RQS=∠PQR.
Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah dua sudut yang saling
berpenyiku adalah Sudut yang satu merupakan penyiku dari
sudut yang lain.
3.) Sudut bertolak belakang

Pada gambar di atas menunjukkan garis KM dan LN saling


berpotongan di titik O. Dua buah sudut yang letaknya saling
membelakangi disebut dengan dua sudut yang saling
bertolak belakang, sehingga diperoleh ∠KON bertolak
belakang dengan ∠LOM dan ∠NOM bertolak belakang
dengan ∠KOL.

d. Hubungan antarsudut jika dua garis sejajar dipotong oleh garis


lain

P 1 2
4 3
a

Q 1 2

4 3 b

L
Pada gambar diatas menunjukkan bahwa garis M//garis N
dan dipotong oleh garis L. Titik potong garis L terhadap garis a
dan b berturut-turut di titik P dan titik Q.
• Pada gambar tampak bahwa ∠P1 dan Q1 menghadap
pada arah yang sama. Demikian juga ∠P2 dan ∠Q2, ∠P3
dan ∠Q3, serta ∠P4 dan ∠Q4. Sudut-sudut yang demikian
disebut dengan sudut sehadap. Dan sudut sehadap
besarnya sama. Jika dua garis yang sejajar dipotong oleh
garis lain, maka akan terbentuk empat pasang sudut
sehadap yang besarnya sama.
• Pada gambar juga terlihat bahwa ∠P3=∠Q1 dan ∠P2=∠Q4.
Pasangan sudut ini dinamakan sudut dalam
berseberangan.
• Perhatikan pasangan ∠P1 dan ∠Q3, dan pasangan ∠P2
dan ∠Q4. Pasangan sudut ini dinamakan sudut luar
berseberangan, dimana pasangan-pasangan sudut
tersebut besarnya sama.
• Pasangan ∠P3 dan ∠Q2, dan pasangan ∠P4 dan ∠Q1
adalah sudut – sudut dalam sepihak. Dimana ∠P3 + ∠Q2 =
180 derajat.
• Pasangan ∠P2 dan ∠Q3, dan pasangan ∠P1 dan ∠Q4
adalah sudut – sudut luar sepihak. Dimana ∠P2 + ∠Q3 = 180
derajat.
B. Bangun Datar

1. Segitiga

Keliling (K) = a + b + c

a b Luas (L) = ½ x alas x t

Selain itu berlaku juga rumus Phytagoras:

2. Persegi
K = 4 x sisi (4s)

L = s x s (s2)

3. Persegi panjang

𝐾 =2(𝑝 +𝑙)
𝐿=𝑝 × 𝑙

4. Jajargenjang

𝐾 =2(𝑎 +𝑏)
𝐿=𝑎 × 𝑡

5. Belah ketupat

𝐾 = 4𝑠
1
𝐿= × 𝑑1 × 𝑑2
2

6. Trapesium

𝐾 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑖


1
𝐿= × (𝑎 + 𝑏) × 𝑡
2

7. Lingkaran
𝐾 = 2𝜋𝑑
d
𝐿 = 𝜋𝑟 2

r = ½d

C. Bangun Ruang

1. Kubus

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝑟 3
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 = 6𝑟 2

2. Balok

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
t 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 = 2 ((𝑝 × 𝑙) + (𝑝 × 𝑡) + (𝑙 × 𝑡))

3. Tabung

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡 = 𝜋𝑟 2 𝑡

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 = 2𝜋𝑟 2 + 2𝜋𝑑𝑡


4. Kerucut
1
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝜋𝑟 2 𝑡
3
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 = 𝜋𝑟 2 + 𝜋𝑟𝑠

5. Bola

4
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝜋𝑟 3
3
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 = 4𝜋𝑟 2

Contoh soal :

1. Sebuah kotak berisikan 80 balok, sebagian terbuat dari kayu dan


sebagian lagi terbuat dari plastik. Tiap balok diwarnai dengan warna
merah atau hijau. Jika 48 balok terbuat dari kayu dan 32 balok
berwarna merah, berapakah jumlah terbesar balok plastik hijau yang
mungkin?
a. 8 d. 32
b. 16
c. 24

Jawab : d
Balok hijau = 48
Balok plastic = 80 – 48 = 32
Jumlah terbesar balok plastic hijau = 32

2. Sebuah persegi panjang memiliki panjang 48 cm dan lebar 32 cm,


persegi panjang tersebut bisa ditutupi dengan sempurna oleh persegi
persegi kecil dengan ukuran 4 cm x 4cm Berapa banyaknya persegi
yang digunakan untuk menutupi persegi panjang tersebut?
a. 50 d. 100
b. 69
c. 96

Jawab : c
Persegi panjang = 48 cm x 32 cm
Persegi = 4 cm x 4cm
Banyaknya persegi = (48/4) x (32/4) = 12 x 8 = 96

3. Sebuah drum berisi minyak 2/5 bagian. Apabila kedalam drum


dituangkan 2 liter minyak maka drum itu menjadi 1/2 bagian. Kapasitas
drum tersebut adalah …. liter.

a. 10 d. 20
b. 14
c. 16

Jawab : d
Misalkan: Volume drum = V
Maka, berdasarkan soal dapat dibentuk:
2/5V + 2 = 1/2V
1/10V = 2
V = 20 liter
4. Dua buah lingkaran masing masing memiliki diameter sepanjang 40 cm
dan 10 cm. Berapa selisih luas kedua lingkaran (π = 3,14) ?
a. 2826 d. 942,5
b. 4710
c. 1177,5

Jawab : c
cara cepat.
Selisih luas = π r12 - π r22
= π (r12 - r22 ) -- merupakan selisih kuadrat
= 3,14 (20 + 5) (20 - 5)
=1177,5

5. Sebuah lantai kolam berbentuk persegi panjang dilapisi dengan ubin


yang berukuran 10 cm x 20 cm . Jika ubin-ubin ini tidak dipotong dan
tidak saling bertindihan, lantai tersebut tidak mungkin berukuran …
a. 40 x 90 d. 70x110
b. 60 x 90
c. 80 x 80

Jawab : d
Ubin 10 x 20 cm
Maka panjang lantai kolam 10x, lebar = 20y
Yang tdak memungkinkan = 70 x 110
6. ARITMATIKA SOSIAL
A. Harga pembelian, harga penjualan, untung, dan rugi
Seorang pedagang membeli barang dari pabrik untuk dijual lagi
dipasar. Harga barang dari pabrik disebut modal atau harga pembelian
sedangkan harga dari hasil penjualan barang disebut harga penjualan.
Dalam perdagangan sering terjadi dua kemungkinan yaitu pedagan
mendapat untung dan rugi.
✓ Untung
Untuk memahami pengertian untung perhatikan contoh berikut:
Pak Umar membeli sebidang tanah dengan harga Rp 10.000.000,-
kemudian karena ada suatu leperluan pak Umar menjual kembali sawah
tersebut dengan harga Rp 11.500.000,-.
Ternyata harga penjualan lebih besar dibanding harga pembelian, berarti
pak Umar mendapat untung.
Selisih harga penjualan dengan harga pembelian
=Rp 11.500.000,- – Rp 10.000.000,-
=Rp 1.500.000,-
Jadi Pak Umar mendapatkan untung sebesar Rp 1.500.000,-
Berdasarkan contoh diatas, maka dapat ditarik kesimpulan:
“Penjual dikatakan untung jika jika harga penjualan lebih besar dibanding
dengan harga pembelian.”

Untung = harga jual – harga beli

✓ Rugi
Ruri membeli radio bekas dengan harga Rp 150.000,- radio itu diperbaiki
dan menghabiskan biaya Rp 30.000,- kemudian Ruri menjual radio itu dan
terjual dengan harga Rp 160.000,-
Modal (harga pembelian) = Rp 150.000,- + Rp 30.000,-
= Rp 180.000,-
Harga penjualan = Rp 160.000,-
Ternyata harga jual lebih rendah dari pada harga harga pembelian, jadi
Ruri mengalami rugi.
Selisih harga pembelian dan harga penjualan:
=Rp 180.000,- – Rp 160.000,-
=RP 20.000,-
“Berdasarkan uraian diatas penjual dikatakan rugi jika harga penjualan
lebih rendah dibanding harga pembelian.”

Rugi = harga beli – harga jual

✓ Harga pembelian dan harga penjualan


Telah dikemukakan bahwa besar keuntungan atau kerugian dapat
dihitung jika harga penjualan dan harga pembelian telah diketahui.
Besar keuntungan dirumuskan:

Untung =harga jual – harga beli

Maka dapat diturunkan dua rumus yaitu:


1. Harga jual = harga beli + Untung
2. Harga beli = harga jual – harga untung

Besar kerugian dirumuskan:


Rugi = harga beli – harga jual

Maka dapat diturunkan rumus:


1. Harga beli = harga jual + Rugi
2. Harga jual = harga beli – Rugi

B. Persentase untung dan rugi


✓ Menentukan Persentase Untung atau Rugi
Pada persentase untung berarti untung dibanding dengan harga
pembelian, dan persentase rugi berarti rugi dibanding harga pembelian.
Untung
Persentase Untung= X 100 %Harga beli
Rugi
Persentase Rugi = X 100 %Harga beli

Contoh soal :

a). Seorang bapak membeli sebuah mobil seharga Rp 50.000.000, karena


sudah bosan dengan mobil tersebut maka mobil tersebut dijual dengan
harga Rp 45.000.000,.Tentukan persentase kerugiannya!
Jawab:
Harga beli Rp 50.000.000
Harga jual Rp 45.000.000
Rugi = Rp 50.000.000 – Rp 45.000.000
= Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 50.000.000
= Rp 10 %
Jadi besar persentase kerugiannya adalah 10 %.

b). Seorang pedagang membeli gula 5 kg dengan harga Rp 35.000,


kemudian dijual dengan harga Rp 45.000, Berapakah besar persentase
keuntungan pedagang tersebut?
Jawab:
Harga beli Rp 35.000,
Harga jual Rp 45.000,
Untung = Rp 45.000 – Rp 35.000
= Rp 10.000
Rp 10.000
Rp 35.000
= 28,7 %
Jadi persentase keuntungan adalah 28,7 %

2. Menentukan harga pembelian atau harga penjualan berdasarkan


persentase untung atau rugi
Contoh:
Seorang pedagang membeli ikan seharga Rp 50.000 / ekor. Jika pedagang
tersebut menghendaki untung 20 % berapa rupiahkah ikan tersebut harus
dijual?
Jawab:
Harga beli Rp 50.000
Untung 20 % dari harga beli = = Rp 10.000
Harga jual = harga beli + untung
=Rp 50.000 +Rp 10.000
=Rp 60.000
Jadi pedagang itu harus menjual dengan harga Rp 60.000
Persentase untung atau rugi selalu dibandingkan terhadap harga pembelian
(modal), kecuali ada keterangan lain.
Persentase Untung =
Persentase Rugi =
Hb = harga pembelian

C. Rabat(diskon), bruto, tara, dan neto


✓ Rabat
Rabat adalah potongan harga atau lebih dikenal dengan diskon.
Contoh:
Sebuah toko memberikan diskon 15 %, budi membeli sebuah rice cooker
dengan harga Rp 420.000. berapakah harga yang harus dibayar budi?
Jawab:
Harga sebelum diskon = Rp 420.000
Potongan harga = 15 % x Rp 420.000 = Rp 63.000
Harga setelah diskon = Rp 420.000 – Rp 63.000 = Rp 375. 000
Jadi budi harus membayar Rp 375.000
Berdasarkan contoh diatas dapat diperoleh rumus:

Harga bersih = harga kotor – Rabat (diskon)

Harga kotor adalah harga sebelum didiskon


Harga bersih adalah harga setelah didiskon

✓ Bruto, Tara, dan Neto


Dalam sebuah karung yang berisi pupuk tertera tulisan berat bersih 50 kg
sedangkan berat kotor 0,08 kg, maka berat seluruhnya = 50kg +
0,08kg=50,8kg.
Berat karung dan pupuk yaitu 50,8 kg disebut bruto(berat kotor)
Berar karung 0,08 kg disebut disebut tara
Berat pupuk 50 kg disebut berat neto ( berat bersih)
Jadi hubungan bruto, tara, dan neto adalah:
Neto = Bruto – Tara
Jika diketahui persen tara dan bruto maka untuk mencari tara digunakan
rumus:
Tara = Persen Tara x Bruto
Untuk setiap pembelian yang mendapat potongan berat(tara) dapat
dirumuskan:
Harga bersih = neto x harga persatuan berat

D. Bunga tabungan dan pajak


✓ Bunga tabungan (Bunga Tunggal)
Jika kita menyimpan uang dibank jumlah uang kita akan bertambah, hal itu
terjadi karena kita mendapatkan bunga dari bank. Jenis bunga tabungan
yang akan kita pelajari adalah bunga tunggal, artinya yang mendapat
bunga hanya modalnya saja, sedangkan bunganya tidak akan berbunga
lagi. Apabila bunganya turut berbunga maka jenis bunga tersebut disebut
bunga majemuk.
Contoh:
Rio menabung dibank sebesar Rp 75.000 dengan bunga 12% per tahun.
Hitung jumlah uang rio setelah enam bulan.
Jawab:
Besar modal (uang tabungan) = Rp 75.000
Bunga 1 tahun 12 % =
= Bunga 6 bulan = Rp 4500

Jadi jumlah uang Rio setelah disimpan selama enam bulan menjadi:
= Rp 75.000 + Rp 4500
= Rp 79.500

Dari contoh tersebut dapat disimpulkan


Bunga 1 tahun = persen bunga x modal
Bunga n bulan = x persen bunga x modal = x bunga 1 tahun
Persen bunga selalu dinyatakan untuk 1 tahun, kecuali jika ada keterangan
lain pada soal.

✓ Pajak
Pajak adalah statu kewajiban dari masyarakat untuk menyerahkan
sebagian kekayaannya pada negara menurut peraturan yan di tetapkan
oleh negara. Pegawai tetap maupun swasta negeri dikenakan pajak dari
penghasilan kena pajak yang disebut pajak penghasilan (PPh). Sedangkan
barang atau belanjaan dari pabrik, dealer, grosor, atau toko maka harga
barangnya dikenakan pajak yang disebut pajak pertambahan nilai (PPN).
Contoh:
Seorang ibu mendapat gaji sebulan sebesar Rp 1.000.000 dengan
penghasilan tidak kena pajak Rp 400.000. jira besar pajak penghasilan (PPh)
adalah 10 % berapakah gaji yang diterima ibu tersebut?
Jawab:
Diketahui: Pesar penghasilan Rp 1.000.000
Penghasilan tidak kena pajak Rp 400.000
Pengahasilan kena pajak = Rp 1.000.000 – Rp 400.000
= Rp 600.000
Pajak penghasilan 10 %
Ditanya: gaji yang diterima ibu tersebut
Jawab:
Besar pajak penghasilan = 10 % x Rp 600.000
= x Rp 600.000
= Rp 60.000
Jadi besar gaji yang diterima ibu tersebut adalah
= Rp 1.000.000 – Rp 60.000
= Rp 940.000

Contoh soal :

1. Ahmad membeli sepeda motor dengan harga Rp 15.000.000 dengan


pajaknya 10 %, setelah beberapa tahun Ahmad menjual motor
tersebut dengan harga Rp 11.500.000. berapakah kerugian yang
diderita Ahmad?

Jawab :
Diketahui: harga beli Rp 15.000.000
Pajak 10 % = 10 % x 15.000.000 = Rp 500.000
Harga jual Rp 11.500.000
Ditanya: kerugian?
Jawab:
Besar modal ( harga beli + pajak) = Rp 15.000.000 + Rp 500.000
= Rp 15.500.000
Rugi = Rp 15.500.000 – Rp 11.500.000
= Rp 4.000.000
Jadi kerugian yang diderita Ahmad adalah Rp 4.000.000.
2. Dalam sebuah toko terdapat diskonan, baju dengan harga Rp 40.000
didiskon 10 %, celana seharga Rp 70.000 didiskon 15 %, topi seharga
20.000 didiskon 5 %, tas seharga 35.000 didiskon 5 %, dan kaos seharga
Rp 55.000 didiskon 25 %. Jika Yuda ingin berbelanja dengan
menghabiskan uang antara Rp 130.000 s/d Rp 150.000 maka barang
apa saja yang akan Yuda beli?

Jawab :
Harga baju Rp 40.000, diskon 10 %
Harga celana Rp 70.000, diskon 15 %
Harga topi Rp 20.000, diskon 5 %
Harga tas Rp 35.000,diskon 5 %
Harga kaos Rp 55.000,diskon 15 %
Uang belanja Rp 130.000 s/d Rp 150.000
Ditanya: Barang apa saja yang bisa dibeli Yuda?
Jawab:
Harga setelah didiskon:
Baju = 40.000 – (10 % x Rp 40.000) = 40.000 – 4000 = 36.000
Celana = 70.000 – (15% x Rp 70.000) = Rp 64.500
Topi = 20.000 – (5 % x Rp 20.000) = Rp 19.000
Tas = Rp 35.000 – ( 5 % x Rp 35.000) = Rp 33.250
Kaos = Rp 55.000 – (15 % x Rp 55.000) = Rp 41.250
Jadi barang yang dapat dibeli Yuda adalah
Celana, tas, kaos
Baju, celana, tas
Baju, celana, kaos

3. Seorang pedagang membeli telur 10 kg dengan harga Rp 120.000,


kemudian telur itu dijual denan harga Rp12.500/kg. Berapakah
keuntungan pedagang tersebut?
Jawab :
harga beli 10 kg telur Rp 120.000
Harga jual 1 kg telur Rp 12.500
Ditanya: keuntungan pedagang?
Jawab:
Untung = Harga Jual – Harga Beli
Harga jual = 10 x Rp 12.500
= Rp 125.000
Untung = Rp 125.000 – Rp 120.000
= Rp 5.000
Jadi pedagang itu mendapat keuntungan Rp 5000

Anda mungkin juga menyukai