Anda di halaman 1dari 16

FIVE PRINCIPLES

PANCASILA DALAM
ERA ORDE BARU
Oleh :
Chania Mediana Putri
Reshanda Amelia Putri Tugas oleh :
Muhammad Aby Alghifari Ibu Rika Aryati
Latar PANCASILA DALAM ERA

Belakang
ORDE BARU

Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk


memisahkan antara kekuasaan masa Sukarno (Orde Lama) dengan
masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru
setelah pemberontakan Gerakan 30 September tahun 1965. Orde baru
lahir sebagai upaya untuk : mengoreksi total penyimpangan yang
dilakukan pada masa Orde Lama, penataan kembali seluruh aspek
kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia,melaksanakan
Pancasila dan UUD1945 secara murni dan konsekuen dan menyusun
kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional
guna mempercepat proses pembangunan bangsa. 02
Latar Belakang Lahirnya
PANCASILA DALAM ERA
Masa Pemerintahan Orde Baru.

ORDE BARU
Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30
September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.

Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%


sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan
bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.

Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-
besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI
berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.

Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung


membentuk Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal
dengan “Angkatan 66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30
September 1965. 03
Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan
tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi :
- Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya
- Pembersihan Kabinet Dwikora
- Penurunan Harga-harga barang.

Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus
Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil
dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).

Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang
bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret
1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang
dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit
04
FIVE PRINCIPLES PANCASILA DALAM ERA
ORDE BARU

Masa Transisi (1966-1967)

Stabilisasi dan rehabilitasi


ekonomi

Perkembangan sosial
budaya

05
Masa Transisi (1966-1967) PANCASILA DALAM ERA
ORDE BARU

Dalam masa 1966-1967 terdapat dualisme dalam kepemimpinan Nasional,


yaitu di satu pihak Presiden Sukarno yang masih aktif dan di pihak lain
adanya tokoh Jendral Soeharto yang semakin populer. Ia populer berkat
prestasinya menumpas pemberontakan G-30 S/PKI dalam waktu yang
singkat, serta melaksanakan dengan pasti usaha-usaha stabilisasi politik
dan ekonomi berdasarkan Surat Perintah 11 Maret 1966.
Pada akhirnya kekuasaan diserahkan kepada pengemban ketetapan MPRS
No. IX/MPRS/1966 Jendral Soeharto di Jakarta, 20 Februari 1967. Dan
setelah itu memasuki masa konsolidasi sejak tahun 1968. Saat itu
pemerintah bersama DPR-GR menyelesaikan berbagai macam undang-
undang yang berkaitan dengan pemerintah. Dan juga menyelesaikan
06
masalah korupsi dan perselisihan antara kaum pribumi dan non-pribumi.

Stabilisasi dan rehabilitasi PANCASILA DALAM ERA


ekonomi ORDE BARU

Pada awal jaman orde baru program pemerintah semata-mata diarahkan


kepada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama berupa usaha
memberantas inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan
kebutuhan pokok rakyat. Kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang
menunjukkan tingkat inflasi sekitar 650% setahun tidak memungkinkan
pembangunan dengan segera, tetapi harus melakukan stabilisasi dan
rehabilitsi ekonomi terlebih dahulu. Stabilisasi berarti pengendalian
inflasi, agar supaya harga-harga tidak melonjak terus secara cepat.
Sedangkan rehabilitasi adalah reahbilitasi secara fisik daripada
prasarana, rehabilitasi ekspor, rehabilitasi alat-alat produksi yang banyak
mengalami kerusakan. Dan juga memperbarui landasan ekonomi dalam
07
ketetapan No.XXIII/MPRS/1966.

Perkembangan sosial
PANCASILA DALAM ERA
budaya ORDE BARU

Pendidikan, dalam era ini pendidikan sangat diperhatikan demi kemajuan bangsa
dan menciptakan kesempatan belajar yang lebih luas. khususnya pendidikan
tinggi diarahkan pada sasaran pembinaan mahasiswa yang mampu menjawab
tantangan modernisasi. Relevansinya dengan situasi riil dalam kehidupan
bermasyarakat. Perkembangan pers dan media elektronika, titik tolak dari
pembinaan pers nasional adalah ketetapan sidang umum MPRS IV tahun 1966.
Dalam ketetapan ini disebutkan “kebebasan pers Indonesia adalah kebebasan
untuk menyatakan serta menegakkan kebenaran dan keadilan, dan bukanlah
kebebasan dalam penegertian liberalisme”. Disebutkan juga bahwa kebebasan
pers berhubungan erat dengan keharusan adanya pertanggung jawaban, atau
singkatnya pers yang bertanggung jawab. Dan sahkan UU No.11 Tahun 1966
tentang ketentuan pokok-pokok pers dan disempurnakan dengan UU No.4 Tahun 08
1967.

PERKEMBANGAN PANCASILA
PADA ORDE BARU
Stabilisasi dan rehabilitasi PANCASILA DALAM ERA
ekonomi ORDE BARU

Orde baru muncul dengan tekad untuk melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni
dan konsekuen semangat tersebut muncul berdasarkan pengalaman sejarah dari
pemerintahan sebelumnya yang telah menyimpang dari pancasila serta UUD 1945. Demi
kepentingan kekuasaan akan tetapi, yang terjadi sebenarnya adalah tidak jauh berbeda
dengan apa yang terjadi pada masa orde lama, yaitu pancasila tetap pada posisinya sebagai
alat pembenar, rezim, otoritarian di bawah Soeharto.
Seperti rezim otoriter pada umumnya lainnya, ideologi sangat diperlukan orde baru sebagai
alat untuk membenarkan dan memperkuat otoritarianisme Negara. Sehingga pancasila oleh
rezim orde baru ditafsirkan sedemikian rupa sehingga membenarkan dan memperkuat
otoritarianisme Negara. Makadari itu pancasila perlu disosialisasikan sebagai doktrin
komperehensif dalam diri masyarakat Indonesia guna memberikan legitimasi atas ;segala
tindakan pemerintah yang berkuasa dalam diri masyarakat Indonesia. Adapun dalam
pelaksanannya upaya indoktrinisasi tersebut dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari
pengkultusan pancasila sampai dengan penataran p4.
10
Upaya pengkultusan terhadap pancasila dilakukan pemerintah orde baru guna memperoleh
kontrol sepenuhnya atas pancasila dan UUD 1945. Pemerintah orde baru menempatkan
pancasila dan UUD 1945 sebagai sesuatu yang keramat sehingga tidak boleh diganggu gugat.
Penafsiran dan implementasi pancasila sebagai ideology terbuka, serta UUD 1945 sebagai
landasan konstitusi berada ditangan Negara. Pengkultusan pancasila juga tercermin dari
penetapan dan kesaktian pancasila setiap tanggal 1 oktober sebagai peringatan atas
kegagalan G30/PKI dalam upayanya menggantikan pancasila dengan ideologi komunis.
Kecenderungan orde baru dalam memandang pancasila sebagai doktrin yang komperehensif
terlihat pada anggapan bahwa ideology sebagai sumber nilai dan norma karena itu harus
ditangani melalui upaya indoktrinasi secara terpusat. Pada akhirnya, pandangan tersebut
bermuara pada keadaan yang disebut dengan perfeksionisme Negara. Negara perfeksionis
adalah Negara yang merasa tahu apa yang benar dan apa yang salah bagi masyarakatnya. Dan
kemudian melakukan usaha-usaha sistematis agar kebenaran dan kepahaman Negara itu
dapat diberlakukan dalam masyarakatnya. Sehingga permulasi kebenaran yang kemudian
muncul adalah sesuatu yang dianggap benar kalau hal tersebut sesuai dengan keinginan
penguasa, sebaliknya sesuatu dianggap salah kalau bertentangan dengan kehendak penguasa.

11
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
SISTEM PEMERINTAHAN ORDE
BARU

Kelebihan PANCASILA DALAM ERA


ORDE BARU

Meningkatnya GDP per kapita Indonesia


Tingkat membaca masyarakat Indonesia semakin meningkat,sehingga
membuat tingkat pengangguran menurun.
Keamanan negara semakin meningkat. Indonesia mulai membuka peluang
investasi bagi para investor asing, sehingga bisa menerima banyak dana
dari luar negeri.
Kebijakan Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) sukses
dilaksanakan. Gerakan Wajib Belajar dan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh
sukses dilaksanakan.
13
Kekurangan PANCASILA DALAM ERA
ORDE BARU
1. Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
2. Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan
pembangunan antara pusat dan daerah.
3. Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan
pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
4. Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang
memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun
pertamanya
5. Bertambahnya kesenjangan sosial.
6. Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat
Tionghoa)
14
7. Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan.
KESIMPULAN
MASA AWAL ORDE BARU DITANDAI OLEH TERJADINYA PERUBAHAN
BESAR DALAM PEGIMBANGAN POLITIK DI DALAM NEGARA DAN
MASYARAKAT, SEBELUMYA PADA ERA ORDE LAMA KITA TAHU
BAHWA PUSAT KEKUASAAN ADA DI TANGAN PRESIDEN, MILITER
DAN PKI. NAMUN PADA ORDE BARU TERJADI PERGESERAN PUSAT
KEKUASAAN DIMANA DIBAGI DALAM MILITER, TEKNOKRAT, DAN
KEMUDIAN BIROKRASI..

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai