PANCASILA DALAM
ERA ORDE BARU
Oleh :
Chania Mediana Putri
Reshanda Amelia Putri Tugas oleh :
Muhammad Aby Alghifari Ibu Rika Aryati
Latar PANCASILA DALAM ERA
Belakang
ORDE BARU
ORDE BARU
Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30
September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.
Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-
besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI
berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus
Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil
dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).
Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang
bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret
1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang
dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit
04
FIVE PRINCIPLES PANCASILA DALAM ERA
ORDE BARU
Perkembangan sosial
budaya
05
Masa Transisi (1966-1967) PANCASILA DALAM ERA
ORDE BARU
Perkembangan sosial
PANCASILA DALAM ERA
budaya ORDE BARU
Pendidikan, dalam era ini pendidikan sangat diperhatikan demi kemajuan bangsa
dan menciptakan kesempatan belajar yang lebih luas. khususnya pendidikan
tinggi diarahkan pada sasaran pembinaan mahasiswa yang mampu menjawab
tantangan modernisasi. Relevansinya dengan situasi riil dalam kehidupan
bermasyarakat.Perkembangan pers dan media elektronika, titik tolak dari
pembinaan pers nasional adalah ketetapan sidang umum MPRS IV tahun 1966.
Dalam ketetapan ini disebutkan “kebebasan pers Indonesia adalah kebebasan
untuk menyatakan serta menegakkan kebenaran dan keadilan, dan bukanlah
kebebasan dalam penegertian liberalisme”. Disebutkan juga bahwa kebebasan
pers berhubungan erat dengan keharusan adanya pertanggung jawaban, atau
singkatnya pers yang bertanggung jawab. Dan sahkan UU No.11 Tahun 1966
tentang ketentuan pokok-pokok pers dan disempurnakan dengan UU No.4 Tahun 08
1967.
PERKEMBANGAN PANCASILA
PADA ORDE BARU
Stabilisasi dan rehabilitasi PANCASILA DALAM ERA
ekonomi ORDE BARU
Orde baru muncul dengan tekad untuk melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni
dan konsekuen semangat tersebut muncul berdasarkan pengalaman sejarah dari
pemerintahan sebelumnya yang telah menyimpang dari pancasila serta UUD 1945. Demi
kepentingan kekuasaan akan tetapi, yang terjadi sebenarnya adalah tidak jauh berbeda
dengan apa yang terjadi pada masa orde lama, yaitu pancasila tetap pada posisinya sebagai
alat pembenar, rezim, otoritarian di bawah Soeharto.
Seperti rezim otoriter pada umumnya lainnya, ideologi sangat diperlukan orde baru sebagai
alat untuk membenarkan dan memperkuat otoritarianisme Negara. Sehingga pancasila oleh
rezim orde baru ditafsirkan sedemikian rupa sehingga membenarkan dan memperkuat
otoritarianisme Negara. Makadari itu pancasila perlu disosialisasikan sebagai doktrin
komperehensif dalam diri masyarakat Indonesia guna memberikan legitimasi atas ;segala
tindakan pemerintah yang berkuasa dalam diri masyarakat Indonesia. Adapun dalam
pelaksanannya upaya indoktrinisasi tersebut dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari
pengkultusan pancasila sampai dengan penataran p4.
10
Upaya pengkultusan terhadap pancasila dilakukan pemerintah orde baru guna memperoleh
kontrol sepenuhnya atas pancasila dan UUD 1945. Pemerintah orde baru menempatkan
pancasila dan UUD 1945 sebagai sesuatu yang keramat sehingga tidak boleh diganggu gugat.
Penafsiran dan implementasi pancasila sebagai ideology terbuka, serta UUD 1945 sebagai
landasan konstitusi berada ditangan Negara. Pengkultusan pancasila juga tercermin dari
penetapan dan kesaktian pancasila setiap tanggal 1 oktober sebagai peringatan atas
kegagalan G30/PKI dalam upayanya menggantikan pancasila dengan ideologi komunis.
Kecenderungan orde baru dalam memandang pancasila sebagai doktrin yang komperehensif
terlihat pada anggapan bahwa ideology sebagai sumber nilai dan norma karena itu harus
ditangani melalui upaya indoktrinasi secara terpusat. Pada akhirnya, pandangan tersebut
bermuara pada keadaan yang disebut dengan perfeksionisme Negara. Negara perfeksionis
adalah Negara yang merasa tahu apa yang benar dan apa yang salah bagi masyarakatnya. Dan
kemudian melakukan usaha-usaha sistematis agar kebenaran dan kepahaman Negara itu
dapat diberlakukan dalam masyarakatnya. Sehingga permulasi kebenaran yang kemudian
muncul adalah sesuatu yang dianggap benar kalau hal tersebut sesuai dengan keinginan
penguasa, sebaliknya sesuatu dianggap salah kalau bertentangan dengan kehendak penguasa.
11
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
SISTEM PEMERINTAHAN ORDE
BARU
TERIMA KASIH