Anda di halaman 1dari 26

TUGAS 1 FISIKA MODERN

RADIASI BENDA HITAM DAN EFEK FOTOLISTRIK


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Modern
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Parlindungan Sinaga, M.Si.

Disusun Oleh:

Syahraja Agilang Az-Zuhud 2107950

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
FEBRUARI 2023
A. Radiasi Benda Hitam
1. Pergeseran Wien
Pada tahun 1983 seorang fisikawan asal Jerman bernama Wilhelm Wien. Pada saat itu
Wien mempelajari bagaimana benda memancarkan radiasi elektromagnetik. Seperti yang
kita ketahui, bahwa benda yang panas memancarkan radiasi elektromagnetik. Radiasi
tersebut dapat berupa cahaya tampak. Wien juga memperhatikan bahwa benda
memancarkan warna yang berbeda pada suhu yang berbeda pula. Sedangkan, warna
pancaran benda berasal dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang cahaya
tampak. Dari hal tersebutlah lahir hukum pergeseran Wien.(kompas, n.d.)
Besi yang dibakar awalnya tampak berwarna merah, kemudian berubah warna menjadi
jingga dan setelah suhu tinggi tampak berpijar mendekati warna putih. Perubahan warna
pada benda menunjukkan perubahan intensitas radiasi benda. Ketika suhu benda berubah
terjadi pergeseran puncak intensitas, sehingga disebut pergeseran wien. (ruangguru, n.d.)
Untuk mengetahui nilai konstanta Wien dilakukan praktikum virtual lab seperti berikut:
 Tabel Pengamatan

No Suhu (K) Panjang Gelombang (m)


1 3000 0,966 ×10−6
2 4000 0,724×10−6
3 5000 0,580×10−6
4 6000 0,483×10−6
Berdasarkan tabel pengamatan diatas diperoleh hasil bahwa semakin tinggi suhu maka
semakin kecil Panjang gelombang.
 Hasil Pengamatan
Dari data yang diperoleh dari tabel diketahui bahwa hubungan antara suhu dengan
Panjang gelombang adalah berbanding terbalik.
1
T
λ

No Suhu (K) 1
(m)
λ
1 3000 1
−6
=1,0352 ×106
0,966 ×10
2 4000 1 6
−6
=1,3812×10
0,724 ×10
3 5000 1 6
−6
=1,7241 ×10
0,580× 10
4 6000 1 6
−6
=2,0704 × 10
0,483× 10
Sehingga grafik yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Grafik Hubungan T dengan 1/𝝀


7000
6000
5000 f(x) = 0.0028997908337735 x − 2.60923059197466
4000 R² = 0.999996500588542
Suhu (K)

3000
2000
1000
0
00 00 00 00 00 00 00 00
000 000 000 000 000 000 000 000
8 10 12 14 16 18 20 22
𝜆𝑚𝑎𝑥 (m)

Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis y = 0,0029x - 2,6092. Sehingga


diperoleh nilai gradiennya yaitu 0,0029 = 2,9 ×10−3 .
 Pengolahan Data
Dari hubungan antara suhu dengan Panjang gelombang diperoleh persamaan berikut:
λT =C
Untuk mengetahui nilai C substitusi hasil pengamatan dari tabel pada persamaan di atas,
sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
No Suhu (K) Panjang Gelombang (λ) λ max ×T
1 3000 0,966 ×10−6 2,898 ×10
−3

2 4000 0,724×10−6 2,896 ×10−3


3 5000 0,580×10−6 2,900 ×10
−3

4 6000 0,483×10−6 2,898 ×10−3

Kesimpulannya, pergeseran wien menunjukkan perubahan intensitas benda saat suhu berubah.
Kemudian, pada simulasi PheT diperoleh bahwa hubungan suhu dengan panjang gelombang ialah
semakin tinggi suhu maka panjang gelombang untuk intensitas maksimumnya akan semakin kecil. Dari
pengolahan data diperoleh juga besar konstanta Wien yaitu 2,9 ×10−3 mK . Dengan begitu, kita dapat
menghitung suhu suatu benda berdasarkan panjang gelombang radiasinya melalui persamaan
λ max ×T =C , dengan C sebagai konstanta Wien.

2. Steffan Boltzman

Tahun 1879, Joseph Steffan Boltzmann menyatakan bahwa daya total persatuan
luas pancaran pada seluruh rentang frekuensi dari benda padat berpijar adalah
sebanding dengan pangkat empat dari temperatur mutlaknya yang kemudian
pernyataan tersebut dikenal dengan Hukum Steffan Boltzmann. Persamaan matematis
dari Hukum Steffan Boltzmann dinyatakan sebagai berikut.

𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑠𝜎𝑇 4

Disini kita akan membuktikan pernyataan tersebut melalui eksperimen blackbody


spectrum melalui phet.
Untuk mengetahui nilai konstanta Boltzman dilakukan praktikum virtual lab seperti
berikut:
 Tabel Pengamatan
Suhu (K) 𝐸𝑡 (𝑊/𝑚2 )
3000 4,59 × 106
4000 1,45 × 107
5000 3,54 × 107
6000 7,35 × 107
 Hasil Pengamatan dan Pengolahan Data

Untuk membuktikan Hukum Steffan Boltzmann, kita akan menghitung manual


menggunakan persamaan Steffan Boltzmann:

c. 𝐸𝑡 = 𝑠𝜎𝑇 4

Dengan 𝜎 = 5,67 × 10−8 𝑊. 𝑚−2𝐾−4

Hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan adalah seperti pada tabel berikut.

T (K) 𝐸𝑡 dalam eksperimen (𝑊/𝑚2) 𝐸𝑡 = 𝑠𝜎 𝑇 4


3000 4,59 × 106 4,592 × 106
4000 1,45 × 107 4,59 × 106
5000 3,54 × 107 3,543 × 107
6000 7,35 × 107 7,348 × 107

Berdasarkan tabel diatas, kita mendapatkan bahwa hasil eksperimen dan hasil
perhitungan manual dengan menggunnakan persamaan Steffan Boltzmann memiliki
nilai yang sama. Hal ini membuktikan pernyataan Hukum Steffan Boltzmann bahwa
daya total persatuan luas pancaran pada seluruh rentang frekuensi dari benda padat
berpijar adalah sebanding dengan pangkat empat dari temperatur mutlaknya.

A. Efek Fotolistrik
1. Suatu jenis logam pada katoda foto sel disinari oleh cahaya biru, selidiki bagaimana
pengaruh insensitas cahaya datang terhadap jumlah electron yang dibebaskan dari
permukaan logam katoda!
Analisis
 Ketika logam disinari oleh cahaya biru dengan intensitas cahaya datang 0%:

Terlihat tidak ada electron yang keluar dari permukaan logam


 Ketika logam disinari oleh cahaya biru dengan intensitas cahaya datang 50%
Terlihat electron yang keluar dari permukaan logam dengan jumlahnya yang lebih
banyak dari sebelumnya

Kesimpulan :
Ketika logam pada katoda disinari oleh cahaya biru dengan intensitas yang berbeda-beda
maka akan menghasilkan jumlah electron yang berbeda pula. Hubungan antara jumlah
elektron dengan intensitas cahaya adalah berbanding lurus, semakin besar nilai
intensitasnya maka semakin banyak pula jumlah electron yang akan keluar dari permukaan
logam katoda.

2. Bagaimana pengaruh frekuensi cahaya datang terhadap stoping potensial suatu


jenis logam katoda photo cell?
Kita akan menganalisis pengaruh frekuensi cahaya terhadap stopping potensialnya dengan
mengubah-ubah besar panjang gelombangnya
 Panjang gelombang 450 nm dengan frekuensi 0,66 × 1015𝐻𝑧
Diperoleh stopping potensial 0,4 V
 Panjang gelombang 400 nm dengan frekuensi 0,75 × 1015𝐻𝑧

Diperoleh stopping potensial 0,8 V

 Panjang gelombang 350 nm dengan frekuensi 0,857 × 1015𝐻𝑧

Diperoleh stopping potensial 1,2 V


 Panjang gelombang 300 nm dengan frekuensi 1 × 1015𝐻𝑧
Diperoleh stopping potensial 1,8 V
 Panjang gelombang 250 nm dengan frekuensi 1,2 × 1015 𝐻𝑧

Diperoleh stopping potensial 2,8 V


Berdasarkan eksperimen yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut.

𝜆𝑚𝑎𝑘s (𝑛𝑚) frekuensi (Hz) Stopping potensial (V)


450 0,66 × 1015 −0,4
400 0,75 × 1015 −0,8
350 0,857 × 1015 −1,2
300 1 × 1015 −1,8
250 1,2 × 1015 −2,8

Maka dapat disimpulkan berdasarkan eksperimen bahwa frekuensi cahaya datang dapat
mempengaruhi besar stopping potensialnya. Hubungan antara frekuensi cahaya datang
dengan stopping potensial adalah berbanding lurus, semakin kecil frekuensi cahayanya
maka semakin kecil pula nilai stoping potensialnya.

3. Bagaimana pengaruh intensitas cahaya cahaya datang terhadap stoping potensial


suatu jenis logam katoda photo cell yang disinari cahaya biru.
Kita akan menganalisis pengaruh intensitas cahaya datang terhadap stoping potensial
dengan cara mengubah-ubah intensitas pada cahaya biru dengan panjang gelombang 450
nm
 Intensitas 20%

Diperoleh stoping potensial -0,4 V


 Intensitas 40%

Diperoleh stoping potensial sebesar -0,4 V


 Intensitas 60%

Diperoleh stoping potensial sebesar -0,4 V


 Intensitas 80%

Diperoleh stoping potensial sebesar -0,4 V


 Intensitas 100%

Diperoleh stoping potensial sebesar -0,4 V


Berdasarkan eksperimen yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut
Intensitas Stopping potensial (V)
20% −0,4
40% −0,4
60% −0,4
80% −0,4
100% −0,4

Terlihat bahwa ketika intensitas cahaya datang diubah-ubah, nilai stopping potensial tidak
berubah (selalu konstan), maka dapat disimpulkan bahwa intensitas cahaya tidak
mempengaruhi besarnya nlai stoping potensial.

4. Berdasarkan teori kuantum Einstein untuk effek foto listrik dan hukum kekekalan
energi lakukanlah eksperimen untuk menentukan harga konstanta Planck h
Kita akan menentukan harga konstanta Planck dengan mengubah-ubah panjang
gelombangnya dan kemudian mengukur frekuensi, stoping potensial, serta energy
kinetiknya
 Panjang gelombang 500 nm
Diperoleh frekuensi 0,6 × 1015𝐻𝑧, stopping potensial 0 V, dan energi kinetik 0 J
 Panjang gelombang 450 nm

Diperoleh frekuensi 0,67 × 1015𝐻𝑧, stopping potensial −0,4 𝑉, dan energi kinetik 0,64
× 10−19𝐽

 Panjang gelombang 400 nm


Diperoleh frekuensi 0,75 × 1015𝐻𝑧, stopping potensial −0,8 𝑉, dan energi kinetik 1,28
× 10−19𝐽

 Panjang gelombang 350 nm

Diperoleh frekuensi 0,857 × 1015𝐻𝑧, stopping potensial −1,2 𝑉, dan energi kinetik
1,92 × 10−19 𝐽
 Panjang gelombang 300 nm

Diperoleh frekuensi 1 × 1015𝐻𝑧, stopping potensial −1,8 𝑉, dan energi kinetik 2,88 ×

10−19𝐽
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan, diperoleh data-data seperti pada tabel berikut.

𝜆𝑚𝑎𝑘s frekuensi Stopping Energi kinetik = Energi


(𝑛𝑚) (Hz) potensial (V) 𝑒𝑉0 (J)
kinetik (eV)
500 0,6 × 1015 0𝑉 0𝐽 0 𝑒𝑉
450 0,67 × 1015 −0,4 𝑉 0,64 × 10−19 𝐽 0,39 𝑒𝑉
400 0,75 × 1015 −0,8 𝑉 1,28 × 10−19 𝐽 0,79 𝑒𝑉
350 0,85 × 1015 −1,2 𝑉 1,92 × 10−19 𝐽 1,2 𝑒𝑉
300 1 × 1015 −1,8 𝑉 2,88 × 10−19 𝐽 1,79 𝑒𝑉

Untuk mencari harga konstanta Plank h, kita perlu mencari besar energy kinetic K dan
energi E.
Pertama-tama kita cari dulu nilai K dengan merata-ratakan nilai energy kinetic yang
diperoleh

𝐾= 0 + 0,39 + 0,79 + 1,2 + 1,7


(𝑒𝑉) = 0,838 𝑒𝑉
5
Lalu kita cari nilai energy E dengan fungsi kerja W dari Sodium adalah 2,8 eV
𝐸 =𝑊 +𝐾
𝐸 = 2,8 𝑒𝑉 + 0,838 𝑒𝑉
𝐸 = 3,638 𝑒𝑉 = 5,83 × 10−19𝐽
Lalu kita tahu bahwa 𝐸 = ℎ𝑓, maka kita bisa mencari nilai h dari persamaan ini,

Sehingga dihasilkan nilai h adalah


∑ℎ
ℎ=
𝑛

38,82 × 10−34
ℎ=
5
= 7,764 × 10−34 𝐽𝑠

Didapat nilai konstanta Plank berdasarkan eksperimen yang dilakukan adalah 7,764
× 10−34 𝐽𝑠 dimana nilai ini berbeda dengan nilai konstanta yang Plank nyatakan yaitu
6,63 × 10−34 𝐽𝑠. Perbedaan nilai konstanta ini disebabkan oleh beberapa hal, yang
mungkin bisa disebabkan juga oleh kesalahan dalam mengolah data.
5. Bagaimanakah stoping potensial beberapa jenis logam (logam target) katoda
photo cell
 Logam Sodium

 Besi
 Tembaga

 Platinum
 Kalsium

Berdasarkan data eksperimen diperoleh besar stoping potensial yang berbeda-beda, yaitu
sebagai berikut.
Jenis logam 𝜆𝑚𝑎𝑘s (𝑛𝑚) Intensitas Stopping potensial (V)
Sodium 200 100% −4
Besi 200 100% −2,2
Tembaga 200 100% −1,6
Platinum 200 100% 0
Kalsium 200 100% −3,4

Maka, dapat disimpulkan berdasarkan eksperimen bahwa ketika panjang


gelombang dan intensitasnya sama, setiap logam yang berbeda memiliki nilai
stoping potensial yang berbeda juga.
6. Berdasarkan data dari eksperimen no 5 tentukanlah cut off frekuensi
beberapa jenis logam katoda photocell tersebut (logam target)
Kita akan mencari frekuensi ambang beberapa jenis logam dengan menentukan
panjang gelombang dari stoping potensial dan intensitas yang sama untuk setiap jenis
logam.
 Sodium

 Besi
 Tembaga

 Platinum
 Kalsium

Berdasarkan eksperimen yang dilakukan, didapat data sebagai berikut


Jenis logam Intensitas Stopping potensial (V) 𝜆𝑚𝑎𝑘s (𝑛𝑚) Cut-off frekuensi (Hz)
Sodium 100% −1 370 0,81 × 1015
Besi 100% −1 235 1,27 × 1015
Tembaga 100% −1 218 1,37 × 1015
Platinum 100% −1 171 1,75 × 1015
Kalsium 100% −1 323 0,92 × 1015

Maka, dapat disimpulkan bahwa jenis logam yang berbeda memiliki cut-off
frekuensi (frekuensi ambang) yang berbeda juga untuk intensitas dan stopping
potensial yang sama.

Anda mungkin juga menyukai