Folder Mba Endang
Folder Mba Endang
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik
secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Diterbitkan di Jakarta
SNI 8969:2021
PRAKATA
SNI 8969:2021, Indonesian good agricultural practices (IndoGAP) – Cara budidaya tanaman pangan yang
baik, merupakan standar yang disusun dengan pengembangan sendiri dan ditetapkan oleh BSN Tahun
2021.
Standar ini disusun oleh Komite Teknis 65-11 Tanaman Pangan. Standar ini telah dibahas dan disepakati
dalam rapat konsensus pada tanggal 23 Desember 2020 secara daring, yang dihadiri oleh para
pemangku kepentingan (stakeholders) terkait yaitu perwakilan dari pemerintah, pelaku usaha,
konsumen, dan pakar. Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 16 Februari 2021
sampai dengan tanggal 7 Maret 2021 dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.
Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan dokumen Standar ini, disarankan bagi pengguna
standar untuk menggunakan dokumen Standar yang dicetak dengan tinta berwarna.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat berupa hak
paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk pengidentifikasian salah satu atau
seluruh paten yang ada.
Pendahuluan
Indonesia sebagai negara produsen tanaman pangan, harus memenuhi kebutuhan konsumsi dalam
negeri, stok, maupun ekspor dengan pemenuhan persyaratan standar mutu dan dituntut untuk
menerapkan sistem jaminan mutu melalui ketelusuran (traceability). Standar ini dimaksudkan untuk
digunakan dalam skema sertifikasi IndoGAP untuk menghasilkan produk tanaman pangan yang baik
dengan menetapkan persyaratan cara budi daya yang baik (Good Agricultural Practices) yang
mengutamakan ketelusuran dokumen.
Standar ini dapat digunakan untuk produk organik dan non organik. Untuk persyaratan produk organik
tetap memperhatikan standar yang berlaku pada SNI Sistem Pertanian Organik.
Ketelusuran penerapan dapat dilakukan berdasarkan Cara Budi Daya Tanaman Pangan yang Baik
(CBDTPB) atau disebut dengan Good Agricultural Practices (GAP) Tanaman Pangan. GAP Tanaman
Pangan meliputi cara pemanfaatan lahan yang baik/Good Farming Practices (GFP), penanganan pasca
panen yang baik/Good Handling Practices (GHP), pengolahan yang baik/ Good Manufacturing Practices
(GMP), distribusi yang baik/Good Distribution Practices (GDP), retail yang baik/Good Retail Practices
(GRP) dan cara konsumsi yang baik/Good Consumption Practices (GCP).
Ruang lingkup CBDTPB ini meliputi persyaratan sumber daya, proses pertanaman, panen, penanganan
pascapanen, penerapan sanitasi di lingkungan kerja serta klasifikasi produk. Sumber daya antara lain
lahan, air, benih, pupuk, pembenah tanah, pestisida, zat pengatur tumbuh, tenaga kerja, alat dan mesin
pertanian serta bangunan. Proses pertanaman antara lain penyiapan lahan, penyediaan air, penyiapan
benih dan persemaian, penanaman, pemupukan, serta pelindungan dan pemeliharaan. Proses panen
antara lain pemungutan (pemetikan) atau pengumpulan hasil bercocok tanam dengan memperhatikan
waktu panen, cara panen dan alat panen yang digunakan. Penanganan pasca panen antara lain
pengumpulan, pengeringan, pembersihan, sortasi, penggilingan, pengkelasan, pengemasan,
penyimpanan dan pengangkutan.
Penerapan CBDTPB menjadi sangat strategis menghadapi persaingan regional dan global. Substansi
CBDTPB telah dikembangkan mengacu pada standar ASEAN GAP dan Global GAP, yang selanjutnya
menjadi acuan bagi setiap pelaku usaha dan pemangku kepentingan lainnya. Untuk itu, penyusunan SNI
CBDTPB merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk nasional dan
memberikan perlindungan kepada konsumen.
© BSN 2021 iv
SNI 8926:2021
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan cara budidaya tanaman pangan yang baik
meliputi
pemanfaatan lahan yang baik dan penanganan pasca panen yang baik.
2 Acuan normatif
Tidak ada.
3 Istilah dan definisi
Untuk tujuan penggunaan dokumen ini, istilah dan definisi berikut berlaku.
3.1
benih tanaman
tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau
mengembangbiakkan tanaman
3.2
kontaminasi
keadaan terjadinya percampuran atau pencemaran oleh unsur lain yang tidak
dikehendaki dan
memberikan efek tertentu
3.3
mutu hasil
tingkat kesesuaian hasil tanaman yang mengacu pada persyaratan yang
ditetapkan, baik
untuk dikonsumsi dan/atau untuk pemanfaatan lainnya
3.4
organisme pengganggu tanaman
semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau
mengakibatkan
kematian pada tanaman meliputi hama, penyakit dan gulma
3.5
pembenah tanah
bahan-bahan sintetis atau alami, anorgani atau organik atau hayati berbentuk
padat atau cair
yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan/atau biologi tanah
3.6
pestisida
semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dapat
dipergunakan untuk
mengendalikan gangguan tanaman
3.7
proses produksi
CATATAN Untuk pemilihan lokasi usaha perbenihan, lokasi lahan tidak berada di
lokasi endemis.
a. Lokasi lahan pasca panen harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW).
b. Penanganan pasca panen dapat dilakukan di lokasi panen dan/atau di luar
lokasi panen,
dengan persyaratan bebas cemaran dan tidak dekat pemukiman.
c. Lahan yang digunakan untuk pasca panen disesuaikan dengan peraturan yang
mengatur batas ketinggian tertentu dan/atau tingkat kemiringan tertentu.
d. Lahan yang digunakan untuk lokasi penanganan pasca panen harus
memperhatikan
lingkungan dan kesehatan.
4.1.2 Air
4.1.2.1 Air untuk proses pertanaman
a. Sumber air untuk proses penanganan pasca panen tersedia cukup dan
memenuhi
persyaratan mutu air bersih dan/atau air minum.
b. Ketersediaan air untuk proses penanganan pasca panen termasuk kegiatan
sanitasi.
4.1.3 Benih
a. Benih harus sehat dan varietas yang tepat.
b. Dilakukan pencatatan data sumber dan/atau kelas benih yang digunakan.
SNI 8969:2021
c. Varietas yang memiliki risiko beracun jika dikonsumsi oleh manusia, harus
diinformasikan.
4.1.4 Pupuk
a. Pupuk meliputi pupuk organik, anorganik dan/atau pupuk hayati yang terdaftar,
kecuali
pupuk yang dihasilkan sendiri untuk kepentingan sendiri.
b. Pupuk yang diproduksi dan digunakan sendiri dilakukan pencatatan bahan baku
yang
digunakan.
c. Kotoran manusia, kotoran babi dan kotoran hewan peliharaan antara lain
anjing dan
kucing tidak digunakan sebagai bahan baku pupuk.
SNI 8969:2021
c. Ketentuan bangunan untuk gudang komoditas pertanian mengacu pada standar yang
telah ditetapkan.
a. Penyiapan lahan dilakukan dengan cara yang dapat memperbaiki atau memelihara
struktur tanah menjadi gembur, menghindari erosi permukaan tanah, kelongsoran tanah,
b. Penyiapan lahan dilakukan dengan menjaga kelestarian lingkungan, antara lain dengan
a. Sumber air yang dapat digunakan antara lain mata air, air tanah, air hujan, air sungai
b. Pemberian air untuk tanaman pangan dilakukan secara efektif, efisien, dan bermanfaat
d. Penggunaan air tidak mengakibatkan terjadinya erosi tanah maupun tercucinya unsur
hara.
e. Air dari septic tank dan/atau air pembuangan rumah tangga (mandi cuci kakus/MCK)
tidak boleh digunakan untuk air pertanaman, penanganan, saat panen maupun pasca
panen.
g. Air limbah dari pertanian (air limbah dari proses pertanaman, panen, dan penanganan
pasca panen), dikelola atau diolah sesuai standar yang berlaku dan meminimalkan risiko
kerusakan lingkungan.
a. Benih sebelum ditanam dapat mendapat perlakuan benih (seed treatment). Perlakuan
benih antara lain perlakuan terhadap organisme pengganggu tanaman dan pemecahan
dormansi benih.
benih), cara biologi (misalnya dengan imunisasi mikroba endofitik) dan cara kimia
c. Perlakuan pemecahan dormansi benih dilakukan melalui perendaman dengan air dan
bahan kimia.
perlakuan lahan/areal yang baik. Perlakuan lahan/areal yang baik seperti memberikan
SNI 8969:2021
4.2.4 Penanaman
a. Penanaman dilakukan dari benih yang telah disemai atau tanam benih langsung
(tabela).
b. Penanaman dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan mesin
tanam.
c. Penanaman dapat dilakukan secara monokultur atau sistem tumpang sari atau
tumpang gilir.
d. Penanaman dapat dilakukan dengan memperhatikan musim, jarak tanam, dan
kesehatan lahan.
4.2.5 Pemupukan
4.3 Panena.
SNI 8969:2021
4.4.2 Pengeringan
4.4.4 Sortasi
a. Sortasi dilakukan dengan cara pemilihan/pemilahan/pemisahan hasil panen
yang baik
dari yang rusak dan benda asing lainnya.
b. Sortasi harus dilakukan dengan memperhatikan mutu hasil panen (tidak rusak).
c. Sortasi dilakukan dengan menggunakan alat dan/atau mesin sesuai sifat dan
karakteristik hasil panen.
4.4.5 Penggilingan
a. Penggilingan hasil panen dilakukan menggunakan alat dan/atau mesin sesuai
sifat dan
karakteristik hasil panen.
b. Khusus untuk padi, penggilingan dilakukan melalui dua tahap, yaitu: (1)
pengupasan
kulit gabah menjadi beras pecah kulit, dan (2) penyosohan beras pecah kulit
menjadi
beras sosoh.
4.4.6 Pengkelasan
a. Pengkelasan dilakukan menggunakan alat dan/atau mesin sesuai karakteristik
fisik
antara lain bentuk, ukuran, warna, tekstur, kematangan dan/atau berat.
b. Pengkelasan komoditas hasil panen mengacu pada kelas standar mutu
dan/atau sesuai
permintaan pasar.
4.4.7 Pengemasan
a. Pengemasan dilakukan untuk melindungi produk dari gangguan faktor luar yang
dapat
mempengaruhi daya simpan, kontaminasi cemaran dan nilai tambah produk.
b. Pengemasan menggunakan media/bahan sesuai standar.
c. Pengemasan menggunakan alat dan/atau mesin sesuai sifat dan karakteristik
produk.
4.4.8 Penyimpanan
a. Penyimpanan dilakukan untuk mengamankan dan memperpanjang masa
penggunaan
produk.
b. Penyimpanan produk dilakukan di atas palet kayu/plastik di dalam ruang
dengan suhu
dan kelembaban udara sesuai sifat dan karakteristik produk dan bebas dari
gangguan
hama gudang.
c. Suhu dan kelembaban dalam proses penyimpanan harus dicatat.
d. Produk yang disimpan memiliki identitas berupa label atau keterangan pada
kemasan
yang terdokumentasi.
4.4.9 Pengangkutan
a. Pengangkutan dilakukan untuk memindahkan produk dari suatu tempat ke
tampat lain
dengan tetap mempertahankan mutu dan keamanan produk.
b. Pengangkutan menggunakan alat dan mesin sesuai sifat dan karakteristik
produk.
c. Alat dan/atau mesin pengangkut produk yang digunakan tidak
mengkontaminasi produk
yang diangkut.
9 dari 27
SNI 8969:2021
a. Penerapan sanitasi di tempat kerja antara lain dengan menyediakan air bersih, tempat
sampah, kamar mandi dan toilet di lingkungan kerja.
b. Cara menerapkan sanitasi antara lain pembersihan rutin di area proses pertanaman dan
6 Klasifikasi produk
Klasifikasi produk yang dapat diimplementasikan dengan standar ini meliputi produk organik
dan non organik. Persyaratan khusus organik mengacu pada SNI 6729 Sistem Pertanian
Organik.