Anda di halaman 1dari 20

PENERAPAN GREEN INFRASTRUCTURE PADA KAWASAN

KUMUH WILAYAH CIPELANG KOTA SUKABUMI

SKRIPSI

MUTHIA SARAH BR GINTING

20190010104

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS KOMPUTER TEKNIK DAN DESAIN

SUKABUMI

JUNI 2023
PENERAPAN GREEN INFRASTRUCTURE PADA KAWASAN
KUMUH WILAYAH CIPELANG KOTA SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Gelar Sarjana
TeknikSipil

MUTHIA SARAH BR GINTING

20190010104

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS KOMPUTER TEKNIK DAN DESAIN

SUKABUMI

JUNI 2023
PERNYATAAN PENULIS

JUDUL : PENERAPAN GREEN INFRASTRUCTURE PADA KAWASAN


KUMUH WILAYAH CIPELANG KOTA SUKABUMI

NAMA : MUTHIA SARAH BR GINTING

NIM : 20190010104

“Saya menyatakan dan bertanggungjawab dengan sebenarnya bahwa Skripsi ini


adalah hasil karya saya sendiri kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-
masing telah saya jelaskan sumbernya. Jika pada waktu selanjutnya ada pihak lain
yang mengklaim bahwa Skripsi ini sebagai karyanya, yang disertai dengan bukti-
bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar Sarjana Teknik Sipil
saya beserta segala hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut”.

Sukabumi, Juni 2023

Materai

MUTHIA SARAH BR GINTING

Penulis
PENGESAHAN SKRIPSI

JUDUL : PENERAPAN GREEN INFRASTRUCTURE PADA KAWASAN


KUMUH WILAYAH CIPELANG KOTA SUKABUMI

NAMA : MUTHIA SARAH BR GINTING

NIM : 20190010104

Skripsi ini telah diujikan dan dipertahankan di depan Dewan Penguji pada Sidang
Skripsi tanggal………. Menurut pandangan kami, Skripsi ini memadai dari segi
kualitas untuk tujuan penganugerahan gelar Sarjana Teknik Sipil.

Sukabumi, Juni 2023


Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Utamy Sukmayu Saputri, S.T., M.T., IPP Danang Purwanto, S.T., M.Eng
NIDN.0422108804 NIDN.0412099205
ABSTRACT
The increase in urban slum areas is a form of adaption by society to conflicts over
environmental capabilities and needs. Bappenas data state that in 2015 the
number of people living in urban areas in Indonesia has exceeded 50%, in 2020
the percentage of the population living in urban areas is 56,7% and increase to
66,6% in 2035. This codition triggers a lot of demand for housing and urban
infrastructure. The problem of slum areas in big cities such as the city of
Sukabumi has not been properly resolved, one of which is the problem of the
Cipelang slum area with an area of 16,4 hectares where the existing slum
condition are mild. The current concept of slum management should be developed
with a sustainable city approach with the principle of minimizing impermeable
surfaces. Green infrastructure is a concept, effort and approach to maintaining a
sustainable environment through structuring green open space and maintaining
natural processes that occur in naturate such as the rainwater sycle, soil
conditions and surface runoff.
Keywords : Green infrastructure, slum area
ABSTRAK
Meningkatnya kawasan kumuh perkotaan adalah bentuk adaptasi yang dilakukan
oleh masyarakat terhadap konflik akan kemampuan dan kebutuhan
lingkungan.Data Bappenas menuliskan bahwa tahun 2015 jumlah penduduk yang
berada di kawasan perkotaan di Indonesia sudah melampaui 50%, tahun 2020
persentase jumlah penduduk yang ada di kawasan perkotaan sebesar 56,7% dan
meningkat menjadi 66,6% pada tahun 2035. Kondisi ini memicu banyaknya
kebutuhan akan perumahan dan infrastruktur kota. Masalah kawasan kumuh di
kota-kota besar seperti kota Sukabumi belum bisa diatasi dengan baik salah
satunya adalah masalah kawasan kumuh wilayah Cipelang dengan luas 16,4 Ha
dimana kondisi kekumuhan yang ada merupakan kondisi ringan. Konsep
penanganan kumuh yang ada sekarang ini seharusnya dikembangkan dengan
pendekatan kota yang berkelanjutan dengan prinsip meminimalisir permukaan
kedap air. Green infrastructure adalah sebuah konsep, upaya dan pendekatan
untuk menjaga lingkungan yang berkelanjutan melalui penataan ruang terbuka
hijau dan menjaga proses alami yang terjadi di alam seperti siklus air hujan,
kondisi tanah dan limpasan permukaan.

Kata kunci : Green infrastructure, kawasan kumuh


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini denga judul
“PENERAPAN GREEN INFTASTTUCTURE PADA KAWASAN KUMUH
WILAYAH CIPELANG KOTA SUKABUMI” . Tujuan penulisan skripsi ini
adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Komputer Teknik dan Desain Universitas Nusa Putra,
Sukabumi.
Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terimakasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Bapak Rektor Universitas Nusa Putra Dr. Kurniawan, S.T., M.Si.,
MM.
2. Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Nusa Putra
3. Kepala Program Studi Teknik Sipil Ibu Utamy Sukmayu Saputri,
S.T., M.T., IPP.
4. Dosen Pembimbing I Universitas Nusa Putra Ibu Utamy Sukmayu
Saputri, S.T., M.T., IPP yang telah memberikan arahan, bimbingan
dan motivasinya.
5. Dosen Pembimbing II Universitas Nusa Putra Bapak Danang
Purwanto, S.T., M.Eng yang telah memberikan arahan bimbingan
serta motivasinya.
6. Dosen Penguji ……………...
7. Segenap Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Nusa Putra
Sukabumi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak
ternilai selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas
Komputer Teknik dan Desain Universitas Nusa Putra.
8. Kedua orangtua penulis, Bahagia Ginting dan Susanna Br Tarigan,
yang telah memberikan dukungan moral dan materil serta doa dan
kesabarannya yang luar biasa dalam setiap langkah hidup penulis.
9. Kedua adik penulis, Bertania Yorena dan Putri Zafira terimakasih
atas segala doa dan dukungannya.
10. Rekan-rekan seperjuangan Teknik Sipil angkatan 2019.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami
harapkan demi perbaikan. Aammiin Ya Rabbal’alamiin.
Sukabumi,……..
Penyusun, Muthia Sarah Br Ginting
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................1

HALAMAN JUDUL..............................................................................................2

ABSTRACT.............................................................................................................5

ABSTRAK..............................................................................................................6

KATA PENGANTAR............................................................................................7

DAFTAR ISI...........................................................................................................8

DAFTAR TABEL................................................................................................10

DAFTAR GAMBAR............................................................................................11

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................12

DAFTAR ISTILAH.............................................................................................13

BAB I.....................................................................................................................14

1.1 Latar Belakang........................................................................................14

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................14

1.3 Batasan Masalah......................................................................................14

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian...............................................14

1.5 Sistematika Penulisan..............................................................................14

BAB II...................................................................................................................15

2.1 Penelitian Terkait....................................................................................15

2.2 Teori 1.....................................................................................................15

2.3 Teori 2.....................................................................................................15

2.4 Teori 3.....................................................................................................15

2.5 Kerangka Pemikiran................................................................................15

BAB III..................................................................................................................16
3.1 Tahapan Penelitian..................................................................................16

3.2 Pengumpulan Data..................................................................................16

BAB IV..................................................................................................................17

4.1 Hasil.........................................................................................................17

4.2 Pembahasan.............................................................................................17

BAB V....................................................................................................................18

5.1 Kesimpulan..............................................................................................18

5.2 Saran........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wilayah perkotaan merupakan ruang kehidupan yang bersifat dinamis
dan terus berkembang seiring dengan pertambahan penduduk serta
perubahan pola kegiatan penduduknya. Kawasan perkotaan sebagai pusat
pertumbuhan wilayah menghadapi berbagai persoalan aktual yang
mengancam keberlanjutan di masa yang akan datang [1]. Data Bappenas
menuliskan bahwa pada tahun 2015, jumlah penduduk yang berada di
kawasan perkotaan di Indonesia sudah melampaui 50%. Pada tahun 2020
persentase jumlah penduduk yang ada dikawasan perkotaan sebesar 56,7%
dan meningkat menjadi 66,6% pada tahun 2035 [2].

Kawasan Cipelang termasuk kedalam salah satu kawasan yang akan


dijadikan kampung tematik oleh pemerintah daerah Sukabumi dikarenakan
memiliki potensi wilayah yang cukup memadai untuk dijadikan tempat
pariwisata baru di Kota Sukabumi, diantaranya adalah kampung Babakan
Garung kecamatan Gunung Puyuh kelurahan Karang Tengah yang akan
dijadikan kampung Injuk dan sungai Cipelang yang akan dijadikan
destinasi wisata. Akan tetapi kurangnya kesadaran masyarakat akan
kebersihan dan kurangnya infrastruktur yang memadai mengakibatkan
kawasan tersebut menjadi kumuh. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota
Sukabumi tahun 2021 tentang lokasi perumahan dan permukiman kumuh
di Kota Sukabumi Wilayah Cipelang terdata sebagai kawasan kumuh
ringan. Permasalahan kumuh yang tejadi di wilayah Cipelang tersebut
meliputi tidak adanya pengelolaan air limbah rumah tangga dan belum
adanya fasilitas untuk memenuhi kebutuhan air layak konsumsi bagi
masyarakat sekitar.

Infrastruktur hijau merupakan sebuah konsep dengan kerangka


pendekatan yang ekologis untuk terwujudnya pembangunan kota yang
berkelanjutan. Infrastruktur hijau sebagai sistem jaringan ruang terbuka
hijau kota yang saling terhubung dan berguna untuk melindungi nilai serta
fungsi ekosistem alami kota, dan dapat memberikan manfaat pada
keberlanjutan kehidupan manusia dalam bentuk kota yang mempunyai
sumber daya air serta udara yang minim polutan, sehingga selalu nyaman
untuk dihuni [3].

Kawasan Cipelang merupakan salah satu kawasan yang strategis di


kota Sukabumi. Namun adanya permasalaan permukiman kumuh dengan
total luas 16,4 Ha yang diakibatkan oleh minimnya kesadaran masyarakat
atas kebersihan lingkungan dan dukungan infrastruktur yang memadai.
Hal tersebut menjadikan pertimbangan utama untuk diperlukan adanya
perecanaan pembangunan di lokasi tersebut guna memperbaiki kualitas
lingkungan permukiman sekaligus meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Konsep green infrastructure adalah salah satu konsep
perencanaan yang meliputi penataan kawasan kumuh di wilayah cipelang
berupa perencanaan instalasi pembuangan air limbah (IPAL) dan
perencanaan penyediaan sumber air bersih (SAB) yang layak konsumsi
bagi warga setempat. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang penerapan green infrastruktur dan
kegunaan terhadap lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana keadaan fasilitas dan infrastruktur wilayah


Cipelang?
2. Bagaimana cara mengatasi kawasan kumuh wilayah
Cipelang dengan konsep green infrastructure untuk
keberlanjutan wilayah tersebut?
3. Bagaimana cara pengelolaan air limbah/sanitasi yang baik
sesuai dengan konsep green infrastructure di wilayah
Cipelang?
4. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan air layak konsumsi
untuk masyarakat sekitar wilayah Cipelang yang sesuai
dengan konsep green infrastruktur ?

1.3 Batasan Masalah


Agar penelitian ini mencapai pada sasaran yang diinginkan, maka
peneliti memberikan Batasan permasalahan dalam penelitian ini yaitu
melakukan re-design sumber air bersih (SAB) untuk memenuhi kebutuhan
air masyarakat dan re-design instalasi pembuangan air limbah(IPAL)
untuk wilayah Cipelang saja sesuai konsep green infrastruktur.

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir di program studi
Teknik Sipil Universitas Nusa Putra. Selain itu juga untuk meningkatkan
lulusan perguruan tinggi baru (fresh graduate) setiap tahunnya dan
menjadikan mahasiswa sebagai pribadi yang memiliki keterampilan,
kreatifitas, perilaku yang jujur dan bertanggung jawab.

Adapun tujuan khusus penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Menentukan kebutuhan desain instalasi pembuangan air


limbah (IPAL) di wilayah Cipelang agar sesuai dengan konsep
green infrastruktur.
2. Menentukan kebutuhan desain sumber air bersih (SAB) di
wilayah Cipelang agar sesuai dengan konsep green
infrastruktur.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan mampu


memberikan manfaat dalam mengatasi permasalahan kawasan kumuh
wilayah Cipelang dalam peningkatan kualitas lingkungan untuk
kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut serta mengetahui akan
pentingnya manfaat pembangunan yang berkelanjutan untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang,

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I : PENDAHULUAN, mencakup uraian tentang Topik Latar
belakang, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Batasan
masalah dan Sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, menguraikan tentang penelitian
teori-teori yang digunakan dan kerangka pemikiran.
BAB III : METODELOGI PENELITIAN, membahas tentang Tahap
penelitan dan Pengumpulan data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN, pada bab ini menjelaskan
bagaimana hasil penelitian yang telah dilakukan.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN, bab terakhir ini berisi tentang
kesimpulan dan saran penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terkait


Dalam penyusunan skripsi ini, penulis terinspirasi dan menjadikan
penelitian-penelitian sebelumnya sebagai bahan referensi yang tentunya
berkaitan erat dengan latar belakang masalah pada skripsi ini. Maka dari
itu beberapa kesamaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian
yang akan penulis lakukan, tetapi banyak juga perbedaan yang terdapat
didalamnya. Karena dalam penelitian ini penulis tidak meniru dari pihak
manapun tetapi peneliti menjadikan penelitian sebelumnya sebagai bahan
referensi agar peneliti memiliki gambaran secara lebih umum tentang
penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini merupakan beberapa jurnal
penelitian yang peneliti jadikan referensi dapat dilihat pada tabel .

No Nama Penulis Judul Tujuan Hasil


& Tahun terbit
1. I. S . Fatimah, Green infrastructure Memunculkan Untuk menuju
2014 for konsep green terwujudnya suatu
urbansustainability infrastruktur untuk kota
keberlanjutan lestari/berkelanjutan
perkotaan maka sebaiknya
dipertimbangkan
pembangunan
infrastruktur hijau
kota secara
terintegritas dengan
RTRW kota terutama
pada pembangunan
kawasan perumahan
maupun sarana
prasarana kota.
2. Rahmat Arias Evaluasi Kawasan Penelitian ini Berdasarkan hasil
Pratomo, 2022 Kumuh Pulau-Pulau bertujuan untuk temuan utama terkait
Kecil (Studi mengevaluasi karakteristik fisik dan
Kasus: Permukiman tingkat kekumuhan lingkungan
Kumuh Padei Laut, permukiman di permukiman kumuh
Menui pulau-pulau kecil. dan penilaian
Kepulauan, Peneliti prioritas tingkat
Kabupaten fokus untuk menilai kekumuhan
Morowali) tingkat prioritas permukiman kumuh
kekumuhan Padei Laut, dapat
permukiman disimpulkan bahwa
berdasarkan aspek prioritas tingkat
fisik dan kekumuhan Kawasan
lingkungan yang permukiman kumuh
ada di di Kawasan ini
Desa Padei Laut, termasuk dalam
Menui Kepulauan. kategori sedang atau
prioritas 2.
Klasifikasi hasil
penilaian ini terutama
di pengaruhi oleh
rendahnya kualitas
layanan penyediaan
air minum baik
terkait akses aman air
minum maupun
pemenuhan
kebutuhan minimal
individu,
ketidaktersediaannya
drainase
termasuk rendahnya
kualitas kontruksi,
kurangnya
pengelolaan sampah,
serta tidak adanya
system proteksi
kebakaran
3. Tirza Gabriella Perencanaan sistem Untuk mendapatkan Perencanaan sistem
Tambalean, penyediaan air desain sistem penyediaan air bersih
2018 bersih di desa jaringan air bersih di Desa Kolongan dan
Kolongan satu yang bisa Kolongan Satu
kecamatan Kombi memenuhi sampai tahun 2037
kabupaten Minahasa kebutuhan dengan total
penduduk di Desa kebutuhan sebesar
Kolongan dan 0,7696 liter/detik atau
Kolongan Satu. 66493,44 liter/hari.
Dan sumber mata air
yang dimanfaatkan
memiliki debit 6,4
liter/detik.

2.2 Teori 1
Kawasan kumuh adalah kawasan permukiman yang tidak layak huni
karena ketidak teraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang
tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak
memenuhi syarat [4] .
Ada 2 hal yang mencirikan kawasan tersebut kumuh, diantaranya
adalah :

1. Kawasan tersebut tidak atau kurang terlayani dengan infrastruktur


pendukung kawasan seperti jaringan jalan, drainase, saluran limbah dan
lain-lainsehingga kawasan tersebut cenderung mengalami degradasi dan,
2. Hunian di kawasan tersebut secara kasat mata terlihat tidak layak huni
yang ditandai dengan kurangnya ventilasi maupun pencahayaan, di
samping itu material bangunannya yang tidak layak dijadikan sebagai
bahan bangunan untuk sebuah hunian [5] .
Non governmental organization (NGO) forum for urban water and
sanitation menyebutkan ada 7 indikator yang dapat mempengaruhi
sebuah kawasan tersebut terbilang kumuh yaitu :
1. Kepadatan penduduk (population density) – kepadatan penduduk
artinya semakin banyak penduduk yang tinggal di kawasan tersebut
maka akan masuk kedalam kategori kawasn kumuh.
2. Kondisi infrastruktur (infrastructure) - akses terhadap layanan publik
seperti penyediaan sumber air, sistem pengelolaan air limbah, jalan
lingkungan, artinya semakin minim akses masyarakat terhadap
layanan infrastruktur tersebut maka semakin menunjukkan
kekumuhan pada kawasan tersebut .
3. Pendapatan penduduk (income) - semakin rendah rata-rata
pendapatan penduduk yang tinggal dikawasan tersebut maka semakin
berpotensi pula penyebab kawasan kumuh tersebut (karena ketidak
mampuan menyediakan hunian dan lingkungan yang layak huni dan
sehat .
4. Status sosial (social status) - pada umumnya masyarakat yang tinggal
di kawasan kumuh bukan merupakan masyarakat yang berstatus
tinggi (baik secara jabatan, pekerjaan, profesi dan lain-lain) .
5. Material kontruksi rumah (constructioan material of houses) -
semakin bahan materialnya tidak permanen maka berpotensi
menciptakan kekumuhan seperti bahan kayu, triplek dan lain-lain.
6. Aspek legal (legal aspect) - pada umumnya masyarakat yang tinggal
di kawasan kumuh, tidak memiliki status yang jelas atau lahan yang
mereka tinggali seperti status penyewaan, penempatan secara legal
atau squatters.
7. Kesehatan dan sanitasi (health and sanitation)- suatu kawasan
dikatakan kumuh pada umumnya memiliki sanitasi yang kurang
layak serta kurang memperhatikan aspek kesehatan para penghuninya
sendiri [5] .
2.3 Teori 2
Green infrastruktur merupakan sebuah konsep perancangan yang
mengedepankan kepentingan kenyamanan alamiah dan nilai-nilai efisien
serta keberlanjutan lingkungan pada ketersediaan sarana dann prasarana
kota [6]. Dalam proses mewujudkan green infrastruktur tersebut
membutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak, hal ini dikarenakan
konsep dan perencanaannya dapat memberikan dampak yang sangat baik
bagi lingkungan dan masyarakat sebagai pengguna serta mahluk-mahluk
sosial yang membutuhkan sarana dan prasarana penunjang kehidupan yang
layak di masa yang akan datang [6]. Penerapan Green infrastruktur
merupakan bagian dari perancangan green city di Indonesia agar seimbang
dengan peraturan pemerintah dalam tujuan perlindungan dan pengelolaan
ruang hidup dan lingkungan [6] .

2.4 Teori 3
Instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal merupakan sistem
pengolahan air limbah yang dilakukan secara terpusat yaitu terdapat
bangunan yang digunakan untuk memproses limbah cair domestik yang di
fungsikan secara komunal agar lebih aman pada saat dibuang ke
lingkungan, sesuai dengan baku mutu lingkungan [7]. Pertumbuhan
jumlah penduduk seiring dengan meningkatnya kepadatan dan kebutuhan
akan air bersih di suatu wilayah yang mengakibatkan tingginya jumlah air
limbah yang dihasilkan sehingga dapat menurunkan kualitas badan air atau
bahkan sumber air baku air minum jika air limbah tersebut tidak dikelola
dengan baik yang akan menyulitkan proses pengolahan air minum [8]. Air
limbah yang bersumber dari permukiman penduduk mengandung bahan-
bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan
manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup [9] .

Terdapat 3 sistem pengelolaan air limbah yaitu :

1. Air limbah sistem setempat (yang umum digunakan sekarang di


setiap rumah yaitu tangka septic tank /cubluk + bidang resapan)
atau sekarang dikenal dengan sistem SPAL-S.
2. Air limbah terpusat (sistem jaringan pipa dan pengelolaan IPAL).
3. Sistem komunal. Pengelolaan air limbah domestik dengan sistem
septic tank komunal.

2.5 Teori 4
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang
sangat penting dalam meningkatnya kesehatan lingkungan atau masyarakat
itu sendiri karena air merupakan salah satu bagian yang sangat
berpengaruh bagi kehidupan manusia . Menurut departemen kesehatan,
syarat-syarat air minum adalah air yang tidak berasa, tidak berbau, tidak
berwarna,tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak
mengandung logam berat [10].

Sumber air merupakan komponen penting untuk penyediaan air bersih


karena tanpa sumber air maka suatu sistem penyediaan air bersih tidak
akan berfungsi, berikut ini merupakan sumber air yang dapat digunakan
[10] :

1. Air laut
2. Air hujan
3. Air permukaan
4. Air tanah
5. Mata air

Dalam penyediaan sistem air bersih terdapat beberapa syarat atau


standar yang harus dipenuhi yaitu [10]:

1. Persyaratan kualitas air


2. Persyaratan kuantitas air
3. Persyaratan kontinuitas air

Anda mungkin juga menyukai