MUTHIA SARAH BR GINTING 1688524392 SKRIPSI BAB I 2 Muthia Sarah BR Ginting (20190010104)
MUTHIA SARAH BR GINTING 1688524392 SKRIPSI BAB I 2 Muthia Sarah BR Ginting (20190010104)
SKRIPSI
20190010104
SUKABUMI
JUNI 2023
PENERAPAN GREEN INFRASTRUCTURE PADA KAWASAN
KUMUH WILAYAH CIPELANG KOTA SUKABUMI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Gelar Sarjana
TeknikSipil
20190010104
SUKABUMI
JUNI 2023
PERNYATAAN PENULIS
NIM : 20190010104
Materai
Penulis
PENGESAHAN SKRIPSI
NIM : 20190010104
Skripsi ini telah diujikan dan dipertahankan di depan Dewan Penguji pada Sidang
Skripsi tanggal………. Menurut pandangan kami, Skripsi ini memadai dari segi
kualitas untuk tujuan penganugerahan gelar Sarjana Teknik Sipil.
Ir. Utamy Sukmayu Saputri, S.T., M.T., IPP Danang Purwanto, S.T., M.Eng
NIDN.0422108804 NIDN.0412099205
ABSTRACT
The increase in urban slum areas is a form of adaption by society to conflicts over
environmental capabilities and needs. Bappenas data state that in 2015 the
number of people living in urban areas in Indonesia has exceeded 50%, in 2020
the percentage of the population living in urban areas is 56,7% and increase to
66,6% in 2035. This codition triggers a lot of demand for housing and urban
infrastructure. The problem of slum areas in big cities such as the city of
Sukabumi has not been properly resolved, one of which is the problem of the
Cipelang slum area with an area of 16,4 hectares where the existing slum
condition are mild. The current concept of slum management should be developed
with a sustainable city approach with the principle of minimizing impermeable
surfaces. Green infrastructure is a concept, effort and approach to maintaining a
sustainable environment through structuring green open space and maintaining
natural processes that occur in naturate such as the rainwater sycle, soil
conditions and surface runoff.
Keywords : Green infrastructure, slum area
ABSTRAK
Meningkatnya kawasan kumuh perkotaan adalah bentuk adaptasi yang dilakukan
oleh masyarakat terhadap konflik akan kemampuan dan kebutuhan
lingkungan.Data Bappenas menuliskan bahwa tahun 2015 jumlah penduduk yang
berada di kawasan perkotaan di Indonesia sudah melampaui 50%, tahun 2020
persentase jumlah penduduk yang ada di kawasan perkotaan sebesar 56,7% dan
meningkat menjadi 66,6% pada tahun 2035. Kondisi ini memicu banyaknya
kebutuhan akan perumahan dan infrastruktur kota. Masalah kawasan kumuh di
kota-kota besar seperti kota Sukabumi belum bisa diatasi dengan baik salah
satunya adalah masalah kawasan kumuh wilayah Cipelang dengan luas 16,4 Ha
dimana kondisi kekumuhan yang ada merupakan kondisi ringan. Konsep
penanganan kumuh yang ada sekarang ini seharusnya dikembangkan dengan
pendekatan kota yang berkelanjutan dengan prinsip meminimalisir permukaan
kedap air. Green infrastructure adalah sebuah konsep, upaya dan pendekatan
untuk menjaga lingkungan yang berkelanjutan melalui penataan ruang terbuka
hijau dan menjaga proses alami yang terjadi di alam seperti siklus air hujan,
kondisi tanah dan limpasan permukaan.
COVER....................................................................................................................1
HALAMAN JUDUL..............................................................................................2
ABSTRACT.............................................................................................................5
ABSTRAK..............................................................................................................6
KATA PENGANTAR............................................................................................7
DAFTAR ISI...........................................................................................................8
DAFTAR TABEL................................................................................................10
DAFTAR GAMBAR............................................................................................11
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................12
DAFTAR ISTILAH.............................................................................................13
BAB I.....................................................................................................................14
BAB II...................................................................................................................15
BAB III..................................................................................................................16
3.1 Tahapan Penelitian..................................................................................16
BAB IV..................................................................................................................17
4.1 Hasil.........................................................................................................17
4.2 Pembahasan.............................................................................................17
BAB V....................................................................................................................18
5.1 Kesimpulan..............................................................................................18
5.2 Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Teori 1
Kawasan kumuh adalah kawasan permukiman yang tidak layak huni
karena ketidak teraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang
tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak
memenuhi syarat [4] .
Ada 2 hal yang mencirikan kawasan tersebut kumuh, diantaranya
adalah :
2.4 Teori 3
Instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal merupakan sistem
pengolahan air limbah yang dilakukan secara terpusat yaitu terdapat
bangunan yang digunakan untuk memproses limbah cair domestik yang di
fungsikan secara komunal agar lebih aman pada saat dibuang ke
lingkungan, sesuai dengan baku mutu lingkungan [7]. Pertumbuhan
jumlah penduduk seiring dengan meningkatnya kepadatan dan kebutuhan
akan air bersih di suatu wilayah yang mengakibatkan tingginya jumlah air
limbah yang dihasilkan sehingga dapat menurunkan kualitas badan air atau
bahkan sumber air baku air minum jika air limbah tersebut tidak dikelola
dengan baik yang akan menyulitkan proses pengolahan air minum [8]. Air
limbah yang bersumber dari permukiman penduduk mengandung bahan-
bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan
manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup [9] .
2.5 Teori 4
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang
sangat penting dalam meningkatnya kesehatan lingkungan atau masyarakat
itu sendiri karena air merupakan salah satu bagian yang sangat
berpengaruh bagi kehidupan manusia . Menurut departemen kesehatan,
syarat-syarat air minum adalah air yang tidak berasa, tidak berbau, tidak
berwarna,tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak
mengandung logam berat [10].
1. Air laut
2. Air hujan
3. Air permukaan
4. Air tanah
5. Mata air