Anda di halaman 1dari 17

10x lipat: Capai Target secepat Roket.

Ayo ngobrolin ini secara serius.

Ini adalah kita semua ketika kita mau mencapai sesuatu: atur goal yang
masuk akal (dengan kondisi sekarang), atur langkah-langkah kecil, satu-satu dan
atur timeline yang masuk akal dan aman.

Lalu di tengah-tengah, kamu gagal dan berhenti. kamu mengulangi fase ini
berulang-ulang kali, bertahun-tahun lamanya. damn.

Bagaimana kalau penyebab sebenarnya kegagalanmu itu bukan karena kamu


gak mampu melakukannya? Tapi, bagaimana kalau penyebabnya adalah goalmu
terlalu masuk akal dan terlalu kecil? yang akhirnya kamu gak tertantang, dan bosan
saat melakukannya?

kalikan 10. semuanya.


Aturan 10X.
Aku pribadi, selalu terinspirasi dengan aturan 10Xnya grant cordone. dan aku
juga sudah menulis inti materi yang lebih lengkap tentang bukunya "10X RULE" di
Inti Materi.

Tapi, tulisan kali ini adalah pengalaman dan sudut pandangku pribadi tentang
10X Rule, yang menurutku kamu juga sangat sangat perlu menerapkannya.

Grant Cordone di bukunya bilang: "The 10X Rule: The Only Difference
Between Success and Failure". Gampangnya, 10X rule itu mengalisepuluhkan
semua instrument goalmu, targetmu X 10, effortmu X 10, dan juga goalmu X 10.
Intinya, perbanyak dan perbesar apa yang kamu mimpikan. Setidaknya ada 3
hal yang menginspirasi lahirnya 10X Rule ini:

 Mimpi kecil itu gak menginspirasi - Mimpi kecil itu gampang diraihnya, dan
juga gampang dilupakannya. Juga, gak membawa kepuasan setelah mencapainya.

 10X Goal, akan memperbesar caramu berpikir dan beraksi - hal seperti
"jangan mimpi ketinggian, nanti jatuh" adalah hal yang malah membawa kamu ke
kegagalan lebih cepat, dan mindset ini berakar dari rasa takut.

Mengatur goal 10X lebih besar butuh transformasi, bukan hanya pergerakan
seadanya. Ini yang membuat kamu lebih termotivasi dan gak gampang menyerah
ketika sesuatu semakin sulit untuk kamu kerjakan.
 Jangan turunin targetmu, tingkatin aksinya - Apa yang kita lakukan
pertama kali ketika kita menghadapi hal yang sulit saat berproses? kita menurunkan
targetnya karena berpikir gak sesuai kemampuan kita.

Kenapa gak tingkatkan effortnya? padahal, kita tau target yang besar adalah
hal yang pasti di luar kemampuan kita sekarang. bukan nanti. itu kenapa, tingkatin
effortnya supaya kita mampu menaklukan rintangannya.

Kenapa meraih target yang besar dan tinggi lebih aman dibandingkan meraih
target yang "masuk akal" dan kecil?

Gini, gak ada yang salah dengan punya mimpi yang "biasa aja", dengan
target yang "biasa aja", juga dengan aksi yang "biasa aja".
Selama target dan progressnya lancar tanpa hambatan sedikitpun. Tapi,
ketika gagal hal "biasa aja" ini gak cukup punya motivasi yang bisa mengangkat
kamu kembali melakukannya, karena kamu gak masalah dengan kehilangan hal
yang "biasa aja".

coba kamu pikir hal-hal ini:

 banyak orang yang di masa tuanya hidup susah, karena mereka meremehkan
atau underestimate pentingnya persiapan untuk pensiun.
 banyak orang yang hidup dari gaji bulanan ke gaji bulanan selanjutnya. Punya
tabungan yang sangat sedikit atau bahkan gak ada sama sekali.
 banyak pebisnis yang gagal, karena mereka meremehkan pentingnya uang
darurat untuk bertahan.
 banyak orang yang punya mimpi besar, gagal mencapai mencapai mimpinya
karena mereka meremehkan seberapa besar effort yang mereka butuhkan untuk
mencapai targetnya.

Serius, hidup biasa-biasa aja itu gak masalah. Tapi yang menjadi masalah
adalah orang-orang yang hidupnya biasa-biasa aja ini akan mengalami kesusahan
luar biasa, ketika keadaan berubah tiba-tiba.

Tiba-tiba ada masalah keuangan, tiba-tiba ada masalah keluarga, tiba-tiba


ada masalah pandemi, dan tiba-tiba yang lainnya. Ini karena mereka hanya
memikirkan bagaimana mereka bertahan di hari itu, atau paling lama besok.

Hidup secara biasa-biasa aja ini, akan terus berisiko sepanjang waktu.
Okey, kamu gak bisa secara langsung mengatur goalmu 10X lebih besar dan
berharap semuanya secara ajaib merubah pola pikirmu.

Kamu juga butuh Effort 10X lebih besar dari yang seharusnya, dari sinilah
mental dan cara berpikirmu mulai berubah sedikit demi sedikit.

Lalu, bagaimana jika dengan effort yang levelnya normal saja, kamu
kelabakan mengerjakannya?
Aksi yang besar = Hasil yang besar.

Di buku ini Grant Cordone cerita tentang bisnis pertamanya. Dia membuat
ekspektasi yang biasa-biasa aja, dengan modal yang dia keluarkan dia berharap
bisa balik dalam waktu 6 bulan.

Tapi, ternyata dia menyadari kalau prediksinya salah dan dengan effortnya
yang sekarang dia baru bisa balik modal dalam waktu bertahun-tahun lamanya.

Dia frustrasi, bisnisnya gak siap. timingnya gak pas. clientnya gak punya duit
untuk beli produknya. dan dia terlanjur menaruh modal besar. Tapi, dia gak berhenti.

Alih-alih berhenti, dia meningkatkan effortnya.


Dari yang biasanya dia hanya menelfon 5 client perhari, dia tingkatkan jadi 50
telfon sehari. Dari yang biasanya, dia hanya memposting 2x sehari dia posting 2x
setiap jam.

Semakin perusahaannya bertumbuh, semakin banyak customernya yang


complain dengan terlalu seringnya dia mengirim email ke customernya. Apa yang
dia lakukan? dia menambah frekuensinya, semakin sering juga mengirim emailnya.

Alhasil, dia kehilangan beberapa customernya, tapi meninggalkan customer


yang kagum dengan kerja kerasnya.
Dia punya ide bisnis yang sama, market yang sama, hanya effortnya yang
berbeda. Hasilnya, bisnisnya meledak secara signifikan tumbuh drastis. Hanya satu
hal yang dia ubah: jumlah effortnya.
Sudut pandang yang gak biasa, tapi sangat sangat berguna dalam
melihat kesuksesan.

"Apakah seorang anak mendapatkan benefit dengan melihat ibu atau ayahnya
berhenti atau menyerah?"

Ini gila. Pertama kalinya aku baca quotes semacam ini di buku self
improvement. Sudut pandang yang mengarah langsung ke jantung. Penulis buku ini
menggambarkan kesuksesan itu sama dengan masalah etika.

Kebanyakan dari kita, melihat kesuksesan itu sebagai kemewahan. Kita


membuat seakan-akan kesuksesan itu pilihan bukan tanggungjawab.
Jadi, seakan-akan kesuksesan itu adalah hasil jerih payah untuk diri sendiri,
bukan untuk orang yang benar-benar berpengaruh dalam hidup kamu.

Mental ini, yang bikin kamu terus merasa terbebani dengan effort besar yang
kamu lakukan. Coba pikir, kalau kamu melakukan sesuatu karena sadar itu adalah
tanggungjawabmu, kamu bukan lagi berpikir besar tidaknya effort.

Kamu akan berpikir kalau apapun harus kamu lakukan demi orang-orang
yang dibawah tanggungjawabmu. Ini, tentang etika. Sukses itu adalah masalah
etika.

Ini bukan berarti kamu harus menekan dirimu sendiri secara brutal untuk
mendapatkan ratusan juta dengan cara apapun. Justru cara berpikir seperti ini yang
membuat kamu humble dan menyadari pentingnya kerja keras. Karena hasil yang
biasa-biasa aja, gak cukup.
Terakhir, pikir lagi.

Mungkin kamu gak butuh punya goal 10X lebih besar, mungkin juga kamu
udah cukup puas dengan keadaanmu sekarang.

Tapi, menganggap remeh kemampuanmu sendiri, akan menjadi tembok


raksasa yang membatasi kamu mencapai mimpimu. Dan tembok itu, kamu bangun
di dalam kepalamu sendiri.

Punya target 10X lebih besar, effort 10X lebih besar bukan semata-mata
membuat kamu menjadi pribadi yang gila akan bekerja.
Tapi, membuat kamu paham dengan kemampuan dirimu sendiri. Membuat
kamu mengerti, kalau mimpimu butuh effort lebih dari yang sekedar kamu
bayangkan.

Jadi, kalikan 10 mimpimu, jangan pernah takut untuk bermimpi besar. Karena
semuanya hanya ada di kepalamu, kepalamu menganggap kamu gak mampu, kamu
gak mampu. Kepalamu menganggap kamu bisa, kamu bisa.

Oleh Jam4pagi.

Anda mungkin juga menyukai