Anda di halaman 1dari 50

MONEY

HABIT
Panduan Atur Keuangan 2022
Buat kamu yang mau kaya tapi ga ada aksi

Apalagi keberanian buat investasi

1 jam dari sekarang, coba baca ini

Kalau kamu peduli sama masa depan diri


Tahukah kamu, apa persamaan yang dimiliki
orang-orang terkaya di dunia?

Kenapa orang kaya akan selalu lebih kaya?

Dan kenapa mereka bisa lebih kaya dari


orang-orang lain di dunia ini?

Padahal, pada dasarnya kita punya kapasitas


otak yang sama.
Dan kenapa ada negara-negara yang lebih
maju daripada kita?

Kenapa kita masih stay jadi negara yang


berkembang?

Apa yang dilakukan orang-orang di negara


maju tersebut?
Ternyata,
Mereka semua adalah seorang investor.

Kita di sini masih membiarkan diri kita yang


terus-terusan kerja cari duit

Sementara orang-orang yang sukses melaku-


kan sebaliknya.
Mereka membiarkan aset yang bekerja untuk
mereka.

Mereka membiarkan uang yang bekerja untuk


mereka.

Dan nyatanya,
cara paling ampuh untuk jadi miliarder adalah
dengan berinvestasi.

John C. Bogle

Warren Buffet

Carl Icahn
“Tapi kan mereka investasinya di Google :(”

“Mereka kan investasinya di perusahaan-


perusahaan gede Fortune 500 di dunia.”

Mereka memang investasi di perusahaan yang


dikenal semua orang hari ini.

Tapi tahukah kamu, kalau mereka sudah


investasi sejak bisnis tersebut belum dikenal.

Mereka belajar memahami model bisnis


hingga menganalisa prospek perusahaan di
masa depan.

Mereka bisa tahu, bisnis mana yang nantinya


akan jadi besar.
Dan yang paling penting, mereka tahu kapan
saatnya uang yang bekerja untuk mereka.

Bukan sebaliknya.

Jangan kamu doang yang kerja, sekarang udah


zamannya buat uang yang kerja untukmu juga.

Caranya? Dengan berinvestasi.


Tapi gimana mau mulai investasi kalo ragu
sama status keuangan saat ini

Belum lagi runtutan keluhan dan overthinking:

“Gimana mau invest kalo gaji masih UMR”

“Mau capai 1 miliar pertama tapi gue


bingung mau mulai dari mana”

Tenang, kami dulu juga pernah merasa


kebingungan juga, kok.

Kami paham rasanya dan kami ingin


bantu kamu.

Kami ingin berbagi kebiasaan mengelola


keuangan yang kami lakukan.

Biar kamu segera bisa capai tujuan.


Buat kamu yang sudah berhasil mengelola
keuangan di tahun lalu,
Selamat kamu hebat!

Tapi ingat,
Mempertahankan itu lebih sulit daripada
mencapainya.

Jadi jangan ragu,


Kamu pasti bisa, kok!

Semuanya perlu dimulai dari niat kamu dulu.

Yakin kamu bisa dan semesta akan bantu kamu.


Seperti ucapan adalah doa yang berpengaruh
sama masa depan kamu.

Pikirkan, bicarakan, tuliskan niat dan


tujuan kamu.

Pasti akan tergambar jalan untuk aksi


selanjutnya.

Sama dengan investasi,


Investasi adalah tentang berpikir ke depan.

Pikirkan tujuan investasi kamu untuk apa.

Cari informasi cara mulai investasi dan cara


kelola keuangan,
Biar bisa segera capai tujuan finansialmu.
Investasi sama seperti kehidupan kita
pada umumnya.

Harus punya perencanaan dan perlu dibangun


kebiasaan yang rutin.

Karena kalo cuma rencana tanpa aksi itu


namanya angan-angan doang.
Jadi,
Sudah siap bangun kebiasaan kelola uang
yang lebih baik bareng LandX?
Income
Trap
“Too many people spend money they earned.. To
buy things they don't want.. To impress people
that they don't like.” -Will Rogers

Dari 267,7 juta penduduk Indonesia ada 165,75 juta


orang yang tidak paham bagaimana mengelola
keuangan mereka dengan baik

Data dari Kementerian Keuangan menyebutkan, bahwa


sebanyak 1,89 juta hingga 4,86 juta orang Indonesia
berpotensi jatuh miskin akibat perlambatan ekonomi yang
disebabkan pandemi.

Selain itu, 2,92 juta hingga 5,23 juta orang juga diperkirakan
akan kehilangan pekerjaan di masa pandemi ini.

Tahu apa yang lebih ironis?

Bahwa kebanyakan dari masyarakat Indonesia, TIDAK PUNYA


DANA DARURAT yang digunakan untuk bertahan hidup.

Mereka yang terdampak secara langsung, otomatis akan


mendadak ‘jatuh’ secara finansial dan tidak siap menghadapi
kejadian tidak terduga.
Mungkin, kamu pernah mengalami atau melihat fenomena
seperti ini:

- Ketika kamu baru kerja dan punya penghasilan 7 juta, kamu


pergi ke tempat kerja kamu menggunakan transportasi umum.

- Setelah beberapa tahun kerja dan dapet kenaikan penghasilan,


anggaplah naik jadi 10 juta, kamu mulai ‘naik kelas’ dengan
memutuskan untuk mulai cicil mobil.

- Kemudian merasa.. “oh, gue bisa nih beli mobil.” dan merasa
mampu melalui cicilan demi cicilan dari gaji yang ada.

- Ketika penghasilannya naik jadi 15 juta per bulan, kamu ‘naik


kelas’ lagi dan memutuskan cicil rumah. Dan sama, kamu pun
merasa bisa membayar semuanya.
Ketika penghasilan naik, gaya hidup juga naik.
Apakah ini salah?

Ya enggak juga.

Tapi…

Yang menarik adalah, kita mungkin sering sekali mendengar


orang yang sudah memiliki penghasilan tinggi, tapi tidak punya
tabungan sama sekali.

Penghasilannya habis untuk bayar cicilan demi cicilan, Paylater


demi Paylater selanjutnya, dan menuruti gaya hidup yang tidak
akan ada habisnya.

Bayangkan ini jadi pattern di hidup kita yang berulang kali


terus terjadi.

Meski kita tahu ini tidak benar, kita terus lakukan.

Kenapa?

Karena kita masih punya mindset ‘aman’.

Ketika masih ada penghasilan, dan kita menghabiskan income


kita, otak kita sudah di-setting untuk bilang “Santai, bulan depan
gajian lagi.”

Dan 1 kata terlarang ini: “Tenang, uang bisa kok dicari lagi.”

Familiar? :)
Sadar, Sabar, Takar
Money Management is for Everyone.

Mau dia punya uang sebanyak apapun, sekaya apapun, sesultan


apapun, semua butuh perencanaan keuangan.

Mau perusahaan level UMKM, unicorn, decacorn, you mention it!

Semuanya PERLU MONEY MANAGEMENT.

Seorang suami bisa kebingungan atur tagihan rumah, atur


biaya pendidikan anak, atau sesimple atur tabungan dan
budget belanja bulanan tanpa adanya istri yang jadi
‘bendahara’ rumah tangganya.

Sebaliknya, karena perempuan menganggap belanja adalah


sebuah aktivitas, seorang istri mungkin akan cukup boros
atur keinginan shopping-nya tanpa ada suami yang bisa
mengontrol dia.

Sebuah perusahaan bisa menjaga cash flow dengan baik, bisa


profit dan bisa gaji semua karyawan tepat waktu, karena mereka
punya team finance yang bisa jaga keuangan perusahaan.
Nah, pertanyaan kamu sekarang mungkin begini:

“Oke, kalau saya sudah terlanjur ‘boncos’ di keadaan ini, apa


hal pertama yang harus dilakukan?”

1. Sadar

Mungkin kamu sering sadar kalau kamu sebenarnya ya nggak


kaya-kaya amat.

Tapi kamu tetap saja percaya diri mengeluarkan uang dan masih
jauh dari kata hemat.

Tapi kalau sudah tahu begini, mungkin kamu sebatas anggap


angin lalu dan cenderung ‘menggampangkan’ uang kamu. Bener
nggak? )

Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah: Sadar kalau


kamu memang BOROS.

Yes. Validasi-lah keadaanmu saat ini.

Iya, saya memang boros.


Iya, saya memang belum bisa ngatur uang dengan baik.

Setelah itu, coba refleksi kembali.


Kemana uang saya pergi selama ini?

Kalau lebih dari 50% hasil dari uang yang kamu habiskan nggak
kelihatan… artinya, ini sudah saatnya merubah keadaan.

Setelah refleksi, coba tanya ke diri sendiri.


Apa goals dan tujuan keuangan saya?
Manusia punya kebutuhan dan kemampuan finansialnya
masing-masing.

Sama halnya dengan manusia punya waktunya masing-masing.


Lombanya masing-masing.

Di fase ini, kita mungkin akan melihat pencapaian finansial orang


lain jauh lebih bagus dari pada kita.

Dan di sini, kemungkinan besar kita akan lebih merasa bingung,


kalah, bandingin diri sendiri, insecure, dan perasaan-perasaan
sejenisnya.

And it’s a great sign!

Artinya, di sini kamu sudah sadar sepenuhnya dan beberapa


langkah lebih maju untuk memperbaiki alur keuangan kamu.

2. Sabar

Sudah sadar?
Lantas, apa yang selanjutnya perlu dilakukan?

Sabar..

“Duh, gausah deh bilang sabar-sabar, gak kasih solusi


apapun!”

Iyaa.. emang kadang, kata ‘sabar yaa..’ itu sebenarnya gak


powerful-powerful amat.

Tapi untuk memperbaiki kebiasaan buruk finansial kamu,


kesabaran itu dibutuhkan.
Harus sabar..
Kalau ada diskon tanggal kembar.

Harus sabar..
Kalau lihat temen yang punya gaji lebih besar.

Harus sabar..
Kalau lihat temen punya pencapaian lebih besar.

Harus sabar..
Kalau pas lagi punya uang, terus kepengen beli semua hal.

Harus sabar..
Gak usah buru-buru spending untuk apapun yang sekiranya gak
butuh-butuh amat.

Dan kesabaran-kesabaran lainnya.

Karena ketika sebelumnya kamu punya kebiasaan kurang baik


untuk impulsif dalam menghabiskan uangmu, kali ini, kamu perlu
belajar lebih sabar untuk mengendalikannya.

3. Takar

Perlu strategi, proyeksi dan takaran yang pas untuk


menciptakan sebuah formula berhasil.

Di sini, kamu perlu menakar hitungan yang pas untuk bisa


membuat formula finansial yang sukses untukmu sendiri.

Karena kembali lagi, semua orang punya formula berhasilnya


masing-masing.
Coba sekarang kamu tanya lagi ke diri kamu sendiri, kira-kira,
apa sih goal terdekat kamu dalam hal finansial?

Nggak perlu jauh-jauh dulu. Cukup yang terdekat.


Misal, mau ganti laptop.

Kebiasaan besar harus dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil.

Pencapaian besar juga dimulai dari pencapaian-pencapaian kecil.

Kalau mau punya uang 100 juta, kita harus paham gimana
cara ngaturnya.

Kalau punya 1 juta atau 10 juta aja kita susah ngatur, gimana kita
bisa ngatur uang yang nilainya jauh lebih besar, kan?

Uang akan datang se jauh kesiapan kita menerima ‘uang’


tersebut di hidup kita kok :)

Appreciate little progress & achievements.


Mon-Evaluation Sheet

Pada step pertama ini, saatnya kita nulis!

Karena kalau sudah baca, sudah tahu caranya, sudah kebayang


gimana lakuinnya, kalau gak ditulis, yaa.. Potensi rencana akan
tetap jadi rencana lebih besar.

Kalau ditulis, kita bakal inget terus dan bisa dibaca-baca terus.

Sekarang, coba kamu isi sheet di bawah ini atau salin


pertanyaannya di buku atau notes kamu ya!

Apa goal finansial terdekatmu?

……………………………………….................................................................

Berapa penghasilan kamu sekarang?

……………………………………….................................................................

Bagaimana kamu mengatur budgeting selama ini?


(Misal: Kebutuhan 50%, tabungan 30%, investasi 10%, buat
hura-hura 10%) *tulis detail

……………………………………….................................................................

……………………………………….................................................................

……………………………………….................................................................
Apa kebiasaan buruk finansial kamu yang kamu sadari tapi
belum kamu benahi?

1. ………………………………………..............................................................

2. …………………………………...................................................................

3. ……………………………………….............................................................

4. ……………………………………….............................................................

5. ……………………………………................................................................

Apa rencana kamu untuk mencapai goal finansial terdekatmu?

……………………………………….................................................................
Kita Tahu Kita?
Punya Income, Tapi
Sesungguhnya Kita
Gak Sadar Ada di
Level Finansial
yang Mana
?
Bayangkan ada 3 orang di depan kamu.

Satu, orang yang dia benar-benar sehat.

Dua, orang yang dia lagi sakit dan menunjukkan kalau dia sakit.

Tiga, dia yang terlihat sehat, tapi sebenarnya enggak.

Kita ibaratkan 3 orang ini adalah financial condition seseorang.

Layaknya kesehatan, ada orang yang kondisi keuangannya


sehat, ada yang kurang sehat, dan satu yang paling ironis: yang
merasa pendapatannya cukup tapi gak tau pasti gimana
kondisi keuangannya.

Nah, kamu yang mana? )

Jangan-jangan, selama ini kita punya pendapatan, tapi kita gak


tahu sebenarnya kita ini ada di level financial condition yang
mana?

Sebenarnya, kita udah sejahtera belum sih?


Sebenarnya, kita udah bisa dibilang punya duit belum sih?

Saat ini, pada income mana saja kamu menggantungkan


hidupmu?

Langkah awal untuk mengetahui kondisi keuangan kita


adalah.. kita benar-benar tahu berapa pendapatan kita yang
sesungguhnya (real income)
“Bukannya tinggal lihat gaji atau keuntungan kita tiap
bulan aja ya?”

Nah, yang ini digarisbawahi yaa..

Real Income adalah:

Nominal dari penghasilan bersih kita, setelah


dikurangi biaya-biaya dan pengeluaran yang
bersifat rutin ataupun tidak, yang dapat kita
gunakan untuk menyiapkan masa depan yang
lebih baik.

Karena, sadar atau enggak, gak seluruh pendapatan kita itu


benar-benar milik kita.
Ada biaya-biaya yang tidak kamu sadari harus
kamu bayar secara rutin.

Gak kerasa sih, tapi sekecil apapun, tetap harus dihitung!


Karena, pengeluaran atau pemasukan sekecil apapun, akan
mempengaruhi kondisi keuangan kamu.

1. Pajak

“Tidak ada yang pasti di dunia ini, kecuali


kematian dan pajak.” -Benjamin Franklin

Pajak:
Kontribusi kita untuk pembangunan negara.

Sebagai warga negara yang taat, sudah seharusnya kita bayar


pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku karena.. kita juga
turut menikmati hasil pajaknya dari fasilitas publik yang ikut
kita gunakan.

Di awal-awal mungkin kita belum terbiasa dengan adanya


kewajiban pajak di hidup kita.

Tapi yang perlu kamu sadari adalah, semakin besar penghasilan


kita, maka akan semakin besar tanggung jawab pajak kita.

Kalau kamu udah jadi sultan dan ke-skip bayar pajak, siap-siap
aja.. Ditjen Pajak RI is calling….
2. BPJS

Kalau gajian di awal bulan, kita mungkin merasa kalau gaji itu
sepenuhnya milik kita.

Tapi, sebenarnya, gaji kamu itu sudah terpotong lho.

Ada perusahaan yang motong gaji buat BPJS secara otomatis,


jadi kalo gajian ya gak kerasa.

Ada juga perusahaan yang kasih gaji FULL, tapi kita yang perlu
bayar tanggungan BPJS-nya sendiri tiap bulan.

Tapi satu yang perlu di-highlight adalah, baik BPJS Kesehatan


dan BPJS Ketenagakerjaan ini sifatnya wajib untuk kita Warga
Negara Indonesia.

BPJS ini bakal sangat-sangat kerasa ketika di keadaan-keadaan


tidak terduga. Kalau kamu sakit misal dan harus dirawat, kamu
mungkin akan terima kasih banget sama BPJS yang kamu bayar
tanggungannya tiap bulan ini.

Jadi, buat yang belum ngurus atau diurusin BPJS-nya, buruan


diurus yaa!

3. Kebutuhan Sehari-hari

Tempat tinggal
Baik sewa maupun rumah sendiri, ini tetap membutuhkan biaya.
Mulai dari: Listrik, air, maintenance, dan masih banyak lagi.
Belum lagi kalau misal ada cicilan KPR (Kredit Pemilikan Rumah)
atau KPA (Kredit Pemilikan Apartemen).
Transportasi
Kita beli bensin tiap seminggu sekali, atau tap kartu KRL/MRT
tiap hari, sedikit-sedikit gak kerasa ternyata banyak nyerep duit.
Jadi, kita perlu sangat-sangat tahu, kita ngeluarin uang ini buat
apa dan budgetingnya seperti apa. Jangan sampai ke-skip
karena sekali lagi, sekecil apapun keuangan kamu bakalan
mempengaruhi keadaan finansial.

Pangan dan Sandang


Semua yang besar dimulai dari hal-hal dasar. Kalau untuk
makan, belanja aja kita perlu bikin alokasi. Karena kalau nggak
ada alokasi, bisa-bisa boncos juga walaupun hitungannya untuk
kebutuhan sehari-hari.

Intermezzo

Beli Mobil, Enaknya Cash Atau Kredit?

Kalau dihitung secara matematis, beli mobil dengan uang cash


itu jauh lebih hemat daripada kita harus membeli mobil dengan
cara kredit. Bayangin aja kalau di awal-awal mencicil, porsi
cicilan kita digunakan sebagian besar untuk membayar bunga,
bukan pokok utang.
The Way We Do
Anything is The
Way We Do
Everything
Semua hal besar dimulai dari yang kecil dan nggak keliatan.
Sama halnya kaya ngatur duit, sesimpel kebiasaan nyatet uang
parkir aja bisa membawa kita untuk punya habit mencatat
keuangan.

“If everything is important, then nothing is.”

Beli kopi dianggap pemborosan? Nggak selalu kok.

Apakah beli baju itu buang-buang duit? Belum tentu.

Kalo kita ngeluarin duit dengan tujuan invest and enjoy, itu
sah-sah aja. Selama bisa menjadi suatu bentuk investasi, atau
yang bisa diri kita nikmati.

Kalau mau menikmati kerja keras, kita harus mau dan mampu
membagi prioritas.

Must: sesuatu yang harus kita miliki,


Need: sesuatu yang kita butuhkan,
Nice to Have: sesuatu yang idealnya kita miliki tetapi tidak wajib,
Can Wait: sesuatu yang bisa kita tunda.

Dan kalau ada yang gak termasuk dalam list di atas, bisa disebut
wants. Nggak penting-penting banget, nggak urgent-urgent
banget, tapi pengennya pake banget. Keputusan ada di tangan
kamu.
Focus on what you can control

“Gaji naik, gaya hidup juga harus ngikutin dong!”

Kita lupa bahwa gaji, dapat bonus, hadiah, hibah, itu di luar
kontrol kita. Jadi, kenapa nggak fokus sama yang bisa kita
kendalikan aja?

Ngatur pengeluaran, misalnya..


Atau,
Nambah penghasilan, misalnya..

Dengan begitu, kamu bisa dapat nominal real income kamu


dengan jelas.

REAL INCOME = PENDAPATAN - BIAYA-BIAYA

“Banyak Aset Itu Kaya Raya Ala Sultan”

Tunggu dulu. Banyaknya aset yang dimiliki seseorang nggak


menentukan kekayaannya. Bisa aja, utangnya lebih banyak
daripada asetnya. Dan hal kaya gini banyak terjadi di luar sana.

Bangun aset berhubungan erat sama bangun portofolio


investasi yang baik. Dan dalam perjalanan kesana, ada musuh
yang harus kamu kalahkan, yaitu inflasi.
Portfolio > Angka Inflasi = Aset Bertambah, Portfolio Menguat
Portfolio < Angka Inflasi = Aset bertambah, Portfolio Melemah

Jadi, buat yang lagi nata portfolio investasi, semangat ya!

Dalam membangun portfolio, ada dua jenis aset yang wajib


diperhatikan:

1. Aset lancar
Disebut aset lancar, karena aset ini lancar kalau dicairin. Ngga
pake lama! Contohnya, kaya uang tunai, investasi jangka
pendek, piutang, emas, gaji, bonus dan sebagainya.

2. Aset tidak lancar


Ini dia aset yang manfaat ekonominya lebih dari satu tahun,
yang kalau kita pengen ubah menjadi uang tunai, biasanya
memiliki waktu cenderung lebih lama cairnya daripada aset
lancar. Contohnya, rumah, mobil, hak merk dagang, investasi
jangka panjang, dan sebagainya.
Let’s Build Your
Portfolio!
Dari semua pemahaman investasi yang pernah ada.. Jujur,
kuncinya cuma satu: Pilih instrumen yang cocok dan sesuai
dengan kebutuhan dan profil risiko kamu.

“Jangan FOMO, apalagi ikut-ikutan karena malu kalau cuma


main aman.”

Kalau kamu tipe investor yang main aman, kamu bisa coba
berinvestasi di deposito, ORI, dan sejenisnya. Kalau kamu
ngerasa young, free and have money, kamu bisa coba mulai
menabung saham yang kamu tau banget bisnisnya, atau bisa
memulai dari saham-saham unggulan.

Be Careful With Money

Uang bisa bikin masalah. Tapi uang juga bisa menyelesaikan


masalah. Bener-bener pisau bermata dua.

Persoalan uang yang paling sering timbul adalah utang. Mulai


dari pinjaman kecil ke teman, sampai pinjaman konsumtif yang
angkanya nggak masuk akal.

Kebanyakan suka mengambil utang tapi nggak paham resikonya,


dan belum mengenali keajaiban dunia ke-8 bunga yang
berbunga.

Ekspektasi : maunya membayar utangnya aja


Realita : ternyata harus sebunga-bunganya juga

Hhhh..
Makanya harus dipahami betul 3 kriteria yang bisa kamu
gunakan sebelum memutuskan untuk berhutang:

1. Sebelum berutang, pastikan uang untuk membayar lunas


besar hutang tersebut aman

2. Kalau kriteria pertama gak terpenuhi, pastikan barang yang


dibeli dengan utang punya potensi untuk menghasilkan uang

3. Nilai dari besarnya seluruh cicilan maksimal 30% dari


penghasilan yg dihasilkan setiap bulannya.

“Just as the rich rule the poor, so the borrower is a


servant to the lender.” -Old Testament

Kalau udah terlanjur terlilit utang, gimana cara keluarnya?

Ibarat belum bisa pake pisau, mending ngga usah dipake dulu,
Takutnya malah bikin luka. Kalau belum bisa ngendaliin utang,
mending gunting kartunya dan jangan dipake lagi sampai siap.
Ekstrim ya? Harus dong!

1. Buat anggaran pelunasan utang


Paling sulit dalam membuat anggaran pelunasan utang adalah
saat bedain mana yang pengen dan mana yang butuh.
Hati-hati ya, soalnya bedanya tipis banget!

2. Buat daftar aset yang dimiliki


Pisahkan mana aset yang bikin kamu produktif dan mana
yang sebenernya nggak penting-penting amat.
3. Buat daftar kewajiban utang
Kalau mengambil banyak utang dan kredit, kadang kita
merasa overwhelmed dan nggak bisa keep up. Biar makin
jelas pelunasannya, buat daftar kewajiban utang yang harus
kamu bayarkan.

4. Buat jadwal pembayaran


Kalau mau lebih enak lagi, buat jadwal pembayaran utang
kamu. Biar keliatan tuh, tiap bulan keluar berapa dan berapa
bulan lagi utang terlunasi. The good news is, selain jadi lebih
sistematis, kedisiplinan kita akan menjadi kebiasaan baru dan
bisa jadi pondasi buat kita berinvestasi.

Menambah penghasilan

Utang itu sifatnya beban, dan sudah semestinya beban itu


dibuat ringan. Kamu bisa mulai menambah penghasilan atau
mengurangi pengeluaran yang ada untuk membantu
meringankan jumlah utang yang harus dibayar setiap bulannya.

“Financial Freedom For The Win!”

Percayalah..

Melunasi utang bukan perkara yang mudah. Tetapi melunasi


utang bisa mempermudah jalan menuju kebebasan finansial.
Karena,

"20% keberhasilan ditentukan oleh pengetahuan, sisa 80%


ditentukan oleh kebiasaan."
1. Debt Snowball
Metode pelunasan utang ini fokus melunasi utang dari yang
nominalnya paling kecil, hingga yang paling besar. Karena
terkadang, beberapa orang perlu kemenangan kecil hingga
akhirnya bertahap keluar dari jeratan utang. A little step
matters.

2. Debt Avalanche
Nah, metode yang satu ini digunakan untuk mempercepat
jangka waktu pembayaran utang. Karena kita memulai dengan
mengurutkan semua utang yang ada, lalu mulai melunasi
utang dari yang bunganya paling besar.

But in the end, you do you.

Ngelunasin utang memang ngga ada enak-enaknya. But at least,


make it easier dengan metode yang cocok dan sesuai dengan
situasi dan kepribadian kamu.

Pentingnya Punya Tujuan

Tanpa tujuan yang jelas, niscaya kamu akan selalu jawab


'terserah' ketika ditanya mau kemana. Tau-tau bensinnya abis
aja di tengah jalan.

"Life comes in levels and happens in stages"


-A.R Bernard
Kalau ditanyain, kamu lagi di level finansial berapa sekarang..
Kamu bakal jawab apa?

Level 1
Penghasilan > Pengeluaran
Syukurlah, hasil kerja keras kamu ternyata lebih besar dari
pengeluaran, alias lebih besar tiang daripada pasak.

Level 2
Cukup
Cukup adalah dimana ada garis pemisah yang jelas antara
keinginan dan kebutuhan, dan kamu sudah bisa melihat
dengan jelas garis itu. Congrats!

Level 3
Financial Protection
Ketika semua lebih dari cukup, disini kamu sudah berhasil
membangun benteng dana darurat untuk 6-18 bulan dengan
mantap dan kokoh.

Level 4
Financial Security
Disinilah ketika uang bekerja dengan sendirinya. Dengan kata
lain, dana investasi yang sudah kamu mulai sejak dini bisa
memenuhi kebutuhan hidup yang basic seperti biaya makan
dan rumah tangga. Apakah ini sudah dianggap financial
freedom? Belum!
Level 5
Financial Independence
Hasil investasi udah relatif aman, cukup untuk memenuhi
gaya hidup yang sudah kamu jalani sekarang, tanpa bekerja
lagi seumur hidup. Kalau mau kerja, bisa ngerjain yang sesuai
passion deh.

Level 6
Financial Freedom
And there you go. Kondisi keuangan ini adalah gabungan dari
hasil investasi yang relatif aman, dan hasilnya mencukupi kita
untuk gaya hidup yang kita inginkan. Disinilah definisi mau
ngeluarin duit berapapun gak pake mikir.

Kalau udah tau dimana level finansial kita, kita jadi lebih mudah
jalan ke level berikutnya. Bisa dievaluasi lagi berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk kesana, dan apa yang perlu diperbaiki
dari step by step-nya.

Dimanapun level kamu sekarang, berterima kasihlah pada diri


kamu sendiri karena udah membangun kebiasaan yang baik
untuk masa depanmu. Congratulations to you!

Praktis Atur Keuangan

Keberhasilan mengatur keuangan bukan tergantung pada


berapa banyak digit gaji kamu, tapi seberapa besar yang rela
kamu sisihkan untuk kehidupan masa depan.

Metode Li Ka-Shing

Familiar dengan namanya?


Orang kaya di dunia nomor 30, Li Ka-Shing ngasih saran gimana
cara ngebagi duit kita ke pos-pos yang gampang dan anti ribet.

30% Biaya hidup


20% Sosialisasi
15% Edukasi
25% Investasi
10% Liburan

Metode ini nggak cocok sama kondisi dan situasi keuangan


kamu sekarang? Tenang, nggak semua orang wajib cocok sama
satu metode keuangan.

Kamu juga bisa ikutin rumus yang udah umum di dunia


finansial ini:

Rumus 50/30/20

Metode ini banyak diikuti sama orang-orang karena terbilang


lebih mudah. Setelah gajian yang dipotong pajak, zakat dan
sumbangan lainnya, maka..

50% biaya hidup


30% keinginan
20% investasi

Waktu terbaik untuk berinvestasi adalah sekarang ketika


tabungan dan dana darurat cukup menutup pengeluaran
selama 6-12 bulan ke depan, ditambah dengan asuransi.

Asuransi Kesehatan

Hal yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian.


Buat mengantisipasi hal yang nggak pasti, kamu butuh
berinvestasi pada asuransi yang sesuai dengan kebutuhanmu.

Namun sebelum itu, pastikan kamu paham sama konsep


piramida keuangan, biar kamu bisa meraba apa saja kebutuhan
asuransi kamu.

Piramida Keuangan

Wealth Distribution
Warisan, Hibah, Trust

Wealth Acceleration
Investasi, Tax, Planning

Wealth Accumulation
Investasi > Inflasi

Wealth Protection
Manajemen Utang
Asuransi, Dana Darurat

Pandemi ini memberi satu pelajaran betapa pentingnya asuransi


kesehatan. Karena penyakit bukan timbul karena gaya hidup,
namun juga virus, atau stress dan pikiran yang kadang kita
sendiri nggak sadar.

"Kalau udah kerja dan dapat asuransi dari tempat kerja, perlu
nambah lagi nggak ya untuk diri sendiri?

Jawabannya: IYA.
Ingat, perlindungan kesehatan dari perusahaan sifatnya
tunjangan. Hanya selama kita bekerja disana kita akan dapat
benefitnya.

Gimana cara memilih asuransi kesehatan?

1. Pilih sesuai wilayah area yang kita gunakan berobat


2. Pilih asuransi dengan cover tagihan yang maksimal
3. Pilih jenis kamar sesuai kebutuhan (VVIP, VIP, Kelas 1, dsb)
4. Pilih asuransi yang bisa diperpanjang tiap tahunnya
5. Pilih yang bisa digunakan tanpa harus menunjukkan kartu
6. Pilih dari perusahaan asuransi yang kuat dari sisi
keuangannya
7. Beli dari agen terpercaya

Asuransi Jiwa

Next, kita lompat pada worst case yang akan terjadi di


kehidupan kita. Ketika kita udah ngga ada di dunia, kita akan
meninggalkan orang tua, mungkin istri, anak, adik, kakak..

And their life must go on.

Disinilah peran asuransi jiwa. Kamu bisa melindungi mereka


yang masih bekerja, menanggung biaya hidup keluarga,
melanjutkan hidup saat kamu nggak ada. Lalu, berapa besar
asuransi jiwa yang harus dimiliki seseorang?

Nggak ada yang tau jawabannya.

Aturan praktisnya, kita bisa ambil 10x penghasilan kotor tahunan


yang dihasilkan orang tersebut. Balik lagi, bahwa semua
memiliki angka yang berbeda sesuai kebutuhannya.
Asuransi Penghasilan

Berbeda dengan dana darurat, asuransi penghasilan akan


menggantikan penghasilan kita ketika kita sudah nggak bisa
bekerja karena sakit keras atau cacat tetap total.

Rule of thumb-nya,
5x dari penghasilan kotor tahunan untuk yang single.
10x dari penghasilan kotor tahunan bagi yang sudah
menikah.

Asuransi ini berguna agar perencanaan keuangan tetap akan


berjalan lancar meskipun kita tidak lagi produktif dari pekerjaan
yang dulu.

Asuransi Pendidikan

Asuransi ini krusial untuk kamu yang sudah berkeluarga dan


berencana punya anak. Asuransi pendidikan disini berfungsi
buat mastiin bahwa dana pendidikan bisa tetap terlaksana
apapun kondisinya, tinggal kamu dihadapkan pada dua metode
pengumpulannya.

1. Menyiapkan dananya sebelum anak berusia 18 tahun, dengan


bonus bunga dan dividen investasi.

Atau,

2. Ketika anak sudah 18 tahun, dengan meminjam dana dari


pihak ketiga sehingga wajib bayar bunga atas uang yang
dipinjam.
Kalau ngeliat situasi dan kondisi keuangan sekarang dan ke
depan, kamu pilih yang mana?

Rule of thumb-nya,
5% disisihkan dari berapapun yang kita hasilkan (Untuk
persiapan dana kuliah anak, sejak anak masih usia
0-5 tahun)

Asuransi Dana Pensiun

Dana pensiun berfungsi untuk meng-cover biaya hidup setelah


seseorang tidak lagi produktif atau pensiun yang nantinya bisa
dinikmati hingga akhir tutup usia.

Rule of thumb-nya,
20% dari berapapun yang kita hasilkan.

Tujuan dari memiliki asuransi dana pensiun adalah untuk


memastikan ketika kita sudah nggak bekerja lagi karena sakit,
maka besarnya iuran dapat ditanggung asuransi sampai akhir
kontrak untuk memastikan keberlangsungan pensiunnya
seseorang.
Mon-Evaluation Sheet

Setelah membaca panduan ini, apa insight yang kamu dapatkan


tentang mengatur finansial?

……………………………………….................................................................

Apa mindset yang berubah setelah membaca panduan ini?

……………………………………….................................................................

Apa langkah pertama yang akan kamu lakukan untuk


mengubah/memperbaiki finansialmu?

……………………………………….................................................................
This is the end of these guidelines.

But this is the BEGINNING of your financial


journey lines.

Tulisan dan panduan-panduan dalam buku ini


hanya sekitar 30% dari seluruh pelajaran
finansial yang mungkin perlu kamu pelajari.

Kami merangkum lebih dalam lagi melalui


serangkaian in-depth research & interview
melalui buku Money Habit yang akan
launching dalam waktu dekat.

Ditulis langsung oleh Financial Experts, yang


akan serasa ‘dibimbing’ langsung oleh
Financial Planner.

Coming soon.
“Many people take no care of their money till
they come nearly to the end of it, and others
do just the same with their time.”
–Johann Wolfgang von Goethe

Selamat Menempuh Hidup (Finansial)


yang Baru!
Your Financial Journey Pal

Follow Us!

@landx.id LandX ID @landx.id

Untuk mendapat informasi dan


berita finansial ter-update

Mulai langkah Financial Freedom kamu jadi #DividenGeneration


Lewat patungan bisnis-bisnis bagus dan bonafit mulai 1 jutaan saja.

Download aplikasi LandX di

Anda mungkin juga menyukai