0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
224 tayangan6 halaman
Teks tersebut membahas dua perspektif dalam melihat uang, yaitu kalkulan dan spekulan. Kalkulan cenderung hemat dengan merencanakan keuangan, sedangkan spekulan bersifat boros dan berjudi untuk memperbesar uang. Teks tersebut kemudian memperkenalkan perspektif optimis, di mana uang dilihat sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan, bukan untuk disimpan, sehingga perlu bersifat boros namun bi
Deskripsi Asli:
Hemat Pangkal Miskin, Boros Pangkal Kaya (Perencanaan Keuangan Anti-mainstream)
Hemat Pangkal Miskin, Boros Pangkal Kaya (Perencanaan Keuangan Anti-mainstream)
Hemat Pangkal Miskin, Boros Pangkal Kaya (Perencanaan Keuangan Anti-mainstream)
Judul Asli
Hemat Pangkal Miskin, Boros Pangkal Kaya (Perencanaan Keuangan Anti-mainstream)
Teks tersebut membahas dua perspektif dalam melihat uang, yaitu kalkulan dan spekulan. Kalkulan cenderung hemat dengan merencanakan keuangan, sedangkan spekulan bersifat boros dan berjudi untuk memperbesar uang. Teks tersebut kemudian memperkenalkan perspektif optimis, di mana uang dilihat sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan, bukan untuk disimpan, sehingga perlu bersifat boros namun bi
Teks tersebut membahas dua perspektif dalam melihat uang, yaitu kalkulan dan spekulan. Kalkulan cenderung hemat dengan merencanakan keuangan, sedangkan spekulan bersifat boros dan berjudi untuk memperbesar uang. Teks tersebut kemudian memperkenalkan perspektif optimis, di mana uang dilihat sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan, bukan untuk disimpan, sehingga perlu bersifat boros namun bi
Uang merupakan sebuah faktor fundamental bagi manusia untuk bertahan hidup dewasa ini karena memiliki nilai nominal yang tercantumkan dalam bentuk angka, maka terdapat dua cara manusia memperlakukan uang yaitu dengan cara menghitung (kalkulasi) yang kita sebut dengan kalkulan dan juga dengan cara berjudi atau bisa kita sebut sebagai spekulan. 1. Kalkulan adalah type yang selaluh menggunakan uang dengan menghitungnya, Kalkulan ini lah yang melahirkan apah yang disebut dengan perencanan keuangan, secara prinsip perencanan keuangan adalah alokasi keuangan atas dasar invetarisir kebutuhan hidup dengan waktu sebagai ukuran baku. Misal menabung, alokasi untuk masa depan atau kemungkinan - kemungkinan yang kita percayai. Kalkulan menggunakan uang dengan menghitung perbandingan nominal yang mereka miliki dengan ukuran waktu. Misal dengan gaji 1 juta ,kalkulan akan mengalokasikan gaji tersebut dalam pos - pos yang mereka sediakan, untuk biaya pendidikan, jajan, belanja, dll 2. Spekulan adalah type yang menggunakan uang untuk uang, maksudnyah gimanah gan? spekulan menggunakan uang mereka dengan maksud melipat gandakan uang mereka dengan prinsip ekonomi Adam smith, yaitu dengan modal sekecil - kecilnya mendapatkan keuntungan sebesar -besarnya, yang menjadi tonggak kapitalisme dewasa ini. Karena yang menjadi tolak ukur disini adalah nominal uang dan tujuan untuk membesarkan uang itu sendiri, terdapat kecenderungan menggunakan uang hanya untuk saat ini dan melakukan spekulasi, baik itu untuk mendapatkan uang lagi sendiri ataupun untuk memenuhi kebutuhan hidup, spekulan akan lebih mengikuti ego mereka Sifat dua sudut pandang ini tidak bersifat absolut, jadi bisa saling mengisi, mana yang lebih dominan, biasanya karyawan akan lebih cederung sebagai kalkulan, pengangguran spekulan, sedangkan pebisnis balance antara keduanya Di atas adalah teori guah tentang sudut pandang orang tentang uang, jika hidubungkan dengan judul, para kalkulan memiliki orientasi untuk hemat sedangkan spekulan cenderung lebih boros. Tapi dari tulisan ini guah mau mengajak agan - agan semua melihat satu sudut pandang baru yang disebut sudut pandang optimis, yang memungkinkan kita untuk menyeimbangkan kedua sudut pandang tersebut. Mati kita patahkan dulu mitos - mitos yang selalu diajarkan terhadap kita sejak kecil (mitos bagi sudut pandang optimis). 1. Menabung untuk masa depan? Guah harus bilang ini mitos yang paling menyesatkan. Coba gan test taro uang Rp. 500.000 di bank dan diamkan selama 4 tahun. Bisa dipastikan agan akan mendapatkan saldo agan menjadi 0. Karena menabung di bank kita akan tergerus dengan inflasi dan juga biaya adminsitrasi. Artinya berapa yang ada simpan di bank harus gan hitung brp jmlh uang agan berkurang. Menabung juga kata lain dari menimbun, cikal bakal dari pemusatan uang di beberapa golongan, karena itu menabung tidak berarti selalu untung gan.. bahkan dengan cara yang salah, menabung justru bisa memiskinkan kita 2. Uang harus disimpan. Salah besar uang itu harus dihabiskan. Coba klo guah tanya apa fungsi uang? pasti untuk dibelanjakan? jadi dengan menyimpan uang kita telah menyalahgunakan fungsi uang yang sebenarnyah gan
Secara konvensional membuat perencanaan keuangan selalu disamakan dengan
menabung dan menghitung. mungkin terlihat seperti mitos , tetapi uang jika selalu agan hitung akan selalu berkurang dan entah kenapa cepat habis, sementara jika tidak agan hitung pasti akan selalu ada. Mitos sajakah? Ini penjelasan versi guah, ketika agan selalu menghitung uang maka otak akan mengirimkan sinyal bahaya untuk selalu menjaga uang, tetapi kebutuhan tidak bisa ditahan. Sedangkan jika kita tidak menghitung uang, otak akan merasa lebih nyaman dan akan akan lebih memiliki konsentrasi lebih untuk melakukan usaha dan secara tidak sadar menempatkan uang di posisi - posisi strategis (misal tiba2 nemu uang di kantong jaket ) Dalam Islam hanya dikenal 2 sistem ekonomi, Riba dan Sedekah ( kenapa tidak guah sebut syariah? nanti akan dijelaskan). Riba adalah sistem pemusatan harta pada segeliintir orang bukan hanya sekedar pengadaan bunga dari pinjaman. Sekarang kenapa sistem bunga ini ada? karena ada orang yg menyimpan banyak uang, sementara orang lain tidak memiliki uang, karena itu si kaya bisa memanfaatkan situasi itu untuk terus mengambil uang dari si miskin, sehingga untuk menjadi kaya agan harus memiskinkan orang lain sementara sedekah yang kita artikan menyumbang, sebenarnyah memiliki arti lebih luas yaitu distribusi kekayaan. Jika kita telah sepakat bahwa sedekah = distribusi kekayaan secara merata, maka agan akan cocok menerapkan sudut pandang "optimis" dalam mengelola keuangan agan. Prinsip dasar pengelolaan ini adalah Jangan pernah menyimpan uang , jangan pernah berhemat gan, tapi jadi boros. Kenapa? coba tanya sama ahli ekonomi manapun, apakah konsumtif itu baik? pasti baik karena kenapa perekonomian indonesia bisa bertahan dari krisis global karena tingkat konsumtif masyarakat juga naik, karena yang bikin negara ini miskin adalah mental hemat para pejabat negara yang sangking hematnya menyimpan uang yang harusnya didistribusikan ke masyarakat ke rekening sendiri . Sudut pandang optimistas Untuk bisa mengelola uang secara optimis agan harus mengecilkan arti uang dan memiliki tingkat konsumtif yang tinggi. Artinya uang itu dicari untuk dihabiskan bukan untuk disimpan, Seperti analogi gelas gan, kalau gelas tidak menjadi kosong maka agan gak akan menuangkan air lagi, sama dengan uang kalau belum habis yah agan pasti gak akan dapat uang lagi. Tidak ada yang terlalu mahal untuk dibeli jika itu bisa menunjang produktivitas, dan tidak ada yang terlalu murah untuk dibeli jika tidak memiliki nilai guna. Ini adalah prinsip berbelanja sudut pandang optimis. Contoh Kalau agan memang harus membeli Laptop Appl* karena bisa menunjang pekerjaan (misal agan desainer) pastikan agan membeli produk tersebut, tapi jangan pernah beli Appl* padahal agan cuman perlu buat internetan, dan gak ngerti make MAC Jangan hitung berapa yang dihabiskan, tapi hitung berapa yang bisa dihasilkan. Namanya juga optimis, jadi harus melihat segala sesuatu ke depan dengan positif. Jangan pernah menghitung pembelian barang berdasarkan harga, misal beli laptop ori harga 10 juta, laptop kw 7 juta. Agan akan terjebak dalam perang harga produsen, malah bisa mengalami kerugian, kalau KW biasanya gak ada garansi jadi klo rusak, malah perlu biaya dobel untuk perbaikan, intinya selama agan menghitung pembelian dari harga semakin kita sering pusing. Ubah mindset, contoh nyata dari tahun 2008 guah dah 3 beli Laptop dan rata - rata selalu beli produk terbaru pada jamannya jadi pengeluaran ada di kisaran 7 - 8 juta/tiap ganti laptop, padahal saat itu selalu ada laptop - laptop dengan kisaran harga 3 - 5 juta. Tapi guah gak mau terjebak dengan kepusingan perang harga, yang penting dengan laptop 8 juta berapa yang bisa guah hasilkan dari laptop tersebut? Sama dengan membeli rumah. Jika kita beli rumah 100 juta tahun ini, artinya harus membayar cicilan satu juga selama 10 tahun (misalkan) tapi bila guah beli kost2an 1 M hari ini dengan pemasukan 20 juta sebulan, artinyah guah punya pemasukan bersih dikurangin cicilan 5 juta /bln, dalam setaun 60 juta, Jadi berapa yang sudah agan hasilkan dari semua barang yang agan beli?? Jangan pernah memikirkan menyimpan uang selama satu bulan,tapi bagaimana menghabiskan uang dalam 1 bulan. Jika agan memiliki gaji sebesar 1 juta/bln jangan berpikir untuk menyimpannya agar tidak habis, tapi pikirkan bagaimana bisa habis dalam 1 bulan, ingat dalam 1 bulan bukan 1 hari. Artinya kalau agan berpikir untuk menyimpan maka secara tidak langsung otak akan memberikan perintah untuk pelit, padahal kita tahu kalau uang makin disimpan maka dia akan semakin habis, tapi ketika uang dibelanjakan maka dia akan bertambah, agan belikan makanan dia berubah menjadi energi untuk mencari uang, agan belikan smartphone dia akan menjadi modal untuk komunikasi untuk menghasilkan uang, agan pinjamkan ke teman yang kesusahan, agan memiliki tabungan ketika suatu waktu gan kesusahan. Jika digunakan bukan untuk ego uang akan selalu kembali kepada kita. Seringkali dengan selalu menyimpan uang justru menggoda ego kita untuk menggunakan uang secara kalap Bukan uang yang kita cari, tapi apa yang bisa dibeli dengan uang. Banyak orang salah kaprah dengan bekerja unuk mencari uang, padahal kebutuhan mereka bukan dipenuhi oleh uang, uang hanya sebuah perantara untuk membeli nasi, motor, pacar , rumah, dll mulai lah berorientasi untuk memenuhi kebuthan agan atau mimpi, bukan atas dasar uang. Sekarang kalau tiap hari agan bisa makan enak, punya rumah, punya mobil, senang - senang tiap hari, apa agan masih butuh uang? liat ajah Paris Hilton, dia aneh kenapa orang harus kerja? Mungkin dari sudut pandang umumnya, hal ini seperti penghinaan, tapi liat dengan sudut pandang yang berbeda dimana hidup itu harusya dinikmati, uang harus bisa dinikmati, uang harus bekerja untuk kepentingan kita, bukan kita yang bekerja untuk uang. "Hemat di hal yang salah membuat kita tetap miskin, Boros di hal yang benar membuat kita kaya" Hemat di hal yang salah? contoh saja, beberapa tahun yang lalu, saya terbiasa dengan catat semua pengeluaran, setiap hari....meskipun ini ada baiknya untuk melatih saya melihat mana pengeluaran yang tidak perlu....tapi saya yakin ini terjadi pada orang2 yang mencatat pengeluaran pribadinya, dengan mencatat pengeluaran, akan membuat kita jadi super irit dan super perhitungan.....dan ternyata itu tidaklah baik, itu berimbas pada kehidupan asmara (perhitungan), kehidupan pertemanan (menghindari keluar dengan teman), kesehatan (makan yang murah asal kenyang), dari sisi keuangan jadi takut untuk mencoba hal baru dsb saya bukan menganjurkan "jangan catat pengeluaran" ya....meskipun itu hal baik, tapi harus di sadari juga efek yang mungkin ditimbulkannya Boros di hal yang benar? agan ujang ada tulis, jangan pikirkan uang yang di keluarkan, tapi pikirkan hasil yang diberikan dengan uang yang dikeluarkan saya heran dengan banyak orang sekarang, pakai hp super canggih (saya bahkan ga tau apa namanya, ga ikutin tren).....saya cuma pakai 2 hp jadul bb gemini....hp mereka lebih mahal, tapi yang di hasilkannya 0 besar bahkan minus.....hp saya jauh lebih murah, tapi setiap bulan membawa uang masuk beberapa ratus juta (omset) dan biaya dari 2 hp itu cuma 200rb/bulan orang dulu pikir saya gila, berani banget uang yang didapat dengan susah payah, di hamburkan untuk coba2 usaha baru, saya dulu mencoba puluhan usaha dan semuanya gagal, tidak tau lagi berapa uang yang di habiskan, di sisi lain orang melihat uang yang saya keluarkan, saya berpikirnya di potensi yang bisa di hasilkan itu contoh dari sisi uang, dari sisi lain..... otak2 mentah di pasar tradisional cuma 3000-4000/bungkus.....di supermarket dengan ukuran yang sama harganya 13.000an paling murah....yang di pasar tradisional buatan home industry yang tidak jelas asal usulnya......milih yang mana bagusnya? kalau saya sih lebih memilih yang mahalan dikit kebanyakan orang enggan cek kesehatan, karena takut biaya.....padahal itu ialah salah satu pengeluaran baik, menurut saya bahkan ini lebih baik daripada ikut asuransi kesehatan....dengan mengetahui kondisi kesehatan dari awal baru bisa kita lakukan tindakan pencegahan, badan saya sehat2 saja, bahkan sudah tidak pernah masuk RS lebih dari 20 tahun, tapi saya tetap rutin cek kesehatan.....meskipun sehat2 saja dan masih muda, setelah pengecekan saya baru sadari di tubuh saya ada suatu masalah yang berpotensi jadi masalah besar di masa depan bila tidak di atasi dari sekarang (masalah kesehatan saya cuma yang berhubungan dengan kolesterol) orang yang tidak punya (banyak) uang berpikir makan untuk kenyang, orang yang punya uang berpikir makan untuk sehat (dan pada umumnya lebih mahal) di atas ialah contoh yang berhubungan dengan kesehatan.....contoh lain yang berhubungan dengan WAKTU banyak pengusaha enggan memperkerjakan orang untuk menghemat uang, semua serba di kerjakan sendiri.....padahal kalau dia memperkerjakan orang dia bisa menghemat banyak waktu dia yang bisa digunakan untuk menghasilkan lebih banyak lagi orang miskin rela antri berjam2 untuk mendapatkan sembako yang sedikit lebih murah, orang berduit mana mau..... Gw setuju banget sm agan nih pola pikirny persis kyk ane memang ane jg berpikir gitu, gimana caranya gaji ane 1,5jt/bulan cukup bt nikmatin hidup gw 1 bulan, ga perlu di simpan2 kalo emang rejeki ga kemana karena kalo ane nyimpan duit, pada saat mendesak, ane bisa jadi boros dalam 1 hari, misal ane nabung 1 taon dapetnya 15jt, terus lg ada promo motor keren harga 15 jt, ane perlu bgt tu motor, maka tabungan gw 15jt abis dlm waktu 1 hari, padahal nabungny 1 tahun dgn bnyk menahan ego untuk makainya mau makan enak ga bisa, mau liburan ga bisa, mw jalan ma pacar jg ga bisa. terlalu berfikir harus nabung. sehingga kebutuhan sehari2 ga bisa dinikmatin uang itu harus dinikmatin, bukan dibuat susah karna menabung, orang yang ga punya uang aja ga susah, hidupnya happy2 aj. kok kita yg punya uang dibikin susah gara2 nahan ego buat nabung, dinikmatin aj uang yang ad sekarang, lakukan apapun yg agan mau, tar uangnya abis,TENANG, Kalo emang rejeki pasti ada aj yang dateng tak terduga, tuhan itu maha baik loh tapi perlu di ingat, nikmatin uang jg harus selektif, gunakan untuk hal yang berguna, contoh : dari pada beli rokok 1 bungkus 15rb/hari, mending dipake beli bensin, bisa awet jalan2 kliling kota 2 hari, refreshing, sedangkan rokok merusak kesehatan tinggal pertanyaannya kita siap atau ga kalo ga punya uang? cukup agan liat orang2 yang berada digaris kemiskinan, belajar dari mereka, tanpa uang pun mereka masih bisa tersenyum, masih bisa tidur nyenyak (walaupun tidur di gubuk), masih bisa tertawa lepas, masih bisa nikmatin hidup.