Anda di halaman 1dari 6

10 Ribu Jam

Ada sebuah teori : perlu 10 ribu jam untuk menjadi ahli. Teori ini berlaku
untuk semua hal, termasuk dalam bisnis dan investasi. Tak ada cerita sukses
menjadi pengusaha kuliner dalam waktu 1 tahun, mereka perlu bertahun-tahun.
Setidaknya 5 tahun. Hitung saja, jika dalam sehari mengelola bisnis selama 8
jam, diperlukan 5 tahun untuk memenuhi teori 10 ribu jam menjadi ahli.

Sebagian besar isi Al-Quran adalah sejarah, agar manusia belajar dari
kejadian masa lampau. Dari pelajaran ini kita bisa mengantisipasi bahaya,
atau menghindari terulangnya kejadian buruk atau memperbaikinya. Dengan
pelajaran sejarah pula kita bisa menjadi semakin baik, generasi saat ini
lebih baik dari generasi sebelumnya, dan seterusnya. Ya, mungkin maunya Allah
seperti itu. Hari ini lebih baik dari kemaren. Besok lebih baik dari hari
ini. Orang tua kita lebih baik dari Kakek. Kita lebih baik dari orang tua.
Anak kita lebih baik dari kita dan seterusnya.

Berulangnya banyak kejadian di dunia berlaku untuk semua hal. Jika seseorang
berhasil dalam bisnis kuliner setelah “mengalami proses panjang, untung rugi,
ditipu, bangkrut” setelah 5 tahun dan ditahun ke 6 sukses : maka kita bisa
mencontohnya. Ya, mencontohnya : mengulanginya. Tinggal siap atau tidak kita
menjalaninya : 10 ribu jam.

Lalu mana cara singkatnya? Cara singkatnya adalah memperbanyak jam terbang
hariannya. Jika orang lain membangun bisnisnya 8 jam setiap hari hingga perlu
5 tahun untuk sukses, maka kita bisa lakukan 14 jam setiap hariuntuk sukses
dalam 3 tahun. Atau kita lakukan 16 jam setiap hari untuk lebih cepat : 2
tahun. Allah memberi kita waktu yang sama, 24 jam sehari. Kita sendiri yang
mengaturnya untuk kegiatan kita sendiri, atau untuk memenuhi sebuah syarat
sunnatullah : syarat untuk sukses.

Warten Buffet pun, investor rujukan dunia ini mendedikasikan hidupnya, hampir
24 jam sehari untuk memikirkan investasinya. Dia memilih dan menikmati
berjam-jam membaca laporan keuangan perusahaan-perusahaan dibanding aktifitas
lain yang menurutnya tak diperlukan. Menikmati proses dan menjadikannya
bagian dari hidup adalah kuncinya.
Salam. Mari belajar bersama , dan tidak bermaksud utk menggurui.

Miliarder Hong Kong "Li Ka-Shing": Di Dunia Ini Ada "3 Jenis" Uang Misterius,
Semakin Kamu Habiskan, Semakin Banyak Kamu Dapat!

Yuk lihat, sehebat apa 3 jenis uang itu?

Jenis Pertama: Uang Untuk Investasi Diri.

Uang untuk belajar dan mengembangkan diri harus dikeluarkan!

Kalau hari ini kamu membuang Bill Gates ke pedalaman Afrika, dan ditinggalin
tanpa uang sepeser-pun, percayalah, dengan cepat, Bill Gates akan tetap kaya
lagi.

Ini karena semua modal dia, sudah ditaruh di otaknya.

Jika otak miskin, hidup-pun akan miskin,

dengan kata lain, mengeluarkan uang untuk otak sendiri, adalah investasi yang
paling aman,

kemana saja gak bakal kelaparan.

Meskipun kamu akan bilang,

"buat makan sehari-hari aja gak cukup, banyak utang, mana ada uang untuk
belajar lagi? Lagian, sudah belajar pun gak langsung kelihatan hasilnya!"

Orang semacam ini selamanya gak bakal menginvestasikan uangnya di otak


sendiri.

Sebenarnya, jika kamu benar-benar miskin, otak adalah aset terbesar kamu
untuk kembali bangkit.
Itu mengapa kamu harus benar-benar berinvestasi disini.

Kita melihat banyak orang yang berjuang hanya untuk memenuhi kebutuhan,
seluruh hidup mereka dihabiskan untuk mengisi lubang hitam besar yang tidak
akan pernah penuh. Hal ini karena mereka tidak mampu melangkah mundur dan
melihat bahwa kesulitan hidup mereka sebenarnya karena ketidakmampuan mereka
untuk belajar dan mencari terobosan untuk berkembang.

Orang yang pintar akan mengerti bagaimana belajar melalui pengalaman orang
lain,

dan menghindari kesalahan yang sama.

Jadi, untuk belajar dan mengembangkan diri, harus rela menghabiskan uang,

bahkan sampai meminjam uang sekalipun!

Karena dia pasti akan memiliki banyak jalan untuk mengembalikannya.

Jadi, jika kamu menghadapi kesulitan,

ingatlah, tidak ada kata terlambat untuk belajar.

Kapan saja bisa mulai!

Mungkin banyak yang bilang tidak punya uang,

sebenarnya, orang semacam ini pasti sudah tidak sedikit membuang uang secara
sia-sia.

Kalo memang pengen berubah, tapi untuk biaya pendidikan saja pelit,

gimana ada kemampuan yang cukup untuk menghadapi kesulitan?

Orang yang bijak, harus memahami hal ini.

Jenis Kedua: Uang Untuk Berbakti.

Uang untuk berbakti pada orang tua harus dikeluarkan.

Mungkin banyak yang berpikir, buat diri sendiri saja sudah tidak cukup,
bahkan masih banyak utang, bagaimana bisa secara rutin memberikan uang pada
orang tua?;

Ada juga yang bilang, di rumah tidak kekurangan uang, papa dan mama punya
cukup uang,

tidak perlu memberikan uang pada orang tua!

Tidak peduli bagaimana keadaan ekonomi orang tua mu,

uang untuk berbakti pada orang tua harus diberikan secara rutin.

Semiskin apapun, sebulan sekali harus menyisihkan uang untuk orang tua!

Semiskin apapun orang tua mu, dia tetap membesarkan mu.

Coba pikir, apakah karena banyaknya utang, gak cukup uang, lalu orang tua mu
akan meninggalkan mu?

Semiskin apapun, mereka pasti tetap akan membesarkan mu, iya kan?

Jadi kalo sekarang kamu mengembalikannya, itu memang sebuah keharusan.

Bagaimana boleh, hanya ketika punya uang baru memberikan, dan saat tidak
punya uang tidak memberikan?

Sebenarnya, mungkin kamu tidak tahu,

Berbakti pada orang tua itu ibarat sebuah "restu alami",

Relasi yang baik dengan orang tua akan meningkatkan kekuatan restu.

Seseorang kalau tidak memiliki restu,

seumur hidup tidak akan lancar dalam mengerjakan apapun.

Berbakti pada orang tua, juga sekaligus untuk diri sendiri.

Jadi, jika dilihat dari sudut pandang lain,

uang untuk berbakti bukan saja hanya untuk kebaikan orang tua,

tapi juga untuk diri sendiri!


Kalau tidak percaya, coba lihat orang sekitar kamu,

lihat orang-orang yang sudah 24 kali ganti pekerjaan,

apakah hidup mereka sudah berbakti?

Orang yang dari muda mengerjakan sesuatu sering gagal,

hidup tidak lancar, relasi dengan orang tua pasti ada masalah.

Menurut data yang ada, 500 pengusaha tersukses di dunia,

adalah orang-orang yang berbakti pada orang tua!

Jadi ingat, semiskin apapun kamu, uang untuk berbakti tidak boleh dihemat!

Jenis Ketiga: Uang Untuk Amal.

Asal ada uang lebih, donasikan lah itu.

Di dunia ini, selamanya pasti ada orang yang lebih ?kurang beruntung? dari
kita.

Karenanya, peliharalah kebiasaan beramal.

Jika kamu memiliki tanggungan, sisihkanlah 2% dari pendapatan-mu untuk


didonasikan.

Jika tidak ada tanggungan, berilah 5% dari pendapatan-mu untuk didonasikan.

Uang itu harus berputar, jangan membuat uang hanya berhenti diri mu sendiri,
berikanlah pada orang yang pernah membantumu.

Jika kamu adalah bos, ingatlah bahwa keberhasilan hari ini merupakan buah
dari kerja sama seluruh karyawan mu. Memberikan bonus pada mereka adalah hal
yang seharusnya.
Dan amal terbesar adalah ketika kamu melakukan pekerjaan yang baik dengan
rasa syukur. Amal besar lainnya adalah senyuman dan kesabaran mu terhadap
orang yang menyakti mu.

Akhir kata, jika kamu merasa artikel ini bermanfaat, jangan lupa bagikan ke
teman-teman di sekitar mu. Ini juga merupakan bentuk amal loh!

Anda mungkin juga menyukai