Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENGANALISIS RUANG LINGKUP KAJIAN PPKN KE DALAM


RANAH KOGNITIF,APEKTIF,DAN PSIKOMOTORIK

OLEH :
KELOMPOK 7
1.MUHAMMAD ADITYA SAPUTRA
2.MILA GUSTIA
3.MUH.AINUN
4.SAYYA RISKI AULIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA


DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAAN DAN


ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "ruang lingkup kajian
ppkn ke dalam ranah kognitif,apektif dan psikomotorik" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah dasar dan konsep ppkn.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang ruang lingkup
ppkn dalam ranah kognitif,apektif dan psikomotorik bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pak lalu sumardi selaku dosen Mata


kuliah dasar dan konsep ppkn. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 30 agustus 2021

Penulis,
Kelompok 7
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri
tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi
tujuan instruksional ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan
penampilan, atau sasaran belajar, yang digolongkan dalam tiga klasifikasi
umum atau ranah (domain), yaitu: (1) ranah kognitif, berkaitan dengan tujuan
belajar yang berorientasi pada kemampuan berpikir. (2) ranah afektif
berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati).dan (3) ranah
psikomotor (berorientasi pada keterampilan motorik atau penggunaan otot
kerangka). Saat ini dikenal berbagai macam taksonomi tujuan instruksional
yang diberi nama menurut penciptanya, misalnya: Bloom Merill dan Gagne
(kognitif) Krathwohl, Martin & Briggs, dan Gagne (afektif) dan Dave, Simpson
dan Gagne (psikomotor). Secara etimologi kata taksonomi berasal dari bahasa
Yunani yaitu taxis dan nomos. Taxis berarti pengaturan atau divisi dan nomos
berarti hukum (Enghoff, 2009:442). Jadi secara etimologi taksonomi dapat
diartikan sebagai hukum yang mengatur sesuatu. Taksonomi dapat diartikan
sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu.
Dimana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang
lebih rendah bersifat lebih spesifik. Taksonomi dapat digambarkan seperti
sebuah hubungan antara ayah dan anak yang berada dalam satu struktur hirarki
yang terhubung antara satu dengan yang lain. Taksonomi adalah sebuah
kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan yang digunakan
untuk memprediksi kemampuan peserta didik dalam belajar sebagai hasil dari
kegiatan pembelajaran.

B.RUMUSAN MASALAH
1.menjelaskan taxonomi ranah kognitif,apektif,dan psikomoterik?
2.menjelaskan ranah kajian ppkn?
3.mengelompokkan ruang lingkup kajian ppkn ke dalam ranah
kognitif,apektif,dan psikomotorik?
C.TUJUAN
1.memahami pengertian ranah kognitif,apektif,dan psikomotorik
2.memahami apa itu ranah kajian ppkn
3.memahami pengelompokkan ranah kognitif,apektif,dan psikomotorik
BAB ll
PEMBAHASAN
1.RANAH KOGNITIF,APEKTIF,DAN PSIKOMOTORIK
 Ranah kognitif mengurutkan keahlian sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus
dikuasai oleh mahasiswa agar mampu mengaplikasikan teori ke dalam
perbuatan. Ranah kognitif ini terdiri atas enam level, yaitu:
(1) knowledge (pengetahuan),
(2) comprehension (pemahaman atau persepsi),
(3) application (penerapan),
(4) analysis (penguraian atau penjabaran),
(5) synthesis (pemaduan), dan
(6) evaluation (penilaian)
Penguasaan ranah kognitif mahasiswa, meliputi perilaku mahasiswa yang
ditunjukkan melalui aspek intelektual, seperti pengetahuan serta
keterampilan berpikir. Pengetahuan serta keterampilan mahasiswa, dapat
diketahui dari berkembangnya teori-teori yang dimiliki oleh mahasiswa,
Serta memori berpikir mahasiswa yang dapat menyimpan hal-hal baru yang
diterimanya. Misalnya, mahasiswa baru belajar mengenai definisi dari
drama, teater, serta tata panggung. Pada umumnya, mahasiswa yang ranah
kognitifnya kuat, dapat menghafal serta memahami definisi yang baru
diketahuinya. Selain itu, kemampuan mahasiswa dalam mengingat teori yang
baru didapatnya, sangat kuat.
 Penguasaaan ranah afektif mahasiswa, dapat ditinjau melalui aspek moral,
yang ditunjukkan melalui perasaan, nilai, motivasi, dan sikap mahasiswa.
Pada ranah afektif lah pada umumnya mahasiswa lemah dalam
penguasaannya. Hal ini terbukti dari maraknya kekerasan yang ada di
kampus. Hal ini tentu berseberangan dengan UUD 1945, pasal 28 B ayat 2
yang mengatakan bahwa, “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan”.
 Ranah psikomotorik dapat ditinjau melalui aspek keterampilan peserta didik,
yang merupakan implementasi dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di
kelas. Peserta didik tidak cukup hanya menghapal suatu teori, definisi saja,
akan tetapi peserta didik juga harus menerapkan teori yang sifatnya abstrak
tersebut, ke dalam aktualisasi nyata. Hal ini menjadi sebuah tolok ukur,
dipahami atau tidaknya sebuah ilmu secara komprehensif oleh peserta didik.
Peserta didik yang memahami suatu ilmu dengan komprehensif, memiliki
daya implementasi yang kuat dalam menerapkan ilmu yang dimilikinya.

2. RANAH KAJIAN PPKN


 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Permendiknas
No.22 Tahun 2006 tentang standar Isi Pendidikan Nasional, PKn
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945. PKn adalah aspek pendidikan politik yang fokus materinya peranan
warga negara dalam kehidupan bernegara yang kesemuanya itu diproses
dalam rangka untuk membina peranan tersebut sesuai dengan
ketentuan Pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang
dapat diandalkan oleh bangsa dan negara . Menurut Edmonson makna
Civics selalu didefinisikan sebagai sebuah studi tentang pemerintahan
dan kewarganegaraan yang terkait dengan kewajiban, hak, dan hak-hak
istimewa warga negara. Dari berbagai pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
Melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.

 2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan


kewarganegaraan

bertujuan untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:


a. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
B. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
C. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lain.
D. Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membangun karakter (character
building) bangsa Indonesia yang antara lain:
a. Membentuk kecakapan partisipatif warga negara yang bermutu dan
bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, aktif, kritis, dan
demokratis, namun tetap memiliki komitmen menjaga persatuan dan integritas
bangsa.
c. Mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban, yaitu kebebasan,
persamaan, toleransi, dan tanggung jawab.
Dapat disimpulkan dari berbagai pendapata diatas bahwa pkn bertujuan untuk:
a. Menjadikan warga negara Indonesia yang kritis, rasional, kreatif, cerdas,
aktif, dan demokratis.
b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban, yaitu kebebasan,
persamaan, toleransi, dan tanggung jawab.
d. Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

 3.Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan


Menurut Lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang standar Isi
Pendidikan Nasional, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan,
cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,
keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga,
tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan
daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum
dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai
warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan
warga negara.
e. Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan
dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasaan dan Politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem
pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi
negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-
nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka.
h. Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, 16 hubungan internasional dan
organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

3.PENGELOMPOKKAN RANAH
KOGNITIF,APEKTIF,PSIKOMOTORIK
1.kognitif
 C1 (Pengetahuan/Knowledge) Pada jenjang ini menekankan pada
kemampuan dalam mengingat kembali materi yang telah dipelajari,
seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus, konvensi,
kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta
metodologi. Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah
namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Di jenjang ini,
peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hapalan saja.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan, membilang,
mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memberi label, memberi
indeks, memasangkan, menamai, menandai, membaca, menyadari,
menghafal, meniru, mencatat, mengulang, mereproduksi, meninjau,
memilih, menyatakan, mempelajari, mentabulasi, memberi kode,
menelusuri, dan menulis.

 C2 (Pemahaman/Comprehension) Pada jenjang ini, pemahaman diartikan


sebagai kemampuan dalam memahami materi tertentu yang dipelajari.
Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu :
1. Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk
lain).
2. Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi).
3. Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).

Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya


sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip maupun konsep.

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan, merinci,
mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontraskan,
mengubah, mempertahankan, menguraikan, menjalin, membedakan,
mendiskusikan, menggali, mencontohkan, menerangkan, mengemukakan,
mempolakan, memperluas, menyimpulkan, meramalkan, merangkum,
dan menjabarkan.

 C3 (Penerapan/Application) Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai


kemampuan menerapkan informasi pada situasi nyata, dimana peserta
didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara menggunakannya
secara nyata. Di jenjang ini, peserta didik dituntut untuk dapat
menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang
belum pernah diberikan sebelumnya.

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapakan, menyesuaikan,
mengkalkulasi, memodifikasi, mengklasifikasi, menghitung,
membangun, membiasakan, mencegah, menggunakan, menilai, melatih,
menggali, mengemukakan, mengadaptasi, menyelidiki, mengoperasikan,
mempersoalkan, mengkonsepkan, melaksanakan, meramalkan,
memproduksi, memproses, mengaitkan, menyusun, mensimulasikan,
memecahkan, melakukan, dan mentabulasi.

 C4 (Analisis/Analysis) Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis


adalah kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponen-
komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :
1. Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi).
2. Analisis hubungan ( identifikasi hubungan).
3. Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi
(identifikasi organisasi)

Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke


dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat
dan fakta serta menemukan hubungan sebab akibat. Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah : menganalisis,
mengaudit, memecahkan, menegaskan, mendeteksi, mendiagnosis,
menyeleksi, memerinci, menominasikan, mendiagramkan,
mengkorelasikan, merasionalkan, menguji, mencerahkan, menjelajah,
membagankan, menyimpulkan, menemukan, menelaah, memaksimalkan,
memerintahkan, mengedit, mengaitkan, memilih, mengukur, melatih, dan
mentransfer.

 C5 (Sintesis/Synthesis) Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai


kemampuan memproduksi dan mengkombinasikan elemen-elemen untuk
membentuk sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini dapat berupa
memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang utuh,
dan seperangkat hubungan abstrak.
Di jenjang ini, peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya
sendiri dengan memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
mengabstraksi, mengatur, menganimasi, mengumpulkan, mengkategorikan,
mengkode, mengkombinasikan, menyusun, mengarang, membangun,
menanggulangi, menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi,
merancang, merencanakan, mendikte, meningkatkan, memperjelas,
memfasilitasi, membentuk, merumuskan, menggeneralisasi, menggabungkan,
memadukan, membatas, mereparasi, menampilkan, menyiapkan, memproduksi,
merangkum, dan merekonstruksi.
 C6 (Evaluasi/Evaluation) Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai
kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan
kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide, kreasi,
cara atau metode. Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk
mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan
baru serta cara baru yang unik dalam analisis dan sintesis. Menurut
Bloom paling tidak ada 2 jenis evaluasi yaitu :
1. Evaluasi berdasarkan bukti internal
2. Evaluasi berdasarkan bukti eksternal
Di jenjang ini, peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di dalamnya
melakukan pembuatan keputusan dan kebijakan. Kata kerja operasional yang
dapat dipakai dalam jenjang ini adalah : membandingkan, menyimpulkan,
menilai, mengarahkan, mengkritik, menimbang, memutuskan, memisahkan,
memprediksi, memperjelas, menugaskan, menafsirkan, mempertahankan,
memerinci, mengukur, merangkum, membuktikan, memvalidasi, mengetes,
mendukung, memilih, dan memproyeksikan.
2.apektif
Ranah afektif menjadi 5 kategori yaitu :
 Receiving/Attending/Penerimaan Kategori ini merupakan tingkat afektif
yang terendah yang meliputi penerimaan masalah, situasi, gejala, nilai
dan keyakinan secara pasif.Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam
menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri
peserta didik. Hal ini dapat dicontohkan dengan sikap peserta didik
ketika mendengarkan penjelasan pendidik dengan seksama dimana
mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka
danmereka memiliki kemauan untuk menggabungkan diri atau
mengidentifikasi diri dengan nilai itu.

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
memilih, mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi,
dan meminati.

 Responding/Menanggapi Kategori ini berkenaan dengan jawaban dan


kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan
nilai-nilai yang dianut masyarakat. Atau dapat pula dikatakan bahwa
menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi
aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini dapat
dicontohkan dengan menyerahkan laporan tugas tepat pada waktunya.

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
menjawab, membantu, mengajukan, mengompromi, menyenangi,
menyambut, mendukung, menyetujui, menampilkan, melaporkan,
memilih, mengatakan, memilah, dan menolak.

 Valuing/Penilaian Kategori ini berkenaan dengan memberikan nilai,


penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus
tertentu. Peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan
akan tetapi berkemampuan pula untuk menilai fenomena itu baik atau
buruk. Hal ini dapat dicontohkan dengan bersikap jujur dalam kegiatan
belajar mengajar serta bertanggungjawab terhadap segala hal selama
proses pembelajaran.

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas,
memprakarsai, mengundang, menggabungkan, mengusulkan,
menekankan, dan menyumbang.

 Organization/Organisasi/Mengelola Kategori ini meliputi konseptualisasi


nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang
telah dimiliki. Hal ini dapat dicontohkan dengan kemampuan menimbang
akibat positif dan negatif dari suatu kemajuan sains terhadap kehidupan
manusia.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
menganut, mengubah, menata, mengklasifikasikan, mengombinasi,
mempertahankan, membangun, membentuk pendapat, memadukan,
mengelola, menegosiasikan, dan merembuk.

 Characterization/Karakteristik Kategori ini berkenaan dengan


keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses
internalisais nilai menempati urutan tertinggi dalam hierarki nilai. Hal ini
dicontohkan dengan bersedianya mengubah pendapat jika ada bukti yang
tidak mendukung pendapatnya.

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengubah perilaku, berakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan,
mengkualifikasi, melayani, menunjukkan, membuktikan dan
memecahkan.

3.psikomotorik
Kategori yang termasuk dalam ranah ini adalah:
 Meniru Kategori meniru ini merupakan kemampuan untuk melakukan
sesuatu dengan contoh yang diamatinya walaupun belum dimengerti
makna ataupun hakikatnya dari keterampilan itu.

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengaktifan, menyesuaikan, menggabungkan, melamar, mengatur,
mengumpulkan, menimbang, memperkecil, membangun, mengubah,
membersihkan, memposisikan, dan mengonstruksi.

 Memanipulasi Kategori ini merupakan kemampuan dalam melakukan


suatu tindakan serta memilih apa yang diperlukan dari apa yang
diajarkan.

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengoreksi, mendemonstrasikan, merancang, memilah, melatih,
memperbaiki, mengidentifikasikan, mengisi, menempatkan, membuat,
memanipulasi, mereparasi, dan mencampur.

 Pengalamiahan Kategori ini merupakan suatu penampilan tindakan


dimana hal yang diajarkan dan dijadikan sebagai contoh telah menjadi
suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih
meyakinkan.

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengalihkan, menggantikan, memutar, mengirim, memindahkan,
mendorong, menarik, memproduksi, mencampur, mengoperasikan,
mengemas, dan membungkus.

 Artikulasi Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat


melakukan suatu keterampilan yang lebih kompleks terutama yang
berhubungan dengan gerakan interpretatif.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengalihkan, mempertajam, membentuk, memadankan, menggunakan,
memulai, menyetir, menjeniskan, menempel, mensketsa, melonggarkan,
dan menimbang.
BAB lll
PENUTUP
A.kesimpulan
Dari makalah yang kelompok kami buat dapat di simpulkan bahwa :

Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).


Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif.  Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat,
sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan
demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang
kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat
yang paling tinggi yaitu evaluasi.

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
    
 Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari
hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang
baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah
psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,
melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: pengamatan
langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran
praktik berlangsung,sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan
memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan sikap,beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak
dalam lingkungan kerjanya.
Daftar pustaka
Utari, Retno, Widyaiswara Madya, and K. N. P. K. Pusdiklat. "Taksonomi Bloom." Jurnal:
Pusdiklat KNPK (2011): 1-7.
Utari, R., Madya, W., & Pusdiklat, K. N. P. K. (2011). Taksonomi Bloom. Jurnal: Pusdiklat
KNPK, 1-7.
UTARI, Retno; MADYA, Widyaiswara; PUSDIKLAT, K. N. P. K. Taksonomi Bloom.
Jurnal: Pusdiklat KNPK, 2011, 1-7.
Magdalena, Ina, et al. "Tiga ranah taksonomi bloom dalam pendidikan." EDISI 2.1 (2020):
132-139.
Magdalena, I., Islami, N. F., Rasid, E. A., & Diasty, N. T. (2020). Tiga ranah taksonomi
bloom dalam pendidikan. EDISI, 2(1), 132-139.
MAGDALENA, Ina, et al. Tiga ranah taksonomi bloom dalam pendidikan. EDISI, 2020, 2.1:
132-139.
https://eprints.uny.ac.id/22834/4/BAB%20I%20II%20III%20IV%20V.pdf

Anda mungkin juga menyukai