JUDUL PERCOBAAN
GELOMBANG STASIONER
OLEH:
NAMA : FRIMA SITANGGANG
NIM : 4222411004
Jurusan : MATEMATIKA
Program : PENDIDIKAN MATEMATIKA
Kelompok : Ⅲ (tiga)
Tanggal pelaksanaan : Selasa, 20 September 2022
Ⅲ. TINJAUAN TEORITIS:
Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh
berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Suatu gelombang dapat dilihat panjangnya, bukan
zat medium perantaranya.Suatu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak
antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menghitung jarak antara satu rapatan
dengan satu renggangan (gelombang logitudinal).Berkaitan dengan gerak gelombang, besaran
frekuensi (f) menunjukkan seberapa sering suatu partikel medium bergetar ketika gelombang
melewati medium tersebut. Frekuensi menunjukkan jumlah siklus getaran penuh yang dilakukan
oleh partikel medium dalam satu satuan waktu. Sementara itu, periode gelombang (T)
menunjukkan waktu yang dibutuhkan oleh suatu partikel medium untuk melakukan satu siklus
getaran penuh.Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode.
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam satu detik. Bila
seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat suatu
bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang, gelombang
ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya terikat, gelombang pada tali itu akan
terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan
perut. Gelombang stasioner biasa juga disebut dengan gelombnag tegak, gelombnag diam atau
gelombnag berdiri, karena terbentuk dari perpaduan atau interferensi dua buah gelombnag yang
mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama, tapi arah rambatnya berlawanan. Tali hanya
berisolasi ke atas dan kebawah dengan pola yang tetap. Titik interferensi destruktif, dimana tali
tetap diam, disebut simpul; titik interferensi konstruktif, dimana tali beriosilasi dengan amplitudo
maksimum disebut perut. Simpul dan perut tetap di posisi tertentu untuk frekuensi tertentu.
Amplitudo pada gelombang stasioner tidak konstan. Pada simpul amplitudo nol, dan pada perut
gelombang maksimun. Prinsip gelombang tegak/stasioner tersebut dapat dimanfaatkan untuk
menentukan cepat rambat gelombang pada tali. Seutas tali dengan salah satu ujungnya diikat
pada suatu penggetar (vibrator) di A, sedangkan pada ujung yang lain dipentalkan pada sebuah
katrol dan diberi beban bermassa M, besar tegangan tali adlah besar gaya berat dari massa beban
yang digantungkan. Jika vibratos digetarkan listrik dengan frekuensi f, maka energi gelombang
melalui akan bergerak dari A ke B, energi gelombang ini menyebabkan tali menjadi
bergelombang (Herman, 2015:51). Menurut Herman, 2015: 52 satu gelombnag yang terbentuk
jika terdapat tiga simpul dan dua perut. Jika frekuensi penggetar (f) dapat diketahui dan panjang
gelombang( λ ¿ dapat dihitung maka cepat rambat gelombang pada tali dapat ditentukan. Cepat
rambat gelombang pada tali dapat ditentukan dengan persamaan:
V= λ . f
Dalam gelombanng stasioner untuk menentukan besar amplitudo bergantung posisinya. Jika
ujung tali tetap dan frekuensi getaran diatur sehingga panjang tali merupakan kelipatan dari
setengah gelombang, sehingga gelombang berdiri ini dalam keadaan resonansi.
Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat
gelombang transversal pada tali.Jika tali ditegangkan dengan gaya F, kemudian salah satu
ujungnya digetarkan, maka energi getaran tersebut menjalar sepanjang tali dalam bentuk
gelombang transversal yang mempunyai kecepatan (v).
Pada salah satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi kuat. kawat
halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban, misalnya sebesar g
gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus menerus, hingga amplitudo yang
ditimbulkan oleh garpu tala konstan.
Untuk menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator. Dalam kawat akan
terbentuk pola gelombang stasioner. Jika diamati akan terlihat adanya simpul dan perut di antara
simpul-silpul tersebut. Diantara simpul-simpul itu antara lain adalah A dan K, yaitu ujung-ujung
kawat tersebut, ujung A pada garpu tala dan simpul K pada bagian yang ditumpu oleh katrol.
Pada seluruh panjang kawat AK = L dibuat terjadi 4 gelombang, maka kawat mempunyai λ1 = ¼
L. Jika f adalah frekuensi getaran tersebut, maka cepat rambat gelombang dalam kawat adalah
v1 = f . λ1 = ¼ fL. Jadi, sekarang beban ditambah hingga menjadi 4 gram, maka pada seluruh
panjang kawat ternyata hanya terjadi 2 gelombang, jadi 2λ2 = L, λ2 = ½ L sehingga : v2 = f . λ2
= ½ fL
Kemudian beban dijadikan 16 gram, maka pada seluruh panjang kawat hanya terjadi satu
gelombang, jadi : λ3 = L, maka v3 = f . λ3 = f L. Beban dijadikan 64 gram, maka pada seluruh
panjang kawat hanya terjadi 1/2 gelombang, jadi : ½ λ4 = L ; λ4 =2 L sehingga v4 = f . λ4 = 2f .
L. Melalui percobaannya, melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada dawai
sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar massa persatuan
panjang dawai.
Percobaan ini akan dilakukan pada tali dengan panjang tali dan alat medel untuk mengetahui
jumlah gelombang yang terjadi pada tali.
Ⅴ. PROSEDUR PERCOBAAN
VI.II. KALIBRASI
Error data dapat terjadi karena kurang teliti melihat data yang ada pada layar masing masing
mahasiswa dan juga pengambilan gambar yang tidak jernih sehingga terjadi kesalahan atau
perbedaan data yang diperoleh.
VI.III. PEMBAHASAN
Melalui percobaan pada tali yang dihubungkan dengan katrol dan catu daya dapat kita cari cepat
rambat gelombang berdasarkan data yang diperoleh.
Cepat gelombang pada beban 1 V= λ . f = 0,48 . 17,4= 8,352 m/s
Bandingkan frekuensi secara praktik pada setiap percobaan dan bandingkan frekuensi secara
teori (50 hz)
Semakin panjang gelombang pada setiap percobaan semakin besar pula frekuensi gelombang dan
apabila frekuensinya 50 hz maka panjang panjang gelombang yang diperoleh juga besar
sehingga cepat rambat gelombang semakin besar pula
Hubungan massa beban dan cepat rambat gelombang adalah berbanding lurus. Karena semakin
besar beban maka semakin besar pula cepat rambatnya. Karena massa beban berpengaruh
sehingga frekuensi juga berpengaruh pada kecepatan gelomabng. Maka v= f x λ
VII. KESIMPULAN
hubungan antara besar massa tali dengan cepat rambat gelombang pada tali adalah berbanding
terbalik sehingga semakin besar massa tali maka cepat rambat gelombang semakin kecil. Dengan
demikian cepat rambat gelomabng pada tali tergantung pada panjang dan berat beban yang
digunakan.semakin besar panjang gelombang semakin besar pula cepat rambat gelombangnya.
Tetapi panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensi , semakin besar panjang
gelombang semakin kecil frekuensi dan sebalikanya.
DAFTAR PUSTAKA
Tipler,Paul A.1998.Fisika Untuk Sains dan Teknik.Jakarta.Erlangga
Yuberti.2014.Konsep Materi Fisika Dasar 2.Lampung.Anugrah Utama Raharja.
Inovasi pendidikan fisika 3(2), 2014
Mita Ayu Khomsatun, Prabowo.pengembangan alat peraga hukum melde. Vol. 08 No. 03,
September 2019.