Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG STASIONER

GELOMBANG STASIONER

NAMA MAHASISWA : GARVIN BRILLY A. SIMANGUNSONG

KELAS : PSPK 21A

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN : KIMIA

TANGGAL PELAKSANAAN : 18 APRIL 2022

DOSEN PENGAMPU : Budiman Nasution, S.Pd.,M.Pd

ASISTEN LABORATORIUM : -

LABORATORIUM FISIKA UMUM

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIK DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


A. JUDUL PRAKTIKUM
GELOMBANG STASIONER

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui hubungan massa dengan panjang gelombang
2. Mengetahui mengapa terjadi resonansi pada tali

C. TINJAUAN PUSTAKA
Gelombang didefinisikan sebagai getaran yang merambat melalui medium,
berupa zat padat, cair, dan gas. Gelombang adalah getaran yang merambat.
Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide yang
berbentuk osilasi halus berulang. Gelombang stasioner atau gelombang berdiri
adalah perpaduan dua gelombang yang mempunyai frekuensi,
dan amplitude yang sama besar tetapi merambat pada arah yang berlawanan.
Jika gelombang sudah mencapai ujung dawai yang terikat, gelombang akan
dipantulkan kembali.

Gelombang stasioner merupakan hasil perpaduan dari dua gelombang yang


berbeda atau sering berubah-ubah, sehingga tidak semua mempunyai amplitudo
yang sama. Gelombang stasioner dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gelombang
stasioner ujung tetap dan gelombang stasioner ujung bebas.

Untuk persamaan gelombang stasioner dengan ujung terikat:

Y1 = A sin (ωt-kx)

Y2 = A sin (ωt+kx)

Dimana

Y1 dan y2 = persamaan gelombang (m)

A = Amplitudo (m)

Ω = kecepatan sudut

T = waktu (s)

X = posisi (m)
Jika persamaan gelombang bertanda negative maka gelombang berjalan ke
kanan sedangkan jikabertanda positif maka gelombang berjalan ke kiri.
Super posisi kedua gelombang

Ys = y1 +y2 = 2A sin kx cos ωt

Ys = super posisi gelombang (m)

Gelombang stasioner terjadi jika akibat interferensi antara 2 gelombang yang


mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama. Pada tali, gelombang stasioner
dapat dibangkitkan dengan menggunakan 1 sumber getar dan titik
pantul( Gelombang stasioner memiliki ciri-ciri, yaitu terdiri atas simpul dan
perut. Simpul yaitu tempat kedudukan titik yang mempunyai amplitudo minimal
(nol), sedangkan perut yaitu tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai
amplitudo maksimum pada gelombang tersebut. Penyebab gelombang stasioner
yang paling umum adalah fenomena resonansi, di mana gelombang stasioner
dihasilkan dalam sebuah resonator dikarenakan interferensi antara gelombang-
gelombang yang dipantulkan terus menerus dengan frekuensi resonansi
resonator. Hal yang membedakan gelombang stasioner dengan ujung terikat dan
tidak adalah pola gelombangnya, dimana ini berkaitan erat dengan fase
gelombang(Sujoko, 2020).

D. ALAT DAN BAHAN


Catu Daya

Capit Buaya
Ticker Timer
Tali

Catrol

Penggaris
E. PROSEDUR KERJA
1. Beban 10g
Diikat beban 10g dan ticker dengan tali
Digantungkan beban pada katrol
Dibuat tali 70cm dari ujung ticker timer sampai ke katrol
Disambung catu daya pada ticker timer dengan capit buaya
Dihidupkan catu daya lalu putar saklar pada tegangan 12
Volt
Dihitung panjang gelombang
Diukur jarak simpul pada gelombang yang terbentuk
Dihitung amplitudo gelombang dengan menggunakan
jangka Sorong
Dimatikan catu daya setelah selesai
2. Beban 20g
Diikat beban 20g dan ticker dengan tali

Digantungkan beban pada katrol

Dibuat tali 70cm dari ujung ticker timer sampai ke katrol

Disambung catu daya pada ticker timer dengan capit buaya

Dihidupkan catu daya lalu putar saklar pada tegangan 12


Volt

Dihitung panjang gelombang

Diukur jarak simpul pada gelombang yang terbentuk

Dihitung amplitudo gelombang dengan menggunakan


jangka Sorong

Dimatikan catu daya setelah selesai


3. Beban 30g
Diikat beban 30g dan ticker dengan tali
Digantungkan beban pada katrol
Dibuat tali 70cm dari ujung ticker timer sampai ke katrol
Disambung catu daya pada ticker timer dengan capit buaya
Dihidupkan catu daya lalu putar saklar pada tegangan 12 Volt
Dihitung panjang gelombang
Diukur jarak simpul pada gelombang yang terbentuk
Dihitung amplitudo gelombang dengan menggunakan jangka
Sorong
Dimatikan catu daya setelah selesai

F. PEMBAHASAN

No Percobaan Hasil Percobaan


1 Beban dan ticker diikat pada tali
Ticker dan beban terikat
2 Digantungkan beban kekatrol Tali memiliki beban
3 Diukur tali 70 cm Jarak ticker dengan katrol
70cm
4 Disambung catu daya pada ticker Catu daya terangkai dengan
dengan capit buaya ticker
5 Dihidupkan catu daya dan putar Tali menghasilkan gelombang
saklar pada 12volt
6 Diukur jarak simpul 24cm
7 Dihitung amplitudo 1,77cm
8 Dihitung panjang gelombang 1,5 gel=48cm

No Percobaan Hasil Percobaan


1 Beban dan ticker diikat pada tali
Icker dan beban terikat
2 Digantungkan beban katrol Tali memiliki beban
3 Diukur tali 70 cm Jarak ticker dengan katrol
70cm
4 Disambung catu daya pada tikar Catu daya terangkai dengan
dengan capit buaya ticker
5 Dihidupkan catu daya dan putar Tali menghasilkan gelombang
saklar pada 12 volt
6 Di ukur jarak simpul 27cm
7 Dihitung amplitudo 0,635cm
8 Di hitung panjang gelombang 1,25gel=48cm

No Percobaan Hasil Percobaan


1 Beban dan ticker diikat pada tali
Ticker dan beban terikat
2 Digantungkan beban kekatrol Tali memiliki beban
3 Diukur tali 70 cm Jarak ticker dengan katrol
70cm
4 Disambung catu daya pada ticker Catu daya terangkai dengan
dengan capit buaya ticker
5 Dihidupkan catu daya dan putar Tali menghasilkan gelombang
saklar pada 12volt
6 Diukur jarak simpul 35cm
7 Dihitung amplitudo 1,48cm
8 Dihitung panjang gelombang 1gel=68.,cm

Pembahasan

Resonansi merupakan peristiwa ikut bergetarnya suatu benda, karena pengaruh getaran
dari benda lain disekitarnya yang mempunyai frekuensi yang sama dengan benda
tersebut.

Menurut teori proses terjadinya resonansi gelombang adalah apabila suatu sumber getar
menggetarkan suatu sistem dengan mendekati frekuensi alamiah sistem, maka
amplitudo getaran sistem akan semakin besar dibandingkan dengan keadaan normalnya.
Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan pada percobaan seperti di video dimana untuk
menghasilkan suatu resonansi praktikan menghubungkan tali dengan catu daya dan di
atur sebesar 12volt.

Untuk pengukuran mencari amplitudo menggunakan jangka Sorong

Percobaan 1: skala Utama = 1,7 cm

Skala nonius: 0,07cm

Maka pengukuran amplitudo= 1,77cm

Percobaan 2: Skala Utama = 0.6cm


Skala Nonius= 0,035

Maka pengukuran amplitudo= 0,635cm

Percobaan 3: Skala Utama= 1,4 cm

Skala Nonius= 0,08cm

Maka pengukuran amplitudo= 1,48cm

Menurut Teori semakin ditambahnya beban atau massa benda maka


panjang gelombang juga akan bertambah panjang pula dan jika panjang
gelombang bertambah maka cepat rambat gelombang juga akan bertambah
yang dimana berarti berbanding lurus dengan frekuensi, berdasarkan
percobaan juga dibuktikan dimana pada percobaan pertama menggunakan
beban sebesar 10g dan panjang gelombang yang dihasilkan ialah 48 cm
dengan banyak gelombang yaitu 1,5 gelombang dan percobaan kedua
menggunakan beban 20g panjang gelombang yang dihasilkan ialah 48 cm
pula namun banyak gelombang yang terbentuk ialah 1,25 gelombang, dan
percobaan ketiga menggunakan beban sebesar 30g dan panjang gelombang
yang dihasilkan ialah 68 cm dengan banyak Gelombang yang dihasilkan
sebanyak 1 gelombang.

Untuk mencari cepat rambat gelombang pada tali maka dapat


menggunakan rumus:

V = λ / T atau V = λ x f

Pada mencari cepat rambat dibutuhkan data waktu untuk mencarinya,


dimana untuk frekuensi dan periode juga membutuhkan waktu dalam
perhitungan nya, namun pada saat praktikum tidak diberikan atau tidak
disajikan data waktu sehingga untuk mencari cepat rambat gelombang pada
tali tidak dapat terdefenisi.

Alat ukur panjang : meteran

NST alat = batas ukur / jumlah skala =1 cm10 skala = 0,1 cm/skala = 1
mm/skala

G. TUGAS SETELAH PERCOBAAN


1.Beberapa contoh gelombang stasioner dalam kehidupan sehari-hari
adalah gelombang pada senar gitar, gelombang pada tali yang
ujungnya diikat, gelombang pada pipa organa.
2. Cepat rambat gelombang tali berbanding lurus dengan gaya
tegangan. Secara matematis, dirumuskan: =λ× 3. Cepat rambat
gelombang tali berbanding terbalik dengan rapat massa.

H. KESIMPULAN
1. Bertambah nya massa benda maka panjang gelombang juga akan
bertambah panjang pula dan jika panjang gelombang bertambah maka
cepat rambat gelombang juga
2. Resonansi gelombang adalah apabila suatu sumber getar menggetarkan
suatu sistem dengan mendekati frekuensi alamiah sistem, maka
amplitudo getaran sistem akan semakin besar dibandingkan dengan
keadaan normalnya.

I. DAFTAR PUSTAKA
I Nurdiansah, FH Islami, N Nana. 2020 . TSUNAMI SEBAGAI UPAYA
KONSEP FISIKA PADA MATERI GELOMBANG BERJALAN
DAN GELOMBANG STASIONER BAGI SISWA KELAS XI SMA
.
K Widiastutik. 2014. Pengembangan Alat Praktikum Gelombang Stasioner untuk
Melatihkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas XI, Inovasi
Pendidikan Fisika, jurnalmahasiswa. (2).

Sukojo. 2020 . Modul Pembelajaran SMA Fisika, Gelombang


dan gelombang stasioner, Direktorat SMA, Direktorat
Jenderal PAUD,DIKDAS dan DIKMEN.

T, E. Cahya., I, Sucahyo. 2021.Pengembangan LKPD Simulasi


Wave on String untuk Pembelajaran Gelombang Stasioner
Di SmaJournal of Science Education, 366-371.
Medan, 18 April 2022

Dosen Pengampu Mahasiswa,

Budiman Nasution, S.Pd.,M.Pd Garvin Simangunsong

NIM : 4213131015

Anda mungkin juga menyukai