Anda di halaman 1dari 9

Analisis Struktural Puisi ‫دالل املغربي‬

Menggunakan Pendekatan Strukturalisme


Penulis: Rachmatuth Thoyibah

Terjemahan Puisi
Artinya: Dalal, Gadis Maroko ‫دالل املغربي‬
Dia lebih cantik dari bintang pagi.
.. ‫كانت أجمل من نجمة الصبح‬
Dia mati syahid di jalan menuju Yerusalem - ُْ
Tel Abit, di tanah yang diduduki, setelah dia
‫ في‬،‫ تل أبيت‬- ‫شهدت على طريق القدس‬ ِ ‫اس‬
‫ت‬
dan rekan-rekan tentara mengibarkan bendera ‫ بعد أن رفعت هي ورفاقها‬،‫األرض املحتلة‬
Palestina di atas kendaraan pengangkut Zionis ‫ علم فلسطين على سيارة نقل‬,‫من الفدائيين‬
selama empat jam di siang hari.
.‫صهيونية طوال أربع ساعات من النهار‬
**
ْ َّ ُ
‫ض امل ْح َتل ـ ــة‬ ْ ‫في َق ْلب‬
‫األر‬
ِ ِ
َ َ
‫َرف َعـ ْـت َعل ـ َـم التحري ـ ـ ـ ْـر‬
Di jantung wilayah yang diduduki
Dia mengibarkan bendera kemerdekaan ْ َ ُ ً َ
Dia bagaikan pedang.. Dia bagaikan obor ‫ كانت ش ْعل ـ ــة‬..‫كان ْت َس ْيفا‬
َ َ َ
Itu adalah kelahiran dari takdir ‫ـالد مـ ـ ِصي ـ ـ ْـر‬ ‫كان ْـت مي ـ‬
** **
َ َ ٌ َ ُ
‫ودالل فت ــاة من وطن ـ ــي‬
Dalal adalah seorang gadis dari tanah air saya
‫غاص ْـب‬ َ َ َْ ْ
Dari Haifa, itu digusur oleh perampas ِ ‫ ش َّردها‬،‫ِمن حيــفا‬
َ َْ َ
kekuasaan ‫ َست ْـس َم ُع ــني‬: ‫قال ْت ِللغـ ِـزو‬
ّْ ُ َْ
Dia berkata kepada para penyerbu: Kamu ‫الغاض ْب‬
ِ ‫زال‬
ِ ‫الز‬ ‫ل‬ ِ ‫أنا صوت‬
akan mendengarku.
**
Aku bagaikan suara gempa bumi yang marah
** ْ َّ
‫الرك ُب‬
َ َ ‫ض ْوء‬
‫الف ْج ِر َمشى‬ َ َ
ِ ‫وك‬
Dan dia bagaikan cahaya fajar yang berjalan َ ْ ُ َُ ُ
‫األب ــطاال‬ ‫ودالل تق ـ ـ ــود‬
berlutut َ َ ُ
Dan Dalal memimpin para pahlawan ‫العطشـى وال ـ َّـد ْر ُب‬ ‫األرض‬
َ
Tanah yang haus dan jalan setapak ‫األو ُل م ـ ـ ـ َـازاال‬ َّ ‫والح ـ ُّـب‬ُ
Dan cinta pertama masih ada
**
ْ َّ ُ ‫َأل‬ َْ
‫ض امل ْح َتلـ ــة‬
**
ْ
Di jantung wilayah yang diduduki ِ ‫في قل ِب ا ر‬
َ َ
Mereka mengibarkan bendera kemerdekaan ‫َرفـ ُـعوا َعل ـ َـم التحري ـ ـ ـ ْـر‬
ْ َ ُّ َ ْ َ َ
Nyalanya api tidak akan padam, wahai tanah ‫الش ْعلة‬ ‫ل ْن تخ َم ـ َـد يا َوطنــي‬
َ ّ
airku
‫ـدرب ن ِسيـ ـ ـ ـ ْـر‬ِ ‫إنا فــي ال‬
Aku berada di jalan yang kita lalui
**
** ْ ََ َ َ َ ْ َ َ َ
Pahlawan jatuh dalam pertempuran ‫البطلة‬ ‫سقطـ ْـت فـي املـعرك ِة‬
َ َ ََ
Dan di atas darahnya nyala api bernyanyi ‫وعلى َد ِمــها غـ َّـنــى ل َهـ ـ ُـب‬
ْ ْ ُ َ
Revolusi akan terus membara ‫ستظ ـ ُّـل الثـورة ُمش َـت ِعلـ ـ ــة‬
Atau perampas kembali kerumahku
‫ص ـ ُـب‬ َ ‫أو َي ْرج َع َب ْيت ــي املُ ْغ َت‬
ِ ِ

Hasil Analisis Strukural Puisi Dalal Al Maghriby

a. Diksi

Puisi yang berjudul ‫ دالل املغربي‬merupakan salah satu puisi anak. Puisi ini menggunakan
diksi / gaya bahasa yang sederhana, yaitu diksi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari dan mudah dipahami. Meskipun begitu, dibalik diksi tersebut terdapat makna konotatif
yang menyimpan makna yang mendalam dari seorang penyair. Gaya bahasa yang digunakan
oleh penyair seakan – akan hidup dan pilihan katanya tidak dapat dirubah bentuknya maupun
posisinya dalam kalimat. Diksi tersebut memiliki kaitan yang erat terhadap pengalaman yang
dirasakan, sehingga yang ditumpahkan dalam puisi tersebut menggunakan diksi yang
menarik.

Pilihan kata yang ditulis sangatlah menyentuh hati. Puisi tersebut membuat para pembaca
yakni sebagai penikmat sastra, menjadi ikut merasakan terhadap apa yang penyair tulis. Puisi
tersebut juga mengundang rasa cinta dan jiwa kebangsaan, dimana ungkapan dalam puisi
tersebut ditulis sebanyak dua kali yakni pada bait kedua dan bait kelima pada baris pertama
dan baris kedua:
ْ َّ ُ
‫ض امل ْح َتل ـ ــة‬ ْ ‫في َق ْلب‬
‫األر‬
ِ ِ
َ َ
‫َرف َعـ ْـت َعل ـ َـم التحري ـ ـ ـ ْـر‬
**
ْ َّ ُ
‫ض امل ْح َتلـ ــة‬ ‫ر‬ْ ‫في َق ْلب اَأل‬
ِ ِ
َ َ
‫َرفـ ُـعوا َعل ـ َـم التحري ـ ـ ـ ْـر‬
Dalam bait tersebut diungkapkan, bahwa terdapat seorang wanita yang mempertahankan
wilayah yang ditempati sebagai wilayah tanah air. Dimana wilayah tersebut dirampas oleh
zionis. Dia mempertahankan dengan rela berkorban sehingga dapat mengibarkan bendera
kemerdekaan. Sangat besar rasa cinta dan jiwa kebangsaan nya, ia memipin pahlawan yang
lainnya untuk bersama sama mengibarkan bendera kemerdekaan. Hal tersebut dapat
diketahui dari diksi pada bait ke keempat:
ْ َّ
‫الرك ُب‬
َ َ ‫ض ْوء‬
‫الف ْج ِر َمشى‬ َ َ
ِ ‫وك‬
َ ْ ُ َُ ُ
‫األب ــطاال‬ ‫ودالل تق ـ ـ ــود‬
َ َ ُ
‫العطشـى وال ـ َّـد ْر ُب‬ ‫األرض‬
َ
‫األو ُل م ـ ـ ـ َـازاال‬ ُ
َّ ‫والح ـ ُّـب‬
Oleh karena itu, diksi dalam puisi tersebut mempunyai kekuatan makna mendalam yang
dapat menyentuh hati siapa saja yang membacanya. Di beberapa bait terakhir, penyair
mengungkapkan bahwa sangat besar tekad dan semangat wanita dan rekan rekan nya
walaupun terdapat beberapa pahlawan yang jatuh dalam pertempuran demi mempertahankan
wilayah tersebut.

b. Imajinasi
Dalam puisi anak tersebut, kita dapat menjumpai kata-kata yang membuat kita merasakan
imajinasi yang dituangkan oleh penyair. Imajinasi yang dituangkan penyair dapat kita simak
pada bait-bait berikut:

Bait pertama:

.. ‫كانت أجمل من نجمة الصبح‬


Pada bait pertama dalam baris pertama ini memiliki arti bahwa “Dia lebih cantik dari
bintang pagi”. Maksud dari kalimat tersebut, penyair mengungkapkan bahwa wanita yang
ditulis dalam syiir tersebut ialah sosok wanita yang sangat berjasa dalam membela tanah
airnya. Wanita tersebut digolongkan sebagai golongan orang yang mati syahid dalam
mempertahankan wilayahnya, sehingga kematiannya menjadi saksi yang indah dan
disaksikan oleh penduduk langit. Kematiannya juga mendapatkan keutamaan yang sangat
besar. Dari bait pertama ini penyair ingin menjelaskan dan mendorong pikiran pembaca
bahwa mempertahankan dan membela tanah air termasuk dari sebagian dari Iman.
Bait keempat:

َ َ ُ
‫العطشـى وال ـ َّـد ْر ُب‬ ‫األرض‬
Penyair mengungkapkan bahwasanya tanah yang ditempati yakni tanah yang haus.
Maksud dari tanah yang haus ialah sebagai tempat yang dirampas dan ingin sekali
mendapatkan kemerdekaan itu kembali.
Bait kelima:
ْ َ ُّ َ ْ َ َ
‫الش ْعلة‬ ‫ل ْن تخ َم ـ َـد يا َوطنــي‬
Penyair menjelaskan bahwa semangat juang yang tinggi dalam membela tanah air tidak
akan pernah runtuh demi mendapatkan kemerdekaan.

c. Majas

Dalam bait - bait puisi anak terdapat beberapa majas (bahasa figuratif), diantaranya:

Terdapat dalam bait kedua:


ْ َ ُ ً َ
‫ كانت ش ْعل ـ ــة‬..‫كان ْت َس ْيفا‬
Dia adalah pedang.. Dia adalah obor

َ َ
‫ كان ْت دالل كالشعلة‬..‫كان ْت دالل كالسيفا‬
Dalam bait puisi diatas, penyair menggunakan majas dalam bentuk (Isti’arah). Penyair
menyerupakan wanita – Dalal dengan pedang dan obor / api yang dimaknai sebagai
wanita yang tangguh dan pemberani dalam melawan perampas kekuasaan. Isti’arah yang
digunakan penyair pada bait kedua baris ketiga ini merupakan Isti’arah Tashrihiyyah,
yaitu suatu bentuk majas yang membuang salah satu musyabbah / bihnya. Namun dalam
hal ini, musyabbah bih disebut dengan musta’ar minhu dan musyabbah disebut dengan
musta’ar lah. Dalam bait tersebut, musta’ar lah nya dibuang, sehingga hanya terdapat
ً ْ َ ُ
musta’ar minhu. Sehingga dalam kalimat tersebut, kata ‫ َس ْيفا‬dan ‫ ش ْعلـ ـــة‬sebagai
musyabbah bih / musta’ar minhu yang digambarkan sebagai Dalal, wanita dari Haifa
tersebut.

Terdapat dalam bait ketiga:


ّْ ُ َْ
‫الغاض ْب‬
ِ ‫زال‬
ِ ‫الزل‬
ِ ‫أنا صوت‬
Aku bagaikan suara gempa bumi yang marah
ّْ َْ
‫الغاض ْب‬
ِ ‫في‬ ‫زال‬
ِ ‫الز‬
‫ل‬ ِ ‫أنا كالصو ِت‬
Dalam bait puisi keempat pada baris pertama diatas, penyair menggunakan majas dalam
bentuk komparasi (tasybih). Tasybih yang digunakan penyair pada bait ini pada bait ini
merupakan tasybih mufrad / tasybih muakkad mufassal. Disebut tasybih mufrod, karena 2
rukun yaitu musyabbah dan musyabbah bihnya hanya muncul satu, dan disebut tasybih
muakkad mufassal karena tidak menyebutkan adat tasybihnya namun menunjukkan

wajhu syibhi nya. Dalam bait tersebut, kata ganti: kata ‫ أنا‬sebagai musyabbah, ‫ص ْو ُت‬
َ
ّْ ْ ِ
‫زال‬
ِ ‫الزل‬
ِ sebagai musyabbah bih dan ‫الغاضب‬ sebagai wajhu syibhi.

Terdapat dalam bait keempat:


ْ َّ
‫الرك ُب‬
َ َ َ
َ ‫ض ْوء‬
‫الف ْج ِر َمشى‬ ِ ‫وك‬
Dan dia bagaikan cahaya fajar yang berjalan berlutut

‫هي كضوء الفجر في املشي‬


Dalam bait puisi keempat pada baris pertama diatas, penyair menggunakan majas dalam
bentuk komparasi (tasybih). Tasybih yang digunakan penyair pada bait ini pada bait ini
merupakan tasybih mufrad / tasybih mursal mufassal. Disebut tasybih mufrod, karena 2
rukun yaitu musyabbah dan musyabbah bihnya hanya muncul satu, dan disebut tasybih
mursal mufassal karena menyebutkan adat tasybihnya dan menunjukkan wajhu syibhi

nya. Dalam bait tersebut, kata ganti: kata ‫ هي‬sebagai musyabbah (namun tidak disebutkan

scr langsung dalam kalimat), ‫ ك‬sebagai adat tasybih, ‫ ضوء الفجر‬sebagai musyabbah
bih dan ‫ املشي‬sebagai wajhu syibhi.

Terdapat dalam bait kedua dan kelima:

ْ َّ ُ َْ
..‫ض امل ْح َتل ـ ــة‬ ْ
ِ ‫في قل ِب األر‬
Bahasa majas dalam bait puisi tersebut adalah “di jantung wilayah yang diduduki”
dengan maksud yakni sebagai wilayah tanah air / tempat kelahiran yang harus
dipertahankan dari perampas kekuasaan.

Terdapat dalam bait keenam:


َ َ ََ
‫وعلى َد ِمــها غـ َّـنــى ل َهـ ـ ُـب‬
Bahasa majas dalam bait puisi tersebut adalah “Dan di atas darahnya nyala api
bernyanyi” dengan maksud nyala api bernyanyi itu diibaratkan seperti perjuangan yang
amat besar dan masih ada keinginan tuk berjuang walaupun telah banyak pahlawan
gugur.

d. Rima (Persajakan)

Rima (persajakan) dalam puisi ini ada beberapa sajak yang berbeda. Diantaranya:
Pada bait kedua, ketiga, kelima, dan keenam:

Sajak yang digunakan dalam rangakain satu bait pada bait kedua yakni saja’ al mutharaf.
Sajak ini memiliki perbedaan dalam bentuk wazannya, namun sesuai dengan huruf
akhirnya dan bersajak a-b-a-b. Tampilan pada bait kedua dan ketiga:
ْ ُ َْ
‫ض امل ْح َتلَّ ـ ــة‬ ْ
ِ ‫في قل ِب األر‬
َ َ
‫اختلفت في الوزن‬ ‫َرف َعـ ْـت َعل ـ َـم التحري ـ ـ ـ ْـر‬
ْ َ ُ ً َ
‫ كانت ش ْعل ـ ــة اختلفت في الوزن‬..‫كان ْت َس ْيفا‬
َ َ َ
‫ـالد مـ ـصِي ـ ـ ْـر‬‫كان ْـت مي ـ‬
َ ٌ َ ُ
‫ودالل فت ــاة من َوطن ـ ــي‬
‫غاص ْـب اختلفت في الوزن‬ َ َ َْ ْ
ِ ‫ ش َّردها‬،‫ِمن حيــفا‬
َ َْ َ
‫اختلفت في الوزن‬ ‫ َست ْـس َم ُع ـني‬: ‫قال ْت ِللغـ ِـزو‬
ّْ ُ َْ
‫الغاض ْب‬
ِ ‫زال‬
ِ ‫الزل‬ِ ‫أنا صوت‬

Pada bait keempat:

Sajak yang digunakan dalam bait keempat pada baris pertama dan ketiga yakni saja’ al
murasha’ memiliki rangkaian yang sama / sesuai dalam wazan dan huruf akhirnya dan
pada baris kedua dan keempat yakni saja’ al mutharaf memiliki perbedaan dalam bentuk
wazannya, namun sesuai dengan huruf akhirnya. Sajak dalam bait ini a-b-a-b.
ْ َّ
‫الرك ُب‬
َ َ ‫ض ْوء‬
‫الف ْج ِر َمشى‬ َ َ
ِ ‫وك‬
َ ْ ُ َُ ُ
‫اتفقا في الوزن و الحرف اآلخر‬ ‫األب ـطاال‬ ‫ودالل تق ـ ـ ــود‬
َ َ ُ
‫العطشـى وال ـ َّـد ْر ُب اختلفت في الوزن‬ ‫األرض‬
َ ُ
َّ ‫والح ـ ُّـب‬
‫األو ُل م ـ ـ ــازَاال‬
e. Tema / Makna

Puisi anak yang ditulis oleh penyair merupakan puisi yang berkaitan tentang keberanian,
perjuangan, dan rasa cinta seorang wanita terhadap tanah airnya. Hal tersebut dapat dilihat
dari penggunaan diksi tertentu dalam puisi. Kata-kata yang bermakna tentang keberanian
diungkapkan di seluruh bait nya seperti Dia bagaikan pedang.. Dia bagaikan obor, Dan Dalal
memimpin para pahlawan, Nyalanya api tidak akan padam, dan lain – lain. Bahkan penyair
juga mengulagi kata “di jantung wilayah” sebanyak dua kali yang berarti tanah air yang
benar – benar harus dijaga dan dipertahankan.

f. Perasaan

Berdasarkan puisi anak ‫دالل املغ ربي‬, kita dapat merumuskan bahwa perasaan yang

diungkapkan dalam syi’ir tersebut adalah perasaan rela berkorban, rela membela tanah air
dalam kondisi apapun. Perasaan tersebut semakin menggelora pembaca merasakan jiwa
patriotisme. Patriotisme merupakan suatu bentuk pengabdian dan dukungan kuat seseorang
terhadap negaranya. Patriotisme dalam puisi tersebut berhubungan dengan nasionalisme.
Perasaan cinta terhadap tanah air, rela, dan berani berkorban demi kepentingan bangsa dan
negara.
َ ٌ َ ُ
‫ودالل فت ــاة من َوطن ـ ــي‬
‫غاص ْـب‬ َ َ َْ ْ
ِ ‫ ش َّردها‬،‫ِمن حيــفا‬
َ َْ َ
‫ َست ْـس َم ُع ــني‬: ‫قال ْت ِللغـ ِـزو‬
ّْ ُ َْ
‫الغاض ْب‬
ِ ‫زال‬
ِ ‫الز‬
‫ل‬ ِ ‫أنا صوت‬
**
Perasaan cinta tanah air yang diungkapkan oleh sang penyair yakni dengan menyerukan
kemerdekaan dengan semangat yang tak pernah hilang demi perjuangan.
َ َ
‫َرفـ ُـعوا َعل ـ َـم التحري ـ ـ ـ ْـر‬
ْ َ ُّ َ ْ َ َ
‫الش ْعلة‬ ‫ل ْن تخ َم ـ َـد يا َوطنــي‬
g. Nada dan suasana

Nada dan suasana pada syi’ir ini menciptakan nada emosional namun penuh haru, karena
puisi ini mengarah tentang perjuangan dalam mendapatkan kemerdekaan. Suasana yang
dirasakan sangat menyentuh hati dan membuat pembaca ikut merasakan perjuangan tersebut
dalam mempertahankan tanah air.

h. Amanat / Pesan

Penyair melalui syi’ir nya menyampaikan pesan-pesan atau amanat diantaranya:


1. Bahwa setiap orang seyogyanya rela berkorban demi mempertahankan tanah
airnya. Karena cinta tanah air sebagian dari iman.
2. Jangan pernah menyerah dan putus asa sebelum mencapai kemenangan.
3. Jadilah seseorang yang berani dalam hal kebaikan dan menegakkan kebenaran.
4. Berjihad di jalan Allah akan mati dalam keadaan syahid.

Anda mungkin juga menyukai