Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rr.

Safitri Arumningtyas
NIM : 182410101040
Kelas : IMK A
Prodi : Sistem Informasi
Kelompok :4

Interaksi Manusia dan Komputer


Boarding Pass adalah dokumen yang disediakan oleh sebuah perusahaan transportasi
sebagai izin untuk memasuki zona tunggu transportasi. Begitu pula pada Boarding Pass Kereta,
untuk memasuki zona tunggu kereta api kita memerlukan sebuah boarding pass sebagai alat
bukti bahwa kita telah diizinkan untuk menaiki kereta tersebut.
Untuk mendapatkan boarding pass kita harus menukarkan kode booking yang kita dapat
saat menyelesaikan administrasi baik melalui loket maupun secara online di mesin check in.
Mesin check in ini merupakan salah satu contoh Interaksi Manusia dan Komputer.
Berikut penjelasan tentang Boarding Pass Kereta dengan Interaksi Manusia dan
Komputer menurut pendekatan Donald Norman dan Abowd & Beale framework :
1. Donald Norman
Model dari Norman terpusat pada interface menurut cara pandang user. Penerapan dari
model Donald Norman adalah sebagai berikut.
 User establishes the goal
o Penumpang ingin mencetak tiket kereta api.
 Formulates intention
o Untuk mendapatkan tiket agar bisa menaiki kereta api.
 Specifies actions at interface
o Penumpang menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk
mendapatkan tiket.
 Executes action
o Yang pertama, membeli tiket secara online atau melalui loket, yang kedua,
mencari mesin check in di stasiun keberangkatan, selanjutnya memasukkan kode
booking di mesin tersebut.
 Perceives system state
o Mesin akan menampilkan data penumpang yang berisi nama dan ID.
 Interprets system state
o Mesin akan mencetak boarding pass yang mencantumkan nama dan ID
penumpang, kode booking, dan nama KA beserta tujuan dan jadwal
keberangkatan.
 Evaluates system state with respect to goal
o Penumpang mengecek kembali tiket yang sudah dicetak apakah sudah sesuai
dengan keinginannya.
Pada teori ini terdapat kemungkinan terjadinya slip dan mistake.
 Slip : User mengerti kegunaannya, paham terhadap apa yang akan dilakukannya tetapi
melakukan aksi yang salah.
 Mistake: User salah dalam mengintyerpretasikan sesuatu.
Pada kasus ini terdapat peluang terjadinya slip dan mistake yaitu sebagai berikut.
 Slip : Terjadinya kesalahan pengetikan kode booking.
Contoh : Kode booking kereta yang harus dimasukkan adalah 7BG55A tetapi
anda memasukkan kan kode booking 7BF55A.
 Mistake : Terjadinya kesalahan pengertian dalam memasukkan kode booking
Contoh : Seharusnya penumpang memasukkan kode booking tetapi yang
dimasukkan adalah nomor identitas penumpang.

2. Abowd and Beale framework


Teori Abowd and Beale framework mendeskripsikan model interaksi manusa dan
komputer dari sudut pandang user dan sistem. Menurut Abowd & Beale framework sebuah
interaksi melibatkan 4 bagian yaitu user, input, system, dan output. Penerapan dari model
Abowd and Beale framework adalah sebagai berikut.
 User
Penumpang kereta.
 Input
Penumpang memasukkan kode booking pada mesin.
 System
Mesin akan mengolah kode booking yang dimasukkan sehingga akan diproses dan
menghasilkan output yang diinginkan oleh user.
 Output
Tiket kereta api.

User intentions
 Translated into actions at the interface
o Penumpang memasukkan kode booking.
 Translated into alterations of system state
o Mesin menerjemahkan kode booking.
 Reflected in the output display
o Mesin akan menampilkan data penumpang yang berisi nama dan ID.
 Interpreted by the user
o Penumpang akan mendapatkan boarding pass.

https://youtu.be/M0XeiyMSZhk

Anda mungkin juga menyukai