Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSI CONTINUITY OF CARE( COC)

PADA Ny. “Y” DI DESA TUGUSUMBERJO KECAMATAN


PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG

Oleh:
FEBELINA YAAH
NIM:2021010006

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


PRONGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN
2023
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSI CONTINUITY OF CARE( COC)


PADA Ny. “Y” DI DESA TUGUSUMBERJO KECAMATAN
PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :
FEBELINA YAAH
2021010006

Nama Pembimbing Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I
Rista Dian Anggraini.S.,Tr.Keb,.Bd.M,.H …………………… ………………
NPP. 011205009

Pembimbing II
Stiti Nur Farida .SST.,Bd.M.Kes ……………….. ……………..
NPP.01105094
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (Continuity Of Care)

ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF CONTINUITY


OF CARE(COC) PADA NY “Y” DI DESA
TUGUSUMBERJO KECAMATAN
PETERONGAN KABUPATEN
JOMBANG

Febelina Yaah1,Rista Dian Anggraini2, Siti Nur Farida³.

Program Studi Diploma Tiga Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang

Email : febelinayaah95@gmail.com

Asuhan Kebidanan Komprehensif adalah asuhan kebidanan yang dilakukan mulai


Antenatal Care (ANC), Intranatal Care (INC), Postnatal Care (PNC), dan Bayi Baru Lahir (BBL)
pada pasien secara keseluruhan dan Keluarga Berencana (KB). Berdasarkan SUPAS, AKI di
Indonesia pada tahun 2015 305/100.000 KH, sedangkan di Jawa Timur 91,45 per 100.000 KH,
dan di Jombang 93,01 per 100.000 KH ada tahun 2018. Menerapkan asuhan berkelanjutan pada
Ny “Y” dari masa Kehamilan Trimester III, Persalinan, Nifas, Neonatus, dan Keluarga
Berencana di Tugu Sumberjo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi penelaahan kasus denganunit tunggal dengan
subjek penelitian Ny. “Y” umur 29 tahun G4P1Ab2 UK 35 minggu. Metodepengumpulan data
menggunakan data primer dan data sekunder. Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny. “Y”
selama hamil dengan Plasenta Previa, persalinan dilakukan secara Sectio Caesaria, masa nifas
normal, BBL normal dan tak ada kesenjangan dan ibu menjadi akseptor KB MAL (Metode
Amenore Laktasi). Dalam melakukan asuhan pada Ny. “Y” terdapat masalah dalam kehamilan
dan sudah dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan kasus yang dihadapi. Persalinan dilakukan
secara Sectio Caesaria, tak ada kesenjangan pada masa nifas dan BBL. Ibu menggunakan
Metode Amenore Laktasi (MAL).
Hasil Asuhan Kebidanan secara komprehensif ini ditemukan selama kehamilan mengalami
pendarahan dan bercak darah dengan Plasenta Previa Totalis pada persalinan dengan persalinan
Secatio Caesarea (SC), tanpa ada komplikasi, pada masa nifas dengan nifas normal, pada BBl
dengan masa neonatus dengan neonatus normal dan menggunakan KB MAL ( Sanggama putus)
Kesimpulan pentingnya melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif melalu studi
sebagai deteksi dini untuk mengurangi faktor-faktor resiko yang dapat terjadi selama masa
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas hingga pelayanan kontrasepsi yang
didokumentasikan melalui manajemen kebidanan secara SOAP

Kata Kunci : Asuhan kebidanan berkelanjutan, hamil, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, MAL.

1. PENDAHULUAN

Asuhan Kebidanan Continuity Of Care merupakan perawatan berkelanjutan yang


diberikan bidan kepada ibu dan bayi, mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan
keluarga berencana, dikenal dengan istilah perawatan berkesinambungan. (Hardiningsih,
Yunita and Nurma Yuneta, 2020).
Antara tahun 2000 dan 2021, angka kematian ibu di seluruh dunia menurun lebih dari
sepertiganya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut perkiraan, 810 wanita
meninggal setiap hari akibat kesulitan dalam kehamilan dan persalinan. Sebagian besar
penyebabnya dapat dicegah atau diobati, seperti infeksi menular dan kesulitan kehamilan dan
persalinan. Layanan kesehatan telah sangat terganggu oleh covid-19, sehingga meningkatkan
risiko, terutama bagi keluarga yang paling rentan (WHO, 2021). Dari tahun 1990 hingga
2021, AKB turun dalam skala global. Pada tahun 2021, terdapat 2,4 juta lebih sedikit
kematian neonatal dibandingkan tahun 1990, yang mencapai 5 juta. Pada tahun 2021, AKB
untuk semua negara adalah 1 kematian per 1000 KH. Kelahiran prematur, asfiksia, dan
penyebab umum kematian bayi lainnya (WHO, 2021).
World Health Organization (WHO) tahun 2018 melaporkan AKI didunia yaitu 289.000
jiwa. Amerika Serikat yaitu 9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara
16.000 jiwa. AKI di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran
hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup,
Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan
Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2018).

World Health Organization (WHO) pada tahun 2017, menegaskan setiap tahun
diseluruh dunia 358.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin dimana 355.000 ibu
(99%) berasal dari negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara- negara berkembang
merupakan peringkat tertinggi dengan 290 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup jika
dibandingkan dengan rasio kematian ibu di negara maju, yaitu 14 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup. Sekitar 4 juta per tahun bayi meninggal pada bulan pertama kehidupan,
seperempat dari mereka meninggal dalam 24 jam kehidupan dan 75% pada minggu pertama
kehidupan. Berdasarkan data yang ditemukan jumlah target untuk AKI dalam SDGs
(Sustainable Development Goals) sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup. (SDGs2017),
tahun 2018/2019 AKI Indonesia masih tetap tinggi di 305 per 1000 kelahiran hidup, ‘ungkap
Meiwita Budhiharsana dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI),
Ketua Komite Ilmiah ICIFPRH. (Profil kesehatan indonesia, 2019), AKI Provinsi Jawa
Timur mencapai 91,92 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 91 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, 2017).
Di kabupaten jombang pada tahun 2019 terjadi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
sebanyak 14orang per 100.000 kelahiran hidup berbanding tahun 2018 yaitu sebesar 18
orang per 100.000. Angka tersebut berdasarkan data jumlah kematian maternal 14 kasus
yaitu perdarahan setelah melahirkan,mengalami anemia dan hipertensi dari 19.353 kelahiran
hidup. Sedangkan jumlah kematian bayi (AKB) pada tahun 2019 tercatat sebanyak 167 bayi
per 100.000 kelahiran hidup. Kematian bayi (AKI) disebabkan afiksia atau gagal nafas saat
lahir,berat badan bayi lahir rendah dan beberapa faktor lain . Hasil pencapaian program
pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan
K4. Cakupan pelayan K1 di Kabupaten Jombang pada tahun 2018 adalah 97,8%, yaitu
pelayanan pada 20.815 ibu hamil dari seluruh ibu hamil yang berjumlah 21.288 orang
sedangkan cakupan K1 tahun 2017 adalah 96,15% . Cakupan K4 pada tahun 2018 sebesar
90,96%, yaitu pelayanan pada 19.364 ibu hamil dari 21.288 total ibu hamil. Capaian ini
meningkat dibanding tahun 2017 sebesar 88,86%. (Profil Kesehatan Kabupaten Jombang,
2019)

Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian pelayanan antenatal


sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan. Distribusi waktu pelayanan ini yaitu
minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), 1 kali pada trimester
kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24-
36 minggu). Pembagian pelayanan ini dimaksudkan untuk pemantauan dan screening risiko
tinggi ibu hamil untuk menjamin perlindungan pada ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi
dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Selain tu
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Fasyankes ditolong oleh tenaga
kesehatan terampil sesuai dengan standar (bidan, dokter, dan tenaga paramedis lainnya
Tujuan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan yaitu untuk mengurangi angka
kesakitan dan komplikasi persalinan, memberikan pelayanan yang cepat dan tepat bila
terjadi komplikasi dan memberikan keamanan dan keselamatan pada ibu hamil, bersalin dan
nifas). (Profil kesehatan Kab Jombang, 2019)
Untuk menurunkan AKI dan AKB diperlukan upaya untuk meningkatkan
kelangsungan dan kualitas ibu dan anak dilakukan dengan pendekatan Continuty of Care.
Jika pendekatan intervensi Continuty of Care ini dilaksanakan maka akan memberi dampak
yang signifikan terhadap kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan anak (Kemenkes, 2018).
Dari hasil penelitian sementara yang dilakukan pada ibu hamil trimester III, maka
peneliti tertarik melakukan asuhan kebidanan komperhensif secara berkesinambungan
(continuity of care) mulai dari masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, bayi baru lahir
serta KB dan melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan komperhensif yang telah
dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB pada Ny “Y” di desa
Tugusumberjo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.
Asuhan kebidanan komplementer merupakan asuhan yang diberikan oleh bidan yang
telah kompeten yang dapat dilakukan secara mandiri kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, bayi baru lahir, bayi dan anak, serta wanita usia reproduksi dengan menerapkan
pegobatan non farmakologi yang di tujukan untuk mendukung keadaan pada pasien
Berdasarkan data dari WHO sebanyak 80% praktisi kesehatan di negara berkembang
lebih memilih pengobatan alternatif dibandingkan pengobatan kimia .National Center for
Health Statistic Survey (NCCAM) menganalisa lima tahun terakhir ini terjadi peningkatan
penggunaan terapi dan asuhan komplementer dari 36% ke 62%. Asuhan komplementer
dipengaruhi oleh kebudaya-an dan tradisi yang berkembang dimasyarakat. Tujuan dari
asuhan komplementer adalah memberikan harmoni dan keseimbangan pada pem-berian
asuhan komplementer. Asuhan komplementer menjadi pelengkap dalam asuhan medis
2. METODE PENELITIA

Subyek/ pasien
. Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (continuity of
care)dengan komplemeter pada Ny Y

Inform Concent pada pasien (Pernyataan persetujaun)

Metode Pengumpulan Data

Wawancara, kajian dokumentasi, observasi, studi kasus

Melakukan kunjungan
masa kehamilan, persalinan, nifas, dan KB

Kunjungan masa Kunjungan nifas Kunjungan Kunjungan


2 kali neonatus 1 kali KB 1 kali
kehamilan 2 kali

Pelaksanaan Asuhan kebidanan menurut manajemen SOAP

Pengkajian data subyektif, obyektif, analisa dan


penatalaksanaan

Pembahasan
Kesimpulan dan saran

3. PEMBAHASAN DAN HASIL

A. Asuhan kebidanan kehamila

Kunjungan (usia kehamilan 8 bulan)

1. Subjektif. Ibu mengatakan penah mengalami pendarafan sebanyak dua


kali tidak disertai rasa nyeri dan darah berwaran kemerahan
2. Objektif Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik Kesadaran: composmentis Cara berjalan :
lordosis BB sebelum hamil: 56 kg BB saat periksa: 65 kg Kenaikan BB: 9 kg TB :
158 cm TTVTensi: 110/79 mmHgNadi: 98 x/menit Suhu: 36,7°C RR: 20 x/menit
LILA: 30 cm Abdomen :Leopold I : TFU 2 jari di bawah px (25cm),
teraba lunak, bulat, tidak melenting (bokong janin) TBJ : 23 – 11x155 = 2170
Dada: Tidak ada ronchi atau wheezing Abdomen : DJJ  144x/menit, teratur,
jelas, punctum maximum, berada pada perut ibu sebelah kanan di bawah pusat
3. Analisa Data
Ny. “Y” G4P1A2 UK 36 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin, letak Lintang,
keadaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik, patologis
4. Penatalaksanaan
Tanggal : 23 - 03 - 2022 Jam : 11.00 WIB

1) Melakukan pendekatan terapeutik kepada pasien dan keluarga,


memperkenalkan diri, memberi salam dengan sopan dan ramah dan
memberitahukan hasil pemeriksaan baik
Hasil : Terjalin hubungan yang baik antara pasien, keluarga, dan
Mahasiswa
2) Mengajurkan ibu untuk tidak melakukan pekerjaan rumah, memiliki waktu
istirahat yang cukup, kuranggi perasan cemas dan ster yang berlebihan
dikarena perasaan cemas yang belebihan dapat mengakibatkan kontraksi
dan dapat menimbulkan pendarahan. Jika ada keluar bercak bercak darah
yang keluar namum hanya sedikit saja, ibu tidak terlalu merasa stress, jika
darah yang keluar banyak ibu segera memeriksakan diri di fasilitas
kesehatan terdekat baik bidan puskesmas atau RS
Hasil : ibu mengerti dan memahami, serta mau melakukan hal yang
disampaikan, ibu telah mengatakan untuk saat ini lebih banyak
beristirahat dan tidak melakukan perjalanan jauh, serta mencoba
mengurangi rasa cemas, dan memperisapkan diri itu oprasi nanti.
Ibu memahami penjelasan yang disampaikan oleh mahasiswa
3) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang d
an beragam, seperti karbohidrat (nasi putih, nasi merah, roti,
kentang,jagung), sayuran (bayam, sawi, kangkung, pare, daun pepaya,
daun katuk, daun singkong), buah (jeruk, pisang papaya), protein (telur,
ikan, daging, keju)
Hasil: Ibu mengerti dan memahami, serta mau melakukan apa yang dan an
jurkan oleh mahasiswa
4) Menganjurkan Ibu mengkonsumsi tablet Fe, yaitu:
a) Di konsumsi 1 - 2x sehari (jika ibu mengarah ke kasus anemis) sebelum
tidur menggunakan air putih atau bisa juga menggunakan air jeruk
b) Di konsumsi 90 tablet selama kehamilan
Hasil : Ibu mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan, serta mau
melakukan apa yang di anjurkan oleh Mahasiswa
5) Memberitahu ibu tanda - tanda bahaya kehamilan :
a) Perdarahan pervaginam
b) Sakit kepala yang hebat
c) Pengelihatan kabur
d) Bengkak di wajah, tangan dan kaki
e) Gerakan janin tidak terasa
f) Ketuban pecah dini
Hasil : Ibu mengerti dan dapat mengulangi penjelasan dari mahasiswa
6) Menjelaskan kepada ibu tentang tanda - tanda persalinan :
a) Perut mulas - mulas teratur dan timbulnya semakin sering dan semakin
lama.
b) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
c) Keluar cairan ketuban dari jalan lahir
d) Jika muncul salah satu tanda di atas segera ke fasilitas kesehatan
Hasil : Ibu mengatakan jatwal persalinan sesar yang dibuat dari dokter dua
minggu sebelum tanggal tafsiran persalinan hal ini agar mencegah
terjadinya komplikasi. Ibu telah memahami penjelasan tersebut
7) Menganjurkan dan mengajari Ibu untuk memposisikan tubuh saat tidur
atau saat duduk untuk mencegah dan mengobati odema pada kaki yaitu
pada saat duduk kaki tidak boleh digantung dan memposisikan kaki lebih
tinggi dari kepala
Hasil : Ibu mengerti dan bisa mengulangi apa yang dijelaskan oleh
mahasiswa
8) Menganjurkan Ibu untuk selalu membaca buku KIA
Hasil : Ibu akan membaca buku KIA sesuai anjuran
9) Menganjurkan ibu untuk kembali memeriksakan kehamilannya 1 minggu l
agi atau jika ada keluhan
Hasil: Ibu mengerti dan mengatakan akan kembali memeriksakan kodisi
sesuai jatwal yang disampaikan oleh dokter. Ibu telah
memahami penjelasan yang disampaikan oleh mahasiswa
B. Asuhan kebidanan pada Persalinan

Persalinan dilakukan secara Sectio Caesaria, karena bayi letak lintang dan

plasenta dibawah jalan lahir sehingga persalinan dilakukan secara Sectio Caesaria,

tempat persalinan di RSia Muslimat Jombang, masuk pada jam 07.00 WIB dan langsung

ditangani oleh pihak RSia. Persalinan secara secara Sectio Caesaria dilakukan pada

tanggal 02 April 2022 pukul 09.25 WIB. Bayi lahir pada pukul 09.25 WIB langsung

menangis, gerak aktif dan kulit kemerahan.

C. Asuhan Bayi Baru Lahir


1. Subjektif: Iibu meingatakan bayiinya tiidak ada keiluhan dan ASIi nya lancar.

2. Objektif : : TTV : nadi : 140x/ menit, pernafasan : 50x/ menit, suhu : 36,6 ⁰C, BBL :
i i i i i i

2.670gram, PBL : 49 cm, LK : 34 cm.

3. Analisa Data : Bayi Ny. T usia 6 jam dengan neonatus cukup bulan fisiologis

4. Penatalaksanaan

a. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan bayinya sehat dan tidak

ada cacat bawaan.

b. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan menganjurkan

ibu untuk menyusui secara ASI Eksklusif (pemberian ASI saja tanpa makanan

apapun sampai bayi usia 6 bulan) karena ASI mengandung antibodi yang sangat

diperlukan untuk bayi dan sangat baik dan cocok untuk bayi juga untuk kontraksi

uterus, serta menjalin keterikatan ibu dan bayi. Jangan memberi bayi makan lain

selain ASI sampai usia bayi 6 bulan.

c. Mengajari ibu cara meneteki yang baik dan benar.

d. Menjelaskan dan mengajari ibu cara memperlancar ASI

e. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan tubuh bayi

D. Asuhan kebidanan Nifas

1. Subjektif Ibu mengatakan masih nyeri luka jahitan


i i i i i i

2. Objektif . : TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 84x/ me nit, S : 36,5 ⁰C, RR : 20x/ i i

menit. Pemeriksaan fisik : genetalia : bekas luka jahitan belum kering,


i i i i i i i i i i i i i i i

Pengeluaran pervaginam lochea rubra, TFU : TFU 2 jari dibawah pusat.


i i i i i i i

3. Analisa data. Ny. “Y” Umur 28 tahun P2A2Hari Post Partum Fisiologis

4. Penata laksanaan

a. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik.


b. Menjelaskan kepada ibu cara BAK yang benar dan menganjurkan ibu untuk
selalu mengosongkan kandung kemih sehingga tidak mengganggu kontraksi

c. Mengajarkan ibu teknik relaksasi massase untuk mencegah uterus lembek


sehingga tidak terjadi perdarahan.

d. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan


memberikan bayinya ASI eksklusif.

e. Mengajari ibu cara perawatan payudara yaitu


f. Menjelaskan tentang kemungkinan tanda bahaya masa nifas yaitu
g. Memberikan KIE tentang :
h. Melakukan Terapi Komplementer Pada Ibu Nifas Dengan terapi Massag
E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berncana

1. Subjektif : Ny. “Y” usia 28 tahun Akseptor KB dengan Metode Amenore Laktasi
(MAL)
2. Objektif TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 86x/ menit, S : 36,6 ⁰C, RR : 20x/ menit.
i i i i

3. Analisa Data Ny. “Y” Umur 28 tahun dengan akseptor KB MAL


4. Penatalaksanaan
1) Melakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan keluarga agar terjalin
hubungan baik dengan keluarga.
Hasil : Ibu merasa senang
2) Menjelaskan pada Ibu tentang keadaan bahwa keadaannya sehat
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan tenaga kesehatan
3) Menjelaskan kembali kepada Ibu tentang kontasepsi dengan MAL.
 Keuntungan menggunakan metode ini efektivitas tinggi 98%, tidak
mengganggu senggama, efektif, tidak ada efek samping secara sistemis
 MAL ini adalah salah satu kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI
secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau
minumanapapun lainnya
 MAL efektif sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan alat kontrasepsi
selanjutnya. MAL sebagai kontrasepsi bila menyusu secara penuh (full
breast feeding), ibu belum haid, umur bayi kurang dari 6 bulan.
Hasil : Ibu sudah mengetahui keuntungan menggunakan Metode KB ini.
4) Mengingatkan kembali kepada Ibu untuk terus menyusui bayinya tanpa
memberikan makanan pendamping apapun kepada bayi sampai bayi berusia 6
bulan, pemberian ASI minimal 8 kali sehari dan jarak menyusu nya tidak lebih
dari 4 jam.
Hasil : Ibu sudah mengerti dan akan melakukan arahan dari bidan
5) Menganjurkan Ibu untuk selalu membaca buku KIA
Hasil : Ibu akan membaca buku KIA sesuai anjuran

4. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara Continiuty of Care pada Ny. “Y” mulai dari
masa kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB di dapat kesimpulan sebagai berikut

Kunjungan yang dilakukan Ny. “Y” selama kehamilan adalah 14 kali dan sudah
memenuhi standar minimal kunjungan kehamilan, dan standar asuhan yang sudah diterima
oleh Ny. “Y” sudah memenuhi standar asuhan 10 T. Dalam melakukan asuhan pada Ny. “Y”
terdapat masalah dalam kehamilan dan sudah dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan
kasus yang dihadapi oleh Ibu dan dilakukan persalinan secara sesar di RS sesuai yang telah
dijatwalkan.

Asuhan yang didapat Ny. “Y” Persalinan dilakukan secara sectio caesaria dikarenakan
terjadi penyimpangan saat kehamilan karena ibu mengalami pendarhan berulangan dan
sering mengalami bercak darah. sehingga diharuskan untuk operasi agar mengurangi angka
kematian pada ibu maupun bayi. Proses operasi berjalan dengan baik . Bayi lahir secara
sectio caesaria, langsung menangis, gerak aktif, langsung dilakukan IMD, dan tidak
dijumpai penyulit ataupun komplikasi.

Kunjungan nifas pada Ny. “Y” dilakukan sebanyak 2 kali dengan sifat home
visit .Selama memberikan asuhan nifas pada Ny. “Y tidak ditemui adanya penyulit dan
komplikasi. Keadaan umum ibu baik, proses involusi berjalan normal, ibu sudah diajari cara
perawatan payudara serta bayi tetap diberi ASI eksklusif, dan juga diberikan konseling KB
secara dini.
Asuhan pada BBL dilakukan sebanyak 2 kali yaitu kunjungan 4 minggu dan 6 minggu.
Selama memberikan asuhan, tidak ditemukan penyulit ataupun komplikasi. Tali pusat lepas
pada hari ke enam dan tidak ditemui perdarahan atau pun infeksi, bayi tetap diberi ASI
eksklusif dan bayi menyusu kuat.

Asuhan KB dilakukan dengan memberikan konseling kepada ibu tentang alat


kontrasepsi yang akan digunakan. Ny. “S” memutuskan akan menjadi akseptor KB Metode
Amenorrhea Lactase (MAL). Dengan informed consent Metode Amenorrhea Lactase
(MAL) sudah diberikan kepada ibu dan mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI
eksklusif.

5. REFRENSI
1. Devi Yanti. (2020). Asuhan Kebidanan pada Ny.F G2P1A0. 6–46.
i i i i i

2. Dinkes Jatim. (2021). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2021.
i i i i i i i i i i i i

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 1–149.


i i i i i i

3. Hayati, F. (2022). Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Komplementer pada Masa


i i i i i i i i i i i i

Nifas. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 4(1), 21.
i i i i

https://doi.org/10.36565/jak.v4i1.178 i i

4. Health, J., Health, G. J., & Community, S. (2022). Pengaruh Pemberian Aroma Terapi
i i i i i i i i i

Jahe Terhadap Ibu Hamil Trimester I Di Wilayah Kerja Puskesmas Limboto the Effect
i i i i i i i i i i i i i i i i

of Giving Ginger Aromatherapy on Reducing Hyperemesis Gravidarum in First-


i i i i i i i i i i i i i i

Trimester Pregnant Women in the Work Area. Journal Health & Science : Gorontalo
i i i i i i i i i i i i

Journal Health and Science Community, 10–18. i i i i i

5. Hidayah, U. R., & Rahaju, T. (2021). Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Ibu
i i i i i i i i i

Dan Anak (Kia) Di Puskesmas Dupak Kecamatan Krembangan Kota Surabaya. i i i i i

Fakultas Ilmu Sosial Dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya, 1(1), 1317–1330.
i i i i i i i i

6. K, P. A. (2019). Konsep Dasar Persalinan. Konsep Dasar Persalinan, 1–13. i i i i i i

https://doi.org/10.21070/2019/978-602-5914-75-1 i

7. Kebidanan, P. D., Kebidanan, J., & Sorong, P. K. (2022). Jurnal Cakrawala


i i i i

Kesehatan , Vol. 13, No. 2, Agustus 2022. 13(2), 168–176.


i i

8. Kosanke, R. M. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS)


i i i i i

dan Kejadian Unmet need di RW 19 Kelurahan Brontokusuman Kecamatan


i i i i i i i i

Mergangsan Kota Yogyakarta. 13–36.


i
9. Nurul Aprilia, E. H. (2022). Penerapan kompres hangat untuk mengurangi nyeri
i i i i i i i i i i

punggung pada ibu hamil trimester III fisiologis. Jurnal BIMTAS, 6(2), 79–85. i i i i i i i i i i i i

10. Pratiwi, D., Hadi, S. P. I., Sari, N., & Okinarum, G. Y. (2021). Asuhan Kebidanan
i i i i i i i i

Komplomenter Dalam Mengatasi Nyeri Persalinan (pp. 4–5). i i i i i i i i

11. Rahmanindar, N., Zulfiana, E., & Hidayah, S. N. (2023). Pengalaman Ibu Pasca
i i i i i i

Persalinan Dan Menyusui Dengan Asuhan Kebidanan Komplementer.


i i i i i i i i i i

Jurnal Ilmiah Kebidanan Imelda, 9(1), 25–32. i i i i i i

https://doi.org/10.52943/jikebi.v9i1.1189 i i i i i

12. Rinata, 2018. (2018). Nyeri persalinan pada kelahiran spontan. Angewandte Chemie
i i i i i i i i i i i i

International Edition, 6(11), 951–952., 10–27.


i i i i i i

13. Sari, D. P., Sarita, S., & Anwar, K. K. (2021). Poltekkes Kemenkes Kendari Prodi D-
i i i i i i i i i i

Iii Kebidanan.
i i i i i

Anda mungkin juga menyukai