Laporan Akhir Digitalisasi UMKM
Laporan Akhir Digitalisasi UMKM
KERJASAMA
DENGAN
BANDAR LAMPUNG
2020
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
DAFTAR ISI
i
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
ii
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
DAFTAR TABEL
iii
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
iv
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
v
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
DAFTAR DIAGRAM
vi
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
vii
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
DAFTAR GAMBAR
viii
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
ix
Kata Pengantar
KETUA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS LAMPUNG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
based blueprint for Malaysian SMEs to survive the crises happening by Covid-19.
Emerald Open Res, 2.
5 Hadiwardoyo, W., 2020, Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi Covid-
3
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
15 Gentilini, U., Almenfi, M., Orton, I., & Dale, P. (2020). Social protection and
16 http://www.seputartuba.com/2019/09/09/masyarakat-tulangbawang-
nantikan-dibukanya-gerbang-tol-menggala/ diakses pada tanggal 10 Oktober
2020 pukul 11.00.
5
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
17 https://tulangbawangkab.bps.go.id/publication/download.html, diakses
pada taggal 10 Oktober 2020, pukul 21.00.
18 https://radartuba.com/2019/04/28/dinas-koperasi-dan-ukm-pamerkan-
Retrieved from
https://money.kompas.com/read/2020/04/17/051200426/sebanyak-37.000-
umkm-terdampak-virus-corona.
11
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
C. Ruang Lingkup
Pekerjaan jasa konsultansi kajian Pengembangan Pasar Digital
Dalam Upaya Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Kabupaten Tulang Bawang dilakukan dengan tahapan:
1. Identifikasi, dengan tahapan penetapan kriteria UMKM,
pengumpulan data UMKM, rekaputilasi kendala atau hambatan
yang dihadapi oleh UMKM, serta rekapitulasi kebutuhan dalam
penataan pengelolaan dan penguatan UMKM dari seluruh aspek.
2. Analisis, kajian pustaka berdasarkan berbagai teori penguatan
UMKM disertai dengan success story UMKM di wilayah lain di
Indonesia, menganalisis metode yang cocok untuk diterapkan,
dan mengembangkan analisis lanjutan dengan metode SWOT.
3. Merumuskan perencanaan, koordinasi dan pengembangan
UMKM dalam upaya digitalisasi produk UMKM sebagai solusi
bertahan di era pandemic COVID 19 dengan mendorong
berkembangnya kawasan-kawasan ekonomi produktif dengan
mengoptimalkan faktor-faktor kunci pengembangan kawasan
yang berdaya saing dengan tetap menekankan kepada inisiatif
dan partisipasi masyarakat lokal yang kreatif dan produktif,
peningkatan SDM lokal, pemanfaatan sumber daya ekonomi,
13
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
D. Sasaran
Sasaran Pengembangan Pasar Digital Dalam Upaya
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten
Tulang Bawang adalah untuk meningkatkan daya saing produk
UMKM melalui digitalisasi produk UMKM, sehingga diharapkan
akan dapat menggerakkan aktivitas ekonomi masyarakat di era
pandemi COVID 19. Selain itu, penelitian ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran mengenai strategi apa yang dapat ditempuh
sebagai pelengkap kebijakan tersebut. Secara sederhana siklus
perekonomian tergambar sebagai berikut :
PRODUSEN KONSUMEN
(DUNIA USAHA) (MASYARAKAT)
PEMERINTAH DAERAH
Melakukan intervensi : PERMINTAAN
SUPPLY PRODUK
Kebijakan/Program/Kegiatan PRODUK NAIK
NAIK
- Manajerial (Klastering,
Penguatan Kelembagaan,
Pendampingan, Penguatan SUPPLY TENAGA
SDM) PERMINTAAN
KERJA NAIK
- Permodalan (Penguatan TENAGA KERJA NAIK
permodalan)
- Kemitraan (Perluasan
jaringan pasar) PERMINTAAN SUPPLY BAHAN
BAHAN BAKU NAIK BAKU NAIK
PRODUKTIVITAS
MENINGKAT
14
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
E. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan jasa konsultansi Pengembangan Pasar Digital Dalam
Upaya Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Kabupaten Tulang Bawang dilaksanakan di wilayah Kabupaten
Tulang Bawang. Pengambilan data akan dilakukan di 15 Kecamatan
yang ada di Kabupaten Tulang Bawang untuk mendapatkan potensi
(profil dan sebaran) UMKM di Kabupaten Tulang Bawang untuk
mengahasilkan rumusan perencanaan, koordinasi dan
pengembangan UMKM dalam upaya digitalisasi produk UMKM
sebagai solusi bertahan di era pandemi.
F. Metode Penelitian
Dalam kegiatan ini metode yang digunakan adalah analisa SWOT
untuk melihat peluang pengembangan UMKM di Kabupaten Tulang
Bawang. Analisis SWOT terhadap lingkungan internal-eksternal
dilakukan dengan menggunakan matriks Internal Factor Evaluation
(IFE) dan matriks External FactorEvaluation (EFE). Dengan
menggabungkan kedua matriks tersebut yang membentukMatriks
Internal-Eksternal (IE).
Analisis SWOT (Stengths, Weaknesses, Opportunities and
Threats) merupakan alat analisis untuk mengevaluasi keseluruhan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan dalam
merumuskan strategi perusahaan.22 Penggunaan analisis SWOT
dalam penelitian ini, dengan demikian, dimaksudkan untuk
mengevaluasi keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman ketika sebuah klaster UMKM ingin membangun sinergi
dengan UMKM lain yang terkait.
Matrik SWOT menghasilkan 4 alternatif strategi, yaitu:
G. Sistematika Penulisan
16
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
17
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
19
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
23 https://kemenperin.go.id/artikel/42/Perkembangan-Pelaksanaan-
Perdagangan-ACFTA-Tahun-2010--Di-Sektor-Industri., diakses pada tannggal 1
September 2019 pulul 10.30.
20
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
23
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
24
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
37 Robinson Tarigan, 2005, Ekonomi Regional, PT. Bumi Aksara, Jakarta, hlm.
46.
Amri Amir, Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Inflasi di
38
33
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
satu dengan negara lain. Penting bagi kita untuk dapat memiliki
definisi yang sama dalam mengartikan pertumbuhan. Secara
tradisional pertumbuhan memiliki peningkatan terus menerus pada
Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu
negara47. Untuk daerah, makna pertumbuhan yang tradisonal
difokuskan pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto
suatu provinsi, kabupaten atau kota.Terdapat tiga komponen pokok
dalam definisi pertumbuhan ekonomi tersebut tersebut, yaitu:
1) Kenaikan output secara berkesinambungan adalah manifestasi
dari pertumbuhan ekonomi sedangkan kemampuan
menyediakan berbagai jenis barang merupakan tanda
kematangan ekonomi (economic maturity) pada negara
bersangkutan.
2) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkesinambungan dimana pemerintah berperan dalam
investasi bidang pendidikan.
3) Mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung dalam
kemajuan teknologi dilakukan penyesuaian kelembagaan, sikap,
dan ideologi. Sehingga secara sosial dan ekonomi terjadi
pertumbuhan yang seiring.
48 Ibid.,hlm 67.
39
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
d) Faktor Budaya
Faktor yang penting lainnya yaitu faktor budaya, faktor ini akan
memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi karena
memiliki fungsi sebagai pendorong proses pembangunan misalnya
seperti kerja keras, bersikap jujur, sopan, dan lain-lain. Akan tetapi
faktor ini bias juga menghambat proses pembangunan atau
pertumbuhan ekonomi misalnya seperti sikap egois, anarkis, dan
sebagainya.
Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi. Pendidikan dan kebudayaan Barat membawa ke arah
penalaran (reasoning) dan skeptisisme. Yang menanamkan
semangat kembara yang menghasilkan berbagai penemuan baru
dan akhirnya memunculkan kelas pedagang baru. Kekuatan faktor
ini mengahsilkan perubahan pandangan, harapan, struktur, dan
niali-niali sosial. Orang dibiasakan menabung dan berinvestasi,
menikmati resiko untuk memperoleh laba. Mereka mengembangkan
apa yang oleh Lewis disebut, “hasrat untuk berhemat,” dalam rangka
memaksimumkan output berdasarkan input tertentu. Alhasil,
seperti negara-negara Eropa, yang mengalami revolusi industri di
abad ke-18 dan 19. Penduduk berimigrasi ke daerah perkotaan.
f) Organisasi
Organisasi merupakan bagian penting dari proses pertumbuhan.
Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi di dalam
kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen)
modal, buruh dan membantu meningkatkan produktifitasnya.
Dalam petumbuhan ekonomi modern, para wiraswastawan tampil
sebagai organisator dan pengambil resiko diantara ketidakpastian.
Wiraswastawan bukanlah manusia dengan kemampuan biasa. Ia
memiliki kemampuan khusus untuk bekerja dibandingkan orang
lain. Menurut Schumpeter, seorang wiraswastawan tidak perlu
seorang kapitalis. Fungsi utamanya ialah melakukan pembaharuan
(inovasi). Revolusi industri di Inggris merupakan jasa para
wiraswastawan ini, begitu juga pertumbuhan ekononomi Amerika
Serikat pada abad ke-19 dan pertengahan abad ke-20 merupakan
jasa penyempurnaan kualitas manajemen.54 Jadi disamping
perusahaan swasta, pengertian organisasi mencakup pemerintah,
bank dan lembaga-lembaga Internasional yang ikut terlibat di
dalam memajukan ekonomi negara maju dan negara sedang
berkembang.55
57https://ekonomi.kompas.com/read/2013/03/26/23115559/Infrastruktur
46
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
59Ibid., hlm. 27
60Martin Abraham Abrahamsen, 1976, Cooperative Business Enterprise,
hlm.3.
47
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
international levels.
Pendekatan institusional, dalam mendefinisikan koperasi
berangkat dari kriteria formal (legal). Menurut pendekatan ini:
“Semua organisasi disebut koperasi jika secara hukum dinyatakan
sebagai koperasi, jika dapat diawasi secara teratur dan jika dapat
mengikutiprinsip-prinsip koperasi”.61 Pendekatan nominalis,
dengan pelopornya para ahli ekonomi koperasi dari Universitas
Philipps Marburg, merumuskan pengertian koperasi atas dasar
sifat khusus dari struktur dasar tipe sosial ekonominya.
Menurut pendekatan nominalis, koperasi dipandang sebagai
organisasi yang memiliki empat unsur utama,62 yaitu:
a) Individual are united in a group byat least one common
interest or goal (COOPERATIVE GROUP);
b) The individual members of the cooperative group intend to pursue
through joint actions and mutual support, among other, the goal of
improving their economic and social situation (SELFHELP OF THE
COOPERATIVE GROUP);
c) The use as an instrument for that purpose a jointly owned and
maintained enterprise (COOPERATIVE ENTERPRISE);
d) The cooperative enterprise is charged with the perfomance of the
(formal) goal or task to promote the members of the cooperative
group through offering them directly such goods and services,
which the members need for their individual economics-i.e. their
houshold (CHARGE OR PRINCIPLE OF MEMBER PROMOTION).
Penjelasan itu memberikan petunjuk bahwa dalam organisasi
koperasi melekat secara utuh lima unsur, yaitu:
48
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
a) anggota-anggota perseorangan;
b) kelompok koperasi, yang secara sadar bertekad melakukan
usaha bersama dan saling membantu demi perbaikan kondisi
ekonomi dan sosial mereka, melalui;
c) perusahaan koperasi, yang didirikan secara permanen dimiliki
dan dibina secara bersama sehingga tercipta suatu;
d) hubungan pemilikan antara kelompok koperasi dan perusahaan
koperasi yang mengarahkan adanya promosi anggota atau
hubungan usaha yang saling menunjang antara kegiatan
ekonomi anggota individu dengan perusahaan koperasi.
Berkaitan dengan keempat unsur tersebut, Hanel63 menjelaskan
bahwa: ”Thus, cooperative are also characterized to be autonomous
business organizations, which are owned by the members and
charged with the promotion of their members in their role as
customers of the cooperative enterprise”.
Dalam organisasi koperasi terdapat prinsip atau norma identitas
ganda, anggota di samping sebagai pemilik sah, juga adalah pemilik
atau pelanggan jasa yang diusahakan oleh koperasi. Di samping itu,
dalam organisasi koperasi terdapat dua perusahaan (double nature),
yaitu perusahaan, atau kegiatan ekonomi, anggota secara individu
dan perusahaan koperasi yang dimiliki anggota secara bersama-
sama. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
koperasi dilihat dari substansinya adalah suatu
sistemsosialekonomi, hubungan dengan lingkungannya bersifat
terbuka, cara kerjanya adalah suatu sistem yang berorientasi pada
tujuan, dan pemanfaatan sumber dayanya adalah suatu organisasi
ekonomi yang unsurnya mencakup: anggota-anggota
perseorangan, perusahaan atau kegiatan ekonomi anggota secara
49
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
Marburg.
69 Dulfer, Eberhard, 1994, Evaluation of Cooperative Organizations,
dalamInternational Handbook of Cooperative Organizations. Vandenhoeck &
Ruprecht, Cottingen.
51
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
70Alfred Hanel, 1985, Basic Aspect of Cooperative Organization and Policies for
Behavior, Teaching Journal, Vol. 6, 2: pp. 33-42., First Published February 1, 1981,
hlm. 426.
56
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
c) Keuangan.
Tugas pengawas dalam manajemen koperasi memiliki posisi
strategis, mengingat secara tidak langsung, posisinya dapat
menjadi pengaman dari ketidakjujuran, ketidaktepatan pengelolaan
atau ketidakprofesionalan pengurus. Oleh sebab itu menjadi
pengawas harus memiliki persyaratan kemampuan (kompetensi),
yaitu:
a) Kompetensi pribadi;
b) Kompentensi profesional.
Kompetensi pribadi menyangkut, kharisma atau kewibawaan,
kejujuran dan kepemimpinan. Kompetensi pertama ini sangat
ditentukan oleh personaliti yang dimiliki oleh seorang pengawas.
Kompetensi ini dapat terbentuk secara alamiah tetapi juga dapat
non-alamiah, misalnya karena status sosial ekonomi yang dimiliki.
Kompetensi profesional menyangkut kemampuan teknis,
seperti: akuntansi, manajerial, menilai kelayakan usaha dan lain
sebagainya. Kompetensi terbentuk karena pengalaman dan
pendidikan. Idealnya seorang pengawas memiliki dua kompetensi
itu sekaligus, tetapi pengalaman empiris membuktikan sangat sulit
mendapatkan pengawas dari kalangan anggota dengan kualifikasi
demikian.
Beberapa kasus ketidakberfungsian pengawas dalam
manajemen koperasi, menjadi awal dari kekisruhan dan
kemunduran koperasi secara umum. Ketidakberfungsian
tersebut sering disebabkan antara lain:
a) Kurangnya motivasi dan rasa tanggung jawab;
b) Tidak memahami lapangan tugas dan wewenang yang dimiliki;
c) Pada beberapa kasus kurangnya perhatian rapat anggota
terhadap hasil temuan pengawas. Karena pengawas dianggap
bukanlah representasi dari Rapat Anggota Tahunan sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
60
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
3. Ukuran Keberhasilan
4. Definisi Koperasi
Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang pokok-
pokok perkoperasian, organisasi koperasi mempunyai ciri-ciri yang
nampak, yaitu:75
a) Bahwa koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang dan
bukan kumpulan modal. Pengaruh dan penggunaan modal
dalam koperasi Indonesia tidak boleh mengurangi makna dan
62
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya
(Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum di Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1989, hlm. 29).
78 Yaitu Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya
dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. (Soerjono
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm. 124-
125).
64
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
65
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
69
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
b) Aspek Usaha
Perbedaan aspek usahanya yaitu:
72
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
1) Tujuan
Koperasi : tidak semata-mata mencari keuntungan,
melainkan mencari perbaikan hidup dan
kesejahteraan anggotanya.
Non koperasi : tujuan mencari laba yang setinggi-tingginya.
2) Modal
Koperasi : modal adalah sebagai alat. Keuntungan yang
diperoleh dibagi kepada anggotanya menurut
jasa masing-masing.
Non koperasi : modal adalah primer, orang adalah skunder.
Jumlah modal menentukan besarnya hak
suara dan keuntungan dibagi menurut besar
kecilnya modal.
3) Badan Hukum
Koperasi : Tunduk pada ketentuan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992 Tentang perkoperasian
Non koperasi : Tunduk pada Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) dan pendaftaraannya pada
Pengadilan Negeri tempat didirikan.
4) Aspek Keuntungan
Koperasi : pada dasarnya koperasi tidak mementingkan
keuntungan karena tujuan utamanya adalah
memajukan kesejahteraan anggota dan
masyarakat. Bukan berarti keuntungan tidak
penting, kerena keuntungan adalah salah satu
saranauntuk mencapai tujuan tersebut. Dalam
koperasi keuntungan lebih dikenaldengan sisa
hasil usaha merupakan pendapatan koperasi
yang diperoleh dalamsatu tahun bukan
dikurangi dengan biaya penyusutan dan
73
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
F. Revitalisasi Koperasi
Revitalisasi koperasi yang dimulai dengan perubahan mindset
koperasi perlu diteruskan dan dikembangkan, dengan tetap
mempertahankan jati diri koperasi sebagai lembaga ekonomi
masyarakat yang bisa tumbuh pada berbagai skala dan kegiatan
ekonomi.Provinsi Lampung di masa lalu sempat menjadi salah satu
representasi koperasi nasional, sehingga banyak event atau simbol
serta pilar Koperasi dicanangkan di Provinsi Lampung. Walau ada
sebuah keprihatinan tersendiri saat melihat koperasi yang maju
seperti Kospin Jasa di Pekalongan, Koperasi Guru di Jakarta dan
lain sebagainya. Tidak ada satu pun koperasi yang disebut itu
berasal dari Provinsi Lampung terlebih lagi dari Kabupaten Tulang
Bawang.
Tabel 5. Sebaran Jumlah Koperasi di Pulau Sumatera
Berdasarkan Provinsi Tahun 2013.
No. Provinsi Jumlah Koperasi (Unit)
1. Sumatera Utara 10.802
2. Nangroe Aceh Darussalam 7.099
3. Sumatera Selatan 5.122
4. Riau 4.865
5. Lampung 3.727
6. Sumatera Barat 3.619
74
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
7. Jambi 3.289
8. Bengkulu 1.860
9. Kepulauan Riau 1.850
10. Bangka Belitung 929
Sumber : Dinas Koperasi da UKM Provinsi Lampung, 2014 (Data Diolah)
Tabel 6. Sebaran jumlah Koperasi Di Provinsi Lampung Berdasarkan
Status Keaktifan Per Kabupaten/Kota, Tahun 2013.
No. Kabupaten/Kota Aktif Pasif Jumlah
1. Kota Bandar Lampung 471 202 672
2. Kabupaten Lampung Tengah 261 268 529
3. Kabupaten Lampung Timur 202 201 402
4. Kabupaten Lampung Utara 296 106 402
5. Kabupaten Lampung Selatan 142 220 362
6. Kabupaten Tanggamus 168 72 240
7. Kabupaten Way Kanan 127 79 206
8. Kota Metro 106 62 168
9. Kabupaten Lampung Barat 120 47 167
10. Kabupaten Pringsewu 80 71 151
11. Kabupaten Pesawaran 74 65 139
12. Kabupaten Tulang Bawang 109 13 122
13. Provinsi 50 57 107
14. Kabupaten Mesuji 43 43 58
15. Kabupaten Tulang Bawang Barat 0 0 0
Jumlah 2.249 1.478 3.727
(60.3%) (39.7%) (100%)
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung Tahun 2014 (Data Diolah).
75
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
80 https://altumnews.com/2020/01/14/dr-agus-nompitu-berikut-peta-
koperasi-dan-umkm-di-lampung/, diakses pada tanggal 20 Oktober 2020 pukul
21.30 WIB.
76
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
G. Konsep UMKM
1. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Di Indonesia, definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro Kecil dan Menegah. Berdasarkan ketentuan
Pasal 1 dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro Kecil dan Menegah, dinyatakan bahwa “Usaha mikro adalah
usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam UU tersebut. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang buka merupakan anak perusahan atau bukan
anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik
langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah atau usaha
78
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
2. Kriteria UMKM
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM
memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau
badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni:
3. Klasifikasi UMKM
Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki
jumlah paling besar.Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap
berbagai macam goncangan krisi ekonomi.Maka sudah menjadi
keharusan penguatan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah
yang melibatkan banyak kelompok. Berikut ini adalah klasifikasi
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)85:
84
https://www.scribd.com/doc/314834468/Pengertian-UMKM., diakses
pada tanggal 10 Oktober 2019 pukul 20.00.
85
Ade Resalawati, Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UKM Indonesia, Skripsi: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, hlm. 31.
83
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
84
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
86
Pandji Anoraga, 2010, Ekonomi Islam Kajian Makro dan Mikro, PT. Dwi
Chandra Wacana,Yogyakarta, hlm. 32.
87
Ibid., hlm 33
85
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
86
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
87
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
88
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
Tabel 8. Kriteria UMKM dan Usaha Besar Berdasarkan Aset dan Omset
Ukuran Usaha Kriteria
Aset Omset
Usaha Mikro Maksimal Rp.50 juta Maksimal Rp.300 juta
Usaha Kecil Rp. 50 juta-Rp500 juta Rp.300 juta-Rp.2.5 Miliar
Usaha Rp.500 juta-10 miliar Rp. 2.5 miliar-Rp.50 Miliar
Menengah
Usaha Besar Rp. 10 miliar Rp.50miliar
89
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
90
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
BAB III
POTENSI WILAYAH
91
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
B. Pertumbuhan Penduduk
Penduduk Kabupaten Tulang Bawang berdasarkan proyeksi
penduduk tahun 2017 sebanyak 440.511 jiwa yang terdiri atas
227.921 jiwa penduduk laki-laki dan 212.590 jiwa penduduk
perempuan. Proyeksi jumlah penduduk tahun 2017, penduduk
Tulang Bawang mengalami laju pertumbuhan dari tahun 2010
sebesar 0,01464, sedangkan dari tahun 2016 sebesar 0.01238.
Tabel 10. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut
Kecamatan Di Kabupaten Tulang Bawang
Laju Pertumbuhan
Jumlah Penduduk
No Kecamatan Penduduk
2010 s.d 2016 s.d
2010 2016 2017
2017 2017
1. Banjar Agung 35.349 40.436 40.936 0.02119 0.01239
2. Banjar Margo 36.614 41.468 41.981 0.01973 0.01238
3. Gedung Aji 12.023 14.705 14.886 0.03099 0.01237
4. Penawar Aji 16.988 19.020 19.255 0.01806 0.01237
5. Meraksa Aji 12.894 15.124 15.315 0.02488 0.01238
6. Menggala 41.109 49.767 50.384 0.02949 0.01239
7. Penawar Tama 25.791 29.164 29.526 0.01951 0.01239
8. Rawajitu Selatan 30.756 33.142 33.552 0.01251 0.01237
9. Gedung Meneng 37.024 40.609 41.111 0.01507 0.01238
10. Rawajitu Timur 28.854 17.009 17.219 0.07109 0.01235
11. Rawa Pitu 15.883 20.554 20.808 0.03934 0.01236
12. Gedung Aji Baru 20.730 22.750 23.032 0.01515 0.01237
13. Dente Teladas 59.066 62.719 63.495 0.01038 0.01238
14. Banjar Baru 13.012 14.632 14.813 0.01869 0.01238
15. Menggala Timur 11.813 14.025 14.198 0.02662 0.01238
93
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
94
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
99
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
Tabel 14. Poduksi Tanaman Jagung, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Menurut
Kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang, 2017.
Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar
No Kecamatan
(Ton) (Ton) (Ton)
1. Banjar Agung 2.214,8 49.846,6 20
2. Banjar Margo 1.651,3 23.739,2 90
3. Gedung Aji 245,0 63.373,6 125
4. Penawar Aji 63,7 2.190,4 20
5. Meraksa Aji 200,9 1.450,4 35
6. Menggala 2.347,1 41.410,4 60
7. Penawar Tama 181,3 4.025,6 10
8. Rawajitu Selatan 343,0 118,4 -
9. Gedung Meneng 12.6 151.996,0 165
10. Rawajitu Timur 637,0 - -
11. Rawa Pitu - 1.243,2 -
12. Gedung Aji Baru 284,2 4.144,0 25
13. Dente Teladas 14.543,2 112.036,0 415
14. Banjar Baru 2.004,1 18.944,0 10
15. Menggala Timur 3.248,7 67.872,8 20
Tulang Bawang 40.037,9 542.390,4 995
Sumber: Tulang Bawang Dalam Angka Tahun 2020.
Selain komoditas ubi kayu dan jagung, di Kabupaten Tulang
Bawang juga hampir semua kecamatan memproduksi ubi jalar
namun tidak terlalu tinggi hasilnya. Kecamatan Dente Teladas
merupakan daerah paling banyak memproduksi ubi jalar yaitu
mencapai 415 Ton, daerah yang tidak memproduksi ubi jalar sama
sekali yaitu Kecamatan Rawa Jitu Selatan, Kecamatan Rawajitu
Timur dan Kecamatan Rawa Pitu.
E. Potensi Perikanan
Sektor perikanan Kabupaten Tulang Bawang dilihat dari
produksinya lebih besar hasil tangkapan daripada budi daya.
Perikanan tangkap berdasarkan data BPS tahun 2019 produksinya
mencapai 19.079,2 ton pada tahun 2016. Sedangkan perikanan
budidaya yang paling besar adalah dari hasil tambak yang
mencapai 29.357 ton pada tahun 2016. Komoditas yang paling
banyak dihasilkan dari sektor perikanan tangkap adalah jenis
100
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
101
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
104
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
107
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
Produksi telur yang lain berasal dari ayam ras, itik dan bebek yang
produksinya hampir merata di seluruh kecamatan dengan produksi
yang kecil.
Tabel 23. Produksi Telur (kg) Menurut Kecamatan di Kabupaten Tulang
Bawang, 2017.
108
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
BAB IV
PERENCANAAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH DI KABUPATEN TULANG BAWANG
109
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
110
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
111
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
113
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
114
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
250
200
Axis Title
150
100
50
0
Mikro Kecil Menengah
Jumlah Sektor
1 Sektor Jasa 256 5
2 Sektor Perdagangan 97 0
3 Sektor Industri Makanan
4 Sektor Industri Lainya
5 UMKM Unggulan
116
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
80
60
40
20
0
Mikro Kecil Menengah
1 Sektor Jasa 19 11
2 Sektor Perdagangan 139 11
3 Sektor Industri Makanan
4 Sektor Industri Lainya
5 UMKM Unggulan
100
50
0
Sektor
Sektor Sektor UMKM
Sektor Industri
Perdaga Industri Unggula
Jasa Makana
ngan Lainya n
n
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 21 231
Jumlah Sektor Kecil 9 50
Jumlah Sektor Menengah
117
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
80
60
40
20
0
Sektor
Sektor Sektor UMKM
Sektor Industri
Perdaga Industri Unggula
Jasa Makana
ngan Lainya n
n
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 12 163 17 1
Jumlah Sektor Kecil 2 21 1
Jumlah Sektor Menengah
10
5
0
Sektor Sektor Sektor
UMKM
Sektor Jasa Perdaganga Industri Industri
Unggulan
n Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 4 23 4
Jumlah Sektor Kecil 6 5
Jumlah Sektor Menengah
118
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
30
20
10
0
Sektor Sektor Sektor
UMKM
Sektor Jasa Perdaganga Industri Industri
Unggulan
n Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 2 64
Jumlah Sektor Kecil 0 4
Jumlah Sektor Menengah
100
50
0
Sektor Sektor Sektor
UMKM
Sektor Jasa Perdaganga Industri Industri
Unggulan
n Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 19 205
Jumlah Sektor Kecil 0 5
Jumlah Sektor Menengah
119
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
250
200
150
100
50
0
Sektor Sektor Sektor
Sektor UMKM
Perdagan Industri Industri
Jasa Unggulan
gan Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 78 476
Jumlah Sektor Kecil 3 34
Jumlah Sektor Menengah
60
40
20
0
Sektor Sektor Sektor
Sektor UMKM
Perdagan Industri Industri
Jasa Unggulan
gan Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 12 103
Jumlah Sektor Kecil 3 7
Jumlah Sektor Menengah 1
120
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
10
5
0
Sektor Sektor Sektor
Sektor UMKM
Perdagan Industri Industri
Jasa Unggulan
gan Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 3 23
Jumlah Sektor Kecil 15
Jumlah Sektor Menengah
80
60
40
20
0
Sektor Sektor Sektor
UMKM
Sektor Jasa Perdaganga Industri Industri
Unggulan
n Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 12 147 3
Jumlah Sektor Kecil 1 0 0
Jumlah Sektor Menengah
121
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
10
5
0
Sektor Sektor Sektor
Sektor UMKM
Perdagan Industri Industri
Jasa Unggulan
gan Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 4 22
Jumlah Sektor Kecil 0 14
Jumlah Sektor Menengah
20
15
10
5
0
Sektor Sektor Sektor
Sektor UMKM
Perdagan Industri Industri
Jasa Unggulan
gan Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 3 36 4
Jumlah Sektor Kecil 2
Jumlah Sektor Menengah
122
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
60
40
20
0
Sektor Sektor Sektor
Sektor UMKM
Perdagan Industri Industri
Jasa Unggulan
gan Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 6 109
Jumlah Sektor Kecil 2 5
Jumlah Sektor Menengah
60
40
20
0
Mikro Kecil Menengah
Jumlah Sektor
1 Sektor Jasa 6 2
2 Sektor Perdagangan 97 19
3 Sektor Industri Makanan
4 Sektor Industri Lainya
5 UMKM Unggulan
123
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
124
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
REKAPITULASI
JUMLAH SEKTOR USAHA, TENAGA KERJA dan Omset Per tahun
PERIODE JANUARI S/D AGUSTUS 2020
1000
900
800
700
600
Axis Title
500
400
300
200
100
0
Rawaji Gedun
Mengg Penaw Gedun Rawaji Dente
Mengg Banjar Banjar Banjar Merak Gedun Penaw tu Rawa g
ala ar g Aji tu Telada
ala Baru Agung Margo sa Aji g Aji ar Aji Selata Pitu Menen
Timur Tama Baru Timur s
n g
Jumlah Tenaga Kerja Mikro 728 293 378 358 102 85 411 873 154 43 38 89 223 179 139
Jumlah Tenaga Kerja Kecil 37 112 121 46 121 10 13 24 42 25 29 36 29 5 37
Jumlah Tenaga Kerja Menengah 6 0 0 0 0 0 0 0 28 0 0 0 0 0 0
Jumlah Tenaga Kerja Menengah 1
Jumlah Sektor Usaha Mikro 336 158 250 194 31 66 224 553 112 26 26 43 152 118 103
Jumlah Sektor Usaha Kecil 21 22 61 23 11 4 5 12 13 14 15 2 11 4 21
Jumlah Sektor Usaha Menengah 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
125
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
Tabel. 26
ALAT HIBURAN
AYAM APOTIK ALAT BIRO AGEN BAJAK
NO KECAMATAN AHLI GIGI DAN JASA
POTONG OBAT BANGUNAN JASA ARENG SAWAH
ANGKUTAN
1 KECAMATAN MENGGALA 2
2 KECAMATAN MENGGALA TIMUR
3 KECAMATAN BANJAR BARU 1 1 1
4 KECAMATAN BANJAR AGUNG
5 KECAMATAN BANJAR MARGO 2 1
6 KECAMATAN MERAKSA AJI 1
7 KECAMATAN GEDUNG AJI 1 3
8 KECAMATAN PENAWAR AJI 2
9 KECAMATAN PENAWAR TAMA
10 KECAMATAN RAWA JITU TIMUR
11 KECAMATAN RAWA PITU 1 1
12 KECAMATAN GEDUNG AJI BARU
13 KECAMATAN RAWA JITU SELATAN 1 1
14 KECAMATAN GEDUNG MENENG
15 KECAMATAN DENTE TELADAS
126
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
127
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
128
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
129
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
130
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
131
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
132
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
133
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
134
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
135
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
KIOS LAPAK
KREDIT LAS LAS LISTRIK LAS BENGKEL LAPAK PANDE
NO KECAMATAN RANGSU SINGKO
BARANG POLDING TRALIS MOTOR KARET BESI
M NG
1 KECAMATAN MENGGALA 1 1 2
2 KECAMATAN MENGGALA TIMUR 4 3
3 KECAMATAN BANJAR BARU 1 1 1 1 11
4 KECAMATAN BANJAR AGUNG 1 4
5 KECAMATAN BANJAR MARGO
6 KECAMATAN MERAKSA AJI 1
7 KECAMATAN GEDUNG AJI 5 1
8 KECAMATAN PENAWAR AJI 2 1 5 1
9 KECAMATAN PENAWAR TAMA 1 2
10 KECAMATAN RAWA JITU TIMUR
11 KECAMATAN RAWA PITU 1
12 KECAMATAN GEDUNG AJI BARU
13 KECAMATAN RAWA JITU SELATAN
14 KECAMATAN GEDUNG MENENG 1
15 KECAMATAN DENTE TELADAS
136
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
137
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
PENGU
PEMIJA
PENGRAJI PENGGI MPULA
PERCETA H&
NO KECAMATAN N POT PENJAHIT PEDAGANG PATRI LING N
KAN PEMBES
BUNGA PADI GETAH
ARAN
KARET
1 KECAMATAN MENGGALA 15 1
2 KECAMATAN MENGGALA TIMUR 4 2 3 6
3 KECAMATAN BANJAR BARU 1 5 2 3
4 KECAMATAN BANJAR AGUNG 1 1 3
5 KECAMATAN BANJAR MARGO
6 KECAMATAN MERAKSA AJI 7
7 KECAMATAN GEDUNG AJI 5
8 KECAMATAN PENAWAR AJI 10 47 1 4
9 KECAMATAN PENAWAR TAMA 4
10 KECAMATAN RAWA JITU TIMUR 3
11 KECAMATAN RAWA PITU 68 1
12 KECAMATAN GEDUNG AJI BARU 3
13 KECAMATAN RAWA JITU SELATAN 4 4
14 KECAMATAN GEDUNG MENENG 1 7 1
15 KECAMATAN DENTE TELADAS 2 2 2
138
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
139
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
140
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
RIAS
PRODUKSI PRODUKSI RONGSO RUMAH KONTR
NO KECAMATAN PENGANT RENTAL RENTAL PS
KERIPIK BAMBU KAN MAKAN AKTOR
IN
1 KECAMATAN MENGGALA 1 1 3
2 KECAMATAN MENGGALA TIMUR 5 2
3 KECAMATAN BANJAR BARU 2 2 1
4 KECAMATAN BANJAR AGUNG 1
5 KECAMATAN BANJAR MARGO 1 1 2
6 KECAMATAN MERAKSA AJI 1 1
7 KECAMATAN GEDUNG AJI 2 1
8 KECAMATAN PENAWAR AJI 1 1 1 1 4 2
9 KECAMATAN PENAWAR TAMA 3 1
10 KECAMATAN RAWA JITU TIMUR
11 KECAMATAN RAWA PITU 1 1
12 KECAMATAN GEDUNG AJI BARU
13 KECAMATAN RAWA JITU SELATAN 1
14 KECAMATAN GEDUNG MENENG 1
15 KECAMATAN DENTE TELADAS 1
141
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
142
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
SULAN STEAM
SIMPAN TIMBANGA TIMBANGAN TAMBAL PETER
NO KECAMATAN USUS TAMBAK IKAN MOTOR
PINJAM N KARET SINGKONG BAN NAK
AYAM & MOBIL
1 KECAMATAN MENGGALA 1 1 4
2 KECAMATAN MENGGALA TIMUR 2
3 KECAMATAN BANJAR BARU 1 1 4
4 KECAMATAN BANJAR AGUNG 1 1
5 KECAMATAN BANJAR MARGO 1
6 KECAMATAN MERAKSA AJI 1
7 KECAMATAN GEDUNG AJI
8 KECAMATAN PENAWAR AJI 2
9 KECAMATAN PENAWAR TAMA 1
10 KECAMATAN RAWA JITU TIMUR 3
11 KECAMATAN RAWA PITU
12 KECAMATAN GEDUNG AJI BARU
13 KECAMATAN RAWA JITU SELATAN
14 KECAMATAN GEDUNG MENENG
15 KECAMATAN DENTE TELADAS 1 1
143
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
144
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
145
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN TULANG BAWANG
146
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
147
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
151
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
155
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
158
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
160
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
161
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
162
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
163
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
164
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
165
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
166
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
167
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
168
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
169
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
170
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
Poin (Balik Modal) yang belum bisa tercapai dalam wajktu yang
seharusnya akibat dari berubahnya minat pembeli dan pelanggan
dan kurangnya modal untuk setiap pengembangan usaha menjadi
ancaman bila muncul pesaing yang memiliki modal sangat besar.
Peluang didaerah ini sebagai acuan adalah masyarakat yang
cuku konsumtif untuk barang yang baru ditawarkan menjadi target
market yang cukup relevan, permukiman yang ramai dan jarak
antar permukiman ramai sangat dekat. Jaringan kerjasama antara
swasta dan pemda terjalin harmonis guna meningkatkan kualitas
daerah tersebut. Untuk tiap sektor usaha masih memiliki pesaing
yang relatif sedikit, sehingga ini menjadi peluang bagi
pengembangan usaha, dan barang dan jasa yang ditawarkan
menyentuh langsung terhadap kebutuhan pokok masyarakat.
Tabel. 33. Analisis SWOT Kecamatan Dente Teladas
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
Kekuatan didaerah ini Kelemahan didaerah ini adalah
sebagai acuan dan kurangnya bantuan dana
pertimbangan adalah dalam bentuk pinjaman guna
modal yang dibutuhkan untuk perluasan usaha.
masih relatif kecil karena Ketersediaan barang yang
masih menggunakan dijual relatif sedikit sehingga
tenaga kerja dalam harga yang ditawarkan juga
rumah tangga, bahan relatif mahal terhadap
baku melimpah untuk kesedian barang yang
usaha yang memerlukan ditawarkan,fasilitas umum
bahan baku seperti penunjang usaha masih
usaha tahu, kerupuk kurang lengkap, dari segi
dan tempe serta bahan informasi dan telekomunikasi,
bangunan seperti batu internet belum menjadi media
bata. Untuk peyambung untuk informasi
menjalankan usaha daerah setempat.
tanpa perluasan usaha Keterampilan tenaga kerja juga
secara modal masih kurang dari sgei
masyarakat di pemahaman alat dan teknologi
kecamatan tersebut yang tepat guna.Perluasan
sudah mandiri dan usaha juga masih sering
didukung dengan asas terkendali dalam hal
kekeluargaan dari segi ketersediaan tempat.
pelayanan dan
pemenuhan kebutuhan
dilayani dengan ramah.
Dan masyarakat yang
heterogen juga
merupakan peluang
pengembangan daerah
dan peningkatan
ekonomi.
PELUANG (O) S-O W-O
171
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
Peluang didaerah ini Bidang usaha yang Perluasan akses modal usaha
untuk usaha dalam dilakukan bersifat melalui program kredit usaha
makanan kecil memiliki heterogen sehingga rakyat,dimana dengan
peluang yaitu tiap-tiap produk unggulan kurang program tersebut debitur
usaha yang memiliki dapat dikembangkan hanya diminta untuk
bidang yang sama tetap secara optimal. Untuk itu membayar bunga pinjaman
menjalin komunikasi dilakukan saja selama 2 tahun tanpa
sehingga tidak adanya pendampingan usaha membayar angsuran pokok.
ketimpangan melalui peningkatan
pasar,memiliki jaringan ekonomi masyarakat
yang erat terhadap melalui difersifikasi
pemasok dan produk perikanan dan
pendistribusi barang, peningkatan mutu
daerah tersebut produk olahan
termasuk daerah padat perikanan.
industri-industri kecil,
dan merupakan peluang
dalam pengembangan
usaha dibidang
pemenuhan kebutuhan
pokok bagi semua warga
dan pekerja, serta
transportasi umum
pengangkut barang
tersedia untuk
mengantar barang ke
desa-desa yang
termasuk pelosok.
Barang hasil industri
kecil juga banyak di jual
diluar kecamatan
tersebut bahkan diluar
Kabupaten Menggala.
172
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
usaha tahu, kerupuk dan tempe serta bahan bangunan seperti batu
bata. Untuk menjalankan usaha tanpa perluasan usaha secara
modal masyarakat di kecamatan tersebut sudah mandiri dan
didukung dengan asas kekeluargaan dari segi pelayanan dan
pemenuhan kebutuhan dilayani dengan ramah. Dan masyarakat
yang heterogen juga merupakan peluang pengembangan daerah
dan peningkatan ekonomi.
Berdasarkan analisa SWOT yang dilakukan, yang menjadi
ancaman bagi usaha didaerah ini adalah tingkat keamanan yang
masih rendah sehingga menghambat jalur distribusi barang yang
ada. Ini dikarenakan jarak tempuh antar kampung yang cukup jauh
sehingga kondisi keamanan jalan menjadi ancaman, selain itu
untuk semua jenis usaha mengalami persaingan dari segi harga
barang dan pelayanan jasa.
Kondisi alam dan musim masih menjadi patokan untuk
beberapa usaha. Selain itu, sistem pembayaran yang dilakukan oleh
konsumen dengan sistem kredit menjadikan satu hambatan dalam
pengembangan usaha dan dapat memberi pengaruh besar terhadap
kelangsungan usaha yang ada di Kecamatan Dente Teladas. Karena
dengan sistem kredit maka akan mempengaruhi jumlah barang
masuk dan keluar, jika proses pembayaran oleh konsumen
terlambat maka produsen atau pengusaha akan sulit untuk
membeli persediaan barang kembali. Hal ini dapat saja terjadi
karena kebanyakan konsumennya adalah petani/pekebun yang
penghasilannya berdasarkan hasil dari pertanian/perkebunan
seperti karet dan kelapa sawit yang memiliki masa panen. atau
produski.
Dari segi peluang, usaha yang ada di Kecamatan Dente Teladas
yaitu tiap-tiap usaha yang memiliki bidang yang sama tetap
menjalin komunikasi sehingga tidak adanya ketimpangan harga
pasar. Pengusaha yang memiliki jaringan terhadap pemasok dan
174
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
175
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
akan diperdagangkan di
desa. Akses dan rute
perjalanan yang cukup
menantang juga menjadi
poin tersendiri dalam
sektor jasa yakni adanya
bengkel karena para
pemilik kendaraan baik
pribadi maupun
angkutan umum pasti
sangat perlu
memerhatikan kondisi
kendaraannya.
memadai serta
penawaran dari
industri besar yang
lebih menjanjikan
180
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
181
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
usaha karena
memiliki usaha yang
sejenis dan tingkat
kriminalitas yang
cukup tinggi juga
menjadikan ancaman
tersendiri di daerah
ini.
183
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
usaha salon akan lebih kepada tata rias dan penampilan sedangkan
penjahit lebih kepada kebutuhan papan yaitu pakaian. Hanya jasa
angkutan yang bisa berkaitan langsung dengan sumber daya alam
untuk aspek transfortasi arus barang.
Permasalahan yang dihadapi dari beberapa sektor usaha yang
ada di Kabupaten Tulang Bawang adalah disparitas harga barang
atau produk yang dijual serta kebutuhan modal. Disparitas harga
ini dapat terjadi karena perbedaan daya saing antar satu usaha
dengan usha yang lain dengan produk yang sejenis dan dengan
kekuatan modal yang berbeda.
Disparitas harga dapat mengurangi efektivitas pemasaran
produk yang pada gilirannya akan mengakibatkan berkurangnya
volume penjualan dan kontribusi laba usaha. Hal ini tentu
mengancam kelangsungan hidup masing-masing UKM itu sendiri.
Situasi seperti ini dapat dijumpai misalnya pada produk konveksi
dan bordir. Langkah mudah yang bisa diambil adalah dengan
mempekerjakan sumber daya manusia dari luar daerah yang
bersedia bekerja dengan upah tertentu atau dengan mengajak ibu
rumah tangga yang memiliki cukup waktu untuk ikut bekerja paruh
waktu sebagai pekerjaan sambilan.
Untuk menghindari perang harga ini, dapat diupayakan untuk
melakukan "kolusi harga" di antara sentra-sentra UKM yang
menghasilkan produk yang sejenis. Penentuan harga secara khusus
untuk produk yang sejenis ini dilakukan berdasarkan
pertimbangan biaya produksi, mutu produk, dan permintaan
pembeli. Dengan kata lain, masingmasing sentra UKM yang
menghasilkan produk sejenis saling bertemu untuk secara
bersama-sama mendesain harga secara fleksibel dengan maksud
untuk menghindari perang harga.
Untuk menghindari permasalahan tersebut maka perlu
dilakukan pengembangan sektor usaha Usaha Kecil Mikro dan
185
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
94
Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Doejoedono, 2002, Ekonomi Skala
Kecil/Menengah dan Koperasi, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta,hlm.27.
186
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
95
Rilis Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Mei 2004
187
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
188
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
189
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
190
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
191
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
192
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
96
A. Marshall,”Principles of Economics”, LondonMcMilan, 1920.
97
Hubert Schmitz and Khalid Nadvi, Clustering and Industrialization:
Introduction,World DevelopmentJurnal, 1999, vol. 27, issue 9, 1503-1514.
196
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
d. Kain Tapis
Kain Tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional
masyarakat Lampung dalam kehidupannya, baik terhadap
lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam Semesta. Karena itu,
munculnya kain Tapi ini ditempuh melalui tahap-tahap waktu yang
mengarah kepada kesempurnaan teknik tenunnya, maupun cara-
cara memberikan ragam hias yang sesuai dengan perkembangan
kebudayaan masyarakat. Kain Tapis biasanya berupa sarung yang
biasa dikenakan pada acara adat seperti acara resepsi pernikahaan
dan acara tradisional lainnya. Adapunpengembangan terhadap
produk kain tapis dengan mengembangkan pola klaster dapat
dilakukan di Kota Menggala
e. Telur Asin Rasa Udang
Telur merupakan salah satu hasil ternak yang mempunyai
kandungan gizi yang sangat besar. Dari sebutir telur diperoleh gizi
yang cukup sempurna dan mudah dicerna oleh tubuh. Sebenarnya
telur merupakan salah satu bahan pangan yang mudah rusak.
Untuk mengatasi hal tersebut banyak orang yang mencoba
mengawetkan telur agar dapat bertahan lama, tidak busuk, tidak
merubah warna dan tidak merubah nilai gizi. Hadirnya inovasi
pengolahan telur agar memiliki nilai tambah lebih melalui
pengawetan telur menjadi telur asin merupakan salah satu bentuk
penguatan unit usaha kecil yang dimiliki oleh masyarakat. Adapun
sentra telur asin rasa udang daat dipusatkan di Desa Bratasena,
Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang
Strategi aggregasi seperti ini dibutuhkan untuk meningkatkan
daya saing UMKM. Ekspor arang sangat menjanjikan, namun saat
ini yang untung pengusaha, bukan para petani. Karena pohon
sudah di sewa untuk dipelihara sampai berbuah. Ini terjadi
dibeberapa daerah dengan hasil pertanian yang berbeda. Aggregasi
bisa dilakukan oleh koperasi, koperasi merupakan wujud nyata dari
199
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
2. Dukungan pemasaran
Pemasaran merupakan faktor penting dalam mengembangkan
UMKM, pemerintah perlu lebih proaktif dalam mendukung kegiatan
pemasaran UMKM. Ada tiga hal yang direkomendasikan, yakni
dukungan:
a. penggunaan e-commerce;
b. mensinergikan pasar tradisional dan pasar modern, dan;
c. memperoleh sertifikasi halal dan HaKI.
Pertama,kebutuhan e-commerce di kalangan UMKM sudah
sangat tinggi, konsep yang bisa menggambarkan proses jual beli
barang pada internet atau proses jual beli atau pertukaran produk,
jasa, dan informasi melalui jaringan informasi termasukinternet.
Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia
memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Data Statista 2019
menunjukkan pengguna internet di Indonesia pada 2018 sebanyak
95,2 juta, tumbuh 13,3% dari 2017 yang sebanyak 84 juta
pengguna. Pada tahun selanjutnya pengguna internet di Indonesia
akan semakin meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
10,2% pada periode 2018-2023. Pada 2019 jumlah pengguna
internet di Indonesia diproyeksikan tumbuh 12,6% dibandingkan
200
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
98 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/09/berapa-
pengguna-internet-di-indonesia, diakses pada tanggal 12 Oktober 2019 pukul
10.00 WIB.
99 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/10/nilai-
transaksi-digital-perdagangan-elektronik-indonesia-terbesar-di-asia-tenggara,
diakses pada tanggal 12 Oktober 2019 pukul 10.00 WIB.
100 Stephen J. Arnold, Monika Narang Luthra, Market Entry Effects of Large
201
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
205
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
211
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
214
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
216
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
217
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
220
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
221
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
110
Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun, 2005, Manajemen Agribisnis
Kelapa Sawit, Gajah Mada University Press, Yogyakarta,hlm 605.
111
Ibid., hlm 607.
222
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
112
Ibid., hlm 609.
223
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
WARTA PPKS Volume 17 Nomor 1, Februari 2012, Integrasi Sawit, Sapi, dan
113
114
Yan Fauzi, dkk, 2004, ”Budidaya Kelapa Sawit Pemanfaatan Hasil dan
Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran”, Penebar Swadaya, Jakarta, hlm 65.
115
Ibid., hlm 72.
225
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
116
Ibid.,hlm 78.
117 Ibid., hlm 85.
226
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
228
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
229
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
230
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
(a) (b)
asap :
231
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
hangus);
menerus.
232
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
233
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
2) Sosis Ikan
Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani.
Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari
daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbu-bumbu,
dimasukkan dalam pembungkus berbentuk bulat panjang yang
berupa usus hewan atau pembungkus buatan, baik dengan atau
tanpa dimasak maupun dengan atau tanpa diasap. Pembuatan
sosis ikan di Indonesia belum banyak dikenal oleh masyarakat.
Padahal, kandungan proteinnya yang tinggi merupakan salah satu
alternatif produk pangan yang dapat digunakan sebagai sumber
protein yang mudah dikonsumsi (cepat saji).
Berikut adalah cara pembuatan sosis ikan :
a. Bersihkan ikan darisisik,tulang dan bagian lain yang tidak
berguna kemudian haluskan daging ikan dengan
menggunakan gilingan mesin.Haluskan bawangmerah,
bawang putih, dan jahe.
b. Masukkan daging ikan tersebut ke dalam mixer (sambil di-
mixer).Jika tidak ada mixer dapat dihaluskan dengan
ditumbuk.
c. Masukkan perlahan-lahan minyak goreng,tepung tapioka,
gula halus, garam halus,merica halus, dan adonan di atas
yang telah dihaluskan.
d. Adonan di-mixer atau diuleni hingga merata
e. Masukkan adonan tersebut ke dalam cassing
denganmenggunakan staffer, kemudian ikat dengan benang
panjang (sesuai yang diinginkan).
f. Sosis yang telah matang digunting ikatan benangnya,
dikeluarkan dari plastiknya kemudian dikemas dan
ditempatkan dalam mesin pendingin.
234
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
236
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
238
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
5) Bakso Ikan
Pembuatan bakso ikan selain harus pandai dalam mengolahnya
juga lebih ribet karena harus menyisihkan tulang-tulang lunak
yang terdapat pada ikannya.
Ikan yang biasanya dipilih sebagai bahan baku utama dalam
bakso ikan adalah ikan tenggiri namun demikian bisa diganti
dengan ikan lain sebagai bahan baku utam pembuatan bakso ikan.
Hal pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan bakso ikan
adalah memisahkan daging ikan dengan tulangnya,kemudian
menghaluskannya dengan menggunakan mesin giling untuk daging
ikan atau bisa juga pakai blender. Setelah halus lalu ditambahkan
air es dan garam juga ditambah bumbu lain (rempah-rempah
lainnya) sampai menjadi adonan yang kental dan mudah dibentuk.
Sedikit – sedikit tambahkan tepung kanji supaya adonan lebih
mengikat dan lebih kental. Penambahan tepung kanji secukupnya
dari berat daging ikan, agar cita rasa daging ikanya tetap terasa
kuat.
239
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
6) Kerupuk Ikan
Kerupuk merupakan salah satu produk makanan yang bisa
menggunakan bahan baku dari ikan. Ikan adalah produk yang
mudah ditemui di Kecamatan Banjar Agung. Saat ini mulai banyak
kerupuk ikan yang mulai dipasarkan. Perbandingan antara daging
ikan dan tepung tapioka dalam pengolahan kerupuk ini adalah 1:4.
Berikut adalah teknik pembuatan kerupuk ikan:
240
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
a. Pembuatan tajin
Ambil tepung sebanyak 10% dari jumlah tepung kemudian
larutkan dalam air dingin hingga larut dalam air (jumlah air yang
digunakan sesuai dengan jumlah tepung yang akan dilarutkan).
Selanjutnya ditambahkan air panas (air yang akan mendidih)
sebanyak 1-2 kali dari jumlah air dingin yang digunakan dan aduk
dengan cepat sampai larutan tepung menjedal menyerupai lem yang
berwarna putih bersih, kental dan warnanya putih tidak bening.
b. Pelumatan daging
Daging ikan dilumatkan dengan menggunakan alat pelumat
daging (glinder) atau dilumatkan secara manual dengan cara
dicincan menggunakan pisau.
c. Pembuatan bubur ikan
Daging ikan yang sudah lumat kemudian ditambahkan 2,5%
garam, 0,5 gula, 0,7% vetsin, 0,1 soda kue dari total tepung dan
ikan yang digunakan.
d. Pembuatan adonan
Campurkan tajin ke dalam bubur ikan dan diaduk dengan
menggunakan tangan sambil diremas-remas, kemudian tambahkan
tepung tapioca sedikit demi sedikit serta diaduk sampai homogeny.
Penambahan tepung dilakukan sampai adonan bila dipegang tidak
lengket ditangan. Kemudian adonan dicetak dengan cara digulung-
gulung enggan menggunakan tangan atau menggunakan alat
pencetak kerupuk hingga membentuk bulatan panjang.
e. Pengukusan
Pengukusan dilakukan dengan cara disusun pada kunci
pengukusan yang berisi air yang sudah mendidih. Pengukusan
dilakukan selama 30 menit atau sampai matang. Kerupuk dianggap
matang bila adonan yang dikukus ditusuk dengan lidi tidak lengket.
Kerupuk kemudian didinginkan pada suhu ruang selama 1 malam.
241
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
242
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
7) Salai
Salai ikan merupakan salah satu produk diversifikasi dari
olahan ikan. Berikut adalah cara pembuatan salai ikan :
a. Mula-mula ikan disaingi dan dibersihkan, kemudian dibelah
( butterfly );
b. Kemudian ikan direndam dalam larutan perendam selama
15-30 menit dengan perbandingan volume dan berat ikan =
1,5:1.;
c. Setelah perendaman, ikan ditiriskan dalam wadah plastic
yang berlubang sampai air tidak menetes lagi.
d. Setelah ditiriskan, kemudian ikan dimasukkan kedalam oven
pengasapan yang telah dipanasi terlebih dahulu dengan
menggunakan sabut dan batok kelapa sebgai bahan
bakarnya. Ikan disusun dengan cara digantungkan dalam
posisi terbalik atau kelapa dibawah.
e. Setelah selesai pengasapan, ikan asap yang telah matang
dikemas dalam plastik dengan dilengkapi sambal kemasan,
setelah itu plastik ditutup dengan sealer.
f. Produk yang siap dipasarkan, sebaiknya disimpan pada
ruangan dengan sirkulasi udara yang baik dan dari serangga
dan binatang pengerat.
243
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
244
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
246
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
247
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
248
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
3. Minyak goreng
Minyak goreng yang digunakan adalah minyak kelapa atau
minyak kelapa sawit yang bermutu baik (jernih dan tidak tengik),
sesuai SNI 01 – 3741 – 2002. Penggunaan minyak goreng dengan
kualitas rendah akan menghasilkan kripik yang tidak tahan
lama (cepat tengik).
4. Larutan Natrium Bisulfit (Na2SO3)
Larutan Natrium Bisulfit 0,3% - 0,5% digunakan untuk
merendam pisang agar tidak terjadi perubahan warna menjadi
coklat. Di perdesaan larutan ini dapat diganti dengan potongan-
potongan daun sirih.
5. Bahan baku tambahan
Dalam pembuatan kripik pisang dapat ditambahkan bahan
tambahan pangan (BTP). Adapun yang menjadi tujuan
penambahan bahan tambahan pangan ini adalah untuk
memperbaiki tekstur, rasa, dan penampakan kualitas keripik
pisang. Penggunaan bahan-bahan tersebut baik jenis maupun
jumlahnya harus memenuhi persyaratan yang
direkomendasikan. Sedangkan persyaratan bahan tambahan
pangan sendiri mengacu pada ketentuan SNI 01-0222-1995.
Adapun bahan tambahan makanan dalam pembuatan kripik
adalah :
a. Gula pasir. Fungsi gula dalam pembuatan kripik pisang
adalah untuk memberikan rasa manis. Gula pasir dibuat
sirup terlebih dahulu dengan perbandingan 1 kg gula pasir
dilarutkan dalam 5 gelas air. Gula yang digunakan harus
bermutu baik, yaitu kering, tidak bau apek atau masam,
tidak Nampak adanya ampas atau bahan asing dan berwarna
putih. Standar gula kristal putih (SNI 01-3140-2001).
249
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
250
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
251
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
253
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Adapun potensi (profil dan sebaran) UMKM di Kabupaten Tulang
Bawang adalah
a) Daftar Nama Usaha Mikro, Kecil, Menengh Kecamatan
Menggala Kabupaten Tulang Bawang.
250
200
Axis Title
150
100
50
0
Mikro Kecil Menengah
Jumlah Sektor
1 Sektor Jasa 256 5
2 Sektor Perdagangan 97 0
3 Sektor Industri Makanan
4 Sektor Industri Lainya
5 UMKM Unggulan
254
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
80
60
40
20
0
Mikro Kecil Menengah
1 Sektor Jasa 19 11
2 Sektor Perdagangan 139 11
3 Sektor Industri Makanan
4 Sektor Industri Lainya
5 UMKM Unggulan
100
50
0
Sektor
Sektor Sektor UMKM
Sektor Industri
Perdaga Industri Unggula
Jasa Makana
ngan Lainya n
n
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 21 231
Jumlah Sektor Kecil 9 50
Jumlah Sektor Menengah
255
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
80
60
40
20
0
Sektor
Sektor Sektor UMKM
Sektor Industri
Perdaga Industri Unggula
Jasa Makana
ngan Lainya n
n
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 12 163 17 1
Jumlah Sektor Kecil 2 21 1
Jumlah Sektor Menengah
10
5
0
Sektor Sektor Sektor
UMKM
Sektor Jasa Perdaganga Industri Industri
Unggulan
n Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 4 23 4
Jumlah Sektor Kecil 6 5
Jumlah Sektor Menengah
256
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
30
20
10
0
Sektor Sektor Sektor
UMKM
Sektor Jasa Perdaganga Industri Industri
Unggulan
n Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 2 64
Jumlah Sektor Kecil 0 4
Jumlah Sektor Menengah
100
50
0
Sektor Sektor Sektor
UMKM
Sektor Jasa Perdaganga Industri Industri
Unggulan
n Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 19 205
Jumlah Sektor Kecil 0 5
Jumlah Sektor Menengah
257
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
250
200
150
100
50
0
Sektor Sektor Sektor
Sektor UMKM
Perdagan Industri Industri
Jasa Unggulan
gan Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 78 476
Jumlah Sektor Kecil 3 34
Jumlah Sektor Menengah
60
40
20
0
Sektor Sektor Sektor
Sektor UMKM
Perdagan Industri Industri
Jasa Unggulan
gan Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 12 103
Jumlah Sektor Kecil 3 7
Jumlah Sektor Menengah 1
258
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
10
5
0
Sektor Sektor Sektor
Sektor UMKM
Perdagan Industri Industri
Jasa Unggulan
gan Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 3 23
Jumlah Sektor Kecil 15
Jumlah Sektor Menengah
80
60
40
20
0
Sektor Sektor Sektor
UMKM
Sektor Jasa Perdaganga Industri Industri
Unggulan
n Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 12 147 3
Jumlah Sektor Kecil 1 0 0
Jumlah Sektor Menengah
259
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
10
5
0
Sektor Sektor Sektor
Sektor UMKM
Perdagan Industri Industri
Jasa Unggulan
gan Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 4 22
Jumlah Sektor Kecil 0 14
Jumlah Sektor Menengah
20
15
10
5
0
Sektor Sektor Sektor
Sektor UMKM
Perdagan Industri Industri
Jasa Unggulan
gan Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 3 36 4
Jumlah Sektor Kecil 2
Jumlah Sektor Menengah
260
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
60
40
20
0
Sektor Sektor Sektor
Sektor UMKM
Perdagan Industri Industri
Jasa Unggulan
gan Makanan Lainya
1 2 3 4 5
Sektor Usaha
Jumlah Sektor Mikro 6 109
Jumlah Sektor Kecil 2 5
Jumlah Sektor Menengah
60
40
20
0
Mikro Kecil Menengah
Jumlah Sektor
1 Sektor Jasa 6 2
2 Sektor Perdagangan 97 19
3 Sektor Industri Makanan
4 Sektor Industri Lainya
5 UMKM Unggulan
261
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
263
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
B. SARAN
Agar Program dan Strategi Pengembangan Kampung UKM Digital
dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan maka diperlukan
kesungguhan dari berbagai pihak baik dilingkungan internal
Pemeritah Kabupaten Tulang Bawang untuk bekerjasama dengan
provider penyedia jaringan akses internet, content, Pemerintah
Kabupaten Tulang Bawag sebagai pemangku kebijakan yang antara
lain dalam hal perijinan, kemudahan export produk UKM maupun
Akademisi dalam implementasinya.
265
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
DAFTAR PUSTAKA
266
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
Gentilini, U., Almenfi, M., Orton, I., & Dale, P. (2020). Social
protection and jobs responses to COVID-19: a real-time review of
country measures. Live Document. World Bank, Washington, DC.
http://www. ugogentilini. net/wp-
content/uploads/2020/03/global-review-of-social-protection-
responsesto-COVID-19-2. pdf. Retrieved from
http://documents.worldbank.org/curated/en/3771515874207906
24/pdf/Social-Protection-and-Jobs-Responses-to-COVID-19-A-
Real-Time-Review-of-Country-Measures-April-3-2020.pdf
267
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
269
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
https://radartuba.com/2019/04/28/dinas-koperasi-dan-
ukm-pamerkan-produk-unggulan-ciri-khas-tulang-bawang/
270
PENGEMBANGAN PASAR DIGITAL DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN TULANG BAWANG
https://emenperin.go.id/artikel/42/Perkembangan-
Pelaksanaan-Perdagangan-ACFTA-Tahun-2010--Di-Sektor-Industri
https://ekonomi.kompas.com/read/2013/03/26/23115559/I
nfrastruktur.Indonesia.Peringkat.78
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/09/b
erapa-pengguna-internet-di-indonesia
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/10/ni
lai-transaksi-digital-perdagangan-elektronik-indonesia-terbesar-di-
asia-tenggara
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
2760762/indef-sby-punya-6-keberhasilan-tapi-ada-10-kegagalan,
diakses
http://www.seputartuba.com/2019/09/09/masyarakat-
tulangbawang-nantikan-dibukanya-gerbang-tol-menggala/
https://tulangbawangkab.bps.go.id/publication/download.ht
ml,
271