Diterbitkan oleh:
Pusat Data dan Teknologi Informasi
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pengarah
Dr. Muhamad Hasan Chabibie, S.T., M.Si.
Editor
Mas’ad, S.Si.
Penyusun
Abdul Hakim, S.Kom.
Banan Nabila, S.Stat
Desain grafis:
Gunawan Bayu Aji, S.Sn
Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Grafik
▪ Latar Belakang
8
▪ Kajian Pustaka
9
▪ Metodologi
10
▪ Partisipasi Peserta Didik
11
▪ Alur Pikir dan Batasan Analisis
13
▪ IPM 2022
3
15
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR TABEL
▪ Tabel 12. Jumlah Kab-Kota menurut kuadran Capaian IPM 2022 dengan APM 2022, 40
Tiap Provinsi
▪ Tabel 13. Jumlah Kab-Kota kuadran I, menurut Klasifikasi Faktor IPM dan Kab-Kota 42
▪ Tabel 14. Jumlah Kab-Kota kuadran II, menurut Klasifikasi Faktor IPM dan Kab-Kota 43
▪ Tabel 15. Jumlah Kab-Kota kuadran III, menurut Klasifikasi Faktor IPM dan Kab-Kota 44
▪ Tabel 16. Jumlah Kab-Kota kuadran IV, menurut Klasifikasi Faktor IPM dan Kab-Kota 45
▪ Tabel 17. Jumlah Kab-Kota Menurut kuadran dan Klasifikasi Faktor IPM 47
5
DAFTAR GRAFIK
6
DAFTAR GRAFIK
7
Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU Nomor 20, Tahun 2003
tentang sistem pendidikan).
Sumitro Djojohadikusumo menyatakan : ”Pembangunan berarti suatu proses perubahan struktural kehidupan bernegara
kebangsaan, yang tercakup di dalam struktural politik dan pertahanan keamanan, struktur ekonomi, serta struktur tata masyarakat
dan budaya”.
Peranan pendidikan dalam pembangunan dilakukan melalui berbagai cara dan upaya, yaitu :
1. Mengembangkan teknologi baru
Hasil pendidikan adalah orang terdidik yang mempunyai kemampuan melaksanakan penelitian dan pengembangan yang
dapat menghasilkan teknologi baru.
2. Menjadi tenaga produktif dalam bidang konstruksi
Orang- orang terdidik hasil pendidikan, juga masuk dan aktif bekerja di bidang konstruksi yang menghasilkan rancang bangun
berbagai macam pabrik dan perusahaan.
3. Menjadi tenaga produktif yang menghasilkan barang dan jasa
Orang- orang terdidik hasil pendidikan menjadi masukan dalam pabrik- pabrik dan perusahaan- perusahaan, sebagai tenaga
kerja produktif yang memproses produksi barang- barang kebutuhan.
4. Pelaku generasi dan penciptaan budaya
Orang- orang terdidik hasil pendidikan sekaligus individu- individu atau kelompok- kelompok, tidak hanya merevisi
kebudayaan masa lampau melainkan juga menciptakan unsur- unsur budaya baru.
5. Konsumen barang dan jasa
Orang- orang terdidik hasil pendidikan merupakan generasi baru yang mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan pabrik-
pabrik dan perusahaan, dan lebih kritis dalam menggunakan barang dan jasa jika dibandingkan orang- orang yang tidak/
kurang terdidik.
Peranan Pembangunan
a. Payung pendidikan, yang berfungsi sebagai salah satu pembatas lingkungan pendidikan dan tolak ukur konstribusi keberhasilan
pembangunan
b. Sumber yang memberikan masukan pada pendidikan berupa hasil- hasil pembangunan dari sektor yang lainnya
Sumber:
“PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN : Hubungan Timbal Balik Antara Pendidikan dengan Pembangunan Nasional”, Fikryyah CAHYANI, Malang, https://mboir.academia.edu/FikryyahCahyani
8
Kajian Pustaka
• Sumber Daya Manusia bermutu yang merupakan produk pendidikan adalah merupakan keberhasilan pembangunan
suatu negara. Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam pembangunan manusia, bahkan kinerja
pendidikan pendidikan yaitu gabungan angka partisipasi kasar (APK) jenjang pendidikan dasar sampai dengan
pendidikan tinggi dan angka melek aksara digunakan sebagai variabel dalam menghitung Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) bersama-sama dengan variabel kesehatan dan ekonomi. (Evaluasi Pelaksanaan Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan, Bappenas 2009)
• Pada dasarnya pembangunan ditujukan untuk mencapai kesejahteraan seluruh masyarakat tanpa kecuali. Ukuran
kesejahteraan dapat diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM memberikan gambaran tentang hasil
pembangunan yang bukan sekedar pertimbangan materi (ekonomi) tapi lebih mendasar lagi yaitu ukuran tentang
kualitas hidup manusia. IPM mempertimbangkan tiga aspek penting dalam ukuran kualitas hidup manusia, yaitu:
usia harapan hidup (longevity), tingkat pendidikan (knowledge), dan standar kehidupan layak (decent living).
Besaran kompisit tersebut merupakan besaran yang dianggap representative bagi ukuran tentang kualitas hidup
manusia. (Indeks Pembangunan Manusia dan Pendidikan di Jawa Tengah, Mohammad Fauzan1), Agung
Nusantara2), SriNawatmi3), dan Agus Budi Santosa4), Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Unisbank, 2020)
• Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel pendapatan per kapita berpengaruh positif signifikan terhadap angka
partisipasi sekolah di Indonesia. (Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Angka Partisipasi Sekolah di indonesia,
Muhammad Fachry Elfarabi, Fakutas Ekonomi, UII, 2018)
• Angka patisipasi murni merupakan persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari
jumlah penduduk di usia yang sama. Berdasarkan penelitian ini APM memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
IPM, sehingga peningkatan APM maka akan meningkatkan IPM. (Determinan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesian Journal of Development Economics, Jihan Aqilah Rosyadah, Unnes)
• Pendidikan merupakan modal dasar pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu indeks yang penting
dalam perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah Indeks Pendidikan. Dengan pendidikan yang
memadai, maka pembangunan nasional akan mudah dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan. (Pengaruh
Partisipasi Pendidikan Terhadap Persentase Penduduk Miskin, Dini Amaliah, Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol.
2 No. 3 Nopember 2015, hal 231-239)
9
Metodologi
Sumber data yang digunakan dalam analisis Pendekatan IPM terhadap APK-APM ini antara lain:
a. Data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2022 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik
IPM merupakan indikator komposit dari tiga faktor yaitu:
• Pendidikan (Harapan Lama Sekolah dan Rerata Lama Sekolah)
• Kesehatan (Umur Harapan Hidup)
• Ekonomi (Pengeluaran Per Kapita)
Data APK-APM bersumber dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
APK-APM 2021 cut off pada tanggal 30 November 2021, sedangkan untuk data APK-APM 2022
cut off pada tanggal 30 November 2022.
Pendekatan IPM terhadap APK-APM dilakukan menggunakan metode analisis kuadran capaian IPM
terhadap capaian APM pada 514 kabupaten-kota, dengan definisi masing-masing kuadaran sebagai
berikut:
Kuadran I : Kab-Kota yang capaian IPM 2022 dan capaian APM 2022 di atas rata-rata 514 kab-kota.
Kuadran II : Kab-Kota yang capaian IPM 2022 di bawah rata-rata, namun capaian APM 2022 di atas
rata-rata 514 kab-kota.
Kuadran III : Kab-Kota yang capaian IPM 2022 dan capaian APM 2022 di bawah rata-rata 514 kab-kota.
Kuadran IV : Kab-Kota yang capaian IPM 2022 di atas rata-rata, namun capaian APM 2022 di bawah
rata-rata 514 kab-kota.
10
Partisipasi Peserta Didik
Grafik 1. Perbandingan antara Target Renstra dan Capaian
APK SD/MI/SDLB/Paket A (SD), APK SMP/MTS/SMPLB/Paket B (SMP), dan APK SMA/MA/SMK/SMALB/Paket C (SM)
Tahun 2022
11
Partisipasi Peserta Didik
Permasalahan
SD
Delta = 2,64% • APK SD dan SM sederajat tahun 2022
mengalami penurunan, sedangkan untuk APK
SMP sederajat mengalami kenaikan di tahun 2022
APK & APM PAUD, SD, SMP, dan SM (Termasuk Madrasah dan sederajat
Tahun 2022/2023;
@Pusdatin, Setjen, Kemdikbudristek, Februari 2023)
SM Delta = 6,79%
12
Alur Pikir dan Batasan Analisis
IPM Pendidikan
(Indeks Pembangunan Manusia)
APK-APM
Pembangunan ▪ Angka Partisipasi Kasar
▪ Angka Partisipasi Murni
Nasional
Dari skema di atas, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan timbal balik antara capaian pembangunan dengan capaian
pengelolaan dan pembinaan pendidikan. Hasil dari proses pembangunan, selanjutnya dapat sebagai acuan/pijakan
dalam perencanaan pembangunan sektor pendidikan, dan sebaliknya kondisi capaian sektor pendidikan diharapkan
dapat menggerakkan pembangunan, dan secara tidak langsung akan menggerakkan sektor lain.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah salah satu indikator makro yang menggambarkan kondisi pembangunan
manusia suatu wilayah, untuk mencapai kondisi tersebut dengan menggunakan Indeks Pembangunan Manusia, yang
terdiri dari tiga faktor, yaitu Faktor Ekonomi, Faktor Kesehatan dan Faktor Pendidikan. Angka Partisipas Kasar-Angka
Partisipasi Murni (APK-APM) merupakan salah satu indikator makro pendidikan yang menggambarkan partisipasi
penduduk usia sekolah yang masuk dalam Sistem Pendidikan (Formal ataupun Non Formal), di mana penduduk usia
sekolah tercatat dalam salah satu Satuan Pendidikan.
IPM dan APK/APM merupakan indikator makro jika disandingkan dapat menunjukkan gambaran umum suatu wilayah,
yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan atau background untuk melakukan perencanaan dan pembinaan
pendidikan (khusus untuk sektor pendidikan), untuk lebih mengetahui secara detail permasalahan di proses belajar di
setiap satuan pendidikan atau kewilayahan dengan menggunakan indikator-indikator pendidikan lainnya.
13
Alur Pikir dan Batasan Analisis (2)
IPM
(Indeks Pembangunan
Manusia)
Anak
Pendidikan Anak Multisektoral
Peserta Didik
Pendidikan Peserta Didik Sektoral
APK -APM
Tercatat dalam Lembaga Pendidikan
Diagram Venn
Kelompok Peserta Didik merupakan bagian (Subset) dari Kelompok Anak-anak, dan kelompok Anak-anak
merupakan bagian (Subset) dari Masyarakat.
Pendidikan Peserta Didik tidak lepas dari kondisi pendidikan anak-anak secara umum, dan pendidikan anak-anak
tidak lepas dari kualitas pendidikan masyarakat, maka secara konsep ada hubungan antara pendidikan
masyarakat, pendidikan anak dan pendidikan peserta didik.
14
15
IPM
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
“Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan
lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan
yang produktif. Hal ini tampaknya merupakan suatu kenyataan yang sederhana. Tetapi hal ini seringkali terlupakan
oleh berbagai kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan harta dan uang”, (Human Development Report 1990).
16
Status Pembangunan Manusia
Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke
dalam empat kelompok. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah
menjadi kelompok - kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia.
1. Kelompok Sangat Tinggi : IPM ≥ 80
2. Kelompok Tinggi : 70 ≤ IPM < 80
3. Kelompok Sedang : 60 ≤ IPM < 70
4. Kelompok Rendah : IPM < 60
17
Grafik 2. Perkembangan IPM dan Indikator Penyusunnya
Grafik 2a. Perkembangan UHH (Kesehatan) Grafik 2b. Perkembangan HLS dan RLS (Pendidikan)
18
Grafik 3. Potret empat Indikator dalam Indeks Pembangunan Manusia 514 Kabupaten/Kota Tahun 2022
Rerata
Rerata Rata-rata
Pengeluaran
Lama Sekolah
perkapita 514 Kab-
(RLS) 514 Kab-
Kota, Tahun 2022
Kota, Tahun 2022
adalah 10.664,95
adalah 8,55
ribu dengan
dengan Standar
Standar deviasi
deviasi 1,62
2.752,588 ribu
19
Grafik 4. Potret Indikator dalam Tabel 1. Statistik Deskriptif Indeks Pembangunan Manusia 514
Indeks Pembangunan Manusia 514 Kabupaten/Kota Tahun 2022
Kabupaten/Kota Tahun 2022
Grafik 5. Persentase Jumlah Kab-Kota Tabel 2. Jumlah Kab-Kota menurut Capaian terhadap Rerata Kab-Kota
menurut capaian terhadap Rerata Kab-Kota
20
Tabel 3. IPM 2022, 2021, dan Pertumbuhan IPM 2022 Grafik 6. Persentase Jumlah Kab-Kota menurut Pertumbuhan IPM
terhadap Rerata Kab-Kota
Dari total 98 kota, 77 di antaranya (78,57%) pertumbuhannya masih di bawah rerata pertumbuhan
IPM 514 kab-kota.
Sedangkan dari total 416 Kabupaten, 197 di antaranya (47,36%) pertumbuhannya masih di bawah
rerata pertumbuhan IPM 514 kab-kota.
Secara keseluruhan, terdapat 274 kab-kota (53,31%) yang pertumbuhannya masih di bawah rerata
pertumbuhan IPM 514 kab-kota.
21
Grafik 7. Persentase Jumlah Kab-Kota Menurut
Kelompok Klasifikasi Faktor-Faktor IPM
(Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan)
terhadap Capaian IPM
22
Grafik 8. Komposisi Persentase Jumlah Kabupaten/Kota Menurut Kelompok Klasifikasi Faktor-Faktor IPM 2022
(Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan) terhadap Capaian IPM Setiap Provinsi
Secara umum terdapat 19,84% kab-kota di Indonesia yang ketiga
faktor (pendidikan, kesehatan, dan ekonomi) di atas rata-rata
514 kab-kota dan 18,09% kab-kota di Indonesia yang ketiga
faktor di bawah rata-rata seluruh kab/kota.
Tiga Provinsi yaitu Kalimantan Timur, DIY, dan DKI Jakarta, lebih
dari atau sama dengan 50% kab-kotanya dengan tiga faktor
Pembangunan Manusia di atas rata-rata 514 kab-kota.
Provinsi Aceh, 69,57% kab-kotanya memiliki permasalahan pada
faktor kesehatan atau ekonomi ,terbesar jika dibandingkan
dengan 514 kab-kota.
Kab-kota di Provinsi Bangka Belitung dengan kondisi rendahnya
Pembangunan Manusia lebih disebabkan oleh faktor pendidikan
(Harapan Lama Sekolah atau Rata-rata Lama Sekolah), jika
dibandingkan dengan 514 kab-kota.
Sembilan provinsi, yaitu Kalbar, Bengkulu, Sulbar, Sulteng,
Kaltara, Kalteng, Sulsel, Gorontalo, dan NTB merupakan
provinsi yang lebih dari atau sama dengan 50% kab-kotanya
dengan kondisi bahwa faktor Pendidikan dan Faktor Kesehatan
atau Ekonominya masih di bawah rerata 514 kab-kota.
Terdapat tiga provinsi yang lebih dari 50% kab-kotanya dengan
kondisi tiga faktor Pembangunan Manusianya masih di bawah
rerata 514 kab-kota, yaitu Papua, Lampung, dan NTT.
23
Tabel 6. Jumlah
Kabupaten/Kota
menurut Kelompok
Klasifikasi Faktor-
Faktor IPM 2022
(Pendidikan, Ekonomi,
dan Kesehatan)
terhadap Capaian IPM
Setiap Provinsi
24
Sumber Data IPM 2022 : Badan Pusat Statistik (BPS)
25
26
APK - APM
Angka Partisipasi Kasar – Angka Partisipasi Murni
“Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan
salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan,
dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk (khususnya usia sekolah) untuk mengenyam
pendidikan, hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Untuk mengetahui seberapa
banyak penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk menurut usia sekolah yang
berada disekolah. Untuk melihat partisipasi sekolah dalam suatu wilayah biasa dikenal beberapa indikator, antara lain: Angka
Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), serta Angka Partisipasi Murni (APM).”
Rumus Indikator
ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)
Definisi : Perbandingan antara siswa pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah dan dinyatakan dalam persentase.
Rumus :
Kriteria : Makin tinggi APK berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di jenjang pendidikan tertentu atau banyak anak di
luar usia sekolah.
Kegunaan : Untuk mengetahui jumlah siswa yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu.
27
Tabel 7. Perkembangan Total Jumlah Peserta Didik menurut Jenis, Grafik 9. Perubahan Total Jumlah Peserta Didik
Tahun 2021-2022 menurut Jenis, Tahun 2021-2022
28
Grafik 11. Capaian APK Tahun 2022 Tiap Provinsi Grafik 12. Capaian APM Tahun 2022, Tiap Provinsi
29
Grafik 13. Sebaran 34 Provinsi menurut kuadran antara capaian APK Tahun 2022 dengan capaian APM Tahun 2022
Sepuluh provinsi, yaitu Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Jambi,
Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, dan Aceh merupakan provinsi yang masuk dalam kuadran IV, dimana capaian
APK-nya diatas kondisi nasional namun capaian APM-nya dibawah kondisi nasional, hal ini dapat menunjukkan bahwa
penduduk usia 13-15 tahun yang masuk dalam sistem pendidikan secara proporsi masih dibawah provinsi lain.
Lima provinsi, yaitu Kepulauan Riau, Jawa Barat, Riau, Kalimantan Timur, dan Bali masuk kuadran II, hal ini dapat menunjukkan
bahwa penduduk usia 13-15 tahun yang masuk dalam sistem pendidikan memiliki proporsi yang tinggi dibandingkan dengan
provinsi lain.
30
31
32
Tabel 8. Statistika Deskriptif capaian APK dan APM Tahun 2021 dan 2022,
Menurut Kabupaten-Kota
Variasi APK antar Kab-Kota pada tahun 2022
relatif mengecil, hal ini menunjukkan bahwa gap
APK antar kab-kota semakin mengecil. Untuk
APK standar deviasinya berkurang 0,63
sedangkan untuk APM standar deviasinya
meningkat 0,74.
Secara nasional, dari 514 kab-kota capaian APK tahun 2022 yang
menurun lebih dari 5% ada 23 kab-kota (4,47%), 127 kab-kota
(24,71%) turun 0 sd 5%, dan 364 kab-kota (70,82%) lainnya
mengalami kenaikan capaian APK 2022.
33
Grafik 15. Persentase Jumlah Kab-Kota menurut perubahan Hampir pada setiap provinsi, terdapat pola perubahan APK yang
APK Tahun 2021-2022, Tiap Provinsi hampir sama dimana ada kabupaten-kota yang mengalami
kenaikan APK dan ada yang mengalami penurunan APK.
Provinsi Bangka Belitung, DI Yogyakarta, dan Kalimantan Selatan
merupakan provinsi dengan seluruh kabupaten-kota nya
mengalami kenaikan APK. Sedangkan Provinsi Kalimantan Timur
merupakan provinsi yang seluruh kabupaten-kota nya
mengalami penurunan APK.
34
Grafik 16. Gap Capaian APK-APM Kab-Kota Tiap Provinsi
Perbandingan Gap Capaian APK
2022 kab-kota menurut provinsi
35
Grafik 17. Sebaran 514 Kab-Kota menurut kuadran antara capaian APK Tahun 2021 dengan capaian APK
Tahun 2022
kuadran II kuadran I
Catatan: Nama-nama Kab-Kota yang tertulis di grafik merupakan kabupaten-kota yang perubahan capaian APK
tahun 2022 sangat signifikan (meningkat lebih dari 10% atau menurun lebih dari 10%) jika dibandingkan dengan
capaian APK tahun 2021
36
Grafik 18. Sebaran 514 Kab-Kota menurut kuadran antara capaian APM Tahun 2021 dengan capaian APM
Tahun 2022
kuadran II kuadran I
Catatan: Nama-nama Kab-Kota yang tertulis di grafik merupakan kabupaten-kota yang perubahan capaian APM
tahun 2022 sangat signifikan (meningkat lebih dari 10% atau menurun lebih dari 10%) jika dibandingkan dengan
capaian APM tahun 2021
37
38
Grafik 19. Sebaran Kab-Kota menurut kuadran Capaian IPM 2022 dengan APM 2021 Grafik 20. Persentase Jumlah Kab-Kota
menurut kuadran Capaian IPM 2022 dengan
APM 2022
Rata-rata
kuadran II kuadran I
Rata-rata
39
Tabel 12. Jumlah Kab-Kota Menurut Kuadran Capaian IPM 2022 dengan APM 2022, Tiap Provinsi
40
41
Kuadran I : Kab-Kota yang capaian IPM 2022 dan capaian APM 2022 diatas rata-rata 514 kab-kota.
Tabel 13. Jumlah Kab-Kota Kuadran I, menurut Klasifikasi Faktor IPM dan Kab-Kota
APM
kuadran I
IPM
Namun demikian, dari 68 kota masih ada yang kondisi ekonominya dibawah rata-rata (2 kota), masalah kesehatan (1 kota),
masalah ekonomi dan kesehatan (1 kota), masalah pendidikan (6 kota), dan masalah pendidikan dan kesehatan 1 kota.
Sedangkan untuk kabupaten memilki kondisi permasalahan yang bervariasi (lihat tabel 11).
42
Kuadran II : Kab-Kota yang capaian IPM 2022 dibawah rata-rata kab-kota dan capaian APM 2022
diatas rata-rata 514 kab-kota.
Tabel 14. Jumlah Kab-Kota Kuadran II, menurut Klasifikasi Faktor IPM dan Kab-Kota
APM
kuadran II
IPM
Sedangkan untuk kabupaten, 26 kabupaten dengan kondisi ketiga faktor (pendidikan, ekonomi, dan kesehatan) dibawah rata-
rata serta 26 kabupaten dengan kondisi pendidikan (HLS dan RLS) dan ekonomi dibawah rata-rata.
Untuk 58 kabupaten lainnya memiliki permasalahan yang bervariasi (lihat tabel 12).
43
Kuadran III : Kab-Kota yang capaian IPM 2022 dan capaian APM 2022 dibawah rata-rata 514 kab-kota.
Tabel 15. Jumlah Kab-Kota Kuadran III, menurut Klasifikasi Faktor IPM dan Kab-Kota
APM
kuadran III
IPM
Sedangkan untuk kabupaten, 67 kabupaten dengan kondisi ketiga faktor (pendidikan, ekonomi, dan kesehatan) dibawah rata-
rata, 17 kabupaten dengan kondisi pendidikan (HLS dan RLS) dan ekonomi dibawah rata-rata, 15 kabupaten dengan kondisi
pendidikan (HLS dan RLS) dan kesehatan dibawah rata-rata, serta 17 kabupaten dengan kondisi masalah pendidikan (RLS),
ekonomi, dan kesehatan dibawah rata-rata.
Untuk 45 kabupaten lainnya memiliki permasalahan yang bervariasi (lihat tabel 13).
44
Kuadran IV : Kab-Kota yang capaian IPM 2022 diatas rata-rata namun capaian APM 2022 dibawah
rata-rata 514 kab-kota.
Tabel 16. Jumlah Kab-Kota Kuadran IV, menurut Klasifikasi Faktor IPM dan Kab-Kota
APM
kuadran IV
IPM
Untuk kabupaten, lima kabupaten memiliki kondisi pembangunan manusianya di atas rata-rata kab-kota unutk pendidikan,
ekonomi, dan Kesehatan. Tujuh kabupaten dengan kondisi pendidikan (HLS) masih dibawah rata-rata, dan enam kabupaten
dengan kondisi ekonomi dan kesehatan dibawah rata-rata.
Untuk 23 kabupaten lainnya memiliki permasalahan yang beragam (lihat tabel 14).
45
Rangkuman IPM dan APK-APM SMP/MTs sederajat
▪ IPM
Sembilan provinsi, yaitu Kalbar, Bengkulu, Sulbar, Sulteng, Kaltara, Kalteng, Sulsel, Gorontalo, dan NTB merupakan provinsi
yang lebih dari atau sama dengan 50% kab-kotanya dengan kondisi bahwa faktor Pendidikan dan Faktor Kesehatan atau
Ekonominya masih di bawah rerata 514 kab-kota.
46
Rangkuman Satuan Pendidikan SMP/MTs sederajat
Tabel 17. Jumlah Kab-Kota Menurut kuadran dan Klasifikasi Faktor IPM
Kuadran 1 : 175 Kab-Kota (34,05%) yang capaian IPM 2022 dan capaian APM 2022 diatas rata-rata 514 kab-kota.
a. 79 kab-kota (45,14%) Faktor Pendidikan Masyarakat, Ekonomi, dan Kesehatan diatas rata-rata kab-kota.
b. 21 kab-kota (12,00%) Faktor Kesehatan atau Ekonomi dibawah rata-rata kab-kota.
c. 56 kab-kota (32,00%) Faktor Pendidikan Masyarakat (HLS atau RLS) dibawah rata-rata kab-kota.
d. 19 kab-kota (10,86%) Faktor Pendidikan dan Faktor lain dibawah rata-rata kab-kota.
Kuadran II : 112 Kab-Kota (21,79%) yang capaian IPM 2022 dibawah rata-rata, namun capaian APM 2022 diatas rata-rata 514 kab-kota.
a. 9 kab-kota (8,04%) Faktor Kesehatan atau Ekonomi dibawah rata-rata kab-kota.
b. 9 kab-kota (8,04%) Faktor Pendidikan Masyarakat (HLS atau RLS) dibawah rata-rata kab-kota.
c. 68 kab-kota (60,71%) Faktor Pendidikan dan Faktor lain dibawah rata-rata kab-kota.
d. 26 kab-kota (23,21%) ketiga faktor dibawah rerata kab-kota.
Kuadran III : 161 Kab-Kota (31,32%) yang capaian IPM 2022 dan capaian APM 2022 dibawah rata-rata 514 kab-kota.
a. 18 kab-kota (11,18%) Faktor Kesehatan atau Ekonomi dibawah rata-rata kab-kota.
b. 3 kab-kota (1,86%) Faktor Pendidikan Masyarakat (HLS atau RLS) dibawah rata-rata kab-kota.
c. 73 kab-kota (45,34%) Faktor Pendidikan dan Faktor lain dibawah rata-rata kab-kota.
d. 67 kab-kota (41,61%) ketiga faktor dibawah rerata kab-kota.
Kuadran IV : 66 Kab-Kota (12,84%) yang capaian IPM 2022 diatas rata-rata, namun capaian APM 2022 dibawah rata-rata 514 kab-kota.
a. 23 kab-kota (34,85%) Faktor Pendidikan Masyarakat, Ekonomi, dan Kesehatan diatas rata-rata kab-kota.
b. 16 kab-kota (24,24%) Faktor Kesehatan atau Ekonomi dibawah rata-rata kab-kota.
c. 11 kab-kota (16,67%) Faktor Pendidikan Masyarakat (HLS atau RLS) dibawah rata-rata kab-kota.
d. 16 kab-kota (24,24%) Faktor Pendidikan dan Faktor lain dibawah rata-rata kab-kota.
Bervariasinya capaian pastisipasi masyarakat dalam mendapatkan akses pendidikan dan bervariasinya latar belakang
masyarakat di masing-masing wilayah, memerlukan suatu strategi dalam implementasi kebijakan pembinaan
pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya (pendidikan masyarakat, ekonomi masyarakat, dan
kesehatan masyarakat) untuk mencapai pendidikan berkualitas yang merata.
47
Daftar Pustaka
▪ Amaliah, D., 2015. Pengaruh Partisipasi Pendidikan Terhadap Persentase Penduduk Miskin.
Semarang : Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan.
▪ Badan Pusat Statistik (BPS). 2023. Indeks Pembangunan Manusia 2022. Jakarta : Badan Pusat
Statistik.
▪ Elfarabi, M. F., 2018. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Angka Partisipasi Sekolah di
Indonesia. Yogyakarta : Fakutas Ekonomi UII.
▪ Fauzan, M., Nusantara, A., Nawatmi, S., & Santosa, A. B., 2020. Indeks Pembangunan Manusia
dan Pendidikan di Jawa Tengah. Semarang : Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
▪ Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan. 2009. Evaluasi Pelaksanaan Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Jakarta : Bappenas.
▪ Substansi Data dan Statistik Pusat Data dan Teknologi Informasi. 2022. APK & APM PAUD, SD,
SMP, dan SM (Termasuk Madrasah dan Sederajat) Tahun 2021/2022. Jakarta: Pusat Data dan
Teknologi Informasi, Kemendikbud Ristek.
▪ Substansi Data dan Statistik Pusat Data dan Teknologi Informasi. 2023. APK & APM PAUD, SD,
SMP, dan SM (Termasuk Madrasah dan Sederajat) Tahun 2022/2023. Jakarta: Pusat Data dan
Teknologi Informasi, Kemendikbud Ristek.
▪ Rosyadah, J., A.,. 2021. Determinan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT). Semarang : Indonesian Journal of Development Economics.
48
Note:
Klasifikasi IPM
1 = Tiga Faktor di atas Rerata
2 = Di bawah Rerata Kesehatan atau Ekonomi
3 = Di bawah Rerata Pendidikan (HLS atau RLS)
4 = Di bawah Rerata Pendidikan dan Faktor lain
5 = Tiga Faktor di bawah Rerata
kuadran IPM-APM
I = kuadran 1
II = kuadran 2
III = kuadran 3
IV = kuadran 4
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62