Inovasi Digitalisasi
Inovasi Digitalisasi
DIGITALISASI
PELAYANAN PUBLIK
TATA KELOLA PEMERINTAHAN
DAN INOVASI BENTUK LAINNYA
PADA DAERAH TERINOVATIF
i
Inovasi Digitalisasi Pelayanan Publik, Tata Kelola Pemerintahan, dan
Inovasi Bentuk Lainnya Pada Daerah Terinovatif
Pengarah:
Menteri Dalam Negeri
Sekretaris Jenderal
Penanggungjawab:
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan
Kapus Litbang Inovasi Daerah
Penulis:
Jerry Walo, S.Sos, MM
Drs Awan Yanuarko, M.Si
Drs. Asrori
Tini Apriani, S. Sos
Anthonius Riva, SE, M.Si
M. Sadik UL. Amin Faruk, S.STP
Septian Putri Palupi, S.STAT
Naomi Ratna Sari, S.Si
Diah Ayu Kusumaningrum, S.Si
Editor:
Aji Nur Cahyo
ISBN: 978-623-95190-7-0
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, taufik
serta hidayah-Nya, akhirnya penulis beserta Tim dapat menyajikan laporan dengan judul kajian
“Strategi dan Webinar Inovasi Digitalisasi Pelayanan Publik Tata Kelola Pemerintahan dan Inovasi
Bentuk Lainnya Pada Daerah Terinovatif”.
Untuk Indeks Inovasi Daerah itu sendiri pada tahun ini mempunyai tema yaitu, ‘‘Meningkatkan
KinerjaPemerintahan DaerahdenganInovasiDaerah”.IndeksInovasi Daerahmempunyai pengertian
yang cukup luas, salah satu diantaranya adalah himpunan dari suatu inovasi daerah yang telah
atau sudah dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri sebagai sebuah bentuk pembaharuan
dalam penyelenggaran pemerintahan daerah yang sesuai dengan urusan pemerintahan
yang telah atau menjadi kewenangan atau kewajiban bagi suatu daerah. Pada tahun kemarin,
kebutuhan inovasi menjadi faktor utama atau indikator kinerja utama bagi pemerintah daerah
dalam melaksanakan sebuah inovasi. Untuk daerah dengan segala keterbatasannya, dituntut
untuk mampu menghadirkan inovasi sebagai solusi dalam percepatan akselerasi pembangunan.
Amati, Tiru dan Modifikasi adalah sebuah slogan yang menjadi acuan atau pedoman yang
semestinya disikapi secara cepat dan tanggap oleh daerah dalam melaksanakan inovasi.
Berdasarkan bentuknya, pada klaster provinsi, kabupaten maupun kota mayoritas yang
paling banyak dalam bentuk inovasi tersebut adalah bentuk inovasi pelayanan publik. Pada klaster
provinsi terdapat 1.667 bentuk inovasi pelayanan publik. Pada klaster kabupaten terdapat 6.909
bentuk inovasi, dan untuk klaster kota terdapat 2.207 bentuk inovasi pelayanan publik. Sedangkan
berdasarkan jenisnya, inovasi terbagi menjadi dua yaitu inovasi digital dan inovasi non digital. Hal
tersebut tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan
Berbasis-Elektronik.
Pemerintah pun telah menggencarkan suatu inovasi dengan tema “Digital Melayani”
dengan tujuan memberikan sebuah pelayanan publik, karena layanan dgital tersebut ditargetkan
dapat menjadi acuan yang mampu mendekatkan antara Pemerintah dengan masyarakat. Pada
tahun 2020, untuk Indeks Inovasi Daerah dengan bentuk inovasi non digital lebih mendominasi
Indeks Inovasi Daerah daripada bentuk inovasi digital dalam inovasi berbentuk inovasi pelayanan
publik dan inovasi bentuk lainnya. Dalam perkembangan tatanan global saat ini, tantangan
pelayanan publik yang dihadapi saat ini semakin berat dan kompleks serta ditambah dengan
adanya pandemi Covid-19. Berbagai kebijakan serta terobosan dan inovatif dalam mengatasi
permasalahan yang berorientasi kepada pelayanan publik terbaik juga telah diberikan kepada
masyarakat. Namun demikian, inovasi digital dalam Indeks Inovasi Daerah Tahun 2020 secara
keseluruhan belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan.
Pada penyusunan kajian ini, penulis beserta Tim hendak mempunyai tujuan yang hendak
dicapai yaitu Pemetaan inovasi digital dalam bidang pelayanan publik, tata kelola pemerintahan,
dan inovasi bentuk lainnya sesuai dengan urusan kewenangan daerah serta menganalisa
permasalahan yang dihadapi dalam penerapan inovasi digital dalam bidang pelayanan publik,
tata kelola pemerintahan, dan inovasi bentuk lainnya sesuai dengan urusan kewenangan daerah.
Maka dari itu, kajian ini disusun oleh penulis dan Tim dimaksudkan untuk menjadi pelengkap
dalam bagian buku “Peta Pembinaan Inovasi Daerah Tahun 2021”. Buku ini menjadi acuan dan
ditargetkan untuk menjadi jembatan penghubung antara Pemerintah Pusat Kementerian/
Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan pihak-pihak yang terkait dalam mendukung
pembinaan dan pengawasan pengembangan Inovasi Daerah di Indonesia.
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel v
Daftar Gambar vi
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 4
Dasar Hukum 5
Tujuan 5
Ruang Lingkup 5
BAB II DESKRIPSI INOVASI DIGITALISASI PELAYANAN 7
PUBLIK, INOVASI DIGITALISASI TATA KELOLA
PEMERINTAHAN, DAN INOVASI DIGITALISASI BENTUK
LAINNYA PADA DAERAH TERINOVATIF
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1. Peta Sebaran Predikat Indeks Inovasi Daerah Tahun 2020 3
Gambar 1.2. Persentase Pemerintah Daerah berdasarkan Kategori Indeks 3
Gambar 2.4. Jumlah Inovasi Digital yang Dilaporkan Oleh Pemerintah Daerah 12
Terinovatif Klaster Daerah Perbatasan Tahun 2020 Berdasarkan
Bentuk Inovasi
Gambar 2.5. Jumlah Inovasi Digital yang Dilaporkan Oleh Pemerintah Daerah 13
Terinovatif Klaster Daerah Tertinggal Tahun 2020 Berdasarkan
Bentuk Inovasi
Gambar 2.8. Jumlah Inovasi Digital Pelayanan Publik dari Pemda Terinovatif 15
Tahun 2020 berdasarkan Klaster Provinsi
Gambar 2. 12. Jumlah Inovasi Digital Pelayanan Publik dari Pemda Terinovatif 16
Tahun 2020 berdasarkan Klaster Daerah Tertinggal
vi
Gambar 2.13. Top 10 Urusan Pemerintahan Berdasarkan Jumlah Inovasi Digital 16
Pelayanan Publik dari Pemda Terinovatif Tahun 2020
Gambar 2.14. Persentase Jumlah Inovasi Digital Tata Kelola Pemerintahan Daerah 30
dari Pemda Terinovatif Tahun 2020 berdasarkan Inisiator
Gambar 2.15. Jumlah Inovasi Digital Tata Kelola Pemerintahan dari Pemda Terinovatif 30
Tahun 2020 berdasarkan Klaster Pemda
Gambar 2. 16. Jumlah Inovasi Digital Tata Kelola Pemerintahan dari Pemda Terinovatif 30
Tahun 2020 berdasarkan Klaster Provinsi
Gambar 2.17. Jumlah Inovasi Digital Tata Kelola Pemerintahan dari Pemda Terinovatif 31
Tahun 2020
Gambar 2.18. Jumlah Inovasi Digital Tata Kelola Pemerintahan dari Pemda Terinovatif 31
Tahun 2020 berdasarkan Klaster Kota
Gambar 2. 19. Jumlah Inovasi Digital Tata Kelola Pemerintahan dari Pemda Terinovatif 32
Tahun 2020 berdasarkan Klaster Daerah Perbatasan
Gambar 2.20. Jumlah Inovasi Digital Tata Kelola Pemerintahan dari Pemda Terinovatif 32
Tahun 2020 berdasarkan Klaster Daerah Tertinggal
Gambar 2.21. Top 10 Urusan Pemerintahan Berdasarkan Jumlah Inovasi Digital Tata 33
Kelola Pemerintahan dari Pemda Terinovatif Tahun 2020
Gambar 2.22. Persentase Jumlah Inovasi Digital Bentuk Lainnya dari Pemenang IGA 43
Tahun 2020 berdasarkan Inisiator
Gambar 2.23. Jumlah Inovasi Digital Bentuk Lainnya dari Pemenang IGA Tahun 2020 44
iv vii
viii
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
BAB
PENDAHULUAN
1
Inovasi Digitalisasi Pelayanan Publik, Tata Kelola Pemerintahan, 1
Inovasi Bentuk Lainnya Pada Daerah Terinovatif
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
A. Latar Belakang
Inovasi, dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2017 dimaknakan sebagai semua
bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Digital, dalam kbbi.web.id/digital merupakan hal yang
berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu; atau berhubungan dengan
penomoran. Lebih lanjut, istilah digital ini lekat juga dengan apa yang disebut digitalisasi. Yunaningsih,
mendefinisikan digitalisasi sebagai proses membuat atau memperbaiki proses bisnis dengan
menggunakan teknologi dan data digital (Yunaningsih et al., 2021). Sementara Crawford et al (2020) dan
Johannessen & Olsen (2010) menyatakan bahwa istilah digitalisasi mengacu pada penggunaan teknologi
dan data digital untuk meningkatkan bisnis, pendapatan, dan menciptakan budaya digital (Yunaningsih
et al., 2021). Berdasarkan uraian tersebut, inovasi digitalisasi dimaksud dalam kajian ini adalah semua
bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang dilakukan dengan membuat
atau memperbaiki proses bisnis dengan menggunakan teknologi dan data digital untuk peningkatan
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Inovasi digitalisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah memiliki tiga bentuk, yakni inovasi digitalisasi pelayanan publik, inovasi digitalisasi tata kelola
pemerintahan, dan inovasi digitalisasi bentuk lainnya sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan
pemerintah daerah.
Berkenaan dengan penggunaan teknologi dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah telah
menerbitkan Peraturan Presiden (Prepres) Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE). SPBE merupakan penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada pengguna SPBE. SPBE ditujukan untuk
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel serta pelayanan
publik yang berkualitas dan terpercaya. Penerapan SPBE kerap disebut juga sebagai e-government. Dari
uraian tersebut, dapat terlihat bagaimana keterkaitan antara inovasi digitalisasi dan SPBE/ e-government.
Keduanya sama-sama memiliki tujuan untuk peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang
lebih efektif dan efisien, serta memberikan kemudahan dalam tata kelola pemerintahan dan pelayanan
publik, dengan memanfaatkan teknologi.
Untuk mendorong daerah dalam menciptakan dan mengembangkan inovasi, Pemerintah telah
melahirkan berbagai regulasi sebagai pedoman pemerintah daerah dalam melaksanakan inovasi sebagai
pengungkit bagi kepala daerah untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penerapan
berbagai inovasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Pasal 386 sampai dengan Pasal 389) dan dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2017 tentang Inovasi Daerah. Kebijakan ini memberikan ruang kepada pemerintah daerah untuk berkreasi
dan berinovasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya yang
berdasarkan kearifan lokal, dengan tujuan memperbaiki tata kelola pemerintahan daerah, mempercepat
pelayanan publik dan memberdayakan masyarakat serta meningkatkan daya saing daerah.
Pemerintah daerah di Indonesia berjumlah 542, yang terdiri dari 34 pemerintah daerah provinsi,
415 pemerintah daerah kabupaten, dan 93 pemerintah daerah kota. Pemerintah daerah yang menginput
data inovasi pada Indeks Inovasi Daerah Tahun 2020 adalah 484 (89,30%) atau mengalami peningkatan
86,15% dibandingkan tahun 2019, pemda yang menginput inovasi 260 (47,97%) daerah.
2
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Berdasarkan Indeks Inovasi Daerah Tahun 2020, Pemerintah Daerah Provinsi seluruhnya sudah
menginput data inovasi. Provinsi dengan predikat daerah sangat inovatif 21 (61,67%); provinsi dengan
predikat daerah inovatif 3 (8,82%); dan provinsi dengan predikat daerah kurang inovatif 10 (29,41%).
Sedangkan kabupaten dengan predikat sangat inovatif 131 (31,57%); predikat inovatif 30 (7,23%); kurang
inovatif 199 (47,95%); dan yang tidak dapat dinilai 55 (13,25%). Untuk daerah kota dengan predikat daerah
kota sangat inovatif 43 (46,24%); predikat daerah kota inovatif 11 (11,83%); predikat daerah kota kurang
inovatif 36 (38,71%); dan predikat daerah kota tidak dapat dinilai 3 (3,23%).
Gambar 1. 2 Persentase Pemerintah Daerah berdasarkan Kategori Indeks Inovasi Daerah Tahun 2020
Gambar 1. 3 Jumlah Pemerintah Daerah berdasarkan Klaster dan Kategori Indeks Inovasi Daerah
Inovasi daerah yang terdaftar di indeks inovasi daerah tahun 2020 berjumlah 17.779 inovasi, mayoritas
dalam bentuk inovasi pelayanan publik 10.783 (60,65%) disusul inovasi tata kelola pemerintahan 2.338
(13,15%) dan inovasi bentuk lainnya 4.658 (26,20%).
Gambar 1.4 Jumlah Inovasi berdasarkan Bentuk Inovasi dan Klaster Pemerintah Daerah Tahun 2020
Berdasarkan bentuknya, baik pada klaster provinsi, kabupaten maupun kota mayoritas adalah
inovasi pelayanan publik. Kemudian paling banyak kedua adalah inovasi bentuk lainnya dan ketiga adalah
inovasi tata kelola pemerintahan. Pada klaster provinsi, terdapat 512 inovasi tata kelola pemerintahan,
950 inovasi bentuk lainnya dan 1.667 inovasi pelayanan publik. Pada klaster kabupaten, sejumlah 1.422
inovasi merupakan inovasi tata kelola pemerintahan, 2.838 merupakan inovasi bentuk lainnya dan 6.909
inovasi pelayanan publik. Kondisi yang sama juga terjadi pada klaster kota dengan 404 inovasi tata kelola
pemerintahan, 870 inovasi bentuk lainnya dan 2.207 inovasi pelayanan publik.
Berdasarkan jenisnya, inovasi terbagi menjadi dua yaitu inovasi digital dan non digital. Dalam
tatanan global, penciptaan dan pengembangan inovasi menjadi keharusan bagi pemerintah daerah. Untuk
mendorong daerah mengembangkan inovasi digital pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor
95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis-Elektronik.
Pemerintah telah menggencarkan “Digital Melayani” dalam memberikan pelayanan publik. Hal ini
menjadi penting, karena layanan digital menjadi tuntutan yang akan mampu mendekatkan diri dengan
masyarakat. Hakikat transformasi digital tidak hanya merubah layanan biasa menjadi online atau dengan
membangun aplikasi. Transformasi digital lebih luas dari hanya merubah layanan menjadi online namun
bagaimana mengintegrasikan seluruh area layanan sehingga menghasilkan perubahan proses bisnis dan
mampu menciptakan “nilai” yang memberikan kepuasan kepada pengguna layanan. United Nations melalui
“‘E-Government Survey 2020” telah merilis tingkat adopsi sistem e-goverment yang dilakukan berbagai
negara. Dalam laporan tersebut, Indonesia masuk dalam jajaran dengan tingkat implementasi Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) pada peringkat ke-88 dari 193 negara. Hal ini menunjukkan
bahwa digitalisasi dalam memberikan pelayanan masih perlu untuk lebih ditingkatkan dan menjadi hal
yang penting. Implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) telah menjadi perhatian
seluruh negara. Indonesia juga masih tertinggal apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN
lainnya. Indeks SPBE ini diukur dengan memperhatikan beberapa komponen yaitu cakupan dan kualitas
layanan pemerintahan digital, status perkembangan infrastruktur digital dan kecakapan sumber daya
manusia dalam mengoperasikan layanan e-government.
Gambar 1. 5 Jumlah Inovasi Berdasarkan Jenis dan Bentuk dalam Indeks Inovasi daerah Tahun 2020
4
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Indeks Inovasi daerah Tahun 2020, Inovasi non digital mendominasi indeks inovasi daerah
dibandingkan inovasi digital dalam inovasi berbentuk pelayanan publik dan inovasi bentuk lainnya.
Sementara pada bentuk inovasi tata kelola pemerintahan, inovasi digital lebih mendominasi.
Dalam perkembangan tatanan global saat ini, tantangan pelayanan publik yang dihadapi saat ini
semakin berat dan kompleks serta ditambah dengan adanya pandemi Covid-19. Berbagai kebijakan
kebijakan terobosan dan inovatif dalam rangka mengatasi permasalahan yang berorintasi kepada
pelayanan publik terbaik yang diberikan kepada masyarakat. Namun demikian inovasi terutama inovasi
digital dalam Indek Inovasi Daerah Tahun 2020 secara keseluruhan belum menunjukkan hasil seperti yang
diharapkan. Dari hasil penelusuran proposal inovasi daerah yang disampaikan daerah mayoritas inovasi
digital belum secara jelas, tegas dan clear memberikan dampak dalam rangka mendorong terciptanya
kesejahteraan rakyat.
Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan masing-masing inovasi digital pelayanan publik, tata
kelola pemerintahan dan inovasi digital bentuk lainnya perlu dilakukan kajian Inovasi Digitalisasi Pelayanan
Publik, Tata Kelola Pemerintahan, Dan Inovasi Bentuk Lainnya, khususnya pada 31 pemerintah daerah
terinovatif sebagai nominator Innovative Government Award (IGA) Tahun 2020, terdiri dari 5 provinsi, 10
B. Dasar Hukum
Dasar hukum berikut merupakan beberapa dasar hukum yang melandasi kajian ini:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah.
3. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis-Elektronik.
C. Tujuan
D. Ruang Lingkup
Kajian ini difokuskan pada inovasi digital pelayanan publik, tata kelola pemerintahan, dan inovasi
digital bentuk lainnya pada 31 pemerintah daerah terinovatif sebagai nominator Innovative Government
Award (IGA) Tahun 2020, terdiri dari 5 provinsi, 10 kabupaten, 10 kota dan 3 daerah tertinggal serta 3
daerah perbatasan.
6
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
BAB
DESKRIPSI INOVASI DIGITALISASI
PELAYANAN PUBLIK, INOVASI DIGITALISASI
TATA KELOLA PEMERINTAHAN, DAN INOVASI
DIGITALISASI BENTUK LAINNYA PADA
DAERAH TERINOVATIF
2
Inovasi Digitalisasi Pelayanan Publik, Tata Kelola Pemerintahan, 7
Inovasi Bentuk Lainnya Pada Daerah Terinovatif
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah, pada pasal 1, ayat (1)
menyebutkan yang dimaksud inovasi daerah adalah semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah. Sedangkan pasal 4 menyebutkan, bahwa inovasi daerah ber bentuk (1) inovasi tata
kelola pemerintahan, inovasi pelayanan publik, dan inovasi daerah lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah. Pada pasal 5 ayat (1) yang dimaksud inovasi tata kelola pemerintahan
merupakan inovasi dalam pelaksanaan manajemen pemerintahan daerah yang meliputi tata laksana internal
dalam pelaksanaan fungsi manajemen dan pengelolaan unsur manajemen. Ayat (2) yang dimaksud inovasi
pelayanan publik pemerintahan merupakan inovasi dalam penyediaan pelayanan kepada masyarakat yang
meliputi proses pemberian pelayanan barang/jasa publik dan inovasi jenis dan bentuk barang/jasa publik. Ayat
(3) yang dimaksud inovasi daerah lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah merupakan segala bentuk inovasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah.
Berdasarkan jenisnya, inovasi daerah terbagi menjadi dua yaitu inovasi daerah digital dan inovasi
daerah non digital. Berdasarkan bentuk dan jenisnya inovasi daerah dikelompokkan menjadi inovasi digital
dan non digital tata kelola pemerintahan, inovasi digital dan non digital pelayanan publik, dan inovasi daerah
lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah berbasis digital dan non digital.
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
dan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 4 Tahun 2016 tentang Sistem Manajemen
Pengamanan Informasi (SMPI) yang telah mengadopsi standar SNI/ISO 270001:2013 menjadi acuan dalam
pengembangan SPBE dan penerapan strategi Digital Government bagi seluruh instansi pemerintah maupun
Digital Government di Indonesia.
Inovasi digital tata kelola pemerintahan merupakan inovasi adopsi/modernisasi teknologi digital dalam
pelaksanaan manajemen pemerintahan daerah yang meliputi tata laksana internal dalam pelaksanaan fungsi
manajemen dan pengelolaan unsur manajemen. Inovasi digital pelayanan publik pemerintahan merupakan
inovasi adopsi/modernisasi teknologi digital dalam penyediaan pelayanan kepada masyarakat yang meliputi
proses pemberian pelayanan barang/jasa publik dan inovasi jenis dan bentuk barang/jasa publik. Inovasi
daerah lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah berbasis digital
merupakan segala bentuk inovasi adopsi/modernisasi teknologi digital dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
Inovasi digital pelayanan publik, tata kelola pemerintahan, dan inovasi daerah lainnya sesuai dengan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah merupakan upaya modernisasi pelayanan publik
melalui adopsi teknologi digital, yang dapat memberikan peluang bagi pemerintah daerah dalam melayani
publik serta meningkatkan partisipasi dan kolaborasi publik dalam menciptakan layanan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Menciptakan dan pengembangan Inovasi digitalisasi pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan
dan inovasi daerah lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, antara
lain: 1) memastikan penggunaan teknologi digital pada seluruh layanan pemerintah termasuk kebijakan
untuk meningkatkan partisipasi dan kolaborasi publik dalam layanan pemerintah; 2) merancang kerangka
kerja organisasi dan tata kelola yang dapat mengkoordinasikan penerapan inovasi pelayanan publik, tata
kelola pemerintahan di seluruh lapisan pemerintah; 3) mengembangkan business case dalam penerapan
inovasi pelayanan publik, tata kelola pemerintahan sebagai dasar dalam melakukan investasi; 4) mengadopsi
standar keamanan informasi dalam penerapan inovasi pelayanan publik, tata kelola pemerintahan untuk
menjamin penerapan inovasi pelayanan publik, tata kelola pemerintahan yang tangguh dan terpercaya; dan
5) menyusun dan menerapkan strategi pengembangan inovasi pelayanan publik, tata kelola pemerintahan
secara berkelanjutan untuk peningkatan daya saing bangsa.
Pasal 24 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri melakukan penilaian terhadap laporan penerapan
inovasi dan mengusulkan calon penerima penghargaan inovasi daerah. Mulai tahun 2018 Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri telah melakukan pengukuran dan menetapkan Indeks Inovasi
Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dengan kategori sangat inovatif, inovatif, kurang inovatif dan tidak dapat
dinilai. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 100-4672 Tahun 2020 tentang Indeks Inovasi
Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota Tahun 2020, ditetapkan 31 daerah terinovatif yang terbagi dalam 5
klaster yaitu klaster provinsi (5 daerah); kabupaten (10 daerah); kota (10 daerah); daerah tertinggal (3 daerah)
dan klaster daerah perbatasan (3 daerah) sebagai pemeringkatan nominator pemenang daerah terinovatif
pada penghargaan Innovative Government Award (IGA) Tahun 2020.
8
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
A. Deskripsi Inovasi Digital Pelayanan Publik, Tata Kelola Pemerintahan dan Bentuk
Lainnya Berdasarkan Klaster Daerah
Innovative Government Award Tahun 2020 menetapkan 31 daerah terinovatif yang terbagi dalam
5 klaster yaitu klaster provinsi, klaster kabupaten, klaster kota dan klaster daerah tertinggal serta klaster
daerah perbatasan. Inovasi digital yang dilaporkan oleh 31 daerah terinovatif pada tahun 2020 sejumlah
1944 inovasi.
Klaster Provinsi
Pada klaster provinsi, inovasi digital pelayanan publik paling banyak dilaporkan oleh Provinsi
Jawa Tengah dengan144 inovasi atau 31,65% dari keseluruhan inovasi digital pelayanan publik oleh
provinsi terinovatif. Sementara itu provinsi dengan jumlah inovasi digital pelayanan publik paling sedikit
dibandingkan dengan provinsi terinovatif lain adalah Provinsi Banten dengan 56 inovasi.
Untuk bentuk tata kelola pemerintahan, provinsi terinovatif dengan inovasi digital terbanyak
adalah Provinsi Sumatera Selatan dengan 50 inovasi atau 29,76% dari keseluruhan inovasi digital tata
kelola pemerintahan oleh provinsi terinovatif. Provinsi terinovatif dengan inovasi digital bentuk tata kelola
pemerintahan paling sedikit adalah Provinsi Lampung dengan 13 inovasi.
Inovasi digital bentuk lainnya dari provinsi terinovatif paling banyak dilaporkan oleh Provinsi
Sumatera Selatan dengan 105 inovasi atau 63,25% dari keseluruhan inovasi digital bentuk lainnya oleh
provinsi terinovatif. Provinsi terinovatif dengan inovasi digital bentuk lainnya paling sedikit adalah Provinsi
Lampung dengan 14 inovasi. Secara keseluruhan, provinsi terinovatif dengan inovasi paling banyak
adalah Provinsi Sumatera Selatan dan yang paling sedikit melaporkan inovasi adalah Provinsi Lampung.
Gambar 2. 1 Jumlah Inovasi Digital yang Dilaporkan Oleh Provinsi Terinovatif Tahun 2020
Berdasarkan Bentuk Inovasi
Dari 5 (lima) daerah provinsi nominator IGA, yang melaporkan penerapan inovasi daerah lainnya
sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah berbasis digital memiliki jumlah
tidak jauh berbeda, yaitu antara 14 sampai dengan 15 inovasi. Kecuali Provinsi Sumatera Selatan dengan
105 inovasi atau 63,25% dari keseluruhan inovasi daerah lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah berbasis digital.
Klaster Kabupaten
Kabupaten terinovatif pada tahun 2020 melaporkan 491 inovasi digital. Dari 10 kabupaten
terinovatif pemenang Innovative Government Award, Kabupaten Banyuwangi melaporkan inovasi paling
banyak yaitu 85 inovasi digital dengan rincian 28 inovasi tata kelola pemerintahan, 51 inovasi pelayanan
publik dan 7 inovasi bentuk lainnya. Selain itu Kabupaten Banyuwangi juga menjadi kabupaten terinovatif
dengan inovasi digital pelayanan publik terbanyak yaitu 16,45% dari keseluruhan inovasi digital pelayanan
publik oleh kabupaten terinovatif dimana kabupaten dengan jumlah inovasi dalam bentuk sama paling
sedikit adalah Kabupaten Sumenep dengan 13 inovasi.
Inovasi digital tata kelola pemerintahan dari klaster kabupaten terinovatif paling banyak dilaporkan
oleh Kabupaten Bogor dengan 42 inovasi atau 21,43% dari keseluruhan inovasi digital tata kelola
pemerintahan oleh kabupaten terinovatif dan kabupaten terinovatif dengan jumlah inovasi digital tata
kelola pemerintahan paling sedikit adalah Kabupaten Lampung Barat dengan 4 inovasi.
Inovasi digital bentuk lainnya merupakan inovasi dengan jumlah paling sedikit dari klaster kabupaten
terinovatif yaitu 65 inovasi. Pada bentuk ini, kabupaten terinovatif yang paling banyak melaporkan
inovasinya adalah Kabupaten Malang dengan 12 inovasi atau 18,46% dari keseluruhan inovasi digital
bentuk lainnya oleh kabupaten terinovatif. Sementara itu, kabupaten terinovatif dengan jumlah inovasi
digital bentuk lainnya paling sedikit adalah Kabupaten Sumenep dengan 1 inovasi.
Gambar 2. 2 Jumlah Inovasi Digital yang Dilaporkan Oleh Kabupaten Terinovatif Tahun 2020
Berdasarkan Bentuk Inovasi
10
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Klaster Kota
Pemerintah Daerah Klaster Kota terinovatif pada tahun 2020 melaporkan 572 inovasi digital. Dari
10 kota terinovatif pemenang Innovative Government Award tahun 2020, Kota Denpasar melaporkan
inovasi paling banyak yaitu 85 inovasi digital dengan rincian 49 inovasi tata kelola pemerintahan, 29
inovasi pelayanan publik dan 6 inovasi bentuk lainnya. Sementara itu kota terinovatif dengan inovasi digital
pelayanan publik terbanyak adalah Kota Palembang dengan 59 inovasi atau 17,82% dari keseluruhan
inovasi digital pelayanan publik oleh kota terinovatif dimana kota dengan jumlah inovasi dalam bentuk
sama paling sedikit adalah Kota Bogor dengan 20 inovasi.
Inovasi digital tata kelola pemerintahan dari klaster kota terinovatif paling banyak dilaporkan oleh
Kota Pekanbaru dengan 29 inovasi atau 21,80% dari keseluruhan inovasi digital tata kelola pemerintahan
oleh kota terinovatif dan kota terinovatif dengan jumlah inovasi digital tata kelola pemerintahan paling
sedikit adalah Kota Makassar dengan 6 inovasi.
Inovasi digital bentuk lainnya merupakan inovasi dengan jumlah paling sedikit dari klaster kota
terinovatif yaitu 108 inovasi. Pada bentuk ini, kota terinovatif yang paling banyak melaporkan inovasinya
adalah Kota Tangerang dengan 33 inovasi atau 30,56% dari keseluruhan inovasi digital bentuk lainnya
oleh kota terinovatif. Sementara itu, kota terinovatif dengan jumlah inovasi digital bentuk lainnya paling
sedikit adalah Kota Makassar yang tidak melaporkan inovasi digital bentuk tersebut.
Gambar 2. 3 Jumlah Inovasi Digital yang Dilaporkan Oleh Kota Terinovatif Tahun 2020
Berdasarkan Bentuk Inovasi
Pada inovasi digital pelayanan publik, daerah perbatasan yang melaporkan inovasi terbanyak
adalah Kabupaten Pulau Morotai dengan 6 inovasi atau 40% dari keseluruhan inovasi digital pelayanan
publik oleh pemerintah daerah terinovatif klaster daerah perbatasan. Tidak hanya itu, Kabupaten Morotai
juga menjadi daerah pemenang IGA dari klaster daerah perbatasan dengan jumlah inovasi digital bentuk
lainnya paling banyak yaitu 6 inovasi atau 50% dari keseluruhan inovasi digital bentuk lainnya oleh
pemerintah daerah terinovatif klaster daerah perbatasan.
Jumlah paling sedikit inovasi digital pelayanan publik dilaporkan oleh Kabupaten Bintan dengan 4
inovasi dan untuk inovasi digital inovasi bentuk lainnya adalah Kabupaten Natuna dengan 1 inovasi.
Gambar 2. 4 Jumlah Inovasi Digital yang Dilaporkan Oleh Pemerintah Daerah Terinovatif
Klaster Daerah Perbatasan Tahun 2020 Berdasarkan Bentuk Inovasi
Pada bentuk tata kelola pemerintahan, daerah dalam klaster daerah tertinggal yang paling banyak
melaporkan inovasi digital adalah Kabupaten Nabire dengan 8 inovasi atau 35,29% dari keseluruhan
inovasi digital tata kelola pemerintahan oleh pemerintah daerah terinovatif klaster daerah tertinggal.
Sebaliknya, daerah dengan jumlah inovasi digital tata kelola pemerintahan yang paling sedikit adalah
Kabupaten Pesisir Barat dengan 4 inovasi. Akan tetapi, Kabupaten Pesisir Barat menjadi satu-satunya
daerah dari klaster daerah tertinggal yang melaporkan inovasi digital bentuk lainnya dengan jumlah
terbanyak yaitu 4 inovasi dimana dua daerah lain pada klaster yang sama tidak melaporkan satupun
inovasi.
12
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Gambar 2. 5 Jumlah Inovasi Digital yang Dilaporkan Oleh Pemerintah Daerah Terinovatif
Klaster Daerah Tertinggal Tahun 2020 Berdasarkan Bentuk Inovasi
Pemerintahan dibentuk antara lain untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Hal ini bermakna bahwa negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga
negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan
publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas
barang publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. Harapan akan pelayanan publik yang diharapkan
oleh masyarakat adalah pelayanan yang murah, pelayanan bermutu dan pelayanan yang transparan.
Pemerintah dituntut tanggap atas harapan masyarakat dan tantangan global yang dipicu oleh
perubahan dan kemajuan terutama di bidang teknologi. Untuk itu inovasi dalam memberikan layanan
berbasis teknologi informasi dengan perbaikan layanan lebih cepat, mudah dan murah dengan tetap
memperhatikan transparansi dan akuntabilitas menjadi penting, karena layanan digital menjadi tuntutan
yang akan mampu mendekatkan diri dengan masyarakat. Paling tidak ada empat hal yang perlu dilakukan
dalam memberikan pelayanan publik di era digital yaitu pertama melakukan identifikasi kembali proses
bisnis yang relevan dengan tujuan utama pemerintah sehingga digitalisasi dibarengi dengan perubahan
proses bisnisnya. Kedua, layanan yang diberikan kepada masyarakat diupayakan real time/instan dan
diinformasikan kepada masyarakat (kejelasan dan kepastian layanan). Ketiga, mengembangkan perangkat
digital yang mendukung mobilitas pegawai sehingga mempermudah semua aktivitas dan kolaborasi antar
pegawai dalam operasional serta pemberian layanan kepada masyarakat. Keempat, melakukan modifikasi
proses bisnis sebagai respon atas perubahan perilaku dan kebutuhan masyarakat di era digital. Tantangan
ke depan terkait pelayanan publik semakin menarik karena kehidupan masyakarat telah sangat berubah
dimana mereka menuntut layanan yang semakin cepat, mudah, murah, dan transparan.
Inovasi digital pelayanan publik merupakan inovasi adopsi/modernisasi teknologi digital dalam
penyediaan pelayanan kepada masyarakat yang meliputi proses pemberian pelayanan barang/jasa publik
dan inovasi jenis dan bentuk barang/jasa publik yang langsung diberikan kepadamasyarakat seperti:
inovasi pelayanan perizinan, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan dan lainnya.
Berdasarkan inisiator
Jumlah inovasi digital pelayanan publik dari 31 daerah pemenang IGA adalah sebanyak 1096
inovasi. Inovasi tersebut dapat diinisiasi oleh beberapa pihak, di antaranya yaitu ASN, anggota DPRD,
kepala daerah, masyarakat, serta OPD. Dilihat berdasarkan jumlah, sebesar 72.26% (792 inovasi digital
pelayanan publik) diinisiasi oleh OPD, 12.96% (142 inovasi digital pelayanan publik) diinisiasi oleh ASN,
11.86% (130 inovasi digital pelayanan publik) diinisiasi oleh kepala daerah, dan 2.92% (32 inovasi digital
pelayanan publik) sisanya diinisiasi oleh masyarakat, serta tidak ada inovasi digital pelayanan publik yang
diinisiasi oleh anggota DPRD.
Berdasarkan klaster pemda, 1096 inovasi digital pelayanan publik sebagian besar dilakukan oleh
klaster provinsi dengan 455 inovasi dari 5 provinsi terinovatif, yang artinya setiap provinsi terinovatif rata
rata melaporkan 91 inovasi digital pelayanan publik. Kedua adalah klaster kota dengan 331 inovasi dari 10
kota terinovatif, yang artinya setiap kota terinovatif rata-rata melaporkan 33 inovasi. Ketiga adalah klaster
kabupaten dengan 270 inovasi dari 10 kabupaten terinovatif, yang artinya setiap kabupaten terinovatif
rata-rata melaporkan 27 inovasi. Keempat adalah klaster daerah tertinggal dengan 25 inovasi dari 3
kabupaten terinovatif pada klaster tersebut, yang artinya setiap kabupaten terinovatif pada klaster daerah
tertinggal rata-rata melaporkan 8 inovasi. Terakhir adalah klaster daerah perbatasan dengan 15 inovasi
dari 3 kabupaten terinovatif pada klaster tersebut, yang artinya setiap kabupaten terinovatif pada klaster
daerah perbatasan rata-rata melaporkan 5 inovasi.
Gambar 2. 7 Jumlah Inovasi Digital Pelayanan Publik dari Pemda Terinovatif Tahun 2020
berdasarkan Klaster Pemda
Jika dilihat lebih rinci untuk klaster provinsi, urutan pertama yang paling banyak melaporkan inovasi
digital pelayanan publik adalah Provinsi Jawa Tengah dengan 144 inovasi atau 31,65% dari total inovasi
digital pelayanan publik yang dilaporkan oleh 5 (lima) provinsi terinovatif. Urutan yang kedua adalah
Provinsi Sumatera Selatan dengan 117 inovasi digital pelayanan publik yang dilaporkan. Kemudian,
urutan ketiga adalah Provinsi Lampung dengan 80 inovasi digital pelayanan publik yang dilaporkan, dan
urutan keempat adalah Provinsi DKI Jakarta dengan 58 inovasi digital pelayanan publik yang dilaporkan.
Urutan terakhir adalah Provinsi Banten dengan 56 inovasi digital pelayanan publik yang dilaporkan.
14
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Gambar 2. 8 Jumlah Inovasi Digital Pelayanan Publik dari Pemda Terinovatif Tahun 2020
berdasarkan Klaster Provinsi
Untuk klaster kabupaten, dapat dilihat bahwa Kabupaten Banyuwangi menempati urutan pertama
dengan 51 inovasi digital pelayanan publik yang dilaporkan atau 18,89% dari total inovasi digital pelayanan
publik yang dilaporkan oleh 10 (sepuluh) kabupaten terinovatif. Sedangkan, urutan terakhir adalah
Kabupaten Sumenep yang melaporkan inovasi digital pelayanan publik sebanyak 13 inovasi atau hanya
4,81% dari total inovasi digital pelayanan publik yang dilaporkan oleh kabupaten terinovatif.
Selanjutnya, untuk klaster kota, dapat dilihat bahwa Kota Palembang menempati urutan pertama
dengan 59 inovasi digital pelayanan publik yang dilaporkan atau 17,82% dari total inovasi digital pelayanan
publik yang dilaporkan oleh 10 (sepuluh) kota terinovatif. Sedangkan, urutan terakhir adalah Kota Bogor
dan Kota Sukabumi yang melaporkan inovasi digital pelayanan publik masing-masing sebanyak 20 inovasi
atau hanya 6,04% dari total inovasi digital pelayanan publik yang dilaporkan oleh kota terinovatif.
Gambar 2. 10 Jumlah Inovasi Digital Pelayanan Publik dari Pemda Terinovatif Tahun 2020
berdasarkan Klaster Kota
Pada klaster daerah perbatasan, inovasi digital pelayanan publik sebagian besar dilaporkan oleh
Kabupaten Pulau Morotai dengan 6 inovasi atau 40% dari total inovasi digital pelayanan publik yang
dilaporkan oleh 3 (tiga) kabupaten terinovatif pada klaster daerah perbatasan. Urutan yang kedua adalah
Kabupaten Natuna dengan 5 inovasi, dan urutan terakhir adalah Kabupaten Bintan dengan 4 inovasi
digital pelayanan publik yang dilaporkan.
Gambar 2. 11 Jumlah Inovasi Digital Pelayanan Publik dari Pemda Terinovatif Tahun 2020
berdasarkan Klaster Daerah Perbatasan
Selanjutnya pada klaster daerah tertinggal, Kabupaten Nabire dan Kapubaten Pesisir Barat
masing-masing melaporkan inovasi digital pelayanan publik sebanyak 9 inovasi atau 36% dari total inovasi
digital pelayanan publik yang dilaporkan oleh 3 (tiga) kabupaten terinovatif pada klaster daerah tertinggal.
Sedangkan Kabupaten Rote Ndao melaporkan 7 inovasi pelayanan publik.
Gambar 2. 12 Jumlah Inovasi Digital Pelayanan Publik dari Pemda Terinovatif Tahun 2020
berdasarkan Klaster Daerah Tertinggal
Gambar 2. 13 Top 10 Urusan Pemerintahan Berdasarkan Jumlah Inovasi Digital Pelayanan Publik
dari Pemda Terinovatif Tahun 2020
16
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Berdasarkan tingkat kematangan inovasi, terdapat 12 inovasi digital pelayanan publik yang menjadi
unggulan, sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Inovasi Digital Pelayanan Publik Unggulan
Tahun Tingkat
Kabupaten/kota Nama Inovasi
Penerapan Kematangan
E-OPEN (Elektronik Online
Kota Bekasi 2019 210
Pelayanan Kependudukan)
Kota Yogyakarta KADO ANANDA (Kerjasama
Layanan Dokumen Akta Kelahiran 2017 208
Anak di Jogja)
Kota Yogyakarta Daring Adminduk 2017 205
Kota Palembang P OLTABES (PROGRAM
LAYANAN TAK BOLEH
BERHENTI SEKOLAH) MELALUI
2019 204
SEKOLAH ANAK JALANAN DAN
ANAK PUTUS SEKOLAH KOTA
PALEMBANG
Kota Palembang S iABUH
ulubalang
(Aplikasi Absen Subuh)
Pariwisata 2018 203
Kota Palembang H 2017 203
Kabupaten
BANYUWANGI CERDAS 2017 203
Banyuwangi
Kota Bogor T anda Tangan Elektronik 2018 201
SERAT LAYON (Serahkan Akta
Kota Yogyakarta Kematian Saat pemberangkatan 2019 201
Layon/Jenasah)
Kabupaten
SIMPADA 2019 199
Situbondo
SIPA'RUA (SISTEM INFORMASI
Kota Makassar 2017 199
PENATAAN RUANG)
LAMAR PACAR ONLINE
LANGSUNG SAH (Layanan
Pembayaran Pajak Kendaraan
Provinsi Jawa
Bermotor Secara Online, Cetak 2017 198
Tengah
SKKP (Surat Ketetapan Kewajiban
Pembayaran) Mandiri Langsung
Pen esahan STNK
Latar Belakang
Pelayanan Adminduk yang dilakukan secara manual, dengan adanya aplikasi E-Open ini akan
dilakukan secara online. Untuk uji coba pelayanan dimulai 1 kelurahan dan dilayani oleh 1 Pamor.
Selain itu, perubahan yang dilakukan adalah memudahkan pelayanan kepada masyarakat melalui
Pamor secara cepat, tepat dan akurat dan tidak terlalu banyak birokrasi.
Tujuan
Manfaat
Hasil
Latar Belakang
KADO ANANDA (Kerjasama LAyanan DOkumen Akta KelahirAN ANak Di JogjA) adalah
sebuah inovasi kemitraan layanan antara Dindukcapil Kota Yogyakarta dengan rumah sakit/faskes
baik pemerintah maupun swasta dalam percepatan penerbitan dan penyerahan akta kelahiran, kartu
keluarga (KK) dan kartu identitas anak (KIA) bagi bayi yang dilahirkan di rumah sakit mitra.
Di Kota Yogyakarta terdapat 21 RS/faskes dan 25 bidan praktek yang melayani persalinan,
yang merupakan potensi besar dalam percepatan penerbitan dokumen adminduk yang berkaitan
dengan layanan rumah sakit. Sampai dengan Agustus 2020 telah terjalin kerjasama dengan 16
RS/faskes di wilayah Kota Yogyakarta dan 2 RS di wilayah kabupaten Sleman, dan akan terus
dikembangkan sampai semua RS menjadi mitra Dindukcapil, sekaligus meningkatkan peran sosial
rumah sakit, seiring tugas pokoknya di bidang kesehatan juga mampu mendukung layanan dasar lain
yaitu administrasi kependudukan.
Mekanisme layanan:
• Penduduk Kota Yogyakarta yang akan melahirkan di rs/faskes mitra menyerahkan berkas
persyaratan kepada petugas administrasi RS;
• Petugas RS mengentri data dientri melalui aplikasi SIAK Layanan;
• Petugas Dindukcapil memproses sampai terbitnya 3 dokumen;
• Petugas caraka RS ke Dindukcapil untuk mengambil dokumen yang sudah siap sekaligus
menyerahkan fisik persyaratan;
• Dokumen dibawa ke RS untuk diserahkan kepada pemohon.
Tujuan
Manfaat
18
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Hasil
Hasil dari inovasi ini adalah meningkatnya prosentase kepemilikan akta kelahiran anak:
• 2017 = 92,34%
• 2018 = 95,18%
• 2019 = 95,96%
3) Daring Adminduk
Latar Belakang
Daring adminduk merupakan inovasi layanan administrasi kependudukan berbasis internet
dan menggunakan teknologi informasi yang dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Yogyakarta untuk menjawab tuntutan masyarakat akan percepatan dan kemudahan
layanan.
Inovasi daring adminduk dimunculkan sejak awal 2017 dengan embrio layanan menggunakan
Sistem Informasi Pelayanan Administrasi Kependudukan (SIPAK) untuk pengurusan akta kelahiran,
akta kematian dan pindah penduduk. Dalam sistem daring adminduk, pemohon mendaftarkan melalui
SIPAK online yang dapat dibuka melalui website: www.kependudukan.jogjakota.go.id, mengunggah
persyaratan dan menerima notifkasi dari petugas, selanjutnya dokumen diambil di Dindukcapil.
Dalam rangka pengembangan media akses yang lebih luas, mulai 2018 daring adminduk juga
dapat diakses melalui Jogja Smart Service (JSS) bahkan di tahun 2019 daring adminduk juga dapat
diakses melalui whatsapp untuk proses pendaftarannya.
Seiring diterapkannya Permendagri No. 7 tahun 2019 tentang Pelayanan Administrasi
Kependudukan Secara Daring, maka layanan daring adminduk dilakukan secara online sepenuhnya
dimana masyarakat tidak perlu datang ke Dindukcapil untuk mengambil dokumen adminduk, namun
dokumen adminduk elektronik dikirim langsung ke email pemohon dan dapat dicetak sendiri secara
mandiri, sehingga dari manapun layanan ini dapat diakses dan dari manapun juga dokumen dapat
diterima tanpa bertemu petugas dan tanpa datang ke Dindukcapil.
Mekanisme layanan:
• Pemohon mengajukan melalui Jogja smart service (JSS) atau layanan Whatsapp;
• Setelah direspon petugas akan diberikan token loket layanan;
• Pemohon mengupload berkas permohonan;
• Petugas memproses permohonan sampai terselesaikannya legalitas digital (tanda tangan
elektronik);
• Pemohon menerima dokumen bentuk fle pdf melalui email.
Tujuan
Manfaat
4) POLTABES (Program Layanan Tak Boleh Berhenti Sekolah) melalui Sekolah Anak
Jalanan dan Anak Putus Sekolah Kota Palembang
POLTABES “Program Layanan Tak Boleh Berhenti Sekolah Melalui Sekolah Filial Anak Jalanan
dan Anak Putus Sekolah Kota Palembang” merupakan sebuah terobosan layanan inklusi bidang
pendidikan dalam upaya pengentasan anak putus sekolah di Kota Palembang, dimana memberikan
kesempatan seluruh anak yang tidak dapat bersekolah atau terputus sekolahnya untuk kembali
bersekolah. Hal ini sejalan dengan kategori SDGs delivering inclusive and equitable servives for all
dan sejalan dengan tagline “Education For All” yang dikembangkan Dinas Pendidikan Kota Palembang
guna memastikan pelaksanaan pendidikan inklusi, dengan gerakan menjemput untuk kembali ke
sekolah dan diberikan berbagai fasilitas untuk mengatasi hambatan bersekolah, meliputi: seragam,
tas, buku, alat tulis, sepatu, layanan gunting rambut, kartu gratis bus transmusi dan pendampingan
konselor. Anak didik juga akan diberikan pembekalan keterampilan/ keahlian tambahan meliputi:
komputer, menjahit, teknik las, kelistrikan dan permesinan.
Diterbitkan regulasi dalam menjamin keberlanjutan Program Layanan Tak Boleh Berhenti
Sekolah Melalui Sekolah Filial Anak Jalanan dan Anak Putus Sekolah Kota Palembang, antara lain:
• Peraturan Walikota Palembang Nomor 20 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan Sekolah Filial
Bagi Anak Jalanan dan Anak Putus Sekolah.
• Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Kota Palembang Dan Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Selatan.
• Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Kota Palembang Dan Kementerian Panrb Ri
-Transformasi Gizi.
• Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Kota Palembang Dan Kantor Kementerian Agama
Kota Palembang.
• Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Kota Palembang Dan Junjung Biru.
• Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Kota Palembang Dan Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) Sumatera Selatan.
• Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Kota Palembang Dan Yayasan Intan Maharani
Palembang.
• Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Kota Palembang Dan Perkumpulan Save Street Child
Palembang.
• Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Kota Palembang Dan FITK Education Care Center
UIN Raden Fatah Palembang.
• Perjanjian Kerjasama Antara Dinas Pendidikan Kota Palembang Dan Dinas Sosial Kota
Palembang.
• Perjanjian Kerjasama Antara Dinas Pendidikan Kota Palembang Dan Dinas Ketenagakerjaan
Kota Palembang.
• Perjanjian Kerjasama Antara Dinas Pendidikan Kota Palembang Dan Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Palembang.
• Perjanjian Kerjasama Antara Dinas Pendidikan Kota Palembang Dan Satuan Polisi Pamong
Praja Kota Palembang.
• Perjanjian Kerjasama Antara Dinas Pendidikan Kota Palembang Dan Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB) Kota Palembang.
• Perjanjian Kerjasama Antara Dinas Pendidikan Kota Palembang Dan PT. Sarana Pembangunan
Palembang Jaya Kota Palembang.
Dukungan Anggaran tertuai dalam Dokumen Pelaksanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA SKPD) Dinas Pendidikan Kota Palembang mengenai Program Pendidikan Nonformal,
Pembinaan Pendidikan Khusus dan Kelembagaan. Pendanaan utama program bersumber dari
Anggaran Dinas Pendidikan Kota Palembang serta didukung oleh pihak-pihak terkait, seperti alokasi
dana BOS sekolah penyelenggara, Komite Sekolah, Organisasi Perangkat Daerah terkait, dan PT.
Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J).
Dalam Upaya menjamin kualitas pendidikan yang diberikan pada Anak Jalanan dan Anak Putus
Sekolah, maka menggunakan sistem Sekolah Filial (Sekolah Kelas Jauh), sehingga administrasi
kependidikan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan maupun dokumen raport dan ijazah sama
20
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
dengan sekolah perindukannya. Adapun sekolah induk pada masing-masing jenjang Pendidikan
adalah sebagai berikut:
Program ini juga didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan profesional terdiri
dari unsur tenaga pendidik, kependidikan, dan akademisi, yang secara internal dibentuk dalam satu
tim penyelenggara, untuk keterlibatan stakeholder sebagai sumber daya eksternal diikat dengan
perjanjian kerjasama, terkait;
• Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Tentang Pembentukan Tim Pelaksana
Program Pengentasan Anal Putus Sekolah Kota Palembang;
• Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Tentang Penetapan Pengelola
Program Pengentasan Anak Putus Sekolah Melalui Sekolah Filial Bagi Anak Jalanan Dan Anak
Putus Sekolah Di Kota Palembang;
• Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Tentang Penetapan Sekolah Induk,
Guru Tenaga Pendidik Dan Kependidikan Sebagai Pelaksana Program Pengentasan Anak Putus
Sekolah Melalui Sekolah Filial Bagi Anak Jalanan Dan Anak Putus Sekolah Untuk Tingkatan
Sekolah Dasar (Sd) Dan Sekolah Menengah Pertama (Smp) Di Kota Palembang; dan
• Surat Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Perihal Rekomendasi Sekolah Induk.
Dalam pelaksanaan program Dinas Pendidikan Kota Palembang melakuan rangkaian kegiatan
Implementasi, sebagai berikut:
Pra Sekolah
• Mapping / Pemetaan; Pemetaan dimaksudkan untuk melihat sebaran anak putus sekolah/anak
tidak sekolah.
• Pendataan; Pendataan untuk melihat tingkat pendidikan / riwayat belajar, usia anak, penyebab
putus sekolah, lingkungan anak.
• Penjangkauan / Outreach; Penjangkauan adalah upaya membawa anak kembali ke sekolah.
Rangkaian kegiatan ini dilakukan oleh: Tim Pengentasan Anak Putus Sekolah Dinas
Pendidikan Kota Palembang, Pengawas, Penilik, Organisasi Sosial Sebagai Mitra Dan Organisasi
Kemahasiswaan.
Sekolah
Penyelenggaraan pendidikan layanan khusus melalui Sekolah Anak Jalanan dan Anak Putus
Sekolah Kota Palembang, meliputi:
Program Layanan Tak Boleh Berhenti Sekolah Melalui Sekolah Filial Anak Jalanan dan Anak
Putus Sekolah Kota Palembang sangat memungkinkan untuk di replikasi oleh seluruh Daerah di
Indonesia, karena:
• Tingginya kasus angka putus sekolah atau anak tidak sekolah di Indonesia.
• Sebaran kasus putus sekolah terjadi di seluruh wilayah Indonesia.
• Sejak Inovasi Ini diselenggarakan sudah ada beberapa Daerah di Indonesia datang ke Dinas
Pendidikan Kota Palembang, yang diberi informasi dan melihat kondisi Sekolah Anak Jalanan
dan Anak Putus Sekolah Kota Palembang, mereka cukup tertarik dengan inovasi tersebut,
seperti : Dinas Pendidikan Kota Tanggerang, Dewan Pendidikan Kota Bukit Tinggi, Kota Metro
Lampung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Disdukcapil Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Pali,
Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Bangka Selatan, serta telah dipublikasi pada kegiatan Sumsel
Inovasi Digitalisasi Pelayanan Publik, Tata Kelola Pemerintahan, 21
Inovasi Bentuk Lainnya Pada Daerah Terinovatif
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Innovation Public Service Forum 2019 di Griya Agung Palembang yang dihadiri oleh seluruh
perwakilan Kabupaten / Kota di Sumatera Selatan.
Tujuan
Palembang memiliki luas wilayah 400,61 km2 dengan jumlah penduduk 1.843.488 jiwa (BPS
2018), sebanyak 318.749 sebagai pelajar (dapodikdasmen 2018). Tahun 2018 angka putus sekolah
Kota Palembang mencapai 1.278 kasus, 17% dari jumlah kasus di Sumsel 7.322 kasus dan Sumsel
menduduki peringkat 6 besar nasional dari jumlah kasus di Indonesia sebanyak 187.824 (PDSP
2018), bahkan menurut data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) anak
tidak bersekolah tahun 2018 mencapai 4.586.332 kasus, artinya kasus anak belum terpenuhi hak
Pendidikannya sangat tingggi. Kondisi tersebut menyebabkan anak-anak tereksploitasi, berada di
jalanan, ikut orang tua mencari nafkah, bahkan rentan terlibat dalam berbagai kenakalan remaja dan
tindak kriminal lainnya.
Manfaat
Pada aspek tata kelola, inovasi ini mampu membangun sistem pendidikan formal yang
dapat di nikmati oleh seluruh warga melalui Sekolah Filial Anak Jalanan dan Anak Putus Sekolah
Kota Palembang yang lebih efektif, dengan membangun kolaborasi antara Dinas Pendidikan Kota
Palembang dan stakeholders lainnya sebagai upaya mengembangkan layanan pendidikan formal
berkualitas bagi seluruh warga yang tidak dapat bersekolah atau putus sekolah. Dimana sistem
belajar mengajarnya berpedoman pada kurikulum pendidikan formal dan tenaga pengajarnya berasal
dari sekolah formal yang memiliki kompetensi.
Pada aspek administrasi umum inovasi ini mampu meningkatkan partisipasi belajar warga
dimana sebelumnya mereka tidak dapat bersekolah untuk memperoleh ijazah, saat ini mereka
berkesempatan menamatkan pendidikan SD, SMP dan SMA sehingga akan memperoleh ijazah
pendidikan formal. Ijazah pendidikan formal yang diterima mempermudah mereka untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan berikutnya atau digunakan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih layak.
Ijazah pendidikan formal dapat menghilangkan stigma bahwa anak jalanan dan anak putus sekolah
selama ini dianggap sebagai masalah sosial.
Pada aspek pelayanan publik inovasi ini mampu mempermudah birokrasi dalam penyediaan
akses layanan pendidikan formal berkualitas bagi seluruh warga yang tidak bersekolah atau putus
sekolah melalui dukungan dan bantuan fasilitas, sehingga menjamin hak semua warga mendapatkan
pelayanan publik dalam bidang pendidikan secara berkualitas dan inklusi.
22
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Hasil
Dampak Dampak
Uraian Keterangan
Sebelum Sesudah
Sekolah Anak Belum Ada Ada Untuk menjamin mutu
Jalanan dan Sekolah Sekolah pendidikan menggunakan
Anak Putus Khusus Khusus metode sekolah filial ditambah
Sekolah Pendidikan vokasional.
Sekolah Anak Belum Ada Ada Seragam sekolah, sepatu, tas,
Jalanan dan buku, alat tulis, kartu gratis
Anak Putus transmusi,dan pendampingan
Sekolah konselor.
Rekrutmen Belum Ada Ada 193 Anak usia sekolah di terima
Sekolah Anak sebagai peserta didik.
Jalanan Dan 264 Orang melewati batas usia
Anak Putus sekolah disalurkan ke Program
Sekolah Pendidikan Paket A, B, C.
Pembekalan Belum Ada Ada Meliputi; Komputer, Menjahit,
Keterampilan/ Teknik Las, Kelistrikan,
Keahlian Permesinan, dan Teknik
Pengelolaan Sampah.
Yang Belum Ada Ada Terdiri dari:
Menyelesaikan SD = 6 Siswa,
Jenjang SMP = 21 Siswa,
Pendidikan SMA = 21 Siswa,
Formal Total 48 Siswa.
Perubahan Negatif Positif Adanya perubahan perilaku dan
Perilaku tindakan ke arah positif baik
sikap maupun penampilan.
Dukungan Belum Ada Ada Adanya perubahan perilaku dan
Stakeholders tindakan ke arah positif baik
sikap maupun penampilan.
Jumlah Angka Tinggi Menurun APS Tahun 2018 = 1.278
Putus Sekolah Kasus.
(APS) APS Tahun 2019 = 491
Kasus.
Mendukung Rendah Meningkat Rata-rata Lama Sekolah 2018
Peningkatan = 10,37.
Rata- Rata Rata-rata Lama Sekolah 2019
Lama Sekolah = 10,52.
Mendukung Rendah Meningkat IPM Tahun 2018 = 77,89.
Peningkatan IPM Tahun 2019 = 78,44.
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
Goals Belum Mengacu Inovasi Ini Selaras Dan
Mengacu SDGs Berkontribusi Pada Pencapaian
SDGs Program Sustainable
Development Goals (SDGs).
Latar Belakang
Dalam rangka mengimplementasikan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, Pemerintah
Kota Palembang Membuat inovasi Sistem Aplikasi Absensi Subuh (SiAbuh). SiAbuh merupakan
aplikasi Absensi Subuh yang berjalan untuk sistem absensi pegawai di lingkungan Pemerintah Kota
Palembang dan masyarakat di Kota Palembang dalam melaksanakan shalat subuh berjamaah.
SiAbuh juga merupakan bagian sosialisasi dan motivasi kepada masyarakat dalam meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan masyarakat dalam mewujudkan visi misi Palembang EMAS Darussalam
2023. Launching SiAbuh bertepatan pada tanggal 18 September 2018 yang merupakan akselerasi
dari Peraturan Walikota Nomor 69 Tahun Tahun 2018 dan Peraturan Walikota Nomor 03 Tahun 2020.
Operasional Aplikasi dimulai dari pukul 04.00-06.00 WIB. SiAbuh sebagai absensi subuh berjamaah
dilengkapi dengan beberapa ftur yang sangat mendukung di dunia digital sekarang.
Stakeholder Internal yaitu Walikota Palembang memberikan telaahan program kegiatan dalam
rangka pencapaian visi, Sekretaris Daerah Kota Palembang mengkomunikasikan dan melaporkan
pelaksanaan kegiatan, Kepala Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kota Palembang merencanakan
dan melaksanakan program inovasi mendukung pencapaian visi, Kasubag Bina Mental dan Spiritual
melaksanakan Instruksi pelaksanaan teknis kegiatan, Tim khusus SiAbuh bertugas melakukan
Instruksi pelaksanaan kegiatan sesuai tupoksi masing-masing, Bagian Protokol Koordinasi Fasilitasi
walikota dalam kegiatan, Bappeda Koordinasi dalam perencanaan dan monev, Camat Koordinasi
untuk fasilitasi Walikota dalam kegiatan di wilayahnya. Stakeholder Eksternal yaitu Kementerian
Agama bertugas Komunikasi, dan Penyedia SiAbuh.
Pengelola SiAbuh dilakukan melalui tim internal bagian kesejahteraan Rakyat yang terdiri
dari programer khusus SiAbuh dan tim yang bertanggung jawab pada pelayanan sosialiasi SiAbuh,
sehingga akselerasi aplikasi SiAbuh dilakukan dengan sinergitas tim pengelola yang terus melakukan
evaluasi kajian terhadap peningkatan aplikasi SiAbuh tersebut. Peningkatan aplikasi diwujudkan
dengan penambahan fitur-fitur yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Palembang.
Pengguna SiAbuh hingga Juli 2020 mencapai 17.372 Se-kota Palembang dari pegawai
pemerintah kota dan masyarakat Kota Palembang. Hal ini membuktikan bahwa kecepatan kualitas
dan kuantitas dari aplikasi SiAbuh termasuk dalam kategori terus mengalami progres yang baik. dan
berlangsung secara terus menerus, hasil ini didukung dengan upaya peningkatan sistem dari SiAbuh
tersebut.
Tujuan
Aplikasi SiAbuh digagas untuk mendukung terwujudnya masyarakat yang beriman dengan
mengedepankan ketaqwaan sebagai referensi dalam bersikap. SiAbuh bertujuan sebagai mediator
controlling dalam pelaksanaan subuh berjamaah bagi pegawai dan masyarakat yang melaksanakan
shalat berjamaah ataupun tidak melaksanakan subuh berjamaah. Sehingga pada akhirnya Pemerintah
Kota Bersama masyarakat Kota Palembang dapat merealisasikan Palembang EMAS Darussalam
2023.
Manfaat
SiAbuh memiliki ragam kebermanfaatan baik bagi pegawai maupun masyarakat umum yang
ada di Kota Palembang. Selain sebagai pengingat untuk selalu melaksanakan sholat subuh, aplikasi
ini juga memotivasi setiap pengguna untuk istiqomah meramaikan masjid dalam bentuk konsistensi
subuh berjamaah. Eksistensi SiAbuh secara khusus diwujudkan untuk mendukung masyarakat Kota
Palembang dalam melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, meningkatkan silaturahim
dengan memakmurkan masjid, serta mendukung program pemerintah kota untuk mewujudkan visi
misi Palembang EMAS Darussalam 2023.
Hasil
Setelah melaksanakan beberapa analisis secara berkala terhadap pengguna SiAbuh terkait
kepuasan user dalam menggunakan aplikasi, didapatkan sejumlah keterangan bahwa pengguna
puas terhadap SiAbuh sebab aplikasi yang user-friendly, mudah digunakan bahkan untuk orang
orang yang kurang paham terhadap teknologi, dan keakuratan lokasi serta waktu yang diset langsung
dari aplikasi sehingga memudahkan pengguna agar tidak harus mengatur ulang waktu, tanggal, dan
lokasi setiap kali akan melakukan absensi subuh. Saat ini Aplikasi SiABUH telah diunduh oleh 17.372
pengguna dengan incian sebagai berikut: PNS sebanyak 6.821 orang, Non PNS sebanyak 2.871
orang dan masyarakat sebanyak 7.680 orang.
Secara kualitas, Tim SiAbuh selalu melakukan upgrade secara berkala untuk meningkatkan
pembaharuan sistem serta perbaikan debug terhadap SiAbuh sehingga dapat meningkatkan kualitas
kenyamanan saat digunakan oleh user. Selain itu, inovasi absensi subuh SiAbuh ini juga merupakan
inovasi terbaru yang paling eksklusif sehingga belum pernah dimiliki oleh daerah lain. SiAbuh juga
telah berhasil menyabet rekor MURI sebagai aplikasi absensi subuh pertama di Indonesia bagi para
pegawai pemerintah kota dan masyarakat Palembang. Dari indikator ini, dapat kita lihat SiAbuh
merupakan inovasi yang benar-benar digarap secara totalitas sehingga juga menghasilkan aplikasi
24
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
6) Hulubalang Pariwisata
Latar Belakang
Dalam upaya untuk melestarikan objek wisata Kota Palembang sekaligus memperkenalkan
destinasi wisata KOta Palembang diperlukan orang-orang yang dapat memberikan informasi,
menjaga serta merawat destinasi wisata yang ada untuk itu Walikota Palembang melalui Dinas
Pariwisata Palembang merekruit orang-orang yang dianggap mengetahui dan memahami situs-situs
peninggalan yang ada di Kota Palembang.
Tujuan
Inovasi ini bertujuan untuk melaksanakan program kerja Dinas Pariwisata yaitu dengan
memberikan informasi kepada pengunjung.
Manfaat
Manfaat yang diperoleh adalah dapat membantu pelaksanaan program kerja Dinas Pariwisata
Kota Palembang dalam hal memperoleh data pengunjung atau wisatawan lokal maupun mancanegara.
Hasil
Hasil inovasi ini adalah terlaksananya program kerja Dinas Pariwisata Kota Palembang dalam
hal meningkatkan potensi dan sumber daya Pariwisata Kota Palembang melalui destinasi wisata
yang ada serta meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat Kota Palembang untuk menarik
wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi destinasi-destinasi di Kota Palembang.
7) Banyuwangi Cerdas
Latar Belakang
Inovasi ini dimaksudkan memberikan fasilitas berupa bantuan dan kemudahan peserta didik
dari keluarga kurang mampu jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap guna kedepan dapat memperoleh
penghidupan lebih sejahtera, mandiri dan berakhlak mulia. Latar belakang dilakukannya inovasi
ini adalah masih rendahnya Angka Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Banyuwangi, dan guna
peningkatan kapasitas SDM masyarakat di Kabupaten Banyuwangi.
Tujuan
Inovasi ini bertujuan untuk memberikan bantuan beasiswa kepada pelajar berprestasi tidak
mampu untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Manfaat
Siswa yang tidak mampu dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana sehingga dalam
jangka panjang dapat lebih sejahtera dari kondisi yang dialami oleh kedua orang tuanya.
Hasil
Tujuan
Manfaat
Hasil
Hasil inovasi berupa tanda tangan elektronik pimpinan DPMPTSP untuk menandatangani
berkas pengajuan perijinan, sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat yang
pemberangkatan jenasah/layon.
Tujuan
Manfaat
Hasil
Meningkatnya kecepatan penyelesaian dan penerbitan akta kematian, dari layanan reguler 5
hari kerja menjadi layanan 1 hari kerja, serta terbitnya dokumen lain berupa KK dan KTP.
10) SIMPADA
Latar Belakang
Aplikasi untuk memonitoring pendapatan pajak dari hotel, restoran, rumah makan dan parkir.
Tekhnologi tersebut diimplan di komputer wajib pajak sehingga wajib pajak tidak perlu melaporkan
pendapatan pajaknya karena data secara otomatis sudah dikirimkan ke server SIMPADA
Tujuan
Inovasi ini digunakan sebagai sarana untuk mengoptimalkan pendapatan daerah dari segi
pajak hotel, restoran dan parkir.
Manfaat
Dengan adanya apalikasi SIMPADA wajib pajak akan melaporkan pendapatan dan tagihan
pajaknya secara real dan up to date.
Hasil
Dengan adanya apalikasi SIMPADA wajib pajak akan melaporkan pendapatan dan tagihan
pajaknya secara real dan up to date.
Keterbukaan informasi publik dimaksudkan untuk memberi ruang bagi seluruh warga negara
mengakses informasi dari lembaga pemerintah dan non pemerintah. Konsekuensinya, setiap
lembaga pemerintah dan non pemerintah diwajibkan untuk membuka diri pada publik dan memberikan
pelayanan prima kepada mereka yang membutuhkan informasi.
Dinamika pemanfaatan lahan di Kota Makassar cukup pesat yang memicu berbagai
pertumbuhan aktivitas dibanyak sektor. Pertumbuhan ini ditandai dengan munculnya banyak
bangunan baik berupa bangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial sebagai wujud pemanfaatan
ruang. Berbagai aktivitas/kegiatan yang memanfaatkan ruang selayaknya dapat dikendalikan dan
diarahkan agar sesuai dengan rencana tata ruang yang telah disusun untuk menghindarkan dampak
pembangunan yang negatif.
Adanya kondisi-kondisi seperti ini maka dibutuhkan suatu aplikasi sistem informasi di bidang
penataan ruang yang mampu mengintegrasikan data / informasi sehingga semua informasi yang
dibutuhkan berkaitan dengan penataan ruang dan lahan dapat diketahui secara cepat dan efektif
khususnya menyangkut keterkaitan antara jenis data yang satu dengan yang lainnya yang ditetapkan
secara relasional yang menggambarkan karakteristik penataan ruang dan lahan secara lebih
Inovasi Digitalisasi Pelayanan Publik, Tata Kelola Pemerintahan, 27
Inovasi Bentuk Lainnya Pada Daerah Terinovatif
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
komprehensif.
Tujuan
Inovasi ini bertujuan untuk memberikan informasi secara terbuka mengenai penataan ruang di
Kota Makassar secara spasial sehingga masyarakat dapat mengetahui perencanaan penataan ruang
di Kota Makassar dengan mudah.
Manfaat
Manfaat inovasi ini adalah adanya informasi mengenai penataan ruang di Kota Makassar
secara spasial sehingga masyarakat dapat mengetahui perencanaan penataan ruang di Kota
Makassar dengan mudah.
Hasil
12) LAMAR PACAR ONLINE LANGSUNG SAH (Layanan Pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor Secara Online, Cetak SKKP (Surat Ketetapan Kewajiban Pembayaran)
Mandiri Langsung Pengesahan STNK)
Latar Belakang
Inovasi LAMAR PACAR ONLINE LANGSUNG SAH adalah suatu inovasi pelayanan kepada
wajib pajak kendaraan bermotor di Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan pembayaran Pajak
Kendaraan secara daring dengan memanfaatkan teknologi informasi dan perbankan.
Pembayaran Pajak kendaraan yang sedianya dilakukan dengan cara hadir di lokasi layanan
samsat, dengan bertemu petugas secara langsung dan memerlukan waktu tunggu, sekarang diubah
menjadi layanan secara online yang dapat dilakukan dari rumah/mana saja dan kapan saja.
Inovasi diluncurkan pada tanggal 16 Juli 2017 secara jejaring dengan POLDA Jateng, PT Jasa
Raharja cabang Jawa Tengah dan para pihak perbankan serta penyelenggara e-Commerse melalui
bisnis proses Sistem Administrasi Kendaraan Pajak Online (SAKPOLE)
Sistem Administrasi Kendaraan Pajak Online (SAKPOLE) adalah layanan jaringan elektronik
yang diselenggarakan oleh Tim Pembina Samsat Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan Republik Indonesia perihal pelayanan SAMSAT secara online (e-SAMSAT)
https://drive.google.com/drive/folders/1sERxh3InCDj5DUI6Kj7qPliBywBl2-SF
Ketersediaan SDM terhadap Inovasi daerah:
https://drive.google.com/drive/folders/15J8bj2TGuUgsLn2qhnfBRIy5glt1Wnhs
Tujuan
Untuk memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak
kendaraan bermotor tahunan di Jawa Tengah serta terhindar dari denda keterlambatan. Pembayaran
pajak kendaraan bermotor tentunya menjadi efektif dan efsiensi.
Manfaat
28
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
https://drive.google.com/drive/folders/1TIB99iVPTM2kSdNLeeaICw_PMXT0E-0E
Kemanfaatan Inovasi:
https://drive.google.com/drive/folders/1W9JqgsVme0CZToi4iNvlVPU6mcH4bMeG
Hasil
Terdapat video seputar inovasi aplikasi, foto aplikasi di link, berikut ini:
https://drive.google.com/drive/folders/1kHr28-dFip3muQXW5Mw2uc9jW0OWgH5l
Adapun Tingkat Kepuasan Penggunaan Inovasi:
https://drive.google.com/drive/folders/19XeTiYHZuC_Wt7cuKZGLwoRbLk_7-wal
Pemerintahan dibentuk antara lain untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Hal ini bermakna bahwa negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga
negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan
publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas
barang publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. Harapan akan pelayanan publik yang diharapkan
oleh masyarakat adalah pelayanan yang murah, pelayanan bermutu dan pelayanan yang transparan.
Pemerintah dituntut tanggap atas harapan masyarakat dan tantangan global yang dipicu oleh
perubahan dan kemajuan terutama di bidang teknologi. Untuk itu inovasi dalam memberikan layanan
berbasis teknologi informasi dengan perbaikan layanan lebih cepat, mudah dan murah dengan tetap
memperhatikan transparansi dan akuntabilitas menjadi penting, karena layanan digital menjadi tuntutan
yang akan mampu mendekatkan diri dengan masyarakat. Paling tidak ada empat hal yang perlu dilakukan
dalam memberikan pelayanan publik di era digital yaitu pertama melakukan identifikasi kembali proses
bisnis yang relevan dengan tujuan utama pemerintah sehingga digitalisasi dibarengi dengan perubahan
proses bisnisnya. Kedua, layanan yang diberikan kepada masyarakat diupayakan real time/instan dan
diinformasikan kepada masyarakat (kejelasan dan kepastian layanan). Ketiga, mengembangkan perangkat
digital yang mendukung mobilitas pegawai sehingga mempermudah semua aktivitas dan kolaborasi antar
pegawai dalam operasional serta pemberian layanan kepada masyarakat. Keempat, melakukan modifikasi
proses bisnis sebagai respon atas perubahan perilaku dan kebutuhan masyarakat di era digital. Tantangan
ke depan terkait pelayanan publik semakin menarik karena kehidupan masyakarat telah sangat berubah
dimana mereka menuntut layanan yang semakin cepat, mudah, murah, dan transparan.
Inovasi digital pelayanan publik merupakan inovasi adopsi/modernisasi teknologi digital dalam
penyediaan pelayanan kepada masyarakat yang meliputi proses pemberian pelayanan barang/jasa publik
dan inovasi jenis dan bentuk barang/jasa publik yang langsung diberikan kepadamasyarakat seperti:
inovasi pelayanan perizinan, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan dan lainnya.
Berdasarkan inisiator
Jumlah inovasi digital pelayanan publik dari 31 daerah pemenang IGA adalah sebanyak 1096
inovasi. Inovasi tersebut dapat diinisiasi oleh beberapa pihak, di antaranya yaitu ASN, anggota DPRD,
kepala daerah, masyarakat, serta OPD. Dilihat berdasarkan jumlah, sebesar 72.26% (792 inovasi digital
pelayanan publik) diinisiasi oleh OPD, 12.96% (142 inovasi digital pelayanan publik) diinisiasi oleh ASN,
11.86% (130 inovasi digital pelayanan publik) diinisiasi oleh kepala daerah, dan 2.92% (32 inovasi digital
pelayanan publik) sisanya diinisiasi oleh masyarakat, serta tidak ada inovasi digital pelayanan publik yang
diinisiasi oleh anggota DPRD.
Berdasarkan klaster
Berdasarkan klaster pemda, 497 inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah sebagian besar
dilakukan oleh klaster provinsi dengan 168 inovasi dari 5 provinsi terinovatif yang artinya setiap provinsi
terinovatif rata-rata melaporkan 34 inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah.
Peringkat kedua adalah klaster kabupaten dengan 156 inovasi dari 10 kabupaten terinovatif yang
artinya setiap kabupaten terinovatif rata-rata melaporkan 16 inovasi. Ketiga adalah klaster kota dengan
133 inovasi dari 10 kota terinovatif yang artinya setiap kota terinovatif rata-rata melaporkan 13 inovasi.
Keempat adalah klaster daerah perbatasan dengan 23 inovasi dari 3 kabupaten terinovatif pada klaster
tersebut yang artinya setiap kabupaten terinovatif pada klaster daerah perbatasan rata-rata melaporkan
8 inovasi dan yang terakhir, kelima adalah klaster daerah tertinggal dengan 17 inovasi dari 3 kabupaten
terinovatif pada klaster tersebut yang artinya setiap kabupaten terinovatif pada klaster daerah tertinggal
rata-rata melaporkan 6 inovasi.
30
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Jika dilihat lebih rinci untuk klaster provinsi, urutan pertama yang paling banyak melaporkan inovasi
digital tata kelola pemerintahan daerah adalah Provinsi Sumatera Selatan dengan 50 inovasi atau 29,76%
dari total inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah yang dilaporkan oleh 5 (lima) provinsi terinovatif.
Urutan yang kedua adalah Provinsi Jawa Tengah dengan 43 inovasi digital tata kelola pemerintahan
daerah yang dilaporkan. Kemudian, urutan ketiga adalah Provinsi Banten dengan 39 inovasi digital tata
kelola pemerintahan daerah yang dilaporkan dan urutan keempat adalah Provinsi DKI Jakarta dengan
23 inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah yang dilaporkan. Urutan yang terakhir adalah Provinsi
Lampung dengan 13 inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah yang dilaporkan.
Untuk klaster kabupaten, dapat dilihat bahwa Kabupaten Bogor menempati urutan pertama dengan
42 inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah yang dilaporkan atau 26,92% dari total inovasi digital
tata kelola pemerintahan daerah yang dilaporkan oleh 10 (sepuluh) kabupaten terinovatif. Sedangkan,
urutan terakhir adalah Kabupaten Lampung Barat yang melaporkan inovasi digital tata kelola pemerintahan
daerah sebanyak 4 inovasi atau hanya 2,56% dari total inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah
yang dilaporkan oleh kabupaten terinovatif.
Selanjutnya, untuk klaster kota dapat dilihat bahwa Kota Pekanbaru menempati urutan pertama
dengan 29 inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah dilaporkan atau 21,80% dari total inovasi digital
tata kelola pemerintahan daerah yang dilaporkan oleh 10 (sepuluh) kota terinovatif. Sedangkan, urutan
terakhir adalah Kota Makassar yang melaporkan inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah sebanyak
6 inovasi atau hanya 4,51% dari total inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah yang dilaporkan oleh
kota terinovatif.
Pada klaster daerah perbatasan, sebagian besar yang melaporkan inovasi digital tata kelola
pemerintahan daerah adalah Kabupaten Bintan dengan 14 inovasi atau 60,87% dari total inovasi digital
tata kelola pemerintahan daerah yang dilaporkan oleh 3 (tiga) kabupaten terinovatif pada klaster daerah
perbatasan. Urutan yang kedua adalah Kabupaten Pulau Morotai dengan 6 inovasi dan urutan yang terakhir
adalah Kabupaten Natuna dengan 3 inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah yang dilaporkan.
Selanjutnya pada klaster daerah tertinggal, Kabupaten Nabire menempati urutan pertama yang
melaporkan inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah dengan 8 inovasi atau 47,06% dari total
inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah yang dilaporkan oleh 3 (tiga) kabupaten terinovatif pada
klaster daerah tertinggal. Urutan yang kedua adalah Kabupaten Rote Ndao dengan 5 inovasi dan urutan
yang terakhir adalah Kabupaten Pesisir Barat dengan 4 inovasi digital tata kelola pemerintahan daerah
32
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Berdasarkan tingkat kematangan inovasi, terdapat 14 inovasi digital tata kelola pemerintahan yang
menjadi unggulan, sebagai berikut:
Latar Belakang
Aplikasi SIPPKD merupakan Integrated System yang didalamnya terdapat aplikasi e-ssh,
e-planing, dan e-budgeting yang akan saling terintegrasi dan dapat diakses oleh Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) terkait di Lingkungan Pemprov Lampung. Dengan adanya Aplikasi SIPPKD
dapat meringankan kerja sekaligus mengefisienkan penyusunan RAPBD agar lebih maksimal untuk
kepentingan rakyat. Pelaksanaan e-planning dan e-budgeting merupakan salah satu program
rencana aksi Koordinasi, Supervisi, dan Pencegahan (Korsupgah) Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) guna memberikan kemudahaan dalam penyusunan seperti Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dan anggaran yang transparan yang harus mampu diterapkan didaerah, Aplikasi SIPPKD
harapannya dapat memperbaiki sistem penganggaran pemerintah daerah. Sebelum adanya aplikasi
SIPPKD Sistem tidak terintegrasi, saat ini semua sistem telah terintegrasi, dari proses perencanaan,
penganggaran, pengelolaan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan daerah serta Standar
Satuan Harga (SSH), Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK), dan Analisis Standar Belanja (ASB).
Tujuan
• Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang tidak dibatasi sekat waktu
dan lokasi sehingga lebih efisien;
• Dapat mendorong hubungan interaktif dengan dunia usaha dan kelompok masyarakat;
• Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan semua lembaga negara serta
penyediaan fasilitas dialog publik, serta pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang
transparan, sehingga memperlancar transaksi dan pelayanan antar lembaga pemerintahan;
• Menghasilkan proses perencanaan dan penganggaran yang transparan dan akuntabel serta
konsisten dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
• Implementasi Non Tunai; dan
• Terintegrasinya pengadaan barang dan jasa.
Manfaat
• Terintegrasinya e-planning, e-budgeting, dan e-SSH (standar satuan harga) dalam proses
perencanaan dan pengelolaan keuangan daerah dengan sistem digital;
• Mendisiplinkan proses perencanaan dan pengelolaan keuangan (penganggaran) daerah;
• Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi perencanaan-penganggaran;
• Mengefektifkan sistem kerja tim anggaran daerah; dan
• Memudahkan Kepala Daerah, DPRD, dan Pemerintah Pusat untuk mengakses data perencanaan
dan pengelolaan keuangan daerah.
Hasil
Latar Belakang
Siencang merupakan aplikasi berbasis web yang dibuat untuk merencanakan kegiatan dan
anggaran agar lebih cepat dan efisien serta akuntable, dari segi namanya yang sudah identik dengan
kultur betawi membuat aplikasi ini layak diberikan reward oleh pemerintah kota bekasi sendiri.
34
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Tujuan
Manfaat
Siencang adalah sistem berbasis digital yang dapat mendokumentasikan tahapan proses
perencanaan dalam jangka waktu tertentu dan menetapkan rencana program, kegiatan tahunan
daerah, kegiatan lima tahunan daerah, serta menghitung secara akurat besaran alokasi anggarannya
sebagai rujukan bersama untuk seluruh pemangku kepentingan pembangunan.
Hasil
RPJMD, Renstra digital, Renja digital, KAK digital, RKA digital, Laporan Monev digital.
Latar Belakang
Tugas mengamankan tanah aset Pemerintah Kota Makassar menjadi tugas tanggungjawab
Dinas Pertanahan Kota Makassar dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Kepala Dinas bersama seluruh
stafnya, sehingga kegiatan mengamankan tanah aset Pemerintah Kota Makassar tidak berjalan
secara maksimal, padahal keberadaan tanah aset tersebut tersebar di kelurahan dan kecamatan
dalam wilayah Kota Makassar bahkan ada yang berada diluar wilayah Kota Makassar. Tanah asset
Pemerintah Kota Makassar tersebut, baik yang berupa jalan maupun non jalan umumnya belum
bersertifikat. Tanah aset berupa non jalan sebanyak 940 bidang, yang sudah bersertifikat sebanyak
686 (enam ratus delapan puluh enam) bidang, sisanya sebanyak 254 (dua ratus lima puluh empat)
bidang yang umumnya berupa lahan kosong belum bersertifikat. Lahan-lahan kosong inilah yang
sangat rentang diserobot dan diambil alih oleh pihak-pihak yang mengaku dan mengklaim sebagai
miliknya dan belum pernah dibebaskan atau dibayar ganti ruginya oleh Pemerintah Kota Makassar.
Demikian pula tanah aset Pemerintah Kota Makassar yang sudah bersertifikat, sering ditemukan
adanya sertifikat atas nama orang lain yang ketika dilakukan klarifikasi atas penerbitan sertifikat
tersebut akibat kelalaian dan ketidaktelitian lurah dalam memberikan surat keterangan sporadic atas
tanah tersebut, karena lurahnya tidak tahu bahwa tanah tersebut tercatat dalam buku neraca aset
tanah Pemerintah Kota Makassar. Sedangkan Tanah aset Pemerintah Kota Makassar yang berupa
jalan daerah, sebanyak 7 (tujuh) bidang dengan jumlah sertifikat sebanyak 42 (empat puluh dua)
dan selebihnya belum bersertifikat. Sampai saat ini sudah ada beberapa jalan yang diklaim oleh
masyarakat, bahkan berusaha untuk ditutup. Mereka beralasan bahwa jalan tersebut adalah tanah
miliknya yang dijadikan jalan oleh pemerintah Kota Makassar dan belum pernah dibayarkan ganti
ruginya. Berdasarkan hal tersebut, Dinas Pertanahan Kota Makassar membuat inovasi mengatasi dan
menanggulangi permasalahan pengamanan tanah aset Pemerintah Kota Makassar. Inovasi tersebut
adalah “SIMATA” dengan harapan tercipta kolaborasi seluruh perangkat Daerah (OPD) terutama
camat dan lurah beserta perangkatnya serta ketua ORT dan ORW yang berada dalam tanggung
jawabnya maupun yang ada dalam wilayah kerjanya. Selanjutnya kehadiran inovasi “SIMATA” ini
menjadi pemacu semangat kerja para pejabat struktural dan staf Dinas Pertanahan untuk lebih
kreatif dan giat melaksanakan tugas mengamankan tanah asset Pemerintah Kota Makassar secara
berkesinambungan.
Tujuan
Manfaat
Hasil
• Pengamanan barang milik daerah berupa tanah menjadi sangat penting sangat berpengaruh dalam
perlindungan terhadap hak Pemerintah Kota Makassar guna keberlangsungan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah; dan
• Adanya informasi data aset Pemerintah Kota Makassar yang lengkap.
Latar Belakang
Aplikasi Sinaga (Sistem Informasi Pelayanan Kepegawaian) Provinsi Jawa Tengah ini
dimaksudkan untuk mengembangkan sebuah aplikasi untuk pengelolaan proses pengajuan ijin cuti
dan ijin belajar untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dapat mewujudkan tata kelola pelayanan
administrasi kepegawaian yang lebih baik di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Tujuan
Sinaga (Sistem Informasi Pelayanan Kepegawaian) adalah sebuah sistem informasi pelayanan
kepegawaian digital yang bertujuan untuk menunjang percepatan layanan-layanan kepegawaian
PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
menghabiskan waktu, tenaga, dan uang karena untuk mengurus satu proposal saja harus
datang langsung ke Bagian Umum atau Bagian Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat
Daerah Kota Bogor.
Manfaat
Latar Belakang
SIG Satpol PP Provinsi Jawa Tengah adalah merupakan Aplikasi berbasis web yang dibangun
dengan tujuan percepatan pelaporan data pelanggaran Perda dan Ketertiban Umum secara online
oleh Kontributor data Kabupaten dan Kota Serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan personil
Satuan Polisi Pamong Praja dalam memahami SIG berbasis komputer yang memiliki kemampuan
dalam menangani data geografi dengan pemasukan data, manajemen data (menyimpan dan
pemanggilan kembali), remanipulasi dan analisis data serta keluaran sebagai hasil akhir di 35 Kab/
Kota di Jawa Tengah.
Tujuan
Digitalisasi formulir pelaporan data kontributor dengan menyusun sistem yang mengakomodir
pelaporan data harian oleh Kontributor data Kab/kob, dengan mengumpulkan data-data yang
berkaitan permasalahan kerawanan dan potensi gangguan trantibum dan diolah menjadi tabel-tabel
yang diformulasikan kedalam SIG, sehingga dapat memberikan gambaran/memetakan sebaran
potensi gangguan trantibum di Jawa Tengah.
Manfaat
36
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Validasi data SIG Tahun 2019 diselenggarakan setiap 6 bulan sekali melakukan cetak
validasi daerah rawan trantib sebagai upaya mengevaluasi kegiatan setiap Kab/Kota yang dikelola
oleh Kontributor untuk mengetahui perkembangan dan parameter dalam pengolahan data dengan
menyajikan data potensi gangguan trantibum secara otomatis dengan sistem: satpolpp provinsi
0O1123 serta pemanggilan kembali data bulanan guna analisis data perbandingan dapat dilakukan
secara cepat, baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
Latar Belakang
SIG Satpol PP Provinsi Jawa Tengah adalah merupakan Aplikasi berbasis web yang dibangun
dengan tujuan percepatan pelaporan data pelanggaran Perda dan Ketertiban Umum secara online
oleh Kontributor data Kabupaten dan Kota Serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan personil
Satuan Polisi Pamong Praja dalam memahami SIG berbasis komputer yang memiliki kemampuan
dalam menangani data geografi dengan pemasukan data, manajemen data (menyimpan dan
pemanggilan kembali), remanipulasi dan analisis data serta keluaran sebagai hasil akhir di 35 Kab/
Kota di Jawa Tengah.
Tujuan
Digitalisasi formulir pelaporan data kontributor dengan menyusun sistem yang mengakomodir
pelaporan data harian oleh Kontributor data Kab/kob, dengan mengumpulkan data-data yang
berkaitan permasalahan kerawanan dan potensi gangguan trantibum dan diolah menjadi tabel-tabel
yang diformulasikan kedalam SIG, sehingga dapat memberikan gambaran/memetakan sebaran
potensi gangguan trantibum di Jawa Tengah.
Manfaat
Latar Belakang
e-Kinerja adalah salah satu aplikasi berbasis web yang digunakan oleh Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi untuk mengelola/menilai kinerja pegawai. Aplikasi ini dapat diakses oleh browser
apapun (Mozilla Firefox, Chrome, Internet Explorer, dll) dan sistem operasi apapun (Windows, Linux,
Android, dll). Aplikasi ini diciptakan untuk meningkatkan disiplin dan motivasi kerja PNS. Merekam
semua aktivitas yang dikerjakan oleh PNS dan mempermudah melakukan evaluasi kinerja PNS di
Kabupaten Banyuwangi.
Tujuan
Manfaat
Hasil
Aplikasi berbasis web untuk menilai kinerja PNS serta presensi digital melalui rekam retina dan wajah.
Latar Belakang
e-takon adalah aplikasi khusus yang dibuat sebagai pemandu tentang pengelolaan
pemerintahan agar tidak terjadi penyimpangan dalam pengelolaan pemerintahan. Aplikasi ini dibuat
untuk memudahkan daerah di Jawa Tengah dalam mengelola pemerintahan.
Tujuan
Aplikasi e-takon ini digunakan sebagai sarana konsultasi antara SKPD di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah mengenai tata kelola
pemerintahan yang baik, serta diperuntukan khusus untuk pegawai pemerintahan sebagai penunjang
terwujudnya Good Government.
Manfaat
Aplikasi ini di buat agar tidak ada penyimpangan dalam pengelolaan pemerintahan. Nantinya
jika ada permasalahan tentang pengelolaan daerah, dapat memanfaatkan aplikasi e-takon ini sebagai
ruang konsultasi. Semua hal terkait pengelolaan pemerintah dapat dikonsultasikan dalam waktu 1x24
jam, keluhan dan konsultasi akan ditindaklanjuti.
Hasil
Terciptanya Aplikasi e-takon (Elektronik Tanya dan Konsultasi) untuk menunjang terwujudnya
Good Government di Provinsi Jawa Tengah. Kami sertakan link unduh aplikasi e-takon:
https://play.google.com/store/apps/details?id=inspektoratjateng.etakon&hl=in
Latar Belakang
• Pengembangan e-office dan e-arsip untuk mendukung program SPBE yang integrasi;
• Melaksanakan Peraturan menteri PAN dan RB Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun
2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi instansi Pemerintah, dimana indeks
kearsipan menjadi salah satu penilaian reformasi birokrasi; dan
• Data kearsipan mendukung tata pemerintahan yang akuntabel efektif dan efisien serta menjadi
dasar manajemen pengetahuan dan pemerintahan.
Tujuan
Mewujudkan sistem persuratan dan kearsipan digital yang aman dan menjamin orisinilitas dan
legalitas informasi.
38
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Manfaat
• Penghematan SDM;
• Penghematan kertas, tinta cetak, dan penggandaan;
• Proses surat menyurat dapat dilakukan secara efektif dan efisien;
• Memperkecil kemungkinan kehancuran data;
• Mendukung pengambilan keputusan yang tepat; dan
• Membantu pengguna dalam memperoleh dokumen/arsip yang lengkap, cepat, tepat, mudah, dan
murah.
Hasil
9) e-Surat
Latar Belakang
Inovasi ini dibuat dengan maksud untuk mempermudah proses surat menyurat antar
OPD Pemerintah Kabupaten Situbondo, sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan efisien juga
mempermudah dalam proses pengarsipan secara digital.
Tujuan
Membangun sistem administrasi surat menyurat secara digital serta menyisipkan tanda tangan
elektronik dan alur persuratan yg di sistem.
Manfaat
• Dapat menghemat biaya kertas dan biaya pengiriman surat yang biasanya melalui kurir;
• Proses penerimaan surat, proses disposisi dapat diketahui dengan lebih cepat dan fleksibel; dan
• Mendapatkan informasi lebih cepat dengan pengiriman surat secara digital.
Hasil
Proses surat menyurat antar OPD lebih mudah karena adanya aplikasi pengelolaan surat
menyurat secara digital atau elektronik berbasis open source membantu mempercepat penyampaian
informasi surat dan disposisi kepada pihak yang dituju. Surat yang dikelola terdiri dari surat masuk,
surat keluar, sampai pemberkasannya tersimpan rapi secara elektronik untuk memudahkan
pengarsipan surat.
10) e-Personal
Latar Belakang
Tujuan
Dari banyaknya permasalahan database kepegawaian tersebut, BKD berusaha
memformulasikan aplikasi untuk mengatasi masalah itu. Dan tercetuslah mendesain ePersonal.
Dimana masing-masing pegawai diberi hak akses ke Database, sehingga dapat melakukan perbaikan
dan penambahan database, tentu melalui validasi dari BKD.
Manfaat
• Dengan adanya aplikasi ePersonal ini, database kepegawaian yang bisanya hanya diakses oleh
pengelola kepegawaian, sekarang bisa diakses oleh semua pegawai;
• Dari terciptanya aplikasi ePersonal ini adalah kemudahan pegawai dalam mengakses database
mereka sendiri yang sudah tersimpan di server KOMINFO. Tanpa harus datang langsung ke
BKD tetapi hanya melalui Smart phone/tablet/laptop yang terkoneksi dengan internet, maka
database dapat diakses dimanapun dan kapanpun;
• Dengan adanya aplikasi ePersonal ini, Database kepegawaian menjadi lebih terstruktur, karena
pegawai melakukan entry data sesuai dengan riwayat yang tersedia. Mulai dari riwayat pangkat,
riwayat pendidikan, riwayat jabatan dan lain-lain. Dan untuk itu diperlukan team validasi database
kepegawaian, yang bertugas untuk mengontrol lalu lintas database kepegawaian dari hasil entry
yang masuk ke aplikasi, sehingga database bisa valid; dan
• Ketidakvalidan database pegawai akan bisa teratasi karena pegawai mengisi secara langsung
data apa saja yang kuran ataupun keliru. Sehingga proses check langsung dari pegawai yang
bersangkutan.
Hasil
Sebelum ada aplikasi ePersonal ini, database pegawai hanya bisa dilihat oleh pegawai
yang bersangkutan secara statis. Artinya pegwai hanya bisa melihat tanpa bisa mengoreksi dan
membetulkan jika ditemukan kesalahan atau kekurangan pada database tersebut. Dengan adanya
ePersonal ini, database pegawai bisa diakses oleh seluruh pegawai, sehingga pegawai bisa
melakukan kroscek data secara mandiri. Jika ada kekurangan atau kekeliruan data, bisa langsung
dilakukan perbaikan. Tentu hasil akhir tergantung team validator dari BKD, apakah pengisisn data
tersebut benar atau kurang benar. Aplikasi ePersonal ini akan berusaha dikembangkan sebagai alat
presensi otomatis yang dapat dilakukan disembarang tempat. Jadi Pegawai tidak harus mendatangi
mesin presensi untuk melakukan presensi, melainkan cukup melakukan presensi lewat smartphone
yang dimiliki dengan login dulu ke ePersonal. Dimana lokasi dari pegawai tidak boleh lebih dari radius
50 meter dari kantor pegawai masing-masing. Sehingga tidak akan terjadi antri untuk melakukan
presensi elektronik.
Latar Belakang
Era digital telah mendorong kebiasaan masyarakat untuk cenderung lebih memilih
menggunakan layanan digital bila tersedia. Dari sana, muncul banyak gagasan untuk membuka
layanan secara online baik untuk masyarakat, pegawai maupun bisnis. Dengan tren era digital
tersebut, tak heran muncul banyak sekali aplikasi yang melayani berbagai kebutuhan masing-masing
pengguna. Namun seiring dengan semakin banyaknya aplikasi yang bertujuan untuk memudahkan
pengunanya, malah menjadikan munculnya masalah baru, yaitu redudansi (perulangan data yang
sama). Hal ini dikarenakan tidak adanya integrasi antara satu aplikasi dengan aplikasi lainnya.
Maka dari itu, Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian menggagas layanan Jogja Smart
Service. Dengan basis Single ID, Single Window, Single Sign On. Prinsip dari aplikasi Jogja Smart
Service adalah mengumpulkan semua aplikasi ke dalam satu wadah, dengan menggunakan satu
credential, dan hanya memerlukan satu kali log ini untuk dapat masuk ke semua aplikasi sesuai
kewenangan masing-masing pengguna. Sehingga memudahkan pengguna untuk mendapatkan
layanan digitalnya. Aplikasi Jogja Smart Service dikembangkan dalam 2 (dua) platform yaitu berbasis
web dan berbasis aplikasi mobile. Hal ini dimaksudkan untuk kemudahan operasional dan reliabilitas
layanan. Berbasis web, bertujuan bila pengguna mengakses aplikasi yang melibatkan transaksi data
yang rumit, tampilan web yang dibuka melalui komputer memudahkan pengguna dalam pencermatan
data. Berbasis aplikasi mobile, bertujuan agar pengguna maupun petugas penyelenggara layanan
mendapatkan akses aplikasi yang praktis dan mendukung mobilitas petugas. Sehingga pelayanan
40
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
yang membutuhkan tingkat reliabilitas tinggi seperti Layanan Kedaruratan Medis, Layanan Kedaruratan
Kebakaran, Layanan Kedaruratan Penyelamatan Jiwa, Layanan Kedaruratan KDRT serta Layanan
Pengaduan, bisa segera ternotifikasi ke petugas pelaksana dan dapat tertangani dengan segera.
Tujuan
Inovasi Jogja Smart Service ini ditujukan untuk penyederhanaan proses yang sudah ada, kemudahan
pemantauan/tracking layanan, kemudahan koordinasi antar pemberi layanan, integrasi data yang
lebih solid dan evaluasi yang terstruktur.
Manfaat
Memudahkan entitas pengguna aplikasi yaitu masyarakat, pegawai, penyelenggara layanan, kampus,
korporasi untuk mendapatkan akses layanan yang mudah, mobile dan dapat diandakan.
Hasil
Latar Belakang
• Ketidaksesuaian pencatatan transaksi belanja daerah yang menggunakan UP SKPD pada BKU
SMRAL dengan transaksi rill bendahara pengeluaran;
• Penatausahan keuangan Bendahara Pengeluaran yang terhubung Online dengan aplikasi Internet
Banking Bendahara Pengeluaran dan sistem penatausahaan keuangan daerah SKPD;
• Tuntutan penerapan akrual basis dalam pengelolaan keuangan; dan
• Mengurangi human error.
Deskripsi BKU Online:
Buku Kas Umum (BKU) Bendahara Pengeluaran yang terhubung secara Real Time Clock
(RTC) dengan mutasi Rekening Giro Bendahara Pengeluaran Bank Jatim untuk seluruh transaksi
belanja daerah secara non tunai.
Tujuan
Manfaat
Hasil
13) e-Office
Latar Belakang
Adanya kebutuhan dari segi kecepatan dan efisiensi dalam proses administrasi surat menyurat antar
OPD dilingkungan Pemerintah Kota Tangerang. Pokok perubahan yang dilakukan:
• Penyederhanaan proses administrasi surat menyurat di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang;
dan
• Pengelolaan arsip manual menjadi digitalisasi arsip.
Tujuan
Manfaat
Hasil
Aplikasi e-office berbasis web dan android dengan link berikut: https://e-office.tangerangkota.go.id/
dan https://play.google.com/store/apps/details?id=id.tangerangkota.eoffice
Latar Belakang
Tujuan
Menghasilkan perencanaan yang berkualitas karena digunakan sebagai acuan bagi seluruh perangkat
daerah dalam menjalankan program-program dan kegiatan-kegiatan selama lima tahun ke depan
agar tujuan dan sasaran perangkat daerah akan sesuai dengan yang direncanakan.
Manfaat
Proses perencanaan penganggaran dan pelaporan menjadi efektif dan efisien melalui sistem yang
terintegrasi.
Hasil
42
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Inovasi daerah lainnya sesuai dengan bidang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah merupakan segala bentuk inovasi daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintah daerah, seperti inovasi dalam bidang urusan pekerjaan umum, inovasi
dalam bidang urusan lingkungan hidup dan lain sebagainya.
Berdasarkan Inisiator
Inovasi digital bentuk lainnya dari 31 daerah pemenang IGA berjumlah 351 inovasi. 351 inovasi
tersebut diinisiasi oleh beberapa pihak yaitu ASN, anggota DPRD, kepala daerah, dan perangkat daerah
serta masyarakat. Dilihat dari jumlahnya, 76.07% (267) inovasi digital bentuk lainnya diinisiasi oleh
perangkat daerah, 12.82% (45) diinisiasi oleh ASN, 4.84% (17) diinisiasi oleh kepala daerah, 5.98% (21)
diinisiasi oleh masyarakat dan 0.28% (1) diinisiasi oleh anggota DPRD.
Berdasarkan Klaster
Jika dikelompokkan berdasarkan klaster Innovative Government Award, inovasi digital bentuk lainnya
mayoritas dilaporkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dengan 166 inovasi dari 5 provinsi yang artinya
rata-rata setiap provinsi pemenang IGA melaporkan 33 inovasi digital bentuk lainnya. Kedua terbanyak
adalah kota dengan 108 inovasi dari 10 kota dimana rata-rata satu kota pemenang IGA melaporkan 10
inovasi. Kemudian klaster kabupaten dengan 65 inovasi dari 10 kabupaten berarti rata-rata satu kabupaten
terinovatif melaporkan 6 inovasi. Selanjutnya 3 pemerintah kabupaten dari klaster daerah perbatasan
melaporkan 8 inovasi yang berarti satu kabupaten klaster daerah perbatasan melaporkan 2 inovasi dan
terakhir 3 pemerintah kabupaten daerah tertinggal dengan 4 inovasi.
Kedua terbanyak adalah kota dengan 108 inovasi dari 10 kota dimana rata-rata satu kota pemenang
IGA melaporkan 10 inovasi. Kemudian klaster kabupaten dengan 65 inovasi dari 10 kabupaten berarti
rata-rata satu kabupaten terinovatif melaporkan 6 inovasi. Selanjutnya 3 pemerintah kabupaten dari
klaster daerah perbatasan melaporkan 8 inovasi yang berarti satu kabupaten klaster daerah perbatasan
melaporkan 2 inovasi dan terakhir 3 pemerintah kabupaten daerah tertinggal dengan 4 inovasi.
Gambar 2. 24 Jumlah Inovasi Digital Bentuk Lainnya yang Dilaporkan Oleh Pemda Terinovatif Klaster Provinsi
Jika dilihat lebih dekat pada klaster provinsi, terlihat jelas bahwa mayoritas inovasi digital bentuk
lainnya dilaporkan oleh Provinsi Sumatera Selatan dengan 105 inovasi dimana merupakan 63,25% dari
inovasi digital bentuk lainnya yang dilaporkan oleh lima provinsi terinovatif. Pada klaster yang sama,
urutan kedua adalah Provinsi Jawa Tengah dengan 17 inovasi. Selanjutnya urutan ketiga dan keempat
adalah Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten dengan masing-masing melaporkan 15 inovasi serta
pada urutan kelima adalah Provinsi Lampung dengan 14 Inovasi.
Gambar 2. 25 Jumlah Inovasi Digital Bentuk Lainnya yang Dilaporkan Oleh Pemda Terinovatif Klaster Kabupaten
44
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Dilihat dari jumlahnya pada klaster kabupaten, tidak ada satu kabupaten terinovatif melaporkan
inovasi jauh lebih besar dari kabupaten terinovatif lainnya, berbeda dengan klaster provinsi. Kabupaten
dengan inovasi digital bentuk lainnya terbanyak adalah Kabupaten Wonogiri dengan 15 inovasi atau
23,07% dari inovasi digital bentuk lainnya yang dilaporkan oleh 10 kabupaten terinovatif. Urutan terakhir
adalah Kabupaten Sumenep dengan 1 inovasi atau 1,53% dari inovasi digital bentuk lainnya yang
dilaporkan oleh 10 kabupaten terinovatif.
Gambar 2. 26 Jumlah Inovasi digital Bentuk Lainnya yang Dilaporkan Oleh Pemda Terinovatif Klaster Kota
Pada klaster provinsi dan kabupaten semua pemda terinovatif melaporkan inovasi digital bentuk
lainnya, sementara pada klaster kota ada satu kota terinovatif yang tidak melaporkan inovasi digital bentuk
lainnya yaitu Kota Makassar.
Urutan pertama kota terinovatif dengan inovasi digital bentuk lainnya terbanyak adalah Kota
Tangerang dengan 33 inovasi atau 31,42% dari inovasi digital bentuk lainnya yang dilaporkan oleh 10
kota terinovatif. Urutan terakhir adalah Kota Makassar dengan 0 inovasi.
Gambar 2. 27 Jumlah Inovasi Digital Bentuk Lainnya yang Dilaporkan Oleh Pemda Terinovatif Klaster Daerah Perbatasan
Inovasi digital bentuk lainnya tidak terbatas pada daerah yang telah maju. pemerintah daerah klaster
daerah perbatasan dan daerah tertinggal juga melakukan inovasi digital. Pada klaster daerah perbatasan,
ketiga pemda terinovatif melaporkan inovasi digital bentuk lainnya. Kabupaten Morotai melaporkan 4
inovasi atau 50% dari inovasi digital bentuk lainnya yang dilaporkan oleh 3 kabupaten terinovatif klaster
daerah perbatasan. Urutan kedua adalah Kabupaten Bintan dengan 3 inovasi dan urutan ketiga adalah
Kabupaten Natuna dengan 1 inovasi.
Pada klaster daerah tertinggal, hanya Kabupaten Nabire yang melaporkan inovasi digital bentuk
lainnya. Kabupaten Nabire tidak hanya melaporkan 4 inovasi yang mana merupakan keseluruhan (100%)
inovasi digital bentuk lainnya yang dilaporkan oleh pemda terinovatif klaster daerah tertinggal.
Inovasi bentuk lainnya oleh pemda terinovatif dilakukan dalam berbagai urusan. Pada tahun 2020
seluruh pemda terinovatif melaporkan inovasi yang terbagi dalam 56 urusan (dan kombinasi beberapa
urusan). Inovasi digital bentuk lainnya mayoritas dilakukan dalam urusan Pendidikan dengan 111 dari 351
inovasi (31,62%). Kedua terbanyak adalah dalam urusan Komunikasi dan Informatika dengan 21 inovasi
(6,67%). Pada urutan ketiga ada urusan fungsi penunjang lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dengan 19 inovasi. Urutan keempat adalah urusan lingkungan hidup dengan 16
inovasi. Urutan kelima adalah urusan pekerjaan umum dan penataan ruang dengan 14 inovasi. Urutan
keenam dan ketujuh adalah urusan pangan dan urusan penelitian dan pengembangan dengan 10 inovasi.
Urutan kedelapan hingga sepuluh adalah urusan kesehatan, kepegawaian dan perencanaan dimana
masing-masing urusan dengan 9 urusan.
Gambar 2. 29 Top 10 Urusan Pemerintahan Berdasarkan Jumlah Inovasi Digital Bentuk Lainnya
dari Pemda Terinovatif Tahun 2020
Berdasarkan tingkat kematangan inovasi, terdapat 14 inovasi digital bentuk lainnya yang menjadi
unggulan, sebagai berikut:
46
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Latar Belakang
Sarana dan prasarana sering didefnisikan sebagai alat yang digunakana secara langsung
dan tidak langsung dalam suatu proses kegiatan. Sarana yang dimaksudkan disini adalah semua
alat bantu yang digunakan dalam penyelenggara pelayanan untuk memudahkan dalam pemberian
pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan prasarana adalah semua alat bantu yang mendukung
terlaksananya proses pelayanan. Kelengkapan sarana dan prasarana yang baik merupakan hal yang
sangat penting dalam menciptakan layanan yang optimal kepada kepuasan pemakai.
Dalam pelaksanaan pelayanannya Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Aparatur (BKPSDA) Kota Bogor masih mengalami kendala, terutama berkaitan dengan sarana
dan prasarana pelayanan kepegawaian, seperti ruangan yang sangat terbatas (tidak memadai/
sempit), belum adanya ruangan khusus pelayanan kepegawaian, SDM yang terbatas, kurangnya
kendaraan operasional, kerusakan bangunan seperti atap, plafon, lantai, pembatas/partisi ruangan,
dan perlengkapan kerja yang kurang memadai. Untuk itu perlu dilakukan perubahan tata letak
ruangan perbaikan gedung dan penambahan sarana transportasi serta pelayanan secara online agar
pelayanan kepegawaian dapat berjalan secara optimal.
Tujuan
Tujuan Inovasi LuKepo untuk memberikan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan serta
memberikan fokus pelayanan kepada PNS.
Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari Inovasi LuKepo sistem ini mempercepat dan mempermudah
layanan kepegawaian bagi aparatur Pemerintah Kota Bogor.
Hasil
Hasil inovasi adalah Fitur LuKepo, dimana dengan layanan ini pegawai tidak perlu datang
ke BKPSDA tetapi cukup menggunakan fitur LuKepo yang ditanamkan pada menu pojok kiri
bawah aplikasi SIMPEG yang sudah ada. Dengan LuKepo ini, pegawai juga dapat menggugah
dokumen kepegawaian seperti SK CPNS, kenaikan pangkat dan dokumen kepegawaian lainnya
untuk melakukan perubahan data. Pegawai juga dapat bertatap muka langsung dengan pengelola
kepegawaian melalui fitur video call yang ada pada aplikasi ini dengan fitur administrator yang
komprehensif dan BKPSDA juga dapat mengukur kualitas layanan yang diberikan pada aplikasi ini..
Latar Belakang
Aplikasi SAHABAT (Sistem Administrasi Hibah Bansos Terpadu) merupakan tindaklanjut
rencana aksi koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi (korsupgah) antara KPK dengan
Pemerintah Kota Bogor Tahun 2018 terkait belanja hibah dan bantuan sosial online.Pada awalnya
Pemerintah Kota Bogor melakukan MOU (Memorandum of Understanding) dan PKS (Perjanjian
Kerjasama) dengan Pemerintah Kota Bandung untuk mengadopsi aplikasi Sabilulungan yang
telah digunakan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam melaksanakan belanja hibah dan bantuan
sosial online. Namun setelah dilakukan penelitian terhadap aplikasi sabilulungan dan prosedur dan
pelaksanaan hibah bansos di Kota Bogor terdapat perbedaan yang cukup signifkan sehingga aplikasi
sabilulungan tidak dapat digunakan. Sebagai gantinya Pemerintah Kota Bogor akan melakukan
kustomisasi terhadap aplikasi SIMKEMAS (Sistem Informasi Manajemen Kemasyarakatan) yang ada
di Bagian Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat, Sekretariat Daerah Kota Bogor kemudian diganti
nama menjadi SAHABAT (Sistem Administrasi Hibah Bansos Terpadu).
Pelaksanaan hibah dan bansos ini selama ini dinilai tidak transparan dan sangat rawan
menimbulkan penyimpangan dan korupsi. Beberapa kelemahan yang berujung pada perkara
hukum dalam penyaluran dana hibah dan bantuan sosial diantaranya kelemahan penyusunan
proposal, realisasi yang tidak sesuai, pertanggungjawaban fktif, sampai adanya penyuapan dalam
proses pencairan. Selain itu untuk memperoleh informasi yang jelas tentang hibah bansos sering
menghabiskan waktu, tenaga, dan uang karena untuk mengurus satu proposal saja harus datang
langsung ke Bagian Umum atau Bagian Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah
Kota Bogor.
Tujuan
Tujuan Inovasi SAHABAT yaitu mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat Kota Bogor
yang cepat, tepat, mudah dan transparan dengan good governance (tata Kelola pemerintah yang
baik) dalam pengelolaan APBD khususnya penyaluran hibah dan bansos kepada masyarakat. Prinsip
good governance antara lain prinsip akuntabilitas dan prinsip transparansi. Melalui Inovasi SAHABAT
diharapkan tercipta tertib administrasi, akuntabilitas dan transparansi pengeliolaan hibah dan bansos.
Manfaat
• Perencanaan dan penganggaran hibah bansos setiap tahun lebih tertata dan terstruktur.
• Seluruh perangkat daerah terkoneksi dengan database sehingga mengurangi kemungkinan
tumpang tindih permohonan.
• Masyarakat lebih mudah dalam mendapatkan informasi tentang proposal yang diajukan maupun
konten lain yang berkaitan dengan hibah bansos seperti berupa peraturan, format proposal
permohonan dan pencairan, persyaratan dan kriteria dan alur prosedur hibah bansos.
• Memudahkan perangkat daerah dan masyarakat dalam pelaksanaan pemberian hibah dan
bantuan sosial.
Hasil
Proses pengolahan administrasi hibah dan bantuan sosial di perangkat daerah menjadi lebih
mudah. Data proposal cukup diinput satu kali pada saat pengajuan proposal. Data tersebut disimpan
didatabase sehingga tidak diperlukan lagi penginputan data pada proses selanjutnya. Hal tersebut
48
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
tentu sangat membantu mengingat data hibah dan bansos di Kota Bogor mencapai angka ribuan dan
menjadi suatu pekerjaan yang berat untuk memverifkasinya. Dengan kehadiran Inovasi SAHABAT
menjadi lebih cepat dan mudah.
Bagi masyarakat yang menagajukan proposal memudahkan pengecekan status proposal,
masyarakat dapat emlakukan tracking melalui web atau ponsel dengan mengunduh aplikasi di
play store sehingga menghemat waktu, tenaga dan uang. Sahabat juga meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pengawasan penyaluran dana hibah bansos sehingga dapat lebih tepat sasaran.
Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 121 Tahun 2016, UPT Pengelola Ruang Kendali
Kota (UPT PRKK) atau yang lebih dikenal dengan Tangerang LIVE Room (TLR) mempunyai tugas
menyelenggarakan sebagian tugas Dinas Komunikasi dan Informatika yang berkenaan dengan
pengelola ruang kendali kota, dengan fungsi:
• Melakukan pemantauan dan penilaian terhadap opini publik/issue yang berkembang di tengah
tengah masyarakat dalam hubungannya dengan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
dan pembinaan kemasyarakatan di Daerah melalui media massa dan sosial;
• Melakukan layanan pengaduan masyarakat;
• Melakukan fasilitasi penyampaian aspirasi/opini publik terhadap Pemerintah Daerah; dan
• Melakukan penyelenggaraan sistem tanggap darurat Daerah.
• Sedangkan fungsi sebagai pusat koordinasi serta pengolahan dan penyajian data yang diperlukan
dalam penyusunan rencana pembangunan Daerah serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
rencana pembangunan Daerah belum dapat dimaksimalkan.
Terdapat dua permasalahan dalam hal ini. Pertama, sesuai dengan RENSTRA Diskominfo,
terdapat keterbatasan dalam optimalisasi integrasi aplikasi/sistem informasi layanan aparatur dan
layanan publik berbasis web. Di tambah lagi, belum tersedianya pusat data pembangunan Daerah
yang terpadu. Sejauh ini pengumpulan data dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah yang
diunggah dalam ratusan website dan aplikasi e-government, sehingga tidak dapat diakses melalui satu
pintu dan kurang terintegrasi. Akibatnya, tidak jarang terdapat duplikasi data yang tidak sejalan satu
dengan yang lainnya. Kedua, selain permasalahan teknologi, terdapat juga permasalahan sumber
daya manusia yang menyediakan data. Dan seperti ditulis dalam RENSTRA Diskominfo bahwa
belum optimalnya pengelolaan sistem database Kota Tangerang yang berbasis teknologi informatika
dan komunikasi yang dapat di akses oleh pihak-pihak yang membutuhkan banyak sekali data-data
penting dan strategis yang tidak dikumpulkan tepat waktu atau real-time. Sehingga pergerakan
pelaksanaan pembangunan daerah sulit dipantau.
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah inovasi pengembangan organisasi, sumber daya manusia
dan teknologi yang dapat mendukung jalannya fungsi UPT PRKK sebagai ruang kendali dan pusat
koordinasi jalannya pemerintahan di Kota Tangerang. Sesuai dengan arahan Walikota Tangerang
yang disampaikan pada rapat koordinasi Senin 20 Januari 2020 yang dihadiri oleh Dinas Komunikasi
dan Informatika, Bappeda, Bagian Pengendalian dan Pengembangan, DPKD, Bagian Pemerintahan
dan Bagian Kesejahteraan Masyarakat, maka inovasi tersebut akan dikembangkan sebagai bagian
dari Pengembangan Tangerang LIVE Room 2.0 dari pusat penerimaan laporan masyarakat menjadi
pusat kendali kota.
Tujuan
• Melakukan pemantauan dan penilaian terhadap opini publik/issue yang berkembang di tengah
tengah masyarakat dalam hubungannya dengan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
dan pembinaan kemasyarakatan di Daerah melalui media massa dan sosial;
• Melakukan layanan pengaduan masyarakat;
Inovasi Digitalisasi Pelayanan Publik, Tata Kelola Pemerintahan, 49
Inovasi Bentuk Lainnya Pada Daerah Terinovatif
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Manfaat
Untuk memberikan solusi terhadap kebutuhan penyajian data dan informasi ke dalam
bentuk tampilan yang menarik dan mudah untuk dimengerti oleh para pemegang keputusan untuk
mendapatkan ringkasan informasi penting secara mudah dan cepat untuk menetapkan berbagai
keputusan penting.
Hasil
Inovasi ini difokuskan difokuskan guna meningkatkan kinerja internal Pemerintahan dalam hal
memonitoring seluruh kegiatan yang berkaitan dengan Anggaran, Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang dalam satu platform (dashboard) berbasis internet.
Pengembangan ini diberi nama Tangerang LIVE Room 2.0 dengan fokus memonitoring seluruh roda
kegiatan APBD.
Roda kegiatan pemerintahan terdiri dari, perencanaan, proses pelelangan, pelaksanaan,
dan pencairan. Untuk memudahkan monitoring dari masing-masing kegiatan ini, Pemerintah Kota
Tangerang telah memiliki Aplikasi-aplikasi yang telah berjalan.
• Fungsi Perencanaan
Terdapat dua aplikasi yang penting dalam menjalankan fungsi perencanaan dalam kewenangan
Bappeda: aplikasi e-planing (https://e-planning.tangerangkota.go.id) dan SIPD (Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah) yang menginduk kepada Kemendagri. Di kedua sistem ini terdapat data
realisasi yang diperbaharui setiap bulannya untuk memudahkan fungsi monitoring perencanaan.
Bappeda sendiri telah mengembangkan sebanyak 12.776 elemen data yang di dalamnya juga
berisi Indikator pembangunan yang digunakan dalam RPJMD.
Kedua sistem ini berfungsi untuk melengkapi satu sama lain, dimana dalam e-planning terdapat
elemen-elemen data yang tidak tertuang dalam SIPD (contoh: kegiatan bedah rumah, dan
kegiatan-kegiatan lain yang merupakan kegiatan unik di Kota Tangerang).
• Fungsi Pelelangan
Guna meningkatkan transparasi dan akuntabilitas, seluruh proses pengadaan barang dan jasa di
Kota Tangerang telah menggunakan sistem elektronik LPSE (https://https://lpse.tangerangkota.
go.id/). Di website ini, seluruh informasi kegiatan pegadaan barang dan jasa dapat dimonitor
secara real time.
• Fungsi Pelaksanaan
Dalam memonitoring fungsi Pelaksanaan, Dalbang menggunakan sistem Adpem Sievlap
(http://sievlapi.tangerangkota.go.id/resume). Sistem ini diharapkan dapat menciptakan sistem
pengendalian pembangunan yang efektif, efsien, transparan dan akuntabel dengan mengandalkan
data implementasi fsik di lapangan dari setiap kegiatan pembangunan.
• Fungsi Pencairan
Seluruh data keuangan dalam kewenangan DPKD berupa data pencairan keuangan dapat
dipantau melaui SIPKDi (mengadopsi sistem Kemendagri) dan Spektra. Sistem tersebut memang
belum dapat merekam data secara real time, namun data yang dikumpulkan termasuk update
dengan selang hanya 2-3 hari kalender. Ke depan, dengan dikembangkannya pembayaran non
tunai oleh BJB maka pencatatan secara real time pun akan dapat diwujudkan.
50
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
4) MISI ZIMBRA (Migrasi Mail Server dari Qmail menjadi Zimbra di Pemerintah Kota
Yogyakarta)
Latar Belakang
Dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 dalam upaya percepatan reformasi birokrasi,
seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014 untuk urusan kedinasan
wajib memanfaatkan media surat elektronik (email). Pemerintah Kota Yogyakarta sebenarnya
sudah mulai menyediakan email@jogjakota.go.id sejak Tahun 2006. Pemerintah Kota Yogyakarta
menggunakan mail transfer agent (MTA) menggunakan Qmail dan mail user agent (MUA) Squirrel
Mail. Semenjak Tahun 2007 Qmail sudah tidak menyediakan pembaruan perangkat lunak dan patches
lagi (discontinue). Pada Tahun 2018 email@jogjakota.go.id terkena serangan spam email sebanyak
4 kali yang sampai melumpuhkan mail server Pemerintah Kota Yogyakarta. Membahayakan reputasi
email@jogjakota.go.id. Untuk menyediakan layanan email@jogjakota.go.id bagi Pemerintah Kota
Yogyakarta dibutuhkan mail server yang stabil dan terpercaya.
• Pokok Perubahan
Pokok perubahan inovasi ini terletak pada sektor Penataan Tata Laksana (peningkatan efsiensi
dan efektivitas sistem, proses dan prosedur kerja). Pokok perubahan didasari oleh Peraturan
Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang upaya percepatan reformasi birokrasi yang menyebutkan
bahwa seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014 untuk urusan
kedinasan wajib memanfaatkan media surat elektronik (email). Pemerintah Kota Yogyakarta
sebenarnya sudah mulai menyediakan email@jogjakota.go.id sejak Tahun 2006. Tapi dalam
beberapa tahun terakhir mulai ada kendala dalam memberikan layanan email@jogjakota.
go.id. Pada Tahun 2018, terjadi 4 (empat) kali serangan spam email yang menyebabkan tidak
berfungsinya mail server Pemerintah Kota Yogyakarta dan rusaknya reputasi email@jogjakota.
go.id. Kondisi yang diharapkan dengan adanya implementasi proyek perubahan ini adalah
tersedianya layanan email@jogjakota.go.id bagi Pemerintah Kota Yogyakarta dengan mail server
yang stabil, terpercaya, dan memiliki reputasi yang baik.
Tujuan
Inovasi daerah ini bertujuan meningkatkan efsiensi dan menyediakan infrastruktur penunjang
yang memadai guna meningkatkan kualitas e-Government dalam mendukung pelayanan prima
kepada masyarakat sehingga kesiapan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam implementasi smart city
menjadi lebih baik yaitu dengan menyediakan pelayanan email yang stabil, terpercaya, dan memiliki
reputasi yang baik bagi pegawai Pemerintah Kota Yogyakarta didukung dengan mengoptimalkan
proses migrasi mail server agar berjalan dengan baik dan lancar dengan sasaran:
• Terbentuknya tim pelaksana migrasi mail server;
• Mempelajari teknologi dan metode migrasi mail server;
• Menginventarisir persiapan kebutuhan dan merancang mail server baru;
• Menyiapkan mail server Zimbra beserta basis datanya;
• Melakukan uji coba migrasi mail server dari Qmail ke Zimbra;
• Melakukan evaluasi hasil uji coba dan penyempurnaan migrasi mail server dari Qmail ke Zimbra.
Melancarkan para pengguna dalam menggunakan dan memanfaatkan email@jogjakota.go.id
di Pemerintah Kota Yogyakarta melalui kegiatan:
• Melaksanakan sosialisasi penggunaan mail server Zimbra;
• Melakukan kroscek basis data pengguna email@jogjakota.go.id.
• Mengoptimalkan penggunaan email@jogjakota.go.id di Pemerintah Kota Yogyakarta dengan
melakukan pemantauan rutin penggunaan mail server Zimbra.
Manfaat
Yogyakarta.
• Manfaat Jangka Panjang
Terwujudnya penggunaan email@jogjakota.go.id efektif dan efsien demi mendukung
e-Government.
Hasil
Hasil dari inovasi yang dilakukan adalah tersedianya layanan email@jogjakota.go.id dengan
mail server yang stabil dan terpercaya sebagai infrastruktur penunjang yang memadai guna
meningkatkan kualitas e-government dalam mendukung pelayanan prima kepada masyarakat
sehingga kesiapan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam implementasi smart city menjadi lebih baik.
5) INTELLIGENCE ROOM
Latar Belakang
Dengan semua sumber daya yang ada pemerintah merancang sebuah BIG DATA yang
dikontrol melalui Inttelligence Room guna membantu dalam pengambilan keputusan terkait tata
kelola pemerintahan dan pemerataan ekonomi pembangunan bagi masyarakat Kabupaten Situbondo
khususnya bagi kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. Selain itu terdapat sistem
pengaduan masyarakat (SIDUMAS) yang juga dikelola melalui Intellegence Room yang saat ini
mampu mengatasi laporan atau keluhan masyarakat yang sebelumnya cukup sulit untuk sampai
langsung ke unit pelayanan publik.
Tujuan
Manfaat
Hasil
Hasil inovasi dapat diketahui dampaknya terhadap aspek tata kelola pemerintahan, dengan
adanya inovasi ini kolaborasi antarsatuan unit kerja menjadi semakin padu dan kompak. terjadi
efsiensi anggaran kerja pemerintah kabupaten dalam proses kebijakan tatap muka langsung yang
bisa dilakukan melalui video conference. selain itu, hasil inovasi ini dapat mempermudah pemerintah
dalam melakukan monitoring evaluasi kinerja pemerintahan sehingga evaluasi bisa dilakukan secara
cepat, tepat dan akurat. Melalui Intteligence Room kepala daerah dapat dengan mudah memantau
segala aktivitas melalui aplikasi-aplikasi yang tertanam di pusat server dan terhubung antara satu
aplikasi dengan aplikasi lainnya. Tidak hanya itu pemantauan pelayanan publik juga bisa dilakukan
melalui Intelligence Room, Kepala Daerah tidak perlu mendatangi satu persatu tempat untuk
melakukan pemantauan terkait pelayanan publik. Pemantauan bisa dilakukan dengan melihat CCTV
Kabupaten yang terintegrasi, Video Conference dan pengaduan masyarakat terkait pelayanan publik
52
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
6) SIPQURBAN
Latar belakang
Kota Tangerang merupakan daerah potensial pasar ternak. Data tahun 2011 menunjukan
adanya 18.882 ekor pemasukan hewan dalam menghadapi Hari Raya Idul Adha 1432 H, sedangkan
pada tahun 2012 terdata sebanyak 21.331 ekor, pada tahun 2013 terdata sebanyak 19.164 ekor,
tahun 2014 terdata sebanyak 19.370 ekor, pada tahun 2016 terdata sebanyak 15.873 ekor, pada
tahun 2017 terdata sebanyak 16.616 ekor dan pada tahun 2018 terdata sebanyak 19.510 ekor. Atas
dasar tersebut maka diperlukan pengawasan lanjutan terhadap status kesehatan hewan qurban yang
akan disembelih dan di perjualbelikan di seluruh wilayah Kota Tangerang. Pada Hari Raya Idul Adha
1432 H (tahun 2011) terdata jumlah pemotongan hewan qurban sebanyak 15.992 ekor, sedangkan
pada tahun 1433 H (tahun 2012) sebanyak 18.730 ekor, pada 1434 H (tahun 2013) sebanyak 19.164,
pada tahun 1425 H (tahun 2014) 16.368 ekor, pada tahun 1436 (tahun 2015) terdata sebanyak 14.883
ekor dan 1437 H (tahun 2016) terdata sebanyak 15.731 ekor, pada 1438 H (tahun 2017) terdata
sebanyak 20.007 dan pada 1439 H (tahun 2018) terdata sebanyak 21.540 ekor. Data pemotongan
hewan qurban di Kota Tangerang setiap tahun rutin didata oleh Satgas Hewan Kurban sebanyak
208 orang yang mendata di 104 kelurahan dalam bentuk manual. Hasil pendataan per tahun di
1500 - 1700 titik lokasi pemotongan ini dalam bentuk manual menyulitkan pencarian data dan riskan
terhadap kesalahan input data dan kehilangan data. Digitalisasi data hewan qurban merupakan salah
satu upaya mendukung Tangerang LIVE terutama E-City. SIPQURBAN memberikan informasi jumlah
ketersediaan dan pemotongan hewan kurban di seluruh Kota Tangerang sehingga memudahkan
banyak kalangan untuk mengakses data tersebut. Akses Sipqurban terintegrasi dengan website
resmi Dinas Ketahanan Pangan Kota tangerang yaitu melalui dkp.tangerangkota.go.id/sipqurban.
Tujuan
Maksud penggunaan SIPQURBAN adalah untuk melaksanakan digitalisasi data hewan kurban
yang keluar masuk wilayah Kota Tangerang.
Tujuan penggunaan SIPQURBANadalah:
• Memberikan informasi data ketersediaan dan pemotongan hewan kurban kepada publik.
• SIPQURBAN memudahkan petugas untuk input data secara online.
• SIPQURBAN dapat menyajikan kebutuhan data jumlah ketersediaan hewan kurban di lapak
pedagang kurban, jumlah pemotongan hewan kurban di DKM se-Kota Tangerang, data produksi
daging kurban, data kondisi higiene sanitasi tempat pemotongan hewan kurban dan penerapan
kesejahteraan hewan kurban.
Manfaat
• Memudahkan pegawai dalam menelusuri data titik pemotongan hewan qurban secara detail.
• Memberikan informasi tambahan kepada publik untuk menggali informasi terkait data ketersediaan
hewan qurban dan data pemotongan hewan qurban di Kota Tangerang.
• SIPQURBAN dapat menyimpan data series pemotongan hewan qurban dari tahun ke tahun.
• Berdasarkan data yang dihimpun tersebut diperoleh nilai ekonomi dari penjualan hewan qurban.
Hasil
• Data jumlah hewan qurban yang dijual di lapak pedagang hewan qurban.
• Data jumlah pemotongan hewan qurban.
• Data jumlah masyarakat yang berkurban.
• Data tingkat kesejahteraan hewan kurban.
• Data produksi daging kurban.
• Informasi lokasi lapak pedagang hewan kurban.
• Informasi tempat pemotongan hewan kurba.
Proses pemesanan tempat makam dan pengurusan pemakaman terbit dalam waktu 30-60 menit.
Tarif perpanjangan makam 15.000/tahun. Untuk pesan tempat 50.000/tahun (khusus penduduk dalam
Kota), 60.000/tahun (khusus penduduk luar Kota).
Tujuan
Manfaat
Kemudahan dalam mengakses layanan pemesanan tempat makam dan pengurusan pemakaman
Hasil
Masalah pengangguran yang terjadi di Indonesia selama ini disebabkan oleh adanya
ketidakseimbangan antara persediaan dan kebutuhan tenaga kerja baik dari segi kualitas maupun
kuantitas yang dibutuhkan pasar kerja, dimana jumlah pencari kerja setiap tahun semakin meningkat
sedangkan jumlah lowongan kerja yang tersedia sangat sedikit, sehingga terjadi kesenjangan dalam
penempatan tenaga kerja serta menjadikan kendala dalam proses penempatan tenaga kerja. Selain
itu, adanya ketidakseimbangan yang juga dapat diakibatkan kurangnya atau terjadinya kesenjangan
informasi antara perusahaan dan pencari kerja. Job Fair diharapkan dapat menjadikan proses
rekrutmen tenaga kerja menjadi lebih mudah. Pencari kerja yang merasa kurang memperoleh
informasi dapat mengetahui adanya lowongan dan kesempatan pekerjaan yang ditawarkan oleh
perusahaan. Di sisi lain, perusahaan yang memerlukan tenaga kerja secara efektif dan efsien dapat
bertemu langsung dengan calon pekerja di lokasi yang terorgansisir tempat dan waktunya, sehingga
dapat menghemat biaya rekrutmen. Namun, metode perekrutan seperti ini mengharuskan calon
pelamar datang langsung ke lokasi pembuka lowongan kerja untuk melakukan serangkaian proses
seleksi (manual). Hal ini cenderung membuat pelamar kerja jenuh untuk mengantri dan kadang kala
masih harus menunggu panggilan selanjutnya dari perusahaan setelah mereka mengajukan lamaran
pekerjaan. Biaya yang harus dikeluarkan perusahaan setiap kali melakukan perekrutan karyawan
juga tidak sedikit. Dengan demikian, dibuatlah metode pelaksanaan Jobfair yang lebih efektif dan
efsien yaitu melalui online.
54
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Tujuan
Tujuan inovasi ini adalah untuk memfasilitasi pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya serta membantu perusahaan untuk mendapatkan tenaga
kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaannya sehingga mengurangi angka penggangguran
melalui peningkatan penempatan tenaga kerja, dengan metode online.
Manfaat
Manfaat dari adanya inovasi ini adalah terlayaninya pertemuan antara pencari kerja dan
perusahaan secara efektif dan efsien sehingga mempermudah proses penempatan tenaga kerja baik
untuk penempatan dalam negeri maupun luar negeri.
Hasil
Hasil dari inovasi ini adalah Peningkatan penempatan tenaga kerja. Jumlah perusahaan yang
berparisipasi meningkat, serta peserta job fair juga meningkat.
Latar Belakang
Tujuan
Tujuan dikembangkan aplikasi ini adalah untuk mempermudah pencatatan pembayaran dan
keuangan retribusi Menara Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Situbondo serta memberikan
informasi secara online kepada perusahaan pembayar retribusi tentang pembayaran retribusinya
Manfaat
Memudahkan pencatatan pembayaran dan keuangan retribusi menara dan juga memberikan
informasi penagihan dan pembayaran bagi para pemilik menara.
Hasil
Pembayaran retribusi menara dapat dipantau dengan mudah. tidak adanya kesalahan dalam
pembayaran karena sudah tercatat di dalam sistem aplkasi.
Latar Belakang
Perusahaan yang tergabung dalam izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) memiliki kewajiban
dalam upaya perbaikan lingkungan dan menimilisir kerusakan hutan dilakukan reklamasi hutan dan
perbaikan Daerah Aliran Sungai (DAS). Reklamasi yang dilakukan dengan kegiatan penataan lahan,
pengendalian erosi dan sedimentasi, revegetasi dan pemeliharaan. Rehabilitasi DAS mengacu pada
perencanaan dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan. Pemilihan jenis tanaman pada penanaman
juga dilakukan dengan mengutamakan jenis-jenis yang pemanfaatan non kayu seperti getah, buah,
minyak, damar, dan lainnya. Dilakukan Kemitraan penanaman melalui Izin Pinjam Pakai Kawasan
Hutan (IPPKH) di Kebun Raya Sriwijaya. Penanaman di Kebun Raya Sriwijaya menyesuaikan tematik
yaitu tanaman obat dan tanaman lahan basah.
Tujuan
Manfaat
Manfaat yang diperoleh tanaman berfungsi sebagai menyumbang upaya pelestarian
lingkungan dengan penyerapan emisi gas rumah kaca dan adanya fungsi tanaman obat.
Hasil
Tujuan
Manfaat
Sasaran intervensi PD lebih terarah, penduduk yang sudah mendapatkan intervensi dari
PD dapat teridentifkasi, dan masyarakat mendapatkan dan merasakan manfaat dari pembangunan
sesuai dengan kebutuhannya.
Hasil
Intervensi yang diberikan kepada masyarakat lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
56
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
12) Si HaTi GEN III {Sistem Informasi Harga dan Produk Komoditi Generasi ke 3)
Latar Belakang
SiHaTi ini dibangun guna menjawab tugas TPID yang telah ditetapkan dalam Keputusan
Gubernur Jawa Tengah No. 500/37 Tahun 2013. Salah satu tugas TPID yang tertera dalam Keputusan
Gubernur tersebut, yaitu menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Tim Pengendalian Infasi Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota kepada Menteri Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina
Pembangunan Daerah.
Tujuan
Tujuan diluncurkannya SiHaTi adalah menyediakan media informasi yang komprehensif dan
mudah diakses, mendukung pelaksanaan tugas pemerintah daerah/instansi.
Manfaat
Diharapkan dapatr memberikan informasi yang lebih akurat kepada masyarakat sehingga
tercipta ekspektasi yang positif, serta sebagai media komunikasi antar anggota TPID hingga level
Kabupaten/Kota.
Hasil
Latar Belakang
Manjar Kabel Segoroamarto adalah aplikasi pengelolaan jaringan nirkabel untuk memudahkan
pengguna dan pengelola serta meningkatkan keamanan infrastruktur jaringan di Pemerintah Kota
Yogyakarta. Aplikasi ini mempermudah pengguna untuk terhubung ke jaringan intranet Pemerintah
Kota Yogyakarta. Penggunaan berbagai macam sistem informasi yang semakin meningkat di
lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta membutuhkan dukungan infrastruktur jaringan yang handal.
Hal ini merupakan suatu keniscayaan di era mobile internet saat ini yang menuntut tersedianya
informasi yang dapat diakses setiap saat dan dari mana saja. Kondisi yang memungkinkan untuk
mengakses informasi dan data penting melalui jaringan nirkabel akan meningkatkan efsiensi dan
efektivitas kerja karyawan. Untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan sistem pengelolaan jaringan
nirkabel yang dapat menjamin ketersediaan akses secara terus menerus.
Tujuan
• Mengoptimalkan akses intranet dan internet melalui jaringan nirkabel agar aman dan mudah.
• Meningkatkan kelancaran akses nirkabel terhadap sistem informasi dari semua gedung utama di
lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.
• Mengoptimalkan penggunaan bandwidth di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.
Manfaat
• Terwujudnya kemudahan dan keamanan akses jaringan nirkabel bagi karyawan di Pemerintah
Kota Yogyakarta.
• Terwujudnya kemudahan pengelolaan jaringan nirkabel oleh Dinas Kominfosandi Kota
Yogyakarta.
• Terwujudnya efektivitas dan efsiensi akses terhadap sistem informasi di lingkungan Pemerintah
Kota Yogyakarta.
• Terwujudnya efIsiensi penggunaan bandwidth di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.
Hasil
58
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
BAB
PERMASALAHAN DAN SOLUSI 3
Inovasi Digitalisasi
Inovasi
Pelayanan
Bentuk Publik,
Lainnya Tata
Pada
Kelola
Daerah
Pemerintahan, 59
Terinovatif
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
A. Permasalahan
Inovasi digital pelayanan publik, tata kelola pemerintahan, dan inovasi daerah lainnya sesuai dengan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah merupakan upaya modernisasi pelayanan publik
melalui adopsi teknologi digital, yang dapat memberikan peluang bagi pemerintah daerah dalam melayani
publik serta meningkatkan partisipasi dan kolaborasi publik dalam menciptakan layanan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Masing-masing daerah tentu menghadapi permasalahan yang berbeda-beda dalam inisiasi dan penerapan
inovasi digital. Namun secara umum, inovasi digital belum dapat dilaksanakan secara maksimal, disebabkan
aspek support, capacity, dan value (Indrajit, 2002).
1. Support
Aspek ini berkaitan dengan political will pemimpin daerah. Budaya birokrasi cenderung bekerja berdasarkan
model manajemen top down, sehingga dukungan untuk penerapan harus dimulai dari para pimpinan
pemerintahan yang berada pada level tertinggi. Dukungan dimaksud dalam bentuk: Kesepakatan bahwa
inovasi digital sebagai salah jalan dalam mencapai visi dan misi daerah, sehingga patut mendapatkan
prioritas.
Pengalokasian sejumlah sumber daya (manusia, finansial, tenaga, waktu, informasi dan lain-lain) di setiap
tataran pemerintahan untuk membangun inovasi digital dengan semangat lintas sektoral. Sosialisasi
inovasi digital secara merata, kontinyu, konsisten dan menyeluruh kepada sumber daya manusia, baik
SDM aparatur maupun masyarakat umum.
2. Capacity
Aspek capacity merupakan kemampuan atau keberdayaan pemerintah daerah untuk mewujudkan ide
inovasi digital. Tiga hal yang harus dimiliki oleh pemerintah daerah, yaitu:
Ketersediaan sumber daya untuk melaksanakan berbagai ide atau inisiatif inovasi digital, terutama
berkaitan dengan sumber daya finansial.
Ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai.
Ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi digital, sehingga mampu mewujudkan dan
mengelola ide-ide inovasi digital.
3. Value
Aspek value, merupakan aspek manfaat, yakni bagaimana masyarakat dan pihak lain yang berkepentingan
dapat merasakan manfaat atas inovasi digital yang diterapkan. Aspek ini menuntut pemerintah daerah
untuk dapat mengutamakan inovasi digital yang benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Apa yang disampaikan Indrajit, meskipun sudah 18 tahun berlalu, masih relevan dengan kondisi saat ini.
Permasalahan umum inovasi digital yang dilakukan oleh pmerintah daerah antara lain:
a. Kurangnya komitmen pemerintah daerah untuk melakukan inovasi digital;
b. Tidak semua sumber daya aparatur pelaksana inovasi digital memiliki kompetensi digital;
c. Sumber daya aparatur pelaksana inovasi digital memiliki kompetensi digital dimutasi ke bagian
lain yang tidak memerlukan keahlian IT, sedangkan penggantinya tidak memiliki kompetensi digital
sehingga memerlukan waktu untuk mengikuti Bimtek;
d. Tidak semua masyarakat sebagai pengguna layanan inovasi digital memiliki kompetensi digital;
e. Terbatasnya anggaran yang dapat digunakan pemerintah daerah untuk mengeksekusi ide-ide inovasi
digital;
f. Terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung inovasi digital, seperti koneksi internet yang
belum merata; dan
g. Ide inovasi digital masih sebatas mentransformasikan layanan dan informasi yang semula non digital
menjadi digital.
Secara teknis permasalahan pemerintah daerah dalam laporan penerapan inovasi daerah digital
pelayanan publik, tata kelola pemerintahan, dan inovasi daerah lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah dalam input data pada indeks inovasi daerah pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Input data proposal satuan inovasi masih belum lengkap, seperti rancang bangun proposal belum
menjelaskan kondisi dan kebutuhan daerah, penjelasan apakah mengandung unsur pembaharuan seluruh
atau sebagian dalam arti rancang bangun dalam inovasi daerah tersebut belum menjelaskan rancang
bangun seluruhnya atau sebagian berbeda dengan rancang bangun yang telah ada. Output inovasi belum
menggambarkan apakah memberi manfaat bagi daerah dan/atau masyarakat dengan menampilkan data
data terkait seperti: peningkatan Pendapatan Asli Daerah, menghemat belanja daerah, meningkatkan
capaian kinerja Pemerintah Daerah, peningkatan mutu pelayanan publik dan lain-lain;
60
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN DALAM NEGERI
2. Input data dokumen (Foto Inovasi Daerah, Video Inovasi Daerah, Dokumen Pendukung Lainnya) indikator
satuan inovasi (21 indikator) belum lengkap. Seperti adanya kesalahan mengupload data pada indikator,
satu gambar diupload lebih dari satu indikator, data tidak dapat dibuka/download, tahun data kedaluwarsa
(tidak masuk kriteria penilaian).
B. Solusi
1. Pemda melakukan percepatan inovasi daerah dengan membuat Peraturan Daerah tentang Inovasi
Daerah;
2. Untuk menjaga keberlangsungan inovasi, maka setiap inovasi daerah dibuatkan regulasi Inovasi
Daerah;
3. Membuat SK TIM Koordinasi Percepatan inovasi di Pemerintahan Daerah ;
4. Membuat Tim Kerja penginputan data inovasi daerah;
5. Bimtek penginputan data inovasi daerah;
6. Membuat Lomba inovasi daerah tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota;
7. Membuat Rumusan Peta Jalan Capaian inovasi Daerah Kedepan;
8. Melakukan Replikasi hasil inovasi daerah yang telah diterapkan di daerah lain;
9. Melakukan inisiatif inovasi daerah, uji coba inovasi daerah, penerapan inovasi daerah dan evaluasi
hasil penerapan inovasi daerah.
C. Rekomendasi
1. Pemerintah daerah perlu mendorong ide-ide kreatif pada pemerintahan seperti mendorong munculnya
inovasi-inovasi pada DPRD, PD dan ASN/PNS serta masyarakat;
2. Perlu dilakukan pembentukan tim kerja pembina inovasi daerah penginputan data inovasi daerah ke
dalam aplikasi indeks inovasi daerah;
3. Perlu diperhatikan kelengkapan data dukung yang diunggah kedalam sistem aplikasi indeks inovasi
daerah, berupa: perda/perkada, video inovasi, manfaat inovasi, survei kepuasan, layanan pengaduan
dan sebagainya;
4. Pemerintah daerah agar lebih aktif melakukan sosialisasi indeks inovasi daerah ke OPD;
5. Perlu diperhatikan anggaran pembinaan inovasi daerah;
6. Permasalahan sumber daya manusia dalam arti masyarakat, dapat diatasi dengan dilakukannya
sosialisasi inovasi digital secara merata dan kontinyu. Strategi sosialisasi dapat dilakukan dalam
tiga tahap, dimana tahap pertama adalah sosialisasi pada para pemimpin; kedua memberikan
penekanan tentang manfaat dari inovasi digital dalam sosialisasi; ketiga, memberikan pemahaman
pada masyarakat umum tentang manfaat dan kegunaan berbagai macam inovasi digital;
7. Permasalahan sumber daya aparatur diatasi dengan rekrutmen SDM yang memiliki kemampuan
bidang IT. Selain itu diberikan pendidikan dan pelatihan dibidang TIK yang terintegrasi di tingkat
penyelenggaran pemerintah daerah.