PENGEMBANGAN
EKONOMI KAWASAN
PERDESAAN
Buku Panduan
PENGEMBANGAN
EKONOMI KAWASAN
PERDESAAN
Tim Penulis:
Dr. Bambang Hudayana
Dr. Arie Sujito
Dina Mariana
M. Panji Kusumah
Sukasmanto
Rajif Dri Angga
Iranda Yudhatama
Gusti Nur Asla Shabia
Buku Panduan Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Kata Pengantar:
Penulis: Dr. Bambang Hudayana, Dr. Arie Sujito, Dina Mariana, M. Panji
Kusumah, Sukasmanto, Rajif Dri Angga, Iranda Yudhatama,
Gusti Nur Asla Shabia
v
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
vi
DAFTAR SINGKATAN
vii
Gapoktan : Gabungan Kelompok Tani
GESI : Gender Equality and Social Inclusion
ILO : International Labour Organization
IPB : Institut Pertanian Bogor
IRE : Institute for Research and Empowerment
IT : Information Technology
KADIN : Kamar Dagang dan Industri Indonesia
KKN : Kuliah Kerja Nyata
Kompepar : Kelompok Penggerak Wisata
KTT : Konferensi Tingkat Tinggi
LED : Local Economic Development
LKD : Lembaga Kemasyarakatan Desa
LPMD : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
MAD : Musyawarah Antar Desa
Musdes : Musyawarah Desa
Musrenbang : Musyawarah Perencanaan Pembangunan
NGO : Non Government Organization
PADes : Pendapatan Asli Desa
PBB : Perserikatan Bangsa Bangsa
PDAU : Perusahaan Daerah Aneka Usaha
PDT : Pembangunan Daerah Tertinggal
PDTT : Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
PEL : Pengembangan Ekonomi Lokal
PKTD : Padat Karya Tunai Desa
Pemdes : Pemerintah Desa
Pemkab : Pemerintah Kabupaten
Perbup : Peraturan Bupati
Perda : Peraturan Daerah
PERUSDA : Perusahaan Daerah
PKK : Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
PKP : Pembangunan Kawasan Perdesaan
PRA : Participatory Rural Appraisal
RKPDesa : Rencana Kerja Pemerintah Desa
RKPD : Rencana Kerja Pembangunan Daerah
RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
RPJMDesa : Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa
RPKP : Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan
RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah
SDGs : Sustainable Development Goals
SDM : Sumber Daya Manusia
SK : Surat Keputusan
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SOP : Standar Operasional Prosedur
STIPAR : Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata
TKPKP : Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan
Perdesaan
TNGC : Taman Nasional Gunung Ciremai
UMKM : Usaha Mikro Kecil Menengah
UNDP : United Nations Development Programme
UNIKU : Universitas Kuningan
UNPAS : Universitas Pasundan
UN WCED : United Nations World Commission on
Environment and Development
UU : Undang – Undang
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 15. Bagan Siklus Pembangunan Rantai Nilai 59
Gambar 16. Bagan Aspek Pemetaan Rantai Nilai 59
Gambar 17. Bagan Rantai Nilai dalam Pengembangan
Potensi Desa 61
Gambar 18. Bagan Level Inklusi 65
DAFTAR TABEL
Kata Pengantar................................................................................................ v
Daftar Singkatan............................................................................................. vii
BAB 1: Pendahuluan.................................................................................... 1
xiii
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
BAB 7: Penutup............................................................................................... 87
Daftar Pustaka.................................................................................................. 91
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
2
Pendahuluan
3
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
4
Pendahuluan
5
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
6
BAB 2
MENDUDUKKAN PERSPEKTIF
PEMBANGUNAN KAWASAN
PERDESAAN
7
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Ahli/Pakar Definisi
8
Mendudukan Perspektif Pembangunan Kawasan Perdesaan
Prinsip Inklusivitas
Pembangunan yang hanya berorientasi pada pertumbuhan
ekonomi akan memunculkan distorsi dalam pembangunan
(distorted development). Distorsi ini nampak dari ekses
pembangunan yang memunculkan kelompok-kelompok
yang kalah bersaing dan tertinggal (Midgley, 1995) serta
memunculkan praktik eksklusi sosial terhadap mereka yang
tidak memiliki akses sosial politik kepada sumberdaya sosial,
kurang berpartisipasi dalam kegiatan (Warsilah, 2015). Amartya
Sen (2000) menawarkan gagasan bahwa pembangunan
semestinya memungkinkan setiap individu untuk memiliki
kebebasan (development as freedom) dalam berbagai aspek
kehidupan.
Dalam konteks ini, gagasan mengenai inklusi sosial sangat
relevan untuk diterapkan dalam kerangka pengembangan
ekonomi lokal. Konsep inklusi sosial (social inclusion)
9
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Demokratis
Dalam pengalaman IRE tersebut, demokrasi menjadi landasan
penting dalam pengembangan ekonomi lokal. Demokrasi
yang dipahami di sini menekankan pada partisipasi masyarakat
desa sebagai prinsip mendasar dalam proses pembuatan
10
Mendudukan Perspektif Pembangunan Kawasan Perdesaan
REPRESENTASI PEL
Inklusivitas aspirasi
INISIATIF WARGA
Institusi
ekonomi
lokal Aglomerasi modal
11
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
12
Mendudukan Perspektif Pembangunan Kawasan Perdesaan
13
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Pembangunan Berkelanjutan
Di samping konsep mengenai PEL, gagasan pembangunan
kawasan perdesaan juga penting untuk memberi perhatian
pada konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable
development). Pembangunan berkelanjutan telah digagas
sejak kurang lebih 50 tahun yang lalu, dimulai saat Konferensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1972 tentang
Human Environment (Lingkungan Manusia) di Stockholm,
Swedia, yang mengukuh
kan semangat perlindungan
terhadap lingkungan dan manusia (sosial) dalam isu kebijakan
pembangunan dunia. Selain itu, Pada tahun 1987 the World
Commission on Environment and Development yang diketuai
oleh Gro Brundtland (Perdana Menteri Norwegia saat itu) juga
mengeluarkan laporan berjudul “Our Common Future” atau
“Masa Depan Kita” yang sering disebut sebagai Laporan Komisi
Brundtland, menunjukkan bahwa kebijakan pembangunan
tidak dapat dilepaskan dari isu lingkungan dan sosial, jadi bukan
semata pertimbangan ekonomi (UN WCED, Bruntland Report,
1987). Begitu juga Konferensi PBB Tahun 1992 di Rio de Janeiro
yang dikenal sebagai KTT Bumi, telah berkontribusi dalam
penguatan kebijakan tentang lingkungan dan pembangunan.
Membahas pembangunan kawasan perdesaan melalui
pengemba
ngan ekonomi lokal yang inklusif tidak dapat
dilepaskan dari konsep pembangunan berkelanjutan. Hal ini
14
Mendudukan Perspektif Pembangunan Kawasan Perdesaan
dikarenakan pem
bangunan ekonomi memberikan dampak
terhadap kualitas lingkungan hidup atau dengan kata lain
kualitas lingkungan hidup mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh pembangunan ekonomi (Todaro dan Smith, 2011). Apalagi
dalam perkembangan akhir-akhir ini, proses pembangunan
yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi semata,
mulai menimbulkan berbagai permasalahan baik tingkat
global, nasional maupun lokal, seperti terjadinya perubahan
iklim, semakin berkurangnya keanekaragaman hayati,
kemiskinan, kesenjangan dan lain-lain (Broman dan Robert,
2015).
Keberlanjutan adalah istilah yang dipilih untuk menjembatani
jurang antara pembangunan dan lingkungan. Pembangunan
berkelanjutan didefinisikan dalam Laporan Komisi Brundtland
sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini
tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri (Rogers et al., 2007: 22).
Dalam perkembangannya, konsep pembangunan ber
kelanjutan terus dikembangkan oleh banyak ahli, dimana
teori yang berkembang memusatkan perhatian pada 3 isu
utama dalam pembangunan, yaitu: pertumbuhan ekonomi,
penguatan aspek sosial dan kelestarian lingkungan. Hanya saja,
titik tekannya memang berbeda-beda. Ada yang memusatkan
perhatian pembangunan pada target pertumbuhan ekonomi
dengan tujuan pemenuhan kebutuhan manusia yang terus
meningkat populasinya. Salah satu tokohnya adalah Robert
Repetto yang mengurai bahwa inti tentang keberlanjutan
adalah keputusan saat ini tidak boleh merusak prospek untuk
mempertahankan atau meningkatkan standar hidup di masa
depan. Ini menyiratkan bahwa sistem ekonomi kita harus
dikelola sehingga kita dapat hidup dari manfaat sumber daya
(termasuk lingkungan) kita (Repetto, 1986: 43). Namun ada
15
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Go
All forms of od es
Consumer s and servic Business
social cooperation Subsistence
spending receipts
agriculture
Production of Production of
minerals energy
16
Mendudukan Perspektif Pembangunan Kawasan Perdesaan
SOSIAL
Kemiskinan Degradasi
KEBERL ANJUTAN
LINGKUNGAN EKONOMI
Konflik Sosial
17
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
18
BAB 3
MENGGAGAS PEMBANGUNAN
KAWASAN PERDESAAN YANG
INKLUSIF
19
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
20
Menggagas Pembangunan Kawasan Perdesaan yang Inklusif
21
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
22
Menggagas Pembangunan Kawasan Perdesaan yang Inklusif
23
24
Gambar 4. Tahap Penyelenggaraan Pembangunan Kawasan Perdesaan
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Sumber: diolah dari Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi No. 5 Tahun 2016
Menggagas Pembangunan Kawasan Perdesaan yang Inklusif
Unsur TKPKP
TKPKP (Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan)
SK Bupati/Walikota:
1. Tentang Tim TKPKP Kabupaten SK Gubernur SK Menteri
2. Tentang Tim TKPKP Kawasan
25
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
26
Menggagas Pembangunan Kawasan Perdesaan yang Inklusif
Inventarisasi Penilaian
Usulan Penetapan
& Identifikasi Usulan
27
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Bupati/Walikota Surat
Keputusan
Pemerintah Kab/Kota
(Via TKPKP Kab/Kota) Bersyarat
Penilaian Usulan
Negosiasi/Rembug oleh Penetapan
TKPKP oleh TKPKP
Kab/Kota
Ya Kab/Kota
Forum Forum
Kecamatan Kecamatan Tidak
DROP
Desa Desa Desa Desa
Inisiatif Masyarakat/Desa-Desa
28
Menggagas Pembangunan Kawasan Perdesaan yang Inklusif
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pembangunan Kawasan
Perdesaan
C. Landasan Hukum
Bab II Deskripsi Kondisi Kawasan Perdesaan
Fisik Dasar
A. Sosial Budaya dan Kependudukan
B. Ekonomi
C. Sarana dan Prasarana
29
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
30
Menggagas Pembangunan Kawasan Perdesaan yang Inklusif
pendana
an juga dapat berasal dari dana non pemerintah
, seperti dana masyarakat, swasta, dana dari dalam negeri
maupun luar negeri, sepanjang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
31
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
32
Menggagas Pembangunan Kawasan Perdesaan yang Inklusif
33
34
PENGUSULAN KAJIAN AWAL DIALOG PUBLIK PENETAPAN
PROSES
PERSIAPAN KAWASAN BUMDesa
Bersama
•Warga Desa
adalah sebagai berikut:
KEWENANGAN
KELUARAN
RENCANA HASIL STUDI NOTA
PENGKAJIAN KAJIAN AWAL KESEPAKATAN SK BUPATI
PELEMBAGAAN
PEMBENTUKAN PENYUSUNAN DALAM
PENYUSUNAN PERENCANAAN
KELEMBAGAAN DOKUMEN RKP MASTER PLAN
DAN KEMITRAAN PENGANGGARAN
PROSES
DAERAH &Desa
PERENCANAAN
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
KELUARAN
RPJMSESA
Gambar 9. Tahap Persiapan dan Perencanaan PKP
kabupaten/kota dalam tahap persiapan dan perencanaan
proses, buku ini menawarkan keluaran yang sesuai dengan
35
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
36
BAB 4
STRATEGI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN KAWASAN
PERDESAAN
Pengantar
37
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
PELEMBAGAAN
PROSES
38
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
39
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
PERSIAPAN PENAWARAN
KERJASAMA
PEMBAHASAN
MELALUI MUSDES
MUSYAWARAH
ANTAR DESA
Keluaran:
PELAPORAN PELAKSANAAN
Pembentukan BKAD
dan Peraturan Bersama
Kepala Desa
40
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
41
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
42
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
Mitra
Bisnis Penerima
Lainnya Produsen manfaat
Lembaga Langsung
Lembaga Mitra
Ekonomi Mitra (direct
Ekonomi Bisnis
Lokal dan Usaha
BUM Desa beneficiaries)
Lokal dan Lainnya
Masyarakat Masyarakat
Pemasok
(Supplier) Konsumen
Koperasi
43
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
44
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
Lembaga Lembaga
Ekonomi Ekonomi
Lokal dan Lokal dan
Masyarakat Penerima Masyarakat
dalam Produsen manfaat dalam
Kawasan Langsung Kawasan
BUM Desa Mitra (direct BUM Desa
di Kawasan Usaha
BUM Desa beneficiaries) di Kawasan
Pemasok Mitra
Mitra (Supplier)
Konsumen
Bisnis
Bisnis Lainnya
Lainnya
45
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
46
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
47
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
48
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
49
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
50
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
ada di desa. Dalam buku ini, definisi aset tidak hanya sebatas
kekayaan milik desa sebagaimana diatur dalam kerangka UU
Desa. Aset yang dipahami memiliki cakupan yang lebih luas,
yakni meliputi aset alam, aset fisik, aset finansial, aset sosial,
dan aset manusia (Scoones, 1998; DFID, 1999). Ketersediaan dan
akses terhadap aset-aset ini sangat penting dalam menopang
penghidupan masyarakat. Semakin beragam aset yang dimiliki
maka semakin kuat daya resiliensi mereka dalam menghadapi
berbagai kerentanan dan guncangan penghidupan.
Sebagai gambaran, berikut ini dijelaskan jenis-jenis aset desa
beserta indikator-indikator baik di tingkat rumah tangga
maupun tingkat komunitas/desa.
51
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
52
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
53
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Studi Kasus
54
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
55
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Nelayan kolam jaring Berjumlah 4600 unit Karamba menurut data Pemda,
apung (Karamba) tersebar di sekitar kawasan waduk.
56
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
57
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
58
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
Pelaku Usaha
Usaha yang
POTENSI
dikembangkan
Aktor
Penggerak
59
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
60
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
61
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
62
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
63
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
64
Strategi Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
65
Sumber Gambar: Merdeka .com
Kabupaten Desa PDAU/Swasta Perguruan Tinggi
• Dana Desa
• Dana Desa • ADD
• Uang pribadi • PADesa
Dana Desa
Waduk Finansial
Finansial Finansial Waduk Waduk
Alam
Fisik Fisik
Alam Fisik Alam
• Pasar Desa • Sumber Air
• Home Stay Aset • Waduk
• Waduk • Darma Loka Aset Darma • Curug
• Jalan • Tutut • Warung BUMDesa Aset Jagara
Cipasung • Lada (Objek Wisata)
• (Air Terjun)
• Saung Sagaran • Kopi • Tanah yang akan • Lada
• Rakit • Tutut • Infrastruktur Jalan
• Air dikerjakan • Tutut
• Kolam • Bambu • Cengkeh
• Cengkeh
• Rest Area • Kopi
• Ikan Dewa
Sosial
Sosial Manusia Sosial Manusia Manusia
• Nanang • Kompepar
• Anak Muda • Pariwisata Religius • Sofian (Kompepar)
• Ibun • Nilai Religi (Darma • Yadi (Kuwu)
• Sanggar Seni Reog • Kompepar • Apon (BPD) Loka)
• Tori
• Kompepar • Edy • Pengorganisasian • Mamat
• Dedy • Skill Dokumentasi • Nana (Kuwu)
• Saung Kopi
• Forum Peduli
• Anak Yatim
66
BAB 5
67
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
68
Membangun PEL yang Adaptif pada Masa Bencana
69
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
70
Membangun PEL yang Adaptif pada Masa Bencana
71
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
72
Membangun PEL yang Adaptif pada Masa Bencana
73
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
74
Membangun PEL yang Adaptif pada Masa Bencana
75
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
76
BAB 6
INTEGRASI PEL DALAM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
77
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Integrasi
PKP dalam
Perencanaan
Pembangunan
78
Integrasi PEL dalam Perencanaan Pembangunan
e. Rekomendasi
79
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Alamat
Lokasi
Penerima Manfaat
Kecukupan Anggaran
Alokasi
PROGRAM Disiplin Anggaran
Metode
Transfer
Kapasitas Alam
80
Integrasi PEL dalam Perencanaan Pembangunan
81
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Gambar 23.
Materi Muatan Peraturan Bupati tentang
Pembangunan Kawasan Perdesaan
82
Integrasi PEL dalam Perencanaan Pembangunan
83
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
RKP Desa
RKP Desa
RPJM
Desa RKP Desa
RKP Desa
Rencana
PKP RKP Desa
RKP Desa
RKP Desa
RPJM
Desa RKP Desa
RKP Desa
RKP Desa
84
Integrasi PEL dalam Perencanaan Pembangunan
IV Pemberdayaan Masyarakat
1. Pelatihan olahan pangan lokal dan kuliner Desa Jagara 3 K 2 8 12
2. Pelatihan Pemandu Wisata Desa Jagara 3 K 7 4 3
(.............................................) (..............................................)
Keterangan:
A-RTM Anggota Rumah Tangga Miskin
85
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
86
BAB 7
PENUTUP
87
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
88
Penutup
89
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
Rekomendasi
1. Desa-desa yang bertetangga perlu memperkuat kerjasa-
ma dalam bidang pembangunan kawasan perdesaan se-
hingga pembangunan desanya memiliki sinergisitas de
ngan agenda pembangunan kawasan perdesaan.
2. Pemerintah daerah sebaiknya tidak hanya memfokuskan
perhatian pada pembangunan desa, tetapi juga pemba
ngunan kawasan perdesaan.
3. Pendekatan pembangunan perdesaan hendaknya meng
edepankan kerja sama kemitraan antar desa dan bersifat
bottom up dan partisipatif sehingga peran daerah adalah
memfasilitasi mereka dalam penggalian, penguatan po-
tensi, sumberdaya, dan peluang pengembangan ekonomi
ke dalam jangka pendek dan jangka menengah.
4. Pendekatan pembangunan perdesaan hendaknya meli-
batkan peran LSM serta swasta sebagai agensi yang justru
memiliki sumberdaya dan pengalaman langsung dalam
memajukan kawasan perdesaan.
5. Pendekatan pembangunan hendaknya juga menghasil-
kan masterplan yang memperkuat sinergisasi antara per-
encanaan dari desa-desa dan dari daerah.
6. Mendorong peran aktif desa dalam mengidentifikasi po-
tensi lokal dan mengoptimalkan pengelolaan sumber
daya lokal dalam kerangka pembangunan kawasan per-
desaan.
90
DAFTAR PUSTAKA
91
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
92
Daftar Pustaka
93
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
94
Daftar Pustaka
95
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
96
Daftar Pustaka
97
Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
98
Buku Panduan Pengembangan Ekonomi Kawasan
Perdesaan ini menawarkan rute yang lebih sederhana
namun tetap mempedomani kerangka regulasi yang ada.
Tujuannya adalah agar pesan-pesan penting dan maksud
di balik pembangunan kawasan perdesaan lebih dapat
dipahami oleh pemerintah desa, masyarakat desa, dan
pemangku kepentingan di tingkat kabupaten. Selain itu,
pedoman ini juga diharapkan dapat memunculkan
prakarsa-prakarsa dari bawah dalam pembangunan
Kawasan perdesaan sesuai kebutuhan dan potensi lokal.