RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja
KEMENTERIAN
ESDM2017
#EnergiBerkeadilan
a
#EnergiBerkeadilan
b
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja
Kementerian
ESDM 2017
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER
c DAYA MINERAL
KATA PENGANTAR
d
RINGKASAN EKSEKUTIF
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
P
uji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral dapat menyusun Laporan
Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2017, yang merupakan tahun
ketiga pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Strategis Kementerian
ESDM 2015-2019.
Selain itu, Laporan Kinerja Kementerian ESDM ini juga dimaksudkan sebagai sarana untuk
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada masyarakat dan seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders), serta merupakan sumber informasi untuk perbaikan dan
peningkatan kinerja secara berkelanjutan yang merupakan wujud nyata pelaksanaan prinsip
transparansi dan akuntabilitas kinerja organisasi dalam penyelengaraan pemerintahan yang
baik.
Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2017 merupakan pelaksanaan program Kementerian ESDM
tahun 2017 untuk mewujudkan Energi Berkeadilan melalui penerapan subsidi energi yang
lebih adil dan tepat sasaran, percepatan BBM satu harga, penurunan harga gas untuk industri
tertentu, efiesiensi biaya operasi dan meningkatkan iklim investasi, produksi migas, peningkatan
i
kontribusi untuk daerah, pembangunan pembangkit 35.000 MW, percepatan listrik pedesaan,
pengendalian produksi batubara dan pemenuhan kebutuhan batubara dalam negeri, perbaikan
bauran energi nasional, dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Akhir kata, semoga Laporan Kinerja ini dapat berperan sebagai umpan balik bagi kegiatan
di tahun berikutnya sekaligus sebagai media dan sumber informasi yang bermanfaat bagi
pelaksanaan pemerintahan yang baik di Kementerian ESDM.
Ignasius Jonan
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
RINGKASAN
EKSEKUTIF
iii ESDM 2017
Laporan Kinerja Kementerian
RINGKASAN EKSEKUTIF
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sektor ESDM merupakan sektor yang strategis dan masih tetap menjadi andalan
dalam mendukung pembangunan dan perekonomian nasional, baik melalui sisi fiskal,
Sektor ESDM merupakan sektor yang strategis dan masih tetap menjadi andalan dalam
moneter maupun sektor riil. Dari sisi fiskal, sektor ESDM berkontribusi kepada penerimaan
mendukung pembangunan dan perekonomian nasional, baik melalui sisi fiskal, moneter maupun sektor
negara (revenue) dan upaya pengendalian subsidi agar lebih tepat sasaran. Sedangkan dari sisi
riil. Dari sisi fiskal, sektor ESDM berkontribusi kepada penerimaan negara (revenue) dan upaya
moneter, komoditas
pengendalian subsidiESDM yangtepat
agar lebih bersifat administered
sasaran. Sedangkan price berperan
dari sisi terhadap
moneter, pengendalian
komoditas ESDM yang
inflasi. Untuk
bersifat sektor price
administered riil, secara timbal
berperan balik,
terhadap sektor ESDM
pengendalian inflasi.turut
Untukmenciptakan efisiensi
sektor riil, secara biaya
timbal balik,
produksi dan turut
sektor ESDM meningkatkan
menciptakan investasi di Indonesia.
efisiensi biaya produksi danSelain itu sektor
meningkatkan ESDM
investasi juga memiliki
di Indonesia. Selain
peranan penting,
itu sektor yaitu
ESDM juga sebagai
memiliki penjamin
peranan sumber
penting, pasokan
yaitu sebagai energisumber
penjamin dengan hargaenergi
pasokan energi yang
dengan
terjangkau, pendorong
harga energi aktifitas
yang terjangkau, ekonomi
pendorong danekonomi
aktifitas peningkatan nilai tambah
dan peningkatan sumbersumber
nilai tambah daya daya
alam
energi
alam dan mineral.
energi dan mineral.
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 68 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 68 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kerja Kementerian ESDM, Kementerian ESDM mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
Kementerian ESDM, Kementerian ESDM mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di
pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral untuk membantu Presiden dalam
bidang energi dan sumber daya mineral untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam pengejawantahan Nawacita, Kementerian
pemerintahan negara. Dalam pengejawantahan Nawacita, Kementerian ESDM aktif melaksanakan
ESDM aktif melaksanakan reformasi tata kelola energi yang diwujudkan melalui 3 (tiga) kelompok
reformasi tata kelola energi yang diwujudkan melalui 3 (tiga) kelompok penataan, yaitu penataan sistem
penataan, yaitu penataan sistem fiskal yang lebih kondusif, penyederhanaan perizinan dan
fiskal yang lebih kondusif, penyederhanaan perizinan dan administrasi, serta perbaikan iklim investasi
administrasi, serta perbaikan iklim investasi dan tata kelola energi.
dan tata kelola energi.
Gambar
Gambar1.Reformasi Tata Kelola
1.Reformasi Tata Kelola
iv
Penataan sistem fiskal yang berkeadilan harus menempatkan upaya maksimal
dalam menjaga kepentingan nasional dengan tetap mempertimbangkan investasi. Sementara
RINGKASAN EKSEKUTIF
itu, penyederhanaan administrasi dan perizinan dilaksanakan melalui deregulasi maupun
debirokratisasi. Selanjutnya, untuk perbaikan iklim investasi dan tata kelola energi dilaksanakan
melalui prinsip efisiensi dan efektifitas untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
baik dan energi yang berkeadilan. Dalam pelaksanaan penyederhanaan perizinan, di tahun
2017, Kementerian ESDM telah melimpahkan 63 ijin ke Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
yang dikelola oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sehingga di akhir tahun 2017
Kementerian ESDM hanya memiliki 15 perizinan dengan rincian enam izin di sub sektor minyak
dan gas bumi (migas), enam izin di sub sektor mineral dan batubara (minerba), dan tiga izin
sub sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). Sementara untuk subsektor
ketenagalistrikan, Kementerian ESDM hanya mengatur tiga sertifikasi dan mengeluarkan
dua rekomendasi. Semua perizinan tersebut semakin dipermudah melalui penerapan sistem
dalam jaringan atau daring (online). Sedangkan dalam hal perbaikan iklim investasi dan tata
kelola energi, Pemerintah juga telah mengupayakan langkah efiesiensi biaya operasi dan
meningkatkan iklim investasi migas melalui skema Production Scheme Contract (PSC) Gross
Split dan revisi Peraturan Pemerintah (PP)Nomor 79 Tahun 2010 terkait Cost Recovery maupun
pengaturan perpajakan untuk PSC Gross Split.
Terkait hal tersebut di atas, penyusunan Laporan Kinerja Kementerian ESDM
dimaksudkan sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada
masyarakat dan para pemangku kepentingan (stakeholders) serta merupakan sumber informasi
untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan atas pencapaian pelaksanaan
Nawacita sektor energi dan sumber daya mineral. Kinerja Kementerian ESDM secara umum
direpresentasikan dari capaian indikator kinerja sektor ESDM yang mencakup antara lain:
pengelolaan sumber daya energi dan mineral, penerimaan negara dari sektor ESDM, investasi,
penyediaan dan pendistribusian bahan bakar hingga listrik sebagai layanan untuk masyarakat,
dan pembangunan daerah. Selain itu, capaian kinerja Kementerian ESDM juga dapat terlihat
dari kegiatan atau capaian-capaian pembangunan, seperti pembangunan infrastruktur sektor
ESDM, penandatangangan izin usaha dan kontrak kerja sama sektor ESDM dengan Badan
Usaha, penyelesaian permasalahan, dan prestasi-prestasi kinerja strategis lainnya.
Pada tahun 2017, telah dilaksanakan berbagai upaya dalam rangka pelaksanaan
kebijakan ESDM. Tujuan dan sasaran strategis dari berbagai kegiatan Kementerian ESDM selama
kurun waktu tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan Strategis I Kementerian ESDM adalah “Terjaminnya Penyediaan Energi dan Bahan
Baku Domestik”. Tujuan I didukung dengan 6 (enam) sasaran strategis dengan 14 (empat
belas) indikator yaitu:
a. Mengoptimalkan kapasitas penyediaan energi fosil yang terdiri dari 3 (tiga) indikator
kinerja;
v
b. Meningkatkan alokasi energi domestik yang terdiri 2 (dua) indikator kinerja;
c. Meningkatkan akses dan infrastruktur energi yang terdiri dari 3 (tiga) indikator kinerja;
d. Meningkatkan diversifikasi energi yang terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja;
e. Meningkatkan efisiensi energi dan pengurangan emisi yang terdiri dari 2 (dua) indikator
kinerja, dan
f. Meningkatkan produksi mineral dan peningkatan nilai tambah yang terdiri dari 2 (dua)
indikator kinerja.
Dari 14 (empat belas) indikator kinerja dalam Tujuan Strategis I, sebanyak 71% sub indikator
telah sesuai dengan target, yaitu; antara lain rasio elektrifikasi, pemenuhan gas bumi dalam
negeri, intensitas energi, produksi timah dan lain-lain. Sekitar 29% sub indikator capaiannya
kurang dari 80% sebagai konsekunsi dari realisasi pertumbuhan ekonomi dan harga minyak
yang lebih rendah dari asumsi. Sub indikator tersebut antara lain penandatanganan Kontrak
Kerja Sama (KKS) Minyak dan Gas Bumi (Migas), penambahan kapasitas pembangkit,
penambahan penyaluran tenaga listrik, kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),
produksi biofuel dan produksi tembaga.
2. Tujuan Strategis II Kementerian ESDM adalah “Terwujudnya Optimalisasi Penerimaan Negara
dari Sektor ESDM”. Tujuan II didukung oleh satu sasaran strategis yaitu: Mengoptimalkan
Penerimaan Negara dari Sektor ESDM yang terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja.
Semua target indikator dalam Tujuan Strategis II dapat dicapai bahkan melampaui target
seperti di sub sektor migas sebesar 117%, mineral dan batu bara (minerba) 125%, dan EBTKE
139%. Hal ini disebabkan oleh perbaikan tata kelola di sektor ESDM dan meningkatnya
harga komoditas sumber daya alam di pasar internasional.
3. Tujuan Strategis III Kementerian ESDM adalah “Terwujudnya Subsidi Energi yang Lebih Tepat
Sasaran dan Harga yang Kompetitif”. Tujuan III didukung dengan satu sasaran strategis yaitu:
Mewujudkan Subsidi Energi yang Lebih Tepat Sasaran yang terdiri dari 2 (dua) indikator
kinerja.
Untuk target volume subsidi BBM dan Liquefied Petroleum Gas (LPG), keduanya tidak
melampaui volume yang ditetapkan (mencapai target). Namun untuk target nilai subsidi
listrik sedikit lebih besar dari yang ditetapkan. Hal ini disebabkan perubahan harga minyak
Indonesia (Indonesia Crude Price-ICP), nilai tukar dan inflasi yang memengaruhi biaya pokok
produksi listrik.
4. Tujuan Strategis IV Kementerian ESDM adalah “Terwujudnya Peningkatan Investasi Sektor
ESDM”. Tujuan IV didukung dengan satu sasaran strategis yaitu: Meningkatnya Investasi
Sektor ESDM yang terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja.
Realisasi nilai investasi di seluruh sektor ESDM belum memenuhi target yang ditetapkan.
Hal ini disebabkan perubahan rencana bisnis investor terkait perkembangan perekonomian
global yang melambat.
5. Tujuan Strategis V Kementerian ESDM adalah “Terwujudnya Manajemen dan Sumber
vi
Daya Manusia (SDM) yang profesional serta Peningkatan Kapasitas Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek) dan Pelayanan Bidang Geologi”. Tujuan V didukung dengan 3 (tiga) sasaran
RINGKASAN EKSEKUTIF
strategis dengan 11 (sebelas) indikator yaitu:
a. Mewujudkan manajemen dan SDM yang profesional yang terdiri dari 6 (enam) indikator;
b. Meningkatkan kapasitas Iptek yang terdiri dari 2 (dua) indikator;
c. Meningkatkan kualitas informasi dan pelayanan bidang geologi yang terdiri dari 3 (tiga)
indikator.
Terdapat 10
Terdapat 10(sepuluh)
(sepuluh)indikator yang mencapai
indikator target (capaian
yang mencapai targetlebih dari 80%),
(capaian sedangkan
lebih 1 (satu)
dari 80%), indikator
sedangkan
1kinerja
(satu)yang belum memenuhi target yaitu jumlah satuan kerja (satker) yang memperoleh Wilayah Bebas
indikator kinerja yang belum memenuhi target yaitu jumlah satuan kerja (satker)
Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
yang memperoleh Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
60%
60% ke
100% ke atas 80% - 100% -
bawah
80%
28 12 4 12
Capaian
CapaianKinerja 100%Ke
Kinerja 100% KeAtas
Atas
Terdapat2828capaian
Terdapat capaian kinerja
kinerja dalamdalam Tahunyang
Tahun 2017 2017 yang capaiannya
capaiannya di atas 100%.di Beberapa
atas 100%.
di
antaranyadiadalah
Beberapa : (1) Penerimaan
antaranya negara
adalah : (1) sub sektor EBTKE
Penerimaan negara(139%), (2) Jumlah
sub sektor EBTKEproduksi mineral
(139%), yaitu
(2) Jumlah
timah (137%),
produksi (3)yaitu
mineral Penerimaan negara sub
timah (137%), (3)sektor minerba negara
Penerimaan (125%), sub
dan sektor
(4) Penerimaan
minerbasub sektor dan
(125%), migas(4)
(117%).
Penerimaan sub sektor migas (117%).
viii
Kementerian ESDM menghasilkan pencabutan 2.595 IUP pada periode 2015-2017;
11. Menyederhanakan perizinan sektor ESDM sehingga hanya 15 perizinan yang masih
RINGKASAN EKSEKUTIF
dilakukan oleh Kementerian ESDM;
12. Menerima penghargaan dalam ajang kompetisi Inovasi Pelayanan Publik untuk
Multiplatform Application for Geoharzard Mitigation and Assessment(MAGMA) Indonesia
yaitu sebuah aplikasi untuk perangkat komunikasi berbasis Android untuk meningkatkan
mitigas kebencanaan geologi di Indonesia.
13. Rasio Elektrifikasi mencapai 95,35% dari target awal 92,75 %;
14. Memonitor kelancaran program 35 GW, dengan kemajuan menurut fase :
- COD/komisioning : 1.358 MW.
- Konstruksi : 17.096 MW
- PPA (belum konstruksi) : 12.724 MW
- Pengadaan : 2.894 MW
- Perencanaan : 1.788 MW
15. Pendistribusian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) sebanyak 79.564 unit kepada
masyarakat yang tidak mendapatkan listrik di Provinsi Maluku, NTB, Riau, Papua, dan Papua
Barat.
16. Penambahan Pipa Gas sepanjang 484 KM dari ruas Belawan-KIM-KEK, Ruas Payo Selincah
dan Ruas WJB Batam menjadi 10.671 KM.
17. Terdapat 5 dari 10 Blok Migas Konvensional dengan skema gross split diminati investor;
18. Pada tanggal 27 Agustus 2017 perundingan Pemerintah dengan Freeport mencapai
kesepakatan dengan 4 syarat yang diusulkan KESDM (termasuk divestasi saham 51%).
Untuk divestasi, akan ditindaklanjuti oleh Menteri BUMN dan Menteri Keuangan;
ix
Monitoring Capaian Kinerja
Saat ini sudah terdapat kemajuan yang sangat signifikan dalam pengelolaan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian ESDM, antara lain:
1. Komitmen dan partisipasi aktif Pimpinan Kementerian ESDM dari tingkat Menteri sampai
level Eselon IV dalam mengimplementasikan SAKIP. Menteri ESDM dan seluruh jajaran
eselon I sangat aktif dalam penetapan kinerja yang harus dicapai pada tahun 2017, serta
telah menetapkan langkah-langkah dalam mengawal setiap capaian target yang harus
dicapai. Setiap minggu rutin dilakukan Rapat Pimpinan dan satu bulan sekali dilakukan
Rapat Pimpinan Diperluas dengan seluruh Pejabat Pimpinan Tinggi Madaya dan Pratama;
2. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara terus menerus, baik monitoring mingguan,
bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan diselaraskan dengan target kinerja yang
harus disampaikan kepada Bappenas maupun Kantor Staf Kepresidenan;
3. Keterlibatan aktif Tim APIP Inspektorat Jenderal dalam proses reviu setiap Perjanjian Kinerja
maupun Laporan Kinerja, serta pendampingan terus menerus dari Inspektorat Jenderal
dalam setiap perencanaan dan penyusunan program dan anggaran, pelaksanaan, maupun
dalam monitoring dan pengawasan;
4. Internalisasi mengenai SAKIP Kementerian ESDM yang secara masif dilaksanakan untuk
memberikan pemahaman mengenai pentingnya akuntabilitas kinerja dalam setiap
tingkatan organisasi di lingkungan Kementerian ESDM;
5. Proses penyempurnaan Indikator Kinerja Utama Kementerian ESDM dan Unit Eselon
I di lingkungan Kementerian ESDM terus berjalan untuk mendapatkan IKU yang lebih
representatif.
6. Telah dimulainya implementasi Rekam Kinerja Harian (RKH) di Kementerian ESDM yang
menjadi jembatan antara pengelolaan kinerja organisasi dengan kinerja individu yang
updating data capaiannya telah dilakukan dengan sistem kinerja harian dan diselaraskan
dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan IKU masing-masing Unit;
7. Implementasi e-kinerja Kementerian ESDM yang saat ini telah mencapai level Kementerian
dan Eselon I dan untuk perkembangan aplikasi tersebut, saat ini sedang dikembangkan
untuk dapat mencapai level eselon II.
x
RINGKASAN EKSEKUTIF
Daftar Isi
Tabel & Gambar
xi ESDM 2017
Laporan Kinerja Kementerian
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xviii
BAB I 2
PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Maksud dan Tujuan 6
1.3 Tugas dan Fungsi Kementerian ESDM 6
1.4 Struktur Organisasi 7
1.5 Sumber Daya Manusia Kementerian ESDM 2017 9
1.6 Sistematika Penyajian Laporan 9
BAB II 12
PERENCANAAN KINERJA 12
2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 12
2.1.1 Visi dan Misi 13
2.1.2 Strategi Pembangunan Nasional 14
2.1.3 Sasaran Kedaulatan Energi Pada RPJMN 2015-2019 14
2.2 Rencana Strategis Kementerian ESDM 15
2.2.1 Tujuan Strategis 16
2.3 Sasaran Strategis 18
2.4 Indikator Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja 19
2.5 Perjanjian Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2017 32
BAB III 36
AKUNTABILITAS KINERJA 36
3.1 Tujuan I : Terjaminnya Penyediaan Energi dan Bahan Baku Domestik 36
3.1.1 Sasaran Strategis I: Mengoptimalkan Kapasitas Penyediaan Energi Fosil 38
3.1.2 Sasaran Strategis II: Meningkatkan Alokasi Energi Domestik 53
3.1.3 Sasaran Strategis III: Menyediakan Akses dan Infrastruktur Energi
Tabel 26. Sasaran Strategis III 58
3.1.4 Sasaran Strategis IV: Meningkatkan Diversifikasi Energi
Tabel 39. Sasaran Strategis IV 58
3.1.5 Sasaran Strategis V: Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Energi dan
xii
Pengurangan Emisi 91
Tabel 52. Sasaran Strategis V 91
EKSEKUTIF
3.1.6 Sasaran Strategis VI: Meningkatkan Produksi Mineral dan Peningkatan
ISI
Nilai Tambah 92
DAFTAR
RINGKASAN
3.2 Tujuan II: Terwujudnya Optimalisasi Penerimaan Negara Dari Sektor ESDM 98
Sasaran Strategis VII: Mengoptimalkan Penerimaan Negara Dari Sektor ESDM 98
3.3 Tujuan III: Terwujudnya Subsidi Energi Yang Lebih Tepat Sasaran dan Harga Yang
Kompetitif 105
Sasaran Strategis VIII: Mewujudkan Subsidi Energi Yang Lebih Tepat Sasaran 105
3.4 Tujuan IV: Terwujudnya Peningkatan Investasi Sektor ESDM 108
Sasaran Strategis IX: Meningkatkan Investasi Sektor ESDM 108
3.5 Tujuan V: Terwujudnya Manajemen dan SDM Yang Profesional Serta Peningkatan
Kapasitas IPTEK dan Pelayanan Bidang Geologi 119
3.5.1 Sasaran Strategis X: Mewujudkan Manajemen dan SDM yang Profesional 120
3.5.2 Sasaran Strategis XI: Meningkatkan Kapasitas IPTEK 130
3.5.3 Sasaran Strategis XII: Meningkatkan Kehandalan Informasi Kegeologian 132
3.6 Capaian Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2017 160
3.7 Realisasi Anggaran Kementerian ESDM 163
BAB IV 166
LAMPIRAN 173
Lampiran I Rincian Rekomendasi Wilayah Kerja 174
Lampiran II Pembangunan PLTS Tahun 2017 196
Lampiran III Program Konservasi Energi 201
Lampiran IV Daftar Pembangkit EBT Yang Telah PPA di Tahun 2017 211
Lampiran V Jenis Kegiatan Pilot Plant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/
Rancang Bangun/Formula yang Berhasil Direalisasikan 216
Lampiran VI Jumlah Paten dan Hasil Litbang yang Berhasil Diimplementasikan 231
Lampiran VII Daftar Lokasi Sumur Bor yang Berhasil Dibangun pada Tahun 2017 239
Lampiran VIII Perjanjian Kinerja Kementerian ESDM tahun 2017 248
Lampiran IX Peraturan menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2015 253
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
Tabel 30. Rincian Realisasi Ruas Pipa Transmisi 68
Tabel 31. Rasio Elektrifikasi dan Penambahan Rumah Tangga Berlistrik 70
DAFTAR EKSEKUTIF
Tabel 32. Rasio Elektrifikasi 71
TABEL
Tabel 33. Realisasi Rasio Elektifikasi Tiap Provinsi Tahun 2017 71
RINGKASAN
Tabel 34. Rasio Desa Berlistrik 73
Tabel 35. Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik 75
Tabel 36. Realisasi Transmisi Tahun 2017 77
Tabel 37. Perbandingan Penambahan Penyaluran Tenaga Listrik 77
Tabel 38. Realisasi Indikator Pangsa Energi Primer BBM Untuk Pembangkit Listrik 78
Tabel 39. Sasaran Strategis IV 82
Tabel 40. Realisasi Kapasitas Terpasang PLTP Tahun 2017 83
Tabel 41. Realisasi Kapasitas Terpasang PLT Bioenergi 83
Tabel 42. Kapasitas Terpasang PLT Bioenergi Off Grid Swakelola 83
Tabel 43. Tambahan Kapasitas Terpasang PLTMH Tahun 2017 84
Tabel 44. Pembangunan PLTMH Tahun 2017 Dengan APBN 84
Tabel 45. Pembangunan PLTMH Tahun 2017 Dengan DAK 84
Tabel 46. Pembangunan PLTMH Tahun 2017 Oleh IPP 85
Tabel 47. Total Kapasitas Terpasang Pembangkit PLTM/MH s.d. Tahun 2017 86
Tabel 48. Realisasi Kapasitas Terpasang PLTS 86
Tabel 49. Total Kapasitas Terpasang Pembangkit PLTS s.d. Tahun 2017 87
Tabel 50. Kapasitas PLTB s.d. Tahun 2017 88
Tabel 51. Realisasi Produksi Biofuel 88
Tabel 52. Sasaran Strategis V 91
Tabel 53. Rincian Realisasi Intensitas Energi 91
Tabel 54. Rincian Penurunan Emisi CO2 92
Tabel 55. Sasaran VI 92
Tabel 57. Realisasi Produksi Mineral Tahun 2017 (Ton) 93
Tabel 58. Perkembangan Produksi Mineral Tahun 2015-2017 (Ton) 93
Tabel 59. Realisasi Pengolahan dan Pemurnian Tahun 2017 96
Tabel 60. Perkembangan Pengolahan dan Pemurnian 2015-2017 96
Tabel 61. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Sasaran Strategis VII 98
Tabel 62. Rincian Penerimaan Negara Subsektor Migas 99
Tabel 63. Rencana dan Realisasi PNBP Minerba Tahun 2017 100
Tabel 64. Perkembangan Realisasi PNBP Tahun 2015-2017 100
Tabel 65. Rumusan perhitungan PNBP Minerba 100
Tabel 66. Rincian Penerimaan Negara Subsektor EBTKE 102
Tabel 67. Penerimaan Negara Lainnya 102
Tabel 68. Rincian Iuran Badan Usaha Tahun 2017 103
xv
Tabel 69. Jumlah PNBP Jasa Diklat T.A. 2017 104
Tabel 70. Perbandingan Realisasi Penerimaan Jasa Diklat 104
Tabel 71. Sasaran Strategis VIII 105
Tabel 72. Sasaran Strategis IX 108
Tabel 73. Realisasi Investasi Subsektor Migas 108
Tabel 74. Investasi Subsektor Minerba 113
Tabel 75. Realisasi Nilai Investasi Tahun 2015-2017 114
Tabel 76. Perkembangan Nilai Investasi Minerba Tahun 2015-2017 114
Tabel 77. Tabel Realisasi Investasi Sub Sektor EBTKE Tahun 2017 116
Tabel 78. Rincian Realisasi Investasi Subsektor EBTKE 116
Tabel 79. Matriks Nilai Investasi Pembangunan PLTMH dan PLTS 2017 118
Tabel 80. Rincian Investasi Konservasi Energi 118
Tabel 81. Tabel Tujuan Strategis V 119
Tabel 82. Target dan Realisasi Pembinaan Pengelolaan Pegawai 122
Tabel 83. Persyaratan WBK dan WBBM 125
Tabel 84. Diklat Berbasis Kompetensi Tahun 2017 127
Tabel 85. Realisasi Capaian Persentase Diklat Berbasis Kompetensi 128
Tabel 86. Responden Survei 128
Tabel 87. Kriteria Penilaian Indeks Berdasarkan Permenpan KEP/25/M.PAN/2/2004 129
Tabel 88. Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Diklat 129
Tabel 89. Rincian Realisasi Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Diklat 130
Tabel 90. Sasaran Strategis XI 130
Tabel 91. Sasaran Strategis XII 132
Tabel 92. Perbandingan Capaian Indikator dan Target Pada Renstra Kementerian
ESDM 2015-2019 133
Tabel 93. Realisasi Pemboran Air Tanah 134
Tabel 94. Wilayah Prospek Sumber Daya Geologi 138
Tabel 95. Perkembangan status potensi energi panas bumi tahun 2013 – 2017
(dalam MWe) 140
Tabel 96. Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2017 140
Tabel 97. Sumberdaya dan Cadangan Batubara Indonesia Tahun 2017 143
Tabel 98. Tabel. Sumberdaya Gambut Indonesia Tahun 2017 145
Tabel 99. Rekapitulasi Keluran/Output Rekomendasi Keprospekan Mineral Logam
Tahun 2017 146
Tabel 100. Peta Kawasan Rawan Bencana Geologi 151
Tabel 101. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Api Tahun 2017 151
Tabel 102. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempabumi Tahun 2017 154
Tabel 103. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Tsunami 156
xvi
Tabel 104. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tahun 2017 158
Tabel 105. Realisasi dan Capaian Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2017 160
DAFTAR EKSEKUTIF
Tabel 106. Realisasi Anggaran (dalam Milyar Rp.) 163
TABEL
Tabel 107. Data Capaian Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2017 166
RINGKASAN
Tabel 108. Volumetric Gas In Place Dari Ketiga Area Prospek di MNK Kutai 178
Tabel 109. Volumetric Wilayah Kerja Migas Sahul 181
Tabel 110. Data Analisis TOC dan Pyrolysis Obi-Bacan 182
Tabel 111. Data Analisis Pada Wilayah Kerja Migas Aru-Tanumbar 183
Tabel 112. Rekomendasi Wilayah Kerja Panas Bumi 188
Tabel 113. Usulan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Batubara 191
Tabel 114. Wilayah Usaha Pertambangan (WIUP) Mineral 193
Tabel 115. Hasil Potensi Penghematan Energi Tahun 2017 201
Tabel 116. Perusahaan yang mendapatkan izin Label Tanda Hemat Energi
(Lampu Swaballast) 204
Tabel 117. Laboratorium Uji Lampu Swabalast 205
Tabel 118. Perusahaan yang mendapatkan izin Label Tanda Hemat Energi (AC) 205
Tabel 119. Daftar Pemenang PEEN 2017 209
Tabel 120. Daftar Pemenang AEA 2017 210
Tabel 121. Karakteristik Sumur 222
Tabel 122. Karakteristik Sumur 235
Tabel 123. Lokasi Penyediaan Air Tanah Melalui Sumur Bor 239
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
Gambar 34. Fasilitas Pengolahan dan Pemunian PT Sebuku Iron Lateritic Ores 98
Gambar 35. Grafik Perkembangan Realisasi Subsidi 2010-2017 106
EKSEKUTIF
Gambar 36. Grafik Perkembangan Subsidi Listrik Tahun 2012-2017 107
DAFTAR GAMBIR
Gambar 37. Mekanisme Pengaduan Subsidi Listrik Tepat Sasaran 108
RINGKASAN
Gambar 38. Grafik Realisasi Investasi Migas Tahun 2010 – 2017 109
Gambar 39. Grafik Realisasi Investasi Hulu Migas Tahun 2010 – 2017 110
Gambar 40. Grafik Realisasi Investasi Hilir Migas Tahun 2010 – 2017 110
Gambar 41. Investasi Sub Sektor Ketenagalistrikan Tahun 2010-2017 111
Gambar 42. Perkembangan Pembangunan Program Ketenagalistrikan 35.000 MW
(Status Desember 2017) 112
Gambar 43. Rincian Realisasi Investasi Sub Sektor Minerba Tahun 2017 113
Gambar 44. Diagram Alur Monev dan Pelaporan 125
Gambar 45. Perbandingan Capaian Diklat Berbasis Kompetensi BPSDM ESDM 127
Gambar 46. Perbandingan Capaian Indeks Kepuasan Pengguna Layanan
BPSDM ESDM 129
Gambar 47. Capaian Penyediaan air bersih melalui pengeboran air tanah
pada tahun 2017 135
Gambar 48. Peta Lokasi Sebaran Sumur Bor Sebanyak 237 Lokasi 136
Gambar 49. Pemanfaatan Sumur Bor Dalam di Desa Huta Ginjang, Kecamatan
Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara 136
Gambar 50. Pemanfaatan Air Sumur Bor Dalam di Desa Curah Tatal, Kecamatan
Arjasa, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur 136
Gambar 51. Peresmian Sumur Bor di Magelang oleh Kepala Pusat Air Tanah dan
Geologi Tata Lingkungan 137
Gambar 52. Peresmian dan pemanfaatan sumur bor oleh Menteri ESDM di
Bukit Tinggi, Sumatera Barat 137
Gambar 53. Pemanfaatan Sumur Bor Dalam di Desa Ranca Gede, Kecamatan
Gunung Kaler, Kabupaten Tanggerang, Banten 138
Gambar 54. Perbandingan Status sumber daya dan cadangan energi Panas Bumi
2013 – 2017 141
Gambar 55. Program Prioritas Nasional Pada RPJMN 2015-2019 150 141
Gambar 56. Daerah prospek Nage, Kab. Ngada potensi 28 MWe dan Lokop, Kab.
Aceh Timur potensi 29 MWe Kelas Cadangan Mungkin 142
Gambar 57. Perkembangan Sumber Daya dan Cadangan Batubara 2013-2017 144
Gambar 58. Sumber daya tambang dalam batubara tahun 2013 – 2017 144
Gambar 59. Grafik perubahan nilai sumber daya GMB Tahun 2016 – 2017. 145
Gambar 60. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Timah
Tahun 2016-2017 147
xix
Gambar 61. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Logam Emas
Tahun 2016 – 2017 147
Gambar 62. Pemutakhiran SUmber Daya Cadangan serta Lokasi Bijih Emas
Tahun 2016-2017 147
Gambar 63. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Emas
Tahun 2016 – 2017 148
Gambar 64. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Tembaga
Tahun 2016 – 2017 148
Gambar 65. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Nikel
Tahun 2016 – 2017 148
Gambar 66. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Besi
Tahun 2016 – 2017 149
Gambar 67. Diagram Penambahan Sumber Daya Mineral Bukan Logam
Tahun 2017 149
Gambar 68. Statistik komoditi lempung, marmer dan granit 150
Gambar 69. Statistik komoditi pasir kuarsa dan felspar tahun 2012 – 2017 150
Gambar 70. Statistik komoditi Batugamping tahun 2012 – 2017 150
Gambar 71. Peta Zona Kawasan Rawan Bencana G.Awu, Sulawesi Utara 152
Gambar 72. Peta Zona Kawasan Rawan Bencana G. Sibayak, Sumatera Utara 152
Gambar 73. Peta Zona Kawasan Rawan Bencana G. Batukolok,Sulawesi Utara. 153
Gambar 74. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempabumi Papua Barat 154
Gambar 75. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempabumi Kalimantan Selatan 155
Gambar 76. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Tsunami Bali Selatan 156
Gambar 77. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Tsunami Pantai Lombok 157
Gambar 78. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Wilayah Sulawesi Tenggara 158
Gambar 79. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Provinsi Kalimantan Utara 159
Gambar 80. Lokasi Rekomendasi WK Migas Tahun 2017 177
Gambar 81. Lokasi Akuisisi Seismik 2D Tahun 2017 177
Gambar 82. Identifikasi Lead dan Prospect di Wilayah Buru 179
Gambar 83. Lead dan Prospect Wamena 180
Gambar 84. Speculative Resources for Gas Aru-Tanimbar 184
Gambar 85. Hasil Analisis Potensi Batuan Induk di Area Seram 185
Gambar 86. Analisis Potensi Batuan Induk Biak-Numfor 186
Gambar 87. Tinjauan Kepala Badan Geologi di pelabuhan Ambon 7 April 2017 187
Gambar 88. Contoh Final Stack Akuisisi Seismik 2D Arafura Selatan,
Buru dan Selaru 187
Gambar 89. Peta Usulan Wilayah Kerja Panas Bumi Waesano 189
Gambar 90. Peta Usulan Wilayah Kerja Panas Bumi Sumami 189
xx
Gambar 91. Peta Usulan Wilayah Kerja Panas Bumi Cubadak-Panti-Simisuh 189
Gambar 92. Peta Rekomendasi Wilayah Kerja CBM di Daerah Pelalawan 190
EKSEKUTIF
Gambar 93. Peta Lokasi Usulan WIUP Batubara Provinsi Sumatera Selatan
DAFTAR GAMBIR
Tahun 2017 192
RINGKASAN
Gambar 94. Peta Lokasi Usulan WIUP Batubara di Provinsi Sulawesi Barat,
Tahun 2017 192
Gambar 95. Peta Rekomendasi Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (WIUP) Sumber
Daya Mineral Logam Indonesia, Tahun 2017 195
Gambar 96. Up Scaling Rumen di Lapangan Tanjung II Kalimantan Selatan 216
Gambar 97. Proses Pembuatan Formula 217
Gambar 98. Unit pengolahan tanah tercemar minyak dan oil off-spec 218
Gambar 99. Lay-Out 3 Dimensi 219
Gambar 100. Desain Kilang Skala Kecil 219
Gambar 101. Desain Rancang Bangun Tabung ANG 220
Gambar 102. Sketsa Sumur UCG 221
Gambar 103. Sumur Injeksi dan Produksi UCG 221
Gambar 104. Penyulutan kayu bakar pada reaktor gasifikasi fixed bed 223
Gambar 105. DED gasifikasi batubara untuk tungku fluidized bed kapasitas 600 kW 224
Gambar 106. Simulasi Pembakaran Siklon Non Slagging 224
Gambar 107. Pembuatan Purwarupa Pembakar Siklon Non Slagging 225
Gambar 108. Plant Layout Pembuatan Gadolinium Oksida 225
Gambar 109. Pilot plant gadolonium oksida dari LTJ hidroksida
kapasitas 10 kg/proses 226
Gambar 110. Rancang Bangun Turbin Axial PLTMH 226
Gambar 111. Digester Biogas pada Kelompok Peternak Sapi “KARYA TUNGGAL”. 227
Gambar 112. Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali 228
Gambar 113. Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali 228
Gambar 114. Skema Rangkaian Lengkap Perangkat Keras Sistem Akuisisi 229
Gambar 115. Hasil perakitan seluruh komponen Sistem Akuisisi 230
Gambar 116. Rancangan dan Instalasi Kompartemen Tabung CNG Tipe 4
pada Atap Kendaraan 233
Gambar 117. Formulir Usulan Paten Perancangan Kompartemen Tabung CNG
Tipe 4 dan Sertifikat Paten Tabung CNG 233
Gambar 118. Formulir Usulan Paten Formula Perkembangbiakan Bibit Mikroba
Rumen Dengan Metode UpScale Untuk Peningkatan Produksi GMB 233
Gambar 119. Lokasi Blok CBM Tanjung II dan Sumur Yang Diinjeksi Rumen 234
Gambar 120. Pelaksanaan Uji Coba Produksi Serta Produk Biodiesel yang Dihasilkan 236
Gambar 121. Pengamatan Saat Operasi Uji Coba Produksi 237
xxi
xxii
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN 1
1 ESDM 2017
Laporan Kinerja Kementerian
BAB I
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Gambar
Gambar 2. Sasaran
2. Sasaran Pengelolaan
Pengelolaan Energi#EnergiBerkeadilan
Energi #EnergiBerkeadilan
2
b. Listrik Pedesaan (LISA);
c. Melistriki 2.519 desa;
d. Penetapan tarif listrik EBT yang dikaitkan dengan BPP setempat.Peningkatan
kapasitas listrik diantaranya dilakukan melalui program 35.000 MW, yang
dimaksudkan agar kapasitas pembangkit nasional cukup untuk peningkatan
keandalan sistem dan melakukan ekspansi dalam rangka melistriki daerah-
daerah yang belum berlistrik melalui jaringan PLN (selain itu, peningkatan
kapasitas terpasang pembangkit dimaksudkan juga untuk meningkatkan
kehandalan sistem tenaga listrik setempat).
PENDAHULUAN
memprogramkan Listrik Perdesaan dan Melistriki 2.519 desa yang saat ini belum
terlistriki sama sekali. Untuk mendukung program ini, Pemerintah c.q. Kementerian
ESDM telah menerbitkan regulasi yaitu Permen ESDM Nomor 38 Tahun 2016 tentang
Percepatan Elektrifikasi di Perdesaan Belum Berkembang, Terpencil, Perbatasan dan
Pulau Kecil Berpenduduk Melalui Pelaksanaan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Untuk Skala Kecil. Selain itu dalam rangka mempercepat pemanfaatan EBT untuk
tenaga listrik, Pemerintah telah menerbitkan Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2017
yang telah direvisi dengan Permen ESDM No.43 Tahun 2017 dan terakhir diatur
kembali dengan Permen ESDM Nomor 50 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber
Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik.
3
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan dalam
menyediakan infrastruktur energi secara merata. Ketimpangan ini tercermin
dari akses energi masyarakat yang di beberapa wilayah masih belum memadai
mengakibatkan harga energi yang tinggi, seperti harga BBM di wilayah 3T (terluar,
terdepan, tertinggal) yang mencapai sekitar Rp. 7.000 sampai dengan Rp. 150.000
per liter atau jauh lebih tinggi dari harga BBM yang ditetapkan Pemerintah yaitu Rp.
6.450 (Premium) dan Rp. 5.150 (Solar). Untuk itu, Kementerian ESDM berkomitmen
untuk mengembangkan infrastruktur energi agar harga BBM dapat seragam
di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, Kementerian ESDM juga berkomitmen
membangun jaringan gas kota, membagikan converter kit LPG bagi nelayan,
perluasan peningkatan rasio elektrifikasi untuk memastikan bahwa energi dapat
diakses secara merata dengan harga terjangkau oleh masyarakat demi mewujudkan
energi berkeadilan.
3. Keberlanjutan
Dalam rangka mendorong energi yang berkelanjutan dengan harga yang
terjangkau oleh masyarakat, Pemerintah melaksanakan program, antara lain :
a. Peningkatan pemanfaatan EBT;
b. Menetapkan pokok-pokok PPA yang memberikan resiko yang lebih berimbang;
c. Pembangunan pembangkit listrik mulut tambang;
d. Pembangunan pembangkit listrik mulut sumur gas.
4
nasional, Pemerintah melaksanakan beberapa program, antara lain:
a. Hilirisasi minerba untuk peningkatan nilai tambah;
b. Memperbaiki skema Participating Interest (PI) 10% dari kontrak migas;
c. Memberi kesempatan pembangunan kilang minyak swasta dengan sekaligus
memberikan izin niaganya;
d. Harga gas industri yang lebih terjangkau;
e. Penerapan PSC Gross Split untuk menggantikan PSC Cost Recovery;
f. Pengaturan tambahan untuk pengembalian sunk cost – PSC.
PENDAHULUAN
untuk memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut. Hal ini dapat
dilihat dengan penetapan kebijakan dan regulasi terkait hilirisasi minerba terutama
dalam hal penciptaaan nilai tambah melalui pembangunan fasilitas pengolahan dan
pemurnian, pemberian PI 10% dari kontrak migas kepada daerah tanpa membebani
investasi daerah, mendorong pembangunan kilang minyak swasta, penetapan
harga gas untuk industri tertentu, penerapan PSC Gross Split dan pengembalian sunk
cost PSC.
5. Reformasi Birokrasi
Pelaksanaan reformasi birokrasi, antara lain dilakukan melalui:
a. Penyederhanaan perizinan;
b. Online System;
c. Good Governance.
5
untuk menciptakan iklim usaha yang sehat dan kompetitif. Pemanfaatan sumber
daya mineral harus dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.
6
daya mineral;
6. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
7. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral;
8. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; dan
9. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral.
PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 105 tahun 2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri ESDM dibantu oleh Wakil Menteri ESDM dalam
memimpin penyelenggaraan urusan Kementerian. Kementerian ESDM terdiri atas:
1. Sekretariat Jenderal;
2. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi;
3. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan;
4. Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara;
5. Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi;
6. Inspektorat Jenderal;
7. Badan Geologi;
8. Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral;
9. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral;
10. Staf Ahli Bidang Perencanaan Strategis;
11. Staf Ahli Bidang Investasi dan Pengembangan Infrastruktur;
12. Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam; dan
13. Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang.
7
Gambar 3. Struktur Organisasi Kementerian ESDM
8
1.5 Sumber Daya Manusia Kementerian ESDM 2017
1.5 Sumber Daya Manusia Kementerian ESDM 2017
Kementerian ESDM pada tahun 2017 memiliki jumlah Pegawai Negeri Sipil
(PNS)Kementerian
sebanyak 6.740
ESDM pegawai.
pada tahunKekuatan PNSjumlah
2017 memiliki Kementerian ESDMSipil
Pegawai Negeri berdasarkan jumlah
(PNS) sebanyak
pegawai
6.740 per Kekuatan
pegawai. Eselon I, pendidikan, usia dan
PNS Kementerian ESDMgolongan adalah
berdasarkan sebagaimana
jumlah pegawai perdigambarkan
Eselon I,
pendidikan, usia dandigolongan
dalam gambar bawah adalah
ini. sebagaimana digambarkan dalam gambar di bawah ini.
PENDAHULUAN
Gambar 4. Diagram Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kementerian ESDM Tahun 2017
Gambar 4. Diagram Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kementerian ESDM Tahun 2017
9
yang dapat dilihat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019, Rencana Strategis (Renstra) Kementerian ESDM 2015-2019, dan Perjanjian
Kinerja (PK) Kementerian ESDM Tahun 2017 serta penjelasan atas seluruh indikator
kinerja.
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah-langkah perbaikan di masa yang akan datang demi terwujudnya perbaikan
kinerja
10
PERENCANAAN KERJA
PErencanaan
Kerja 2
11 ESDM 2017
Laporan Kinerja Kementerian
BAB II PERENCANAAN KINERJA
12
Gambar 5. Tema dalam RPJMN 2005-2025
PERENCANAAN KERJA
2.1.1 Visi dan Misi
Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan
pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini, maka Visi
Pembangunan Nasional untuk tahun 2015-2019 adalah:
Upaya untuk mewujudkan Visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan, yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim,
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan
negara hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional; dan
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
13
2.1.2 Strategi Pembangunan Nasional
Secara umum dalam Strategi Pembangunan Nasional digariskan hal-hal sebagai berikut
:
1. Norma Pembangunan yang diterapkan dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai
berikut:
a. Membangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat.
b. Upaya dalam penigkatan kesejahteraan, kemakmuran, dan produktivitas tidak
boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar yang dapat merusak
keseimbangan pembangunan.
c. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak atau menurunkan daya dukung
lingkungan dan menggangu keseimbangan ekosistem.
2. Tiga dimensi pembangunan :
a. Dimensi pembangunan manusia dan masyarakat, yaitu pembangunan dilakukan
untuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat yang menghasilkan
manusia Indonesia yang unggul dengan meningkatkan kecerdasan otak dan
kesehatan fisik.
b. Dimensi pembangunan sektor unggulan dengan Kementerian ESDM dalam
prioritas kedaulatan energi dan ketenagalistrikan yang dilakukan dengan
memanfaatkan sebesar-besarnya sumber daya energi (gas, batu-bara, dan
tenaga air) dalam negeri.
c. Dimensi pemerataan dan kewilayahan dengan Kementerian ESDM dalam
melakukan pembangunan dari wiilayah perbatasan seperti pembangunan
pembangkit listrik pada daerah perbatasan dan pulau-pulau terdepan.
3. Kondisi sosial, politik, hukum, dan keamanan yang stabil diperlukan sebagai syarat
pembangunan yang berkualitas.
4. Hasil pembangunan yang dapat segera dilihat hasilnya melalui pembangunan yang
dilakukan dalam proses yang terus menerus dan output yang cepat untuk dijadikan
contoh dan acuan dalam arah pembangunan yang sedang berjalan.
1. Produksi
- Minyak Bumi ribu bpd 789 700
- Gas Bumi ribu boepd 1.221 1.295
- Batubara Juta Ton 435 400
14
No. Indikator Satuan 2014 2019
Indikator kinerja dalam RPJMN yang terkait dengan sektor energi dan sumber
daya mineral antara lain produksi migas dan batubara; penggunaan gas bumi dan
PERENCANAAN KERJA
batubara dalam negeri; kapasitas pembangkit listrik dan rasio elektrifikasi; pembangunan
kilang minyak, Floating Storage Regasification Unit (FSRU), pipa gas, Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Gas (SPBG), dan jaringan gas kota; intensitas energi primer; serta elastisitas
energi. Indikator kinerja dalam RPJMN dimasukkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian ESDM.
Secara umum target kinerja tahun 2017 merupakan gambaran dari target yang
telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian ESDM tahun 2015-2019 yang dituangkan
menjadi indikator kinerja utama Kementerian ESDM. Adapun penyesuaian target yang
tercantum dalam Perjanjian Kinerja disebabkan oleh adanya perubahan Asumsi Makro
APBN, kebijakan nasional maupun adanya amanat peraturan perundang-undangan
terkait yang mengalami penyesuaian.
15
Kinerja disebabkan oleh adanya perubahan Asumsi Makro APBN, kebijakan nasional maupun
adanya amanat peraturan perundang-undangan terkait yang mengalami penyesuaian.
16
sumber daya energi EBT, fosil dan sumber daya alam mineral terus dilakukan
untuk meningkatkan sumber pasokan energi dan bahan baku nasional sehingga
dapat mendorong pertumbuhan perekonomian, meningkatkan nilai tambah,
menambah penerimaan negara, menciptakan lapangan kerja dan mendukung
pengembangan wilayah.
2. Aksesibilitas (accessibility), berkaitan dengan infrastruktur;
Infrastruktur energi dan mineral merupakan sarana pemrosesan dan
pendistribusian bahan baku maupun produk energi final dan listrik, sehingga
sumber daya alam Indonesia dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien
dengan harga terjangkau untuk menggerakkan kehidupan masyarakat dan
perekonomian nasional. Sebagai negara kepulauan, lokasi sumber energi
terletak jauh dari konsumen dan pusat pertumbuhan. Infrastruktur energi dan
mineral Indonesia harus dikembangkan secara masif sehingga potensi sumber
daya dapat diolah dan dimanfaatkan secara maksimal di dalam negeri sehingga
kebutuhan energi dalam negeri terpenuhi secara lancar dan merata.
3. Sisi pemanfaatan (demand), berkaitan dengan pola (behavior) konsumen energi.
Pola konsumsi energi dan pemilihan teknologi pemanfaatan energi merupakan
perilaku konsumen dalam menggunakan jenis energi. Target dari kebijakan
PERENCANAAN KERJA
pada sisi demand adalah agar masyarakat menggunakan energi secara bijak
dan efisien serta beralih ke energi yang ramah lingkungan dan melakukan
konservasi energi.
b) Tujuan 2: Terwujudnya optimalisasi penerimaan negara dari sektor ESDM
Pengelolaan sumber daya energi dan mineral tidak semata-mata untuk
menghasilkan penerimaan negara sektor ESDM yang setiap tahunnya mencapai
ratusan Triliun dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total
penerimaan negara bagi Pemerintah Pusat tetapi juga menjadi sumber pendapatan
Pemerintah Daerah dalam bentuk Dana Bagi Hasil (DBH). Terjadinya tekanan harga
komoditas energi saat ini menjadi tantangan dalam pengelolaan SDA ESDM dengan
optimalisasi kemanfaatannya untuk dapat digunakan lebih banyak di dalam negeri
sebagai pendorong perekonomian.
c) Tujuan 3: Terwujudnya subsidi energi yang lebih tepat sasaran dan harga yang
kompetitif
Subsidi energi yang terdiri dari BBM, LPG dan listrik masih diterapkan dalam
rangka memberikan harga yang terjangkau sesuai dengan daya beli masyarakat
dan stabilitas sektor riil. Kebijakan subsidi energi tepat sasaran ditargetkan kepada
konsumen rumah tangga miskin dan rentan miskin. Besaran subsidinya mulai akan
berkurang secara bertahap dengan tetap memperhatikan perlindungan kepada
masyarakat tidak mampu. Kebijakan subsidi dilakukan dengan cara penajaman
kategori konsumen penerima subsidi serta penyusunan pola penetapan subsidi
menjadi subsidi tetap. Untuk pelaksanaan ke depan, saat ini sedang dalam proses
17
pengintegrasian subsidi energi dalam sistem Kartu Keluarga Sejahtera.
d) Tujuan 4: Terwujudnya peningkatan investasi sektor ESDM
Pengelolaan sumber daya energi dan mineral dengan mengutamakan
Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan rakyat, melalui penciptaan tata kelola yang baik untuk memberikan
Pengelolaan sumber daya energi dan mineral dengan mengutamakan Tingkat
iklim investasi yang kondusif.
Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat,
e) Tujuan 5: Terwujudnya manajemen dan SDM yang profesional serta
melalui penciptaan tata kelola yang baik untuk memberikan iklim investasi yang kondusif.
peningkatan kapasitas IPTEK dan pelayanan kegeologian
Peningkatanmanajemen
e) Tujuan 5: Terwujudnya ilmu pengetahuan dan profesional
dan SDM yang teknologi serta
untukpeningkatan
mendukung
pengelolaan
kapasitas ESDM
IPTEK dan dan penyediaan
pelayanan energi
kegeologian yang dapat dijangkau oleh masyarakat,
ketahanan energi nasional serta pelayanan bidang geologi yaitu peningkatkan
Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pengelolaan ESDM dan
database potensi dan mitigasi bencana bidang geologi serta penyediaan air bersih.
penyediaan energi yang dapat dijangkau oleh masyarakat, ketahanan energi nasional serta
Laporan
pelayanan keuangan
bidang geologiKementerian
yaitu peningkatkan yang prudent
ESDMdatabase potensidengan targetbencana
dan mitigasi opini hasil Wajar
bidang
Tanpa
geologi Pengecualian
serta penyediaan (WTP).
air bersih. Laporan keuangan Kementerian ESDM yang prudent
dengan target opini hasil Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
2.3 Sasaran Strategis
2.3 Sasaran Strategis
Sasaran yang ingin dicapai Kementerian ESDM setiap tahunnya, ditetapkan
berdasarkan tujuan
Sasaran yang yang
ingin ingin
dicapai dicapai selama
Kementerian ESDM 5 tahun.
setiap Di dalam
tahunnya, Renstraberdasarkan
ditetapkan Kementerian
ESDM
tujuan Tahun
yang 2015-2019,
ingin dicapai selamasasaran pembangunan
5 tahun. Di nasional bidang
dalam Renstra Kementerian energi,
ESDM Tahun dijabarkan
2015-2019,
secarapembangunan
sasaran rinci, yang nasional
mencakup Tujuan,
bidang energi, Sasaran
dijabarkanStrategis danyang
secara rinci, Indikator Kinerja
mencakup yang
Tujuan,
menjadi
Sasaran lingkupdan
Strategis tugas dan tanggung
Indikator jawab
Kinerja yang Kementerian
menjadi lingkup ESDM, sebagai
tugas dan berikut.
tanggung jawab
Kementerian ESDM, sebagai berikut.
Tabel 2. Tujuan,
Tabel 2. Sasaran Strategis
Tujuan, Sasaran dan dan
Strategis Indikator Kinerja
Indikator Kementerian
Kinerja Kementerian ESDM
ESDM 2015-2019
2015-2019
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN STRATEGIS
KINERJA
1. Terjaminnya penyediaan 1. Mengoptimalkan kapasitas penyediaan energi 3
energi dan bahan baku fosil
domestik 2. Meningkatkan alokasi energi domestik 2
3. Meningkatkan akses dan infrastruktur energi 3
4. Meningkatkan diversifikasi energi 2
5. Meningkatkan efisiensi energi & pengurangan 2
emisi
6. Meningkatkan produksi mineral & PNT 2
2. Terwujudnya Optimalisasi 7. Mengoptimalkan penerimaan negara dari 1
penerimaan negara dari sektor ESDM
sektor ESDM
3. Terwujudnya subsidi energi 8. Mewujudkan subsidi energi yang lebih tepat 1
yang lebih tepat sasaran dan sasaran
harga yang kompetitif
4. Terwujudnya peningkatan 9. Meningkatkan investasi sektor ESDM 1
investasi sektor ESDM
5. Terwujudnya manajemen & 10. Mewujudkan manajemen dan SDM yang 6
SDM yang profesional serta profesional
peningkatan kapasitas iptek 11. Meningkatkan kapasitas iptek 3
dan pelayanan bidang 12. Meningkatkan kualitas infromasi dan 3
geologi pelayanan bidang geologi
TOTAL 12 29
PERENCANAAN KERJA
b. Produksi batubara batubara tahun 2017 direncanakan sebesar 413 juta
ton. Dalam rangka konservasi dengan upaya peningkatan Domestic Market
Obigation (DMO) secara signifikan dan penurunan ekspor, maka dilakukan
pengendalian produksi batubara sehingga produksi tahun 2019 menjadi
sebesar 400 juta ton.
2. Penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) Migas. Penandatanganan KKS
Migas selama 5 tahun kedepan direncanakan minimal sebanyak 40 KKS atau
8 KKS per tahun, yang dapat terdiri dari 6 KKS migas konvensional per tahun
dan 2 KKS Migas non-konvensional per tahun. Untuk tahun 2017 direncanakan
sebanyak 6 KKS migas yang akan ditandatangani, terdiri dari 4 konvensional dan
2 non konvensional.
3. Rekomendasi Wilayah Kerja, dilakukan oleh Badan Geologi melalui kegiatan
survei geologi dalam rangka mendukung penetapan Wilayah Pengusahaan
Migas, CBM, Panas Bumi, Batubara dan Mineral melalui pendanaan dari APBN,
yaitu migas melalui survei umum, minerba melalui penyelidikan umum, dan
panas bumi melalui survei pendahuluan. Untuk tahun 2017 direncanakan
sebanyak 43 rekomendasi wilayah kerja.
19
Tabel 3. Sasaran 1 : Mengoptimalkan Kapasitas Penyediaan Energi Fosil
Tabel 3. Sasaran 1 : Mengoptimalkan Kapasitas Penyediaan Energi Fosil
Target
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Produksi/lifting
1
energi fosil 6.934 6.799 6.650 6.719 6.750 Ribu BOEPD
Lifting minyak
a. 825 815 850 Ribu BOPD
bumi 820 750
Lifting gas
b
bumi 1.221 1.150 1.150 1.235 1.300 Ribu BOPD
Target
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Pemanfaatan Gas
4
Bumi Dalam Negeri
a. Dalam Negeri 59 61 62 63 64 %
20
SASARAN-2 : Meningkatkan Alokasi Energi Domestik
Target
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
b Ekspor 41 39 38 37 36 %
Pemenuhan
5 Batubara Dalam
Negeri
a. Dalam Negeri 24 26 29 32 60 %
102 111 121 131 240 Juta Ton
b. Ekspor 76 74 71 68 40 %
323 308 292 275 160 Juta Ton
PERENCANAAN KERJA
a. Volume BBM bersubsidi tahun 2017 direncanakan sebesar 17,9 juta KL
namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi 16,61
juta KL sesuai UU APBN. Dalam perjalanannya kebijakan harga dan volume
BBM bersubsidi dapat berubah sesuai keputusan Pemerintah setelah
mempertimbangkan kondisi dan situasi ekonomi Indonesia.
b. Kapasitas kilang BBM tahun 2017 direncanakan sama dengan tahun
sebelumnya sebesar 1.167 ribu BPD, namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun
2017 disesuaikan menjadi 1.169 ribu BPD, dengan jumlah kilang yang ada
sebanyak 7 kilang Pertamina (1.047 ribu BPD) dan 3 kilang non-Pertamina
yaitu kilang PPSDM Cepu (3,8 ribu BPD), Kilang Tuban/TPPI (100 ribu BPD),
dan Kilang TWU (6 ribu BPD) serta Kilang TWU II (10 ribu BPD) yang baru
beroperasi tahun 2014.
2. Akses dan infrastruktur gas bumi, yang terdiri dari:
a. Volume LPG bersubsidi, tahun 2017 direncanakan sebesar 6,48 Juta MT,
namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi 7,09 Juta MT.
b. Pembangunan jaringan gas kota (Jargas), tahun 2017 direncanakan
sebanyak 46 lokasi namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan
menjadi 9 lokasi. Untuk memperlancar pembangunan jargas khususnya yang
melalui pendanaan APBN, maka pembangunan diupayakan agar dilakukan
melalui penugasan kepada BUMN yang selanjutnya dapat bertindak sebagai
operator.
21
c. Pembangunan infrastruktur SPBG, tahun 2017 direncanakan sebanyak
25 lokasi namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi 1
lokasi. Rencana penyediaan gas untuk SPBG juga didukung dengan alokasi
gas sekitar 40-58 MMSCFD per tahun.
d. Kapasitas kilang LPG, tahun 2017 direncanakan sebesar 4,64 MT namun
sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi 4,7 juta MT.
Diharapkan pada tahun 2019 kapasitas kilang LPG ditingkatkan menjadi
4,68 juta MT dengan hasil produksi sebesar 2,43 juta MT.
e. Pembangunan FSRU, Regasification Unit dan LNG Terminal, tahun 2017
direncanakan sebanyak 1 unit. Dalam 4 tahun kedepan direncanakan
sebanyak 7 unit yaitu Receiving Terminal gas Arun, LNG Donggi-Senoro, LNG
South Sulawesi, Receiving Terminal Banten, FSRU Jawa Tengah, LNG Tangguh
Train-3 dan LNG Masela.
f. Pipa transmisi dan/atau wilayah jaringan distribusi gas bumi, tahun
2017 direncanakan sepanjang 15.364 km namun sesuai Perjanjian Kinerja
tahun 2017 disesuaikan menjadi 12.597 km. Merupakan salah satu
infrastruktur penting untuk menyalurkan gas bumi dalam negeri sehingga
porsi pemanfaatan gas domestik semakin meningkat.
3. Akses dan infrastruktur ketenagalistrikan, yang terdiri dari:
a. Rasio elektrifikasi, tahun 2017 direncanakan sebesar 93% namun sesuai
Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi 92,75%. Beberapa
kegiatan yang diperlukan dalam rangka mendorong rasio elektrifikasi
pada tahun 2015-2019, antara lain akan dilistrikinya 2519 desa yang belum
memiliki akses listrik, penambahan kapasitas pembangkit listrik dan
penambahan penyaluran tenaga listrik.
b. Infrastruktur ketenagalistrikan
• Penambahan kapasitas pembangkit listrik, tahun 2017 direncanakan
sebesar 6.389 MW namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017
disesuaikan menjadi 2.693 MW. Rencana penyelesaian proyek dengan
total kapasitas 42,9 GW sampai tahun 2019, terdiri dari 35,5 GW proyek
baru dan 7,4 GW proyek yang sudah berjalan. Diharapkan kapasitas
terpasang pembangkit pada tahun 2019 meningkat menjadi 95 GW.
• Penambahan penyaluran tenaga listrik, tahun 2017 direncanakan
sebesar 10.986 kms namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017
disesuaikan menjadi 15.377 kms. Diharapkan rencana pembangunan
sekitar 46 ribu kms sampai tahun 2019 dapat tercapai.
c. Pangsa energi primer BBM untuk pembangkit listrik, tahun 2017
direncanakan sebesar 4,66%. Porsi BBM dalam bauran energi pembangkit
terus diturunkan menurun menjadi sekitar 2,04% pada tahun 2019 seiring
dengan ditingkatkannya porsi batubara melalui PLTU dan energi baru dan
22
terbarukan melalui PLTP, PLT Bioenergi, PLTA, PLTMH, PLTS, dan PLTBayu.
Target
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
6 Akses & Infrastruktur BBM
a. Volume BBM bersubsidi 17,9 17,9 17,9 17,9 17,9 Juta KL
Ribu
b Kapasitas Kilang BBM 1.167
1.167 1.167 1.167 1.467 BPD
Akses & Infrastruktur Gas
7
Bumi
a. Volume LPG bersubsidi 5,77 6,11 6,48 6,87 7,28 Juta MT
Pembangunan Jaringan
b. 31 35 46 50 48 Lokasi
Gas Kota
Pembangunan
c. 26 30 25 22 15 Lokasi
Infrastruktur SPBG
Kapasitas Terpasang
d. 4,60 4,62 4,64 4,66 4,68 Juta MT
Kilang LPG
Pembangunan
e. FSRU/Regasification 1 2 1 1 2 Unit
unit/LNG Terminal
Panjang Pipa
f. Transmisi/Jaringan 13.105 15.330 15.364 15.646 18.322 Km
PERENCANAAN KERJA
Distribusi Gas Bumi
Akses & Infrastruktur
8 Ketenagalistrikan
a. Rasio Elektrifikasi 87 90 93 95 97 %
Infrastruktur
b.
Ketenagalistrikan
- Penambahan Kapasitas
3.782 4.212 6.389 9.237 19.319 MW
Pembangkit
- Penambahan
Penyaluran Tenaga 11.805 10.721 10.986 7.759 5.417 Kms
Listrik
Pangsa Energi Primer
c. BBM untuk Pembangkit 8,85 6,97 4,66 2,08 2,04 %
Listrik
23
sebesar 1.976 MW namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan
menjadi 1.858,5 MW. Penyelesaian PP dan Permen turunan UU No. 21/2014
tentang Panas Bumi merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan
investasi dan kepastian usaha pengembangan panas bumi.
b. Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Bioenergi, tahun 2017 direncanakan
sebesar 2.292 MW namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan
a. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), tahun 2017 direncanakan sebesar 1.976
menjadi 1.881 MW, yang terdiri dari PLT biogas, biomass dan sampah kota
MW namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi 1.858,5 MW.
Pembangunan
Penyelesaian PLT turunan
PP dan Permen Bioenergi selama
UU No. 2 tentang
21/2014 tahunPanas
ke depan melalui salah
Bumi merupakan pendanaan
APBN
satu kunci sebesar
untuk 18,6 MW
meningkatkan dandan
investasi swasta sebesar
kepastian 1.112,8 MW.panas bumi.
usaha pengembangan
c. PLTA dan
b. Pembangkit ListrikPLTMH, tahun
Tenaga (PLT) 2017 tahun
Bioenergi, direncanakan sebesar
2017 direncanakan 9.592
sebesar MW
2.292 MW namun
sesuai
namun Perjanjian
sesuai Perjanjian Kinerja
Kinerja tahun
tahun 2017 2017 menjadi
disesuaikan disesuaikan menjadi
1.881 MW, 112,55
yang terdiri dari MW.
Pembangunan
PLT biogas, PLTA kota
biomass dan sampah danPembangunan
PLTMH menggunakan anggaran
PLT Bioenergi selama 2 tahun keAPBN,
depan Dana
Alokasi
melalui Khusus
pendanaan APBN (DAK), danMW
sebesar 18,6 swasta.
dan swasta sebesar 1.112,8 MW.
d. PLTS,
c. PLTA tahuntahun
dan PLTMH, 20172017
direncanakan
direncanakansebesar 118,6MW
sebesar 9.592 MW namun
namun sesuaisesuai Perjanjian
Perjanjian
Kinerja
Kinerja tahun tahun 2017 disesuaikan
2017 disesuaikan menjadi
menjadi 112,55 11,78 MW.PLTA
MW. Pembangunan Direncanakan
dan PLTMH pada
menggunakan anggaran
tahun 2019 APBN, Dana
memiliki Alokasi Khusus
kapasitas (DAK), dan
terpasang swasta.260,3 MW.
sebesar
e. PLT
d. PLTS, Bayu/Hybrid,
tahun tahun
2017 direncanakan 2017
sebesar direncanakan
118,6 sebesar
MW namun sesuai 19,8Kinerja
Perjanjian MW namun
tahun pada
2017Perjanjian Kinerja11,78
disesuaikan menjadi tahunMW.2017 tidak ada
Direncanakan padatarget pembangunan
tahun 2019 PLT
memiliki kapasitas Bayu/
terpasang sebesar
Hybrid. 260,3pengembangan
Peran MW. PLT Bayu/Hybrid oleh swasta perlu didukung
oleh Peraturan
e. PLT Bayu/Hybrid, tahunMenteri ESDM yang
2017 direncanakan mengatur
sebesar mengenai
19,8 MW namun kegiatan
pada Perjanjian usaha dan
Kinerja
tahunharga
2017 pembelian tenaga
tidak ada target listrik dari
pembangunan PLT PLT Bayu. Peran pengembangan PLT
Bayu/Hybrid.
Target
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
9 Kapasitas Terpasang
Pembangkit Listrik 11.755 13.137 13.998 15.461 16.996 MW
EBT
a. PLTP 1.439 1.713 1.976 2.610 3.195 MW
b. PLT Bioenergi 1.892 2.069 2.292 2.559 2.872 MW
c. PLTA & PLTMH 8.342 9.252 9.592 10.082 10.622 MW
d. PLTS 76,9 92,1 118,6 180,0 260,3 MW
e. PLT Bayu/Hybrid 5,8 11,5 19,8 30,8 47,0 MW
f. PLT Arus laut - - - - 1 MW
10 Produksi Biofuel 4,07 6,48 6,71 6,96 7,21 Juta KL
24
E. Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Energi dan Pengurangan Emisi.
E. Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Energi dan Pengurangan Emisi.
Untuk mencapai sasaran strategis 5, yaitu meningkatkan efisiensi
Untuk mencapai sasaran strategis 5, yaitu meningkatkan efisiensi pemakaian energi
pemakaian energi dan pengurangan emis, terdapat beberapa indikator kinerja
dan pengurangan emis, terdapat beberapa indikator kinerja utama sebagai tolak ukur
utama sebagai tolak ukur pencapaian sasaran strategis tersebut. Indikator Kinerja
pencapaian sasaran strategis tersebut. Indikator Kinerja sasaran strategis 5, antara lain
sasaran strategis 5, antara lain intensitas energi dan penurunan emisi CO2.
intensitas energi dan penurunan emisi CO2.
Sasaran strategis ini terdiri dari indikator kinerja sebagai berikut:
Sasaran strategis ini terdiri dari indikator kinerja sebagai berikut:
1. Intensitas energi, tahun 2017 direncanakan sebesar 472,6 BOE/Miliar Rp. namun
sesuai Perjanjian
1. Intensitas Kinerja
energi, tahun 2017 tahun 2017 disesuaikan
direncanakan sebesar 472,6 menjadi 434
BOE/Miliar Rp.BOE/Miliar Rp.
namun sesuai
SemakinKinerja
Perjanjian rendah angka
tahun 2017intensitas
disesuaikanenergi,
menjadisemakin tinggiRp.
434 BOE/Miliar produktivitas ekonomi
Semakin rendah angka
intensitas energi, semakin
dari penggunaan tinggi produktivitas
energi di sebuah ekonomi
negara.dari penggunaan
Untuk tahunenergi
2019didiproyeksikan
sebuah negara.
Untuk tahun 2019
menurun diproyeksikan
menjadi menurun menjadi
463,2 BOE/Miliar Rp.. 463,2 BOE/Miliar Rp..
2. Emisi
2. EmisiCO2CO2
tahun tahun 2017 direncanakan
2017 direncanakan sebesar
sebesar 20,6 juta 20,6sesuai
Ton namun jutaPerjanjian
Ton namun Kinerja sesuai
tahun
Perjanjian
2017 Kinerja
disesuaikan tahun
menjadi 2017
33,6 juta Ton.disesuaikan menjadi
Upaya yang dilakukan 33,6
adalah juta Ton.energi
diversifikasi Upayadariyang
fosil
dilakukan
fuel ke energiadalah diversifikasi
terbarukan energi
dan melakukan dari fosil
konservasi fuel Diharapkan
energi. ke energi pada
terbarukan dan
tahun 2019
penurunan
melakukanemisikonservasi
GRK mencapai 28,48 juta
energi. ton.
Diharapkan pada tahun 2019 penurunan emisi
GRK mencapai 28,48 juta ton.
PERENCANAAN KERJA
SASARAN-7 : Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Energi dan Pengurangan Emisi
Indikator Target
No Satuan
Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019
Intensitas
11 472,6 467,8 463,2 BOE/miliar Rp
Energi 482,2 477,3
Penurunan
12 20,60 23,57 28,48 Juta Ton
Emisi CO2 14,71 16,79
Sasaranstrategis
Sasaran strategis
ini ini terdiri
terdiri daridari indikator
indikator kinerja
kinerja sebagaisebagai
berikut: berikut:
1. Produksi mineral Kebijakan pelarangan ekspor bijih mineral menyebabkan
1. Produksi mineral Kebijakan pelarangan ekspor bijih mineral menyebabkan terjadinya penurunan
terjadinya penurunan produksi mineral karena perusahaan pertambangan
produksi mineral karena perusahaan pertambangan mineral yang belum dapat memenuhi
mineral yang belum dapat memenuhi kewajiban untuk mengolah dan
kewajiban untuk mengolah dan memurnikan mineral di dalam negeri menghentikan produksi.
memurnikan mineral di dalam negeri menghentikan produksi. Untuk tahun
Untuk tahun 2017 produksi mineral yang direncanakan pada Perjanjian Kinerja sebanyak:
a.2017
Emasproduksi mineral
: 75 yangTon
direncanakan pada Perjanjian Kinerja sebanyak:
a. Emas : 75 Ton
b. Perak : 231 Ton
c. Tembaga : 310.000 Ton
25
b. Perak : 231 Ton
c. d. Timah
Tembaga : 310.000 : Ton
50.000 Ton
d. e. Nikelmatte : 50.000 : Ton
Timah 80.000 Ton
e. f. Feronikel : 80.000 : Ton
Nikelmatte 651.000 Ton
f. Feronikel : 651.000 Ton
2. Pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral dalam
negeri (Pengolahan
2. Pembangunan dan Pemurnian),
fasilitas pengolahan tahun
dan pemurnian 2017dalam
mineral direncanakan sebanyak
negeri (Pengolahan dan 6
unit namun
Pemurnian), tahunsesuai Perjanjian sebanyak
2017 direncanakan Kinerja tahun 2017 sesuai
6 unit namun disesuaikan menjadi
Perjanjian 4 unit.
Kinerja tahun
2017 disesuaikan
Amanat menjadi 4 untuk
UU Minerba unit. Amanat UU Minerba
peningkatan untuk
nilai peningkatan
tambah nilaimelalui
mineral tambah mineral
kegiatan
melalui kegiatan pengolahan
pengolahan dan pemurnian
dan pemurnian mineralmineral di dalam
di dalam negeri
negeri yangdipertegas
yang dipertegas dalam
dalamPPPP
No.23/2010 (yang(yang
No.23/2010 telah beberapa kali diubahkali
telah beberapa terakhir dengan
diubah PP No.1/2017)
terakhir dengantentang Kegiatan
PP No.1/2017)
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara dan Permen ESDM No.5/2017 tentang Peningkatan
tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara dan Permen
Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian di Dalam Negeri.
ESDM No.5/2017 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan
Pengolahan dan Pemurnian di Dalam Negeri.
Tabel8.
Tabel 8. Sasaran
Sasaran 6:6:Meningkatkan
Meningkatkan Produksi
Produksi Mineral
Mineral dan Peningkatan
dan Peningkatan Nilai Tambah
Nilai Tambah
Target
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
13 Produksi Mineral
a. Emas 75 75 75 75 75 Ton
b. Perak 231 231 231 231 231 Ton
c. Timah 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000 Ton
d. Tembaga 310.000 310.000 310.000 710.000 710.000 Ton
e. Ferronikel 543.000 543.000 543.000 543.000 543.000 Ton
f. Nickel matte 81.000 81.000 81.000 81.000 81.000 Ton
14 Pembangunan
Fasilitas
Pengolahan dan 12 9 6 2 1 Unit
Pemurnian Dalam
Negeri
26
minerba dan panas bumi serta penerimaan lainnya seperti penerimaan Litbang ESDM, Diklat ESDM
dan iuran Badan Usaha kegiatan usaha BBM dan gas melalui pipa. Adapun rencana penerimaan negara
sektor ESDMsebagai
kinerja tahun 2017berikut:
sesuai perjanjian kinerja sebagai berikut:
a. a. Penerimaan
Penerimaan
Migas:Migas: Rp.Triliun;
Rp. 105,45 105,45 Triliun;
b. b. Penerimaan
Penerimaan Mineral
Mineral dan Batubara:
dan Batubara: Rp. 32,4Triliun;
Rp. 32,4Triliun;
c. c. Penerimaan EBTKE:
Penerimaan Rp. 0,65
EBTKE: Triliun;
Rp. 0,65 Triliun;
d. d.
Penerimaan lainnya:
Penerimaan Rp. 1,02Rp.
lainnya: Triliun;
1,02 Triliun;
Target
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Penerimaan Negara
1 382,82 388,39 393,58 480,15
Sektor ESDM 349,48
Minyak dan Gas
a. 202,47 205,90 209,33 293,79
Bumi 139,38
Mineral & Triliun
b. 178,80 180,80 182,40 184,40 Rp
Batubara 208,80
c. Panas Bumi 0,63 0,67 0,73 0,78
0,58
d. Lainnya 0,91 1,02 1,12 1,17
0,72
PERENCANAAN KERJA
H. Mewujudkan Subsidi Energi yang Lebih Tepat Sasaran
Untuk mencapai
H. Mewujudkan Subsidisasaran strategis
Energi yang8,Lebih
yaitu Tepat
mewujudkan subsidi energi yang lebih tepat
Sasaran
sasaran, terdapat beberapa indikator kinerja utama sebagai tolak ukur pencapaian sasaran
Untuk mencapai sasaran strategis 8, yaitu mewujudkan subsidi energi
strategis tersebut. Indikator Kinerja sasaran strategis 8 adalah subsidi energi (BBM dan LPG;
yang lebih tepat sasaran, terdapat beberapa indikator kinerja utama sebagai tolak
dan listrik).
ukur pencapaian sasaran strategis tersebut. Indikator Kinerja sasaran strategis 8
adalahSasaran
subsidistrategis ini memiliki
energi (BBM indikator
dan LPG; kinerja yaitu subsidi energi. Pada umumnya,
dan listrik).
realisasi subsidi energi biasanya
Sasaran strategismeningkat dari target,
ini memiliki sementara
indikator belanjayaitu
kinerja negara lainnya energi.
subsidi lebih rendah
Pada
dari target, terutama
umumnya, belanja
realisasi Kementerian/Lembaga.
subsidi Anggaran tersebut
energi biasanya meningkat lebih sementara
dari target, bermanfaat apabila
belanja
belanja subsidi energi sejak 2015 berkurang dan telah dialihkan untuk membiayai pembangunan
negara lainnya lebih rendah dari target, terutama belanja Kementerian/Lembaga.
infrastrastruktur serta pendidikan dan kesehatan gratis. Tahun 2017 direncanakan sebesar Rp. 139,57
Anggaran tersebut lebih bermanfaat apabila belanja subsidi energi sejak 2015
Triliun namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi Rp. 78,67 Triliun, yang terdiri
berkurang dan telah dialihkan untuk membiayai pembangunan infrastrastruktur
dari:
serta pendidikan dan kesehatan gratis. Tahun 2017 direncanakan sebesar Rp. 139,57
a.Triliun
Subsidi BBM dan
namun LPG,Perjanjian
sesuai tahun 2017Kinerja
direncanakan
tahun sebesar Rp. 64,67 Triliun
2017 disesuaikan namun
menjadi Rp.sesuai
78,67
Perjanjian
Triliun, yangKinerja tahun
terdiri 2017 disesuaikan menjadi Rp. 30,12 Triliun sesuai APBN, dan diupayakan
dari:
a. untuk dijaga pada level tersebut pada tahun 2019. Hal yang dapat meningkatkan subsidi BBM dan
Subsidi BBM dan LPG, tahun 2017 direncanakan sebesar Rp. 64,67 Triliun namun
LPG adalah kenaikan konsumsi yang merupakan cerminan dari tumbuhnya perekonomian,
sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi Rp. 30,12 Triliun sesuai
melemahnya kurs Rp. dan faktor harga minyak internasional.
APBN, dan diupayakan untuk dijaga pada level tersebut pada tahun 2019. Hal
yang dapat meningkatkan subsidi BBM dan LPG adalah kenaikan konsumsi yang
merupakan cerminan dari tumbuhnya perekonomian, melemahnya kurs Rp. dan
faktor harga minyak internasional.
27
b. Subsidi listrik, tahun 2017 direncanakan sebesar Rp. 74,90 Triliun namun sesuai
Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi Rp. 48,56 Triliun sesuai APBN.
b. Subsidi listrik, tahun 2017 direncanakan sebesar Rp. 74,90 Triliun namun sesuai Perjanjian
Pada tahun 2019 subsidi listrik diperkirakan akan menurun lebih rendah dari
Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi Rp. 48,56 Triliun sesuai APBN. Pada tahun 2019 subsidi
Renstra yang ditetapkan sebesar Rp. 89,41 Triliun. Penurunan subsidi listrik
listrik diperkirakan akan menurun lebih rendah dari Renstra yang ditetapkan sebesar Rp. 89,41
dilakukan dengan penyesuaian tarif tenaga listrik untuk golongan tertentu,
Triliun. Penurunan subsidi listrik dilakukan dengan penyesuaian tarif tenaga listrik untuk golongan
perbaikan energy mix pembangkit, pengurangan susut jaringan, dan mekanisme
tertentu, perbaikan energy mix pembangkit, pengurangan susut jaringan, dan mekanisme komisi PT
komisi PT PLN (Persero) yang lebih terukur.
PLN (Persero) yang lebih terukur.
Tabel
Tabel 10.10. Sasaran
Sasaran 8:8:Mewujudkan
Mewujudkan Subsidi
Subsidi Energi
Energiyang
yangLebih Tepat
Lebih Sasaran
Tepat Sasaran
Indikator Target
No Satuan
Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019
I. Meningkatkan Investasi
I. Meningkatkan Sektor ESDM
Investasi Sektor ESDM
Untuk mencapai
Untuk mencapai sasaran strategis
sasaran strategis 9, yaitu meningkatkan
9, yaitu meningkatkan investasi
investasi sektor ESDM,sektor
ESDM,
terdapat terdapat
beberapa beberapa
indikator kinerjaindikator kinerja
utama sebagai utama
tolak ukur sebagai tolak
pencapaian ukurstrategis
sasaran pencapaian
sasaran
tersebut. strategis
Indikator tersebut.
Kinerja Indikator
sasaran strategisKinerja sasaran
7 adalah strategis
investasi sektor7 ESDM.
adalahTahun
investasi
2017sektor
ESDM. Tahun
direncanakan sebesar 2017 direncanakan
57,9 Miliar US$ namunsebesar 57,9 Miliar
sesuai Perjanjian US$tahun
Kinerja namun sesuai
2017 Perjanjian
disesuaikan
Kinerja
menjadi tahun
50,4 Miliar 2017
US$. disesuaikan
Adapun menjadi
rencana investasi 50,4
sektor Miliar
ESDM tahunUS$.
2017Adapun rencana
sesuai perjanjian investasi
kinerja
sebagai berikut:
sektor ESDM tahun 2017 sesuai perjanjian kinerja sebagai berikut:
a. Investasi
a. Investasi Migas:
Migas: 22,2 Miliar22,2
US$; Miliar US$;
b. Investasi
b. Investasi ketenagalistrikan:
ketenagalistrikan: 19,4 Miliar US$
19,4 Miliar US$
c. Investasi
c. Investasi Mineral
Mineral dan dan6,9
Batubara: Batubara:
Miliar US$;6,9 Miliar US$;
d. Investasi
d. Investasi EBTKE:
EBTKE: 1,9 Miliar1,9 Miliar US$);
US$);
Tabel 11.11.
Tabel Sasaran 9:9:Meningkatkan
Sasaran Meningkatkan Investasi Sektor
Investasi Sektor ESDM
ESDM
a. Minyak dan Gas Bumi 23,7 25,2 26,8 28,4 29,9 Triliun
Triliun
Rp
b. Ketenagalistrikan Rp
11,2 16,4 20,4 19,6 15,9
c. Mineral & Batubara
6,1 6,5 6,9 7,3 7,8
d. EBTKE
4,5 3,3 3,9 5,8 3,7
28
J. Mewujudkan Manajemen dan SDM yang Profesional
Untuk mencapai sasaran strategis 10, yaitu mewujudkan manajemen dan
SDM yang profesional, terdapat beberapa indikator kinerja utama sebagai tolak ukur
pencapaian sasaran strategis tersebut. Indikator Kinerja sasaran strategis 10, antara
lain opini BPK atas laporan keuangan KESDM, persentase pembinaan pengelolaan
pegawai, hasil evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, jumlah satuan
kerja yang telah memperoleh WBK/WBBM, persentase penyelenggaraan diklat
berbasis kompetensi, dan indeks kepuasan penggunaan layanan diklat.
Sasaran strategis ini terdiri dari indikator kinerja sebagai berikut:
1. Laporan Keuangan Kementerian ESDM yang diaudit oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) ditargetkan mendapatkan opini hasil Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) sampai tahun 2019 dan seterusnya.
2. Persentase pembinaan pengelolaan pegawai pada tahun 2017 ditargetkan
sebesar 95% dan meningkat menjadi 97% pada tahun 2019. Peningkatan
kualitas pegawai perlu terus ditingkatkan dengan pembinaan dan pendidikan
yang lebih profesional, tersistem dan memiliki Indikator Kinerja Utama (IKU)
yang lebih jelas.
3. Hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), saat ini
PERENCANAAN KERJA
hingga tahun 2018 ditargetkan mendapat predikat B. Pada tahun 2018 dan
2019 target AKIP Kementerian ESDM ditingkatkan menjadi A seiring dengan
telah selesainya program reformasi birokrasi Kementerian ESDM. Tahun 2017
ditargetkan nilai AKIP Kementerian ESDM adalah BB.
4. Wilayah Bebas Korupsi (WBK) merupakan salah satu ukuran suatu unit di
Kementerian/Lembaga bebas dari korupsi. Tahun 2017 ditargetkan 2 unit
mendapatkan predikat WBK dan pada tahun 2019 ditargetkan menjadi 3
unit. Hal ini berdasarkan target level IACM KESDM level 3 (APIP sudah mampu
menilai efisiensi, efektifitas ekonomis terhadap suatu kegiatan serta mampu
memberikan konsultasi pada tata kelola manajemen resiko dan pengendalian
internal).
5. Diklat berbasis kompetensi, tahun 2017 direncanakan sebesar 57% namun
sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi 86%.
6. Indeks kepuasan penggunaan layanan diklat, tahun 2017 direncanakan
sebesar 20 namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi 3,12
skala 5.
29
Tabel 12. Sasaran 10: Mewujudkan Manajemen dan SDM Yang Profesional
Target
No Indikator
Tabel Kinerja 10: Mewujudkan Manajemen dan SDM Yang Profesional Satuan
12. Sasaran
2015 2016 2017 2018 2019
SASARAN-10
Opini BPK:atas
Mewujudkan Manajemen dan SDM yang Profesional
Laporan Keuangan
1 WTP WTP WTP WTP WTP Predikat
ESDM
Persentase Pembinaan Target
2No Indikator Kinerja 95 95 96 96 97 Satuan
%
Pengelolaan Pegawai 2015 2016 2017 2018 2019
Hasil Evaluasi Akuntabilitas
Opini BPK atas Laporan Keuangan
3 1 Kinerja
ESDM Instansi Pemerintah
WTPB WTPB WTPB WTPA WTP Predikat
A Predikat
(AKIP)
Persentase Pembinaan
2 Jumlah Unit Utama yang 95 95 96 96 97 %
4 Pengelolaan Pegawai 1 2 2 3 3 Unit
Memperoleh Predikat WBK
Hasil Evaluasi Akuntabilitas
3 Kinerja Instansi Pemerintah B B B A A Predikat
Persentase
(AKIP) Penyelenggaraan
5 50 52 57 62 65 %
Diklat Berbasis Kompetensi
Jumlah Unit Utama yang
4 Indeks Kepuasan Pengguna 1 2 2 3 3 Unit
6 Memperoleh Predikat WBK 19 20 20 20 20 Indeks
Layanan Diklat
Persentase Penyelenggaraan
5 50 52 57 62 65 %
Diklat Berbasis Kompetensi
Indeks Kepuasan Pengguna
6 19 20 20 20 20 Indeks
Layanan Diklat
K. Meningkatkan Kapasitas IPTEK
Untuk mencapai sasaran strategis 11, yaitu meningkatkan kapasitas IPTEK,
terdapat beberapa indikator kinerja utama sebagai tolak ukur pencapaian sasaran
K. Meningkatkan Kapasitas IPTEK
strategis tersebut. Indikator Kinerja sasaran strategis 11, antara lain jumlah pilot
Untuk mencapai sasaran
plant/prototype/demo strategis
plant atau 11, yaitu meningkatkanbangun/formula;
rancangan/rancang kapasitas IPTEK, terdapat
dan jumlah
beberapa indikator kinerja utama sebagai tolak ukur pencapaian sasaran strategis tersebut.
paten dan hasil Litbang yang terimplementasikan.
Indikator Kinerja sasaran strategis 11, antara lain jumlah pilot plant/prototype/demo plant
Sasaran strategis ini terdiri dari indikator kinerja sebagai berikut:
atau rancangan/rancang bangun/formula; dan jumlah paten dan hasil Litbang yang
1. Jumlah pilot plant/prototype/demo plant atau rancangan/rancang bangun/
terimplementasikan.
formula, tahun 2017 direncanakan sebesar 31 buah namun sesuai Perjanjian
Sasaran strategis
Kinerja ini terdiri
tahun dari indikator
2017 kinerja
disesuaikan sebagai berikut:
menjadi 16 buah (target disesuaikan dengan
perkembangan
1. Jumlah dinamika kebutuhan
pilot plant/prototype/demo masyarakat).
plant atau rancangan/rancang bangun/formula, tahun
2. Jumlah
2017 paten
direncanakan dan
sebesar 31 hasil Litbang
buah namun sesuaiyang terimplementasikan,
Perjanjian tahun 2017
Kinerja tahun 2017 disesuaikan
ditargetkan
menjadi sebanyak
16 buah (target 18dengan
disesuaikan buah,perkembangan
namun sesuai Perjanjian
dinamika kebutuhanKinerja tahun
masyarakat). 2017
disesuaikan
2. Jumlah menjadi
paten dan hasil 5 buah.
Litbang yang terimplementasikan, tahun 2017 ditargetkan sebanyak
18 buah, namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi 5 buah.
Tabel 13. Sasaran 11: Meningkatkan Kapasitas IPTEK
Tabel 13. Sasaran 11: Meningkatkan Kapasitas IPTEK
Target
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Pilot
Plant/Prototype/Demo Plant
7 30 31 31 31 Buah
atau Rancangan/Rancang 30
Bangun/Formula
30
SASARAN-11 : Meningkatkan Kapasitas IPTEK
Target
No Indikator
SASARAN-11 Kinerja Kapasitas IPTEK
: Meningkatkan Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Pilot
Target
No Plant/Prototype/Demo
Indikator KinerjaPlant Satuan
8 atau Rancangan/Rancang 2015 2016
33 2017
33 2018
34 2019
34 Buah
17
Jumlah Pilot
Bangun/Formula yang
Plant/Prototype/Demo Plant
Terimplementasikan
8 atau Rancangan/Rancang 33 33 34 34 Buah
Jumlah Paten yang 17
9 Bangun/Formula yang 14 18 22 28 Buah
Terimplementasikan 9
Terimplementasikan
Jumlah Paten yang
9 14 18 22 28 Buah
Terimplementasikan 9
L. Meningkatkan Kualitas Informasi dan Pelayanan Bidang Geologi
L. MeningkatkanUntuk
Kualitasmencapai sasaran
Informasi dan strategis
Pelayanan 12,Geologi
Bidang yaitu meningkatkan kualitas
informasi dan pelayanan bidang geologi, terdapat beberapa indikator kinerja utama
Untuk mencapai sasaran strategis 12, yaitu meningkatkan kualitas informasi dan
L. Meningkatkan
sebagai Kualitas
tolak Informasi dan
ukur pencapaian Pelayanan
sasaran Bidang
strategis Geologi Indikator Kinerja sasaran
tersebut.
pelayanan bidang geologi, terdapat beberapa indikator kinerja utama sebagai tolak ukur
strategis
Untuk
pencapaian 12,
sasaranantara
mencapai lain
strategis penyediaan
sasaran strategis
tersebut. air
12,bersih
Indikator yaitu melalui pengeboran
meningkatkan
Kinerja sasaran kualitas
strategis air
12, tanah;lain
informasi
antara wilayah
dan
prospek
pelayanan
penyediaan air sumber
bidang dayaterdapat
bersihgeologi,
melalui panas bumi, batubara,
beberapa
pengeboran CBM
indikator
air tanah; wilayah dan utama
kinerja
prospek mineral, danpanas
sumbersebagai
daya peta kawasan
tolakbumi,
ukur
rawan
pencapaian
batubara, bencana
CBMsasaran geologi.
strategis
dan mineral, tersebut.
dan peta Indikator
kawasan Kinerja geologi.
rawan bencana sasaran strategis 12, antara lain
Sasaranair
penyediaan strategis ini terdiri
bersih melalui dari indikator
pengeboran kinerja
air tanah; sebagai
wilayah prospekberikut:
Sasaran strategis ini terdiri dari indikator kinerja sebagai berikut:
sumber daya panas bumi,
PERENCANAAN KERJA
1. Penyediaan
batubara, air bersih
CBM dan mineral, melalui
dan peta kawasanpengeboran
rawan bencanaair tanah, tahun 2017 ditargetkan
geologi.
1. Penyediaan air bersih melalui pengeboran air tanah, tahun 2017 ditargetkan sebanyak 100
sebanyak 100 titik, namun sesuai Perjanjian Kinerja
Sasaran strategis ini terdiri dari indikator kinerja sebagai berikut: tahun 2017 disesuaikan
titik, namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi 250 titik.
menjadi 250 titik.
1. Penyediaan air bersih melalui pengeboran air tanah, tahun 2017 ditargetkan sebanyak 100
2. Wilayah prospekprospek
2. Wilayah sumber sumber
daya panas bumi,
daya batubara,
panas bumi,CBM dan mineral,
batubara, CBMtahun
dan 2017
mineral,
titik, namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi 250 titik.
ditargetkan sebanyak 63 rekomendasi, namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan
tahun 2017 ditargetkan sebanyak 63 rekomendasi, namun sesuai Perjanjian
2. menjadi
Wilayah prospek sumber daya panas bumi, batubara, CBM dan mineral, tahun 2017
57 rekomendasi.
Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi 57 rekomendasi.
ditargetkan sebanyak 63 rekomendasi, namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan
3. kawasan
3. Peta Peta kawasan rawangeologi,
rawan bencana bencana
tahungeologi, tahunsebanyak
2017 ditargetkan 2017 ditargetkan sebanyak
37 peta, namun sesuai 37
menjadi 57 rekomendasi.
Perjanjian
peta,Kinerja
namun tahun 2017 disesuaikan
sesuai Perjanjianmenjadi 33tahun
Kinerja peta. 2017 disesuaikan menjadi 33 peta.
3. Peta kawasan rawan bencana geologi, tahun 2017 ditargetkan sebanyak 37 peta, namun sesuai
Tabel 14. Sasaran 12: Meningkatkan Kualitas Informasi dan Pelayanan Bidang Geologi
Perjanjian Kinerja tahun 2017 disesuaikan menjadi 33 peta.
SASARAN-12 : Meningkatkan Kualitas Informasi dan Pelayanan Bidang Geologi
Tabel 14. Sasaran 12: Meningkatkan Kualitas Informasi dan Pelayanan Bidang Geologi
Tabel 14. Sasaran 12: Meningkatkan Kualitas Informasi dan Pelayanan Bidang Geologi
Target
No
SASARAN-12Indikator Kinerja Kualitas Informasi dan Pelayanan Bidang Geologi Satuan
: Meningkatkan
2015 2016 2017 2018 2019
Penyediaan Air Bersih melalui Target
No
10 Indikator Kinerja 100 100 100 100 100 Satuan
Titik
Pengeboran Air Tanah
2015 2016 2017 2018 2019
Penyediaan Air Bersih melalui
10 Wilayah Prospek Sumber Daya
11 100
62 100
63 100
63 100
63 100 Rekomendasi
64 Titik
Pengeboran
Panas Air Tanah
Bumi, CBM dan Mineral
31
2.5 Perjanjian Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2017
Perjanjian Kinerja disusun setiap tahun dengan mengacu pada RKP sebagai
rencana operasional. Perjanjian kinerja berisikan target capaian kinerja yang harus
dicapai dalam satu tahun pelaksanaan. Target kinerja ini mempresentasikan nilai
kuantitatif yang dilekatkan pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran
stratejik maupun tingkat kegiatan, dan merupakan benchmark bagi proses pengukuran
keberhasilan organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan. Secara
ringkas, gambaran keterkaitan sasaran, indikator kinerja, dan target Kementerian
ESDM dalam tahun 2017 adalah sebagai berikut: Secara ringkas, gambaran keterkaitan
sasaran, indikator kinerja, dan target Kementerian ESDM dalam tahun 2016 adalah
sebagai berikut:
32
3. Akses dan Infrastruktur ketenagalistrikan
c. Susut jaringan
3. Rekomendasi (losses)
wilayah kerja 8,55 %
33 Rekomendasi
d. Pangsa energi primer BBM untuk 4,66 %
Meningkatkan alokasi 1. Pemenuhan gas bumi dalam negeri 62 %
SARAN STRATEGIS pembangkit tenaga listrik
INDIKATOR KINERJA TARGET
energi domestik
2. Pemenuhan batubara dalam negeri 121 Juta Ton
Meningkatkan 1. Kapasitas terpasang pembangkit EBT:
Menyediakan akses dan
diversifikasi energi 1. Akses dan Infrastruktur BBM:
a. PLTP 1.858,5 MW
infrastruktur energi
SARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
a. Volume BBM bersubsidi 16,61 Juta KL
b. PLT Bioenergi 1.881 MW
Meningkatkan 1. b. Kapasitas kilang BBMpembangkit EBT:
terpasang 1.169 Ribu BPD
c. PLTA dan PLTMH 112,5 MW
diversifikasi energi
a. PLTP 1.858,5 MW
2. Aksesd. PLTS
dan Infrastruktur gas bumi: 11,8 MW
b. PLT Bioenergi 1.881 MW
e. PLT Bayu
a. Volume LPG bersubsidi 7,09 0,0
JutaMWMT
c. PLTA dan PLTMH 112,5 MW
PERENCANAAN KERJA
b. Pembangunan jaringan gas kota 9 Lokasi
2. Produksi
d. PLTS biofuel 4,2 Juta
11,8 MWKl
c. Pembangunan infrastruktur SPBG 1 SPBG
Meningkatkan efisiensi 1. Intensitas Energi
e. PLT Bayu 434 BOE/Miliar
0,0 MWRp.
pemakaian energi dan d. Kapasitas terpasang kilang LPG 4,7 Juta MT
2. Penurunan emisi CO2 33,6 Juta Ton
pengurangan emisi 2. e. Pembangunan
Produksi biofuelFSRU/Regasification unit/ 1 Unit
4,2 Juta Kl
LNG Terminal
Meningkatkan
Meningkatkan produksi
efisiensi 1.Intensitas
1. Produksi mineral:
Energi 434 BOE/Miliar Rp.
mineral danenergi dan
pemakaian f. Ruas pipa transmisi dan/atau jaringan 12.597 Km
a. Emas 75 Ton
peningkatan 2. Penurunan
distribusiemisi CO2
gas bumi 33,6 Juta Ton
pengurangannilai
emisi
tambah b. Perak 231 Ton
Meningkatkan produksi 1. Produksi mineral:
c. Tembaga 310.000 Ton
mineral dan
a. Emas 75 Ton
peningkatan nilai d. Timah 50.000 Ton
tambah b. Perak 231 Ton
e. Nikelmatte 80.000 Ton
c. Tembaga 310.000 Ton
f. Feronikel 651.000 Ton
d. Timah 50.000 Ton
2. Pembangunan
e. Nikelmatte fasilitas pengolahan dan 4 Unit
80.000 Ton
pemurnian dalam negeri
f. Feronikel 651.000 Ton
Mengoptimalkan Penerimaan negara sektor ESDM:
penerimaan negara dari 2. Pembangunan fasilitas pengolahan dan 4 Unit
pemurnian dalam negeri
sektor ESDM a. Penerimaan Migas 105,45 Triliun Rp.
Mengoptimalkan Penerimaan
b. negara
Penerimaan sektor
Mineral ESDM:
dan Batubara 32,40 Triliun Rp.
penerimaan negara dari
c. Penerimaan EBTKE 0,65 Triliun Rp.
Mewujudkan subsidi
Mengoptimalkan Subsidi Energi
1. Produksi/lifting energi fosil
energi yang
kapasitas lebih tepat
penyediaan a. Lifting minyak bumi
a. Subsidi BBM dan LPG 30,12815 MBOPD
Triliun Rp.
sasaranfosil
energi b. Lifting gas bumi 1.150 MBOEPD
b. Subsidi Listrik
c. Produksi batubara 48,56413
Triliun Rp.
Juta ton
3. b.Hasil
Kapasitas kilang
Evaluasi BBM
Akuntabilitas Kinerja Instansi 1.169 Ribu BPD
BB
Pemerintah
2. Akses dan Infrastruktur gas bumi:
4. Jumlah Satuan Kerja (Satker) yang telah 2/0 Satker
a.memperoleh
Volume LPG WBK/WBBM
bersubsidi 7,09 Juta MT
6. d.Indeks
Kapasitas terpasang
kepuasan kilang LPG
penggunaan layanan Diklat 4,7 Juta3,12
MT
34
AKUNTABILITAS KERJA
Akuntabilitas
KInerja 3
35 ESDM 2017
Laporan Kinerja Kementerian
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB
BABIII
III
AKUNTABILITAS
AKUNTABILITASKINERJA
KINERJA
3.1 Tujuan I : Terjaminnya Penyediaan Energi dan Bahan Baku Domestik
3.1 TujuanI ITujuan
3.1 Tujuan StrategisPenyediaan
: :Terjaminnya
Terjaminnya IPenyediaan
Kementerian ESDMdan
Energi
Energi adalah “Terjaminnya
danBahan
Bahan Baku Penyediaan Energi
BakuDomestik
Domestik
dan Bahan Baku Domestik”. Tujuan I didukung dengan 6 (enam) sasaran strategis dengan
14 (empat belas) indikator yaitu:
Tujuan
TujuanStrategis
StrategisI IKementerian
KementerianESDM
ESDMadalah
adalah“Terjaminnya
“TerjaminnyaPenyediaan
PenyediaanEnergi
Energidan
danBahan
BahanBaku
Baku
a. Mengoptimalkan kapasitas penyediaan energi fosil yang terdiri dari 3 (tiga)
Domestik”.
Domestik”.Tujuan
TujuanI didukung
I didukungdengan
dengan66(enam)
(enam)sasaran
sasaranstrategis
strategisdengan
dengan14
14(empat
(empatbelas)
belas)indikator
indikatoryaitu:
yaitu:
indikator kinerja;
a.a. Mengoptimalkan
Mengoptimalkankapasitas
kapasitaspenyediaan
penyediaanenergi
energifosil
fosilyang
yangterdiri
terdiridari
dari33(tiga)
(tiga)indikator
indikatorkinerja;
kinerja;
b. Meningkatkan alokasi energi domestik yang terdiri 2 (dua) indikator kinerja;
b.c.
b. Meningkatkan
Meningkatkan
Meningkatkanalokasi
alokasienergi domestik
energidan
akses domestikyang
yangterdiri
terdiri2energi
infrastruktur 2(dua)
(dua)indikator
indikatorkinerja;
kinerja;dari
yang terdiri 3 (tiga) indikator
kinerja; akses
c.c. Meningkatkan
Meningkatkan aksesdan
daninfrastruktur
infrastrukturenergi
energiyang
yangterdiri
terdiridari
dari33(tiga)
(tiga)indikator
indikatorkinerja;
kinerja;
d. Meningkatkan diversifikasi energi yang teridiri dari 2 (dua) indikator kinerja;
d.d. Meningkatkan
Meningkatkandiversifikasi
diversifikasienergi
energiyang
yangteridiri
teridiridari
dari22(dua)
(dua)indikator
indikatorkinerja;
kinerja;
e. Meningkatkan efisiensi energi dan pengurangan emisi yang terdiri dari 2 (dua)
e.e. Meningkatkan
Meningkatkanefisiensi
efisiensienergi
energidan
danpengurangan
penguranganemisi
emisiyang
yangterdiri
terdiridari
dari22(dua)
(dua)indikator
indikatorkinerja;
kinerja;
indikator kinerja;
f.f. Meningkatkan
f. Meningkatkan
Meningkatkan produksi
produksi
produksimineralmineral
mineraldan dan peningkatan
danpeningkatan
peningkatannilai
nilaitambah nilai
tambahyang tambah
yangterdiri
terdiridariyang
dari terdiri
22(dua)
(dua) dari 2
indikator
indikator
kinerja.
kinerja.
(dua) indikator kinerja.
Tabel
Tabel16.
16.
Tabel Tujuan
16. TujuanI:I:
Tujuan I:Terjaminnya
Terjaminnya
Terjaminnya Penyediaan
Penyediaan
Penyediaan Energi
Energi
Energi dan
dan Bahan Bahan
danBaku
Bahan Baku
BakuDomestik
Domestik Domestik
Tujuan
TujuanI I: Terjaminnya
: TerjaminnyaPenyediaan
PenyediaanEnergi
Energidan
danBahan
BahanBaku
BakuDomestik
Domestik
SasaranStrategis
Sasaran Strategis IndikatorKinerja
Indikator Kinerja Target
Target Realisasi
Realisasi
eningkatkan
eningkatkan 1.1. Pemenuhan
PemenuhanGas
GasBumi
BumiDalam
DalamNegeri
Negeri 62%%
62 60,6%
60,6 %
alokasienergi
alokasi energi
domestik
domestik
121Juta
121 JutaTon
Ton 97,03Juta
97,03 JutaTon
Ton
2.2. Pemenuhan
PemenuhanBatubara
BatubaraDalam
DalamNegeri
Negeri
Menyediakan
Menyediakan 1.1. Akses
Aksesdan
daninfrastruktur
infrastrukturBBM
BBM
aksesdan
akses dan a.a. Volume
VolumeBBM
BBMbersubsidi
bersubsidi 16,61Juta
16,61 JutaKL
KL 14,95 Juta
14,95 JutaKL
KL
infrastruktur
infrastruktur b.b. Kapasitas
Kapasitaskilang
kilangBBM
BBM 1.169Ribu
1.169 RibuBCPD
BCPD 1.169Ribu
1.169 Ribu
energi
energi BCPD
BCPD
2.2. Akses
Aksesdan
daninfrastruktur
infrastrukturgas
gasbumi
bumi
a.a. Volume
VolumeLPG
LPGbersubsidi
bersubsidi 7,09Juta
7,09 JutaMT
MT
b.b. Pembangunan
Pembangunanjaringan
jaringangas
gaskota
kota 6,305Juta
6,305 JutaMT
MT
36
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
AKUNTABILITAS KERJA
Meningkatkan
1. Intesitas Energi 434 BOE/Miliar 434 BOE/Miliar
efisiensi
pemakaian energi
dan pengurangan
2. Penurunan Emisi C02 33,6 Juta Ton 33,95 Juta Ton
emisi
37
3.1.1
3.1.1 Sasaran Strategis
Sasaran I: I:Mengoptimalkan
Strategis MengoptimalkanKapasitas
KapasitasPenyediaan
Penyediaan Energi Fosil
Fosil
Sasaran 1 optimalisasi kapasitas penyediaan energi fosil dibagi menjadi tiga
Sasaran 1 optimalisasi kapasitas penyediaan energi fosil dibagi menjadi tiga indikator
indikator kinerja, yaitu indikator kinerja atas lifting energi fosil, jumlah penandatanganan
kinerja, yaitu indikator kinerja atas lifting energi fosil, jumlah penandatanganan KKS migas, dan
KKS migas, dan rekomendasi wilayah kerja yang merupakan gabungan antara wilayah
rekomendasi wilayah kerja yang merupakan gabungan antara wilayah kerja konvensional dan
kerja konvensional dan wilayah kerja non-konvensional.
wilayah kerja non-konvensional.
38
Gambar 8. Realisasi
Gambar LiftingLifting
8. Realisasi Minyak Bumi Bumi
Minyak
tidak ekonomis dan melanjutkan program yang masih bagus keekonomiannya serta
melakukan efisiensi besar-besaran.
Berdasarkan data yang ada, rata-rata penurunan lifting minyak bumi selama tahun 2012-2017
- Lifting Gas Bumi
mencapai angka 1.35%. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa meskipun pada tahun 2016 terjadi
peningkatan Pencapaian liftingbumi
realisasi lifting minyak gas bumi
sebesar dari
6,42% tahun 2012-2017
dibandingkan cenderung
pada tahun 2015 akibat adanyafluktuatif
dengan rerata
pengembangan pencapaian
lapangan baru Banyu mencapai 98.4%
Urip, namun pada tahunselama tahun
2017 realisasi 2017.
lifting Dibandingkan
minyak bumi kembali target
mengalami penurunan sebesar 3,14% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini mengingat kondisi
Perjanjian Kinerja Ditjen Migas Tahun 2017, realisasi lifting Indonesia mencapai 99.1%
sepanjang tahun 2016 hingga awal tahun 2017 terjadi penurunan tajam harga minyak yang secara
dari target yang ditetapkan dan sedikit berada di atas rata-rata pencapaian realisasi
signifikan memengaruhi keekonomian berbagai program pengembangan hulu migas. Akibatnya, KKKS
liftingmelakukan
harus gas tahunperhitungan
2012-2017.ulang dan merevisi program pengembangan dengan menunda
Adapun
aktivitas/program kendala
kegiatan yang ekonomis
yang tidak dialami dan
dalam meningkatkan
melanjutkan optmalisasi
program yang lifting
masih bagus gas
keekonomiannya
selama tahunserta melakukan
2017 lebih efisiensi besar-besaran.
dikarenakan penyerapan oleh PT PLN yang belum optimal
AKUNTABILITAS KERJA
serta Lifting
-
kendala operasional seperti slugging air yang teRp.roduksi dari sumur yang terjadi
Gas Bumi
di dalam sub-sea pipeline serta kebocoran aliran minyak/gas.
Pencapaian lifting gas bumi dari tahun 2012-2017 cenderung fluktuatif dengan rerata pencapaian
Dalam
mencapai 98.4% pelaksanaan
selama optimalisasi
tahun 2017. Dibandingkan targetmigas diKinerja
Perjanjian masaDitjen
depan,
Migas diperlukan
Tahun 2017, upaya-
upaya lifting
realisasi untuk mencapai
Indonesia target
mencapai yang
99.1% ditetapkan.
dari target Secara
yang ditetapkan dankeseluruhan, selama
sedikit berada di atas lima
rata-rata tahun
pencapaian
terakhir, realisasi lifting gastotal
lifting migas tahunyang
2012-2017.
mencapai lebih dari 2000 MBOEPD hanya terjadi pada
tahun 2012, 2013, 2014, dan 2016. Sedangkan pada tahun 2015 dan 2017, jumlah total
lifting migas masih belum mencapai 2000 MBOEPD mengingat faktor teknis di lapangan
masih merupakan kendala utama yang mengganggu pencapaian realisasi lifting migas
nasional di tahun 2017 atas target yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, diperlukan juga upaya ekstra untuk mencegah agar penurunan
lifting minyak dan gas bumi tidak melebihi batas sehingga tidak sesuai dengan rencana
jangka menengah yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Ditjen Migas 2015-
2019. Selama tahun 2015-2016, realisasi lifting minyak bumi masih berada dibawah
target Renstra 2015-2019. Pada tahun 2017 realisasi lifting telah melebihi target Renstra
39
2015-2019 untuk tahun yang sama. Namun demikian, meskipun pada tahun 2017
realisasi lifting berhasil melebih target jangka menengah, tidak berarti bahwa upaya
lebih tidak diperlukan untuk menjaga realisasi agar tetap berada di atas target jangka
menengah.
Gambar
Gambar 9. Realisasi
9. Realisasi LiftingGas
Lifting GasBumi
Bumi2012-2017
2012-2017
Adapun
Adapun upaya-upaya
upaya-upaya yang akanyang akan
dilakukan dilakukanESDM
Kementerian Kementerian ESDM dalam
di masa mendatang di masa
Adapun kendala yang dialami dalam meningkatkan optmalisasi lifting gas selama tahun 2017
meningkatkan
mendatangoptimalisasi lifting migas antara
dalam meningkatkan lain adalah:
optimalisasi lifting migas antara lain adalah:
lebih dikarenakan penyerapan oleh PT PLN yang belum optimal serta kendala operasional seperti
- - slugging
Mendorong
Mendorongair yang percepatan
percepatan kegiatan
teRp.roduksi kegiatan
eksplorasi
dari sumur yang dan eksplorasi
penyelesaian
terjadi di proyek
dalam sub-sea dan penyelesaian
pengembangan
pipeline lapangan.
serta kebocoran proyek
aliran
pengembangan lapangan.
minyak/gas.
- Melakukan pemeliharaan untuk meningkatkan kehandalan fasilitas produksi untuk
- meminimalkan
Melakukan pemeliharaan
Dalam pelaksanaan untuk
optimalisasi
uplanned shutdown. migasmeningkatkan kehandalan
di masa depan, diperlukan fasilitas
upaya-upaya produksi
untuk mencapaiuntuk
meminimalkan
target uplanned
yang ditetapkan. Secara shutdown.
keseluruhan, selama lima tahun terakhir, lifting migas total yang mencapai
- Mendorong KKKS untuk menambah investasi dalam kegiatan eksploitasi seperti pemboran dan
- lebihMendorong
dari 2000 MBOEPD
KKKShanya terjadi
untuk pada tahun 2012,
menambah 2013, 2014,
investasi dalamdan kegiatan
2016. Sedangkan pada tahun
eksploitasi seperti
workover.
2015 dan 2017, jumlah total lifting migas masih belum mencapai 2000 MBOEPD mengingat faktor teknis
pemboran dan workover.
di lapangan masih merupakan kendala utama yang mengganggu pencapaian realisasi lifting migas
- - Melakukan optimalisasi
Melakukan stok minyak
optimalisasi stok untuk
minyakdilifting.
untuk dilifting.
nasional di tahun 2017 atas target yang telah ditetapkan.
- - Mempercepat
Mempercepat penyelesaian
penyelesaian masalah masalah
non teknisnon teknislahan,
(perizinan, (perizinan,
dll). lahan, dll).
Selanjutnya, diperlukan juga upaya ekstra untuk mencegah agar penurunan lifting minyak dan
B. Produksi Batubara
gas bumi tidak melebihi batas sehingga tidak sesuai dengan rencana jangka menengah yang telah
B. ditetapkan Sampai
Produksi dalam akhirStrategis
Rencana
Batubara tahunDitjen
2017, realisasi
Migas produksi
2015-2019. Selama batubara mencapai
tahun 2015-2016, sebesar
realisasi lifting 461
Juta Ton
minyak atau
bumi 111,7
masih %. dibawah
berada Pada tabel
targetdiRenstra
bawah ini akanPada
2015-2019. dijelaskan perkembangan
tahun 2017 capaian
realisasi lifting telah
Sampai akhir tahun 2017, realisasi produksi batubara mencapai sebesar 461 Juta Ton
indikator jumlah
melebihi target produksi
Renstra batubara
2015-2019 dari
untuk tahun tahun
yang 2015-2017
sama. Namun danmeskipun
demikian, rician produksi batubara
pada tahun 2017
atau 111,7 %. Pada tabel di bawah ini akan dijelaskan perkembangan capaian indikator jumlah
realisasi lifting berhasil melebih target jangka menengah, tidak berarti bahwa upaya lebih tidak
pada tahun 2017.
produksi batubara
diperlukan untuk dari tahun
menjaga 2015-2017
realisasi danberada
agar tetap riciandiproduksi batubara
atas target pada tahun 2017.
jangka menengah.
Tabel 18.18.
Tabel Perkembangan
PerkembanganProduksi
Produksi Batubara Tahun2015-2017
Batubara Tahun 2015-2017 (dalam
(dalam jutajuta
ton)ton)
Realisasi
No Nama Perusahaan
(Juta Ton)
PKP2B
1 Adaro Indonesia 48,17
2 Antang Gunung Meratus 7,58
3 Arutmin Indonesia 26,23
4 Asmin Bara Bronang 4,62
5 Asmin Bara Jaan -
6 Asmin Koalindo Tuhup 1,94
7 Astaka Dodol -
8 Bahari Cakrawala Sebuku -
9 Bangun Banua Persada Kalimantan 0,21
AKUNTABILITAS KERJA
18 Borneo Indobara 14,1
19 Dharma Puspita Mining -
20 Ekasatya Yanatama -
21 Firman Ketaun Perkasa 1,4
22 Gunung Bayan Pratama Coal 0,19
23 Indexim Coalindo 4,56
24 Indominco Mandiri 14,23
25 Insani Bara Perkasa 1,93
26 Interex Sacra Raya -
27 Jorong Barutama Grestone 0,85
28 Kadya Caraka Mulia 0,16
29 Kalimantan Energi Lestari 1,81
30 Kaltim Prima Coal 56,03
31 Kartika Selabumi Mining -
41
Realisasi
No Nama Perusahaan
(Juta Ton)
32 Karya Bumi Baratama 0,34
33 Kendilo Coal Indonesia -
34 Kideco Jaya Agung 32,01
35 Lahai Coal 0,92
36 Lanna Harita Indonesia 3,54
37 Mahakam Sumber Jaya 4,12
38 Manditi Intiperkasa 3,83
39 Mantimin Coal Mining -
40 Marunda Graha Mineral 0,77
41 Multi Harapan Utama 3,31
42 Multi Tambang Jaya Utama 0,79
43 Pendopo Energi Batubara -
44 Perkasa Inakakerta 0,99
45 Pesona Khatulistiwa Nusantara 2,08
46 Santan Batubara -
47 Singlurus Pratama 1,4
48 Sumber Kurnia Buana -
49 Suprabari Mapanindo Mineral 0,42
42
Realisasi
No Nama Perusahaan
(Juta Ton)
9 Laskar Semesta Alam 2,14
10 Manambang Muara Enim 1,02
11 Mega Prima Persada 2,02
12 Minemex Indonesia 1,02
13 Paramitha Cipta Sarana -
14 Semesta Centramas 0,93
15 Tri Tunggal Pitriati -
TOTAL IUP PMA 16,87
Tabel
Tabel 18. 18. Rincian
Rincian Rencana
Rencana dan dan Realisasi
Realisasi Jumlah
Jumlah Produksi
Produksi BatubaraTahun
Batubara Tahun2017
2017
Beberapa program yang menunjang pencapaian kinerja produksi batubara, antara lain
melalui pelaksanaan evaluasi RKAP yang diusulkan perusahaan secara lebih mendalam serta
43
pelaksanaan pembinaan kepada Pemerintah Daerah dan pelaksana Badan Usaha pemegang IUP.
44
dalam. Terkait dengan hal dimaksud, maka target dalam Perjanjian Kinerja berbeda
dengan target Renstra 2015-2019 mengingat penetapan target Renstra dilakukan pada
saat harga minyak dunia masih tinggi.
A. Penandatanganan WK Migas Konvensional
Kegiatan usaha hulu migas nasional tidak terlepas dari kerangka regulasi
pengaturan kepemilikan dan penguasaan negara atas sumber daya alam migas,
khususnya mengenai pelaksanaan penyiapan, penetapan dan penawaran Wilayah
Kerja Minyak dan Gas Bumi di Indonesia. Dalam penyiapan wilayah kerja KESDM
mendasarkan pada aspek teknis, ekonomis, tingkat resiko, efisiensi dan berazaskan
keterbukaan, keadilan, akuntabilitas dan persaingan usaha yang wajar.
Kementerian ESDM menyiapkan wilayah kerja yang akan ditawarkan
kepada Badan Usaha (BU) dalam hal ini BUMN/BUMD/BU Swasta atau Bentuk Usaha
Tetap (BU/BUT), yang berasal dari wilayah terbuka. Wilayah terbuka adalah bagian
dari wilayah hukum pertambangan Indonesia yang belum ditetapkan sebagai
wilayah kerja. Dalam hal ini, Wilayah terbuka diantaranya dapat berasal dari:
• Wilayah yang belum ditetapkan sebagai wilayah kerja
• Bagian wilayah kerja yang disisihkan berdasarkan Kontrak Kerja Sama;
• Wilayah Kerja yang berakhir Kontrak Kerja Samanya
• Bagian wilayah Kerja yang belum pernah dikembangkan dan/atau sedang atau
pernah diproduksi yang disisihkan atas usul Kontraktor
• Bagian wilayah Kerja yang belum pernah dikembangkan dan/atau sedang atau
pernah diproduksi yang disisihkan berdasarkan permintaan Menteri
Penawaran Wilayah Kerja dapat dilaksanakan melalui 2 (dua) mekanisme,
yang pertama Lelang Reguler dan kedua Lelang Penawaran Langsung melalui
Studi Bersama.
Pada umumnya, setiap tahunnya Kementerian ESDM menyelenggarakan
AKUNTABILITAS KERJA
Petroleum Bidding Round yang dijadwalkan secara periodik, idealnya di dalam satu
tahun, ditawarkan 2 (dua) kali putaran lelang Wilayah Kerja Baru baik melalui lelang
Reguler (durasi 4 bulan) maupun lelang Wilayah Kerja Penawaran Langsung (durasi
1,5 bulan) hal ini dimaksudkan dalam rangka antara lain:
− Menjamin keberlangsungan kegiatan eksplorasi yang berkesinambungan dalam
usaha penemuan cadangan baru
− Penyiapan wilayah-wilayah kerja baru secara berkesinambungan untuk
mendukung investasi bidang hulu.
Dalam rangka mencapai target, Kementerian ESDM senantiasa
memperbarui prosedur kerja, meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan
anggaran dan sumber daya manusia, menyusun regulasi yang dapat menarik minat
investasi serta berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait lainnya. Khusus untuk
peningkatan akuntabilitas dan efektivitas kegiatan penawaran WK Migas, sejak
tahun 2016 telah dimulai penerapan Penawaran WK Migas melalui elektronik yaitu
45
e-lelang yang saat ini diterapkan mulai dari Pengumuman s.d. Forum Klarifikasi.
Selain itu, Ditjen Migas juga telah menyiapkan aplikasi Sistem Informasi Studi
Bersama yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan Studi Bersama.
Sistem ini rencananya akan diterapkan pada tahun 2018. Terkait dengan regulasi,
saat ini Ditjen Migas telah menyiapkan konsep revisi Permen ESDM Nomor 35 Tahun
2008 tentang Tata Cara Penetapan dan Penawaran WK Migas dan revisi Permen
ESDM Nomor 28 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Tata Cara Pelaksanaan Survei
Umum dalam Kegiatan Usaha Hulu Migas.
Pada tahun 2017, Pemerintah hanya melaksanakan 1 (satu) kali Petroleum
Bidding Round dengan jumlah penawaran sebanyak 10 (sepuluh) WK migas
konvensional yang terdiri dari 3 (tiga) wilayah kerja yang ditawarkan melalui lelang
reguler dan 7 (tujuh) wilayah kerja yang ditawarkan melalui penawaran langsung. WK
migas yang ditawarkan melalui lelang reguler tahun 2017 dimaksud adalah:
1) Blok Tongkol, Lepas Pantai Utara Provinsi Kepulauan Riau;
2) Blok East Tanimbar, Lepas Pantai Tenggara Kep. Tanimbar Provinsi Maluku;
3) Blok Mamberamo, Lepas Pantai Utara dan Daratan Provinsi Papua;
46
4) Blok Merak-Lampung, Lepas Pantai Utara dan Daratan Provinsi Banten dan Lepas Pantai
Tenggara Provinsi Lampung;
5) Blok Pekawai, Lepas Pantai Selatan dan Daratan Provinsi Kalimantan Timur;
6) Blok West Yamdena, Lepas Pantai Selatan dan Daratan Kep. Tanimbar Provinsi Maluku;
7) Blok Kasuri III, Daratan Provinsi Papua Barat.
mengelola biaya operasi dan investasinya dengan berpijak kepada sistem keuangan
korporasi bukan sistem keuangan negara.
penerapan skema PSC Gross Split pertama kali sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ESDM
Nomor 52 Tahun 2017 mengenai perubahan atas Permen 8 Tahun 2017 tentang PSC Gross Split.
Seluruh WK memiliki bagi hasil (base split) yang sama yaitu 57:43 untuk minyak bumi dan 52:48
untuk gas bumi. Split tersebut dapat disesuaikan terhadap komponen variabel yang ditentukan
pada saat pengembangan lapangan serta disesuaikan terhadap komponen progresif yang
ditentukan pada masa produksi. Melalui penerapan skema PSC Gross Split diharapkan dapat
mendorong kegiatan Eksplorasi dan Produksi lebih efektif dan cepat, mendorong para kontraktor
Migas dan Industri Penunjang Migas untuk lebih efisien, mendorong proses bisnis KKKS dan SKK
Migas menjadi lebih sederhana dan akuntabel, dan mendorong KKKS untuk mengelola biaya
operasi dan investasinya dengan berpijak kepada sistem keuangan korporasi bukan sistem
keuangan negara.
Dikarenakan Permen ESDM Nomor 52 Tahun 2017 terbit pada saat Penawaran WK telah
diumumkan, Pemerintah memberikan waktu tambahan kepada calon peserta lelang untuk
Gambar 10. Penawaran WK Migas Konvensional Tahun 2017
mempelajari konsep PSC Gross Split dan menyampaikan dokumen partisipasi sampai dengan 29
Gambar 10. Penawaran WK Migas Konvensional Tahun 2017
Desember 2017. Evaluasi terhadap dokumen penawaran yang masuk akan dilaksanakan setelah
tanggal 29 Dikarenakan
Desember 2017. Hasil penawaran
Permen wilayah kerja 2017
migasterbit
konvensional tahun 2017
Penawaran WK Migas ESDM Nomor
Konvensional 52 Tahun
Tahun 2017 merupakan pada saat
penawaranPenawaran
WK dengan
rencananya akan diumumkan pada bulan Mei 2018 sehingga tidak terdapat penandatanganan KKS
WK telah diumumkan, Pemerintah memberikan waktu tambahan kepada calon peserta
dari Penawaran WK Migas Konvensional Tahun 2017.
lelang untuk mempelajari konsep PSC Gross Split dan menyampaikan dokumen
AKUNTABILITAS KERJA
47
partisipasi sampai dengan 29 Desember 2017. Evaluasi terhadap dokumen penawaran
yang masuk akan dilaksanakan setelah tanggal 29 Desember 2017. Hasil penawaran
wilayah kerja migas konvensional tahun 2017 rencananya akan diumumkan pada bulan
Mei 2018 sehingga tidak terdapat penandatanganan KKS dari Penawaran WK Migas
Konvensional Tahun 2017.
Pencapaian realisasi penandatanganan KKS migas konvensional tidak mencapai
target capaiannya sebagaimana tercantum dalam Renstra Ditjen Migas 2015-2019 yaitu
Pencapaian realisasi penandatanganan KKS migas konvensional tidak mencapai target
6 atau terealisasi sebesar 0%. Faktor eksternal yang dimaksud adalah turunnya harga
capaiannya sebagaimana tercantum dalam Renstra Ditjen Migas 2015-2019 yaitu 6 atau terealisasi
minyak mentah dunia yang ikut memengaruhi keputusan investor untuk berpartisipasi
sebesar 0%. Faktor eksternal yang dimaksud adalah turunnya harga minyak mentah dunia yang
pada Penawaran WK Migas Konvensional. Hal ini tercermin pada beberapa pelaksana
ikut memengaruhi keputusan investor untuk berpartisipasi pada Penawaran WK Migas
Studi Bersama
Konvensional. Halyang mengajukan
ini tercermin pada permohonan penundaan
beberapa pelaksana lelang wilayah
Studi Bersama yang telah
yang mengajukan
dilakukan Studi
permohonan Bersama.
penundaan lelangFaktor
wilayahinternal yang
yang telah dimaksud
dilakukan Studiadalah peraturan
Bersama. perpajakan
Faktor internal yang
di bidangadalah
dimaksud hulu peraturan
migas dan faktor terms
perpajakan & conditions
di bidang yang
hulu migas dan dinilai kurang
faktor terms menarik. yang
& conditions Untuk
itu, Pemerintah
dinilai telahUntuk
kurang menarik. merevisi PP 79 Tahun
itu, Pemerintah telah2010 melalui
merevisi PP 79PP Nomor
Tahun 27melalui
2010 TahunPP2017 agar
Nomor
sistem
27 Tahunperpajakan sektor
2017 agar sistem hulu migas
perpajakan menjadi
sektor lebih
hulu migas menarik
menjadi lebihbagi investor.
menarik bagi investor.
Walaupun tidak ada yang sampai penetapan KKKS dari 10 WK yang ditawarkan,
Walaupun tidak ada yang sampai penetapan KKKS dari 10 WK yang ditawarkan, terdapat 5
terdapat 5 WK yang diminati. Hal ini sudah menunjukkan perbaikan daya tarik skema
WK yang diminati. Hal ini sudah menunjukkan perbaikan daya tarik skema PSC Gross Split serta
PSC Gross Split serta investasi hulu migas secara umum. Perkembangan kinerja lelang
investasi hulu migas secara umum. Perkembangan kinerja lelang WK migas dapat dilihat pada
WK migas dapat dilihat pada gambar di bawah.
gambar di bawah.
13 14
10
8 8
5 0 5
0
Ditawarkan Diminati
Gambar
Gambar 12.12. Penandatanganan
Penandatanganan KKSKKS
BaruBaru 2013-2017
2013-2017
B. Penandatanganan
B. Penandatanganan KKS Migas
KKS Migas Non Konvensional
Non Konvensional (MNK) (MNK)
Sesuai
Sesuai dengan
dengan Perjanjian
Perjanjian Kinerja
Kinerja (PK) (PK) ESDM
Kementerian Kementerian ESDM
Tahun 2017, Tahun ESDM
Kementerian 2017,
Kementerian
diharapkan ESDM
dapat diharapkanpenyediaan
mengoptimalkan dapat mengoptimalkan penyediaan
energi fosil dengan energi
indikator kinerja fosil dengan
meliputi lifting
indikator
Migas, kinerja
jumlah meliputi lifting
penandatanganan Migas,
WK Migas baik jumlah penandatanganan
Konvensional WK Migasserta
maupun Non Konvensional baik
Konvensional
cadangan Migas. maupun Non Konvensional serta cadangan Migas.
48
Gambar 13. Grafik Perkembangan Penawaran dan Penandatanganan
Gambar 13. Grafik Perkembangan Penawaran dan Penandatanganan
Gambar 13. Grafik Perkembangan Penawaran
Wilayah Kerjadan Penandatanganan
Migas Wilayah Kerja Migas Non Konvensional
Non Konvensional
Wilayah Kerja Migas Non Konvensional
Untuk Penawaran Wilayah Kerja Migas Non Konvensional (WK MNK) pada
tahunUntuk
2017,Penawaran
ditawarkan Wilayah KerjaKerja
2 Wilayah Migas Non Non
Migas Konvensional (WK MNK)
Konvensional (Shale pada tahun 2017,
Hydrocarbon)
Untuk
ditawarkan Penawaran
2 Wilayah Wilayah
Kerja Kerja Migas Non Konvensional (WK MNK) pada tahun
Kerja2 2017,
dan 1 Wilayah Kerja GasMigas
MetanaNonBatubara
Konvensional
(GMB)(Shale Hydrocarbon)
melalui Penawaran dan 1 Wilayahserta
Langsung Gas
ditawarkan
Metana 2Batubara
Wilayah(GMB)
Kerja melalui
Migas Non Konvensional
Penawaran (Shale
Langsung Hydrocarbon)
serta 2 Wilayah dan
Kerja 1 Metana
Gas WilayahBatubara
Kerja Gas
Wilayah Kerja Gas Metana Batubara melalui Lelang Reguler, rincian penawaran tersebut
Metana Batubara
melalui Lelang(GMB)
terangkum melalui
Reguler,
di tabelrincianPenawaran
penawaran
di bawah ini: Langsung
tersebut serta 2 Wilayah
terangkum di tabel diKerja
bawah Gas
ini:Metana Batubara
melalui Lelang Reguler, rincian penawaran tersebut terangkum di tabel di bawah ini:
Tabel 19. Penawaran Wilayah Kerja Migas Non Konvensional Tahun 2017
Tabel 19. Penawaran Wilayah Kerja Migas Non Konvensional Tahun 2017
Tabel 19. Penawaran Wilayah Kerja Migas Non Konvensional Tahun 2017
No. Wilayah Kerja Provinsi AKUNTABILITAS KERJA
No. 1. MNKKerja
Wilayah Jambi I Jambi
Provinsi
2. MNK Jambi II Jambi
1. 3. MNK
GMB WestJambi I
Air Komering Jambi
Sumatera Selatan
2. 4. MNK Jambi II
GMB Bungamas Jambi
Sumatera Selatan
3. 5. GMB West GMB
Air Komering
Raja Sumatera
Sumatera Selatan
Selatan
4. GMB Bungamas Sumatera Selatan
5. GMB Raja Sumatera Selatan
49
Gambar 14. Peta Penawaran Langsung Wilayah Kerja Migas Non Konvensional 2017
Gambar 14. Peta Penawaran Langsung Wilayah Kerja Migas Non Konvensional 2017
Gambar 14. Peta Penawaran Langsung Wilayah Kerja Migas Non Konvensional 2017
Penawaran WK Migas Non Konvensional tersebut diumumkan pada hari
Penawaran WK Migas Non Konvensional tersebut diumumkan pada hari terakhir acara 41st
Penawaran
terakhir WK Migas
acara 41st Non Konvensional
Indonesian Petroleum tersebut diumumkan
Association pada hari
Convention terakhir acara
& Exhibition 41st 19
tanggal
Indonesian Petroleum Association Convention & Exhibition tanggal 19 Mei 2017 di Jakarta Convention
Indonesian Petroleum Association Convention & Exhibition tanggal 19 Mei 2017 di Jakarta Convention
Mei 2017 di Jakarta Convention Center dengan jadwal lelang sebagai berikut :
Center dengan jadwal lelang sebagai berikut :
Center dengan jadwal lelang sebagai berikut :
Tabel 20. Jadwal Penawaran Wilayah Kerja Migas Non Konvensional Tahun 2017
TabelTabel
20. Jadwal Penawaran
20. Jadwal PenawaranWilayah Kerja
Wilayah Kerja Migas
Migas NonNon Konvensional
Konvensional Tahun 2017
Tahun 2017
50
Kegiatan penunjang program penandatanganan WK Migas Non Konvensional yang telah
dilakukan oleh Kementerian ESDM, adalah sebagai berikut:
Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Jumat 7 Juli 2017 di Kantor Kementerian
a) MESDM menawarkan langsung ke para investor
ESDM telah melakukan pertemuan langsung dengan para Chief Executive Officer
Dalam rangka Mensukseskan Penawaran Wilayah Kerja tersebut, Menteri Energi dan Sumber
(CEO)
Daya Kontraktor Kontrak
Mineral (ESDM) Ignasius Kerja Sama7 Juli
Jonan, Jumat (KKKS)
2017 migas
di Kantoruntuk mempromosikan
Kementerian ESDM telah 15
Wilayah Kerja
melakukan (WK) Migas
pertemuan yang
langsung dilelang
dengan di Executive
para Chief tahun 2017.
Officer Acara yang digelar
(CEO) Kontraktor bertajuk
Kontrak
Kerja Sama
Breakfast (KKKS) migas
Meeting with untuk mempromosikan
Minister 15 Wilayah
of Energy and MineralKerja (WK) Migaswith
Resources yang a
dilelang di
discussion on
tahun 2017. Acara yang digelar bertajuk Breakfast Meeting with Minister of Energy and Mineral
Indonesia Petroleum Bidding Round 2017.
Resources with a discussion on Indonesia Petroleum Bidding Round 2017.
Pada sesi diskusi yang berlangsung dalam suasana penuh keterbukaan, pertanyaan
Pada sesi diskusi yang berlangsung dalam suasana penuh keterbukaan, pertanyaan yang
yang mengemuka,
mengemuka, antara
antara lain laindengan
berkaitan berkaitan dengan
daya tarik skemadaya
Gross tarik
Split yang akanGross
skema Split yang
diterapkan
akan
padaditerapkan pada
WK migas yang WK migas
ditawarkan yang
tersebut. ditawarkan
Menjawab tersebut.
pertanyaan Menjawab
tersebut, Menteri pertanyaan
menegaskan
tersebut, Menteri
bahwa proses lelangmenegaskan bahwa
WK migas kali ini proses
dirancang lelang
agar tetap WK dimigas
menarik tengah kali iniharga
lesunya dirancang
minyak
agar tetap menarik di tengah lesunya harga minyak
b) Memperpanjang waktu penawaran WK Migas Non Konvensional
b) Memperpanjang waktu penawaran WK Migas Non Konvensional
Selain hal tersebut, untuk meningkatkan keberhasilan dalam penawaran wilayah
Selain hal tersebut, untuk meningkatkan keberhasilan dalam penawaran wilayah kerja tahun
kerja
ini, tahun ini, Pemerintah
Pemerintah telah memperpanjang
telah memperpanjang jadwal
jadwal lelang Wilayah lelang
Kerja sesuaiWilayah Kerja sesuai
Surat Direktur
Surat Direktur
Jenderal MinyakJenderal Minyak
dan Gas Bumi dan Gas Bumi No.
No. 9204/13/DJM.E/2017 9204/13/DJM.E/2017
tanggal 18 September 2017 dan tanggal
Surat 18
Nomor 12000/13/DJM.E/2017
September 2017 dan Surattanggal
Nomor24 November 2017 dengan jadwal sebagai
12000/13/DJM.E/2017 tanggalberikut
24 :November
2017 dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 21. Revisi Jadwal Lelang Reguler dan Penawaran Langsung Wilayah Kerja Migas Non
Tabel 21.
Konvensional
Revisi Jadwal Lelang Reguler dan Penawaran Langsung Wilayah Kerja Migas Non Konvensional
AKUNTABILITAS KERJA
Penambahan Jadwal tersebut bertujuan untuk memberikan waktu yang cukup bagi calon peserta
lelang WilayahPenambahan Jadwal
Kerja Migas Tahun tersebut
2017 untuk bertujuan
mempelajari untuk
konsep memberikan
PSC Gross waktu
Split terkait dengan yang
cukup bagi
Perubahan calon
Permen peserta
ESDM No. 08 lelang Wilayah
tahun 2017 yaitu Kerja Migas
Peraturan Tahun
Menteri No.2017 untuk
52 tahun mempelajari
2017 serta
Regulasi terkait Peraturan Pemerintah tentang Perlakuan Perpajakan Pada Kegiatan Hulu Migas
dengan Menggunakan Gross Split.22.
Tabel Hasil lelang
Hasil dapat
Tabel
Lelang dilihat
22.
Reguler danpada tabel diLangsung
Penawaran bawah.
Hasil Lelang Reguler dan Penawaran Langsung Wilayah Kerja Migas Non Konvensional
Wilayah Kerja Migas Non Konvensional
4 GMB Raja -
5 GMB Bungamas -
Dari hasil tersebut diatas, Beberapa penyebab dari ketidakberhasilan penawaran Wilayah Kerja Migas
Non Konvensional, antara lain: 51
1. Kondisi Pasar yang kurang mendukung dikarenakan harga minyak yang belum membaik
2. Belum terbuktinya migas non konvensional di Indonesia dapat diusahakan secara ekonomis
konsep PSC Gross Split terkait dengan Perubahan Permen ESDM No. 08 tahun
2017 yaitu Peraturan Menteri No. 52 tahun 2017 serta Regulasi terkait Peraturan
Pemerintah tentang Perlakuan Perpajakan Pada Kegiatan Hulu Migas dengan
Menggunakan Gross Split. Hasil lelang dapat dilihat pada tabel 22.
Dari hasil tersebut diatas, Beberapa penyebab dari ketidakberhasilan
penawaran Wilayah Kerja Migas Non Konvensional, antara lain:
1. Kondisi Pasar yang kurang mendukung dikarenakan harga minyak yang belum
membaik
2. Belum terbuktinya migas non konvensional di Indonesia dapat diusahakan
secara ekonomis
52
Tengah (WK migas Tomori dan Morowali) dimanfaatkan umtuk joint study dengan Pertamina EP
yang ditandai dengan penandatanganan MoU pada September 2017. Sedangkan Papua, Wamena,
Sahul dan Arafura direncanakan dimanfaatkan untuk joint study di Blok Papeda dengan K3S
lainnya.
Ada 3 WK panas Bumi telah ditindaklanjuti oleh Dirjen EBTKE diajukan ke Menteri ESDM
Menteri
dan ESDM
ditetapkan danWilayah
sebagai ditetapkan sebagai
Kerja Panas Wilayah
Bumi Kerja
sebanyak Panas
2 WKP, yakniBumi
: WKP sebanyak 2 WKP,
Gunung Sirung,
yakni : WKP Gunung
Pantar-Kabupaten Sirung,
Alor, Provinsi NusaPantar-Kabupaten Alor,ESDM
Tenggara Timur Kepmen Provinsi Nusa
No. 7440 Tenggara Timur
K/30/MEM/2016
Kepmen
dan ESDM No.Kabupaten
WKP Wapsalit, 7440 K/30/MEM/2016
Buru, Provinsidan WKP melalui
Maluku Wapsalit, Kabupaten
Kepmen ESDM Buru, Provinsi
No. 8084
Maluku melaluiKedua
K/30/MEM/2016. Kepmen ESDM No.
WKP tersebut pada8084 K/30/MEM/2016.
awal tahun Kedua
2017 oleh Dirjen WKP
EBTKE tersebut
dilakukan pada
lelang
awal
WKP tahun
untuk 2017 oleh
ditawarkan Dirjen
kepada EBTKE
investor dilakukan
pengusahaan lelang
Panas BumiWKP
untukuntuk ditawarkan
percepatan kepada
pemanfaatan
Panas Bumi.pengusahaan
investor Data rekomendasi wilayah
Panas Bumikerja untukpercepatan
untuk Panas Bumi pemanfaatan
dan CBM stake holder
Panaspengguna
Bumi. Data
data adalah EBTKE
rekomendasi sedangkan
wilayah kerjauntuk
untukrekomendasi
Panas BumiWIUP
danMineral dan Batubara
CBM stake stake holderdata
holder pengguna
pengguna data adalah
adalah EBTKE Minerba.untuk
sedangkan Data-data tersebut digunakan
rekomendasi untuk kebutuhan
WIUP Mineral lelangstake
dan Batubara WK dan
holder
WIUP dimaksud.
pengguna data adalah Minerba. Data-data tersebut digunakan untuk kebutuhan lelang
WK dan WIUPdari
Kinerja dimaksud.
setiap wilayah kerja yang direkomendasikan secara lengkap terdapat pada
Lampiran I. Kinerja dari setiap wilayah kerja yang direkomendasikan secara lengkap
terdapat pada Lampiran I.
3.1.2 Sasaran Strategis II: Meningkatkan Alokasi Energi Domestik
3.1.2 Sasaran Strategis II: Meningkatkan Alokasi Energi Domestik
Sasaran strategis II “Meningkatkan alokasi energi domestik” dibagi menjadi dua indikator
kinerja, yaituSasaran
indikator strategis II “Meningkatkan
kinerja pemenuhan alokasi
gas bumi dalam energi
negeri, domestik”batubara
dan pemenuhan dibagi dalam
menjadi
dua indikator
negeri. kinerja, yaitu indikator kinerja pemenuhan gas bumi dalam negeri, dan
pemenuhan batubara dalam negeri.
AKUNTABILITAS KERJA
Peningkatan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik telah dicanangkan oleh
Peningkatan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik telah
Pemerintah melalui beberapa peraturan perundangan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
79dicanangkan oleh Kebijakan
tahun 2014 tentang Pemerintah melalui
Energi beberapa
Nasional, peraturan
selain energi perundangan.
terbarukan, Berdasarkan
gas bumi juga menjadi
Peraturan
salah Pemerintah
satu sumber Nomor
energi yang 79 tahun
diharapkan dapat2014 tentang
memiliki Kebijakan
proporsi Energi
yang lebih besarNasional, selain
di masa yang
energi
akan terbarukan,
datang. gas
Selanjutnya, bumi juga
Peraturan menjadi
Pemerintah salah79satu
Nomor sumber
tahun energiKebijakan
2014 tentang yang diharapkan
Energi
dapat memiliki proporsi yang lebih besar di masa yang akan datang. Selanjutnya,
Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional
mengamanatkan bahwa “energi tidak lagi berperan sebagai komoditi untuk sumber
penerimaaan APBN tetapi menjadi sumber daya pembangunan nasional”. Peraturan
ini menegaskan komitmen Pemerintah untuk mengupayakan agar sumber daya energi
nasional dimanfaatkan sebagai bahan baku pembangunan industri nasional.
Sehubungan dengan adanya shifting paradigm dimana gas bumi ditujukan
sebagai modal pembangunan untuk memberi nilai tambah kepada perekonomian
nasional. Sebagai upaya memperkuat pasokan energi dalam negeri maka alokasi gas
untuk domestik diprioritaskan daripada ekspor. Pada Rencana Strategis 2015-2019,
53
sebagai bahan baku pembangunan industri nasional.
Sehubungan dengan adanya shifting paradigm dimana gas bumi ditujukan sebagai modal
pembangunan untuk memberi nilai tambah kepada perekonomian nasional. Sebagai upaya
memperkuat pasokan energi dalam negeri maka alokasi gas untuk domestik diprioritaskan
daripada ekspor. Pada Rencana Strategis 2015-2019, target alokasi domestik meningkat setiap
target sedangkan
tahunnya alokasi domestik meningkat
target alokasi setiap
ekspor gas tahunnya
ditargetkan sedangkan
menurun target alokasi ekspor gas
setiap tahunnya.
ditargetkan menurun setiap tahunnya.
54
Sektor industri merupakan pengguna terbesar gas domestik Indonesia selama tahun 2017,
2) Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi Nasional;
3) Industri pupuk;
4) Industri berbasis gas bumi;
5) Penyediaan gas bumi untuk tenaga listrik;
6) Industri yang ber bahan bakar gas bumi.
Sektor industri merupakan pengguna terbesar gas domestik Indonesia selama
tahun 2017, kemudian disusul oleh kelistrikan dan pupuk. Untuk ketiga sektor tersebut,
rata-rata realisasi penyerapan lebih rendah bila dibandingkan dengan komitmen pada
Gas Sales Agreement (GSA). Perlambatan ekonomi terutama sektor retail merupakan
salah satu penyebab menurunnya aktifitas sebagian besar industri. Pada sektor
kelistrikan, sistem merit order pada penggunaan energi primer yang mana penggunaan
gas pada turbin gas merupakan opsi terakhir pada penyeimbang beban, menyebabkan
penyerapan gas sulit mencapai nilai maksimum sesuai dengan GSA.
Untuk tahun-tahun mendatang penggunaan gas dalam negeri akan terus
meningkat seiring dengan kebijakan peraturan batas harga jual gas untuk pembangkit
listrik dan dorongan penggunaan pembangkit listik gas di dekat mulut sumur (Permen
ESDM No.45/2017).
2. 2. Pemenuhan Batubara
Pemenuhan BatubaraDalam Negeri
Dalam Negeri
Sampai
Sampaiakhir tahuntahun
akhir 2017, realisasi
2017, Domestic
realisasi Market Obligation
Domestic Market(DMO) sebanyak(DMO)
Obligation 97,03
Juta Ton atau
sebanyak 80,19%
97,03 Jutadari
Tontarget
atauawal sebesar
80,19% 121target
dari Juta Ton.
awalRealisasi
sebesar DMO untuk
121 tahun
Juta Ton.2017 tidak
Realisasi
mencapai target.
DMO untuk tahun 2017 tidak mencapai target.
Tabel 24. Perkembangan DMO Batubara Tahun 2015-2017 (dalam Juta Ton)
Tabel 24. Perkembangan DMO Batubara Tahun 2015-2017 (dalam Juta Ton)
Sesuai dengan
Sesuai Keputusan
dengan Menteri
Keputusan ESDMESDM
Menteri Nomor 2183 K/30/MEM/2017
Nomor tanggaltanggal
2183 K/30/MEM/2017 5 Juni
2017 tentang penetapan kebutuhan dan presentase minimal penjualan batubara untuk
5 Juni 2017 tentang penetapan kebutuhan dan presentase minimal penjualan batubara
kepentingan dalam negeri tahun 2017 sebagai acuan dalam pengawasan atau pelaksanaan
untuk kepentingan dalam negeri tahun 2017 sebagai acuan dalam pengawasan atau
pengutamaan pemasokan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri oleh badan usaha
pelaksanaan pengutamaan pemasokan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam
pertambangan batubara. Alokasi pasokan dalam negeri yang dapat dikomitmenkan untuk PLTU,
negeri oleh badan usaha pertambangan batubara. Alokasi pasokan dalam negeri yang
industri metalurgi, pupuk, semen, tekstil, kertas dan briket minimal sebesar 107 juta ton.
dapat dikomitmenkan untuk PLTU, industri metalurgi, pupuk, semen, tekstil, kertas dan
briket minimal sebesar 107 juta ton.
Pada
Pada tahun
tahun 20172017 Kementerian
Kementerian ESDM melakukan
ESDM melakukan beberapa
beberapa kegiatan kegiatan untuk
yang menunjang yang
pelaksanaan untuk
menunjang DMO batubara yaitu DMO
pelaksanaan Evaluasi Pelaksanaan
batubara Pemenuhan
yaitu Evaluasi Batubara Dalam
Pelaksanaan Negeri.
Pemenuhan
Kegiatan tersebut
Batubara Dalammeliputi
Negeri.evaluasi dan inventarisasi
Kegiatan data realisasi
tersebut meliputi pasokan
evaluasi danbatubara dari produsen
inventarisasi data
dan realisasi
realisasi pemakaian
pasokan batubara
batubara dari
dari end user domestik
produsen serta kunjungan
dan realisasi ke lapangan/pengawasan
pemakaian batubara dari end
baik ke produsen batubara dan end user domestik. Sampai saat ini kegiatan Evaluasi Pelaksanaan
Pemenuhan Batubara Dalam Negeri masih berjalan, untuk pengawasan ke end user domestik telah
55
dilakukan kunjungan ke PLTU Gorontalo dan PLTU Jeneponto. Rencana ke depan, untuk
pengawasan ke end user domestik akan dilakukan ke perusahaan end user domestik lainnya seperti
Pada tahun 2017 Kementerian ESDM melakukan beberapa kegiatan yang menunjang untuk
pelaksanaan DMO batubara yaitu Evaluasi Pelaksanaan Pemenuhan Batubara Dalam Negeri.
Kegiatan tersebut meliputi evaluasi dan inventarisasi data realisasi pasokan batubara dari produsen
dan realisasi pemakaian batubara dari end user domestik serta kunjungan ke lapangan/pengawasan
user domestik serta kunjungan ke lapangan/pengawasan baik ke produsen batubara
baik ke produsen batubara dan end user domestik. Sampai saat ini kegiatan Evaluasi Pelaksanaan
dan end user domestik. Sampai saat ini kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Pemenuhan
Pemenuhan Batubara Dalam Negeri masih berjalan, untuk pengawasan ke end user domestik telah
Batubara
dilakukan Dalam Negeri
kunjungan ke masih berjalan, untuk
PLTU Gorontalo pengawasan
dan PLTU end userkedomestik
Jeneponto.keRencana telah
depan, untuk
dilakukan
pengawasankunjungan
ke end user ke PLTU Gorontalo
domestik danke
akan dilakukan PLTU Jeneponto.
perusahaan Rencana
end user ke lainnya
domestik depan,seperti
untuk
pengawasan ke endpulp
pabrik semen, pupuk, user
dandomestik
kertas. akan dilakukan ke perusahaan end user domestik
lainnya seperti pabrik semen, pupuk, pulp dan kertas.
Gambar
Gambar18.18.
Kunjungan ke PLTU
Kunjungan Jeneponto
ke PLTU Jeneponto
AKUNTABILITAS KERJA
2 Metalurgi 0,39 0,39 0,82 0,3
3 Pupuk 1,31 1,31 1,42 1
4 Semen 10,54 10,54 13,85 12
5 Tekstil 2,2 2,2 2,59 0,5
6 Kertas 0,65 0,65 0,93 0,2
7 Briket 0,03 0,03 0,03 0,03
TOTAL 85,95 90,5 107,9 97,03
*) Rencana DMO Tahun 2016 tidak diatur dalam Permen, angka berdasarkan PK Ditjen Minerba ke MESDM
**) Rencana DMO Tahun 2017 berdasarkan Kepmen ESDM no. 2183 tanggal 5 Juni 2017, realisasi merupakan prognosa
Desember 2017
58
batubara setiap tahun dan mempertemukan antara produsen batubara dan pengguna batubara
sehingga dapat diketahui kebutuhan batubara domestik.
AKUNTABILITAS KERJA
Terkait dengan hal ini, Pemerintah berharap subsidi BBM yang diberikan kepada rakyat tepat
Tabel 27.Tabel
Kuota dan Realisasi
27. Kuota Jenis
dan Realisasi JenisBBM Tertentu
BBM Tertentu
sasaran. Mengingat bahwa dalam pelaksanaannya capaian realisasi subsidi BBM dikatakan baik
TARGET
REALISASI
NO JENIS BBM TERTENTU (Juta KL)
(Juta KL)
APBNP 2017
1. Minyak Tanah 0,61 0,53
59
TOTAL 16,11 14,95
Untuk mewujudkan subsidi BBM dan LPG yang lebih tepat sasaran dan dengan
pertimbangan perkembangan kebutuhan nasional atas BBM, Presiden Joko Widodo pada tanggal 31
Desember 2014 menandatangani Perpres Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan,
Pendistribusian
jenis BBM umum. dan Berikut
Harga Jualtabel
Eceranrealisasi
BBM. Jenis BBMBBM
jenis yang tertentu
diatur dalam Perpres ini
terhadap terdiri
kuota daritahun
dari
jenis BBM tertentu, jenis BBM khusus penugasan dan jenis BBM umum. Berikut tabel realisasi jenis
2011-2017:
BBM tertentu terhadap kuota dari tahun 2011-2017:
Gambar19.
Gambar 19.Grafik
Grafik Target
Target dan
danRealisasi
RealisasiVolume Jenis
Volume BBMBBM
Jenis Tertentu
Tertentu
Dari grafik tersebut terlihat bahwa realisasi jenis BBM tertentu sejak tahun
2015 lebih rendah dibandingkan kuota yang ditetapkan APBN/APBNP. Pemerintah terus
berupaya untuk melakukan reformasi kebijakan subsidi dimana subsidi BBM dikurangi
untuk dialihkan untuk sektor pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kementerian ESDM untuk mengurangi volume BBM
tertentu, antara lain:
1) Konversi Minyak Tanah ke LPG Tabung 3 Kg
2) Konversi BBM ke BBG
3) Pembangunan Jaringan Gas Kota
4) Pemberlakukan Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan,
Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, perubahan menjadi :
a. Subsidi harga bensin premium RON 88 dihapus;
b. Minyak Solar (Gas oil) diberikan subsidi tetap Rp. 500/liter;
c. Harga minyak tanah (kerosine) sebesar Rp. 2500/liter dengan besaran subsidi
berfluktuasi seperti yang berlaku sebelumnya
B. Kapasitas Kilang BBM
Kapasitas total kilang minyak yang beroperasi di Indonesia pada akhir tahun
2017 adalah sebesar 1.169 Ribu BPD yang terdiri atas:
1) Kilang PT Pertamina (Persero) dengan total kapasitas 1047,3 Ribu BPD
- RU-II Dumai / Sungai Pakning : 177 Ribu BPD
- RU-III Plaju / S. Gerong : 127,3 Ribu BPD
60
- RU-IV Cilacap : 348 Ribu BPD
- RU-V Balikpapan : 260 Ribu BPD
- RU-VI Balongan : 125 Ribu BPD
- RU-VII Kasim : 10 Ribu BPD
2) Kilang PP SDM Migas Cepu dengan kapasitas 3,8 Ribu BPD
3) Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dengan kapasitas 100 Ribu
BPD
4) Kilang PT Tri Wahana Universal (TWU) Train 1 dengan kapasitas 6 Ribu BPD, dan Train
2 dengan kapasitas 12 Ribu BPD.
Pemerintah Indonesia berencana untuk menambah kapasitas kilang BBM dan
telah menyusun kebijakan dalam hal perkembangan kilang minyak di Indonesia, antara
lain:
• • Kepmen
PerpresESDM
Nomor 146807Tahun
Nomor 2015 tentang
K/12/MEM/2016 tentangPelaksanaan Pembangunan
Penugasan kepada PT Pertaminadan
Pengembangan
(Persero) Kilang Minyak
dalam Pembangunan dalam Negeri.
dan Pengoperasian Kilang Minyak di Tuban, Provinsi Jawa
• Timur
Kepmen ESDM Nomor 807 K/12/MEM/2016 tentang Penugasan kepada PT
• Kepmen ESDM
Pertamina Nomor 7935
(Persero) K/10/MEM/2016
dalam Pembangunan tentang Penugasan kepada
dan Pengoperasian PT Pertamina
Kilang Minyak di
(Persero) dalam Pembangunan dan Pengoperasian Kilang Minyak di kota Bontang, Provinsi
Tuban, Provinsi Jawa Timur
Kalimantan Timur
• Kepmen ESDM Nomor 7935 K/10/MEM/2016 tentang Penugasan kepada PT
• Kepmen ESDM Nomor 1001 K/12/MEM/2016 tentang Penugasan kepada PT Pertamina
Pertamina (Persero) dalam Pembangunan dan Pengoperasian Kilang Minyak di
(Persero) dalam Pengembangan dan Pengoperasian Kilang Minyak di kota Balikpapan,
kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Timur
• Kepmen ESDM Nomor 1001 K/12/MEM/2016 tentang Penugasan kepada PT
• Kepmen ESDM Nomor 1000 K/12/MEM/2016 tentang Penugasan kepada PT Pertamina
Pertamina
(Persero) (Persero)
dalam dalam Pengembangan
Pengembangan dan Pengoperasiandan Pengoperasian
Kilang Kilang Minyak
Minyak di Kabupaten Cilacap, di
kota Balikpapan,
Provinsi Jawa Timur Provinsi Kalimantan Timur
AKUNTABILITAS KERJA
61
2. Akses dan Infrastruktur Gas Bumi
A. Volume LPG Bersubsidi
• Kepmen ESDM Nomor 1000 K/12/MEM/2016 tentang Penugasan kepada PT
Pertamina (Persero) dalam Pengembangan dan Pengoperasian Kilang Minyak di
Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Timur
2. Akses dan Infrastruktur Gas Bumi
A. Volume LPG Bersubsidi
Perkembangan volume realisasi LPG Tabung 3 Kg dari tahun 2011-2017 terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan konsumsi LPG 3 Kg dan perluasan pembagian
paket konversi minyak tanah ke LPG serta program LPG untuk nelayan kecil.
AKUNTABILITAS KERJA
adalaha sebagaimana tabel dibawah.
Terdapat beberapa kendala selama pelaksanaan pembangunan jaringan gas
bumi untuk rumah tangga antara lain:
a) Kendala Perizinan
Pusat :
1. Persinggungan dengan utilitas instasi lain :
2. Jalan Nasional (crossing dan sejajar) à Kementerian PUPR – BBPJN
3. Jalan Tol (crossing dan sejajar) à Kementerian PUPR – BPJT
4. Sungai (crossing dan sejajar) à Kementerian PUPR - BBWS
5. Jalur KAI (crossing dan sejajar) à Kementerian Perhubungan - Ditjen KA dan PT
KAI)
6. Hutan à Kementerin LHK
Daerah :
1. UKL/UPL à Dinas Lingkungan Prov./Kota/Kab.
63
2. Penggunaan
c) Kendala Teknis Jalan Provinsi/Kab./Kota (crossing dan sejajar) à Dinas PU
1.3. Pada
Penggunaan Taman
pengadaan dengan à PTSP
proses Prov./Kota/Kab.
pelelangan umum, Memungkinkan masih terdapat resiko
4. mendapatkan
Penggunaan Fasilitas
penyedia jasa Umum & Sosial
yang kurang à Walikota/Bupati
qualified sesuai kebutuhan.
b) 2.Kendala Sosial Gas Meter yang terhambat dikarenakan peralatan kalibrasi yang masih
Proses kalibarasi
Gangguan dari kelompok masyarakat tertentu dan pungutan liar
terbatas di Indonesia.
c) Kendala Teknis
1. Pada pengadaan dengan proses pelelangan umum, Memungkinkan masih
C. Pembangunan Infrastruktur SPBG
terdapat resiko mendapatkan penyedia jasa yang kurang qualified sesuai
Pada akhir tahun 2017, Kementerian ESDM masih belum dapat melaksanakan rencana
kebutuhan.
untuk melanjutkan pembangunan SPBG yang dinyatakan putus kontrak pada tahun anggaran 2015.
2. Proses kalibarasi Gas Meter yang terhambat dikarenakan peralatan kalibrasi
Rencana pembangunan kembali SPBG dimaksud membutuhkan serangkaian review yang
yang masih terbatas di Indonesia.
melibatkan berbagai pihak yang membutuhkan waktu cukup panjang, maka waktu tersisa untuk
C. Pembangunan Infrastruktur SPBG
melaksanakan pembangunan infrastruktur tidak mencukupi. Pembangunan SPBG tersebut
Pada akhir tahun 2017, Kementerian ESDM masih belum dapat melaksanakan
dilanjutkan dengan dana Pertamina.
rencana untuk melanjutkan pembangunan SPBG yang dinyatakan putus kontrak pada
Selain itu, pada tahun 2017 telah dilakukan komisioning 2 (dua) SPBG yang dibangun PT
tahun anggaran 2015. Rencana pembangunan kembali SPBG dimaksud membutuhkan
PGN di Serang dan Cilegon. Pemerintah tetap menjaga komitmennya dalam meningkatkan
serangkaian review yang melibatkan berbagai pihak yang membutuhkan waktu cukup
penggunaan gas bumi dan melaksanakan konversi BBM ke bahan bakar gas di sektor transportasi
panjang, maka waktu tersisa untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur tidak
melalui kegiatan pendistribusian konverter kit. Pada tahun 2017, Kementerian ESDM telah
mencukupi. Pembangunan SPBG tersebut dilanjutkan dengan dana Pertamina.
mendistribusikan konverter kit untuk kendaraan pada lokasi: Palembang, Prabumulih, Depok,
Selain itu, pada tahun 2017 telah dilakukan komisioning 2 (dua) SPBG yang
Subang, Balikpapan, Cirebon, Indramayu, Jakarta, Bogor, Bandar Lampung, Batam, Surabaya,
dibangun PT PGN di Serang dan Cilegon. Pemerintah tetap menjaga komitmennya
Gresik, Sidoarjo, Subang, Sukabumi, Purwakarta, Cilegon, Bandung. Dipilihnya daerah-daerah
dalam meningkatkan
tersebut penggunaan
karena di daerah tersebut telahgas bumi dan
terdapat melaksanakan
fasilitas konversi
Stasiun Pengisian BBM
Bahan ke bahan
Bakar Gas
bakar gas
(SPBG) di sektor
eksisting yang transportasi
telah dibangunmelalui kegiatan pendistribusian
oleh Pemerintah konverter
maupun BUMN/swasta. kit. Pada
Pelaksanaan
tahun 2017,
Konversi Kementerian
BBM ke ESDM telah
BBG untuk Kendaraan mendistribusikan
TA 2017 konverter
sebagaimana tabel kit
dibawah ini. untuk kendaraan
Terdapat beberapa kendala selama pelaksanaan konversi BBM ke BBG, kendala tersebut
64
antara lain
1) Kendaraan umum (taksi) di beberapa kota yang sebelumnya bersedia untuk dipasang konkit,
pada lokasi: Palembang, Prabumulih, Depok, Subang, Balikpapan, Cirebon, Indramayu,
Jakarta, Bogor, Bandar Lampung, Batam, Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Subang, Sukabumi,
Purwakarta, Cilegon, Bandung. Dipilihnya daerah-daerah tersebut karena di daerah
tersebut telah terdapat fasilitas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) eksisting yang
telah dibangun oleh Pemerintah maupun BUMN/swasta. Pelaksanaan Konversi BBM ke
BBG untuk Kendaraan TA 2017 sebagaimana tabel 29.
Terdapat beberapa kendala selama pelaksanaan konversi BBM ke BBG, kendala
tersebut antara lain
1) Kendaraan umum (taksi) di beberapa kota yang sebelumnya bersedia untuk
dipasang konkit, berubah menjadi membatalkan pemasangan konkit tersebut
2) Kendaraan dinas yang masuk list beberapa tidak memenuhi kriteria utk dipasang
3) Perbedaan HS Code Konverter kit antara Bea Cukai dan Kemnperin, yang berakibat
pada tertahannya peralatan converter kit di Pelabuhan masuk ke zona merah
D. Kapasitas Terpasang Kilang LPG
Kapasitas kilang LPG skema hulu dan hilir tahun 2017 adalah sebesar 4,74
MMTPA, angka ini tidak mengalami perubahan dari tahun 2016. Namun demikian
dari kapasitas sebesar 4,74 MMTPA yang beroperasi hanya sebesar 3,84 MMTPA. Hal
ini disebabkan karena ada beberapa kilang skema hulu dan skema hilir yang tidak
beroperasi pada tahun 2017. Sementara itu Badan Usaha yang telah memiliki Izin Usaha
Sementara Pengolahan Gas Bumi yaitu PT. Bumi Jambi Energi pada tahun 2017 masih
dalam tahap konstruksi.
AKUNTABILITAS KERJA
Perbandingan kapasitas kilang LPG dari tahun 2013 sampai tahun 2017 dapat dilihat pada
gambar di bawah.
Perbandingan kapasitas kilang LPG dari tahun 2013 sampai tahun 2017 dapat
dilihat pada gambar di bawah.
Gambar
Gambar 23. 23. Kapasitas
Kapasitas kilangkilang
LPG LPG tahun
tahun 2013––2017
2013 2017
66
Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional guna mendukung kemandirian energi
Nasional. FSRU Banten yang sedang dibangun oleh PT Energi Dian Kemala telah diinisiasi semenjak
tahun 2011 dan direncanakan akan beroperasi pada tahun 2015, namun karena terkendala
beberapa faktor teknis dan non-teknis maka jadwal onstream belum terealisasikan di tahun 2017.
a. Fasilitas
PekerjaanFSRUterhenti pada dari
Banten terdiri pengurugan
kapal yangdan pemadatan
berfungsi lahan dikarenakan
sebagai tempat belum
penyimpanan LNG
selesainya
dan terminal LNG di proses persetujuan
darat yang pembiayaan
berfungsi sebagai fasilitasoleh perbankan
regasifikasi. Progress pembangunan
hinggab. Akhir
PT 2017, adalah
Energi Dian54,01 %. tetap melakukan pekerjaan dengan pembiayaan sendiri,
Kemala
meliputi: Jasa Konsultansi, Survei dan pengurusan perizinan.
Pelaksanaan fasilitasi yang diselenggarakan oleh KESDM terkait pembangunan FSRU
c. Kegiatan Pembangunan dapat diselesaikan pada Oktober 2018 jika pembiayaan
antara lain adalah:
dari perbankan disetujui.
d. Tanggal
1) Pada Kendala utama
23 Mei 2017PT Energi Dian
dilaksanakan rapat Kemala
koordinasidalam
denganpembangunan FSRUdalam
PT Energi Dian Kemala adalah
rangkamasalah finansial
monitoring pencapaian program prioritas pantauan KSP Tahun 2017 dengan hasil
2) antara
Padalain
Tanggal
sebagai16 Agustus 2017 telah dilakukan kunjungan lapangan ke lokasi FSRU
berikut:
a. milik PT Energi
Pekerjaan Dian
terhenti Kemala
pada dalamdan
pengurugan rangka monitoring
pemadatan dan evaluasi
lahan dikarenakan pembangunan
belum selesainya
FSRU,
prosesdengan hasilpembiayaan
persetujuan antara lain sebagai
oleh berikut:
perbankan
b. a.
PT Fasilitas yang
Energi Dian akantetap
Kemala dibangun:
melakukan pekerjaan dengan pembiayaan sendiri, meliputi:
Jasa- Konsultansi, Survei dan
1 unit Floating pengurusan
Storage perizinan.
Unit (FSU) dengan kapasitas 129.000 m3
AKUNTABILITAS KERJA
- Terminal LNG dengan 2 unit Regasifikasi kapasitas 4000 Mton/hari
- Jetty
b. Terminal LNG yang akan dibangun berlokasi di Kawasan Industrial Estate, Cilegon
– Banten seluas 31.000 m3 dengan status lahan sewa dari PT Krakatau Daya Listrik
selama tiga puluh tahun sejak tanggal 24 Januari 2012
c. Pemebelian Fsu telah dilakukan pembelian dimana saat ini posisi FSU sedang dry
docking di Batam
d. Kondisi terminal LNG telah selesai tahap pematangan lahan dan belum dilakukan
pembangunan fasilitas lanjutan dikarenakan alasan finansial
e. Pembangunan direncanakan dimulai Januari 2018 jika pembiayaan perbankan
disetujui.
3) Pada tanggal 25 September 2017 telah dilaksanakan pertemuan antara Ditjen
Migas, PT Energi Dian Kemala dan pihak perbankan (PT Bank CIMB Niaga, PT Sarana
Multi Infrastruktur (Persero), PT BRI (Persero), PT Shinhan Bank Indonesia) untuk
67
membahas kepastian pembiayaan pembangunan FSRU oleh PT Energi Dian Kemala.
Pihak Perbankan menyampaikan bahwa masih terdapat beberapa hal yang masih
menjadi evaluasi terkait persetujuan pembiayaan, antara lain : kondisi supply dan
demand gas bumi di Indonesia, harga gas bumi di pengguna akhir dan keapstian
keberlangsungan proyek.
F. Ruas Pipa Transmisi dan/atau wilayah jaringan distribusi gas bumi
Target akumulasi pembangunan panjang pipa tahun 2017 sesuai dengan PK
Kementerian ESDM adalah sepanjang 12.597 km dengan realisasi sebesar 10.670,55
km atau 84,7% dari target. Pembangunan pipa tidak memenuhi target karena terdapat
badan usaha yang membatalkan atau menunda pembangunan pipa sebagai akibat dari
calon konsumen yang beralih menggunakan bahan pengganti gas dengan harga yang
lebih murah.
Realisasi akumulasi panjang pipa yang sedang dibangun dan terpasang adalah
sebesar 10.670,55KM, terdiri dari pipa transmisi sebesar 4.980,78 KM dan pipa jaringan
distribusi sebesar 5.689,77 KM (akumulasi panjang pipa sampai dengan 31 Desember
2016 sebesar 10.186,98 KM). Penambahan panjang pipa selama tahun 2017 adalah
sebesar 483,57 KM dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 30. Rincian Realisasi Ruas Pipa Transmisi
Tabel 30. Rincian Realisasi Ruas Pipa Transmisi
Panjang
No Badan Usaha
(KM)
1 PT. Energasindo Heksa Karya 14,86
2 PT. Mitra Energi Buana 0,07
3 PT. Krakatau Daya Listrik 1,21
4 PT. Pelangi Cakrawala Losarang 0,28
5 PT. PGN (Persero) Tbk 274,11
6 PT. Pertagas Niaga 0,8
7 PT. Igasutama 1,5
8 PT. Surya Energi Parahita 13,93
9 PT. Dharma Pratama Sejati 18
10 PT. Malamoi Olom Wobok 5,83
11 PT. Petrogas Jatim Utama 19,5
Data Pantauan KSP
12 Penambahan Panjang Pipa Dalam Pembangunan sd 31 124,64
Desember 2017
TOTAL 483,57
UntukUntuk
infrastruktur pipapipa
infrastruktur transmisi
transmisidan
dandistribusi Gas Bumi
distribusi Gas Bumiyang
yangdipantau
dipantau
oleholeh
Kementerian ESDM
Kementerian melalui
ESDM monitoring
melalui lapangan
monitoring dan pelaporan
lapangan Badan Badan
dan pelaporan Usaha, Usaha,
ruas pipa distribusi
ruas pipa
Muara Bekasi Muara
distribusi – Muara Karang
Bekasi telah selesai
– Muara Karangdibangun. Adapun
telah selesai infrastruktur
dibangun. Adapunpipainfrastruktur
transmisi dan
distribusi Gas Bumidan
pipa transmisi yangdistribusi
sedang dalam pembangunan
Gas Bumi dandalam
yang sedang dipantau BPH Migas melalui
pembangunan monitoring
dan dipantau
lapangan dan pelaporan Badan Usaha adalah sebagai berikut :
68
a. GRESIK - SEMARANG (PT Pertagas)
BPH Migas melalui monitoring lapangan dan pelaporan Badan Usaha adalah sebagai
berikut :
a. GRESIK - SEMARANG (PT Pertagas)
Progress pipa tertanam 170 km dari 272.65 km (62.5%). Progres EPC + pipa:
77.68%. Kendala yang dihadapi pembebasan lahan sebesar 26 km untuk wilayah
timur, terdapat crossing pipa dengan badan usaha lain (Barata, BBWS, SPP, dan PT
KAI, serta terdapat isu sosial di Banjarsari.
b. MUARA BEKASI - MUARA KARANG (PT PGN)
PT PGN telah menyelesaikan pembangunan fisik pipa distribusi gas bumi
Muara Bekasi – Muara Karang pada November 2017. Realisasi panjang pipa terpasang
adalah sepanjang 42,324 km. Pipa yang terbangun tersebut tidak mencapai Muara
Karang sebagaimana yang direncanakan, melainkan hanya sampai Pejagalan. Pipa
tersebut difungsikan untuk memperkuat jaringan distribusi gas bumi di wilayah
Jakarta dan sekitarnya sehingga meningkatkan pemanfaatan gas bumi dalam
negeri dan mendukung program pemerintah dalam konversi BBM ke BBG.
c. ORF Semare (Jawa Timur)
- Progres EPC + pipa : 85% dengan panjang pipa tertanam 7.8 km dari 7.8 km
(100%).
- Hydro Test pada pipa utama telah dilaksanakan pada 28 November 2017.
- On Progre ss install spool pipe dan future connection, target gas in 9 Desember
2017.
- Kendala : Keterlambatan penyelesaian installasi spool pipa dan pipe support
sehingga menyebabkan keterlambatan jadwal tie in Semare dan Pier.
d. DURI – DUMAI
- Transmisi (Konsorsium Pertagas dan PGN)
Rencana pembangunan ruas Duri-Dumai sepanjang 67 km.
AKUNTABILITAS KERJA
Telah dilaksanakan groundbreaking jalur transmisi pada tanggal 13
November 2017.
Kick Off Meeting telah dilaksanakan pada 27 November 2017.
Pipa free issue telah dilakukan inspeksi sejumlah 3566 batang dari total 5149
batang pipa.
- Distribusi Dumai (PGN)
Progress fisik pipa distribusi terpasang ± 45 km dari total rencana
pembangunan sepanjang 56 km.
Terdapat deviasi antara target yang ditetapkan dalam matriks KSP dengan
realisasi dikarenakan beberapa PO yang belum dapat direlease dan material
yg belum on site, namun progress di lapangan masih on schedule sehingga
target penyelesaian pada kuartal II tahun 2018 masih optimis dapat tercapai.
e. WNTS-Pemping (PT PGN)
- Rencanapembangunan ruas WNTS-Pemping sepanjang 6 km.
69
- Dalam penyusunan FEED
- Amdal terkontrak 5 Mei 2017 dan progress penyelesaian saat ini 59,4% dan
dalam tahap menunggu hasil siding KA (Notulen siding)
- Menunggu konfirmasi PLN terkait penggunaan Pembangkit listrik untuk
kebutuhan pasar di Batam dan sekitarnya tahun 2018.
f. Gresik-PKG (Looping) (PT PGN)
Pekerjaan di lapangan dilaksanakan mulai tanggal 27 Agustus 2017 setelah
mendapatkan ijin dari Pemkab Gresik berdasarkan Rapat Koordinasi Pekerjaan
Penanaman Pipa Gas Bumi Ruas Manyar – Sembayat oleh Perusahaan Gas Negara
tanggal 3 Agustus 2017, dimana progress konstruksi fisik dan pipeline per Triwulan
III 2017 adalah
g. Grissik-Pusri (PTsebesar 80% (terbangun 9,3 Km dari rencana 11,5 KM).
Pertagas)
g. Grissik-Pusri (PT Pertagas)
- - Progres
Progres
EPC +EPC
pipa+: pipa : 55,91%.
55,91%. Dengan Dengan progres
progres pipa pipa
tertanam tertanam
49.39 km dari49.39 km
176 km dari 176
(28%).
- Pipakm
telah dikirim 12,250 jts dari 14,868 jts
(28%).
- Pipa telah dikirim 12,250 jts dari 14,868 jts
Indikator
Sasaran Strategis Satuan Target Realisasi Capaian
Kinerja
80,51 84,35 88,30 91,16 95,35
Elektrifikasi
Penambahan
Rumah Tangga 3.458.997 2.852.807 3.293.979 2.628.961 3.493.540
Berlistrik
Indikator
Sasaran Strategis Satuan Target Realisasi Capaian
Kinerja
Menyediakan Rasio %
akses dan Elektrifikasi
infrastruktur 92,75 95,35 102,80%
ketenagalistrikan
Secara keseluruhan bahwa realisasi rasio elektrifikasi pada tahun 2017 berjalan dengan AKUNTABILITAS KERJA
Secara keseluruhan bahwa realisasi rasio elektrifikasi pada tahun 2017 berjalan
baik karena terjadi peningkatan rasio elektrifikasi dibandingkan tahun 2016, baik secara nasional
dengan baik karena terjadi peningkatan rasio elektrifikasi dibandingkan tahun 2016, baik
ataupun secara umum di tiap – tiap provinsi di Indonesia. Peningkatan Rasio Elektrifikasi tersebut
secara nasional ataupun secara umum di tiap – tiap provinsi di Indonesia. Peningkatan
disebabkan meningkatnya penyambungan listrik kepada masyarakat oleh PT. PLN (Persero)
Rasio Elektrifikasi tersebut disebabkan meningkatnya penyambungan listrik kepada
dimana selama periode tahun 2017 PT. PLN (Persero) telah menyambung 62.543.434 rumah
masyarakat oleh PT. PLN (Persero) dimana selama periode tahun 2017 PT. PLN (Persero)
tangga.
telah menyambung 62.543.434 rumah tangga.
Tabel 33. Realisasi Rasio Elektifikasi Tiap Provinsi Tahun 2017
72
Rasio Desa Berlistrik
Guna mendukung pembangunan ketenagalistrikan dan bantuan bagi
masyarakat tidak mampu serta menjaga kelangsungan upaya perluasan akses pelayanan
listrik pada wilayah yang belum terjangkau listrik, mendorong pembangunan/
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan, maka Pemerintah
menjalankan program listrik perdesaan, yang merupakan kebijakan dalam bidang
ketenagalistrikan untuk perluasan akses listrik pada wilayah yang belum terjangkau
jaringan distribusi tenaga listrik di perdesaan. Ada 3 (tiga) pendekatan yang dilakukan
untuk memperluas aksesibilitas listrik untuk masyarakat, yaitu:
1. Perluasan Jaringan (Grid Ekspansion);
2. Mini grid/off grid atau Distributed Generation; dan
3. Solar home system atau individual system menggunakan LTSHE.
Perluasan Jaringan (Grid Eskpansion) dilaksanakan dengan cara menambah
infrastruktur ketenagalistrikan (pembangkit, transmisi, dan distribusi tenaga listrik).
Mini grid/off grid atau Distributed Generation dilaksanakan apabila masyarakat tinggal
bersama pada suatu wilayah atau daerah namun jauh dari instalasi listrik PLN. Sehingga
pengembangan Minigrid off grid atau lebih dikenal dengan sebutan distributed
generation dimungkinkan untuk dilakukan baik oleh PLN, BUMD, swasta atau koperasi.
Solar home system atau individual system dilaksanakan apabila masyarakat tinggal
pada suatu wilayah atau daerah secara terpencar atau tersebar sehingga menyulitkan
untuk perluasan jaringan listrik PLN. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan cara
memberikan Solar Home System (SHS), satu SHS untuk satu rumah.
Selain dengan rasio elektrifikasi, untuk mengukur tingkat ketersediaan tenaga
listrik terutama dalam sebuah desa adalah dengan menggunakan rasio desa berlistrik.
Rasio desa berlistrik didapatkan dengan cara membandingkan antara jumlah desa yang
sudah menikmati tenaga listrik dengan jumlah total desa. Upaya percepatan melistriki
AKUNTABILITAS KERJA
desa sampai dengan tahun 2019 sebanyak 2.519 desa sedang dilakukan pemerintah
saat ini. Tabel di bawah menunjukkan rekapitulasi rasio desa berlistrik tahun 2017 pada
setiap provinsi di Indonesia.
73
JUMLAH DESA DESA BERLISTRIK RASIO DESA
NO. PROVINSI
DESA BERLISTRIK PLN NON PLN BERLISTRIK
6 SUMATERA
3.237 2.886 351 100,00%
SELATAN (SUMSEL)
7 JAMBI 1.551 1.342 209 100,00%
8 BENGKULU 1.532 1.480 52 100,00%
9 BANGKA BELITUNG
381 377 4 100,00%
(BABEL)
10 LAMPUNG 2.632 2.402 230 100,00%
11 DKI JAKARTA 267 267 0 100,00%
12 BANTEN 1.551 1.550 0 99,94%
13 JAWA BARAT
5.962 5.960 2 100,00%
(JABAR)
14 JAWA TENGAH
8.578 8.566 12 100,00%
(JATENG)
15 DI. YOGYAKARTA
438 438 0 100,00%
(DIY)
16 JAWA TIMUR
8.502 8.457 45 100,00%
(JATIM)
17 BALI 716 716 0 100,00%
18 NUSA TENGGARA
1.141 1.117 24 100,00%
BARAT (NTB)
19 NUSA TENGGARA
3.270 2.624 628 99,45%
TIMUR (NTT)
20 KALIMANTAR
2.109 1.383 716 99,53%
BARAT (KALBAR)
21 KALIMANTAN
TENGAH 1.569 839 730 100,00%
(KALTENG)
22 KALIMANTAN
2.008 1.909 99 100,00%
SELATAN (KALSEL)
23 KALIMANTAN
1.026 647 379 100,00%
TIMUR (KALTIM)
24 KALIMANTAN
479 186 293 100,00%
UTARA (KALTARA)
25 SULAWESI UTARA
1.836 1.789 47 100,00%
(SULUT)
26 SULAWESI TENGAH
1.986 1.602 384 100,00%
(SULTENG)
27 SULAWESI
3.030 2.778 251 99,97%
SELATAN (SULSEL)
28 SULAWESI
TENGGARA 2.272 1.792 475 99,78%
(SULTRA)
29 SULAWESI BARAT JUMLAH DESA DESA BERLISTRIK RASIO DESA
NO. PROVINSI 648 404 244 100,00%
(SULBAR) DESA BERLISTRIK PLN NON PLN BERLISTRIK
30 GORONTALO 736 690 46 100,00%
31 MALUKU 1.088 659 422 99,36%
32 MALUKU UTARA
1.196 786 410 100,00%
(MALUT)
33 PAPUA BARAT
1.567 453 862 83,92%
(PABAR)
34 PAPUA 4.871 841 1934 56,97%
NASIONAL 82.190 69.649 10.150 97,09%
74
B. Infrastruktur Ketenagalistrikan
1. Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Pada tahun 2017, kapasitas pembangkit tenaga listrik mengalami
penambahan sebesar 1.063,18 MW, dengan lokasi tersebar di berbagai wilayah
Indonesia. Penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik ini diperoleh dari
pelaksanaan pembangunan pembangkit tenaga listrik oleh PLN, Sewa yang
dilakukan oleh PLN, dan Independent Power Producer(IPP). Tabel di bawah.
memperlihatkan rincian penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik pada
tahun 2017, yang sudah sinkron dan Commercial Operation Date(COD).
KAPASITAS
JENIS
NO NAMA PROYEK PROVINSI REALISASI
PEMBANGKIT
(MW)
AKUNTABILITAS KERJA
8 Kalipelus JAWA TENGAH 0,5
9 Semawung DI YOGYAKARTA 0,6
10 Danawarih JAWA TENGAH 0,6
75
KAPASITAS
JENIS
NO NAMA PROYEK PROVINSI REALISASI
PEMBANGKIT
(MW)
19 Karai-7 SUMATERA UTARA 6,7
33 Kupang NTT 15
PLTU
34 Kupang NTT 15
TOTAL 1.063,18
76
sehingga mengalami kemunduran penyelesaian pekerjaan.
Sampai dengan tahun 2017, total kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik di
Indonesia adalah sebesar 60.491,65 MW dengan rincian yang dapat dilihat pada Tabel di bawah
dan pada Gambar berikut dapat dilihat total kapasitas pembangkit tenaga listrik di Indonesia dari
tahun 2011 sampai dengan 2017.
30.000
20.000
10.000
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
AKUNTABILITAS KERJA
3 (JBB) BAGIAN TENGAH
JAWA 315,9
3 (JBT)
JAWA BAGIAN TENGAH 315,9
4 (JBT) BAGIAN TIMUR,
JAWA 528,1
4 BALI
JAWADAN NUSA
BAGIAN TIMUR, 528,1
TENGGARA (JTBN)
BALI DAN NUSA
5 TENGGARA (JTBN)
KALIMANTAN (KAL) 850,7
5
6 KALIMANTAN
SULAWESI (KAL)
(SUL) 850,7
138,2
6
7 SULAWESIDAN
MALUKU (SUL)
PAPUA 138,2
13,4
7 (MALPA)
MALUKU DAN PAPUA 13,4
(MALPA)
TOTAL 4.495
TOTAL 4.495
Pada tabel diatas dapat terlihat kenaikan penambahan Penyaluran Tenaga Listrik pada
Pada tabel diatas dapat terlihat77
kenaikan penambahan Penyaluran Tenaga Listrik pada
tahun 2017 sebesar 4.495 kms jika dibandingkan penambahan Penyaluran Tenaga Listrik pada
tahun 2017 sebesar 4.495 kms jika dibandingkan penambahan Penyaluran Tenaga Listrik pada
tahun 2016 terjadi kenaikan 2 kali. Tidak tercapainya target penambahan penyaluran tenaga
tahun 2016 terjadi kenaikan 2 kali. Tidak tercapainya target penambahan penyaluran tenaga
Pada tabel diatas dapat terlihat kenaikan penambahan Penyaluran Tenaga
Listrik pada tahun 2017 sebesar 4.495 kms jika dibandingkan penambahan Penyaluran
Tenaga Listrik pada tahun 2016 terjadi kenaikan 2 kali. Tidak tercapainya target
penambahan penyaluran tenaga listrik, antara lain dikarenakan beberapa proyek
jaringan transmisi tenaga listrik masih menghadapi permasalahan pembebasan lahan
dan area Right of Way(ROW) dengan masyarakat.
Gambar 27.
Gambar 27. Penjualan
Penjualan Tenaga
Tenaga Listrik Listrik
dalam dalamSusut
Perhitungan Perhitungan SusutListrik
Jaringan Tenaga Jaringan Tenaga
Pola Lama Listrik
VS Pola Baru
Dalam
Dalam rangka
rangka upaya
upaya untuk
untuk menurunkan
menurunkan susut jaringan,
susut jaringan, maka Roadmap
maka Roadmap dan
dan Realisasi
Realisasi
PenetapanPenetapan susut
susut jaringan jaringan
adalah sebagaiadalah
berikutsebagai
: berikut :
Gambar 28.
Gambar 28.Roadmap
Roadmapdan Realisasi
dan Penurunan
Realisasi Susut Jaringan
Penurunan Susut Jaringan
AKUNTABILITAS KERJA
tenaga listrik masih memberikan efek signifikan dalam biaya penyediaan tenaga listrik,
padahal Indonesia memiliki beragam jenis sumber daya energi yang lebih efisien dan
dapat dimanfaatkan sebagai pengganti BBM. Pemerintah secara berkesinambungan
berupaya untuk memperbaiki energi mix pembangkitan tenaga listrik dengan
mendorong pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT untuk menekan secara
maksimal penggunaan BBM dalam pembangkitan tenaga listrik1.
Pangsa energi primer BBM untuk pembangkit tenaga listrik pada tahun 2017
diperkirakan sebesar 5,81% dari target sebesar 4,66%. Angka presentase ini merupakan
porsi produksi listrik yang dibangkitkan dari pembangkit berbahan bakar BBM (+BBN)
terhadap total produksi listrik, yaitu 14.787,52 GWh dibagi dengan 254.487,66 GWh.
1
Untuk capaian bauran energi sampai dengan akhir tahun 2017, masih merupakan prognosa yang mengacu pada
Laporan Realisasi Pertumbuhan Penjualan Listrik, Volume Penjualan dan Bauran Energi Triwulan II Tahun 2017 PT. PLN
(Perero), dimana sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170 / PMK.02 / 2013 Pasal 6 bahwa laporan realisasi tersebut
disampaikan secara triwulanan dan paling lambat 45 (empat puluh lima) hari setelah triwulan yang bersangkutan berakhir.
79
sebesar 5,81% dari target sebesar 4,66%. Angka presentase ini merupakan porsi produksi listrik
yang dibangkitkan dari pembangkit berbahan bakar BBM (+BBN) terhadap total produksi listrik,
yaitu 14.787,52 GWh dibagi dengan 254.487,66 GWh.
Adapun rincian prognosa pemakaian energi primer tahun 2017 adalah BBM (termasuk
Adapun
BBN) sebesar 3,60 rincian
juta KL prognosa
(14.787,52 GWh),pemakaian energi
gas sebesar primer
506.929 BBTUtahun 2017 adalah
(63.152,75 GWh), batu
BBM (termasuk BBN) sebesar 3,60 juta KL (14.787,52 GWh), gas sebesar 506.929 BBTU
bara sebesar 52,5 juta ton (145.624,39 GWh), air sebesar 17.957,76 GWh, panas bumi, dan energi
(63.152,75 GWh), batu bara sebesar 52,5 juta ton (145.624,39 GWh), air sebesar 17.957,76
terbarukan lainnya sebesar 12.965,24 GWh.
GWh, panas bumi, dan energi terbarukan lainnya sebesar 12.965,24 GWh.
Pencapaian keberhasilan dari sasaran ini dilihat dari indikator kinerja yang disertai target
Pencapaian keberhasilan dari sasaran ini dilihat dari indikator kinerja yang
dan realisasi sebagaimana tercantum dalam tabel beriskut:
disertai target dan realisasi sebagaimana tercantum dalam tabel beriskut:
Tabel 38. Realisasi Indikator Pangsa Energi Primer BBM Untuk Pembangkit Listrik
Tabel 38. Realisasi Indikator Pangsa Energi Primer BBM Untuk Pembangkit Listrik
Capaian dari indikator kinerja Pangsa Energi Primer BBM untuk Pembangkit
Tenaga Listrik yaitu
1 1. bauran
Untuk capaian BBM energi sampai dengan akhir tahun 2017, masih merupakan prognosa yang
mengacu pada Laporan Realisasi
Realisasi Pertumbuhan
dari pangsa Penjualan
energi primer Listrik,
untuk Volume tenaga
pembangkit Penjualan dandari
listrik Bauran
BBM Energi
Triwulan II Tahunditambah
2017 PT. PLN (Perero),
dengan BBN adalahdimana
sebesarsesuai
5,81%.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170 /
PMK.02 / 2013 Pasal 6 bahwa laporan realisasi tersebut disampaikan secara triwulanan dan paling
2. Non BBM
lambat 45 (empat puluh lima) hari setelah triwulan yang bersangkutan berakhir.
Realisasi dari pangsa energi primer untuk pembangkit tenaga listrik dari Non BBM
adalah sebagai berikut :
• Gas 24,82%
• Batubara 57,22%
• Hydro 7,06%
• Panas Bumi dan EBT lainnya 5,09%
80
Realisasi dari pangsa energi primer untuk pembangkit tenaga listrik dari Non BBM adalah
sebagai berikut :
• Gas 24,82%
• Batubara 57,22%
• Hydro 7,06%
• Panas Bumi dan EBT lainnya 5,09%
Perkembangan dan Target Energi Primer Pembangkit Listrik Tahun 2009-2016 dapat
Perkembangan dan Target Energi Primer Pembangkit Listrik Tahun 2009-2016 dapat digambarkan
digambarkan sebagai berikut :
sebagai berikut :
Pencapaian
Pencapaian target
target pengurangan
pengurangan pangsapangsa
energi energi
primerprimer BBM untuk
BBM untuk pembangkit
pembangkit tenaga
listrik
tenagapada tahun
listrik 2017,
pada melalui:
tahun 2017, melalui:
1.1. Dominasi Pembangkit
Dominasi ListrikListrik
Pembangkit TenagaTenaga
Uap (PLTU)
UapBatubara
(PLTU) memiliki
Batubaraprosi dalam pembangkitan
memiliki prosi dalam
AKUNTABILITAS KERJA
tenaga listrik lebih dari
pembangkitan 57,22%;
tenaga listrik lebih dari 57,22%;
2. Porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam pembangkitan tenaga listrik hanya
berkisar sekitar 12,15% dimana penyumbang terbesar porsi EBT masih berasal dari
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA);
3. Porsi gas dalam pembangkitan tenaga listrik hanya sekitar 24,82% atau mengalami
penurunan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dikarenakan tidak
maksimalnya penyerapan gas PLTMG Bangkanai, adanya gangguan transportasi gas
ruas pipa untuk pembangkit di Belawan dan Arun, adanya gangguan kompresor
PLTGU Sengkang dan tidak optimalnya penyerapan gas JOB Jambi Merang di Pusat
Listrik Payo Selincah;
4. Porsi pemakaian BBM (+BBN) melampaui target yang telah ditetapkan, yaitu 5,81%
dari yang ditargetkan sebesar 4,66% akibat pemakaian gas yang belum mencapai
target;
81
apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dikarenakan tidak maksimalnya penyerapan
gas PLTMG Bangkanai, adanya gangguan transportasi gas ruas pipa untuk pembangkit di
Belawan dan Arun, adanya gangguan kompresor PLTGU Sengkang dan tidak optimalnya
penyerapan gas JOB Jambi Merang di Pusat Listrik Payo Selincah;
4. Porsi pemakaian BBM (+BBN) melampaui target yang telah ditetapkan, yaitu 5,81% dari yang
ditargetkan sebesar 4,66% akibat pemakaian gas yang belum mencapai target;
3.1.4 Sasaran Strategis IV: Meningkatkan Diversifikasi Energi
3.1.4 Sasaran Strategis IV: Meningkatkan Diversifikasi Energi
Tabel
Tabel 39.39. SasaranStrategis
Sasaran Strategis IVIV
82
dengan
target kondisiterpasang
kapasitas yang ada. yang
Mundurnya target COD beberapa PLTP tersebut berpengaruh terhadap
ditetapkan.
target kapasitas terpasang yang ditetapkan.
Target Kapasitas Terpasang PLTP tahun 2017 adalah sebesar 1.858,5 MW, dan realisasi
Target Kapasitas
sampai Triwulan Terpasang
IV sebesar 1.808,5 PLTP tahuncapaian
MW atau 2017 adalah sebesar
97,31%. 1.858,5kapasitas
Tambahan MW, dan terpasang
realisasi
sampai Triwulan
diperoleh dari: IV sebesar 1.808,5 MW atau capaian 97,31%. Tambahan kapasitas terpasang
diperoleh dari:
• PLTP Ulubelu
• PLTP Unit 4 (55 MW)
Ulubelu Unit yang
4 (55telah
MW)COD yangpada
telah25COD
Aprilpada
2017;25 April 2017;
• PLTP Ulubelu Unit 4 (55 MW) yang telah COD pada 25 April 2017;
• PLTP Sarulla
• PLTPUnitSarulla
2 (110Unit
MW)2yang(110 telah
MW)COD yangpada
telah2 Oktober
COD pada 2017;
2 Oktober 2017;
• PLTP Sarulla Unit 2 (110 MW) yang telah COD pada 2 Oktober 2017;
Adapun capaian
Adapun capaian realisasi kapasitas terpasang2017
realisasi kapasitas terpasang PLTP tahun PLTPtercantum pada
tahun 2017 tabel
tercantum
Adapun capaian realisasi kapasitas terpasang PLTP tahun 2017 tercantum pada tabel
berikut. pada tabel berikut.
berikut.
Tabel 40. Realisasi Kapasitas
Tabel 40. Realisasi Terpasang
Kapasitas Terpasang PLTP Tahun
PLTP Tahun 20172017
Tabel 40. Realisasi Kapasitas Terpasang PLTP Tahun 2017
Indikator Satuan Target Realisasi Capaian
Indikator Satuan Target Realisasi Capaian
Kapasitas terpasang
Kapasitas terpasang MW 1.858,5 1.808,5 97,31%
PLTP MW 1.858,5 1.808,5 97,31%
PLTP
Tabel
Tabel41. Realisasi
41.Tabel Kapasitas
41. Realisasi
Realisasi Terpasang
Kapasitas
Kapasitas PLTBioenergi
Terpasang PLT
Terpasang PLT Bioenergi
Bioenergi
Indikator
IndikatorKinerja
Kinerja Satuan
Satuan Target Realisasi
Realisasi Capaian(%)
Capaian (%)
Kapasitas
Kapasitasterpasang
terpasang
PLT
PLTBioenergi
Bioenergi MW
MW 1.881 1.840,7
1.840,7 97,85
97,85
Tabel
Tabel 42.42. KapasitasTerpasang
Kapasitas Terpasang PLT
PLTBioenergi Off Grid
Bioenergi OffSwakelola
Grid Swakelola AKUNTABILITAS KERJA
TOTAL 17
83
Tabel 43. Tambahan Kapasitas Terpasang PLTMH Tahun 2017
Targetdari
berasal tambahan kapasitas
anggaran APBN,terpasang PLTM/MH
Dana Alokasi Khususpada tahun
(DAK), 2017
dan adalah 112,55
Independent PowerMW yang
Producer(IPP),
berasalrealisasi
dari anggaran APBN,pada
yang dicapai Dana Alokasi
tahun 2017Khusus (DAK), 43,77
ialah sebesar dan Independent Power sebesar
MW atau capaian Producer(IPP),
38,88 % dari
realisasi yangyang
target dicapai pada tahun 2017 ialah sebesar 43,77 MW atau capaian sebesar 38,88 % dari
ditetapkan.
target yang ditetapkan.
Realisasi tersebut didapat dari 0,209 MW pembangunan PLTMH melalui APBN Direktorat
RealisasiEBTKE,
Jenderal tersebut0,11
didapat
MWdari 0,209 MW pembangunan
pembangunan PLTMH
PLTMH melalui Danamelalui
AlokasiAPBN Direktorat
Khusus, 43,45 MW
Jenderal EBTKE,Realisasi
pembangunan0,11 MW
PLTMH pembangunan
melalui
tersebut dana IPP.PLTMH
didapat melalui
dari 0,209 MW Dana Alokasi Khusus,
pembangunan PLTMH 43,45 MW APBN
melalui
pembangunan PLTMH
Direktorat melalui
Jenderal dana 0,11
EBTKE, IPP. MW pembangunan PLTMH melalui Dana Alokasi Khusus,
Tabel44.
Tabel 44.Pembangunan
Pembangunan PLTMH
PLTMH TahunTahun 2017 APBN
2017 Dengan Dengan APBN
Tabel 44. Pembangunan PLTMH Tahun 2017 Dengan APBN
KAP. JUMLAH
NO PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA
SAMBUNGAN
KAP. (MW)JUMLAH
NO PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA
(MW) SAMBUNGAN
1 Sulawesi Selatan Sinjai Sinjai Borong Batu Belerang 0,035 75
1 Sulawesi Selatan Sinjai Sinjai Borong Batu Belerang 0,035 75
2 Sumatera Barat Solok Tigo Lurah Nagari Grabak 0,050 163
2 Sumatera Barat Solok Tigo Lurah Data 0,050
Nagari Grabak 163
3 Sumatera barat Pasaman Mapat Tunggul Data
Muaro Sungai 0,041 179
3 Sumatera barat Pasaman Selatan Muaro Sungai
Mapat Tunggul Lolo 0,041 179
4 Sumatera Utara Toba Samosir SelatanNassau LoloRau Timur 0,048 80
4 Sumatera Utara Toba Samosir Nassau Rau Timur 0,048 80
5 Sumatera Utara Toba Samosir Silaen Natolutali 0,035 50
5 Sumatera Utara Toba Samosir Silaen Natolutali 0,035 50
TOTAL 0,209 547
TOTAL 0,209 547
Tabel 45. Pembangunan PLTMH Tahun 2017 Dengan DAK
Tabel 45. Pembangunan PLTMH Tahun 2017 Dengan DAK
KAP. JUMLAH
NO PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA
(MW) SAMBUNGAN
KAP. JUMLAH
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA
(MW) SAMBUNGAN
KAP. JUMLAH
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA
(MW) SAMBUNGAN
AKUNTABILITAS KERJA
dikarenakan beberapa hal :
• Pembangunan PLTMH dengan menggunakan dana APBN mengalami kendala antara
lain ada kendala cuaca di lokasi, sehingga pengiriman material terhambat. Untuk
pembangunan PLTMH di tahun 2017 terdapat 1 (satu) kegiatan pembangunan
PLTMH yang menjadi kegiatan luncuran ke tahun 2018 (PMK 243), yaitu
Pembangunan PLTMH di Provinsi Sumatera Utara I (Kab. Tapanuli Selatan, Kec. Dolok
Sianipar) dengan kapasitas 0,04 MW dengan rencana jumlah sambungan sebanyak
142 sambungan.
• Pembangunan PLTMH dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus mengalami
kendala yang menyebabkan banyak pembangkit yang tidak dibangun diantaranya :
a. Tahapan perencanaan Dinas Provinsi kurang baik dikarenakan banyak Studi
Kelayakan Usulan pembangkit2 yang disampaikan ke KESDM merupakan studi
kelayakan tahun lama yang belum diverifikasi kembali jadi apabila usulan
tersebut diakomodir dan ada perubahan sehingga tidak dapat dibangun.
85
di tahun 2017 terdapat 1 (satu) kegiatan pembangunan PLTMH yang menjadi kegiatan luncuran
ke tahun 2018 (PMK 243), yaitu Pembangunan PLTMH di Provinsi Sumatera Utara I (Kab.
Tapanuli Selatan, Kec. Dolok Sianipar) dengan kapasitas 0,04 MW dengan rencana jumlah
sambungan sebanyak 142 sambungan.
• Pembangunan PLTMH dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus mengalami kendala yang
menyebabkan banyak pembangkit yang tidak dibangun diantaranya :
b. Kekeliruan penempatan kode akun (rekening) DPA beberapa Provinsi penerima
a. Tahapan perencanaan Dinas Provinsi kurang baik dikarenakan banyak Studi Kelayakan
DAK ESKpembangkit2
Usulan yang awalnya barang yang
yang disampaikan akan diserah
ke KESDM terimakan
merupakan kepada
studi kelayakan tahunmasyarakat
lama
seharusnya berada pada
yang belum diverifikasi jenis
kembali barang
jadi apabila jasatersebut
usulan namundiakomodir
tercantum
dan pada jenis belanja
ada perubahan
modal.
sehingga tidak dapat dibangun.
b. Kekeliruan penempatan kode akun (rekening) DPA beberapa Provinsi penerima DAK ESK
c. Akibat dari kekeliruan kode akun (rekening) DPA sehingga proses Pengadaan
yang awalnya barang yang akan diserah terimakan kepada masyarakat seharusnya berada
ataupun LELANG pekerjaan mundur dari perencanaan awal sehingga proses
pada jenis barang jasa namun tercantum pada jenis belanja modal.
selesai lelang atau penandatanganan kontrak tidak sesuai dengan waktu
c. Akibat dari kekeliruan kode akun (rekening) DPA sehingga proses Pengadaan ataupun
penyaluran dana mundur
LELANG pekerjaan triwulan yang
dari sudah ditetapkan
perencanaan awal sehinggaoleh Kementerian
proses selesai lelang Keuangan
atau
tidak dapat tercapai
penandatanganan menyebabkan
kontrak penyaluran
tidak sesuai dengan danadana
waktu penyaluran hasiltriwulan
lelangyang
tersebut
sudah tidak
ditetapkan
dapat oleh Kementerian Keuangan tidak dapat tercapai menyebabkan penyaluran dana
dicairkan.
hasil lelang tersebut tidak dapat dicairkan.
d. Terhambatnya proses pembanguna dikarenakan factor Cuaca dimana cuaca
d. Terhambatnya proses pembanguna dikarenakan factor Cuaca dimana cuaca akhir tahun di
akhir tahun di Indonesia sudah memasuki musim penghujan sehingga
Indonesia sudah memasuki musim penghujan sehingga proses pengiriman atau transportasi
proses pengiriman
barang terhambat, atau pekerjaan
dan proses transportasi barangikut
pembangunan terhambat,
terhambat. dan proses pekerjaan
pembangunan ikut terhambat.
Total
Totalcapaian kapasitas
capaian kapasitas pembangkit
pembangkit PLTM/MHPLTM/MH sampai
sampai dengan dengan
tahun 2017 tahun 2017
adalah sebagai
adalah sebagai
berikut : berikut :
Tabel 47. Total Kapasitas Terpasang Pembangkit PLTM/MH s.d. Tahun 2017
Tabel 47. Total Kapasitas Terpasang Pembangkit PLTM/MH s.d. Tahun 2017
Total Kapasitas
Kapasitas Terpasang s.d. Tambahan Kapasitas
Nama Pembangkit Terpasang s.d.
Tahun 2016 Terpasang di Tahun 2017
Tahun 2017
Tabel 49. Total Kapasitas Terpasang Pembangkit PLTS s.d. Tahun 2017
Tabel 49. Total Kapasitas Terpasang Pembangkit PLTS s.d. Tahun 2017
87
E. Kapasitas Terpasang PLT Bayu
E. Kapasitas Terpasang PLT Bayu
Rencana jumlah kapasitas terpasang PLTB dengan mengacu pada dokumen
Renstra Kementerian ESDM ialah sebesar 19,8 MW di tahun 2017, namun tidak dapat
terealisasikan pada tahun 2017. Sampai dengan akhir tahun 2017 jumlah kapasitas
terpasang PLTB adalah sebesar 1,12 MW. Pada tahun 2017, belum ada Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu (PLTB) yang mencapai Commercial Operation Date. Target peningkatan
kapasitas terpasang PLTB dalam waktu dekat adalah sebesar 135 MW pada tahun 2018,
yang dibangun oleh Independent Power Producer (IPP). Kedua PLTB tersebut berlokasi
di Kabupaten Sidrap (75 MW) dan Kabupaten Jeneponto (60 MW), saat ini keduanya
sedang dalam progress penyelesaian pembangunan. Progres pembangunan PLTB di
Kabupaten Sidrap pada Bulan Desember 2017 sudah mencapai 90%, sedangkan progres
pembangunan PLTB di Kabupaten Jeneponto baru mencapai 50%.
CAB.
45 BALI
KALBAR AJ Bali Timur IPP
IPP PLTPTBAYU
DRM A 0,5 -2014
2011 6 1
PONTIANAK
6 SULSEL IPP BARUBASA 0,2 2011
5 BALI AJ Bali Timur IPP PLT BAYU 0,5 2014 6
TOTAL 1,12
6 SULSEL IPP BARUBASA 0,2 2011
TOTAL 1,12
2. Produksi Biofuel
2. Produksi Biofuel
Target produksi Biofuel di tahun 2017 adalah sebesar 4,20 Juta KL, produksi Biofuel di
Target produksi Biofuel di tahun 2017 adalah sebesar 4,20 Juta KL, produksi
tahun 2017 adalah sebesar 3,41 Juta KL 2 atau capaian sebesar 81,19% dari target di tahun 2017.
Biofuel dibiofuel
Produksi tahunIndonesia
2017 adalah
yang sebesar
dominan3,41 Jutabiodiesel,
berupa KL atau untuk
capaian
2
sebesar
biofuel 81,19%
lainnya dari
belum
target di tahun 2017. Produksi biofuel Indonesia yang dominan berupa biodiesel, untuk
berkembang.
biofuel lainnya belum berkembang.
Tabel 51. Realisasi Produksi Biofuel
Tabel 51. Realisasi Produksi Biofuel
Produksi Biofuel 4,20 Juta KL 3,41 Juta KL 6,71 Juta KL 3,58 Juta KL
2
Realisasi produksiHingga Tahun
Biofuel di tahun2017, mekanisme
2017 baru pengadaan
bisa didapat Biodiesel
di bulan Februari dalam
2018, kerangka
sedangkan nilai pembiayaan Oleh
realisasi per November
2017 (data per 8 Januari
Badan 2018)Dana
Pengelola adalahPerkebunan
sebesar 3,131Kelapa
Juta KL.Sawit telah berjalan cukup baik selama 5 periode,
namun demikian produksi Biodiesel Tahun 2017 mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2016
dan belum dapat mencapai target produksi Biofuel
88 Tahun 2017 sebesar 4,20 Juta KL karena
kendala sebagai berikut:
Hingga Tahun 2017, mekanisme pengadaan Biodiesel dalam kerangka
pembiayaan Oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit telah berjalan cukup
baik selama 5 periode, namun demikian produksi Biodiesel Tahun 2017 mengalami
penurunan dibandingkan Tahun 2016 dan belum dapat mencapai target produksi
Biofuel Tahun 2017 sebesar 4,20 Juta KL karena kendala sebagai berikut:
1. Sektor PSO dan pembangkit listrik sebagai penyerap utama produksi Biodiesel
mengalami penurunan alokasi yang dikarenakan beberapa hal yaitu:
a. Hilangnya sistem konsinyasi Biosolar pada end depot untuk mengantisipasi
penyaluran yang tidak sesuai dan mempertimbangkan ketersediaan sarana dan
fasilitas PT Pertamina (tersalur ke Biosolar Non PSO) sejak proses pengadaan
tahap IV (Mei – Oktober 2017);
b. Keterlambatan proses pengadaan Biodiesel untuk sektor PSO dan pembangkit
listrik tahap IV.
2. Penyerapan Biodiesel pada sektor Non PSO belum optimal yang disebabkan oleh
beberapa hal sebagai berikut:
a. Belum membaiknya harga Solar dunia dan belum adanya mekanisme insentif
untuk mendorong kinerja sektor Non PSO. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun
2016 memberikan kesempatan sektor Non PSO dapat diberikan insentif Dana
Perkebunan (Pasal 19 ayat 1), namun sektor yang dapat pendanaan harus
ditetapkan terlebih dahulu oleh Komite Pengarah dengan mempertimbangkan
kecukupan dana.
b. Masih terdapat resistensi dari pengguna akhirdimana masih terdapat permintaan
pasokan minyak solar murni (B0) dari konsumen akhir sehubungan isu teknis
terkait operasional maupun maintenance penggunaan B20 yaitu untuk PT Kereta
Api Indonesia, Alutsista TNI dan Mobile Power Plant (MPP) PT PLN. Selain itu juga
adanya klaim warranty OEM yang belum mempersyaratkan penggunaan B20
AKUNTABILITAS KERJA
terutama pada jenis heavy duty engine.
3. Penurunan kondisi pasar ekspor Biodiesel karena adanya isu anti dumping.
89
4. Kementerian ESDM bersama dengan Lemigas telah melakukan kajian pemanfaatan
Biodiesel 30% (B30) dan green diesel sebagai campuran bahan bakar minyak dan
pengaruhnya terhadap komponen saluran bahan bakar mesin diesel sebagai
kajian awal pemanfaatan B30 dalam persiapan implementasi B30 pada tahun 2020
sesuai amanat Permen ESDM No 32 Tahun 2008 sebagaimana diubah terakhir kali
dengan Permen ESDM No 12 Tahun 2015, serta telah mengadakan forum diskusi
pemanfaatan B30 dengan melibatkan stakeholder terkait dan OEM yang telah
melakukan pengujian B30;
5. Kementerian ESDM telah melaksanakan uji korelasi laboratorium bahan bakar
nabati dalam upaya membantu laboratorium produsen BBN untuk meningkatkan
kinerja laboratorium dalam menguji kualitas biodiesel yang diproduksi (quality
control) dan untuk membuktikan secara obyektif terhadap unjuk kerja laboratorium-
laboratorium penguji BBN khususnya untuk biodiesel (B100);
6. Meningkatkan pengawasan dan koordinasi secara rutin dengan pihak-pihak terkait
terutama PT Petamina (Persero) dan PT AKR Coporindo Tbk agar proses penyaluran
Biodiesel untuk sektor PSO dan pembangkit dapat berjalan lancar, tepat waktu serta
untuk mencegah terjadinya kekosongan stok Biodiesel di TBBM;
7. Dalam rangka meningkatkan pengawasan penyaluran Bahan Bakar Nabati jenis
Biodiesel, kami telah mengundang pihak-pihak terkait untuk membahas pengenaan
sanksi/denda kepada BU BBM yang melaksanakan pengadaan BBN jenis Biodiesel
dalam kerangka pembiayaan BPDPKS yang tidak melakukan pencampuran BBN
dalam BBM;
8. Pada sektor pertambangan, telah dilakukan koordinasi dengan stakeholder industri
Tambang (perusahaan tambang, Original Equipment Manufacture/OEM, Ditjen
Mineral dan Batubara serta asosiasi terkait). Saat ini terdapat sekitar 23% dari Kontrak
Karya dan 20% dari Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B)
yang telah menggunakan biodiesel untuk alat beratnya dengan rata-rata blending
10% (B10). Untuk penerapan B20 masih menunggu hasil kajian yang sedang
dilakukan beberapa OEM, dan akan dikoordinasikan oleh Kementerian ESDM;
9. Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan data, informasi dan
klarifikasi terkait isu anti dumping.
90
hasil kajian yang sedang dilakukan beberapa OEM, dan akan dikoordinasikan oleh Kementerian
ESDM;
9. Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan data, informasi dan klarifikasi
terkait isu anti dumping.
3.1.5
3.1.5 Sasaran
SasaranStrategis V: Meningkatkan
Strategis EfisiensiEfisiensi
V: Meningkatkan Pemakaian Energi dan Pengurangan
Pemakaian Energi dan
Emisi Pengurangan Emisi
Tabel
Tabel 52.52. Sasaran
Sasaran Strategis
Strategis V V
1. 1. Intensitas Energi
Intensitas Energi
Intensitas energi adalah jumlah konsumsi energi untuk menghasilkan
Intensitas energi adalah jumlah konsumsi energi untuk menghasilkan setiap satuan
setiap
Produk satuan
DomestikProduk Domestik
Bruto (PDB). Bruto
Semakin (PDB).
rendah Semakin
angka intensitasrendah angkabarrel
energi dalam intensitas energi
oil equivalent
dalam barrel
(BOE) per oilPDB,
satuan equivalent (BOE)produktif
maka semakin per satuan PDB, maka
dan efisien semakin
penggunaan produktif
energi di sebuahdan efisien
negara.
penggunaan energi di sebuah negara.
Target
Target penurunan
penurunan intensitas
intensitas energi energi tahun
tahun 2017 2017
adalah adalah Tercapainya
Tercapainya efisiensi
efisiensi pemakaian
pemakaian
energi primerenergi primer
dari 437 dari 437Rp.BOE/Miliar
BOE/Miliar Rp.2016
pada tahun padamenjadi
tahun 434
2016BOE/Miliar
menjadi 434
Rp., BOE/
dan
Miliar Rp.,sebesar
terealisasi dan terealisasi
434 BOE/sebesar
Miliar Rp.434
atauBOE/ Miliar
capaian Rp. atau capaian tercapai.
tercapai.
Energi
Penurunan intensitas ini didukung oleh berbagai kegiatan konservasi energi yang
dilakukan secara berkelanjutan oleh Direktorat Jenderal EBTKE, antara lain:
Penurunan intensitas ini didukung oleh berbagai kegiatan konservasi energi
AKUNTABILITAS KERJA
1. Audit Energi
yang dilakukan secara berkelanjutan oleh Direktorat Jenderal EBTKE, antara lain:
2. Investment Grade Audit (IGA)
1. Audit Energi
3. Manajer Energi dan Auditor Energi
2. Investment Grade Audit (IGA)
4. Labelisasi Hemat Energi
3. Manajer Energi dan Auditor Energi
5. Pengawasan Labelisasi Tanda Hemat Energi
6.4. Pelaksanaan
LabelisasiPeningkatan
Hemat Energi
Kapasitas di Bidang Konservasi Energi
7.5. Penyiapan
Pengawasan Labelisasi Tanda
dan Penyebarluasan Hemat
Informasi danEnergi
Sosialisasi Konservasi Energi
8.6. Kegiatan
Pelaksanaan Peningkatan
Penghargaan Kapasitas
Efisiensi Energi di Bidang
Nasional (PEEN)Konservasi Energi
2017 (Subroto Awards)
7. Penyiapan dan Penyebarluasan Informasi dan Sosialisasi Konservasi Energi
8. Kegiatan Penghargaan
Secara rinci Efisiensikonservasi
berbagai program Energi Nasional (PEEN) di
energi tersebut 2017
atas(Subroto
dijelaskanAwards)
lebih lanjut
Secara
pada Lampiran III. rinci berbagai program konservasi energi tersebut di atas dijelaskan
lebih lanjut pada Lampiran III.
2. Penurunan Emisi CO2
2. Penurunan Emisi CO2
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca merupakan dokumen rencana
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca merupakan dokumen
kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung menurunkan
rencana kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak
emisi gas rumah kaca sesuai dengan target pembangunan nasional yang dituangkan dalam
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 61 Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan
91 merupakan pedoman perencanaan, pelaksanaan,
Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) yang
monitoring, dan evaluasi penurunan emisi Gas Rumah Kaca. Dalam Perpres Nomor 61 Tahun 2011
langsung menurunkan emisi gas rumah kaca sesuai dengan target pembangunan
nasional yang dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 61 Tahun 2011
Tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) yang
merupakan pedoman perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi penurunan
emisi Gas Rumah Kaca. Dalam Perpres Nomor 61 Tahun 2011 ini terdapat penjabaran
target dan strategi penurunan emisi gas rumah kaca pada lima sektor utama yang
meliputi pertanian; kehutanan dan lahan gambut; energi dan transportasi; industri; dan
pengelolaan limbah.
Direktorat Konservasi Energi terus mengupayakan kegiatan-kegiatan yang
mendukung implementasi penurunan emisi gas rumah kaca untuk memenuhi komitmen
pemerintah RI dalam menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26% dengan usaha
sendiri atau mencapai 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2020, dimana
target RAN GRK sampai dengan 2020 adalah 30 Juta Ton CO2.
Hingga saat ini Pencapaian Penurunan Emisi di sektor energi pada tahun 2017
mencapai sebesar 33,95 Juta Ton CO2 atau mencapai 101,05% dari target yang ditetapkan.
Perhitungan ini berdasarkan metodologi Measurement, Reporting and Verification
(MRV) yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dimana
Tabellag
perhitungan data tersebut 54.satu tahun.
Rincian Penurunan Emisi CO2
Tabel 54. Rincian Penurunan Emisi CO2
Tabel 54. Rincian Penurunan Emisi CO2
Indikator Target 2017 Realisasi 2017 Target Renstra Realisasi 2016
Indikator Target 2017 Realisasi 2017 Target Renstra Realisasi 2016
Penurunan 33,6 Juta Ton 33,95 Juta Ton 20,60 Juta Ton 31,6 Juta Ton
Penurunan 33,6 Juta Ton 33,95 Juta Ton 20,60 Juta Ton 31,6 Juta Ton
Emisi CO2
Emisi CO2
3.1.6 Sasaran Strategis VI: Meningkatkan Produksi Mineral dan Peningkatan Nilai
3.1.6 Sasaran Strategis VI: Meningkatkan Produksi Mineral dan Peningkatan Nilai
Tambah
3.1.6 Sasaran
Tambah Strategis VI: Meningkatkan Produksi Mineral dan Peningkatan Nilai
Tambah
Tabel 55. Sasaran VI
Tabel 55. Sasaran VI
Tabel 55. Sasaran VI
92
Sasaran strategis “Meningkatkan produksi mineral dan peningkatan nilai tambah”,
Sasaran strategis “Meningkatkan produksi mineral dan peningkatan nilai tambah”,
capaian realisasinya didukung oleh 7 (tujuh) indikator kinerja yaitu jumlah produksi beberapa
capaian realisasinya didukung oleh 7 (tujuh) indikator kinerja yaitu jumlah produksi beberapa
Sasaran strategis “Meningkatkan produksi mineral dan peningkatan nilai
tambah”, capaian realisasinya didukung oleh 7 (tujuh) indikator kinerja yaitu jumlah
produksi beberapa mineral utama antara lain jumlah produksi mineral emas, perak,
tembaga, timah, produk olahan nikel (Feronikel) dan nikel matte serta Pembangunan
Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian dalam Negeri (Pengolahan dan Pemurnian).
Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
tabel di atas.
Sampai dengan akhir Tahun 2017, realisasi produksi per jenis produk mineral:
emas 82 ton, perak 259 ton, tembaga 245.368 ton, timah 68.702 ton, nikel matte 78.006
ton, produk olahan nikel 598.125 ton. Realisasi pembangunan fasilitas pengolahan
dan pemurnian di tahun 2017 sebanyak 5 unit dari total target yang ditetapkan yaitu
sebanyak 4 unit.
Upaya
1) Melakukan perbaikan
perhitungan ke yang
target depan untuk mencapai
disesuaikan produksi
dengan kondisi mineral
pertambangan sesuai
mineral target
yang
yangada;
direncanakan antara lain:
1) Melakukan
2) Melakukan perhitungan
pembinaan target yang disesuaikan
dan pengawasan dengandan
produksi kondisi pertambangan
penjualan mineral
baik dalam yang
bentuk
1) Melakukan
ada;
perhitungan target yang disesuaikan dengan kondisi pertambangan
administratif maupun pengawasan langsung ke lapangan agar sesuai dengan persetujuan RKAB.
2)mineral yang
Melakukan ada;
pembinaan dan pengawasan produksi dan penjualan baik dalam bentuk
1. 2) Produksi
Melakukan
Mineral
administratifpembinaan dan pengawasan
maupun pengawasan produksi
langsung ke lapangan agardan penjualan
sesuai baik dalam
dengan persetujuan bentuk
RKAB.
administratif maupun pengawasan langsung ke lapangan agar sesuai dengan
1. Berikut
Produksi ini adalah realisasi produksi produk mineral per triwulan dan perkembangannya
Mineral
persetujuan RKAB.
pada tahun 2015-2017.
1. ProduksiBerikut
Mineralini adalah realisasi produksi produk mineral per triwulan dan perkembangannya
Berikut
pada tahun ini
Tabeladalah
2015-2017. realisasi
56. Realisasi produksi
Produksi produk
Mineral Tahun mineral
2017 (Ton) per triwulan dan
perkembangannya pada tahun 2015-2017.
Tabel 56. Realisasi Produksi Mineral Tahun 2017 (Ton)
Komoditas Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Tabel 56. Realisasi Produksi Mineral Tahun 2017 (Ton)
Tembaga 42.036 110.318 189.189 245.368
Komoditas Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Emas 17 41 71 82
Tembaga 42.036 110.318 189.189 245.368
Perak 64 144 224 259
AKUNTABILITAS KERJA
Emas 17 41 71 82
Timah 17.910 35.765 55.603 68.702
Perak 64 144 224 259
Produk Olahan Nikel 106.164 144.687 358.616 598.125
Timah 17.910 35.765 55.603 68.702
Nikel Matte 17.480 37.918 58.404 78.006
Produk Olahan Nikel 106.164 144.687 358.616 598.125
Nikel Matte 17.480 37.918 58.404 78.006
Tabel 57. Perkembangan Produksi Mineral Tahun 2015-2017 (Ton)
Tabel 57. Perkembangan Produksi Mineral Tahun 2015-2017 (Ton)
94
harga kokas dari rata-rata 100 US$/ton pada tahun 2015 menjadi 200-300 US$/ton
sejak akhir tahun 2016. Hal tersebut yang 9mengakibatkan terhentinya kegiatan
produksi PT Cahaya Modern Metal Industri, sedangkan PT Indoferro sejak awal
tidak di desain untuk memurnikan bijih nikel sehingga tingkat keekonomiannya
akan berbeda dengan desain awal dimana PT Indoferro semula didesain untuk
memurnikan bijih besi.
F. Produksi Nikel Matte
Capaian produksi nikel matte sampai dengan tahun 2017 telah terealisasi
sebesar 78.006 Ton atau 98% dari target tahun 2017 sebesar 80.000 ton. Produksi
Nikel matte PT Vale tidak tercapai karena terkendala pembukaan blok baru akibat
permasalahan lahan dengan warga sekitar. Selain itu pada tahun 2017 PT Vale
melakukan maintenance (shutdown sementara) terhadap fasilitas pengolahan dan
pemurniannya.
AKUNTABILITAS KERJA
2) Kegiatan peninjauan pelaksanaan pembangunan fasilitas pengolahan dan
pemurnian ke lapangan bersama para pakar terkait seperti Verifikator Independen,
Puslitbang Tekmira, LIPI, BPPT, Itjen dan pihak terkait lainnya.
3) Mendukung pengolahan dan pemurnian untuk mendapat dukungan fiskal berupa
tax allowance.
95
1) Kegiatan monitoring terhadap dokumen laporan kemajuan pembangunan fasilitas pengolahan
dan pemurnian.
2) Kegiatan peninjauan pelaksanaan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian ke
lapangan bersama para pakar terkait seperti Verifikator Independen, Puslitbang Tekmira, LIPI,
BPPT, Itjen dan pihak terkait lainnya.
3) Mendukung pengolahan dan pemurnian untuk mendapat dukungan fiskal berupa tax allowance.
Berikut ini adalah tabel realisasi fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral
Berikut ini adalah tabel realisasi fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral dalam negeri
dalam negeri per triwulan dan perkembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian
per triwulan dan perkembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral dalam negeri pada
mineral dalam negeri pada tahun 2015-2017.
tahun 2015-2017.
Tabel
Tabel 58.58. Realisasi
Realisasi Pengolahan
Pengolahan dan Pemurnian
dan Pemurnian Tahun 2017Tahun 2017
PENGOLAHAN
DAN TARGET REALISASI
PEMURNIAN
Triwulan I 1 Unit 1 Unit
PT Sumber Baja Prima
Triwulan II -- 1 Unit
PT Surya Saga Utama (Tahap 1)
Triwulan III 1 Unit 1 Unit
PT COR Industri Indonesia
Triwulan IV 2 Unit 2 Unit
1. PT Virtue Dragon
2. PT Sebuku Iron Lateritic Ores (Carry over 2016)
TOTAL 4 Unit 5 Unit
Target
12 UnitRealisasi
5 Unit Target
4 Unit Realisasi
2 Unit Target
4 Unit Realisasi
5 Unit
Berikut adalah 4 unit pengolahan dan pemurnian yang telah dibangun selama tahun 2017
12 Unit 5 Unit 4 Unit 2 Unit 4 Unit 5 Unit
dengan rincian sebagai berikut:
BerikutBerikut
adalah adalah 4 unit pengolahan
4 unit pengolahan dan pemurnian
dan pemurnian yang
yang telah telah dibangun
dibangun selama
selama tahun 2017
1) PT Sumber Baja Prima – Sukabumi, Jawa Barat (Pig Iron)
tahun
dengan 2017
rincian dengan
sebagai rincian sebagai berikut:
berikut:
2) PT Surya Saga Utama – Bombana, Sulawesi Tenggara (FeNi Luppen)
1)
1) PT3) PT SumberPrima
Sumber Baja Prima – Sukabumi, Jawa(Pig
Barat (Pig Iron)
PT CORBaja – Sukabumi,
Industri Indonesia JawaUtara,
– Morowali Barat Iron)
Sulawesi Tengah (NPI)
2) PT Surya Saga Utama – Bombana, Sulawesi Tenggara (FeNi Luppen)
2) PT4)
Surya Saga Dragon–
PT Virtue Utama –Konawe,
Bombana, Sulawesi
Sulawesi Tenggara
Tenggara (FeNi) (FeNi Luppen)
3) PT COR Industri Indonesia – Morowali Utara, Sulawesi Tengah (NPI)
3) PT COR Industri Indonesia – Morowali Utara, Sulawesi Tengah (NPI)
4) PT Virtue Dragon– Konawe, Sulawesi Tenggara (FeNi)
4) PT Virtue Dragon– Konawe, Sulawesi Tenggara (FeNi)
96
Gambar 30. Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian PT Sumber Baja Prima
Gambar dan
Gambar 32. Fasilitas Pengolahan 32. Pemurnian
Fasilitas PT
Pengolahan
COR Industri dan
AKUNTABILITAS KERJA
Pemurnian PT COR Industri Indon
Indonesia
Gambar 32. Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian PT COR Industri Indonesia
97
Gambar 34. Fasilitas Pengolahan dan Pemunian PT Sebuku Iron Lateritic Ores
Gambar 34. Fasilitas Pengolahan dan Pemunian PT Sebuku Iron Lateritic Ores
1 unit pengolahan dan pemurnian yang tertunda pembangunannya pada
tahun 2016, telah selesai pembangunannya pada tahun 2017 yaitu milik PT Sebuku Iron
3.2 Tujuan II: Terwujudnya Optimalisasi Penerimaan Negara Dari Sektor ESDM
Gambar 34. Fasilitas Pengolahan dan Pemunian
Lateritic Ores di Kotabaru, Kalimantan Selatan.PT Sebuku Iron Lateritic Ores
Tujuan strategis II Kementerian ESDM adalah “Terwujudnya Optimalisasi Penerimaan Negara
3.23.2 dari
Tujuan
Sektor
Tujuan ESDM”. Tujuan II didukung
II: Terwujudnya
II: Terwujudnya
oleh satu
Optimalisasi
Optimalisasi
sasaran strategis
Penerimaan
Penerimaan Negara yaitu Mengoptimalkan
NegaraDari Sektor
Dari ESDM
Sektor ESDM
Penerimaan
Negara dari Sektor ESDMstrategis
Tujuan yang terdiri dari empat indikator,
II Kementerian ESDM yaitu: (1) Penerimaan
adalah “Terwujudnya Migas; (2) Penerimaan
Optimalisasi
Tujuan strategis II Kementerian ESDM adalah “Terwujudnya Optimalisasi Penerimaan Negara
Mineral dan Batubara; (3) Penerimaan EBTKE; dan (4) Penerimaan lainnya. Secara lebih
Penerimaan Negara dari Sektor ESDM”. Tujuan II didukung oleh satu sasaran strategis rinci, capaian dari
dari Sektor ESDM”. Tujuan II didukung oleh satu sasaran strategis yaitu Mengoptimalkan Penerimaan
setiapyaitu Mengoptimalkan
sasaran Penerimaan
strategis berikut dengan Negara
capaian dari
indikator Sektor ESDM
kinerjanya yang terdiri
dapat dilihat sebagaidari empat
berikut:
Negara dari Sektor ESDM yang terdiri dari empat indikator, yaitu: (1) Penerimaan Migas; (2) Penerimaan
indikator, yaitu: (1) Penerimaan Migas; (2) Penerimaan Mineral dan Batubara; (3)
Mineral
Sasarandan Batubara;
Strategis (3)Mengoptimalkan
VII: Penerimaan EBTKE; dan (4) Penerimaan
Penerimaan Negaralainnya. SecaraESDM
Dari Sektor lebih rinci, capaian dari
Penerimaan EBTKE; dan (4) Penerimaan lainnya. Secara lebih rinci, capaian dari setiap
setiap sasaran strategis berikut dengan capaian indikator kinerjanya dapat dilihat sebagai berikut:
sasaran strategis berikut dengan capaian indikator kinerjanya dapat dilihat sebagai
berikut:
Sasaran Tabel VII:
Strategis 60. Target dan Realisasi
Mengoptimalkan Indikator Negara
Penerimaan KinerjaDari
Sasaran Strategis
Sektor ESDM VII
Sasaran Strategis VII: Mengoptimalkan Penerimaan Negara Dari Sektor ESDM
SasaranIIStrategis
Tujuan Indikator Penerimaan
: Terwujudnya Optimalisasi Kinerja NegaraTarget ABPN-P
dari Sektor ESDM Realisasi
98
1. Penerimaan Negara Sub Sektor Migas
Jumlah penerimaan negara sub sektor migas diperoleh dari hasil penjumlahan penerimaa
pajak penghasilan, penerimaan bukan pajak dan penerimaan lainnya dari minyak bumi. Penerimaan paj
1. Penerimaan Negara Sub Sektor Migas
penghasilan migas merupakan kewajiban
Jumlah penerimaan pajak
negara penghasilan
sub sektor yang disetorkan
migas diperoleh oleh Kontraktor Kontr
dari hasil penjumlahan
Kerja Samapenerimaaan
(KKKS) kepada
pajakpemerintah
penghasilan,sesuai denganbukan
penerimaan ketentuan
pajak peraturan perpajakan
dan penerimaan lainnyayang berlak
penerimaandari minyak
bukan bumi.
pajak Penerimaan
migas pajakbagian
merupakan penghasilan
negaramigas
yang merupakan kewajiban pajak
diperoleh berdasarkan persentase ba
penghasilan yang disetorkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) kepada
hasil migas antara Pemerintah dan kontraktor, sedangkan penerimaan lainnya dari minyak bu
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku, penerimaan
merupakanbukan
penerimaan bersih
pajak migas dari Domestic
merupakan Marketyang
bagian negara Obligation (DMO)
diperoleh dan Bonus
berdasarkan Production KKK
persentase
Besaran realisasi penerimaan
bagi hasil migas antaranegara subsektor
Pemerintah migas dipengaruhi
dan kontraktor, oleh realisasi
sedangkan penerimaan lifting
lainnya dari migas, har
minyak
minyak mentah bumi merupakan
Indonesia (ICP), costpenerimaan
recovery danbersih dari Domestic
nilai tukar Marketterhadap
Rupiah (kurs) ObligationUS$.
(DMO)
dan Bonus Production KKKS. Besaran realisasi penerimaan negara subsektor migas
dipengaruhi oleh realisasi lifting migas, harga minyak mentah Indonesia (ICP), cost
Pada tahun
recovery dan2017, realisasi
nilai tukar penerimaan
Rupiah subUS$.
(kurs) terhadap sektor migas mencapai Rp. 138,01 Triliun. I
menjadikan pencapaian indikator
Pada tahun kinerjapenerimaan
2017, realisasi penerimaan
sub negara sub mencapai
sektor migas sector migas mencapai 117
Rp. 138,01
dari targetTriliun.
APBNP Ini menjadikan pencapaian
yang ditetapkan indikator
sebesar Rp.kinerja
118,4penerimaan
Triliun. negara sub sector
Di tahun 2017,migas
jumlah realisa
mencapai 117% dari target APBNP yang ditetapkan sebesar Rp. 118,4 Triliun. Di tahun
penerimaan negara sub sektor migas paling banyak diperoleh dari Penerimaan Negara Bukan Paj
2017, jumlah realisasi penerimaan negara sub sektor migas paling banyak diperoleh dari
(PNBP) SDA dengan total
Penerimaan realisasi
Negara Bukan sebanyak Rp.SDA
Pajak (PNBP) 82,5 Miliar.total realisasi sebanyak Rp. 82,5
dengan
Miliar.
Tabel 61. Rincian Penerimaan Negara Subsektor Migas
Tabel 61. Rincian Penerimaan Negara Subsektor Migas
Uraian Realisasi
AKUNTABILITAS KERJA
TOTAL PENERIMAAN MIGAS Rp. 138,01 Triliun
99
2. Penerimaan Negara Sub Sektor Mineral dan Batubara
Sampai dengan akhir Tahun 2017, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebes
Triliun. Berikut ini adalah tabel realisasi PNBP per triwulan dan perkembangan PNBP
pada tahun 2015-2017.
Penerimaan Negara
TabelBukan
64. Pajak (PNBP)
Rumusan Mineral PNBP
perhitungan dan Batubara berasal dari 2 jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Mineral dan Minerba
Batubara berasal dari 2 jenis
Tabel 64. Rumusan perhitungan PNBP Minerba
penerimaan yaitu SDA Minerba dan PNBP Lainnya. Penerimaan SDA Minerba berasal dari
penerimaan yaitu SDA Minerba dan PNBP Lainnya. Penerimaan SDA Minerba berasal dari
pendapatan iuran tetap (landrent/deadrent) dan pendapatan royalti, sedangkan jenis PNBP lainnya
pendapatan
Jenis PNBP iuran tetap (landrent/deadrent)
Bentuk dan pendapatan royalti, sedangkan jenis PNBP lainnya
berasal dari penjualan hasil tambang. Bentuk usaha dari Rumus Perhitungan
Penerimaan SDA Minerba yaitu
berasal dari
SDA Minerba penjualan hasil
Usaha tambang. Bentuk usaha dari Penerimaan SDA Minerba yaitu
pengusahaan IUP, KK dan PKP2B, sedangkan penjualan hasil tambang hanya bersumber dari
pengusahaan IUP, KK dan PKP2B, sedangkan penjualan hasil tambang hanya bersumber dari
Iuran Tetap
pengusahaan PKP2B.
IUP Luas wilayah x Tarif PP No 9/2012
(Landrent / PKP2B.
pengusahaan
Deadrent) KK &PKP2B Luas wilayah x Tarif sesuai kontrak
Dalam upaya pencapaian target PNBP Minerba, terdapat beberapa hambatan yang
berpotensi menurunkan PNBP yaitu antara lain: 100
1) Peningkatan DMO;
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Mineral dan Batubara berasal dari
2 jenis penerimaan yaitu SDA Minerba dan PNBP Lainnya. Penerimaan SDA Minerba
berasal dari pendapatan iuran tetap (landrent/deadrent) dan pendapatan royalti,
sedangkan jenis PNBP lainnya berasal dari penjualan hasil tambang. Bentuk usaha dari
Penerimaan SDA Minerba yaitu pengusahaan IUP, KK dan PKP2B, sedangkan penjualan
hasil tambang hanya bersumber dari pengusahaan PKP2B.
Dalam upaya pencapaian target PNBP Minerba, terdapat beberapa hambatan
yang berpotensi menurunkan PNBP yaitu antara lain:
1) Peningkatan DMO;
2) Beberapa permasalahan perusahaan;
3) Future Tax PKP2B Generasi I.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan Kementerian ESDM dalam pencapaian target
PNBP adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan kerjasama dengan instansi terkait (Pemda, KPK, BPKP, BPK, Kemendag
dan Kemenkeu):
a. Audit Kewajiban PNBP SDA PertambanganUmum (Tim OPN-BPKP dan BPK RI);
b. Kerjasama informasi data ekspor Mineral dan Batubara dengan Kemendag,
Kemenhub dan Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu;
c. Meminta Pemerintah Daerah untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan
pembinaan.
2) Kewajiban PNBP dibayar di depan sebelum melakukan pengapalan;
3) Mempercepat proses amandemen Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B);
4) Pemberian sanksi berupa penghentian pengapalan dan pencabutan izin bagi
perusahaan yang masih mempunyai tunggakan kewajiban PNBP;
5) Menjaga keberlanjutan usaha pertambangan Minerba, khususnya untuk komoditi
AKUNTABILITAS KERJA
batubara dengan menerapkan tarif royalty sesuai dengan PP No. 9/2012;
6) Intensifikasi pelaksanaan kepatuhan wajib bayar untuk membayar kewajibannya;
7) Bimbingan teknis kepada pengusahaan Minerba dan pemerintah daerah terkait tata
cara pembayaran PNBP secara online (SIMPONI).
101
3. Penerimaan Negara Sub Sektor EBTKE
Target Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE adalah Rp. 0,65 Triliun dan realisasi sebesar
3. 3. Penerimaan
Penerimaan
NegaraNegara Sub EBTKE
Sub Sektor Sektor EBTKE
Rp. 0,933 Triliun atau capaian kinerja 139%. terpenuhinya target realisasi PNBP pada tahun 2017
Target PNBP
Target Jumlah Jumlah PNBP
dari sub dari subEBTKE
sektor sektoradalah
EBTKE Rp.
adalah
0,65Rp. 0,65 dan
Triliun Triliun dan realisasi
realisasi sebesar
dipengaruhi oleh jadwal COD PLTP Ulubelu Unit 4 yang lebih cepat dari bulan Juni 2017 menjadi
sebesar
Rp. 0,933 Rp.atau
Triliun 0,933 Triliunkinerja
capaian atau capaian kinerja 139%.target
139%. terpenuhinya terpenuhinya targetpada
realisasi PNBP realisasi
tahunPNBP
2017
April 2017. Hal lain yang berkontribusi dalam realisasi PNBP adalah adanya penundaan program
pada tahun 2017 dipengaruhi oleh jadwal COD PLTP Ulubelu Unit 4 yang
dipengaruhi oleh jadwal COD PLTP Ulubelu Unit 4 yang lebih cepat dari bulan Juni 2017 menjadi lebih cepat
pengeboran di JOC Wayang Windu sehingga mengurangi biaya OPEX.
dari bulan
April 2017. Juni
Hal lain 2017
yang menjadi April
berkontribusi dalam 2017. Hal lain
realisasi PNBPyang berkontribusi
adalah dalam realisasi
adanya penundaan program
PNBP adalah adanya penundaan
TabelWindu
pengeboran di JOC Wayang 65. Rincian program
Penerimaan
sehingga pengeboran
mengurangi Negara di JOC Wayang
Subsektor EBTKE
biaya OPEX. Windu sehingga
mengurangi biaya OPEX.
Tabel 65. Rincian Penerimaan Negara Subsektor EBTKE
Indikator Tabel 65. Rincian
Target PK 2017
Penerimaan Realisasi
Negara Subsektor 2017
EBTKE Target Renstra
Penerimaan Negara
Indikator Target
Rp.PK 2017
0,65 Triliun Realisasi 2017
Rp. 0,93 Triliun Target
Rp. Renstra
0,67 Triliun
Subsektor EBTKE
Penerimaan Negara
Rp. 0,65 Triliun Rp. 0,93 Triliun Rp. 0,67 Triliun
Subsektor EBTKE
4. Penerimaan Lainnya
4. Penerimaan Lainnya
Penerimaan negara di sektor penerimaan lainnya (di luar migas, minerba dan EBTKE)
4. Penerimaan LainnyaPenerimaan negara di sektor penerimaan lainnya (di luar migas, minerba dan
ditargetkan sebesar Rp. 1,02 Triliun. Realisasinya sebesar Rp. 1,33 Triliun, terdiri Iuran Badan Usaha,
EBTKE)
Penerimaan negarasebesar
ditargetkan di sektorRp. penerimaan
1,02 Triliun. lainnya
Realisasinya sebesar
(di luar migas,Rp.minerba
1,33 Triliun, terdiri
dan EBTKE)
kegiatan usaha pengangkutan BBM dan distribusi gas melalui pipa sebesar Rp. 1,16 Triliun, pendapatan
Iuransebesar
ditargetkan Badan Usaha,
Rp. 1,02kegiatan usaha pengangkutan
Triliun. Realisasinya sebesar Rp. BBM dan distribusi
1,33 Triliun, gas melalui
terdiri Iuran pipa
Badan Usaha,
jasa pengembangan SDM dan jasa pendidikan sebesar Rp. 0,09 Triliun, dan pendapatan jasa litbang
sebesar Rp. 1,16 Triliun, pendapatan jasa pengembangan SDM dan jasa pendidikan
kegiatan usaha pengangkutan BBM dan distribusi gas melalui pipa sebesar Rp. 1,16 Triliun, pendapatan
(jasa teknologi) sebesar 0,08 Triliun.
sebesar Rp. 0,09
jasa pengembangan SDMTriliun, danpendidikan
dan jasa pendapatan jasa litbang
sebesar (jasa
Rp. 0,09 teknologi)
Triliun, sebesar 0,08
dan pendapatan jasaTriliun.
litbang
Tabel 66. Penerimaan Negara Lainnya
(jasa teknologi) sebesar 0,08 Triliun.
Tabel 66. Penerimaan Negara Lainnya
Tabel 66. Penerimaan Negara Lainnya
Penerimaan negara Jumlah Penerimaan
Rencana Realisasi
AKUNTABILITAS KERJA
Beberapa
tidak bersaing hal
untuk yang menyebabkan
mengikuti realisasimasih
tender dan pelanggan Penerimaan Negara
banyak yang Bukan
meminta Pajak
Jaminan
(PNBP) Jasa Teknologi
Penawaran tidakdalam
dan Pelaksanaan tercapai adalah sebagai berikut:
tender;
a. Masih
b. Masih terbatas
banyak untuk
kontrak mengikuti tender,
yang menggunakan antara
kontrak sistem lain karena
Swakelola Tipe 2;ketentuan PMK Tarif
sehingga
c. Belum harga pengalaman
mempunyai jual tidak bersaing
dalam haluntuk mengikuti
kerja sama tender
KSO atau dan pelanggan
konsorsium masih
dan aturan-aturan
banyak yang; meminta Jaminan Penawaran dan Pelaksanaan dalam tender;
pendukungnya
b. Masih banyak
d. Terlambat memulaikontrak yang
pekerjaan menggunakan
karena kontrak
terkendala kesiapan sistem
alat, tenaga Swakelola
kerja dan biaya; Tipe 2;
e. Proses
c. Belum pembuatan invoice
mempunyai terlambat karena
pengalaman data/dokumen
dalam pendukung
hal kerja sama yang disyaratkan
KSO atau konsorsium sangat
dan
minim;
aturan-aturan pendukungnya ;
f. Macetnya mitra/pelanggan untuk membayar tagihan;
d. Terlambat memulai pekerjaan karena terkendala kesiapan alat, tenaga kerja dan
g. Implementasi aplikasi terintegrasi belum berjalan secara maksimal;
biaya;
h. Penurunan harga batubara sehingga penerimaan jumlah sampel dari perusahaan menurun, meski
e. Proses pembuatan invoice terlambat karena data/dokumen pendukung yang
jumlah sampel meningkat namun dengan adanya kebijakan pola pembayaran 50%, penerimaan
disyaratkan sangat minim;
tidak bertambah.
f. Macetnya mitra/pelanggan untuk membayar tagihan;
g. Implementasi aplikasi terintegrasi belum berjalan secara maksimal;
103
h. Penurunan harga batubara sehingga penerimaan jumlah sampel dari perusahaan
menurun, meski jumlah sampel meningkat namun dengan adanya kebijakan
pola pembayaran 50%, penerimaan tidak bertambah.
PenerimaanIndikator
Negara jasa diklat Target
Rp 83,892017
Miliar Realisasi
Rp 92,472017
Miliar
Penerimaan Negara jasa diklat Rp 83,89 Miliar Rp 92,47 Miliar
3.3 Tujuan III: Terwujudnya Subsidi Energi Yang Lebih Tepat Sasaran dan Harga Yang
104
3.3 Kompetitif
Tujuan III: Terwujudnya Subsidi Energi Yang Lebih Tepat Sasaran dan Harga Yang
Kompetitif
Tujuan strategis III Kementerian ESDM adalah “Terwujudnya Subsidi Energi yang Lebih Tepat
3.3 Tujuan III: Terwujudnya Subsidi Energi Yang Lebih Tepat Sasaran dan Harga Yang
Kompetitif
Tujuan strategis III Kementerian ESDM adalah “Terwujudnya Subsidi Energi
yang Lebih Tepat Sasaran dan Harga yang Kompetitif”. Tujuan III didukung dengan satu
sasaran strategis yaitu Mewujudkan Subsidi Energi yang Lebih Tepat Sasaran yang terdiri
dari dua indikator: (1) Subsidi BBM dan LPG; (2) Subsidi Listrik. Secara lebih rinci, capaian
dari setiap sasaran strategis berikut dengan capaian indikator kinerjanya dapat dilihat
Subsidi Listrik. Secara lebih rinci, capaian dari setiap sasaran strategis berikut dengan capaian indikator
sebagai berikut:
kinerjanya dapat dilihat sebagai berikut:
Sasaran
Sasaran Strategis
Strategis VIII: Mewujudkan
VIII: Mewujudkan Subsidi Subsidi Energi
Energi Yang Yang
Lebih Lebih
Tepat Tepat Sasaran
Sasaran
Tabel70.
Tabel 70.Sasaran
Sasaran Strategis
StrategisVIIIVIII
Tujuan III : Terwujudnya Subsidi Energi yang Lebih Tepat Sasaran dan Harga yang Kompetitif
AKUNTABILITAS KERJA
2014 tentang
penugasan dan jenisPenyediaan,
BBM umum. Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM. Jenis BBM yang
diaturSedangkan
dalam Perpres ini terdiri
Realisasi subsidi dari
BBM jenis
danBBM
LPGtertentu, jenis BBM
Tahun 2017 khusus
sebesar penugasan
Rp.47,05 Triliun dan
jenis BBMTerdiri
(unaudited). umum. dari Rp. 38,75 Triliun untuk LPG dan Rp. 8,30 Triliun untuk BBM.
Sedangkan Realisasi subsidi BBM dan LPG Tahun 2017 sebesar Rp.47,05 Triliun
(unaudited). Terdiri dari Rp. 38,75 Triliun untuk LPG dan Rp. 8,30 Triliun untuk BBM.
Seperti terlihat pada grafik diatas, Pembayaran subsidi LPG Tabung 3 Kg tahun
2017 adalah sebesar Rp. 38,75 Triliun (unaudited), sedangkan pagu APBNP 2017 sebesar
Rp. 39,95 Triliun. Besarnya pembayaran subsidi tersebut disebabkan karena volume
penggunaan LPG Tabung 3 Kg meningkat, yaitu sebesar 6.305.422 MTon (unaudited),
melebihi volume APBNP sebesar 6.199.000 M Ton dan adanya kenaikan harga indeks
LPG (CP Aramco).
Pembayaran subsidi BBM JBT tahun 2017 adalah sebesar Rp. 8,30 Triliun
(unaudited) terdiri atas subsidi Minyak Tanah sebesar Rp. 1,72 Triliun dan subsidi Minyak
Solar sebesar Rp. 6,58 Triliun, sedangkan pagu APBNP 2017 sebesar Rp. 10,24 Triliun
105
Gambar 35. Grafik Perkembangan Realisasi Subsidi 2010-2017
Gambar 35. Grafik Perkembangan Realisasi Subsidi 2010-2017
(subsidi Minyak Tanah sebesar Rp. 2,49 Triliun dan subsidi Minyak Solar sebesar Rp. 7.75
Seperti terlihat pada grafik diatas, Pembayaran subsidi LPG Tabung 3 Kg tahun 2017
Triliun.
adalah Volume
sebesar Rp. BBM
38,75JBT APBNP
Triliun 2017 sebesar
(unaudited), 16.110.000
sedangkan KL terdiri
pagu APBNP atas Minyak
2017 sebesar Tanah
Rp. 39,95
sebesar
Triliun. 610.000
Besarnya KL dan subsidi
pembayaran subsidi Minyak
tersebut Solar sebesar
disebabkan 15.500.000
karena KL. Total Realisasi
volume penggunaan LPG
penggunaan
Tabung BBM JBTyaitu
3 Kg meningkat, sebesar 15.018.931
sebesar KL (unaudited)
6.305.422 MTon (unaudited),terdiri atas
melebihi Minyak
volume Tanah
APBNP
sebesar
sebesar 527.253
6.199.000 KL dan
M Ton subsidikenaikan
dan adanya Minyakharga
Solarindeks
sebesar
LPG 14.491.679
(CP Aramco).KL. Sehingga realisasi
Volume BBM JBT lebih
Pembayaran subsidirendah daritahun
BBM JBT volume
2017APBNP.
adalah sebesar Rp. 8,30 Triliun (unaudited)
KESDMMinyak
terdiri atas subsidi hanyaTanah
melakukan
sebesarverifikasi terhadap
Rp. 1,72 Triliun dan volume BBM dan
subsidi Minyak pendistribusian
Solar sebesar Rp.
6,58
LPGTriliun,
Tabung sedangkan pagudilakukan
3 Kg yang APBNP 2017
PT.sebesar Rp. 10,24
Pertamina Triliun dan
(Persero) (subsidi Minyak Tanah
selanjutnya hasilsebesar
verifikasi
Rp. 2,49 Triliun
tersebut dan subsidi Minyak
disampaikan kepadaSolar sebesar Rp. 7.75
Kementerian Triliun. Volume
Keuangan dalamBBM JBT APBNP
rangka 2017
pembayaran
sebesar 16.110.000
subsidinya. KL terdiriadanya
Dikarenakan atas Minyak Tanah
faktor sebesar
di luar 610.000
kendali KESDMKL dan subsidi
yaitu hargaMinyak
minyakSolar
dunia
sebesar 15.500.000 KL. Total Realisasi penggunaan BBM JBT sebesar 15.018.931 KL (unaudited)
maka indikator besaran nilai Rp. subsidi diharapkan untuk tidak dijadikan indikator
terdiri atas Minyak Tanah sebesar 527.253 KL dan subsidi Minyak Solar sebesar 14.491.679 KL.
kinerja KESDM.
Sehingga realisasi Volume BBM JBT lebih rendah dari volume APBNP.
2. Subsidi Listrik
KESDM hanya melakukan verifikasi terhadap volume BBM dan pendistribusian LPG
Subsidi Listrik adalah selisih kurang antara tarif tenaga listrik rata-rata (Rp./kWh)
Tabung 3 Kg yang dilakukan PT. Pertamina (Persero) dan selanjutnya hasil verifikasi tersebut
dari masing-masing Golongan Tarif dikurangi dengan BPP (Rp./kWh) pada tegangan di
disampaikan kepada Kementerian Keuangan dalam rangka pembayaran subsidinya. Dikarenakan
masing-masing Golongan Tarif ditambah marjin (% tertentu dari BPP) dikalikan volume
adanya faktor di luar kendali KESDM yaitu harga minyak dunia maka indikator besaran nilai Rp.
penjualan (kWh) untuk setiap Golongan Tarif.
subsidi diharapkan untuk tidak dijadikan indikator kinerja KESDM.
Capaian subsidi listrik tahun 2017 sebesar Rp. 47,82 Triliun dari target awal di
Perjanjian Kinerja sebesar Rp. 48,56 Triliun. Penurunan sebesar Rp. 0,74 Triliun tersebut
106
Subsidi Listrik adalah selisih kurang antara tarif tenaga listrik rata-rata (Rp./kWh) dari
masing-masing Golongan Tarif dikurangi dengan BPP (Rp./kWh) pada tegangan di masing-masing
Golongan Tarif ditambah marjin (% tertentu dari BPP) dikalikan volume penjualan (kWh) untuk
setiap Golongan Tarif.
dikarenakan sampai akhir tahun terjadi penyesuaian pada tarif penjualan tenaga listrik
Capaian
dan BPP subsidiper
(Rp./kWh) listrik tahun 2017
tegangan sebesar Rp. 47,82
di masing-masing Triliuntarif.
golongan dari target awal di Perjanjian
Kinerja sebesar Rp. 48,56subsidi
Penurunan Triliun. listrik
Penurunan
dapatsebesar Rp. 0,74
dilakukan Triliun
dengan tersebut dikarenakan
penyesuaian sampai
tarif tenaga
listrik
akhir untuk
tahun golongan
terjadi tertentu,pada
penyesuaian perbaikan energi mixtenaga
tarif penjualan pembangkit, pengurangan
listrik dan losses, per
BPP (Rp./kWh)
dan mekanisme
tegangan pemberian
di masing-masing marjin
golongan PT PLN (Persero) yang lebih terukur.
tarif.
Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2016 tentang Tarif
Penurunan subsidi listrik dapat dilakukan dengan penyesuaian tarif tenaga listrik untuk
Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PT PLN (Persero), bahwa terhadap rumah tangga
golongan tertentu, perbaikan energi mix pembangkit, pengurangan losses, dan mekanisme
mampu 900 VA, mulai 1 Januari 2017 tarifnya disesuaikan menuju tarif keekonomian
pemberian marjin PT PLN (Persero) yang lebih terukur.
secara bertahap setiap dua bulan, sedangkan rumah tangga miskin dan tidak mampu
Sesuai
dengan dayadengan
450 VAPeraturan Menteri
dan 900 VA ESDM
tarifnya tetapNomor 28 Tahunsubsidi
dan diberikan 2016 tentang Tarif Tenaga
listrik. Kemudian
AKUNTABILITAS KERJA
Listrik
telahyang
terbitDisediakan oleh PT
juga Peraturan PLN (Persero),
Menteri bahwa2016
nomor 29 Tahun terhadap rumah
tentang tangga mampu
Mekanisme 900 VA,
pemberian
mulai 1 Januari
subsidi 2017 tarifnya
tarif tenaga disesuaikan
listrik untuk rumah menuju
tangga.tarif
Keduakeekonomian secara
Permen ESDM bertahap
diatas setiap dua
dikeluarkan
dengan
bulan, tujuanrumah
sedangkan untuktangga
melaksanakan kebijakan
miskin dan subsidi
tidak mampu listrikdaya
dengan tepat sasaran
450 VA danpada rumah
900 VA tarifnya
tangga
tetap dengan daya
dan diberikan 900listrik.
subsidi VA. Kemudian telah terbit juga Peraturan Menteri nomor 29 Tahun
2016 tentangKemajuan
Mekanismedari kebijakan
pemberian subsidi
subsidi listrik listrik
tarif tenaga tepat untuk
sasaran pada
rumah rumah
tangga. tangga
Kedua Permen
dengan
ESDM daya
diatas 900 VA selain
dikeluarkan telah
dengan diatur
tujuan dalam
untuk Permen ESDM
melaksanakan yaitu Telah
kebijakan subsididilakukan
listrik tepat
penyesuaian
sasaran tariftangga
pada rumah tenaga listrik daya
dengan tahap pertama
900 VA. (Jan-Feb 2017) terhadap rumah tangga
mampu daya 900 VA.
Sedangkan sosialisasi yang telah dilakukan di tahun 2017 yaitu:
1. Penayangan kembali Iklan Layanan Masyarakat (ILM) Subsidi Listrik Tepat Sasaran;
2. Sosialisasi dengan Pemda di beberapa daerah, seperti: Medan, Balikpapan, Surabaya,
Bandung, Palembang;
3. Sosialisasi kepada Media/Forum Redaktur di Medan, Balikpapan, Surabaya, Bandung,
dan Palembang.
107
1. Penayangan kembali Iklan Layanan Masyarakat (ILM) Subsidi Listrik Tepat Sasaran;
2. Sosialisasi dengan Pemda di beberapa daerah, seperti: Medan, Balikpapan, Surabaya, Bandung,
Palembang;
3. Sosialisasi kepada Media/Forum Redaktur di Medan, Balikpapan, Surabaya, Bandung, dan
Palembang.
Tujuan IV : Terwujudnya
Sasaran Strategis Peningkatan Investasi
Indikator Sektor ESDM
Kinerja Target Realisasi
Sasaran Strategis
Meningkatkan Indikator
Investasi SektorKinerja
ESDM: Target Realisasi
Investasi Sektor ESDM 1. Minyak dan Gas Bumi 22,2 Miliar US$ 10,18 Miliar US$
Meningkatkan Investasi Sektor ESDM:
2. Ketenagalistrikan 19,4 Miliar US$ 9,07 Miliar US$
Investasi Sektor ESDM 1. Minyak dan Gas Bumi 22,2 Miliar US$ 10,18 Miliar US$
3. Mineral dan Batubara 6,9 Miliar US$ 6,14 Miliar US$
2. Ketenagalistrikan 19,4 Miliar US$ 9,07 Miliar US$
4. EBTKE 1,89 Miliar US$ 1,96 Miliar US$
3. Mineral dan Batubara 6,9 Miliar US$ 6,14 Miliar US$
4. EBTKE 1,89 Miliar US$ 1,96 Miliar US$
1. Investasi Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi
1. Investasi Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi
1. Investasi Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi
Tabel 72. Realisasi Investasi Subsektor Migas
Tabel 72. Realisasi Investasi Subsektor Migas
Tabel 72. Realisasi Investasi Subsektor Migas Persentase
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
Capaian
Optimalnya Persentase
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Jumlah Realisasi Target Realisasi
Investasi Sektor Capaian
Investasi 22,2 Miliar US$ 10,2 Miliar US$ 45,86 %
ESDM dalam
Optimalnya Subsektor Migas
Jumlah Realisasi
Penerimaan Negara
Investasi Sektor
Investasi 22,2 Miliar US$ 10,2 Miliar US$ 45,86 %
ESDM dalam
Subsektor Migas
Penerimaan Negara
Nilai realisasi investasi hulu migas diperoleh dari nilai belanja (expenditure) yang
108nilai belanja KKKS produksi dan non-produksi.
direkapitulasi oleh SKK Migas yang terdiri dari
Nilai realisasi investasi hulu migas diperoleh dari nilai belanja (expenditure) yang
Belanja kegiatan non-produksi antara lain termasuk belanja untuk kegiatan seismik, studi GnG,
direkapitulasi oleh SKK Migas yang terdiri dari nilai belanja KKKS produksi dan non-produksi.
pemboran fase eksplorasi, pre-development cost, dan UKL-UPL. Untuk kegiatan produksi termasuk
Nilai realisasi investasi hulu migas diperoleh dari nilai belanja (expenditure)
yang direkapitulasi oleh SKK Migas yang terdiri dari nilai belanja KKKS produksi dan non-
produksi. Belanja kegiatan non-produksi antara lain termasuk belanja untuk kegiatan
seismik, studi GnG, pemboran fase eksplorasi, pre-development cost, dan UKL-UPL. Untuk
kegiatan produksi termasuk kegiatan eksplorasi, development, dan kegiatan produksi.
Nilai realisasi hilir migas diperoleh dari hasil rekapitulasi realisasi investasi
berbasis izin usaha hilir migas. Rekapitulasi ini dilakukan oleh Ditjen Migas. Sehubungan
dengan Peraturan Menter ESDM nomor 29 Tahun 2017 tentang perijinan pada kegiatan
usaha hilir migas dan Surat Keputusan Ijin Usaha, masing-masing BU hilir migas memiliki
kewajiban untuk menyampaikan laporan terkait progres pembangunan infrastruktur
hilir migas, dimana salah satu item yang dilaporkan adalah realisasi investasi hilir migas.
Hasil rekapitulasi dimaksud kemudian menjadi angka realisasi investasi hilir migas.
Adapun realisasi investasi migas dapat terlihat pada diagram berikut:
AKUNTABILITAS KERJA
Gambar 38. Grafik Realisasi Investasi Migas Tahun 2010 – 2017
Realisasi investasi minyak dan gas bumi di tahun 2017 sebesar 10.177 Juta US$
Realisasi
berasal dari sektorinvestasi minyak9.331
hulu sebesar dan gas bumi
Juta US$diyang
tahundidapat
2017 sebesar 10.177 KKKS
dari belanja Juta US$ berasal
Produksi
dari
dan sektor
KKKS Nonhulu sebesar dan
Produksi 9.331846
JutaJuta
US$US$
yangyang
didapat dari belanja
diperoleh dariKKKS Produksi
sektor hilir. dan KKKS Non
ProduksiKenaikan/penurunan
dan 846 Juta US$ yang diperoleh dari sektor
nilai investasi hilir.
migas disebabkan dari berbagai faktor
antara lain kondisi investasi hulu
Kenaikan/penurunan dan hilirmigas
nilai investasi migas. Jika dilihat
disebabkan daripada tahun
berbagai 2010
faktor – 2013,
antara lain
terjadi
kondisikenaikan harga
investasi hulu dan minyak dunia
hilir migas. kemudian
Jika dilihat dilanjutkan
pada tahun sepanjang
2010 – 2013, tahun 2015
terjadi kenaikan harga
terjadi
minyakpenurunan signifikan
dunia kemudian harga sepanjang
dilanjutkan minyak mentah yang
tahun 2015 akhirnya
terjadi sampai
penurunan menyentuh
signifikan harga
minyak
level mentahsebesar
terendah yang akhirnya sampai menyentuh
27 US$/barrel di Januarilevel terendah sebesar 27 US$/barrel di Januari
2016.
2016. Di sektor hilir realisasi investasi pada tahun 2017 didominasi oleh investasi di
bidang penyimpanan dan pengolahan migas. Di sektor penyimpanan migas, terdapat
pembangunan terminal penyimpanan BBM PT. Oiltanking Karimun dengan kapasitas
sebesar 681.500 KL dan nilai investasi yang mencapai 251 Juta US$. Sementara di sektor
pengolahan migas, terdapat pembangunan pengolahan gas PT. South Sulawesi LNG
109
dari sektor hulu sebesar 9.331 Juta US$ yang didapat dari belanja KKKS Produksi dan KKKS Non
Produksi dan 846 Juta US$ yang diperoleh dari sektor hilir.
Kenaikan/penurunan nilai investasi migas disebabkan dari berbagai faktor antara lain
kondisi investasi hulu dan hilir migas. Jika dilihat pada tahun 2010 – 2013, terjadi kenaikan harga
minyak dunia kemudian dilanjutkan sepanjang tahun 2015 terjadi penurunan signifikan harga
minyak mentah yang akhirnya sampai menyentuh level terendah sebesar 27 US$/barrel di Januari
dengan nilai investasi sebesar 317 Juta US$ berdasarkan laporan Izin Usaha Sementara
2016.
per September 2016.
Di sektor hilir realisasi investasi pada tahun 2017 didominasi oleh investasi di bidang
penyimpanan dan pengolahan migas. Di sektor penyimpanan migas, terdapat pembangunan
terminal penyimpanan BBM PT. Oiltanking Karimun dengan kapasitas sebesar 681.500 KL dan nilai
investasi yang mencapai 251 Juta US$. Sementara di sektor pengolahan migas, terdapat
pembangunan pengolahan gas PT. South Sulawesi LNG dengan nilai investasi sebesar 317 Juta US$
berdasarkan laporan Izin Usaha Sementara per September 2016.
Gambar 39. Grafik Realisasi Investasi Hulu Migas Tahun 2010 – 2017
Gambar 39. Grafik Realisasi Investasi Hulu Migas Tahun 2010 – 2017
Gambar 40. Grafik Realisasi Investasi Hilir Migas Tahun 2010 – 2017
Gambar 40. Grafik Realisasi Investasi Hilir Migas Tahun 2010 – 2017
Pergerakan harga minyak bumi menjadi faktor penentu nilai realisasi investasi
Pergerakan harga minyak bumi menjadi faktor penentu nilai realisasi investasi sehingga ini
sehingga ini menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam meningkatkan investasi
menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam meningkatkan investasi sub sektor migas.
sub sektor migas.
Upaya
Upaya yang yangPemerintah
dilakukan dilakukandalam
Pemerintah dalam rangka
rangka meningkatkan meningkatkan
investasi investasi
sub sektor migas sub
sektor
antara lain migas antara lain adalah:
adalah:
• Transparansi
• Transparansi dan akses
dan kemudahan kemudahan aksesmigas
data investasi databaik
investasi
di hulumigas
maupunbaik
hilirdi; hulu maupun hilir ;
• Penyederhanaan
• Penyederhanaan perizinan danperizinan dan
keterbukaan keterbukaan informasi;
informasi;
• Kemudahan-kemudahan berupa insentif dari pemerintah melalui kebijakan fiskal dan memberi
opsi berupa gross split bagi investor. 110
• Kemudahan-kemudahan berupa insentif dari pemerintah melalui kebijakan fiskal dan
memberi opsi berupa gross split bagi investor.
2. 2. Investasi SubSektor
Investasi Sub Sektor Ketenagalistrikan
Ketenagalistrikan
Investasi
Investasi sub sub sektor
sektor ketenagalistrikan
ketenagalistrikan pada
pada tahun tahun
2015 2015
sebesar 8,06sebesar 8,06 pada
Miliar US$dan Miliar
US$dan pada
tahun 2017 tahun
menjadi 9,06 2017
Miliar menjadi 9,06 dari
US$atau 46,7% Miliar US$atau
target 46,7%
tahun 2017 dari19,4
sebesar target
Miliartahun
US$
dikarenakan
2017 beberapa
sebesar proyekUS$
19,4 Miliar IPP masih dalam proses
dikarenakan pengadaan
beberapa dan sebagian
proyek proyek
IPP masih yang sudah
dalam proses
tahap kontrakdan
pengadaan namun belum financial
sebagian proyekclose.
yang Selain
sudahitu, beberapa IPP masih
tahap kontrak belum belum
namun dapat dilakukan
financial
prosesSelain
close. penyerapan karena terdapat
itu, beberapa hambatan
IPP masih dalam dilakukan
belum dapat pembebasan lahanpenyerapan
proses (penetapan lokasi,
karena
tumpang tindih lahan dan penolakan warga).
terdapat hambatan dalam pembebasan lahan (penetapan lokasi, tumpang tindih lahan
Kemudahan perizinan dan ketersediaan lahan merupakan 2 faktor kunci yang harus
dan penolakan warga).
diselesaikan kedepan agar investasi sektor ketenagalistrikan semakin bergairah.
Kemudahan perizinan dan ketersediaan lahan merupakan 2 faktor kunci yang
harus diselesaikan kedepan agar investasi sektor ketenagalistrikan semakin bergairah.
AKUNTABILITAS KERJA
Gambar 41. Investasi Sub Sektor Ketenagalistrikan Tahun 2010-2017
Investasi
Investasi merupakan
merupakan modal
modal dasar dasarperekonomian,
penggerak penggerakyangperekonomian, yang
mewujudkan kegiatan
mewujudkan
usaha di sektorkegiatan usaha di energi
ESDM. Penyediaan sektordan
ESDM. Penyediaan
mineral energi dan
serta penerimaan sektormineral serta
ESDM yang
penerimaan sektor ESDM
mendorong pertumbuhan yang mendorong
ekonomi pertumbuhan
dan kesejateraan ekonomi
rakyat, berawal dan kesejateraan
dari investasi. Investasi
rakyat, berawal mencakup
ketenagalistrikan dari investasi. Investasi
pembangunan ketenagalistrikan
pembangkitan, mencakup
transmisi, gardu pembangunan
induk, gardu distribusi
pembangkitan, transmisi,
dan jaringan distribusi gardu
serta usaha induk, ketenagalistrikan.
penunjang gardu distribusiPeran
danPemerintah
jaringan distribusi serta
dalam investasi
di sub sektor
usaha ketenagalistrikan
penunjang cukup besar.
ketenagalistrikan. LebihPemerintah
Peran dari Rp. 3 Triliun per tahun
dalam dialokasikan
investasi di sub APBN
sektor
untuk infrastruktur pembangkit
ketenagalistrikan listrik.
cukup besar. Lebih dari Rp. 3 Triliun per tahun dialokasikan APBN
untuk infrastruktur pembangkit listrik.
Realisasi investasi ketenagalistrikan tahun 2017 mencapai 9,065 Miliar US$
sementara target investasi pada tahun 2018 sebesar 24,88 Miliar US$ dengan asumsi
pembangkit dan direncanakan pada 2019 sekitar 16,83 Miliar US$ utamanya karena
pembangunan Program Ketenagalistrikan 35.000 MW. Perkembangan pembangunan
Program Ketenagalistrikan 35.000 MW dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
111
target investasi pada tahun 2018 sebesar 24,88 Miliar US$ dengan asumsi pembangkit dan
direncanakan pada 2019 sekitar 16,83 Miliar US$ utamanya karena pembangunan Program
Ketenagalistrikan 35.000 MW. Perkembangan pembangunan Program Ketenagalistrikan 35.000
MW dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
GambarProgram
Gambar 42. Perkembangan Pembangunan 42. Ketenagalistrikan 35.000 MW
Perkembangan Pembangunan Program Ketenagalistrikan 35.000 MW (Status Desember 2017)
(Status Desember 2017)
112
3. Investasi Subsektor Mineral dan Batubara Realisasi dan Capaian Kinerja Kementerian ESDM
Tahun 2017
Indikator Persentase
Sasaran Strategis Target Realisasi
Kinerja Capaian
Optimalnya Jumlah
Investasi Sektor Realisasi
ESDM dalam Investasi 6,90 Miliar US$ 6,14 Miliar US$ 89%
Penerimaan Subsektor
Negara Minerba
penting dalam
Sampai mendorong
dengan kegiatan
akhir tahun perekonomian
2017, realisasi investasi khususnya bagi masyarakat
sub sektor Minerba sebesar 6.14sekitar
tambang.
Miliar US$ atau Kegiatan investasi
89 % dari target awal pertambangan
sebesar 6,90 Miliarskala besar dapat
US$. Investasi di sub dipantau terutama
sektor minerba
berperan penting
kegiatan dalam yang
investasi mendorong kegiatan
dilakukan olehperekonomian khususnya
pemegang Kontrak bagi (KK),
Karya masyarakat
PKP2Bsekitar
dan BUMN.
tambang. Kegiatan investasi
Peran pelakupertambangan
usaha jasaskala besar dapat dipantau
pertambangan terutama
nasional haruskegiatan
didukunginvestasi
sehingga
yangkegiatan
dilakukan pertambangan
oleh pemegang Kontrak Karya
semakin (KK), PKP2Bmendukung
berdampak dan BUMN. ekonomi dan kesejahteraan
nasional
Peran secara
pelaku umum dan pertambangan
usaha jasa secara khususnasional
bagi ekonomi daerah dan
harus didukung masyarakat
sehingga kegiatansekitar
tambang.semakin berdampak mendukung ekonomi dan kesejahteraan nasional secara umum
pertambangan
Total
dan secara khusus bagirealisasi investasi
ekonomi daerah sub sektorsekitar
dan masyarakat Minerba tahun
tambang. 2016 tercapai 97,03%
dikarenakan meningkatnya
Total realisasi investasi subinvestasi kegiatan
sektor Minerba Izin2016
tahun Usaha Jasa Pertambangan
tercapai (IUJP) dan
97,03% dikarenakan
Surat Keterangan
meningkatnya investasi Terdaftar (SKT).
kegiatan Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) dan Surat Keterangan
Terdaftar (SKT).Apabila dibandingkan antara realisasi investasi sub sektor minerba dengan
target investasi sub sektor Minerba tahun 2017 pada Renstra Kementerian ESDM 2015-
Apabila
2019 dibandingkan
sebesar antara
6,90 Miliar US$,realisasi investasi sub
maka realisasi sektor mencapai
investasi minerba dengan
6.14target
Miliarinvestasi
US$ atau 89
sub sektor Minerba tahun 2017 pada Renstra Kementerian ESDM 2015-2019 sebesar 6,90 Miliar
% dari target Renstra. Peningkatan capaian investasi ini disebabkan oleh meningkatnya
US$, maka realisasi investasi mencapai 6.14 Miliar US$ atau 89 % dari target Renstra. Peningkatan
pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian di dalam negeri, peningkatan
capaian investasi ini disebabkan oleh meningkatnya pembangunan fasilitas pengolahan dan
investasi perusahaan pertambangan mineral dan batubara karena kenaikan harga
pemurnian di dalam negeri, peningkatan investasi perusahaan pertambangan mineral dan
komoditas, peningkatan promosi mineral dan batubara dan peningkatan investasi
batubara karena kenaikan harga komoditas, peningkatan promosi mineral dan batubara dan
peningkatan investasi kegiatan Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) dan Surat Keterangan
AKUNTABILITAS KERJA
Terdaftar (SKT). Sedangkan jika dibandingkan antara realisasi capaian investasi sub sektor
minerba dibandingkan dengan realisasi investasi sub sektor minerba tahun 2016 sebesar 7,23
Miliar US$, maka realisasi investasi sub sector minerba tahun 2017 mencapai 7,59 Miliar US$ yang
meningkat sebesar 36 Juta US$ atau meningkat sebesar 4%. Di gambar berikut terdapat rincian
realisasi investasi minerba.
118
Gambar 43. Rincian Realisasi Investasi Sub Sektor Minerba Tahun 2017
Gambar 43. Rincian Realisasi Investasi Sub Sektor Minerba Tahun 2017
Rp. 74 T Rp. 71,15 T Rp. 78,11 T Rp. 93,96 T Rp. 82 T Rp. 79,79 T
Evaluasi Capaian
Asumsi kurs yang digunakan saat penetapan target PK yang mengacu pada
Renstra DJMB 2015-2019 adalah sebesar Rp. 12.000 per US$, sedangkan asumsi kurs
yang digunakan pada realisasi investasi 2017 sudah menggunakan kurs Rp. 13.000 per
US$.
Realisasi investasi sub sektor Minerba tahun 2017 sebesar 89 % masih belum
mencapai target yang diinginkan dikarenakan laporan perusahaan untuk triwulan III
dan IV tahun 2017 belum seluruhnya masuk ke Ditjen Minerba.
Penurunan harga komoditas batubara mengakibatkan perusahaan melakukan
efisiensi kegiatan investasi, karena proses renegosiasi PKP2B yang masih berlangsung,
sehingga perusahaan lebih memilih untuk melakukan investasi setelah ada kepastian
dari hasil renegosiasi PKP2B. Selain itu juga dipengaruhi oleh kebijakan negara Tiongkok
yang melakukan pembatasan impor terhadap batubara karena isu lingkungan.
Kementerian ESDM mengambil langkah untuk mempermudah investasi sub
sektor mineral dan batubara antara lain:
1) Penyederhanaan perijinan melalui sistem online;
2) Bekerjasama dengan KPK dalam koordinasi dan supervisi untuk mewujudkan
transparansi, tidak ada pungutan;
AKUNTABILITAS KERJA
3) Penataan wilayah agar tidak tumpang tindih;
4) Indonesia sudah berkomitmen akan transparan karena Indonesia salah satu anggota
dari EITI (Extractive Industries Transparency Initiatives);
115
(Extractive Industries Transparency Initiatives);
TabelTabel
76. Tabel Realisasi
76. Tabel RealisasiInvestasi SubSektor
Investasi Sub Sektor EBTKE
EBTKE Tahun
Tahun 2017 2017
sub sektor EBTKE ini paling besar didapat dari sub sektor panas bumi, karena banyak
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengembangan Pembangkit EBT melalui
dilakukan pembangunan infrastruktur panas bumi.
investasi swasta, Kementerian ESDM menerbitkan
Tabel 77. Rincian Permen Subsektor
Realisasi Investasi ESDM Nomor 50 Tahun 2017 yang
EBTKE
menggantikan Permen sebelumnya yaitu Realisasi
Tabel 77. Rincian PermenInvestasi
ESDM Nomor 12 EBTKE
Subsektor Tahun 2017. Dengan terbitnya
Permen ESDM Nomor 50
Indikator Tahun
Target 2017 sampai
2017 dengan
Realisasi 2017akhirTarget
Desember 2017 telah
Renstra ditandatangani
Realisasi 2016
Investasi
sebanyak 70 PPA (Power Purchase Agreement) dengan total kapasitas 1.214,16 MW.
Subsektor 1,89 Miliar US$ 1,96 Miliar US$ 3,9 Miliar US$ 1,61 Miliar US$
EBTKE
Sampai dengan akhir tahun 2017, realisasi investasi sub sektor EBTKE sebesar US$ 1,96
Miliar atau 104 % dari target awal sebesar 1,89 Miliar US$. Capaian investasi di sub sektor EBTKE
ini palingAdapun
besar didapat
beberapadari sub yang
faktor sektor panas bumi, nilai
karena banyaksub dilakukan pembangunan
Adapun beberapa faktormemengaruhi
yang memengaruhi investasi sektor EBTKE
nilai investasi di tahun
sub sektor EBTKE
infrastruktur panas
2017, antara lain: bumi.
di tahun 2017, antara lain:
a. Banyaknya jumlah PLTP yang COD di tahun 2017;
a. Banyaknya jumlah PLTP yang COD di tahun 2017;
b. Belum tersedianya bahan baku, teknologi dan sumber pendanaan yang memadai untuk
b. Belum tersedianya bahan baku, teknologi dan sumber pendanaan yang memadai
pengembangan dan pemanfaatan bioenergi;
untuk pengembangan dan pemanfaatan bioenergi;
c. Peran aktif pemerintah dalam mengeluarkan regulasi dan kebijakan yang dapat mendorong
c. Peran aktif pemerintah dalam mengeluarkan regulasi dan kebijakan yang dapat
terbentuknya iklim investasi yang kondusif di sub sektor EBTKE.
mendorong terbentuknya iklim investasi yang kondusif di sub sektor EBTKE.
A. Panas Bumi
A. Panas Bumi
Target investasi pengembangan panas bumi tahun 2017 adalah sebesar
1,1 Target US$
Miliar investasi
ataupengembangan
setara Rp. panas bumi tahun
14 Triliun 2017
seperti adalah
yang sebesar 1,1pada
tercantum MiliarRenstra
US$
atau setara Rp.
KESDM. 14tersebut
Nilai Triliun seperti
telahyang tercantum
tercapai pada1,152
hingga Renstra KESDM.
Miliar US$Nilai
atautersebut
104,34telah
% dari
tercapai hingga
target. 1,152 Miliar
Beberapa US$ yang
aktivitas atau 104,34 % dari realisasi
menopang target. Beberapa aktivitas
investasi masihyang menopangoleh
didominasi
realisasi investasi masih didominasi oleh kegiatan pengeboran sumur dan engineering,
kegiatan pengeboran sumur dan engineering, procurement and construction (EPC).
procurement and construction (EPC).
Pada tahun 2017 kegiatan pengeboran dilaksanakan di 11 Wilayah Kerja
PanasPada
Bumi (WKP)
tahun 2017dengan
kegiatantotal sumur dilaksanakan
pengeboran mencapai 43diyang terdiriKerja
11 Wilayah dari Panas
WKP Ulubelu,
Bumi
(WKP) dengan (1
Lampung total sumur Lahendong,
sumur); mencapai 43 yang terdiriUtara
Sulawesi dari WKP Ulubelu, Lampung
(1 sumur); (1 sumur);
Sungai Penuh, Jambi
Lahendong, Sulawesi
(2 sumur); LumutUtara (1 Sumatera
Balai, sumur); Sungai Penuh,
Selatan (1Jambi (2 sumur);
sumur); Lumut
Hululais, Balai, Sumatera
Bengkulu (5 sumur);
Selatan (1 sumur); Hululais, Bengkulu (5 sumur); Sarulla, Sumatera Utara (7 sumur); Tulehu,
Sarulla, Sumatera Utara (7 sumur); Tulehu, Maluku (4 sumur); Sorik Marapi, Sumatera
Maluku (4 sumur); Sorik Marapi, Sumatera Utara (13 sumur); Muara Laboh, Sumatera Barat (6
Utara (13 sumur); Muara Laboh, Sumatera Barat (6 sumur); Sokoria, NTT (2 sumur);
sumur); Sokoria, NTT (2 sumur); dan Sabang, NAD (1 sumur). Sedangkan untuk kegiatan EPC
dan Sabang, NAD (1 sumur). Sedangkan untuk kegiatan EPC pada tahun 2017
pada tahun 2017 terdapat pada WKP Sarulla Unit 2, Sumatera Utara (110 MW); Sorik Marapi,
terdapat pada WKP Sarulla Unit 2, Sumatera Utara (110 MW); Sorik Marapi, Sumatera
Sumatera Utara (20 MW); Karaha Bodas, Jawa Barat (30 MW); dan Lumut Balai, Sumatera
Selatan (55 MW).
116
B. Bioenergi
Utara (20 MW); Karaha Bodas, Jawa Barat (30 MW); dan Lumut Balai, Sumatera
Selatan (55 MW).
B. Bioenergi
Target Investasi di bidang Bioenergi di tahun 2017 yaitu sebesar 0,595
Milliar US$, sedangkan capaian realisasi investasi di bidang Bioenergi di tahun 2017
yaitu sebesar 0,204 Milliar US$ atau sebesar 34,28% dari target.
Sebagai upaya untuk terus meningkatkan pengembangan dan
pemanfaatan bioenergi dan keberlanjutannya, Pemerintah mendorong setiap
investor untuk berinvestasi di bidang bioenergi melalui kebijakan dan regulasi yaitu
Peraturan Menteri ESDM Nomor 50 Tahun 2017 sebagai pengganti Peraturan Menteri
ESDM Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk
Penyediaan Tenaga Listrik. Sampai saat ini tercatat telah beroperasi/ COD sebanyak
33 PLT (PLTBm, PLTBg dan PLTSa) dengan total kapasitas 183.4 MW. Khusus di tahun
2017, terdapat 3 PLT Berbasis Bioenergi yang mulai beroperasi/ COD dan 3 Badan
Usaha BBN yang telah memperoleh Izin Usaha Niaga dengan total investasi sebesar
0,204 Miliar US$.
Ada beberapa tantangan yang dihadapi dan memengaruhi pengembangan
bioenergi khususnya terkait dengan investasi di bidang bioenergi. Tantangan
tersebut dibagi menjadi empat kelompok utama yaitu: ketersediaan bahan baku,
teknologi, kelembagaan pengelolaan dan sumber pendanaan. Ketersediaan bahan
baku menjadi syarat utama dalam melakukan investasi di bidang bioenergi, namun
terkadang sumber bahan baku berbasis bioenergi yang berasal dari sumber daya
hayati tidak dikhususkan untuk menjadi bioenergi atau merupakan hasil sampingan
dari suatu unit usaha (by product). Oleh karena itu, sumber bahan baku menentukan
keberlanjutan proyek pengembangan di bidang bioenergi.
Pengembangan teknologi bioenergi masih memerlukan dukungan
AKUNTABILITAS KERJA
pemerintah untuk dapat bersaing dengan teknologi energi konvensional yang
telah lama digunakan oleh masyarakat, baik dari sisi kehandalan maupun dari sisi
ekonomis. Hal tersebut dikarenakan masih sedikit penyedia teknologi di bidang
bioenergi sehingga pilihan investasi pada peralatan menjadi terbatas.
Kelembagaan pengelolaan yang baik khususnya terkait pengembangan
sampah kota menjadi energi, merupakan hal utama yang perlu diperhatikan.
Kelembagaan tersebut dimulai dari sisi hulu yaitu pengelolaan sampah sebagai bahan
baku energi hingga hilir yaitu pengelolaan pembangkit listrik berbasis sampah kota,
merupakan hal yang sangat berbeda dari sisi pekerjaan dan memerlukan keahlian
khusus pada setiap sektornya, sehingga kelembagaan pengelolaan yang terintegrasi
dan baik mutlak diperlukan untuk pengembangan energi berbasis sampah kota.
Sumber pendanaan khususnya yang berasal dari pinjaman, memerlukan jaminan
dari ketiga sektor diatas yang telah disebutkan sebelumnya dimana pihak
penyedia pendanaan memerlukan jaminan ketersediaan bahan baku, teknologi
117
dan pengelolaan yang baik dalam mengembangkan invetasi di bidang bioenergi.
Oleh karena itu, untuk mendorong pihak-pihak penyedia pendanaan pada tahap
awal diperlukan peran besar pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang
kondusif salah satunya melalui penetapan batas atas BPP untuk pembangkit listrik
berbasis bioenergi dan mandatori penggunaan BBN.
C. Aneka EBT
Target Investasi di bidang Aneka Energi Baru Terbarukan di tahun 2017
yaitu
0,19 sebesar
Milliar US$, 0,19 Milliarcapaian
sedangkan US$, sedangkan capaian
realisasi investasi realisasi
di bidang investasi
Aneka di bidang
Energi Baru Aneka
Terbarukan
diEnergi Baru yaitu
tahun 2017 Terbarukan di tahun
sebesar 0,06 Milliar2017 yaitu
US$ atau sebesar
sebesar 30,4 0,06 Milliar
% dari target.US$ ataurealisasi
Capaian sebesar
30,4 % dari
tersebut target. investasi
merupakan Capaian yang
realisasi tersebut
didapat dari merupakan investasi
investasi pihak swasta yang
yang didapat dari
melakukan
investasi pihak
pembangunan PLTSswasta yangRincian
dan PLTMH. melakukan pembangunan
nilai investasi PLTS dan
dari pembangunan PLTMH.berbasis
pembangkit Rincian
nilaidapat
EBT investasi
dilihatdari
padapembangunan
tabel berikut. pembangkit berbasis EBT dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 78. Matriks Nilai Investasi Pembangunan PLTMH dan PLTS 2017
Tabel 78. Matriks Nilai Investasi Pembangunan PLTMH dan PLTS 2017
D. Konservasi Energi
D. Konservasi Energi
Investasi konservasi energi ditargetkan mencapai 3 juta US$ pada tahun 2017
atau Investasi
setara dengan Rp.energi
konservasi 40,2 ditargetkan
Miliar (kurs dollar APBN
mencapai 2017
3 juta US$ sebesar
pada Rp.13.400/US$).
tahun 2017 atau setara
Pencapaian
dengan Rp. 40,2yang
Miliardidapat pada
(kurs dollar akhir
APBN tahun
2017 2017
sebesar dengan perhitungan
Rp.13.400/US$). Pencapaian yang diambil
yang didapat
dari akhir
pada mitratahun
Direktorat Konservasi
2017 dengan Energiyang
perhitungan yaitu IGA, dari
diambil PEEN, danDirektorat
mitra ESCO didapatkan sebesar
Konservasi Energi
Rp. 48.071.176.500
yaitu ataudidapatkan
IGA, PEEN, dan ESCO sebesar 3,58 JutaRp.
sebesar US$. Hasil investasi
48.071.176.500 atauyang didapat
sebesar 3,58 mencapai
Juta US$.
120%investasi
Hasil dari target. Rincianmencapai
yang didapat realisasi120%
investasi Konservasi
dari target. Energi
Rincian terdapat
realisasi pada
investasi tabel di
Konservasi
Energi
bawah terdapat
ini pada tabel di bawah ini
Tabel
Tabel79.
79.Rincian Investasi
Rincian Konservasi
Investasi EnergiEnergi
Konservasi
NamaNama Deskripsi
Deskripsi (Jenis
(Jenis Kegiatan NilaiNilai
Kegiatan Investasi
Investasi
No No Sektor
Instansi/Perusahaan Sektor Efisiensi Energi)
Instansi/Perusahaan Efisiensi Energi) (Rp.)(Rp.)
1 1 PemdaPemda
KotaKota Makassar Pemerintah
Makassar Pemerintah Penggantian
Penggantian PJU PJU Konvensional
Konvensional 4.499.322.500
denganPJU
dengan PJU LED
LED- Kota
- Makassar
Kota 4.499.322.500
2 PT Enertec Bangunan Makassar
Penggantian Chiller termasuk
2 PT Enertec Bangunan
Gedung Penggantian Chiller system,
air conditioning termasuk2 unit
16.000.000.000
Gedung air Chiller
conditioning system,
kapasitas 350 2TR,
unit
Piping
16.000.000.000
Chiller kapasitas
Instalation, 350Pump
AHU, TR, Piping
3 Mall Ratu Indah Bangunan Instalation,
PerbaikanAHU, Pump
dan pemberian
3 Mall Ratu Indah Bangunan
Gedung Perbaikan danDome,
isolator pada pemberian
jaringan AC, 2.500.000.000
Gedung isolator pada Dome,Lighting
dan penggantian jaringan 2.500.000.000
4 RSUP Dr Kariadi Bangunan AC, Penggantian
dan penggantian
lampuLighting
TL menjadi
4 RSUP Dr Kariadi Bangunan
Gedung Penggantian
LED lampu TL menjadi 945.100.000
Gedung LED 945.100.000
5 RSUPN Dr Cipto Bangunan Penggantian lampu TL menjadi
Mangunkusumo Gedung LED 857.400.000
Jumlah 48.071.176.500
3.5 Tujuan V: Terwujudnya Manajemen dan SDM Yang Profesional Serta Peningkatan
Kapasitas IPTEK dan Pelayanan Bidang Geologi
Tujuan strategis V Kementerian ESDM adalah “Terwujudnya Manajemen dan
SDM Yang Profesional Serta Peningkatan kapasitas IPTEK dan Pelayanan Bidang Geologi”.
Tujuan V didukung dengan tiga sasaran strategis yaitu Mewujudkan manajemen dan
Tujuan V : Terwujudnya Manajemen & SDM yang Profesional Serta Peningkatan Kapasitas Iptek dan
Pelayanan Bidang Geologi
119
Tujuan V : Terwujudnya Manajemen & SDM yang Profesional Serta Peningkatan Kapasitas Iptek dan
Pelayanan Bidang Geologi
120
dilanjutkan dengan evaluasi dan penyusunan rencana aksi LHP BPK-RI atas Laporan
Keuangan. Temuan-temuan tersebut dilakukan pemantauan secara berkelanjutan
oleh Inspektorat Jenderal yang dibantu oleh Biro Keuangan c.q Bagian APK dengan
meneruskan rekomendasi BPK-RI kepada semua unit di lingkungan Kementerian
ESDM sesuai dengan temuannya;
• Untuk mewujudkan budaya pengendalian intern (internal control culture) dalam
rangka menciptakan pengendalian intern yang handal agar tercapai keyakinan
yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan
efektif, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan Kementerian, sedang
dilakukan pembahasan dan penyusunan pedoman tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) tingkat Kementerian ESDM.
• Akan dilaksanakan pembinaan terkait Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual
(SAIBA) melalui Sosialisasi SAIBA. Sasaran dari Sosialisasi ini adalah seluruh perwakilan
penyusun laporan keuangan dari masing-masing satuan kerja (satker). Sosialisasi ini
dilaksanakan dalam rangka memperbarui pengetahuan dan pemahaman penyusun
laporan keuangan tentang SAIBA yang terbaru, sehingga mampu menyusun
Laporan Keuangan yang akurat dan akuntabel;
• Memberikan pendampingan terkait proses akuntansi dan pelaporan keuangan
secara berkelanjutan kepada seluruh satker di lingkungan Kementerian ESDM
terkait penyusunan laporan keuangan.
AKUNTABILITAS KERJA
proses pemensiunan. Sekretariat Jenderal selaku unit yang menangani urusan sumber
daya manusia Kementerian ESDM, selama tahun 2017 telah melaksanakan seluruh
kegiatan sesuai rencana yang telah disusun. Dalam beberapa kegiatan, realisasi yang
telah dicapai selama tahun 2017 bahkan melebihi target yang telah direncanakan
sebelumnya yaitu sebesar 95%, sehingga secara umum kinerja yang dicapai sesuai
dengan target keberhasilan yang diharapkan.
Berikut ini beberapa kinerja di bidang pembinaan pengelolaan pegawai yang
telah dicapai selama tahun 2017:
a. PNS yang dikembangkan kompetensinya sebanyak 1.504 orang baik melalui
penyertaan diklat, tugas belajar, dan knowledge sharing;
b. PNS yang diproses pembinaan kepangkatan, pemensiunan dan pembinaan PNS
sebanyak 1.659 orang;
c. PNS yang diproses pembinaan jabatan struktural dan fungsional sebanyak 915
121
selama tahun 2017:
a. PNS yang dikembangkan kompetensinya sebanyak 1.504 orang baik melalui penyertaan diklat,
tugas belajar, dan knowledge sharing;
b. PNS yang diproses pembinaan kepangkatan, pemensiunan dan pembinaan PNS sebanyak 1.659
orang;
orang;
c. PNS yang diproses pembinaan jabatan struktural dan fungsional sebanyak 915 orang;
d.d. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembinaan
pembinaan disiplin, tanda
disiplin, pemberian pemberian tanda serta
jasa/kehormatan, jasa/kehormatan, serta
pelayanan poliklinik
pelayanan
pegawai poliklinik
sebanyak pegawai sebanyak 6.408 orang;
6.408 orang;
e.e. Jumlah dokumen
Jumlah pegawai
dokumen yang dikelola
pegawai dalam Sistem
yang dikelola Informasi
dalam SistemKepegawaian dan Tata Naskahdan
Informasi Kepegawaian
Pegawai sejumlah
Tata Naskah 6.746 Dokumen
Pegawai Pegawai.
sejumlah 6.746 Dokumen Pegawai.
f.f. Jumlah formasi
Jumlah pegawai
formasi yang direncanakan
pegawai mencapai mencapai
yang direncanakan 60 orang. 60 orang.
Secara keseluruhan, pada tabel berikut ini adalah pencapaian kinerja di bidang pembinaan
Secara keseluruhan, pada tabel berikut ini adalah pencapaian kinerja di bidang
dan pengelolaan pegawai.
pembinaan dan pengelolaan pegawai.
Tabel 81. Target dan Realisasi Pembinaan Pengelolaan Pegawai
Tabel 81. Target dan Realisasi Pembinaan Pengelolaan Pegawai
Indikator
Sub Indikator Kinerja Target Capaian Persentase
Kinerja
TOTAL 98,71
122
3. Hasil Evaluasi (AKIP) Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB No 53 tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, pada tahun 2017 Kementerian ESDM melakukan beberapa
rangkaian kegiatan konsinyering dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah untuk dilaporkan kepada Kementerian PAN dan RB. Kegiatan-
kegiatan tersebut adalah:
a. Sosialisasi penyusunan Laporan Kinerja Kementerian ESDM yang bertempat di
Bandung pada 27 s.d. 29 Januari 2017 dengan kegiatan antara lain adalah:
- Pengumpulan bahan Laporan Kinerja Kementerian ESDM oleh masing-masing
unit eselon I berdasarkan PK Kementerian ESDM
- Sosialisasi penyusunan Laporan Kinerja Kementerian ESDM
b. Penyusunan Laporan Kinerja oleh Biro Perencanaan;
c. Finalisasi penyusunan Laporan Kinerja Kementerian dengan melakukan beberapa
kegiatan antara lain adalah:
- Penyempurnaan rancangan Laporan Kinerja dengan melengkapi data yang
belum lengkap dari perwakilan masing-masing unit eselon I;
- Pembahasan hal-hal yang masih perlu disampaikan dalam Laporan Kinerja
Kementerian ESDM.
Hasil penilaian AKIP Kementerian ESDM Tahun 2016 sampai saat ini belum
diumumkan secara resmi oleh Kementerian PAN dan RB. Pada proses reviu dan koordinasi
dengan Kementerian PAN dan RB, Lembar Kerja Evaluasi AKIP yang disampaikan oleh
Kementerian PAN dan RB menyarankan agar Kementerian ESDM menyederhanakan
Indikator Kinerja Utama (IKU) karena dirasa terlalu banyak dan ada beberapa IKU yang
cara pengukurannya tidak relevan dengan IKU tersebut.
Diharapkan perolehan nilai Laporan Kinerja Kementerian ESDM sesuai dengan
AKUNTABILITAS KERJA
target yang telah ditetapkan di Perjanjian Kinerja Kementerian ESDM mengingat
tingginya perhatian dari pimpinan dalam mengimplementasikan manajemen
kinerja di lingkungan Kementerian ESDM. Untuk meningkatkan nilai menjadi seperti
yang ditargetkan pada tahun 2018 menjadi nilai A, telah dimulai dengan semakin
tingginya komitmen dan keterlibatan pimpinan pada seluruh tingkatan untuk
untuk mengimplementasikan SAKIP di Kementerian ESDM. Selain itu juga dilakukan
proses percepatan dan perbaikan di berbagai lini yang terkait dengan perencanaan,
pengelolaan, pengukuran, dan evaluasi dan monitoring kinerja seluruh satuan organisasi
di lingkungan Kementerian ESDM.
123
memperoleh Wilayah Bebas Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani. Dalam salah
satu Komponen hasil untuk menilai suatu unit dapat dikatakan berhasil meraih predikat
tersebut berupa terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN serta
terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat. Hal tesebut
menjadi sebuah latar belakang bagi Kementerian ESDM untuk menggunakan indikator
tersebut sebagai pengukur sasaran mewujudkan wilayah bebas korupsi di lingkungan
Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral.
Reformasi birokrasi merupakan salah satu langkah awal untuk melakukan
penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan
efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional. Dalam
perjalanannya, banyak kendala yang dihadapi, diantaranya adalah penyalahgunaan
wewenang, praktek KKN, dan lemahnya pengawasan. Sejalan dengan hal tersebut,
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi yang mengatur tentang pelaksanaan program reformasi
birokrasi.
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 menargetkan tercapainya tiga
sasaran hasil utama yaitu peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi, pemerintah
yang bersih dan bebas KKN, serta peningkatan pelayanan publik. Dalam rangka
mengakselerasi pencapaian sasaran hasil tersebut, maka instansi pemerintah perlu
untuk membangun pilot project pelaksanaan reformasi birokrasi yang dapat menjadi
percontohan penerapan pada unit-unit kerja lainnya. Untuk itu, perlu secara konkret
dilaksanakan program reformasi birokrasi pada unit kerja melalui upaya pembangunan
Zona Integritas. Zona Integritas adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada
Kementerian/Lembaga yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen dalam
mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM).
Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, Inspektorat Jenderal
menggunakan metodologi dengan berkoordinasi dengan unit terkait di Kementerian
ESDM yang terpilih berdasarkan hasil evaluasi tahun sebelumnya sebagai unit yang
akan diusulkan sebagai Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani
(WBK/WBBM).
Pada tahun 2015 ini Kementerian ESDM menargetkan 2 satket untuk
memperoleh wilayah bebas korupsi namun hasil penilaian tahun 2015 menunjukkan
tidak ada satupun satker yang memperoleh nilai di atas 75 atau memenuhi syarat untuk
diusulkan sebagai satker WBK/WBBM sehingga target ditahun 2015 tidak sesuai target.
Pada tahun 2016 ini Kementerian ESDM menargetkan 2 satket untuk
memperoleh wilayah bebas korupsi hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri ESDM
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian ESDM Tahun 2015-
2019, Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
merupakan salah satu Indikator Kinerja Kementerian.,
124
pemerintah yaitu memperoleh opini WTP untuk WBK dan Opini BPK “WTP” minimal 2 tahun
berturut-turut untuk WBBM. Di bawah ini dijelaskan persyaratan mengenai WBK dan WBBM.
Gambar 44. Diagram Alur Monev dan Pelaporan
Gambar 44. Diagram Alur Monev dan Pelaporan
Tabel 82. Persyaratan WBK dan WBBM
Tabel 82. Persyaratan WBK dan WBBM
AKUNTABILITAS KERJA
Pada tahun 2016 ini Kementerian ESDM Nilaimenargetkan
AKIP minimal2 “CC”
satket untuk memperoleh wilayah
bebas korupsi hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian ESDM Tahun Setingkat Es. I s.dWilayah
2015-2019, Es. III Bebas Korupsi (WBK) dan
Pada tahun 2017 Kementerian ESDM telah mendapatkan Opini BPK “WTP”.
Didukung hal tersebut didukung kegiatan monitoring dan evaluasi lanjutan penilaian
WBK/WBBM menghasilkan simulasi penilaian mandiri, terpilih 5 unit yang akan
diusulkan untuk dilakukan penilaian oleh Tim Penilai Internal, yaitu:
1) Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi
2) Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan
3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara
4) Direktorat Panas Bumi
5) Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur
Dari 5 satker di atas, Kementerian ESDM mengajukan 3 satker untuk dinilai
oleh Tim Penilai Nasional dari Kementerian PAN dan RB. Ketiga satker tersebut adalah:
1) Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan;
2) PPSDM KEBTKE;
3) Puslitbang Tekmira.
126
memiliki kelengkapan seperti dokumen standar kompetensi atau analisis kesenjangan kompetensi
(training need analysis/TNA), standar kurikulum, modul, pedoman penyelenggaraan, dokumen
evaluasi penyelenggaraan, dan dokumen evaluasi Widyaiswara. Dengan menggunakan kriteria
tersebut maka gambaran diklat berbasis kompetensi pada masing-masing bidang ESDM disajikan
pada Tabel berikut.
Jumlah Judul
Jumlah Judul
Diklat Berbasis
Diklat yang Capaian
No. Bidang Diklat Kompetensi yang
diselenggarakan (%)
diselenggarakan
Tahun 2017
Tahun 2017
Ketenagalistrikan, Energi
1. Baru, Terbarukan dan 37 27 73%
Konservasi Energi
2. Minyak dan Gas Bumi 58 56 96,5%
Geologi,Mineral dan
3. 46 43 91,4%
Batubara
4. Aparatur 25 18 72%
5. Tambang Bawah Tanah 10 2 20%
Jumlah 176 146 82%
Gambar 45.
Perbandingan
Gambar 45. Capaian Diklat Berbasis
Perbandingan CapaianKompetensi BPSDM
Diklat Berbasis ESDM TahunBPSDM
Kompetensi 2015 s.d. Tahun 2017
ESDM
Tahun 2015 s.d. Tahun 2017
AKUNTABILITAS KERJA
Adapun jumlah judul diklat berbasis kompetensi yang diselenggarakan
selama Adapun
periodejumlah
tahunjudul diklat berbasis kompetensi yang diselenggarakan selama periode
2017 adalah sebanyak 146 jumlah judul diklat dari total 176
tahun 2017 adalah sebanyak 146 jumlah judul diklat dari total 176 judul diklat. Capaian persentase
judul diklat. Capaian persentase penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi saat
penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi saat ini masih di bawah target yang tertuang dalam
ini masih di bawah target yang tertuang dalam perjanjian kinerja 2017 yaitu 82%
perjanjian kinerja 2017 yaitu 82% dari target pada Perjanjian Kinerja 86%, hal ini disebabkan
dari target
adanya pada
efisiensi Perjanjian
anggaran Kinerja
sehingga 86%, hal
berpengaruh ini disebabkan
terhadap adanyadokumen
kegiatan penyusunan efisiensi anggaran
NSPK
sehingga berpengaruh
yang menjadi terhadap
kriteria suatu diklat kegiatanberbasis
yg dikategorikan penyusunan dokumen
kompetensi. NSPK
Ke depannya yang menjadi
diharapkan
kriteria suatu diklat
proses penyusunan yg dikategorikan
dokumen NSPK pada Badan berbasis kompetensi.
Pengembangan Ke depannya
SDM ESDM dapat diharapkan
terlaksana secara
menyeluruh
proses sehingga pada
penyusunan tahun anggaran
dokumen 2018 persentase
NSPK pada capaian penyelenggaraan
Badan Pengembangan diklat dapat
SDM ESDM
berbasis kompetensi diharapkan akan naik secara signifikan.
terlaksana secara menyeluruh sehingga pada tahun anggaran 2018 persentase capaian
Penyelenggaraan
penyelenggaraan diklat
diklat berdasarkan
berbasis bidang dandiharapkan
kompetensi peruntukan peserta
akan diklat
naik selama
secaraperiode
signifikan.
tahun 2017 disajikan pada Tabel 3.3 Diklat bidang minyak dan gas bumi; diklat bidang geologi,
Penyelenggaraan diklat berdasarkan bidang dan peruntukan peserta diklat
mineral dan batubara; dan diklat bidang ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan dan konservasi
selama periode tahun 2017 disajikan pada Tabel 3.3 Diklat bidang minyak dan gas
energi, menyelenggarakan diklat untuk industri dan masyarakat serta untuk aparatur. Diklat yang
bumi; diklat
tercantum bidang
pada STEM geologi,
Akamigas mineral dan
merupakan batubara;
diklat dan
mandatori diklat
yang bidang oleh
dilaksanakan ketenagalistrikan,
PPSDM
energi
Migas baru, terbarukan
dan PPSDM Geologi, dan konservasi
Mineral energi,
dan Batubara menyelenggarakan
dengan diklat
menggunakan anggaran dariuntuk
STEM industri
Akamigas. Diklat tersebut adalah Diklat Inspektur Migas dan Diklat Penyegaran Inspektur
Tambang. Hal ini bertujuan untuk mengakomodir peningkatan kompetensi dari Inspektur Migas
127 dialihkan ke pusat (KESDM) pada Tahun 2017.
dan Inspektur Tambang daerah yang penugasannya
dan masyarakat serta untuk aparatur. Diklat yang tercantum pada STEM Akamigas
merupakan diklat mandatori yang dilaksanakan oleh PPSDM Migas dan PPSDM Geologi,
Mineral dan Batubara dengan menggunakan anggaran dari STEM Akamigas. Diklat
tersebut adalah Diklat Inspektur Migas dan Diklat Penyegaran Inspektur Tambang. Hal
ini bertujuan untuk mengakomodir peningkatan kompetensi dari Inspektur Migas dan
Inspektur Tambang daerah yang penugasannya dialihkan ke pusat (KESDM) pada Tahun
2017.
Tabel 84. Realisasi Capaian Persentase Diklat Berbasis Kompetensi
Tabel 84. Realisasi Capaian Persentase Diklat Berbasis Kompetensi
Indikator Target
Tabel 84. Realisasi 2017 Persentase
Capaian Realisasi 2017
Diklat BerbasisRealisasi 2016
Kompetensi
Penyelenggaran
DiklatIndikator
Berbasis 86%
Target 2017 82%
Realisasi 2017 Realisasi 57,85%
2016
Kompetensi
Penyelenggaran
Diklat Berbasis 86% 82% 57,85%
6. Indeks Kepuasan Penggunaan Layanan Diklat
Kompetensi
6. Indeks Kepuasan Penggunaan Layanan Diklat
Kualitas atau mutu layanan merupakan salah satu faktor yang sangat penting
Kualitas atau sebuah
dalam keberhasilan mutu layanan merupakan
organisasi dalamsalah satu faktor
mencapai tujuanyang
dansangat penting
sasaran dalam
strategisnya.
6. Indeks Kepuasan Penggunaan Layanan Diklat
keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya. Mutu layanan
Mutu layanan sangat terkait dengan kepuasan pelanggan sehingga dapat didefinisikan
sangat terkait
Kualitasdengan kepuasan
atau mutu pelanggan
layanan sehingga
merupakan salahdapat
satu didefinisikan dengan penting
faktor yang sangat perbandingan
dalam
dengan perbandingan persepsi yang diterima pelanggan dengan layanan yang
persepsi yangsebuah
keberhasilan diterimaorganisasi
pelanggandalam
dengan layanan yang
mencapai dirasakan.
tujuan Kedua
dan sasaran faktor ini yang
strategisnya. Mutudigunakan
layanan
dirasakan. Kedua faktor ini yang digunakan oleh BPSDM ESDM untuk mengetahui
oleh BPSDM
sangat terkaitESDM untuk
dengan mengetahui
kepuasan tingkatsehingga
pelanggan kepuasandapat
pelanggan pengguna
didefinisikan jasa pengembangan
dengan perbandingan
tingkat kepuasan pelanggan pengguna jasa pengembangan SDM sektor ESDM melalui
SDM sektor
persepsi ESDM
yang melalui
diterima survey dengan
pelanggan kepuasan masyarakat.
layanan Aspek-aspek
yang dirasakan. yang
Kedua diukur
faktor mengacu
ini yang pada
digunakan
survey kepuasan masyarakat. Aspek-aspek yang diukur mengacu pada Keputusan
Keputusan
oleh BPSDMMenteri Negara
ESDM untuk Pendayagunaan
mengetahui Aparatur pelanggan
tingkat kepuasan Negara Nomor 25/KEP/M.PAN/2/2004
pengguna jasa pengembangan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25/KEP/M.PAN/2/2004 tentang
tentang Pedoman
SDM sektor ESDM Penyusunan Indeks
melalui survey Kepuasan
kepuasan Masyarakat
masyarakat. Unit Pelayanan
Aspek-aspek Instansi
yang diukur Pemerintah,
mengacu pada
Pedoman
Keputusan
Penyusunan
dan Peraturan Menteri
Menteri
Indeks
Negara
Kepuasan
Pendayagunaan
Masyarakat
Aparatur
Pendayagunaan
Unit
Negara dan
Aparatur
Pelayanan
Reformasi
Negara
Instansi
NomorBirokrasi
Pemerintah,
Nomor 38 Tahun
25/KEP/M.PAN/2/2004
dan
2012Peraturan
tentang
tentang PedomanMenteri
Pedoman Pendayagunaan
Penilaian
Penyusunan Kinerja
Indeks Unit Aparatur
KepuasanPelayanan Negara
Unitdan
Publik.
Masyarakat Reformasi
Pelayanan Birokrasi
Instansi Nomor
Pemerintah,
38
danTahun 2012
Peraturan tentang
Menteri Pedoman Penilaian
Pendayagunaan Kinerjadan
Aparatur Negara Unit Pelayanan
Reformasi Publik.
Birokrasi Nomor 38 Tahun
Hasil
2012 Hasil
survey
tentang survey
Pedoman kepuasan
kepuasan
Penilaian masyarakat
masyarakat
Kinerja selama
Unit selama
periode
Pelayanan periode tahun
tahun 2017
Publik. di 2017 di lingkungan
lingkungan Badan
Badan Pengembangan
Pengembangan Sumber
Sumber Daya ManusiaDaya
ESDMManusia ESDM
secara umum secara
masuk dalamumum
kategori masuk dalam
“Sangat Baik”
kategori
dan telah
Hasil “Sangat
survey Baik”
melampaui
kepuasan dan
target telah
tahun 2017melampaui
masyarakat (3,12
selamaindeks)target tahun
yaitutahun
periode pada 2017
interval
2017 IKM
di (3,12 indeks)
3,30 (indeks)
lingkungan yaitu
atau
Badan
pada
nilai interval
konversi IKM
Pengembangan IKM 3,30
Sumber (indeks)
82,5%. atauESDM
Responden
Daya Manusia nilaisurvey
pada konversi
secara IKMmasuk
dimaksud
umum 82,5%. Responden
merupakan
dalam pengguna
kategori pada survey
jasa diklat
“Sangat Baik”
padatelah
dan Badan
dimaksud Pengelolatarget
melampaui
merupakan SDM ESDM.
tahun Rincian
pengguna 2017 respondennya
jasa(3,12 indeks)
diklat adalah
padayaitu
Badan sebagaimana
padaPengelola
interval IKMpada tabel
3,30ESDM.
SDM berikut.
(indeks) atau
Rincian
nilai konversi IKM
respondennya 82,5%.
adalah Tabelpada
Responden
sebagaimana 86. Responden
pada survey Survei merupakan pengguna jasa diklat
dimaksud
tabel berikut.
pada Badan Pengelola
No SDM ESDM. Rincian respondennyaResponden
Unit PPSDM adalah sebagaimana pada tabel berikut.
1 Tabel
PPSDM KEBTKE 86.86.
Tabel Responden SurveiSurvei824 Orang
Responden
2 PPSDM Migas 509 Orang
No Unit PPSDM Responden
3
1 PPSDM
PPSDM Geominerba
KEBTKE 380
824 Orang
Orang
4
2 PPSDM
PPSDM Aparatur
Migas 542
509 Orang
Orang
5
3 STEM
PPSDMAkamigas
Geominerba 763
380 Orang
Orang
6
4 Balai
PPSDM Diklat TBT
Aparatur 230
542 Orang
Orang
5 Total
STEM Akamigas 3.248
763Orang
Orang
6 Balai Diklat TBT 230 Orang
Total cerminan bagi BPSDM 3.248
Nilai kepuasan ini merupakan ESDM Orang
untuk terus melakukan upaya
perbaikan terus menerus dalam peningkatan kualitas layanan diklat dengan didukung oleh fasilitas
sarana dan prasarana,
Nilai kepuasandukungan SDM kediklatan
ini merupakan dan BPSDM
cerminan bagi kedikjaran,
ESDM perangkat diklat
untuk terus dan dikjar,
melakukan dan
upaya
128
aspek lainnya.
perbaikan terus menerus dalam peningkatan kualitas layanan diklat dengan didukung oleh fasilitas
sarana dan prasarana, dukungan SDM kediklatan dan kedikjaran, perangkat diklat dan dikjar, dan
Nilai kepuasan ini merupakan cerminan bagi BPSDM ESDM untuk terus
melakukan upaya perbaikan terus menerus dalam peningkatan kualitas layanan diklat
dengan didukung oleh fasilitas sarana dan prasarana, dukungan SDM kediklatan dan
Tabel 87. Kriteria Penilaian Indeks Berdasarkan Permenpan KEP/25/M.PAN/2/2004
kedikjaran, perangkat diklat dan dikjar, dan aspek lainnya.
Tabel 87. Kriteria Penilaian Indeks Berdasarkan Permenpan KEP/25/M.PAN/2/2004
NILAI
Tabel 87. NILAI Indeks Berdasarkan Permenpan
Kriteria Penilaian
NILAI INTERVAL
MUTU KEP/25/M.PAN/2/2004
KINERJA
INTERVAL PELAYAN UNIT
PERSEPSI KONVERSI
NILAI
IKM
NILAI IKM
AN
MUTU PELAYANAN
KINERJA
NILAI INTERVAL
1 INTERVAL
1,00 - 1,75 25 - 43,75 PELAYAN
D Tidak UNIT
baik
PERSEPSI KONVERSI
IKM AN PELAYANAN
2 1,76 - 2,50 IKM
43,76 - 62,50 C Kurang baik
1 3 2,51
1,00 - 3,25
- 1,75 62,51 - 81,25
25 - 43,75 BD Baik
Tidak baik
4 3,26 - 4,00 81,26 - 100,00 A Sangat baik
2 1,76 - 2,50 43,76 - 62,50 C Kurang baik
3 2,51 - 3,25 62,51 - 81,25 B Baik
4 3,26 - 4,00 81,26 - 100,00 A Sangat baik
AKUNTABILITAS KERJA
STEM Sangat
5 3,2 80% 3,68 92% A
Akamigas Baik
Sangat
6 BDTBT 2,92 73% 3,26 81,50% A
Baik
Sangat
Total 3,11 77,75% 3,3 82,50% A
Baik
Gambar 46.
Gambar 46. Capaian
Perbandingan Perbandingan Capaian
Indeks Kepuasan Indeks Kepuasan
Pengguna Pengguna
Layanan BPSDM Layanan
ESDM Tahun 2015 BPSDM
s.d. TahunESDM
2017
Tahun 2015 s.d. Tahun 2017
Tabel
Tabel 89.
89. Rincian
Tabel Rincian Realisasi
89. Rincian Indeks
Realisasi Indeks
Realisasi Kepuasan
IndeksKepuasan
Kepuasan Pengguna
Pengguna Layanan
Layanan
Pengguna Diklat Diklat
Layanan Diklat
Indikator
Indikator Target
Target 2017
2017 Realisasi
Realisasi 2017
2017 Realisasi
Realisasi 2016
2016
Indeks
Indeks Kepuasan
Kepuasan
3,12
3,12 3,30
3,30 3,13
3,13
Pengguna Layanan
Pengguna Layanan Diklat
Diklat
3.5.2
3.5.2 Sasaran
Sasaran Strategis
Strategis XI: Meningkatkan
XI:XI:
Meningkatkan Kapasitas
Kapasitas IPTEK
IPTEK
3.5.2 Sasaran Strategis Meningkatkan Kapasitas IPTEK
Tabel
Tabel 90.
90. Sasaran
Sasaran Strategis
Strategis XI
XI
Tabel 90. Sasaran Strategis XI
Sasaran Strategis
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Target
Target Realisasi
Realisasi
Meningkatkan
Meningkatkan 1)
1) Jumlah
Jumlah Pilot
Pilot Plant/Prototype/Demo
Plant/Prototype/Demo 16
16 Buah
Buah 15
15 Buah
Buah
Kapasitas Iptek
Kapasitas Iptek Plant
Plant atau
atau Rancangan/
Rancangan/ Rancangan
Rancangan
Bangun/Formula
Bangun/Formula
2)
2) Jumlah
Jumlah paten
paten dan
dan hasil
hasil litbang
litbang yang
yang 5
5 Buah
Buah Buah
Buah
terimplementasikan
terimplementasikan
1.
1. Jumlah
Jumlah Pilot Plant/Prototype/Demo
PilotPilot
Plant/Prototype/Demo Plant/
Plant/ atau
atau Rancangan/Rancang
Rancangan/Rancang Bangun/Formula
Bangun/Formula
1. Jumlah Plant/Prototype/Demo Plant/ atau Rancangan/Rancang Bangun/
Pada
Pada tahun 2017, Kementerian
tahun 2017, Kementerian ESDM
ESDM menargetkan
menargetkan pilot
pilot plant/prototipe/demo
plant/prototipe/demo plant
plant atau
atau
Formula
rancangan/rancang
rancangan/rancang bangun/formula
bangun/formula sebanyak
sebanyak 16 16 buah.
buah. Target tersebut
Target tersebut berbeda
berbeda jauh dengan
jauh dengan
Pada tahun 2017, Kementerian ESDM menargetkan pilot plant/prototipe/demo
target
target yang
yang telah
telah ditetapkan
ditetapkan pada
pada Renstra,
Renstra, yaitu
yaitu sebanyak
sebanyak 33
33 pilot
pilot plant/prototipe/demo
plant/prototipe/demo plant
plant atau
atau
plant atau rancangan/rancang bangun/formula sebanyak 16 buah. Target tersebut
rancangan/rancang
rancangan/rancang bangun/formula.
bangun/formula. Hal
Hal ini
ini karena
karena secara
secara keseluruhan
keseluruhan alokasi
alokasi anggaran
anggaran litbang
litbang
berbeda jauh dengan target yang telah ditetapkan pada Renstra, yaitu sebanyak
33 pilot plant/prototipe/demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula. Hal ini
karena secara keseluruhan alokasi anggaran litbang pada tahun 2017 menurun drastis
dibandingkan dengan perkiraan alokasi anggaran pada Renstra yang tercantum sebesar
Rp. 1,18 Triliun. Alokasi anggaran litbang pada tahun 2017 hanya sebesar Rp. 555 Miliar.
Dari 16 buah target pilot plant/prototipe/demo plant atau rancangan/rancang bangun/
formula yang ditetapkan, berhasil direalisasikan sebanyak 15 (lima belas) pilot plant/
prototipe/demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula, atau terealisasi sebesar
93,75%.
Penyebab tidak tercapainya target hingga 100% karena ada 2 (dua) rancangan/
rancang bangun yang tidak dapat dilaksanakan, yaitu Detail Engineering Design reaktor
gasifikasi fixed bed dan Rancang bangun Short Rotary Kiln. Pelaksanaan kegiatan Detail
Engineering Design reaktor gasifikasi fixed bed gagal dilaksanakan karena alokasi
anggaran yang telah ada digunakan untuk kegiatan kajian optimalisasi Gasifikasi Mini
(Gasmin) dengan judul “Kajian Pengukuran pasar dan analisis pemasaran gasmin
batubara pada industri kecil/menengah di Provinsi DIY”. Sedangkan pelaksanaan
kegiatan Rancang Bangun Short Rotary Kiln batal dilaksanakan karena mitra kerja sama
tidak sanggup untuk membuat rancang bangun sesuai spesifikasi yang diharapkan.
130
Meskipun terdapat 2 (dua) rancangan/rancang bangun yang tidak dapat
dilaksanakan, tetapi dari bidang geologi kelautan, dapat dihasilkan 1 (satu) rancang
bangun. Pada awal penetapan kinerja, dari bidang geologi kelautan tidak ditargetkan
untuk menghasilkan rancang bangun. Dengan adanya penambahan 1 (satu) rancang
bangun ini, maka target pilot plant/prototipe/demo plant atau rancangan/rancang
bangun/formula yang tidak dapat direalisasikan pada tahun 2017 sebanyak 1 (satu)
buah. Adapun 15 (lima belas) pilot plant/prototipe/demo plant atau rancangan/ rancang
bangun/formula yang berhasil direalisasikan, adalah sebagai berikut:
A. Bidang Minyak Bumi
1) Uji Coba Formula Cairan Rumen pada Sumur GMB Non-produktif untuk
Meningkatkan Produksi GMB
2) Formula Gemuk Litium Complex Berbahan Dasar Minyak Jarak
3) Unit Pengolahan Tanah Tercemar Minyak dan Oil Off-Spec Kapasitas 5 ton per batch
dan fasilitas Pendukungnya
4) Dokumen FEDD Kilang Minyak Mini di Pulau Seram
5) Desain Rancang Bangun dan Spesifikasi Teknis Tabung ANG dari Bahan Komposit
B. Bidang Mineral dan Batubara
1) Rancang Bangun Sumur Injeksi dan Sumur Produksi UCG
2) Rancang sensor pengendali proses pada reaktor gasifikasi fixed bed
3) Detail Engineering Design Tungku Fluidized Bed Kapasitas 600 kW
4) Rancangan pembakar siklon jenis non slagging untuk batubara kalori rendah
5) Pilot Plant Gd Oksida kapasitas 10 kg/hari
C. idang Ketenagalistrikan dan EBTKE
1) Rancang Bangun Turbin Axial PLTMH
2) Pengembangan Terpadu BBN Berbasis Tanaman Lokal Dengan Digester Biogas Di
Provinsi Di Yogyakarta
AKUNTABILITAS KERJA
3) Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali
4) Smart System PLTS di Kawasan Perkantoran Gubernur Bali
D. Bidang Geologi Kelautan
1) Rancang Bangun Sistem Akuisisi Seismik Single Channel
131
Alokasi anggaran litbang pada tahun 2017 hanya sebesar Rp. 555 Miliar. Dengan adanya
pengurangan alokasi anggaran menyebabkan beberapa kegiatan litbang yang rencana
semula dapat menjadi sarana atau kegiatan implementasi paten dan hasil litbang, tidak
dapat dilaksanakan.
Pada tahun 2017, Paten dan Hasil Litbang yang terimplementasikan terealisasi
sebesar 100% atau sebanyak 5 buah. Rinciannya adalah, paten terimplementasikan
sebanyak 2 (dua) buah dari 2 (dua) buah yang ditargetkan atau tercapai 100%, dan hasil
litbang yang terimplementasikan berhasil direalisasikan sebanyak 3 (tiga) dari 3 (tiga)
yang ditargetkan, atau realisasinya sebesar 100% (penjelasan teknis terlampir dalam
Lampiran VI).
1) Jumlah Paten yang terimplementasikan Pada Bidang Minyak dan Gas Bumi
a. Kompartemen Tabung CNG Tipe 4 untuk Aplikasi Pada Kendaraan Bermotor Sistem
Bi-Fuel
b. Implementasi Formula Cairan Rumen pada Sumur GMB Non-produktif untuk
Meningkatkan Produksi GMB
2) Jumlah Hasil Litbang yang terimplementasikan
a. Bidang Minyak dan Gas Bumi
- Implementasi unit Biodiesel untuk Produksi Biodiesel sesuai Standar Spesifikasi
SNI
b. Bidang Ketenagalistrikan dan EBT
- Pemanfaatan Hasil Litbang Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali
- nfaatan Hasil Litbang Smart System PLTS di Kawasan Perkantoran Gubernur Bali
3.5.3
3.5.3 Sasaran Strategis
Sasaran XII: XII:
Strategis Meningkatkan Kehandalan
Meningkatkan Informasi
Kehandalan Kegeologian
Informasi Kegeologian
Tabel 91. Sasaran Strategis XII
Tabel 91. Sasaran Strategis XII
Pada tahun
Pada tahun 2015
2015 dan dan2016
tahun tahun 2016 terdapat
terdapat 3 capaian 3pada
capaian padadiindikator
indikator di dalam
dalam sasaran
sasaran
trategis trategis “Meningkatkan
“Meningkatkan kualitas informasikualitas informasi
dan pelayanan dan Geologi”,
di Bidang pelayanan di Bidangantara
perbandingan Geologi”,
perbandingan
capaian antara
dan target pada capaian
Renstra dan target pada
KEMENTERIAN ESDMRenstra KEMENTERIAN
2015-2019 dapat dilihat ESDM 2015-2019
pada tabel di
dapat dilihat pada tabel di bawah.
bawah.
Tabel 92. Perbandingan Capaian Indikator dan Target Pada Renstra Kementerian ESDM
132
2015-2019
Pada tahun 2015 dan tahun 2016 terdapat 3 capaian pada indikator di dalam sasaran
trategis “Meningkatkan kualitas informasi dan pelayanan di Bidang Geologi”, perbandingan antara
capaian dan target pada Renstra KEMENTERIAN ESDM 2015-2019 dapat dilihat pada tabel di
bawah.
Tabel 92. Perbandingan Capaian Indikator dan Target Pada Renstra Kementerian ESDM
2015-2019
Tabel 92. Perbandingan Capaian Indikator dan Target Pada Renstra Kementerian ESDM 2015-2019
2015 2016
Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Target Capaian
Realisasi Realisasi
Renstra (%) Renstra (%)
Penyediaan Air
Bersih Melalui
TItik 100 105 105 100 197 197
Pengeboran Air
Tanah
Wilayah Prospek
Rekomendasi
Sumber Daya 62 63 101,6 63 52 82,5
/wilayah
Geologi
Peta Kawasan
Peta 30 30 100 16 13 81,25
Bencana Geologi
AKUNTABILITAS KERJA
untuk berbagai keperluan air bersih guna menunjang kelangsungan pembangunan.
Air tanah telah terbukti memiliki nilai strategis sebagai sumber daya alam yang
dimanfaatkan untuk memenuhi hajat hidup sehari-hari masyarakat.
Bahkan tahun 2014 Unicef dan WHO memperkirakan, Indonesia adalah salah
satu dari 10 negara yang hampir dua pertiga dari populasi tidak mempunyai akses ke
sumber air minum. Kesepuluh negara tersebut adalah China (108 juta), India (99 juta),
Nigeria (63 juta), Ethiopia (43 juta), Indonesia (39 juta), Republik Demokratik Kongo (37
juta), Bangladesh (26 juta), Republik Tanzania (22 juta), Kenya (16 juta) dan Pakistan (16
juta).
Oleh karena itu, bantuan sarana air bersih melalui pengeboran air tanah
merupakan cara penyediaan air bersih yang akan tetap diminati, karena kelebihannya
mempunyai jangkauan pelayanan kepada masyarakat lebih dekat dan tingkat
kerentanan terhadap pencemaran airnya yang rendah dibanding dengan air
permukaan. Namun demikian, apabila kondisi air permukaan yang tersedia baik
133
Tanzania (22 juta), Kenya (16 juta) dan Pakistan (16 juta).
Oleh karena itu, bantuan sarana air bersih melalui pengeboran air tanah merupakan cara
penyediaan air bersih yang akan tetap diminati, karena kelebihannya mempunyai jangkauan
pelayanan kepada masyarakat lebih dekat dan tingkat kerentanan terhadap pencemaran airnya
yang rendah dibanding dengan air permukaan. Namun demikian, apabila kondisi air permukaan
dantersedia
yang banyakbaik
maka diprioritaskan
dan banyak penyediaan
maka diprioritaskan air bersih
penyediaan menggunakan
air bersih sumber
menggunakan sumber air
permukaan.
air permukaan.Salah
Salah satu
satu cara
cara untuk
untuk membantu masyarakat
membantu masyarakat dalam
dalam memenuhi
memenuhi kebutuhan
kebutuhan air
air bersih
bersih dapatdapat ditempuh
ditempuh dengandengan membuat
membuat sumur
sumur bor bor yang
dalam dalam yang dengan
diawali diawali kajian
dengan
hidrogeologi permukaanpermukaan
kajian hidrogeologi dan pendugaan
dangeolistrik
pendugaan (geofisika) di sekitar
geolistrik rencana
(geofisika) dilokasi titik
sekitar bor
rencana
terpilih. Kajian
lokasi titik borhidrogeologi dan geofisika
terpilih. Kajian ini harus
hidrogeologi dandilakukan
geofisikasecara cermat
ini harus dengan cara
dilakukan secara
mengevaluasi data pustaka
cermat dengan dan lapangan agar
cara mengevaluasi datapenentuan
pustakalokasi titik bor tersebut
dan lapangan dapat memenuhi
agar penentuan lokasi
harapan yang diinginkan.
titik bor tersebut dapat memenuhi harapan yang diinginkan.
Capaian
Capaian Kinerja
Kinerja Tersedianya
Tersedianya sarana
sarana air bersihair bersih
dari dari pemanfaatan
pemanfaatan air tanah bagiair tanah bagi
masyarakat
dimasyarakat
daerah tertinggal yang sulit
di daerah air:
tertinggal yang sulit air:
Tabel 93. Realisasi Pemboran Air Tanah
Tabel 93. Realisasi Pemboran Air Tanah
Pengeboran air tanah dalam di daerah sulit air pada tahun 2017 ditetapkan targetnya 250
Pengeboran air tanah dalam di daerah sulit air pada tahun 2017 ditetapkan
lokasi sumur bor air tanah. Rincian realisasi kegiatan pemboran air tanah sebanyak 237
targetnya 250 lokasi sumur bor air tanah. Rincian realisasi kegiatan pemboran air tanah
sebanyak 237 titik/lokasi, dengan rincian lokasi kegiatan sebagai berikut:
1. Nanggrou Aceh Darusalam : 2 lokasi
2. Provinsi Bengkulu : 4 lokasi
3. Provinsi DI Yogyakarta : 3 lokasi
4. Provinsi Gorontalo : 5 lokasi
5. Provinsi Jambi : 7 lokasi
6. Provinsi Jawa Barat : 24 lokasi
7. Provinsi Jawa Tengah : 26 lokasi
8. Provinsi Jawa Timur : 53 lokasi
9. Provinsi Kalimantan Barat : 6 lokasi
10. Provinsi Kalimantan Selatan : 3 lokasi
11. Provinsi Kalimantan Tengah : 8 lokasi
12. Provinsi Kalimantan Timur : 5 lokasi
13. Provinsi Kalimantan Utara : 3 lokasi
14. Provinsi Lampung : 4 lokasi
15. Provinsi Maluku : 1 lokasi
16. Provinsi Nusa Tenggara Barat : 7 lokasi
17. Provinsi Nusa Tenggara Timur : 7 lokasi
18. Provinsi Papua : 7 lokasi
19. Provinsi Riau : 9 lokasi
20. Provinsi Sulawesi Barat : 4 lokasi
21. Provinsi Sulawesi Selatan : 15 lokasi
22. Provinsi Sulawesi Utara : 3 lokasi
134
23. Provinsi Sulawesi Tengah : 4 lokasi
24. Provinsi Sulawesi Tenggara : 4 lokasi
25. Provinsi Sumatera Barat : 9 lokasi
26. Provinsi Sumatera Selatan : 6 lokasi
27. Provinsi Sumatera Utara : 8 lokasi
AKUNTABILITAS KERJA
Gambar 47. Capaian Penyediaan air bersih melalui pengeboran air tanah pada tahun 2017
Gambar 47. Capaian Penyediaan air bersih melalui pengeboran air tanah pada tahun 2017
135
Gambar 47. Capaian Penyediaan air bersih melalui pengeboran air tanah pada tahun 2017
Gambar
Gambar 48. Peta
48. Peta Lokasi
Lokasi Sebaran Sumur
Sebaran Sumur Bor
BorSebanyak 237237
Sebanyak Lokasi
Lokasi
144
Gambar 49. Pemanfaatan Sumur Bor Dalam di Desa Huta Ginjang, Kecamatan Muara, Kabupaten
Gambar 50.
Pemanfaatan Air Sumur Bor Dalam di Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur
Gambar 50. Pemanfaatan Air Sumur Bor Dalam di Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa,
Gambar 50. Pemanfaatan Air Sumur Bor Dalam di Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa,
Gambar 51. Peresmian Sumur Bor di Magelang oleh Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi
Tata Lingkungan
Gambar 51. Peresmian Sumur Bor di Magelang oleh Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan
Gambar 51. Peresmian Sumur Bor di Magelang oleh Kepala Pusat Air Tanah dan Geolog
Tata Lingkungan
AKUNTABILITAS KERJA
Gambar 52. Peresmian dan pemanfaatan sumur bor oleh Menteri ESDM di Bukit Tinggi, Sumatera Barat
Gambar 52. Peresmian dan pemanfaatan sumur bor oleh Menteri ESDM di Bukit Tinggi, Sumatera
137
Barat
Kegiatan eksplorasi sumur bor baru dimulai tahun 2005 hingga sekarang dan baru
Kegiatan1.611
mencapai sebanyak eksplorasi
sumursumur bor baru dimulai
bor. Sedangkan tahun 2005
permohonan hingga
bantuan sekarang
sumur bor didan barusulit
daerah
Kegiatan eksplorasi sumur bor baru dimulai tahun 2005 hingga sekarang
mencapai sebanyak 1.611 sumur bor. Sedangkan permohonan bantuan sumur bor
air hingga saat ini mencapai 7.500 pemohon. Contoh salah satu daerah yang mengalami di daerah sulit
dan baru mencapai sebanyak 1.611 sumur bor. Sedangkan permohonan bantuan
air hingga saat ini mencapai 7.500 pemohon. Contoh salah satu daerah yang mengalami
kekurangan airbor
sumur bersih yaitu sulit
di daerah DesaairRanca
hinggaGede,
saat Kecamatan Gunung
ini mencapai Kaler, Kabupaten
7.500 pemohon. Tangerang.
Contoh salah
kekurangan air bersih yaitu Desa Ranca Gede, Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang.
Setelah satu
dilakukan
daerahpemboran, air yang
yang mengalami dihasilkan
kekurangan masihyaitu
air bersih terasa payau
Desa Rancabahkan cenderung asin.
Gede, Kecamatan
Setelah dilakukan pemboran, air yang dihasilkan masih terasa payau bahkan cenderung asin.
AkhirnyaGunung
tim melakukan inovasiTangerang.
Kaler, Kabupaten dengan menerapkan Teknologi
Setelah dilakukan ReverseairOsmosis
pemboran, (RO). Setelah
yang dihasilkan
Akhirnya tim melakukan inovasi dengan menerapkan Teknologi Reverse Osmosis (RO). Setelah
masih
diterapkan terasa payau
Teknologi bahkan
Reverse cenderung
Osmosis (RO), asin. Akhirnya
air yang tim melakukan
dihasilkan inovasi
berkualitas baikdengan
bahkan bisa
diterapkan Teknologi Reverse Osmosis (RO), air yang dihasilkan berkualitas baik bahkan bisa
menerapkan
langsung diminum. Teknologi Reverse Osmosis (RO). Setelah diterapkan Teknologi Reverse
langsung diminum.
Osmosis (RO), air yang dihasilkan berkualitas baik bahkan bisa langsung diminum.
Jumlah 57 57
AKUNTABILITAS KERJA
Ngada,Provinsi
NTT dan Sumatera Barat, daerah
Gimpu, Kabupaten Barru, Kab
Sigi, Provinsi Barru, Tengah.
Sulawesi Provinsi Sulawesi Selatan dan Gou
- Inelika,keprospekan
3 wilayah Kabupaten Ngada,
dengan Provinsi NTT. peningkatan status sumberdaya spekulatif
rekomendasi
- 2 wilayah
menjadi keprospekan
sumberdaya dengan
hipotetik yaitu rekomendasi
daerah peningkatan
Pincurak, Kab kualitas Sumatera
Pasaman, Provinsi data geosains
Barat,
keprospekan
daerah panas
Barru, Kab Barru, bumi yaitu
Provinsi daerah
Sulawesi Surian,
Selatan KabInelika,
dan Gou Solok dan Gn Sago,
Kabupaten KabProvinsi
Ngada, Tanah
NTT. Datar, Provinsi Sumatera Barat.
- 2- wilayah
5 wilayah keprospekan
keprospekan dengan rekomendasi
dengan rekomendasi peningkatanpeningkatan status sumberdaya
kualitas data geosains keprospekan
panashipotetik menjadi
bumi yaitu daerah cadangan
Surian, Kabmungkin
Solok danyaitu hasil Kab
Gn Sago, survey Magnetotelurik
Tanah dan
Datar, Provinsi TDEM
Sumatera
Barat.daerah Nage, Kab Ngada, NTT; Lokop, Kab Aceh Tamiang, Provinsi Aceh; Sipoholon,
- Ria-Ria,
5 wilayah Kab Tapanuli
keprospekan dengan Utara, Provinsi
rekomendasi Sumatera
peningkatan Utara;
status Songa –hipotetik
sumberdaya Wayaua, Kab
menjadi
Halmahera
cadangan mungkinSelatan, Provinsi
yaitu hasil surveyMaluku; dan Maritaing,
Magnetotelurik Kabdaerah
dan TDEM Alor, Nusa
Nage,Tenggara Timur;
Kab Ngada, NTT;
- 1 wilayah
Lokop, Kab Acehkeprospekan dengan
Tamiang, Provinsi rekomendasi
Aceh; Sipoholon,peningkatan
Ria-Ria, Kab kualitas
Tapanulidata cadangan
Utara, Provinsi
Mungkin
Sumatera Utara;di daerah
Songa Pantar, Kab
– Wayaua, KabHalmahera
Alor, Nusa Selatan,
Tenggara Timur.Maluku; dan Maritaing, Kab
Provinsi
- Nusa
Alor, 2 wilayah keprospekan
Tenggara Timur; dengan rekomendasi peningkatan data bawah permukaan
berupa data gradient thermal tercapai yang dihasilkan dari pengeboran landaian
139
- 1 wilayah keprospekan dengan rekomendasi peningkatan kualitas data cadangan Mungkin di
daerah Pantar, Kab Alor, Nusa Tenggara Timur.
- 1 wilayah keprospekan dengan rekomendasi peningkatan kualitas data cadangan Mungkin di
- 2 wilayah keprospekan dengan rekomendasi peningkatan data bawah permukaan berupa data
daerah Pantar, Kab Alor, Nusa Tenggara Timur.
suhu di
gradient daerah
thermal Panti,yang
tercapai Kabupaten
dihasilkanPasaman Provinsilandaian
dari pengeboran Sumatera Barat,
suhu dan Gunung
di daerah Panti,
- 2 wilayah keprospekan dengan rekomendasi peningkatan data bawah permukaan berupa data
Sirung, Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat, dan Gunung Sirung, Pantar, Kabupaten Alor,
gradient thermal tercapai yang dihasilkan dari pengeboran landaian suhu di daerah Panti,
ProvinsiPada tahun 2017
Nusa Tenggara Timur.terdapat penambahan 10 lokasi baru panas bumi hasil
Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat, dan Gunung Sirung, Pantar, Kabupaten Alor,
penyelidikan panas bumi yaitu: Nage, Bajawa – Jerebuu, Kab. Ngada; Gimpu, Kulawi
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pada
Selatan, tahun
Kab. Sigi;2017
Tinigi,terdapat
Galang,penambahan 10Lorenz,
Kab. Tolitoli; lokasi baru panas
Baolan, bumi
Kab. hasil Malala,
Tolitoli; penyelidikan
Dondo,
panas 147
Kab. bumi yaitu:
Tolitoli; LuokNage, BajawaDondo,
Manipi, – Jerebuu,
Kab.Kab. Ngada;Lemba
Tolitoli; Gimpu, Harapan,
Kulawi Selatan,
Dampal
Pada tahun 2017 terdapat penambahan 10 lokasi baru panas bumi hasil penyelidikan
Kab. Selatan,
Sigi; Tinigi,
Kab.
Galang, Kab. Tolitoli;
Tolitoli; Lorenz, Baolan, Kab.Rampi,
Tolitoli; Kab.
Malala, Dondo,Utara;
Kab. Tolitoli; Luok Manipi, Dondo,
panas bumiSeko,
yaitu:Kab.
Nage,Luwu
BajawaUtara;
– Jerebuu, Kab. Ngada;Luwu
Gimpu, KulawiPencong-Lompo Battang,
Selatan, Kab. Sigi; Tinigi, 147
Kab. Tolitoli; Lemba Harapan, Dampal Selatan, Kab. Tolitoli; Seko, Kab. Luwu Utara; Rampi, Kab.
Biringbulu, Kab. Gowa.
Galang, Kab. Tolitoli; Lorenz, Baolan, Kab. Tolitoli; Malala, Dondo, Kab. Tolitoli; Luok Manipi, Dondo,
Luwu Utara; Pencong-Lompo Battang, Biringbulu, Kab. Gowa.
Kab. Tolitoli;Berdasarkan
Lemba Harapan, uraian capaian
Dampal kinerja
Selatan, keluaran
Kab. Tolitoli; (output)
Seko, Kab. Luwukegiatan penyelidikan
Utara; Rampi, Kab.
Berdasarkan uraian capaian kinerja keluaran (output) kegiatan penyelidikan dan
dan eksplorasi potensi sumber daya dan cadangan
Luwu Utara; Pencong-Lompo Battang, Biringbulu, Kab. Gowa. panas bumi di atas, maka hasil
eksplorasi potensi sumber daya dan cadangan panas bumi di atas, maka hasil (outcomes) kinerja
(outcomes) kinerjauraian
Berdasarkan kegiatan potensi
capaian panas
kinerja bumi hingga
keluaran (output) tahun 2017
kegiatan diperoleh dan
penyelidikan status
kegiatan potensi panas bumi hingga tahun 2017 diperoleh status penambahan sumber daya
penambahan
eksplorasi potensisumber
sumberdaya
daya spekulatif
dan cadangansebesar 21 Mwe,
panas bumi peningkatan
di atas, status sumber
maka hasil (outcomes) daya
kinerja
spekulatif sebesar 21 Mwe, peningkatan status sumber daya spekulatif menjadi sumber daya
spekulatif
kegiatan menjadi
potensi panassumber daya tahun
bumi hingga hipotetik
2017 51 Mwe, peningkatan
diperoleh status penambahanstatussumber
sumber daya
daya
hipotetik 51 Mwe, peningkatan status sumber daya hipotetik menjadi cadangan mungkin sebesar
spekulatif
hipotetik sebesar
menjadi 21 cadangan
Mwe, peningkatan
mungkin status sumber
sebesar daya
106 spekulatif
Mwe. menjadi sumber
Perkembangan sumber daya
daya
106 Mwe. Perkembangan sumber daya dan cadangan panas bumi 2013 – 2017 dapat dilihat pada
hipotetik 51
dandicadangan Mwe, peningkatan status sumber daya hipotetik menjadi cadangan mungkin sebesar
tabel bawah ini. panas bumi 2013 – 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
106 Mwe. Perkembangan sumber daya dan cadangan panas bumi 2013 – 2017 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 95.Tabel 95. Perkembangan
Perkembangan status potensi
status energi
potensi energipanas
panasbumi tahun2013
bumi tahun 2013 – 2017
– 2017 (dalam
(dalam MWe)MWe)
Tahun
Tabel Jumlah Spekulatif
95. Perkembangan Hipotesis
status potensi Mungkin
energi panas Terduga
bumi tahun 2013Terbukti Terpasang
– 2017 (dalam MWe)
Lokasi
Tahun
2013 Jumlah
312 Spekulatif
7377 Hipotesis
4973 Mungkin
13449 Terduga
823 Terbukti
2288 Terpasang
1341
Lokasi
2014 320 7326 5217 13413 823 2288 1401
2013 312 7377 4973 13449 823 2288 1341
2015 330 7054 4943 14435 823 2288 1438,5
2014 320 7326 5217 13413 823 2288 1401
2016 331 6596 4469 12046 2493 2967 1533,5
2015 330 7054 4943 14435 823 2288 1438,5
2017 342 6617 4456 11975 2493 2967 1808,5
2016 331 6596 4469 12046 2493 2967 1533,5
2017 Sumber342
daya energi6617 4456
panas bumi 11975potensi2493
menghasilkan 2967
panas bumi 1808,5
tahun 2017 dengan
Sumber daya energi panas bumi menghasilkan potensi panas bumi tahun
sumberdaya 11.073 Mwe dan cadangan 17.435 Mwe dengan jumlah lokasi panas bumi sebanyak
2017 dengan sumberdaya
Sumber daya 11.073
energi panas Mwe
bumi dan cadangan
menghasilkan 17.435
potensi panasMwe
bumidengan jumlah
tahun 2017 lokasi
dengan
342 lokasi seperi terlihat pada tabel sebagai berikut.
panas bumi
sumberdaya sebanyak
11.073 342cadangan
Mwe dan lokasi seperi terlihat
17.435 pada tabel
Mwe dengan jumlahsebagai berikut.
lokasi panas bumi sebanyak
Tabel
342 lokasi seperi terlihat 96.tabel
pada Potensi Panas
sebagai Bumi Indonesia Tahun 2017
berikut.
4 Nusasumberdaya 11.073 Mwe dan cadangan 17.435 Mwe dengan jumlah lokasi panas bumi sebanyak
28 225 395 901 0 15 12,5
Tenggara
342 lokasi seperi terlihat pada tabel sebagai berikut.
Gambar 54. Perbandingan Status sumber daya dan cadangan energi Panas Bumi 2013 –
Gambar 54. Perbandingan Status sumber daya dan cadangan energi Panas Bumi 2013 – 2017
2017
Dalam RPJMNStatus
Gambar 54. Perbandingan 2015 – sumber
2019 telahdaya
disebutkan bahwa salah
dan cadangan satu Sektor
energi PanasUnggulan
Bumi 2013 –
Dalam RPJMN 2015 – 2019 telah disebutkan bahwa salah satu Sektor Unggulan Dimensi
Dimensi Program Prioritas Nasional, yakni Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan.
Program Prioritas Nasional, yakni Kedaulatan2017
Energi dan Ketenagalistrikan. Pada tahun 2015
Pada tahun 2015 pemerintah telah menetapkan Kebijakan Energi nasional (KEN) dengan
pemerintah telah menetapkan Kebijakan Energi nasional (KEN) dengan target percepatan
target percepatan pemanfaatan EBT 23% tahun 2025 dari 5 % pada tahun 2015. Program
pemanfaatan EBT 23% tahun 2025 dari 5 % pada tahun 2015. Program KEN tersebut juga
AKUNTABILITAS KERJA
Dalam RPJMN 2015 – 2019 telah disebutkan bahwa salah satu Sektor Unggulan Dimensi
merupakan tindaklanjut Pembangunan Program Pembangkit Listrik 35.000 MWe pada tahun 2019.
Program Prioritas Nasional, yakni Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan. Pada tahun 2015
Selain itu pada tahun 2017 juga telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 59 tahun 2017 tentang
pemerintah telah menetapkan
Pembangunan KebijakanDevelopment
Berkelanjutan (Sustainable Energi nasional
Goal (SDG),(KEN)
dimana dengan
salah satu target
kegiatan percepatan
pemanfaatan EBT
Prioritas 23%percepatan
nasional tahun 2025 dari 5Pembangkit
Pembangunan % pada listrik
tahunTenaga
2015. Program
panas KENOleh
Bumi (PLTP). tersebut juga
karena itu Kegiatan Survei dan Eksplorasi Panas Bumi yang menjadi salah satu Kegiatan Prioritas
merupakan tindaklanjut Pembangunan Program Pembangkit Listrik 35.000 MWe pada tahun 2019.
Nasional.
Selain itu pada tahun 2017 juga telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 59 tahun 2017 tentang
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal (SDG), dimana salah satu kegiatan
Prioritas nasional percepatan Pembangunan Pembangkit listrik Tenaga panas Bumi (PLTP). Oleh
karena itu Kegiatan Survei dan Eksplorasi Panas Bumi yang menjadi salah satu Kegiatan Prioritas
Nasional.
(Sumber : Kementerian PPN/Bappenas, 2017)
Kegiatan survei dan eksplorasi panas bumi tahun 2016 dan tahun 2017 telah memberikan
141
manfaat atau benefit bagi percepatan pengembangan energi panas bumi di Indonesia, salah satunya
penambahan penetapan 2 WKP pada tahun 2017 sehingga jumlah WKP status akhir Desember
KEN tersebut juga merupakan tindaklanjut Pembangunan Program Pembangkit Listrik
35.000 MWe pada tahun 2019. Selain itu pada tahun 2017 juga telah ditetapkan Peraturan
Pemerintah No. 59 tahun 2017 tentang Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goal (SDG), dimana salah satu kegiatan Prioritas nasional percepatan
Pembangunan Pembangkit listrik Tenaga panas Bumi (PLTP). Oleh karena itu Kegiatan
Survei dan Eksplorasi Panas Bumi yang menjadi salah satu Kegiatan Prioritas Nasional.
(Sumber : Kementerian PPN/Bappenas, 2017)
Kegiatan
Gambar survei dan eksplorasi
55. Program panas bumi
Prioritas Nasional Padatahun
RPJMN2016 dan tahun 2017 telah
2015-2019
memberikan manfaat atau benefit bagi percepatan pengembangan energi panas bumi
di Indonesia, salah satunya penambahan penetapan 2 WKP pada tahun 2017 sehingga
Kegiatan survei dan eksplorasi panas bumi tahun 2016 dan tahun 2017 telah memberikan
jumlah WKP status akhir Desember 2017 menjadi 72 WKP dan salah satunya telah
manfaat atau benefit bagi percepatan pengembangan energi panas bumi di Indonesia, salah satunya
ditetapkan WKP Waesano untuk Program Government Drilling, serta untuk rencana
penambahan penetapan 2 WKP pada tahun 2017 sehingga jumlah WKP status akhir Desember
pengusulan
2017 WKP
menjadi 72 tahun
WKP dan2018
salahdirekomendasikan, Kab Ngada,
satunya telah ditetapkan Provinsiuntuk
WKP Waesano NTT dan Lokop,
Program
Provinsi Aceh
Government yangserta
Drilling, merupakan hasil penyelidikan
untuk rencana magnetotelurik
pengusulan WKP tahun 2017. Salah
tahun 2018 direkomendasikan, Kabsatu
keprospekan
Ngada, yang
Provinsi NTT telah
dan ditetapkan
Lokop, menjadi
Provinsi Aceh WKP Panashasil
yang merupakan Bumi yaitu WKPmagnetotelurik
penyelidikan Waesano untuk
Program
tahun 2017. Government Drilling. Program
Salah satu keprospekan yang telahini merupakan
ditetapkan upaya
menjadi WKPmendukung Percepatan
Panas Bumi yaitu WKP
Pemanfaatan
Waesano untuk Panas
ProgramBumi dalam Rangka
Government Penyediaan
Drilling. Program Infrastruktur
ini merupakan Ketenagalistrikan.
upaya mendukung
Salah satu
Percepatan potensi yang
Pemanfaatan Panas layak dikembangkan,
Bumi dalam dan sudah
Rangka Penyediaan memasuki
Infrastruktur tahap rencana
Ketenagalistrikan.
pengusulan
Salah WKP
satu potensi yangtahun 2018 yang direkomendasikan,
layak dikembangkan, Kab Ngada,
dan sudah memasuki tahap Provinsi NTT
rencana pengusulan WKPdan
tahun 2018
Lokop, yang direkomendasikan,
Provinsi Kab Ngada,
Aceh yang merupakan Provinsi
hasil NTT danmagnetotelurik
penyelidikan Lokop, Provinsi Aceh
tahunyang
2017.
merupakan
Gambaran hasil penyelidikan
status WKP tahunmagnetotelurik
2017 dantahun 2017.
Model Gambaran
sistem panasstatus
BumiWKP tahun 2017
di daerah Nagedandan
Model
Lokopsistem panas
dapat Bumi dipada
disajikan daerahgambar
Nage dandiLokop
bawahdapat
ini disajikan pada gambar di bawah ini
PETA KOMPILASI GEOSAINS
9026000
Keterangan :
9020000
Struktur Geologi
CO Tinggi > 2%
2
Zona Prospek MT
(Tahanan Jenis 20-100 Ohm.m)
PETA KEPROSPEKAN
494000
meter
0 1000 2000 3000
MTLK-05
Datum Horisontal WGS 84
Proyeksi Peta UTM Zona 47 N
MTLK-04
Keterangan:
490000
MTLK-11
MTLK-03 Titik Ukur MT
MTLK-10 MTLK-17
MTLK-02
Mata Air Panas
MTLK-09
MTLK-01
MTLK-16 MTLK-23
MTLK-08 Struktur Geologi
488000
MTLK-15
MTLK-22
MTLK-29
MTLK-07 MTLK-14
MTLK-21
MTLK-06 MTLK-28 MTLK-35 Anomali Hg > 250 ppb
MTLK-13 MTLK-20
MTLK-27 MTLK-34
Anomali CO2 > 1.5 %
MTLK-12
MTLK-19 MTLK-26
486000
Anomali FFD
MTLK-18
MTLK-33 MTLK-40
Anomali Tahanan Jenis
MTLK-25 MTLK-32 merendah < 60 ohm-m
MTLK-39
MTLK-45
MTLK-24 Anomali gaya berat
MTLK-31 rendah < -1 mgal
MTLK-38
MTLK-44
484000
MTLK-30
MTLK-37 Daerah Prospek = 6 km2
MTLK-43
MTLK-36
Peta indeks
MTLK-42 6 °
SABANG
MTLK-41
BANDA ACEH
Tg. Jambuair
Lhokseumawe
5 °
482000
ACEH JAYA
Takengon
ACEH TIMUR
Langsa
TJ. Tamiang
Meulaboh
4 °
GAYOLUES
MEDAN
Tapaktuan
ACEH TENGGARA
3 ° Kabanjahe
Tanjungbalai
Sidikalang
Tarutung
2 °
95 ° 96 ° 97 ° 98 ° 99 ° 100 °
480000
142
B. Rekomendasi Wilayah Prospek Sumber Daya Batubara, GMB, dan Bitumen Padat
Capaian kinerja rekomendasi potensi sumber daya batubara dan GMB tahun 2017
B. Rekomendasi Wilayah Prospek Sumber Daya Batubara, GMB, dan Bitumen Padat
Capaian kinerja rekomendasi potensi sumber daya batubara dan GMB tahun
2017 terlaksana 13 rekomendasi wilayah (100 %) dari target 13 rekomendasi yang
mencakup 6 rekomendasi wilayah keprospekan penyelidikan prospeksi batubara dan 1
penyelidikan eksplorasi umum batubara, 3 rekomendasi wilayah keprospekan gambut,
1 rekomendasi wilayah keprospekan GMB dan 2 kegiatan survei seismik batubara.
Keluaran (output) rekomendasi wilayah keprospekan potensi batubara,
gambut, dan gas metana batubara tahun 2017 yaitu:
1. Capaian kinerja total sumber daya batubara hasil kegiatan prospeksi dan eksplorasi
umum tahun 2017 sebesar 47.480.637 ton.
2. Capaian kinerja total sumber daya tambang dalam batubara tahun 2017 sebesar
710.346.531 ton.
3. Capaian kinerja total sumber daya gambut tahun 2017 sebesar 1.248.171.714 ton
4. Capaian kinerja total sumber daya gas metana batubara sebesar 9.497.158.189 –
19.257.182.327 Scf.
Penambahan sumber daya batubara diatas menambah jumlah sumber
daya hipotetik batubara Indonesia tahun 2017, akan tetapi secara keseluruhan naik
dan turunnya jumlah sumber daya dan cadangan batubara sangat dipengaruhi oleh
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi perusahaan pemegang Ijin Usaha Pertambangan
(IUP) Batubara. Outcome status sumberdaya dan cadangan batubara tahun 2017 yang
dapat dilihat pada tabel di bawah ini dan perkembangan sumber daya dan Cadangan
Batubara 2013 -2017 dapat dilihat pada gambar selanjutnya.
AKUNTABILITAS KERJA
98,00
2 JAWA Jawa Tengah 0,00 0,82 0,00 0,00 0,82 0,00 0,00 0,00
3 Jawa Timur 0,00 0,08 0,00 0,00 0,08 0,00 0,00 0,00
4 Aceh 0,00 423,65 163,70 662,93 1.250,28 95,30 321,38 416,68
5 Sumatera Utara 0,00 7,00 1,84 25,75 34,59 0,00 0,00 0,00
6 Riau 3,86 325,77 855,29 758,58 1.943,50 86,28 498,64 584,91
7 Sumatera Barat 21,09 510,09 135,35 180,90 847,44 6,54 67,00 73,54
SUMATERA
8 Jambi 138,75 1327,29 1039,93 1233,15 3739,11 664,70 479,47 1144,17
9 Bengkulu 0,00 79,78 132,95 80,22 292,96 9,74 84,56 94,30
10 Sumatera Selatan 3.322,74 12.801,94 13.050,17 13.338,60 42.513,44 5.535,12 3.418,31 8.953,44
11 Lampung 0,00 122,95 8,21 4,47 135,63 11,74 0,00 11,74
12 Kalimantan Barat 2,26 483,94 6,85 4,70 497,75 0,00 0,00 0,00
13 Kalimantan Tengah 22,54 4905,16 2456,75 2458,43 9842,88 935,25 1278,07 2213,32
14 KALIMANTAN Kalimantan Selatan 0,00 6.205,47 4.833,71 7.095,33 18.134,51 1.875,42 2.555,18 4.430,60
15 Kalimantan Timur 916,10 13324,71 13934,20 16388,84 44563,85 2823,18 5055,02 7878,20
16 Kalimantan Utara 25,79 867,59 672,44 1.167,50 2.733,32 501,48 538,66 1.040,15
17 Sulawesi Barat 8,13 15,13 0,78 0,16 24,20 0,00 0,00 0,00
18 Sulawesi Selatan 10,66 48,81 128,90 53,09 241,46 0,06 0,06 0,12
SULAWESI
Sulawesi Tenggara 0,64 0,00 0,00 0,00 0,64 0,00 0,00 0,00
19 Sulawesi Tengah 0,52 1,98 0,00 0,00 2,50 0,00 0,00 0,00
20 MALUKU Maluku Utara 8,22 0,00 0,00 0,00 8,22 0,00 0,00 0,00
21 Papua Barat 93,66 32,82 0,00 0,00 126,48 0,00 0,00 0,00
PAPUA
22 Papua 7,20 2,16 0,00 0,00 9,36 0,00 0,00 0,00
TOTAL INDONESIA 4.587,63 41.526,12 37.449,52 43.477,75 127.041,02 12.544,83 14.296,35 26.841,18
143
Sulawesi Tenggara 0,64 0,00 0,00 0,00 0,64 0,00 0,00 0,00
19 Sulawesi Tengah 0,52 1,98 0,00 0,00 2,50 0,00 0,00 0,00
20 MALUKU Maluku Utara 8,22 0,00 0,00 0,00 8,22 0,00 0,00 0,00
21 Papua Barat 93,66 32,82 0,00 0,00 126,48 0,00 0,00 0,00
PAPUA
22 Papua 7,20 2,16 0,00 0,00 9,36 0,00 0,00 0,00
TOTAL INDONESIA 4.587,63 41.526,12 37.449,52 43.477,75 127.041,02 12.544,83 14.296,35 26.841,18
Sumber daya Batubara untuk Tambang Dalam Tahun 2017 adalah sebesar 43,08 Miliar ton.
Turun sebesar 0,29 Miliar ton dari tahun 2016. Penurunan ini disebabkan adamya penghitungan
Sumber daya Batubara untuk Tambang Dalam Tahun 2017 adalah sebesar
ulang sumber daya batubara di daerah Ampah. Grafik perubahan nilai sumber daya batubara
43,08 Miliar ton. Turun sebesar 0,29 Miliar ton dari tahun 2016. Penurunan ini disebabkan
tambang dalam dapat dilihat berikut ini.
adamya penghitungan ulang sumber daya batubara di daerah Ampah. Grafik perubahan
nilai sumber daya batubara tambang dalam dapat dilihat berikut ini.
Pada tahun 2017, tabel sumber daya GMB mengalami penambahan format. Sumber daya
Pada tahun 2017, tabel sumber daya GMB mengalami penambahan format.
GMB Indonesia pada tahun ini adalah sebesar 72,4876Tcf, terdiri dari 0,1508 Tcf hasil kegiatan
Sumber daya GMB Indonesia pada tahun ini adalah sebesar 72,4876Tcf, terdiri dari
PSDMBP dan 72,3368 Tcf merupakan data rekapitulasi sumber daya cadangan Wilayah Kerja GMB
0,1508 Tcf hasil kegiatan PSDMBP dan 72,3368 Tcf merupakan data rekapitulasi sumber
terbaru yang didapat dari SKK Minyak dan Gas Bumi.
daya cadangan Wilayah Kerja GMB terbaru yang didapat dari SKK Minyak dan Gas Bumi.
Sumber daya GMB hasil kegiatan PSDMBP memiliki nilai yang rendah karena pada proses
Sumber daya GMB hasil kegiatan PSDMBP memiliki nilai yang rendah karena
penghitungannya belum dilengkapi dengan data seismik sehingga coverage area-nya belum luas
pada proses penghitungannya belum dilengkapi dengan data seismik sehingga coverage
atau belum mencakup satu cekungan.
area-nya belum luas atau belum mencakup satu cekungan.
Gambaran capain kinerja penambahan gas metana batubara Tahun 2016 sampai 2017
disajikan pada gambar berikut ini.
144
terbaru yang didapat dari SKK Minyak dan Gas Bumi.
Sumber daya GMB hasil kegiatan PSDMBP memiliki nilai yang rendah karena pada proses
penghitungannya belum dilengkapi dengan data seismik sehingga coverage area-nya belum luas
atau belum mencakup satu cekungan.
Gambaran capain kinerja penambahan gas metana batubara Tahun 2016 sampai 2017
disajikan padaGambaran capain
gambar berikut ini. kinerja penambahan gas metana batubara Tahun 2016
sampai 2017 disajikan pada gambar berikut ini.
sebesar 10.323,20 juta ton gambut kering dengan nilai kalori berkisar dari 1405 – 5950
2017kal/gram.
Sumber daya Sumber daya Gambut berdasarkan hasil penyelidikan SDM/DIM/PSDG, hingga
Gambut berdasarkan hasil penyelidikan SDM/DIM/PSDG, hingga tahun
Sumber daya
tahun tersebut
2017 didapat
sebesar dari 65
10.323,20 lokasi,
juta tersebar kering
ton gambut di Pulau Sumatera
dengan nilaisebanyak 27 lokasi,
kalori berkisar dariPulau
Kalimantan
1405 – sebanyak 37 lokasi,
5950 kal/gram. dan Sulawesi
Sumber satu lokasi.
daya tersebut didapat dari 65 lokasi, tersebar di Pulau
Sumatera sebanyak 27 lokasi, Pulau Kalimantan sebanyak 37 lokasi, dan Sulawesi satu
lokasi. Tabel 98. Tabel. Sumberdaya Gambut Indonesia Tahun 2017
Tabel 98. Tabel. Sumberdaya Gambut Indonesia Tahun 2017
NILAI KALORI LUAS VOLUME SUMBERDAYA
NO PROVINSI SUMBER DATA KUALITAS UPDATE KETERANGAN
( kal / gr ) ( ha ) ( juta m3 ) ( juta ton )
AKUNTABILITAS KERJA
3 Riau 4395 - 5950 872.129 28.099,52 2.959,75 Des-17
Berdasarkan hasil penemuan sumber daya mineral logam tersebut dan pemutakhiran
Berdasarkan
neraca sumber hasiltitikpenemuan
daya, dari 1.453 lokasi pada sumber daya
tahun 2016 telahmineral logamsebanyak
dimutakhirkan tersebut
461dan
lokasi menjadi 1.658
pemutakhiran titik lokasi
neraca padadaya,
sumber tahun dari
2017, 1.453
sedangkan
titik jumlah
lokasi penambahan
pada tahunlokasi
2016baru
telah
sebanyak 212 lokasi.sebanyak
dimutakhirkan Hal ini merupakan outcome
461 lokasi dari hasil
menjadi 1.658inventarisasi data,
titik lokasi verifikasi
pada tahundata,
2017,
temuan baru dari
sedangkan hasil kegiatan
jumlah eksplorasi
penambahan perusahaan
lokasi maupun KESDM
baru sebanyak 212 dan perubahan
lokasi. Hal inistatus dari
merupakan
sumber daya menjadi cadangan. Beberapa komoditi yang mengalami perubahan jumlah sumber
outcome dari hasil inventarisasi data, verifikasi data, temuan baru dari hasil kegiatan
daya dan jumlah cadangan yang signifikan adalah timah, emas primer, dan tembaga. Perubahan
eksplorasi perusahaan maupun KESDM dan perubahan status dari sumber daya menjadi
pada timah terjadi, karena ada perubahan penentuan bijih dan logam. Berikut beberapa komoditas
cadangan. Beberapa komoditi yang mengalami perubahan jumlah sumber daya dan
yang memiliki kenaikan sumber daya dan cadangan cukup signifikan.
jumlah cadangan yang signifikan adalah timah, emas primer, dan tembaga. Perubahan
pada timah terjadi, karena ada perubahan penentuan bijih dan logam. Berikut beberapa
komoditas yang memiliki kenaikan sumber daya dan cadangan cukup signifikan.
146
Gambar 60. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Timah Tahun 2016-2017
Gambar 60. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Timah Tahun 2016-2017
Gambar 60.60.
Gambar Pemutakhiran
PemutakhiranSumber
SumberDaya
Dayadan
dan Cadangan sertalokasi
Cadangan serta lokasiBijih
BijihTimah
TimahTahun
Tahun 2016-2017
2016-2017
Gambar 61. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Logam Emas Tahun 2016 –
Gambar 61. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Logam Emas Tahun 2016 – 2017
Gambar
Gambar 61.61. PemutakhiranSumber
Pemutakhiran SumberDaya
Dayadan
dan Cadangan
Cadangan serta
sertalokasi
lokasiLogam
LogamEmas
EmasTahun 2016
Tahun – –
2016
AKUNTABILITAS KERJA
2017
2017
2017
Gambar 62. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta Lokasi Bijih Emas Tahun 2016-2017
Gambar 62. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta Lokasi Bijih Emas Tahun 2016-2017
Gambar 62. Pemutakhiran SumberSumber
Gambar 62. Pemutakhiran DayaDaya
dandan
Cadangan serta
Cadangan serta Lokasi
Lokasi Bijih
Bijih Emas Emas
Tahun Tahun 2016-2017
2016-2017
147
Gambar 63. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Emas Tahun 2016 – 2017
Gambar 63.63.
Gambar Pemutakhiran
PemutakhiranSumber
Sumber Daya
Dayadandan
Cadangan
Cadanganserta lokasi
serta lokasiBijih Emas
Bijih Tahun
Emas Tahun2016 – 2017
2016 – 2017
Gambar 63. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Emas Tahun 2016 – 2017
Gambar 64.64.
Gambar Pemutakhiran
Pemutakhiran Sumber
SumberDaya dandan
Daya Cadangan
Cadangan serta lokasi
serta Bijih
lokasi Tembaga
Bijih Tembaga
Gambar 64. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Tembaga Tahun 2016 – 2017
Tahun
Tahun
2016 – 2017
2016 – 2017
Gambar 64. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Tembaga Tahun
2016 – 2017
Gambar 65.65.
Gambar Pemutakhiran
Pemutakhiran Sumber
SumberDaya dandan
Daya Cadangan
Cadangan serta lokasi
serta Bijih
lokasi Nikel
Bijih Tahun
Nikel 2016
Tahun 2016
– 2017
– 2017
Gambar 65. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Nikel Tahun 2016
Gambar 65. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Nikel Tahun 2016 – 2017
– 2017
148
Gambar 66. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Besi Tahun 2016 –
Gambar 66. Pemutakhiran Sumber Daya dan Cadangan serta lokasi Bijih Besi Tahun 2016 – 2017
Gambar 66. Pemutakhiran Sumber Daya dan2017 Cadangan serta lokasi Bijih Besi Tahun 2016 –
2017
TahunTahun
2017,2017,
terdapat penambahan
terdapat komoditas
penambahan baru pada
komoditas mineral
baru bukan logam
pada mineral dan
bukan batuan,
logam
yaitu giok/jade
dan batuan, dan kayu
yaitu terkesikan
giok/jade dandi Kabupaten
kayu Aceh Barat
terkesikan Daya dan kristal
Baratkuarsa di Kabupaten
Tahun 2017, terdapat penambahan komoditasdibaru
Kabupaten Aceh
pada mineral bukan Daya
logamdan
dankristal
batuan,
Maluku Tengah,
kuarsa di serta beberapa
Kabupaten Malukukomoditas
Tengah, yang termutakhirkan
serta beberapa data sumber
komoditas yang daya, berdasarkan
termutakhirkan
yaitu giok/jade dan kayu terkesikan di Kabupaten Aceh Barat Daya dan kristal kuarsa di Kabupaten
hasildata sumber
kegiatan yangdaya, berdasarkan
dilakukan hasil kegiatan yang dilakukan oleh KESDM.
oleh KESDM.
Maluku Tengah, serta beberapa komoditas yang termutakhirkan data sumber daya, berdasarkan
hasil kegiatan yang dilakukan oleh KESDM.
AKUNTABILITAS KERJA
Gambar 67. Diagram Penambahan Sumber Daya Mineral Bukan Logam Tahun 2017
Gambar 67. Diagram Penambahan Sumber Daya Mineral Bukan Logam Tahun 2017
Gambar 67. Diagram Penambahan Sumber Daya Mineral Bukan Logam Tahun 2017
149
Gambar 68. Statistik komoditi lempung, marmer dan granit
Gambar 69.
Gambar 69. Statistik
Statistik komoditi
komoditipasir
pasirkuarsa dandan
kuarsa felspar tahun
felspar 20122012
tahun – 2017
– 2017
Gambar 69. Statistik komoditi pasir kuarsa dan felspar tahun 2012 – 2017
Capaian
Indikator Kinerja Target (Peta) Realisasi
(%)
AKUNTABILITAS KERJA
No Pemetaan Skala
151
9 Peta KRB G. Sibayak, Sumatera Utara 1 : 50.000
Gambar
Gambar71.
71.Peta ZonaKawasan
Peta Zona Kawasan Rawan
Rawan Bencana
Bencana G.Awu,G.Awu, Sulawesi
Sulawesi Utara Utara
Gambar
Gambar 72. Peta
72. Peta Zona Kawasan
Zona Kawasan Rawan BencanaBencana
Rawan G. Sibayak, Sumatera Utara Sumatera Utara
G. Sibayak,
152
Gambar 72. Peta Zona Kawasan Rawan Bencana G. Sibayak, Sumatera Utara
Gambar
Gambar 73. Peta
73. Peta ZonaZona Kawasan Rawan
Kawasan Rawan Bencana
BencanaG. Batukolok,Sulawesi Utara. Utara.
G. Batukolok,Sulawesi
AKUNTABILITAS KERJA
yang sudah terverifikasi. Kemudian perlu untuk melakukan kegiatan revisi beberapa
peta geologi yang menjadi dasar pembuatan peta KRB, terutama gunungapi yang
aktif akhir-akhir ini. Oleh karena itu, KESDM perlu untuk melakukan kegiatan sosialisasi
peta KRB yang akan terbit dan sudah diverifikasi agar dapat meningkatkan kapasitas,
pengetahuan, pemahaman, dan kewaspadaan dalam masyarakat dan aparat setempat
berkaitan dengan mitigasi bencana geologi. Kementerian ESDM saat ini melakukan
peningkatan kesadaran akan perlunya peta bencana geologi dari masyarakat dan
pemerintah dan target dari PVMBG untuk menyelesaikan peta KRB Gunungapi per
provinsi di Seluruh indonesia.
B. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempabumi
Pemetaan kawasan rawan bencana gempa bumi dilakukan di daerah yang
berpotensi terjadinya bencana jika terjadi gempa bumi sehingga dapat digunakan
untuk peningkatan kapasitas masyarakat yang tinggal didaerah rawan bencana. Peta
KRB Gempabumi ini merupakan data dasar untuk penyelamatan serta mitigasi bencana
153
B. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempabumi
Pemetaan kawasan rawan bencana gempa bumi dilakukan di daerah yang berpotensi
terjadinya bencana jika terjadi gempa bumi sehingga dapat digunakan untuk peningkatan kapasitas
masyarakat yang tinggal didaerah rawan bencana. Peta KRB Gempabumi ini merupakan data dasar
untuk penyelamatan serta mitigasi bencana gempabumi, sebagai dukungan data untuk tata ruang
gempabumi, sebagai dukungan data untuk tata ruang di daerah gempabumi serta
di daerah gempabumi serta penentuan lokasi evakuasi.
penentuan lokasi evakuasi.
Berikut Capaian Pemetaan KRB Gempabumi tahun 2017:
Berikut Capaian Pemetaan KRB Gempabumi tahun 2017:
Tabel 102. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempabumi Tahun 2017
Tabel 102. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempabumi Tahun 2017
No Pemetaan Skala
Gambar 74. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempabumi Papua Barat
Gambar 74. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempabumi Papua Barat
154
Gambar 74. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempabumi Papua Barat
Gambar 75. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempabumi Kalimantan Selatan
Gambar 75. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempabumi Kalimantan Selatan
AKUNTABILITAS KERJA
lebih besar dan dapat menyebabkan bencana di masa depan. Dengan demikian, perlu
dilakukan pemutakhiran Peta KRB Gempabumi sehubungan dengan kejadian bencana
geologi yang bersifat dinamis dan berkala. Untuk sisa anggaran terjadi karena adanya
efisiensi akomodasi dan ticketing tim.
Kemudian, berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan dan analisis data
literatur dan Peta KRB Gempabumi di beberapa provinsi, salah satunya yang telah
dilakukan Kalimantan Barat. Di masa yang akan datang perlu dilakukan penyelidikan
identifikasi sumber gempabumi di daerah yang sudah diverifikasi, khususnya terkait
sumber gempabumi lokal dan gempabumi terkini yang terjadi di daerah tersebut
untuk memastikan seberapa besar ancaman dari patahan yang diduga ada di daerah
tersebut. Hasil penelitiannya dapat dijadikan landasan perlu atau tidaknya Peta KRB
Gempabumi Kalimantan Barat direvisi. KESDM juga perlu untuk melakukan kegiatan
sosialisasi, simulasi dan pelatihan bencana geologi, yaitu bencana gempabumi, karena
kegiatan tersebut akan dapat meningkatkan kapasitas, pengetahuan, pemahaman,
155
dan kewaspadaan dalam masyarakat dan aparat setempat berkaitan dengan mitigasi
bencana geologi.
C. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Tsunami
Tsunami merupakan peristiwa alam yang sangat ditakuti oleh masyarakat
khususnya yang tinggal berbatasan dengan pantai mengingat kejadian tsunami
banyak mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta benda. Pemetaan kawasan
rawan bencana tsunami dilakukan di daerah yang berpotensi terjadi tsunami, sehingga
dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat yang tinggal didaerah rawan bencana
tsunami. Peta KRB tsunami ini merupakan data dasar untuk penyelamatan serta mitigasi
bencana tsunami, dan penentuan lokasi evakuasi, juga sebagai data dukung untuk tata
ruang di daerah tsunami. Berikut Capaian Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Tsunami
tahun 2017:
No Pemetaan Skala
1 Peta KRB Tsunami Majene, Sulbar 1 : 50.000
Gambar
Gambar 76.76. PetaKawasan
Peta Kawasan Rawan
RawanBencana
Bencana(KRB) Tsunami
(KRB) Bali Selatan
Tsunami Bali Selatan
156
Gambar
Gambar 77.77. PetaKawasan
Peta Kawasan Rawan
RawanBencana (KRB)
Bencana Tsunami
(KRB) Pantai Lombok
Tsunami Pantai Lombok
Berdasarkan Hasil kegiatan tim Peta KRB Tsunami, peta KRB Tsunami yang ada
sekarang masih valid
Berdasarkan untuk
Hasil digunakan,
kegiatan dengan
tim Peta KRB catatan
Tsunami, peta bahwa masihyang
KRB Tsunami terdapat sumber
ada sekarang
gempabumi dan keadaan
masih valid untuk morfologi
digunakan, dan tata
dengan catatan gunamasih
bahwa lahanterdapat
yang semakin
sumber dinamis.
gempabumiDengan
dan
keadaan morfologi
demikian dan tataPeta
pemutakhiran gunaKRB
lahan yang semakin
Tsunami secaradinamis.
berkalaDengan demikian pemutakhiran
perlu dilakukan sehubungan
Peta KRB perubahan
dengan Tsunami secara berkalalahan
tataguna perlu dilakukan sehubungan
dan morfologi dengan
di sekitar perubahan
pantai tataguna
yang selalu lahan
berubah
dan morfologi
seiring dengandi sekitar pantai yang
pertumbuhan selalu berubah seiring
pembangunan dengan
di daerah pertumbuhan pembangunan di
pantai.
daerah pantai.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan dan analisis data literatur dan
Peta KRB Tsunami dihasil
Berdasarkan beberapa daerah,
pemeriksaan di salah satudan
lapangan halanalisis
yang perlu
data dilakukan ke Peta
literatur dan depannya
KRB
adalah
Tsunamimelakukan
di beberapa pemetaan topografi
daerah, salah rinciperlu
satu hal yang sertadilakukan
mempelajari lebih lanjut
ke depannya adalahgempabumi
melakukan
AKUNTABILITAS KERJA
pemetaan
yang topografi rinci
menyebabkan serta mempelajari
tsunami lebih
yang terjadi lanjut
pada masagempabumi yang memastikan
silam, untuk menyebabkan seberapa
tsunami
yang terjadi
besar ancamanpada tsunami
masa silam, untuk
yang memastikan
dapat seberapa
dihasilkan besar ancaman
dari sumber tsunami
gempa bumi yang dapat
tersebut.
dihasilkan dari sumber gempa bumi tersebut.
Peta KRB Tsunami yang telah diperbarui kemudian disebarkan kepada
pemerintah daerah
Peta KRB yang
Tsunami yangbersangkutan
telah diperbarui sehingga dapat dijadikan
kemudian disebarkan sebagai daerah
kepada pemerintah rujukan
dalam pengelolaan
yang bersangkutan wilayahnya
sehingga yang berbasis
dapat dijadikan sebagai pada kebencanaan.
rujukan dalam pengelolaan wilayahnya yang
berbasis pada kebencanaan.
Kementerian ESDM juga perlu untuk melakukan kegiatan sosialisasi, simulasi
dan pelatihan bencana
Kementerian ESDMgeologi, yaituuntuk
juga perlu bencana tsunami,
melakukan karenasosialisasi,
kegiatan kegiatan tersebut akan
simulasi dan
dapat meningkatkan
pelatihan kapasitas,
bencana geologi, pengetahuan,
yaitu bencana tsunami,pemahaman, dan tersebut
karena kegiatan kewaspadaan dalam
akan dapat
masyarakat
meningkatkandan aparat pengetahuan,
kapasitas, setempat berkaitan dengan
pemahaman, dan mitigasi bencana
kewaspadaan dalamtsunami.
masyarakat dan
D. Peta
aparatZona Kerentanan
setempat Gerakan
berkaitan dengan Tanah
mitigasi bencana tsunami.
Peristiwa gerakan tanah atau tanah longsor yang terjadi dewasa ini tidak hanya
dipengaruhi oleh kondisi geologi tetapi juga karena alih guna lahan yang semakin
meluas di daerah rawan bencana gerakan tanah, banyaknya pemukiman yang apabila
terjadi bencana dapat menyebabkan kerugian baik berupa jatuhnya korrban jiwa
157
D. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah
Peristiwa gerakan tanah atau tanah longsor yang terjadi dewasa ini tidak hanya
dipengaruhi oleh kondisi geologi tetapi juga karena alih guna lahan yang semakin meluas di daerah
rawan bencana gerakan tanah, banyaknya pemukiman yang apabila terjadi bencana dapat
maupun hartakerugian
menyebabkan benda. baik
Kondisi alam/geologi
berupa Indonesia
jatuhnya korrban jiwadengan
maupunfaktor-faktor
harta benda.penyebab
Kondisi
geologi, klimatologi
alam/geologi yang sangat
Indonesia dengan dominan
faktor-faktor menjadikan
penyebab beberapayang
geologi, klimatologi wilayah
sangat Indonesia
dominan
rawan akan
menjadikan bencana
beberapa alam
wilayah gerakan
Indonesia tanah.
rawan Pemetaan
akan bencana Zona Kerentanan
alam gerakan Gerakan
tanah. Pemetaan Zona
Tanah dilakukan
Kerentanan Gerakandi daerah
Tanah yang diberpotensi
dilakukan daerah yangterjadinya bencana bencana
berpotensi terjadinya gerakangerakan
tanah,tanah,
untuk
meningkatkan kesiapsiagaan
untuk meningkatkan kesiapsiagaanmasyarakat yangtinggal
masyarakat yang tinggal didaerah
didaerah rawan
rawan bencana.
bencana.
Capaian
Capaian kegiatan
kegiatan pemetaan
pemetaan zona kerentanan
zona kerentanan gerakan
gerakan tanah tanah
selama tahunselama tahun
2017, dapat
2017,
dilihat dapat dilihat
pada tabel pada tabel berikut:
berikut:
Tabel104.
Tabel 104. Peta
Peta Zona
ZonaKerentanan
KerentananGerakan TanahTanah
Gerakan Tahun 2017
Tahun 2017
No Pemetaan Skala
Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Palu, Sulawesi 1: 50.000
1
Tengah
Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kendari, 1: 50.000
2
Sulawesi Tengah
Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kalimantan 1: 50.000
3
Timur
Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kalimantan 1: 50.000
4
Utara
Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kalimantan 1: 50.000
5
Selatan
Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kalimantan 1: 50.000
6
Tengah
Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kalimantan 1 : 50.000
7
Barat
Gambar
Gambar78.
78.Peta
PetaZona
ZonaKerentanan
KerentananGerakan
GerakanTanah Wilayah
Tanah Sulawesi
Wilayah Tenggara
Sulawesi Tenggara
158
Gambar 79. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Provinsi Kalimantan Utara
Gambar 79. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Provinsi Kalimantan Utara
Peta
Peta Zona
Zona Kerentanan
Kerentanan Gerakan
Gerakan Tanah Tanah dapat diperoleh
dapat diperoleh secara
secara gratis gratiswebsite
melalui melalui
website www.vsi.esdm.go.id
www.vsi.esdm.go.id maupun
maupun permohonan permohonan
langsung. Selanjutnya,langsung. Selanjutnya,
perlu dilakukan perlu
pemutakhiran
dilakukan
Peta pemutakhiran
kawasan PetaZona
Rawan Bencana kawasan RawanGerakan
Kerentanan Bencana Zonasehubungan
Tanah Kerentanan Gerakan
dengan Tanah
kejadian
sehubungan
bencana geologidengan kejadian
yang bersifat bencana
dinamis geologi
dan berkala. yang
Untuk sisa bersifat
anggaran dinamis dan adanya
terjadi karena berkala.
Untuk sisa
efisiensi anggaran
akomodasi terjadi tim.
dan ticketing karena
Selainadanya efisiensi
itu, diharapkan akomodasi
peran dan ticketing
aktif dari pemerintah tim.
daerah
Selainmemberikan
untuk itu, diharapkan peran
informasi aktif darigerakan
kebencanaan pemerintah
tanah daerah untuk memberikan
terkait pemutakhiran data. Bagiinformasi
KESDM
sendiri, kegiatangerakan
kebencanaan sosialisasi, simulasi
tanah danpemutakhiran
terkait pelatihan menghadapi bencana
data. Bagi gerakan
KESDM tanah,
sendiri, jelas
kegiatan
AKUNTABILITAS KERJA
sangat perlu dilakukan
sosialisasi, simulasi untuk mengedepankan
dan pelatihan langkah mitigasi
menghadapi bencanabencana gerakan
gerakan tanah. jelas
tanah, sangat
perlu dilakukan untuk mengedepankan langkah mitigasi bencana gerakan tanah.
159
3.6 Capaian Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2017
Sepanjang tahun 2017 telah tercapai capaian sebanyak 56 indikator kinerja
sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2017 atau target APBN-P,
dengan persentase capaian kinerja sebesar 87,11 %. Adapun indikator kinerja beserta
relisasinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 105. Realisasi dan Capaian Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2017
SASARAN PERSENTASE
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
STRATEGIS KINERJA
2. Penandatanganan KKS 6 WK 0 WK 0%
Migas
160
SASARAN PERSENTASE
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
STRATEGIS KINERJA
161
SASARAN PERSENTASE
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
STRATEGIS KINERJA
(Feronikel)
d. Penerimaan lainnya
3. Hasil Evaluasi BB - %
Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
5. Presentase 86 % 82 % 89%
162
SASARAN PERSENTASE
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
STRATEGIS KINERJA
penyelenggaraan Diklat
berbasis kompetensi
AKUNTABILITAS KERJA
Tabel 106. Realisasi Anggaran (dalam Milyar Rp.)
PAGU APBN-P
PAGU
ESELON I YANG DAPAT REALISASI % REALISASI %
APBN-P
DILAKSANAKAN
Sekretariat Jenderal 406,56 369,07 91.51% 406,56 369,06 90,78%
Inspektorat Jenderal 76,69 72,79 86.32% 79,69 72,78 91,34%
Ditjen Migas 2.221,50 1.323,34 64.99% 2.221,50 1.323,33 59,57%
Ditjen
160,71 146,69 92.50% 160,71 146,69 91,27%
Ketenagalistrikan
Ditjen Minerba 322,79 299,94 90.00% 322,78 299,94 92,92%
Setjen DEN 63,91 58,78 93.20% 63,91 58,77 91,97%
Badan Litbang ESDM 555,5 495,28 90.60% 555,5 495,46 89,19%
Badan Pengembangan
513,06 468,06 92.26% 513,06 468,06 91,23%
SDM ESDM
Badan Geologi 784,07 663,1 92.25% 748,06 663,09 88,64%
BPH Migas 206,9 153,43 69.46% 206,9 153,42 74,16%
Ditjen EBTKE 1.295,90 867,24 84.60% 1.295,89 867,23 66,92%
JUMLAH 6.574,60 4.917,71 84,04% 6.574,59 4.917,89 74,80%
163
Alokasi anggaran APBN-P 2017 adalah sebesar Rp. 6.572,4 Miliar dimana
komposisi terbesar sebanyak 41% digunakan untuk anggaran publik fisik. Total
penyerapan anggaran mencapai 74,80%. Namun apabila anggaran yang diblokir
permanen dan yang tidak dapat dilaksanakan tidak dihitung sebagai total pagu
(pembagi), maka tingkat penyerapan mencapai 84,04% atau sebesar Rp. 4.917,7 Miliar.
Persentase penyerapan anggaran terbesar dicapai oleh unit Sekretariat Jenderal DEN.
Akan tetapi jika dihitung menurut jumlah anggarannya, penyerapan tertinggi diraih
oleh unit Ditjen Minyak dan Gas Bumi sebesar Rp. 1.323,3 Miliar, disusul oleh Ditjen
EBTKE sebesar Rp. 867,2 Miliar. Sebagian besar anggaran kedua unit ini merupakan
anggaran untuk belanja infrastruktur (publik fisik) yang membutuhkan dana yang
sangat besar, sehingga walaupun persentase penyerapannya relatif kecil, akan tetapi
jumlah anggaran yang terealisasi sangat besar.
164
Penutup
4
PENUTUP
Berdasarkan Perjanjian Kinerja Kementerian ESDM tahun 2017, secara umum capaian
kinerja Kementerian ESDM tahun 2017 mencapai 87,11 % dari seluruh indikator kinerja. Dari
56 target indikator kinerja yang harus dicapai sesuai Perjanjian Kinerja Kementerian ESDM di
tahun 2017, terdapat 28 indikator kinerja yang capaiannya di atas 100%, 12 indikator kinerja
yang capaiannya antara 80%-100%, 4 indikator kinerja yang capaiannya antara 60%-80%, dan
12 indikator kinerja yang capaiannya di bawah 60%. Berikut ini adalah tabel persentase capaian
seluruh indikator kinerja Kementerian ESDM.
60%
60% ke
100% ke atas 80% - 100% -
bawah
80%
28 12 4 12
Secara ringkas, data pencapaian kinerja Kementerian ESDM tahun 2017 adalah
sebagai berikut:
Capaian Kinerja 100% Ke Atas
Terdapat 28 capaian kinerja dalam Tahun 2017 yang capaiannya di atas 100%.
Beberapa di antaranya adalah : (1) Penerimaan negara sub sektor EBTKE (139%), (2) Jumlah
produksi mineral yaitu timah (137%), (3) Penerimaan negara sub sektor minerba (125%), dan (4)
Penerimaan sub sektor migas (117%).
166
PLTS (43,5%), (3) Investasi sub sektor migas (38%), dan (4) Penambahan kapasitas pembangkit
(31%).
11. Alokasi gas domestik mencapai 61% dengan mengutamakan pemanfaatan gas untuk
pembangkit listrik dan industri.
12. Kapasitas terpasang PLT EBT mencapai 3.943 MW;
13. Penandatanganan kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement-PPA) EBT dengan IPP
sebanyak 70 PPA;
167
14. Menyelesaikan verifikasi izin usaha pertambangan (IUP) menjadi berstatus Clean and Clear
(CnC) sebanyak 6.565 IUP, dan pelaksanaan forum Kordinasi dan Supervisi antara KPK dan
Kementerian ESDM menghasilkan pencabutan 2.595 IUP pada periode 2015-2017;
15. Menyederhanakan perizinan sektor ESDM sehingga hanya 15 perizinan yang masih
dilakukan oleh Kementerian ESDM;
16. Menerima penghargaan dalam ajang kompetisi Inovasi Pelayanan Publik untuk
Multiplatform Application for Geoharzard Mitigation and Assessment(MAGMA) Indonesia
yaitu sebuah aplikasi untuk perangkat komunikasi berbasis Android untuk meningkatkan
mitigas kebencanaan geologi di Indonesia.
17. Rasio Elektrifikasi mencapai 95,35% dari target awal 92,75 %;
18. Memonitor kelancaran program 35 GW, dengan kemajuan menurut fase :
- COD/komisioning : 1358 MW.
- Konstruksi : 17.096 MW
- PPA (belum konstruksi) : 12.724 MW
- Pengadaan : 2.894 MW
- Perencanaan : 1.788 MW
19. Pendistribusian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) sebanyak 79.564 unit kepada
masyarakat yang tidak mendapatkan listrik di Provinsi Maluku, NTB, Riau, Papua, dan
Papua Barat.
20. Penambahan Pipa Gas sepanjang 484 km dari ruas Belawan-KIM-KEK, Ruas Payo Selincah
dan Ruas WJB Batam sehingga total pipa gas menjadi 10.671 km.
21. Terdapat 5 dari 10 Blok Migas Konvensional dengan skema gross split diminati investor;
22. Pada tanggal 27 Agustus 2017 perundingan Pemerintah dengan Freeport mencapai
kesepakatan dengan 4 syarat yang diusulkan KESDM (termasuk divestasi). Untuk divestasi,
akan ditindaklanjuti oleh Menteri BUMN dan Menteri Keuangan;
168
Monitoring Capaian Kinerja
Saat ini sudah terdapat kemajuan yang sangat signifikan dalam pengelolaan SAKIP di
Kementerian ESDM, antara lain:
1. Komitmen dan partisipasi aktif Pimpinan Kementerian ESDM dari tingkat Menteri sampai
level Eselon IV dalam mengimplementasikan SAKIP. Menteri ESDM dan seluruh jajaran
eselon I terlibat sangat aktif dalam penetapan kinerja yang harus dicapai pada tahun
2017, serta telah menetapkan langkah-langkah dalam mengawal setiap capaian target
yang harus dicapai;
2. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara terus menerus, baik monitoring mingguan,
bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan diselaraskan dengan target kinerja yang
harus disampaikan kepada Bappenas maupun Kantor Staf Kepresidenan;
3. Keterlibatan aktif Tim APIP Inspektorat Jenderal dalam proses reviu setiap laporan kinerja,
serta pendampingan terus menerus dari Inspektorat Jenderal dalam setiap perencanaan
dan penyusunan program dan anggaran, pelaksanaan, maupun dalam monitoring dan
pengawasan;
4. Internalisasi mengenai SAKIP Kementerian ESDM yang secara masif dilaksanakan untuk
memberikan pemahaman mengenai pentingnya akuntabilitas kinerja dalam setiap
tingkatan organisasi di lingkungan Kemenetrian ESDM;
5. Proses penyempurnaan Indikator Kinerja Utama Kementerian ESDM dan Unit Eselon
I di lingkungan Kementerian ESDM terus berjalan untuk mendapatkan IKU yang lebih
representatif.
6. Telah diimplementasikannya Rekam Kinerja Harian (RKH) di Kementerian ESDM yang
menjadi jembatan antara pengelolaan kinerja organisasi dengan kinerja individu yang
update data capaiannya telah dilakukan dengan sistem kinerja harian dan diselaraskan
dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan IKU masing-masing Unit;
7. Implementasi e-kinerja Kemenetrian ESDM yang saat ini masih terbatas pada monitoring
kinerja level Kementerian dan Eselon I, sedang dikembangkan untuk dapat mencapai
level eselon II dan eselon III.
1. Terus meningkatkan komitmen dan partisipasi aktif Pimpinan Kementerian ESDM dari
tingkat Menteri sampai level Eselon IV dalam mengimplementasikan SAKIP, serta keterlibatan
seluruh PNS Kementerian ESDM dalam berjuang bersama mencapai tujuan organisasi;
2. Akan dilakukan integrasi antara e-kinerja Kemenetrian ESDM yang telah dikembangkan
sampai pada level eselon III dengan sistem Rekam Kinerja Harian (RKH) dan Sasaran Kerja
169
Pegawai (SKP), sehingga kinerja organisasi dan kinerja individu dapat diselaraskan untuk
mencapai tujuan organisasi;
3. Meningkatkan koordinasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) di sektor
ESDM guna mewujudkan Visi ESDM, yaitu: ‘Terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi
serta peningkatan nilai tambah energi dan mineral yang berwawasan lingkungan untuk
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat’.
4. Meningkatkan komitmen unit-unit organisasi dalam penerapan manajemen berbasis
kinerja, khususnya dalam perencanaan kinerja maupun monitoring dan evaluasi capaian
kinerja.
5. Meneruskan langkah strategis untuk melaksanakan reformasi birokrasi dalam lingkungan
organisasi Kementerian ESDM sesuai dengan Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional guna
mewujudkan birokrasi pemerintahan kelas dunia di lingkungan organisasi Kementerian
ESDM.
6. Memperhatikan dan mengantisipasi perubahan lingkungan strategis. Hal ini dilakukan salah
satunya dengan melaksanakan reviu Renstra dan IKU Kementerian ESDM secara berkala.
7. Dalam hal penyerapan anggaran, melakukan percepatan anggaran tahun 2018 dengan
melakukan penganggaran dan dilanjutkan pelelangan pada akhir tahun 2017.
8. Sedang dilakukan revisi pada Permen ESDM no 22 Tahun 2015 Tentang Indikator Kinerja
Utama (IKU) Kementerian ESDM, sehingga nantinya IKU yang telah direvisi dapat digunakan
pada penyusunan Renstra Kementarian ESDM Tahun 2020-2024
Dengan disusunnya Laporan Kinerja Kementerian ESDM tahun 2017 ini diharapkan
dapat menjadi bahan evaluasi untuk menjalankan pengelolaan kinerja sesuai dengan tugas
dan fungsi Kementerian ESDM di tahun-tahun mendatang. Laporan ini juga menjadi media
penyampaian informasi yang transparan dan akuntabel bagi seluruh pemangku kepentingan
di dalam sektor energi dan sumber daya mineral, sehingga Kementerian ESDM mendapatkan
umpan balik (feedback) dari para pemangku kepentingan mengenai pengelolaan kinerja
tersebut.
170
SUSUNAN REDAKSI
Penanggung Jawab :
1. Sekretaris Jenderal
2. Inspektur Jenderal
3. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi
4. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan
5. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara
6. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi
7. Kepala Badan Geologi
8. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM
9. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ESDM
10. Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (Setjen DEN)
11. Kepala Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas)
171
172
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Pada tahun 2017, terdapat realisasi sebanyak 34 usulan WK/WIUP dari target
33 usulan WK/WIUP. Tercapainya target sebanyak 34 rekomendasi wilayah kerja pada
tahun 2017 merupakan komitmen Kementerian ESDM sesuai dengan Sasaran Strategis
Pertama yaitu “Mengotimalkan kapasitas penyediaan energi fosil”. Rincian realisasi
capaian kinerja sasaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. 9 usulan rekomendasi WK Migas
b. 3 usulan rekomendasi WK Panas Bumi
c. 1 usulan rekomendasi WKP CBM
d. 10 usulan rekomendasi WIUP Batubara
e. 11 usulan rekomendasi WIUP Mineral
Berdasarkan capaian kinerja Rekomendasi Wilayah Kerja diatas, target
indikator kinerja sasaran tercapai 102% atau sebanyak 34 usulan WK/WIUP dari target
33 usulan WK/WIUP. Kegiatan rekomendasi wilayah kerja ini dianggarkan sebesar Rp.
101.821.174.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 97.270.140.630,- atau 95.53%. Hal ini
disebabkan nilai kontrak lebih rendah dari nilai pagu akibat pelelangan yang semakin
kompetitif. Sedangkan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016
sebesar 33 rekomendasi WK, capaian tahun 2017 lebih tinggi sebanyak 1 rekomendasi
WK. Sedangkan apabila dibandingkan dengan target Renstra pada tahun 2017
ditargetkan menghasilkan sebanyak 40 rekomendasi WK, capaian kinerja tahun 2017
masih di bawah target pada Renstra tersebut.
Pada tahun 2017, ada 2 usulan rekomendasi WK migas tahun 2016 yang berhasil
ditawarkan melalui lelang reguler pada bulan Juli 2017, yaitu WK migas Mamberamo
dan WK migas East Tanimbar. Data rekomendasi WK migas tahun 2016 lainnya yaitu
di Lapangan Sulawesi Tengah (WK migas Tomori dan Morowali) dimanfaatkan umtuk
joint study dengan Pertamina EP yang ditandai dengan penandatanganan MoU
pada September 2017. Sedangkan Papua, Wamena, Sahul dan Arafura direncanakan
dimanfaatkan untuk joint study di Blok Papeda dengan K3S lainnya.
Ada 3 WK panas Bumi telah ditindaklanjuti oleh Dirjen EBTKE diajukan ke
Menteri ESDM dan ditetapkan sebagai Wilayah Kerja Panas Bumi sebanyak 2 WKP,
yakni : WKP Gunung Sirung, Pantar-Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kepmen ESDM No. 7440 K/30/MEM/2016 dan WKP Wapsalit, Kabupaten Buru, Provinsi
Maluku melalui Kepmen ESDM No. 8084 K/30/MEM/2016. Kedua WKP tersebut pada
awal tahun 2017 oleh Dirjen EBTKE dilakukan lelang WKP untuk ditawarkan kepada
investor pengusahaan Panas Bumi untuk percepatan pemanfaatan Panas Bumi. Data
rekomendasi wilayah kerja untuk Panas Bumi dan CBM stake holder pengguna data
174
adalah EBTKE sedangkan untuk rekomendasi WIUP Mineral dan Batubara stake holder
pengguna data adalah Minerba. Data-data tersebut digunakan untuk kebutuhan lelang
WK dan WIUP dimaksud. Kinerja dari setiap wilayah kerja yang direkomendasikan secara
lengkap terdapat pada Lampiran I.
175
mengingat jarak tempuh yang jauh dan medan yang sulit di KTI dan perlu didukung
beberapa pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kemampuan (ability) yang
harus dikuasai oleh setiap personil pendukung menginterpretasi data–data seismik
dan sumuran, kemampuan untuk membuat basin modeling, serta pengetahuan untuk
menganalisis batuan sedimen dan material-material organik. Sehingga kedepannya
perlu diadakan kursus/pelatihan untuk meningkatkan knowledge, skill, dan ability dari
para personil pendukung agar dapat menghasilkan data-data dengan lebih baik.
Dengan potensi cekungan sedimen Indonesia yang dimiliki saat ini
yaitu sebanyak 128 cekungan, baru 40% wilayah tersebut yang telah dieksplorasi,
maka Indonesia masih mempunyai 60% potensi yang belum tersentuh dan dapat
dikembangkan untuk menjadi target WK migas. Data dari Ditjen Migas tahun 2017
menunjukkan, produksi minyak Indonesia saat ini sekitar 800.000 ribu barel per hari,
sedangkan rasio cadangan migas pengganti (Reserve Replacement Ratio/RRR) hanya
sekitar 60%. Hal ini berarti dari 1 juta barel minyak yang diproduksikan, tingkat
pengambilan penggantinya hanya sekitar 0.6 barel. Maka, kegiatan penyusunan
rekomendasi WK migas ini bertujuan untuk mengoptimalkan lokasi-lokasi WK migas
yang dilelangkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, sehingga diharapkan
terjadi peningkatan kegiatan eksplorasi di area-area yang memiliki potensi cadangan
migas baru khususnya di wilayah Kawasan Timur Indonesia. Ekplorasi juga disebut
sebagai kunci untuk masa depan industri hulu migas karena kegiatan yang dilakukan
adalah untuk menemukan cadangan baru menjadi harapan peningkatan produksi
migas di masa mendatang.
Menurut para pelaku kegiatan eksplorasi industri hulu migas, dengan
fokusnya kegiatan Kementerian ESDM yang dilakukan di Kawasan Timur Indonesia (KTI)
hal tersebut telah mendukung kegiatan mereka dalam penyiapan data, khususnya data
geologi dan geofisika di area tersebut mengingat ketersediaan data masih terbatas.
Enggannya para pelaku industri migas melakukan kegiatan eksplorasinya di KTI
disebabkan beberapa hal, antaralain area yang high risk, unidentified prospects of oil and
gas dan aksesibilitas yang sulit serta isu keamanan.
Keberhasilan capaian kegiatan penyusunan rekomendasi WK Migas tahun
2016 terlihat dari dipilihnya wilayah rekomendasi tersebut untuk dilelangkan melalui
lelang regular oleh Ditjen Migas pada tahun 2017 yaitu WK migas Mamberamo dan WK
migas East Tanimbar. Sedangkan data rekomendasi WK migas lainnya yaitu dijadikannya
joint study yang ditandai dengan penandatanganan MoU pada bulan September 2016
antara Pertamina EP dan Kementerian ESDMdi wilayah Lapangan Sulawesi Tengah
(WK migas Tomori dan Morowali). Sedangkan Papua, Wamena, Sahul dan Arafura juga
direncanakan akan dimanfaatkan untuk joint study di Blok Papeda dengan K3S lainnya
pada tahun 2018.
176
penandatanganan MoU pada bulan September 2016 antara Pertamina EP dan Kementerian ESD
wilayah Lapangan Sulawesi Tengah (WK migas Tomori dan Morowali). Sedangkan Papua, Wam
Sahul dan Arafura juga direncanakan akan dimanfaatkan untuk joint study di Blok Papeda dengan
lainnya pada tahun 2018.
LAMPIRAN
Secara administratif WK ini terletak di Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Sangatt
1. Rekomendasi Wilayah Kerja Migas Non Konvensional (MNK) Kutai
Secara administratif WK ini terletak di Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota
Sangatta, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Mahakam Ulu
yang termasuk ke dalam Provinsi Kalimantan Timur. Dari hasil analisis geokimia yang
dilakukan dari sampel serpih permukaanyang ada di Cekungan Kutai memiliki nilai
TOC yang tinggi, dengan nilai TOC tertinggi adalah 18.84 wt% dan terendah 0.4 wt%.
Material organik yang berada di batuan induk ini memiliki kerogen bertipe III, dan II/III,
berpotensi menghasilkan hidrokarbon berupa gas dan gas atau minyak.
Area penelitian di Cekungan Kutai terbagi ke dalam 3 area/blok
penelitianberdasarkan data gaya berat yang menunjukkan adanya indikasi daerah
rendahan, yaitu Blok A berada pada Subcekungan Lower Kutai Basin, Blok B berada pada
Subcekungan Upper Kutai Basin bagian Utara, dan Blok C berada pada Subcekungan
Upper Kutai Basin bagian baratdaya.
Berdasarkan hasil analisis petrofisika dari ketiga blok tersebut , yaitu Blok
A memiliki potensi gas serpih pada interval umur Miosen Awal yang setara dengan
Berdasarkan hasil analisis petrofisika dari ketiga blok tersebut , yaitu Blok A memiliki potensi
Formasi
gas serpihPemaluan,
pada intervalBlok
umurBMiosen
memiliki
Awal potensi gasdengan
yang setara serpih padaPemaluan,
Formasi interval Blok
umur Oligosen
B memiliki
Akhir
potensiyang setara
gas serpih padadengan Formasi
interval umur Wahau,
Oligosen dan setara
Akhir yang Blok dengan
C memiliki potensi
Formasi gasBlok
Wahau, dan serpih
C
pada interval
memiliki potensiumur Eosen
gas serpih Tengah
pada interval yang setaraTengah
umur Eosen denganyangFormasi BatuFormasi
setara dengan Ayau. Total gas in
Batu Ayau.
place potensi
Total gas sumberdaya
in place dari gas
potensi sumberdaya serpih
dari di Cekungan
gas serpih Kutai
di Cekungan Kutaiadalah
adalah 46.79 TCF,dengan
46.79 TCF, dengan
perincian Blok
perincian Blok A memiliki
A memiliki GIP sebesar
GIP sebesar 16.87
16.87 TCF, TCF,
Blok Blok B memiliki
B memiliki GIP sebesarGIP
8.46sebesar
TCF, dan8.46
BlokTCF,
C
memiliki
dan BlokGIP sebesar 21.46
C memiliki GIPTCF.
sebesar 21.46 TCF.
Tindak
Tindak lanjut
lanjut selanjutnya
selanjutnya untukuntuk meningkatkan
meningkatkan tingkat kemungkinan
tingkat kemungkinan dari
dari data yang data
telah
yang
diolahtelah
adalahdiolah adalahpenambahan
perlu adanya perlu adanya
data penambahan data atau
atau analisis geomekanik analisis
dan geomekanik
microoseepage dan
sehingga
WK Migas MNK Kutai
microoseepage berpotensi
sehingga WKuntuk
Migasdikembangkan
MNK Kutai berpotensi untuk dikembangkan
Tabel 108. Volumetric Gas In Place Dari Ketiga Area Prospek di MNK Kutai
Tabel 108. Volumetric Gas In Place Dari Ketiga Area Prospek di MNK Kutai
57
LAMPIRAN
3. Rekomendasi
3. Rekomendasi Wilayah
Wilayah KerjaSahul
Kerja Migas Migas Sahul
Secara
Secara administratif
administratif terletak
terletak di di Kabupaten
Kabupaten Nabire,
Nabire, Papua.
Papua. Hasildari
Hasil daripenelitian
penelitian
lapangan,
lapangan, BlokBlok Sahul
Sahul berada
berada padapada Cekungan
Cekungan Sahul
Sahul di di Propinsi
Propinsi Papua,
Papua, yang yang di
terletak terletak
selatandi
selatan Akimeugah,
Cekungan Cekungan Akimeugah, dansistem
dan merupakan merupakan sistem
Cekungan Cekungan
Foreland. Foreland.
Dari hasil Dari
integrasi hasil
semua
integrasi
data semua
yang ada, padadata yang
Sahul ada, pada
ini hanya Sahul
terdapat ini sistem
satu hanya terdapat
petroleumsatu sistem
yaitu Sistempetroleum
Petroleum yaitu
Pra
Sistem atau
Permian Petroleum
dalamPra Permian atau
terminologi dalam terminologi
di Australia di Australia
disebut sebagai sistem disebut sebagai
petroleum sistem
Larapintine.
petroleum
Cekungan Larapintine.
Sahul Cekungan
disusun oleh Sahul Neoproterozoic,
batuan berumur disusun oleh batuan
ditindihberumur Neoproterozoic,
langung batuan berumur
ditindih langung
Kenozoikum. batuan
Cekungan Sahul berumur Kenozoikum.
pernah terburialkan Cekungan
cukup Sahul
dalam dan pernahterangkatkan
kemudian terburialkan
cukup
cukup dalam
tinggi, dan kemudian
sehingga terangkatkan
tererosi sangat tebal. cukup tinggi, sehingga tererosi sangat tebal.
Batuan induk, adalah serpih Formasi Otomuna dengan nilai TOC 0.2-0.49%.
Batuan induk, adalah serpih Formasi Otomuna dengan nilai TOC 0.2-0.49%. Batuan
reservoir, adalah marine sandstone berumur Neoproterozoikum. Berdasarkan analisis
180
pemodelan cekungan diketahui bahwa jenela kematangan telah dimulai pada umur 590 ma
pada kedalaman 2000 m.Lead dan Prospect, berdasarkan analisis pemodelan cekungan
Batuan reservoir, adalah marine sandstone berumur Neoproterozoikum. Berdasarkan
analisis pemodelan cekungan diketahui bahwa jenela kematangan telah dimulai
pada umur 590 ma pada kedalaman 2000 m.Lead dan Prospect, berdasarkan analisis
pemodelan cekungan diketahui bahwa jenela kematangan telah dimulai pada umur 590
ma pada kedalaman 2000 m. Ditemukan setidaknya 7 lead pada blok Sahul, pada umur
Neoproterozoic. Dari hasil volumetric diketahui sumber daya P50 jika minyak adalah 2545
MMBO dan jika gas adalah 2536 BSCF. Masalah utama adalah pada preservasi akumulasi
migas karena adanya pengangkatan yang dimulai dari Devon Carbon,sehingga WK
migas Sahul berpotensi untuk dikembangkan.
potensi sebagai batuan sumber. Hasil analisis TOC umumnya dikategorikan sebagai
Sistem
buruk. Nilai perminyakan Batuan
HI (Hydrogen Index) induk, batuan
perconto adalah Formasi Woi kerogen
tersusun atas bagian bawah
denganmemiliki
tipe III. potensi
sebagai batuankualitas
Penentuan sumber. Hasilinduk
batuan analisis
jugaTOC
dapatumumnya dikategorikan
diketahui dari sebagai
pengeplotan buruk.
diagram HI vs Nilai HI
Tmax dan
(Hydrogen S2 vs
Index) TOC yang
perconto juga menunjukkan
batuan tersusun atastipe kerogen
kerogen penghasil
dengan tipe gas. Nilai Tmax kualitas
III. Penentuan
menunjukkan berada pada tingkat belum matang, matang dan overmature.Batuan
batuan induk juga dapat diketahui dari pengeplotan diagram HI vs Tmax dan S2 vs TOC yang
juga menunjukkan tipe kerogen penghasil gas. Nilai Tmax menunjukkan berada pada tingkat
181
belum matang, matang dan overmature.Batuan reservoir, adalah Formasi Woi bagian tengah
dan atas serta Formasi Anggai. Analisis porositas Formasi Woi memiliki nilai 26,67% - 22,12%
reservoir, adalah Formasi Woi bagian tengah dan atas serta Formasi Anggai. Analisis
porositas Formasi Woi memiliki nilai 26,67% - 22,12% Berdasarkan nilai uji porositas
potensi batuan waduk tersebut dikategorikan sebagai baik. Analisis porositas F. Anggai
berdasarkan nilai uji porositas dikategorikan sebagai baik.
Tabel 110. Data Analisis TOC dan Pyrolysis Obi-Bacan
Tabel 110. Data Analisis TOC dan Pyrolysis Obi-Bacan
Berdasarkan hasil analisis TOC, HI dan Tmax menunjukkan Cekungan Obi tidak
Berdasarkan
dikategorikan hasil dilakukan
prospek untuk analisis TOC, HI dan
ekplorasi Tmax menunjukkan
hidrokarbon Cekungan
lebih lanjut. Adapun Obi tidak
kandidat
dikategorikan prospek
potensial menjadi untuk dilakukan
batuan pembawa hidrokarbonekplorasi
yaitu F. Woihidrokarbon lebih
yang memiliki nilai TOClanjut. Adapun
baik, akan
kandidat potensial
tetapi tidak menjadi
terindikasi batuan pembawa
matang.Sehingga hidrokarbon
WK migas yaitu berpotensi
Obi-Bacan tidak F. Woi yang memiliki
untuk
dikembangkan.
nilai TOC baik, akan tetapi tidak terindikasi matang.Sehingga WK migas Obi-Bacan tidak
berpotensi untuk dikembangkan.
2. Rekomendasi Wilayah Kerja Migas Aru-Tanimbar
Kepulauan Tanimbar adalah bagian dari gugus pulau di Provinsi Maluku yang terletak
2. Rekomendasi Wilayah Kerja Migas Aru-Tanimbar
di bagian Selatan. Secara administratif terletak di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Kepulauan Tanimbar adalah bagian dari gugus pulau di Provinsi Maluku yang
Maluku. Hasil dari penelitian lapangan, Batuan induk, adalah Formasi Selu (Formasi Kopai
terletak di bagian Selatan. Secara administratif terletak di Kabupaten Maluku Tenggara,
Ekuivalen) dan Formasi Bubuan (Formasi Piniya Ekuivalen). Berdasarkan data geokimia
Provinsi Maluku. Hasil dari penelitian lapangan, Batuan induk, adalah Formasi Selu
diperoleh nilai TOC dari Formasi Selu adalah 0.61 - 0.78; sedangkan nilai TOC dari Formasi
(Formasi Kopai Ekuivalen) dan Formasi Bubuan (Formasi Piniya Ekuivalen). Berdasarkan
Bubuan adalah 0.44 - 0.70. Berdasarkan data sekunder pada Sumur Barakan-1 nilai TOC
data geokimia
Formasi diperoleh nilai
Selu menunjukkan TOCtodari
nilai fair good,Formasi SeluDari
0-32 – 0.75. adalah 0.61 - 20.78;
Interpretasi sedangkan
lintasan seismik nilai
TOC
arahdari Formasi
Baratlaut Bubuanterdapat
- Tenggara, adalahkemungkinan
0.44 - 0.70.batuan
Berdasarkan data
induk dari sekunder
endapan pada Sumur
yang berumur
Barakan-1 nilai TOC Formasi Selu menunjukkan nilai fair to good, 0-32 – 0.75. Dari
Permian - Triassic.
Interpretasi 2 lintasan
Batuan seismik
reservoir, adalaharah Baratlaut
batupasir - Tenggara,
Formasi terdapat
Ungar (Formasi kemungkinan
Woniwogi batuan
ekuivalen).
induk dari batupasir
Porositas endapaniniyang berumur
berkisar antara 7Permian - Triassic. interpretasi petrografi, batupasir
- 18 %. Berdasarkan
ini dibagiBatuan
menjadi reservoir, adalah
tiga (3) yaitu; batupasir
quartz arenite Formasi Ungar
dan sublitharenite (Formasi Woniwogi
yang terendapkan pada
ekuivalen). Porositas
meander river, batupasir
quartz wacke ini berkisarpada
yang terendapkan antara 7 - 18Formasi
shoreface. %. Berdasarkan interpretasi
Ungar pada Sumur
Koba-1 tersusun
petrografi, oleh batupasir
batupasir ini dibagidengan perselingan
menjadi tiga (3)batulanau, dengan
yaitu; quartz porositas
arenite danyang dapat
sublitharenite
diabaikan (Koesoemadinata, 1980), kecuali pada interval 1.652,5 - 1.655,7 m yang porositasnya
yang terendapkan pada meander river, quartz wacke yang terendapkan pada shoreface.
mencapai 21%. Tebal Formasi Ungar pada Sumur Koba-1 mencapai 131,6 m. Pada Sumur
182
Formasi Ungar pada Sumur Koba-1 tersusun oleh batupasir dengan perselingan
batulanau, dengan porositas yang dapat diabaikan (Koesoemadinata, 1980), kecuali
pada interval 1.652,5 - 1.655,7 m yang porositasnya mencapai 21%. Tebal Formasi Ungar
pada Sumur
Barakan-1, Koba-1
formasi mencapai
ini disusun oleh131,6 m. Pada
batupasir danSumur Barakan-1,
batulempung formasi
dengan ini disusun
tebal 36,26 m.oleh
batupasir
Batupasir pada dan batulempung
sumur ini memiliki dengan
porositastebal
yang 36,26 m. antara
berkisar Batupasir padaTidak
4 - 16%. sumurditemukan
ini memiliki
porositas
adanya minyakyang berkisar
atau gas antara Ungar
pada Formasi 4 - 16%. Tidak sumur
di kedua ditemukan adanya minyak atau gas pada
pemboran.
Formasi Ungar di kedua sumur pemboran.
Batuan penutup, adalah serpih laut dalam dari serpih Bubuan yang ekuivalen dengan
Batuan penutup, adalah serpih laut dalam dari serpih Bubuan yang ekuivalen
Formasi Piniya. Penyebaran formasi ini cukup tebal dan luas, berkembang di daerah Australia
dengan Formasi Piniya. Penyebaran formasi ini cukup tebal dan luas, berkembang di
Northwest dan Papua bagian Selatan. Berdasarkan data sumur Koba-1, ketebalan dari Formasi
daerah Australia Northwest dan Papua bagian Selatan. Berdasarkan data sumur Koba-
Piniya mencapai sampai 1200 kaki.Perangkap hidrokarbon, adalah geologi Tanimbar umumnya
1, ketebalan dari Formasi Piniya mencapai sampai 1200 kaki.Perangkap hidrokarbon,
merupakan blok yang tersusun oleh struktur tilted fault yang terbentuk dari sesar dengan arah
adalah geologi Tanimbar umumnya merupakan blok yang tersusun oleh struktur tilted
Timurlaut - Baratdaya dan sesar dengan arah NNE-SSW. Dari hasil interpretasi seismik,
fault yang terbentuk dari sesar dengan arah Timurlaut - Baratdaya dan sesar dengan
pembentukan jebakan yang diamati pada area Tanimbar, dapat dibagi menjadi dua sistem
arah NNE-SSW. Dari hasil interpretasi seismik, pembentukan jebakan yang diamati pada
jebakan utama dibawah ini: Closures sesar normal pada batupasir Formasi Ungar (geometri
area Tanimbar, dapat dibagi menjadi dua sistem jebakan utama dibawah ini: Closures
struktur ini terdiri dari tilted fault, dengan sesar yang menunjukkan reaktivasi di Pliosen) dan
sesar normal pada batupasir Formasi Ungar (geometri struktur ini terdiri dari tilted fault,
Jebakan stratigrafi potensial yaitu pinch out dari batupasir Formasi Ungar sampai ke arah
dengan sesar yang menunjukkan reaktivasi di Pliosen) dan Jebakan stratigrafi potensial
tinggian dari Blok Tanimbar (berupa pinchout dari formasi berumur Jura ini sudah terbukti
yaitu pinch out dari batupasir Formasi Ungar sampai ke arah tinggian dari Blok Tanimbar
dengan lapangan gas Blok Tangguh di Cekungan Bintuni). Lead dan Prospect, dengan total
(berupa pinchout dari formasi berumur Jura ini sudah terbukti dengan lapangan gas Blok
speculative resources untuk play gas 315,43 BCF pada P95; 141,94 BCF pada P50; dan 63,87
Tangguh di Cekungan Bintuni). Lead dan Prospect, dengan total speculative resources
BCFpada P10.
untuk play gas 315,43 BCF pada P95; 141,94 BCF pada P50; dan 63,87 BCFpada P10.
Tabel 111. Data Analisis Pada Wilayah Kerja Migas Aru-Tanumbar
Tabel 111. Data Analisis Pada Wilayah Kerja Migas Aru-Tanumbar
LAMPIRAN
183
Gambar 84. Speculative Resources for Gas Aru-Tanimbar
Gambar 84. Speculative Resources for Gas Aru-Tanimbar
184
Gambar85.
Gambar 85.Hasil
Hasil Analisis
Analisis Potensi
PotensiBatuan
BatuanInduk di Area
Induk Seram
di Area Seram
Batuan penutup, adalah Formasi Wahai atau Kola dan sebagian Formasi Kanikeh
baik.Perangkap hidrokarbon, adalah struktur sesar anjak yang diikuti dengan pola
berupa serpih dan terletak di atas Formasi Manusela merupakan batuan penutup yang
perlipatan. Hal ini memberikan kemungkinan terperangkapnya hidrokarbon pada
baik.Perangkap hidrokarbon, adalah struktur sesar anjak yang diikuti dengan pola perlipatan.
bentuk-bentuk struktur tersebut, selain terdapatnya ketidakselarasan pada runtunan
Hal ini memberikan kemungkinan terperangkapnya hidrokarbon pada bentuk-bentuk struktur
batuan Mesozoik.
tersebut, Tipe perangkap
selain terdapatnya ini yangpada
ketidakselarasan berlaku padabatuan
runtunan Mesozoic play.Tipe
Mesozoik. Perangkap pada
perangkap
sistem
ini yangQuaternary
berlaku padaplay adalah
Mesozoic play.stratigrafi, yaitusistem
Perangkap pada minyak terperangkap
Quaternary pada
play adalah batupasir
stratigrafi,
yang
yaituwedging out dan batugamping.
minyak terperangkap pada batupasir yang wedging out dan batugamping.
185
yaitu pada open shelf. Jenis porositas yang ditemui pada batuan ini yaitu intergranular porosity,
vuggy porosity dan channeled fracture. Hasil analisis porositas batuan yang dilakukan
menunjukkan hasil baik hingga sangat baik. Batugamping Wardo dan Batugamping Mokmer
Batugamping Wardo dan Batugamping Mokmer umumnya berupa batugamping
umumnya berupa batugamping packstone sampai rudstone dengan bersifat chalky. Unit batuan
packstone sampai rudstone dengan bersifat chalky. Unit batuan ini diendapkan pada
ini diendapkan pada lingkungan deep water carbonate environment, yaitu fasies slope to to
lingkungan
margin deep Hasil
reef facies. wateranalisis
carbonate environment,
porositas yaituhasil
menunjukkan fasies slope
yang to tobaik
sangat margin
yangreef
jugafacies.
Hasil analisis
diperkirakan dariporositas menunjukkan
porositas sekunder hasil
dari unit yang sangat
batugamping baik
tersebut. yangbatuan
Potensi juga reservoir
diperkirakan
dari
di porositas
Cekungan Biaksekunder
yaitu padadari unit batugamping
batugamping tersebut.
pada lingkungan Potensihingga
laut dangkal batuan
lautreservoir
dalam di
Cekungan
(slope). Hal iniBiak yaitu
dapat pada oleh
disebabkan batugamping
kemunculan pada lingkungan
porositas lautterbentuk
sekunder yang dangkalpada
hingga
saat laut
dalam (slope).
diagenesa. Hal ini dapat disebabkan oleh kemunculan porositas sekunder yang
terbentuk pada saat diagenesa.
Batuan penutup, adalah batulempung dan batulanau dari Formasi Wainukendi, Formasi
Wafordori, Batuan
Formasi penutup,
Napisendi,adalah
Formasibatulempung dan batulanau
Wardo, dan Formasi dari Formasi
Korem. Batuan Wainukendi,
ini disusun oleh
Formasi
lumpur Wafordori,
karbonat denganFormasi Napisendi,
matriks lumpur Formasi
karbonat Wardo,
bercampur dan Formasi
tak terpisahkan Korem.
dengan Batuan
mineral
ini disusun
lempung, olehsangat
sehingga lumpur
baik karbonat dengan
sebagai lapisan matriks
penutup. lumpur karbonat bercampur tak
terpisahkan dengan mineral lempung, sehingga sangat baik sebagai lapisan penutup.
Gambar 86.86.
Gambar Analisis
AnalisisPotensi
PotensiBatuan
Batuan Induk Biak-Numfor
Induk Biak-Numfor
5. Rekomendasi
5. Rekomendasi Wilayah
Wilayah Kerja
Kerja Migas Migas(Blok
Bintuni Bintuni (Blok Maybrat)
Maybrat)
Secara administratif terletak di bagian selatan Kepala Burung, Papua Barat dan
Secara administratif terletak di bagian selatan Kepala Burung, Papua Barat dan berada
berada di Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat. Hasil dari penelitian lapangan dan
di Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat. Hasil dari penelitian lapangan dan pengolahan
pengolahan data gayaberat, anomali gayaberat di daerah Maybrat ini berkisar antara
data gayaberat, anomali gayaberat di daerah Maybrat ini berkisar antara 40 mGal sampai 76
40 mGal sampai 76 mGal dan daerah yang berpotensi terdapat akumulasi hidrokarbon
mGal dan daerah yang berpotensi terdapat akumulasi hidrokarbon terletak pada bagian timur
terletak pada bagian timur di daerah Maybrat.
di daerah Maybrat.
Dari sembilan kegiatan rekomendasi WK migas, wilayah yang dinilai potensial
antaralain
DariWK Migas kegiatan
sembilan Non Konvensional
rekomendasi(MNK) Kutai, wilayah
WK migas, WK Migas Buru,
yang WK potensial
dinilai Migas Sahul,
WK MigasWK
antaralain Aru-Tanimbar, WK Migas (MNK)
Migas Non Konvensional Bintuni. Hal WK
Kutai, tersebut
Migas dinilai
Buru, WKdariMigas
kelengkapan
Sahul, WK data
Migas
yang Aru-Tanimbar, WK Migas Bintuni.
dimiliki dan perhitungan leadHal
andtersebut dinilai
prospect yang dari kelengkapan data yang dimiliki
baik.
dan perhitungan leadkegiatan
Khusus and prospect yang baik.
pengambilan dan pengumpulan serta pengolahan data
seismik 2D di Laut Arafura Bagian Selatan, Selaru, dan Buru, yang meliputi wilayah
Provinsi Papua, Provinsi Maluku, dan Provinsi Maluku Utara masing – masing sepanjang
1600 Km. Untuk kegiatan seismik 2D selanjutnya sosialisasi dan scouting lintasan
sebaiknya selesai dilaksanakan sebelum kick off meeting atau mobilisasi untuk
mengurangi kemungkinan adendum ketika proses akuisisi sudah dimulai. Diperlukan
186
seismik 2D selanjutnya
Khusussosialisasi dan scouting
kegiatan pengambilan lintasan sebaiknya
dan pengumpulan selesai
serta pengolahan dilaksanakan
data seismik 2D di sebelum
kick off meeting atauBagian
Laut Arafura mobilisasi untuk
Selatan, Selaru, danmengurangi kemungkinan
Buru, yang meliputi wilayah Provinsiadendum ketika proses
Papua, Provinsi
Maluku, dan Provinsi Maluku Utara masing – masing sepanjang 1600 Km. Untuk kegiatan
akuisisi sudah dimulai. Diperlukan penegasan dalam kontrak mengenai pembayaran ganti rug
seismik 2D selanjutnya sosialisasi dan scouting lintasan sebaiknya selesai dilaksanakan sebelum
kepada nelayan
kick apabila ada
off meeting rumpon
atau yang
mobilisasi disingkirkan
untuk dibebankan
mengurangi kemungkinan kepada
adendum penyedia
ketika proses jasa.
penegasan dalam kontrak mengenai pembayaran ganti rugi kepada nelayan apabila
akuisisi sudah dimulai. Diperlukan penegasan dalam kontrak mengenai pembayaran ganti rugi
ada kepada
rumpon yang disingkirkan dibebankan kepada penyedia jasa.
nelayan apabila ada rumpon yang disingkirkan dibebankan kepada penyedia jasa.
Gambar 87. Tinjauan Kepala Badan Geologi di pelabuhan Ambon 7 April 2017
Gambar 87. Tinjauan Kepala Badan Geologi di pelabuhan Ambon 7 April 2017
Gambar 87. Tinjauan Kepala Badan Geologi di pelabuhan Ambon 7 April 2017
LAMPIRAN
Gambar
Gambar 88.88. Contoh
Contoh Final
Final Stack
Stack Akuisisi
Akuisisi Seismik
Seismik 2D Arafura
2D Arafura Selatan,
Selatan, Buru
Buru dan dan Selaru
Selaru
Data Cadangan
Usulan WK Panas Bumi Luas (Km2)
Geosain Terduga (MWe)
188
Gambar 89. Peta Usulan Wilayah Kerja Panas Bumi Waesano
Gambar 89.89.
Gambar Peta Usulan
Peta UsulanWilayah
WilayahKerja
KerjaPanas
Panas Bumi Waesano
Bumi Waesano
Gambar
Gambar
Gambar 90. 90.
90. PetaPeta Usulan
Usulan
Usulan Wilayah
Wilayah
Wilayah Kerja
Kerja
Kerja Panas
Panas
Panas Bumi
Bumi
Bumi Sumami
Sumami
Sumami
LAMPIRAN
Gambar
Gambar92.
92.Peta
PetaRekomendasi
RekomendasiWilayah KerjaKerja
Wilayah CBMCBM
di Daerah Pelalawan
di Daerah Pelalawan
Wilayah prospek GMB di daerah Pelalawan terdapat formasi pembawa batubara yaitu
Formasi Petani berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir. Ketebalan batubara hingga 3,2 meter,
dengan nilai kalori batubara sedang (< 6.100 kal/gr). Data dari Ditjen Migas memperlihatkan selain
Wilayah prospek GMB di daerah Pelalawan terdapat formasi pembawa
Formasi Petani dengan coal Zone A dan Zone B, terdapat 2 coal zone yang berada di Formasi Lakat
batubara yaitu Formasi Petani berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir. Ketebalan
dan Formasi Tualang yang berumur Oligo-Miosen berada pada kedalaman > 670 meter. Kemiringan
batubara hingga 3,2 meter, dengan nilai kalori batubara sedang (< 6.100 kal/gr). Data
perlapisan memiliki arah baratlaut - tenggara, dengan kemiringan yang cukup landai ke arah
dari Ditjen Migas
timurlaut.Lapisan memperlihatkan
batubara semakin dalamselain
kearah Formasi Petani
daerah prospek, denganberkisar
kedalaman coal Zone dan Zone B,
antaraA100
terdapat 2 coal
– 700 meter zone yang
yang merupakan beradaideal
kedalaman di Formasi
GMB. Lakat dan Formasi Tualang yang berumur
Oligo-Miosen berada pada kedalaman > 670 meter. Kemiringan perlapisan memiliki
D.arah baratlaut
Rekomendasi - tenggara,
Wilayah dengan
Kerja (WK) kemiringan
Batubara yang cukup landai ke arah timurlaut.
Kegiatan penyelidikan wilayah kerja batubara tahun 2017 menyasar wilayah Provinsi
Lapisan batubara semakin dalam kearah daerah prospek, kedalaman berkisar antara
Sumatera Selatan, Sulawesi Barat dan Jambi. Penyelidikan di ketiga wilayah provinsi ini diharapkan
100 – 700 meter yang merupakan kedalaman ideal GMB.
menambah pembendaharaan neraca Sumber Daya Alam Batubara Indonesia secara umum dan juga
dapat memperkaya neraca potensi investasi secara khusus di Provinsi Sumatera Selatan dan
190 keluaran berupa usulan rekomendasi 10 WK
Sulawesi Barat. Capaian kinerja kegiatan ini diperoleh
batubara dengan rincian lokasi sebagai berikut:
D. Rekomendasi Wilayah Kerja (WK) Batubara
Kegiatan penyelidikan wilayah kerja batubara tahun 2017 menyasar wilayah
Provinsi Sumatera Selatan, Sulawesi Barat dan Jambi. Penyelidikan di ketiga wilayah
provinsi ini diharapkan menambah pembendaharaan neraca Sumber Daya Alam
Batubara Indonesia secara umum dan juga dapat memperkaya neraca potensi investasi
secara khusus di Provinsi Sumatera Selatan dan Sulawesi Barat. Capaian kinerja kegiatan
ini diperoleh keluaran berupa usulan rekomendasi 10 WK batubara dengan rincian
lokasi sebagai berikut:
Tabel 113. Usulan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Batubara
Tabel 113. Usulan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Batubara
Sumberdaya
No Usulan WIUP Luas (Ha)
(Juta Ton)
6,61
Blok Penyandingan, Kabupaten Ogan Komering
7 1.292
Ulu, Sumatera Selatan
191
Gambar 93. Peta Lokasi Usulan WIUP Batubara Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Gambar 93. Peta Lokasi Usulan WIUP Batubara Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Gambar 93. Peta Lokasi Usulan WIUP Batubara Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Gambar 94. Peta Lokasi Usulan WIUP Batubara di Provinsi Sulawesi Barat, Tahun 2017.
Gambar 94. Peta Lokasi Usulan WIUP Batubara di Provinsi Sulawesi Barat, Tahun 2017.
Gambar 94. Peta Lokasi Usulan WIUP Batubara di Provinsi Sulawesi Barat, Tahun 2017.
192
Daerah usulan WIUP batubara di Provinsi Sumatera Selatan merupakan lapisan
batubara dari Formasi Muaraenim berumur Miosen yang dapat dibedakan menjadi
empat anggota formasi (diurutkan berdasarkan umur tua – muda) yaitu, Muara Enim
1 (M1), Muara Enim 2 (M2), Muara Enim 3 (M3) dan Muara Enim 4 (M4). Batubara pada
Formasi Muaraenim merupakan batubara peringkat rendah hingga sedang, akan tetapi
ketebalan lapisan batubara dapat mencapai 24 meter.
Daerah usulan WIUP batubara di Provinsi Jambi, Kabupaten Bungo merupakan
Daerah usulan WIUP batubara di Provinsi Sumatera Selatan merupakan lapisan batubara
lapisan batubara
dari Formasi dari Formasi
Muaraenim Rantauikil
berumur Miosen berumur
yang dapat Miosen.
dibedakan menjadiBatubara dariformasi
empat anggota formasi ini
memiliki ketebalan
(diurutkan hingga
berdasarkan 8,5– meter,
umur tua dengan
muda) yaitu, Muara nilai
Enim 1kalori batubara
(M1), Muara Enim 24.700 – 6.300 kal/
(M2), Muara
Enim 3Daerah
gr (adb). (M3) danusulan
Muara Enim 4 (M4).
lainnya yangBatubara
beradapada
di Formasi Muaraenim
Kabupaten merupakan
Sarolangun batubaralapisan
memiliki
peringkat rendah hingga sedang, akan tetapi ketebalan lapisan batubara dapat mencapai 24 meter.
batubara dari Formasi Muaraenim dengan ketebalan hingga 12 meter, dengan nilai
Daerah usulan WIUP batubara di Provinsi Jambi, Kabupaten Bungo merupakan lapisan
kalori batubara berkisar 5.500 kal/gr (adb).
batubara dari Formasi Rantauikil berumur Miosen. Batubara dari formasi ini memiliki ketebalan
Daerah
hingga 8,5 meter, usulan WIUP
dengan nilai batubara
kalori di Provinsi
batubara 4.700 Sulawesi
– 6.300 kal/gr (adb).Barat
Daerahmerupakan
usulan lainnyalapisan
batubara daridiFormasi
yang berada KabupatenToraja berumur
Sarolangun memilikiEosen. Daerahdari
lapisan batubara Bonehau memilikidengan
Formasi Muaraenim empat blok
prospek dengan
ketebalan ketebalan
hingga 12 batubara
meter, dengan hingga
nilai kalori batubara3berkisar
meter.5.500
Batubara daerah ini merupakan
kal/gr (adb).
Daerah usulan WIUP batubara di Provinsi Sulawesi Barat merupakan lapisan batubara dari
batubara high volatile bituminous. Daerah Kalumpang memiliki lapisan batubara hingga
Formasi Toraja berumur Eosen. Daerah Bonehau memiliki empat blok prospek dengan ketebalan
4 meter dengan nilai kalori batubara hingga 7.600 kal/gr (adb). Daerah usulan WIUP
batubara hingga 3 meter. Batubara daerah ini merupakan batubara high volatile bituminous. Daerah
batubara Provinsi Sulawesi Barat merupakan batubara dari kalori tinggi sehingga
Kalumpang memiliki lapisan batubara hingga 4 meter dengan nilai kalori batubara hingga 7.600
menarik
kal/gr untuk dapatusulan
(adb). Daerah dikembangkan.
WIUP batubara Provinsi Sulawesi Barat merupakan batubara dari
kalori tinggi sehingga menarik untuk dapat dikembangkan.
Tabel 114.Wilayah
Tabel 114. WilayahUsaha
UsahaPertambangan
Pertambangan (WIUP)Mineral
(WIUP) Mineral
Nama Wilayah
Luas
No. Komoditas Keterangan
Blok Kabupaten Provinsi Daerah
193
Nama Wilayah
Luas
No. Komoditas Keterangan
Blok Kabupaten Provinsi Daerah
194
Gambar 95.
Gambar 95. Peta Rekomendasi Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (WIUP) Sumber Daya Mineral Logam
Peta Rekomendasi Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (WIUP) Sumber Daya Mineral Logam Indonesia, Tahun 2017
Indonesia, Tahun 2017
LAMPIRAN
195
LAMPIRAN II
LAMPIRAN II
PembangunanPLTS
Pembangunan PLTS Tahun
Tahun20172017
KAP. JUMLAH
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA
(MWp) SAMBUNGAN
196
KAP. JUMLAH
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA
(MWp) SAMBUNGAN
197
KAP. JUMLAH
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA
(MWp) SAMBUNGAN
198
Tabel Pembangunan PLTS Tahun 2017 dengan DAK
KAP. JUMLAH
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA
(MWp) SAMBUNGAN
199
KAP. JUMLAH
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA
(MWp) SAMBUNGAN
KAP. JUMLAH
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA
(MWp) SAMBUNGAN
200
LAMPIRAN III
LAMPIRAN III
Program Konservasi Energi Program Konservasi Energi
1. Audit Energi
1. Audit Energi
a) Direktorat Konservasi Energi Pada Tahun 2017 telah melakukan Audit Energi di
a) Direktorat Konservasi Energi Pada Tahun 2017 telah melakukan Audit Energi di Bangunan
Bangunan Pemerintah sebanyak 10 Objek dengan hasil potensi total penghematan
Pemerintah sebanyak 10 Objek dengan hasil potensi total penghematan biaya energi sebesar
biaya energi sebesar Rp2.834.777.389 atau sebesar 2.566.606 kWh/tahun.
Rp2.834.777.389 atau sebesar 2.566.606 kWh/tahun.
b) Tahun 2016 ini telah dilaksanakan audit energi sebanyak 10 objek bangunan
b) Tahun 2016 ini telah dilaksanakan audit energi sebanyak 10 objek bangunan pemerintah
pemerintah dengan total rekomendasi potensi penghematan energi pertahun
dengan total rekomendasi potensi penghematan energi pertahun sebesar 3.201.329 kWh atau
sebesar 3.201.329 kWh atau setara 3.5 Miliar Rupiah.
setara 3.5 Miliar Rupiah.
c) Tahun 2015 ini telah dilaksanakan audit energi sebanyak 10 objek bangunan
c) Tahun 2015 ini telah dilaksanakan audit energi sebanyak 10 objek bangunan pemerintah
pemerintah dengan total rekomendasi potensi penghematan energi pertahun
dengan total rekomendasi potensi penghematan energi pertahun sebesar 4.109.533 kWh atau
sebesar 4.109.533 kWh atau setara 4.8 Miliar Rupiah.
setara 4.8 Miliar Rupiah.
d) Sedangkan pada tahun 2014 telah dilaksanakan audit energi sebanyak 300 objek
d) Sedangkan pada tahun 2014 telah dilaksanakan audit energi sebanyak 300 objek terdiri 180
terdiri 180 objek industri dan 120 objek bangunan dengan total rekomendasi
objek industri dan 120 objek bangunan dengan total rekomendasi potensi penghematan energi
potensi penghematan energi per tahun sebesar 515 GWh atau setara 390 Miliar
per tahun sebesar 515 GWh atau setara 390 Miliar
e) Dan tahun 2015, telah dilakukan monitoring terhadap hasil pelaksanaan rekomendasi
e) Dan tahun 2015, telah dilakukan monitoring terhadap hasil pelaksanaan rekomendasi audit di
audit di tahun 2014 sebanyak 300 objek dengan menghasilkan penghematan
tahun 2014 sebanyak 300 objek dengan menghasilkan penghematan energi pertahunan
energi pertahunan sebesar 71 GWh atau setara 34 Miliar Rupiah.
sebesar 71 GWh atau setara 34 Miliar Rupiah.
f ) Jumlah peserta audit energi dari tahun 2011 s.d 2017 sebanyak 842 objek terdiri 517
f) Jumlah peserta audit energi dari tahun 2011 s.d 2017 sebanyak 842 objek terdiri 517 objek
objek industri dan 325 objek bangunan.
industri dan 325 objek bangunan.
201
2. 2.Investment
Investment Grade Audit (IGA)
Grade Audit (IGA)
IGA dilakukan sebagai bagian dari Kontrak Kinerja Penghematan Energi (Energi Saving
IGA dilakukan sebagai bagian dari Kontrak Kinerja Penghematan Energi (Energi Saving
Performance Contract - ESPC) untuk ESCO. Tahun 2017 telah dilakukan IGA dengan pola
Performance Contract - ESPC) untuk ESCO. Tahun 2017 telah dilakukan IGA dengan pola
kemitraan untuk 7 (tujuh) obyek yaitu:
kemitraan untuk 7 (tujuh) obyek yaitu:
- Kantor Gubernur DKI Jakarta
- Kantor Gubernur DKI Jakarta
- Kantor Kementerian Perindustrian – Jakarta
- Kantor Kementerian Perindustrian – Jakarta
- Gedung Rektorat UGM – DIY
- Gedung Rektorat UGM – DIY
- Gedung Graha Pena – Surabaya
- Gedung Graha Pena
- PT. Multistrada – Surabaya
– Bekasi
- PT.
- Multistrada – Bekasi
PT. Cheil Jeddang – Pasuruan
- PT.
- Cheil Jeddang – –Pasuruan
PT. Purabarutama Jawa Tengah
- PT. Purabarutama – Jawa Tengah
3. Manajer Energi dan Auditor Energi
3. Manajer EnergiEnergi
a. Manajer dan Auditor
adalah Energi
seseorang yang diberikan tugas dan tanggung jawab untuk
a. melakukan
Manajer manajemen
Energi adalah
energiseseorang yang
berdasarkan diberikandan
kompetensi tugas dan tanggung
Auditor jawab
Energi adalah
seseorang yang memilikimanajemen
untuk melakukan kualifikasi tertentu dalam
energi melakukan audit
berdasarkan energi .
kompetensi dan Auditor
b. Persyaratan untuk menjadi
Energi adalah Manajer
seseorang dan memiliki
yang Auditor Energi:
kualifikasi tertentu dalam melakukan
audit
Syaratenergi .
untuk menjadi Manajer Energi yang berkompeten
• Pendidikan
b. Persyaratan untuk menjadi
Minimal Manajer
Diploma dan
III Teknik Auditor
atau MIPA Energi:
202
• Masa kerja minimal 5 (lima) tahun untuk DIII, 3 (tiga) tahun untuk S1/S2/
S3
• Mempunyai Pengalaman kerja terkait di bidang pengelolaan energi
minimal 1(satu) tahun
• Peserta Asesmen Kompetensi/Asesi harus menyatakan dirinya kompeten
sebagai calon pemegang sertifikat kompetensi Manajer Energi
b. Syarat untuk menjadi Auditor Energi yang berkompeten
• Pendidikan Minimal Diploma III Teknik atau MIPA
• Masa kerja minimal 5 (lima) tahun untuk DIII, 3 (tiga) tahun untuk S1/S2/
S3
• Mempunyai Pengalaman melakukan audit energi minimal 1(satu) kali
dalam 3(tiga) tahun terakhir
• Peserta Asesmen Kompetensi/Asesi harus menyatakan dirinya kompeten,
sebagai calon pemegang sertifikat kompetensi Auditor Energi
c. Manajer Energi dan Auditor Energi diberikan sertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi
Personil (LSP) Himpunan Ahli Konservasi Energi (HAKE) dengan Sistem Sertifikasi
dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai Lembaga Independen
yang bertanggung jawab menyelenggarakan Kompetensi Sertifikasi Kerja.
d. Pada Tahun 2017, HAKE telah melaksanakan menerbitkan sertifikasi kompetensi
manajer energi kepada 110 orang dan sertifikasi kompetensi auditor energi
kepada 121 orang;
e. Sampai dengan Oktober 2017, tercatat jumlah manajer energi yang bersertifikat
kompetensi sebanyak 417 orang dan jumlah auditor energi sebanyak 353 orang.
203
Tabel 116. Perusahaan
Tabel yangyang
116. Perusahaan mendapatkan
mendapatkanizin
izinLabel Tanda
Label Tanda Hemat
Hemat Energi
Energi (Lampu
(Lampu Swaballast)
Swaballast)
d. Jumlah Laboratorium Uji untuk lampu swabalast yang sudah terakreditasi ada 5 (lima) Lab
Uji, yaitu: P3TKEBTKE-KESDM, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kementerian
Perindustrian, Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) BPPT, Balai Riset dan Standardisasi
Industri Kementerin Perindustrian dan PT. Sucofindo (Persero).
204
d. Jumlah Laboratorium Uji untuk lampu swabalast yang sudah terakreditasi ada
5 (lima) Lab Uji, yaitu: P3TKEBTKE-KESDM, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik
(B4T) Kementerian Perindustrian, Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) BPPT, Balai
Riset dan Standardisasi Industri Kementerin Perindustrian dan PT. Sucofindo
(Persero).Tabel 117. Laboratorium Uji Lampu Swabalast
Tabel 117. Laboratorium Uji Lampu Swabalast
Tabel 117. Laboratorium Uji Lampu Swabalast
Kapasitas
Waktu
Pengujian
Kapasitas Pengujian Biaya Pengujian
No. Laboratorium Uji Waktu (Rp/model)
Efikasi
Pengujian Biaya Pengujian
No. Laboratorium Uji (hari)
Pengujian
(lampu/bulan)
Efikasi (Rp/model)
(hari)
1 P3TKEBTKE - Jakarta (lampu/bulan)
300 14 9.600.000
2 1 B2TKE
P3TKEBTKE
- BPPT –-Serpong
Jakarta 300 14 1.250.0009.600.000
s.d.
500 10
1.500.000
2 B2TKE - BPPT – Serpong 1.250.000 s.d.
500 10
3 BARISTAND – Surabaya 800 7 1.500.000
560.000
4 3 PT. SUCOFINDO––Surabaya
BARISTAND Bekasi 2.280 800 7- 10 7 1.650.000
560.000
5 4 B4T
PT.- SUCOFINDO
Bandung – Bekasi 2.280 625.0001.650.000
s.d.
600 107- 10
900.000
5 B4T - Bandung 625.000 s.d.
600 10
900.000
e. e.
Sejak dibelakukan
Sejak hingga Desember
dibelakukan hingga 2017, jumlah2017,
Desember perusahaan yang perusahaan
jumlah sudah mendapatkan
yang sudah
surat ijin untuk mencantumkan Label Tanda Hemat Energi untuk AC adalah sebanyak 38
mendapatkan
e. Sejak dibelakukan surat
hinggaijin untuk mencantumkan
Desember Label Tanda
2017, jumlah perusahaan yangHemat Energi untuk
sudah mendapatkan
perusahaan, masing-masing 28 perusahaan importir dan 9 perusahan produsen dalam
AC adalah sebanyak 38 perusahaan, masing-masing 28 perusahaan importir 38
surat ijin untuk mencantumkan Label Tanda Hemat Energi untuk AC adalah sebanyak dan
negeri, 1 perusahaan importir sekaligus produsen.
9 perusahan
perusahaan, produsen dalam
masing-masing negeri, 1importir
28 perusahaan perusahaan
dan 9importir sekaligus
perusahan produsen.
produsen dalam
negeri, 1 perusahaan importir sekaligus produsen.
Tabel 118. Perusahaan yang mendapatkan izin Label Tanda Hemat Energi (AC)
Tabel 118. Perusahaan yang mendapatkan izin Label Tanda Hemat Energi (AC)
f. Telah ditunjuk 4 (empat) Lembaga Sertifikasi Produk untuk Pengkondisi Udara yaitu PT.
206
Sucofindo (Persero), Balai Riset dan Standardisasi Industri, Balai Sertifikasi Industri, dan
TUV Rheiland untuk menerbitkan sertifikasi SKEM dan Label AC. Proses sertifikasi akan
merujuk pada Petunjuk Teknis Penerapan Permen 7 Tahun 2015;
f. Telah ditunjuk 4 (empat) Lembaga Sertifikasi Produk untuk Pengkondisi Udara
yaitu PT. Sucofindo (Persero), Balai Riset dan Standardisasi Industri, Balai
Sertifikasi Industri, dan TUV Rheiland untuk menerbitkan sertifikasi SKEM dan
Label AC. Proses sertifikasi akan merujuk pada Petunjuk Teknis Penerapan
Permen 7 Tahun 2015;
g. Selanjutnya saat ini juga sudah diajuakn ke Biro Hukum terkait Rancangan
Peraturan Menteri ESDM untuk labelisasi peralatan listrik rumah tangga lainnya
yaitu untuk kulkas dan penanak nasi. Sedangkan Rancangan Peraturan Menteri
ESDM untuk labelisasi lampu LED, mesin cuci, dan kipas angin sedangan
dipersiapan.
207
dan sosialisasi konservasi energi dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai
berikut:
a. Pameran
- Pameran IEECCE (MASKEEI)
- Pameran Legian Beach Festival
b. Penyebarluasan informasi dan sosialisasi konservasi energi melalui media cetak
- Majalah Bobo
- GATRA
c. Penyebarluasan informasi dan sosialisasi konservasi energi melalui media massa
audio (radio)
- Radio di Jogjakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, dan Purwokerto
d. Penyebarluasan informasi dan sosialisasi konservasi energi melalui media tv
nasional
- TV One
- METRO TV
- RCTI
e. Penyebarluasan informasi dan sosialisasi konservasi energi melalui media online
- Lightbox di website dengan traffic yang tinggi
- Lightbox mobile di web dengan traffic tinggi
- Banner di website dengan traffic yang tinggi
- Video di youtube
f. Penyebarluasan informasi dan sosialisasi konservasi energi melalui media
transportasi
- TV Garuda dan Macro Ad (TV dalam Commuterline)
g. Kampanye Hemat Energi Potong 10% di media cetak
- KOMPAS
- Republika
- Media Indonesia
- Investor Daily
- KONTAN
h. Kampanye Hemat Energi Potong 10% di Car Free Day Denpasar
i. Kampanye Hemat Energi Potong 10% di Car Free Day Balikpapan
j. Kampanye Hemat Energi Potong 10% di Car Free Day Makassar
k. Sosialisasi Konservasi Energi di Sosial Media (Twitter, Facebook, Instagram
l. Sosialisasi Penghargaan Bidang Konservasi Energi di Media melalui Video dan
Newsboost di Detikcom
208
8. Kegiatan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) 2017 (Subroto Awards)
a. bangunan
Pelaksanaan gedung
kegiatan atas
ini keberhasilan
bertujuan untuk memberikan
mereka penghargaan para
dalam menerapkan institusi
prinsip-prinsip
pemerintah dan pemangku kepentingan di sektor industri dan bangunan gedung atas
efisiensi dan konservasi energi di lingkungannya. Kegiatan PEEN ini menjadi
keberhasilan mereka dalam menerapkan prinsip-prinsip efisiensi dan konservasi energi di
tahap seleksi untuk mengikuti ASEAN Energi Award.
lingkungannya. Kegiatan PEEN ini menjadi tahap seleksi untuk mengikuti ASEAN Energi
b. Pemenang PEEN 2017
Award.
Dalam proses penjurian telah ditetapkan pemenang PEEN 2017 adalah sebagai
b. Pemenang PEEN 2017
berikut:
Dalam proses penjurian telah ditetapkan pemenang PEEN 2017 adalah sebagai berikut:
c. Pemenang
c.c. Pemenang
Pemenang ASEAN
ASEAN
ASEAN Energi
Energi
Energi AwardAward
Award 2016 2016
2016
Inovasi Khusus pada Juara Gedung B2TKE BPPT
Selain
Selain
Selain pelaksanaan
pelaksanaan
pelaksanaan
Gedung kegiatankegiatan
kegiatan Penghargaan
Penghargaan Penghargaan
Efisiensi Efisiensi
Efisiensi Energi
Energi NasionalEnergi
Nasional Nasional
Tahun 2017,
Tahun 2017,
Juara Gedung Perkantoran PT Pupuk
Tahun 2017,
Direktorat
Direktorat Direktorat
Konservasi
Konservasi Energi Konservasi
Energi juga ikut sertaEnergi
juga ikut serta juga
mengajukan
mengajukan ikut pemenang
para
Kaltimpara serta mengajukan
pemenang Penghargaan para
Penghargaan
Efisiensi
pemenang
Efisiensi Energi
Energi Nasional
Penghargaan
Nasional
manajemenTahun
Tahun 2017 yang
Efisiensi
2017
energi yang
Juara memenuhi
Energi
I Nasional
memenuhi kriteria
Tahun
PTkriteria
Cheil untuk
2017
untuk
Jedang mengikuti ASEAN
yang memenuhi
mengikuti
Pasuruan ASEAN
Energi Award
Energi Award Tahunindustri
Tahun 2017
2017besar
di FIlipina.
di FIlipina. Penganugerahan
Penganugerahan Pemenang
Pemenang ASEAN Energi Award
kriteria untuk mengikuti ASEAN JuaraEnergi
II Award Tahun 2017 diAward
PT PJB UP PaitonASEAN Energi FIlipina.
Tahun 2017
Tahun 2017 dilaksanakan
dilaksanakan didi Filipina
Filipina pada
pada tanggal
tanggal 22 Mei
Mei 2017,
2017, dengan
dengan pemenang
pemenang dari
dari
Penganugerahan Pemenang ASEAN JuaraEnergi
III Award TahunPower
PT Indonesia 2017 dilaksanakan di
Indonesia ::
Indonesia Manajemen
Filipina pada tanggal 2 MeiEnergi
2017, Juara
denganI Terminal dariBBM
pemenang IndonesiaRewulu
:
Pada Industri Kecil (Pertamina HO)
Tabel 120. Daftar Pemenang AEA 2017
dan Tabel 120. Daftar Pemenang AEA 2017
Menengah
Tabel 120. Daftar Pemenang
Juara II AEA 2017
PT PJB UP PLTA Cirata
Gedung/Industri
Gedung/Industri Kategori
Kategori Prestasi
Prestasi
Gedung Satelite
Gedung Satelite MCS
MCS of
of Palapa
Palapa Sub
Sub Kategori
Kategori Gedung
Gedung Kecil
Kecil dan
dan 1st runner-up
1st runner-up
Cibinong
Cibinong Menengah
Menengah
Gedung Gedung/Industri
Gedung Telkom
Telkom Regional VII
Regional VII KTI
KTI Sub KategoriKategori
Sub Kategori Gedung Kecil
Gedung Kecil dan
dan Prestasi
2nd
2nd runner-up
runner-up
Makassar Menengah
PT. Tirta Investama Klaten Sub Kategori Industri Kecil dan 2nd runner-up
Menengah
PT. Great Giant Pineaple Lampung Sub Kategori Industri Besar 2nd runner-up
My Republic Plaza (Green Office Sub Kategori Gedung Baru dan 1st runner-up
Park 6) Indonesia Eksisting
My Republic Plaza (Green Office Sub Kategori Gedung Hijau (Besar) 1st runner-up
Park 6) Indonesia
210
LAMPIRAN IV
LAMPIRAN IV
Daftar Pembangkit
Daftar Pembangkit EBT Yang
EBT Yang Telah
Telah PPA diPPA
Tahundi Tahun 2017
2017
Nama Kapasitas
No Pengembang Progres Target COD
Pembangkit (MW)
PPA 16 November 2017: 86
1. PT Supreme Energi Rantau PLTP Rantau 86 Persiapan FC 2020
Dedap Dedap
PPA Januari 2017: 3,5
2. PT Merauke Narada Energi PLTBm 3,5 Persiapan 2019
Merauke Konstruksi
PPA 19 Mei 2017: 2
3. PT Mitra Puding Mas PLTBg Mitra 2 COD 2017
Puding Mas
PPA 2 Agustus 2017: 36,83
4. PT Biomas Energi Abadi PLTBg Pagar 0,83 Konstruksi 2019
Merbau
5. PT Perkebunan Nusantara II PLTBg Kwala 1 Konstruksi 2018
(Persero) Sawit
6. PT Energi Karya Persada PLTBm 6 Persiapan 2018
Tempilang Konstruksi
7. PT Green Energi Spesialist PLTBg Aceh 3 Persiapan FC 2018
One Tamiang
(Geso)
8. PT Perkebunan Nusantara II PLTBg Ujung 3 Persiapan FC 2018
(Persero) Batu
9. PT Pasadena Biofuels PLTBm Aceh 10 Persiapan FC 2018
Mandiri Tamiang /
Langsa
10. PT Karya Energi Jambi PLTBm 3 Persiapan FC 2018
Mersam
11. PT Sentosa Jaya Purnama PLTBm 10 Persiapan FC 2018
LAMPIRAN
Sentosa Jaya
Purnama
211
Nama Kapasitas
No Pengembang Progres Target COD
Pembangkit (MW)
12. PT Aek Sibundong Energi PLTM Aek 10 Konstruksi 2020
Sibundong
PPA 3 April 2017: 9
13. PT Dwi Jaya Makmur PLTM 9 Konstruksi 2019
Semendo
PPA 2 Agustus 2017: 220,78
14. PT Brantas Cakrawala PLTM Sako 1 6 Konstruksi 2018
Energi
15. PT Nusantara Hidro Utama PLTM Batang 7,50 Konstruksi 2019
toru 5
16. PT Prasetya Bajra Prima PLTM Endikat 8,01 Konstruksi 2019
212
Nama Kapasitas
No Pengembang Progres Target COD
Pembangkit (MW)
213
Nama Kapasitas
No Pengembang Progres Target COD
Pembangkit (MW)
48. PT Rawadasya Inti Energi PLTM 4 Persiapan FC 2020
Cisomang
49. PT Mega Energi Karyatama PLTM Babatan 4,90 Persiapan FC 2021
214
Nama Kapasitas
No Pengembang Progres Target COD
Pembangkit (MW)
67. PT Semarak Kita Bersama PLTM Bakal 5 Konstruksi 2020
Semarak
68. PT Bone Bolango Energi PLTM Bone 9,90 Konstruksi 2020
Bolango
69. PT Sumber Daya Investasi PLTM Koko 2,30 Konstruksi 2019
Babak
70. PT Poso Energi PLTA Poso 515 Konstruksi 2021
Peaker
LAMPIRAN
215
Jenis Kegiatan pilot plant/prototipe/demo plant atau rancangan/ rancang
bangun/formula yang berhasil direalisasikan
Tujuan penelitian ini adalah memperbaiki karakteristik gemuk lumas berbahan dasar
ujicoba dilakukan di Blok CBM Tanjung II Kalimantan Selatan. Hasil ujicoba injeksi
cairan rumen ke dalam sumur pada hari ke-7 menunjukkan komponen gas metana
(CH4) dalam %Volume =0,7905 dan dalam %Massa =1,3740.
Tipikal produksi GMB yang kecil mendorong untuk mengaplikasikan
teknik Bioaugmentasi pada sumur GMB untuk meningkatkan produksinya. Di dalam
Gambar
cairan96. Up Scaling
rumen Rumen di Lapangan Tanjung
mengandungkonsorsium mikrobaIItermasuk
Kalimantan Selatan mikroba
didalamnya
metanogen yang dapat mendegradasi batubara menjadi gas metana. Apabila
potensi cairan rumen tersebut dimaksimalkan untuk memproduksikanGMB, maka
4) Formula Gemuk Litium Complex Berbahan Dasar Minyak Jarak
akan sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. Selain itu,
formulasi dari cairan rumen tersebut dapat menjadi nilai jual tersendiri.Potensi lain
Tujuan penelitian ini adalah memperbaiki karakteristik gemuk lumas berbahan dasar
dari pemanfaatan mikroba pada cairan rumen dalam mendegradasi batubara, yaitu
minyak jarak dan untuk
diprediksi menambah
dapat nilai jual
meningkatkan gasminyak jarak,
recovery dari serta
sumurmeningkatkan TKDN
GMB yang tidak produk
produktif.
gemuk2)
lumas. Lokasi
Formula penelitian
Gemuk di laboratorium
Litium Pelumas
Complex Berbahan PPPTMGB
Dasar “LEMIGAS”.
Minyak Jarak
PenambahanTujuan
complexing agent ini
penelitian berupa asam
adalah azelat, asamkarakteristik
memperbaiki sebasat, dan gemuk
asam adipat
lumas
dalam formula gemukdasar
berbahan lumas berbahan
minyak dasar
jarak dan minyak jarak dapat meningkatkan
untuk menambah nilaijarak,
nilai jual minyak dropping
serta
point. Formula optimum diperoleh
meningkatkan pada gemuk
TKDN produk penambahan
lumas.sekitar
Lokasi20% complexing
penelitian agent asam
di laboratorium
Pelumas
dikarbosilat dalam PPPTMGB
thickener. “LEMIGAS”.
Complexing agent yang berasal dari turunan minyak jarak dapat
Penambahan
juga diaplikasikan pada complexing
gemuk lumas agent
berbahan dasarberupa
CMCO. asam azelat,
Tiap-tiap jenisasam sebasat,
complexing dan
agent
asam
memberikan adipat yang
pengaruh dalam formula
berbeda gemuk
pada lumas gemuk
karakteristik berbahan dasar
lumas minyak
berbahan jarak
dasar dapat
minyak
meningkatkan
jarak ataupun CMCO. Proses dropping point.
nilaipembuatan Formula
formula gemukoptimum
lumas didiperoleh
tampilkanpada penambahan
dalam Gambar 2.
sekitar
Pemanfaatan minyak complexing
20%jarak agent asam
dalam kegiatan dikarbosilat dalam
ini menghasilkan thickener.
peningkatan TKDN Complexing agent
produk hingga
mencapai > 95%.
LAMPIRAN
217
6) Unit Pengolahan Tanah Tercemar Minyak dan Oil Off-Spec Kapasitas 5 ton per batch dan fasilitas
Pendukungya
yang berasal dari turunan minyak jarak dapat juga diaplikasikan pada gemuk lumas
berbahan dasar CMCO. Tiap-tiap jenis complexing agent memberikan pengaruh
yang berbeda pada karakteristik gemuk lumas berbahan dasar minyak jarak ataupun
Gambar 97. Proses Pembuatan Formula
CMCO. Proses pembuatan formula gemuk lumas di tampilkan dalam Gambar 2.
Pemanfaatan minyak jarak dalam kegiatan ini menghasilkan peningkatan TKDN
6) Unit Pengolahan
produkTanah Tercemar
hingga Minyak
mencapai dan Oil Off-Spec Kapasitas 5 ton per batch dan fasilitas
> 95%.
3) Unit Pengolahan Tanah Tercemar Minyak dan Oil Off-Spec Kapasitas 5 ton per batch
Pendukungya
dan fasilitas
Tujuan Pendukungya
Penelitian ini adalah membuat unit pengolahan tanah tercemar minyak dan oil
Tujuan
off-spec dengan reaktor Penelitian
multiguna ini adalah
kapasitas membuat
5 ton. unit pengolahan
Lokasi pembuatan tanah“LEMIGAS”.
di PPPTMGB tercemar
minyak plant
Unit commercial dan oildengan
off-speckapasitas
dengan reaktor
reaktormultiguna
5 ton perkapasitas 5 ton.
siklus yang Lokasiatas
terdiri pembuatan
unit-unit
di PPPTMGB “LEMIGAS”. Unit commercial plant dengan kapasitas reaktor 5 ton per
seperti Reactor Unit, Separator Tank, Vacuum Tank, Waste Water Treatment Tank, Oil Recovery
siklus yang terdiri atas unit-unit seperti Reactor Unit, Separator Tank, Vacuum Tank,
Tank, Solid Treated Tank, Hot Water Tank, Genset, Office & Lab, Fuel Tank, Clean Water Tank,
Waste Water Treatment Tank, Oil Recovery Tank, Solid Treated Tank, Hot Water Tank,
Chemical Storage & Tool sudah siap digunakan untuk mengolah tanah terkontaminasi minyak
Genset, Office & Lab, Fuel Tank, Clean Water Tank, Chemical Storage & Tool sudah siap
dan oil Off-spec product di lingkungan LEMIGAS dengan mobile system (on site treatment) di
digunakan untuk mengolah tanah terkontaminasi minyak dan oil Off-spec product
gambar berikut.
di lingkungan LEMIGAS dengan mobile system (on site treatment) di gambar berikut.
Gambar 98. Unit pengolahan tanah tercemar minyak dan oil off-spec
Gambar 98. Unit pengolahan tanah tercemar minyak dan oil off-spec
218
7) Dokumen FEDD Kilang Minyak Mini di Pulau Seram
Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan desain teknis dan biaya investasi kasar
sebelum tahap Engineering Procurement Construction (EPC) untuk pembuatan kilang mini di
Pulau Seram. Lokasi penelitian di PPPTMGB ”LEMIGAS”.Dalam pembuatan FEED kilang mini di
Pulauyaitu:
Seram,melakukan desain
langkah yang process/chemical,
dilakukan mechanical,
yaitu: melakukan civil engineering;
desain process/chemical, menyusun
mechanical,
dokumen HAZOP,
civil engineering; safety&
menyusun ergonomi;
dokumen membuat
HAZOP, safety& 2D&3D
ergonomi; preliminary
membuat 2D&3Dmodel; menyusun
preliminary
tata
model; letak peralatan
menyusun tata letak&peralatan
rancangan instalasi; instalasi;
& rancangan membuat Engineering
membuat Design
Engineering Package
Design
Development;
Package Development;menyusun daftar
menyusun daftar peralatan
peralatan utama,
utama, kemudian
kemudian menyusun
menyusun dokumen
dokumen FEED
pada FEED
gambar di bawah
pada ini. di bawah ini.
gambar
Off
gas
Tangki
Condenser ADU Nafta Nafta
Udara Air Power PPD Akumulator A/B Tanker
Instrumentasi Utilitas Generator Injection
Kero
A Stripper Sulfur Sulfur
D Kerosene
Recovery
Minyak CSEL
U
Minyak Impor
Unit
H2
Diesel
Stripper
Diesel HDS Tangki
Unit HSD
VDU A/B
Akumulator
Condenser Off
Vakum gas
Metering Tangki ADU
Umpan Blower
Pre Fired
A/B/C Liquid
Heater Heater
Hydrocarbon
V LVGO Truk
D
U
AGO Tangki
HVGO HVGO
VDU
Fire A/B Tanker
Closed Open Flare Fired
Drain System ATB Heater
Drain
VTB
Tangki
VTB
Tanker
A/B
LAMPIRAN
5)
8) Desain Rancang
Desain Rancang Bangun
Bangun dan dan Spesifikasi
Spesifikasi TeknisTeknis
TabungTabung
ANG dariANG dari
Bahan Bahan Komposit
Komposit
Tujuan
Tujuan kegiatan
kegiatan ini adalah
ini adalah mengembangkan
mengembangkan rancang
rancang bangun bangun
tabung tabung
ANG berbasis
ANG
bahanberbasis
komposit.bahan
Lokasikomposit. Lokasi
penelitian di penelitian
PPPTMGB di PPPTMGB
“LEMIGAS”. Terdapat“LEMIGAS”. Terdapat
peluang penggunaan
tabung ANG sebagai alternatif teknologi penyimpanan gas alam untuk rumah tangga karena
memiliki berat yang ringan (mengurangi
219 berat 49-63% dari berat tabung ANG baja) dan
memenuhi standar uji tegangan, uji kestabilan elastisitas, uji burst pressure, dan uji simulasi
distribusi tekanan sepanjang dinding tabung ANG. Dari variasi kombinasi material yang
peluang penggunaan tabung ANG sebagai alternatif teknologi penyimpanan gas
alam untuk rumah tangga karena memiliki berat yang ringan (mengurangi berat 49-
63% dari berat tabung ANG baja) dan memenuhi standar uji tegangan, uji kestabilan
elastisitas, uji burst pressure, dan uji simulasi distribusi tekanan sepanjang dinding
tabung ANG. Dari variasi kombinasi material yang dilakukan, maka prioritas material
yang dipilih adalah liner Aluminum alloy 6061 atau HDPE dengan komposit E-glass
fibers – epoxy matrix dilihat dari kekuatan dan aspek perkiraan biaya material.
Model dasar tabung ANG ini mengacu pada jenis tabung gas yang sudah
banyak diproduksi, yaitu tabung CNG. Berdasarkan ISO11439 (2000), terdapat 4 jenis
tabung gas CNG yang dapat dijadikan acuan. Pada perancangan ini, digunakan
dasar perancangan tabung CNG tipe 3. CNG tipe 3 merupakan tipe tabung CNG yang
dibuat dari dua lapis material yang berbeda. Lapisan dalam (liner) dapat dibuat dari
logam ringan atau polimer, sedangkan bagian luar diperkuat oleh lapisan komposit.
Asumsi yang digunakan dalam perancangan adalah material liner (bagian dalam
tabung) hanya berfungsi sebagai pemberi bentuk tabung, sedangkan komposit
yang berfungsi untuk menahan beban tekanan.
Gambar 101.
Gambar 101.Desain
Desain Rancang Bangun
Rancang Bangun Tabung
Tabung ANGANG
221
ini berfungsi melindungi akuifer terbuka dari kemungkinan kebocoran gas dan
polutan. Selanjutnya dilakukan pengeboran dengan diameter 9 7/8 inci sampai
menembus lapisan batubara, pemasangan pipa selubung 7 inci dan proses
penyemenan. Sumur dilengkapi dengan katup (valve), thermocouple dan saluran
air pendingin. Air di dalam sumur dikeluarkan melalui choke valve dengan
meniup udara tekan ke annulus valve. Choke/jepitan, merupakan valve yang
berfungsi sebagai penahan dan pengatur aliran produksi sumur, melalui lubang
(orifice) yang ada, sedangkan pressure relief valve atau safety valve adalah valve
yang akan membuka pada tekanan tertentu untuk menjaga keamanan. Saluran
air pendingin diinjeksikan ke pipa 1 inci untuk menurunkan suhu gas. Jarak
antar sumur injeksi dan produksi dapat ditentukan setelah ada uji permeabilitas
• berbagai lapisan
Karakterisasi Sumurdalam profil stratigrafi. Gambar 9 menampilkan foto sumur
injeksi dan sumur produksi.
Karakterisasi sumur dilakukan untuk mengetahui apakah ada kebocoran air ke
• dalam sumurSumur
Karakterisasi dan seberapa besar kebocoran tersebut. Tabel 2 menampilkan hasil
karakterisasi sumur. Padasumur
Karakterisasi sumur UCG 17 dilakukan
dilakukan pengurasan
untuk air selama
mengetahui 10 hariada
apakah dan
hasilnya muka
kebocoran airair
ketanah
dalamhanya naik dan
sumur menjadi 30,4 meter.
seberapa besarPada sumur UCGtersebut.
kebocoran 16 muka air naik
Tabel
2dengan kecepatan sekitar 100 cm/102 detik. Ada kemungkinan proses cementing pada UCG
menampilkan hasil karakterisasi sumur. Pada sumur UCG 17 dilakukan
16 tidak berlangsung dengan baik karena kenaikan muka air tanahnya jauh lebih cepat
pengurasan air selama 10 hari dan hasilnya muka air tanah hanya naik menjadi
dibandingkan dengan UCG 17.
30,4 meter. Pada sumur UCG 16 muka air naik dengan kecepatan sekitar
Tabel 121. Karakteristik Sumur
Tabel 121. Karakteristik Sumur
UCG 17 UCG 16
Kenaikan Air 2 50 cm / 40 dt
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melakukan pengembangan proses control pada
100 cm/102 detik. Ada kemungkinan proses cementing pada UCG 16 tidak
berlangsung dengan baik karena kenaikan muka air tanahnya jauh lebih cepat
dibandingkan dengan UCG 17.
2) Rancang sensor pengendali proses pada reaktor gasifikasi fixed bed
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melakukan pengembangan proses
control pada gasifier fixed bed. Proses pengembangan proses control pada gasifier
fixed bed dilakukan dengan melakukan modifikasi sistem monitoring layer gasifikasi,
pembuatan program HMI dan PLC untuk monitoring layer gasifikasi, instalasi kabel
dan sensor thermocouple dan peralatan pendukung ujicoba.
Startup proses gasifikasi batubara diawali dengan penyulutan kayu bakar. Setelah
Startup proses gasifikasi batubara diawali dengan penyulutan kayu bakar.
reaktor mulai stabil dan temperatur mencapai titik yang telah ditentukan, bahan baku batubara
Setelah reaktor mulai stabil dan temperatur mencapai titik yang telah ditentukan,
mulai diumpankan
bahan bakupada gasifier mulai
batubara sampaidiumpankan
gas hasil proses
padagasifikasi telah terbentuk
gasifier sampai gas hasildengan
proses baik
dan gas yang terbentuk
gasifikasi pada gasifier
telah terbentuk dialirkan
dengan baik pada
dan gas yangflare-1. Dari
terbentuk ujigasifier
pada coba dialirkan
optimalisasi
pengendalian flare-1.menggunakan
padaproses Dari uji coba optimalisasi pengendalian
sensor temperatur, sensorproses menggunakan
tersebut sensor
telah berfungsi dengan
baik, akantemperatur, sensor
tetapi masih harustersebut telahkalibrasi
dilakukan berfungsidan
dengan baik, akan
pendekatan tetapi
nilai masih
karena harus
penempatan
dilakukan kalibrasi dan pendekatan nilai karena penempatan sensor yang
sensor yang kurang masuk ke dalam reaktor. Perbaikan nilai temperatur dilakukan dengankurang
masuk ke dalam reaktor. Perbaikan nilai temperatur dilakukan dengan pendekatan
pendekatan nilai temperatur besi yang dimasukkan setiap 2 jam. Berdasarkan data hasil
nilai temperatur besi yang dimasukkan setiap 2 jam. Berdasarkan data hasil ujicoba,
ujicoba, setiap 1 derajat yang terdeteksi oleh sensor temperatur akan terbaca 5 derajat pada
setiap 1 derajat yang terdeteksi oleh sensor temperatur akan terbaca 5 derajat
tampilan HMI. Adapun penambahan program PLC pada setiap network adalah dengan
pada tampilan HMI. Adapun penambahan program PLC pada setiap network adalah
memasukan logic diagram
dengan MUXlogic
memasukan (Multiplexer)
diagram MUXsebagai faktor kali
(Multiplexer) sebagai faktor kali
Gambar 104. Penyulutan kayu bakar pada reaktor gasifikasi fixed bed
LAMPIRAN
Gambar 104. Penyulutan kayu bakar pada reaktor gasifikasi fixed bed
3) Detail Engineering Design Tungku Fluidized Bed Kapasitas 600 kW
TujuanTungku
8) Detail Engineering Design kegiatanFluidized
adalah diperoleh rancangan
Bed Kapasitas DED gasifikasi batubara untuk
600 kW
tungku fluidized bed kapasitas 600 kW. Tahapan process engineering pembuatan DED
dilakukan
Tujuan melalui
kegiatan diskusi
adalah dan supervisi
diperoleh di BPPT.
rancangan DEDAdagasifikasi
dua hal yang menjadi
batubara topik
untuk tungku
fluidized bed kapasitas 600 kW. Tahapan process engineering pembuatan DED dilakukan melalui
diskusi dan supervisi di BPPT. Ada dua223
hal yang menjadi topik diskusi, yaitu Process flow
diagram (PFD) dan Heat and Mass Balance (HMB). PFD merupakan diagram alir proses
diskusi, yaitu Process flow diagram (PFD) dan Heat and Mass Balance (HMB). PFD
merupakan diagram alir proses gasifikasi batubara menggunakan reaktor fluidized
bed. Peralatan utama pada PFD, yaitu blower udara, pengumpanan batubara, make
up pasir, pembuangan abu, siklon separator, wet scrubber, tar catcher, heat exchanger,
exhaust fan, gas buffering tank, desulfurized tank, dan gas engine.
Gambar 105. DED gasifikasi batubara untuk tungku fluidized bed kapasitas 600 kW
Gambar 105. DED gasifikasi batubara untuk tungku fluidized bed kapasitas 600 kW
Gambar 105. DED gasifikasi batubara untuk tungku fluidized bed kapasitas 600 kW
9) Rancangan pembakar siklon jenis non slagging untuk batubara kalori rendah
4) Rancangan pembakar siklon jenis non slagging untuk batubara kalori rendah
9) Rancangan pembakar siklon jenis non slagging untuk batubara kalori rendah
Tujuan
Tujuan kegiatan ini kegiatan ini adalah rancangan
adalah pembuatan pembuatan rancangan
pembakar pembakar
siklon siklon non
non slagging
slagging
menggunakan menggunakan
Tujuan kegiatan ini perangkat
perangkat lunak simulasi lunak
dan desain simulasi
untuk
adalah pembuatan dan desain
pembangkit
rancangan untuk
listrik
pembakar pembangkit
kapasitas
siklon
1 MW. listrik
non slagging
Pembuatankapasitas
menggunakan 1perangkat
desain awal MW. Pembuatan
dilakukan desain
di Puslitbang
lunak simulasi awal
desaindilakukan
danTekMIRA dengan
untuk di Puslitbang
berdasarkan
pembangkit TekMIRA
listrikhasil 1dengan
simulasi
kapasitas MW.
yang sudah dilakukan.
berdasarkan Berdasarkan
hasil simulasihasil
yang simulasi
sudah proses PLTU
dilakukan. 1 MW
Berdasarkandidapatkan
hasil untuk
simulasi
Pembuatan desain awal dilakukan di Puslitbang TekMIRA dengan berdasarkan hasil simulasi proses
membangkitkan
PLTU
yang 1listrik
sudah MW sesuai
dilakukan.kapasitas
didapatkan memerlukan
untuk
Berdasarkan 2.200 kg/jam
membangkitkan
hasil simulasi batubara
listrik
proses sesuai
PLTU 1 MWdengan nilai
kapasitas kalor
memerlukan
didapatkan untuk
GAR 4.700 kkal/kg.
2.200
membangkitkanSuhu
kg/jamlistrikpembakar
batubara siklon
sesuaidengan
kapasitas diatur
nilai kalor sehingga
memerlukan GAR 4.700
2.200 tidak melebihi
kkal/kg.
kg/jam Suhu
batubara ash fushion
pembakar
dengan siklon
nilai kalor
temperature
GAR (AFT)
diatur dari batubara
4.700sehingga
kkal/kg. Suhuyang
tidak digunakan,
melebihi
pembakar ash sehingga
fushion
siklon didapatkan
diaturtemperature suhu maksimal
(AFT)
sehingga tidak dinding
dari batubara
melebihi ash yang
fushion
pembakar siklon tidak
temperature
digunakan,(AFT)lebih darididapatkan
1000
dari batubara
sehingga oC. digunakan,
yang Untuk
suhuitu, diperlukan
sehingga
maksimal pengatur
didapatkan
dinding suhu suhu dinding
maksimal
pembakar dinding
siklon tidak
pembakar
pembakar siklon
siklon.dari
lebih 1000tidak
o lebih itu,
C. Untuk daridiperlukan
1000oC. Untuk itu, diperlukan
pengatur pengatur
suhu dinding suhu dinding
pembakar siklon.
pembakar siklon.
224
Setelah disepakati desain yang akan difabrikasi maka dilakukan pembuatan pembakar
Setelah disepakati desain yang akan difabrikasi maka dilakukan
siklon non slagging yang memerlukan waktu sekitar 3-4 bulan. Hal ini karena merupakan
pembuatan pembakar siklon non slagging yang memerlukan waktu sekitar 3-4
purwarupa, sehingga tetap terdapat beberapa penyesuaian dalam pengerjaannya. Proses
bulan. Hal ini karena merupakan purwarupa, sehingga tetap terdapat beberapa
pembuatan yang dilakukandalam
penyesuaian di Plant 2 milik PT Aalborg
pengerjaannya. ProsesIndustri Indonesia
pembuatan telah selesai
yang dilakukan seperti
di Plant 2
ditunjukkan pada
milik Gambar berikut.
PT Aalborg IndustriKomisioning purwarupa
Indonesia telah pembakar
selesai seperti siklon pada
ditunjukkan non Gambar
slagging
kapasitas 2.200 kg/jamKomisioning
berikut. dan validasipurwarupa
model danpembakar
desain telah dilakukan.
siklon non slagging kapasitas 2.200 kg/
jam dan validasi model dan desain telah dilakukan.
Gambar
Gambar 109. 109.
PilotPilot
plant gadolonium
plant gadoloniumoksida dariLTJLTJ
oksida dari hidroksida
hidroksida kapasitas
kapasitas 10 kg/proses
10 kg/proses
G.
C. Bidang
BidangKetenagalistrikan dan EBTKE
Ketenagalistrikan dan EBTKE
5)1) Rancang
Rancang Bangun
Bangun TurbinTurbin Axial PLTMH
Axial PLTMH
Tujuan dilakukannya rancang bangun ini adalah sebagai blue print
Tujuan dilakukannya rancang bangun ini adalah sebagai blue print turbin axial yang
turbin axial yang digunakan dalam PLTMH yang memanfaatkan aliran air dengan
digunakan dalam PLTMH yang memanfaatkan aliran air dengan head rendah. Aliran air sungai
headhead
dengan rendah. Aliran
3-5 meter air sungai
dialirkan melaluidengan head 3-5 meter
forebay, menggerakkan dialirkan
turbin, melalui
dan memutar forebay,
generator
menggerakkan
yang turbin,
menghasilkan arus listrikdan memutar
dengan generator
daya 500 VA denganyang menghasilkan
frekuensi arus listrik
50 Hz pada tegangan
dengan
220V. daya 500
Pemanfaatan VAinidengan
turbin frekuensi
akan mampu 50 Hzpemanfaatan
menginisiasi pada tegangan
turbin 220V. Pemanfaatan
axial secara massif
turbin
karena ini akaninimampu
rancangan menginisiasi
bebas ditiru dan mudah pemanfaatan turbin
diperbanyak secara axial secara massif karena
mandiri.
rancangan
Rancang bangunini turbin
bebas ditiru
axial dan mudah
PLTMH diperbanyakhasil
ini merupakan secara mandiri.
rancang bangun P3TKEBTKE
Rancang bangun turbin axial PLTMH ini merupakan
yang dilakukan bekerja sama dengan Pusat Penelitian Energi Baru Terbarukanhasil rancang bangun
- Institut
P3TKEBTKE yang dilakukan bekerja sama dengan Pusat Penelitian Energi Baru
Teknologi Bandung (P2EBT-ITB). Rancang bangun turbin ini diharapkan mampu menghasilkan
Terbarukan - Institut Teknologi Bandung (P2EBT-ITB). Rancang bangun turbin ini
daya sebesar 500 VA, dan rencananya akan diujicoba pada tahun 2018.
diharapkan mampu menghasilkan daya sebesar 500 VA, dan rencananya akan
diujicoba pada tahun 2018.
Gambar 111. Digester Biogas pada Kelompok Peternak Sapi “KARYA TUNGGAL”.
Gambar 111. Digester Biogas pada Kelompok Peternak Sapi “KARYA TUNGGAL”.
Pilotmenyesuaikan
yang bisa dikontrol Plant Smart Grid in Micro Grid
kebutuhan bagi disebuah
Universitas
gedungUdayana,
bangunanBali ini
atauterdiri
system
atas subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop kapasitas 26,4
demand energi.
kWp, subsitem Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 5 kW
Pilot
PLTBPlant Smart
atau 10 Grid
x 500 W, in Micro Grid
subsistem VRLAdiBatteries
Universitas
denganUdayana, Bali192
kapasitas inikVAh,
terdiri
danatas
subsistemsubsistem
Pembangkit Listrik kapasitas
Generator Tenaga Surya (PLTS)
20 kVA. Rooftop kapasitas
Keunggulan teknologi 26,4 kWp, subsitem
ini adalah dapat
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 5 kW PLTB atau 10 x 500 W,
subsistem VRLA Batteries dengan kapasitas
227 192 kVAh, dan subsistem Generator kapasitas 20
kVA. Keunggulan teknologi ini adalah dapat mengintegrasikan dan mengatur sumber suplai
mengintegrasikan dan mengatur sumber suplai listrik yang bisa menyesuaikan
secara otomatis dengan kebutuhan (demand listrik) di Fakultas Tenik Universitas
Udayana. Manfaat Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid adalah mampu meningkatkan
efisiensi sistem hingga 38% dan menghemat pembayaran tagihan listrik hingga 215
juta rupiah per tahun.
4
Gambar 112. Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali
Gambar 112. Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali
Tujuan dibangunnya pilot plant ini adalah sebagai unit percontohan kehandalan sistem
grid connection. Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali ini terdiri atas subsistem
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atas lapangan tenis dengan kapasitas 258 kWp,
subsistem VRLA Batteries dengan kapasitas 224 kVAh, dan subsistem Generator kapasitas 275
kVA. Pilot Plant Smart SystemPLTS ini sudah dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi Bali
sebagai sarana untuk penelitian, pengujian, dan pensupport daya. Dengan adanya pemanfaatan
pilot plant ini di kantor Gubernur Bali ini, sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 telah
tercapai penghematan pemakaian listrik di kantor Gubernur Bali sebesar 19.780 kWh per bulan,
atau Rp 32.528.605,- dengan harga jual listrik Rp 1.644,52/kWh.
Gambar 113. Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali
Gambar 113. Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali
B C
1
E
D
LAMPIRAN
B
2
229
1
E
untuk membuat perangkat lunak dan keras yang dapat mempermudah pelaksanaan
D akuisisi seismik dangkal single channel dengan biaya cukup murah. Rancang bangun
yang berhasil dibuat ini seharga Rp 40 juta. B
Pada kegiatan ini sistem akuisisi yang dibuat menggabungkan sistem
2
pemrosesan data lapangan, seperti: filtering dan TVG amplifying, serta graphic recording,
yang merupakan konfigurasi standar dalam kegiatan survei Puslitbang Geologi
Kelautan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: sub-
kegiatan Rancang Bangun Perangkat Keras dan Pengujian yang berupa desain dan
Gambar 114. Skema
perakitan Rangkaian
perangkat Lengkap
keras, dan Perangkat
sub-kegiatan Keras
Rancang Sistem
Bangun Akuisisi
Aplikasi Sistem Akuisisi
yang berupa penulisan perangkat lunak atau aplikasi komputer.
230
LAMPIRAN VI
1) Jumlah Paten yang terimplementasikan Pada Bidang Minyak dan Gas Bumi
a. Kompartemen Tabung CNG Tipe 4 untuk Aplikasi Pada Kendaraan Bermotor Sistem
Bi-Fuel
Tujuan kegiatan adalah mengimplementasikan hasil rancangan tabung
CNG tipe 4 pada kendaraan bermotor. Lokasi penelitian di PPPTMGB “LEMIGAS”.
Sebagai informasi, tabung CNG sudah mendapatkan sertifikat paten dengan nomor
paten ID S0001127 tanggal 16 Januari 2012 dan pada saat ini tabung CNG sudah
dikembangkan hingga tipe 4 yang sudah diusulkan juga patennya dengan nomor
usulan P00201507358 pada tanggal 13 November 2015. Pada dasarnya tabung
CNG Tipe 4 bisa dipasang pada kendaraan berbahan bakar gas tanpa pelindung
khusus terutama jika dipasang di bagian dalam kendaraan. Namun untuk lebih
memenuhi unsur keselamatan dan kenyamanan,khususnya jika dipasang di
bagian bawah atau bagian atas kendaraan, tabung CNG tipe 4 sebaiknya ditaruh
dalam sebuah kompartemen khusus yang dirancang sesuai dengan keperluan.
Di samping pertimbangan unsur keamanan dan estitika, perancangan ini juga
mempertimbangkan unsur kemudahan dalam operasionalnya nanti. Pertimbangan
tersebut di antaranya adalah kemudahan akses pada saat pemeliharaan, inspeksi
periodik dan pembuangan cairan impuritis yang ada dalam tabung tanpa harus
membongkar seluruh struktur sistem konversi termasuk kompartemen tabung.
Untuk keperluan perancangan kompartemen tabung CNG Tipe 4 ini telah
dilakukan simulasi stress analysis menggunakan software ANSYS. Dari hasil simulasi
tersebut khususnya terhadap rancangan dan posisi kompartemen tabung pada
bagian atap kendaraan, secara umum menunjukkan hasil yang menyatakan bahwa
penempatan kompartemen tersebut cukup aman. Perancangan kompartemen
untuk tabung CNG Tipe 4 juga berguna untuk melindungi tabung CNG dari paparan
matahari, panas dari luar, bahan kimia dan kotoran yang ada di jalanan, guncangan
ataupun benturan langsung dengan benda lain dari luar pada saat operasionalnya di
lapangan yang dapat mengakibatkan potensi bahaya dengan tanpa mengganggu
LAMPIRAN
operasional kendaraan.
Kompartemen memuat setidaknya untuk dua (2) tabung CNG Tipe 4
dengan kapasitas maksimal masing-masing sekitar 30 liter water capacity yang
dipasang secara horizontal dengan beban maksimal sekitar 70 kg. Kompartemen
dibuat dengan konstruksi dari bahan yang ringan namun memiliki kekuatan yang
231
baik dan dilengkapi dengan konstruksi bracket, ruangan untuk sistem valve dan
pressure gauge, sistem perpipaan pembuanganya dan sistem perpipaan untuk
memasok bahan bakar gas ke ruang mesin tanpa mengganggu kemudahan
aksesibilitas termasuk saat pemeriksaan periodik tabung. Untuk melindungi tabung,
konstruksi kompartemen juga dilengkapi dengan pelindung benturan (impact
bar) pada
penempatan bagian
saluran depan
yang dansebagai
berfungsi belakang. Kompartemen
venting dilengkapi
tabung CNG dan dengan
menyalurkan penutup
gas ke mesin
yang dapat
kendaraan. Untukdibuka dan lubang
memperkuat strukturuntuk penempatan
atap kendaraan, saluran
konstruksi yang berfungsi
dilengkapi sebagai
dengan rangka
venting
untuk tabung
meletakkan CNG dan menyalurkan
kompartemen. Secara umumgas ke mesin tabung
penempatan kendaraan. Untuk
di atas memperkuat
atap kendaraan
struktur
cukup aman atap kendaraan,
dengan ketentuan konstruksi dilengkapi dengan
berat total kompartemen rangka80untuk
tidak melebihi meletakkan
kg dan untuk
kompartemen.
memperkuat Secara
struktur atap, umum penempatan
kompartemen tabung didengan
harus dilengkapi atas atap kendaraan
rangka cukup
yang kuat.
aman dengan
Kompartemen ketentuan
Tabung CNG Tipeberat total
4 yang kompartemen
sudah tidak
dibuat ini telah melebihi
diusulkan 80 dipatenkan
untuk kg dan untuk
dengan nomor usulan
memperkuat P00201700726
struktur tanggal 1 Februari
atap, kompartemen 2017.
harus dilengkapi dengan rangka yang
kuat. Kompartemen Tabung CNG Tipe 4 yang sudah dibuat ini telah diusulkan untuk
dipatenkan dengan nomor usulan P00201700726 tanggal 1 Februari 2017.
213
232
dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin untuk menjaga agar mikroba yang terkandung di
Gambar 117. Formulir Usulan Paten Perancangan
Gambar 117. Kompartemen Tabung CNG Tipe 4 dan
dalam cairanFormulir
rumen tetap
Usulan hidup,
Paten kurang
Perancangan lebih 10 sampai
Kompartemen dengan
Tabung CNG 15Sertifikat
Tipe 4 dan jam dengan laju CNG
Paten Tabung alir rendah.
Sertifikat Paten Tabung CNG
d. Implementasi Formula Cairan Rumen pada Sumur GMB Non-produktif untuk Meningkatkan
Produksi GMB
Tujuan kegiatan ini adalah implementasi formula cairan rumen pada sumur GMB non
produktif. Lokasi kegiatan di Blok CBM Tanjung II Kalimantan Selatan (Gambar ....). Formula
rumen sudah diusulkan patennya pada 18 September 2015 dengan nomor usulan
P00201505855. Formula terus dikembangkan sesuai dengan keadaan lapangan yang juga
diusulkan patennya pada 22 Desember 2016 dengan nomor usulan P00201608925. Di dalam
perkembangannya cairan rumen dapat dimanfaatkan untuk peningkatan gas metana batubara
(CBM) dengan cara biostimulasi dan bioaugmentasi dengan menggunakan kultur yang berasal
dari cairan rumen sapi. Namun demikian pemanfaatan mikroorganisme rumen untuk
biokonversi batubara menjadi gas metana baik in situ maupun ex situ membutuhkan cairan
rumen dalam jumlah yang sangat banyak. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan
produksi inokulum cairan rumen dengan metode peningkatan skala untuk mendapatkan cairan
rumen dalam jumlah besar dan tetap memiliki kemampuan menghasilkan gas metana.Sebelum
pelaksanaan implementasi cairan rumen di lapangan, dilakukan seleksi kondisi sumur yang
sesuai dengan kemampuan mikroba bertahan hidup, yaitu antara lain kedalaman dan ketebalan
lapisan seam batubara, stimulasi sumur, tekanan, suhu, pH dan salinitas air formasi. Injeksi
LAMPIRAN
Gambar 118.
Formulir Usulan Paten Formula Perkembangbiakan Bibit Mikroba Rumen Dengan Metode UpScale Untuk Pening-
katan Produksi GMB.
Gambar 118. Formulir Usulan Paten Formula Perkembangbiakan Bibit Mikroba
Rumen Dengan Metode UpScale Untuk Peningkatan Produksi GMB.
233
dapat dimanfaatkan untuk peningkatan gas metana batubara (CBM) dengan cara
biostimulasi dan bioaugmentasi dengan menggunakan kultur yang berasal dari
cairan rumen sapi. Namun demikian pemanfaatan mikroorganisme rumen untuk
biokonversi batubara menjadi gas metana baik in situ maupun ex situ membutuhkan
cairan rumen dalam jumlah yang sangat banyak. Oleh karena itu, pada penelitian ini
dilakukan produksi inokulum cairan rumen dengan metode peningkatan skala untuk
mendapatkan cairan rumen dalam jumlah besar dan tetap memiliki kemampuan
menghasilkan gas metana.Sebelum pelaksanaan implementasi cairan rumen di
lapangan, dilakukan seleksi kondisi sumur yang sesuai dengan kemampuan mikroba
bertahan hidup, yaitu antara lain kedalaman dan ketebalan lapisan seam batubara,
stimulasi sumur, tekanan, suhu, pH dan salinitas air formasi. Injeksi dilakukan dalam
waktu sesingkat mungkin untuk menjaga agar mikroba yang terkandung di dalam
cairan rumen tetap hidup, kurang lebih 10 sampai dengan 15 jam dengan laju alir
rendah.
Injeksi cairan rumen ke dalam sumur TJ-2-CBM P-4 di lakukan di Lapangan
PT. PHE MetanaTanjung II, Kalimantan Selatan dan status saat ini masih dalam tahap
monitoring. Sumur CBM ini terletak di Desa Walangkir, Kecamatan Tanta, Kabupaten
Tabalong, Tanjung- Kalimantan Selatan. Sumur CBM tersebut merupakan sumur
CBM non-produktif dengan komplesi “perforated cased hole” dan sudah tidak
memproduksi gas lagi (idle) sejak awal tahun 2016. Tabel 2 menampilkan data
karakteristik sumur CBM.
Gambar 119. Lokasi Blok CBM Tanjung II dan Sumur Yang Diinjeksi Rumen
Gambar 119. Lokasi Blok CBM Tanjung II dan Sumur Yang Diinjeksi Rumen
Permeability, 0.64 (sebelumFract) Populasi microba rumen Sudah memenuhi syarat di injeksikan
mD
>10 mD (setelahFract)
Injeksi Formula Cairan Rumen (FCR) dilakukan 2 (dua) tahap, yang mana
pada injeksi tahap-1 perendaman FCR di dalam sumur uji CBM selama 43 hari.
Kemudian dilanjutkan injeksi tahap-2 karena produksi gas tidak sesuai dengan
harapan. Hal ini dimungkinkan mikroba FCR mengalami pengenceran dan
memerlukan waktu untuk beradaptasi pada kondisi reservoir.
235
Setelah dilakukan injeksi tahap-2 Formulasi Cairan Rumen (FCR) ke dalam sumur uji
CBM maka dilkukan pengukuran sonolog. Namun ketika akan dilakukan pengukuran terjadi
kenaikan tekanan pada pressure gauge sebesar 9 psi. Kemudian dilakukan sampling gas dan
hasil analisis menunjukkan komposisi gas metana 14,5 % dari tubing sumur dan 15,6 % dari
anulus sumur. Setalah hari ke-8 tekanan mulai menunjukkan kenaikan dan tercatat pada hari
ke-11 sebesar 4 psi. Kemudian secara perlahan tekanan naik terus hingga saat ini hari ke-24
Setelah dilakukan injeksi Formula Cairan Rumen (FCR) tahap-1 ke dalam
menunjukkan 16 psi. Diperkirakan tekanan akan terus meningkat sampai batas waktu yang
sumur uji CBM maka dilakukan sampling cairan dari tabung sumur. Hasil analisis
belum diketahui sehingga perlu diadakan monitoring lebih lanjut sampai tahun 2018.
menunjukkan bahwa terdeteksi adanya aktivitas mikroba setelah 43 hari waktu
perendaman
4) Jumlah FCR diyang
Hasil Litbang dalam sumur. Jumlah mikroba cairan sumur CBM berkisar 1.07 x
terimplementasikan
c.107 hingga
Bidang 3.02dan
Minyak x 107
GasCFU/ml,
Bumi sedangkan total asetonotrof dan metilotrof berkisar
1.88 x 104 hingga
Implementasi 9.7
unit x 104 dan
Biodiesel 1.22
untuk x 104 hingga
Produksi 9.8sesuai
Biodiesel x 104Standar
CFU/ml. Nilai pH SNI
Spesifikasi cairan
sumur CBM sebesar
Tujuan 6.15ini- 7.21
kegiatan dan
adalah masih dalam
pemanfaatan kisaran
fasilitas yang
produksi mendukung
Pilot aktivitas
Plant Biodiesel Lemigas
metanogen. Kadar ammonia
dalam menghasilkan cairan
bahan bakar sumur
alternatif CBM
setara berkisar
solar 2.27 – 3.03
yang memenuhi mM. SNI.
spesifikasi Adanya
Lokasi
kegiatanmikroba
aktivitas di PPPTMGB “LEMIGAS”.
dari cairan sumurUjiCBM
cobadidukung
produksi biodiesel
dari hasiltelah
fotodilakukanmenggunakan
mikroba.
bahan baku RBDPO
Setelah dan memberikan
dilakukan hasil berupa
injeksi tahap-2 produkCairan
Formulasi biodiesel yang secara
Rumen umum
(FCR) ke telah
dalam
memenuhi
sumur standar
uji CBM makamutu biodiesel
dilkukan SNI 7182:2015.
pengukuran Kapasitas
sonolog. Namun maksimum yang dilakukan
ketika akan bisa dicapai
sebesar 4000 liter basis bahan baku RBDPO dalam sehari atau waktu operasi 12 jam. Capaian
pengukuran terjadi kenaikan tekanan pada pressure gauge sebesar 9 psi. Kemudian
ini masih di bawah kapasitas terpasang dari Pilot Plant Biodiesel Lemigas yakni sebesar 8000 -
dilakukan sampling gas dan hasil analisis menunjukkan komposisi gas metana
1000 liter basis bahan baku. Kemampuan untuk memproduksi dengan kapasitas lebih besar lagi
14,5 % dari tubing sumur dan 15,6 % dari anulus sumur. Setalah hari ke-8 tekanan
sangat dimungkinkan apabila sistem kerja operasi produksi dibuat dalam sistem shift sehingga
mulai menunjukkan kenaikan dan tercatat pada hari ke-11 sebesar 4 psi. Kemudian
operasi produksi dapat dilakukan dalam 24 jam. Hasil produksi biodiesel telah dujicobakan
secara perlahan tekanan naik terus hingga saat ini hari ke-24 menunjukkan 16
pada kendaraan dinas di PPPTMGB “LEMIGAS”.
psi. Diperkirakan tekanan akan terus meningkat sampai batas waktu yang belum
diketahui sehingga perlu diadakan monitoring lebih lanjut sampai tahun 2018.
Gambar 120. Pelaksanaan Uji Coba Produksi Serta Produk Biodiesel yang Dihasilkan
Gambar 120. Pelaksanaan Uji Coba Produksi Serta Produk Biodiesel yang Dihasilkan
236
2) Jumlah Hasil Litbang yang terimplementasikan
a. Bidang Minyak dan Gas Bumi
Implementasi unit Biodiesel untuk Produksi Biodiesel sesuai Standar
Spesifikasi SNI
Tujuan kegiatan ini adalah pemanfaatan fasilitas produksi Pilot Plant
Biodiesel Lemigas dalam menghasilkan bahan bakar alternatif setara solar yang
memenuhi spesifikasi SNI. Lokasi kegiatan di PPPTMGB “LEMIGAS”. Uji coba produksi
biodiesel telah dilakukanmenggunakan bahan baku RBDPO dan memberikan
hasil berupa produk biodiesel yang secara umum telah memenuhi standar mutu
biodiesel SNI 7182:2015. Kapasitas maksimum yang bisa dicapai sebesar 4000 liter
basis bahan baku RBDPO dalam sehari atau waktu operasi 12 jam. Capaian ini masih
di bawah kapasitas terpasang dari Pilot Plant Biodiesel Lemigas yakni sebesar 8000
-1000 liter basis bahan baku. Kemampuan untuk memproduksi dengan kapasitas
lebih besar lagi sangat dimungkinkan apabila sistem kerja operasi produksi dibuat
dalam sistem shift sehingga operasi produksi dapat dilakukan dalam 24 jam. Hasil
produksi biodiesel telah dujicobakan pada kendaraan dinas di PPPTMGB “LEMIGAS”
Gambar 120. Pelaksanaan Uji Coba Produksi Serta Produk Biodiesel yang Dihasilkan
LAMPIRAN
237
b. Bidang Ketenagalistrikan dan EBT
- Pemanfaatan Hasil Litbang Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali
Pilot PlantSmart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali sudah
terimplementasi dan dimanfaatkan oleh Universitas Udayana untuk penelitian,
pengujian, dan pensupport daya. Pemilihan Universitas Udayana dan Kantor
Gubernur Bali sebagai lokasi implementasi adalah karena Provinsi Bali pada
tahun 2015 terpilih sebagai sebagai salah satu pusat percontohan penerapan
energi bersih, khususnya bidang energi terbarukan. Smart System ini dapat
diintegrasikan dengan Jasa Pengelolaan PLT Panas Bumi, PLTMH, PLT Sampah,
PLT Biomassa ataupun jaringan listrik PLN. Smart System in Microgrid di
Universitas Udayana telah mampu meningkatkan efisiensi sistem hingga 38%
dan menghemat pembayaran tagihan listrik hingga 215 juta rupiah per tahun.
- Pemanfaatan Hasil Litbang Smart System PLTS di Kawasan Perkantoran Gubernur
Bali
Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali sudah dapat
terimplementasi dan dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi Bali untuk penelitian,
pengujian, dan pensupport daya. Manfaat kegiatan litbang Smartgrid in Microgrid
di kantor Gubernur Bali hingga tanggal 31 Desember 2017 telah tercapai
penghematan pemakaian listrik di kantor Gubernur Bali sebesa
238
LAMPIRAN VII
LAMPIRAN VII
Daftar Lokasi Sumur Bor Yang Berhasil Dibangun Pada tahun 2017
Daftar Lokasi Sumur Bor Yang Berhasil Dibangun Pada tahun 2017
Kabupaten Debit
No Provinsi Kecamatan Desa/Kel. Jiwa
/Kota (ltr/dtk)
1 NAD Pidie Jaya Meuredu Menasakh Lok 2 960
2 Jawa Timur Sumenep Batu Putih Batuputih Laok 1.79 860
3 Papua Jayapura Unurum Guay Garusa 1.2 576
4 Papua Keerom Arso Dukwia 1 480
5 Papua Mimika Wania Nawaripi Dalam 1.2 576
6 NAD Pidie Jaya Meuredu Rungkom 2.5 1200
7 Riau Siak Koto Gasib Buatan I 1 480
8 Riau Siak Sungai Apit Sungai Rawa 1.2 576
Sumatera Mandailing Lembah Sorik
9 Aek Marian Mg 1.5 720
Utara Natal Marapi
Sumatera Tapanuli
10 Sipirok Sibadoar 2.4 1152
Utara Selatan
11 Jambi Batanghari Batin XXIV Jangga Baru 1.4 672
12 Jambi Sarolangun Pelawan Pematang Kolim 1.6 768
Tanjung Tebing Tinggi
13 Jambi Tebing Tinggi 1.5 720
Jabung Barat (Kel.)
Tanjung Bukit
14 Jambi Mendahara Ulu 1.6 768
Jabung Timur Tempurung
Aburan Batang
15 Jambi Tebo Tebo Tengah 1.4 672
Tebo
Bengkulu
16 Bengkulu Pino Raya Pasar Pino 1 480
Selatan
Tanjung
17 Bengkulu Kaur Pelajaran 1 1 480
Kemuning
Semidang
18 Bengkulu Kaur Suka Merindu 2.1 1008
Gumay
Lampung Seputih
19 Lampung Sumber Agung 2 960
Tengah Mataram
20 Lampung Mesuji Tanjung Raya Trikarya Mulya 1.5 720
239
Kabupaten Debit
No Provinsi Kecamatan Desa/Kel. Jiwa
/Kota (ltr/dtk)
Balubur
29 Jawa Barat Garut Dunguswiru 2 960
Limbangan
240
Kabupaten Debit
No Provinsi Kecamatan Desa/Kel. Jiwa
/Kota (ltr/dtk)
Sulawesi Polewali
59 Luyo Batu Pangadaalla 1.5 720
Barat Mandar
60 Bengkulu Muko-Muko Lubuk Pinang Lubuk Gedang 1.5 720
Paguyaman
64 Gorontalo Boalemo Olibu 1 480
Pantai
241
Kabupaten Debit
No Provinsi Kecamatan Desa/Kel. Jiwa
/Kota (ltr/dtk)
242
Kabupaten Debit
No Provinsi Kecamatan Desa/Kel. Jiwa
/Kota (ltr/dtk)
Kalimantan Samarinda
121 Samarinda Ulu Air Hitam (Kel.) 1,4 672
Timur (Kota)
Lampung
122 Lampung Waway Karya Karang Anom 2 960
Timur
123 NTT Alor Teluk Mutiara Welai Timur 2,5 1200
124 NTT Ende Wewaria Welamosa 1,6 768
Manggarai
125 NTT Sano Nggoang Golo Leleng 0,7 336
Barat
Jayapura
126 Papua Jayapura Utara Tanjung Ria 1,6 768
(Kota)
127 Papua Mimika Mimika Baru Wanagon asri 0,8 384
Kwamki
128 Papua Mimika Landu Mekar 0,7 336
Narama
Pangkalan Pangkalan
129 Riau Pelalawan 1 480
Kerinci Kerinci Barat
130 Riau Kampar Tapung Bencah Kelubi 1,2 576
131 Riau Siak Sungai Apit Rawa Mekar Jaya 1,9 912
Sulawesi
132 Majene Banggae Timur Lembang Kel.) 1,4 672
Barat
Sulawesi
133 Jeneponto Bangkala Bontomanai 1,8 864
Selatan
Sulawesi Tonrokassi
134 Jeneponto Tamalatea 1,6 768
Selatan Timur
Sulawesi
135 Soppeng Lalabata Lapajung 2 960
Selatan
Sulawesi
136 Wajo Pammana Lapauke (1) 2 960
Selatan
Sulawesi
137 Wajo Pammana Lapauke (2) 2,2 1056
Selatan
Sulawesi
138 Wajo Tempe Pattirosompe 2,2 1056
Selatan
Sulawesi Parigi
139 Tinombo Dongkas 1,7 816
Tengah Moutong
Sulawesi
140 Sigi Dolo Barat Balaroa Pewunu 2,8 1344
Tengah
Sulawesi
141 Kolaka Polinggona Tanggeau 1,8 864
Tenggara
Sulawesi
142 Kolaka Timur Aere Aladadio 2 960
Tenggara
Sulawesi Konawe Palangga
143 Wawowonua 2,1 1008
Tenggara Selatan Selatan
Sumatera
144 Agam Baso Padang Tarok 2 960
Barat
Sumatera
145 Agam Palembayan Salareh Aia 1,8 864
Barat
LAMPIRAN
Sumatera Bukittinggi
146 Guguak Panjang Bukit Apit Puhun 1,9 912
Barat (Kota)
243
Kabupaten Debit
No Provinsi Kecamatan Desa/Kel. Jiwa
/Kota (ltr/dtk)
Sumatera
148 Pasaman Rao Tarung-Tarung 2,3 1104
Barat
Sumatera
149 Pasaman Barat Koto Balingka Parit 2 960
Barat
Sumatera
150 Sijunjung Lubuk Tarok Lubuk Tarok 2 960
Barat
244
Kabupaten Debit
No Provinsi Kecamatan Desa/Kel. Jiwa
/Kota (ltr/dtk)
245
Kabupaten Debit
No Provinsi Kecamatan Desa/Kel. Jiwa
/Kota (ltr/dtk)
Maluku
203 Maluku Saparua Timur Ihamahu 1 480
Tengah
204 NTB Dompu Maggalewa Kampasi Meci 1 480
205 NTB Dompu Manggalewa Lanci Jaya 1 480
Lombok
206 NTB Pujut Kuta 1 480
Tengah
Sulawesi
227 Buol Bokat Poongan 1 480
Tengah
Sulawesi
228 Kolaka Utara Lasasua Ponggiha 1 480
Tenggara
229 Sumatera Agam Kamang Magek Kamang Mudiak 1 480
246
Kabupaten Debit
No Provinsi Kecamatan Desa/Kel. Jiwa
/Kota (ltr/dtk)
Barat
Sumatera Sawah Lunto
230 Silungkang Muaro Kalaban 1 480
Barat (Kota)
Sumatera
231 Musi Rawas Megang Sakti Rejosari 1 480
Selatan
Sumatera Musi Rawas
232 Karang Dapo Bina Karya 1 480
Selatan Utara
Sumatera Musi Rawas
233 Karang Dapo Sungai Bilang 1,8 854
Selatan Utara
Sumatera
235 Nias Barat Lolofitu Moi Ambukha 1 480
Utara
Sumatera Tapanuli
236 Badiri Lopian 1 480
Utara Tengah
LAMPIRAN
247
LAMPIRAN VIII PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN ESDM TAHUN 2017
248
249
LAMPIRAN
250
251
LAMPIRAN
252
PERMEN ESDM NO 22 TAHUN 2015
TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN ESDM LAMPIRAN IX
LAMPIRAN
253
254
255
LAMPIRAN
256
257
LAMPIRAN
258
259
LAMPIRAN
260
261
LAMPIRAN
262
263
LAMPIRAN
264
265
LAMPIRAN
266
267
LAMPIRAN
268
269
LAMPIRAN
270
271
LAMPIRAN
272
273
LAMPIRAN
274
275
LAMPIRAN
276
277
LAMPIRAN
278
279
LAMPIRAN
280
281
LAMPIRAN
282
#EnergiBerkeadilan
LAMPIRAN
283
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Jl. Medan Merdeka Selatan No.18, Jakarta 10110
Email : bahan@esdm.go.id
284