Anda di halaman 1dari 18

ENERGI

TERBARUKAN

DANIEL WAHYU NUGROHO (F0122051)


GHOZY ALFARIS PURNAWARMAN (F022073)
INDRA YOGA ANANTA (F0122080)
Kondisi global
dan nasional
Klaster energi
terbarukan
Kebutuhan global akan energi terus
meningkat dengan sebagian besar berasal
dari bahan bakar fosil seperti minyak,
batubara, dan gas. Energi terbarukan masih
kurang dimanfaatkan. Konsumsi energi
hingga tahun 2040 diprediksi akan terus
meningkat, terutama di negara OECD.
Pemasok Energi Berdasarkan
Regional Tahun 1971 dan 2016
Pada tahun 2016, Cina berhasil memimpin dalam produksi energi
terbarukan dengan pembangunan panel surya sebesar 74
gigawatt.

Di kawasan ASEAN, pertumbuhan ekonomi dan pembentukan


ASEAN Economic Community pada tahun 2015 menciptakan
tantangan dalam memenuhi kebutuhan energi yang tumbuh
sebesar 3.6 persen per tahun.

Proyeksi energi hingga tahun 2040 menunjukkan peningkatan


yang signifikan, terutama dalam skenario Business as Usual
(BAU) dan target skenario Asean Member States (AMS).
Proyeksi TFEC
ASEAN dengan
Basis Tahun 2015
Skenario BAU mencerminkan bahwa tidak ada
perubahan signifikan dalam praktik yang telah
dilakukan oleh negara anggota ASEAN, dan tidak
ada kebijakan khusus untuk mencapai target
Efisiensi Energi (EE) dan energi terbarukan (RE).

Skenario yang paling optimis adalah APS, di


mana seluruh negara anggota ASEAN
berkontribusi maksimal untuk mencapai target
regional yang telah ditetapkan dalam ASEAN
Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC)
2016-2025.
Target Energi
Terbarukan di Brunei Darussalam =

beberapa Negara 01. Energy white paper


2014
ASEAN
Indonesia =
Cambodia =
02. Cambodia
Efficiency Plan
Energy
03. Government
No 79/2014
Energy Policy
Regulation
National

Filipina =
Vietnam =

04. Energy
Roadmap
Efficiency
for
Phillippines, 2017-2020
the 05. National Target Program
for EE and ConservatioN
Penggunaan
Energi Di
Indonesia
Penggunaan energi di Indonesia masih
didominasi oleh kebutuhan
pemenuhan listrik. Mayoritas untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga
dan industri. Kebutuhan energi di
Indonesia sampai dengan tahun 2050
masih didominasi sektor industri,
disusul oleh sektor transportasi dan
rumah tangga.
Rasio
Elektrifikasi
Indonesia 2017
Indikator energi Indonesia
mencakup potensi energi, bauran
energi, pasokan energi primer,
konsumsi energi final, rasio
elektrifikasi, konsumsi listrik, dan
pertumbuhan konsumsi listrik.
Kebijakan 01. KEN
untuk
Mendukung 02. RUEN
Energi
Terbarukan
03. EBT
Sasaran
Energi Primer
di Indonesia
Indonesia memiliki sumber daya alam
yang melimpah, termasuk sumber
energi terbarukan seperti air, angin,
surya, panas bumi, dan biogas.
Meskipun potensinya besar, hingga
saat ini, negara masih bergantung
pada energi fosil, dan penggunaan
energi terbarukan belum optimal.
Peluang dan tantangan
Pengembangan Klaster
energi terbarukan

Penyebabnya Pengembangan Energi


Keunggulan Pengembangan Energi
Terbarukan Belum Optimal di
Terbarukan Indonesia
Indonesia
Memiliki sumber daya yang melimpah dalam Memerlukan biaya investasi yang tinggi dan harga
mengimplementasikan energi terbarukan jual produk belum kompetitif
Kebijakan di skala regional dan nasional Distribusi energi terbarukan masih memiliki akses
Potensi ketersediaan sumber energi terbarukan di pasar yang terbatas dan belum dapat diproduksi
Indonesia beragam dan cukup besar secara massal
Teknologi yang sudah ada untuk pengembangan Belum didukung oleh infrastruktur yang memadai
energi terbarukan relatif mudah dipelajari untuk Belum adanya sinergi dari para pemangku kebijakan
diimplementasikan. untuk mengeksekusi potensi pengembangan energi
terbarukan yang dimiliki oleh Indonesia
KEUNTUNGAN dan HAMBATAN
Pengembangan Klaster energi
terbarukan
Menurut International Finance Corporation World Bank,
keuntungan untuk perusahaan dalam menerapkan
energi terbarukan
Laporan GSI hambatan terbesar untuk
pengembangan energi terbarukan di
Indonesia
Membantu perusahaan untuk menghemat biaya
Meningkatkan kinerja mesin industri dan
mendukung produksi ramah lingkungan Harga pembelian untuk energi terbarukan terbatas
Menerapkan praktek yang bertanggung jawab Subsidi dan dukungan finansial untuk bahan bakar
terhadap lingkungan dan sosial fosil bertentangan dengan transisi ke energi
terbarukan.
PLN sebagai pemilik utama aset pembangkit
berbahan bakar fosil saat ini masih memiliki
pengalaman yang sedikit di bidang energi
terbarukan
DAMPAK POSITIF Dampak Positif dari Pengembangan Energi

dan NEGATIF Terbarukan di Indonesia


Ketergantungan
berkurang
akan energi fossil dapat

Pengembangan Berpotensi untuk menyerap banyak tenaga kerja


yang dapat menurunkan tingkat pengangguran

Klaster energi
Berpotensi untuk dapat meningkatkan nilai
tambah dari sumber energi
Membuka kesempatan perluasan skala usaha

terbarukan
Dampak Negatif dari Pengembangan Energi
Terbarukan di Indonesia
Ancaman dalam pengembangan energi terbarukan
Perubahan kebijakan baik dari tingkat regional,
nasional maupun daerah yang dapat menghambat
pengembangan energi terbarukan
Kemungkinan penurunan pasokan bahan baku dan
peningkatan persaingan dalam pemanfaat sumber
daya
Dukungan terhadap industri halal

Sinergi EBT dengan Industri Halal


Potensi keuangan Syariah untuk dapat
berkontribusi dalam pengembangan energi
terbarukan melalui produk-produk keuangannya
1. Salah satu pilihan Instrumen keuangan syariah yang dapat
dimanfaatkan adalah sukuk. Hal itu meliputi energi bersih,
transportasi massal, konservasi air, kehutanan, dan teknologi
rendah karbon.
2. Sinergi dengan sektor keuangan syariah dapat dilakukan
dengan pengembangan struktur keuangan Islam yang lebih
kreatif.
3. Alternatif pembiayaan dari lembaga keuangan syariah
melalui skema pembiayaan. Hal ini sudah pernah dilakukan
di lembaga perbankan dengan memberikan pembiayaan
solar panel atap. Contohnya di BPRS Lantabur Tebuireng
Jawa Timur. Akad pembiayaan ini digunakan prinsip jual-beli
(murabahah).
Hasil dari industri energi terbarukan dapat dimanfaatkan oleh industri
halal yang dapat berkontribusi untuk meningkatkan rantai nilai halal.
Energi terbarukan dapat dimanfaatkan di antaranya oleh industri halal
berikut:
Makanan dan minuman halal
Fashion muslim
Pariwisata halal
Farmasi dan kosmetik halal
Media dan rekreasi halal
Strategi Khusus
Terjadinya hubungan
berkesinambungan dalam rantai
Klaster Energi
01. nilai industri energi terbarukan
untuk menghasilkan sustainable
Terbarukan
energy.

Tercapainya peningkatan jumlah


dan kompetensi SDM disepanjang Terciptanya Industri energi

02. 03.
rantai nilai industri energi terbarukan nasional yang menjadi
tuan rumah di negeri sendiri serta
terbarukan dengan
kemampuan dalam Inovasi dan
memaksimalkan peran universitas,
diversifikasi produk.
bisnis dan asosiasi.

Terbentuknya ekosistem bisnis dan


ekosistem kebutuhan konsumen
Terciptanya inovasi dalam
proses produksi untuk

04. 05.
melalui co-branding dengan industri
halal, peningkatan awareness serta pengembangan industri dan
jaminan kemudahan akses dan kolaborasi dengan industri
informasi terhadap energi
terbarukan
lain
Kampanye terhadap

01. keunggulan energi terbarukan


untuk mencapai swasembada
energi nasional

Terciptanya kemudahan

02. Quick Wins.


akses dan skema pembiayaan
yang menarik untuk
mendukung energi
terbarukan.

Mengadakan riset dan publikasi


mengenai energi terbarukan dan

03. potensi kolaborasi dengan industri


lain dalam rantai nilai halal yang
dapat diapliksikan di Indonesia ,
terutama pariwisata halal
Thank
you very
much!

Anda mungkin juga menyukai