Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Integrasi Sosial : Syarat, Bentuk, dan

Faktor Pengaruhnya
Pengertian Integrasi Sosial – Integrasi sosial merupakan sebuah penyesuaian antara
unsur-unsur yang berbeda, terutama pada kehidupan sosial. Sehingga nantinya akan
menghasilkan pola kehidupan yang nyaman untuk masyarakat.
Jika dilihat dari katanya, integritas sosial sebenarnya terdiri dari dua istilah, yaitu
“integrasi” yang mempunyai arti keseluruhan atau kesempurnaan. Kemudian “sosial”
yang mempunyai arti hubungan atau timbal balik dari sebuah tindakan yang dilakukan
oleh sosial atau masyarakat.

Namun jika memiliki pada pengertian menurut KBBI, integrasi memiliki arti yaitu sebuah
pembaruan terhadap sesuatu hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Integritas
sendiri adalah sesuatu yang memiliki peran penting di dalam masyarakat itu sendiri.
Dengan adanya hal tersebut, tujuan masyarakat akan terbentuk dengan harmonis dan
akan mudah untuk mencapai tujuan bersama.

Lalu, melalui prosesnya, semua hal yang berkaitan dengan keteraturan sosial seperti
budaya, hukum, pendidikan, dan lainnya akan mudah untuk dilakukan. Sehingga bisa
bisa kita simpulkan bahwa integrasi sosial dapat dinilai sebagai salah satu elemen yang
bisa mengurangi terjadinya konflik sosial yang ada di dalam masyarakat.

Nah, untuk Grameds yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai integrasi sosial.
Kamu bisa membaca dan memahaminya melalui pengertian yang akan dijelaskan di
bawah ini. Terdapat beberapa pengertian dari para ahli dan beberapa penjelasan lain
seperti syarat, bentuk, proses terjadinya integrasi sosial.

A. Pengertian Integrasi Sosial


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika menilik pengertian integrasi sosial
menurut KBBI, maka kita akan menemukan bahwa integrasi merupakan pembauran
sesuatu yang terpisah sampai menjadi satu kesatuan yang utuh.

Arti dari pembauran itu sendiri adalah menyesuaikan, masuk ke dalam, melebur, dan
menyatu. Sehingga semua hal tersebut bisa menjadi satu kesatuan. Dengan begitu,
integrasi tersebut merujuk pada artian menyesuaikan, melebur, atau bersatunya dua
hal atau lebih yang berbeda.

Dari penjelasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa integrasi sosial merupakan suatu
proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda yang ada di dalam masyarakat.
Sehingga hal tersebut bisa melebur menjadi satu dan utuh. Unsur-unsur tersebut dapat
berupa ras, etnik, kedudukan sosial, agama, bahasa, norma, adat istiadat atau
kebiasaan, dan juga sistem nilai.

Di dalam integrasi masyarakat, terdapat kerjasama dari semua lapisan masyarakat.


Mulai dari keluarga, individu, lembaga, dan juga masyarakat itu sendiri. Sehingga hal
tersebut bisa menghasilkan kesepakatan tentang nilai, yang kemudian dijunjung tinggi
bersama-sama.

Akan tetapi, integritas sosial tidak hanya bisa diukur dari kriteria diatas, yaitu dengan
bersatunya meleburnya semua anggota masyarakat dalam artian fisik. Namun hal
tersebut juga memuat tentang pengembangan sikap solidaritas dan juga perasaan
yang manusiawi. Hal tersebut adalah dasar dari sebuah keselarasan suatu masyarakat.

Menurut Michael Banton, seorang ilmuwan sosial asal Inggris, menjelaskan integritas
sebagai pola suatu hubungan yang menganggap adanya perbedaan ras yang ada di
dalam masyarakat. Namun, mereka tidak memberikan sebuah peran penting pada
perbedaan tersebut.

Hak dan kewajiban yang berkaitan dengan ras seseorang hanyalah sebatas pada
bidang tersebut saja, Sehingga tidak ada sangkut pautnya dengan bidang, baik itu
pekerjaan, status, dan lainnya.

B. Pengertian Integrasi Sosial Menurut Para Ahli


Setelah menjelaskan mengenai pengertian integrasi sosial secara umum. Kali ini
penulis akan memberikan informasi terkait pengertian integrasi menurut para ahli.

1. Gillin
Integrasi sosial merupakan sebuah fenomena sosial yang terjadi karena adanya
sebuah proses sosial. Terlebih yang berkaitan dengan perbedaan unsur, seperti
emosional, budaya, perilaku, dan juga keinginan.

Dimana akhirnya hal tersebut akan menimbulkan aspek masalah sosial. Sehingga
dengan menyadari hal tersebut, seharusnya masyarakat akan lebih mudah melakukan
proses perdamaian yang kita sebut sebagai integrasi.

2. Soerjono Soekanto
Integrasi sosial merupakan salah satu bentuk suatu proses sosial yang dilakukan oleh
berbagai pihak. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi permasalah yang ada di dalam
masyarakat. Permasalahan tersebut dapat dilatarbelakangi oleh adanya konflik sosial,
kekerasan, dan ancaman yang berasal dari pihak lain.

3. Hendropuspito
Integrasi sosial merupakan satu kesatuan masyarakat yang pada akhirnya akan
membuat setiap individu memiliki satu visi dan juga misi.

4. Paul B. Horton
Integrasi sosial merupakan serangkaian proses dan juga interaksi sosial terhadap
semua kelompok ras dan etnis yang bisa bersatu. Sehingga hal tersebut dapat
menunjang kehidupan ekonomi serta budaya.

C. Syarat-syarat Integrasi Sosial


Dibawah ini adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk membentuk suatu
integrasi sosial di dalam masyarakat.

1. Memiliki Rasa Saling Membutuhkan Antar Sesama Masyarakat


Memang, setiap orang akan mempunyai kebutuhannya masing-masing. Dimana
kebutuhan tersebut akan berbeda setiap individunya. Maka dari itu, sebagai
masyarakat yang utuh, kita tentu harus saling membutuhkan dan juga saling
melengkapi. Hal bertujuan agar kebutuhan kita bisa terpenuhi dengan baik.
Keterikatan dan keterbutuhan itulah yang nantinya akan menjadi salah satu faktor
pendorong terjadinya hubungan sosial yang utuh. Hingga pada akhirnya kita akan
dikenal sebagai makhluk sosial.
Seperti yang kita ketahui bahwa semua hal yang dibutuhkan oleh seseorang akan
memerlukan bantuan orang lain.

Misalnya, dalam hal memperoleh pendidikan, tentu kita akan membutuhkan guru,
menteri pendidikan dan lainnya. Kemudian dalam hal transaksi jual beli, tentu kita akan
membutuhkan penjual dan juga pembeli.

Hubungan tersebutlah yang nantinya menjadi syarat terbentuknya integrasi sosial yang
harus kita pahami.

2. Nilai dan Norma Harus Dijalankan Secara Konsisten


Nilai dan norma yang berlaku di dalam sebuah masyarakat merupakan salah satu
faktor pendorong terjadinya integrasi sosial. Norma tersebut yang berlaku di dalam
masyarakat sebenarnya sama seperti hukum yang tidak tertulis.

Jadi, secara sadar atau tidak, norma tersebut sangat diyakini sebagai salah satu
landasan dalam mengatur kehidupan masyarakat. Contohnya, norma ketika bertamu
ke rumah orang lain, atau norma saat berbicara dengan orang yang lebih tua.

Nilai dan norma yang telah disepakati dan berlaku di masyarakat sudah menjadi
sesuatu yang kekal dan abadi. Tentu norma tersebut sudah dilakukan secara turun
temurun dan konsisten. Meskipun pada dasarnya norma tersebut tidak diajarkan di
sekolah formal. Tetapi salah satu faktor terjadinya konflik di dalam masyarakat adalah
sebuah pelanggaran atas nilai dan norma yang berlaku.

3. Nilai dan Norma Diraih Melalui Kesepakatan Bersama


Masyarakat merupakan sebuah kumpulan manusia yang berada di satu daerah. Hanya
saja, masyarakat tersebut tidak hanya terdiri dari satu ras, agama, latar belakang yang
sama. Namun mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Untuk membuat
integrasi sosial, syarat yang harus dipenuhi adalah kesepakatan atas norma yang akan
berlaku. Hal tersebut harus disepakati bersama dan ditaati oleh semua anggota
masyarakat.

Setiap manusia memang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, terdapat banyak bentuk keberagaman norma dan nilai yang ada. Sehingga
kesepakatan norma dan nilai yang harus diterapkan sangatlah dibutuhkan.
Kesepakatan tersebut adalah contoh dari integrasi sosial yang berkaitan dengan
kebudayaan yang ada di dalam masyarakat.

Terdapat beberapa ketentuan terkait nilai serta norma seperti apa yang seharusnya
berlaku didalam masyarakat. Sehingga tidak semua nilai dan juga norma bisa
diberlakukan secara bebas dan terbuka. Salah satu ketentuan nilai dan norma itu
adalah norma yang telah berlaku sejak lama dan nilai norma yang sudah berlaku
berdasarkan kesepakatan bersama.

4. Adanya Toleransi
Toleransi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam hubungan di dalam
kelompok sosial dengan masyarakat umum. Sebab, seperti yang sudah dijelaskan di
atas, masyarakat khususnya di Indonesia adalah masyarakat yang terdiri dari banyak
latar belakang. Mulai dari budaya, suku, ras, agama, dan masih banyak lagi.
Jika tidak ada toleransi, maka tidak akan mungkin terbentuk integrasi sosial yang ada
di dalam masyarakat. Hal tersebut adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
membentuk suatu integrasi sosial, yaitu saling menghormati dan saling menghargai
segala perbedaan.

Contoh dari sikap toleransi adalah terlaksananya kegiatan gotong royong di dalam
masyarakat dalam membangun tempat untuk beribadah atau mungkin sarana umum.
Dengan begitu, masyarakat akan lebih mudah berkomunikasi dan terintegrasi dengan
baik. Itulah mengapa toleransi itu penting.

5. Memiliki Kesadaran Diri Sebagai Makhluk Sosial


Salah satu syarat terbentuknya integrasi sosial adalah setiap individu memiliki
kesadaran sebagai makhluk sosial. Jadi, semua kegiatan yang dilakukan mempunyai
tujuan untuk mencapai kebaikan bersama. Oleh karena itu, jika kamu ingin bergabung
ke dalam kelompok sosial, maka kamu harus memiliki kesadaran diri bahwa kamu
adalah makhluk sosial.

Dengan menyadari bahwa diri sendiri adalah makhluk sosial, maka kamu akan lebih
mudah terintegrasi dengan masyarakat lain. Sebab, sikap tersebut adalah hal
mendasar yang wajib dimiliki oleh semua orang.

6. Mempunyai Visi dan Misi yang Sama


Salah satu syarat terjadinya integrasi sosial adalah dengan mempunyai visi dan misi
yang sama. Sama halnya seperti syarat-syarat yang ada di lembaga sosial, masyarakat
biasa juga perlu mempunyai visi dan misi yang sama. Dimana tujuan, visi, dan misi
tersebut diperoleh dari kesepakatan bersama. 
Dengan adanya komunikasi yang tepat, maka visi dan misi yang telah disepakati bisa
diwujudkan sebagai bentuk integrasi sosial. Meskipun setiap anggota masyarakat yang
terlibat di dalamnya memiliki latar belakang yang berbeda.
Itulah ke enam syarat terjadinya integrasi sosial yang ada di dalam masyarakat.
Dimana pada dasarnya hal tersebut hanya dapat terjadi apabila ada kontak sosial serta
komunikasi yang baik antar sesama bagian masyarakat. Sebab, hal tersebutlah yang
menjadi ciri-ciri hubungan sosial yang wajib dipenuhi. Supaya syarat integrasi sosial
dapat tercapai.

D. Bentuk-bentuk Integrasi Sosial


Setelah membahas mengenai syarat terjadinya integrasi sosial. Kali ini kita akan
membahas mengenai bentuk-bentuk integrasi sosial yang perlu kamu ketahui.

1. Integrasi Normatif
Bentuk integrasi yang satu ini dapat diartikan sebagai integrasi yang terjadi karena
adanya norma dan nilai yang berlaku di masyarakat tersebut. Norma adalah suatu hal
yang bisa mempersatukan masyarakat, meski mereka memiliki latar belakang yang
berbeda. Misalnya, warga negara Indonesia dipersatukan dengan sebuah prinsip yang
kita sebut sebagai “Bhineka Tunggal Ika”.
2. Integrasi Fungsional
Bentuk integrasi yang kedua adalah integrasi fungsional. Integrasi ini muncul karena
adanya fungsi-fungsi tertentu yang ada di dalam masyarakat. Kemudian, integrasi
tersebut dapat terjadi jika kita mengedepankan fungsi tersebut yang berasal dari
masing-masing anggota masyarakat. Misalnya, Indonesia terdiri dari bermacam-
macam ras dan suku.
3. Integrasi Koersif
Integrasi Koersif merupakan bentuk integrasi yang tercipta karena adanya kekuasaan
yang dimiliki penguasa. Itu artinya, penguasa akan menerapkan cara-cara kekerasan
atau disebut juga koersif. Misalnya, para pendemo berhenti rusuh ketika polisi
menyemprotkan gas air mata kepada kerumunan pendemo. Itulah salah satu contoh
bentuk integrasi koersif.

E. Faktor Pendorong Integrasi Sosial


Ada beberapa hal yang menjadi faktor pendorong terjadinya integrasi sosial. Berikut
adalah beberapa faktor yang perlu kamu pahami:

1. Homogenitas Kelompok
Salah satu faktor yang bisa mendorong terjadinya integrasi sosial adalah tingkat
kemajemukan. Semakin majemuk dan heterogen suatu masyarakat, maka proses
integrasi akan semakin sulit tercapai. Mungkin juga akan memakan waktu yang lebih
lama. Sedangkan masyarakat yang homogen akan lebih mudah mencapai integrasi
sosial, karena mereka lebih mudah menciptakan integritas dalam waktu yang cukup
singkat.

2. Jumlah Anggota
Selain kemajemukan masyarakat, jumlah anggota juga bisa menjadi faktor kecepatan
proses terbentuknya integrasi sosial. Semakin banyak anggota, maka semakin sulit
untuk mewujudkan dan mencapai integrasi tersebut.

3. Mobilitas Geografis
Mobilitas geografis adalah suatu perubahan atau perpindahan penduduk di sebuah
wilayah. Anggota masyarakat baru di sebuah wilayah akan mencoba menyesuaikan diri
dengan norma dan nilai yang sudah berlaku di wilayah tersebut.

4. Efektivitas Komunikasi
Integrasi sosial bisa dipengaruhi oleh efektivitas komunikasi antara anggota satu
dengan anggota yang lainnya yang ada di dalam masyarakat. Jika antar anggota sudah
memiliki sistem komunikasi yang efektif, maka integrasi sosial akan mudah dicapai.
Namun jika suatu masyarakat tidak memiliki sistem komunikasi yang efektif, maka
mereka akan lebih sulit mencapai integrasi sosial.

5. Sikap Toleransi dan Saling Membutuhkan


Faktor yang terakhir adalah adanya toleransi hingga rasa saling membutuhkan.
Dengan begitu, antar anggota masyarakat akan lebih mudah menerima perbedaan
yang ada di masyarakat itu sendiri. Selain itu, kesadaran bahwa kita itu saling
membutuhkan juga dapat mempercepat terbentuknya integrasi sosial.

F. Proses Integrasi Sosial


Proses integrasi sosial dapat kamu lihat dari beberapa proses di bawah ini.

1. Akulturasi
Akulturasi merupakan sebuah proses sosial yang terjadi jika masyarakat yang memiliki
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan kebudayaan yang berbeda atau asing.
Proses integrasi tersebut akan terus berlangsung sampai unsur budaya asing diterima
oleh masyarakat dan diolah kembali ke dalam budaya sendiri.

Akan tetapi, biasanya akulturasi akan berlangsung tanpa menghilangkan karakteristik


kebudayaan sendiri. Dengan begitu, bisa kita simpulkan bahwa akulturasi adalah
sebuah proses perubahan yang ditandai dengan adanya penyatuan dua kebudayaan
yang berbeda.

Penyatuan dua kebudayaan tersebut akan menyebabkan kedua kebudayaan tersebut


hampir serupa. Akan tetapi, masing-masing dari kebudayaan tersebut tetap
mempertahankan karakteristik atau ciri khasnya. Sebenarnya, proses akulturasi sudah
ada sejak zaman dahulu. Hal tersebut dikarenakan manusia selalu melakukan migrasi
dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Dengan adanya migrasi tersebut akan terjadi pertemuan antar kelompok masyarakat
yang berbeda. Oleh karena itu, setiap anggota masyarakat akan dihadapkan dengan
unsur kebudayaan asing. Kemudian, seiring berjalannya waktu, mereka tentu akan
melakukan akulturasi.

2. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial kemunculannya ditandai dengan adanya usaha untuk
mengurangi sebuah perbedaan yang ada di dalam masyarakat. Di dalam prosesnya,
setiap anggota masyarakat akan berusaha untuk meningkatkan kesatuan sikap,
tindakan dan juga proses mental namun tetap memperhatikan kepentingan bersama.

Dengan begitu, mereka tidak akan lagi membedakan satu sama lain dan batas-batas
yang ada di antara mereka akan hilang. Kemudian melebur menjadi satu kesatuan.

3. Akomodasi
Akomodasi adalah proses usaha masyarakat dalam meredakan pertentangan dan
mewujudkan kestabilan. Akomodasi yang ada di dalam masyarakat diharapkan bisa
menyelesaikan konflik tanpa merusak dan menghancurkan pihak lawan.

Dengan adanya akomodasi, maka konflik akan lebih mudah diselesaikan dan bersifat
lebih mendamaikan. Oleh karena itu, akomodasi dapat membuat anggota suatu
masyarakat lebih mudah beradaptasi dengan anggota masyarakat lainnya.

Integrasi Sosial

Pengertia Integrasi Soisal adalah proses penyesuaian unsur – unsur yang berbeda
( misalnya ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai dll ) dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan.
Menurut  Baton, Integrasi Sosial adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya
perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada
perbedaan ras tersebut.
Syarat terjadinya Integrasi Sosial menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff

1. Anggota masyarakat merasa  bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan –


kebutuhan mereka.
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan ( konsensus ) bersama mengenai
nilai dan norma.
3. Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.
Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi

1. Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi


sosial sosial mudah tercapai, demikian sebaliknya.
2. Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok masyarakat mempengaruhi
cepat lambatnya integrasi sosial karena membutuhkan penyesuaian diantara
anggota.
3. Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi
semakin besar pengaruhnya bagi proses integrasi.
4. Efektifitas komunikasi, semakin efektif komunikasi semakin cepat pula integrasi
sosial anggota – anggota masyarakat tercapai.

Bentuk – bentuk integrasi sosial

1. Integrasi Normatif : Integrasi yang terjadi akibat adanya norma – norma yang
berlaku di masyarakat.
2. Integrasi Fungsional : integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi –
fungsi tertentu dalam masyarakat.
3. Integrasi Koersif : integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan.

Proses Integrasi Sosial

1. Asimilasi : bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi


sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiap-tiap
kebudayaan.
2. Akulturasi : proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing ( baru ) sehingga kebudayaan asing
( baru ) diserap / diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa meninggalkan
sifat asli kebudayaan penerima.

Faktor – faktor pendorong Integrasi Soisal

 1) Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.


 2) Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.
 3) Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.
 4) Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
 5) Adanya kesamaan dalam unsur – unsur kebudayaan.
 6) Adanya perkawinan campur.
 7) Adanya musuh bersama dari luar.

Dampak Integrasi Sosial


Adapun untuk akibat adanya integrasi sosial bagi bangsa Indonesia ini bisa berdampak positif ataupun
negatif sesuai dengan penerapan yang diberikan. Penjelasannya sebagai berikut;

Antara lain;

1. Memunculkan sikap keterbukaan dengan hal yang beda


Akibat ini akan didapatkan dari bentuk integrasi sosial jikalau ada anggapan bahwa perbedaan ialah
sumber persatuan dan kesatuan. Misalnya saja pakaian nasional, tempat lahir, afiliasi keluarga, dan lain-
lain yang ada di Indonesia dipisahkan menjadi aspek untuk bersatu lantaran adanya faktor sejarah yang
melatar belakanginya.

2. Memperlengkap keragaman
Indonesia sendiri sebagai negara yang kaya akan kekayaan alam dan budayanya juga memiliki beragam
contoh keragaman yang terjadi. Misalnya dalam bidang dalam bidang sosial bisa dilihat misalnya dari
aktivitas ronda yang dilakukan sekelompok dari anggota masyarakat dalam sebuah desa sebagai bentuk
solidaritas juga bentuk tanggung-jawab sosial antar masyarakat.

Contoh integrasi sosial lain misalnya dalam bidang pengetahuan Suku Baduy melarang penggunaan
bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar keragaman ini menjadi aspek pemersatu yang bisa
dijadikan sebagai sumber integrasi sosial yang terjadi.

3. Terwujudunya toleransi
Integrasi sosial bisa dikatakan sebagai produk dari perkembangan nasionalisme modern. Sejak Revolusi
Prancis, karakteristik nasionalisme modern bukan hanya ideologi tetapi juga gerakan politik dan sosial
yang didasarkan pada bersatunya masyarakat.

Alasannya karena produk politik paling langsung dari nasionalisme modern adalah negara-bangsa.
Setiap negara-bangsa modern mencakup dua aspek penting. Salah satunya adalah sistem negara-
bangsa dan yang lainnya adalah identitas nasional penduduk di wilayah negara tersebut.

Sedangkan untuk dampak dari integrasi sosial yang bersifat negatif. Antara lain;

1. Adanya Diskriminasi
Diakui atupun tidak, adanya integrasi sosial memberikan pengaruh besar pada arti diskriminasi,
alasannya karena perbedaan tersebut kadangkala masih dipandang sebelah mata.

Padahal sejatinya dibawah berbagai pengaruh sosial, seseorang memasukkan integrasi sosial atas
kesamaan. Meski kadangkala ada identitas pribadi yang mengadopsi kepercayaan, nilai sosial, dan
kesukuannya lebih tinggi yang menjadi penyebab timbulnya deskriminasi.

2. Banyak terjadi perselisihan


Orang-orang dengan identifikasi bangsanya memandang keyakinan dan nilai-nilai nasional sebagai
sesuatu yang bermakna secara pribadi, dan menerjemahkan keyakinan dan nilai-nilai ini ke dalam
praktik sehari-hari. Atas perwujutan inilah jikalau terdapat banyak bentuk kelompok sosial maka
pemikirannya berbeda sehingga menyebabkan adanya perselisihan di masyarakat.

3. Mudah terjadi konflik


Integrasi sosial bukanlah sifat bawaan dan pada dasarnya dibangun secara sosial. Proses pembangunan
ini kadangkala memicu kecemburan sehingga pada akhirnya menyebabkan terjadinya banyak jenis
konflik di masyarakat.

4. Perbedaan pendapat
Dampak negatif lainnya dari integrasi sosial ialah banyak terdapat perbedaan dalam segi pendapat.
Pendapat ini sendiri dianggap sebagai ekspresi jati diri bangsa yang dipandang sebagai tindakan positif
lantaran adanya pengaruh pada patriotisme.

Anda mungkin juga menyukai