SUPRIYADI
1. memeriksa/membuktikan kebenaran suatu rumus TUJUAN UMUM
PRAKTIKUM FISIKA :
contoh kasus :
1
Hukum Ohm : V = IR atau I = V memeriksa/
R
membuktikan
Dilakukan percobaan, dicari data variasi antara harga I dan V : kebenaran
No I suatu rumus
V
1 I1 V1
I
2 I2 V2
3 I3 V3
... ... ...
mencari
V harga suatu
tetapan
Jika grafik hasil percobaan berbentuk garis lurus,
maka rumus Hukum Ohm adalah benar
2. mencari harga suatu tetapan TUJUAN UMUM
PRAKTIKUM FISIKA :
Kasus sebelumnya :
1 memeriksa/
Hukum Ohm : I= V
R membuktikan
kebenaran
Persamaan garis lurus y = mx suatu rumus
MELAKUKAN PENGUKURAN
KARENA :
1. Manusia yang melakukan pengukuran tidak sempurna
2. Alat ukur juga tak sempurna
KONSEP DASAR PENGUKURAN
Bantuan alat atau dalam hal ini alat ukur dan instrumen diperlukan untuk
mentransformasikan informasi tersebut secara kualitatif dan kuantitatif untuk
ditanggapi oleh indera manusia.
KONSEP DASAR PENGUKURAN
Jadi mengukur adalah suatu proses mengaitkan angka secara empirik dan
obyektif pada sifat-sifat obyek atau kejadian nyata sehingga angka yang
diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek
atau kejadian yang diukur
Alat Ukur :
Alat untuk mengetahui harga suatu besaran atau suatu variabel
Instrumen :
Alat ukur yang mempunyai sifat KOMPLEK, yang terdiri atas Transducer
atau Sensor atau Elemen Pengindera, Pengkondisi Sinyal, Unit Keluaran
Analog (Skala Jarum dll) atau Peraga Digital atau Monitor.
KONSEP DASAR PENGUKURAN
TERMINOLOGI:
• Metrologi ( Metrology ) : Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
pengukuran.
• Pengukuran ( measurement ) : Serangkaian kegiatan yang bertujuan
untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kwantitatif).
• Ketelitian (accuracy) : Kemampuan dari alat ukur untuk memberikan
indikasi pendekatan terhadap harga sebenarnya dari obyek yang diukur.
(Semua alat ukur dapat diklasifikasikan dalam tingkat atau kelas yang
berbeda-beda, tergantung pada akurasinya.)
KONSEP DASAR PENGUKURAN
TERMINOLOGI:
• Ketepatan (precision) : Kedekatan nilai-nilai pengukuran individual yang
didistribusikan sekitar nilai rata-ratanya atau penyebaran nilai pengukuran
individual dari nilai rata-ratanya
• Kesalahan ( error ) : Penyimpangan variabel yang diukur dari nilai sebenarnya.
• Kalibrasi ( calibration ) : Serangkaian kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional penunjukan alat ukur atau menujukkan nilai yang diabadikan
bahan ukur dengan cara membandingkannya dengan standar ukur yang
tertelusuri ke standar nasional dan/atau international.
KONSEP DASAR PENGUKURAN
TERMINOLOGI:
• Koreksi ( correction ) : Suatu harga yang ditambahkan secara aljabar pada
hasil dari alat ukur untuk mengkompensasi penambahan kesalahan sistematik.
• Ketidakpastian Pengukuran ( uncertainty ) : Perkiraan atau taksiran
rentang dari nilai pengukuran dimana nilai sebenarnya dari besaran obyek
yang diukur ( measurand ) terletak.
Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan sesuatu yang
lain yang ditetapkan sebagai satuan
Pada suatu pengukuran akan selalu terdapat ketidakpastian yang bersumber dari
kesalahan dalam pengukuran
Hampir tidak mungkin kita memperoleh nilai sebenarnya suatu besaran fisis
melalui pengukuran.
Yang dapat dilakukan adalah
• Menentukan nilai terbaik yang dapat menggantikan nilai benar.
• Menentukan seberapa besar penyimpangan nilai terbaik terhadap
nilai benar
• Melaporkan hasil pengukuran sebagai
KETIDAKPASTIAN ATAU RALAT
Sumber ketidakpastian :
• Adanya nilai skala terkecil
• Adanya ketidakpastian bersistem
• Adanya ketidakpastian acak
• Keterbatasan pengamat
KETIDAKPASTIAN ATAU RALAT
Jenis ketidakpastian :
Penulisan Hasil :
x x
x = hasil pengukuran tunggal
x = 0,5 skala terkecil alat yang dipakai
PENGUKURAN BERULANG :
Penulisan Hasil :
x = x x
x=
x i n : jumlah pengukuran
n
(
i x − x )2
x =
n(n − 1)
(
i x − x )2
CONTOH PERHITUNGAN x =
n(n − 1)
σ 𝑥𝑖 −𝑥lj 2
Δ𝑥 = = ………..
𝑛 𝑛−1
KETIDAKPASTIAN BESARAN YANG TIDAK LANGSUNG DIUKUR
x y
2 2
z z
z = (x) + (y ) 2 + ...
2
x y
Contoh : Ralat dari persamaan
ab 2 + 2
z=
c
2 2
z z z
z = (a ) + (b) + (c) 2
2 2
a b c
2 2 2
b2
2ab 2ab + 2
2
z = (a ) +
2
(b) + −
2
2
c c 2c
z z
z = x + y + ...
x y
Contoh : Ralat dari persamaan
ab 2 + 2
z=
c
b2 2ab ab 2 + 2
z = a + b + 2
c
c c 2c
Dalam kasus khusus, z = f (x, y, …) dengan variabel x, y, …
yang tidak gayut, persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi
z z
z = x + y + ...
x y
Contoh : Ralat dari persamaan
ab 2 + 2
z=
c
b2 2 ab ab 2
+ 2
z = a + b + 2
c
c c 2c
ANGKA PENTING :
Maka :
m1 + m2
mt =
2
atau :
Maka :
m1 + m2
mt =
2
atau :
mt = harga terbesar
dari m1 atau m2
ANALSISA DATA MENGGUNAKAN EXCEL