Anda di halaman 1dari 103

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan baik di rumah sakit, puskesmas, keluarga maupun
masyarakat. Pelayanan keperawatan yang dilaksanakan di masyarakat atau
komunitas merupakan bidang khusus dalam ilmu Keperawatan, yang memadukan
antara ilmu keperawatan dan ilmu kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
aktif masyarakat. Peran aktif masyarakat diartikan sebagai suatu proses dimana
individu, keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab atas kesehatan sendiri
berdasarkan azas kebersamaan dan kemandirian.
Sebagai calon tenaga kesehatan professional, mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas berkewajiban untuk menyukseskan tercapainya
pembangunan nasional khususnya di bidang kesehatan yaitu Indonesia sehat 2020.
Dalam melaksanakan perannya di masyarakat perawat komunitas menitikberatkan
usahanya pada usaha promotif dan preventif tanpa mengabaikan usahanya di
bidang kuratif dan rehabilitative. Sejalan dengan hal tersebut maka tindakan
pencegahan dan peningkatan kesehatan merupakan wilayah kerja utama yang
akan diintervensi oleh mahasiswa melalui kegiatan Praktek Profesi Keperawatan
Komunitas dan Keluarga di masyarakat.
Praktek profesi keperawatan komunitas merupakan pengalaman belajar
lapangan yang menuntut mahasiswa untuk meningkatkan analisa serta sintesanya
diberbagai bidang ilmu pengetahuan guna tercapainya pelayanan keperawatan
yang profesional. Praktek profesi ini dilakukan di RW 05 Kelurahan Cupak
Tengah Kota Padang selama empat minggu lamanya dari tanggal 03-30 Oktober
2016.
Pelaksanaan Praktek Profesi Komunitas dilaksanakan melalui tahapan
berikut; observasi fisik lingkungan (winshield survey), musyawarah masyarakat
pertama untuk menindaklanjuti hasil survey, penyebaran angket untuk
memperoleh data kesehatan masyarakat, musyawarah masyarakat kedua untuk
menyusun rencana kegiatan mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan dan
menyepakati pembentukan kelompok kerja kesehatan, pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana yang telah disepakati, dan musyawarah masyarakat ketiga
untuk melaporkan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan setelah mahasiswa
selesai dan meninggalkan lokasi sekaligus acara penutupan dan perpisahan dengan
warga. Berkat dukungan dan bantuan dari semua pihak, dengan segala kelebihan
dan kekurangan yang ada, maka pada akhirnya mahasiswa telah dapat melalui dan
menyelesaikan tahapan-tahapan di atas dengan baik.

B. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Melaporkan hasil kegiatan serta tindak lanjut kegiatan Praktek Profesi
Keperawatan oleh mahasiswa Fakultas Keperawatan Unand di RW 005
Kelurahan Cupak Tengah.
2) Tujuan Khusus
a. Memberikan informasi tentang data – data kesehatan yang terdapat di
RW 005 Kelurahan Cupak Tengah
b. Menjelaskan masalah - masalah kesehatan yang terdapat di RW 005
Kelurahan Cupak Tengah berdasarkan data kesehatan masyarakat yang
telah dikumpulkan.
c. Menjelaskan kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Keperawatan Unand bersama masyarakat di RW 005 Kelurahan Cupak
Tengah
d. Menggambarkan rencana tindak lanjut kegiatan yang akan diambil alih
dan dilaksanakan oleh masyarakat di RW 005 Kelurahan Cupak Tengah
C. MANFAAT PENULISAN
1. Untuk masyarakat diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan
pedoman dalam melaksanakan kegiatan - kegiatan untuk mengatasi
masalah kesehatan di RW 005 Kelurahan Cupak Tengah.
2. Untuk perpanjangan tangan dan pihak terkait baik lintas program maupun
lintas sektoral diharapkan laporan ini dapat dijadikan bahan untuk
menyusun kebijakan dan program kerja dibidang kesehatan di masa yang
akan datang.
3. Untuk institusi pendidikan diharapkan laporan ini menjadi bahan
perbandingan bagi mahasiswa profesi berikutnya dan menjadi bahan
evaluasi terhadap program atau kurikulum keperawatan komunitas yang
telah ditetapkan.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan laaporan akhir praktek profesi keperawatan
komunitas adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan dengan pembagian tulisan sebagai
berikut: Latar Belakang; Tujuan; Manfaat Penulisan; dan Sistematika
Penulisan.
2. Bab II Tinjauan Teoritis dengan pembagian tulisan sebagai
berikut: Konsep Keperawatan Komunitas dan Asuhan Keperawatan
Komunitas.
3. Bab III Asuhan Keperawatan Komunitas Di RW 005
Kelurahan Cupak Tengah Kecamatan Pauh Kota Padang.
4. Bab IV Pembahasan dan Bab V Penutup.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Pengertian
Konsep komunitas mempunyai arti yang sangat luas. Komunitas
menurut WHO tahun 1974 adalah suatu kelompok sosial yang ditentukan
oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta
adanya saling mengenal dan berintegrasi, antara anggota masyarakat yang
satu dengan yang lainnya. Spradley (1985) menyatakan bahwa komunitas
merupakan sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting
dalam hidupnya.
Konsep komunitas mencakup tiga dimensi yaitu orang, tempat, dan
fungsi. Orang adalah masyarakat, tempat adalah daerah dan fungsinya
mencakup tujuan dan aktifitas dari komunitas tersebut (Stanhope M dan
Lancaster J, 1996).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok
anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah
desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat
ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja,
masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh
dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing
process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional
yang berfokus pada kelompok resiko tinggi dari semua tingkat
perkembangan dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal
melalui preventif, promotif tanpa mengabaikan pelayanan rehabilitatif dan
kuratif (Spradley, Logan, Dakwin dalam Sahar, 1995)
Keperawatan kesehatan merupakan pelayanan keperawatan professional
yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dengan mempunyai
konsep-konsep, teori-teori, legalitas dan etika yang ditunjukkan kepada
masyarakat yaitu terutama balita, ibu hamil, ibu menyusui, lansia untuk
mencapai derajat kesehatan optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin ketergantungan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan sesuai dengan ekonomi masyarakat tersebut
dengan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Keperawatan komunitas dalam kenyataan didasari oleh konsep
partnership, kolaborasi dan empowerment (Anderson dan Mc Farlane,
2000). Perawat dengan keberadaannya di masyarakat sebagai tenaga
kesehatan memiliki peran penting dalam asuhan keperawatan meliputi peran
klinik, edukator, advokator, konselor, manager, kolaborator, leadership dan
peneliti (Spradley dan Alexander, 2001). Dimana semua perannya itu
dilaksanakan saling mendukung satu sama lain untuk mencapai kesehatan
masyarakat yang lebih baik.
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok
serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

2. Tujuan
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut;
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yangakhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).

3. Fungsi Keperawatan Komunitas


1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).
4. Sasaran
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, masyarakat, dan
kelompok khusus dalam keadaan sehat maupun sakit.
a. Individu
Individu yang dirawat inap di puskesmas/klinik maupun individu yang
dirumah.
b. Keluarga
- Keluarga yang teridentifikasi mempunyai atau potensial terjadinya
masalah, mampu mengenal masalah atau belum memanfaatkan
pelayanan kesehatan.
- Keluarga yang sudah kontak dengan tenaga kesehatan tapi belum
mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah.
- Keluarga yang sudah mampu mengambil keputusan untuk
memecahkan masalah tetapi belum mampu merawat anggota yang
sakit.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan dan termasuk diantaranya:
 Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan seperti :
- Ibu Hamil
- Bayi baru lahir
- Anak Balita
- Anak Usia sekolah
- Remaja
- Dewasa
- Usia Lanjut
 Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan diantaranya :
- Penderita penyakit tidak menular seperti: DM, Jantung Koroner,
Cacat Fisik, dan Gangguan Mental.
- Penderita penyakit menular seperti: TBC, HIV AIDS, Penyakit
Kelamin, dll.
 Kelompok yang beresiko terserang penyakit, diantaranya :
- Wanita tuna susila
- Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika
- Kelompok pekerja khusus
 Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi diantaranya:
- Panti Wherda
- Panti Asuhan
- Pusat Rehabilitasi Mental dan Fisik
- Penitipan Anak Balita
d. Masyarakat
1) Kelompok masyarakat yang terikat dalam institusi, misalnya rumah
tahanan, panti dan lokalisasi WTS
2) Kelompok masyarakat yang tidak terikat dalam institusi misalnya
panti werdha, kelompok remaja, karang taruna dan lain-lain.
B. MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang
bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati
kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari
sebuah teori dan konsep praktek (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006).
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health
Care System (Betty Neuman, 2002). Model konsep ini merupakan model
konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada
penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri,
baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran
pelayanan adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).
Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada metaparadigma
keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan
dan keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang
terkait dengan keperawatan komunitas adalah:
a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel
yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau sistem klien
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan.
Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.
Model ini menganalisa interaksi antara empat variabel yang menunjang
keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis,
aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural
danspiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel,
normal dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu:
1) Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan sosial
2) Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan
baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)
3) Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu
secara sosial, baik ekonomi maupun interaksi sosial dengan masyarakat
4) Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan
5) Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6) Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada menyerah
karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam kesehatan, seseorang
yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang untuk
kesehatan/keselamatan orang lain
7) Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan sosial sakit, tetapi mempunyai
harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam
penyembuhan sakit medisnya
8) Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan
sosial

C. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Azaz Manfaat
Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan
kerugian.
2. Azaz Autonomi
Komunitas diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif
yang terbaik yang sesuai untuk komunitas
3. Azaz Keadilan
Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas

D. FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS


Falsafah keperawatan komunitas adalah :
1. Pelayanan kesehatan yang diberikan haruslah tersedia, dapat diterima dan di
jangkau masyarakat
2. Melibatkan penerima pelayanan, dalam melakukan tindakan penyelesaian
masalah
3. Kerjasama antara perawat dan masyarakat
4. Lingkungan akan mempengaruhi kesehatan masyarakat
5. Meningkatkan dan pencegahan lebih efektif jika dilakukan secara dini
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap individu

E. PERAN PERAWAT KOMUNITAS


1. Pemberi pelayanan
Perawat merupakan orang yang memberi pelayanan keperawatan secara
langsung kepada masyarakat

2. Pendidik
Perawat komunitas berperan juga dalam memberikan informasi kesehatan
kepada masyarakat melalui promosi kesehatan
3. Pengelola
Perawat juga merupakan sebagai pengelola masyarakat dalam usaha
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang diupayakan melalui
pemberdayaan masyarakat itu sendiri melalui suatu wadah kelompok kerja
kesehatan.
4. Konselor
Perawat komunitas juga berperan memberikan bimbingan, arahan kepada
masyarakat, sehingga upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dapat diwujudkan
5. Pembela klien/advokat
Perawat komunitas dapat berperan dalam membela masyarakat dalam
kegiatan pelayanan kesehatan yang menyimpang dari norma-norma maupun
kaedah kesehatan yang berlaku.
6. Peneliti
Perawat komunitas juga berperan dalam penelitian kesehatan khususnya
penelitian kesehatan masyarakat, sehingga didapatkan suatu penemuan-
penemuan maupun ilmu yang baru yang dapat menunjang terhadap status
kesehatan masyarakat.
7. Pemberi pelayanan
Perawat merupakan orang yang memberi pelayanan keperawatan secara
langsung kepada masyarakat.
8. Pendidik
Perawat komunitas berperan juga dalam memberikan informasi kesehatan
kepada masyarakat melalui promosi kesehatan.
9. Pengelola
Perawat juga merupakan sebagai pengelola masyarakat dalam usaha
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang diupayakan melalui
pemberdayaan masyarakat itu sendiri melalui suatu wadah kelompok kerja
kesehatan.
F. PERBEDAAN KESEHATAN KLIEN DI RS DAN KOMUNITAS
Rumah Sakit Komunitas
a. Fokus pada pasien di RS a. Fokus pada individu, keluarga
dan komunitas (termasuk
kelompok resiko tinggi)
b. Memberikan pelayanan b. Memberikan pelayanan kesehatan
kesehatan yang bersifat kejadian yang terdistribusi.
kasus (episodik)
c. Bekerja pada pasien pada unit c. Bekerja pada semua kondisi sehat
tertentu. dan sakit diberbagai tatanan.
d. Bekerja pada suatu RS atau d. Bekerja dengan instansi terkait
instansi e. Berkoordinasi pelayanan dengan
e. Koordinasi keperawatan dengan berbagai tenaga dikomunitas
institusi lain f. Merencanakan dan melakukan
f. Merencanakan dan memberikan pelayanan melalui keluarga
pelayanan yang bersifat individu. g. Mendorong autonomi dan kontrol
g. Membatasi autonomi klien keluarga kecuali kasus menular
dengan lingkungan RS h. Mengobservasi berbagai faktor
h. Observasi yang terbatas pada kesehatan
interaksi keluarga dan indikator
kesehatan lain. i. Memfasilitasi dengan hubungan
i. Hubungan terbatas hanya dengan profesi lain.
profesi lain di RS.
G. PROSES PELAKSANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik
yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan),
secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara
terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah
yang mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan
derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri
dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan
masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat
dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009).
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan
komunitasdilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses
keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah
yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung
melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan
kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).

H. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Pengkajian
Pengkajian atau tahap pengonsepan adalah mengidentifikasi masalah-
masalah yang terdapat dalam suatu wilayah dapat berupa wawancara, observasi
dan penyebaran kuisioner ( Stanhope M dan Jeanette, 1996).
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial
ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
Pengkajian tersebut mencakup :
a. Individu
Adalah bagian dari keluarga yang mempunyai hubungan satu sama
lainnya dan mempunyai peran masing-masing. Individumempunyai pola
pertahanan dan koping dalam menghadapi suatu masalah.
b. Keluarga
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah struktur dan karakteristik
keluarga, sosial budaya, lingkungan, riwayat kesehatan dan pemeriksaan
fisik
c. Komunitas
Core = inti = komunitas
No Komponen Sumber Informasi
1. Riwayat / sejarah terjadinya Sejarah, perpustakaan
perkembangan
2. Demografi dan penduduk Sensus penduduk/rumah tangga
3. Karakteristik Lokal, kota, propinsi, negara
4. Umur dan jenis kelamin Kelurahan, kecamatan
5. Distribusi suku bangsa Kontak langsung/pribadi
6. Tipe keluarga Kontak langsung/pribadi
7. Status perkawinan Kontak langsung/pribadi
8. Vital statistik : angka kelahiran, angka Puskesmas
kematian dan penyebabnya
9. Nilai, kepercayaan dan agama Kontak langsung/pribadi

d. Lingkungan fisik
Perbedaaan pengkajian individu dan komunitas :
SUMBER DATA
KOMPONEN
Individu Komunitas
Inspeksi Semua indra Semua indra “windshield
survey” berjalan melalui
komunitas
Auskultasi, tanda  Stetoskop  Mendengar komunitas
vital  Termometer  Observasi iklim, batas,
 Tensimeter sumber tanda
kehidupan dan
kepadatan penduduk
Review Sistem Dari kepala -kaki Observasi sistem sosial,
perumahan dan bisnis
Laboratorium Darah, Rontgen, Tes Pusat penelitian
Urin dan lain-lain

e. Pelayanan kesehatan dan sosial/fasilitas pelayanan kesehatan


 Fasilitas didalam komunitas
 Fasilitas diluar komunitas
Data yang diperlukan :
- Pelayanan kesehatan
- Pelayanan, bayaran, jam pelayanan
- Sumber daya
- Karakteristik pemakai
- Statistik (jumlah kunjungan, hari, bulan, tahun)

 Pelayanan social
- Sama dengan pelayanan kesehatan misalnya konseling, pusat
belanja dan lain-lain.
Elemen-elemen Winshield Survey
No Elemen Deskripsi
1 Perumahan dan Bangunan ; tua, bahan, arsitek, bersatu /
lingkungan daerah berpisah
2 Lingkungan terbuka Halaman depan, samping dan belakang
Luas / sempit
Kualitas : ada / tidak rumput, keadaan :
bersih/ kotor
Pribadi / umum
3 Batas Ada batas daerah / jalan, sungai, atau got.
Kondisinya : bersih / kotor
4 Kebiasaan Tempat berkumpul, dengan siapa , jam
berapa
5 Transportasi Cara datang dan pergi, situasi jalan, jenis dan
alat transportasi
6 Pusat pelayanan Klinik, praktek pelayanan kesehatan :
dikunjungi / tidak , jaraknya : jauh / dekat
7 Toko. Warung, pusat Siapa pemiliknya, jenis apa, bagaimana
perbelanjaan mencapainya
8 Orang dijalan Siapa yang dijumpai dijalanan, Ibu/bayi ,
orang pengangguran, anak sekolah, binatang
liar dll
9 Tempat Ibadah Mesjid, gereja , wihara , kuil
10 Kesehatan Ada yang sakit : akut / kronis, dekat dengan
tempat pelayanan kesehatan / tidak
11 Politik Kampanye, poster dan dampaknya terhadap
kesehatan ada / tidak
12 Media TV, Majalah, koran, bagaimana
mencapainya mudah / tidak
(Anderson E.T, McFarley J : 2000)

f.Ekonomi
Indikator ekonomi dan sumber informasi (Anderson. E.T,McFarley J:
2000)
No Indikator Sumber
1 A. Karakteristik Finansial
a. Rumah Tangga
 Rata-rata pendapatan
- Persentase RT dibawah miskin Sensus
- Persentase RT yang menerima Camat
pelayanan
- Persentase RT dikepalaiwanita Lurah
 Biaya perbulan masing-masing
RT
2. Individu : pendapatan per-orang, Sensus, camat atau
persentase yang miskin. lurah
B. Karakteristik Pekerja
 Kelompok Umum
- Persentase bekerja Sensus
- Persentase pengangguran Depnaker
- Persentase pensiunan Camat / lurah
 Kelompok Khusus
- Persentase wanita dengan anak
bekerja
- Persentase pimpinan
- Persentase teknik
- Persentase petani
- Persentase pekerja lain

g. Komponen keamanan dan transportasi


Komponen :
1) Kualitas : pelayanan perlindungan
- Kebakaran
- Polusi
- Sanitasi Limbah
Sumber :
- Tata kota
- Dinas kebakaran
- Kantor polisi
- Dinas PU
2) Kualitas air , sumber : PAM
3) Transportasi, sumber : departemen perhubungan
4) Swasta / pemerintahan
- Bus
- Jalan tol
- Udara
- Laut / kereta Api

h. Politik dan Pemerintahan


1) Pemerintahan : RT, RW, Lurah dan Camat dst
2) Kelompok Pelayanan Masyarakat : PKK, LPMK, Karang Taruna dll
3) Politik : Peran serta parpol dalam pelayanan kesehatan
4) Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan

i. Komunikasi
1) Komunikasi formal : koran, TV, dan radio
2) Komunikasi informal : papan pengumuman di mesjid.

j. Pendidikan
Komponen :
1) Status pendidikan :
- Tingkat Pendidikan
- Tipe sekolah
- Bahasa
Sumber :
- Sensus
- Lurah / Camat
2) Pendidikan yang tersedia dalam dan diluar komunitas
- Pelayanan
- Sumber
- Karakteristik Pemakai
- Keadequatan dapat dicapai

Sumber :
- Dikbud
- Kanwil
- Kakandep
- Ka. Sekolah

k. Rekreasi
 Macam
 Tempat
 Bayaran
 Yang menggunakan

2. Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu
masalah kesehatan atau masalah keperawatan. Prioritas masalah dapat
ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham H Maslow:
- Keadaan yang mengancam kehidupan
- Keadaan yang mengancam kesehatan
- Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

3. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan komunitas akan
memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat
baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan
berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P),
etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang
(S) (Mubarak, 2005).
- Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
- Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
- Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang
terjadi.
Data dari hasil pengkajian dikumpulkan untuk dianalisa, dimana nantinya
akan ditemukanlah masalah keperawatan serta etiologi dari masalah
tersebut. Menurut Mucke ( 2004 ), diagnosa keperawatan dibagi atas :
a. Masalah : sehat sampai sakit
b. Karakteristik Populasi
c. Karakteristik Lingkungan Nyata, Resiko dan Potensial
d. Rumusan : Sesuai dengan diagnosa NANDA

4. Intervensi
Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat menggunakan NIC
(Nursing Intervention Classification) Nursing Intervention Classification)
yang disusun berdasarkan diagnosa keperawatan NANDA yang telah
ditetapkan, mencakup :
a. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
Kriteria rumusan tujuan berfokus kepada masyarakat, jelas dan singkat,
dapat diukur dan observasi, realistik, waktu relatif dibatasi,melibatkan
peran serta masyarakat. Formulasi rumusan tujuan keperawatan itu terdiri
dari :
- Satuan objek / masyarakat
- Perilaku masyarakat yang dapat diamati
- Satuan kondisi yang melengkapi perilaku masyarakat
- Kriteria untuk menentukan pencapaian tujuan
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan. Langkah-
langkah dalam merencanakan keperawatan kesehatan masyarakat:
- Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
- Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
- Libatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan
- Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
- Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan
yang sangat dirasakan masyarakat
- Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
- Tindakan harus bersifat realistik
- Disusun secara beberurutan
c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan disusun berdasarkan NOC
(Nursing Outcome Classsification)
- Memakai kata kerja yang tepat
- Dapat dimodifikasi
- Bersifat : siapa yang akan melakukan, apa yang akan dilakukan,
bagaimana, dimana, kapan, dan dapat dilakukan serta frekuensi
melakukannya.
Ada 4 strategi intervensi :
a. KIM ( Komunikasi Informasi Motivasi ) keluarga binaan
b. Penyebaran informasi
- Penyuluhan
- Penyebaran leaflet
- Penyebaran pamflet
c. Pendidikan dan pelatihan
- Pelatihan / penyegaran Kader
- Supervisi Kader
d. Penggerakan massa
- Kesling : kerja bakti
- Kunjungan balita ke posyandu
- Kunjungan lansia ke posyandu
- Kampanye kesehatan

5. Implementasi keperawatan
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Prinsip dalam pelaksanaan keperawatan yaitu:
a. Berdasarkan respon masyarakat
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungannya.
d. Bekerja sama dengan profesi lain.
e. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit.
f. Memperhatikan perubahan masyarakat
g. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
keperawatan.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan keperawatan yaitu :


- Keterlibatan petugas non keperawatan, kader, tokoh masyarakat dalam
rangka alih peran.
- Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan keperawatan
- Setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat pada catatan
yang telah disajikan

6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan
apakah program kerja sesuai rencana atau apakah pelayanan kesehatan
memenuhi kebutuhan masyarakat (PosaVIac and Carey, 1990).
Kegiatan yang dilakukan pada penilaian ini adalah :
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan tahap pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
Kegunaan Penilaian :
a. Untuk menentukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan.
b. Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas asuhan
keperawatan yang diberikan
c. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
d. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru
dalam proses keperawatan

Langkah langkah dalam mengevaluasi ;


a. Membuat garis besar dari masalah keperawatan komunitas.
b. Merumuskan tujuan keperawatan khusus dalam bentuk hasil yang
diharapkan oleh masyarakat.
c. Menentukan kriteria dan standar evaluasi serta sumber data.
d. Membandingkan keadaan yang nyata dengan kriteria dan standar.
e. Mengidentifikasi hambatan yang dihadapi dan rencana untuk
memperbaikinya.

Tujuan umum Evaluasi :


Untuk meningkatkan program dan memberikan arahan eleviator atau
manejer program.
Tujuan Khusus Evaluasi :
a. Meningkatkan perencanaan program pelayanan dan hasilnya.
b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas program.
c. Menentukan apakah program dapat dimulai, dilanjutkan atau dipilih
alternatif lain.
d. Mengkaji upaya organisasi efektifitas , efisiensi, edukasi kesesuaian dari
pelayanan kesehatan.
e. Mencari informasi untuk keputusan pelaksanaan program.

Tipe Evaluasi :
a. Evaluasi proses
Kesesuaian dalam membantu melaksanakan kerja kelompok,
berkomunikasi yang telah disepakati dengan semua anggota atau
berkomunikasi secara efektif dengan target komunitas.
b. Evaluasi hasil
Peran serta secara keseluruhan dalam kerja kelompok, melakukan tugas
yang telah disepakati, menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan
mendemonstrasikan proses belajar dari kelompok.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 05 KELURAHAN
CUPAK TANGAH KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

Asuhan Keperawatan Komunitas di RW 05 Kelurahan Cupak Tangah dari


tanggal 3 -30 Oktober 2016 dibagi kedalam beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap pertama yaitu tahap persiapan melalui winshield survey dan
penyebaran kuesioner yang dilaksanakan pada tanggal 1 – 3 Oktober 2016.
2. Tahap kedua yaitu penentuan masalah kesehatan / keperawatan dan
penyusunan rencana kegiatan (tindakan keperawatan) yang disepakati melalui
Musyawarah Masyarakat (MMK I) dilaksanakan pada hari Kamis 06 Oktober
2016.
3. Tahap ketiga yaitu tahap pelaksanaan tindakan/implementasi yang
dilaksanakan berdasarkan rencana selama ± 3 minggu dari tanggal 8– 23
Oktober 2016.
4. Tahap keempat yaitu penyusunan rencana tindak lanjut yang disepakati
melalui Musyawarah Masyarakat Kelurahan II (MMK II) pada hari Rabu 26
Oktober 2016.

Asuhan keperawatan yang dilakukan diwilayah RW 05 Kelurahan Cupak


Tangah Kecamatan Pauh Padang dilaksanakan oleh mahasiswa Praktik Profesi
Ners Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang bekerjasama dengan
Pokjakes, masyarakat serta pihak-pihak terkait.

A. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan sebelum dilakukan asuhan
keperawatan komunitas, diantaranya melakukan pengamatan secara umum
(winshield survey) tentang situasi dan keadaan wilayah RW I Kelurahan Pisang
kemudian dilakukannya presentasi hasil dari winshield survey melalui
Musyawarah Masyarakat Kelurahan I (MMK I).
Gambaran umum situasi dan keadaan wilayah RW 05 didapatkan melalui
wawancara dengan penduduk setempat, tokoh masyarakat, dan observasi
lingkungan, sehingga dapat diperkirakan faktor risiko yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan dan faktor penunjang untuk peningkatan kesehatan
masyarakat.
Berdasarkan hasil winshield survey diperoleh data bahwa RW 05 terdiri
dari43 RT yaitu RT 01, 02,03 dan 04. Perkiraan jumlah penduduk RW 05 tahun
2016 adalah 987 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 240 Kepala Keluarga.

B. Tahap Pengkajian
Pada tahap ini kami melakukan pengamatan atau Winshield Survey. Gambaran
umum situasi dan keadaan wilayah RW 05 didapatkan melalui wawancara
dengan penduduk setempat, tokoh masyarakat, dan observasi lingkungan,
sehingga dapat diperkirakan faktor risiko yang dapat menimbulkan masalah
kesehatan dan faktor penunjang untuk peningkatan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan hasil winshield survey diperoleh data bahwa RW 05 terdiri dari 4
RT yaitu RT 01, 02,03 dan 04. Perkiraan jumlah penduduk RW 05 tahun 2016
adalah 987 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 240 Kepala Keluarga.

Hasil Winshield survey yaitu :


1. CORE
1. Sejarah
Daerah RW 05 dikenal dengan sebutan Cupak tangah. Cupak
merupkan istilah di pauh yang berarti pohon cupak dan tangah berarti
tengah. Menurut cerita didaerah ini dulunya terdapat batang atau pohon
cupak. Dahulunya pernah terjadi anging puting meliung yang membuat
batang ini tumbang dan patah ke tengah jalan. Patahan tersebut setelah
dibersihkan menjadi seperti tubuh. Berdasarkan uraian diatas nama tempat
atau daerah ini termasuk kedalam motif gabungan nama tumbuhan dan
geografis.

2. Demografi
Karakteristik masyarakat RW 05 kelurahan cupak tangah bersifat
homogen. Sebagian besar penduduk di RW 05 memiliki hubungan
kekerabatan satu sama lain. Hanya sebagian kecil penduduk di RW 05
yang merupakan pendatang. Umumnya masyarakat pendatang tinggal di
rumah-rumah kontrakan dan jarang yang menetap untuk jangka waktu
yang lama. Berbeda dengan penduduk asli, umumnya mereka sudah
lama menetap di RW 05 Kelurahan cupak tangah, ada juga di antara
mereka yang pergi merantau ke luar daerah untuk jangka waktu tertentu
lalu kembali lagi ke kampung untuk tinggal dan menetap. Tipe keluarga
di RW 05 sebagian besar adalah extended family, dimana dalam satu
rumah bisa terdiri dari beberapa keluarga.
Usia penduduk di RW 05 kelurahan cupak tangah sangat
bervariasi, yang terdiri dari bayi/balita, usia sekolah, remaja, dewasa,
dan lansia. Berdasarkan wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat
didapatkan data bahwa penduduk terbanyak pada usia dewasa
(produktif) dengan perbandingan perempuan lebih banyak dari laki-laki

Hasil winshield survey kelompok saat ini :


Karakteristik masyarakat RW 05 bersifat homogen. Sebagian besar
penduduk di RW 05 memiliki hubungan kekerabatan satu sama lain.
Hanya sebagian kecil penduduk di RW 05 yang merupakan pendatang.
Umumnya masyarakat pendatang tinggal di rumah-rumah kontrakan dan
jarang yang menetap untuk jangka waktu yang lama. Berbeda dengan
penduduk asli, umumnya mereka sudah lama menetap di RW 05 PIAI
Kelurahan Cupak Tangah, ada juga di antara mereka yang pergi merantau
ke luar daerah untuk jangka waktu tertentu lalu kembali lagi ke kampung
untuk tinggal dan menetap. Tipe keluarga di RW 05 sebagian besar
adalah extended family, dimana dalam satu rumah bisa terdiri dari
beberapa keluarga.
Usia penduduk di RW 05 sangat bervariasi, yang terdiri dari
bayi/balita, usia sekolah, remaja, dewasa, dan lansia. Berdasarkan
wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat didapatkan data bahwa
penduduk terbanyak pada usia dewasa (produktif) dengan perbandingan
perempuan lebih banyak dari laki-laki.
Analisa :
 Dalam satu keluarga terdiri dari beberapa keluarga, karakteristik
RW 05 bersifat homogen. Sebagian besar penduduk di RW 05
memiliki hubungan kekerabatan satu sama lain. Berdasarkan
wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat didapatkan data bahwa
penduduk terbanyak pada usia dewasa (produktif) dengan
perbandingan perempuan lebih banyak dari laki-laki
Masalah Keperawatan :
 Risiko ketidakefektifan fungsi keluarga
a. Etnik
Sebagian besar penduduk di Wilayah RW 05 adalah orang Minang.
Namun, juga ada suku lain diantaranya suku jawa dan batak. Acara-acara
perkawinan, kematian, atau upacara adat lainnya sama di setiap RT baik
itu di RT 01, 02, 03 dan 04. Warga RW 05 sering mengadakan acara dan
pertemuan warga di Mesjid yang berlokasi di RT 02.
Analisa :
 Sebagian besar penduduk di Wilayah RW 5 adalah orang Minang.
Masalah Kesehatan :
 Potensial terhadap dukungan peningkatan derajat kesehatan
b. Nilai dan Keyakinan
Penduduk RW 05 mayoritas beragama Islam, di daerah ini terdapat
Mesjid yaitu Mesjid. Sesuai dengan fungsinya Mesjid dimanfaatkan untuk
kegiatan ibadah seperti sholat lima waktu, didikan subuh, majelis taklim,
pesantren ramadhan dan TPA. Di samping itu, Mesjid juga sering
digunakan sebagai tempat berkumpul warga untuk rapat dan musyawarah
masyarakat desa.
Analisa:
 Mayoritas warga RW 05 beragama islam
Masalah Keperawatan :
 Potensial terhadap dukungan peningkatan derajat kesehatan

2. DELAPAN SUB SISTEM


1) Lingkungan Fisik
a. Perumahan dan Lingkungan Daerah
Perumahan penduduk di RW 05 sebagian besar berpusat di pinggir
kota. Jalan utama di RW 05 sudah diaspal dan jalannya cukup luas.
Sebaran rumah penduduk di RW 05 terletak berdekatan, dan cukup
rapat dan padat. Sebagian besar rumah penduduk berlantaikan semen
dan termasuk ke dalam kategori rumah permanen dan rumah
panggung.
Kondisi lingkungan rumah bervariasi ada yang sudah memenuhi
syarat kesehatan dan ada yang belum. Adapun yang belum umumnya
karena rumah belum dilengkapi septic tank dan toilet, jarak antara
lantai dengan loteng rumah pendek, sirkulasi dan pencahayaan cukup,
serta pengelolaan sampah yang belum efektif. Selain itu sebagian
rumah penduduk terutama di RT 02 tidak memiliki halaman
disebabkan karena rapatnya rumah penduduk dan digunakan sebagai
jalan setapak.
Kondisi jalan di RW 05 sudah diaspal dengan lebar jalan ± 2 m
dan jalan berlubang. Semua penduduk di RW 05 sudah memiliki WC
keluarga, tetapi pembuangan septik tank mereka belum memenuhi
syarat dan masih banyak dari mereka yang pembuangannya langsung
kegot yang jaraknya tidak kurang dari 5 meter dari sumur.
Penduduk RW 01 sebagian besar memanfaatkan air sumur untuk
minum dan memasak juga untuk kebutuhan sehari-hari. Sumur-sumur
warga airnya jernih, tidak berwarna dan tidak berbau. Warga
memanfaatkan air sumurnya untuk minum dan memasak, namun ada
juga yang menggunakan air galon sebagai air konsumsi.

b. Lingkungan Terbuka
Lingkungan terbuka di perbatasan RW 05 terdapat sawah-sawah
yang di manfaatkan oleh penduduk sebagai mata pencahariannya. Di
RT 02 terdapat lahan kosong yang akan dimanfaatkan warga sebagai
lapangan olahraga.

c. Batas
RW 01 sebelah barat berbatasan dengan kelurahan piai tangah,
sebelah timur berbatasan dengan Parna indah (Kel. Binuang kap.
Dalam), di utara berbatasan dengan daerah RT simpang piai, dan
sebelah selatan berbatasan dengan Palimo indah.
d. Kebiasaan
Kebiasaan penduduk RW 05 adalah membakar sampah dan
membuang sampah ke sungai. Diantara kebiasaan lainnya adalah
membangun kandang ayam yang menyatu atau berdekatan dengan
rumah utama dan kumpul-kumpul di warung pada sore dan malam
hari.

e. Orang di Jalan
Lalu lintas di jalan utama RW 05 cukup ramai, terutama dipagi
hari, karena banyak penduduk yang berangkat kerja dan anak-anak
sekolah. Selain itu, karena jalan yang kecil dan berlubang,
meningkatkan resiko kecelakaan.

f. Kesehatan Masyarakat
Tingkat kesehatan masyarakat di RW 05 kurang baik. Adapun
penyakit yang sering dijumpai adalah penyakit hipertensi, rematik,
asam urat, DM, dan diare. Namun masyarakat masih kurang awas
dalam pencegahan penyakit, seperti kurang bersihnya lingkungan dan
kurang pengetahuan terhadap PHBS.
Analisa:
 Kandang ternak berdekatan dengan rumah warga
 Sampah dibuang ke got, di bakar, dan di tumpuk di sekitar
rumah
 Saluran khusus limbah rumah tangga yang bermuara kegot
 Lingkungan perumahan cukup padat
Masalah Keperawatan:
 Risiko terjadinya penyakit infeksi seperti diare, dan juga
penyakit akut lainnya, seperti hipertensi, DM, rematik, asam
urat dan stroke.
 Risiko kecelakaan
 Risiko cidera berhubungan dengan kondisi lingkungan yang
berisiko

2) Kesehatan dan Pelayanan Sosial


Adapun pelayanan kesehatan yang ada di RW 05 adalah 1 buah
posyandu di RT 02. Masyarakat jika sakit yang perlu berobat umumnya
mereka pergi ke Pusat Kesehatan Kelurahan atau ada juga yang langsung
membawa ke Puskesmas Pauh dan instansi pelayanan kesehatan lainnya
yang terletak diluar RW 05 Kelurahan Cupak Tangah, seperti Praktek
Klinik atau Praktek Dokter.
Akses jalan menuju Puskesmas Pauh cukup jauh. Warga biasanya naik
angkot atau ojek, dan ada yang membawa kendaraan pribadi seperti sepeda
motor dan mobil.
Analisa :
 Masih banyak warga yang belum terjangkau atau terdata
kesehatannya oleh pelayanan kesehatan terutama Puskesmas
Masalah :
 Kurangnya pengetahuan warga dalam meningkatkan derajat
kesehatannya.

3) Ekonomi
Kepala keluarga pada umumnya mempunyai mata pencarian
wiraswasta, diantaranya bekerja sebagai wiraswasta, buruh, petani dan
berprofesi sebagai pegawai negeri. Di wilayah RW 05 juga banyak
ditemukan rumah penduduk yang memiliki warung kecil-kecilan.

Analisa :
 Warga yang tidak mau datang ke Puskesmas untuk memeriksakan
kesehatannya beranggapan akan mengeluarkan biaya yang mahal,
karena masih banyak diantara mereka yang membuat asuransi
jaminan kesehatan (BPJS)
Masalah :
 Ketidakefektifan keluarga dalam memanfaatkan pelayanan
kesehatan

4) Transportasi dan Keamanan


Alat transportasi yang digunakan untuk keluar masuk wilayah RW 05
adalah angkot dan ojek. Selain itu bagi warga yang memiliki kendaraan
pribadi mereka menggunakan sepeda motor dan mobil sebagai alat
transportasi. Jalan utama yang melewati RW 05 ini cukup luas dan jalan
yang berlubang.
Analisa :
 Rata-rata warga di RW 05 menggunakan motor sebagai alat
transportasi, namun jalan yang di gunakan cukup luas dan
berlubang.
Masalah :
 Resiko kecelakaan

5) Politik dan Pemerintahan


Pemilihan ketua RW dan RT dilakukan dalam 5 tahun sekali,
pemilihan dilakukan secara demokratis oleh warga RW 05.

6) Komunikasi
Masyarakat biasanya memanfaatkan Mesjid sebagai tempat
musyawarah dan tempat untuk memberikan informasi pada warga.
Masyarakat RW 05 kelurahan Cupak Tengah rata-rata mempunyai TV
sebagai alat informasi.

Analisa :
 Tidak meratanya penyampaian informasi kepada seluruh warga
RW 01, seperti jauhnya sumber suara atau informasi dari rumah
warga
Masalah :
 Potensial terhadap dukungan peningkatan derajat kesehatan

7) Pendidikan
Tingkat pendidikan di RW 05 kelurahan Cupak Tengah beragam.
Mayoritas penduduk di RT 01, 02, 03 dan 04 tamat SMA, S1 dan hanya
sebagian kecil yang tamat SD. Di RW 05 Kelurahan Cupak Tengah
terdapat fasilitas pendidikan yaitu dan TPA di Mesjid Al’islah. Sedangkan
SD SMP atau SMA letaknya di luar RW 05 Kelurahan Cupak Tengah.
Sarana transportasi yang digunakan warga menuju sekolah yang letaknya
diluar RW 05 Kelurahan Cupak Tengah adalah dengan naik angkot atau
membawa kendaraan pribadi.
Analisa :
 Lebih dari separoh warga menganggap pendidikan itu penting. Hal
itu didapat dari pendataan yang dilakukan, rata-rata anak masih
sekolah.

8) Rekreasi
Tidak ditemukan tempat rekreasi khusus di RW 05 Kelurahan Cupak
Tengah. Warga lebih banyak duduk-duduk atau berkumpul di warung,
anak kecil bermain di sepanjang jalan tersebut.
Analisa :
 Karena tidak adanya tempat rekreasi menjadikan warga terutama
ibu-ibu tidak memiliki kegiatan, dan anak-anak banyak yang
memanfaatkan waktu luang dan libur dengan mandi disungai dan
bermain di sawah.
Masalah :
 Kurangnya fasilitas untuk menyalurkan hobi warga seperti
lapangan bola, voli dan takrau
II. Persepsi
1) Persepsi Penduduk di Wilayah
Warga mengatakan daerah RW 05 Kelurahan Cupak Tangah ini
cukup aman, damai, dan tentram, dan jarang terjadi keributan. Apabila
terdapat keributan antar warga, diselesaikan secara musyawarah. Hanya
sebagian masyarakat percaya dengan pelayanan kesehatan. Untuk
membersihkan lingkungan, warga membersihkan sendiri-sendiri.
2) Persepsi Mahasiswa
Pada observasi yang dilakukan mahasiswa, sanitasi lingkungan
terlihat kurang bersih, karena hampir seluruh warga membuang sampah
disungai dan digot, ada yang mengolah sampah dengan cara dibakar
didepan rumah. Halaman rumah yang sempit dan tidak dimanfaatkan
sebagai tanaman obat mengakibatkan ada keluarga yang memiliki tanaman
obat keluarga dan ada juga yang tidak memiliki tanaman obat keluarga.
Sebagian besar rumah di RW 05 bersifat permanen dan sebagian kecil
semi permanen. Jarak rumah-rumah di RW 05 sebagian besar berdekatan
dan ada beberapa rumah yang berjauhan. Terdapat saluran pembuangan di
depan rumah warga yang mengalir ke sungai.

Ancaman Masalah yang Mungkin Muncul dari Hasil Winshield Survey


1. Resiko terjadinya penyakit menular seperti penyakit infeksi (seperti
ISPA, diare dan penyakit kulit).
2. Resiko penurunan derajat kesehatan.
3. Resiko terjadinya kecelakaan terutama pada anak-anak.
4. Potensial peningkatan peran serta masyarakat.

Kemudian dilanjutkan dengan penyebaran kuisioner yang dilakukan pada


tanggal 1 – 3 Oktober 2016, dengan sampling diambil dengan cara Total
Sampling, dan data terkumpul yaitu sebanyak 240 KK serta jumlah penduduk 987
jiwa. Dilanjutkan dengan penentuan masalah dan presentasi hasil kuisioner pada
tanggal 4 Oktober 2016.

III. IDENTITAS DAN DATA SOSIAL KELUARGA

Jumlah KK : 240 KK
Jumlah Penduduk : 987 orang
Jumlah Pengguna KIS : 206 orang
Jumlah Ibu Hamil : 7 orang
Jumlah ibu menyusui : 15 orang
Jumlah bayi : 17 orang
Jumlah balita : 50 orang
Jumlah remaja : 101 orang
Jumlah Lansia : 102 orang
Hasil pengumpulan data dalam kuesioner pada kelompok Y pada Bulan
Oktober 2016 dan hasil observasi serta wawancara kelompok Y dari tanggal 01-
03 Oktober 2016, didapatkan data sebagai berikut :

Data Umum RW 05 Kel. Cupak Tangah Kec. Pauh Oktober 2016

- Jumlah KK : 240 KK
- Jumlah KK yang didata : 240 KK
- Jumlah Penduduk : 987 orang

Diagram 1
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jumlah Warga Per RT
15.4 25.8

RT 1
RT 2
24.6 RT 3
RT 4

34.2

Diagram di atas menunjukkan, distribusi warga di RW 05 Kel. Cupak Tengah


Kec. Pauh Tahun 2016, paling banyak terdapat di RT 02 yaitu sebesar
34,02% dari jumlah warga RW 05 secara keseluruhan.
Diagram 2
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
15.8 14.2

SD
SMP
27.5 SMA
S1

42.5

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa hampir sebagian dari penduduk
mempunyai tingkat pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 42,5%.

Diagram 3
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

3.8 3.3
8.8 12.1

.4

PNS
SWASTA
TANI
NELAYAN
24.2 SUPIR
IRT
LAIN-LAIN

47.5

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa hampir sebagian dari penduduk
mempunyai tingkat tingkat pekerjaan yaitu sebanyak 47,5%.

Diagram 4
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan jaminan kesehatan
17.1

TIDAK ADA JAMINAN KESEHATAN


ADA JAMINAN KESEHATAN

82.9

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruh dari penduduk
mempunyai jaminan kesehatan yaitu 82,9%.

Diagram 5
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Umur

30.4 30.4

DEWASA MUDA
DEWASA
LANSIA

39.2

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa hampir sebagian dari penduduk
berusia dewasa yaitu 39,2%.

Diagram 6
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut

100% islam lain-lain

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa seluruh warga beragama


Islam (100%).
Diagram 7

Distribusi Frekuensi Rata-Rata Penghasilan Pada Warga Di RW O5 Di


Kelurahan Cupak Tangah

15,4%

49,2%
<Rp.1.350.000
Rp 1.350.000-Rp 1.490.000
> Rp 1.490.000

35,4%

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa hampir sebagian (49,2%) dari
warga di RW 05 berpenghasilan rata-rata > Rp 1.490.000

Diagram 8

Distribusi Frekuensi Kepemilikian Tabungan Pada Warga RW 05 Di


Kelurahan Cupak Tangah

40
%

MEMILIKI TABUNGAN
TIDAK MEMILIKI TABUNGAN
60%

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (60%) warga di
RW 05 memiliki tabungan.

Diagram 9
Distribusi Frekuensi Kepemilikian Jaminan Kesehatan Pada Warga RW 05
Di Kelurahan Cupak Tangah
25%
7,5%

30,8%
ASKES
KARTU_SEHAT
PRIBADI
LAIN-LAIN

36,7%

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (60%) warga
di RW 05 memiliki tabungan.

Diagram 10

Distribusi Frekuensi Pelayanan Kesehatan Yang Digunakan Warga Di Rw


05 Di Kelurahan Cupak Tangah

0,4%
32,1%

PUSKESMAS
DOKTER/BIDAN
POLIKLINIK

67,5%

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (67,5%)


warga di RW 05 berobat ke puskesmas pauh jika sakit atau untuk
memeriksakan kesehatan.

Diagram 11
Distribusi Frekuensi Jarak Fasilitas Kesehatan Di Rw 05 Kelurahan Cupak
Tangah
28,3%

<10 KM
> 10 KM

71,7%

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa jarak fasilitas kesehatan dari
RW 05 kelurahan cupak tangah sejauh > 10 km.

Data yang didapatkan pada Oktober 2016 tentang kesehatan ibu dan anak
sebagai berikut :
Diagram 12
Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Bayi Di RW 05 Kel.Cupak
Tangah

ya

100%

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa seluruh (100%) ibu di Rw 05


kel. Cupak tangah menyusui bayinya

Diagram 13
Distribusi Frekuensi Pemberian Kolostrum Pada Bayi Di RW 05
Kel.Cupak Tangah
ya
20%
tidak

80%

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa hampir seluruh (80%) ibu


di Rw o5 kel. Cupak tangah memberikan kolostrum pada bayinya dan
sebagian kecil (20%) ibu di Rw 05 kel. Cupak tangah tidak memberikan
kolostrum pada bayinya

Diagram 14
Distribusi Frekuensi Pemberian Asi Sampai Usia 6 Bulan Pada
Bayi Di RW 05 Kel.Cupak Tangah

26.70% ya

tidak

73.30%

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa sebagian besar (73,3%) ibu di


Rw 05 kel. Cupak tangah memberikan asi sampai usia 6 bulan pada bayinya dan
hampir sebagian (26,7%) ibu di Rw 05 kel. Cupak tangah tidak memberikan asi
sampai usia 6 bulan pada bayinya .
Diagram 15
Distribusi Frekuensi Alasan Ibu Tidak Menyusui Bayi Di RW 05
Kel.Cupak Tangah

13%
asi tidak lancar

punting lecet
20%
lain-lain

67%

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa sebagian besar (66,7%) alasan


ibu di Rw 05 kel. Cupak tangah tidak memberikan asi sampai usia 6 bulan pada
bayinya adalah karna asi tidak lancar dan sebagian kecil (20%) ibu di Rw 05 kel.
Cupak tangah tidak memberikan asi sampai usia 6 bulan pada bayinya adalah
karna punting lecet dan sebagian kecil (13,3%) karna hal lain.

Diagram 16
Distribusi Frekuensi Usia Bayi Di RW 05 Kel.Cupak Tangah
0-6 bulan
7-24 bulan

46.70%
53.30%

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa sebagian besar (53,3) usia


bayi di Rw 05 kel. Cupak tangah adalah 0-6 bulan dan hampir sebagian
(46,7%) usia bayi di Rw 05 kel. Cupak tangah adalah 7-24 bulan.

Diagram 17
Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Bayi Di RW 05 Kel.Cupak
Tangah

setiap kali bayi membutuhkan


setiap 2jam

40%

60%

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa sebagian besar (60%)


frekuensi ibu menyusui bayinya adalah setiap kali membutuhkan,dan hampir
sebagian (40%) frekuensi ibu menyusui bayinya adalah setiap 2 jam sekali.

Diagram 18
Distribusi Frekuensi Ibu Menyendawakan Bayi setelah menyusui
Di RW 05 Kel.Cupak Tangah

ya

tidak

46.70%

53.30%

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa sebagian besar (53,3%) ibu


menyendawakan bayinya setelah menyusui,dan hampir sebagian (46%) ibu
tidak menyendawakan bayinya setelah menyusui.

Diagram 19
Distribusi Frekuensi Ibu Memberikan Susu Formula Pada Bayi
Di RW 05 Kel.Cupak Tangah
ya

33.30% tidak

66.70%

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa sebagian besar (66,7%) ibu


di Rw 05 kel. Cupak tangah tidak memberikan susu formula pada anaknya dan
hampir sebagian (33,3%) ibu di Rw 05 kel. Cupak tangah memberikan susu
formula pada anaknya.

Diagram 20
Distribusi Frekuensi Ibu Memberikan Makanan Tambahan Pada
Bayi Di RW 05 Kel.Cupak Tangah
ya

33.30% tidak

66.70%

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa sebagian besar (66,7%) ibu


di Rw 05 kel. Cupak tangah tidak memberikan makanan tambahan pada anaknya
dan hampir sebagian (33,3%) ibu di Rw 05 kel. Cupak tangah memberikan
makanan tambahan pada anaknya.

Diagram 21
Distribusi Frekuensi Usia Diberikan Makanan Tambahan Pada
Bayi Di RW 05 Kel.Cupak Tangah
> 6bulan

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa seluruh (100%)usia diberikan


makanan tambahan pada bayi di Rw 05 kel. Cupak tangah pada usia > 6bulan.

Diagram 22
Distribusi Frekuensi Seberapa Sering Ibu Membersihkan Punting susu Di
RW 05 Kel.Cupak Tangah

selalu dibersihkan
13% 27%
kadang-kadang

tidak pernah

60%

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa sebagian besar (60%) ibu di Rw


05 kel. Cupak tangah kadang-kadang membersihkan putting susu sebelum
menyusui bayi.

Diagram 23
Distribusi Frekuensi Komposisi Makanan Ibu Di RW 05
Kel.Cupak Tangah
nasi,sayur dan lauk

100%

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa seluruh (100%)komposisi


makanan ibu menyusui di Rw 05 kel. Cupak tangah adalah nasi,sayur,dan lauk.

Diagram 24
Distribusi Frekuensi Makan Ibu Dalam sehari Di RW 05
Kel.Cupak Tangah
20.00% 20.00% 1 kali

2 kali

6.70%
3 kali

> 3 kali

53.30%

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa sebagian besar (53,3%) ibu di


Rw 05 kel. Cupak tangah makan 3 kali dalam sehari.

Diagram 25
Distribusi frekuensi jumlah makan ibu dalam sehari Di RW 05 Kel.Cupak
Tangah

6.70% 6.70%

setengah piring
satu piring
lebih dari satu piring

86.70%

Berdasarkan diagram diatas tampak bahwa hampir seluruh (86,7%) ibu di


Rw 05 kel. Cupak tangah makan satu.

Diagram 26
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Bayi

47,1%

52,9%
Laki-Laki
Perempuan

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (52,90%)


dari bayi yang jenis kelamin laki-laki.

Diagram 27
Distribusi Frekuensi KIA/KMS

5,9%

Ya
Tidak

94,1%

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh (94,10%)


dari bayi yang memiliki KIA/KMS

Diagram 28
Distribusi Frekuensi Riwayat Imunisasi

41,2%

Lengkap
Tidak Lengkap
58,8%

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (58,80%)


dari bayi yang tidak lengkap imunisasi .
Diagram 29
Distribusi Frekuensi Komplikasi Persalinan

23,5%

Ya
Tidak

76,5%
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh (76,50%)
bayi tidak mengalami komplikasi persalinan.

Diagram 30
Distribusi Frekuensi Penolong Persalinan

41.20%

Bidan
Dokter Kandungan
58.80%

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (58,80%)


bayi lahir ditolong oleh Bidan.

Diagram 31
Distribusi Frekuensi Tempat Berobat

5.9

29.4

Praktik Bidan/Dokter
Puskesmas
Rumah Sakit

64.7

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (64,7%)


bayi berobat di praktik bidan/dokter.
Diagram 32
Distribusi Frekuensi Mengunjungi Posyandu

35.30%

Ya
Tidak

64.70%

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (64,70%)


bayi mengunjungi Posyandu.
Diagram 33
Distribusi Frekuensi Alasan tidak mengikuti Posyandu

35.30%

Ikut Posyandu
Malas

64.70%

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (64,70%)


bayi mengunjungi Posyandu.
Diagram 34
Distribusi Frekuensi Manfaat Posyandu Menurut Ibu

29,4%

Tempat menimbang bayi


Tempat penyuluhan kesehatan
58,8% Tempat mendapatkan imunisasi

11,8%
Dari diagram diatas didapatkan bahwa sebagian besar (58,8%) manfaat
posyandu menurut ibu adalah tempat menimbang bayi.

Diagram 35
Distribusi Frekuensi Manfaat Imunisasi Menurut Ibu

23,5%

Untuk kekebalan terhadap


penyakit
Untuk menghindari penyakit

76,5%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa hampir seluruh (76,5%) manfaat


imunisasi menurut ibu adalah untuk menghindari penyakit

Diagram 36
Distribusi Frekuensi Bayi Pernah Diare

41,2%

Pernah
Tidak Pernah
58,8%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa sebagian besar (58,8%) bayi


tidak pernah mengalami diare.
Diagram 37
Distribusi Frekuensi Cara Ibu Mengatasi Jika Bayi Diare

41,2%

Tidak Sakit
Membawa Ke Pelayanan Ke-
58,8% sehatan Terdekat

Dari diagram diatas didapatkan bahwa sebagian besar (58,8%) jika


bayi diare, ibu mengatasinya dengan cara membawa ke pelayanan kesehatan

Diagram 38
Distribusi Frekuensi Bayi Mendapatkan Vitamin A Diusia 6 Bulan

41,2%

Ya
Tidak
58,8%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa sebagian besar (58,8%) bayi


telah mendapatkan Vitamin A.
LANSIA
Diagram 39
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Jenis Kelamin

41.2

LAKI-LAKI
PEREMPUAN
58.8

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar dari lansia berjenis
kelamin laki-laki yaitu 58,8%.

Diagram 40
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Riwayat Kesehatan
29.4

YA
TIDAK

70.6

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar dari lansia memiliki
riwayat kesehatan yaitu 70,6%.

Diagram 41
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Gangguan Tidur
26.5

YA
TIDAK

73.5
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar dari lansia
mengalami gangguan tidur yaitu 73,5%.

Diagram 42
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Senam Lansia
3.92

YA
TIDAK

96.08

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruh dari lansia tidak
pernah melaksanakan senam lansia yaitu 96,08%.

Diagram 43
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Periksa Kesehatan
16.7

YA
TIDAK

83.3

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruh dari lansia tidak
pernah memeriksakan kesehatannya yaitu sebanyak 83,3%.

Diagram 44
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Posyandu Lansia
1.0

YA
TIDAK

99.0

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruh dari lansia tidak
pernah mengikuti posyandu lansia yaitu sebanyak 99%.
Diagram 45
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Merokok
21.6

YA
TIDAK

78.4

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruh dari lansia merokok
yaitu sebanyak 78,4%.

Diagram 46
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Activity Daily Living (ADL)

15.7

DIBANTU SEBAGIAN
MELAKUKAN SENDIRI

84.3

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruh dari lansia mandiri
dalam melakukan aktivitas sehari-hari yaitu sebanyak 84,3%.
ANALISA DATA

Jumlah KK : 240 KK
Jumlah Penduduk : 987 orang
NO DATA MASALAH
1.  Terdapat 3 orang ibu hamil yang Ketidakefektifan
mengalami tidak normal dalam pemeliharaan kesehatan pada
peningkatan BB ibu hamil di RW 05
kelurahan cupak tangah
 Terdapat 4 orang ibu hamil yang tidak
pernah melakukan pemeriksaan Hb
 Terdapat 5 orang ibu hamil yang
mengatakan mengalami keluhan mual
muntah secara terus menerus
 Terdapat 4 orang ibu hamil yang tidak
teratur minum pil penambah darah,
hanya kadang-kadang

Wawancara Ibu
 Kurangnya pengetahuan ibu mengenai
pentingnya perencanaan kehamilan
 Kurangnya pengetahuan ibu terkait
pentingnya pemeriksaan Hb
 Ibu kurang mengerti manfaat
mengkonsumsi pil penambah darah
secara teratur
 Hampir sebagian ibu hamil mengatakan
memeriksakan kehamilan biasanya
hanya 1x per 3 bulan
 Ibu mengatakan bahwa tidak
memeriksakan kehamilan secara teratur
karena merasa jauh dan tidak
merasakan keluhan keluhan yang
menganggu aktivitas sehari hari

2. Jumlah ibu menyusui = 15 orang Ketidakefektifan menyusui


Hasil pengumpulan data melalui kuesioner : pada ibu menyusui di RW 05
 Terdapat 3 orang ibu yang tidak Kelurahan Cupak Tangah
memberikan kolostrum pada bayinya
 Terdapat 10 orang ibu hamil yang
alasan tidak menyusui karena asi tidak
lancar
 Terdapat 7 orang ibu hamil yang tidak
menyendawakan bayi
 Terdapat 10 orang ibu yang
memberikan PASI pada bayinya yang
berusia < 6 bulan

Wawancara :
 Ibu tidak memberikan kolostrum pada
bayinya karena tidak tahu.
 Kurangnya pengetahuan Ibu mengenai
nutrisi bayi
 Sebanyak 9 orang ibu menyusui tidak
membersihkan puting susu sebelum
menyusui
3.  Terdapat 6 orang ibu yang tidak Ketidakefektifan
membawa anaknya ke posyandu pemeliharaan kesehatan pada

 Terdapat 10 bayi dengan status bayi di RW 05 Kelurahan


Cupak Tangah
imunisasi tidak lengkap
 Dari 10 bayi yang mendapatkan
imunisasi tidak lengkap, 4 bayi
disebabkan karena ibu takut anaknya
sakit.
 Terdapat 10 bayi menderita penyakit
diare dalam 1 bulan terakhir
 Terdapat 7 bayi yang tidak mendapat
vitamin A

Wawancara
 Kurangnya pemahaman Ibu mengenai
pentingnya imunisasi
 Kurangnya pemahamam ibu tentang
efek yang timbul akibat imunisasi
 Ibu yang tidak membawa anaknya
posyandu mengatakan bahwa alasannya
adalah malas tidak tahu jadwal
posyandu.
4. Jumlah balita = 50 orang Ketidakefektifan
Hasil pengumpulan data melalui kuesioner : pemeliharaan kesehatan pada

 Terdapat 12 balita tidak mengikuti balita di RW 05 Kelurahan


Cupak Tangah
posyandu
 Terdapat 34 balita menderita sakit
diare dan 9 orang yang batuk pilek
dalam 6 bulan terakhir
 Terdapat 49 balita jarang
mengkonsumsi menu makanan lengkap
(Nasi, sayur, lauk, susu)

Wawancara :
 Kurangnya pengetahuan Ibu mengenai
nutrisi Balita
 Balita yang sakit banyak menderita
penyakit batuk pilek dan diare
 Sebagian besar balita makanan kurang
lengkap (Nasi, sayur, lauk, susu)
5. Jumlah balita = 126 orang Ketidakefektifan
Hasil pengumpulan data melalui kuesioner : pemeliharaan kesehatan pada

 Terdapat 55 anak usia sekolah yang anak usia sekolah di RW 05


Kelurahan cupak tangah
menderita sakit gigi
 Terdapat 125 orang anak usia sekolah
jarang mengkonsumsi menu makanan
lengkap (Nasi, sayur, lauk, susu)
 Terdapat 84 orang anak usia sekolah
yang kadang-kadang jajan sembarang
tempat
 Terdapat 19 anak usia sekolah yang
menderita demam, 23 pilek, 78 caries
gigi, dan 6 lain-lain

Wawancara :
 Kurangnya pemahaman anak sekolah
mengenai sakit gigi
 Hampir semua anak usia sekolah jarang
mengkonsumsi menu makanan lengkap
(Nasi, sayur, lauk, susu)
 Kurangnya pengetahuan Ibu mengenai
nutrisi anak usia sekolah
 Anak usia sekolah yang sakit banyak
menderita penyakit demam, pilek,
caries gigi dan lain-lain.
6  Terdapat 48 remaja hanya diam saat Ketidakefektifan
mendapat masalah, 13 remaja dengan pemeliharaan kesehatan pada
merokok dan 40 remaja bercerita dengan remaja di RW 05 Kelurahan
Cupak Tangah
orang lain.
 Terdapat 30 remaja yang mengatakan
penyebab penggunaan NAPZA
karenacoba-coba, 19 remaja karena
menghindari masalah tertentu dan 52
remaja karena pengaruh lingkungan.
 Terdapat 10 remaja pernah
mengkonsumsi alkohol
 Terdapat 28 remaja pernah merokok
 Terdapat 48 remaja pernah menonton
film pornograpi.
 Terdapat 50 remaja pernah membaca
buku berbau pornograpi.
 Terdapat 61 remaja mengaku pernah
pacaran
 Terdapat 44 remaja komunikasi tertutup
dengan orang tuanya.
Wawancara :
Remaja tidak pernah mendapat penyuluhan
mengenai NAPZA
7 Hasilpengumpulan data melaluikuesioner : Ketidakefektifan
 Terdapat 72 lansia menderita penyakit pemeliharaan kesehatan pada
dengan: 25lansia menderita rematik, 35 lansia di RW 05 Kelurahan
lansia menderita hipertensi, 4 lansia Cupak Tangah
menderita jantung, 6 lansia menderita
asam urat, 2 lansia menderita magh.
 Terdapat 27 lansia mengalami gangguan
tidur
 Terdapat 4 lansia yang rutin mengikuti
senam lansia
 Terdapat 17 lansia yang rutin periksa
kesehatan.
 Terdapat 1 lansia mengikuti senam
lansia.
 Terdapat 80 lansia perokok
 Terdapat 16 lansia kemampuan ADL
dibantu keluarga sebagian
Wawancara :
 Tidak jalannya program Posyandu Lansia
di RW 05
 Lansia belum pernah mendapat
penyuluhan mengenai penyakit
degeneratif.

8.  Terdapat 57dapur yang tidak Resiko infeksi pada RW 05


mempunyai ventilasi dan jendela Kelurahan Cupak Tangah

 Terdapat 46kamar madi yang tidak


mempunyai ventilasi dan jendela
 Terdapat 9 rumah yang tidak masuk
cahaya matahari
 Terdapat 163 rumah yang sumber air
berasal dari sumur gali pake cincin, 52
berasal dari sumur tidak pake cincin, 25
dari sumur bor
 Terdapat 1 rumah yang sumber air
berasa
 Terdapat 24 rumah yang sumber air
berwarna
 Terdapat 165 rumah memiliki tempat
penampungan air
 Terdapat 5 rumah yang tempat airnya
tidak pernah dibersihkan
 Terdapat 194 rumah yang memilki WC
keluarga
 Terdapat 43 rumah yang memilki
WCumum
 Terdapat 3 rumah yang tidak memilki
WC
 Terdapat 127 rumah yang tempat aliran
pembuangan WC ke septitank
 Terdapat 207 rumah yang jarak sumur
gali dengan septik tank < 10 meter
 Terdapat 201 rumah yang mengolah
sampah dengan cara dibakar
 Terdapat 39 rumah yang tempat
pembuangan sampah terbuka
 Terdapat 69 rumah yang kaleng bekas
tidak terpakai dibiarkan saja
 Terdapat 11 rumah yang aliran limbah
dibuang ke sungai, 60 rumah ke tanah
terbuka, 169 ke Got.
 Terdapat 136 rumah yang jarak sumber
air dengan limbah < 10 meter
 Terdapat 7 rumah yang aliran limbah
terbuka dan tergenang
 Terdapat 74 rumah yang tidak pernah
membersihkan limbah
 Terdapat 69 rumah yang tidak
mempunyai pekarangan
 Terdapat 51 rumah yang tidak
memanfaatkan pekarangan rumah
 Terdapat 112 rumah yang memiliki
kandang ternak di dekat rumah
 Terdapat 48 rumah yang kotoran
ternaknya dibuang sembarangan
 Terdapat 71 rumah tidang pernah
membersihkan kandang ternak
Wawancara :
 Tidak jalannya kegiatan POKJAKES
di RW 05
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DIAGNOSA
TUJUAN RENCANA HARI/ KRITERI STANDAR
KEPERAWATAN SASARAN STRATEGI TEMPAT
(NOC) KEGIATAN (NIC) TANGGAL A EVALUASI
KOMUNITAS

Ketidakefektifan Ibu hamil - Pengetahuan - Identifikasi faktor Disesuaikan Disesuaikan - Pengetah Peserta yang
pemeliharaan di RW V keamanan internal eksternal yang - Pemberian uan hadir mampu
kesehatan pada ibu Kelurahan janin meningkatkan atau penyuluhan tentang masyarak menjelaskan
hamil di RW V Cupak - Deteksi menurunkan motivasi ANC pada ibu hamil at tentang kembali
Kelurahan Cupak Tengah resiko untuk menciptakan kesehatan tentang ANC
Tengah. perilaku sehat dalam pada ibu hamil
- Promosi kesehatan kehamila
mengenai kesehatan n
dalam kehamilan
- Motivasi ibu hamil agar
menciptakan gaya
hidup dan perilaku
sehat

A. UNIT KESEHATAN IBU DAN ANAK


1. IBU HAMIL
2. IBU MENYUSUI
DIAGNOSA
TUJUAN RENCANA HARI/ STANDAR
KEPERAWATAN SASARAN STRATEGI TEMPAT KRITERIA
(NOC) KEGIATAN (NIC) TANGGAL EVALUASI
KOMUNITAS

Ketidakefektifan Ibu - Peningkatan - Identifikasi faktor Pemberian penyuluhan Disesuaikan Disesuaikan Pengetahuan Peserta yang
pemeliharaan menyusui pengetahuan internal eksternal yang Asi Eksklusif pada ibu masyarakat hadir mampu
kesehatan pada ibu di RW V Asi eksklusif meningkatkan atau menyusui tentang Asi menjelaskan
menyusui di RW V Kelurahan pada ibu menurunkan motivasi Ekslusif pada kembali
Kelurahan Cupak Cupak untuk menciptakan ibu menyusui tentang Asi
menyusui
Tengah Tengah perilaku sehat Eksklusif ibu
- Promosi kesehatan menyusui
mengenai kesehatan
dalam menyusui
- Motivasi ibu menyusui
agar menciptakan gaya
hidup dan perilaku
sehat
3. BAYI DAN BALITA

DIAGNOSA
TUJUAN RENCANA HARI/ STANDAR
KEPERAWATAN SASARAN STRATEGI TEMPAT KRITERIA
(NOC) KEGIATAN (NIC) TANGGAL EVALUASI
KOMUNITAS

Ketidakefektifan Bayi dan Salah satu Kegiatan komunitas Disesuaikan Disesuaikan Peningkatan Peserta yang
pemeliharaan balita di upaya untuk berdasarkan promosi - Penyuluhan pengetahuan hadir mampu
kesehatan bayi dan RW 05 meningkatkan kesehatan. tentang balita masyarakat menjelaskan
Balita di RW 05 Kelurahan kunjungan sehat tentang balita kembali dan
Kelurahan Cupak Cupak bayi dan balita memahami
- Lomba balita sehat
Tengah Tengah ke posyandu tentang balita
sehat sehat.
B. UNIT KESEHATAN ANAK DAN REMAJA
1. ANAK USIA SEKOLAH

DIAGNOSA
TUJUAN RENCANA HARI/ STANDAR
KEPERAWATAN SASARAN STRATEGI TEMPAT KRITERIA
(NOC) KEGIATAN (NIC) TANGGAL EVALUASI
KOMUNITAS

Ketidakefektifan Anak Setelah 1. Identifikasi faktor Pemberian Disesuaikan Disesuaikan Peningkatan Anak usia
pemeliharaan sekolah 6- dilakukan internal eksternal yang penyuluhan tentang pengetahuan sekolah yang
kesehatan pada anak 10 tahun tindakan akan meningkatkan atau kebersihan gigi dan anak usia hadir mampu
usia sekolah di RW 05 keperawatan, menurunkan motivasi mendemonstrasikan sekolah menggosok
Kelurahan Cupak diharapkan untuk menciptakan cara menggosok gigi tentang gigi dengan
Tengah siswa dapat perilaku sehat. yang benar. menjaga benar
mengetahui 2. Motivasi anak-anak agar kebersihan
cara mencegah menciptakan gaya hidup gigi
kerusakan gigi sehat dan perilaku sehat
dengan
meningkatkan
kebersihan
gigi
DIAGNOSA
TUJUAN RENCANA HARI/ STANDAR
KEPERAWATAN SASARAN STRATEGI TEMPAT KRITERIA
(NOC) KEGIATAN (NIC) TANGGAL EVALUASI
KOMUNITAS

Ketidakefektifan Remaja RW Knowledge : 1.Identifikasi faktor - Penyuluhan kesehatan Disesuaikan Disesuaikan - Peningkatan Remaja yang
pemeliharaan V Kelurahan health internal eksternal yang mengenai perilaku Pengetahuan mengikuti
kesehatan pada remaja Cupak behavior akan meningkatkan atau seks bebas pada remaja penyuluhan
menurunkan motivasi remaja tentang seks memahami
di RW V Kelurahan Tangah..
Perilaku untuk menciptakan bebas pada mengenai
Cupak Tangah. maladaptif perilaku sehat. remaja perilaku seks
tidak terjadi 2.Motivasi remaja agar bebas
menciptakan gaya hidup
dan perilaku sehat.

Disesuaikan Disesuaikan
- Peningkatan
- Penyuluhan tentang Remaja yang
pengetahuan
bahaya merokok remaja mengikuti
tentang penyuluhan
bahaya memahami
merokok mengenai
bahaya
merokok

2. ANAK REMAJA
C. DEWASA DAN LANSIA

DIAGNOSA
TUJUAN RENCANA HARI/ STANDAR
KEPERAWATAN SASARAN STRATEGI TEMPAT KRITERIA
(NOC) KEGIATAN (NIC) TANGGAL EVALUASI
KOMUNITAS

Ketidakefektifan Lansia di 1. Meningk 1. Identifikasi karakteristik 1. Senam lansia Disesuaikan Disesuaikan Terlaksananya Masyarakat
pemeliharaan RW V atkan populasi yang senam lansia hadir saat
kesehatan pada lansia Kelurahan kebugara mempengaruhi dilaksanakan
di RW V Kelurahan Cupak n pada pemilihan strategi senam lansia
Cupak tangah. Tangah. lansia pembelajaran.
2. Peningkat 2. Libatkan individu, Disesuaikan Disesuaikan
keluarga dan kelompok 2. Penyuluhan
an Peserta
dalam perencanaan tentang hipertensi Peningkatan
pengetah mampu
untuk modifikasi gaya dan pemeriksaan pengetahuan
uan pada memahami
lansia hidup dan tingkah laku tekanan darah lansia tentang
hipertensi tentang
mengenai kesehatan.
hipertensi
penyakit 3. Terapkan dukungan
hipertensi keluarga untuk 3. Penyuluhan Disesuaikan Disesuaikan
dan asam mengkondusifkan tentang asam urat Peningkatan Peserta
urat perilaku kesehatan dan pemeriksaan pengetahuan mampu
kadar asam urat lansia tentang memahami
asam urat tentang asam
urat
DIAGNOSA
TUJUAN RENCANA HARI/ STANDAR
KEPERAWATA SASARAN STRATEGI TEMPAT KRITERIA
(NOC) KEGIATAN (NIC) TANGGAL EVALUASI
N KOMUNITAS

Ketidakefektifan Usia Dewasa Peningkatan Pemberian Informasi Penyuluhan mengenai Disesuaikan Disesuaikan Pengetahuan Peserta yang
pemeliharaan di RW V pengetahuan mengenai SADARI pemeriksaan SADARI peserta hadir dapat
kesehatan pada Kelurahan pada dan Pap Smear dan Pap Smear mengenai mengulang
lansia di RW V Cupak Tengah masyarakat pemeriksaan kembali dan
Kelurahan Cupak Kecamatan
usia dewasa SADARI dan memahami
tangah. Pauh
mengenai Pap Smear mengenai
pemeriksaan pmeriksaan
SADARI dan SADARI dan
Pap Smear Pap Smear.

D. KESEHATAN LINGKUNGAN
DIAGNOSA
TUJUAN RENCANA HARI/ KRITERIA STANDAR
KEPERAWATAN SASARAN STRATEGI TEMPAT
(NOC) KEGIATAN TANGGAL STANDAR EVALUASI
KOMUNITAS

Ketidakefektifan Warga RW V 1. Setelah Pergerakan 1. Gotong royong Disesuaikan Disesuaikan Kesadaran warga 1. 70%
pemeliharaan Kelurahan dilakukan massa untuk massal untuk gotong masyarakat
kesehatan Cupak tindakan bergotong royong mengikuti
lingkungan pada Tangah keperawatan, royong membersihkan gotong royong
RW V Kelurahan diharapkan lingkungan
Cupak Tangah pengetahuan
warga
tentang
kesehatan
lingkungan
meningkat

2. Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan,
diharapkan
warga mau
melakukan
gotong
royong
massal

Disesuaikan Disesuaikan
3. Setelah Pemberian Masyarakat 2. Masyarakat
2. Presentasi
dilakukan informasi ulang memahami memahami
POKJAKES
tindakan mengenai pentingnya mengenai
keperawatan, POKJAKES POKJAKES POKJAKES
diharapkan dan
warga dapat meresmikan
lebih aktif kembali
dalam POKJAKES
kegiatan
POKJAKES
disesuaikan disesuaikan
Masyarakat 3. 70%
4. Setelah menghadiri masyarakat
dilakukan 3. Pengobatan menghadiri
massal gratis pengobatan gratis
tindakan dan mengikuti
keperawatan, Pemberian
pengobatan
diharapkan informasi
gratis
warga mau kesehatan
meningkatka
n
pemeliharaan
kesehatan
PLANING OF ACTION ( P O A )
KESEHATAN IBU DAN ANAK ( KIA )

MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT PENANGGUNG


KESEHATAN JAWAB
Ketidak efektifan 1. Penyuluhan tentang Peningkatan Ibu hamil di RW Kamis, 20 Posyandu Desmawati
pemeliharaan ANC pada ibu hamil pengetahuan ibu 05 Kelurahan Oktober 2016
kesehatan Ibu Hamil, tentang ANC pada Cupak Tengah
ibu menyusui dan ibu hamil Kecamatan Pauh
Balita di RW V
Kelurahan Cupak
Tengah Kecamatan
Pauh. 2. Penyuluhan Asi 5. Peningkatan Ibu menyusui di Kamis, 20 Posyandu Yesrini
Eksklusif pada ibu pengetahuan Asi RW V Kelurahan Oktober 2016
menyusui dan eksklusif pada ibu Cupak Tengah
perawatan payudara menyusui Kecamatan Pauh

3. Penyuluhan tentang Meningkatkan Ibu yang Rabu,19 Posyandu Ati Purnamasari


balita sehat kunjungan bayi dan mempunyai balita Oktober 2016
balita ke posyandu sehat di RW V
4. Lomba balita sehat Kelurahan Cupak
Tengah
Kecamatan Pauh
PLANING OF ACTION ( P O A )
KESEHATAN ANAK DAN REMAJA

MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT PENANGGUNG


KESEHATAN JAWAB
Ketidakefektifan 1. Penyuluhan Cara Peningkatan Anak Usia Sabtu, 22 Mesjid Depi Novita Sari
pemeliharaan kesehatan menggosok gigi yang pengetahuan anak Sekolah di RW oktober 2016 Jami’atul
pada anak usia sekolah benar serta sikat gigi mengenai prilaku V Kelurahan Islamiah
RW V Kelurahan massal hidup bersih dan Cupak Tengah
Cupak Tengah sehat (menggosok Kecamatan Pauh.
Kecamatan Pauh. gigi yang benar)
.
2. Penyuluhan tentang Peningkatan Anak Usia Sabtu, 22 Mesjid Elsa Refika
cara mencuci tangan pengetahuan anak Sekolah di RW Oktober 2016 Jami’atul Pertiwi
yang benar mengenai prilaku V Kelurahan Islamiah
hidup bersih dan Cupak Tengah
sehat (menggosok Kecamatan Pauh.
gigi yang benar)

Ketidakefektifan 3. Penyuluhan tentang Peningkatan Anak remaja di Selasa, 18 Mesjid Afriani


pemeliharaan kesehatan bahaya merokok dan pengetahuan anak RW V Oktober 2016 Jami’atul
pada remaja di RW V NAPZA dan remaja mengenai Kelurahan Cupak Islamiah
Kelurahan Cupak bahaya merokok dan Tengah
Tengah Kecamatan NAPZA Kecamatan Pauh.
Pauh.
PLANNING OF ACTION ( P O A )
DEWASA DAN LANJUT USIA ( LANSIA )

MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT PENANGGUNG


KESEHATAN JAWAB
Ketidakefektifan a) Pengadaan Senam Meningkatkan Masyarakat MInggu, 16 Lapangan Nia Suriani
pemeliharaan kesehatan Lansia kebugaran pada terutama lansia Oktober 2016 RW V
pada lansia dan dewasa lansia dan dewasa di Kelurahan
di RW V Kelurahan RW V Kelurahan Pisang
Cupak Tengah Cupak Tengah
Kecamatan Pauh. Kecamatan Pauh.

b) Penyuluhan hipertensi Meningkatkan Lansia di RW V Rabu, 12 Mesjid Mella Gustriyani


dan asam urat dan pengetahuan Kelurahan Cupak Oktober 2016 Jami’atul Putri
pemeriksaan mengenai penyakit Tengah Islamiah
kesehatan hipertensi dan Kecamatan Pauh.
asam urat

c) Penyuluhan mengenai Meningkatkan Masyarakat usia Rabu, 19 Mesjid Gefrina Bella


pemeriksaan SADARI pengetahuan dewasa di RW V Oktober 2016 Jami’atul Isriani
dan Pap Smear mengenai Kelurahan Cupak Islamiah
pemeriksaan Tengah
SADARI dan PAP Kecamatan Pauh
SMEAT
PLANING OF ACTION ( P O A )
KESEHATAN LINGKUNGAN

MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT PENANGGUNG


KESEHATAN JAWAB

Ketidakefektifan 1. Penyuluhan Peningkatan Masyarakat di Jum’at 21 Mesjid Yuni Haris


pemeliharaan kesehatan tentang penyakit pengetahuan RW V Kelurahan OKtober 2016 Jami’atul
masyarakat di RW V berbasis masyarakat Cupak Tengah Islamiah
Kelurahan Cupak lingkungan mengenai penyakit Kecamatan Pauh
Tengah Kecamatan berbasis
Pauh lingkungan.

Seluruh Tika Afrimelya


2. Pengobatan gratis Memantau dan Masyarakat RW MInggu, 23 Masyarakat
meningkatkan V Kelurahan Oktober 2016 RW V
kesehatan Cupak Tengah Kelurahan
masyarakat Kecamatan Pauh Cupak
Tengah
Kecamatan
Pauh
BAB IV
PEMBAHASAN

BAB ini akan membahas pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas di


RW 05 Kelurahan Cupak Tengah Kecamatan Pauh dari tanggal 03 Oktober – 29
Oktober 2016 yang dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan, dimana masing-
masing tahap tersebut akan dibahas berdasarkan analisa SWOT yang meliputi
kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman
(threat) terhadap masing – masing tahap.

A. TAHAP PERSIAPAN
Pelaksanaan kegiatan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas bertujuan
untuk membantu pelayanan kesehatan di komunitas dan memberdayakan
masyarakat (Community Empowerment) dalam mengidentifikasi dan
menanggulangi masalah kesehatan yang ada dikomunitas. Dalam melakukan
persiapan praktek profesi keperawatan komunitas maka dilakukanlah
pengurusan izin pemakaian lokasi praktek dan izin lainnya di Kantor
Kesbangpol Padang, Kantor Camat Pauh, Puskesmas Pauh dan Kantor Lurah
Pisang.
Sebagai tahap awal untuk memulai pelaksanaan praktek profesi
keperawatan di komunitas, maka terdapat beberapa hal yang dilakukan yaitu:
1. Mengadakan pertemuan dengan Lurah dan Perangkat Lurah, RW 05,
Ketua – ketua RT dan Tokoh Masyarakat sebagai upaya dalam
menggerakkan peran serta masyarakat dengan melakukan pendekatan
pada “ Key Person“.
Tahap persiapan yang telah dilakukan tersebut sesuai dengan teori oleh
Stanhope (2006) yang mengatakan bahwa sebelum melakukan kegiatan kita
harus terlebih dahulu mengetahui bagaimana keadaan lingkungan kemudian
melibatkan orang-orang yang cocok serta membuat komitmen untuk
bekerjasama. Setelah lahan praktek ditinjau, mahasiswa mulai melakukan
Windshield Survey yaitu melihat secara garis besar situasi dan keadaan
wilayah RW 05 Kelurahan Cupak Tengah dengan format kuesioner yang
telah dibuat. Hal ini dikoordinasikan dengan pihak puskesmas, camat, lurah,
ketua RW, ketua RT, dan ibu-ibu kader.

ANALISA SWOT TAHAP PERSIAPAN


Kekuatan
 Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa untuk mempersiapkan
kegiatan bersama-sama
 Bimbingan yang diberikan oleh pembimbing akademik dan klinik.
 Mendapat dukungan penuh dari aparat kecamatan khususnya aparat
kelurahan dimana menghadiri kegiatan yang dilakukan mahasiswa.
 Mendapat dukungan dari kader posyandu yang ada di RW 05 Kelurahan
Cupak Tengah serta dukungan dari ketua RW 05 dan masing-masing ketua
RT.
Kelemahan
 Dana kegiatan sebagian besar berasal dari mahasiswa
Peluang
 Dukungan dari lintas sektoral dan lintas program ( kelurahan, kecamatan,
dan puskesmas )
 Mahasiswa diterima dengan baik oleh masyarakat.
 Adanya dukungan dari pihak yang mensponsori kegiatan mahasiswa.
Ancaman
 Beberapa masyarakat ada yang tidak bisa mengikuti kegiatan yang diadakan
oleh mahasiswa, karena masyarakat banyak yang bekerja.

Berdasarkan analisa pada tahap persiapan terdapat beberapa kelemahan


yaitu dana kegiatan berasal dari mahasiswa. Selain itu, kurangnya swadaya
dari masyarakat sehingga menyebabkan kurangnya dukungan masyarakat
untuk terjadinya peningkatan perilaku kesehatan masyarakat. Ini sesuai
dengan teori WHO yang mengatakan sumber daya (resources) yang tersedia
merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku kesehatan seorang atau
masyarakat. Kelemahan yang lainnya sebagian perangkat RT tidak
menghadiri MMK I, namun perangkat RW ada menghadiri MMK I dan
MMK II dan sebagian besar masyarakat tidak menghadiri MMK I dan MMK
II. Hal ini terjadi karena perangkat RT berhalangan hadir karena tuntutan
pekerjaannya. Pada beberapa kegiatan masyarakat kurang aktif dalam
mengikuti kegiatan di RW 05 Kelurahan Cupak Tengah yang diadakan oleh
mahasiswa Praktek Profesi Keperawatan Komunitas serta beberapa
masyarakat juga kurangnya keinginan untuk mengetahui masalah yang ada di
dalam masyarakat RW 05 Kelurahan Cupak Tengah Kecamatan Pauh
sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menerima informasi
kesehatan yang diberikan. Ini juga sesuai dengan teori WHO yang
mengatakan bahwa perilaku diawali dengan adanya keinginan sehingga
menimbulkan motivasi untuk bertindak dan akhirnya terjadilah perwujudan
niat yang berupa perilaku.

B. TAHAP PENGKAJIAN / PENGUMPULAN DATA


Kelompok melakukan pengkajian atau pengumpulan data ke masyarakat
seperti penyebaran angket, dan melakukan kegiatan windshield survey untuk
melihat gambaran umum keadaan komunitas di RW 05. Kelompok
mengambil data dengan teknik wawancara dengan pedoman kuesioner dan
hasilnya disampaikan dalam MMK I.

ANALISA SWOT TAHAP PENGKAJIAN


Kekuatan
 Adanya partisipasi aktif masyarakat dalam memberikan informasi untuk
pengumpulan data
 Dukungan dari Puskesmas Pauh, Bapak Camat, Bapak Lurah, ketua RW,
ketua RT, kader dan tokoh masyarakat seperti ketua pemuda RW 05
Kelurahan Cupak Tengah Kec.Pauh.
 Anggota kelompok bersemangat untuk menyebarkan kuesioner selama 3
hari yaitu tanggal 30 April - 02 Mei 2016 di RW 05 Kelurahan Cupak
Tengah Kec.Pauh.
Kelemahan
 Kesibukan warga/jenis pekerjaan yang sebagian besar adalah wiraswasta
dan buruh yang bekerja pada pagi hari sehingga sebagian besar warga
ditemui pada sore hari.
Peluang
 Dukungan dan kerjasama yang baik dari pihak RT, RW, kader dan
Kelurahan
Ancaman
 Adanya beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa pelaksanaan
kegiatan tidak memberikan manfaat sehingga sulit bekerja sama dan
berpendapat bahwa kegiatan sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa.
 Ditemukan beberapa masalah kesehatan tapi kurang dirasakan oleh
masyarakat.

Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan


masyarakat untuk menilai keakuratan data maka kelompok mengklarifikasi
kembali data yang telah ada bersama dengan pihak RW dan RT serta tokoh
masyarakat yang ada di RW 05 Kelurahan Cupak Tengah Kec.Pauh.
Berdasarkan analisa SWOT pada tahap pengkajian terdapat ancaman yaitu
adanya beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa pelaksanaan kegiatan
tidak memberikan manfaat sehingga sulit bekerja sama dan berpendapat
bahwa kegiatan sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa, dan ditemukan
beberapa masalah kesehatan tapi kurang dirasakan oleh masyarakat. Untuk
menghadapi ancaman tersebut kelompok merumuskan strategi yaitu promosi
kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan kerja kelompok (Mc Farley,
Anderson 2007).

C. TAHAP PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN


PERENCANAAN
Data dan informasi tentang keadaan kesehatan di wilayah RW 05
Kelurahan Cupak Tengah Kecamatan Pauh, akan dirumuskan melalui
perencanaan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut. Bersama
masyarakat mahasiswa merencanakan beberapa kegiatan yang berorientasi
untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut.
Pada perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dari intervensi
mahasiswa dan masyarakat, perlu adanya penyusunan rencana yang matang
seperti merancang kegiatan yang akan dilakukan kemudian sasaran untuk
dilakukan intervensi serta jenis alat-alat yang dibutuhkan. Untuk
mengembangkan rencana yang strategis, perlu adanya penjelasan tentang
bagaimana bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan, adanya alat-alat
serta masyarakat. Menurut Mc. Farley dan Anderson (2007), strategi
intervensi terdiri dari promosi kesehatan, pelayanan kesehatan, kegiatan
kelompok dan pemberdayaan masyarakat. Penggunaan rencana kegiatan
difokuskan pada kegiatan promosi kesehatan, pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Penyusunan rencana ini sesuai dengan
model keperawatan komunitas yang digunakan yaitu dengan pendekatan
intervensi primer, sekunder dan rehabilitatif ( Betty Neuman).
Perumusan masalah kesehatan dan diagnosa keperawatan dilakukan serta
disepakati bersama dengan masyarakat melalui kegiatan Musyawarah
Masyarakat Kelurahan (MMK I) pada tanggal 05 Oktober 2016. Adapun
rencana intervensi dari kegiatan yang akan dilakukan adalah :
1. Promosi kesehatan
a. Penyuluhan pada ibu yang mempunyai bayi dan balita
b. Penyuluhan pada anak sekolah
c. Penyuluhan pada remaja
d. Penyuluhan pada lansia
e. Penyuluhan pada seluruh lapisan masyarakat
2. Pelayanan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis
3. Kegiatan kelompok
a. Penyuluhan tentang ASI Eksklusif dan perawatan payudara
b. Penyuluhan tentang hipertensi & asam urat dan pemeriksaan tekanan
darah dan kadar asam urat
c. Penyuluhan SADARI dan PAP SMEAR
d. Penyuluhan tentang ANC
e. Penyuluhan tentang penyakit berbasis lingkungan
f. Penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut
g. Penyuluhan tentang cara mencuci tangan 6 langkah
h. Penyuluhan mengenai NAFZA dan bahaya rokok
i. Senam lansia
j. Pengobatan gratis
4. Pemberdayaan kesehatan
a. Perawat Kecil di SDN 07
b. MMK I dan MMK II

Untuk pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati tersebut di atas, maka


diperlukan kerjasama dengan kader kesehatan RW 05. Kader kesehatan
diikutsertakan dalam setiap kegiatan yang diadakan mahasiswa sehingga
anggota kader kesehatan mengetahui gambaran kegiatan yang akan diangkat
dikemudian hari setelah berakhirnya praktek profesi komunitas mahasiswa
Fakultas Keperawatan UNAND.

ANALISA SWOT TAHAP PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


DAN PERENCANAAN
Kekuatan
 Pengetahuan mahasiswa dalam menyusun rencana keperawatan dan
Planning Of Action (POA)
 Telah terbinanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan
masyarakat RW 05 Kelurahan Cupak Tengah Kecamatan Pauh
 Dukungan dari lintas program yaitu pihak Puskesmas Pauh.
Kelemahan
 Masih kurangnya pengetahuan masyarakat dalam penyusunan rencana
tindakan.
 Kesibukan warga/jenis pekerjaan yang sebagian besar adalah wiraswasta
dan buruh yang bekerja pada pagi hari sehingga sebagian besar warga
memiliki waktu luang pada sore hari, malam hari dan hari Minggu.
 Kurangnya dana yang dimiliki mahasiswa sehingga mempersulit
pembuatan rencana yang mungkin dilaksanakan.
Peluang
 Adanya kegiatan mahasiswa praktek profesi keperawatan komunitas
 Dukungan lintas sektoral dalam pelaksanaan kegiatan dari pihak kelurahan
dan puskesmas.
 Dukungan dari tokoh masyarakat di RW 05 Kelurahan Cupak Tengah
Kecamatan Pauh.
 Partisipasi masyarakat dan kader kesehatan.
Ancaman
Dalam menyusun diagnosa keperawatan dan perencanaan kegiatan
yang akan dilakukan, mahasiswa mengalami kendala karena ada beberapa
permintaan yang diajukan oleh masyarakat saat pelaksanaan Musyawarah
Masyarakat Kelurahan I, yaitu warga meminta diadakannya untuk
pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis, sebagian masyarakat
meminta adanya pengukuran kadar kolestrol namun karena terkendala
biaya dan keterbatasan jumlah bantuan strip, sehingga hanya bisa
dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pengukuran gula darah serta
pengukuran asam urat berdasarkan indikasi dokter dan pemberian obat
gratis sesuai resep dokter.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sigmud Freud yang menjelaskan
tentang tipe kepribadian seseorang itu ada dilihat dari aspek “Das uber
ich” yang artinya kepribadian seseorang tersebut merupakan wakil dari
nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat menurut warisan orangtua
kepada anak-anaknya (Notoadmodjo, 2003). Oleh sebab itu, dari berbagai
macam permintaan warga, akhirnya bisa diputuskan beberapa kegiatan
yang akan dilaksanakan atas bantuan POJAKKES dan kerjasama dari
berbagai lintas sektor.
Pada perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dari intervensi,
mahasiswa dan masyarakat berharap kegiatan tersebut dapat terlaksana
seluruhnya dengan baik.
D. TAHAP IMPLEMENTASI
Setelah disusun perencanaan yang telah disepakati oleh masyarakat,
maka dilakukan implementasi dari rencana tersebut. Dari perencanaan
kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahap implementasi selama ± 3
minggu, sebagian besar telah dapat dilakukan kegiatan dengan baik, hal ini
disebabkan karena adanya perencanaan yang matang serta kesempatan yang
mendukung.
Menurut teori dijelaskan bahwa dalam melakukan suatu tindakan perlu
adanya merumuskan strategi untuk kegiatan serta bagaimana agar tindakan
yang kita lakukan mencapai suatu tujuan. Strategi yang digunakan yaitu
promosi kesehatan, pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan
kerja kelompok (Mc Farley, Anderson, 2007).

ANALISA SWOT TAHAP IMPLEMENTASI


Kekuatan
 Kerjasama yang baik antar masyarakat untuk melaksanakan kegiatan yang
sudah direncanakan
 Keterampilan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan
 Adanya partisipasi dari lintas sektoral dan tenaga ahli dalam pelaksanaan
kegiatan
Kelemahan
 Tidak lengkapnya kehadiran masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
 Kegiatan tidak tepat waktu dikarenakan menunggu masyarakat utuk hadir
dalam kegiatan
 Dana yang kurang
Peluang
 Dukungan dari lintas sektoral dan lintas program (Kecamatan, Kelurahan,
Puskesmas )
 Adanya kesempatan-kesempatan yang mendukung pelaksanaan kegiatan
seperti kegiatan program posyandu dari puskesmas dan wirid masjid yang
diadakan setiap hari Rabu malam.
Ancaman
 Aktifitas yang beragam dari masyarakat sehingga partisipasi masyarakat
dalam kegiatan masih rendah
 Kurangnya motivasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan.

Pada tahap implementasi ini juga terdapat kekurangan-kekurangan seperti


kehadiran masyarakat yang tidak lengkap. Kehadiran masyarakat yang tidak
lengkap ini bisa disebabkan karena berbagai faktor kebutuhan masyarakat
terhadap kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan teori Maslow yang
mengatakan bahwa individu akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan
yang paling menonjol atau paling kuat bagi mereka pada waktu tertentu
(Kreitner & Kinicki, 2008). Dalam kegiatan tertentu, masyarakat merasa tidak
butuh untuk mengikutinya karena menganggap masih ada kebutuhan lain yang
harus dipenuhi seperti mencari nafkah.

E. TAHAP EVALUASI
Tahap evaluasi merupakan kegiatan menilai pelaksanaan intervensi dan
implementasi yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini masih banyak kegiatan
yang harus dievaluasi karena membutuhkan waktu yang lama, sehingga perlu
rencana tindak lanjut bersama masyarakat sesuai dengan rencana
keperawatan yang ada. Sedangkan untuk evaluasi singkat berupa respon
verbal dan non verbal yang dilakukan seperti pada saat pelaksanaan kegiatan
penyuluhan, penyebaran leaflet, diskusi dan pemasangan selebaran.

ANALISA SWOT TAHAP EVALUASI


Kekuatan
 Kemampuan mahasiswa dalam melakukan evaluasi dan memotivasi
masyarakat dalam menyusun rencana tindak lanjut
Kelemahan
 Evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi yang diperoleh pada setiap
kegiatan sehingga membutuhkan evaluasi lebih lanjut
 Adanya sebagian masyarakat yang belum menyadari dan termotivasi
sesuai dengan yang diharapkan
 Kurangnya motivasi dari masyarakat dalam menyusun rencana tindak
lanjut
Peluang
 Adanya kader kesehatan RW 05 Kelurahan Cupak Tengah yang dapat
melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap masalah yang ditemukan dan
dapat melakukan rencana tindak lanjut kegiatan yang akan didampingi
oleh pihak Puskesmas Pauh/Pembina wilayah RW 05 Kelurahan Cupak
Tengah.
Ancaman
 Kurangnya kerjasama antar RT dan RW dalam melakukan tindak lanjut
dari kegiatan
 Adanya keterbatasan waktu yang dimiliki masyarakat

Dalam tahap evaluasi ini terdapat kelemahan berupa kurangnya motivasi


masyarakat dalam menyusun kegiatan tindak lanjut. Hal ini terlihat dalam
pelaksanaan penyuluhan kesehatan dan gotong royong. Motivasi merupakan
daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk
menyerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga,
dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggung jawab dan menunaikan kewajibannya dalam rangka mencapai
tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya
(Notoadmodjo, 2005)
Selain dilakukan analisa pada tahap evaluasi juga dilakukan analisa
terhadap masing-masing masalah yang ditemukan di RW 05 Kelurahan
Cupak Tengah dan untuk tindak lanjut akan dilakukan oleh kader kesehatan
yang akan dikontrol oleh pihak Puskesmas Pauh/ pembina wilayah RW 05
Kelurahan Cupak Tengah.
F. TAHAP ANALISA MASALAH
Adapun analisa terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman
pada masing-masing masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. UNIT KESEHATAN DEWASA LANSIA
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada lansia di RW 05
Kelurahan Cupak Tangah Kecamatan Pauh

IMPLEMENTASI :
1. Melakukan penyuluhan tentang penyakit degenerative pada usia lanjut
seperti hipertensi dan asam urat pada lansia dan pemeriksaan fisik
pada tekanan darah dan asam urat
Kekuatan :
 Adanya motivasi para lansia dalam mengikuti penyuluhan
 Lansia semangat dan antusias mengikuti jalannya penyuluhan
karena merasakan gejala penyakit tersebut
 Adanya nursing kit mahasiswa sehingga selain memberikan
penyuluhan juga sekaligus dapat memeriksa tekanan darah lansia
 Adanya pemeriksaan asam urat pada lansia yang dilakukan oleh
mahasiswa
Kelemahan :
 Adanya lansia yang tidak mengikuti karena keterbatasan fisik
untuk menghadiri acara
 Adanya lansia yang tidak mengikuti kegiatan penyuluhan karena
malam hari melakukan aktifitas pekerjaan rumah tangga
 Adanya cuaca yang tidak bisa diprediksi
Kesempatan :
 Adanya dukungan dari RW, ketua RT, Kader POKJAKES
 Adanya dukungan dari pembina wilayah
 Adanya dukungan dari pihak Puskesmas Pauh.
Ancaman :
 Menurunnya minat lansia untuk mengikuti kegiatan
2. Melakukan senam lansia
Kekuatan :
 Adanya motivasi para lansia dalam mengikuti senam lansia
 Adanya motivasi para lansia untuk melakukan senam agar dapat
menghilangkan gejala penyakit yang dirasakan
 Adanya instruktur senam yang disewakan oleh mahasiswa
Kelemahan :
 Adanya lansia yang tidak mengikuti karena keterbatasan fisik
untuk menghadiri acara
 Adanya lansia yang bekerja di pagi hari
 Adanya cuaca yang tidak bisa diprediksi
Kesempatan :
 Adanya dukungan dari RW, ketua RT, Kader POKJAKES
 Adanya dukungan dari pembina wilayah
 Adanya dukungan dari pihak Puskesmas Pauh.
Ancaman :
 Menurunnya minat lansia untuk mengikuti kegiatan

3. Melakukan Penyuluhan tentang pemeriksaan Pap Smear dan Sadari pada


usia dewasa wanita di RW 5 Piai Atas kelurahan Cupak Tangah
Kecamatan Pauh
Kekuatan :
 Adanya motivasi para wanita usia dewasa dalam mengikuti
penyuluhan
 Wanita usia dewasa semangat dan antusias mengikuti jalannya
penyuluhan karena merasakan gejala penyakit tersebut
 Adanya gambar-gambar yang berhubungan dengan penyakit
kanker serviks dan Kanker Payudara yang membuat masyarakat
lebih tertarik mendengarkan penyuluhan
 Adanya Phantom payudara langsung saat melakukan sadari,
sehingga antusias peserta sangat baik sekali
Kelemahan :
 Adanya Wanita usia dewasa yang tidak mengikuti karena
keterbatasan fisik untuk menghadiri acara
 Adanya lansia yang tidak mengikuti kegiatan penyuluhan karena
malam hari melakukan aktifitas pekerjaan rumah tangga
 Adanya cuaca yang tidak bisa diprediksi
Kesempatan :
 Adanya dukungan dari RW, ketua RT, Kader POKJAKES
 Adanya dukungan dari pembina wilayah
 Adanya dukungan dari pihak Puskesmas Pauh.
Ancaman :
 Menurunnya minat Wanita usia dewasa untuk mengikuti kegiatan

2. UNIT KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada anak usia sekolah di RW
05
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada remaja di RW 05
Kelurahan Cupak Tangah

IMPLEMENTASI
1. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Dan Demonstrasi Gosok Gigi
Kekuatan:
 Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, kepala sekolah dan guru –
guru SDN 07 Binuang Kampung Dalam, orang tua murid dalam
mengadakan penyuluhan terhadap anak.
 Adanya dukungan dari pihak akademik dalam kegiatan penyuluhan
seperti peminjaman panthom gigi dari Fakultas Keperawatan UNAND.
 Anak-anak tertarik untuk mengikuti kegiatan karena adanya alat
peraga seperti panthom gigi dan gosok gigi raksasa, tampilan video,
serta praktek langsung yang membuat anak –anak tertarik untuk
melakukan demonstrasi sikat gigi.
Kelemahan :
 Sebagian besar anak-anak susah diatur pada saat demonstrasi
menggosok gigi karena dilakukan di luar ruangan dan murid –
muridnya yang terlalu banyak.
Kesempatan :
 Pihak sekolah (guru, kepala sekolah dan staf) meluangkan waktu,
tempat dan ikut berpartisifasi aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa untuk memberi kegiatan penyuluhan tentang kesehatan gigi
Ancaman:
 Tidak ada ancaman yang berarti selama kegiatan berlangsung

2. Penyuluhan Cara Cuci Tangan Yang Baik dan Benar Dan Demonstrasi
Cara Cuci Tangan
Kekuatan:
 Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, kepala sekolah dan guru –
guru SDN 07 Binuang Kampung Dalam, orang tua murid dalam
mengadakan penyuluhan terhadap anak.
 Adanya dukungan dari pihak akademik dalam kegiatan penyuluhan
seperti peminjaman galon yang pakai keran dari Fakultas Keperawatan
UNAND.
 Anak-anak tertarik untuk mengikuti kegiatan karena adanya alat
peraga seperti tampilan video gerakan senam cuci tangan dan video
cara cuci tangan yang baik dan benar, praktek langsung dan dan
doorprice membuat anak –anak lebih tertarik untuk melakukan
demonstrasi
Kelemahan :
 Sebagian besar anak-anak susah diatur pada saat demonstrasi cuci
tangan karena dilakukan di luar ruangan dan murid – muridnya yang
terlalu banyak.
Kesempatan :
 Pihak sekolah (guru, kepala sekolah dan staf) meluangkan waktu,
tempat dan ikut berpartisifasi aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa untuk memberi kegiatan penyuluhan tentang cara cuci
tangan yang baik dan benar
Ancaman:
 Tidak ada ancaman yang berarti selama kegiatan berlangsung

3. Melakukan Pelatihan dan Penyuluhan Perawat Kecil


Kekuatan
a. Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, kepala sekolah dan guru
– guru SDN 07 Binuang Kampung Dalam, orang tua murid dalam
mengadakan penyuluhan terhadap anak.
b. Adanya dukungan dari pihak akademik dalam kegiatan penyuluhan
seperti alat peraga untuk demonstrasi P3K dari Fakultas
Keperawatan UNAND.
c. Anak-anak tertarik untuk mengikuti kegiatan karena adanya alat
peraga seperti, tampilan video, serta praktek langsung yang
membuat anak –anak tertarik untuk melakukan demonstrasi
penyuluhan perawat kecil.
Kelemahan :
a. Sebagian besar anak-anak susah diatur dan susah memahami
materi yang diberikan pada saat demonstrasi pelatihan perawat
kecil karena mereka baru pertama kali mendapat materi pelatihan
perawat kecil
Kesempatan :
a. Pihak sekolah (guru, kepala sekolah dan staf) meluangkan waktu,
tempat dan ikut berpartisifasi aktif dalam kegiatan yang dilakukan
oleh mahasiswa untuk memberi kegiatan penyuluhan tentang
pelatihan dan pelantikan perawat kecil.
Ancaman:
Tidak ada ancaman yang berarti selama kegiatan berlangsung
4. Melakukan penyuluhan tentang NAPZA
Kekuatan:
 Adanya dukungan dari RW, ketua masing-masing RT, ketua pemuda
dan pemuda serta pemudi dalam mengadakan penyuluhan pada remaja.
 Adanya dukungan dari pihak Puskesmas dan akademik dalam kegiatan
penyuluhan
 Adanya dukungan dari warga untuk meminjamkan tempat dalam
melakukan penyuluhan
 Adanya dukungan dari pihak pemuda dalam mengerahkan warga
(pemuda) untuk ikut penyuluhan
Kelemahan :
 Kesulitan dalam mengumpulkan remaja di RW 05 Kelurahan Cupak
Tangah
 Kesulitan dalam mengumpulkan pemuda RW 05 karena sulit mengajak
pemuda untuk ikut acara penyuluhan
Kesempatan :
 Warga yang yang memiliki tempat byliard remaja memberikan waktu
dan peminjaman tempat untuk penyuluhan
 Warga yang mempunyai tempat Byliard bersedia memberikan
peminjaman alat seperti piring dan kursi
Ancaman:
 Remaja banyak beranggapan topik ini sudah banyak ditampilkan
sehingga butuh cara-cara yang baru untuk menarik perhatian remaja

3. UNIT KESEHATAN IBU DAN ANAK


1. Ketidakefektifan menyusui pada ibu menyusui di RW 05 Kelurahan
Cupak Tangah, Kecamatan Pauh
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada ibu hamil di RW 05
Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh.
3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan balita di RW 05 Kelurahan
Cupak Tangah, Kecamatan Pauh
IMPLEMENTASI
a. Penyuluhan tentang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) pada
Balita
Kekuatan:
 Adanya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat seperti RW, RT,
kader kesehatan, serta pihak Puskesmas.
 Partisipasi ibu-ibu yang cukup tinggi untuk mengikuti penyuluhan
Kelemahan :
 Ibu-ibu membawa anak balitanya sehingga menyebabkan suasana
menjadi ribut sehingga membuat kondisi kurang kondusif
 Tempat dilakukannya kegiatan penyuluhan di lakukan bertepatan
dengan kegiatan posyandu sehingga perhatian ibu-ibu mudah
teralihkan.
Kesempatan :
 Adanya ketua POKJAKES yang mau membantu dalam melakukan
penyuluhan.
Ancaman:
 Tidak terdapat ancaman yang berarti pada kegiatan ini.

b. Penyuluhan tentang ANC (Antenatal Care) pada ibu hamil


Kekuatan:
 Adanya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat seperti RW, RT,
kader kesehatan, serta pihak Puskesmas.
 Partisipasi ibu-ibu yang cukup tinggi untuk mengikuti penyuluhan
Kelemahan :
 Suasana yang panas membuat ibu hamil kurang nyaman
 Tempat dilakukannya kegiatan penyuluhan dilakukan bertepatan
dengan kegiatan posyandu sehingga perhatian ibu-ibu mudah
teralihkan.
Kesempatan :
 Adanya ketua POKJAKES yang mau membantu dalam melakukan
penyuluhan.
Ancaman:
Tidak terdapat ancaman yang berarti pada kegiatan ini

c. Penyuluhan tentang ASI Eksklusif pada ibu menyusui.


Kekuatan:
 Adanya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat seperti RW, RT,
kader kesehatan, serta pihak Puskesmas
 Partisipasi ibu-ibu dimana ibu-ibu cukup aktif dan antusias
mengikuti penyuluhan
Kelemahan :
 Masih minimnya ibu-ibu yang menghadiri kegiatan penyuluhan
 Beberapa ibu banyak yang pulang sebelum acara penyuluhan
selesai,karna anaknya yang menangis.
Kesempatan :
 Adanya ketersediaan tempat untuk melakukan kegiatan, yaitu di
tempat posyandu Anggrek Jingga RT 02 RW 05 Kelurahan Cupak
Tangah
Ancaman:
 Tidak terdapat ancaman yang berarti pada kegiatan ini

4. UNIT KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PELAYANAN


KESEHATAN
 Resiko Infeksi pada RW 05 Kelurahan Cupak Tengah, Kecamatan Pauh
 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan anggota keluarga di RW 05
Kelurahan Cupak Tengah

IMPLEMENTASI
1. Penyuluhan Tentang Penyakit Akibat Lingkungan
Kekuatan:
 Adanya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat seperti RW, RT, kader
kesehatan, serta pihak Puskesmas
 Partisipasi dari warga masyarakat dan ketua pemuda RW 05 Kelurahan
Cupak tangah Kecamatan Pauh
Kelemahan :
 Warga yang hadir sebanyak 25 orang sementara target warga hadir yang
diharapkan 40 orang
Kesempatan :
 Adanya ketua POKJAKES yang mau membantu dalam melakukan
penyuluhan.
Ancaman:
 Tidak terdapat ancaman yang berarti pada kegiatan ini.

2. Pengobatan Gratis
Kekuatan:
 Adanya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat seperti RW, RT, kader
kesehatan serta pihak Puskesmas Pauh.
Kelemahan :
 Pada pagi hari adalah waktu bagi masyarakat untuk memasak dan
membersihkan rumah sehingga tidak banyak masyarakat yang bisa
hadir.
Kesempatan :
 Adanya waktu/ kesempatan untuk mengadakan pemeriksaan kesehatan
dan pengobatan gratis
Ancaman:
 Kurangnya minat warga dalam mengikuti kegiatan dan kurangnya alat
yang tersedia.

Kesimpulan :
Dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan dari setiap unit terdapat masalah
umum yang merupakan kelemahan dari kegiatan tersebut yaitu masalah motivasi
masyarakat yang kurang terhadap pelaksanaan kegiatan. Namun, bila dimotivasi
dengan sesuatu yang menguntungkan masyarakat dan penghargaan seperti hadiah-
hadiah, snack, dan obat-obatan masyarakat banyak yang ingin berpartisipasi.
Menurut teori Herzberg suatu pekerjaan yang menawarkan penghargaan yang
sesuai dengan hasil yang dicapai akan lebih menggairahkan di bandingkan
pekerjaan yang tidak menjanjikan penghargaan (Winardi, 2001).

G. RENCANA TINDAK LANJUT


1. Unit KIA
- Ketidakefektifan menyusui pada ibu menyusui di RW 05 Kelurahan
Cupak Tangah, Kecamatan Pauh
- Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada ibu hamil di RW 05
Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh.
- Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan balita di RW 05 Kelurahan
Cupak Tangah, Kecamatan Pauh

Rencana tindak lanjut :


 Melakukan penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak (nutrisi ibu
hamil dan menyusui, gizi bayi dan balita, imunisasi bayi dan balita,
ASI ekslusif dan perawatan payudara, penyakit yang sering
menyerang balita) 1 x 3 bulan, yang akan dilaksanakan oleh pokjakes
yang dikontrol oleh pihak Puskesmas Pauh/ pembina wilayah
Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh.
 Meningkatkan pemberian makanan tambahan pada bayi dan balita
untuk memotivasi ibu-ibu yang mempunyai bayi dan balita datang ke
posyandu yang akan dilaksanakan oleh pokjakes yang dikontrol oleh
pihak Puskesmas Pauh/ pembina wilayah Kelurahan Pisang
Kecamatan Pauh.
 Membentuk arisan posyandu bagi ibu hamil, ibu menyusui dan ibu
yang mempunyai balita yang bertujuan untuk memotivasi ibu
menghadiri posyandu yang diadakan di RW 05 Kelurahan Cupak
Tangah setiap bulannya
2. Unit Anak Sekolah dan Remaja
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada anak usia sekolah di RW
05
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada remaja di RW 05
Kelurahan Cupak Tangah

Rencana Tindak Lanjut :


 Melakukan pemeriksaan kebersihan diri seperti pemeriksaan
kebersihan kuku yang akan dilakukan oleh perawat kecil setiap 1
minggu sekali
 Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi sekali 6 bulan pada anak usia
sekolah yang akan dilaksanakan oleh perawat gigi dari pihak
Puskesmas Pauh/ pembina wilayah RW 05 Kelurahan Cupak Tangah
Kecamatan Pauh.
 Melakukan penyuluhan tentang kesehatan remaja seperti bahaya
NAPZA, merokok, 1 kali 6 bulan yang akan dilaksanakan
POKJAKES yang bekerja sama oleh pihak Puskesmas Pauh/ pembina
wilayah RW 05 Kelurahan Cupak Tangah Kecamatan Pauh.

3. Unit Dewasa/Lansia
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada Dewasa dan Lansia di
RW 05 Piai Atas Kelurahan Cupak Tangah Kecamatan Pauh

Rencana tindak lanjut:


- Mengadakan penyuluhan tentang resiko dan penyakit kardiovaskuler
(hipertensi, diabetes mellitus, stroke, jantung) secara berkala (1x1
bulan) yang dilaksanakan oleh pihak pokjakes yang dikontrol oleh
pihak Puskesmas Pauh/ pembina wilayah RW 05 Piai Atas Kelurahan
Cupak Tangah Kecamatan Pauh.
- Mengadakan penyuluhan tentang penyakit degeneratif (demensia,
rematik) secara berkala (1x1bulan) yang akan dilaksanakan oleh pihak
pokjakes RW 05 Piai Atas Kelurahan Cupak Tangah Kecamatan Pauh
yang bekerjasama dengan pihak Puskesmas Pauh.
- Mengadakan senam dewasa dan lansia secara berkala (1x1minggu)
yang akan dilaksanakan oleh pihak pokjakes RW 05 Piai Atas
Kelurahan Cupak Tangah Kecamatan Pauh

4. Kesehatan Lingkungan
- Resiko infeksi pada RW 05 Kelurahan Cupak Tangah Kecamatan Pauh.

Rencana tindak lanjut :


 Meningkatkan kegiatan sosial dalam bentuk gotong-royong rutin
setiap sebulan sekali dengan melibatkan pokjakes yang ada
 Membentuk kegiatan jum`at bersih bersama dengan memberikan
kesadaran pada setiap warga akan pentingnya kebersihan
.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengkajian telah dilakukan selama 3 hari terhadap 4 program yang
dilaksanakan di RW 05 Kelurahan Cupak Tengah mencakup RT 1, RT 2,
RT 3, dan RT 4 oleh mahasiswa Fakultas Keperawatan. Ruang lingkup
pengkajian tersebut terdiri dari unit kesehatan ibu dan anak (KIA), unit
anak sekolah dan remaja, unit dewasa dan lansia, serta unit kesehatan
lingkungan.
2. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan tersebut dapat ditarik
beberapa permasalahan kesehatan komunitas di RW V Kelurahan Binuang
Kampung Dalam Kecamatan Pauh, yaitu :
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada anak usia sekolah di
RW 05 Kelurahan Cupak Tengah Kecamatan Pauh.
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan remaja di RW 05 Kelurahan
Cupak Tengah Kecamatan Pauh.
c. Resiko Infeksi pada RW 05 Kelurahan Cupak Tengah, Kecamatan
Pauh.
d. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan anggota keluarga di RW 05
Kelurahan Cupak Tengah Kecamatan Pauh.
e. Ketidakefektifan menyusui pada ibu menyusui di RW 05 Kelurahan
Cupak Tengah, Kecamatan Pauh
f. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita di RW 05
Kelurahan Cupak Tengah Kecamatan Pauh.
g. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan balita di RW 05 Kelurahan
Cupak Tengah, Kecamatan Pauh.
h. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada lansia di RW 05
Kelurahan Cupak Tengah Kecamatan Pauh
3. Resiko penularan penyakit infeksi pada warga di RW 05 Kelurahan Cupak
Tengah Kecamatan Pauh. Setelah ditemukan masalah kesehatan
komunitas, maka disusunlah suatu rencana keperawatan komunitas dengan
strategi :
a. Komunitas, edukasi, informasi
b. Penyebaran informasi
c. Penggerakan massa
4. Berdasarkan rencana keperawatan komunitas seperti yang tercermin dalam
Planning Of Action (POA), maka mahasiswa bersama kader kesehatan
mulai melakukan implementasi keperawatan meliputi :
a. Penyuluhan kesehatan tentang :
a. Penyuluhan tentang ASI Eksklusif dan perawatan payudara
b. Penyuluhan tentang hipertensi & asam urat dan pemeriksaan
tekanan darah dan kadar asam urat
c. Penyuluhan SADARI dan PAP SMEAR
d. Penyuluhan tentang ANC
e. Penyuluhan tentang penyakit berbasis lingkungan
f. Penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut
g. Penyuluhan tentang cara mencuci tangan 6 langkah
h. Penyuluhan mengenai NAFZA dan bahaya rokok
i. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis
j. Senam lansia

Setiap selesai melakukan implementasi keperawatan komunitas mahasiswa


melakukan evaluasi (terlampir dalam laporan hasil kegiatan) dan secara umum
evaluasi dari implementasi keperawatan komunitas yang telah dilakukan
mahasiswa di RW 05 Kelurahan Cupak Tengah Kecamatan Pauh adalah
sebagai berikut:
a. Evaluasi Struktur
 Masyarakat yang diundang hadir ditempat yang ditentukan, ada yang
tepat waktu ada juga yang datang terlambat beberapa menit (15-30
menit) sehingga ada kalanya kegiatan mundur antara 15-30 menit.
 Setting tempat saat pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana baik
setting kegiatan penyuluhan, senam sehat, dan pemeriksaan kesehatan.
 Alat-alat atau perlengkapan serta media yang dibutuhkan setiap
kegiatan tersedia sesuai dengan rencana seperti : wireless, laptop,
infocus, leaflet dan lain-lain.
 Peran dari masing-masing mahasiswa sesuai dengan uraian tugas yang
telah ditetapkan seperti penanggung jawab, observer, fasilitator,
presentator, moderator dan dokumentator.
b. Evaluasi Proses
 Pada umumnya masyarakat mendukung setiap kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa dengan rata rata 60-70% undangan hadir.
 Masyarakat yang hadir cukup antusias dan berperan aktif selama
kegiatan berlangsung.
c. Evaluasi Hasil
 Setelah musyawarah masyarakat kelurahan (MMK I) antara
mahasiswa, tokoh masyarakat dan tokoh agama telah disepakati
kegiatan yang akan dilaksanakan.
 Audiens aktif bertanya dalam penyuluhan ataupun diskusi dan mampu
mengulang kembali atau menjawab pertanyaan dari materi yang
diberikan. Dalam melakukan evaluasi berlangsung setiap melakukan
kegiatan penyuluhan dan mahasiswa memberikan reinforcement positif
terhadap audiens.
 Sebagian besar rencana keperawatan komunitas yang disusun oleh
mahasiswa bersama masyarakat telah dapat dilaksanakan.
Keberhasilan tersebut berkat kerjasama yang baik serta dukungan dan
partisipasi dari seluruh masyarakat khususnya RW 05 Kelurahan
Cupak Tengah dan Puskesmas Pauh.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka kami dapat mengemukakan saran
sebagai berikut:
1. Puskesmas Pauh selaku penanggung jawab kader kesehatan di RW 05
Kelurahan Cupak Tengah diharapkan senantiasa melakukan pembinaan
dan bimbingan kepada kader sehingga program tetap berjalan sesuai
rencana (terlampir dalam rencana tindak lanjut)
2. Kader senantiasa terus konsisten dalam melaksanakan program-program
bersama masyarakat.
3. Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan praktek profesi khususnya di
komunitas diharapkan dapat meningkatkan kerja sama dengan pihak-pihak
yang terkait baik lintas program dan lintas sektoral, serta mencari sponsor
untuk mendukung dana dan hadiah untuk perlombaan yang akan
dilaksanakan
4. Bagi institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan) sebagai lembaga formal
tempat mahasiswa menuntut ilmu diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan lagi keterlibatan bimbingan.

Anda mungkin juga menyukai