Anda di halaman 1dari 10

KELAS (A)

PRAKTIKUM KOMPUTASI FISIKA

TOPIK 2

ANALISA NUMERIK METODE FALSE POSITION

Nama Praktikan : Bima Sakti


NIM : M0221023
Asisten Praktikum : Bimantara Suksma Perwira

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2023
KELAS (A)

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA NUMERIK METODE FALSE POSITION

i. TUJUAN
1.1. Mahasiswa dapat menyusun sebuah program matlab yang dapat menyelesaikan
persoalan pencarian akar dengan Metode False Position
1.2. Membandingkan keakuratan dan keefektifan Metode False Position dengan Bisection

ii. DASAR TEORI


KELAS (A)

iii. PEMBAHASAN
A. Script Metode False Position
disp('Metode False Position');
disp('Bima Sakti');
disp('NIM : M0221023')
disp('---------------------------')
a=input('masukkan nilai a = ');
b=input('masukkan nilai b = ');
i=1;
g=0.01;
f=inline('6*x^2-3*sin(x)');
x=b-((f(b)*(b-a))/(f(b)-f(a)));
cl=(2*b)-a;
e=abs((x-cl)/x);
if e<=g
disp(['hasil akar adalah',num2str(x)]);
else
disp(' i a b f(a) f(b) x ');
disp('-------------------------------------------------');
while e>g
x=b-((f(b)*(b-a))/(f(b)-f(a)));
e=abs((x-cl)/x);
if f(x)*f(a)<0;
bb=x; ab=a;
else f(x)*f(a)>0;
ab=x; bb=a;
end
fprintf(' %2d %7.4f %7.4f %8.4f %7.4f %7.4f
\n',i,a,b,f(a),f(b),x);
a=ab;
b=bb;
cl=x;
i=i+1;
end
end
disp(['Hasil nilai akarnya sebesar', num2str(x)]);
%Program Selesai
KELAS (A)

Gambar 1. Script Program Metode False Position

B. Script Metode Bisection


disp('Nama : Bima Sakti')
disp('NIM : M0221023');
disp('Mata Kuliah : Praktikum Komputasi Fisika');
disp(' ');
disp('=================================================');
disp('TOPIK 2 Metode Bisection ');
disp(' ')
syms x; %x variabel terikat
iterasi = 1;
f = input ('Masukkan Persamaan : ');
x1 = input ('Masukkan batas atas : ');
x2 = input ('Masukkan batas bawah : ');
c = (x1+x2)/2;
d = input ('Masukan nilai toleransi : ');
Galat = abs ((x2-x1)/2);
if f(x1)*f(x2)>0;
KELAS (A)

x1 = input (['Masukkan batas atas baru : ']);


x2 = input (['Masukkan batas bawah baru : ']);
elseif f(x1)*f(x2)>0;
if f(x1) == 0;
fprintf ('Akar persamaan : %g\n', x1)
else f(x1)~= 0;
fprintf ('Akar persamaan : %g\n', x2)
end
else f(x1)*f(x2) < 0;
c = (x1+x2)/2;
disp('-----------------------------------------------------------
----------------------------');
disp(' iterasi x1 x2 f(x1) f(x2) c f(c) Galat');
disp('-----------------------------------------------------------
----------------------------');
while Galat > d;
if f(x1)*f(c) < 0;
x2 = c;
else f(x1)*f(c) > 0;
x1 = c;
end
c = (x1+x2)/2;
Galat = abs ((x2-x1)/x2);
fprintf('%5.0f %12.5f %8.5f %8.5f %8.5f %8.5f %8.5f %8.5f\n' ,ite
rasi,x1,x2,f(x1),f(x2),c,f(c),Galat);
iterasi = iterasi + 1;
end
disp (sprintf('Hasil akar = %11.8f',c));
end
% Fungsi Selesai
KELAS (A)

Gambar 2. Script Program Metode Bisection

Percobaan ini dilakukan dengan pencarian nilai akar dari suatu fungsi dengan dua metode
yaitu metode metode false position dan metode bisection. Metode Bisection adalah metode
mencari akar suatu fungsi yang sederhana dengan menetapkan batas interval dan dalam
interval tersebut memuatu nilai akar yang dicari. Faktor utama yang diperhatikan adalah
interval, apabila f(x1) dan f(x2) berlawanan tanda maka interval x1 dengan x2 terdapat jumlah
ganjil dari akar, apabila f(x1) dan f(x2) sama tanda maka interval x1 dengan x2 terdapat
jumlah genap dari akar, dan apabila f(x1) dan f(x2) sama dengan 0 maka nilai x1 atau x2
merupakan akar.
Sedangkan, metode false position adalah metode regulasi false yang menjadi alternatif
perbaikan dari metode bisection, metode ini menghubungkan titik dengan sebuah garis lurus
dimana perpotongan garis dengan sumbu x merupakan taksiran akar yang diperbaiki. Metode
ini memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas interval (x1 dan x2) yang
mengurung akar.
KELAS (A)

Berikut bentuk script program dan analisis yang dijalankan dengan menggunakan metode
false position dan metode bisection pada persamaan dua buah fungsi yaitu f(x) = 2x 2 -2 dan
f(x) = 6x2 – 3 sin x.
Algoritma Metode Regula Falsi
1. Definisikan fungsi f(x)
2. Tentukan rentang yang berupa batas bawah dan batas atas (b)
3. Tentukan nilai toleransi atau galat (e) dan iterasi maksimum (imaz)
4. Hitung f(a) dan f(b)
5. Untuk iterasi i = 1 s/d imax
 Hitung nilai c berdasarkan persamaan 1
 Hitung f(c)
 Hitung error (sama seperti metode bisection)
 Jika f(x).f(a)<0, maka b=c dam f(b)=f(x) jika tidak, a=c dan f(a)=f(x). Tampilkan
iterasi, a, b, c, f(a), f(b)
6. Akar persamaan adalah x

Gambar 3. Hasil Script Program Bisection Pada Fungsi f(x) = 2x2 -2


KELAS (A)

Gambar 4. Hasil Script Program Bisection Pada Fungsi f(x) = 6x2 – 3 sin x.

Diatas merupakan script program Metode Bisection yang telah dibuat untuk persamaan
fungsi f(x) = 2x2 - 2 dan f(x) = 6x2 – 3 sin x, yang digunakan untuk menentukan nilai
pencarian akar dan ketika program dijalankan praktikan harus memasukkan nilai batas bawah
(a), batas atas (b) dan nilai toleransi atau galat, maka selanjutnya akan muncul tampilan hasil
output iterasi a, b, f(a), f(b), x, dan f(x). Dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4 di peroleh
hasil taksiran pencarian akarnya sebesar 0,997 dan 0,482 dengan interasi data sebanyak 9 kali
yang galat akan berhenti ketika sudah mendekati galat toleransi yang ditentukan. Metode ini
juga dilakukan menggunakan perulangan suatu fungsi, lalu untuk hasil pencarian akar
persamaan non-linear dapat digunakan Metode False Position.
KELAS (A)

Gambar 5. Hasil Script Program False Position Pada Fungsi f(x) = 6x2 – 3 sin x.

Gambar 6. Hasil Script Program False Position Pada Fungsi f(x) = 2x2 -2

Berdasarkan script program Metode False Position untuk persamaan f(x) = 2x2 -2 dan
f(x) = 6x2 – 3 sin x dapat dilihat perbedaan dengan script program Metode Bisection yang
terletak pada nilai taksiran pencarian akar. Kemudian, perintah “abs” pada script program
merupakan perintah untuk menghasilkan nilai yang mutlak. Untuk perintah while e>g
KELAS (A)

maksud dari perintah tersebut yaitu ketika nilai error lebih besar dari galat maka dijalankan
sebuah perintah yaitu “perintah diantara while dan end” dimana perintah ini merupakan point
penting dalam perulangan atau iterasi. Dapat dilihat pada gambar 5 dan gambar 6, ketika
menggunakan Metode False Position maka di peroleh hasil pencarian sebesar 0 dan -1 ,
dimana dapat dilihat pencarian akar di perlukan 2 dan 15 iterasi atau pengulangan untuk
memperoleh nilai galat yang di inginkan. Metode False Position jauh lebih sedikit
menghasilkan iterasi atau pengulangan jika dibandingkan dengan Metode Bisection. Dapat
dilihat pula bahwa nilai akar persamaannya lebih efektif menggunakan false position metode
dikarenakan pada step yang berdekatan atau sama dan lebih akurat dengan perbedaan akar
yang diperoleh.

iv. KESIMPULAN
1. Percobaan ini dilakukan dengan pencarian nilai akar dari suatu fungsi dengan dua metode
yaitu metode metode false position dan metode bisection. Percobaan ini dilakukan
dengan pencarian nilai akar dari suatu fungsi dengan dua metode yaitu metode metode
false position dan metode bisection. metode false position adalah metode regulasi false
yang menjadi alternatif perbaikan dari metode bisection.
2. Proses pencarian akar dalam metode false position lebih cepat dibandingkan dengan
metode bisection karena hasil iteasi yang di peroleh lebih sedikit tetapi tetap terjamin
kepastiannya dalam menuju konvergensi. Namun, metode false position tidak selalu lebih
cepat dibandingkan metode bisection dalam hal kasus fungsi non linier atau fungsi
tertentu dan tidak cepat dalam mencapai nilai konvergensi.

Anda mungkin juga menyukai