Nama Kelompok :
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEMESTER II
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG
2023/2024
Praktikum Metode Regula Falsi dan Metode Newton Raphson
Tujuan :
Dasar teori :
Hasil Praktikum :
Dengan mengamati kurva g(x) = x^3 + 2x^2 + 10x – 20 pada grafik diatas
yang memotong sumbu x, kita bisa mendapatkan nilai pendekatan awal a (𝑥bawah)
a. Nilai a (𝑥bawah) = 1
b. Nilai b (𝑥atas) =2
Pada metode regula falsi diatas, digunakan untuk memperoleh nilai-nilai dari
fungsi g(x) = x^3 + 2x^2 + 10x – 20 untuk menentukan nilai akar. Dalam metode
regula falsi, kita mencari akar atau solusi dari suatu fungsi dengan menggunakan
garis lurus antara dua titik pada rentang nilai awal dan memperkirakan akar melalui
titik potong garis tersebut dengan sumbu x. Titik potong ini memberikan perkiraan
untuk nilai akar fungsi.
Pada tabel diatas kita melakukan metode regula falsi dengan rentang awal yang
sudah ditentukan yaitu [1, 2]. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada tabel
tersebut, kita dapat melihat bahwa pada iterasi ke-5, nilai x = 1.37 dan nilai g(x) = 0.
Hal ini menunjukkan bahwa titik potong garis pada iterasi tersebut memenuhi syarat
untuk menjadi solusi akar dari fungsi g(x) = x^3 + 2x^2 + 10x – 20. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pada iterasi ke-5, kita telah mendapatkan solusi akar yang
memenuhi syarat dari hasil menentukan error pada fungsi g(x) = x^3 + 2x^2 + 10x –
20. Metode regula falsi ini memberikan tingkat akurasi yang tinggi dalam mendekati
solusi akar fungsi.
Dengan mengamati kurva h(x) = x + e^-x cos(x) – 2 pada grafik diatas yang
memotong sumbu x, kita bisa mendapatkan nilai pendekatan awal a (𝑥bawah) dan b
c. Nilai a (𝑥bawah) = 2
d. Nilai b (𝑥atas) =3
Pada metode regula falsi diatas, digunakan untuk memperoleh nilai-nilai dari
fungsi h(x) = x + e^-x cos(x) – 2 untuk menentukan nilai akar. Dalam metode regula
falsi, kita mencari akar atau solusi dari suatu fungsi dengan menggunakan garis lurus
antara dua titik pada rentang nilai awal dan memperkirakan akar melalui titik potong
garis tersebut dengan sumbu x. Titik potong ini memberikan perkiraan untuk nilai
akar fungsi.
Pada tabel diatas kita melakukan metode regula falsi dengan rentang awal yang
sudah ditentukan yaitu [2, 3]. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada tabel
tersebut, kita dapat melihat bahwa pada iterasi pertama, nilai x = 2.06 dan nilai g(x)
= 0. Hal ini menunjukkan bahwa titik potong garis pada iterasi tersebut memenuhi
syarat untuk menjadi solusi akar dari fungsi h(x) = x + e^-x cos(x) – 2. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pada iterasi pertama, kita telah mendapatkan
solusi akar yang memenuhi syarat dari hasil menentukan error pada fungsi h(x) = x
+ e^-x cos(x) – 2. Metode regula falsi ini memberikan tingkat akurasi yang tinggi
dalam mendekati solusi akar fungsi.
Berikut ini adalah perbandingan antara metode regula falsi dan metode
newton raphson:
1. Metode Regula Falsi menggunakan pendekatan garis lurus antara dua titik pada
fungsi untuk mencari akar, sementara Metode Newton Raphson menggunakan
pendekatan tangen garis singgung pada titik fungsi.
2. Metode regula falsi menghubungkan garis antara dua titik dengan nilai fungsi
yang berbeda, sedangkan Metode Newton Raphson mengiterasi melalui perkiraan
awal dan memperbaikinya dengan turunan fungsi.
3. Metode Regula Falsi memiliki konvergensi linear, sedangkan Metode Newton
Raphson memiliki konvergensi kuadratik yang lebih cepat.
4. Metode Regula Falsi membutuhkan lebih banyak iterasi untuk mencapai akurasi
yang diinginkan, sementara Metode Newton Raphson konvergen lebih cepat ke
akar yang diinginkan.
5. Metode Regula Falsi membutuhkan evaluasi fungsi di setiap iterasi, sedangkan
Metode Newton Raphson membutuhkan evaluasi fungsi dan turunan. Hal ini
dapat menjadikan Metode Newton Raphson dapat lebih cepat karena
konvergensinya yang lebih cepat.
6. Metode Regula Falsi dapat memberikan hasil yang akurat dengan iterasi yang
cukup, tetapi ada risiko divergensi jika terjadi perubahan tanda yang tajam di
sekitar akar, sementara Metode Newton Raphson cenderung memberikan hasil
yang lebih akurat, tetapi bisa tidak stabil atau bahkan divergen jika perkiraan awal
tidak cukup dekat dengan akar.