1 Maret 2019
a. Metode Biseksi
Metode Biseksi merupakan deret hasil suatu iterasi {xn | n ≥ 0} dikatakan menuju ke
titik y dengan derajat p ≥ 1, jika
|y – xn+1| ≤ c |y-xn|p dengan n ≥ 0
Untuk beberapa nilai c>0. Jika p = 1, deret tersebut dikatakan menuju ke titik y secara
linier. Pada kasus ini diperlukan nilai c < 1; c disebut laju linier dari xn menuju y. Selain
definisi di atas, metode biseksi juga dapat dinyatakan sebagai berikut:
𝟏
|y – cn| ≤ (𝟐)n |b-a|
(Lukmanto, 2001)
Gambar 1 Grafik Metode Biseksi untuk Mencari Akar (Lukmanto, 2001)
a. Metode Biseksi
Modul:
1 1.0 -7.0
2 1.25 -2.421875
3 1.375 0.130859375
4 1.3125 -1.168701171875
5 1.34375 -0.524810791015625
6 1.359375 -0.19845962524414062
7 1.3671875 -0.03417253494262695
8 1.37109375 0.04825013875961304
9 1.369140625 0.007015503942966461
10 1.3681640625 -0.013584337197244167
B. Regula Falsi
Kode:
if e*d < 0: #apabila variabel e dikalikan dengan d menghasilkan nilai negative maka
nilai a digantikan dengan x
a=x
else: #apabila variabel e dikalikan dengan d menghasilkan nilai positif maka nilai b
digantikan dengan x
b=x
print(n, x, e)
n = n +1
Hasil:
1 1.3333333333333333 -0.7407407407407405
2 1.3674775928297054 -0.02805792199207957
3 1.3687584158316919 -0.0010482940599203516
4 1.3688062522235154 -3.91459299287078e-05
5 1.3688080385300652 -1.4617790498050454e-06
6 1.3688081052339134 -5.458539931169071e-08
7 1.3688081077247523 -2.0383161825066054e-09
8 1.3688081078177645 -7.611689056830073e-11
9 1.368808107821238 -2.8421709430404007e-12
10 1.3688081078213676 -1.0658141036401503e-13
TUGAS
Modul:
def f(x):
y = (150*x**2*0.01*0.75)/(0.1**2)+(1.75*x*1*0.75**2)/(0.1)-(810.5/20)
return (y)
1. Biseksi
Kode:
Hasil:
Nilai minimum = 0.1
Nilai maksimum = 0.9
Inputkan iterasi maksimum = 100
Inputkan nilai maksimum error = 0.01
1 0.5 7.478125000000006
2 0.7 21.49062499999998
3 0.6 5.881249999999994
4 0.55 1.0796874999999986
5 0.575 2.330468749999987
6 0.5625 0.6078124999999943
7 0.55625 0.24033203124999858
8 0.559375 0.1826416015624872
9 0.5578125 0.02911987304687358
10 0.55859375 0.07669219970702557
11 0.558203125 0.023768997192377128
12 0.5580078125000001 0.0026797294616613954
13 0.55810546875 0.010543560981744804
2. Regula Falsi
Kode:
Hasil
1 0.41399744572158365 17.167900573978656
2 0.5228835240540473 4.619557590785291
3 0.5500704825227787 1.0702709165966198
4 0.5562578536818733 0.23927177725807525
5 0.5576355699067472 0.0530641158929015
6 0.5579408382853579 0.01174723263962818
(1-ε) = 0.558
1 – 0.558 = ε
ε = 0.442
Metode Biseksi:
a. Kelebihan:
- Selalu berhasil menemukan akar persamaan. Dengan kata lain, metode biseksi selalu
konvergen.
- Persamaan x lebih sederhana dibandingkan Regula Falsi
b. Kekurangan:
- Konvergennya lebih lambat. Dengan kata lain, pemrosesan yang dibutuhkan lebih
panjang dan membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan Regula Falsi.
a. Kelebihan:
- Membutuhkan iterasi yang lebih sedikit dibandingkan Biseksi untuk mendapatkan
nilai akar persamaan.
- Tidak membutuhkan differensiasi.
b. Kelemahan:
- Tidak dapat digunakan untuk mencari bilangan imajiner atau kompleks.
- Jika persamaan memiliki lebih dari satu akar, maka proses pencarian harus dilakukan
satu per satu.
- Rumus yang digunakan untuk mencari akar lebih rumit dibandingkan biseksi.
KESIMPULAN
Metode Biseksi dan Regula Falsi memiliki algoritma yang sama. Akan tetapi, keduanya
memiliki rumus persamaan variabel yang berbeda. Sebagai contoh, persamaan variabel akar
𝑎+𝑏 𝐹𝑏.𝑏−𝐹𝑏.𝑎
biseksi ditunjukkan sebagai berikut: x = , sedangkan regula falsi adalah x = b - .
2 𝐹𝑏−𝐹𝑎
Keduanya termasuk dalam penyelesaian masalah dengan persamaan non linier pada metode
numerik dan memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Luknanto, M.S.c, Ph.D., I. (2001). Metoda Numerik. Yogyakarta: Universita Gajah Mada, pp.10-
11.
Sidiq, M. (n.d.). Metode Numerik. [ebook] Semarang: Universitas Dian Nuswantoro, pp.3-5, 14-21.
Available at: http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/13-METODE_NUMERIK.pdf [Accessed 4 Mar.
2019].