Oleh :
Kelompok 6
REF 3A
STEM Akamigas
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum ini.
Laporan ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di
STEM Akamigas Cepu. Laporan ini disusun sebagai syarat telah menempuh mata
kuliah Komputasi Proses Migas.
Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Haris Numan Aulia, S.T., M.T selaku dosen pengajar
2. Rekan-rekan kelas REF 3A
3. Teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
Terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
1. Tujuan :
2. Dasar Teori :
non linier. Dimana akar sebuah persamaan f(x) =0 adalah nilai-nilai x yang
menyebabkan nilai f(x) sama dengan nol. Dengan kata lain akar persamaan f(x)
Theorema 1.1.
Suatu range x=[a,b] mempunyai akar bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda
dilakukan dengan menggunakan metode table atau pembagian area. Dimana untuk
x = [a,b] atau x diantara a dan b dibagi sebanyak N bagian dihitung nilai f(x)
X f(x)
x0=a f(a)
x1 f(x1)
x2 f(x2)
x3 f(x3)
....... .......
xa=b f(b)
Dari tabel ini, bila ditemukan f(xk)=0 atau mendekati nol maka dikatakan
bahwa xk adalah penyelesaian persamaan f(xk) yang sama dengan nol, maka dicari
nilai f(xk+1) yang berlawanan tanda, nila tidak ditemukan maka dikatakan tidak
mempunyai akar untuk x = [a,b] dan bila ditemukan maka ada 2 pendapat untuk
1. Akar persamaan ditentukan oleh nilai mana yang lebih dekat, bila
xk+1.
(2) Tentukan range untuk x yang berupa batas bawah x bawah dan batas atas
xatas.
xi = xbawah + i.h
yi = f(xi)
2. Pengamatan awal
c. Dapatkan dua nilai pendekatan awal diantara nilai x (b) sebagai nilai a
3. Penulisan hasil
a. Dapatkan nilai akar xr setiap iterasi dari awal sampai dengan akhir
iterasi
a. Niali error (e) akar ditentukan = 0.0001 sebagai pembatas iterasi nilai
f(x)
Soal Wajib
+ = 0
Program Penyelesaian
clear all
clc;
disp('=====================================')
%Deklarasi
disp('=');
fx=0; % inisiasi fx
disp(' x f ')
disp('----------------------------------')
%Perulangan
for x=1:N
if f==0
x
else
end
end
Hasil
=====================================
x f
----------------------------------
-0.9000000 -0.4934303
-0.8000000 -0.3506710
-0.7000000 -0.2034147
-0.6000000 -0.0511884
-0.5000000 0.1065307
-0.4000000 0.2703200
-0.3000000 0.4408182
-0.2000000 0.6187308
-0.1000000 0.8048374
-0.0000000 1.0000000
Soal Tambahan
Uap air didisosiasikan (dipecah) menjadi H2 dan O2 pada tekanan 0,2 atm sebagai
berikut :
1
2 2 + 2
2
2
=
(1 ) (2 + )
Program penyelesaian
clear all
clc;
disp('=====================================')
%Deklarasi
fx=0; % inisiasi fx
disp(' x f ')
disp('----------------------------------')
%Perulangan
for x=1:N
f=0.20866624*x^3-0.89626752*x^2-1.61853376*x+0.41733248;
if f==0
else
end
end
Hasil
=====================================
x f
----------------------------------
0.9000000 -1.6132069
0.8000000 -1.3442686
0.7000000 -1.0832397
0.6000000 -0.8313722
0.5000000 -0.5899180
0.4000000 -0.3601292
0.3000000 -0.1432577
0.2000000 0.0594444
0.1000000 0.2467251
0.0000000 0.4173325
7. Kesimpulan
1. Tujuan :
2. Dasar Teori :
Ide awal metode ini adalah metode table, dimana area dibagi
bagian, dari dua bagian ini dipilih bagian mana yang mengandung dan bagian
x1
x2
x3
+
bawah (a) dan batas atas (b).Kemudian dihitung nilai tengah : x = 2
Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan keberadaan akar. Secara
matematik, suatu range terdapat akar persamaan bila f(a) dan f(b) berlawanan
Setelah diketahui dibagian mana terdapat akar, maka batas bawah dan batas
atas di perbaharui sesuai dengan range dari bagian yang mempunyai akar.
(5) Jika f(a).f(b)>0 maka proses dihentikan karena tidak ada akar, bila
tidak dilanjutkan
+
(6) Hitung xr = 2
(8) Bila f(xr).f(a)<0 maka b=xr dan f(b)=f(xr), bila tidak a=xr dan
f(a)=f(xr)
dan didapatkan
start
Input :
Batas xbawah(a)
Batas xatas (b)
Toleransi Error (e)
Iterasi Maksimum (N)
T
F(a).F(b) > 0 Tampilkan :
Tidak ada
akar
F
Inisialisasi :
kondisi = 1 (akar blm ketemu)
iterasi = 0
F
Tampilkan :
kondisi=1 akar xr dan F(xr)
F
iterasi = iterasi +
1 Hitung : xr F
=(a+b)/2
Dapatkan F(xr)
T
|(b-a)|< e or >n kondisi = 0
F T
F(a).F(xr) < 0 b=xr dan F(b)=F(xr)
F
END
5. Tugas Pendahuluan
6. Prosedur Percobaan
2. Pengamatan awal
F(a)*F(b)<0
3. Penulisan hasil
a. Dapatkan nilai akar xr setiap iterasi dari awal sampai dengan akhir
iterasi
c. Dapatkan xr = a + b
2
Perkecil rangenya dengan :
Akhir iterasi ditentukan sampai dengan 10 iterasi atau jika nilai |(b-a)|< e
Soal Wajib:
X3 5X + 3 = 0
Coding:
f=inline('(x^3)-(5*x)+3');
fa = f(xa);
fb = f(xb);
fprintf('----------------------------------------\n')
break;
end;
fa = f(xa);
fb = f(xb);
tol=1e-4;
n=0;
nmax=30;
%xc=0;
xc = (xa + xb)/2.0;
n=n+1;
xb = xc;
fb = fc;
else
xa = xc;
fa = fc;
end;
end
Hasil:
iterasi ke- x f
----------------------------------------
1 0.5000000 -1.000000000
2 0.7500000 -0.328125000
3 0.6250000 -0.328125000
4 0.6875000 -0.112548828
5 0.6562500 -0.112548828
6 0.6718750 -0.056079865
7 0.6640625 -0.027474880
8 0.6601563 -0.013081014
9 0.6582031 -0.005861394
10 0.6572266 -0.002245932
11 0.6567383 -0.000436790
12 0.6564941 -0.000436790
13 0.6566162 -0.000436790
14 0.6566772 -0.000210581
Soal Tambahan:
menurunkan temperatur campuran gas panas tersebut dari 550 oF adalah 2716
didinginkan.
=
Coding :
f=inline('7.053*(t-550)+6.1210e-004*(t^2-550^2)-8.7080e-008*(t^3-
550^3)-2716');
fa = f(ta);
fb = f(tb);
fprintf('----------------------------------------\n')
break;
end;
fa = f(ta);
fb = f(tb);
tol=1e-4;
n=0;
nmax=30;
%xc=0;
tc = (ta + tb)/2.0;
n=n+1;
iterasi ke- t f
-------------------------------------------------
1 500.0000000 -3097.182315000
2 700.0000000 -1558.661755000
3 800.0000000 -776.263275000
4 850.0000000 -382.008070000
5 875.0000000 -184.145049375
6 887.5000000 -85.033256172
7 893.7500000 -35.432735303
8 896.8750000 -10.621374608
9 898.4375000 -10.621374608
10 897.6562500 -4.417380856
11 898.0468750 -1.315211115
12 898.2421875 -1.315211115
13 898.1445313 -0.539650678
14 898.1933594 -0.151867760
15 898.2177734 -0.151867760
16 898.2055664 -0.054921749
17 898.2116699 -0.006448702
18 898.2147217 -0.006448702
19 898.2131958 -0.006448702
20 898.2124329 -0.000389569
21 898.2128143 -0.000389569
22 898.2126236 -0.000389569
23 898.2125282 -0.000389569
8. Kesimpulan
1. Tujuan :
2. Dasar Teori :
memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas rrange. Seperti
halnya metode biseksi, metode ini bekerja secara iterasi dengan melakukan update
(). ().
=
() ()
Dengan kata lain titik penedekatan x adalah nilai rata-rata range berdasarkan F(x).
-2
-4 x1
-6
x2
-8
-10
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2
3. Algoritma Metode Regula Falsi :
(). ().
=
() ()
Hitung Fx = f(x)
Jika Fx.Fa < 0 maka b = xr dan Fb = Fxr jika tidak a = xr dan Fa = Fxr
4. Tugas Pendahuluan
5. Prosedur Percobaan
2. Pengamatan awal
sumbu sebagai nilai a (=batas bawah) dan nilai b(=batas atas). Dimana
F(a)*F(b)<0
3. Penulisan hasil
a. Dapatkan nilai akar xr setiap iterasi dari awal sampai dengan akhir
iterasi
e. Akhiri iterasi ditentukan sampau dengan 10 iterasi atau jika nilai |(b-
a)|<e
a. Nilai error (e) akar ditentukan = 00001 sebagai pembatas iterasi nilai
f(x)
6. Tugas Tambahan
8. Kesimpulan
1. Tujuan :
2. Dasar Teori :
g(x) inilah yang menjadi daerah iterasi pada metode iterasi sederhana secara grafis
Xi = g (xi-1)
Hitung f(xi)
START
Input :
- Pendekatan awal (x0)
- Toleransi Error (e)
- Iterasi Maksimum
x = x0
Dapatkan y=F(x)
Inisialisasi :
Iterasi = 0
F
lF(x)l>=e&& iterasi <=N
Iterasi=iterasi+1
Dapatkan :
X=G(x)
Y=F(x)
Tampilkan :
Akar x dan
F(x)
Akar Terletak di x
Dengan nilai F(x)
END
5. Tugas Pendahuluan
6. Prosedur Percobaan
2. Penamatan awal
b. Amati perpotongan dua kurva fungsi, itu adalah nilai akar yang dicari,
3. Penulisan hasil
a. Dapatkan nlai akar xi setiap iterasi dari awal sampai akhir iterasi
c. Akhir iterasi ditentukan sampai dengan 10 iterasi atau jika nilai f(xi)<e
a. Nilai error (e) akar ditentukan = 0,0001 sebagai pembaas iterasi nilai
f(x)
d. Pengubahan nilai x0
7. Tugas Tambahan
Listing Program
1. %Program Iterasi Sederhana
2. clear all
3. clc;
4. disp('Program Metode Iterasi Sederhana');
5. disp('================================');
6. x0 = input ('nilai tebakan awal = ');
7. e = input ('nilai toleransi error = ');
8. disp('================================');
9. disp(' 1 x N ');
10. disp('================================');
11. %Perulangan
12. i=1;
13. for (i = 1 : 10)
14. xr =(-1)*(-1/exp(x0)); %g(x)
15. fx = xr*exp(-xr)+1; %F(x)
16. N = abs (xr - x0); %
17. x0 = xr;
18. fprintf('%3.0f %12.6f %12.6f\n',1,x0,N);
19. i=i+1;
20. if N > e
21. continue ;
22. else
23. break
24. end
25. end
26. disp('================================');
27. fprintf('Akarnya Adalah = %10.8f\n',x0);
28. %Cetak akar
Hasil Percobaan
Program Metode Iterasi Sederhana
================================
nilai tebakan awal = -1
nilai toleransi error = 0
================================
1 x N
================================
1 2.718282 3.718282
1 0.065988 2.652294
1 0.936142 0.870154
1 0.392138 0.544004
1 0.675611 0.283473
1 0.508845 0.166766
1 0.601189 0.092344
1 0.548159 0.053030
1 0.578013 0.029853
1 0.561012 0.017001
================================
Akarnya Adalah = 0.56101212
9. Kesimpulan
1. Tujuan :
linear.
2. Dasar Teori :
titik awal dan mendekatinya dengan memperhatikan slope atau gradien pada titik
(Xn)
tersebut. Titik pendekatanya ke n+1 ditulis dengan Xn+1 = xn+ (n)
()
Xi+1 = xi+ ()
START
Input :
Pendekatan awal (x0)
Toleransi Error (e)
Iterasi Maksimum (N)
x=x0
Inisialisasi :
Iterasi = 0
Iterasi=iterasi+1
Dapatkan :
(1)
Xi+1 = X1- atau (x1=x-(y1/y2) )
1(1)
y1=F(x1), y2=FT(x1) , x=x1
Tampilkan :
Akar x dan F(x)
Akar Terletak di x
Dengan Nilai F(x)
END
5. Coding dan Hasil Percobaan
Soal : x+x2-2x-3=0
List Program :
df=inline('2*x + 2','x');
n=0;
disp('xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx');
disp(' 1 xa error');
disp('xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx');
n=n+1;
e=abs(f(xa));
end
Hasil :
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
1 xa error
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
6. Kesimpulan :
Program berjalan dengan baik, tidak terjadi error dan hasil didapatkan.
PRAKTIKUM 6
SECANT
1. Tujuan
2. Dasar Teori
raphson dimana kemiringan dua titik dinyatakan secara diskrit, dengan mengambil
()(1)
y-y0 = (x-x0) atau, dimana m diperoleh dari mn = (1)
Yn+1 yn = mn(Xn+1-Xn)
1
Atau : +1 =
+1
+1 =
+1
Persamaan ini yang menjadi dasar pada proses pendekatan dimana nilai
pendekatannya adalah : = +1
+1
Sehingga untuk menggunakan metode secant ini diperlukan dua titik pendekatan
x0 dan x1. Kedua titik pendekatan ini diambil pada titik-titik yang dekat agar
3. Algoritma
diharapkan.
Hitung +1 = (+1 )
Soal Wajib
%Program_Secant
clear all
clc
f=inline('x^2-(x-1)*exp(-x)','x');
tol=1e-6;
n=0;
xc=0;
nmax=30;
xa = input('Berikan terkaan awal 1 : ');%1
xb = input('Berikan terkaan awal 2 : ');%8
fa = f(xa);
fb = f(xb);
if (fa==fb)
fprintf('Dua terkaan awal sama, ulangi!!')
break;
end;
while abs(f(xc))>tol & nmax
n=n+1;
xc = xb - (xa-xb)/(fa-fb)*fb;
xa = xb;
fa = fb;
xb = xc;
fb = f(xb);
fc = f(xc);
fprintf('%i %f \n',n,xc);
end
Hasil
Soal Tambahan
%Program_Secant
clear all
clc
f=inline('7.053+1.2242*0.001*x-2.6124*0.0000001*x','x');
tol=1e-6;
n=0;
xc=0;
nmax=30;
xa = input('Berikan terkaan awal 1 : ');%1
xb = input('Berikan terkaan awal 2 : ');%8
fa = f(xa);
fb = f(xb);
if (fa==fb)
fprintf('Dua terkaan awal sama, ulangi!!')
break;
end;
while abs(f(xc))>tol & nmax
n=n+1;
xc = xb - (xa-xb)/(fa-fb)*fb;
xa = xb;
fa = fb;
xb = xc;
fb = f(xb);
fc = f(xc);
fprintf('%i %f \n',n,xc);
end
Hasil
5. Kesimpulan
1. Tujuan
2. Dasar Teori
linier. Fungsi ini disebut fungsi fzero. Fungsi ini terdiri dari beberapa metode
yang dipadukan untuk menyelesaikan berbagai persoalan secara cepat dan tepat.
dengan :nama_fungsi adalah nama suatu fungsi yang berisi persamaan yang akan
tol adalah ketepatan penyelesaian jika trace mempunyai nilai lebih dari 1.
x = fzero(nama_fungsi,xo
3. Algoritma
Soal 2x2 3x + 1 = 0
Sub Program :
function y = zerox(x)
y=2*x^2-3*x+1;
Main Program :
z=fzero(@zerox,1)
5. Hasil Percobaan
z=1
6. Kesimpulan
1. Tujuan
simultan
2. Dasar Teori
diperoleh nilai dari suatu variable bebas. Cara eliminasi ini sudah banyak dikenal.
Untuk menggunakan metode eliminasi Gauss ini, terlebih dahulu bentuk matrik
Metode eliminasi gauss, adalah suatu metode dimana bentuk matrik diatas, pada
bagian kiri diubah matrik segitiga atas atau segitiga bawah dengan menggunakan
elemen matrik berdasarkan barisnya, tanpa mengubah matriknya. OBE pada baris
+ . = + . - . .
Dimana c adalah konstanta pengali yang diambil dari perhitungan nilai dari
3) Untuk baris ke i dimana i=1 s/d n, perhatikan apakah nilai a i,i sama
dengan nol.
Bila ya :
Pertukarkan baris i dan baris ke i+k n, dimana a i+k,i tidak sama dengan
nol, bila tidak ada berarti perhitungan tidak bisa dilanjutkan dan proses
Hitung + . = + . - . .
pertama)
1
= ( .+1 +1 .+2 +2 .+ +
.
Catatan :
Metode eliminasi gauss ini sebenarnya merupakan meotde eliminasi yang
augmented matrik.
%Elim Gauss
clear all
clc
%Penyusunan Matriks A
A = [ 1 1 -2
2 -3 1
2 -2 -1] ;
%Penyusunan Matriks B
B=[368];
n = 3; %ordematriks
x = elimgauss (A,B,n);
disp = (' ');
disp = (' Hasil penyelesaian persamaan');
disp = ('-----------------------------');
x1 = x (1)
x2 = x (2)
x3 = x (3)
6. Hasil Program
x1 = 1
x2 = -2
x3 = -2
7. Kesimpulan
1. Tujuan :
simultan.
2. Dasar Teori :
11 12 13 1 1 1
21 22 23 2 2 2
31 32 33 3 3 = 3
[1 2 3 ] [
] [ ]
A x = B
Suatu matriks jika dikalikan dengan matriks identitas maka akan dihasilkan
matriks itu sendiri. Matriks identitas adalah matriks bujursangkar yang terdiri dari
bilangan 0 pada setiap elemennya kecuali pada diagonal matriks yang mempunyai
bilangan 1.
1 0 0
[0 1 0] = I
0 0 1
Jika matriks identitas tersebut dikalikan dengan matriks lain maka akan
dihasilkan matriks itu sendiri. Contohnya jika matriks tersebut dikalikan dengan B
I B = B
Inversi matriks A adalah jika inversi matriks A tersebut dikalikan dengan A maka
A-1 A = I
Ax=B
A-1 A x = A-1 B
I x = A-1 B
x = A-1 B
11 12
Inversi matriks A ukuran 2 x 2 [ ] dapat ditentukan dengan cara :
21 22
1 11 12
A-1 = 11221221 [ ]
21 22
Soal Wajib
a. clear all;
b. clc;
c.
d. %Penyusunan Matriks AA
e. AA=[2 5 -4
f. 3 -2 5
6 3 -2];
g. %Penyusunan Matriks BB
h. BB=[28 19 4];
i. CC= inv(AA)*BB';
j. disp(' ')
l. disp('------------------------------------')
m. x=CC(1)
n. y=CC(2)
o. z=CC(3)
Hasil
-12x1 + x2 8x3 = -80
x 6x2 + 4x3 = 13
-2x1 x2 + 10x3 = 90
Nilai x, y, dan z
x: -0.8430
y: 3.8362
z: 9.2150
Soal Tambahan
Tiga senyawa hidrokarbon berada dalam suatu tabung, dengan tekanan 3 atm
dan berada dalam keadaan kesetimbangan fase cair gas. Hitunglah komposisi
fraksi mol cairan ketiga gas tersebut, dengan data data dan rumus di bawah ini.
x1 = 1
y1 = 1
yiPT = xiPi0
Dengan :
PT = tekanan total
5 5 5
P10 = 2atm , P20 =3atm , P30 =4atm
PT = 2 atm, H = 30 kcal
Nilai x, y, dan z
x: 0.5000
y: 0.3000
z: 0.2000
4. Kesimpulan
1. Tujuan :
simultan
2. Dasar teori :
Metode ini similar dengan metode eliminasi Gauss. Matruks koefisiwn konstanta
diubah menjadi 2 matriks lain, yaitu L dan U; dengan L adalah matriks triangular
A = LU
Ax = b
L U x = L b*
U x = b*
diperoleh matriks b*. Jika matriks U dikalikan dengan matriks x akan diperoleh
%DekomposisiLU
clear all
A =[3 -1 2
211
4 -2 1]
B = [16;1;18]
det (A);
%Dekomposisi Matriks A
[L,U] = lu (A)
%Menentukan Matriks x
x= inv(U)*inv(L)*B
hasil program
A=
3 -1 2
2 1 1
4 -2 1
B=
16
18
L=
0.5000 1.0000 0
1.0000 0 0
U=
0 2.0000 0.5000
0 0 1.1250
Maka matrix x=
x=
-5
Soal Tambahan
%Dekomposisi LU
clear all
-1 5290 0.6
-1 3120 1.8]
B = [43.7;21.5;24.2]
det (A);
%Dekomposisi Matriks A
[L,U] = lu (A)
%Menentukan Matriks x
disp('Sh=K1*(Re^K2)*(Sc^K3)')
k1k2k3= inv(U)*inv(L)*B
Hasil program
A=
1.0e+004 *
B=
43.7000
21.5000
24.2000
L=
1.0000 0 0
1.0000 1.0000 0
U=
1.0e+004 *
0 0 -0.0001
Sh=K1*(Re^K2)*(Sc^K3)
k1k2k3 =
5.5351
0.0040
9.5358
4. Kesimpulan
Program dapat berjalan dengan baik.
PRAKTIKUM 11
Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Metode Eliminasi Gauss Jordan
1. Tujuan :
linier.
2. Dasar Teori :
augmented matrik, pada sebelah kiri diubah menjadi matrik diagonal sebagai
berikut :
11 12 13 1 1 1 0 0 0 0 1
21 22 23 2 2 0 1 0 0 0 2
31 32 33 3 3 0 0 1 0 0 3
[1 2 3 ] [0 0 0 0 1 ]
Penyelesaian dari persamaan linier simultan diatas adalah nilai d1,d2,d3,,dn dan
atau :
x1 = d1,x2=d2;x3=d3|,..,xn = dn
Hanya perhitunga penyeleseaian secara langsung diperoleh dari nilai pada kolom
Bila ya :
dengan nol, bila tidak ada berarti perhitungan tidak bisa dilanjutkan
(b) Jadikan nilai diagonalnya menjadi satu, dengan cara untuk setiap
,
kolom k, dimana k= 1 s/d n+1, hitung ai,k = ,
Hitung c = aj,i
pertama).
4. Flowchart eliminasi Gauss Jordan :
START
Input :
i =1 s/d n
A[i][i] =
0
j = 1 s/d n
j=i
A[j][j] 0
5 i =1 s/d n
K = i s/d n+1
A[i][k] = A[i][k]/A[i][i]
5 j = i + 1 s/d n
5 K = i s/d n+1
C = A[j][i]
5
A[j][k] = A[j][k].(C*A[i][k])
4 k
4 j
5
4 i
i = n s/d 1
Tampilkan :
X[i] = A[i][n+1]
END
5. Coding
a = [1 1 1 6
2 1 2 10];
[m,n]=size(a);
for j=1:m-1
for z=2:m
if a(j,j)==0
t=a(j,:);a(j,:)=a(z,:);
a(z,:)=t;
end
for i=j+1:m
a(i,:)=a(i,:)-a(j,:)*(a(i,j)/a(j,j));
end
end
x=zeros(1,m);
for s=m:-1:1
c=0;
for k=2:m
c=c+a(s,k)*x(k);
end
x(s)=(a(s,n)-c/a(s,s));
end
end
x'
Soal Wajib
x1 + x2 + x3 =6
x1 + 2x2 3 =2
2x1 + x2 + 2x3 = 10
a=
1 1 1 6
0 1 -2 -4
0 0 -2 -6
ans =
28
-16
-6
Soal Tambahan
Selain hubungan gas ideal yang telah dikenal, ada banyak persamaan lain
P (atm) V (L/mol)
1 4
2 9/2
3 16/3
Susunlah data-data diatas menjadi persamaan aljabar linear simultan dan
selesaiakan
Coding
a = [1 1 1 4
1249
1 3 9 16];
[m,n]=size(a);
for j=1:m-1
for z=2:m
if a(j,j)==0
t=a(j,:);a(j,:)=a(z,:);
a(z,:)=t;
end
for i=j+1:m
a(i,:)=a(i,:)-a(j,:)*(a(i,j)/a(j,j));
end
end
x=zeros(1,m);
for s=m:-1:1
c=0;
for k=2:m
c=c+a(s,k)*x(k);
end
x(s)=(a(s,n)-c/a(s,s));
end
end
x'
Hasil
a =
1 1 1 4
0 1 3 5
0 0 2 2
ans =
-1
7. Kesimpulan
1. Tujuan
2. Dasar Teori
Pada metode integral Reimann setiap daerah dinyatakan sebgai empat persegi
panjang dengan tinggi f(Xi) dan lebar Xi. Pada metode trapezoida ini setiap
Dan luas keseluruhan dihitung dengan menjumlahkan luas dari semua bagian
trapezium
1
=
1=0
Sehingga diperoleh :
1
1
= ( + +1 ) = (0 + 2 + 22 + + 21 + )
2 2
=0
3. Algoritma Metode Integrasi Trapezoida adalah :
1. Definisikan y=f(x)
4. Hitung h=(b-a)/n
5. Hitung
1
= (0 + 2 +
2
=1
1- clc
2- clear all
3- f=@(x) ((x^2)-2*x-3);
4- x0=input('masukan nilai batas atas x0=');
5- xn=input('masukan nilai batas bawah xn=');
6- N=input('masukan total nomor strips N=');
7- h=((xn-x0)/N);
8- area=0;
9- while (x0<xn)
10- area=area+(h/2)*(f(x0)+f(x0+h));
11- x0=x0+h;
12- end
13- fprintf('Area oleh cara trapezoid=%f', area);
Hasil
(2 3 + 3 2 + + 7)
5. Kesimpulan
1. Tujuan :
2. Dasar Teori :
trapezoida, hanya saja daerah pembaginya bukan berupa trapezium tetapi berupa
seperti terlihat pada gambar berikut ini. Atau dengan kata lain metode ini adalah
pembobot berat
L = 2 (1 + ) + 2 ( + +1 ) = 2 (1 + 2 + +1 )
Pemakaian aturan simpson dimana bobot fi sebagai titik tengah dikalikan dengan
L = 3 (1 + 2 ) + 3 (2 + +1 ) = 3 (1 + 4 + +1 )
Dengan menggunakan aturan simpson, luas dari daerah yang dibatasi fungsi
L = 3 (0 + 2 ) + 3 (2 + 2 ) + 3 (2 + 23 ) + 3 (23 + 4 ) + +
(21 + )
3
kecil.
3. Algoritma Metode Integrasi Simpson adalah :
1) Definisikan y=f(x)
4) Hitung h=(b-a)/n
5) Hitung
L =2 (0 + 4 + 2 + )
List Program
clear;clc;
y=@(x)(2*x^4-x^3+1/2*x^2+5*x)
syms x;
h=(b-a)/n;
t=a;
fa=subs(f,x,a);
fb=subs(f,x,b);
sum1=0;
sum2=0;
for i=1:(n-1)
t=t+h;
if mod(i,2)~=0
ganjil=subs(f,x,t);
genap=0;
else
genap=subs(f,x,t);
ganjil=0;
end
sum1=sum1+ganjil;
sum2=sum2+genap;
end
disp(h/2*(fa+4*sum1+2*sum2+fb))
disp(' ');
disp(-(h/2*(fa+4*sum1+2*sum2+fb)- analitik))
Hasil
y=
@(x)(2*x^4-x^3+1/2*x^2+5*x)
Batas bawah= 1
Batas atas= 2
Banyaknya segmen/interval= 3
21.5957
-17.5957
5. Kesimpulan
1. Tujuan
numerik.
2. Dasar Teori
() = ( ) + ( )
1 32 1
2 () = [(4 1). . ] =
2 2 2
1
Akar-akar dari persamaan polinomial di atas adalah jadi diperoleh:
3
1 1
0 = dan 0 =
3 3
2 2
0 = 1 = 1 dan 1 = 1 =1
(1 ).3 (1 ).3
3 3
1 1
() = ( )+ ( )
3 3
3. Algoritma
(2) Tentukan batas bawah (a) dan batas atas integrasi (b)
1 1
= ( ) + ( + )
2 2
1 1 1
= ( ) ( ( ) + ( + ))
2 2 2
(5) Hitung:
1 1
= ( )+( )
3 3
Soal Wajib
() = 3 + 2 2 + 10 2
Listing Program
Sub Program
Main Program
Hasil Program
Soal Tambahan
Suatu proses dengan katalis porous mempunyai kecepatan reaksi:
( ) = 0.7
2 .............(1)
0.3173
1.0357+
=( )..................(2)
1+0.4172
=12........(3)
Bentuk sederhananya:
0.9471 2
( )=
1 + 5.0064
Listing Program
Hasil Program
5. Kesimpulan
1. Tujuan:
2. Dasar Teori:
Y= a0 + a1x
SSE SSE
Minimasi SSE, jika = 0 dan =0
a0 a1
SSE SSE
Minimasi SSE, jika = 0 dan =0
a0 a1
SSE
= -2 (yi a0 a1x1)
a0
yi a0 a1a1x =0
yi n a0 a1x1 =0
N a0 ax y
SSE
= -2 [(yi a0 a1x1)x1 =0
a1
xiyi a0 a1a1x12 =0
a0xi.a1x1.xiyi
Penyelasaian pers di atas menjadi:
A= y + a1x
3. Algoritma
di atas
persamaan BET
q maka dc
q = (ts c )[1 + (dd)c/cs]
Penyelesain:
a. Linierisasi dari persamaan BET yaitU
Y = C / (Cs C)/q
X=C
- Nilai d = 37.7048
0,01
0,009
9
0,008
0,007
0,006
0,005
0,004
0,003
0,002
0,001
0
0 2 4 6 810 12 14 16 18 20
clc
% Data - data
V = [15 12 9 6];
t = [5 6 7 8];
f = [3 2 1.29 0.75]
% Linierisasi
y=log(f);
x=log(V);
% fungsi polyfit
p = polyfit(x,y,1);
% Paramater BET
r = exp(p(1))
f = r*3.6^0.5
t = 36/f
plot(x,y, 'k^',x,y,'k-','linewidth',2)
Hasil
Dari suatu penelitian diperoleh data:
cs =
49
ans =
46
5. Kesimpulan
PRAKTIKUM 27
Differensiasi Numerik Selisih Maju
1. Tujuan
2. Dasar Teori :
( + ) ()
() =
Pengambilan h diharapkan pada nilai yang kecil agar errornya kecil, karena
() = ()
3. Masukkan nilai pendekatan awal : batas bawah a, batas atas b, dan nilai step h
( + ) ()
() =
1 function yhs1=difma1(x)
-
2- %persamaan
z
3-s yhs1= x^2 - 2*x - 3
a
Run_soal (main program)
xi = 2
yhs1 = -3
yhs1 = -2,9799
yhs1 = -3
hdotma = -3
5. Kesimpulan
1. Tujuan
numerik.
2. Dasar Teori
dua titik sekitar dari titik yang diukur. Perhatikan selisih maju pada titik x-h
adalah :
() ( )
f1 ( x-h ) =
(+) ( )
f2 ( x ) =
() f2 ( )
f ( x ) =
Atau dituliskan :
(+) ( )
f ( x) = 2
3. Masukkan nilai pendekatan awal : batas bawah a, batas atas b , dan nilai
step h
Soal X3 + 4X - 6
Main Program
clear all;
clc;
xi = 2;
h = 0.01;
xip = xi+h;
xim = xi-h;
fxip = dif01(xip);
fxim = dif01(xim);
ydot = (fxip-fxim)/(2*h);
hdotpus = dif01(xi)
Sub Program
%persamaan
yhs1 = (x.^3)+(4*x)-6;
Hasil Percobaan
Hdot plus = 10
5. Kesimpulan
1. Tujuan
mundur.
2. Dasar Teori
biasa. Perbedaan utama antara metode numeric dan metode analitik sebenarnya
menghasilkan solusi dalam bentuk angka. Kedua, dengan metode numeric hanya
akan didapatkan nilai dalam bentuk hampiran, namun solusi hampiran dapat
() ( )
() =
Pengambilan h diharapkan pada nilai yang kecil agar errornya kecil, karena
3. Algoritma
3. Masukkan nilai pendekatan awal ; batas bawah a, batas atas b,d dan nilai
step h
() ( )
() =
1 function yhs1=dif01(x)
-
2- %persamaan
z
3-s yhs1= f(x)
a
Run_soal (main program)
2-. clc;
3-. xi=2;
4-. h=0.01;
5-. %xip=xi+h
6-. xim=xi-h;
7-. fxi=dif01(xi);
8-. fxim=dif01(xim);
9-. ydot=(fxi-fxim)/h;
10-. hdotmu=dif01(xi)
Hasil
f(x) = x2 + 2
xi = 2
xim = 1.990000
ydot = 3.989999999999938
hdotmu = 6
5. Kesimpulan